Fresh JUICE ! refresh your soul Fresh JUICE ! Fresh Juice adalah buku renungan harian berdasarkan penanggalan liturgi Katolik. Dibuat oleh para anggota DOJ Bali. (www.DOJCC.com). Terbit sebulan sekali di awal bulan. Untuk informasi berlangganan hubungi : Nathasa (0361 - 85 11223) Kritik dan saran : [email protected] Fresh JUICE ! Team Moderator: Rm. Hady Setiawan,Pr Penasehat : Yovie Setiawan Pemimpin Redaksi : Nathasa Editor : Nathasa, Yovie Penulis : Nathasa, Lulu, Adhi, Martina, Agatha, Fransiska, Hanz, Franky, Yovie, Rm. Vincent MGL, Ardhi, Jeff, Rina, Rm. Joseph MGL, Diakon Wenz MGL, Sr. Benedicta, Fr. Mattheus, Maia, Fr David, Alin, Yudi, Betty, Fr. Anis, MGL, Betty Langganan & Marketing Iklan : Nathasa (0361- 85 11223) Distribusi : Anggota DOJ Bali Seluruh hasil Fresh Juice akan disumbangkan untuk pembangunan Rumah Retret di Bedugul Sumbangan dapat disalurkan ke : Bank BCA A/C No. 611 033 7785 An. Flora Ida W Salam damai dalam Kristus... Salam jumpa kembali Apa kabar ?? Semoga semua dalam keadaan baik. Bulan Mei telah tiba...Bulan dimana kita sebagai orang Katolik diingatkan berdoa bersama Bunda Maria. Bulan ini tiap hari di lingkungan diadakan doa Rosario atau kita berdoa rosario masing-masing di rumah sendiri. Dengan berdoa Rosario kita menghormati Bunda Maria, bunda yang disayangi dan melahirkan Yesus. Dan memohon kepada bunda untuk menyampaikan segala harapan dan doa-doa kita kepada Yesus. Seperti Mujizat di Kana., mujizat ini tak akan pernah terjadi tanpa campur tangan Bunda Maria. Kita pun belajar dari Bunda Maria yang begitu yakin dan percaya pada putranya. Apakah kita bisa yakin dan percaya kepada Yesus seperti Bunda Maria ?? Mari di bulan ini, kita belajar seperti Bunda Maria yang tak pernah ragu akan Yesus dan kasihNya untuk kita semua. Harap sms / telpon 0361 - 8511223 untuk konfirmasi. Semoga... Fresh JUICE ! managed by : Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Salam Fresh Juice Nathasa www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 1 1 Mei 2012 : Gembala dan Domba Kis 11:19-26, Mzm 87:1-3,4-5,6-7, Yoh 10:22-30 Yoh 10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, Mendengar kata gembala membuat saya teringat banyak hal. Saya sungguh meyakini bahwa Bapa akan menjadi gembala dalam kehidupan kami. Bukan gembala biasa, tapi gembala yang baik. Gembala yang sungguh menjaga anak-anakNya. Untuk itulah mengapa kami memilih untuk menyanyikan lagu ’Tuhan adalah Gembalaku’ dalam misa pernikahan kami di bulan Februari 2000. Saat salah satu anjing mini pincher kami melahirkan di bulan April 2008 lalu, kami sungguh melihat bagaimana anjing kami menjadi gembala bagi anak-anaknya. Anjing kami bernama Cinta. Dengan 5 anaknya, 4 jantan dan 1 betina, tak sekalipun Cinta meninggalkan anaknya. Kami telah menyediakan kotak dengan dilapisi handuk untuk memberi kehangatan bagi anak-anaknya. Setiap kami melihat anjing kami, Cinta selalu tidur bersama anak-anaknya. Beberapa dari mereka selalu tidur di bawah perutnya. Seolah-olah ingin mengatakan ”Peluk aku mami, berikan aku kehangatan.” Terkadang Cinta sekali-kali tidak ada di kotak bersama anak-anaknya, namun saat ibunya datang anak-anaknya akan mulai mendekat karena mereka tahu ibunya datang. Tahukah anda, setiap anak-anaknya Cinta pipis atau beol, kotoran anak-anaknya selalu dijilat dan dimakan oleh ibunya. Tubuh anaknya bahkan selalu dijilat agar selalu bersih. Dan ini dilakukan setiap hari sampai 1 bulan lebih! Tentu Tuhan tidak bisa dibandingkan dengan Cinta, anjing mini pincher kami. Karena Tuhan lebih dari apa yang dilakukan Cinta bagi anak-anaknya. Tuhan selalu menjaga kita 24 jam full. Bukan hanya 1 bulan namun dalam seluruh kehidupan kita. Ia bukan saja menjadi Bapa yang menjaga anak-anaknya, namun juga Bapa yang memelihara kita semua. Jika kita percaya dengan iman bahwa Tuhan akan selalu menjadi gembala bagi kita, mengapa kita masih khawatir akan kehidupan kita? Kasihnya kekal dan tak berkesudahan. Sampai hari ini. Dan selamanya. Yang dituntut dari kita hanya percaya dengan iman. Bahwa Ia BAPA gembala yang baik bagi saya dan anda. (yovie) 2 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 2 Mei 2012 : Dipanggil untuk menyelamatkan dunia Kis 12: 24-13:5a Yoh 12: 44-50 “Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya (Yoh 12:47).“ Yesus Kristus dikenal sebagai Juru Selamat, the Saviour, karena memang misi-Nya yang utama di dunia adalah menyelematkan dunia; caranya dengan mati disalib, dikurbankan sebagai tebusan untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa. Manusia adalah budak dosa. Kita tidak bisa keluar dan bebas dari dosa dengan kekuatan sendiri. Kita perlu bantuan khusus dari Tuhan untuk bisa bebas dari dosa, sama seperti bangsa Israel yang tidak bisa bebas dari perbudakan Mesir, kalau tidak ada Musa yang meyakinkan mereka, bahwa mereka sejatinya adalah bangsa bebas yang dipilih Allah, bukan bangsa budak. Demikian pun kita yang hidup sekarang ini. Sebelum dibaptis dan menjadi anggota Gereja Katolik, kita mungkin tidak akan pernah sadar bahwa kita adalah anak-anak Allah dan bukan budak setan. Kalau kita mau sedikit keluar dari titik aman lingkungan pergaulan komunitas dan keluarga kita. Kita pasti dihadapkan pada kenyataan bahwa masih banyak orang yang tidak mengenal Yesus, Sang Juru Selamat, yang datang khusus ke dunia untuk menyelamatkan kita. Di antara mereka mungkin beberapa percaya akan adanya Tuhan, tetapi mungkin sudah mulai ada yang tidak percaya akan adanya Tuhan. Nah, setelah Paskah, misi Kritus ini menjadi misi kita juga. Kita adalah anak-anak Paskah, anak-anak terang, kita dibaptis bukan sekedar dipanggil tetapi juga diutus untuk ambil bagian dalam misi Kristus untuk menyelematkan dunia, bukan menghakiminya. Sosok Yesus historis telah lama wafat dan bangkit. Ia tidak lagi bersama kita secara jasmani, namun demikian tidak berarti misinya untuk menyelamatkan dunia telah habis. Misinya berlanjut lewat kita anggota-anggotanya ini. Ia tidak lagi hadir secara jasmani, tetapi kitalah yang dipakai-Nya untuk meneruskan misi-Nya menyelematkan dunia. Tentu kita harus terlebih dahulu mengalami pengalaman diselamatkan itu. Seperti halnya ketika kita disembuhkan oleh seorang dokter hebat, lalu kemudian mempromosikan dokter tersebut di antara teman dan saudara kita, sama halnya ketika kita mengalami kasih penebusan Yesus. Sebagai orang beriman, kita percaya bahwa pada saat-saat khusus dalam hidup kita, terutama saat kita menderita dan susah, jika kita punya iman, pasti kita akan mengalami kuasa Kasih Allah yang menyembuhkan. Pengalaman inilah yang mau kita bagikan kepada sesama. Hasrat untuk berbagi inilah yang dinamakan hasrat untuk ambil bagian dalam misi Kristus untuk menyelamatkan dunia, bukan menghakiminya. Kita dipanggil untuk menyelamatkan dunia dengan mengasihinya, bukan malah menjauhinya demi menyelematkan diri sendiri. Diakon Wenz, MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 3 3 Mei 2012 : Mintalah Maka Akan Diberikan Pesta St. Filipus & St. Yakobus, Rasul 1 Kor 15 : 1-8 ; Yoh 14 :6-14 Yoh 14:14 “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” Kata Yesus kepadanya: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Dalam ungkapan ayat tersebut sudah jelas sekali bahwa siapapun harus datang dan dekat dengan Yesus sebagai terang hidup dan jalan kebenaran. Sebelum saya dibaptis secara Katolik, tidak ada suatu kejelasan apa yang harus saya ikuti. Kemana arah saya, kemana arah kehidupan saya semunya berjalan tanpa ada arah dan tujuan yang jelas. Setelah dibaptis secara Katolik, saya bersyukur karena boleh ambil bagian sebagai muridNya sehingga setiap kehidupan boleh Dia arahkan kepada kehendakNya menuju arah yang benar kepada kerajaan surga. Tuhan sungguh baik, sesuai janjiNya yang dituliskan di ayat 14 “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” Jika saudara dan saya benar - benar mengimani firman tersebut, pasti semua itu akan diberikan. Ulangan 28:1-2 “Jika Engkau baik - baik mendengarkan suara Tuhan, Allahmu, dan melakukan dengan setia segala perintahNya yang disampaikan kepadamu pada hari ini, maka Tuhan, Allahmu, akan mengangkat engkau diatas segala bangsa di bumi. Segala berkat ini akan datang kepadamu & menjadi bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan, Allahmu” Marilah kita berdoa dan meminta permohonan dengan penuh rasa syukur atas namaNya. Percayalah semuanya akan diberikan. Amin Yudi 4 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 4 Mei 2012 : Bagaimana sich Caranya Masuk Surga ? Yosef Maria Rubio Kis 13:26-33, Mzm 2:6-7,8-9,10-11, Yoh 14:1-6 Yoh 14:1-6 Aku akan kembali dan menjemput kalian. (Yoh 14:3) Sebelum perikop ini Yesus baru saja menghardik Petrus yang berkobar-kobar berkata bahwa ia rela mati supaya bisa mengikuti Yesus saat itu juga. Tomas juga mendesak Yesus supaya mereka bisa memastikan jalannya. Tapi mengikuti Yesus bukan tergantung dari usaha kita. Dibalik ini sebenarnya ada bibit kesombongan yang mengandalkan usaha mereka sendiri untuk bisa masuk surga, dan lupa bahwa Yesuslah kunci pintu surgawi. “Aku adalah Jalan, Kebenaran, dan Kehidupan” (Yoh 14:6). Disini seakan-akan Yesus tidaklah cukup sehingga mereka ingin memastikan sesuatu ekstra diluar Yesus. Mereka lebih percaya pada kekuatan dan pengetahuan diri sendiri. Terlihat ketidaksabaran dari respons mereka pada Yesus. Mereka tidak sadar bahwa perjalanan ke surga adalah benar benar inisiatif Tuhan. Yesus berkata: “Aku akan pergi kesana untuk menyediakan tempat bagi kalian...Aku akan kembali dan menjemput kalian...” (Yoh 14:3) Yesuslah yang akan bertindak, karena kita tidaklah mampu kesana. Tetapi sudah tentu kita tidak bisa bermalas malas saja. Lalu apakah usaha kita yang pantas? Santa Teresa kanak kanak Yesus punya satu imajinasi iman yang bisa membantu kita. Dia membayangkan bahwa jalan ke surga itu seperti tangga yang sangat tinggi. Setiap anak tangganya besar besar dan ia sendiri hanya seorang anak kecil dengan kaki mungil yang terlalu kecil untuk menjangkau bahkan anak tangga yang pertama sekalipun. Tapi ia tetap berusaha naik tangga tanpa menyerah walaupun tidak ada hasilnya sedikitpun. Dia yakin bahwa saat Allah Bapa melihat dia, pastilah hati Beliau akan tersentuh akan kegigihan dan kegagalan dia. Dia yakin bahwa Sang Bapa dengan tanganNya yang sangat besar, akan menjangkau mesra dirinya, memeluknya dan menempatkan ia di pangkuanNya. Kita juga bisa membayangkan bahwa Sang Bapa akan tersentuh dan mengutus PutraNya untuk menjemput kita. Kenyataannya Yesus memang sudah datang, sudah mati disalib untuk menebus dosa dosa kita, sudah bangkit dan sudah berjanji akan menjemput kita. Maukah kita terus berusaha, dan sabar ditengah kegagalan kita. Maukah kita seperti Santa Teresa, tanpa menyerah terus mengangkat kaki kita dengan iman bahwa Yesus satu hari akan datang lagi untuk kita? Ya Bapa, kami bersyukur bahwa Engkau sudah mengutus