BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan menjelaskan hubungan antara dua belah pihak yang terlibat dalam satu kontrak yang terdiri atas agen (manajemen) sebagai pihak yang diberikan tanggung jawab untuk suatu tugas dan principal (pemegang saham) sebagai pihak yang memberikan wewenang. Manajer selaku penerima amanah dari pemilik perusahaan seharusnya menentukan kebijakan yang dapat meningkatkan kepentingan pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai saham perusahaan (Brigham dan Houtsom, dalam Wahyuni dan Murhadi, 2013). Konflik timbul ketika manajer bertindak atas namanya. Prinsipal merasa khawatir bahwa agen akan melakukan tindakan yang tidak disukai oleh principal seperti memanfaatkan fasilitas perusahaan secara berlebihan atau mengambil keputusan yang penuh risiko misalnya menciptakan utang yang tinggi untuk meningkatkan nilai perusahaan (atas biaya pemilik) dimana tindakan ini disebut moral hazard (Scott dalam Sofyaningsih dan Hardiningsih, 2011). Konflik tersebut terjadi pada saat proporsi kepemilikan manajer atas saham perusahaan kurang dari 100% sehingga 10 http://digilib.mercubuana.ac.id/ manajer cenderung 11 mengutamakan kepentingan pribadi dan tidak berdasarkan pada tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan khususnya keputusan pendanaan (Husnan, 2012). Perusahaan pada mulanya didasarkan kepada asumsi bahwa maksud dan tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau laba jangka pendek. Namun berdasarkan pengamatan perusahaan sering mengorbankan laba jangka pendek untuk meningkatkan laba jangka panjang. Keuntungan jangka pendek dan jangka panjang sangat penting bagi perusahaan. 2. Teori Signal (Signalling Theory) Teori signal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. menyatakan bahwa sinyal adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajeman perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan (Brigham dan Houston, dalam Achmad dan Amanah, 2014) Teori signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan pada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar karena perusahaaan mengetahui lebih banyak mengenai perusahaan dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor dan kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengurangi informasi asimetri. Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan yang akan datang (Widodo,2016). 3. Nilai Perusahaan Meningkatkan nilai perusahaan adalah tujuan dari perusahaan, karena semakin tinggi nilai perusahaaan maka akan diikuti pula oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2007). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Tujuan manajemen keuangan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemegang saham, yang dapat dari tingginya harga saham. Semakin http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa depan. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham seacara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat, untuk mencapai nilai perusahaan yang tinggi pada umumnya para pemodal menyerahkann pengelolaannya kepada para profesional yang diposisikan sebagai manajer atau komisaris (Widodo, 2016). Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Harga pasar dari saham perusahaan yang terbentuk anatara pembeli dan penjual disaat terjadi transaksi disebut nilai perusahaan, karena harga pasar saham dianggap cerminan dari niali aset perusahaan sesungguhnya (Achmad dan Amanah, 2014). Pengaruh nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi dapat memberikan sinyal positi tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh harga pasar dari saham yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 merupakan cerminan dari keputusan investasi, pendanaan dan manajemen aset (Widodo, 2016). Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan (Euis dan Taswan, dalam Achmad dan Amanah 2014). Ukuran-ukuran yang mempengaruhi nilai perusahaan yaitu: a. PER (Price Earning Ratio) Price Earning Ratio yaitu rasio yang mengukur seberapa besar perbandingan antara harga saham perusahaan dengan keuntungan yang dapat diperoleh para pemegang saham (Brigham dan Houston, 2010) PER = (Harga Pasar Saham / Laba per Lembar Saham) b. PBV (Price Book Value) Price Book Value menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham suatu perusahaan. Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya memiliki rasio Price Book Value yang lebih dari satu. Mencerminkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2010) . Rasio ini mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada menajemen http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh yang di proksikan dengan: PBV = Harga saham per lemabar saham Nilai buku perlembar saham c. Rasio Tobin’s Q Rasio Tobin’s Q dalam penelitian ini digunakan sebagai indikator penilaian nilai perusahaan. