BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum (institusi/ perusahaan/ responden) Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga variabel independen, yaitu nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan komite audit dengan variabel dependen nya yaitu Harga Saham. Peneliti menggunakan sampel perusahaan sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009 – 2012. 2. Statistik Deskriptif Penelitian ini mengunakan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel dan prosedur penyampelan yang telah dilakukan diperoleh 11 perusahaan dengan 44 sampel dalam tahun pengamatan. Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari laporan auditor independen dan laporan keuangan perusahaan. Statistik deskriptif pada penelitian ini ditunjukan untuk memberikan gambaran kondisi yang digunakan untuk setiap variabel. Nilai yang diamati dalam analisis ini adalah nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi . 49 50 Tabel 4.1 N NBE 44 LA 44 KA 44 HS 44 Valid N (listwise) 44 Descriptive Statistics Minimum Maximum 11,13 20,71 -,17 10,86 2,00 6,00 50,00 740000,00 Mean 17,1146 4,7372 3,1818 49285,2500 Std. Deviation 2,82420 2,79310 ,78571 134061,19137 sumber : Hasil Data Statistik 1. Analisis Deskriptif Nilai Buku Ekuitas (NBE) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 Menunjukkan NBE (X1) memiliki nilai minimum sebesar 11,13 nilai maksimum pada penelitian ini adalah 20,71 nilai rata-rata pada penelitian ini sebesar 17,1146 dan standar deviasi sebesar 2,82420 lebih kecil dari nilai rat-rata variabel NBE, kondisi tersebut menunjukkan bawa NBE yang diungkapkan oleh perusahaan sub sektor makanan & minuman di Indonesia masih sangat rendah, yaitu hanya sebesar 20,71 atau 2,07% menunjukkan bahwa pengungkapan NBE merupakan hal yang masi baru, belum banyak pihak yang menyadari pentingnya pengungkapan NBE serta hal ini menunjukkan bahwa data NBE yang dijadikan sampel memiliki ukuran yang hamper sama. 2. Anilisis Deskriptif Laba Akuntansi (LA) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan LA (X2) memiliki nilai minimum sebesar -0,17 nilai maksimum sebesar 10,86 nilai rata-rata 4,7372 dan standar deviasi 2,79310. Ini menunjukkan bahwa presentase pendapatan 51 bersih yang diperoleh dari setiap penjualan perusahaan sub sektor makanan & minuman pada tahun penelitian ini ditandai dengan nilai rata-rata sebesar 4,7372, sedangkan nilai minimum persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan ada pada angka -0,17 dan nilai maksimum pada angka 10,86. 3. Analisis Deskriptif Komite Audit (KA) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan Komite Audit (X3) memiliki nilai minimum sebesar 2,00 nilai maksimum sebesar 6,00 nilai ratarata sebesar 3,1818 dan standar deviasi 0,78571 . 4. Analisis Deskriptif Harga Saham (HS) Dari hasil data deskriptif pada tabel 4.1 menunjukkan Harga Saham (Y) memiliki nilai minimum sebesar 50,00 nilai maksimum sebesar 740000,00 nilai rata-rata sebesar 49285,2500 dan standar deviasi sebesar 134061,1914. 3. Uji Asumsi dan Kualitas Instrumen Penelitian Beberapa hal yang mendasari tentang perlunya melakukan uji klasik atau uji persyaratan Regresi berganda adalah agar besaran atau koefisien statistik yang diperoleh benar-benar merupakan penduga parameter yang memang dapat dipertanggungjawabkan atau akurat. Pengujian terhadap penyimpanan asumsi klasik dalam penelitian ini terdiri dari : a. Uji Normalitas Data Menurut Duwi Priyatno (2012:144), uji normalitas pada model regresi digunkan untuk menguji apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang 52 memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Asumsi normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji analisis grafik normal Probaility Plot dan Histogram Normalitas. Gambar 4.1 Sumber : Data Statistik Normal P-Plot Dari grafik normal P-Plot diatas memperlihatkan bahwa distribusi dari titik data penyebaran disekitar garis diagonal serta penyebaran mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berasal dari populasi berdistribusi normal dan model regresi ini layak dipakai dan dipergunakan. 