UTS Drug Abuse Judul : Five Deaths Resulting From Abuse of Dextromethorphan Sold Over the Internet Journal of Analitycal Toxycologi. 2009. Abstract - Dextromethorphan merupakan obat yang secara luas digunakan sebagai Over the Counter (OTC) sebagai antitusif yang juga menghasilkan efek intoxikasi, halusinasi dan efek disosiatif pada dosis diatas rentang terapetiknya. Dalam jurnal ini dilaporkan ada 5 kematian dari 3 negara bagian berbeda akibat menggunakan dextromethorphan dengan tujuan sebagai rekreational. Kelima orang tersebut mendapatkan Dextromethorphan dari sumber yang sama di Internet. Pemeriksaan postmortem menunjukan kadar Dextromethorpan dalam darah berkisar 950-3230ng/ml. Ketiga orang juga kedapatan mengkonsumsi diphenhydramin, satu orang dengan alprazolam dan satunya dengan canabidinoid.kadar dextromethorphan pada korban menunjukan diatas dari range terapinya sehingga diduga berkaitan dengan penyalahgunaan Dextromethorphan. Introduction Dextromethorphan atau biasa dikenal sebagai DMX, dex, atau Robo merupakan jenis obat OTC yang memiliki efek pada dosis yang berbeda. Pada penggunaan normal merupakan penekan batuk yang sangat efektif namun pada dosis tinggi memiliki efek NMDA dan Transmisi Serotonin. Penggunaan pada dosis besar mengakibatkan efekintoksikasi, halusinasi dan disosiatif. Kasus 1 –Bellingham Pada kasus ini dilaporkan 2 orang remaja laki-laki dari ras kaukasia kedapatan meninggal ditempat tidur. Disekitar tempat tersebut ditemukan satu buah kantong bertuliskan “Dextromethorphan Hbr 100 mg, not for human use.” Dan juga beberapa minuman energi yang mengandung taurin. Dari intervew dengan teman-teman mereka diketahui mereka mendapatkan obat tersebut dari suatu perusahaan farmasi melalui media internet. Diduga mereka menggunakan obat tersebut untuk tujuan rekreasi. Dari pemeriksaan post mortem ditemukan bahwa kondisi mereka sama dengan type overdosis senyawa opioat yaitu, pulmonary dan brain edema, adanya “frothy foam” pada orofaring dan saluran pernafasan. Tidak ditemukan adanya fragmen kapsul pada lambung, tanpa tanda injeksi intra vaskular serta tanda-tanda senyawa yang dihisap. Kematian korban dikarenakan intoksikasi akut dari Dextromethorphan, dan dibuktikan dengan kadar konsentrasi dextromethorphan dalam darah sebesar 3230 dan 1830 mcg/dL, Kasus 2- Danville Korban ketiga ini ditemukan di Danville dan sama dengan pada kasus 1 dia juga mendapatkan obat dari internet pada link dan penyuplai yang sama. Kronologisnya adalah dia diektahui tidur pukul 4.40pm dan kedapatan mengorok keras pada pukul 11pm. Lalu diketahui tak bergerak dilantai pada pukul 2.45am dan selanjutnya dipastikan meninggal pukul 3.30am. tanda signifikan yang didapat dari tubuh korban adalah adanya Pulmonary edema . konsentrasi dextromethorphan dalam tubuhnya diketahui 1300mcg/dl di Illiac blood, 700mcg/dL di vitreous humar, 19.000mcg/kg di Liver dan > 20.000mcg ditemukan pada urin. Dalam darah juga positif ada konsentrasi alprazolam. Korban dipastikan meninggal akibat adanya intoksikasi dari dextromethorphan . Kasus 3- Cape Floral Dua lagi kasus kematian remaja juga ditemukan di cape floral dengan kontrasi Dextromethorphan dalam darahnya sebesar 950 dan 3080 mcg/dL. Dan menariknya penyuplai obat tersebut sama dengan kasus 1 dan 2. Pada kasus ini diketahui mereka mengombinasikan Dextromethorphan yang mereka peroleh dengan OTC lain yang mengandung dipenhydramin. Dari hasil autopsi diperoleh bahwa kedua paru-paru mereka memadat, basah, dan berat. Kematian mereka dipastikan akibat intoksikasi dari Dextromethorphan dan dipenhydramin. Sebenarnya ada 1 kasus lagi pada daerah ini dan dia merupakan teman dari kedua korban. Dia menceritakan bahwa obat tersebut diperoleh dari Internet dan dia juga mengonsumsi