PutraMu untuk menebus dosa dosa kami. Mampukanlah kami dengan Roh KudusMu, supaya kami tetap setia berjuang, meski penuh kegagalan. Berikanlah kami iman yang teguh, yang sabar menantikan kedatangan Yesus PutraMu, yang akan menjemput kami masuk dalam kebahagiaan hidup kekal bersamaMu di surga nanti. Amin. Frater David Lemewu MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 5 5 Mei 2012 : NamaNYA di atas segala nama Kis. 12: 44-52 Mzm. 48:1-4 Yoh. 14:7-14 Yoh 14:14, “Jika kamu meminta sesuatu kepadaKu dalam namaKu, Aku akan melakukannya.” Meminta kepada seseorang dengan memanggil nama orang yang diminta ternyata sangat besar artinya. Kalau dulu saya diajari oleh orang tua untuk meminta sesuatu, pasti harus menyebutkan bapak atau ibu. “Bu, minta beliin celana panjang ya.” Atau “Pak, minta dijemput setelah pulang sekolah ya.” Selain karena memang sopan santun sebagai adat orang timur, juga menunjukkan dengan pasti kepada siapa kita memintanya. Hari ini Yesus menegaskan kepada kita sebagai pengikutNya untuk meminta apa saja yang kita inginkan dengan menyebut NamaNya. Makanya tidak heran Gereja dalam doa-doa resmi dalam perayaan Ekaristi selalu diakhiri dengan menggunakan rumusan “demi Kristus, Tuhan dan Pengantara kami”. Hal ini ditegaskan lagi oleh Yesus karena sudah terbukti bahwa mereka yang meminta sesuatu dalam namaNya selalu akan terkabul. Contohnya si Bartimeus yang buta supaya dapat melihat, dia berteriak, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku orang yang berdosa ini dan biarlah aku dapat melihat lagi.” Akhirnya orang buta itu sembuh dan bisa melihat lagi. Seringkali iman kita kurang dalam mempercayakan apa yang kita minta dengan menyebutkan nama Yesus yang Kudus. Nama Yesus adalah Nama di atas segala nama, Jesus Name above all names!” Maka dari itu, ketika setan mendengar Nama Kudus Yesus, telinga mereka akan sakit dan minta untuk tidak menyebutkan Nama yang Kudus itu. Meminta dalam Nama Yesus juga membutuhkan suatu kerendahan hati yang luar biasa karena kadang-kadang kita tidak tahu apa yang kita minta jadi biarlah kehendakNya yang terjadi bukan kehendak kita sendiri. Yesus tahu isi hati kita, maka dari itu Dia tahu apa yang kita butuhkan lebih dari kita sendiri. Marilah mulai dari saat ini kita memberanikan diri untuk meminta kepada Yesus dengan memakai NamaNya yang Kudus karena NamaNya mempunyai kuasa atas dunia ini. Rm Vincent Widi, MGL 6 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 6 Mei 2012 : Mendengarkan dan Melakukan Perintah Yesus Kis 9:26-31, Mzm 22:26b-27,28,30,31-32, 1Yoh 3:18-24, Yoh 15:1-8 Yoh. 15:5-6 Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barang siapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barang siapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Yesus mengemukakan perumpamaan tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya kepada para muridNya. Dia mengatakan bahwa setiap ranting yang tidak berbuah akan dipotong. Sedangkan ranting yang berbuah akan dibersihkan. Yesus ingin mengemukakan hal ini untuk menyadarkan para pengikutNya. Ranting yang tidak berbuah adalah orang yang tidak mengikuti ajaranNya. Sedangkan ranting yang berbuah adalah orang yang mendengar dan melaksanakan kehendaNya. Orang-orang Farisi dan orang Saduki adalah orang-orang yang selalu berusaha untuk mengkoreksi Yesus dan ajaranNya. Mereka selalu mengikuti Dia ke mana saja dia berada. Mereka berusaha untuk mengkritikNya. Mereka menolak untuk mendengarkan ajaran Yesus dan kebenaran yang dibawakan Yesus. Terkadang mereka mendengarkan Yesus, namun tidak mengamalkannya di dalam kehidupan mereka setiap hari. Mereka tidak melaksanakan apa yang mereka dengarkan. Dengan itu ketika mereka dilanda suatu cobaan dan tantangan, mereka berlari dari kenyataan. Kita sekalian telah dipanggil dan dipilih Tuhan untuk mengikuti jalannya. Kita ditetapkan untuk menjadi sahabat seperjalanan Yesus bersama saudara dan saudari kita di sekeliling kita. Namun karena pengaruh dunia, kita sering menolak untuk mendengarkan sesuatu yang benar. Kita memilih untuk mengikuti apa yang ditawarkan oleh dunia. Kita sering menunjukan kepada orang lain bahwa kita mendengarkan kebenaran itu, namun hanya sebatas mendengarkannya dan tidak melaksanakannya. Lebih dari itu, kita sering berlari dari kenyataan itu. Kita berpikir kebenaran Yesus itu membatasi keleluasan dan kebebasan kita. Karena itu kita berlari dari hadapan Yesus. Kita lebih memilih tawaran dari dunia. Marilah kita sungguh merenungkan pesan Injil hari ini. Yesus mengatakan, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apaapa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kita sungguh tinggal dan melaksanakan perintah dan ajaranNya, kita akan menghasilkan buah yang berlimpah buat kita sendiri dan sahabat-sahabat kita. Rm Joseph MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 7 7 Mei 2012 : Seandainya Kita Bisa Memilih Kis 14 : 5-18 ; Mzm 115 : 1 – 2, 3 - 4, 15 - 16 ; Yoh 14 : 21 - 26 “Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya.” Banyak sekali firman Tuhan yang berbicara kepada kita tentang kasih. Karena memang hukum yang terutama adalah kasih. Dasar dari segalanya adalah kasih. Hidup berdasarkan kasih adalah merupakan suatu keharusan. Bukan lagi suatu pilihan. Apa jadinya kalau kita memilih untuk tidak mengasihi saudara kita. Apakah dengan kita memilih hal tersebut, akan menjadikan Yesus memilih untuk tidak mengasihi kita juga..? Tentu tidak. Karena kita lah yang menjadi alasan bagi Yesus untuk disalibkan. Hanya karena kasih. Seperti firman Tuhan yang berbicara pada kita di hari ini, dengan mengasihi Dia, maka Bapa akan mengasihi kita. Mengasihi Yesus bukan berarti bahwa kita bilang, I love You Jesus, aku mengasihiMu Yesus, tapi lebih kepada tindakan nyata, mengasihi sesama kita, saudara kita yang ada di sekeliling kita. Bagaimana bisa kita mengatakan kepada dunia bahwa kita mengasihi Yesus, kalau kita menyia nyiakan pengorbanan Tuhan kita Yesus Kristus yang telah wafat di kayu salib. Dengan perbuatan kita sehari-hari yang terus menyakiti orang lain, terus iri terhadap orang lain, marah-marah, dan tidak ada kasih sedikitpun di hati kita, itu bukan suatu bukti bahwa kita mengasihi Yesus. Dalam Injil hari ini, menceritakan juga bahwa Paulus dan Barnabas memperoleh “ kesuksesan “ menyembuhkan orang lumpuh, tapi itu tidak menjadikan mereka sombong rohani. Mereka melakukan firman Tuhan, yang artinya kasih, sebagai tujuan hidup mereka, bukan sebagai kesempatan untuk orang lain melihat kehebatan mereka. Seperti dalam mazmur, : Bukan kepada kami ya Tuhan, tetapi kepada namaMulah beri kemuliaan. Semua yang dilakukan, ditujukan untuk kemuliaan Tuhan saja. Mencintai Yesus , berarti melakukan segala firmanNya, mempunyai suatu perasaan takut, saat melakukan apa yang tidak disukaiNya. Memilih, untuk melakukan perintahNya, tanpa ada perasaan : seandainya si A melihat tindakanku, seandainya si B tahu, bahwa semua keberhasilan ini karena aku, ada yang melihat engga ya, kalau aku melakukan ini.. Memilih untuk melakukan kasih dan kebaikan karena Allah sebagai tujuan kita. Alin 8 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 8 Mei 2012 : Budayakan Hidup Damai Kis. 14:19-28 Yoh. 14: 27-31a “Damai Kutinggalkan bagimu; damaiKu Kuberikan kepadamu. Bukan seperti damai yang diberikan oleh dunia yang Kuberikan kepadamu. Janganlah gelisah, dan jangan pula takut” (Yoh. 14:27). Belum lama ini masyarakat Indonesia diresahkan dengan keputusan pemerintah yang hendak menaikan harga BBM. Keputusan tersebut dirasakan sangat memberatkan dan bahkan menyusahkan masyarakat kecil untuk mendapatkan sepiring nasi dalam sehari. Karena alasan itulah banyak kelompok masyarakat menolak kebijakan tersebut. Menanggapi gejolak dan aspirasi publik, pemerintah akhirnya membatalkan kenaikan harga BBM. Untuk sementara masyarakat Indonesia merasa puas dan menerima keputusan pemerintah. Entah sampai kapan keputusan itu akan bertahan, semua orang tidak ada yang tahu. Ketidaktahuan itu seakan membenarkan apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, “Bukan seperti damai yang diberikan oleh dunia yang Kuberikan kepadamu”. Keresahan yang sama juga dialami oleh para murid ketika Tuhan Yesus tidak lagi hadir secara fisik sebelum kematian-Nya. Hal ini ditanggapi oleh Tuhan Yesus kepada para muridNya dengan berkata, “Damai Kutinggalkan bagimu; damaiKu Kuberikan kepadamu.” Kata-kata Tuhan Yesus di atas memiliki daya dan juga roh yang menyanggupkan para murid untuk mewartakan Kristus yang bangkit dan hidup kepada dunia. Sebagaimana dalam Kisah Para Rasul, diceritakan mengenai kisah St. Paulus ketika ia mewartakan Kabar Gembira kepada jemaat di Antiokia dan Ikonium. Mereka dihasut oleh orang Yahudi untuk menolak kehadiran Paulus dan para murid bahkan melemparinya dengan batu. Hal ini mengingatkan kita, akan kisah Tuhan Yesus, ketika Ia berada di kota kelahiranNya (Nasaret). Keadaan atau situasi tersebut tidak menyurutkan semangat dan cinta Paulus serta para murid yang lain untuk mewartakan Kabar Gembira Tuhan kepada orang Yahudi dan bukan Yahudi. Malahan dalam situasi tesebut mereka saling meneguhkan diantara mereka dan berkata, “Kita harus melalui banyak pencobaan untuk masuk dalam kerajaan Allah” (Kis. 14:22). Kerajaan Allah adalah kerajaan damai ketika tiap hak dihargai dan tiap orang merasa damai satu dengan yang lain. Damai Kristus bukanlah damai yang hanya dirasakan ketika segala sesuatu berjalan sesuai rencana, tapi lebih dari itu bahwa damai-Nya menyanggupkan kita untuk terus menatap kedepan dengan penuh iman dan harapan meski mungkin suatu saat nanti BBM akan dinaikan harganya oleh pemerintah. Marilah kita belajar dari teladan St. Paulus dan para murid yang pantang menyerah ketika menghadapi cobaan. Doa Ya Bapa dalam surga, puji dan syukur atas karunia kebangkitan dan kehidupan yang kami alami dalam hidup kami setiap hari khususnya pada masa Paskah ini. Dalam diri Putra-Mu, kami menemukan kasih dan damai-Mu yang sejati. Kasih dan damai-Nyalah yang memampukan kami untuk terus berjuang dalam mengatasi pelbagai persoalan hidup setiap hari apapun situasinya. Dengan rendah hati, kami mohon karuniakanlah damai sejati di tengah hidup dan keluarga kami, agar kami menjadi pembawa damai dan harapan bagi dunia dan bangsa kami. Semua doa syukur dan pujian serta permohonan ini, kami haturkan kehadirat-Mu dengan perantaran Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus sekarang dan selamanya. Amin. Peace Be with you Fr. Anis, MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 9 9 Mei 2012 : A Catholic Community on Mission Kis 15: 1-6 Yoh 15: 1-8 “Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku (Yoh 15:4).