Document 3729476

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua belah pihak
yang terlibat dalam satu kontrak yang terdiri atas agen (manajemen)
sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk suatu tugas dan
principal (pemegang saham) sebagai pihak yang memberikan
wewenang. Manajer selaku penerima amanah dari pemilik perusahaan
seharusnya
menentukan
kebijakan
yang
dapat
meningkatkan
kepentingan pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai saham
perusahaan (Brigham dan Houtsom, dalam Wahyuni dan Murhadi,
2013).
Konflik timbul ketika manajer bertindak atas namanya. Prinsipal
merasa khawatir bahwa agen akan melakukan tindakan yang tidak
disukai oleh principal seperti memanfaatkan fasilitas perusahaan
secara berlebihan atau mengambil keputusan yang penuh risiko
misalnya menciptakan utang yang tinggi untuk meningkatkan nilai
perusahaan (atas biaya pemilik) dimana tindakan ini disebut moral
hazard (Scott dalam Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Konflik
tersebut terjadi pada saat proporsi kepemilikan manajer atas saham
perusahaan
kurang
dari
100%
sehingga
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
manajer
cenderung
11
mengutamakan kepentingan pribadi dan tidak berdasarkan pada tujuan
perusahaan
yaitu
memaksimalkan
nilai
perusahaan
dalam
pengambilan keputusan keuangan khususnya keputusan pendanaan
(Husnan, 2012). Perusahaan pada mulanya didasarkan kepada asumsi
bahwa maksud dan tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba
sekarang atau laba jangka pendek. Namun berdasarkan pengamatan
perusahaan sering mengorbankan
laba
jangka
pendek untuk
meningkatkan laba jangka panjang. Keuntungan jangka pendek dan
jangka panjang sangat penting bagi perusahaan.
2. Teori Signal (Signalling Theory)
Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya
sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan
keuangan. menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang
diambil oleh manajeman perusahaan yang memberikan petunjuk bagi
investor
tentang
bagaimana
manajemen
memandang
prospek
perusahaan (Brigham dan Houston, dalam Achmad dan Amanah,
2014)
Teori signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai
dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak
eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena
terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena
perusahaaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor).
Kurangnya
informasi
bagi
pihak
luar
mengenai
perusahaan
menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan
harga yang rendah untuk perusahaan. perusahaan dapat meningkatkan
nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu
cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan
sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang
dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang (Widodo,2016).
3. Nilai Perusahaan
Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari perusahaan,
karena semakin tinggi nilai perusahaaan maka akan diikuti pula oleh
tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi
dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham,
sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya
kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2007). Nilai perusahaan
merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro,
2007).
Tujuan
manajemen
keuangan
perusahaan
adalah
memaksimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran
pemegang saham, yang dapat dari tingginya harga saham. Semakin
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada
kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di
masa depan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran
pemegang saham seacara maksimum apabila harga saham perusahaan
meningkat, untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi pada
umumnya para pemodal menyerahkann pengelolaannya kepada para
profesional yang diposisikan sebagai manajer atau komisaris (Widodo,
2016).
Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga
pasar dari saham perusahaan yang terbentuk anatara pembeli dan
penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai perusahaan, karena harga
pasar
saham
dianggap
cerminan
dari
niali aset
perusahaan
sesungguhnya (Achmad dan Amanah, 2014).
Pengaruh nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator
nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positi tentang
pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahan sangat penting karena
dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya
kemakmuran pemegang saham. Kekayaan pemegang saham dan
perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan
manajemen aset (Widodo, 2016).
Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi
suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan
berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang
merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, dalam
Achmad dan Amanah 2014).
