Dartar Isi

advertisement
Edsi 168 – 12 Januari 2012
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 1
Penasihat:
- Pdt. Moldy Mambu
- Pdt. Noldy Sakul
- Pdt. Sammy Lee
Pemred:
Handry Sigar
Wapemred:
Willy Wuisan
Bendahara:
Yoshen Danun
Sekretaris
Meilien Langi-M
General Controller:
Yance Pua
HRD:
Osvald Taroreh
Koordinator Produksi
Pdtm. Dale Sompotan
Harold Somba
Editor Alfa Tumbuan , Royke Sundalangi
Handry Suwu, Pdtm. Davy Politon, Yoshen Danun,
Wayne Rumambi, Jufrie Wantah, John Taebenu,
Rubrik Opini Lucky Mangkey, Mickael Mangowal,
Bruce Sumendap, Pdt. Bayu Kaumpungan, Jack Kusoy
Kolom Renungan Pdtm. Davy Politon
Pdt. Stenly Karwur, Pdt. Ronie Panambunan,
Pdt. Raymond Lohonauman
Rubrik Kesehatan Jeiner Rawung,
dr. Harold Manueke, dr. Alvin Rantung,
dr. Grace Rantung, dr. Marthin Walean,
dr. E Tomarere, dr. Ruben Supit
Rubrik Keluarga Repsta Moal, James Manurip,
Pdt. Jacky Runtu, Pdt. H. Suawah
Rubrik Roh Nubuat Pdt. Kalvein Mongkau
Pdt. Allan Pasuhuk, Pdtm. Roy Pitoy,
Pdt. Douglas Sepang, Pdt. Robert Walean,
Pdtm. Glen Rumalag
Rubrik Pathfinder Frankie Sumarauw,
Green Manueke, Fransisca Muntu
Rubrik Profil Irma Pakasi, Janice Losung,
Green Mandias
Rubrik Pionir Pdt E. Takasanakeng
Rubrik Ragam Tommy Manawan, Debby Langitan,
Jimi Pinangkaan, Ellen Mangkey
Rubrik Kesaksian Fredy Losung, Agustine Lureke
Rubrik Biblical & Theological Pdt. Blasius Abin,
Pdt. Swineys Tandidio
Motivational Words Peggy Iskandar-Wowor
Inspirational Story Bredly Sampouw
Tanya Jawab Pdt. Bryan Sumendap,
Pdt. Larry Windewani, Pdt. Ronell Mamarimbing
Catatan Kami Denny Kalangi
Tim Layout Caddy Malonda, Ivan Kembuan,
Freddy Kalangi, Pdt. Harold Oijaitou, Jenry Wungkana
Samuel Rorimpandey, Herold Heydemans,
Belly Wungkana, Pdtm. Dave Tielung, Jimy Moedjahedy,
Brayn Mamanua, Stanly Keles, Pdtm. Ressa Liwe
Web Master Nielson Assa
Distribution Janette Sepang, Herschel Najoan
Edsi 168 – 12 Januari 2012
BAIT MINISTRY
Visi: Menyebarkan pekabaran tiga
malaikat khususnya di Indonesia Kawasan
Timur dan untuk mempersiapkan umat
pada kedatangan Kristus yang kedua kali
Misi: BAIT Ministry sebagai suatu wadah
perpanjangan tangan GMAHK di Indonesia
Kawasan Timur mengusahakan
mendorong berkembangnya pekerjaan
Tuhan secara maksimal melalui berbagai
bidang pelayanan
Dartar Isi
[1] COVER
1
[2] DAFTAR ISI
2
[3] EDITORIAL
3
[4] RENUNGAN
5
[5] OPINI
6
[6] INSPIRATIONAL STORY
8
[7] ARTIKEL ROHANI - 1
9
[8] ARTIKEL ROHANI - 2
13
[9] PALAKAT BERITA
16
[10] Catatan Kami
26
Biro: Philipina David Bindosano Manado Jeiner Rawung
Mikael Terok, Janet Ngantung, Hengki Kambey
Papua Govert Waramori,
Noldy Abraham Maluku Utara Erwin Wuisan
Sulawesi Tengah Christian Siwy,
SulSelBar & Tenggara Pdt. Steven Salainti,
Jawa Timur Pdtm. Fabyo Rumagit
Sangir Talaud Pdt. Edison Takasanakeng
Ambon Mario Lekatompessy
Ratahan Refli Ompi, Kotamobagu Maikel Makarewa
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 2
Edsi 168 – 12 Januari 2012
"FAKTOR KEBERUNTUNGAN"
Herold Somba
s
eberapa penting faktor keberuntungan dalam hidup kita? Dalam
banyak hal, faktor keberuntungan memang bisa membawa perbedaan
nyata. Keberuntungan itu datang pada saat yang tidak disangka-sangka
dan tidak terduga. Tidak terprediksi dan tidak direcanakan. Menang undian,
door prize, lucky draw, misalnya, itu kita sebut dengan keberuntungan. Bisa
masuk ke perguruan tinggi padahal waktu ujian rasanya kurang yakin, itu kita sebut juga dengan
keberuntungan. Seorang teman bahkan pernah berkata bahwa mendapatkan pasangan yang cantik itu
sebagai sebuah keberuntungan, karena ia merasa dirinya seharusnya tidak mungkin bisa
mendapatkan jodoh yang cantik seperti itu. Seorang striker bisa menjebol gawang setelah melewati
beberapa pemain bertahan dari tengah lapangan dalam pertandingan sepak bola. Orang capai-capai
