BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Α. Kajian Pustaka
1.
Pengertian Pemasaran
Dalam bidang ekonomi, istilah pemasaran menjadi kata yang tidak dapat
dihindari. Oleh karena itu banyak pengertian pemasaran menurut para ahli yang
terus bermunculan. Secara umum pemasaran atau marketing
bisa diartikan
sebagai berbagai macam cara yang dilakukan oleh sebuah perusahaan dalam
menjual produk-produknya. Ada juga yang mengartikan pemasaran sebagai usaha
promosi atau cara perusahaan dalam mempengaruhi konsumen agar mau membeli
produk yang dijualnya.
Tetapi sebenarnya pengertian pemasaran bisa lebih luas dari dua pengertian
umum tersebut. Apalagi pemasaran semakin berkembang mengikuti zaman.
Segala macam barang dan jasa saat ini dipasarkan dengan berbagai macam cara
yang menarik. Berikut ini adalah pendapat ahli tentang pengertian pamasaran
yaitu: Asosiasi Pemasaran Amerika dalam Kotler dan Keller (2009:6)
mengemukakan definisi formal pemasaran yaitu satu fungsi organisasi dan
seperangkat
proses
untuk
menciptakan,
mengkomunikasikan
iklan
dan
menyerahkan kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara
yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Pemasaran menurut
Daryanto (2011:1) adalah “suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan
kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan,
9
10
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”. Pemasaran,
menurut (Venkatesh & Penaloza) dalam Tjiptono (2008:4) adalah “serangkaian
aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk menstimulasi permintaan atas produk
atau jasa dan memastikan bahwa produk atau jasanya dapat dijual serta sampai
kepada para pelanggannya”. Oleh karena itu,
pemasaran memainkan peranan
penting dalam pengembangan strategi. Manajemen pemasaran adalah proses
perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta
penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang
memenuhi sasaran individu dan organisasi.
Kemudian Oesman (2010:19) berpendapat bahwa : "Pemasaran adalah suatu
fungsi secara organisasi dan seperangkat proses dari penciptaan, komunikasi dan
penyampaian nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola kerelasian pelanggan
dengan cara yang bermanfaat baik bagi organisasi maupun bagi stakeholders."
Defenisi pemasaran yang dikemukakan oleh ahli tersebut dapat diketahui bahwa
pemasaran merupakan suatu sistem dari kegiatan bisnis yang saling berhubungan
dan ditujukan untuk merencanakan, mendistribusikan dan
mempromosikan
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahaan untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan konsumen.
2.
Pengertian periklanan
Setiap hari kita dijejali oleh ratusan tampilan iklan, baik ditelevisi, radio,
surat kabar, majalah atau media yang lainnya. Ada iklan yang menarik, kurang
menarik atau bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat
11
akan iklan yang tidak menarik tersebut. Nampaknya iklan dipercayai sebagai cara
untuk mendongkrak penjualan oleh kebanyakan pengusaha yang punya anggaran
yang besar untuk kegiatan promosi. (Subagyo 2010:137)
Definisi standar dari periklanan biasanya mengandung enam elemen.
Pertama, periklanan adalah bentuk informasi bentuk komunikasi yang dibayar,
walaupun beberapa bentuk periklanan seperti iklan layanan masyarakat, biasanya
menggunakan ruang khusus yang gratis, atau walaupun harus membayar tapi
dengan jumlah yang sedikit. Kedua, selain pesan yang disampaikan harus dibayar,
dalam iklan juga terjadi proses identifikasi sponsor. Iklan bukan hanya
menampilkan pesan mengenai kehebatan produk yang ditawarkan, tapi juga
sekaligus menyampaikan pesan agar konsumen sadar mengenai perusahaan yang
memproduksi produk yang ditawarkan itu, sehingga kita sering mendengarkan
atau melihat iklan yang selain menawarkan produknya tapi juga menyampaikan
siapa produsen. Maksud utama kebanyakan iklan adalah untuk membujuk atau
mempengaruhi konsumen untuk melakukan sesuatu pembelian.
Dalam iklan, pesan dirancang sedemikian rupa agar bisa membujuk atau
mempengaruhi konsumen. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen
merupakan elemen ketiga dalam definisi periklanan. Keempat, periklanan
memerlukan media massa sebagai media penyampai pesan. Media massa
merupakan sarana untuk menyampaikan pesan kepada audiens sasaran.
