BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi perikanan di Kabupaten Jembrana, Bali. Pelabuhan perikanan ini sangat berperan untuk meningkatkan produksi ikan, pemasukan devisa, membuka lapangan kerja, peningkatan penyediaan ikan segar dan peningkatan pendapatan pemerintah lokal. Selain itu pelabuhan perikanan ini juga mempunyai peranan penting dengan segala fasilitasnya sebagai penunjang tata operasional kapalkapal. PPN Pengambengan menjadi pusat pengembangan ekonomi perikanan di Bali, baik dilihat dari aspek produksi, pengolahan maupun pemasarannya. Pelabuhan perikanan memiliki perairan yang terlindung terhadap gelombang yaitu fasilitas kolam pelabuhan. Kolam pelabuhan merupakan daerah perairan dimana kapal berlabuh untuk melakukan bongkar muat, melakukan gerakan memutar dan lain-lain. Perencanaan kolam pelabuhan ditentukan oleh kapal terbesar yang akan masuk ke pelabuhan dan kondisi hidro-oseanografi. Kolam pelabuhan harus mempunyai kedalaman yang cukup bagi kapal-kapal yang berlabuh. Selain itu, kolam pelabuhan harus cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus. Kedalaman kolam pelabuhan menjadi faktor penting dalam tata operasional kapal-kapal. Kolam pelabuhan PPN Pengambengan dengan luas 34.196 ha (kerangka acuan PPN Pengambengan, 2014) direncanakan memiliki kedalaman minimum -3 m di sekitar mulut (turning area). Sedangkan kedalaman pada sisi dermaga adalah -0.8 m guna melayani kebutuhan tambat labuh kapal ikan dengan kapasitas ≥ 20 GT. Pantai di sekitar wilayah PPN Pengambengan Jembrana Bali banyak mengalami masalah sedimentasi yang tinggi. Sehingga terjadi permasalahan berupa pendangkalan pada alur pelayaran hingga kolam pelabuhan. Hal ini terjadi karena model/bentuk breakwater eksisting cenderung mengakibatkan sedimen trap. Adanya 1 sedimentasi yang cukup besar di sisi kiri breakwater menjadi masalah utama PPN Pengambengan. Hal ini sangat mengganggu terhadap lalu lintas kapal nelayan yang masuk ke area kolam pelabuhan. Sumber sedimentasi yang terjadi di kolam pelabuhan PPN Pengambengan dominan berasal dari muara. Sedimen terbawa oleh arus dan gelombang yang membentuk sudut sehingga terjadi transpor sedimen sepanjang pantai. Muara sungai yang ada didekat kolam pelabuhan PPN Pengambengan adalah Muara Sungai Sowan. Muara Sungai Sowan yang berlokasi di Kabupaten Jembrana, merupakan salah satu muara sungai yang ada di Bali. DAS Tukad Sowan memiliki luas 205,818 km2. (Balai Wilayah Sungai Bali Penida, PU, 2012). Perairan Pengambengan yang termasuk wilayah Selat Bali sangat terbuka terhadap gelombang dari Samudera Hindia. Hal ini akan sangat berpengaruh pada bentuk kontur kedalaman garis pantai yang akan terus mengalami perubahan. Perubahan ini diakibatkan oleh proses sedimentasi maupun abrasi pada setiap perubahan musim. Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan volume sedimentasi yang masuk ke kolam pelabuhan sejak April 2011 sampai dengan Oktober 2011 mencapai ± 150.000 m3, dengan kecenderungan penambahan transpor sedimen mencapai 25.000 m3/bulan (Hasil pengukuran kerangka acuan PPN Pengambengan, 2014). Jika penanggulangan masalah tidak dilakukan, maka akan mengakibatkan tertutupnya alur masuk kolam pelabuhan. Solusi yang telah dilaksanakan pada tahun 2013 dalam mengatasi masalah pendangkalan pada kolam pelabuhan di PPN Pengambengan adalah dengan pembangunan groin dan pekerjaan pengerukan area kolam labuh. Konstruksi groin dibangun pada ujung breakwater di mulut kolam pelabuhan sepanjang 195 m kearah laut. Kemudian pada tahun anggaran 2014 dilakukan perpanjang bangunan groin sejauh 55 m. Pada area kolam pelabuhan yang dangkal dilakukan pengerukan untuk mendapatkan kedalaman yang direncanakan. Selain itu dilakukan juga pembangunan groin di sisi mulut kolam pelabuhan yang lain. Hal ini diharapkan dapat mengatasi masalah pendangkalan pada kolam pelabuhan yang masih terjadi hingga tahun 2014. 2 Adanya pekerjaan pembangunan groin dan penambahan panjang groin di salah satu sisi mulut kolam pelabuhan menimbulkan pertanyaan mengenai kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan. Maka dari itu dilakukan suatu kajian hidro-oseanografi terhadap kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan. 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian di atas dapat dirumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1 Bagaimanakah kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan saat ini? 2 Apakah kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan memenuhi ketentuan terhadap kajian hidro-oseanografi? 3 Apakah solusi yang dapat dilakukan agar kondisi eksisting kolam pelabuhan sesuai dengan kriteria dan ketentuan kajian hidro-oseanografi? 1.3 Tujuan Adapun tujuan dari dilakukannya kajian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan saat ini. 2. Untuk mengetahui ketentuan yang seharusnya terpenuhi dalam kajian hidrooseanografi terhadap kondisi eksisting kolam pelabuhan PPN Pengambengan. 3. Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan agar kondisi eksisting kolam pelabuhan sesuai dengan kriteria dan ketentuan kajian hidro-oseanografi. 3 1.4 Manfaat Manfaat yang diperoleh dari kajian ini antara lain: 1. Menambah wawasan mengenai kajian hidro-oseanografi. 2. Menambah pengetahuan mengenai ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi suatu fasilitas pelabuhan khususnya fasilitas kolam pelabuhan sesuai studi hidro-oseanografi. 1.5 Batasan Masalah Mengingat kompleks dan luasnya masalah, maka dalam penyusunan penelitian ini diperlukan adanya pembatasan masalah. Adapun batasan masalah yang dimaksud antara lain: 1. Lokasi penelitian hanya pada area alur pelayaran dan kolam pelabuhan. 2. Beberapa data pengukuran hidro-oseanografi hanya didasarkan pada data sekunder. 3. Tidak meninjau kondisi eksisting terhadap masalah lingkungan. 4. Tidak meninjau gerak sedimen tegak lurus pantai (onshore-offshore). 5. Kondisi eksisting kolam pelabuhan yang ditinjau adalah kondisi eksisting pada tahun 2013. 4