“ Setiap kali membaca penggalan dari Injil Yohanes tentang pokok anggur dan ranting-rantingnya ini hati dan pikiran saya selalu terarah kepada hubugan antara pentingnya relasi dengan Yesus Sang Pokok Anggur dan tugas panggilan kita masing-masing; atau lebih tepat tugas perutusan kita masing-masing. Intinya adalah misi kita akan berhasil jika kita selalu mendasarinya dengan hidup rohani yang teratur. Baru-baru ini di Melbourne, kelompok masyarakat NTT diaspora berencana membentuk kelompok khusus untuk berkunjung ke penjara, sehubungan dengan adanya penduduk NTT yang dipenjara di Melbourne, karena berbagai alasan. Ide ini menimbulkan diskusi yang cukup hangat di antara orang-orang NTT yang terdiri dari para biarawan dan awam. Kalangan awam umumnya merasakan bahwa misi ini penting untuk saling memberi perhatian dan dukungan seperlunya, apalagi kepada sesama orang NTT yang ditimpa kemalangan di Negeri Kangguru ini. Sementara itu kalangan rohaniwan mengingatkan bahwa misi yang menantang seperti itu harus didasarkan pada kematangan dan kedalaman iman, agar hasilnya bisa lebih baik, sebab Gereja bukan LSM. Kita adalah carang-carang anggur dengan Kristus sebagai pokoknya. Misi sosial dan kemanusiaan kita satu sama lain hendaknya didasarkan pada ajakan mengasihi sesama yang juga adalah anak-anak Allah apa pun statusnya, sebagai orang bebas atau narapidana. Menarik untuk disimak, mengapa pokok anggur yang dijadikan contoh, tentang pentingnya hubungan Yesus dan para pengikutnya atau lebih tepat dalam konteks renungan kali ini adalah hubungan antara misi dan kontemplasi. Menjadi petani anggur itu gampanggampang susah. Agar hasil buahnya banyak, petani anggur harus memperhatikan waktu yang tepat untuk pemangkasan total. Bisa jadi ini menjadi acuan pentingnya pemurnian motivasi-motivasi sekunder yang seringkali memboncengi motivasi Kristiani. A Catholic Community on Mission, demikianlah motto komunitas kharismatik DOJ (Disiples of Jesus). Memang di dalam komunitas ini kelihatan sekali yang menonjol adalah misi dan pelayanan. Ada banyak macam misi dan pelayanan, mulai dari APSE (Asia Pacific School of Evangelisation), ziarah paskah Light to the Nation, Summer School, Youth Mission Team, dst. Dibutuhkan dana dan persiapan waktu yang tidak sedikit untuk mengorganisir kegiatankegiatan tersebut di atas, namun demikian tidak berarti, kelompok ini lupa berdoa. Mereka punya komitmen berkumpul setiap minggu untuk bernyanyi dan memuji Tuhan. Bahkan, kalau mau dilihat jauh ke belakang, semua misi dan pelayanan tersebut ternyata merupakan buah dari pertemuan-pertemuan doa mereka setiap minggu. Karena itu sebenarnya motto A Catholic Community on Mission lebih tepat dibaca A Catholic Community on Prayer. Diakon Wenz, MGL 10 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 10 Mei 2012 : Kasih mengubah Segalanya Antonius dr Florence, Damianus de Veuster Kis 15:7-21, Mzm 96:1-2a,2b-3,10, Yoh 15:9-11 Yoh 15:9 Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Kasih pasti lemah lembut, Kasih pasti memaafkan, Kasih pasti murah hati, Kasih-Mu…. Kasih-Mu oh Tuhan !! Sepenggal lirik lagu di atas tentunya sudah sering kita dengar di Gereja atau bahkan sejak ikut sekolah minggu. Lagu yang sederhana, tetapi memiliki pesan yang mendalam bagi kita semua yang mendengarnya. Begitu mudahnya ketika terkadang kita berkata, “aku mengasihi kamu,” apalagi kalau kata itu diucapkan kepada seseorang yang kita cintai atau sayangi. Nach, kalau sudah bertemu dengan orang yang tidak kita sukai atau benci, apakah kita masih mau untuk mengucapkan kata kasih itu ??” Seorang gadis tinggal bersama ayahnya di sebuah rumah kecil yang sederhana. Ayah si Gadis ini memiliki keterbatasan dalam hal berbicara dan mendengar – bisu dan tuli tepatnya. Percakapan mereka sehari-hari menggunakan bahasa isyarat, sehingga bisa saling mengerti satu sama lain. Setiap hari, sang ayah selalu mengantarkan putrinya ke sekolah menggunakan vespa bututnya. Gadis ini terkadang bertanya dalam hatinya mengapa ia memiliki Ayah yang bisu dan tuli, tidak seperti ayah-ayah lain pada umumnya. Di sekolah, gadis ini mendapat ejekan dari teman-temannya. Ia berharap mendapatkan seorang ayah yang dapat bercakap-cakap dan mengerti keadaannya. Hingga suatu saat, di hari ulang tahunnya - ayahnya telah menyiapkan kue ulang tahun untuk putri tercintanya. Tiba-tiba sang ayah mendengar ada suara orang jatuh dari dalam kamar mandi. Ternyata putrinya mencoba untuk mengakhiri hidupnya dengan mencoba bunuh diri. Akhirnya, sang ayah dengan segera membawa putrinya ke rumah sakit. Ia siap untuk membayar berapa pun biaya rumah sakit, menjual rumahnya, bahkan menyumbangkan darahnya sehingga nyawa putrinya bisa tertolong. Akhirnya, putrinya tertolong karena sang ayah telah menyumbangkan darahnya sehingga ia bisa tetap hidup. Sang ayah berkata kepada putrinya, “tiada ayah yang benar-benar sempurna, tetapi setiap ayah akan menyayangi anaknya sepenuhnya.” Putri tercintanya itu pun akhirnya meneteskan air mata, dan minta maaf kepada ayahnya, karena selama ini ia tidak menghargai betapa besar kasih yang ayahnya berikan kepadanya. Ia berjanji untuk menerima keadaan ayahnya dan akan mengasihinya selalu setiap saat. Seperti bapa yang sayang anaknya, demikianlah Yesus juga mengasihi dan menyayangi kita. Kita terkadang berpikir bahwa Yesus tidak mengerti dan mendengar apa yang kita harapkan, tapi sebenarnya ia telah mengetahui segala rencana bagi hidup kita. Yesus juga mengajarkan kepada kita agar saling mengasihi satu dengan yang lainnya, mengampuni setiap mereka yang berbuat salah kepada kita. Mari kita selalu tinggal dalam kasih-Nya, karena ia yang mengasihi kita terlebih dahulu jauh sebelum kita mengenal-Nya. Bersatu bersama Dia dan tinggal dalam kasih-Nya gak bakalan rugi dech, semuanya akan Ia lengkapi untuk kita setiap anak-anak-Nya. Mari kita juga saling berbagi kasih kepada siapa saja, baik mereka yang kita sayangi ataupun mereka yang membenci kita, karena kasih mengubah segalanya. KRIS Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 11 11 Mei 2012 : Kasih Kristiani Kis 15:22-31 Mzm 57:8-9,10-12 Yoh 15:12-17 “Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15:15). Sunat adalah wajib bagi setiap orang Israel karena merupakan tanda kepemilikan pada Allah dan bangsa Israel, tetapi tidak demikian menurut umat di Antiokhia, terutama bagi mereka yang menjadi Kristiani. Untuk membahas wacana ini, kedua belas rasul bersama Paulus dan Barnabas mengadakan pertemuan (konsili) jemaat di Yerusalem. Dalam pertemuan ini semua jemaat yang hadir menyetujui apa yang dikatakan Yakobus bahwa “Tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, tetapi kita harus menulis surat kepada mereka supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah” (Kis 15:19-20). Dekrit konsiliari yang pertamaini kemudian dibawa oleh Paulus dan Barnabas kepada komunitas jemaat di Antiokhia. Jemaat di Yerusalem berkat tuntunan Roh Kudus meyakini bahwa keselamatan datang dari Injil, bukan dari ritual yang dilakukan. Karena itu ditulis “Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban” (Kis 15:28). Sejak itu menjadi lebih jelas perbedaan antara kewajiban agama bagi orang Ibrani dan Kristiani namun tidak menghapuskan hubungan erat dan yang tidak dapat diputuskan antara keduanya. Bukansaja keduanya memiliki akar yang sama, tapi dalam arti tertentu keduanya dalam penantian. Kaum Ibrani masih menanti sang Mesias, sementara orang Kristiani tahu bahwa Mesias sudah datang, tetapi masih menanti kedatangan-Nya yang kedua kali pada akhir jaman. Dan dalam hal penantian ini keduanya sepakat. Orang Kristiani tahu bahwa Yesus telah memulai jaman baru kerajaan Allah: dengan wafat dan kebangkitan-Nya telah mengalahkan maut dan telah meresmikan kerajaan baru. Kabar baru ini adalah sungguh suatu anugerah, tapi juga suatu tanggung jawab bagi setiap kita yang telah dibaptis untuk berkarya mentrasformasi dunia dengan sabda Injil. Yesus telah bersabda kepada murid-murid-Nya tentang hukum yang baru: “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yoh 15:12). Ia tidak mengatakan dengan sederhana “kasihilah satu sama lain”; tetapi menambahkan bagaimana seharusnya ukuran kasih satu terhadap yang lain itu: “seperti Aku telah mengasihi kamu”. Kasih Injili adalah anugerah yang diterima dari Yesus; kasih Agape atau kasih Allah yang berdiam dalam hati orang beriman, kasih yang cuma-cuma yang membuat seseorang melupakan dirinya dan mendorongnya memberi hidup bagi orang lain. Kasih kristiani mengubah hubungan antara Guru dan murid, antara pencipta dan ciptaan. Yesus menjelaskannya sebagai berikut “Kamu adalah sahabatKu” (Yoh 15:14). Hubungan antara Yesus dan murid-murid-Nya adalah persahabatan karena “Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yoh 15:15). Sebagai pengikut Kristus kitapun adalah murid-murid-Nya, maka kita adalah sahabat-sahabat-Nya. Inilah ‘mutiara’ yang harus kita hidupi dan kita komunikasikan pada sesama. Komunitas umat kristiani sebagai pengikut Kristus adalah komunitas persahabatan, dijiwai oleh Roh persahabatan yang sejati. Adalah juga komunitas misionaris yang dijiwai oleh keinginan untuk memperkenalkan dan membawa orang lain mengalami kasih persahabatan Yesus yang telah kita kenal dan kita alami. Sr. Benedicta 12 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 12 Mei 2012 : Kita Bukan Milik Dunia Lagi Nereus & Akhilleus, Pankrasius, William, Tirri, Leopoldus Mandic Kis 16:1-10, Mzm 100: 1,2,3,5, Yoh: 15:18-21 Yoh:15-20 .. seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari tuannya. Kita memang berasal dari dunia, namum sejak percaya pada Yesus dan menerima Sakramen Baptis, kita telah diangkat menjadi anak-anak Allah sehingga kita bukan milik dunia lagi. Sebagai anak-anak Allah dalam gereja Katolik kita dipanggil untuk hidup kudus dengan mengikuti Yesus sebagai muridNya dalam perjalanan hidup kita di dunia ini. Memang bukan hal yang mudah untuk hidup didunia tapi tidak menjadi milik dunia karena banyak nilai-nilai kehidupan dunia yang bertentangan dengan nilai kehidupan seorang murid. Pada jaman Yesus para murid Yesus dibenci oleh orang-orang disekitar mereka karena orang-orang itu juga membenci Yesus karena mereka tidak dapat menerima nilai-nilai kehidupan yang diterapkan oleh Yesus dan mereka merasa terancam oleh pengajaran dan pekerjaanNya. Keadaan yang dialami oleh murid-murid yang pertama juga terjadi pada waktu sekarang dengan berbagai alasan. Ada kelompok yang membenci Yesus dan pengajaranNya hingga mereka juga membenci pada muridnya. Ada juga kelompok lain yang karena tidak mengerti , salah paham atau ikut-ikutan saja. Jadi sebaiknya kita memeriksa kembali alasan mereka membenci kita. Apakah mereka membenci kita karena kita melakukan pekerjaanNya ? atau karena kesalahan-kesalahan kita sendiri, seperti sikap kita pada mereka atau ketidakperdulian kita pada kebutuhan dan perasaan mereka. Jika kebencian itu disebabkan oleh karena kita mengerjakan kebenaran dan kasih Yesus, maka kita tidak perlu merasa gentar ( karena Yesus sendiri telah terlebih dahulu dianiaya sampai wafat di salib karena mengajarkan kebenaran dan kasih). Tapi kalau hal ini disebabkan karena kesalahan kita sendiri maka sebaiknya kita berdoa mohon Rachmat dan Bimbingan Roh Kudus untuk menunjukan pada kita jalan penyelesaian yang terbaik dengan pihak yang bersangkutan. Amin Betty Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 13 13 Mei 2012 : Panggilan Kepada Suka Cita Kis 10:25-26,34-35,44-48, Yoh 15:9-17 Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, 1Yoh 4:7-10, Yoh. 15:11 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Tuhan adalah sumber suka cita kita. Karena Dia adalah suka cita itu sendiri. Dia memilih dan memanggil kita untuk suka cita itu. Hari ini di dalam Injil, Penginjil Yohanes mengatakan, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh.“ Suka cita ini adalah tujuan panggilan hidup Kristiani kita. Ketika Yesus memanggil para muridNya, Dia selalu menginginkan mereka dipenuhi suka cita yang datang dari Allah. Sekalipun berat dan sulitnya jalan hidup kita ini, baik yang masih di dalam proses perjalanan hidup maupun tujuan hidup ini semuanya merupakan sebuah suka cita dari Allah. Karena jalan ini adalah jalan kebenaran dan hidup yang dari Tuhan. Tuhan selalu menunjukan sesuatu yang benar dan terbaik bagi umatNya. Ketika Yesus mengutus para muridNya, Dia mengatakan, “Aku mengutus kamu seperti domba di tengan serigala.” Dengan membaca perikop ini, aku merasakan bahwa tugas perutusan Yesus merupakan sesuatu pekerjaan yang berat. Namun Dia selalu bersama dengan mereka dan memberika suka cita yang penuh kepada mereka. Dia membiarkan domba-bombaNya mengalami pencobaan dari serigala. Dia membiarkan para murid mengalami tekanan dan ancaman dari musuh. Yesus membiarkan mereka untuk mengalami masa pencobaan. Dia membiarkan iman mereka untuk ditempa oleh badai kegelapan. Yesus selalu berada bersama-sama mereka. Di dalam ajaranNya, Yesus mengatakan, “Aku akan berada bersama kamu sampai akhir jaman” Dia berjajnji untuk tidak meninggalkan para muridNya. Dia berjanji untuk selalu memberikan dukungan kepada para muridNya. Dia selalu memenuhi mereka dengan daya kekuatanNya yang penuh. Dia tidak pernah meninggalkan mereka hidup tertekan. Di dalam hidup kita sehari-hari, kita mengalami masa, di mana kita sungguh dicobai oleh setan. Kita meresa begitu tertekan oleh keadaan kita sendiri, seperti keadaan keluarga, pekerjaan dan pergailan kita setiap hari. Kita merasa Tuhan tidak ada bersama kita. Kita merasa begitu jauh dari hadapan Tuhan. Kita merasa takut dan sedih karena sendirian. Namun Yesus selalu berada di samping kita. Dia selalu berjalan bersama kita. Dia datang untuk menguatkan kita di kala kita sakit dan sedih karena sendirian. Dia datang menghidur hati kita. Lalu dia mati di kayu salib demi dosa-dosa kita. Dan pada hari yang ke-tiga, Dia bangkit dari mati untuk membangkitkan kita dari kegelapan dunia. Kita dipanggil dan dipilih kepada suka suta Yesus. Rm Joseph MGL 14 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 14 Mei 2012 : Aku yang Memilih kamu Kis 1:15-17,20-26, Mzm 113:1-2,3-4,5-6,7-8, Yoh 15:9-17 Yoh 15:16 “Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu.” Suatu pagi sudah menjadi kebiasaan bagi saya untuk menelpon Ibu saya di Kediri menanyakan gimana kabar Bapak dan Ibu. Saya sudah hidup mandiri dan terpisah dengan orang tua sejak usia 16 tahun karena saya bersekolah di Surabaya. Saat itu Ibu saya bercerita tentang persiapannya untuk pertemuan wanita katholik di salah satu stasi di paroki. Kemudian mengalir begitu saja dia bercerita tentang pelayanannya sebagai ketua wanita katholik kurang lebih beberapa periode sampai dengan 15 tahun pelayanannya. Lalu bercerita tentang pelayanan bapak saya yang melayani di kelompok lansia yang sebelumnya melayani sebagai ketua dewan paroki selama beberapa periode. Sampai dengan saat ini Tuhan mengembangkan visi pelayanan bapak saya sampai di PSE Keuskupan Surabaya, sedangkan pelayanan Ibu saya berkembang di Wanita Katholik tingkat Propinsi Jawa Timur. Jika mengingat perjalanan pelayanan orangtua saya yang latar belakang keluarga besar kami adalah muslim. Dimana almarhum nenek saya adalah seorang muslim yang sangat taat menjalankan perintah agamanya. Demikian pula dengan Om dan Tante saya mayoritas muslim. Namun mereka berpikiran moderat, dalam arti terbuka menghormati pilihan orang tua saya untuk memilih dan menjalankan keyakinannya. Kami saling menghormati satu dengan yang lain. Hanya kakak sepupu saya yang tinggal di Bali saja yang katholik. Awal mulanya orangtua saya menjadi katholik, berawal ketika mereka masih single. Saat itu Ibu saya bersekolah farmasi di Yogyakarta dimana tempat kosnya deket dengan SMA Katholik Stella Duce Yogyakarta. Karena ketertarikannya pada baju seragam sekolah dan pengajaran sekolah katholik yang disiplin tersebut maka dia ingin sekali mengenal katholik lebih lagi. Berbeda dengan bapak saya, kecintaannya pada dunia music membawanya bergabung dengan Band salah satu Gereja Protestan dimana dia menjadi salah satu drumernya dan mulai belajar membaca alkitab. Seiring berjalannya waktu ketika orang tua saya sudah menikah panggilan mereka untuk menerima sakramen perkawinan secara katholik, dimana dalam pernikahan katholik adalah monogami, apa yang telah dipersatukan oleh Tuhan tidak dapat diceraikan oleh manusia. Hal inilah yang semakin memantapkan mereka untuk dibabtis secara katholik. Cara Tuhan memanggil setiap dari kita dengan cara yang unik dan menarik. Bisa melalui hobby, suatu pengalaman hidup, sharing dari teman, teladan hidup dari seseorang dsb. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu.Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu. Seperti perjalanan orangtua saya dari muslim menjadi katholik, saya percaya bahwa Tuhan sudah memilih dari semula. Melalui hobby, atau pandangan, teladan membuat mereka “tertarik” dengan sesuatu yang berbau katholik. Roh kudus yang hari demi hari memupuk panggilan itu. Semua berjalan dengan mengalir sampai dengan waktuNya Tuhan. Ketika Tuhan sudah memilih seseorang dari awal Tuhan sudah menentukan langkah-langkahnya, selanjutnya jalan mana saja yang harus dilalui. Setiap rintangan yang harus dihadapi telah dipersiapkan jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya. Setelah melalui pemurnian tersebut,yang mana pemurnian merupakan tahap persiapan untuk Visi Misi yang jauh lebih besar. Seseorang yang telah dilatih “otot-otot imannya” menghadapi badai dalam kehidupan, pelayanan atau pekerjaan, sudah siap untuk dibawa ketempat yang berbeda. Tuhan memilih, memberikan pertumbuhan kemudian mengutus untuk menjadi berkat. Ketika kita membagikan “berkat Tuhan” di dalam keluarga, pelayanan gereja, di tempat kerja atau dimanapun kita berada, saat itulah tanpa kita sadari berkat-berkat Tuhan dicurahkan bagi kita.. Apakah kita mau menjadi berkat? Pilihan ada ditangan anda.. (Lulu) Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 15 15 Mei 2012 : Damai Sejahtera Bagi Kamu Hari Minggu PASKAH II Pesta Kerahiman Tuhan Kisah Para Rasul 4:32-35, Mazmur 118:2-4,16ab-18,22-24, 1Yohanes 5:1-6, Yohanes 20:19-31 Yohanes 20:19 Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengahtengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu!” Pada hari Minggu yang lalu, kita merayakan Hari Kebangkitan Tuhan. Berita kebangkitan Tuhan membuat para murid bertanya-tanya. Mereka tidak mengerti sepenuhnya apa yang sebenarnya terjadi dengan Yesus Sang Mesias yang telah bangkit dari kematian. Tetapi Yesus dengan tiba-tiba menampakkan diri di antara mereka. Saat itu hati mereka terbuka dan berusaha untuk mengerti semuanya itu. Namun demikian semakin mereka mengerti, mereka semakin dihantui ketakutan yang sungguh akan orang-orang Yahudi. Mereka tahu bahwa Yesus Pemimpin mereka telah ditangkap. Maka merekapun akan mendapat bagian. Mereka berusaha untuk me-nyembunyikan diri dari. Mereka sangat ketakutan kalau-kalau orang-orang Yahudi akan menangkap dan menghukum mereka. Ketika mereka masih di tempat persembunyian, Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka. Dia berkata, “Damai sejahtera bagi kamu!” Perkataan Yesus, “Damai sejahtera bagi kamu!” adalah suatu pemberian kekuatan untuk berani menghadapi kenyataan. Yesus memberikan peneguhan kepada para muridNya. Yesus ingin memberikan suatu peneguhan bahwa, Dia selalu berada bersama mereka. Dia juga akan datang lagi untuk membangkitkan semangat yang ada di dalam diri mereka. Yesus memberikan mereka Roh Kudus, Roh Tuhan yang menguatkan juwa mereka. Kita sekalian, terkadang begitu takut menghadapi tantangan dan cobaan di dalam hidup kita sehari-hari. Kita sering bertanya mengapa aku dicobai dengan cobaan ini dan itu? Kitapun sering takut menghadapi kenyataan hidup. Tetapi hari ini kita dikuatkan oleh Tuhan. Hari ini Yesus berdidi di hadapan kita dan mengatakan, “Damai sejahtera bagi kamu!” Yesus adalah sumber damai kita. Dia adalah penguat iman dikalah digoyahkan dengan berbagai topan di dalam hidup. Marilah kita berbalik kepada Yesus. Dengarkanlah suaraNya yang selalu bergema di dalam hidup kita. Rm Joseph, MGL 16 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 16 Mei 2012 : Aku akan mengutus Dia kepadamu Kis. 17:15,22-18:1 Mzm 138:1-2a, 2bc-3,7c,* Yoh. 16 : 5 - 11 “Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu : Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, penghibur tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus DIA kepadamu…..” Sahabat saya Linda dulu sangat keras mendidik saya, seringkali saya sangat sebal karena saya selalu diminta begini begitu. Dulu saya paling malas untuk berdoa apalagi buka Kitab Suci mungkin saya bisa ngantuk berat. Tetapi dia selalu memarahi saya bila saya tidak berdoa saat saya ditanya bagaimana kehidupan doamu… Dia tau saya paling malas buka kitab suci, tiap pagi dia selalu mengirim renungan-renungan harian. Dulu saya berpikir mengapa sahabat saya ini otoriter kepada saya, bahkan saya sering marah-marah sendiri karena aturan dia ke saya. Saat dia meninggalkan saya untuk masuk ke biara, disitu saya merasa sendirian. Saya selalu teringat aturan-aturan dia juga nasehat-nasehat dia ke saya. Disitu saya merasa apa yang dulu linda buat ke saya ternyata untuk penguatan saya menjadi yang lebih baik, lebih sabar dan terikat dalam doa. Disitulah saya merasa betapa besarnya ajaran-ajaran sahabat saya ini untuk hidup saya. Dahulu saat Tuhan Yesus masih bersama-sama dengan para muridNya, seringkali nasehat-nasehatNya kurang mendapat tempat di hati mereka.Mungkin masih berada di dasar hati mereka, karena makna dari suatu pengorbanan masih belum mereka rasakan. Tetapi saat Yesus harus pergi meninggalkan para murid, yang harus rela di salib untuk dosa-dosa manusia juga pengorbanan seorang sahabat demi sahabat-sahabatNya yang sangat luar biasa cintaNya untuk kita semua. Disitu para murid merasakan kehilangan seorang guru dan sababat bagi mereka. Disitu