4 TINJAUAN PUSTAKA Sayuran Daun Indigenous Tahunan Sayuran indigenous adalah jenis sayuran atau varietas yang berasal dari suatu daerah atau tanaman yang dikenalkan pada suatu wilayah. Jenis atau varietas tersebut telah beradaptasi pada wilayah barunya meskipun bukan berasal daerah tersebut (Engle and Altoveros, 2000). Sayuran indigenous juga disebut sebagai sayuran turun temurun. Menurut Nangju (1999) sayuran indigenous memiliki beberapa keunggulan : pertama, mudah dibudidayakan di perkarangan rumah; kedua, memiliki kandungan mikro nutrisi dan vitamin yang penting bagi pertumbuhan manusia; dan ketiga, mudah beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan serta umumnya tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Di beberapa daerah pedesaan, sayuran indigenous juga berperan dalam mengatasi malnutrisi bagi anak-anak pra sekolah karena berfungsi sebagai sumber protein yang murah dan mudah didapat. Salah satu jenis dari sayuran indigenous adalah sayuran daun indigenous tahunan. Sayuran daun memiliki karakteristik cepat tumbuh serta dapat tumbuh pada daerah tropis dan subtropis. Banyak sayuran daun yang memiliki kapasitas yang baik dalam tumbuh kembali setelah dipetik, Pemetikan juga memacu tanaman untuk menghasilkan pucuk/daun segar yang terus menerus (Chen, 1999). Sayuran daun juga baik sebagai sumber vitamin A dan C, mineral, dan serat (Larkcom, 1991). Sayuran daun juga memiliki beberapa kelemahan, terutama saat pasca panen, misalnya singkatnya masa simpan. Tanpa penanganan yang baik, sayuran akan mengalami penurunan pada warna, turgiditas, kualitas lainnya seperti kandungan gizi, tekstur, ukuran, bentuk, dan rasa). Akibat dari tingginya kandungan air yang dimilikinya, sayuran daun jarang yang tahan terhadap pengangkutan jarak jauh dan penyimpanan jangka panjang (Chen, 1999). 5 Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Asal dan Syarat Tumbuh Kenikir termasuk dalam family Compositae dan genus Cosmos. Kenikir merupakan tanaman asli dari daerah tropis di Amerika yang kemudian di bawa oleh orang Spanyol ke Filipina (van den Bergh, 1994). Di Filipina, kenikir dikenal dengan nama Cosmos sedangkan di Malaysia dikenal dengan nama ulam raja. Kenikir dapat tumbuh liar sebagai gulma di pekarangan rumah. Menurut Sastrapraja (1979), kenikir juga dapat tumbuh liar di tepi-tepi sawah atau sungai. Van den Bergh (1994) menambahkan bahwa kenikir menyukai sinar matahari yang penuh dengan kelembaban yang tidak terlalu tinggi serta tanah yang subur. Tumbuh baik pada dataran rendah hingga dataran tinggi dengan ketinggian 1,600 mdpl. Morfologi dan Botani Kenikir adalah herba semusim atau tahunan, berbatang tegak dengan tinggi mencapai 3 m. Batangnya berbentuk segiempat, beralur, bercabang banyak dan berwarna hijau keunguan. Daun kenikir majemuk, bersilang berhadapan, bentuk menyirip, ujung runcing, tepi rata, berwarna hijau tua pada bagian permukaan atasnya dan berwarna lebih terang serta sedikit berambut pada permukaan bawahnya Pembungaan kenikir terletak di ujung atas tanaman. Panjang tangkai bunga sekitar 5 – 30 cm, mahkota bunga terdiri dari 8 helai dengan panjang 1.5 – 2 cm dan berwarna merah muda. Buah kenikir berwarna cokelat dan berbentuk seperti jarum dengan ujung berambut (van den Bergh, 1994). Budidaya Kenikir diperbanyak dengan menggunakan biji. Persemaian biji dapat dilakukan langsung di lahan atau di pembibitan terlebih dahulu. Pembibitan dilakukan sekitar tiga minggu kemudian dapat dipindahtanamkan di lahan dengan jarak tanam 25 – 30 cm x 25 – 30 cm antar tanaman. Pada tanah miskin, pupuk organik 10 ton/ha dan urea 200 kg/ha