53 Gambar 4.2 Sumber : Hasil Data Statistik Gamabar 4.2 Hasil Uji Normalitas : Grafik Histogram Data berdistribusi normal maksudnya apabila nilai residu (selisih antara nilai sebenarnya dengan nilai estimasi dengan model) telah menyebar merata. Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dengan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal. 54 Pada gambar 4.1 dijelaskan bahwa penyebaran sebagian besar titik-titik berada mendekati garis diagonal dan searah dengan garis diagonal, hal ini meunjukan bahwa data normal. Sedangkan pada gambar 4.2 di jelaskan bahwa grafik histogram membentuk lonceng atau pola distribusi normal. Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Predicted Value N 44 Mean 49285,2500000 Normal Parametersa,b Std. Deviation 94512,17577040 Absolute ,133 Most Extreme Differences Positive ,133 Negative -,077 Kolmogorov-Smirnov Z ,884 Asymp. Sig. (2-tailed) ,415 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber : Data Diolah Pengujian Kolmogorov menunjukkan bahwa nilai residual terdistibusi normal hal ini ditunjukan dengan jumlah data yang diteliti 0,415 yang berada diatas nilai 0,05 atau 5% dengan jumlah data yang diteliti 44 sampel. Hal ini menunjukan bahwa pada pengujian normalitas residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada tidaknya hubungan yang linier antara variabel bebas (independen) yang satu dengan yang lainnya. Penelitian ini akan dilakukan uji multikolinieritas dengan melihat nilai Variance Inflation Faktor (VIF) pada model regresi 55 Tabel 4.3 Uji Multikolinieritas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients B Std. Error Stand t ardize d Coeffi cients Beta (Constant) 209423,258 121814,378 1 1,719 Sig. Correlations Collinearity Statistics Zero- Partia Part Toler VIF order l ance ,093 NBE -11224,285 5418,194 -,236 -2,072 ,045 -,306 -,311 -,232 ,965 1,036 LA 30454,468 5488,263 ,635 ,000 ,641 ,660 ,622 ,962 1,040 KA -35296,811 19446,272 -,207 -1,815 5,549 ,077 -,086 -,276 -,204 ,968 1,033 a. Dependent Variable: HS Sumber : Hasil Data Statistik Berdasarkan tabel 4.3 di atas, hasil perhitungan nilai tolerance tidak menunjukan bahwa ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,1 dan tidak ada satupun variabel independen yang memiliki VIF > 10. Jadi, dapat disimpulkan tidak ada korelasi antar variabel independen (bebas) atau tidak terjadi multikolinearitas. c. Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi yang baik adalah yang tidak terdapat autokorelasi. Metode pengujian menggunakan Durbin Watson (DW test). 56 Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson menurut Singgih Santoso (2012:243) adalah sebagai berikut : a. b. c. Angka DW dibawah -2, bearti ada autokorelasi positif. Angka DW diantara -2 sampai +2, bearti tidak ada autokorelasi. Angka DW di atas +2, bearti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Uji Autokorelasi Model Summaryb Model R R Adjuste Std. Error of Square d R the Estimate Square Change Statistics R Square F Change df1 Change 1 ,705a ,497 ,459 98579,10802 ,497 a. Predictors: (Constant), KA, NBE, LA b. Dependent Variable: HS 13,175 3 df2 Sig. F Change 40 ,000 DurbinWatson 1,619 Sumber : Hasil Data Statistik Dari hasil tabel 4.4 diatas dapat di lihat nilai Durbin Watson diatas sebesar 1,619 sehingga tidak terjadi autokorelasi. Hal ini dapat disebabkan karena data yang diambil oleh peneliti merupakan data sekunder yang tidak memiliki kaitan yang kuat antara dua data yang diambil. Autokolerasi dapat timbul jika ada data yang diambil pada waktu sebelumnya memiliki hubungan dengan data yang diambil selanjutnya. Karena data yang diambil oleh peneliti merupakan laporan keuangan, maka kemungkinan data tersebut memiliki keterkaitan kecil. Dari tabel diatas dapat di ketahui adjusted R square adalah 0,497 maka sumbangan dari pengaruh variabel independen nya yaitu 49,7% sedangkan sisanya 50,3% di pengaruhi oleh faktor lain yang tidak di teliti. 57 d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varian pada residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varian berdeda disebut sebagai Heteroskedastisitas. Gambar 4.3 Sumber : Hasil Data Statistik Gambar 4.3 Uji Heteroskedastisitas 58 Dari hasil di atas dapat dilihat ternyata titik-titik terjadi secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang di gunakan. 