BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Antarpribadi II.1.1 Pengertian Komunikasi Antarpribadi Yang dimaksud dengan komunikasi antarpribadi adalah proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka (Cangara, 2004:31). Komunikasi berlangsung secara diadik (secara dua arah/timbal balik) yang dapat dilakukan dalam tiga bentuk, yakni percakapan, dialog dan wawancara. Percakapan berlangsung dalam suasana yang bersahabat dan informal. Komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dapat menggunakan kelima alat indra untuk mempertinggi daya bujuk pesan yang kita komunikasikan. Sebagai komunikasi yang paling lengkap dan paling sempurna, komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapan pun, selama manusia masih memiliki emosi. II.1.2 Tujuan Komunikasi Antarpribadi Adapun fungsi dari komunikasi antarpribadi adalah berusaha meningkatkan hubungan insani (human relation,) menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain (Cangara, 2004:33). Komunikasi antarpribadi dapat meningkatkan hubungan kemanusiaan di antara pihak-pihak yang berkomunikasi. Dalam hidup bermasyarakat seseorang Universitas Sumatera Utara bisa memperoleh kemudahan dalam hidupnya karena memiliki banyak sahabat. Melalui komunikasi antarpribadi, seseorang juga dapat berusaha membina hubungan yang baik, sehingga menghindari dan mengatasi terjadinya konflik dengan orang lain. II.1.3 Ciri Komunikasi Antarpribadi Komunikasi antarpribadi sebenarnya merupakan suatu proses sosial di mana orang-orang yang terlibat di dalamnya saling mempengaruhi. Sebagaimana yang dinyatakan oleh De Vito (1976) bahwa komunikasi antarpribadi merupakan pengiriman pesan-pesan dari seseorang dan diterima oleh orang lain, atau sekelompok orang dengan efek dan umpan balik yang langsung. Menurut Everet M.Rogers ada beberapa ciri komunikasi yang menggunakan saluran komunikasi antarpribadi (Alo liliweri, 1991:13) adalah: - Arus pesan yang cenderung dua arah - Konteks komunikasinya dua arah - Tingkat umpan balik yang terjadi tinggi - Kemampuan mengatasi tingkat selektivitas yang tinggi - Kecepatan jangkauan terhadap audience yang besar relatif lambat - Efek yang mungkin terjadi adalah perubahan sikap. Alo liliweri dalam bukunya komunikasi antarpribadi menyimpulkan ciriciri komunikasi antarpribadi (Alo liliweri, 1991:13) adalah: - Komunikasi antarpribadi biasanya terjadi secara spontan dan sambil lalu Universitas Sumatera Utara - Komunikasi antarpribadi tidak mempunyai tujuan terlebih dahulu, meskipun bisa saja terjadi komunikasi antarpribadi yang direncanakan. - Komunikasi antarpribadi terjadi secara kebetulan - Komunikasi antarpribadi sering kali berbalas-balasan. Komunikator dengan komunikan dalam suatu percakapan memberi dan menerima informasi secara bergantian. - Komunikasi antarpribadi menghendaki paling sedikit melibatkan hubungan dua orang dengan suasana bebas, bervariasi dan adanya keterpengaruhan. Hanya dalam suasana bebas, terbuka tanpa ada hambatan psikologis antara dua orang yang terlibat dalam komunikasi antar pribadi bisa merasa bebas menyatakan pikiran, perasaan dan perilaku. - Komunikasi antarpribadi tidak dikatakan tidak sukses jika tidak membuahkan hasil - Komunikasi antarpribadi menggunakan lambang-lambang bermakna. II.1.4 Efektivitas Komunikasi Antarpribadi Pada hakikatnya komunikasi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan komunikan, dan merupakan komunikasi paling efektif dalam mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang. Komunikasi ini bersifat dialogis yang artinya, arus balik terjadi secara langsung. Menurut Porter dan Samovar, terdapat tujuh ciri yang menunjukkan kelangsungan suatu proses komunikasi antarpribadi yaitu : melibatkan perilaku melalui pesan baik verbal maupun nonverbal; melibatkan pernyataan / ungkapan; bersifat dinamis bukan statis; melibatkan umpan balik pribadi, hubungan Universitas Sumatera Utara interaksi dan koherensi (pernyataan pesan