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi incremental, menurut penelitian Rahmawati dan Topowijono (2015) Q = (Total Hutang + (Jumlah Saham x Harga Saham)) Total Aset 4. Keputusan Investasi Keputusan investasi dimulai dengan identifikasi peluang investasi, yang sering disebut dengan proyek investasi modal. Manajer keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan diinvestasikan dalam tiap proyek. Keputusan investasi juga disebut dengan keputusan penganggaran modal, karena sebagian besar perusahaan mempersiapkan anggaran tahunan yang terdiri dari investasi modal yang disahkan (Brealey & Myers, 2008). http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Keputusan investasi merupakan salah satu dari fungsi manajemen keuangan yang menyangkut pengalokasi dana baik dana yang bersumber dari dalam maupun luar perusahaan pada berbagai bentuk keputusan investasi dengan tujuan memperoleh keuntungan yang lebih besar dari biaya dana dimasa yang akan datang. Bentukbentuk investasi antara lain invesatsi jangka pendek yang terdiri atas investasi kedalam kas, surat-surat berharga jangka pendek, piutang, dan persediaan dan investasi jangka panjang dalam bentuk tanah, gendung, kendaraan, mesin, peralatan produksi, dan aktiva tetap lainnya. Tujuan lain dari hanya sekedar memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang adalah guna memaksimumkan nilai perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, dalam Achmad dan Amanah 2014). Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang diambil harus dipertimbangkan dengan baik, karena mempunyai konsekuensi berjangka panjang pula. Perencanaan terhadap keputusan investasi sangat penting karena beberapa hal sebagai berikut (Sutrisno, 2012): a. Dana yang dikeluarkan untuk investasi jumlahnya cukup besar, dan dana tersebut tidak bisa diperoleh kembali dalam jangka pendek atau diperoleh sekaligus. b. Dana yang dikeluarkan akan terikat dalam jangka panjang, sehingga perusahaan harus menunggu http://digilib.mercubuana.ac.id/ untuk memperoleh 17 kembalinya dana yang sudah diinvestasikan. Dengan demikian akan mempengaruhi penyediaan dana untuk keperluan lain. c. Keputusan investasi menyangkut harapan terhadap hasil keuangan di masa yang akan datang. Kesalahan dalam megadakan peramalan akan dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan. d. Keputusan investasi berjangka panjang, sehingga kesalahan dalam pengambilan keputusan akan mempunyai akibat yang panjang dan berat, serta kesalahan adanya keputusan ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian yang besar. Menurut Penelitian Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014) Ada beberapa proksi yang dapat digunakan untuk menghitung keputusan investasi perusahaan yaitu: 1. Book Value of Gross Property, Plant, and Equipment to the Value of the Asset Ratio (PPE/BVA) Rasio ini mengukur perbandingan antara nilai buku aktiva tetap dengan nilai buku total aktiva. PPE/BVA = Nilai Buku Aset Tetap Nilai BukuTotal Aset 2. Market to Book Value of Equity Ratio (MVE/BVE) Rasio MVE/BVE mencerminkan bahwa pasar menilai return dari investasi perusahaan dimasa depan dari return yang diharapkan dari ekuitasnya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 MVE/BVE= Jumlah lembar saham beredar closing price Total Ekuitas 3. Market Value to Book Value of Asset Ratio (MVA/BVA) Rasio ini menunjukkan bahwa prospek pertumbuhan perusahaan terefleksi melalui harga saham. MVA =[(Total Aset-Total Ekuitas)+ (Jumlah Saham beredar X Closing Price)] Total Aset 4. Price Earning Ratio (PER) Rasio ini menunjukkan perbandingan antara closing price dengan laba per lembar saham (earning per sahre). PER = Harga Saham(Closing Price) Laba Bersih Per Lembar Saham 5. Capital Addition to Assets Book Value Ratio (CAP/BVA) Menunjukkan adanya aliran tambahan aktiva produktifnya, yang sekaligus menunjukkan adanya potensi pertumbuhan. CAP/BVA = Nilai Buku Aktiva Tetap t-Nilai Buku Aktiva Tetap t-1 Total Aset 6. Capital Addition to Assets Market Value ratio (CAP/MVA) Menunjukkan adanya aliran tambahan modal saham perusahaan melalui tingkat level aktivitas investasi yang lebij tinggi. CAP = Nilai Buku Aktiva Tetap t-Nilai Buku Aktiva Tetap t-1 [(Total Aset-Total Ekuitas)=(Jumlah Saham Beredar x Closing Price)] http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 5. Keputusan Pendanaan Keputusan pendanaan perusahaan merupakan suatu keputusan tentang bentuk dan komposisi pendanaan yang akan dipergunakan oleh perusahaan. Keputusan pendanaan yang berhubungan dengan sumber dana adalah apakah sumber internal atau eksternal, besarnya hutang dan modal sendiri, dan bagaimana tipe hutang dan modal yang akan menjadi dasar penentuan required return yang diinginkan. Sebagian perusahaan menganggap bahwa penggunaan hutang dirasa lebih aman dari pada menerbitkan saham baru (Achmad dan Amanah, 2014) Keputusan pendanaan juga dapat diartikan sebagai keputusan yang