Pengaruh Media Massa Terhadap Sikap Ibu Rumah Tangga

advertisement
Imunisasi Hepatitis B
Manfaat Dan Kegunaannya Dalam Keluarga
Chairuddin P. Lubis
Bagian Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Virus Hepatitis B (HVB) merupakan penyebab utama dari hepatitis akut dan
kronik maupun kanker hati (kanker hati primer). Penyebaran penyakit universal dengan
tingkat endemisitas yang tinggi di RRC, Asia Tenggara, Sub Sahara Afrika, lembah
Amazon dan sebahagian kepulauan Pasifik. Didaerah ini 5-30% penduduk menderita
infeksi kronik dan mengidap virus dalam tubuhnya (carrier) dimana hampir seluruhnya
mengalami infeksi pada saat lahir atau berusia balita.
Prevalensi hepatitis B yang rendah ditemukan di Amerika Utara, Eropah Barat
dan sebagian dari Australia, sedangkan daerah lain memiliki prevalensi sedang
(intermediate).
Hepatitis B endemik pada manusia. Ditaksir 200 juta manusia terkena infeksi dan
sebagian besar menjadi chronic carriers. Satu diantara 5 akan meninggal oleh kanker hati.
Mengingat akan tingginya angka kejadian dan dampak negatip yang
ditimbulkannya maka pemberian vaksinasi terhadap Hepatitis B sudah menjadi pemikiran
untuk diprogramkan, terutama pada anak dalam mencapai kualitas anak yang baik.
CARA PENULARAN
Penularan penyakit dapat terjadi dengan cara:
1. Vertical Transmission
Penularan dari ibu ke anak umumnya terjadi sewaktu proses persalinan dan ini
terutama terjadi pada daerah endemik. Umumnya ini terjadi dari ibu yang darahnya
dijumpai HBeAg positip, tapi hal ini bisa juga terjadi pada keadaan e antigen tidak
dijumpai.
Umumnya bayi yang terinfeksi akan menjadi carriers dengan insiden yang tinggi
dari HBeAg positip. Begitupun biasanya adalah asimptomatik, sebagian dari bayi sering
terjadi kronik hepatitis dengan resiko pada usia dewasa untuk terbentuk cirrhosis hepatis
dan primary hepatocellular carcinoma.
Mekanisme terjadinya infeksi pada perinatal tidak diketahui secara pasti, tetapi
kemungkinan terjadi saat persalinan atau segera sesudah bayi dilahirkan sebagai akibat
masuknya darah si ibu kedalam sirkulasi si bayi, tertelan darah si ibu atau secara tak
sengaja terjadi inokulasi darah ibu ke bayi.
Resiko penularan secara vertikal juga tinggi apabila si-ibu menderita hepatitis
akut pada masa triwulan kedua atau ketiga kehamilan ataupun 2 bulan sebelum proses
persalinan. Penularan selama janin dalam uterus sangat jarang.
1
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Penularan hepatitis B pada bayi ini tidak dapat dicegah dengan tindakan
melahirkan bayi secara operasi. Sectio caesarian ataupun dengan tidak memberikan ASI
pada bayi yang dilahirkannya. Pencegahan hanya dapat dilakukan dengan memberikan
hepatitis B immune globuline bersamaan dengan pemberian vaksinasi hepatitis B, yang
harus diberikan dalam beberapa jam setelah bayi dilahirkan.
2. Secara sexual ataupun kontak langsung
Data terakhir menunjukkan bahwa penularan secara sexual dari hepatitis B
merupakan cara tersering dibandingkan dugaan sebelumnya. Di negara maju penularan
melalui cara ini merupakan yang sering, tetapi bagaimana cara pasti penularannya tidak
diketahui secara pasti. Hal ini mungkin terjadi dengan masuknya cairan yang infeksies
melalui daerah yang terluka sewaktu mengadakan hubungan. Pada keadaan ini penularan
yang terjadi pada e antigen positip carriers adalah sebesar 20% pertahun. Pada
homoseksual ini merupakan resiko tinggi untuk terjadi penularan.
