EFEK KUMUR DENGAN CHLORHEXIDiNE

advertisement
EFEK KUMUR DENGAN CHLORHEXIDiNE GLUCONATE 0,2 %
SEBELUM TINDAKAN OPERASI MOLAR 3 TERHADAP
BAKTEREMIA
Soeherwin M, A Muthalib dan Ariadna D
Bagian Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia
Abstract
Objectives: Purpose of this study is to examine the effect of preoperative
rinsing with Chlorhexidine gluconate 0,2 % on bacteremia of the surgical
removal of impacted third molars which is bacteremia anaerob. Gingival
pocket is the main harbour for anaerobic bacteria is thought to be the main
agent to spread an infection to another part of the body. Method:Ten
respondents participated of as subject of this study with indications of
pericoronitis et cause eruptio deficillis of the third lower molars being
odontectomy and with healthy
background. Gingival pocket were
disinfected by 10m! Chlorhexidine gluconate 0,2 % for a period second and
then mouth rinsing of period 30 seconds. 60 seconds of the beginning of the
operation, blood vein samples were taken directly put on the tube containing
Brain Heart Infusion broth. The blood samples were incubated in
anaerobicaly. Result: showed that there was not colony forming units of the
bacteria growth. Conclusion: Therefore it can be concluded that
preoperative rinsing with Chlorhexidine gluconate 0,2% is effective to
reduce bacteremia on the surgical removal of impacted third molars.
Key words: Chlorhexidine gluconate 0.2%- Molar 3- Bakteremia
Latar belakang dan permasalahan
Kuman anaerob tersebar luas di alam dan terdapat sebagai flora
normal di dalam rongga mulut. Sebagai perbandingan terhadap kuman
golonga aerob rongga mulut kira 10 banding . Kuman anaerob merupakan
kuman patogen yang oportunis.Apabila keadaan menguntungkan baginya,
misalnya adanya kerusakan mukosa mulut, luka operasi, pemakaian
kotikosteroid, pengobatan antibiotika yang tidak rasional, kuman tersebut
akan menjadi patogen.
Salah satu habitat kuman anaerob menempati saku gingiva yang
merupakan pelabuhan utama bagi kuman anaerob untuk penjalaran infeksi
ke bagian tubuh lainnya. Penjalaran infeksi dari suku gingiva oleh kuman
anaerob bakteremia, penjalaran kuman anaerob didalam akibat setiap
tindakan kedoktuan gigi. Hasil penelitian dari berbagai bakteremia pasca
tindakan kedokteran gigi dalam . kurun waktu 40 tahun terakhir yaitu:
-pencabutan gigi
-sikat gigi
-mengunyah keras
-gingivectomy
-Flapp approach operasi
-scalling
-curretage gingival
-local anasthesi
-irigasi sulkus gingival dengan tekanan air yang keras
-osteoplasty
-odontectomy.
Dengan demikian peristiwa bekteremia sangat memerlukan perhatian
para doker gigi. Walaupun kuman masuk dalam aliran darah hanya berslfat
sementara, tetapi tidak menutup kemungkinan akan terjadi penyakit
dibagian lain tubuh oleh kuman berasal dari dalam rongga mulut yang
patogen.
Penelitian kami kumpulkan angka-angka sebagai berikut:
-
59 penderita yang dicabut gigi di daerah Segalaheurang Subang Jawa
Barat 81.4% bakteremia (1978)
20 penderita yang dicabut gigi di bagian exodontia FKG UI
90% bakteremia (1976)
35 penderita yang dicabut gigi di daerah perkebunan the PTP XIII
Dayeuhmanggung Jawa Barat 88,6% bakteremia (1981)
50 penderita yang dicabut gigi di Puskesmas Serpong Tangerang Jawa
Barat 90% bakteremia (1979)
20 penderita yang dicabut gigi di bagian bedah mulut FKG UI
90% bakteremia (1995)
6 penderita yang dicabut gigi molar satu bawah di Poli Gigi FKG UI
66,6% bakteremia oleh Bacleroides melaninigenicus (1996)
15 penderita Diabetus mellitus tipe II dengan periodontitis berat pada
Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG UI 60% bakteremia (2000)
Hasil penelitian tersebut diatas contoh darah diperiksa secara aerob
dan anaerob dapat ditemukan kuman dalam dua golongan yakni:
2
-
-
Kuman golongan aerob atau anaerob fukaltatif antara
lain
Staphylococcus, Escherichia coli, Streptococcus spp, Pneumococcus,
Salmonela, Pseudomonas spp
Kuman golongan
anaerob dan aerob fakultatif
antara lain,
Staphylococcus spp, Bacteroides spp, Fusobacterium, Veillonela.