Penggunaan media massa ini menjadikan periklanan mempunyai sifat bukan
pribadi (non personal). Sifat non personal ini merupakan elemen kelima dalam
definisi periklanan. Elemen keenam adalah audiens. Dalam perancangan iklan,
12
harus jelas ditentukan kelompok konsumen yang akan jadi sasaran pesan. Tanpa
identifikasi audiens yang jelas, pesan yang disampaikan dalam iklan tidak akan
efektif. Subagyo (2010:136)
Menurut Machfoedz (2010:139) bahwa : "Iklan adalah segala bentuk
penyajian informasi dan promosi secara tidak langsung yang dilakukan oleh
sponsor untuk menawarkan ide, barang atau jasa." Subagyo ( 2010:136)
mengemukakan bahwa : "Iklan adalah promosi produksi atau pelayanan non
individu yang dilakukan oleh sponsor/perusahaan/perorangan tertentu yang bisa
diidentifikasi dan yang membayar biaya komunikasi."
Dari kedua definisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklan merupakan
suatu bentuk komunikasi massa; radio, surat kabar, majalah dan sebagainya.
Sehingga advertising mempunyai sifat non personal dan merupakan suatu alat
untuk mempromosikan produk dan jasa tanpa mengadakan kontak langsung serta
pemasang iklan harus membayar dengan tarif tertentu yang berlaku.
3.
Sikap konsumen terhadap iklan
Sikap konsumen terhadap iklan merupakan sikap suka atau tidak suka
konsumen terhadap stimulus iklan tertentu pada saat penayangan iklan. Sikap
konsumen terhadap iklan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang meliputi :
isi pesan iklan, pengaruh suatu iklan terhadap suasana hati dan emosi konsumen.
Faktor-faktor tersebut sudah terbukti dapat mempengaruhi sikap konsumen
terhadap merek baik dalam kondisi keterlibatan konsumen yang rendah atau tinggi
13
dalam melakukan keputusan merek maupun konsumen yang sudah mengenal atau
belum mengenal merek. (Simamora, 2008:173).
Dalam menilai sikap konsumen terhadap sebuah iklan, para peneliti
menemukan bahwa sangatlah penting membedakan antara mengukur evaluasi
kognitif terhadap iklan dan respon afektif terhadap iklan. Evaluasi kognitif
mencakup penilaian tentang iklan apakah iklan tersebut bersifat humoris atau
informatif. Respon afektif mencakup pengalaman dari pemaparan sebuah iklan
seperti suasana takut, tersenyum atau gelak tawa (Simamora 2008:173).
Pada saat situasi keterlibatan konsumen tinggi dalam pembelian suatu produk
maka faktor-faktor sentral seperti argumen pesan iklan atau isi informasi, dari
suatu iklan, sangat berperan dalam mempengaruhi konsumen. (Simamora,
2008:177).
4.
Pengaruh Iklan terhadap keputusan pembelian
Dalam penelitian terdahulu Dimas Aditya Pradana dan Radityo Putro
Handrito, SE. MM (2012:14) penelitiannya dengan judul “Pengaruh Iklan,
Persepsi Harga, Citra Merek, dan
Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan
Pembelian Smartphone Android Sony Xperia” (studi pada mahasiswa konsumen
pengguna ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang). Dimana variabel
iklan memiliki nilai signifikan sebesar 0,001 < 0,050 dan hasil analisis regresi
linear berganda adalah 0,192.
H1: Variabel Iklan memiliki pengaruh signifikan secara parsial terhadap
keputusan pembelian.
14
5.
Merek (Brand)
Merek adalah salah satu atribut penting dari sebuah produk yang penggun-
aannya pada saat ini sudah sangat meluas karena dengan pemberian merek pada
suatu produk berarti memberikan nilai tambah bagi produk tersebut. Dengan pemberian merek maka akan memudahkan bagi konsumen untuk membedakan produk
atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. Merek memegang peranan penting dalam penjualan suatu produk karena jika merek yang diposisikan di pasar
memiliki citra yang baik, maka hal itu akan menjadi salah satu pendorong untuk
menumbuhkan minat beli konsumen. Selain itu juga merek memungkinkan perusahaan untuk mengembangkan posisi pasar yang spesifik bagi suatu produk, misalnya dengan melepaskan suatu produk, pada posisi yang berkualitas tinggi dan
posisi ini dapat diperkuat oleh harga, saluran distribusi, dan promosi.
6.
Pengertian Merek
Merek merupakan salah satu unsur penting yang dapat membantu proses
pemasaran di suatu perusahaan, sedangkan menurut Kotler (2009:332), definisi
merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi dari
semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual untuk mendiferensiasikan barang atau jasa
dari pesaing.
7.
Pengertian Kepercayaan Merek (Brand Trust)
15
Kepercayaan merek (Brand Trust) adalah kemauan konsumen mempercayai
merek dengan segala resikonya karena adanya harapan yang dijanjikan oleh
merek dalam memberikan hasil yang positif bagi konsumen (Delgado 2005:2).