Cairan tubuh telah terbukti dapat sebagai sumber penularan dan HBsAg telah
dijumpai pada cairan saliva, seminal fluid, colostrum, ASI, cairan eksudat, cairan vagina,
urine, tinja dan keringat. Begitupun pada beberapa kasus tidak dapat dipastikan apakah
cairan tersebut mengandung partikel kuman yang infeksies atau hanya partikel surface
antigen yang infeksies.
3. Darah dan produk darah
Penularan secara tak sengaja melalui per cutan dengan masuknya sedikit darah
adalah jauh lebih sedikit daripada penularan yang terjadi secara vertikal maupun secara
sexual. Keadaan ini dapat terjadi pada saat operasi atau pencabutan gigi, dimana alat
yang digunakan tidak steril. Hal ini juga dijumpai pada penggunaan obat yang salah,
penindikan telinga, lobang hidung ataupun pada tindakan akupuntur.
Penularan melalui transfusi darah donor harus terlebih dahulu di-screening
terhadap hepatitis B.
4. Keadaan lain yang memungkinkan.
Cara penularan lain yang bisa terjadi adalah pada pembuatan tato, acara ritual
dengan mempersembahkan darah, sirkumsisi dengan penggunaan alat yang tidak steril.
Penularan melalui gigitan serangga pengisap darah ataupun kutu busuk sangatlah
jarang, kecuali pada simpanse dimana serangga tersebut segera setelah mengisap darah
penderita berpindah lagi pada objek lain dan langsung mengisap darah kembali.
PENANDA SEROLOGIK
Pada infeksi dengan hepatitis B ada 5 penanda serologik (five immunologic
markers), yaitu:
1. Hepatitis B surface antigen (HBsAg)
Merupakan penanda serologik yang pertama sekali dikenal. Blumberg yang
menemukannya pada tahun 1967 dan disebutnya Australia antigen.
Seseorang dikatakan carriers atau pengidap apabila dijumpai HBsAg yang
menetap selama 6 bulan.
2
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Pada ibu hamil, penanda serologik yang diperiksa adalah HBsAg dan anti HBs.
Bila HBsAg positip perlu diperiksa HBeAg, untuk menentukan daya penularannya. Hal
ini perlu diketahui dalam rangka pemberian imunisasi pada bayi yang dilahirkannya.
2. Antibody against surface antigen (Anti HBs)
Didapati dalam tubuh setelah HBsAg berhasil dieliminasi oleh tubuh dan bila
berlangsung seumur hidup.
Pada dewasa, beberapa orang akan kehilangan Anti HBs dan hanya dijumpai Anti
HBc, ini hanya sebagai penanda adanya infeksi yang telah lewat.
3. Antibody againts core antigen (Anti HBc)
Anti HBc didapati didalam serum apabila terjadi replikasi aktif dari virus. Segera
setelah infeksi akut, Anti HBc dibentuk dan terus menerus dijumpai beberapa tahun
(kadang seumur hidup). Namun Anti HBc bukanlah antibodi yang protektif.
4. e Antigen (HBeAg)
Hanya dijumpai bersamaan dengan adanya HBsAg, merupakan infeksi akut
dengan daya penularan yang tinggi, serta bentuk penyakit yang berat.
5. Antibody against e antigen. (Anti HBe)
Hilangnya HBeAg dalam serum akan digantikan dengan Anti Hbe. Hal ini
merupakan pertanda berkurangnya daya penularan.
JENIS VAKSIN
Pada saat sekarang ini dikenal ada 3 type vaksin yaitu:
1. Human plasma derived
Vaksin ini berasal dari plasma dan merupakan generasi pertama. Dalam
pemberiannya tidak dijumpai efek samping yang serius dan daya lindung yang
dihasilkannya tidak berbeda dengan vaksin generasi kedua.
2. Recombinant
DNA recombinant vaccine, adalah HBsAg yang telah dimurnikan yang mana
komposisinya identik dengan generasi pertama yaitu vaksin yang berasal dari plasma.
