Edsi 168 – 12 Januari 2012 Bejana Advent Indonesia Timur Page 1 Penasihat: - Pdt. Moldy Mambu - Pdt. Noldy Sakul - Pdt. Sammy Lee Pemred: Handry Sigar Wapemred: Willy Wuisan Bendahara: Yoshen Danun Sekretaris Meilien Langi-M General Controller: Yance Pua HRD: Osvald Taroreh Koordinator Produksi Pdtm. Dale Sompotan Harold Somba Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Yoshen Danun, Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu, Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal, Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan, Pdt. Raymond Lohonauman Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung, dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung, dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean, dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip, Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy, Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean, Pdtm. Glen Rumalag Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw, Green Manueke, Fransisca Muntu Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung, Green Mandias Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan, Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey Rubrik Kesaksian Fredy Losung, Agustine Lureke Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin, Pdt. Swineys Tandidio Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor Inspirational Story Bredly Sampouw Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap, Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing Catatan Kami Denny Kalangi Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan, Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans, Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy, Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe Web Master Nielson Assa Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan Edsi 168 – 12 Januari 2012 BAIT MINISTRY Visi: Menyebarkan pekabaran tiga malaikat khususnya di Indonesia Kawasan Timur dan untuk mempersiapkan umat pada kedatangan Kristus yang kedua kali Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia Kawasan Timur mengusahakan mendorong berkembangnya pekerjaan Tuhan secara maksimal melalui berbagai bidang pelayanan Dartar Isi [1] COVER 1 [2] DAFTAR ISI 2 [3] EDITORIAL 3 [4] RENUNGAN 5 [5] OPINI 6 [6] INSPIRATIONAL STORY 8 [7] ARTIKEL ROHANI - 1 9 [8] ARTIKEL ROHANI - 2 13 [9] PALAKAT BERITA 16 [10] Catatan Kami 26 Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey Papua Govert Waramori, Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan Sulawesi Tengah Christian Siwy, SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti, Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng Ambon Mario Lekatompessy Ratahan Refli Ompi, Kotamobagu Maikel Makarewa Bejana Advent Indonesia Timur Page 2 Edsi 168 – 12 Januari 2012 "FAKTOR KEBERUNTUNGAN" Herold Somba s eberapa penting faktor keberuntungan dalam hidup kita? Dalam banyak hal, faktor keberuntungan memang bisa membawa perbedaan nyata. Keberuntungan itu datang pada saat yang tidak disangka-sangka dan tidak terduga. Tidak terprediksi dan tidak direcanakan. Menang undian, door prize, lucky draw, misalnya, itu kita sebut dengan keberuntungan. Bisa masuk ke perguruan tinggi padahal waktu ujian rasanya kurang yakin, itu kita sebut juga dengan keberuntungan. Seorang teman bahkan pernah berkata bahwa mendapatkan pasangan yang cantik itu sebagai sebuah keberuntungan, karena ia merasa dirinya seharusnya tidak mungkin bisa mendapatkan jodoh yang cantik seperti itu. Seorang striker bisa