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah
mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan
tidak akan ada lagi kekecewaan (Ryan dalam E. Desi Arsita (2011:40).
Kepercayaan pada merek dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah
memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen, dimana mereka akan puas terhadap
produk tersebut. Kepercayaan akan timbul apabila konsumen telah merasakan
kepuasan karena telah mengkonsumsi atau menggunakan produk dengan merek
tertentu.
Konsumen yang merasa nyaman dan percaya karena sebuah produk, tidak
akan mudah meninggalkan atau mengganti produk tersebut dengan produk merek
lain. Oleh karena itu merek juga berperan penting untuk menjadi identitas produk
tersebut. Suatu merek harus dapat memberikan kepercayaan terhadap konsumen
bahwa merek tersebut benar-benar dapat dipercaya. Dengan dibangunnya sebuah
brand trust oleh sebuah perusahaan, maka masyarakat akan yakin bahwa produk
yang dikeluarkan oleh merek tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan dan
keinginan mereka.
Ferrinadewi (2008:152) mengemukakan, terdapat tiga aktivitas yang dapat
dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yang
dapat dirumuskan seperti pada gambar 2.1 berikut :
16
Sumber : Merek dan Psikologi Konsumen, Ferrinadewi (2008:152)
GAMBAR 2. 1
MENDAPATKAN DAN MEMPERTAHANKAN KEPERCAYAAN
Achieving result harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang
harus dipenuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. Acting with
integrity bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan dan
tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi
salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan pihak lain. Demonstrate
concern kemampuan perusahaan untuk menunjukkan perhatiannya kepada
konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian konsumen jika
menghadapi masalah dengan produk, akan menumbuhkan kepercayaan dengan
merek.
Akhirnya, yang tidak boleh dilupakan perusahaan adalah kenyataan bahwa
kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhinya janji merek.
Ketika harapan mereka tidak terpenuhi maka kepercayaan akan berkurang bahkan
hilang. Ketika kepercayaan konsumen hilang maka akan sulit bagi perusahaan
untuk menumbuhkan kembali.
17
8.
Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Dalam Penelitian Dimas Aditya Pradana dan Radityo Putro Handrito, SE.
MM (2012:15) bahwa kepercayaan merek mempengaruhi keputusan pembelian
yang dilakukan oleh konsumen. Judul penelitiannya adalah “Pengaruh Iklan,
Pesepsi Harga, Citra Merek dan Kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Android Sony Xperia”. (Studi kasus pada mahasiswa konsumen pengguna ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang). Dari hasil
penelitian dapat diketahui bahwa variabel Kepercayaan Merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian ponsel android merek Sony Xperia di Kota Malang
dengan hasil menunjukan bahwa nilai signifikansi (parsial) untuk pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian menunjukan nilai 0,000 (mendekati
nol) sehingga nilai signifikansi 0,050 maka dapat dikatakan variabel kepercayaan
merek berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian
H2: Variabel Kepercayaan Merek memiliki pengaruh signifikan secara parsial
terhadap keputusan pembelian.
9.
Pengertian Citra Merek (Brand Image)
Citra merek atau brand image pada dasarnya hasil pandang atau persepsi
konsumen terhadap suatu merek tertentu, yang didasarkan atas pertimbangan dan
perbandingan
dengan
beberapa
merek-merek
lainnya.
Citra
merek
memperlihatkan persepsi yang akurat dari suatu merek. Menurut Kotler
18
(2009:346) brand image adalah persepsi dan keyakinan yang dipegang oleh
konsumen, seperti yang dicerminkan dalam asosiasi yang tertanam dalam ingatan
konsumen. Sedangkan pengertian brand image menurut Fandy Tjiptono (2005:49)
adalah : “brand image atau brand description yaitu deskripsi tentang asosiasi dan
keyakinan konsumen terhadap merek tertentu”. Dari dua definisi tersebut, penulis
menyimpulkan citra merek adalah hal yang ada di benak konsumen mengenai
merek berdasarkan apa yang konsumen ketahui tentang merek tersebut.
Citra merek merupakan interprestasi akumulasi berbagai informasi yang
diterima konsumen (Simamora & Lim dalam E. Desi Arsita (2011:41), citra
merek (brand image) muncul bersama produk atau jasa yang sulit dibedakan, atau
menilai mutunya, atau menyampaikan pernyataan tentang pengguna. Strateginya
meliputi upaya menciptakan desain tersendiri, mengasosiasikannya dengan
pengguna selebriti, atau menciptakan citra iklan yang kuat.
Menurut Keller (2003:71), terdapat tiga faktor pendukung terbentuknya
brand image dalam keterkaitannya dengan asosiasi merek, yaitu :
a.