yang harus berkaitan); dipandu oleh tata aturan yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik; meliputi kegiatan dan tindakan, serta komunikasi komunikasi antarpribadi yang melibatkan persuasi (Alo Liliweri, 1997:28). a. Pesan : mencakup pesan verbal maupun nonverbal. - Verbal : pesan/informasi berupa kata-kata/lambang yang mengandung arti. - Nonverbal : pesan selain kata-kata. Misalnya; ekspresi wajah, kontak mata, dan nada suara. b. Pernyataan ungkapan yang tergantung pada tujuan dan sasaran hubungan, situasi dan kondisi, waktu dan tempat berkomunikasi, yang dilatarbelakangi oleh alasan emosional maupun rasional c. Proses dinamis yang menunjukkan bahwa proses komunikasi antarpribadi selalu mengalami perkembangan dan kemajuan. d. Hubungan interaksi adalah setiap kegiatan yang dilakukan di mana guru dan siswa terlibat di dalamnya; baik di dalam kelas maupun di luar kelas. e. Tata aturan, meliputi tatanan intrinsik maupun ekstrinsik. - Tatanan intrinsik : tata aturan sebagai standardisasi perilaku yang sengaja dikembangkan dalam pelaksanaan komunikasi antarpribadi. - Tatanan ekstrinsik : tata aturan yang timbul akibat pengaruh pihak ketiga atau situasi dan kondisi sehingga komunikasi antarpribadi harus diperbaiki. Universitas Sumatera Utara f. Kegiatan dan tindakan yaitu keadaan dimana komunikator dengan komunikan harus bersama-sama menciptakan kegiatan tertentu yang mengesankan bahwa mereka selalu berkomunikasi antarpribadi. g. Tindakan persuasi : komunikasi antarpribadi bertujuan untuk mengubah cara berpikir, pandangan dan wawasan, perasaan, sikap dan tindakan komunikan. Komunikasi antarpribadi mempunyai peranan cukup besar untuk mengubah sikap. Hal itu karena komunikasi ini merupakan proses penggunaan informasi secara bersama. Komunikasi berlangsung efektif apabila kerangka pengalaman peserta komunikasi tumpang tindih, yang terjadi saat individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima dari lingkungannya. Di masa lalu pendekatan komuniksi antarpribadi ditekankan pada situasi dua orang atau kelompok kecil. Dengan adanya perubahan perspektif tentang bagaimana komunikasi berlangsung, pendekatan komunikasi antarpribadi berubah menjadi bersifat hubungan yang terjalin di antara individu. Keefektifan hubungan antarpribadi adalah taraf seberapa jauh akibatakibat dari tingkah laku kita sesuai dengan yang kita harapkan. Bila kita berinteraksi dengan orang lain, biasanya kita ingin menciptakan dampak tertentu, merangsang munculnya gagasan tertentu, menciptakan kesan tertentu, atau menimbulkan reaksi-reaksi perasaan tertentu dalam diri orang lain. Terkadang orang memberikan reaksi terhadap tingkah laku dengan cara yang sangat berbeda dari yang kita harapkan. Keefektifan dalam hubungan antarpribadi ditentukan oleh kemampuan kita untuk mengkomunikasikan secara jelas tentang apa yang ingin Universitas Sumatera Utara kita sampaikan, menciptakan kesan yang kita inginkan, atau mempengaruhi orang lain sesuai kehendak kita. II.2 Komunikasi Tatap Muka II.2.1 Pengertian Komunikasi Tatap Muka Komunikasi tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Setiap bidang dalam kehidupan manusia dilakukan dengan cara berkomunikasi, baik verbal maupun nonverbal; baik secara langsung (tatap muka) maupun secara tidak langsung (menggunakan perantara). Bahkan ketika manusia hendak berhubungan dengan orang lain pun menggunakan komunikasi. Komunikasi berasal dari bahasa Latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya” (Cangara, 2008:18). Apabila ditinjau dari segi media, maka ada dua bentuk proses komunikasi, yakni komunikasi bermedia dan tidak bermedia. Akan tetapi banyak orang yang lebih menyukai komunikasi tidak bermedia atau komunikasi tatap muka daripada melalui media, misalnya telepon, surat, dan lain-lain. Komunikasi tatap muka atau komunikasi langsung merupakan jenis komunikasi tradisional yang paling tua seumur kehidupan manusia sekaligus yang paling