menabung untuk membeli sesuatu, tahu-tahu kita bisa memperolehnya lebih dahulu. Itu pun kita
sebut keberuntungan. The luck factor atau faktor keberuntungan setiap orang pun seringkali kita
anggap berbeda-beda. Ada yang selalu, ada yang sering, ada yang jarang malah ada yang merasa
bahwa ia justru sebaliknya, sial melulu. Orang biasa menganggap bahwa keberuntungan itu adalah
sesuatu yang terjadi secara kebetulan, tetapi ternyata Alkitab mengatakan bahwa keberuntungan
pun datangnya dari Tuhan. Bagi kita sebuah keberuntungan bisa mengejutkan, tapi itu tetap saja
tidak akan pernah terjadi tanpa sepengetahuan Tuhan.
Ketika Yosua menerima tugas maha berat sepeninggal Musa, ia sempat ragu dan gentar. Siapa yang
tidak? Menuntun bangsa yang tegar tengkuk, pakar bersungut-sungut dan bandelnya minta ampun
seperti Israel bakal sama rasanya dengan bunuh diri. Bayangkan seandainya anda ada di pihak
Yosua, tidakkah anda pun merasakan hal yang sama? Tapi Tuhan dengan pasti memilih Yosua.
Yosua sudah melalui proses pelatihan yang begitu panjang sejak menjadi abdi Musa di masa
mudanya. Ia terus ada bersama Musa dan belajar mengenai kepemimpinan, dan tentunya merasakan
langsung bagaimana penyertaan Tuhan terus menerus hadir dalam perjalanan panjang tersebut.
Bahkan pada suatu kali ia pun turut serta ketika Musa berhadapan langsung dengan Tuhan, muka
dengan muka di dalam kemah. "Dan TUHAN berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka
seperti seorang berbicara kepada temannya; kemudian kembalilah ia ke perkemahan. Tetapi
abdinya, Yosua bin Nun, seorang yang masih muda, tidaklah meninggalkan kemah itu." (Keluaran
33:11). Itu tentu saja bukan sebuah kebetulan, karena Yosua memang sudah dipersiapkan sejak awal
oleh Tuhan. Tetapi tetap saja, ketika waktu bagi Yosua untuk memimpin tiba, ia merasa ragu dengan
kesanggupannya. Dan Tuhan pun memberi nasihat kepadanya seperti yang bisa kita baca pada awal
kitab Yosua, pada pasal 1. Dan disinilah kita kemudian menemukan kata "beruntung" yang
ternyata
punya
kunci
untuk
kita
peroleh.
Perhatikan
kedua
ayat
berikut:
"Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai
dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah
menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi." (ay 7)
"Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam,
supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan
demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung." (ay 8)
Pembaca Majalah Bait yang dikasihi, pada saat kita memasuki tahun 2012 yang baru melewati 13
hari ini, marilah kita memegang dua kunci ini untuk mendapat kan keberhasilan dan keberuntungan
dari Tuhan, Yaitu ”Kuatkan dan Teguhkan hati” beserta dengan ”Tetap Melangkah Bersama Firman
Tuhan”.
Dan kiranya Renungan Utama, Tulisan Opini, Artikel, Kata-kata yang meberikan Inspirasi dan
berita-berita kegiatan kerohanian yang di muat dalam Bait Edisi 168 ini boleh menjadi berkat bagi
kita semua. Amin
(Materi yang di sadur kembali dari Tulisan-Tulisan Penguatan Iman).
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 3
Edsi 168 – 12 Januari 2012
DULU AKU BUTA,
SEKARANG MELIHAT
Oleh: Pdt. Stenly Karwur, Sulawesi Tengah
K
etika memulai pelayanan saya sebagai misionari
tahun 1999, saya bertemu langsung dengan masalah
panggilan yang setengah-setengah. Hampir setiap
umat Allah, mengakui adanya panggilan Tuhan dalam hidup
mereka, bahkan dengan air mata bercucuran, mengakui
bahwa semua peristiwa, penderitaan dan cemeti yang terjadi
dalam hidup mereka adalah jalan yang memperkuat
panggilan mereka. Pesan ini memotivasi sehingga banyak
dari mereka yang rajin ke gereja, aktif dalam berbagai
kegiatan kerohanian, bahkan tak jarang ada orang yang
terlalu berlebihan dalam menempatkan diri dalam pelayanan.