Ukuran-ukuran yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu:
a. PER (Price Earning Ratio)
Price Earning Ratio yaitu rasio yang mengukur seberapa besar
perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan
yang dapat diperoleh para pemegang saham (Brigham dan
Houston, 2010)
PER = (Harga Pasar Saham / Laba per Lembar Saham)
b. PBV (Price Book Value)
Price
Book
Value
menggambarkan
seberapa
besar
pasar
menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang
berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio Price Book Value
yang lebih dari satu. Mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih
besar dari nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2010) . Rasio ini
mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada menajemen
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus
tumbuh yang di proksikan dengan:
PBV = Harga saham per lemabar saham
Nilai buku perlembar saham
c. Rasio Tobin’s Q
Rasio Tobin’s Q dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator
penilaian nilai perusahaan. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor
James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga
karena menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai
hasil pengembalian dari setiap dolar investasi incremental, menurut
penelitian Rahmawati dan Topowijono (2015)
Q = (Total Hutang + (Jumlah Saham x Harga Saham))
Total Aset
4. Keputusan Investasi
Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang
investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Manajer
keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek
yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan diinvestasikan
dalam tiap proyek. Keputusan investasi juga disebut dengan keputusan
penganggaran
modal,
karena
sebagian
besar
perusahaan
mempersiapkan anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal
yang disahkan (Brealey & Myers, 2008).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
Keputusan investasi merupakan salah satu dari fungsi
manajemen keuangan yang menyangkut pengalokasi dana baik dana
yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan pada berbagai
bentuk keputusan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan
yang lebih besar dari biaya dana dimasa yang akan datang. Bentukbentuk investasi antara lain invesatsi jangka pendek yang terdiri atas
investasi kedalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang,
dan persediaan dan investasi jangka panjang dalam bentuk tanah,
gendung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap
lainnya. Tujuan lain dari hanya sekedar memperoleh keuntungan
dimasa yang akan datang adalah guna memaksimumkan nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, dalam Achmad dan Amanah
2014).
Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka
panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan
dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula.
Perencanaan terhadap keputusan investasi sangat penting karena
beberapa hal sebagai berikut (Sutrisno, 2012):
a. Dana yang dikeluarkan untuk investasi jumlahnya cukup besar, dan
dana tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek
atau diperoleh sekaligus.
b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang,
sehingga
perusahaan
harus
menunggu
http://digilib.mercubuana.ac.id/
untuk
memperoleh
17
kembalinya dana yang sudah diinvestasikan. Dengan demikian
akan mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan lain.
c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuangan
di masa yang akan datang. Kesalahan dalam megadakan peramalan
akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
d. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam
pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan
berat, serta kesalahan adanya keputusan ini tidak dapat diperbaiki
tanpa adanya kerugian yang besar.
Menurut Penelitian Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014)
Ada beberapa proksi yang dapat digunakan untuk menghitung
keputusan investasi perusahaan yaitu:
1. Book Value of Gross Property, Plant, and Equipment to the Value
of the Asset Ratio (PPE/BVA)
Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap
dengan nilai buku total aktiva.
PPE/BVA = Nilai Buku Aset Tetap
Nilai BukuTotal Aset
2. Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE)
Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return dari
investasi perusahaan dimasa depan dari return yang diharapkan dari
ekuitasnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
MVE/BVE= Jumlah lembar saham beredar closing price
Total Ekuitas
3. Market Value to Book Value of Asset Ratio (MVA/BVA)
Rasio ini menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan
terefleksi melalui harga saham.
MVA =[(Total Aset-Total Ekuitas)+ (Jumlah Saham beredar X Closing Price)]
Total Aset
4. Price Earning Ratio (PER)
Rasio ini menunjukkan perbandingan antara closing price dengan
laba per lembar saham (earning per sahre).
PER = Harga Saham(Closing Price)
Laba Bersih Per Lembar Saham
5. Capital Addition to Assets Book Value Ratio (CAP/BVA)
Menunjukkan adanya aliran tambahan aktiva produktifnya, yang
sekaligus menunjukkan adanya potensi pertumbuhan.
CAP/BVA = Nilai Buku Aktiva Tetap t-Nilai Buku Aktiva Tetap t-1
Total Aset
6. Capital Addition to Assets Market Value ratio (CAP/MVA)
Menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan
melalui tingkat level aktivitas investasi yang lebij tinggi.
CAP =
Nilai Buku Aktiva Tetap t-Nilai Buku Aktiva Tetap t-1
[(Total Aset-Total Ekuitas)=(Jumlah Saham Beredar x Closing Price)]
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
5. Keputusan Pendanaan
Keputusan pendanaan perusahaan merupakan suatu keputusan
tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh
perusahaan. Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan sumber
dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang
dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan
menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan. Sebagian
perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman
dari pada menerbitkan saham baru (Achmad dan Amanah, 2014)
Keputusan pendanaan juga dapat diartikan sebagai keputusan
yang menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure).
Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan
pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka
panjang dan modal sendiri (Widodo, 2016).
Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, yaitu (Martono dan
Agus, 2010) :
a.
Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan
untuk membiayai investasi. Sumber yang akan digunakan untuk
membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek,
hutang jangka panjang dan modal sendiri.
b.
Penetapan tentang pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau
sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan
modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal, oleh karena
itu perlu ditetapkan apakah menggunakan sumber modal yang
berasal
dari
hutang
dengan
menerbitkan
obligasi,
atau
menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham baru
sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan
minimal. Kekeliruan dalam pengambilan keputusan pendanaan ini
akan berakibat biaya modal yang ditanggung tidak minimal.
Biaya modal yang muncul berkaitan dengan keputusan pendanaan
adalah biaya bunga untuk dana yang berasal dari hutang dan
dividen bagi dana yang berasal dari saham atau modal sendiri.
Biaya modal berupa bunga lebih mudah ditetapkan karena
sifatnya akan tetap selama umur hutang (obligasi) atau rasio
antara
yang dibayarkan
dibanding
laba
yang
diperoleh,
menentukan jumlah laba yang dapat ditahan (reatined earning).
Menurut (Brigham dan Houston dalam Piyatno, 2014),
mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan pendaanaan antara lain :
1. Stabilitas Penjualan
Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih
aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban
tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang
penjualannya tidak stabil.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2. Struktur Aktiva
Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan
kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak hutang.
Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan
merupakan jaminan yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan
merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya
digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan
jaminan.
3. Tingkat pertumbuhan
Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak
mengandalakan
modal
eksternal.
Lebih
jauh
lagi,
biaya
pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada
biaya untuk penerbitan surat hutang. Namun pada saat yang sama
perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi
ketidakpastian
yang
besar,
yang
cenderung
mengurangi
keinginannya untuk menggunakan hutang.
4. Profitabilitas
Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa
dengan
tingkat
pengembalian
yang
tinggi
atas
perusahaan
investasi
menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian
yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian
besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan
secara internal.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
5. Sikap Manajemen
Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa
keputusan pendanaan yang satu akan membuat harga saham lebih
tinggi daripada keputusan pendanaan lainnya, manajemen dapat
melakukan pertimbangan sendiri terhadap keputusan pendanaan
yang tepat. Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif
daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah
hutang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan dalam
industri yang bersangkutan, sementara manajemen lain cenderung
menggunakan banyak hutang dalam usaha mengejar laba yang
tinggi.
Menurut Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014) Ada
beberapa rasio untuk menghitung keputusan pendanaan perusahaan
yaitu:
1. Debt Asset Ratio (DAR)
Debt Asset Ratio (DAR) adalah perbandingan antara total
hutang dan total asset suatu perusahaan. DAR dhitung dengan
persamaan:
DAR =
Total Hutang
Total Aset
2. Debt Equity Ratio (DER)
Debt Equity Ratio (DER) menunjukkan seberapa besar
perusahaandibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
semakin tinggi resiko yang dihadapi perusahaan. DER yang
tinggi menunjukkan semakin besar pendanaan perusahaan
berasal dari pihak kreditur/hutang.DER dihitung dengan
persamaan :
DER =
Total Hutang
Total Ekuitas
6. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba
yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa
dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali.
Pembagian dividen hanya akan mempengaruhi harga saham apabila
dengan pembagian tersebut para pemodal berubah pengharapan mereka
terhadap prospek dan risiko perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012).
Van Horne dan Wachowicz, dalam Widodo(2014) menyatakan
bahwa Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan
dalam keputusan pendanaan perusahaan. Aspek utama dari kebijakan
dividen perusahaan adalah menentukkan alokasi laba yang tepat antara
pemabayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan.
kebijakan dividen menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi
hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi
sebagai dividen atau ditaham untuk diinvestasikan kembali.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
Keputusan untuk membagikan keuntungan yang diperoleh
dalam bentuk dividen atau ditahan bagi perusahaan adalah ditentukan
oleh tingkat keuntungan yang diharapkan atas kesempatan investasi
(Murtini, dalam Priyatno 2014). Berikut adalah faktor-faktor yang
mempengaruhi kebijakan dividen sebagai berikut :
1. Peraturan Hukum
Undang-undang yang menentukan bahwa dividen harus dibayar
dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun yang lalu
yang ada pada pos laba ditahan dineraca. Undang-undang
menekankan 3 peraturan :
a. Peraturan mengenai laba bersih, yaitu menentukan dividen dapat
dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan.
b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal, yaitu
dengan cara melarang pembayaran deviden dengan dana modal
bukan dari keuntungan.
c. Peraturan mengenai tak mampu bayar, menetukan bahwa
perusahaan tidak boleh membayar dividen, jika tak mampu atau
dalam keadaan perusahaan bangrut.