menjebol gawang setelah melewati beberapa pemain bertahan dari tengah lapangan dalam pertandingan sepak bola. Orang capai-capai menabung untuk membeli sesuatu, tahu-tahu kita bisa memperolehnya lebih dahulu. Itu pun kita sebut keberuntungan. The luck factor atau faktor keberuntungan setiap orang pun seringkali kita anggap berbeda-beda. Ada yang selalu, ada yang sering, ada yang jarang malah ada yang merasa bahwa ia justru sebaliknya, sial melulu. Orang biasa menganggap bahwa keberuntungan itu adalah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tetapi ternyata Alkitab mengatakan bahwa keberuntungan pun datangnya dari Tuhan. Bagi kita sebuah keberuntungan bisa mengejutkan, tapi itu tetap saja tidak akan pernah terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan. Ketika Yosua menerima tugas maha berat sepeninggal Musa, ia sempat ragu dan gentar. Siapa yang tidak? Menuntun bangsa yang tegar tengkuk, pakar bersungut-sungut dan bandelnya minta ampun seperti Israel bakal sama rasanya dengan bunuh diri. Bayangkan seandainya anda ada di pihak Yosua, tidakkah anda pun merasakan hal yang sama? Tapi Tuhan dengan pasti memilih Yosua. Yosua sudah melalui proses pelatihan yang begitu panjang sejak menjadi abdi Musa di masa mudanya. Ia terus ada bersama Musa dan belajar mengenai kepemimpinan, dan tentunya merasakan langsung bagaimana penyertaan Tuhan terus menerus hadir dalam perjalanan panjang tersebut. Bahkan pada suatu kali ia pun turut serta ketika Musa berhadapan langsung dengan Tuhan, muka dengan muka di dalam kemah. "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran 33:11). Itu tentu saja bukan sebuah kebetulan, karena Yosua memang sudah dipersiapkan sejak awal oleh Tuhan. Tetapi tetap saja, ketika waktu bagi Yosua untuk memimpin tiba, ia merasa ragu dengan kesanggupannya. Dan Tuhan pun memberi nasihat kepadanya seperti yang bisa kita baca pada awal kitab Yosua, pada pasal 1. Dan disinilah kita kemudian menemukan kata "beruntung" yang ternyata punya kunci untuk kita peroleh. Perhatikan kedua ayat berikut: "Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi." (ay 7) "Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (ay 8) Pembaca Majalah Bait yang dikasihi, pada saat kita memasuki tahun 2012 yang baru melewati 13 hari ini, marilah kita memegang dua kunci ini untuk mendapat kan keberhasilan dan keberuntungan dari Tuhan, Yaitu ”Kuatkan dan Teguhkan hati” beserta dengan ”Tetap Melangkah Bersama Firman Tuhan”. Dan kiranya Renungan Utama, Tulisan Opini, Artikel, Kata-kata yang meberikan Inspirasi dan berita-berita kegiatan kerohanian yang di muat dalam Bait Edisi 168 ini boleh menjadi berkat bagi kita semua. Amin (Materi yang di sadur kembali dari Tulisan-Tulisan Penguatan Iman). Bejana Advent Indonesia Timur Page 3 Edsi 168 – 12 Januari 2012 DULU AKU BUTA, SEKARANG MELIHAT Oleh: Pdt. Stenly Karwur, Sulawesi Tengah K etika memulai pelayanan saya sebagai misionari tahun 1999, saya bertemu langsung dengan masalah panggilan yang setengah-setengah. Hampir setiap umat Allah, mengakui adanya panggilan Tuhan dalam hidup mereka, bahkan dengan air mata bercucuran, mengakui bahwa semua peristiwa, penderitaan dan cemeti yang terjadi dalam hidup mereka adalah jalan yang memperkuat panggilan mereka. Pesan ini memotivasi sehingga banyak dari mereka yang rajin ke gereja, aktif dalam berbagai kegiatan kerohanian, bahkan tak jarang ada orang yang terlalu berlebihan dalam menempatkan diri dalam pelayanan. Sayangnya setelah mencapai suatu tingkatan tertentu, panggilan tersebut mudah di puaskan dan tidak dapat