(Peserta Guru-Tidak ada foto) Kurikulum Berbasis Inovasi Jembatan Lahirnya Embrio Madani Indonesia Oleh Lestari Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang sangat heterogen, majemuk dan kompleks dengan berbagai karakter yang melekat pada pribadi individu tersebut. Aturan, tata krama, kebiasaan ataupun hukum adat yang berlaku dalam masyarakat yang majemuk jelas terdapat perbedaan yang sangat signifikan dan menunjukkan kepribadian masing masing golongan masyarakat pada suatu daerah tertentu. Tidak bisa kita pungkiri bahwa hal itu berkorelasi pula dengan tata aturan pendidikan awal yang akan diberikan oleh tiap orang tua dalam mendidik anak - anak mereka agar dapat senantiasa menjunjung tinggi nilai - nilai karakter daerah tanpa harus mengesampingkan kemajuan teknologi yang turut menjadi pendukung dalam menciptakan generasi madani yaitu generasi penerus bangsa yang berkualitas, berprestasi, berakhlak mulia dan menghargai seluruh jasa - jasa para pendahulunya. Dengan adanya fenomena tersebut, pemerintah harus jeli, arif dan bijaksana dalam menentukan arah kebijakan pendidikan mulai dari tingkat dasar hingga ke tingkat yang lebih tinggi sehingga tujuan pendidikan nasional dapat benar - benar terimplementasi dengan semestinya. Perlu dipahami bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Pada era globalisasi sekarang ini, desentralisasi pengelolaan pendidikan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan kondisi daerah sebab satuan pendidikan merupakan pusat pengembangan nilai - nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan yang terjadi di sekolah. Nilai - nilai yang dimaksud diantaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai - nilai tersebut terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan dalam lingkungan pendidikan formal. Perkembangan zaman dan teknologi menuntut kita untuk lebih pro aktif melihat berbagai masalah, peluang dan kesempatan sehingga perlu adanya suatu terobosan baru dalam dunia pendidikan agar proses pencetakan generasi madani dapat lebih terarah, terkontrol dan terjamin kualitasnya dan sumber daya manusianya dapat terberdayakan dengan baik sesuai dengan kompetensi unggul yang dimilikinya. Salah satu bentuk awal renaissance yang perlu mendapat perhatian ekstra dari pemerintah sebagai penentu kebijakan yang tepat adalah membangun kurikulum berbasis inovasi yang oleh sebagian orang dianggap sebagai sesuatu yang naif dan terlalu berlebihan melihat kondisi bangsa Indonesia yang boleh dikatakan berada diambang kegalauan, kebimbangan, dan keterikatan dalam menentukan berbagai kebijakan di lingkungan permasalahan yang amat kompleks dan butuh pemikiran, figur, dan reaksi yang perfect dalam menyelesaikannya. Kurikulum berbasis inovasi diharapkan dapat menjawab semua tantangan zaman, teknologi modern, dan perubahan globalisasi yang kian hari kian semakin merekah seakan ingin menghipnotis semua individu yang aktif beraktivitas meraih asa. Dalam merealisasikan kurikulum berbasis inovasi sangat memerlukan sumbangsih dari segenap pihak baik lingkup kecil maupun lingkup yang lebih luas dalam rangka menuangkan berbagai inovasi kreatif dari para generasi penerus bangsa yang haus akan hal - hal yang baru. Tenaga pendidik hanya berperan sebagai motivator, fasilitator, dan inovator serta mediator awal dalam mengasah kreatifitas peserta didik calon generasi yang memiliki berbagai keunggulan dan kecerdasan masing - masing. Suasana pembelajaran tidak lagi didominasi oleh tenaga pendidik sebagai pusat sumber belajar namun lebih mengarahkan peserta didik sebagai sasaran utama untuk menciptakan dan menemukan sesuatu yang belum pernah mereka ketahui melalui berbagai sumber belajar, media pembelajaran dan strategi serta model - model pembelajaran. Kompetensi tenaga pendidik dalam hal kepribadian, profesional, sosial dan kepemimpinan menjadi syarat mutlak dalam pencapaian keberhasilan pendidikan di samping berbagai sarana dan pra sarana yang