utama. Komunikasi tatap muka tetap mempunyai kelebihan antara lain karena para peserta langsung mengadakan kontak pribadi, saling menukar informasi, Universitas Sumatera Utara saling mengontrol perilaku antarpribadi karena jarak dan ruang antara komunikator dan komunikan sangat dekat. Akibatnya, komunikasi tatap muka selalu memuaskan kedua belah pihak. Kegiatan komunikasi tatap muka merupakan suatu dinamika hubungan antarpribadi dalam waktu dan ruang sebagai wujud keberadaan serta aktivitas manusiawi. Dinamika hubungan antarpribadi itu menyebabkan setiap orang selalu berusaha menarik orang lain agar memasuki area pengaruh komunikasi, area pengalaman, dan area rujukan kepribadian. Komunikasi tatap muka merupakan komunikasi yang dinamis yang dimulai melalui kesan pertama yang menarik perhatian. Tradisi mengajarkan bahwa komunikasi antar pribadi melalui tatap muka mempunyai keuntungan yakni para komunikator dan komunikan dapat melibatkan komunikasi verbal sekaligus nonverbal, ekspresi fasial, jarak fisik, perilaku paralinguistik dengan sempurna. Kenyataannya komunikasi tatap muka dapat membuat manusia lebih akrab dengan sesamanya (Mulyana, 2005:73). Kegiatan komunikasi tatap muka yang dilakukan dengan sesama individu merupakan suatu gerakan yang terus menerus dalam waktu dan ruang sebagai wujud keberadaan dan hubungan yang aktif dengan orang lain. Dalam proses seperti ini, komunikasi tatap muka selalu berusaha saling menarik lawannya untuk memasuki area pengaruh komunikasi, area pengalamannya II.2.2 Komunikasi verbal dalam konteks Komunikasi Tatap Muka Komunikasi verbal adalah bentuk yang paling umum digunakan dalam kegiatan berkomunikasi sehari-hari. Yang dimaksud dengan komunikasi verbal Universitas Sumatera Utara adalah komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara oral atau lisan maupun secara tulisan. Komunikasi verbal merupakan karakteristik khusus dari manusia. Tidak ada mahluk lain yang dapat menyampaikan bermacam-macam arti melalui katakata. Melalui kata-kata tersebut, seseorang dapat menyampaikan / menyatakan ide yang lengkap secara kompeherensif dan tepat. Selain itu, melalui kata-kata seseorang juga dapat menyatakan perasaan serta pikiran kepada orang lain. Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi lisan dan komunikasi tulisan. Komunikasi lisan dapat didefenisikan sebagai suatu proses di mana seorang pembicara (komunikator) berinteraksi secara lisan dengan pendengar (komunikan) untuk mempengaruhi tingkah laku komunikan. Komunikasi lisan dapat terjadi dalam bentuk percakapan interpersonal (secara langsung berupa tatap muka), atau dapat juga secara tidak langsung melalui media berupa telepon, radio, televisi, dan lain-lain. Sedangkan komunikasi tulisan merupakan suatu proses komunikasi yang menggunakan bantuan media perantara dalam penyampaian pesan. Media perantara yang dimaksud di sini misalnya kertas, berupa surat, buku, gambar, laporan, serta memo. Komunikasi tertulis ini juga merupakan cara untuk merekam bahasa yang terucapkan (lisan) dengan membuat tanda-tanda pada kertas maupun pada lembaran lainnya. Penulisan seperti ini memungkinkan manusia untuk merekam dan menyimpan pengetahuan sehingga dapat digunakan di masa depan atau ditransmisikan kepada generasi-generasi berikutnya. Bahasa verbal terdiri dari simbol-simbol, dan suara yang dapat mewakili benda, perasaan, serta gagasan. Salah satu karakteristik unik manusia adalah Universitas Sumatera Utara kecakapan dan kemampuannya dalam menggunakan suara dan tanda sebagai pengganti benda / objek serta perasaan. Dalam pengertian yang paling mendasar, bahasa adalah suatu sistem simbol yang telah diatur, disepakati serta telah dipelajari bersama, yang digunakan untuk mewakili pengalaman-pengalaman dalam suatu komunitas tertentu. II.2.3 Komunikasi Nonverbal Dalam Konteks Komunikasi Tatap Muka Komunikasi nonverbal sama pentingnya dengan komunikasi verbal karena keduanya saling bekerja sama dalam