juga mereka merasakan arti suatu pengorbanan untuk membuat besar dan berkembangnya Iman bagi umat manusia. Dan setiap ajaran-ajarannya bisa segera berkembang luas kemana-mana karena kepergiaanNya. Bahkan banyak misionaris yang menyiarkan ajaran-ajaran Kristus kepada umat seluruh dunia dan mengajarkan dengan siapa kami semua untuk selalu bersandar. Kita sangat bersyukur mempunyai Allah yang hidup seperti Kristus dan yang mau wafat untuk menggantikan dosa-dosa kita semua. Tidak ada sahabat seperti DIA yang rela berkorban seperti itu untuk para sahabatNya. Saatnya sekarang kita selalu bersyukur dari sekecil apapun yang Tuhan beri untuk kita walau itu melalui peneguran dari orang-orang disekitar kita. Karena Tuhan selalu sayang kepada umatNya dan tidak pernah membiarkan kita sendiri. (RINA) Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 17 17 Mei 2012 : Berani Menjadi Saksi Kristus Hr. Kenaikan Yesus Kristus Kis 1:1-11 ; Ef 1:17-23 ; Mat. 16:15-20 Efesus 1:19 “dan betapa hebat kuasaNya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasaNya.” Hari ini kita semua memperingati hari kenaikan Yesus Kristus setelah empat puluh hari yang lalu Dia rela berkorban wafat di kayu salib untuk menebus dosa - dosa manusia. Setelah wafat dan Dia bangkit dari antara orang mati, Yesus banyak sekali menunjukkan tanda bukti bahwa Ia hidup kembali kepada para murid - muridNya. Selama empat puluh hari lamanya Ia berulang - ulang menampakkan diri dan berbicara tentang Kerajaan Allah kepada para rasul - rasul yang dipilihNya. Dengan demikian, kita melihat bahwa kenaikan Yesus tersebut menjadi PEMBUKTIAN selanjutnya bahwa Yesus yang mati itu, benar-benar telah bangkit; karena hanya orang yang sudah bangkitlah dapat naik ke surga. Tanpa kebangkitan tidak akan pernah ada kenaikan. Jadi, Yesus bukan saja bangkit dari kubur, tapi lebih dari situ Dia juga telah naik ke surga. Dia naik melampaui segala sesuatu. Dengan demikian, apa yang diberitakanNya selama 40 hari secara terus menerus, yaitu tentang KERAJAAN ALLAH, bukanlah sebuah ilusi atau impian semata. Dalam kenyataannya, apa yang Dia khotbah tersebut, sebentar lagi, Dia akan dan sedang menuju ke sana. Kisah kenaikan tersebut menunjukkan betapa pentingnya tugas memberitakan Injil. Hal itu terlihat dengan sangat jelas di dalam cara dan metode penulisan di Kisah Para Rasul. Di dalam ayat 9 kita membaca: “Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutupNya dari pandangan mereka”. Jadi, kita membaca bahwa Tuhan Yesus terangkat “sesudah Ia mengatakan demikian”. Mengatakan apa? Jawabnya ada pada ayat 8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi SAKSIKU di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Dengan perkataan lain, pesan atau perintah terakhir yang diberikan oleh Tuhan Yesus SEBELUM kenaikanNya ke surga adalah agar menjadi saksiNya. Hal itu dimulai dari tempat di mana mereka berada (Yerusalem), meluas ke seluruh propinsi ( Judea) hingga seluruh bumi. Penting untuk diamati bahwa kota Samaria, yang biasanya dihindari oleh orang-orang Yahudi juga disebut. Dengan demikian, tidak ada daerah atau kota di mana Injil tidak diberitakan. Jadi, dari hal di atas kita melihat bahwa penginjilan bukan sesuatu yang boleh ada atau tidak. Tugas memberitakan Injil diberikan oleh Yesus sebagai sebuah KEHARUSAN. Hal itu juga yang pernah ditegaskan oleh salah seorang rasul besar bernama Paulus. “Celakalah aku jika aku tidak memberitakan Injil” (1Kor.9:16b). Jadi, ada dua hal yang harus kita waspadai. Pertama, agar kita jangan hidup ‘terlalu’ duniawi, sehingga kita hanya memikirkan kerajaan duniawi, yaitu pemulihan ‘kerajaankerajaan’ kita. Terus berpikir dan bertanya tentang pekerjaan kita, business kita, sehingga kita lupa akan Kerajaan Allah. Kedua, agar kita jangan hidup ‘terlalu’ rohani, dengan terus menerus memandang ke langit. Terus menerus beribadah, dari satu tempat ibadah ke tempat ibadah yang lain; sedemikian rupa, sehingga kita melupakan tugas kita untuk bersaksi bagi dunia, untuk terlibat di dalam dunia, melakukan segala sesuatu secara kongkrit, demi pemulihan dunia ini.Selamat memperingati dan merayakan hari kenaikan Kristus! Yudi 18 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 18 Mei 2012 : Nikmatnya bersama Yesus Kis. 18:9-18; Mzm. 47:2-3,4-5,6-7; Yoh. 16:20-23a Yoh 16:20-24 Sekarang kamu berdukacita, tetapi Aku akan melihat kamu lagi dan hatimu akan bersukacita dan tidak ada seorangpun yang dapat merampas sukacita itu daripadamu. (Yoh 16:22) Beberapa hari aku mencoba merenungi ayat ini, dengan harapan ada yang bisa disharingkan di Fresh Juice. Kami, para frater MGL setiap pagi beradorasi satu jam bersama-sama, dan saya mencoba merenungkan perikop ini di hadirat Yesus dalam Sakramen Maha Kudus. Hari pertama rasanya tidak ada yang menarik, hari kedua begitu juga, sepertinya kosong tidak bermakna. Tapi pada hari ketiga pikiran saya terbuka. Hampir semua ayat-ayat ini mengingatkan saya akan pengalaman indah saat adorasi, yang kami sebut pengalaman kontemplasi. Pengalaman ini memang tidak selalu terjadi, meskipun kita menghendakinya. Tapi saat kita mengalami, wah damainya luar biasa dan tidak bisa dijelaskan penuh dengan kata kata. Apa sih pengalaman kontemplasi ini? Pengalaman kontemplasi, terutama saat beradorasi adalah pengalaman intim bersama Yesus. Ini seperti layaknya sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta, dan puncak kebahagiaan mereka tak lain adalah menghabiskan waktu bersama-sama. Mereka tidak harus bercakap cakap, tapi cukup hanya dengan menghabiskan waktu bersama sama. “ Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa apa kepadaKu” (Yoh 16:23). Keheningan benar benar terjadi dikedalaman jiwa dan kita tidak mau berada di tempat lain selain bersama Yesus disana. Mother Teresa dari Kalkuta berkata, “He gazed at me and I gazed at Him” Mereka seperti sepasang kekasih yang sedang mesra bertatap wajah. Pengalaman ini kadang hanya sebentar, mungkin lima menit, mungkin juga lama. Yang pasti ini tidak tergantung dari usaha kita. Ini adalah suatu anugerah, walaupun ini tidak bisa terjadi kalau kita tidak terbuka, alias tidak menyempatkan diri dan menghabiskan waktu yang cukup dalam doa hening. Juga di perikop ini kita lihat bahwa kebahagiaan ini tidak datang tanpa perjuangan dan penderitaan, seperti yang digambarkan dalam sosok seorang ibu yang melahirkan. Begitu pula waktu doa juga bisa penuh penderitaan seperti ini. Mother Teresa juga mengalami kegelapan berpuluh-puluh-tahun dalam waktu doanya. Inilah kekayaan iman Katolik kita. Tuhan Yesus benar benar ada dalam Sakramen Maha Kudus, dan Ia selalu mengundang kita untuk menjalin relasi yang lebih dekat dengan diriNya. Kebahagiaan bertemu muka dengan Yesus tidaklah bisa dicuri oleh siapapun (Yoh. 16:22), karena ini mutlak pemberian dari Yesus sendiri, dan Ia maha kuasa, dan murah hati. Siapa yang bisa melawan kehendakNya untuk mencintai kita? Maukah kita meluangkan barang satu jam saja setiap hari bersama Yesus dalam adorasi? Yesus rindu dengan kita. Rindukah kita pada Yesus? Maukah kita setia diwaktu doa rasanya kering, gelap, dan penuh perjuangan? Tuhan Yesus, terimakasih atas pemberian diriMu dalam Sakramen Maha Kudus. Ajarilah kami untuk mendengar undanganMu dan meluangkan waktu bertemu dengan Engkau. Biarlah Engkau dan hanya Engkau seorang yang menjadi puncak kebahagiaan kami, dan biarlah Roh KudusMu membuat kami semakin rindu akan Engkau dan menguatkan kami untuk selalu setia disaat kekeringan melanda. Amin. Frater David Lemewu MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 19 19 Mei 2012 : The Giver = Sang Pemberi Kis. 18:23-28 Mzm 47:2-3, 8-10 Yoh. 16:23b-28 Yoh 16: 24, “Sampai sekarang kamu belum meminta sesuatupun dalam namaKu. Mintalah maka kamu akan menerima, supaya penuhlah sukacitamu.” Menjelang tahbisan imamat saya mendapatkan banyak tawaran hadiah. Beberapa dari mereka ada yang bertanya, “Mau dibelikan apa?” Mendapatkan pertanyaan seperti itu, secara spontan saya bingung, mau dibelikan apa ya? Jadi untuk menjawabnya saya hanya bilang bahwa apa saja yang diberikan, saya akan terima. Beberapa dari antara mereka lebih memilih memberikan mentah-nya saja supaya kalau saya butuh atau perlu sesuatu saya tinggal beli saja. Tentu hampir seratus persen orang yang menawarkan hadiah buat saya adalah Katolik alias sebagai pengikut Kristus. Mereka tahu bahwa ketika saya memutuskan untuk mengikut Yesus secara radikal, segala seuatunya akan terpenuhi lewat penyelenggaraan Ilahi orang-orang yang peduli akan para imam, biarawan dan biarawati. Yang menjadi tantangan untuk saya sendiri adalah apa aku tahu apa yang aku minta. Kemudian pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang kuminta itu adalah apa yang yang kuinginkan atau yang kuperlukan, karena keinginan dan keperluan adalah dua hal yang berbeda. Sebagai orang yang sering menerima pemberian orang lain, saya diajak untuk tidak hanya mengingat apa yang diberikan, tetapi terlebih lagi saya diajak untuk selalu ingat orang yang memberikannya. Don’t remember the gift only, but the most is the Giver!” Yesus mengajak kita untuk meminta dalam NamaNya rahmat yang kita butuhkan. Setelah kita menerima rahmat tersebut, kita diajak untuk kembali kepada sang Pemberi dan tidak lupa untuk berterimakasih. Ketika kita berterimakasih kita akan mempunyai kerendahan hati yang luar biasa karena kita sadar bahwa hidup kita tergantung kepada Sang Pemberi. Dengan kata lain, penuhlah sukacita kita karena kita tidak perlu kawatir karena segalanya sudah disiapkan oleh Sang Pemberi, tugas kita hanya meminta dan sesudah mendapatkannya, berterimakasih. Terlihat sangat mudah dilakukan, tetapi LUPA adalah penyakit yang seharusnya kita basmi terutama dalam mengucapkan syukur atas pemberian Tuhan yang kita terima. Sudahkah kita meminta dalam nama Yesus dan bersyukur kepadaNya atas segala yang kita terima dalam hidup ini? Rm. Vincent Widi, MGL 20 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 20 Mei 2012 : Perubahan Kis 1:15-17,20a,20c-26, Mzm 103:1-2,11-12,19-20ab, 1Yoh 4:11-16, Yoh 17:11b-19 Kisah Para Rasul 1 : 24 : “Mereka semua berdoa dan berkata,”Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang,, tuuunjukanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini” “Ketua yang baru tidak seperi Bapak, kerjanya Cuma nyuruh nyuruh aja, masa saya yang harus kerjakan semua?” “Kalo pak jeff ngak begitu caranya, kok sekarang jadi begini?” “Kita mesti cari Ketua baru yang seperti Jeff” “Kamu membimbing anak buahmu dengan kasih sayang, Jeff, sedangkan yang sekarang dengan marah marah” Banyak komentar dan keluhan yang saya dengar tentang Ketua baru yang menggantikan posisi saya di organisasi pengusaha di Bali. Keluhan memang banyak dari karyawan administrasi dan pengurus lain yang tidak puas dengan kepempinan ketua baru. Saya memang menjadi ketua selama 3 tahun, sejak organisasi itu berdiri, sehingga