perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BAB I

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Setiap negara akan selalu berusaha untuk mengembangkan dan
meningkatkan pembangunan, kesejahteraan, dan kemakmuran bagi rakyatnya.
Salah satu cara yang digunakan adalah dengan menarik investor untuk
menanamkan modalnya ke perusahaan Indonesia. Indonesia merupakan
negara yang memiliki sumber daya yang melimpah
dan dengan
keanekaragaman yang melimpah. Sebagai negara yang berkembang Indonesia
belum mampu mengolah sumber daya yang dimilikinya. Oleh karena itu
dibutuhkan kerjasama dengan negara-negara yang lebih maju dan para
pemilik modal yang nantinya bersedia menanamkan modalnya di Indonesia.
Investasi merupakan pengeluaran untuk penanaman modal dalam
jangka waktu yang lama dengan harapan agar mendapatkan keuntungan di
masa yang akan datang. Dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang nomor 25
tahun 2007 disebutkan bahwa penanaman modal (investasi) diartikan sebagai
segala bentuk kegiatan penanaman modal, baik oleh penanam modal dalam
negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia. Sedangkan menurut Tandelilin (2010:2)
berpendapat investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber
daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh
sejumlah keuntungan di masa datang.
commit to user
1
2
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Setiap investor baik investor domestik maupun investor asing yang
menanamkan modalnya di Indonesia diberikan berbagai kemudahan.
Pemberian
kemudahan
ini bertujuan
untuk menarik
investor agar
menanamkan modalnya di Indonesia. Oleh kerena itu untuk menarik investor
agar menanamkan modalnya di Indonesia maka Menteri Keuangan
menerbitkan peraturan tentang pemberian fasilitas pembebasan atau
pengurangan pajak penghasilan badan yaitu, Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 130/PMK.011/2011 dan Peraturan Menteri Kauangan Nomor
144/PMK.011/2012.
Fasilitas dalam bidang perpajakan yang diberikan Pemerintah
Indonesia melalui peraturan tersebut kepada para investor sangatlah beragam,
salah satunya pemberian fasilitas Tax Allowance atau sering disebut dengan
insensif
pengurangan
pajak
penghasilan
badan.
(http://www.finance-glossary.com/define/taxallowances
Tax
/1394
Allowance
/0/T,
06/03/2014, 07.30) yaitu Tax allowances are concessions by the government
that can be used to reduce a persons taxable income, yang artinya tax
allowance merupakan insentif yang diberikan oleh pemerintah yang dapat
digunakan untuk pengurang penghasilan kena pajak. Sedangkan di Malaysia
(http://www.kpmg.com.my/kpmg/publications/tax/tm/chapter5.pdf,06/03/201
4,08.04) Investment tax allowances are a means of effecting a substantial
artificial reduction in taxable profits.
Dari berbagai definisi Tax Allowance tersebut dapat simpulkan bahwa
Tax Allowance merupakan insensif di bidang perpajakan yang diberikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3
digilib.uns.ac.id
pemerintah kepada penanam modal sebagai pengurangan penghasilan kena
pajak. Fasilitas pengurangan pajak penghasilan di setiap negara berbeda-beda,
sesuai dengan peraturan yang ditetapkan di negara tersebut. Pemberian
fasilitas perpajakan umumnya juga dilakukan oleh negara-negara lain dengan
tujuan yang sama yaitu meningkatkan investasi dan perekonomian karena
banyaknya negara memberikan
fasilitas perpajakan maka terjadilah
persaingan merebut investor dan persaingan dalam pemberian fasilitas
perpajakan tersebut.
Rajasa (2011:13) memaparkan kriteria yang layak menerima fasilitas
Tax Allowance di Indonesia yakni industri berskala nasional, industri dengan
nilai investasi minimal 50 miliar, dan memperkerjakan sedikitnya 300 orang
untuk industri padat karya atau minimal 100 miliar dengan jumlah pekerja
minimal 100 orang untuk industri padat modal. Selain itu, bidang usaha
tersebut juga harus memenuhi salah satu kriteria yang ada pada Peraturan
tentang fasilitas Tax Allowance tersebut. Fasilitas Tax Allowance yang
diberikan adalah pengurangan penghasilan neto sebesar (30%) persen dari
jumlah investasi yang dibebankan selama 6 tahun (masing-masing sebesar
(5%) persen per tahun), penyusutan dan amortisasi yang dipercepat,
pengenaan pph atas deviden yang dibayarkan kepada subjek pajak luar negeri
sebesar (10%) persen dan kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 tahun
tetapi tidak lebih dari 10 tahun.
Program fasilitas perpajakan untuk investasi di Malaysia diluncurkan
sejak tahun 1986 dan telah melalui beberapa perubahan dan perubahan
commit to user
4
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terbaru melalui ”The Promotion of Investasi Act 1986 Derived from Malaysia
Income Tax Act, 1967” yang berlaku sejak 20 Oktober 2001. Fasilitas
perpajakan yang diatur oleh peraturan ini adalah fasilitas perpajakan bagi
perusahaan yang melakukan investasi untuk produk atau kegiatan yang
dipromosikan dan yang berada di daerah yang dipromosikan. Dalam
pemberlakuan tarif Malaysia memilih memberlakukan tarif beragam dengan
tingkat kebutuhan industri yang menerima fasilitas tersebut. Fasilitas Tax
Allowance di Malaysia di tujukan untuk investasi dengan skala besar dan
jangka waktu investasi yang lebih lama.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik melakukan penelitian
dengan
judul
“PERBEDAAN
PENERAPAN
DAN
DAMPAK
DITERAPKANNYA TAX ALLOWANCE DI INDONESIA DENGAN
MALAYSIA”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah yang berkaitan dengan judul sebagai berikut:
1.