4. Pengujian Hipotesis a. Uji t Menurut Singgi Santoso (2012:150), uji T digunakan untuk menguji apakah suatu nilai tertentu, yang diberikan sebagai perbandingan, berbeda secara nyata ataukah tidak, dengan rata-rata sebuah sample Cara yang digunakan dalam pengambilan keputusan adalah : a. Jika nilai signifikan penelitian < 0,05 maka Ha diterima b. Jika nilai signifikan penelitian > 0,05 maka Ha ditolak Tabel 4.5 Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 209423,258 121814,378 NBE -11224,285 5418,194 -,236 1 LA 30454,468 5488,263 ,635 KA -35296,811 19446,272 -,207 a. Dependent Variable: HS Sumber : Hasil Data Statistik Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa : t Sig. 1,719 -2,072 5,549 -1,815 ,093 ,045 ,000 ,077 59 a. Uji hipotesis Ha1 (pengaruh Nilai Buku Ekuitas terhadap Harga Saham) Nilai signifikansi 0,045 > 0,05 maka menolak Ha1. Hal ini membuktikan bahwa nilai buku ekuitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. b. Uji hipotesis Ha2 ( pengaruh Laba Akuntansi terhadap Harga Saham) Nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka diterima Ha2. Hal ini membuktikanbahwa pengungkapan laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. c. Uji hipotesis Ha3 (Pengaruh Komite Audit terhadap Harga Saham) Nilai signifikansi 0,077 > 0,05 maka di tolak Ha3. Hal ini membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. a. Uji F (Uji Simultan) Uji F di gunakan untuk menguji apakah ada pengaruh secara simultan antara variabel independen yaitu Nilai Buku Ekuitas, Laba Akuntansi dan Komite Audit terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham. Dasar pengambilan keputusan : 1. 2. Jika Sig < 0,05 maka Ha diterima Jika Sig > 0,05 maka Ha di tolak Hasil perhitungan uji F di lihat pada tabel 4.8 60 Tabel 4.6 Uji F ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Regression 384099708860,749 3 128033236286,916 13,175 1 Residual 388713621483,501 40 9717840537,088 Total 772813330344,250 43 a. Dependent Variable: HS b. Predictors: (Constant), KA, NBE, LA Sig. ,000b Sumber : Hasil Data Statistik Dari uji ANOVA atau F test di dapat nilai F hitung 13,175 dengan probilitas 0,000. Karena probilitasnya kurang dari 0,05 maka variabel Nilai Buku Ekuitas, Laba Akuntansi dan Komite Audit secara bersama-sama bepengaruh terhadap Harga Saham atau Ha diterima. Tabel 4.7 Ringkasan Pengujian Hipotesis Kode Hipotesis Ha1 Nilai Buku Ekuitas berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Ha2 Laba Akuntansi nerpengaruh signifikan terhadap Harga Saham Ha3 Komite Audit berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham T hitung -2,072 T tabel Sig 0,045 Kesimpulan H0 diterima Ha1 ditolak 5,549 0,000 H0 ditolak Ha2 diterima -1,815 0,077 H0 diterima Ha3 ditolak 61 5. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis pengujian dengan cara tegresi linier berganda yang mengukur pengaruh nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan komite audt terhadap harga saham diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengaruh Nilai Buku Ekuitas Terhadap Harga Saham. Berdasarkan pengujian hipotesis ( t test) mengindikasikan bahwa Nilai Buku Ekuitas (NBE) secara parsial hubungannya adalah negative terhadap harga saham. Jadi dapat disimpilkan bahwa hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa nilai buku ekuitas berpengaruh signifikan negative terhadap harga saham. Pada output regresi menunjukkan bahwa angka signifikansi untuk variabel NBE adalah sebesar 0,045 Nilai ini lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05, ini berarti bahwa secara parsial NBE berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Adanya pengaruh yang signifikan dapat diartikan bahwa semakin besar total aset yang dimiliki perusahaan akan berdampak pada semakin menurunkannya praktik harga saham pada suatu perusahaan. Dengan demikian analisis yang dapat diberikan adalah bahwa perusahaan dengan ukuran yang lebih besar memiliki akses yang lebih kecil untuk melakukan harga saham. Pada sisi lain, perusahaan dengan skala kecil lebih fleksibel dalam menghadapi ketidakpastian, karena perusahaan kecil lebih cepat bereaksi terhadap perubahan yang mendadak. 