Sayangnya setelah mencapai suatu tingkatan tertentu,
panggilan tersebut mudah di puaskan dan tidak dapat
bertumbuh lagi sehingga membutakan mata mereka sendiri.
Mereka merasa pencapaian saat itu cukup sebagai jaminan
atas kekeliruan yang terjadi kemudian.
Contoh paling sederhana kasus-kasus seperti ini ialah:
Banyak umat Allah hanya puas sudah datang ke gereja hari
sabat, namun untuk mengundang orang? Nanti dulu, saya
malu, apa kata orang nanti. Puas sudah memberikan
sumbangan pembangunan gereja, tapi untuk menerima
hasilnya? Nanti dulu, sayalah yang harus di ikuti, syaratkulah
yang harus di setujui. Puas sudah membantu dalam KKR,
tapi untuk mempertahankan jiwa-jiwa? Nanti dulu itu bukan
pekerjaan saya. Ironisnya, walau dalam kondisi seperti ini
namun tidak banyak yang bisa menyadari bahwa mereka
sebenarnya telah menjadi buta dan tidak dapat melihat.
Bejana Advent Indonesia Timur
Yohanes pasal 9 memberikan konsep „pemulihan‟ yang
sangat penting bagi umat-umat Allah di akhir zaman ini.
Paling sedikit ada dua karakter besar umat Allah yang Yesus
tunjukkan pada para murid yang harus menjadi perhatian kita
saat ini. Yang pertama adalah umat Allah jenis „Mata yang
buta‟ dan kedua adalah umat Allah jenis „Mata yang di
celekkan‟.
Mata Yang Buta
Kedua orang tua ini mengatakan: “Yang kami tahu ialah,
bahwa dia ini anak kami dan bahwa ia lahir buta,…”. Di
hadapan semua orang, dengan suara yang tenang penuh
keyakinan, ekspresi tidak berdosa, untuk membebaskan diri
dari rasa bersalah, kedua orang tua yang penuh cinta tersebut
mengakui bahwa orang buta itu memang anak mereka, dan
ini memang tidak dapat di sangkal. Namun pernyataan ini
tidak hanya berhenti begitu saja. Dengan Ekspresi yang
sama, mereka mengalihkan tanggung jawab atas diri mereka
pada anak tersebut: “Tanyakanlah kepadanya sendiri, ia
sudah dewasa, ia dapat berkata-kata untuk dirinya sendiri".
Fakta yang luar biasa, mengakui tapi menyangkal untuk
bertanggung jawab. Jika saja ketiga orang itu tidak memiliki
pertalian darah, tak perlu kita prihatin. Dalam sekejap kesan
kasih yang terpancar dari pengakuan mereka lenyap seketika,
tergantikan oleh cinta diri yang muncul akibat tekanan dalam
situasi terancam. Rasanya hanya satu kondisi yang dapat
menjelaskan mengapa peristiwa seperti ini dapat terjadi, dan
itu di sebabkan adanya kasih yang tak berakar. Hanya kasih
yang tak berakar saja yang mampu menempatkan cinta diri
Page 4
Edsi 168 – 12 Januari 2012
sebagai yang terutama dan mengikis segala pertalian di
bawah tekanan dan ancaman.
Bukankah kondisi umat Allah pada jenis ini tepat seperti
yang di gambarkan Nabi Yesaya beberapa ribu tahun yang
lalu: “Siapakah yang buta selain dari hamba-Ku, dan yang
tuli seperti utusan yang Kusuruh? Siapakah yang buta
seperti suruhan-Ku dan yang tuli seperti hamba
TUHAN?...”( Yesaya 42:19). Dengan bangga mengakui diri
sebagai umat Allah atau utusan Allah, namun menjual
pengutusnya dengan penyangkalan akan beban yang di
pikulnya, menolak tanggung jawab dan wibawa yang di
sandangnya saat ada ancaman yang menghadang.
Mengerikan sekali bukan? Nampaknya inilah efek domino
dari karakter Yudas yang mengaku murid Yesus, namun
menjual Tuhannya dengan ciuman mesra Jika saja kita yang
mengaku umat Allah di perhadapkan pada pertentangan akhir
yang sarat dengan berbagai ancaman dan tekanan, akankah
kita juga menjadi lemahdan buta seperti kedua orang tua ini?