dapat diberikan untuk meningkatkan hasil 6 panen dan meningkatkan kualitas daun. Pengaturan air yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kenikir (van den Bergh, 1994). Panen pertama dilakukan saat tanaman berumur enam minggu setelah daun pertama muncul. Pemanenan berikutnya dilakukan dengan selang tiga minggu kemudian. Pemanenan yang teratur akan memicu produksi pucuk baru dan menunda pembungaan. Hal ini dapat terus dilakukan sampai tanaman berumur 2 – 3 tahun. Kegunaan Kenikir umumnya dibudidayakan untuk diambil pucuk daunnya sebagai sayuran dan dijual di pasar tradisional dengan skala yang kecil. Hal ini sesuai dengan Rubatzky dan Yamaguchi (1998) bahwa sayuran kenikir memang belum banyak ditemukan di pasar. Menurut Van den Bergh (1994), daun kenikir memiliki rasa dan bau yang kuat akibat kandungan turpentine. Selain sebagai sayuran, kenikir juga digunakan sebagai tanaman hias. Kenikir yang bermanfaat sebagai obat tradisional di Malaysia digunakan untuk membersihkan darah dan menguatkan tulang. Saat ini, kenikir diusulkan sebagai tanaman tambahan dalam pertanian karena dapat meningkatkan struktur tanah dan menekan pertumbuhan alang-alang. Kenikir juga memiliki kandungan beberapa bahan aktif seperti fenol yang tinggi yaitu sekitar 1.52 mg GAE/g (Andarwulan et al., 2010) dan asam askorbat yang lebih dari 100 mg/100 g (Andarwulan et al., 2012). Sifat antimikroba yang dimilikinya berpotensi untuk mengobati infeksi akibat beberapa stain mikroba (Rasdi et al., 2010). Dalam 100 g bagian yang dapat dimakan, daun kenikir mengandung : air 93 g, protein 3 g, lemak 0.4 g, karbohidrat 0.4 g, serat 1.6 g, abu 1.6 g. Kandungan kalsium (270 mg) dan vitamin A (0.9 mg) tergolong tinggi. Namun nilai energy termasuk rendah yaitu sekitar 70 kJ/100 g. Pada daun juga terdapat minyak esensial (van den Bergh, 1994). 7 Kemangi (Ocimum americanum L.) Asal dan Syarat Tumbuh Kemangi termasuk dalam famili Labiatae yang terdiri atas 4 spesies yaitu O. americanum, O. basilicum, O. gratissimum dan O. tenuiflorum. Asalnya tidak diketahui namun banyak ditemukan di Afrika dan Asia serta telah diintroduksi ke Amerika (Sunarto, 1994). Di India, tanaman kemangi merupakan tanaman yang disucikan untuk upacara keagamaan. Kemangi tumbuh baik pada ketinggian 500 – 2,000 mdpl. Banyak terdapat di Pulau Jawa dan ditanam di sepanjang tepi-tepi guludan pada tegalan, pada galengan-galengan sawah atau di halaman (Heyne, 1987). Morfologi dan Botani Kemangi merupakan herba aromatik berbatang tegak dan bercabang banyak dengan tinggi berkisar antara 0.3 m sampai 1 m. Batang dan cabangnya berwarna hijau kekuningan. Daun kemangi lanset berwarna hijau dan memiliki rambut halus pada permukaannya (Sunarto, 1994). Tangkai daun dan kelopak bunga kemangi berwarna hijau sedangkan mahkotanya berwarna putih (Heyne, 1987). Menurut Sunarto (1994), tanaman kemangi akan berbunga ketika berumur 8 – 12 minggu. Kemangi toleran terhadap cuaca panas dan dingin. Perbedaan iklim hanya mengakibatkan perbedaan penampilan tanaman. Kemangi yang ditanam di daerah dingin daunnya akan lebih lebar dan lebih hijau, sedangkan kemangi yang ditanam di daerah panas umumnya mempunyai daun yang kecil, tipis dan berwarna hijau pucat (Nazarudin, 1995). Budidaya Perbanyakan kemangi dilakukan dengan menggunakan biji. Biji mulai berkecambah 1 – 2 minggu setelah semai. Tipe perkecambahannya adalah hipogeal. Lama tanaman di persemaian sekitar 3 – 4 minggu, setelah itu dapat dipindahtanamkan pada bedengan dengan jarak tanam 20 – 30 cm antar tanaman (Sunarto, 1994). 