Favorability of brand Association/keunggulan asosiasi merek. Salah
satu faktor pembentuk brand image adalah keunggulan produk, dimana
produk tersebut unggul dalam persaingan.
b.
Strength of brand association/familiarity of brand association/
kekuatan asosiasi merek. Setiap merek yang berharga mempunyai jiwa,
suatu kepribadian khusus. Merupakan kewajiban mendasar bagi pemilik
merek
untuk
dapat
mengungkapkan,
mensosialisasikan
jiwa/kepribadian tersebut dalam satu bentuk iklan, ataupun bentuk
19
kegiatan promosi dan pemasaran lainnya. Hal itulah yang akan terus
menerus menjadi penghubung antara produk/merek dengan konsumen.
Dengan demikian merek tersebut akan cepat dikenal dan akan tetap
terjaga ditengah–tengah maraknya persaingan. Membangun popularitas
sebuah merek menjadi merek yang terkenal tidaklah mudah. Namun
demikian, popularitas adalah salah satu kunci yang dapat membentuk
brand image konsumen.
c.
Uniqueness of brand association/keunikan asosiasi merek. Merupakan
keunikan–keunikan yang dimiliki oleh produk tersebut.
Dalam
penelitian ini brand image yang akan diangkat adalah brand image dari
produk speedy. Apakah brand image ini dapat mempengaruhi
keputusan pembelian speedy di Jakarta Timur.
Tjiptono (2005:49) menyatakan bahwa brand image atau brand description
adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek
tertentu, sedangkan menurut Kotler dan Keller (2009:346) mempersepsikan citra
merek
(brand
image)
adalah
proses
dimana
seseorang
memilih,
mengorganisasikan, dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu
gambaran yang berarti.
Dengan demikian, berdasarkan penelitian dan mengacu pada unsur-unsur
brand image di atas maka dapat dianalogikan suatu pernyataan sebagai berikut:
brand image speedy yang melekat di ingatan konsumen adalah merek internet
terkenal dan memiliki desain yang berbeda.
20
10. Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian
Dalam Penelitian Luffi Sidrotul Muntaha, Handoyo Djoko W, dan Reni
Shinta Dewi (2014:6) bahwa citra merek (brand image) juga mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen. Judul penelitiannya adalah
“Pengaruh Kualitas Produk, Iklan dan Brand Image Terhadap Keputusan
Pembelian Sabun Mandi Lux Cair”. (Studi kasus pada konsumen/pengguna sabun
mandi lux cair di swalayan Gelael Mall Ciputra Semarang). Dari hasil penelitian
dapat diketahui bahwa variable citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sabun mandi Lux cair di Gelael Mall Ciputra Semaramg dengan
hasil perhitungan uji t dimana t hitung (10,611) > t table (1,948). Positif artinya
apabila citra merek positif maka keputusan pembelian semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh terlihat pada hasil perhitungan koefesien determinasi yaitu
sebesar 0,535 atau sebesar 53,5 %.
H3: Variabel Citra Merek (Brand Image) memiliki pengaruh positif terhadap
keputusan pembelian.
11. Pengertian Keputusan Pembelian
Menurut Kotler dan
Keller (2009:234) keputusan pembelian pelanggan
secara penuh merupakan suatu proses yang berasal dari semua pengalaman
mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan menyingkirkan
suatu produk.
21
Suatu proses membeli bukan sekedar mengetahui berbagai faktor yang akan
mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peran dalam pembelian dan keputusan
untuk membeli. Menurut Simamora (2008:15) terdapat lima peran yang tejadi
dalam keputusan membeli :
a.
Pemrakarsa (initiator). Orang yang pertama kali menyarankan
membeli suatu produk atau jasa tertentu.
b.
Pemberi
pengaruh
(influencer).
Orang
yang
pandangan/nasihatnya memberi bobot dalam pengambilan
keputusan akhir.
c.
Pengambilan
keputusan
(decider).
Orang
yang
sangat
menentukan sebagian atau keseluruhan keputusan pembelian,
apakah membeli, apa yang dibeli, kapan hendak membeli,
dengan bagaimana cara membeli, dan dimana akan membeli.
d.
Pembeli (buyer). Orang yang melakukan pembelian nyata.
e.
Pemakai (user). Orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
produk atau jasa.
12. Proses Keputusan Pembelian
Menurut (Kotler dan Keller, 2009:235) tahap-tahap yang dilewati pembeli
untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:
a. Pengenalan masalah
Proses membeli dimulai dengan pengenalan masalah
dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan.