2. Posisi Likuiditas
Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva
yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun
tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan
dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang
keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar
deviden karena keadaan likuiditasnya.
3. Membayar Pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas
usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi
pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan
cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika
diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus
ada laba ditahan.
4. Kontrak Pinjaman
Kontrak pinjaman, apalagi menyangkut pinjaman jangka
panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk
membayar dividen.
5. Pengembangan Aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar
kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan.
Semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin
banyak laba yang harus ditahan atau dibayarkan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
6. Tingkat Laba
Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba
dalam bentuk deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham
baik ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun tempat lain.
7. Stabilitas Laba
Suatu perusahaan yang memiliki laba stabil seringkali dapat
memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang.
Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba
dengan persentase yang lebih tinggi daripada perusahaan yang
labanya berfluktuasi.
8. Pasar Modal
Kemampuan
untuk
meningkatkan
modal
atau
untuk
memperoleh pinjaman dari pasar modal adalah terbatas. Oleh
karena itu, untuk membiayai operasinya ia harus menahan laba
yang lebih banyak. Perusahaan yang sudah mantap akan
mempunyai tingkat deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan
perusahaan kecil atau yang masih baru.
9. Kendali Perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan
inten maka pembayaran deviden akan berkurang. Kebijakan ini
dijalankan atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas
perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang
berkuasa.
Menurut Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014) Ada
beberapa rasio untuk menghitung kebijakan dividen
perusahaan
yaitu:
1. Dividend Payout Ratio (DPR)
Dividend Payout Ratio (DPR), rasio ini menunjukkan
perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba per
lembar saham, DPR dihitung dengan persamaan:
DPR =
Dividen Per Share
Earning Per Share
2. Dividend Yield Ratio
Dividend Yield Ratio adalah perbandingan antara dividen per
lembar saham dengan closing price. Dividend Yield Ratio
dihitung dengan persamaan :
Dividend Yield Ratio = Dividend Per Share
Closing Price
7. Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa peneliti yang menjadikan nilai perusahaan
sebagai objek yang mereka teliti, diantaranya yaitu :
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
a. Sri Hasnawati (2005) melakukan penelitian mengenai dampak set
peluang investasi (IOS) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini
menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel dependennya dan
keputusan investasi sebagai variabel independennya. Hasil dalam
penelitian
ini
menunjukan
bahwa
keputusan
investasi
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%,
sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
b. Lihan Rini Puspo Wijaya dan Bandi Anas Wibawa (2010)
melakukan pengujian tentang pengaruh keputusan investasi,
keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan.
investasi,
Hasil
pengujian
keputusan
ini
pendanaan
menunjukkan
dan
kebijakan
keputusan
dividen
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
c. Fania Yuliariskha (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh
keputusan pendanaan, keputusan investasi serta kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini keputusan
pendanaan dan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap
nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen pengaruh positif
terhadap nilai perusahaan.
d. Tri Wahyuni Endang Ernawati dan Werner R Murhadi (2013)
melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai perusahaan di sektor propertiy, real estate & building
construction yang terdaftar di bei periode 2008-2012. Hasil dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
penelitian ini pengaruh positif dan signifikan, pendanaan
berpengaruh
negatif
dan
signifikan,
kebijakan
berpengaruh
positif
tidak
signifikan,
ukuran
dividen
perusahaan
berpengaruh positif dan signifikan, profitabilitas berpengaruh
positif dan signifikan dan kepemilikan institusional berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
e. Oktavina Tiara Sari (2013) melakukan penelitian tentang
pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keijakan
dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini
keputusan investasi dan keputusan dividen berpengaruh positif
signifikan, sedangan keputusan pendanaan berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
f. Safitri lia achmad dan Lailatul Amanah (2014) melakukan
penelitian tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai
perusahaan. Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai
variabel dependennya dan keputusan investasi, keputusan
pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan segabai
variabel independennya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif dan tidak
signifikan. Sedangkan keputusan pendanaan, kebijakan dividen
dan kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
g. Sri Hasnawati dan Agnes Sawir (2015) melakukan penelitian
Keputusan keuangan, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan
terhadap nilai perusahaan publik di Indonesia. Hasil dalam
penelitian ini Ukuran perusahaan dan keputusan tidak membayar
dividen merupakan variabel yang paling mempengaruhi nilai
perusahaan.