Kepustakaan telah menjelaskan, bahwa bateremia tersebut sangat
memungkinkan sekali membawa akibat yang sangat serius antara lain,
penderita Subacute bactericl andokarditis, jantung rheuma, nefritis.
Penelitian awal dari peilderita diabetus meilitus yang mempunyai
resiko tinggi gagal jantung yarg diakibatkan oleh adanya agregasi thrombosit
oleh kuman Streptococcus sanguis.
Jenis-jenis penyakit tersebut diatas mempunyai prognosis yang suram.
Untuk itu dilaksanakan penelitian dengan kumur Chlorhexidine Gluconate
0,2% sebelum tindakan kedokteran gigi guna mencegah terjadinya
bekteremia dengan kuman anaerob rongga mulut.
-
-
-
Sangat sedikit pengetahuan tentang bakteremia kuman anaerob baik
berdasarkan teori maupun terapinya.
Pericoronitis merupakan fokus infeksi untuk penjalaran kuman
anaerob ke dalam aliran darah.
Sejauh ini belum ada penjelasan tentang pengaruh obat kumur
chlorhexidine sebelum tindakan odontectomy pada kasus pericoronitis
et causa third molar eruptio dificillis dalam kaitannya dengan
bakterernia.
Sejauh Ini belum ada penjelasan tentang Chlorhexidine solution
0,05% untuk steri1isasi kulit..
Permasalahan
-
Apakah tindakan kumur dengan Chlorhexidine Gluconate 0,2% dapat
menghambat kuman anaerob rongga mulut?
Apakah Chlorhexidine Gluconate 0,2% dapat mencegah terjadinya
bakteremia akibat tindakan dokter gigi?
Apakah Chlorhexidine solution 0,05% dapat mereduksi kuman flora
kulit sebelum dilakukan tindakan kedokteran gigi?
3
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
-
-
-
Memperoleh penjelasan efektifitas Chlorhexidine Gluconate O,2%
terhadap populasi kuman anaerob rongga mulut.
Merperoleh penjelasan efek kumur dengan Minosep yang
mengandung Chlorhexidine Gluconate 0.2% sebelum tindakan
kedokteran gigi dalam hubungannya dengan bakteremia.
Meperoleh gambaran bahwa tindakan sterilisasi rongga mulut
umumnya dan khususnya saku gingival sebelum tindakan kedokteran
gigi dengan antiseptik wajib di lakukan.
Memperolah gambaran bahwa tindakan sterilisasi dengan
Chlorhexidine solution 0,05% dapat mencegah pertumbuhan kuman
flora kulit.
Kerangka Teoritis
Kepustakaan menyatakan bahwa semua tindakan manipulasi dalam
kedokteran gigi menyebabkan bakteremia. Data penelitian awal telah
diketahui hampir semua tindakan pencabutan gigi menghasilkan contoh
darah positif. Penelitian awal mengumpulkan argka-angka dari 164 penderita
yang dicabut gigi di DKI dan Jawa Barat 97,5% telah dilaporkan, demikian
pula laporan bakteremia oleh kuman anaerob.
Chlorhexidine
mempunyai
gugus
kimia
1.6-bis-p
chlorophenylbiguanidohexane, sebagai anti mikroorganisme dengan
spektrum yang luas, mempunyai sifat bakterisida dan efektif terhadap kuman
positif Gram dan negatif Gram. Beberapa spesies kuman Pseudomonas spp.
Proteus spp, Haemophilus spp. Diptheroid spp dan Actinomyces spp hasil
isolasi dari Vulnus lecaratum, bahwa. Chlorhexidine solution 0,05% sangat
sensitif terhadap kuman-kuman tersebut.
Bahan dan Cara Kerja
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.
10 penderita dengan diagnosa pericoronitis et causa eruptio deficillis of the
third molars telah berpartisipasi sebagai subjek penelitian.
