95 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Tidak ada hubungan antara umur, riwayat penyakit sekarang, sikap dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok pada pasien penyakit dalam di RS Jogja. 2. Ada hubungan antara tekanan sosial, motivasi, persepsi dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok pada pasien penyakit dalam di RS Jogja. 3. Faktor umur, riwayat penyaki sekarang, sikap, tekanan sosial, motivasi, dan persepsi secara bersama-sama berpengaruh terhadap niat memanfaatkan klinik berhenti merokok, yaitu sebesar 41,4%. Faktor yang paling besar berpengaruh terhadap niat memanfaatkan klinik berhenti merokok adalah faktor persepsi dan motivasi responden tentang berhenti merokok. 4. Enabling factors pelaksanaan klinik berhenti merokok di RS Jogja yang belum optimal ketersediaannya adalah ruang yang mudah dijangkau dan nyaman; sarana pendukung seperti media promosi kesehatan dan sosialisasi klinik berhenti merokok dan juga alat pemeriksaan fisik; jumlah tenaga kesehatan sebagi konselor yang masih kurang, dan juga komitmen dari petugas kesehatan untuk melakukan menanyakan status merokok, memberi nasihat berhenti merokok dan menyarankan berkonsultasi ke klinik berhenti merokok. 95 96 B. Saran 1. Dokter dan petugas kesehatan poliklinik dewasa RS Jogja senantiasa menanyakan status merokok pasien, melakukan pendidikan kesehatan tentang faktor risiko penyakit akibat perilaku merokok terutama pada penyakit silent disease seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dll dan juga menyarankan ke klinik berhenti merokok pada pasien-pasien dengan perilaku merokok. Hal ini mengingat hasil yang didapat bahwa tidak ada hubungan antara riwayat penyakit sekarang dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok dan ada hubungan antara tekanan sosial, motivasi dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok, masih banyak responden menjawab bahwa dokter atau petugas kesehatan tidak menanyakan status merokok maupun menyarankan berhenti merokok ataupun ke klinik berhenti merokok. 2. Direktur RS Jogja perlu mendukung upaya pelaksanaan kembali klinik berhenti merokok dengan cara mengupayakan penyediaan sarana dan prasarana dengan harapan ruang klinik berada di lantai 1, mengikutkan dokter maupun petugas kesehatan dalam pelatihan berhenti merokok dan juga meningkatkan sosialisasi klinik berhenti merokok melalui kegiatan PKMRS seperti pembuatan leaflet atau banner. Hal ini mengingat hasil yang didapat bahwa masih banyak sarana dan prasarana yang belum tersedia secara optimal dan juga pasien belum mengetahui keberadaan klinik berhenti merokok di RS Jogja, selain juga bahwa ada hubungan antara persepsi dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok. 3. Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta perlu mendukung program promosi kesehatan untuk peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai faktor risiko penyakit akibat dari perilaku merokok terutama penyakit silent disease seperti diabetes, penyakit jantung, hipertensi dll., mengingat hasil yang didapat bahwa tidak ada hubungan antara penyakit dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok. 4. Masyarakat luas pada umumnya dan anggota keluarga perokok pada khususnya, agar senantiasa memberikan dukungan dan mengingatkan anggota 97 keluarganya yang merokok untuk berhenti merokok dan juga mendukung gerakan rumah bebas asap rokok mengingat hasil bahwa terdapat hubungan antara motivasi dan tekanan sosial dengan niat memanfaatkan klinik berhenti merokok. 5. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian lain tentang faktor yang mempengaruhi seseorang untuk memanfaatkan klinik berhenti merokok sebagai upaya berhenti merokok, mengingat hasil yang didapat bahwa variabel yang diteliti hanya mempengaruhi 41,4% sedangkan 58,6% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yaitu status perkawinan, tingkat pendidikan, ketergantungan nikotin, lama merokok, upaya berhenti merokok sebelumnya, lamanya waktu dihabiskan bersama kalangan perokok, self efficacy, tahap mencoba berhenti merokok dan ada atau tidaknya gejala depresi atau penyakit psikiatri, selain faktor predisposing, enabling dan reinforcing factor yang belum semuanya dilakukan analisis dalam penelitian ini.