ada seloroh yang mengatakan “Ingat B*** , ingat Jeff”. Menjadi ‘tokoh’ dalam kepemimpinan yang cukup lama, bisa menjadi boomerang bagi saya, dan bisa menjadi ganjalan bagi ketua baru. Berulang ulang saya bicarakan bahwa setiap orang punya cara kepemimpinan yang berbeda beda. Saya tidak sama dengan ketua yang baru. Ketua yang baru tidak bisa menjadi saya, seperti saya tidak bisa menjadi dia. Setiap penggantian, pastinya akan ada perubahan, dan umumnya orang takut untuk berubah. Di Tajikistan, saya juga mengalami hal yang sama. Banyak saran yang saya berikan kepada mitra organisasi, tapi hanya 20% yang dijalankan. Awalnya semua setuju akan membuat perubahan yang lebih baik, tapi setelah beberapa minggu, banyak yang berubah pikiran dan memilih menjalani kondisi yang sama seperti saat ini. Tidak berubah. Manusia takut untuk berubah, karena tidak ada yang bisa menjamin perubahan akan memberi hal yang lebih baik, selalu saja ada resiko menjadi lebih buruk. Ada orang yang siap menanggung resiko, ada yang tidak. Orang yang tidak siap menanggung resiko perubahan, biasanya mempunyai perasaan tidak aman pada kondisi hidupnya dan takut perubahan akan membuatnya menjadi lebih susah lagi. Ketika Yudas tewas di Tanah Darah, murid murid yang lain memutuskan untuk mencari pengganti Yudas, agar tetap genap berjumlah 11 murid Yesus. Begitu sulitnya memilih siapa yang akan menjadi pengganti Yudas, dan murid murid memutuskan untuk berdoa dan melempar undi, dan Matias terpilih menjadi pengganti Yudas. Ketika kita ragu akan perubahan, berdoalah, minta kepada Tuhan Yesus untuk menentukan jalan yang terbaik. Perubahan yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Ayo berubah ! Jeff - Tajikistan Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 21 21 Mei 2012 : Kekayaan Allah dalam Yesus Kis. 19:1-8; Mzm. 68:2-3,4-5ac,6-7ab; Yoh. 16:29-33 ; Warna Liturgi Putih ---- Kristoforus, Eugenius dr Mazenod. Yohanes 16:33, “Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku.” “Di dalam Yesus”. Sebuah kata yang banyak maknanya. Sesuai pengalaman setiap orang dengan Tuhan Yesus Kristus. Seorang anak kecil membayangkan bahwa Yesus memiliki badan segede pulau, sehingga semua orang bisa masuk ke dalam tubuh Yesus. Sebagai orang dewasa kita mengerti makna sebenarnya bahwa secara rohani kita berada dalam perlindungan Tuhan. entah itu dalam tangan Tuhan, dalam hati Tuhan atau dalam lingkupan kasih sayang dan perlindungan-Nya yang kuat. Di dalam Yesus, kita akan mendapatkan semua yang kita butuhkan dan kita minta dari Tuhan; tetapi sesuai takaran Tuhan dan sesuai waktu yang IA tahu pasti untuk kita. Dalam bacaan-bacaan hari Ini, Tuhan menjanjikan perlindungan seorang Bapa kepada mereka yang yatim dan para janda (Mazmur 68:6, “Bapa bagi anak yatim dan pelindung para janda, itulah Allah di kediaman-Nya yang kudus;” IA juga menjanjikan pertolongan bagi yang kesulitan (Mazmur 68:7ab, “Allah memberi tempat tinggal kepada orang-orang sebatang kara, tahanan, sehingga mereka bahagia.” Dan IA memberikan Roh Kudus kepada mereka yang percaya kepada Yesus sebagai perlengkapan rohani untuk bertumbuh dalam iman dan menjadi pewarta kerajaan Allah. ( Kisah Rasul 19:6-8, “Dan ketika Paulus menumpangkan tangan di atas mereka, turunlah Roh Kudus ke atas mereka, dan mulailah mereka berkata-kata dalam bahasa roh dan bernubuat. Selama tiga bulan Paulus mengunjungi rumah Ibadat di situ dan mengajar dengan berani.” Caranya Tuhan memberi perlindungan, pertolongan, pengajaran dan karunia-Nya yang selama ini kita tahu adalah lewat perantaraan manusia. Hanya kejadian-kejadian tertentu IA memberikan secara langsung. Umumnya, IA memberikan kepada yang membutuhkan lewat cinta kasih sesama, persaudaraan sesama dan kebaikan hati sesama, di dalam semuanya itu IA hadir dan berkarya. Orang yang dipenuhi Roh Kudus dan tinggal dalam Yesus, jarang sekali menolak orang. Mereka memiliki kemurahan hati, kebaikan dan cinta kasih dan damai sejahtera yang langka untuk ukuran jaman sekarang. Semoga kita semua yang percaya kepada Yesus, menjadi saluran-saluran berkat Tuhan, sehingga semua orang boleh merasakan kebaikan Allah. Seperti lagu: “Dalam Yesus kita bersaudara, dalam Yesus ada cinta kasih, dalam Yesus ada pengampunan, dalam Yesus ada semua yang kita perlukan.! Narita 22 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 22 Mei 2012 : Kamu adalah Kado Terindah di Hati KU Kis. 20: 17-27 Yoh. 17:1-11a “Aku tidak lagi ada di dunia, tetapi mereka ada di dunia, sedang Aku pergi kepada-Mu” (Yoh 17:11a). “Bukan dengan emas perak kau menebus diriku, tapi dengan darah yang mahal tiada noda dan cela”. Itulah sepenggal syair lagu dari Nikita. Lagu tersebut mengingatkan saya akan masa laluku yang telah menyia-nyiakan pengorbanan orang- orang yang mencintaiku dengan tulus dan ikhlas. Mereka itu adalah orang tua, guru, teman-teman, kakak, adik dan kenalan. Singkatnya semua orang yang pernah saya jumpai selama hidupku. Saya yakin bahwa anda juga memiliki masa lalu, meski berbeda dalam situasi dan tempat. Masa lalu adalah ibarat cermin yang digunakan untuk melihat segala hal yang telah kita alami dalam hidup, seperti sukacita, dukacita, kegagalan, kesuksesan, putus asa atau kecewa dan aneka peristiwa lainnya. Hari ini dalam Injil, kita dihadapkan dengan seseorang yang cinta dan kasihnya melebih semua orang di atas. Cinta dan kasihnya itu yang Gereja rayakan secara istimewa dan meriah dalam masa Paskah ini. Gereja merayakan dengan meriah karena semua alam semesta dan isinya telah ditebus dan dikuduskan oleh darah Tuhan Yesus sendiri lewat sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Sebelum mengakhiri misi-Nya di dunia, Tuhan Yesus berdoa kepada Bapa-Nya untuk para murid-Nya yang akan melanjutkan misi-Nya di dalam dunia. Mereka memiliki tempat yang istimewa dalam hati dan doa Tuhan Yesus. Mereka adalah kado terindah dari Bapa, yang Ia jaga dan rawat dengan tangan-Nya sendiri. Ia menghendaki pemberian Bapa-Nya itu menjadi milik serta berada bersamaNya selalu di Kerajaan Bapa-Nya di surga. Apakah saya dan anda mau menjadi kado terindah bagi sesama. Marilah kita bersama-sama berusaha agar hidup kita menjadi kado Paskah bagi setiap orang yang kita jumpai dalam hidup dan pelayanan kita. Doa Ya Bapa dalam surga, terima kasih atas cinta-Mu yang terpancar dalam diri Putra-Mu, Tuhan dan pemyelamat kami Yesus Kristus yang kami rayakan dan kenangkan secara intimewa dalam masa Paskah ini. Semoga dengan pearayaan ini menyanggupkan kami untuk melanjutkan misi-Nya untuk menjadi pembawa damai dan kasih di dalam pergaulan dan hidup kami setiap hari. Doa ini kami panjatkan kehadirat-Mu ya Bapa, dengan perantaraan Kristus Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Dikau dalam persekutuan dengan Roh Kudus, kini dan sepanjang masa. Amin. Fr Anis, MGL Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 23 23 Mei 2012 : Murid yang dikasihi Tuhan Kis 20: 28-38 Yoh 17: 11b-19 “Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat (Yoh 17:14-15).” Bagi saya pribadi, doa Yesus untuk murid-murid-Nya dalam Injil Yohanes sangat mengharukan. Rasanya, doa ini diperuntukkan bagi saya pribadi. Beberapa kali ketika diminta untuk membawakan renungan atu homily tentang doa Yesus untuk murid-Nya saya sedikit emosional. Bagi saya doa yang panjang ini menjadi tempat dimana saya merasakan perhatian dan kasih sayang Tuhan secara nyata. Dalam tradisi Injil Yohanes, doa Yesus untuk murid-murid-Nya ini lebih berupa wasiat Yesus atau amanat terakhir Yesus, bukan untuk murid-murid-Nya, tetapi kepada Allah. Ia berbicara dari hati ke hati kepada Allah Bapa-Nya tentang kekuatiran-Nya akan keamanan dan iman murid-murid-Na. Ia sadar mereka hanya punya iman yang kecil, lebih banyak salah menanggapi apa yang Ia ajarkan, namun Ia tetap mencintai murid-murid-Nya. Seberapa kecil pun nyala api iman itu yang penting tetap ada, selannjutnya dengan berkat Tuhan nyala api itu pun akan membesar, begitu mungkin prinsip dasar doa ini. Doa Yesus untuk murid-murid-Nya ini memang merupakan kesimpulan dari inti perintahNya, “yaitu supaya kamu [kita] saling mengasihi, seperti Aku [Ia] telah mengasihi kamu [kita] (Yoh 15:12).“ Kasih ini bukan kasih biasa. Kita diperintahkan untuk mengasihi sesama bukan karena kita memang punya kemampuan alami untuk mengasihi satu sama lain, tetapi kasih yang memperoreh sumbernya dari Tuhan sendiri sebab “bukan kamu yang memilih aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah (Yoh 15:16).“ Kasih Tuhanlah yang terutama menjadi alasan utama murid-murid Yesus melanjutkan ajaran-ajaran Yesus dan mewariskannya sampai ke tangan kita masing-masing. Kasih kita kepada Tuhan dan ajaran kasih-Nya tidak diwariskan dengan tangan besi, tetapi dengan kasih Tuhan sendiri. Dengan demikian Katolisitas tidak bisa dilihat dari aspek institusi dengan segala peraturan dan dektrit yang ketat. Kita menjadi Katolik bukan karena kita takut dihukum, tetapi lebih sebagai tanggapan akan kasih Tuhan yang begitu besar untuk kita manusia ini. Aturan, doktrin dan dekrit yang ketat di dalam Gereja Katolik tidak boleh dipandang sebagai identitas utama kita. Identitas utama kita adalah murid-murid yang dikasihi Tuhan, bukan murid-murid yang ketakutan kepada Tuhan. Ketika kita dibaptis kita adalah milik Tuhan, bukan milik dunia, memang kita dibaptis dengan air, namun sesungguhnya kita dibaptis oleh kasih Tuhan sendiri yang dengan doa ini sedang bersiap-siap diri untuk mati disalib. Diakon Wenz MGL 24 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 24 Mei 2012 : Supaya Mereka menjadi SATU SP Maria della Strada, Beda Venerabilis, Maria Magdalena d Pazzi is 22:30, 23:6-11, Mzm 16:1-2a,5,7-8,9-10,11, Yoh 17:20-26 Yoh 17:22 Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Waktu kecil, siapa sich yang gak mau jadi juara kelas atau ranking 1 ?? Saya pun mau dong tentunya. Apalagi, iming-iming hadiah terkadang menjadi pemacu untuk saya meraih gelar juara kelas. Tapi, paling mentok cuma masuk 10 besar aja. Menjadi yang nomor 1 memang selalu special, karena orang akan kagum dan hormat akan prestasi yang diraih orang tersebut. Kalau bisa menjadi nomor 1, kenapa harus menjadi nomor 2 atau 3 ?” begitu kadang celotehan orang. Sebuah celotehan yang tentunya menjadi penyemangat untuk memacu prestasi, bukan semata-mata hanya kesombongan pribadi. Berbicara mengenai kesatuan, saya juga bersyukur boleh mengalami kesatuan di dalam komunitas Orang Muda Katolik di Gereja FX Kuta. Tahun- tahun jadul dulu, kita bisa melihat adanya gap ataupun keadaan yang tidak seimbang di dalam wadah OMK itu sendiri. Tidak adanya komunikasi dan manajemen yang baik antara Pembina dan pengurus, menjadikan hubungan antara OMK dengan kelompok-kelompok kategorial lain pada masa itu kurang berjalan seimbang. Eit, tapi tunggu dulu – Tuhan selalu punya rencana yang tepat waktu !! Tak pernah ia terlambat atau terlalu lama membiarkan keadaan