22
Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan
keadaan yang diinginkan.
b. Pencarian informasi
Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari
lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila
dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan
ada
dalam
membelinya.
jangkauan,
Bila
tidak,
konsumen
konsumen
kemungkinan
dapat
akan
menyimpan
kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi
yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut. Pengaruh relatif
dari sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan
pembeli. Pada umumnya, konsumen menerima sebagian besar
informasi mengenai suatu produk dari sumber komersial, yang
dikendalikan oleh pemasar. Akan tetapi, sumber paling efektif
cenderung sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya bahkan
lebih penting dalam mempengaruhi pembelian jasa. Sumber
komersial biasanya memberitahu pembeli, tetapi sumber
pribadi membenarkan atau mengevaluasi produk bagi pembeli.
Misalnya, dokter pada umumnya belajar mengenai obat baru
cari sumber komersial, tetapi bertanya kepada dokter lain untuk
informasi yang evaluatif.
23
c. Evaluasi alternatif
Tahap dari proses keputusan membeli, yaitu ketika
konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek
alternatif dalam perangkat pilihan. Konsep dasar tertentu
membantu menjelaskan proses evaluasi konsumen. Pertama,
kita menganggap bahwa setiap konsumen melihat produk
sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan
memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut
berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masingmasing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu
himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap
merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk
total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang
berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek
berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang
menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung
pada
konsumen
dan
keputusan
pembelian.
Bagaimana
konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli
tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli
spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan
perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu
lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau
tidak sama sekali, mereka membeli berdasarkan dorongan
24
sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen
mengambil keputusan membeli sendiri, kadang-kadang mereka
bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga
untuk memberi saran pembelian. Pemasar harus mempelajari
pembeli untuk mengetahui bagaimana sebenarnya mereka
mengevaluasi alternatif merek. Bila mereka mengetahui proses
evaluasi apa yang sedang terjadi, pemasar dapat membuat
langkah-langkah untuk mempengaruhi keputusan membeli.
d. Keputusan membeli
Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek
dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya,
keputusan membeli konsumen adalah membeli merek yang
paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk
membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah
sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai
harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua adalah
faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan
dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwaperistiwa yang tak diharapkan
e. Tingkah laku pasca pembelian keputusan membeli
Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen
mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan
pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli
25
merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak
pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang
diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan,
konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan
konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan
merasa puas. Konsumen mendasarkan harapan mereka pada
informasi yang mereka terima dari penjual, teman dan sumbersumber yang lain. Bila penjual melebih-lebihkan prestasi
produknya, harapan konsumen tidak akan terpenuhi dan
hasilnya ketidakpuasan. Semakin besar antara kesenjangan
antara harapan dan prestasi, semakin besar ketidakpuasan
kosumen. Hal ini menunjukkan bahwa pembeli harus membuat
pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga
pembeli akan puas.
13. Kajian Riset Terdahulu
Dasar atau acuan yang berupa teori-teori melalui hasil berbagai penelitiam
sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data
pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan
bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan
yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Oleh karena itu, peneliti melakukan
langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa jurnal-jurnal dan tesis
seperti pada tabel 2.1 berikut :
26
TABEL 2. 1
HASIL PENELITIAN TERDAHULU
1
Peneliti : E. Desi Arista dan Sri Rahayu Tri Astuti (2011)
Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Iklan, Kepercayaan Merek, dan
Citra Merek terhadap Minat Beli Konsumen
Lokasi Penelitian : Semarang
Metode Penelitian : Regresi berganda
Hasil Penelitian :
•
Variabel Iklan (X1) yang memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,023 < 0,05 memenuhi syarat untuk menjadi variabel pendukung
minat beli. Konsumen mengemukakan bahwa iklan Telkom
Speedy menarik dan informasi yang disampaikan dalam iklan
tersebut sesuai dengan mutu produk tersebut, juga iklan
mempengaruhi minat beli Telkom Speedy.
•
Variabel kepercayaan merek (X2) menjadi variabel kedua yang
memiliki tingkat signifikansi 0,001. Nilai signifikansi tersebut
memenuhi syarat untuk menjadi variabel pendukung bagi minat
beli karena nilainya < 0,05. Konsumen percaya terhadap Telkom
Speedy karena telah menggunakan Internet Speedy selama
bertahun-tahun dan banyaknya konsumen yang menggunakan
Telkom Speedy sehingga calon konsumen ikut terdorong untuk
menggunakannya
dan
Telkom
Speedy
tidak
pernah
mengecewakan mereka karena Telkom Speedy menjaga kualitas
produk mereka. Selain itu merek Telkom Speedy sudah dikenal
diseluruh masyarakat luas.