8 Menurut Sunarto (1994), panen pertama bisa dilakukan saat tanaman sudah berumur 2 – 3 bulan setelah pindah tanam, namun menurut Nazarudin (1995), panen pertama sudah dapat dilakukan saat tanaman berumur 50 hari. Menurut Sunarto (1994), pemanenan dilakukan dengan memetik pucuk muda dengan panjang sekitar 10 cm. Pemangkasan tanaman dapat dilakukan untuk memicu tunas-tunas baru tumbuh dan mencegah munculnya bunga, namun untuk tanaman yang diperuntukkan untuk diambil benihnya sebaiknya tidak dipangkas. Kegunaan Masyarakat Asia Tenggara khususnya Indonesia, Malaysia, dan Thailand memanfaatkan tanaman kemangi sebagai rempah-rempah, tanaman obat dan sayuran. Menurut Kusmana dan Suryadi (2004), daun kemangi memiliki nutrisi yang cukup banyak seperti protein, lemak, karbohidrat, dan serat. Daun mudanya dapat dimakan mentah atau dimasak bersama sayuran lainnya. Bagian daun biji dan akar kemangi dipercaya dapat menyembuhkan sariawan dan melancarkan ASI. Menurut Sunarto (1994), sebagai obat tradisional kemangi berguna untuk beberapa penyakit. Rebusannya digunakan untuk batuk, daun yang ditumbuk dapat ditempatkan di dahi untuk meringankan selesma atau ditempatkan di dada untuk meringankan gangguan pernafasan. Seluruh tanaman ini dapat digunakan untuk mengobati rematik, kolik ginjal dan kalsifikasi. Baru-baru ini, kemangi didaftarkan sebagai obat yang potensial untuk melawan kanker. Minyak esensial dari kemangi digunakan dalam sabun dan kosmetik. Kemangi sudah dilaporkan memiliki sifat fungitoksik. Kemangi ditanam secara luas di Kenya dan Pakistan untuk produksi kapus barus sebagai obat dan industri. Bahan aktif yang terdapat dalam kemangi adalah flavonoid (Vieira et al., 2003). Minyak esensial dalam kemangi bersifat antibakteri yang efektif melawan beberapa jenis patogen (Stanko et al., 2010). Dalam 100 g bagian yang dapat dimakan, daun kemangi mengandung : air 87 g, protein 3.3 g, serat 2 g, kalsium 320 mg, zat besi 4.5 mg, dan vitamin C 27 mg. Nilai energinya yaitu 180 kJ/100 g (Sunarto, 1994). 9 Pupuk Nitrogen Nitrogen adalah elemen nutrsi yang paling melimpah di alam. Jumlah nitrogen bebas mencapai 78% dari total kandungan gas di udara. Meskipun demikian, ketersediaannya tidak sepenuhnya dapat langsung digunakan oleh tanaman dan hewan (Leiwakabessy et al., 2003). Sekitar 33,000 ton nitrogen yang ada di atmosfer tidak dapat digunakan langsung sebagai nutrisi tanaman disebabkan karena nitrogen bebas bersifat stabil secara kimia. Nitrogen diperlukan tanaman sebagai penyusun semua protein, klorofil, dan asam-asam nukleat serta berperan penting dalam pembentukan koenzim (Hanafiah, 2007). Penyediaan nitrogen berhubungan dengan penggunaan karbohidrat. Apabila persediaan nitrogen sedikit maka hanya sebagian kecil hasil fotosintesis yang diubah menjadi protein dan sisanya diendapkan. Pengendapan karbohidarat menyebabkan sel vegetatif menebal. Apabila persediaan nitrogen cukup banyak maka sedikit sekali yang mengendap karena sebagian besar dijadikan protein dan membentuk protoplasma. Protoplasma akan mengikat air sehingga tanaman menjadi meruah atau voluminous (Leiwakabessy et al., 2003). Tanaman hanya bisa mengambil nitrogen dalam bentuk ammonium dan nitrat. Nitrat (NO3-) dan ammonium (NH4+) larut dalam air tanah lalu diambil oleh akar tanaman. Bentuk nitrogen yang lain harus diubah dulu menjadi kedua bentuk tersebut agar bisa diambil tanaman. Pengubahan bentuk dapat dilakukan secara alami atau buatan. Konversi nitrogen secara alami dapat dilakukan dengan bantuan mikroorganisme yang hidup di tanah seperti bakteri dan fungi (Andrews, 1998). Bentuk dan ketersediaan nitrogen dapat dilihat pada Tabel 1. 