kelangsungan proses komunikasi. Dengan adanya komunikasi nonverbal dapat memberikan penekanan, pengulangan, melengkapi, serta mengganti komunikasi verbal, sehingga lebih mudah ditafsirkan maksudnya. Komunikasi nonverbal memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, walaupun hal ini sering kali tidak disadari. Baik secara sadar maupun tidak sadar, dengan maksud maupun tidak dengan maksud, kita mengirim dan menerima pesan nonverbal. Bahkan kita membuat penilaian dan keputusan berdasarkan komunikasi nonverbal tersebut. Yang dimaksud dengan komunikasi nonverbal adalah penciptaan dan pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata-kata seperti komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap tubuh, kontak mata, ekspresi muka, kedekatan jarak dan sentuhan. Atau dapat juga dikatakan bahwa semua kejadian di sekeliling situasi komunikasi yang tidak berhubungan dengan kata-kata yang diucapkan atau dituliskan. Dengan komunikasi nonverbal orang dapat mengekspresikan perasaannya melalui ekspresi wajah dan nada atau kecepatan berbicara. Universitas Sumatera Utara Arti dari suatu komunikasi verbal dapat diperoleh melalui hubungan antara komunikasi verbal dan nonverbal. Atau dengan kata lain komunikasi verbal akan lebih mudah diinterpretasikan maksudnya dengan melihat tanda-tanda nonverbal yang mengiringi komunikasi verbal tersebut. Komunikasi nonverbal juga dapat memperkuat atau menyangkal pesan verbal. Bila ada ketidaksejajaran antara komunikasi verbal dengan nonverbal, orang lain khususnya akan lebih percaya pada komunikasi nonverbal yang menyertainya. Komunikasi nonverbal mempunyai fungsi tertentu dalam proses komunikasi verbal. Fungsi utamanya tersebut adalah sebagai pengulangan, pengganti, memberikan penekanan, dan memperdayakan. Ada beragam gerakan tubuh manusia yang dapat dibuat sebagai signal dalam komunikasi nonverbal. Diantaranya adalah yang berhubungan dengan suara manusia atau vokalik, gerakan badan seperti kepala, mata, tangan, kaki, sentuhan, sikap badan, penggunaan ruang atau jarak dan penggunaan waktu. a. Vokalik Yang dimaksud dengan vokalik adalah tingkah laku nonverbal yang berupa suara, yang tidak merupakan kata-kata. Berdasarkan vokalik, kita dapat membuat banyak pertimbangan mengenai apa yang dikatakan oleh seseorang. Atau dapat juga dikatakan tanda-tanda yang diciptakan dalam proses mengucapkan pesan, selain dari kata-kata itu sendiri. Yang termasuk ke dalam vokalik ini adalah : Universitas Sumatera Utara - Kualitas suara, yang berkenaan dengan pengontrolan vokal, turun naik suara, pengontrolan nada suara, pengucapan kata dengan jelas, gema suara dan kecepatan berbicara. - Karakteristik vokal, seperti tertawa, menangis, berbisik, keluh kesah, menguap. - Pemberian sifat vokal, intensitas, tinggi suara dan luas suara. - Pemisahan vokal dan perbedaan diam serta gangguan suara. b. Bahasa badan Yang masuk kategori bahasa badan adalah ekspresi muka, pandangan mata, gerakan isyarat dengan menggunakan tangan, bahu, kepala dan kaki, sentuhan serta sikap badan. - Ekspresi muka Ekspresi muka merupakan sumber informasi yang menggambarkan keadaan emosional seseorang seperti perasaan takut, marah, jijik, muak, sedih, ataupun gembira. Dengan memperhatikan isyarat atau tanda pada muka tersebut, orang dapat memprediksi bagaimana perasaan orang lain pada saat itu. Interpretasi ini akan menjadi kuat bila diiringi pesan verbal yang sejalan maksudnya dengan pesan yang dapat dibaca pada muka. - Pandangan mata Dari pandangan mata dapat diketahui bagaimana sikap seseorang, apakah dia siap untuk berinteraksi. Pandangan mata akan membantu menangkap ide yang dibicarakan dan juga memperlihatkan minat serta perhatian. Universitas Sumatera Utara - Gestur dan gerakan isyarat Yang dimaksud dengan gerakan isyarat adalah gerakan badan, kepala, tangan, dan kaki yang dimaksudkan menyampaikan pesan tertentu. Gerakan isyarat mempunyai peranan penting dalam komunikasi karena dapat