3. Polypeptide
Vaksin ini sampai sekarang hanya eksperimental dan penggunaannya belum lagi
ditetapkan.
PEMBERIAN IMUNISASI
Dosis
Dosis yang dianjurkan berbeda antara anak dan dewasa. Pada anak dosis yang
dianjurkan 10 ?ug/dosis : sedang pada dewasa 20 ug/dosis.
3
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Tempat Penyuntikan
Semua vaksin hepatitis harus diberikan secara I.M. ini dilakukan sejak dibuktikan
bahwa pemberian secara S.C. kurang baik dalam membentuk daya kebal.
Pada dewasa pemberian pada daerah deltoid lebih menghasilkan hasil yang baik
dibandingkan bila pemberian dilakukan pada daerah gluteal.
Jadwal Pemberian
Vaksin diberikan selama tiga kali dengan pemberian pada 0, 1 dan 6 bulan.
pemberian ulangan tergantung dari hasil pembentukan Anti HBs. Titer yang dianggap
protektif adalah 10 mIU/ml.
Bagaimana pemberian pada bayi yang berasal dari ibu pengidap Hepatitis B.
Pada keadaan ini pemberian imunisasi tergantung pada hasil pemeriksaan darah
si-ibu. Bila hanya dijumpai HBsAg tanpa adanya HBeAG pemberian imunisasi pada
bayinya cukup dengan pemberian vaksin Hepatitis B 0,5 ml; sedang bila dijumpai
keduanya maka pemberian vaksin Hepatitis B 0,5 ml diikuti dengan Hepatitis B
immunoglobuline (HBIG) sebanyak 0,5 ml pada saat yang bersamaan tapi pada tempat
yang berbeda.
Apakah pemeriksaan darah mutlak dilakukan sebelum pemberian vaksinasi?
Tidak, karena pemberian aktif imunisasi pada Hepatitis B tidak akan menambah
berat keadaan bila anak tersebut mengandung kuman, dan bila dianya telah mempunyai
daya lindung hal ini akan bersifat booster; sedang bila keduanya tidak dijumpai
pemberian imunisasi ini sangat bermanfaat dalam pemberian imunisasi ini sangat
bermanfaat dalam memberikan daya lindung pada anak tersebut.
Apakah vaksin Hepatitis ini dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain?
Vaksin Hepatitis dapat diberikan bersamaan dengan vaksin lain seperti Polio,
BCG, DPT. Pemberian secara simultan ini tidak akan menghalangi pembentukan daya
kebal yang akan dihasilkan oleh masing-masing vaksin.
KESIMPULAN
Pemberian vaksinasi Hepatitis B sudah saatnya dimulai, terutama pada mereka yang
mempunyai resiko tinggi. Disamping ini dampak negatip dari penyakit ini sangat
merugikan.
KEPUSTAKAAN
Beastly R.P, 1988. Hepatitis B immunization strategies; Expanded Programme on
lmunization. WHO/EPI/GEN/88.
Elliot T.C, 1986. Hepatitis B. Directions. Program for Appropriate Technology in Health
(PATH), vol. 6 No: 3.
4
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Goldwater P.N, 1987. Hepatitis B Vaccination: Present and Future. Medical Progress,
September.
Weiger R.A, ;Viral Hapatitis in Goldsmith R [and] Heyneman D, 1989 (ed). Tropical
medicine and Parasitology. Appleton & Lange .
Wiesenthal A. M, 1991. Immunization in Hathaway W. E., Groothuis J.R., Hay W.W.
and Paisley J.W. (ed). Current pediatric Diagnosis & Treatment, 10 edition. A Lange
Medical Book.
Brunnel P.A. Hepatitis in Behrman R.E., Kliegman R.M., Nelson W.E. and Vaughan
V.C. (ed). Nelson Textbook of Pediatrics 14th edition. W.B. Saunders, 1992.
5
e-USU Repository © 2004 Universitas Sumatera Utara
Download