dapat membantu penciptaan peserta didik yang senang berkreasi dan berinovasi tersebut. Di samping itu pula, pemerintah diharapkan dapat memberikan dan menyediakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh lembaga pendidikan formal dalam rangka pencapaian target pendidikan yang bermutu. Para konsumen pendidikan jangan sampai terlena dan lupa untuk memberikan apresiasi positif kepada pemerintah yang telah memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang - kurangnya 2 0 % dari anggaran pendapatan dan belanja negara serta APBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. O leh karena itu, keikhlasan pengorbanan, perhatian, dan kepedulian ekslusif harus selalu dilakukan oleh berbagai stakeholder pendidikan dalam rangka menyukseskan proses membangun kurikulum berbasis inovasi dan jangan hanya dibebankan kepada tenaga pendidik. O rang tua yang berada di lingkungan terdekat generasi cerdas tersebut merupakan motivator terbesar mereka untuk pengembangan potensi berkelanjutan sehingga tercipta sumber daya manusia yang memang memiliki keunggulan - keunggulan sehingga dapat membawa harum nama bangsa, negara serta keluarga. Brand pendidikan gratis bukan berarti pihak orang tua lepas tanggung jawab terhadap kemajuan pendidikan , namun harus secara sukarela pula untuk dapat memberikan berbagai pemicu keberhasilan operasional pendidikan yang mengedepankan kreatifitas peserta didik sebagaimana yang diharapkan dalam kurikulum berbasis inovasi, baik berupa kritik dan saran yang bersifat konstruktif maupun berupa bantuan penyediaan sarana dan prasarana sekunder pendidikan sehingga dengan demikian tidak ada istilah terlambat dalam mewujudkan tujuan negara untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Semua harus kita lakukan dengan langkah nyata, konkritisasi perlu kita laksanakan agar para generasi unggul, generasi cerdas, generasi yang beriman dan bertakwa, generasi berkarakter melihat bagaimana sepak terjang para pendukung mereka yang telah banyak berjuang, berkorban, berinspirasi, dan berbuat semaksimal mungkin untuk memberikan ruang penuangan kreasi, inovasi, inspirasi, potensi para calon pemimpin bangsa agar tidak tersia siakan. O leh karena itu, patutlah berbangga hati bahwa pada milenium kedua ini pemahaman orang tua, masyarakat, lembaga - lembaga pendidikan formal dan informal, serta pemerintah seakan telah menemui titik temu yang berimbas pada adanya satu persepsi dalam pencapaian target pendidikan bermutu yang dibarengi dengan adanya komunikasi yang baik antara berbagai pihak terkait dalam dunia pendidikan. Segala fasilitas pendidikan telah disediakan secara lengkap dalam berbagai bentuk dan cara, tempat penyaluran kreatifitas telah menjamur di bumi persada, tempat penuangan inovasi para generasi unggul semakin hari semakin mendapat respon positif dan penghargaan yang luar biasa, animo masyarakat makin meningkat terhadap hasil karya anak bangsa, pemerintah memberikan acung jempol dan apresiasi yang amat membanggakan terhadap para generasi unggul, generasi cerdas, generasi berkarakter, dan generasi yang senantiasa mengembangkan potensi dan menciptakan inovasi yang luar biasa. Dengan adanya berbagai reaksi positif dari berbagai pihak tersebut, maka dapatlah dipastikan bahwa kurikulum berbasis inovasi yang memberikan keleluasaan kepada para peserta didik sebagai generasi muda yang unggul, cerdas dan berprestasi dengan tetap memiliki karaktek yang sarat dengan nilai - nilai budaya bangsa untuk mengembangkan potensi, kreasi, inovasi, dan inspirasi cemerlang dapat dilaksanakan dan dipraktekkan dalam semua jenjang lembaga pendidikan formal khususnya dengan tetap mendapat pengawasan, arahan, petunjuk, dan bimbingan dari tenaga pendidikan dan pemerintah secara komprehensif. "Majulah pendidikan Indonesia, tingkatkan semangat kreatifitas dan inovatif, tiada kata telambat untuk mencoba, hilangkan rasa putus asa, dan mari bersatu cipta generasi madani Indonesia." (* )