bertumbuh lagi sehingga membutakan mata mereka sendiri. Mereka merasa pencapaian saat itu cukup sebagai jaminan atas kekeliruan yang terjadi kemudian. Contoh paling sederhana kasus-kasus seperti ini ialah: Banyak umat Allah hanya puas sudah datang ke gereja hari sabat, namun untuk mengundang orang? Nanti dulu, saya malu, apa kata orang nanti. Puas sudah memberikan sumbangan pembangunan gereja, tapi untuk menerima hasilnya? Nanti dulu, sayalah yang harus di ikuti, syaratkulah yang harus di setujui. Puas sudah membantu dalam KKR, tapi untuk mempertahankan jiwa-jiwa? Nanti dulu itu bukan pekerjaan saya. Ironisnya, walau dalam kondisi seperti ini namun tidak banyak yang bisa menyadari bahwa mereka sebenarnya telah menjadi buta dan tidak dapat melihat. Bejana Advent Indonesia Timur Yohanes pasal 9 memberikan konsep „pemulihan‟ yang sangat penting bagi umat-umat Allah di akhir zaman ini. Paling sedikit ada dua karakter besar umat Allah yang Yesus tunjukkan pada para murid yang harus menjadi perhatian kita saat ini. Yang pertama adalah umat Allah jenis „Mata yang buta‟ dan kedua adalah umat Allah jenis „Mata yang di celekkan‟. Mata Yang Buta Kedua orang tua ini mengatakan: “Yang kami tahu ialah, bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,…”. Di hadapan semua orang, dengan suara yang tenang penuh keyakinan, ekspresi tidak berdosa, untuk membebaskan diri dari rasa bersalah, kedua orang tua yang penuh cinta tersebut mengakui bahwa orang buta itu memang anak mereka, dan ini memang tidak dapat di sangkal. Namun pernyataan ini tidak hanya berhenti begitu saja. Dengan Ekspresi yang sama, mereka mengalihkan tanggung jawab atas diri mereka pada anak tersebut: “Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri". Fakta yang luar biasa, mengakui tapi menyangkal untuk bertanggung jawab. Jika saja ketiga orang itu tidak memiliki pertalian darah, tak perlu kita prihatin. Dalam sekejap kesan kasih yang terpancar dari pengakuan mereka lenyap seketika, tergantikan oleh cinta diri yang muncul akibat tekanan dalam situasi terancam. Rasanya hanya satu kondisi yang dapat menjelaskan mengapa peristiwa seperti ini dapat terjadi, dan itu di sebabkan adanya kasih yang tak berakar. Hanya kasih yang tak berakar saja yang mampu menempatkan cinta diri Page 4 Edsi 168 – 12 Januari 2012 sebagai yang terutama dan mengikis segala pertalian di bawah tekanan dan ancaman. Bukankah kondisi umat Allah pada jenis ini tepat seperti yang di gambarkan Nabi Yesaya beberapa ribu tahun yang lalu: “Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba TUHAN?...”( Yesaya 42:19). Dengan bangga mengakui diri sebagai umat Allah atau utusan Allah, namun menjual pengutusnya dengan penyangkalan akan beban yang di pikulnya, menolak tanggung jawab dan wibawa yang di sandangnya saat ada ancaman yang menghadang. Mengerikan sekali bukan? Nampaknya inilah efek domino dari karakter Yudas yang mengaku murid Yesus, namun menjual Tuhannya dengan ciuman mesra Jika saja kita yang mengaku umat Allah di perhadapkan pada pertentangan akhir yang sarat dengan berbagai ancaman dan tekanan, akankah kita juga menjadi lemahdan buta seperti kedua orang tua ini? Mata Yang Di Celekkan Orang buta itu berkata: "…Apakah orang itu orang berdosa, aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." (Yohanes 9:25). Tidak penting baginya apa status orang yang memelekkan matanya. Apa yang dia perlu lakukan saat itu, detik itu ialah bersaksi bahwa: “tadinya aku buta, namun sekarang melihat…” Bahkan saat Orang Farisi mempertanyakan identitas orang yang menyembuhkan