Mata Yang Di Celekkan
Orang buta itu berkata: "…Apakah orang itu orang berdosa,
aku tidak tahu; tetapi satu hal aku tahu, yaitu bahwa aku
tadinya buta, dan sekarang dapat melihat." (Yohanes 9:25).
Tidak penting baginya apa status orang yang memelekkan
matanya. Apa yang dia perlu lakukan saat itu, detik itu ialah
bersaksi bahwa: “tadinya aku buta, namun sekarang
melihat…”
Bahkan saat Orang Farisi mempertanyakan
identitas orang yang menyembuhkan matanya, orang buta
yang di celekkan tersebut bangkit tanpa rasa takut akan
ancaman untuk membela (ayat 30-33). Juga meskipun dia
harus di usir (ayat 34), namun dia tetap tidak menyangkal
penyembuhnya. Dia sangat menyadari bahwa tadinya dia
buta namun sekarang telah melihat lagi (ayat 25). Motivasi
ini memampukan dia untuk menjawab panggilan Yesus (ayat
36) serta dengan rela hati menyembah-Nyatanpa syarat (ayat
38).
yang paling melarat, miskin, buta dan telanjang sekalipun,
jemaat Laodekia yang sejati akan tetap menyadari bahwa
panggilan baginya untuk bertobat akan merobah kondisinya
yang
memualkan
perut,
menjijikkan
dan
tidak
berpengharapan menjadi berarti, sehingga pesan itu mampu
memotivasinya untuk menerima penyembuhan dari Yesus
sepenuhnya.
Bagi mereka, diri sendiri, ambisi pribadi, harta pribadi dan
ketenaran pribadi bukanlah yang paling penting. Bagi
mereka, tidak ada kepuasan yang lebih berarti daripada
melakukan seperti yang Yesus lakukan, bahkan kalau boleh
lebih lagi: “…Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku
lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari
pada itu…” (Yohanes 14:12). Puntung yang di tarik dari
dalam
api!
Itulah
penghargaan
tertinggi
untuk
menggambarkan pertobatan dan penyerahan mereka dalam
tindakan iman yang bertumbuh.
Pesan Yang Menentukan
Saat mengawali tahun 2012 ini, Tema utama Kebangunan
Rohani dan Pembaharuan bukanlah masalah umat-umat
Allah yang sukses dalam karir pelayanan, ataupun programprogram dan kegiatan-kegiatan yang luar biasa hasilnya. Kue
„cake‟ bukan „tentang‟ telur, tepung, susu dan menteganya.
Jurumasak hanya menggunakan bahan-bahan itu untuk
membuat sebuat kue „cake‟.
Dengan cara yang sama, panggilan pelayanan di tahun 2012
adalah tentang umat-umat Allah yang melihat kebutaan
mereka di masa lalu dan dengan sukarela membeli minyak
untuk melumas mata sehingga mereka sanggup melihat cara
Tuhan memelekkan mata mereka.
Raspon mereka
memberikan pesan yang akan menentukan hidup mereka dan
menjadi contoh bagi generasi yang sesudahnya agar lebih
peka menyadari kebutaannya dan berseru dengan penuh
kemenangan: “…aku tadinya buta, dan sekarang dapat
melihat…”. Selamat Tahun Baru.
Saya rindu menyamakan kondisi umat Allah jenis ini dengan
kondisi Laodekia dalam Wahyu 3:18. Walau dalam kondisi
“…Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan
melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan,
bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu…”
Bejana Advent Indonesia Timur
Page 5
Edsi 168 – 12 Januari 2012
Opini
PENUNTUN PECEGAHAN PENYAKIT DAN KEMATIAN
(P3K)
Oleh : Govert Waramori – BAIT Philipina
W
HO, dalam laporan tahunannya pada tahun 2002
membuktikan secara ilmiah bahwa dunia ini telah
dipenuhi dengan resiko-resiko yang semakin
membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup.
Sehubungan dengan penilaian resiko kesehatan yang dibuat
berdasarkan riset di tahun-tahun sebelumnya, maka
ditetapkan program dan kebijakan global tentang
pengurangan resiko kesehatan dan promosi pola hidup sehat
dan pencegahan merupakan langkah utama. Mulai dari
masalah gizi buruk hingga resiko atau injuri akibat kerja telah
dinilai dan ditentukan sebagai resiko kesehatan yang secara
langsung dapat mempengaruhi usia harapan hidup. Selain
masalah resiko kesehatan, pengaruh kemiskinan merupakan
faktor pencetus yang memperburuk resiko kesehatan dan
sangat menentukan pencapaian indikator status kesehatan
baik masyarakat maupun individu.