Bagaimana penerapan Tax Allownace di Indonesia dibandingkan dengan
Tax Allowance di Malaysia?
2.
Dampak apa yang kemungkinan akan muncul akibat diberlakukannya
Tax Allowance di Indonesia dan Malaysia?
commit to user
5
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah tujuan yang ingin dicapai penulis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang perbedaan penerapan Tax Allowance di
Indonesia dengan di Malaysia.
b. Untuk mengetahui dampak yang timbul akibat diberlakukannya Tax
Allowance di Indonesia dengan di Malaysia.
D. Manfaat Penelitian
a.
Bagi Pemerintah
Merupakan sumbangan pikiran yang diharapkan bisa membantu
mengetahui kelemahan sistem yang telah ada, dan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan berbagai kebijakan yang berkaitan
dengan Undang-Undang yang berlaku.
b.
Bagi Penulis
Sebagai sarana pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan di bidang
penelitian ilmiah dan sebagai sarana untuk mempelajari lebih lanjut
tentang perpajakan internasional.
c.
Bagi Masyarakat
Dapat menambah wawasan dan menjadi referensi tentang perkembangan
perpajakan di Indonesia dan Malaysia, khususnya bagi investor yang
menanamkan modalnya di Indonesia dan Malaysia.
commit to user
6
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
E. Metode Penelitian
a. Objek Penelitian
Objek penelitian untuk penulisan tugas akhir ini adalah Badan
Koordinasi Penanaman Modal Indonesia dan Lembaga Hasil Dalam
Negeri Malaysia.
b. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber baik
secara pribadi maupun kelembagaan (Sanusi, 2012:111). Metode
dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data, laporan yang
ditulis dari instansi terkait yang berhubungan dengan objek penulisan
dan mendukung teori dan penelitian.
2. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan merupakan serangkaian kegiatan yang
berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca,
mencatat serta mengelola bahan penelitian (Zed, 2004:3). Metode
kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari buku-buku referensi
yang berhubungan dengan penelitian dan penulisan tugas akhir.
c. Teknik Analisis Data
1. Objek
Objek penulisan adalah Tax Allowance. Tax allowance
merupakan salah satu insentif pajak yang banyak diterapkan di berbagai
commit to user
7
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
negara yang diberikan kepada para pelaku investasi baik investor dalam
negeri maupun luar negeri.
2. Sumber Data
Kuncoro (2009:148) memaparkan ada 2 (dua) jenis data yang
digunakan dalam penulisan:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara
langsung dengan menggunakan metode pengumpulan data original.
Data primer yang digunakan penulis Peraturan Kementerian
Keuangan Nomor 130/PMK.011/2011 dan The promotion of
investment act 1986.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah ada yang
dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data untuk dipublikasikan
kepada masyarakat pengguna data. Data sekunder yang digunakan
penulis adalah dengan mempelajari buku-buku, Undang-Undang
Pajak, dan Peraturan Pemerintah yang terkait dengan penelitian.
3. Teknik Pembahasan
Teknik pembahasan yang digunakan adalah metode pembahasan
deskriptif.
Metode pembahasan
deskriptif
merupakan
prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki, dengan menggambarkan atau
melukiskan keadaan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Nawawi dan Martini, 2005:73).
commit to user
8
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a. Tax Allowance di Indonesia
Untuk mengetahui tentang fasilitas pajak bagi penanaman
modal di bidang usaha tertentu dan di daerah tertentu yaitu dari
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2007
pasal 2. Besarnya Tax Allowance yang di terima yaitu: 30 % (persen)
dari jumlah penanaman modal yang di bebankan selama 6 tahun
dibagi dalam 6 tahun atau 5% (persen) dalam satu tahun.
Dampak
yang
muncul
akibat
diberlakukannya
Tax
Allowance di Indonesia antara lain: mendorong investor masuk ke
dalam negeri misalnya perusahaan Hanchok Tire yang berasal dari
korea yang berinvestasi sebesar US$ 350 juta dollar kepada
perusahaan ban yang ada di Indonesia, meningkatkan daya saing di
pasar
Internasional,
menurunkan
tingkat
penerimaan
pajak
penghasilan badan.
b. Tax Allowance di Malaysia
Untuk mengetahui besarnya Tax Allowance yang diterima
yaitu: 60% (persen) hingga 100% (persen) sesuai dengan
kebutuhan bidang usaha yang menerima fasilitas tersebut yang
telah di atur dalam undang-undang. Bidang usaha yang menerima
fasilitas Tax Allowance di Malaysia adalah bidang usaha yang
mempromosikan kegiatan atau produk yang dipromosikan.
Dampak dari kebijakan Tax Allowance bagi Malaysia yaitu
adanya
kontribusi pada perkembangan
commit to user
perekonomian
dan
9
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teknologi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah
daerah tertentu, sehingga terjadi pemerataan tingkat perekononian
di Malaysia.
commit to user
Download