•
Variabel citra merek (X3) memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,531 tidak memenuhi syarat < 0,05 dan tidak memiliki pengaruh
signifikan untuk menjadi syarat terhadap variabel minat beli
produk Telkom Speedy. Konsumen tidak memilih citra merek
sebagai variabel yang mendukung minat beli karena konsumen
lebih mempercayai konsumen lain tentang keunggulan dan
27
kehandalan yang telah menggunakan Telkom Speedy sehingga
konsumen lebih memutuskan menggunakan Telkom Speedy
berdasarkan pengalaman dari konsumen lain yang telah
menggunakan Telkom Speedy terlebih dahulu.
•
Variabel yang memiliki pengaruh paling besar adalah variabel
kepercayaan merek (X2) dengan tingkat signifikansi 0,001 diikuti
variabel iklan (X1) dengan tingkat signifikansi 0,023 dan
pengaruh yang paling kecil terhadap minat beli adalah variabel
2
citra merek (X3) dengan tingkat signifikansi 0,531.
Peneliti : Zimri Remalya Mawara (2013)
Judul Penelitian : Periklanan dan Citra Merek Pengaruhnya Terhadap
Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Yamaha
Lokasi Penelitian : Manado
Metode Penelitian : Analisis Linier Regresi berganda
Hasil Penelitian :
•
Periklanan dan Citra Merek berpengaruh secara simultan terhadap
keputusan pembelian kendaraan bermotor Yamaha pada PT.
Hasjrat Abadi sehingga hipotesis yang menyatakan diduga
variabel Periklanan dan Citra Merek bersama berpengaruh
terhadap keputusan pembelian dapat diterima.
•
Periklanan berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan
pembelian motor Yamaha di PT. Hasjrat Abadi. hipotesis yang
menyatakan
Periklanan
berpengaruh
terhadap
keputusan
pembelian terbukti dan dapat diterima.
•
Citra Merek berpengaruh signifikan positif terhadap keputusan
pembelian motor Yamaha Pada PT. Hasjrat Abadi. Hipotesis yang
menyatakan Citra Merek berpengaruh terhadap keputusan
pembelian terbukti dan dapat diterima.
•
3
Citra merek berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian
motor Yamaha Pada PT. Hasjrat Abadi.
Peneliti : Ahmad Baihakki Zaini (2013)
Judul Penelitian : Analisa Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan
Promosi Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pasta Gigi
28
Pepsodent Di Wilayah Jakarta Timur)
Lokasi Penelitian : Jakarta Timur
Metode Penelitian : Analisis Linier Regresi berganda
Hasil Penelitian :
•
Berdasarkan hasil uji Regresi berganda secara parsial ditemukan
bahwa seluruh variabel independen yaitu citra merek, kualitas
produk dan promosi dengan signifikan memberikan kontribusi
yang besar terhadap variabel keputusan pembelian, hasil terlihat
berdasarkan nilai signifikan berada dibawah 0,05.
•
Berdasarkan hasil uji Regresi berganda secara simultan ditemukan
bahwa seluruh variabel independen (citra merek, kualitas produk
dan promosi) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan
pembelian.
•
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa variabel kualitas produk
merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan
pembelian. hal tersebut terlihat dari nilai standardized coefficient
4
beta sebesar 0,397.
Peneliti : Vivi Alvionita Moly (2014)
Judul Penelitian : Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Nokia (Studi Kasus Toko Mars Cell
Klandasan, Balikpapan)
Lokasi Penelitian : Balikpapan
Metode Penelitian : Penelitian kuantitatif
Hasil Penelitian :
•
Terdapat pengaruh positif dan sangat signifikan antara citra merek
dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian handphone
Nokia pada konsumen toko Mars Cell Balikpapan.
•
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara citra merek dan
keputusan pembelian handphone Nokia pada konsumen toko
Mars Cell Balikpapan.
•
Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kualitas produk
dan keputusan pembelian handphone Nokia pada konsumen toko
Mars Cell Balikpapan.
29
5
Peneliti : Prescilia Nani Lestari , Drs. Pamasang S. Siburian, M. Agr, dan
Asnawati, SE, MM (2012)
Judul Penelitian : Pengaruh Iklan, Brand Trust, dan Brand Image
Terhadap Minat Beli Konsumen WiGo 4G WiMax PT. Berca Hardaya
Perkasa di Kota Balikpapan
Lokasi Penelitian : Balikpapan
Metode Penelitian : Regresi linier berganda dan Pengujian hipotesis
Hasil Penelitian :
•
Melalui pengujian secara serempak/bersama-sama (Uji F) dapat
dismpulkan bahwa iklan, brand trust, dan brand image secara
simultan mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif
terhadap variabel dependen minat beli konsumen WiGo 4G
WiMax di kota Balikpapan. Dengan demikian hipotesis pertama
diterima.