matanya, orang buta yang di celekkan tersebut bangkit tanpa rasa takut akan ancaman untuk membela (ayat 30-33). Juga meskipun dia harus di usir (ayat 34), namun dia tetap tidak menyangkal penyembuhnya. Dia sangat menyadari bahwa tadinya dia buta namun sekarang telah melihat lagi (ayat 25). Motivasi ini memampukan dia untuk menjawab panggilan Yesus (ayat 36) serta dengan rela hati menyembah-Nyatanpa syarat (ayat 38). yang paling melarat, miskin, buta dan telanjang sekalipun, jemaat Laodekia yang sejati akan tetap menyadari bahwa panggilan baginya untuk bertobat akan merobah kondisinya yang memualkan perut, menjijikkan dan tidak berpengharapan menjadi berarti, sehingga pesan itu mampu memotivasinya untuk menerima penyembuhan dari Yesus sepenuhnya. Bagi mereka, diri sendiri, ambisi pribadi, harta pribadi dan ketenaran pribadi bukanlah yang paling penting. Bagi mereka, tidak ada kepuasan yang lebih berarti daripada melakukan seperti yang Yesus lakukan, bahkan kalau boleh lebih lagi: “…Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” (Yohanes 14:12). Puntung yang di tarik dari dalam api! Itulah penghargaan tertinggi untuk menggambarkan pertobatan dan penyerahan mereka dalam tindakan iman yang bertumbuh. Pesan Yang Menentukan Saat mengawali tahun 2012 ini, Tema utama Kebangunan Rohani dan Pembaharuan bukanlah masalah umat-umat Allah yang sukses dalam karir pelayanan, ataupun programprogram dan kegiatan-kegiatan yang luar biasa hasilnya. Kue „cake‟ bukan „tentang‟ telur, tepung, susu dan menteganya. Jurumasak hanya menggunakan bahan-bahan itu untuk membuat sebuat kue „cake‟. Dengan cara yang sama, panggilan pelayanan di tahun 2012 adalah tentang umat-umat Allah yang melihat kebutaan mereka di masa lalu dan dengan sukarela membeli minyak untuk melumas mata sehingga mereka sanggup melihat cara Tuhan memelekkan mata mereka. Raspon mereka memberikan pesan yang akan menentukan hidup mereka dan menjadi contoh bagi generasi yang sesudahnya agar lebih peka menyadari kebutaannya dan berseru dengan penuh kemenangan: “…aku tadinya buta, dan sekarang dapat melihat…”. Selamat Tahun Baru. Saya rindu menyamakan kondisi umat Allah jenis ini dengan kondisi Laodekia dalam Wahyu 3:18. Walau dalam kondisi “…Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…” Bejana Advent Indonesia Timur Page 5 Edsi 168 – 12 Januari 2012 Opini PENUNTUN PECEGAHAN PENYAKIT DAN KEMATIAN (P3K) Oleh : Govert Waramori – BAIT Philipina W HO, dalam laporan tahunannya pada tahun 2002 membuktikan secara ilmiah bahwa dunia ini telah dipenuhi dengan resiko-resiko yang semakin membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup. Sehubungan dengan penilaian resiko kesehatan yang dibuat berdasarkan riset di tahun-tahun sebelumnya, maka ditetapkan program dan kebijakan global tentang pengurangan resiko kesehatan dan promosi pola hidup sehat dan pencegahan merupakan langkah utama. Mulai dari masalah gizi buruk hingga resiko atau injuri akibat kerja telah dinilai dan ditentukan sebagai resiko kesehatan yang secara langsung dapat mempengaruhi usia harapan hidup. Selain masalah resiko kesehatan, pengaruh kemiskinan merupakan faktor pencetus yang memperburuk resiko kesehatan dan sangat menentukan pencapaian indikator status kesehatan baik masyarakat maupun individu. Dalam situasi yang semakin memprihatinkan, secara khusus dengan meningkatnya resiko kesehatan di mana-mana, sebuah penuntun pencegahan terhadap resiko kesehatan sangat dibutuhkan dan merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditunda. Kitab Suci atau Alkitab memberikan banyak penuntun