h. Amalia Dewi Rahmawati, Topowijono dan Sri Sulasmiyati (2015)
melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, struktur modal, dan keputusan investasi terhadap
nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini profitabilitas dan
keputusan investasi signifikan arah positif, struktur modal
berpengaruh signifikan arah negatif dan ukuran perusahaan tidak
berpengaruh signifikan arah positif terhadap nilai perusahaan.
i. Evirla Lupita Sari dan Andhi Wijayanto (2015) melakukan
penelitian tentang pengaruh keputusan investasi, pendanaan dan
dividen terhadap nilai perusahaan dengan risiko sebagai variabel
mediasi. Hasil dalam penelitian ini keputusan investasi dan
keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
j. Putry Meilinda Rahayu Widodo (2016) melakukan penelitian
tentang pengruh keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan
dividen
terhadap
nilai
perusahaan.
Hasil
penelitian
ini
menunjukkan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
31
keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan.
TABEL 2.1
RINGKASAN HASIL PENELITIAN
No
1.
Nama dan Tahun Peneliti
Sri Hasnawati (2005)
Judul
Dampakset peluang
investasi terhadap nilai
perusahaan publik di
BEI
2.
Lihan Rini Puspo Wijaya
dan Bandi Anas
Wibawa (2010)
3.
Fania Yuliariskha (2012)
Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan
Pendanaan dan
Kebijakan Dividen
Terhadap Nilai
Perusahaan
Pengaruh keputusan
pendanaan, keputusan
investasi serta
kebijakan dividen
terhadap nilai
perusahaan
4.
Tri Wahyuni, Endang
Ernawati dan Werner R
Murhadi (2013)
tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi
nilai perusahaan di
sektor propertiy, real
estate & building
construction yang
terdaftar di bei periode
2008-2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Hasil
Keputusan investasi
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan sebesar
12,25%, sisanya
dipengaruhi oleh faktor
lain
Keputusan investasi,
keputusan pendanaan
dan kebijakan dividen
berpengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan
keputusan pendanaan
dan keputusan investasi
tidak berpengaruh
terhadap nilai
perusahaan, sedangkan
kebijakan dividen
pengaruh positif
terhadap nilai
perusahaan.
Keputusan investasi
pengaruh positif dan
signifikan, pendanaan
berpengaruh negatif dan
signifikan, kebijakan
dividen berpengaruh
positif tidak signifikan,
ukuran perusahaan
berpengaruh positif dan
signifikan, profitabilitas
berpengaruh positif dan
signifikan dan
kepemilikan institusional
berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap
32
nilai perusahaan.
5.
Oktavina Tiara Sari (2013)
6.
Safitri Lia Achmad dan
Lailatul Amanah (2014)
7.
Sri Hasnawati dan Agnes
Sawir (2015)
8.
Amalia Dewi Rahmawati,
Topowijono dan Sri
Sulasmiyati (2015)
9.
Evrila Lupita Sari dan Andhi
Wijayanto (2015)
10.
Putry Meilinda Rahayu
Widodo (2016)
Pengaruh keputusan
investasi, keputusan
pendanaan dan
kebijakan dividen
terhadap nilai
perusahaan
Keputusan investasi dan
keputusan dividen
berpengaruh positif
signifikan, sedangan
keputusan pendanaan
berpengaruh negatif
tidak signifikan terhadap
nilai perusahaan
Pengaruh keputusan
Keputusan investasi
investasi, keputusan
berpengaruh negatif
pendanaan,kebijakan
tidak signifikan,
dividen dan kinerja
sedangkan keputusan
keuangan terhadap nilai pendanaan, kebijakan
perusahaan
dividen dan kinerja
keuangan berpengaruh
negatif berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan
Keputusan keuangan,
Ukuran perusahaan dan
ukuran perusahaan,
keputusan tidak
struktur kepemilikan
membayar dividen
terhadap nilai
merupakan variabel
perusahaan publik di
yang paling
Indonesia
mempengaruhi nilai
perusahaan.