62 2. Pengaruh Laba Akuntansi Terhadap Harga Saham. Dari uji t diperoleh sig 0,000 yang berarti dibawah 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga variabel laba akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham atau Ha2 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Ha2 yang menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh terhadap harga saham dinyatakan diterima. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Tingginya kemakmuran pemegang saham, maka semakin tinggi pula harga saham yang mencerminkan nilai suatu perusahaan. Soliha (2002) dalam penelitiannya menunjukkan, profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. selanjutnya permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan harga saham meningkat. 3. Pengaruh Komite Audit Terhadap Harga Saham. Dari uji t diperoleh sig 0,077 berarti diatas 0,05 (0,077 > 0,05) maka menolak Ha1 sehingga variabel komite audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Hal ini menunjukan bahwa Ha1 yang menyatakan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap harga saham dinyatakan ditolak. Dengan demikian hal ini membuktikan bahwa tindakan komite audit yang dilakukan oleh manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 63 Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap harga saham karena investor yang bersifat irasional artinya banyak investor yang ingin menanamkan modalnya hanya fokus melihat pada harga saham perusahaan bukan tata kelola perusahaan tersebut. 6. Uji Persamaan Regresi Analisis regresi liniear berganda dimaksudkan untuk menguji seberapa besar pengaruh nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan komite audit terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman di Indonesia. Adapun uji persamaan regresi dalam penelitian ini sebagai berikut : Tabel 4.8 Uji Persamaan Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 209423,258 121814,378 NBE -11224,285 5418,194 -,236 1 LA 30454,468 5488,263 ,635 KA -35296,811 19446,272 -,207 a. Dependent Variable: HS Sumber : Hasil Data Statistik t Sig. 1,719 -2,072 5,549 -1,815 ,093 ,045 ,000 ,077 64 Uji regresi pada hubungan fungsional ataupun kasual antara variabel independen dengan satu variabel dependen. Berdasarkan perhitungan yang diolah di system SPSS V.20 yang ditampilkan pada tabel 4.5, diperoleh dari hasil perhitungan seperti diatas. Maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut : y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e y = 209423,258 -11224,285 + 30454,468 -35296,811 + e Berdasarkan hasil uji regresi berganda yang terdapat pada tabel 4.5 dapat hasil analisis dari masing-masing variabel independen terhadap harga saham yaitu : 1. Nilai Buku Ekuitas (X1) memiliki nilai regresi sebesar -11224,285 menunjukkan bahwa nilai buku ekuitas memiliki hubungan negatif dengan harga saham. Dalam penelitian ini nilai buku ekuitas mencerminkan besarnya total aset yang dimiliki perusahaan, oleh karena itu diperoleh hasil setiap kenaikan aset perusahaan sebesar 1% maka akan menyebabkan penurunan harga saham sebesar 11224,285 dengan asumsi variabel lain tetap. Jika dihubungkan dengan nilai buku ekuitas, karena total aset memprosikan nilai buku ekuitas, maka dapat dikatakan bahwa nilai buku ekuitas meningkat sebesar 1% maka nilai buku ekuitas menurun sebesar 11224,285. 2. Laba Akuntansi (X2) memiliki nilai koefisiensi sebesar 30454,468 menunjukkan bahwa laba akuntansi memiliki hubungan yang positif dengan harga saham. Dalam penelitian diperoleh hasil setiap kenaikan laba akuntansi sebesar 1% maka akan meningkatkan harga saham sebesar 30454,468 dengan 65 asumsi variabel lain tetap. Jika dihubungkan dengan profitabilitas perusahaan, karena profitabilitas diproksikan oleh laba akuntansi, maka dapat dikatakan jika laba akuntansi meningkat 1% maka Return Of Assets akan menurun sebesar 30454,468. 3. Komite Audit (X3) memiliki nilai koefisien sebesar -35296,811 menunjukkan bahwa komite audit memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham. Dari hasil diatas terdapat sinyal negatif antara komite audit terhadap harga saham, kemungkinan harga saham lebih rendah dapat mempengaruhi komite audit sehingga harga saham meningkat