yang sangat mendasar tentang pencegahan penyakit dan pencegahan kematian yang sebenarnya bisa dihindarkan termasuk kematian dini dan juga kematian pada saat manusia menerima nasib akhirnya. Allah sungguh luar biasa, karena FirmanNYA yang tertulis banyak mengandung implikasi sederhana tentang strategi pencegahan dan pengurangan resiko kesehatan yang berdampak luar biasa pada kelangsungan hidup manusia. Allah adalah sumber kesehatan, dan Dia menghendaki umatNYA tetap sehat dan Bejana Advent Indonesia Timur memiliki hidup yang berkualitas untuk melayani sebagai penatalayan-NYA. Allah menyatakan bahwa Dia-lah yang menyembuhkan (Keluaran 15:26; Ulangan 32:39) dan berjanji untuk tidak menimpakan penyakit manapun atau menjauhkan penyakit (Keluaran 15:26; 23:25). Dari pernyataan Firman Tuhan ini, ada implikasi pencegahan penyakit dan dari janji pencegahan penyakit dengan jaminan kepastian dari Allah yang setia, ada persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan utama adalah penyembahan atau ibadah kepada Allah dan inilah dasar atau penuntun utama dan pertama bagi pencegahan penyakit bahkan kematian. Penyembahan atau ibadah yang sejati kepada Allah perlu diketahui dengan iman untuk mendapatkan cara pencegahan terbaik terhadap resiko kesehatan. Allah memberikan dengan jelas arti penyembahan atau ibadah yang sejati (yang sesungguhnya). Roma 12:1 menyatakan “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenaan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Ibadah yang sejati adalah penyerahan hidup sepenuhnya kepada Allah, yaitu hidup yang kudus dan berkenan. Dalam Roma 12:2 dinyatakan secara jelas tentang keputusan yang harus diambil untuk melakukan ibadah yang sejati yaitu “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Tidak menjadi serupa (sama) dengan dunia adalah keputusan untuk melakukan ibadah yang sejati dan keduniawian adalah resiko yang memperburuk kesehatan dan penyebab kematian kekal. Page 6 Edsi 168 – 12 Januari 2012 Inspirational Story PILIHAN DI TANGAN ANDA Oleh: Bredly Sampouw Tim Bait RSA Bandung J ohn C. Maxwell suatu ketika pernah diminta menjadi pembicara di sebuah seminar bersama isterinya. Ia dan istrinya, Margareth diminta menjadi pembicara pada beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi, suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan. Suatu ketika Margaret menjadi pembicara di salah satu sesi seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasanya, Maxwell duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Pada akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta seminar, kan? Pada sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan, seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya. Ketika diberi kesempatan, ibu itu bertanya, “Miss Margaret, apakah suami anda membuat Anda bahagia?” Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang bagus. Semua peserta penasaran menunggu jawaban Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan kemudian menjawab, “Tidak.” Seluruh orang dalam ruangan langsung terkejut. “Tidak,” katanya sekali lagi, “John Maxwell tidak bisa membuatku bahagia.” Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell. (Bisa Anda bayanghkan betapa malunya Maxwell saat itu). Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar. Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Tiba-tiba ada suara bertanya, “Mengapa?” “Karena,” jawabnya, “Tidak seorang pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku selain diriku sendiri.” Inspirasi Untuk Direnungkan : Apakah Anda seorang penuntut? Apakah anda menginginkan semua orang disekitar Anda membahagiakan anda? Tidakah Anda berpikir bahwa kebahagiaan adalah pilihan dan andalah yang berhak menentukan apakah Anda berbahagia atau tidak! Bejana Advent Indonesia Timur Untuk Dilakukan : “Tetapi Ia berkata “ Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” Lukas 11 : 28 Kebahagiaan itu ditentukan sejak awal. Kita memilih untuk berbahagia dan pilihan kita sering kali menjadi kenyataan. Hidup ini penuh dengan pilihan, dan setiap pilihan pasti ada hasilnya nanti. Diri kita sendiri yang berperan penting atas apa yang kita pilih. Kebahagiaan Anda tidak bisa diatur orang lain, tetapi diri sendirilah yang meresponnya. Sadarkah Anda apa yang kita hadapi sekarang ini merupakan hasil dari pilihan waktu yang lalu? Hanya dua pertanyaan yang anda temui, yaitu apakah pilihan saya ini membawa kebahagiaan atau sebaliknya penderitaan batin seumur hidup. Karena itu marilah kita berusaha agar pilihan kita selalu diakhiri dengan kebahagiaan baik di dunia ini juga di akhirat nanti. Pilihan di Tangan Anda! Page 7 Edsi 168 – 12 Januari 2012 Artikel KABAR BAIK DAN KABAR BURUK Oleh: David Elisafan om adalah seorang kriminal – sungguh sangat jahat – bukan hanya sebagai penjahat biasa, yang sering kita jumpai di desa-desa. Dia adalah penjahat kakap, penipu, pembohong, perampok, penjudi, pezinah dan juga pembunuh. Mungkin dia akan tega menjual ibunya sendiri, jika dia berpikir bahwa dia tidak bisa memperolah apa yang dikehendaki. Dia sangat bangga karena tidak ada yang disesali atas apa yang telah dia lakukan semuanya. Tetapi Tom telah tertangkap. T Sekarang dia berada di penjara, sedang merancang langkahlangkah berikutnya. Dia berpikir keras untuk melarikan diri. Dia juga berpikir untuk bunuh diri. Tetapi rasanya keduanya tidak mungkin. Dia dijaga dengan ketat. Dia telah mencoba berpidato untuk menyanggah semua perbuatan jahatnya, tetapi sepertinya tidak begitu meyakinkan, walaupun untuk dirinya sendiri. Sekarang dia berada di posisi yang sungguh sulit, dan Tom menyadari hal itu. Lebih lama dia duduk disitu, memaksa dia untuk berfikir, lebih mengecewakan tampaknya. Masa depannya tampak gelap sekali, dan sungguh keadaannya sulit sekali. Dia betul-betul berada di ujung kehancuran. Bejana Advent Indonesia Timur Kemudian pada satu hari, penjaga penjara datang ke selnya Tom dan berkata: "Tom, kita mempunyai kabar baik untuk kamu, dan juga kabar buruk." Tom memandang dengan cemberut. Tetapi jauh di lubuk hatinya, dia rindu agar terjadi atau ada perubahan dalam hidupnya, daripada hanya dari hari ke hari duduk saja, tidak berdaya. Ia sudah siap untuk hal-hal yang buruk. "Berita baiknya adalah ada seorang Pembela yang telah ditunjuk untuk membela masalahmu, dan dia adalah Pembela terbaik di dunia ini.” Tom terdiam. Dia tahu bahwa pasti ada jebakan yang dia tidak ketahui. Dan benar memang ada. Penjaga penjara itu meneruskan. "Berita buruknya ialah, bahwa Jaksa Penuntut juga telah ditunjuk, dan dia juga adalah Jaksa Penuntut terbaik di dunia ini." Tom tetap terdiam. Penjaga Penjara itu menggelengkan kepalanya. "Pembela itu pasti gila, untuk mau memikirkan untuk membela kamu. Tetapi walaupun demikian, dia akan datang untuk bertemu dengan kamu.” Dan dia kemudian berbalik dan berjalan pergi. Pada hari berikutnya, seorang yang penampilannya tenang datang ke sel Tom dan mengetuk. Tom melihat dengan heran, dan dengan senyum pahitnya dia berkata. "Anda memegang Page 8 Edsi 168 – 12 Januari 2012 kuncinya bung," dan meneruskan. "Mengapa harus mengetuk?" "Saya hanya pergi ke tempat