ini. Di tahun 2012, mulai terjadi “revolusi” besar-besaran dalam tubuh OMK. Hasilnya pun tentu saya terima dan anggap positif demi kemajuan bersama. OMK Paroki mengajak orang muda Katolik di setiap kelompok kategorial untuk terlibat dalam kegiatan di Gereja FX Kuta. Dimulai dengan pembagian tugas parkir yang saling bergantian setiap minggu, kegiatan latihan koor, doa bersama, dan kegiatan-kegiatan gabungan lainnya semakin menciptakan suasana persaudaraan dan rasa kesatuan sebagai satu saudara seiman dalam Kristus. Tidak ada lagi namanya perbedaan antara si A dan si B. Semua bersama-sama mengesampingkan egonya untuk kemajuan dan kesatuan wadah OMK Paroki FX Kuta. Sebuah proses yang butuh waktu dan komitmen dari setiap orang muda, untuk membawa setiap visi dan misi OMK di masa sekarang dan masa yang akan datang. Ketika perbedaan yang ada melebur menjadi satu dalam indahnya kebersamaan, wuihhh pokoknya semua bakalan indah dan nyaman. Adanya gesekan ataupun cobaancobaan kecil di tengah jalan, tetap mampu dilewati dengan bergandengan tangan dalam satu semangat – semangat sebagai orang muda katolik yang tangguh, tangga, dan terlibat. Yesus pun menginginkan kita untuk menjadi satu dengan-Nya, menyatu dengan kerahiman-Nya dan melakukan segala kehendak-Nya. Ia pun ingin kita supaya bersatu pula dengan saudara-saudara yang lain, karena dengan persatuan maka akan tercipta landasan yang kuat untuk bersama melangkah. Unity in diversity, why not?? KRIS Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 25 25 Mei 2012 : Apakah engkau mengasihi AKU ? Kis 25:13-21 Mzm 103:1-2.11-12.20ab Yoh 21:15-19 “Apakah engkau mengasihi Aku?” (Yoh 21:17). Injil yang telah kita dengar hari ini membawa kita pada hari setelah kebangkitan dimana Yesus berada di tepi sungai Tiberias. Disanalah tempat Ia bertemu Petrus pertama kali dan memanggilnya untuk mengikuti Dia.Di sungai yang sama, sebagai awal yang baru, Yesus menanyai Petrus tentang satu hal penting: Kasih. Yesus tahu benar bahwa satu-satunya alasan yang dapat membuat Petrus tetap terikat pada-Nya selamanya bukanlah karena keharusan, atau karena desakan kehendak, tapi semata-mata karena keinginan untuk membalas dengan Kasih Yesus yang tidak terkalahkanyang telah ia terima. Karena itu Yesus menanyai Petrus sampai tiga kali seperti ingin menggarisbawahi pertanyaan yang esensial ini.Pertanyaan yang setiap hari harus kita tanyakan pada diri kita, yang menjadi kesimpulan dari semua sabda yang disampaikan Allah: “Apakah engkau mengasihi Aku?” (Yoh 21:17). Jawaban Petrus yang pertama dinyatakan dengan angkuh, spontan, tanpa berpikir panjang,tetapi juga sedikit kecewa karena Yesus seolah tidak percaya padanya. Tapi keteguhan Yesus memenangkan kekerasan hati Petrus; membuatnyamampu melihat kelemahannya yang mendorongnya dengan kuat merasakanbahwa ia harus mempercayakan dirinya sekali lagi pada Yesus, untuk berlatih apa artinya mencintai dengan segenap hati, dengan segenap pikiran dan kekuatan. Perkataan Yesus pada Petrus membuka suatu kilasan masa depan Petrus. Pada akhirnya Petrus menemukan keteguhan hatinya yang tidak terletak pada jiwa yang kokoh, seperti yang ia pikirkan sebelumnya, tetapi dalam penyerahan diri kepada Yesus seutuhnya, dalam membiarkan diri dituntun oleh-Nya, untuk mencapai akhir yang tidak pernah iabayangkan. Demikian digenapi nubuat tentang seorang nelayan yang kemudian berhasil menarik dengan jala Injil banyak orang untuk mengikuti Yesus. Tetapi juga nubuat tetang perjalanan dari setiap murid yang ingin mengikuti Yesus, karena hanya dengan Kristus kita dapat menikmati Hidup yang sebenarnya. Petrus tidak tahu akhir yang akan ia tuju atau apa yang akan ia lewati, tetapi kepastian akan kesetiaan kasih sang Guru menjadikannya mampu untuk menjawab undangan yang diarahkan kepada-Nya: “Ikutlah Aku” (Yoh 21:19). Kepastian yang serupa dimiliki S. Paulus yang dalam bacaan pertama dikisahkan berada dalam penjara dan akan diadili karena mewartakan tentang Yesus yang telah mati dan bangkit. Yesus yang telah menemuinya dalam perjalanan ke Damaskus dan membawanya pada pertobatan total. Kepastian yang Paulus terima dari Yesus yang bangkit tidak pernah ia lepaskan lagi. Kitapun diundang untuk meneladani keteguhan hati dari S.Petrus dan Paulus. Semoga. Sr Benedicta 26 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 26 Mei 2012 : Kisah Santo Agustinus dari Canterbury Filipus Neri Kis 28:16-20,30-31, Mzm 11:4,5,7, Yoh 21:20-25, Sore: Kej 11:1-9 Mzm 104:1-2a,24, 27-28,29bc-30, Rm 8:22-27, Yoh 7:37-39 Pesta pelindung tanggal 27 Mei St Agustinus adalah Kepala Biara St Andreas di Roma. Paus St Gregorius Agung memilihnya bersama empatpuluh biarawan lain untuk suatu misi yang dirindukannya. Mereka diutus untuk mewartakan Injil kepada rakyat Inggris. Agustinus dan para biarawan pun memulai perjalanan mereka. Ketika tiba di Perancis selatan, mereka diperingatkan akan kebengisan orang-orang Inggris. Para biarawan menjadi patah semangat. Mereka mendesak Agustinus agar bersama-sama kembali dan mendapatkan ijin paus untuk membatalkan seluruh rencana itu. Mereka memang melakukannya, tetapi paus tetap bersikeras mengutus mereka ke Inggris. Beliau mengatakan bahwa orang-orang Inggris rindu menerima iman Kristiani. Para biarawan pun berangkat ke Inggris. Mereka tiba pada tahun 596. Para misionaris disambut baik oleh Raja Ethelbert, yang isterinya adalah seorang puteri Kristiani dari Perancis. Para biarawan membuat suatu arak-arakan ketika mereka mendarat. Mereka berjalan beriringan sembari memadahkan mazmur. Mereka membawa sebuah salib dan sebuah gambar Tuhan kita. Banyak orang menerima kabar gembira dari para biarawan. Raja Ethelbert sendiri juga dibaptis pada Hari Raya Pentakosta tahun 597. St Agustinus ditahbiskan menjadi uskup pada tahun yang sama. St Agustinus kerap menulis surat untuk memohon nasehat paus. Dan Paus St Gregorius pun banyak memberinya nasehat-nasehat kudus pula. Berbicara mengenai banyaknya mukjizat yang diadakan St Agustinus, paus mengatakan, “Engkau sepatutnya bersukacita dengan gemetar dan gemetar dengan sukacita atas karunia itu.” Maksud beliau adalah agar Agustinus hendaknya bersukacita bahwa melalui mukjizat-mukjizat itu orang-orang Inggris dipertobatkan. Tetapi, hendaknya ia berhati-hati pula untuk tidak menjadi sombong. Di Canterbury, St Agustinus mendirikan sebuah gereja dan sebuah biara, yang di kemudian hari menjadi yang terpenting di Inggris. Di sanalah kelak St Agustinus dimakamkan. St Agustinus wafat pada tanggal 26 Mei 605, tujuh tahun setelah kedatangannya di Inggris. Kita memohon dengan bantuan doa St Agustinus dari Canterbury agar kiranya buahbuah karyanya terus berlanjut dalam Gereja kita. Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 27 27 Mei 2012 : Iklan Promosi HARI RAYA PENTAKOSTA Kis 2:1-11, Mzm 104:1ab,24ac,29bc-30,31,34, Gal 5:16-25, Yoh 15:26-27, 16:12-15 Yoh. 15:26-27 Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku. Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Kesaksian tentang sesuatu harus mempunyai dasar yang kuat dan kokoh. Kesaksian itu harus mempunya sumber dan tujuan yang jelas. Kesaksian itu juga harus berasal dari suatu pengalaman batin yang mendalam. Kesaksian yang berasal dari suatu pengalaman batin dapat merubah hati seseorang. Karena itu, kesaksian itu harus dibagikan kepada orang lain. Hal ini bukan berarti mempromosikan diri, namun hal ini merupakan suatu pewartaan akan perbuatan Tuhan yang sungguh ajaib. Hari ini dari Penginjil Yohanes kita mendengarkan kisah tentang Yesus menjelaskan datangnya Roh Kudus kepada murid-murudNya. Dia mengatakan, “Jikalau Penghibur yang akan Kuutus dari Bapa datang, yaitu Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa, Ia akan bersaksi tentang Aku.” Kemudian Dia mengajak mereka untuk memberikan kesaksian itu. Dia mengajak mereka, “Tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.” Yesus memberikan dorongan kepada mereka untuk menggunakan talenta yang telah dikaruniakan Tuhan lewat Roh Kebenaran itu. Penginjil Yohanes ingin menunjukkan kepada para pendengar dan pembacanya bahwa, setiap kesaksian Kristiani itu harus berasal dari suatu pertemuan dan pengalaman batin dengan Yesus dan RohNya. Kesaksian itu harus sungguh berdasar pada pertemuan batin yang intim dan akrab dengan Yesus. Kemudian Yohanes menagajak mereka lewat perkataan Yesus untuk memberikan kesaksian tentang pengalaman batin yang diperoleh itu. Ketika aku sedang mengajar Pelajaran Agama di sekolah, seorang anak kelas III SD berkata kepada ku. Romo ketika Yesus memilih dan mengutus para muridNya, Dia berpesan, “Pergilah dan wartakan Kerajaan Allah di seluruh dunia. Apakah mereka harus memasang ”iklan promosi” di tempat-tempat umum atau lewat TV dan majalah? Pertanyaan ini memang lucu, namu membuat aku untuk terus berefleksi dan bertanya pada diriku sendiri. Aku berkata di dalam hati, “Memang betul sekali, hal ini bukan berarti aku harus memasang iklan promosi, tetapi aku sendirilah ‘oklan promosi’ itu sendiri. Aku harus berani mempromosikan ajaran Yesus ke seluruh dunia di mana saja aku berada. Aku harus sungguh bersaksi. Tuhan Yesus telah memanggil kita sekalian. Dia telah memberikan kita suatu panggilan khusus sesuai dengan rencanaNya. Dia memanggil kita dengan berbagai macam dan bentuk panggilan hidup. Karena itu, Dia mengharapkan kita agar pergi ke seluruh dunia dan mewartakan kehendakNya. Marilah kita berani mempromosikan iklan tentang berita keselamatan yang datang dari Allah lewat Yesus Kristus. Rm Joseph MGL . 