obat sama dengan temannya namun dia langsung merasa muntah saat menggunakannya sehingga dia selamat. Kelima kematian yang ditimbulkan dari 1 website yang sama menyebabkan polisi melakukan investigasi dan menangkap2 operator website tersebut didaerah Indianapolis. Mereka mengaku mendapatkan barang mentah tersebut dari India. Diskusi Tanda klinis dan gejala akibat Intoksikasi Dextromethorphan yang dilaporkan pengguna pada konsumsi dosis 100-400mg adalah Euforia, tertawa, pingsan, dan hipereksitabilitas. Pada kondisi moderate juga mengalami mydriasis, nystagmus, diaforesis, mualdan muntah. Pada peningkatan dosis juga didapati peningkatan efek intoksikasi berupa halusinasi, delusi, zombie walking, dan extreem somnolence(ngantuk). Lalu pada dosis yang lebih besar lagi (600-1500mg) pengguna mangalami disosiatif halusinasi opioid, delusi, paranoid, dan mati. Efek toksik dari penggunaan diatas index terapi mengakibatkan arithmia, kejang, serotonin syndrom, hyperthemia dan rhabdomyolisis. Dextromethorphan merupakan non-kontrol drug. Secara struktur mirip dengan codein dan memiliki efek antitusif namun tidak mempunyai efek analgesik. Biasanya diformulasikan dengan bahan lain seperti antipiretik,antihistamin,dekongestan dan ekspektoran.dan jenis obat-obatan ini sangat mudah didapatkan via internet. Padahal kombinasi antara dextromethorphan dengan chlorpheniramin juga mengakibatkan toksisitas sehingga perlu peringatan. Dextromethorphan juga merupakan isomer dari Levomethorphan yang merupakan analog dari analgesik kuat levorvanol. Dextromethorphan di metabolisme melalui CYP2D6 dan CYP3A4/5 menjadi Dextrophan dan kemudian teroksidasi lebih lanjut manjadi 3-OH-morphinan. Sekitar 20% dari dexthorphan terkonjugasi sebagai metabolit glukoronide dan 80% lainnya bebas. Dextromethorphan dan dexthorphan merupakan NMDA reseptor antagonis tapi dexthorphan mempunyai efek yang lebih besar. Reseptor NMDA reseptor menjadi biang dari efek halusinogen dan disosiatif dari Dextromethorphan. Pada ras kaukasoid mereka hanya memiliki gen CYP2D6 sehingga mengakibatkan metabolisme terhadap dextromethorphan cukup jelek. Apalagi jika terdapat obat yang memiliki efek inhibitor CYP2D6 maka potensial toksik semakin besar. Dextromethorphan dan Dextrophan memiliki efek sigma agonis sehingga bisa menyebabkan peningkatan tonus otot, takikardi, takipnea, dan midriasis pada pengguna rekreational. Lalu juga memiliki efek penghambat reuptake serotonin dan penghambat aktifitas 5-HT yang menjadikannya berpotensi interaksi dengan selektif serotonin inhbitor lainnya seperti diphenhydramin atau chlorpeniramin. Penggunaan Dextromethorphan pada dosis yang wajar sebenarnya tidak berbahaya. Pada kasus kematian ditemukan adanya konsentrasi Dextromethorphan yang tinggi pada darahnya sehingga mengakibatkan adanya intoksikasi dan dapat menimbulkan kematian pada penggunanya. Tanggapan pe resume: Mengingat potensi penyalahgunaan dan potensi bahaya yang ditimbulkan Dextromethorphan, sebaiknya pihak yang terkait dengan regulasi obat membuat suatu regulasi dimana masyarkat tidak bisa lagi mendapatkan obat ini dengan mudah. Kasus kematian yag terjadi pada jurnal ini diakibatkan mudahnya mereka mendapatkan bahan obat tersebut melalui internet. Seharusnya penjualan melalui internet ini dilarang mengingat minimnya pengawasan dari pihak terkait. Sudah selayaknya pembelian obat semacam ini hanya bisa dilakukan ditempat yang sudah memiliki izin secara resmi (misalnya apotek) dengan diberikan oleh orang yang berkompetensi dibidang medis dan obat-obatan. Sumber Logan, Barry K., Gary Goldfogel., Rebbeca Hamilton., James Kuhlman. 2009. Five Death Resulting from Abuse of Dextromethorphan Sold Over Internet. Journalof Analytical Toxicology, vol 33. March 2009.