ABSTRAK ANALISIS MEKANISME PENGAWASAN OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN) TERHADAP PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS DI BANK BRI SYARIAH CABANG CITARUM BANDUNG) LIDYA BUDYANA PUTRI 10010210077 Kata Kunci : Pengawasan, Bank Indonesia, OJK, Peralihan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan telah melahirkan suatu lembaga yang independen yaitu Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dialihkannya fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dipastikan akan mengurangi salah satu tugas pokok Bank Indonesia (BI) sebagai pengawas perbankan. Pengalihan tersebut tentu akan berdampak pada kondisi operasional perbankan syariah termasuk BRI Syariah Cabang Citarum pada khususnya. Pengalihan pengawasan dari BI ke OJK juga berakibat pada perubahan mekanisme pengawasan terhadap Bank Syariah. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut: Bagaimana mekanisme pengawasan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) terhadap lembaga perbankan syariah (studi kasus di Bank BRI Syariah Cabang Citarum Bandung)? Dan bagaimana kendala-kendala yang dihadapi OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dalam melakukan tugas pengawasan di Bank Syariah ?. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yang bersifat deskriptif, teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara dan studi kepustakaan. Dalam hal ini penulis melakukan penelitian mengenai mekanisme pelaksanaan pengawasan yang dilakukan OJK terkait kegiatan operasional perbankan di BRI Syariah Cabang Citarum Kota Bandung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah peralihan fungsi pengawasan lembaga perbankan oleh Bank Indonesia dilakukan sesuaiamanat Undang-Undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan, kesehatan, aspek kehatihatian, dan pemeriksaan bank merupakan lingkup pengaturan dan pengawasan micro prudential yang menjadi tugas dan wewenang OJK.Dengan demikian BI akan fokus pada pengendalian inflasi dan stabilitas moneter. Mekanisme pengawasan OJK dilakukan terlebih dahulu dengan melakukan konsolidasi pada pihak Bank Indonesia dengan menyelaraskan pada perangkat serta peraturan terkait perbankan syariah yang ada. Pengawasan OJK bersifat objektif dengan melakukan koordinasi bersama Bank Indonesia tanpa melibatkan manajemen BRI Syariah.Kendala yang dihadapi OJK adalah koordinasi dengan Bank Indonesia cenderung suboptimal, kualitas SDM yang belum maksimal dalam penguasaan teori perbankan syariah dan audit, serta perangkat peraturan OJK yang belum tersosialisasikan secara komprehensif. 4