Obat kumur Minosep yang mengandung Chlorhexidine Gluconate
0,2% dan unit analisa adalah kuman yang tumbuh dalam contoh darah.
Chlorhexidine solution 0,05% sebagai disinfektan kulit.
Adapun mekanisme pengambilan sample sebagai berikut:
4
Tahap I
Dengan alat sonde mengambil bahan pemeriksaan dari suku gingival
sekitar peradangan corona gigi, kemudian ditanam dalam perbenihan
Brain Heart Infusion broth dieram secara anaerob.
Gigi molar yang akan diadakan odontectomy, saku gingival .
direndam dengan 10 ml Minosep selama 15 detik kemudian disuruh
kumur selama 30 detik.
Sebelum sterilisasi kulit lengan pasien diambil contoh dengan swah
sterile yang ,dibasahi dengan garam faal sterile, dilakukan streak pada
lempeng petri perbenihan agar darah. Semua lempeng petri agar darah
dieram secara aerob.
Tahap II
-
-
Disinfeksi kulit lengan dikompres dengan Chlorhexidine solution
0,05% selama 30 detik.
Setelah insisi gingival sekitar gigi molar dan dilakukan percobaan
pengangkatan gigi. 60 detik kemudian pengambilan contoh darah
vena sebanyak 10 cc dan dimasukan kedalam perbenihan cair 100 ml
Brain Heart Infusion broth, dieram secara anaerob dengan suhu
optimum selama 7 hari.
Pertumbuhan kuman pada perbenihan agar darah dan contoh darah
dalam Brain Heart Infusion broth dicatat.
Hasil Penelitian
Tabel I. Hasil isolasi kuman asal darah dan bahan asal saku gingival gigi molar ketiga.
Bahan pemeriksaan
saku gingival
10
Colony forming
units
6
Contoh darah
sesudah perlakuan
10
Colony forming
units
0
Ketenngan:
Dari hasil isolasi kuman asal saku gingival sebelum perlakuan
Minocep ditemukan 6 Colony forming units dari kuman:
Streptococcus spp . Bacteroides spp. Pseudomonas spp. Fusobacterium spp,
Staphylococcus spp dan Spirochaeta spp.
Dari hasil isolasi asal contoh darah setelah perlakuan dengan Minosep tidak
ditemukan kuman.
5
Tabel 2. Hasil isolasi kuman asal kulit lengan
Usap kulit sebelum
perlakuan
Chlorhexidine
solution 0,05%
6 Colony Formng
Units
Usap kulit sesudah
perlakuan
Chlorhexidine
solution 0,05%
0 Colony Formng
Units
Keterangan:
Hasil isolasi sebelum perlakuan ditemukan kuman Pseudomonas
aeruginosa Staphylococcus albus , Corynebacterium, kuman batang Gram
positif Propioniibacterium dan Streptococcus spp.
Kerangka Studi
Skema I: Isolasi jasad renik dari bahan pemeriksaan asal dirah
Tahap I
USAP KULIT
Streak pada lempeng media Agar darah -------Æ UJI kemurnian --Æ Hasil
Keram pada 37'0Celsius selama 2 X 24 jam. Aerob
DESINFEKSI KULIT
Daerah vena cubuti kompres Chlorhexidine solution 0,05%, selama 30 detik
Tahap II
USAP KULIT
Streak pada lempeng media Agar darah --Æ UJI kemurnian----Æ Hasil
Keram pada 370 Celsius selama 2 X 24 jam, Aerob
6
Skema II . Isolasi jasad renik dari bahan pemeriksaan asal kulit
Usap saku gingiva
Darah vena (10 ml)
Brain Heart infusion broth
+ menadion + haemin (100 ml) Anaerob
Keram 37' C (7 X 24) jam Anaerob
Tanam pada Agar darah
Brucella
Brain heart infusion broth
+ menadion + haemin (100 ml) Anaerob
Keram 37' C (7 X 24) jam Anaerob
Tanam pada Agar darah
Brucella
Tanam dikaldu BHI
Tanam dikaldu BHI
Keram 370 Celsius (2 X 24 ) jam
Anaerob
Uji kemurnian
Keram 370 Celsius (2 X 24 ) jam
Anaerob
Uji kemurnian
Uji biokimia
Hasil
Dari hasil penelitian obat kumur Minosep yang mengandung
Chlorhexidine Gluconate 0,2% pada penderita yang mendapatkan tindakan
odontectomy dengan diagnosa perieorinitis et causa third 1 molars eruptio
dificillis didapatkan 0% bakteremia, maka Minosep dapat diterima
desinfektan rongga mulut sebelum tindakan kedokteran gigi.