merupakan pengganti dan pelengkap bahasa verbal. - Sentuhan Sebagai salah satu cara berhubungan dengan orang lain yang masih bersifat primitif adalah melalui sentuhan. Sentuhan mempunyai aspek yang kritis dalam komunikasi. Sentuhan juga memainkan peranan yang penting dalam memberikan dorongan, pernyataan kehalusan budi, sokongan emosional dan bahkan lebih mempunyai kekuasaan daripada kata-kata. Sentuhan dapat mengkomunikasikan banyak pesan, di antaranya menunjukkan rasa sosial dan sopan seperti; bersalaman dengan orang lain. Walaupun sentuhan bisa mengkomunikasikan bermacam-macam pesan tetapi mungkin menimbulkan kesalahan dalam menginterpretasikannya karena adanya faktor-faktor yang ikut menentukan, seperti suku bangsa, status, dan kebudayaan dari orang yang menyampaikan pesan. Bentuk sentuhan yang sama bisa saja mempunyai arti yang berbeda bagi suatu kelompok lain. - Sikap tubuh Sikap tubuh juga merupakan satu tanda nonverbal dalam komunikasi. Pesan yang disampaikan dengan sikap tubuh sebenarnya merupakan kunci perasaan rileks atau tegang. Dengan melihat sikap tubuh seseorang pada saat berkomunkasi, kita dapat memperoleh gambaran mengenai perasaan yang melatarbelakangi orang tersebut. Universitas Sumatera Utara c. Penggunaan ruang atau jarak Penggunaan ruang atau jarak memainkan peranan tertentu dalam komunikasi manusia. Edward Hall telah banyak memperluas pemahaman tentang cara penggunaan ruang dalam komunikasi tatap muka. Hall mengemukakan bahwa ada empat macam jarak yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu jarak yang menunjukkan keintiman, jarak pribadi atau personal, jarak sosial, dan jarak umum. Dia mengatakan bahwa kita memilih jarak tertentu tergantung kepada bagaimana perasaan kita terhadap orang lain dalam konteks pembicaraan dan tujuan pribadi kita. d. Penggunaan waktu Studi dari Goldhaber memperlihatkan bahwa kualitas informasi dari kebanyakan sumber utama dapat berkurang karena ketepatan waktunya kurang baik. II.3 Teori Self Disclosure Pembukaan diri atau self disclusure adalah mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi tentang masa lalu yang relevan atau yang berguna untuk memahami tanggapan kita di masa kini. Tanggapan terhadap orang lain atau terhadap kejadian tertentu lebih melibatkan perasaan. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan. Universitas Sumatera Utara Membuka diri tidak sama dengan mengungkapkan detail-detail intim dari masa lalu. Mengungkapkan hal-hal yang sangat pribadi dapat menimbulkan perasaan intim dan kedekatan. Hubungan sejati terbina dengan mengungkapkan reaksi kita terhadap berbagai kejadian yang kita alami bersama atau terhadap apa yang dikatakan atau dilakukan oleh lawan komunikasi kita. Teori ini sering juga disebut teori “Johari Window” yang dianggap sebagai dasar untuk menjelaskan dan memahami interaksi antar pribadi secara manusiawi. Garis besar model teori ini dapat dilihat dalam gambar berikut ini : Saya tahu Saya tidak tahu Orang lain tahu 5. TERBUKA 6. BUTA Orang lain tidak tahu 7. TERSEMBUNYI 8. TIDAK DIKENAL Jendela Johari terdiri dari empat bingkai. Masing-masing bingkai berfungsi menjelaskan bagaimana tiap individu mengungkapkan dan memahami diri sendiri dalam kaitannya dengan orang lain. Asumsi Johari bahwa jika setiap individu bisa memahami diri sendiri maka dia bisa mengendalikan sikap dan tingkah lakunya di saat berhubungan dengan orang lain. Bingkai 1, menunjukkan orang yang terbuka terhadap orang lain. Johari menyebutkan “bidang terbuka”, suatu bingkai yang paling ideal dalam hubungan dan komunikasi antar pribadi. Bingkai 2, adalah bidang buta, merupakan keadaan orang yang tidak mengetahui banyak hal tentang dirinya sendiri namun orang lain mengetahui banyak hal tentang dia. Bingkai 3, disebut bidang tersembunyi yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal diketahui diri sendiri namun tidak Universitas Sumatera Utara diketahui orang lain. Bingkai 4, disebut