28 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 28 Mei 2012 : Percaya Tanpa Melihat 1Ptr 1:3-9, Mzm 111:1-2,5-6,9,10c, Mrk 10:17-27 1 Petrus 1:8 “Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Kamu bergembira karena sukacita yang mulia dan yang tidak terkatakan.” Pernah tidak anda mendengar “ Datanglah kepada Tuhan seperti anak kecil, apa ini maksudnya ya? Tuhan sendiri berfirman,”Biarlah kanak-kanak datang kepadaKu.” Sebuah ungkapan yang unik dan menarik bagi saya. Dulu saya pernah menafsirkan ungkapan ini seperti ini, jika kita datang pada Tuhan seperti anak kecil yang polos, pasrah percaya penuh pada Bapanya, bahwa Bapanya tahu segala sesuatu yang terbaik bagi dia. Kemudian seiring berjalannya waktu ada tayangan-tayangan yang cukup menarik dari You Tube tentang Hati Bapa. Ya saat itu itu cukup menjawab pertanyaan saya “dimana saya kembali taat dan setia pada pelayanan yang harus saya lakukan”. Tetapi saya tidak bisa bohong pada Roh Kudus, saat saya kembali “bosan”. Sampai disuatu perenungan saat saya membaca sebuah buku, dimana sang penulis menjelaskan tentang Hati Bapa. Datang kepada Tuhan seperti anak kecil. Seorang anak kecil pada “kondisi ideal” dalam konteks keadaan anak kecil pada umumnya ( terlepas dari anak kecil yang mengalami siksaan jasmani atau rohani dari lingkungannya) yang mana pola berpikirnya masih sederhana, belum ada istilah “Luka Batin” . Bagi yang sudah pernah patah hati, anak kecil belum pernah patah hati. Bagi yang bermasalah dengan pekerjaan, anak kecil belum pernah bekerja atau tahu apa itu tuntutan hidup. Bagi yang sudah pernah mengalami pengkhianatan, penipuan atau tindakan apapun yang menimbulkan “Luka Batin” atau kepahitan, anak kecil belum pernah mengalaminya. Dalam kondisi yang ideal anak kecil ini masih sangat polos, tergantung penuh pada Bapanya. Dia percaya bahwa Bapanya akan memenuhi segala kebutuhannya. . Seringkali kepahitan dalam hidup membuat kita menjadi “tuhan” atas diri kita sendiri. Yang terbaik bagiku, yang seperti ini...dengan dasar pemikiran kita berdasarkan pengalaman yang telah kita lalui, padahal Tuhan bilang...AnakKu Aku telah siapkan yang “terbaik” tidak maukah kamu? Kepahitan, kegagalan ataupun trauma masa lalu dapat menghalangi “iman” kita untuk bertumbuh dalam iman kepercayaan pada Tuhan... Ketika anda merenungkan dialog antara anak dengan Tuhan, dari dialog itu apa yang ada dipikiran anda? Wowww kalau benar Tuhan sediakan berkat lebih besar buat saya, yang “ jelas-jelas bisa saya lihat dengan mata jasmani” saya. Jadi “baik” menurut saya tidaklah cukup...Saya mau yang “terbaik” yang akan terjadi dalam hidup saya... Sekalipun kamu belum pernah melihat Dia, namun kamu mengasihiNya. Kamu percaya kepada Dia, sekalipun kamu sekarang tidak melihatNya. Ini adalah Iman...Percaya tanpa Melihat. Kita tahu saksi-saksi iman seperti Bapa Abraham ketika menunggu janji Tuhan bahwa dia akan menjadi Bapa bagi segala bangsa. Dia menunggu dengan sikap yang positif walaupun kenyataannya saat itu sangat bertentangan belum ada keturunan. Iman Yusuf ketika dijual oleh saudara-saudaranya, Yusuf tetap setia menunggu janji Tuhan digenapi sampai akhirnya dia menjadi orang kepercayaan raja dan bisa memaafkan saudara-saudara yang telah menjualnya. Dan banyak saksi-saksi iman yang lainnya. Menunggu Tuhan bekerja dalam waktuNya sambil kita menjalani dengan sukacita bagian kita dengan setia menjadi berkat dimanapun kita berada. Kita ubah cara berpikir kita yang salah, dengan mohon bimbingan Roh Kudus. Cara berpikir kita yang salah dapat mencegah kita untuk mendapatkan berkat yang terbaik dari Tuhan. Kita masih kaku dengan cara-cara kita, terbelengu oleh sudut pandang kita, dan terhenti dalam cara berpikir kita. Tuhan sedang berusaha melakukan sesuatu yang baru, tetapi tanpa kita mau berubah, menyingkirkan cara-cara berpikir negatif yang menahan kita supaya tidak kehilangan kesempatan-kesempatan yang diberikanNya kepada kita. Lampauilah rintangan-rintangan masa lalu dan mulailah mengharapkan Tuhan melakukan hal-hal besar dalam kehidupan kita. Bersediakah kita ? Lulu Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 29 29 Mei 2012 : Anak yang Taat Maria Anna dr Paredes, Yoseph Gerard, 1Ptr 1:10-16, Mzm 98:1,2-3ab,3c-4, Mrk 10:28-31 1Ptr 1:14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu Jika Tuhan Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa kita, berarti kita tidak perlu menderita lagi karena dosa ya? Tapi pada kenyataan nya kita masih sering terjatuh dalam dosa yang sama berkali – kali dan kita sering merasa menderita karenanya. Saya mengubah kata “menderita” itu menjadi sebuah “pengajaran”, ketika jatuh dalam dosa, Tuhan ingin memberikan sebuah pengajaran kepada kita. Ketika kita tidak pernah menderita atas konsekuensi dosa yang kita buat, bagaimana kita tahu bahwa yang kita lakukan itu baik atau buruk? Tuhan justru sangat menganggap kita sebagai anak kesayanganNya, Dia mendisiplinkan kita dengan membiarkan kita menderita akibat dosa. Coba saja kalau Tuhan membiarkan kita bersenang – senang dan begitu menikamti dosa kita, maka selamanya kita pun merasa berbuat dosa itu sah – sah saja dan sama sekali tidak menimbulkan penderitaan. Seperti ayah yang begitu menyayangi anaknya, ketika mereka tidak berjalan di jalan yang benar, beliau pasti akan mengingatkan sang anak untuk kembali ke jalan yang benar bersamanya. Seperti itulah Yesus, Ketika kita jatuh ke dalam dosa, Yesus membiarkan kita merasakan begitu tidak enaknya situasi itu yang memungkinkan kita untuk tidak melakukan dosa itu lagi. Tapi kenapa ya kita masih sering jatuh ke dalam dosa yang sama? Bagi saya pribadi tidak ada yang namanya dosa kedua, yang ada hanya pilihan. Ketika seseorang jatuh ke lubang dosa yang sama, hal itu bukan lagi sebuah kesalahan, melainkan pilihan. Kita bebas memilih untuk menghindari lubang itu, atau justru tetap masuk dan jatuh ke lubang yang sama karena menuruti hawa nafsu kita. Manusia memang tidak akan pernah lepas dari yang namanya dosa, dan jangan khawatir Yesus dan BapaMu di surga tidak lantas “memecat” kita sebagai anaknya, Dia akan selalu terbuka untuk terus mengampuni, mengampuni, dan mengampuni. Tinggal kita sekarang yang harus setiap hari memohon rahmatNya dan bantuan Roh Kudus yang memang diutus menjadi penolong kita. Penolong di saat kita menghadapi lubang dosa yang sama, lubang dosa yang harus kita hindari. Tidak mau kan selamanya terus menerus merasakan penderitaan yang sama? Kita kan anak – anak Tuhan yang pintar, yang lebih memilih “menderita” memikul salib setiap hari demi serupa seperti Kristus daripada “menderita” jatuh terus ke dalam dosa yang sama dan akhirnya serupa seperti setan. Jadi pilih Kristus atau setan??? Maia 30 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012 30 Mei 2012 : Dahlan Iskan dan Pencitraan 1Ptr 1:18-25, Mzm 147:12-13,14-15,19-20, Mrk 10:32-45 Markus 10 : 45 : “Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawaNya menjadi tebusan bagi banyak orang” Saat ini nama Dahlan Iskan menjadi popular karena sepak terjangnya yang tidak biasa. Naik kereta api ekonomi, marah marah di gerbang tol sampai menginap di rumah petani. Sebagian masyarakat Indonesia bersimpati kepadanya, dan mengganggapnya sebagai harapan dari kebobrokan pejabat di Indonesia. Nama Dahlan Iskan baru terdengar ramai ketika menjadi Dirut PLN, saat itu banyak yang mencemooh dia. Tahu apa seorang bekas wartawan terhadap listrik. Tapi kemampuannya sebagai wartawan bisa membuka wawasan banyak orang, lewat tulisan tulisan yang dimuat JawaPos dan disiar ulang di blog nya. Pemikiran dan langkahnya bisa di akses dan dimengerti oleh public, dan rasa simpati pun berdatangan. Tapi tetap saja ada kelompok masyarakat yang menggangapnya ini hanya pencitraan belaka, hanya trick untuk menjadi presiden 2014 nanti, hanya cari ketenaran, dsb. Tidak ada yang tahu apa yang ada di kepala Dahlan Iskan. Sepertinya menjadi orang baik dan transparan saja tidak cukup. Cemooh dan kecurigaan tetap saja ada. Seperti ajaran Tuhan Yesus, yang mengajarkan kita untuk melayani, bukan meminta dilayani. Apakah bila kita melayani sesama kita, apalagi melayani orang yang secara social ada di bawah kita, atau melayani bawahan kita, akan dikatakan pencitraan juga? Apa lebih baik tidak usah ‘melayani’ sehingga tidak ada cemoohan? Tapi bagaimana dengan ajaran Tuhan Yesus ? Setiap langkah yang kita buat pastinya tidak akan pernah bisa membuat semua orang bahagia, pasti ada saja yang tersakiti baik secara langsung atau tidak langsung, pasti ada saja yang iri dan bergunjing, tapi apa kita harus berhenti melangkah? Biar saja orang orang mencemooh, biar saja dianggap pencitraan, biar saja dianggap cari muka, biar saja dikatakan kampungan, biar saja. Yang terpenting kita melakukan ajaran Tuhan Yesus untuk melayani sesama. Seperti kata Dahlan Iskan di blognya, “ Yang suka mencemooh saya, ayo ikut saya ke lapangan, masuk ke sawah sawah, mari kita buat pencitraan bersama sama”, selorohnya tanpa ambil pusing omongan orang lain. Katanya kesehatan yang dia berikan sejak operasi hati 5 tahun yang lalu harus disyukuri dengan berbuat baik lebih banyak dan bekerja dan bekerja ! Salam pencitraan dari Tajikistan. Jeff Vol. 30/2012 www.DOJCC.com Fresh JUICE ! 31 31 Mei 2012 : Mengapa Kita Menghormati Bunda Maria ? Pesta SP Maria Mengunjungi Elisabet Zef 3:14-18a or Rm 12:9-16b, MT Yes 12:2-3,4-bcd,5-6, Luk 1:39-56 Sepanjang bulan Mei, Gereja meminta kita untuk memberi perhatian secara lebih istimewa kepada Santa Perawan Maria, Bunda Allah. Bunda Maria sangat berarti bagi kita karena beberapa alasan: MARIA, GADIS YAHUDI Pertama-tama karena Bunda Maria adalah Bunda Yesus. Maria adalah seorang gadis belia, mungkin usianya masih belasan tahun, ketika ia menjadi Bunda Yesus. Kemungkinan besar Maria dilahirkan di kota Sepphoris, yang terletak di sebelah utara Palestina. Sepphoris adalah sebuah kota besar di mana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai. Sepphoris merupakan ibu kota Galilea. Kota itu memiliki banyak rumah yang indah dan bahkan sebuah gedung teater yang besar. Sepphoris hancur luluh dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih kanakkanak. Jadi keluarga Maria pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah dusun kecil yang berpenduduk hanya 150 hingga 300 orang. “Nazareth” dalam bahasa Ibrani mempunyai dua arti yang berbeda. Nazareth bisa berarti “lili, bunga bakung” yang merupakan simbol kehidupan, dapat juga berarti “keturunan”. Keluarganya berasal dari keturunan Raja Daud. Baik itu artinya bunga bakung ataupun keturunan, Nazareth adalah nama yang indah bagi tempat tinggal Maria. Di sanalah Maria bertemu dengan Yusuf, seorang tukang kayu. Kemungkinan Yusuf tidak jauh lebih tua dari Maria. Mereka pun bertunangan. Biasanya, masa pertungangan berlangsung selama satu tahun atau lebih. Si gadis akan menenun dan melakukan pekerjaan rumah tangga, sementara sang pria akan membangun rumah tempat tinggal mereka. Kisah selanjutnya kita baca setiap tahun pada hari Natal. MARIA, BUNDA ALLAH Kita tidak boleh lupa bahwa Yesus adalah sungguh Allah. Yesus juga sungguh Manusia, dan Ia bangga menjadi manusia. Yesus sering menyebut diri-Nya, “Anak Manusia.” Dalam bahasa Ibrani ungkapan tersebut berarti “manusia”. Karena Yesus tidak dapat dibagi menjadi dua: Yesus yang Allah dan Yesus yang Manusia, maka bunda-Nya juga disebut Bunda Allah. MARIA, BUNDA KITA Menjelang ajal-Nya di salib, Yesus memberikan Bunda Maria kepada kita untuk menjadi bunda kita juga. Yesus melakukannya ketika Ia menyerahkan Bunda Maria ke dalam pemeliharaan St. Yohanes, Rasul. Yesus berkata, “ Inilah ibumu.” Artinya Tuhan telah mengangkat kita sebagai anak-anak-Nya sendiri. Ingatlah, ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, Ia berkata, “Aku akan pergi kepada Allah-Ku dan Allah-mu, kepada Bapa-Ku dan Bapa-mu.” Jadi kita mempunyai Bapa dan Bunda yang sama dengan Yesus. Dengan demikian kita semua menjadi saudara dan saudari-Nya. Kita semua merupakan suatu keluarga yang mengagumkan! Tunjukkanlah hormatmu kepada Bunda Maria. Ia membawa kita kepada Putera-nya, Yesus. sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com “diterjemahkan oleh YESAYA: www.indocell.net/yesaya atas ijin Fr. Richard Lonsdale.” 32 Fresh JUICE ! www.DOJCC.com Vol. 30/2012