Dari hasil penelitian yang terdahulu bahwa tindakan operatif tanpa
sterilisasi rongga mulut didapatkan angnka-angka bakteremia yang tinggi.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa bakteremia terjadi setelah insisi
7
gingival dan waktu minimum sirkulasi darah yang membawa bakteri dari
sulkus gingival ke vena cubiti diperlukan waktu 18 detik.
Mengingat bakteremia tindakan kedokteran gigi bersifat jementara,
akan terapi tidak meutup kemungkinan terjadi bakeremia kuman anaerob
rongga mulut yang oportunis dapat mengakihatkan infeksi dibagian tubuh
lainnya.
Salah satu konsep saat ini masih menganut redox potential (Eh) untuk
kuman anaerob, adalah ukuran Eh lingkungan yang mungkin negatif,
menunjukkan tingginya reduksi yang terjadi pada lingkungan tersebut untuk
melepas elektron mcnunjukkan pula rendahnya konsentrasi O2 yang terdapat
di lingkungan itu. Sebagai contoh Eh bagian plaque gigi - 140 mV dan Eh
gingival pocket - 300 mV.
Peristiwa bakteremia setelah tindakan kedokteran gigi merupakan
tantangan bagi dokter gigi untuk mencegah timbulnya penyakit di bagian
lain tubuh akibat bakteremia. Merupakan tindakan yang seksama
preoperative antibiotika dan sterilisasi saku gingival dengan antiseptik
sebelum tindakan kedokteran gigi sangat dianjurkan.
Steri!isasi kulit dengan dengan Chlorhexidine solution 0,05% dapat
mereduksi kuman flora kulit.
Kesimpulan
-
-
Sterilisasi saku gingival dengan merendam Minosep 10 ml selama 15
detik kemudian disuruh kumur selama 30 detik sebelum tindakan
odontectomy dapat menurunkan bakteremia.
Pemberian antibiotika dan disinfeksi saku gingival dan kumur dengan
Minosep merupakan tindakan profilaksis.
Chlorhexidine solution 0,05% dapat dipakai sebagian bahan
desifliektan kuJit.
Saran
Menghadapi bahaya bakteramia setelah tindakan kedokteran gigi
sangat dianjurkan tindakan preoperative antibiotika dan disinfeksi saku
gingival.
Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih kepada PT Minorock Mandiri yang telah
membantu penelitian ini sampai selesai.,
8
Daftar Pustaka
I.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Bangartner et al 1976, Bacteremia related to endodontic surgery.
Dental Abstracs April 1976 Vol 23 No.4.
Comer et al, 1968. Bacteremia after periodontal scalling.
Dental Abstracts April 1976 Vol 21 No.6.
Carl T. Band et al, 1964. Bacteremia from ultrasonic instrumentation.
J. Oral Pathology October Vol. 3 No.7.
Daniellewics et al 1973. Bacteremia after tooth extraction performed
under general anasthesia and local anasthesia.
J. Oral Pathology August Vol. 13 No.3.
Felix et al 1972. Bacteremia from local irrigation with periodontitist.
Dental abstrcs Vol. 17 No.5 May ! 972,
Harvey AW, et al 1976.A quantitative measurement of bacteremia
and its relationship to plaque control.
J. Periodontology Vol. 3 No.8 March 1976.
Irwin et al, 1956.Transitory bacteremia as related to the operation of
vital pulpotomy.
I.OS Med.O. Pathology Vol. 9 No.8 August 1956.
James et al, 1971. Control of bacteremia associated with extraction of
the teeth part II.
J.O. Surgery Vol. 31 No, 5 May 1971.
Joseph PH et al, 1965. Factor influencing tile incidence of
bacteremias following surgical procedures in the oral cavity
JADA May 1965.
Kammagara et ai, 1981.
----000--dental HORISON Vol II No 8 Nopember 2000
9
Download