dimana saya diundang." Jawab pengunjung itu.. "Baiklah, masuk saja," Kata Tom "Saya tidak pergi kemanamana." Tamu itu membuka pintu dan masuk serta duduk di sel Tom. "Siapakah anda sebenarnya?" Tom bertanya. "Saya seorang Pembela. Saya tahu bahwa anda sedang mencari seorang Pembela untuk menangani kasus anda." "Ya," kata Tom. "Sudah saatnya mereka pada akhirnya mengirimkan seseorang. Tetapi ceritakan kepada saya mengenai kualifikasi anda. Orang disini mengatakan bahwa anda seharusnya hebat. Tetapi jika anda memang hebat, saya mungkin tidak bisa membayar anda. Mohon kiranya anda menyesuaikan dengan kondisi saya, supaya saya tahu berapa yang saya harus siapkan." "Baiklah," kata Pembela itu, "Saya mempunyai kabar baik untuk kamu dan juga kabar buruk. Kabar baiknya ialah bahwa saya tidak pernah kalah dalam menangani setiap kasus. Saya bisa memastikan hasil dari pengadilan kamu, jika kamu menyerahkan dirimu ke dalam tanganku.” "Dan berita buruknya adalah harganya bukan?" kata Tom. Pembela itu mengganggukkan kepalanya. "OK, nyatakan hal itu kepada saya. Berapakah biaya yang harus saya bayar?” "Biaya itu Gratis." "Maaf mohon diulangi?" "Gratis," Pembela itu mengulangi. "Hey, Saya bukanlah orang yang kaya, tetapi saya tidak butuh sumbangan atau sosial anda," kata Tom dengan tegas. "Jika saja saya bisa keluar dari penjara ini, saya bisa mengumpulkan uang." Pembela itu tersenyum dengan ramah. "Tidak, jika kamu mau bantuan saya, anda harus menerimanya sebagai satu pemberian. Kamu tidak bisa membayar saya walaupun hanya sebagian saja. Secara keseluruhan betul-betul gratis. Hal itu adalah sebagai salah satu syarat agar saya bisa menangani kasus anda." Tom terdiam untuk beberapa saat, kemudian bertanya, "Apa lagi syarat-syarat untuk menerima bantuan anda?" "Baiklah," jawab Pembela itu, "Saya memiliki kabar baik dan kabar buruk untuk anda. Kabar baiknya, ialah yang bisa kamu kerjakan, jika kamu mau aku menangani kasusmu, hanyalah minta kepada saya. Dan saya akan segera menanganinya. Kabar buruknya ialah, jika saya menangani kasus anda, kamu harus mengaku bersalah.” Tom terngangah! "Tidakkah kamu bersalah?" tanya Pembela itu. "Oh, ya. Tetapi jika saya mengaku bersalah atas semua tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada saya, maka saya tidak akan mempunyai bayang-bayang sedikitpun akan kesempatan untuk menang. Mareka akan menimpakan semua tuduhannya kepada saya. Bagaimanakah anda bisa menolong saya, jika saya menyatakan diri saya bersalah?” Bejana Advent Indonesia Timur "Saya mempunyai kabar buruk untuk kamu, dan juga kabar baik," kata Pembela itu. "Kabar buruknya ialah, jika kamu mengaku bersalah, maka dengan sendirinya kamu akan dinyatakan bersalah, Jaksa Penuntut telah mempunyai buktibukti, bahwa pada akhirnya kamu akan dinyatakan bersalah juga. Bagaimanapun, tidak bisa diragukan bahwa kamu akan menerima hukuman mati." "Kalau demikian, mengapa kita harus maju ke pengadilan?" kata Tom. "Kamu lupa bahwa saya mempunyai kabar baik," kata Pembela itu. "Saya bersedia untuk mengambil hukuman anda, agar mereka membiarkan kamu bebas." "Tidak," teriak Tom. "Anda bukanlah orang yang telah menghidupkan kehidupan yang busuk ini. Sayalah yang melakukannya. Saya tidak melakukan hal-hal yang baik. Saya tidak berhak untuk mendapatkan kebebasan tetapi hanya kematian. Hukuman mati gantung adalah masih terlalu baik bagi saya. Tidak mungkin saya akan membiarkan anda membayar hutang-hutang kejahatan saya." Pembela itu menjawab dengan lemah lembut, "Tetapi Tom, Saya telah membayar semuanya. Semua yang tersisa bagi kamu hanyalah