Dalam situasi yang semakin memprihatinkan, secara khusus
dengan meningkatnya resiko kesehatan di mana-mana,
sebuah penuntun pencegahan terhadap resiko kesehatan
sangat dibutuhkan dan merupakan kebutuhan yang tidak bisa
ditunda.
Kitab Suci atau Alkitab memberikan banyak penuntun yang
sangat mendasar tentang pencegahan penyakit dan
pencegahan kematian yang sebenarnya bisa dihindarkan
termasuk kematian dini dan juga kematian pada saat manusia
menerima nasib akhirnya. Allah sungguh luar biasa, karena
FirmanNYA yang tertulis banyak mengandung implikasi
sederhana tentang strategi pencegahan dan pengurangan
resiko kesehatan yang berdampak luar biasa pada
kelangsungan hidup manusia. Allah adalah sumber
kesehatan, dan Dia menghendaki umatNYA tetap sehat dan
Bejana Advent Indonesia Timur
memiliki hidup yang berkualitas untuk melayani sebagai
penatalayan-NYA.
Allah menyatakan bahwa Dia-lah yang menyembuhkan
(Keluaran 15:26; Ulangan 32:39) dan berjanji untuk tidak
menimpakan penyakit manapun atau menjauhkan penyakit
(Keluaran 15:26; 23:25). Dari pernyataan Firman Tuhan ini,
ada implikasi pencegahan penyakit dan dari janji pencegahan
penyakit dengan jaminan kepastian dari Allah yang setia, ada
persyaratan yang harus dipenuhi. Persyaratan utama adalah
penyembahan atau ibadah kepada Allah dan inilah dasar atau
penuntun utama dan pertama bagi pencegahan penyakit
bahkan kematian. Penyembahan atau ibadah yang sejati
kepada Allah perlu diketahui dengan iman untuk
mendapatkan cara pencegahan terbaik terhadap resiko
kesehatan.
Allah memberikan dengan jelas arti penyembahan atau
ibadah yang sejati (yang sesungguhnya). Roma 12:1
menyatakan “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan
Allah
aku
menasihatkan
kamu,
supaya
kamu
mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang
hidup, yang kudus dan yang berkenaan kepada Allah: itu
adalah ibadahmu yang sejati”. Ibadah yang sejati adalah
penyerahan hidup sepenuhnya kepada Allah, yaitu hidup
yang kudus dan berkenan. Dalam Roma 12:2 dinyatakan
secara jelas tentang keputusan yang harus diambil untuk
melakukan ibadah yang sejati yaitu “Janganlah kamu menjadi
serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan
budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah
dan yang sempurna”. Tidak menjadi serupa (sama) dengan
dunia adalah keputusan untuk melakukan ibadah yang sejati
dan keduniawian adalah resiko yang memperburuk kesehatan
dan penyebab kematian kekal.
Page 6
Edsi 168 – 12 Januari 2012
Inspirational Story
PILIHAN DI TANGAN ANDA
Oleh: Bredly Sampouw
Tim Bait RSA Bandung
J
ohn C. Maxwell suatu ketika pernah diminta menjadi
pembicara di sebuah seminar bersama isterinya. Ia dan
istrinya, Margareth diminta menjadi pembicara pada
beberapa sesi secara terpisah. Ketika Maxwell sedang
menjadi pembicara, istrinya selalu duduk di barisan terdepan
dan mendengarkan seminar suaminya. Sebaliknya, ketika
Margaret sedang menjadi pembicara di salah satu sesi,
suaminya selalu menemaninya dari bangku paling depan.
Suatu ketika Margaret menjadi pembicara di salah satu sesi
seminar tentang kebahagiaan. Seperti biasanya, Maxwell
duduk di bangku paling depan dan mendengarkan. Pada
akhir sesi, semua pengunjung bertepuk tangan. Yang
namanya seminar selalu ada interaksi dua arah dari peserta
seminar, kan?
Pada sesi tanya jawab itu, setelah beberapa pertanyaan,
seorang ibu mengacungkan tangannya untuk bertanya.
Ketika diberi kesempatan, ibu itu bertanya, “Miss Margaret,
apakah suami anda membuat Anda bahagia?”
Seluruh ruangan langsung terdiam. Satu pertanyaan yang
bagus.
Semua peserta penasaran menunggu jawaban
Margaret. Margaret tampak berpikir beberapa saat dan
kemudian menjawab, “Tidak.”
Seluruh orang dalam ruangan langsung terkejut. “Tidak,”
katanya sekali lagi, “John Maxwell tidak bisa membuatku
bahagia.” Seisi ruangan langsung menoleh ke arah Maxwell.
(Bisa Anda bayanghkan betapa malunya Maxwell saat itu).
Dan Maxwell juga menoleh-noleh mencari pintu keluar.