bidang tidak dikenal yang menunjukkan keadaan bahwa berbagai hal tidak diketahui diri sendiri dan orang lain. Model Jendela Johari dibangun berdasarkan delapan asumsi yang berhubungan dengan perilaku manusia. Asumsi-asumsi itu menjadi landasan berpikir, antara lain adalah: - Asumsi pertama, pendekatan terhadap perilaku manusia harus dilakukan secara holistik. Artinya kalau kita hendak menganalisis perilaku manusia maka analisis itu harus menyeluruh sesuai konteks dan jangan terpenggalpenggal. - Asumsi kedua, apa yang dialami seseorang atau sekelompok orang hendaklah dipahami melalui persepsi dan perasaan tertentu, meskipun pandangan itu bersifat subjektif. - Asumsi ketiga, perilaku manusia lebih sering emosional bukan rasional. Pendekatan humanistik terhadap perilaku sangat menekankan betapa pentingnya hubungan antara faktor emosi dengan perilaku. - Asumsi keempat, setiap individu atau sekelompok orang sering tidak menyadari bahwa tindakan-tindakannya dapat menggambarkan perilaku individu atau kelompok tersebut. Setiap individu atau kelompok perlu meningkatkan kesadaran sehingga mereka dapat mempengaruhi dan dipengaruhi orang lain. - Asumsi kelima, faktor-faktor yang bersifat kualitatif misalnya derajat penerimaan antarpribadi, konflik, kepercayaan antarpribadi merupakan faktor penting yang mempengaruhi perilaku manusia. Universitas Sumatera Utara - Asumsi keenam, aspek yang terpenting dari perilaku ditentukan oleh proses perubahan perilaku bukan oleh struktur perilaku yang selalu mengutamakan tema-tema perubahan dan pertumbuhan perilaku manusia. - Aspek ketujuh, di mana kita dapat memahami prinsip-prinsip yang mengatur perilaku melalui pengujian terhadap pengalaman yang dialami individu. Asumsi ini mengingatkan kita bahwa orientasi fenomenologis terhadap perilaku manusia melalui pengamatan empiris dari berbagai pengalaman masih lebih kuat daripada sekedar mengabstraksi perilaku manusia semata. - Asumsi kedelapan, perilaku manusia dapat dipahami dalam seluruh kompleksitasnya bukan dari sesuatu yang disederhanakan. Asumsi ini berkaitan erat dengan asumsi pertama yang menganjurkan suatu pendekatan yang holistik terhadap perilaku manusia. II.4 Motivasi Belajar II.4.1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari bahasa Latin movere yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu (KBBI, 2005:756). Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono, motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya semua orang mempunyai kemampuan untuk belajar, akan tetapi tidak semua orang belajar. Seseorang belajar karena ada dorongan, ada motif pada dirinya, atau dimotivasi oleh orang lain. Orang lain itu termasuk guru, dimana salah satu tugas guru yang utama adalah dengan segala macam cara yang dapat dilakukannya mampu membantu siswa agar ia dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan menurut kurikulum. Motif adalah dorongan, hasrat, keinginan, atau tenaga penggerak lainnya yang berasal dari diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah penggerakan atau kegiatan untuk menggerakkan dorongan yang terdapat pada diri seseorang untuk melakukan sesuatu. Seseorang mungkin mampu untuk melakukan sesuatu, tetapi tidak akan melakukannya apabila tidak ada motif pada dirinya atau tidak dimotivasi. Motivasi adalah suatu prasyarat yang amat penting dalam belajar. Gedung dibuat, guru disediakan alat belajar lengkap dengan harapan supaya siswa masuk sekolah dengan bersemangat. Tetapi semua itu akan sia-sia jika siswa tidak ada motivasi untuk belajar. Motivasi dalam belajar tidak lagi merupakan suatu energi yang menggerakkan siswa untuk belajar tetapi juga sebagai sesuatu yang menggerakkan aktivitas siswa kepada tujuan belajar. Menurut Anderson C. R. Dan Faust G. W. motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik peningkatan belajar siswa yang menyangkut pengetahuan, ketrerampilan, kemampuan, serta disiplin. Siswa yang memiliki motivasi tinggi dalam belajar menampakkan minat yang besar dan perhatian yang penuh terhadap tugas-tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak mungkin energi fisik maupun psikis terhadap kegiatan, tanpa mengenal perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi rendah, maka Universitas Sumatera Utara menampakkan keengganan, cepat bosan dan berusaha menghindar dari kegiatan belajar. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Hal ini merupakan pertanda bahwa sesuatu yang akan dikerjakan itu tidak menyentuh kebutuhannya. Segala sesuatu yang menarik minat orang tertentu selama sesuatu itu tidak bersentuhan dengan kebutuhannya. Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya merupakan motivasi instrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Namun, seseorang yang tidak mempunyai keinginan untuk belajar, dorongan dari luar dirinya merupakan motivasi ekstrinsik yang diharapkan. Oleh karena itu, motivasi ekstrinsik diperlukan bila motivasi instrinsik tidak ada dalam diri seseorang sebagai subjek belajar. II.4.2 Jenis Motivasi Setiap individu yang dilahirkan pada hakekatnya telah membawa dorongan-dorongan atau motif-motif tertentu khususnya. Motif yang berhubungan dengan kelangsungan hidup individu tersebut. Namun motivasi bukan hanya sekedar motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup atau organisme saja, tetapi di samping itu masih ada motivasi lain untuk mengkaji lebih luas, bentuk ini diungkapkan jenis-jenis motivasi yaitu: - Motivasi yang didasarkan pada motif dasar - Motivasi yang didasarkan pada motif yang dipelajari. Universitas Sumatera Utara Belajar memerlukan motivasi. Motivasi merupakan suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan, termasuk belajar. Adapun ciri motivasi belajar siswa adalah giat belajar, sering mengulang pelajaran, sering berdiskusi, dan lain sebagainya. Secara umum motivasi terbagi atas 2 (dua) yaitu instrinsik dan ekstrinsik. a. Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik bila siswa menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi belajar. Siswa belajar karena ingin mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang dipelajatinya. Motivasi ekstrinsik bukan berarti motivasi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam pendidikan. Motivasi ekstrinsikjuga diperlukan agar siswa mau belajar. Berbagai macam cara dilakukan agar siswa termotivasi untuk belajar. Guru yang berhasil mengajar adalah guru yang pandai membangkitkan minat siswanya dalam belajar, dengan memanfaatkan motivasi ekstrinsik dalam berbagai bentuk. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Misalnya seseorang akan giat belajar karena diberitahu bahwa sebentar lagi ada ujian; orang akan membaca sesuatu karena diberitahu bahwa hal itu harus dilakukannya sebelum dia dapat melakukan pekerjaan dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Motivasi instrinsik Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik bila tujuannya inheren dengan situasi belajar dan bertemu dengan kebutuhan serta tujuan anak didik untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi, hadiah, dan sebagainya. Perlu ditegaskan bahwa siswa yang memiliki motivasi instrinsik cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan, mempunyai keahlian dalam bidang tertentu. Gemar belajar adalah aktivitas yang tak pernah sepi dari kegiatan siswa yang memiliki motivasi instrinsik. Dorongan untuk belajar bersumber pada kebutuhan, yang berisikan keharusan untuk menjadi orang terdidik dan berpengetahuan. Motivasi instrinsik adalah motivasi yang berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Memang dari dalam diri individu itu sendiri telah ada dorongan tersebut. Misalnya orang yang gemar membaca dan tidak usah ada yang mendorongnya dalam mencari buku untuk dibacanya; orang yang rajin serta bertanggung jawab tidak hanya menanti komando atau perintah untuk memulai kegiatan belajarnya Universitas Sumatera Utara