BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu peristiwa penting bagi setiap pasangan dan semua wanita hamil akan menghadapi persalinan di akhir kehamilannya. Seorang wanita akan diliputi berbagai macam pertanyaan tentang apa yang akan terjadi pada saat persalinan, khususnya rasa sakit yang akan dialami. Informasi yang salah akan menimbulkan kecemasan yang tidak perlu (Sutanto, 2007). Susilo (2007) menyebutkan bahwa lebih dari 90% wanita mengalami nyeri persalinan yang cukup berat. Rasa nyeri yang ditimbulkan pada proses persalinan sebenarnya dapat dihilangkan, seperti yang dilakukan di Amerika Serikat yang merupakan hak pasien. Namun di Indonesia, hak itu masih dalam taraf sosialisasi karena ada pemikiran rasa nyeri itu merupakan sesuatu pengalaman yang tidak bisa dipisahkan dengan saat-saat penting persalinan Danuatmaja (2004) menyatakan bahwa tekanan dan rasa takut dapat meningkatkan rasa sakit serta menghambat kelahiran bayi. Selain penyebab rasa sakit bersalin seperti kontraksi uterus, berbagai hambatan fisik dan psikologis pada ibu saat bersalin dapat menambah rasa sakit. Terkadang, hambatan psikologis lebih besar pengaruhnya dibandingkan fisik. Adanya bahaya fisik, ketakutan, kecemasan dan bentuk distres lainnya dapat memicu peningkatan kadar katekolamin. Kadar katekolamin yang berlebihan dapat menyebabkan penurunan aliran darah ke rahim, penurunan kontraksi rahim, peningkatan lamanya kala I, 1 Universitas Sumatera Utara 2 penurunan aliran darah ke plasenta, penurunan oksigen yang tersedia untuk janin, peningkatan produksi katekolamin janin, serta peningkatan persepsi wanita yang negatif atau pesimis seperti yang diuraikan Simkin et al (2005). Stright (2005) juga menambahkan yaitu ketegangan otot misalnya ketegangan muka atau tangan mengepal atau aktifitas otot misalnya bergerak dengan cepat, berbalik atau berputar serta penurunan mortilitas saluran cerna. Sebenarnya tidak perlu mengkhawatirkan rasa sakit persalinan karena hal itu merupakan fisiologis dalam proses persalinan. Jika ibu mempersiapkan tubuh dan pikirannya, sebenarnya kecemasan akan rasa sakit persalinan lebih nyaman dan lebih dapat dihadapi (Danuatmaja, 2004). Asuhan sayang ibu yang diberikan oleh bidan amat membantu ibu dan keluarganya untuk merasa aman dan nyaman dalam proses persalinan. Badan Coalition for Improving Maternity Services (CIMS) muncul dari Safe Motherhood Initiative pada tahun 1987. CIMS merumuskan 10 langkah bagi rumah sakit / pusat pelayanan persalinan/rumah-rumah biasa yang harus diikuti agar bisa mendapatkan predikat “sayang ibu”. Diantara 10 langkah tersebut salah satunya adalah mendidik petugas memberi asuhan dalam hal metode meringankan rasa nyeri tanpa menggunakan obat-obatan. CIMS juga menyatakan bahwa landasan filosofi dari asuhan sayang ibu adalah proses kelahiran yang alamiah, pemberdayaan, otonomi, tidak menimbulkan penderitaan serta tanggung jawab dari pemberi asuhan (Pusdiknakes, 2001). Universitas Sumatera Utara 3 Keahlian bidan dalam mendukung atau memfasilitasi suatu pengalaman persalinan yang positif adalah sangat penting. Semakin terlatih seorang bidan maka semakin baik kualitas perawatan yang diberikan. Semakin banyak pengetahuan seorang bidan maka semakin baik kemampuannya untuk memfasilitasi pilihan yang diinformasikan. Keahlian menyakinkan wanita untuk membuat suatu keputusan, tidak datang secara alami, tetapi harus dipelajari dan dipraktekkan seperti hal yang lainnya (Henderson, 2006). Kemajuan persalinan dapat difasilitasi apabila wanita merasa aman, dihormati, dan dirawat oleh seorang ahli yang bertanggung jawab terhadap keamanannya, dan ketika nyerinya ditangani secara adekuat dan aman. Pasangannya atau orang yang dicintainya dan pemberi perawatan persalinan berperan penting atas perawatan tersebut. Sebaliknya perasaan malu atau tidak berharga, merasa di awasi, merasa dalam bahaya, merasa diperlakukan tanpa hormat, merasa diabaikan atau dianggap remeh dapat memicu reaksi psikobiologis yang menggangu efesiensi persalinan (Simkin, 2005). Nyeri fisik yang terjadi pada saat persalinan merupakan hal yang fisiologis disebabkan oleh adanya kontraksi uterus yang menyebabkan terjadinya retraksi pada otot dan pembuluh darah pada uterus dan terjadinya tekanan pada otot dasar panggul. Nyeri yang bersifat psikologis dapat terjadi akibat rasa takut dan cemas yang berlebihan (Danuatmaja, 2004). Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk meneliti “Sejauh Manakah Pengetahuan dan Sikap Bidan Jalur Khusus Terhadap Penanganan Nyeri Persalinan di Akbid Pemda Kabupaten Aceh Tengah. Universitas Sumatera Utara 4 1.2. Tujuan Penelitian 1.2.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan dan sikap bidan Jalur khusus terhadap penanganan nyeri persalinan di Akbid Pemda Kabupaten Aceh Tengah. 1.2.2. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan bidan Jalur khusus terhadap penanganan nyeri persalinan di Akbid Pemda Kabupaten Aceh Tengah. 2. Untuk mengetahui sejauhmana sikap bidan Jalur khusus terhadap cara penanganan nyeri dalam persalinan di Akbid Pemda Kabupaten Aceh Tengah. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah “Sejauhmanakah Pengetahuan dan Sikap Bidan Jalur Khusus Terhadap Penanganan Nyeri Persalinan di Akbid Pemda Kabupaten Aceh Tengah”. 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Bagi Pendidikan Kebidanan Hasil penelitian ini merupakan gambaran bagaimana peningkatan pengetahuan dan informasi mengenai asuhan persalinan khususnya mengenai penanganan nyeri persalinan. Universitas Sumatera Utara 5 1.4.2. Bagi Praktek Kebidanan Diharapkan menjadi masukan bagi petugas kesehatan khusunya dalam meningkatkan pengetahuan bidan tentang asuhan persalinan yang berhubungan dengan penanganan nyeri persalinan sehingga nantinya bidan dapat mengantisipasi kemungkinan- kemungkinan yang akan terjadi dikemudian hari. 1.4.3. Bagi Penelitian Kebidanan Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan dan sumber data untuk penelitian selanjutnya. Universitas Sumatera Utara