menerima pengantianku untuk menggantikanmu. Semua itu akan menjadi milikmu, dan hal itu sudah lengkap. Hal itu akan menutupi secara sempurna semua kejahatan-kejahatanmu." Setelah keheningan yang cukup panjang, Tom bertanya dengan tenang, "Apakah masih ada hal-hal lain yang saya harus ketahui sebelum pengadilan itu?" Pembela itu menggangguk. "Ya, Saya mempunyai kabar baik untuk kamu, dan juga kabar buruk. Kabar baiknya adalah bahwa kamu PASTI diampuni. Tidak perlu diragukan lagi hal itu. Kamu akan bisa berdiri dihadapan Allah dan manusia sebagaimana kamu tidak pernah berbuat dosa. Tetapi ada berita buruknya bagi kamu. "Apakah itu?" tanya Tom. "Inilah jawabannya – kamu tidak akan menjadi penjahat lagi." "Apa maksud anda?" "Kamu akan menjadi orang baru. Kamu akan mempunyai tujuan hidup yang baru. Ada hal-hal lain yang termasuk dalam pekerjaan saya, bukan hanya sekedar membayar hukuman atas semua kesalahan-kesalahan. Saya masih memiliki hal lain untuk melengkapi kehidupanmu. Sementara kamu menungu pengadilan itu dilaksanakan, kamu tidak akan berbohong, dan menipu, dan mencuri dan membunuh. Kamu akan menjadi suci dan jujur dan dapat dipercaya. Kita akan bekerja bersama-sama secara intim, kamu dan saya. Kita akan menjadi sahabat yang baik. Sementara kita akan selalu bergaul bersama-sama dari hari ke hari, dan kamu akan membenci hal-hal yang tadinya kamu cintai, dan akan menyintai hal-hal yang tadinya kamu benci. Kamu akan menjadi orang baru secara penuh.” Page 9 Edsi 168 – 12 Januari 2012 "Saya tidak tahu pasti akan hal itu," kata Tom. "Kemungkinan untuk diampuni nampaknya sangat indah, tetapi apa yang saya kehendaki, adalah saya mau melakukan hal-hal lain sesuai dengan kemauan saya.? Tidak bisakah kamu mengatur agar saya bisa dibebaskan dari hukuman atas tindakan-tindakan saya saja? Tidakkah hal itu sudah cukup? Apakah saya memang harus berhenti menjadi penjahat?” "Pengampunan itu hanya berguna untuk mereka yang merelakan hatinya untuk menerima kehidupan yang baru,” kata Pembela itu. Tom memandang lantai sementara Pembela itu dengan sabar menunggu keputusannya. Pada akhirnya Tom mengangkat kepalanya. "Saya mau memohon kepada anda untuk menangani kasus saya," katanya. "Saya akui bahwa saya bersalah. Dan saya sesungguhnya tidak menghendaki untuk tetap menjadi penjahat. Saya terima bantuan anda." Pembela itu bangkit dan mengulurkan tangannya. Tom menjabatnya dengan keras, dan perjanjianpun diselesaikan. "Apakah ada hal-hal lain lagi, yang perlu saya ketahui sebelum anda pergi?" Bejana Advent Indonesia Timur "Ya, ada sesuatu yang terakhir." Jawab Pembela itu. "Saya memiliki satu lagi kabar baik dan kabar buruk yang terakhir untuk kamu." Tom tersenyum. "Berikan kepada saya kabar buruknya dulu dan segera kita bereskan. Tampaknya setiap kabar buruk anda tidaklah seburuk yang saya perkirakan!” Pembela itu tersenyum juga. "Baiklah. Berita buruknya ialah, bahwa tanggal pengadilanmu telah ditentukan." "Wow, hal itu bukanlah berita buruk sama sekalil," teriak Tom. "Bersama dengan Pembela seperti anda, apakah anda pikir bahwa saya mau tinggal di tempat ini selama-lamanya dan tidak pergi ke pengadilan? Berita untuk pengadilan yang akan datang adalah berita yang sangat menggembirakan, dan kabar baik anda haruslah memang baik untuk mengalahkan berita itu." Pembela itu memandang ke mata Tom untuk sementara waktu, sebelum Dia dengan lembut mengatakan, "Berita baiknya ialah ini. Pada saat kamu hadir di pengadilan, saya bukan saja hanya akan menjadi Pembela anda, tetapi saya juga akan menjadi Hakim anda." David Elisafan Page 10