10 Tabel 1. Bentuk dan ketersediaan nitrogen Bentuk Nitrogen nitrogen organik urea Sumber kotoran hewan kompos residu tanaman, dll pupuk komersial ammonim + (NH4 ) pupuk komersial kotoran hewan segar, pelapukan bahan organik nitrat (NO3-) pupuk komersial gas nitrogen sekitar 80% dari udara dalam tanah Ketersediaan bagi Tanaman tidak tersedia samapai terurai (miggu hingga tahunan) tersedia lebih cepat daripada ammonium digunakan langsung oleh tanaman, di bawah kondisi asam digunakan langsung oleh sebagian besar tanaman, hanya bisa digunakan tanaman dengan bakteri pengikat nitrogen seperti legume Keterangan immobil dalam tanah, lambat terurai menjadi (NH4+) dalam tanah cepat terurai menjadi (NH4+) dalam tanah dapat dijerap oleh liat atau bahan organik, mengurangi pencucian, konversi ke (NO3-) dibantu organisme tanah sangat mobil di air, mudah tercuci ke air tanah bahan organik dan (NO3-) ditambahkan pada tanah dari legum Sumber : (Andrews, 1998) Umumnya, ammonium dan nitrat diberikan pada tanaman sebagai pupuk karena dapat langsung tersedia dan diambil oleh tanaman. Pupuk nitrogen dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu organik dan anorganik. Kedua kelompok tersebut dibagi lagi menjadi produk alami dan buatan. Salah satu dari pupuk nitrogen anorganik buatan adalah urea (CO (NH2)2) dengan kandungan nitrogen 40 – 45% (Millar, 1995). Pupuk urea dibuat secara reaksi terkontrol yang mengombinasikan gas ammonia (NH3) dan karbondioksida (CO2) pada reaksi : 2 NH3 + CO2 ↔ NH2COONH4 NH2COONH4 ↔ NH2CONH2 + H2O Tahapan pembuatannya terdiri dari empat tahap yaitu sintesis, pemurnian, konsentrasi dan granulasi. Spesifikasi urea butiran terlihat pada Tabel 2. 11 Tabel 2. Spesifikasi urea butiran Komponen Konsentrasi Nitrogen Biuret Kandungan kelembaban Ukuran Sumber : Copplestone and Kirk (2011) Minimal 46 % bobot Maksimal 1.0 % bobot Maksimal 0.3 % bobot 90 % berukuran 2 – 4 mm Mikroorganisme Lokal Secara ekologis tanah tersusun oleh kelompok material, yaitu material hidup (faktor biotik) berupa biota (jasad-jasad hayati), faktor abiotik berupa bahan organik dan faktor abiotik berupa pasir debu dan liat. Populasi, jenis dan aktivitas biota dalam tanah tergantung pada sifat alami dan sifat nonalami. Pada lahan pertanian, kegiatan pertanian yang dilakukan akan menentukan populasi, jenis dan aktivitas mikrobanya (Hanafiah, 2007). Dikaitkan dengan pertumbuhan tanaman, biota tanah dikelompokkan menjadi : 1) menguntungkan, 2) merugikan, dan 3) tanpa pengaruh. Apabila biota yang menguntungkan dapat dimaksimalkan dan biota yang merugikan dapat diminalkan maka pertumbuhan dan produksi tanaman akan dapat dioptimumkan. Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh biota yang menguntungkan yaitu : 1) penyedia dan fiksasi N misalnya Rhizobium, Azetobacter, Rhospirillidium, Nitrosomonas, dan Nitrobacter 2) pelarut dan penyedia fosfor seperti Pseudomonas dan Bacillus 3) produksi zat pengatur tumbuh (ZPT) seperti Azetobacter, Azospirillium, dan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA), dan 4) penyedia hara lainnya (Hanafiah, 2007). Mikroorganisme Efektif (EM) merupakan kultur campuran berbagai jenis mikroorganisme yang bermanfaat (bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, ragi, aktinomisetes, dan jamur peragian) yang dapat digunakan sebagai inokulan untuk meningkatkan keragaman mikroba tanah. Pemanfaatan EM dapat memperbaiki kesehatan dan kualitas tanah, dan selanjutnya memperbaiki pertumbuhan dan hasil tanaman. Kultur EM mengandung mikroorganisme yang secara genetika bersifat asli dan tidak dimodifikasi karena berasal dari lingkungan alami (Sutanto, 2002).