Pengaruh ukuran
Profitabilitas dan
perusahaan,
keputusan investasi
profitabilitas, struktur
signifikan arah positif,
modal, dan keputusan
struktur modal
investasi terhadap nilai berpengaruh signifikan
perusahaan
arah negatif dan ukuran
perusahaan tidak
berpengaruh signifikan
arah positif terhadap
nilai perusahaan.
Pengaruh keputusan
Keputusan investasi dan
investasi, pendanaan,
keputusan pendanaan
dan dividen terhadap
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan
nilai perusahaan
dengan risiko sebagai
variabel mediasi
Pengaruh keputusan
Pengaruh keputusan
investasi, keputusan
investasi dan kebijakan
pendanaan dan
dividen berpengaruh
kebijakan dividen
signifikan, sedangkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
33
terhadap nilai
perusahaan
keputusan pendanaan
tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai
perusahaan
Sumber: Beberapa Jurnal Peneliti
B. Rerangka Pemikiran
1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Keputusan investasi merupakan ketetapan yang dibuat oleh pihak
perusahaan dalam membelanjakan dana yang dimilikinya dalam bentuk
aset tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan
datang. (Wahyudi dan Pawestri, Widodo 2016) menyatakan bahwa
pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan
perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga
saham sebagai indikator nilai perusahaan. Teori ini menunjukkan bahwa
pengularan investsi maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan
tumbuh di masa mendatang. Hasil penelitian yang dilakukan Sari dan
Wijayanto (2015) membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh
secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa
semakin besar keputusan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan
berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian yang
dilakukan oleh Widodo (2016), menemukan bukti bahwa keputusan
investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (dalam Wijaya dan Wibawa 2010),
peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau
adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif
oleh pasar. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang
paling kritis dan pekerjaan yang menantang untuk manajer keuangan, hal
itu disebabkan karena keputusan ini memiliki dampak langsung pada
kinerja keuangan dan struktur modal dari perusahaan. Keputusan yang
menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk
pembiayaannya. Sumber pembiayaan yang berasal dari utang jangka
pendek maupun utang jangka panjang dan modal saham perushaan yang
terdiri dari saham preferen dan saham biasa (Widodo, 2016). Hasil
penelitian yang dilakukan Sari dan Wijayanto (2015) membuktikan bahwa
keputusan pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menandakan bahwa semakin besar keputusan
pendanaan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berdampak pada
peningkatan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh
Achmad dan Amanah (2014), menemukan bukti bahwa keputusan
pendanaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
3. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan
Rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) menentukan
jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kas dan laba yang
ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba
perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan
berupa dividen kas. Dengan demikian aspek penting kebijakan dividen
adalah menentukan laba sebagai dividen atau laba yang ditahan
perusahaan. Apalagi laba yang ditahan dalam jumlah besar berarti laba
yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil, hal ini berarti
berita buruk bagi investor bahwa perusahaan tersebut dianggap tersebut
dianggap membutuhkan dana. Sebaliknya perusahaan yang mampu
membayar dividen secara tunai (dividen kas) merupakan berita positif bagi
investor, karena perusahaan dianggap mempunyai kinerja perusahaan yang
bagus (Widodo,2016). Penelitian yang dilakukan Yuliariskha (2012)
membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa pemegang saham
lebih menyukai keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen
dan semakin besar dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang
saham, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian
yang dilakukan oleh Widodo (2016), menemukan bukti bahwa kebijakan
dividen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan.
Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan seberapa
besar perusahaan tersebut dapat memberikan keungtungan bagi investor.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaaan tersebut maka manajer
dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi,
keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan keputusan yang menyangkut
pembagian laba (Van Horne, 2012).
Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kaitannya antara
keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan dengan rerangka pemikiran sebagai berikut :
Keputusan Investasi
Keputusan Pendanaan
Nilai Perusahaan
Kebijakan Dividen
Gambar 2.1
Model Konseptual
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran sehingga didapat
dugaan sementara sebagai berikut:
H1 : Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
H3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download