Rasanya ingin cepat-cepat keluar. Tiba-tiba ada suara
bertanya, “Mengapa?” “Karena,” jawabnya, “Tidak seorang
pun di dunia ini yang bertanggung jawab atas kebahagiaanku
selain diriku sendiri.”
Inspirasi
Untuk Direnungkan : Apakah Anda seorang penuntut?
Apakah anda menginginkan semua orang disekitar Anda
membahagiakan anda?
Tidakah Anda berpikir bahwa
kebahagiaan adalah pilihan dan andalah yang berhak
menentukan apakah Anda berbahagia atau tidak!
Bejana Advent Indonesia Timur
Untuk Dilakukan : “Tetapi Ia berkata “ Yang berbahagia
ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang
memeliharanya.” Lukas 11 : 28
Kebahagiaan itu ditentukan sejak awal. Kita memilih untuk
berbahagia dan pilihan kita sering kali menjadi kenyataan.
Hidup ini penuh dengan pilihan, dan setiap pilihan pasti ada
hasilnya nanti. Diri kita sendiri yang berperan penting atas
apa yang kita pilih. Kebahagiaan Anda tidak bisa diatur
orang lain, tetapi diri sendirilah yang meresponnya.
Sadarkah Anda apa yang kita hadapi sekarang ini merupakan
hasil dari pilihan waktu yang lalu? Hanya dua pertanyaan
yang anda temui, yaitu apakah pilihan saya ini membawa
kebahagiaan atau sebaliknya penderitaan batin seumur hidup.
Karena itu marilah kita berusaha agar pilihan kita selalu
diakhiri dengan kebahagiaan baik di dunia ini juga di akhirat
nanti.
Pilihan
di
Tangan
Anda!
Page 7
Edsi 168 – 12 Januari 2012
Artikel
KABAR BAIK DAN KABAR BURUK
Oleh: David Elisafan
om adalah seorang kriminal – sungguh sangat jahat –
bukan hanya sebagai penjahat biasa, yang sering kita
jumpai di desa-desa. Dia adalah penjahat kakap,
penipu, pembohong, perampok, penjudi, pezinah dan juga
pembunuh. Mungkin dia akan tega menjual ibunya sendiri,
jika dia berpikir bahwa dia tidak bisa memperolah apa yang
dikehendaki. Dia sangat bangga karena tidak ada yang
disesali atas apa yang telah dia lakukan semuanya. Tetapi
Tom telah tertangkap.
T
Sekarang dia berada di penjara, sedang merancang langkahlangkah berikutnya. Dia berpikir keras untuk melarikan diri.
Dia juga berpikir untuk bunuh diri. Tetapi rasanya keduanya
tidak mungkin.
Dia dijaga dengan ketat. Dia telah mencoba berpidato untuk
menyanggah semua perbuatan jahatnya, tetapi sepertinya
tidak begitu meyakinkan, walaupun untuk dirinya sendiri.
Sekarang dia berada di posisi yang sungguh sulit, dan Tom
menyadari hal itu. Lebih lama dia duduk disitu, memaksa dia
untuk berfikir, lebih mengecewakan tampaknya. Masa
depannya tampak gelap sekali, dan sungguh keadaannya sulit
sekali. Dia betul-betul berada di ujung kehancuran.
Bejana Advent Indonesia Timur
Kemudian pada satu hari, penjaga penjara datang ke selnya
Tom dan berkata: "Tom, kita mempunyai kabar baik untuk
kamu, dan juga kabar buruk." Tom memandang dengan
cemberut. Tetapi jauh di lubuk hatinya, dia rindu agar terjadi
atau ada perubahan dalam hidupnya, daripada hanya dari hari
ke hari duduk saja, tidak berdaya. Ia sudah siap untuk hal-hal
yang buruk.
"Berita baiknya adalah ada seorang Pembela yang telah
ditunjuk untuk membela masalahmu, dan dia adalah
Pembela terbaik di dunia ini.” Tom terdiam. Dia tahu bahwa
pasti ada jebakan yang dia tidak ketahui. Dan benar memang
ada. Penjaga penjara itu meneruskan. "Berita buruknya ialah,
bahwa Jaksa Penuntut juga telah ditunjuk, dan dia juga
adalah Jaksa Penuntut terbaik di dunia ini." Tom tetap
terdiam. Penjaga Penjara itu menggelengkan kepalanya.
"Pembela itu pasti gila, untuk mau memikirkan untuk
membela kamu. Tetapi walaupun demikian, dia akan datang
untuk bertemu dengan kamu.” Dan dia kemudian berbalik
dan berjalan pergi.
Pada hari berikutnya, seorang yang penampilannya tenang
datang ke sel Tom dan mengetuk. Tom melihat dengan heran,
dan dengan senyum pahitnya dia berkata. "Anda memegang
Page 8
Edsi 168 – 12 Januari 2012
kuncinya bung," dan meneruskan. "Mengapa harus
mengetuk?"
