Vol. 03 / No. 01 / November 2013 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA WACANA BERAKSARA JAWA SISWA SMA N 1 WADASLINTANG TAHUN AJARAN 2012 2013 Oleh : Wahidin pendidikan bahasa dan sastra jawa [email protected] ABSTRAK Jenis penelitian ini adalah penelitian Eksperimen Semu (Quasy Eksperiment). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah keterampilan membaca wacana beraksara Jawa siswa kelas X SMA N 1 Wadaslintang tahun ajaran 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajan kooperatif tipe CIRC lebih baik dari pada model pembelajaran ceramah. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai bulan Juni 2013. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Wadaslintang yang terdiri dari 5 kelas dengan jumlah 126 siswa. Sampel dalam penelitian untuk kelas kontrol adalah siswa kelas X.1 sedangkan untuk kelas eksperimen adalah siswa X.2. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik random sampling. Terpilih sebagai kelompok uji coba soal instrumen adalah siswa kelas X.4 dimana soal tersebut berjumlah 40. Dari hasil perhitungan validitas item soal diperoleh soal yang diterima berjumlah 30 soal, sedangkan reliabilitasnya adalah 0,805 termasuk reliabilitas tinggi. Pengambilan data penelitian menggunakan metode tes dan pengamatan. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji t pihak kanan. Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata nilai kemampuan prestasi belajar siswa pada kelompok eksperimen sebesar 82,27 sedangkan pada kelompok kontrol sebesar 78,89. Dari hasil uji statistik menggunakan uji t pihak kanan diperoleh tobservasi = 2,314. Dengan dk = 51 dan πΌ = 5% diperoleh nilai ttabel = 1,645. Karena tobservasi > ttabel yang berarti H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca wacana beraksara Jawa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran tipe CIRC lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah pada siswa kelas X SMA N 1 Wadaslintang Tahun Ajaran 2012 / 2013. Untuk itu disarankan agar menggunakan model pembelajaran CIRC sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran bahasa jawa di sekolah. Kata kunci : CIRC, membaca, wacana beraksara jawa Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid (Sagala, 2012: 61). Kegiatan pembelajaran bahasa di sekolah sebaiknya difokuskan pada empat keterampilan berbahasa yang mencakup empat segi, yaitu keterampilan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 40 Vol. 03 / No. 01 / November 2013 menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis (Tarigan, 2008: 7). Membaca wacana beraksara Jawa berarti kegiatan membaca satu rangkaian kata-kata beraksara Jawa untuk memahami apa yang dituturkan pihak lain melalui sarana tulisan. Keberhasilan belajar siswa akan tercapai apabila interaksi dua arah antara guru dengan siswa sudah dapat berjalan dengan baik. Oleh karena itu, pemilihan model pembelajaran yang tepat akan meningkatkan hasil pembelajaran siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengajar adalah model pembelajaran tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Model pembelajaran CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatifkelompok. Model pembelajaran CIRC memadukan secara kooperatif aspek membaca dan menulis. Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah untuk mengajarkan kepada siswa untuk bekerja sama dan kolaborasi, harapannya agar siswa termotivasi untuk belajar, saling membantu dan prestasi belajar mereka juga semakin meningkat khususnya dalam pembelajaran membaca wacana beraksara Jawa. Adapun alasan pemilihan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran CIRC adalah bahwa CIRC merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan tujuan-tujuan kelompok dan tanggung jawab individual. Dalam CIRC siswa saling bekerja sama dalam satu tim, sehingga semua siswa dapat aktif dalam diskusi, dapat saling membantu temannya yang lemah berpendapat dalam kelompoknya. Dengan diterapkan metode CIRC diharapkan dapat lebih memfokuskan keterlibatan siswa pada materi pembelajaran, membuat waktu tindak lanjut lebih efektif. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wadaslintang. Populasi dalam penelitiam ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Wadaslintang berjumlah 125 siswa. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik random sampling, yaitu pengambilan sampel secara acak, sehingga diperoleh sampel sebanyak 26 siswa untuk kelas eksperimen dan 26 siswa untuk kelas kontrol. Metode pengumpulan data dengan menggunakan metode tes dan observasi. Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode Lilliefors untuk menguji normalitas data, uji Bartlett untuk menguji homogenitas data, uji t dua pihak untuk uji keseimbangan data dan uji t pihak kanan untuk menguji hipotesis. Berdasarkan hasil uji normalitas data kemampuan awal kelas eksperimen diperoleh nilai πΏπππ = 0,1194 dan πΏπ‘ππππ = 0,1706, hal ini menunjukkan bahwa Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 41 Vol. 03 / No. 01 / November 2013 πΏπππ < πΏπ‘ππππ . Daerah kritik untuk uji normalitas kelas eksperimen adalah πΏ0,05;26 = {πΏΗπΏ > 0,1706} sehingga πΏπππ = 0,1194 tidak masuk pada daerah kritik, hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Sementara itu dari hasil uji normalitas data kemampuan awal kelas kontrol diperoleh nilai πΏπππ = 0,1315 dan πΏπ‘ππππ = 0,1706, hal ini menunjukkan bahwa πΏπππ < πΏπ‘ππππ . Daerah kritik untuk uji normalitas kelas kontrol adalah πΏ0,05;26 = {πΏΗπΏ > 0,1706} sehingga πΏπππ = 0,1315 tidak masuk pada daerah kritik, hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji homogenitas diperoleh nilai ππ‘ππππ = 0,9246 dan ππππ = 0,9830, hal ini menunjukkan bahwa ππ‘ππππ < ππππ . Daerah kritik untuk uji homogenitas dengan taraf signifikansi π0,05;26;26 adalah DK = {bΗb< 0,9246}, karena ππππ tidak masuk derah kritik, maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Dari perhitungan uji keseimbangan dengan rumus uji t dua pihak diperoleh π‘πππ = 0,6594 dan π‘π‘ππππ = 1,960, hal ini menunjukkan bahwa π‘πππ < π‘π‘ππππ . Daerah kritik untuk π‘0,025;50 adalah DK = {tΗt < -1,960 atau t > 1,960}, π‘πππ = 0,6594 tidak masuk daerah kritik, karena π‘πππ tidak masuk daerah kritik maka H0 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan awal kelas kontrol dan eksperimen adalah sama (seimbang). Berdasarkan hasil uji normalitas data kemampuan akhir kelas eksperimen diperoleh nilai πΏπππ = 0,1353 dan πΏπ‘ππππ = 0,1706 hal ini menunjukkan bahwa πΏπππ < πΏπ‘ππππ . Daerah kritik untuk uji normalitas kelas eksperimen adalah πΏ0,05;26 = {πΏΗπΏ > 0,1706} sehingga πΏπππ = 0,1353 tidak masuk pada daerah kritik, hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Sementara itu dari hasil uji normalitas data kemampuan akhir kelas kontrol diperoleh nilai πΏπππ = 0,1648 dan πΏπ‘ππππ = 0,1706 hal ini menunjukkan bahwa πΏπππ < πΏπ‘ππππ . Daerah kritik untuk uji normalitas kelas kontroll adalah πΏ0,05;26 = {πΏΗπΏ > 0,1706} sehingga πΏπππ = 0,1648 tidak masuk pada daerah kritik, hal ini berarti H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan homogenitas data kemampuan akhir dengan uji Bartlett diperoleh nilai ππ‘ππππ = 0,9246 dan ππππ = 0,9962, hal ini menunjukkan bahwa ππ‘ππππ < ππππ . Daerah kritik untuk uji homogenitas dengan signifikansi π0,05;26;26 adalah DK = {bΗb< 0,9246}, karena ππππ = 0,9962 tidak masuk derah kritik, maka H0 Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 42 Vol. 03 / No. 01 / November 2013 diterima dan H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai kemampuan akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Untuk menghitung hipotesis penelitian dilakukan dengan uji t-pihak kanan. Adapun hipotesis yang diajukan adalah : H0 = ππ΄ ≤ ππ΅ (keterampilan membaca wacana beraksara Jawa dengan menggunakan model CIRC tidak lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah). H1 = ππ΄ > ππ΅ (keterampilan membaca wacana beraksara Jawa dengan menggunakan model CIRC lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran ceramah). Dari hasil perhitungan uji t pihak kanan diperoleh π‘πππ = 2,6805 dan π‘π‘ππππ = 1,645 yang artinya bahwa π‘πππ > π‘π‘ππππ . Daerah kritik untuk π‘(0,05;50) adalah DK ={tΗt > 1,645}, maka π‘πππ = 2,6805 masuk pada daerah kritik, karena π‘πππ masuk pada daerah kritik, maka H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca wacana beraksara Jawa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran CIRC lebih baik dibandingkan keterampilan membaca wacana beraksara Jawa siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah. Berdasarkan hasil analisis data penelitian, pengolahan dan pembahasan hipotesis menggunakan uji-t pihak kanan diperoleh π‘πππ πππ£ππ π = 2,6805 dan π‘π‘ππππ = 1,645 dengan syarat H1 dapat diterima apabila π‘πππ πππ£ππ π > π‘π‘ππππ . Dari perhitungan diperoleh π‘πππ πππ£ππ π = 2,6805 > π‘π‘ππππ = 1,645, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keterampilan membaca wacana beraksara Jawa siswa yang mendapatkan pebelajaran dengan model pembelajaran tipe CIRC lebih baik dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model pembelajaran ceramah pada siswa kelas X SMA N 1 Wadaslintang Tahun Ajaran 2012 / 2013. Sesuai dengan simpulan yang telah dikemukan dalam penelitian ini maka peneliti menyampaikan beberapa saran sebagai berikut, (1) Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC hendaknya minat dan semangat siswa dalam membaca semakin meningkat, (2) Model pembelajaran tipe CIRC dapat dijadikan salah satu alternatif bagi guru dalam pembelajaran membaca, karena siswa diarahkan mengembangkan dan menggunakan keterampilan berfikir kritis dan bekerjasama secara kooperatif (3) Sekolah seharusnya memilih model pembelajaran yang sesuai dengan Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 43 Vol. 03 / No. 01 / November 2013 kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa dan mutu pendidikan di sekolah, (4) Dengan adanya penelitian ini diharapkan ada peneliti lain yang mau mencoba penelitian yang sama untuk membuktikan apakah benar terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif CIRC terhadap keterampilan membaca wacana beraksara Jawa. DAFTAR PUSTAKA Budiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Yogyakarta : Pustaka Timur Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar Mengajar. Bandung : Alfabeta. Slavin, Robert E. 2010. Cooperative Learning. (terjemahan Narulita Yusron). London : Allymand Bacon. (buku asli diterbitkan tahun 2005). Tarigan, H.G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Aksara. Jurnal Pendidikan, Bahasa, Sastra, dan Budaya Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo 44