menyangkut struktur keuangan perusahaan (financial structure). Struktur keuangan perusahaan merupakan komposisi dari keputusan pendanaan yang meliputi hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri (Widodo, 2016). Keputusan pendanaan menyangkut beberapa hal, yaitu (Martono dan Agus, 2010) : a. Keputusan mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi. Sumber yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal sendiri. b. Penetapan tentang pertimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut struktur modal yang optimum. Struktur modal http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 optimum merupakan perimbangan hutang jangka panjang dan modal sendiri dengan biaya modal rata-rata minimal, oleh karena itu perlu ditetapkan apakah menggunakan sumber modal yang berasal dari hutang dengan menerbitkan obligasi, atau menggunakan modal sendiri dengan menerbitkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung perusahaan minimal. Kekeliruan dalam pengambilan keputusan pendanaan ini akan berakibat biaya modal yang ditanggung tidak minimal. Biaya modal yang muncul berkaitan dengan keputusan pendanaan adalah biaya bunga untuk dana yang berasal dari hutang dan dividen bagi dana yang berasal dari saham atau modal sendiri. Biaya modal berupa bunga lebih mudah ditetapkan karena sifatnya akan tetap selama umur hutang (obligasi) atau rasio antara yang dibayarkan dibanding laba yang diperoleh, menentukan jumlah laba yang dapat ditahan (reatined earning). Menurut (Brigham dan Houston dalam Piyatno, 2014), mengemukakan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan pendaanaan antara lain : 1. Stabilitas Penjualan Perusahaan dengan penjualan yang relatif stabil dapat lebih aman memperoleh lebih banyak pinjaman dan menanggung beban tetap yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 2. Struktur Aktiva Perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak hutang. Aktiva multiguna yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang dapat digunakan oleh banyak perusahaan merupakan jaminan yang baik, sedangkan aktiva yang hanya digunakan untuk tujuan tertentu tidak begitu baik untuk dijadikan jaminan. 3. Tingkat pertumbuhan Perusahaan yang tumbuh dengan pesat harus lebih banyak mengandalakan modal eksternal. Lebih jauh lagi, biaya pengembangan untuk penjualan saham biasa lebih besar daripada biaya untuk penerbitan surat hutang. Namun pada saat yang sama perusahaan yang tumbuh dengan pesat sering menghadapi ketidakpastian yang besar, yang cenderung mengurangi keinginannya untuk menggunakan hutang. 4. Profitabilitas Seringkali pengamatan menunjukkan bahwa dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas perusahaan investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan mereka dengan dana yang dihasilkan secara internal. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 5. Sikap Manajemen Karena tidak seorang pun dapat membuktikan bahwa keputusan pendanaan yang satu akan membuat harga saham lebih tinggi daripada keputusan pendanaan lainnya, manajemen dapat melakukan pertimbangan sendiri terhadap keputusan pendanaan yang tepat. Sejumlah manajemen cenderung lebih konservatif daripada manajemen lainnya, sehingga menggunakan jumlah hutang yang lebih kecil daripada rata-rata perusahaan dalam industri yang bersangkutan, sementara manajemen lain cenderung menggunakan banyak hutang dalam usaha mengejar laba yang tinggi. Menurut Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014) Ada beberapa rasio untuk menghitung keputusan pendanaan perusahaan yaitu: 1. Debt Asset Ratio (DAR) Debt Asset Ratio (DAR) adalah perbandingan antara total hutang dan total asset suatu perusahaan. DAR dhitung dengan persamaan: DAR = Total Hutang Total Aset 2. Debt Equity Ratio (DER) Debt Equity Ratio (DER) menunjukkan seberapa besar perusahaandibiayai oleh kreditur. Semakin tinggi rasio ini, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 semakin tinggi resiko yang dihadapi perusahaan. DER yang tinggi menunjukkan semakin besar pendanaan perusahaan berasal dari pihak kreditur/hutang.DER dihitung dengan persamaan : DER = Total Hutang Total Ekuitas 6. Kebijakan Dividen Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Pembagian dividen hanya akan mempengaruhi harga saham apabila dengan pembagian tersebut para pemodal berubah pengharapan mereka terhadap prospek dan risiko perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti, 2012). Van Horne dan Wachowicz, dalam Widodo(2014) menyatakan bahwa Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Aspek utama dari kebijakan dividen perusahaan adalah menentukkan alokasi laba yang tepat antara pemabayaran dividen dengan penambahan laba ditahan perusahaan. kebijakan dividen menyangkut tentang penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham. Pada dasarnya, laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditaham untuk diinvestasikan kembali. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 Keputusan untuk membagikan keuntungan yang diperoleh dalam bentuk dividen atau ditahan bagi perusahaan adalah ditentukan oleh tingkat keuntungan yang diharapkan atas kesempatan investasi (Murtini, dalam Priyatno 2014). Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen sebagai berikut : 1. Peraturan Hukum Undang-undang yang menentukan bahwa dividen harus dibayar dari laba, baik laba tahun berjalan maupun laba tahun yang lalu yang ada pada pos laba ditahan dineraca. Undang-undang menekankan 3 peraturan : a. Peraturan mengenai laba bersih, yaitu menentukan dividen dapat dibayar dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan. b. Peraturan mengenai tindakan yang merugikan modal, yaitu dengan cara melarang pembayaran deviden dengan dana modal bukan dari keuntungan. c. Peraturan mengenai tak mampu bayar, menetukan bahwa perusahaan tidak boleh membayar dividen, jika tak mampu atau dalam keadaan perusahaan bangrut. 2. Posisi Likuiditas Laba ditahan biasanya diinvestasikan dalam bentuk aktiva yang diperlukan untuk menjalankan usaha. Laba ditahan dari tahun tahun terdahulu sudah diinvestasikan dalam bentuk mesin, http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 peralatan, persediaan dan barang-barang lainnya, bukan disimpan dalam bentuk uang tunai. Oleh karena itu, suatu perusahaan yang keuntungannya luar biasa mungkin saja tidak dapat membayar deviden karena keadaan likuiditasnya. 3. Membayar Pinjaman Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada saat jatuh tempo atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi pinjaman itu nantinya. Jika diputuskan bahwa pinjaman itu akan dilunasi, maka biasanya harus ada laba ditahan. 4. Kontrak Pinjaman Kontrak pinjaman, apalagi menyangkut pinjaman jangka panjang seringkali membatasi kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. 5. Pengembangan Aktiva Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan dikemudian hari, semakin banyak laba yang harus ditahan atau dibayarkan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 6. Tingkat Laba Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk deviden yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali didalam perusahaan maupun tempat lain. 7. Stabilitas Laba Suatu perusahaan yang memiliki laba stabil seringkali dapat memperkirakan berapa besar laba dimasa yang akan datang. Perusahaan seperti ini biasanya cenderung membayarkan laba dengan persentase yang lebih tinggi daripada perusahaan yang labanya berfluktuasi. 8. Pasar Modal Kemampuan untuk meningkatkan modal atau untuk memperoleh pinjaman dari pasar modal adalah terbatas. Oleh karena itu, untuk membiayai operasinya ia harus menahan laba yang lebih banyak. Perusahaan yang sudah mantap akan mempunyai tingkat deviden yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan kecil atau yang masih baru. 9. Kendali Perusahaan Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan inten maka pembayaran deviden akan berkurang. Kebijakan ini dijalankan atas pertimbangan bahwa menambah modal dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 menjual saham biasa akan mengurangi pengendalian atas perusahaan itu oleh golongan pemegang saham yang kini sedang berkuasa. Menurut Wahyudi dan Pawestri dalam Priyatno (2014) Ada beberapa rasio untuk menghitung kebijakan dividen perusahaan yaitu: 1. Dividend Payout Ratio (DPR) Dividend Payout Ratio (DPR), rasio ini menunjukkan perbandingan antara dividen per lembar saham dengan laba per lembar saham, DPR dihitung dengan persamaan: DPR = Dividen Per Share Earning Per Share 2. Dividend Yield Ratio Dividend Yield Ratio adalah perbandingan antara dividen per lembar saham dengan closing price. Dividend Yield Ratio dihitung dengan persamaan : Dividend Yield Ratio = Dividend Per Share Closing Price 7. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa peneliti yang menjadikan nilai perusahaan sebagai objek yang mereka teliti, diantaranya yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 a. Sri Hasnawati (2005) melakukan penelitian mengenai dampak set peluang investasi (IOS) terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel dependennya dan keputusan investasi sebagai variabel independennya. Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. b. Lihan Rini Puspo Wijaya dan Bandi Anas Wibawa (2010) melakukan pengujian tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. investasi, Hasil pengujian keputusan ini pendanaan menunjukkan dan kebijakan keputusan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. c. Fania Yuliariskha (2012) melakukan penelitian tentang pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi serta kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini keputusan pendanaan dan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. d. Tri Wahyuni Endang Ernawati dan Werner R Murhadi (2013) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan di sektor propertiy, real estate & building construction yang terdaftar di bei periode 2008-2012. Hasil dalam http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 penelitian ini pengaruh positif dan signifikan, pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan, kebijakan berpengaruh positif tidak signifikan, ukuran dividen perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. e. Oktavina Tiara Sari (2013) melakukan penelitian tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini keputusan investasi dan keputusan dividen berpengaruh positif signifikan, sedangan keputusan pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. f. Safitri lia achmad dan Lailatul Amanah (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan nilai perusahaan sebagai variabel dependennya dan keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan segabai variabel independennya. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan. Sedangkan keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 g. Sri Hasnawati dan Agnes Sawir (2015) melakukan penelitian Keputusan keuangan, ukuran perusahaan, struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan publik di Indonesia. Hasil dalam penelitian ini Ukuran perusahaan dan keputusan tidak membayar dividen merupakan variabel yang paling mempengaruhi nilai perusahaan. h. Amalia Dewi Rahmawati, Topowijono dan Sri Sulasmiyati (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, struktur modal, dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. Hasil dalam penelitian ini profitabilitas dan keputusan investasi signifikan arah positif, struktur modal berpengaruh signifikan arah negatif dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan arah positif terhadap nilai perusahaan. i. Evirla Lupita Sari dan Andhi Wijayanto (2015) melakukan penelitian tentang pengaruh keputusan investasi, pendanaan dan dividen terhadap nilai perusahaan dengan risiko sebagai variabel mediasi. Hasil dalam penelitian ini keputusan investasi dan keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. j. Putry Meilinda Rahayu Widodo (2016) melakukan penelitian tentang pengruh keputusan investasi, pendanaan, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. TABEL 2.1 RINGKASAN HASIL PENELITIAN No 1. Nama dan Tahun Peneliti Sri Hasnawati (2005) Judul Dampakset peluang investasi terhadap nilai perusahaan publik di BEI 2. Lihan Rini Puspo Wijaya dan Bandi Anas Wibawa (2010) 3. Fania Yuliariskha (2012) Pengaruh Keputusan Investasi, Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pengaruh keputusan pendanaan, keputusan investasi serta kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan 4. Tri Wahyuni, Endang Ernawati dan Werner R Murhadi (2013) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan di sektor propertiy, real estate & building construction yang terdaftar di bei periode 2008-2012 http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan sebesar 12,25%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain Keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan keputusan pendanaan dan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kebijakan dividen pengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Keputusan investasi pengaruh positif dan signifikan, pendanaan berpengaruh negatif dan signifikan, kebijakan dividen berpengaruh positif tidak signifikan, ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan, profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap 32 nilai perusahaan. 5. Oktavina Tiara Sari (2013) 6. Safitri Lia Achmad dan Lailatul Amanah (2014) 7. Sri Hasnawati dan Agnes Sawir (2015) 8. Amalia Dewi Rahmawati, Topowijono dan Sri Sulasmiyati (2015) 9. Evrila Lupita Sari dan Andhi Wijayanto (2015) 10. Putry Meilinda Rahayu Widodo (2016) Pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan Keputusan investasi dan keputusan dividen berpengaruh positif signifikan, sedangan keputusan pendanaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan Pengaruh keputusan Keputusan investasi investasi, keputusan berpengaruh negatif pendanaan,kebijakan tidak signifikan, dividen dan kinerja sedangkan keputusan keuangan terhadap nilai pendanaan, kebijakan perusahaan dividen dan kinerja keuangan berpengaruh negatif berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Keputusan keuangan, Ukuran perusahaan dan ukuran perusahaan, keputusan tidak struktur kepemilikan membayar dividen terhadap nilai merupakan variabel perusahaan publik di yang paling Indonesia mempengaruhi nilai perusahaan. Pengaruh ukuran Profitabilitas dan perusahaan, keputusan investasi profitabilitas, struktur signifikan arah positif, modal, dan keputusan struktur modal investasi terhadap nilai berpengaruh signifikan perusahaan arah negatif dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan arah positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh keputusan Keputusan investasi dan investasi, pendanaan, keputusan pendanaan dan dividen terhadap berpengaruh terhadap nilai perusahaan nilai perusahaan dengan risiko sebagai variabel mediasi Pengaruh keputusan Pengaruh keputusan investasi, keputusan investasi dan kebijakan pendanaan dan dividen berpengaruh kebijakan dividen signifikan, sedangkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 terhadap nilai perusahaan keputusan pendanaan tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan Sumber: Beberapa Jurnal Peneliti B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan Keputusan investasi merupakan ketetapan yang dibuat oleh pihak perusahaan dalam membelanjakan dana yang dimilikinya dalam bentuk aset tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. (Wahyudi dan Pawestri, Widodo 2016) menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Teori ini menunjukkan bahwa pengularan investsi maupun kreditur bahwa perusahaan tersebut akan tumbuh di masa mendatang. Hasil penelitian yang dilakukan Sari dan Wijayanto (2015) membuktikan bahwa keputusan investasi berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa semakin besar keputusan investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2016), menemukan bukti bahwa keputusan investasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 2. Pengaruh Keputusan Pendanaan terhadap Nilai Perusahaan Menurut Brigham dan Houston (dalam Wijaya dan Wibawa 2010), peningkatan hutang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya risiko bisnis yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan yang paling kritis dan pekerjaan yang menantang untuk manajer keuangan, hal itu disebabkan karena keputusan ini memiliki dampak langsung pada kinerja keuangan dan struktur modal dari perusahaan. Keputusan yang menyangkut investasi akan menentukan sumber dan bentuk dana untuk pembiayaannya. Sumber pembiayaan yang berasal dari utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dan modal saham perushaan yang terdiri dari saham preferen dan saham biasa (Widodo, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan Sari dan Wijayanto (2015) membuktikan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa semakin besar keputusan pendanaan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Achmad dan Amanah (2014), menemukan bukti bahwa keputusan pendanaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 3. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Rasio pembayaran dividen (divident payout ratio) menentukan jumlah laba yang dibagikan dalam bentuk dividen kas dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham biasa perusahaan berupa dividen kas. Dengan demikian aspek penting kebijakan dividen adalah menentukan laba sebagai dividen atau laba yang ditahan perusahaan. Apalagi laba yang ditahan dalam jumlah besar berarti laba yang akan dibayarkan sebagai dividen menjadi lebih kecil, hal ini berarti berita buruk bagi investor bahwa perusahaan tersebut dianggap tersebut dianggap membutuhkan dana. Sebaliknya perusahaan yang mampu membayar dividen secara tunai (dividen kas) merupakan berita positif bagi investor, karena perusahaan dianggap mempunyai kinerja perusahaan yang bagus (Widodo,2016). Penelitian yang dilakukan Yuliariskha (2012) membuktikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini menandakan bahwa pemegang saham lebih menyukai keuntungan perusahaan dibagikan dalam bentuk dividen dan semakin besar dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham, maka dapat meningkatkan nilai perusahaan. Begitu juga penelitian yang dilakukan oleh Widodo (2016), menemukan bukti bahwa kebijakan dividen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perushaan. Nilai perusahaan sangat penting karena mencerminkan seberapa besar perusahaan tersebut dapat memberikan keungtungan bagi investor. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 Untuk dapat memaksimalkan nilai perusahaaan tersebut maka manajer dihadapkan pada keputusan keuangan yang meliputi keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen dan keputusan yang menyangkut pembagian laba (Van Horne, 2012). Dari penjelasan tersebut, maka dapat dibuat kaitannya antara keputusan investasi, keputusan pendanaan dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan dengan rerangka pemikiran sebagai berikut : Keputusan Investasi Keputusan Pendanaan Nilai Perusahaan Kebijakan Dividen Gambar 2.1 Model Konseptual C. Hipotesis Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pemikiran sehingga didapat dugaan sementara sebagai berikut: H1 : Keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H2 : Keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. H3 : Kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. http://digilib.mercubuana.ac.id/