"Saya hanya pergi ke tempat dimana saya diundang." Jawab
pengunjung itu..
"Baiklah, masuk saja," Kata Tom "Saya tidak pergi kemanamana."
Tamu itu membuka pintu dan masuk serta duduk di sel Tom.
"Siapakah anda sebenarnya?" Tom bertanya.
"Saya seorang Pembela. Saya tahu bahwa anda sedang
mencari seorang Pembela untuk menangani kasus anda."
"Ya," kata Tom. "Sudah saatnya mereka pada akhirnya
mengirimkan seseorang. Tetapi ceritakan kepada saya
mengenai kualifikasi anda. Orang disini mengatakan bahwa
anda seharusnya hebat. Tetapi jika anda memang hebat,
saya mungkin tidak bisa membayar anda. Mohon kiranya
anda menyesuaikan dengan kondisi saya, supaya saya tahu
berapa yang saya harus siapkan."
"Baiklah," kata Pembela itu, "Saya mempunyai kabar baik
untuk kamu dan juga kabar buruk. Kabar baiknya ialah
bahwa saya tidak pernah kalah dalam menangani setiap
kasus. Saya bisa memastikan hasil dari pengadilan kamu,
jika kamu menyerahkan dirimu ke dalam tanganku.”
"Dan berita buruknya adalah harganya bukan?" kata Tom.
Pembela itu mengganggukkan kepalanya.
"OK, nyatakan hal itu kepada saya. Berapakah biaya yang
harus saya bayar?”
"Biaya itu Gratis."
"Maaf mohon diulangi?"
"Gratis," Pembela itu mengulangi.
"Hey, Saya bukanlah orang yang kaya, tetapi saya tidak
butuh sumbangan atau sosial anda," kata Tom dengan tegas.
"Jika saja saya bisa keluar dari penjara ini, saya bisa
mengumpulkan uang."
Pembela itu tersenyum dengan ramah. "Tidak, jika kamu mau
bantuan saya, anda harus menerimanya sebagai satu
pemberian. Kamu tidak bisa membayar saya walaupun
hanya sebagian saja. Secara keseluruhan betul-betul gratis.
Hal itu adalah sebagai salah satu syarat agar saya bisa
menangani kasus anda."
Tom terdiam untuk beberapa saat, kemudian bertanya, "Apa
lagi syarat-syarat untuk menerima bantuan anda?"
"Baiklah," jawab Pembela itu, "Saya memiliki kabar baik dan
kabar buruk untuk anda. Kabar baiknya, ialah yang bisa
kamu kerjakan, jika kamu mau aku menangani kasusmu,
hanyalah minta kepada saya. Dan saya akan segera
menanganinya. Kabar buruknya ialah, jika saya menangani
kasus anda, kamu harus mengaku bersalah.”
Tom terngangah!
"Tidakkah kamu bersalah?" tanya Pembela itu.
"Oh, ya. Tetapi jika saya mengaku bersalah atas semua
tuduhan-tuduhan yang ditujukan kepada saya, maka saya
tidak akan mempunyai bayang-bayang sedikitpun akan
kesempatan untuk menang. Mareka akan menimpakan semua
tuduhannya kepada saya. Bagaimanakah anda bisa
menolong saya, jika saya menyatakan diri saya bersalah?”
Bejana Advent Indonesia Timur
"Saya mempunyai kabar buruk untuk kamu, dan juga kabar
baik," kata Pembela itu. "Kabar buruknya ialah, jika kamu
mengaku bersalah, maka dengan sendirinya kamu akan
dinyatakan bersalah, Jaksa Penuntut telah mempunyai buktibukti, bahwa pada akhirnya kamu akan dinyatakan bersalah
juga. Bagaimanapun, tidak bisa diragukan bahwa kamu akan
menerima hukuman mati."
"Kalau demikian, mengapa kita harus maju ke pengadilan?"
kata Tom.
"Kamu lupa bahwa saya mempunyai kabar baik," kata
Pembela itu. "Saya bersedia untuk mengambil hukuman
anda, agar mereka membiarkan kamu bebas."
"Tidak," teriak Tom. "Anda bukanlah orang yang telah
menghidupkan kehidupan yang busuk ini. Sayalah yang
melakukannya. Saya tidak melakukan hal-hal yang baik.
Saya tidak berhak untuk mendapatkan kebebasan tetapi
hanya kematian. Hukuman mati gantung adalah masih
terlalu baik bagi saya. Tidak mungkin saya akan membiarkan
anda membayar hutang-hutang kejahatan saya."