•
Secara parsial (Uji T) ternyata dari hasil penelitian membuktikan
bahwa tidak semua indikator dari variabel independen yaitu
variabel iklan, brand trust, dan brand image mempunyai pegaruh
yang positif dan signifikan terhadap variabel dependen minat beli
konsumen WiGo 4G WiMax di kota Balikpapan. Variabel iklan
disini terbukti memiliki pengaruh yang positif dan signifikan dan
yang paling dominan pengaruhnya terhadap minat beli konsumen
WiGo 4G WiMax di kota Balikpapan. Kemudian variabel brand
trust berpengaruh positif dan signifikan namun dari angka yang
ditunjukkan variabel brand trust tidak dominan, dan variabel
brand image berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap
minat beli konsumen WiGo 4G WiMax PT Berca Hardayaperkasa
6
di kota Balikpapan. Dengan demikian hipotesis ke dua diterima.
Peneliti : Riefky Prabowo (2014)
Judul Penelitian : Analisis Pengaruh Iklan, Brand Trust, dan Brand
Image Terhadap Minat Beli Konsumen Mastin Ekstrak Kulit Manggis Di
Kota Malang.
Lokasi Penelitian : Malang
Metode Penelitian : Penelitian penjelasan (explanatory research)
Hasil Penelitian :
30
•
Variabel Iklan secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Minat Beli.
•
Variabel Brand Trust secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Minat Beli.
•
Variabel Brand Image secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel Minat Beli.
•
Minat Beli dengan variabel Iklan, Brand Trust dan Brand Image
dalam penelitian ini dijelaskan dengan proporsi yang besar,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini layak
dijadikan sebagai acuan perusahaan dalam mengukur pengaruh
terkait Minat Beli konsumen.
•
Rentang usia yang memiliki minat beli terhadap produk Mastin
Ektrak Kulit Manggis adalah usia 20 dan 21 tahun.
•
Produk mastin yang baru, perusahaan yang belum populer dan
reputasi iklan mastin yang kerap menjadi bahan olokan di
masyarakat menyebabkan kepercayaan merek berbanding terbalik
7
terhadap minat beli.
Peneliti : 1. Luffi Sidrotul Muntaha, 2. Handoyo Djoko w, dan 3. Reni
Shinta Dewi (2014)
Judul Penelitian : Pengaruh Kualitas Produk, Iklan dan Brand Image
Terhadap Keputusan Pembelian Sabun Mandi Lux Cair. (Studi kasus
pada konsumen/pengguna sabun mandi lux cair di swalayan Gelael Mall
Ciputra Semarang)
Lokasi Penelitian : Semarang
Metode Penelitian : Penelitian penjelasan (explanatory research)
Hasil Penelitian :
•
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel kualitas
produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sabun
mandi Lux cair di Gelael Mall Ciputra Semarang dengan hasil
perhitungan uji t dimana t hitung (5,697) > t tabel (1,948). Positif
artinya apabila kualitas produk tinggi maka keputusan pembelian
semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh terlihat pada
31
perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar 0,294 (24,9%).
•
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel iklan tidak
berpengaruh terhadap keputusan pembelian sabun mandi Lux cair
di Gelael Mall Ciputra Semarang dengan hasil perhitungan uji t
dimana signifikansi sebesar 0,263 atau lebih besar dari 0,05 (5%).
Artinya, iklan yang dimiliki sabun Lux cair baik tinggi maupun
rendah, tidak mempengaruhi pengambilan keputusan untuk
membeli sabun mandi Lux cair di Gelael Mall Ciputra Semarang.
•
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel brand image
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sabun mandi
Lux cair di Gelael Mall Ciputra Semarang dengan hasil
perhitungan uji t dimana t hitung (10,611) > t tabel (1,948).
Positif artinya apabila brand image positif maka keputusan
pembelian semakin meningkat. Adapun besarnya pengaruh
terlihat pada hasil perhitungan koefisien determinasi yaitu sebesar
0,535 atau sebesar 53,5%.
•
Terdapat pengaruh positif antara kualitas produk, iklan dan brand
image terhadap keputusan pembelian sabun mandi Lux cair di
Gelael Mall Ciputra Semarang. Hasil ini diperkuat oleh hasil uji F
(ANOVA) yang menyatakan bahwa F hitung (39,776) > F tabel
(2,699). Positif artinya apabila kualitas produk, iklan dan brand
image yang ada saat ini ditingkatkan maka keputusan pembelian
8
juga akan semakin meningkat.
Peneliti : Rahma Tiara Hakim dan Christin Susilowati (2013)
Judul Penelitian : Pengaruh Persepsi Iklan, Kesadaran Merek, Citra
Merek terhadap Sikap pada Merek dan Keputusan Pembelian (Studi
kasus Produk Pestisida Merek Sidamethrin 50 EC).