Pembela itu menjawab dengan lemah lembut, "Tetapi Tom,
Saya telah membayar semuanya. Semua yang tersisa bagi
kamu
hanyalah
menerima
pengantianku
untuk
menggantikanmu. Semua itu akan menjadi milikmu, dan hal
itu sudah lengkap. Hal itu akan menutupi secara sempurna
semua kejahatan-kejahatanmu."
Setelah keheningan yang cukup panjang, Tom bertanya
dengan tenang, "Apakah masih ada hal-hal lain yang saya
harus ketahui sebelum pengadilan itu?"
Pembela itu menggangguk. "Ya, Saya mempunyai kabar baik
untuk kamu, dan juga kabar buruk. Kabar baiknya adalah
bahwa kamu PASTI diampuni. Tidak perlu diragukan lagi
hal itu. Kamu akan bisa berdiri dihadapan Allah dan
manusia sebagaimana kamu tidak pernah berbuat dosa.
Tetapi ada berita buruknya bagi kamu.
"Apakah itu?" tanya Tom.
"Inilah jawabannya – kamu tidak akan menjadi penjahat
lagi."
"Apa maksud anda?"
"Kamu akan menjadi orang baru. Kamu akan mempunyai
tujuan hidup yang baru. Ada hal-hal lain yang termasuk
dalam pekerjaan saya, bukan hanya sekedar membayar
hukuman atas semua kesalahan-kesalahan. Saya masih
memiliki hal lain untuk melengkapi kehidupanmu. Sementara
kamu menungu pengadilan itu dilaksanakan, kamu tidak
akan berbohong, dan menipu, dan mencuri dan membunuh.
Kamu akan menjadi suci dan jujur dan dapat dipercaya. Kita
akan bekerja bersama-sama secara intim, kamu dan saya.
Kita akan menjadi sahabat yang baik. Sementara kita akan
selalu bergaul bersama-sama dari hari ke hari, dan kamu
akan membenci hal-hal yang tadinya kamu cintai, dan akan
menyintai hal-hal yang tadinya kamu benci. Kamu akan
menjadi orang baru secara penuh.”
Page 9
Edsi 168 – 12 Januari 2012
"Saya tidak tahu pasti akan hal itu," kata Tom.
"Kemungkinan untuk diampuni nampaknya sangat indah,
tetapi apa yang saya kehendaki, adalah saya mau melakukan
hal-hal lain sesuai dengan kemauan saya.? Tidak bisakah
kamu mengatur agar saya bisa dibebaskan dari hukuman
atas tindakan-tindakan saya saja? Tidakkah hal itu sudah
cukup? Apakah saya memang harus berhenti menjadi
penjahat?”
"Pengampunan itu hanya berguna untuk mereka yang
merelakan hatinya untuk menerima kehidupan yang baru,”
kata Pembela itu.
Tom memandang lantai sementara Pembela itu dengan sabar
menunggu keputusannya. Pada akhirnya Tom mengangkat
kepalanya. "Saya mau memohon kepada anda untuk
menangani kasus saya," katanya. "Saya akui bahwa saya
bersalah. Dan saya sesungguhnya tidak menghendaki untuk
tetap menjadi penjahat. Saya terima bantuan anda." Pembela
itu bangkit dan mengulurkan tangannya. Tom menjabatnya
dengan keras, dan perjanjianpun diselesaikan.
"Apakah ada hal-hal lain lagi, yang perlu saya ketahui
sebelum anda pergi?"
Bejana Advent Indonesia Timur
"Ya, ada sesuatu yang terakhir." Jawab Pembela itu. "Saya
memiliki satu lagi kabar baik dan kabar buruk yang terakhir
untuk kamu."
Tom tersenyum. "Berikan kepada saya kabar buruknya dulu
dan segera kita bereskan. Tampaknya setiap kabar buruk
anda tidaklah seburuk yang saya perkirakan!”
Pembela itu tersenyum juga. "Baiklah. Berita buruknya ialah,
bahwa tanggal pengadilanmu telah ditentukan."
"Wow, hal itu bukanlah berita buruk sama sekalil," teriak
Tom. "Bersama dengan Pembela seperti anda, apakah anda
pikir bahwa saya mau tinggal di tempat ini selama-lamanya
dan tidak pergi ke pengadilan? Berita untuk pengadilan yang
akan datang adalah berita yang sangat menggembirakan,
dan kabar baik anda haruslah memang baik untuk
mengalahkan berita itu."
Pembela itu memandang ke mata Tom untuk sementara
waktu, sebelum Dia dengan lembut mengatakan, "Berita
baiknya ialah ini. Pada saat kamu hadir di pengadilan, saya
bukan saja hanya akan menjadi Pembela anda, tetapi saya
juga akan menjadi Hakim anda."
David Elisafan
Page 10
Download