Lokasi Penelitian : Malang
Metode Penelitian : Penelitian kausal komparatif
Hasil Penelitian :
•
Persepsi iklan berpengaruh langsung terhadap sikap pada merek.
Variabel persepsi iklan terhadap sikap pada merek menunjukkan
32
bahwa persepsi iklan berpengaruh secara positif dan signifikan
terhadap
variabel
sikap
pada
merek.
Kesadaran
merek
berpengaruh langsung terhadap sikap pada merek. Citra merek
berpengaruh signifikan terhadap sikap pada merek.
•
Sikap pada merek berpengaruh secara signifikan
keputusan
pembelian.
signifikan
terhadap
Persepsi
keputusan
iklan
terhadap
berpengaruh
pembelian.
Citra
secara
merek
berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
•
Persepsi iklan berpengaruh secara tidak langsung terhadap
keputusan pembelian melalui sikap pada merek. Citra merek
berpengaruh secara tidak langsung terhadap keputusan pembelian
melalui sikap pada merek.
•
9
Pengaruh langsung yang paling kuat mempengaruhi sikap
konsumen pada merek ialah persepsi iklan.
Peneliti : 1. Dimas Aditya Pradana, 2. Radityo Putro Handrito, SE.MM
(2012)
Judul Penelitian : Pengaruh Iklan, Persepsi Harga, Citra Merek, dan
Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan Pembelian Smartphone
Android Sony Xperia (studi pada mahasiswa konsumen pengguna ponsel
android merek sony xperia di Kota Malang).
Lokasi Penelitian : Malang
Metode Penelitian : Analisis Linier Regresi berganda
Hasil Penelitian :
•
Iklan (X1) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian (Y). Tabel
8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (parsial) untuk pengaruh
variable
iklan
terhadap
variabel
keputusan
pembelian
menunjukkan nilai 0,001, sehingga nilai signifikansi < 0.05, maka
dapat dikatakan variabel iklan berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap keputusan pembelian.
•
Persepsi Harga (X2) berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
(Y). Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (parsial) untuk
pengaruh variabel persepsi harga terhadap variabel keputusan
33
pembelian menunjukkan nilai 0,574, sehingga nilai signifikansi >
0.05, maka dapat dikatakan persepsi harga tidak berpengaruh
signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian.
•
Citra Merek (X3) berpengaruh terhadap Keputusan pembelian (Y).
Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi (parsial) untuk
pengaruh
citra
merek
terhadap
keputusan
pembelian
menunjukkan nilai 0,001, sehingga nilai signifikansi < 0.05, maka
dapat dikatakan variabel citra merek berpengaruh signifikan
secara parsial terhadap variabel keputusan pembelian.
Kepercayaan Merek (X3) berpengaruh terhadap Keputusan
pembelian (Y). Tabel 8 menunjukkan bahwa nilai signifikansi
(parsial) untuk pengaruh kepercayaan merek terhadap keputusan
pembelian menunjukkan nilai 0,000 (mendekati nol), sehingga
nilai signifikansi < 0.05, maka dapat dikatakan variabel
kepercayaan merek berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap variabel keputusan pembelian.
Β. Rerangka Pemikiran
Dari beberapa teori yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa ada
beberapa faktor-faktor penting yang mempengaruhi konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian, antara lain: Iklan, Kepercayaan Merek, dan Citra Merek.
Iklan adalah salah satu kegiatan yang digunakan untuk menginformasikan,
membujuk dan mempengaruhi konsumen. Terdapat berbagai macam perilaku
konsumen dalam melihat iklan speedy, dimana sebelum mereka melihat iklan
tersebut mereka tidak mengetahui keunggulan dan kelebihan terhadap produk
34
speedy, tetapi setelah melihat iklan speedy mereka mengetahui keunggulan dan
kelebihan terhadap produk speedy. Begitu juga dengan kepercayaan dan citra
merek yang telah mendapat kepercayaan dan citra yang baik, hal ini banyak
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk speedy.
Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan melalui model penelitian yang
disusun berdasarkan sistematika, analisis yang digunakan dalam memecahkan
masalah sebagai berikut:
GAMBAR 2. 2
MODEL PENELITIAN
Χ. Hipotesis
Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah
dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:
35
1. Diduga bahwa faktor iklan, kepercayaan merek, dan citra merek
berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Speedy di Jakarta
Timur.
2. Diduga bahwa faktor iklan berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian Speedy di Jakarta Timur.
3. Diduga bahwa kepercayaan merek berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian Speedy di Jakarta Timur.
4. Diduga bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian Speedy di Jakarta Timur.
Download