BAB II KAJIAN PUSTAKA , KERANGKA KONSEPTUAL DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Manajemen Pemasaran a. Definisi Manajemen Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak perusahaan. Dalam dunia persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut agar tetap bertahan hidup dan berkembang. Oleh karena itu seorang pemasar dituntut untuk memahami permasalahan dibidangnya dan menyusun strategi agar dapat tujuan perusahaan tersebut. Menurut Sunyoto ( 2013), pemasar adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar saran serta tujuan perusahaan. Pemasar menurut Philip Kotler (2013) adalah proses sosial dan manajerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk nilai. Definisi pemasar yang dikemukakan oleh Philip Kotler bertumpu pada suatu konsep inti pemasaran yaitu sebagai berikut: 8 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 9 a. Kebutuhan Kebutuhan manusia adalah suatu keadaan perasaan kekurangan akan kepuasan dasar tertentu. Manusia membutuhkan makanan, air , pakaian , perlindungan, keamanan, hak milik, harga diri dan beberapa hal lain untuk bisa hidup. a. Keinginan Keinginan adalah dorongan-dorongan akan pemuas tertentu dari kebutuhan yang lebih dalam. Keinginan manusia secara terus menerus dibentuk dan dibentuk kembali oleh kekuatan sosial dan kelembagaan. b. Permintaan Produk adalah sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. c. Produk Produk adalah sebagai sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan. Pentingnya suatu produk fisik bukan terletak pada kepemilikannya, tetapi pada jasa yang dapat diberikannya. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 10 d. Nilai, Budaya, dan Kepuasan Nilai adalah perkiraan tentang kemampuan total suatu produk untuk memenuhi kebutuhannya. Nilai dapat dilihat terutama sebagai kombinasi mutu, jasa dan harga yang disebut tiga serangkai nilai pelanggan. Nilai meningkat jika mutu dan layanannya meningkat serta menurun jika harganya meningkat. e. Pertukaran, Transaksi dan Hubungan Pemasaran muncul ketika orang memutuskan dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui pertukaran. Pertukaran adalah tindakan untuk memperoleh suatu objek yang diingankan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Produk diperoleh dengan cara menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Produk diperoleh dengan cara menawarkan sesuatu kepada orang lain seperti uang, barang dan jasa lain. Transaksi adalah perdagangan antara dua pihak. Transaksi menyangkut beberapa dimensi: paling tidak dua hal yang bernilai, kondisi yang disepakati, waktu kesepakatan dan tempat kesepakatan. f. Pasar Konsep pertukaran menimbulkan konsep pasar. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang sama-sama mempunyai kebutuhan atau keinginan yang mungkin ingin dan mampu terlibat dalam pertukaran untuk memuaskan kebutuhan atau keinginan. Pasar berarti tempat dimana pembeli dan penjual untuk saling menukar barang mereka. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 11 g. Pemasar dan pemasaran Pemasar adalah seseorang yang mencari sumber daya dari orang lain dan mau untuk menawarkan sesuatu yang berharga dalam pertukaran. Dalam situasi normal, pemasar adalah perusahaan yang melayani pasar pemakai akhir yang juga berhadapan dengan para pesaing. Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana masing-masing individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran dan pertukaran produk yang bernilai bagi pihaknya. Menurut Sunyoto (2013), pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa, ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapi tujuan organisasi. Pemasaran adalah suatu sistem total dari keinginan bisnis yang dirancang untuk merecanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan kinginan dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 12 2. Kualitas Produk a. Definisi Kualitas Produk Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan, dalam arti luas, produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan ( Sudaryono 2014). Menurut Kotller dan Amstrong (2008) kualitas produk menurut perkumpulan Amerika untuk kualitas (The American Society for Quality) mendifinisikan kualitas sebagai karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau tersirat/diimplikasikan. Menurut Kotler dan Keller (2008), produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar. Selain itu produk dapat pula didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya (Tjiptono, 2008). Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka produk didefinisikan sebagai kumpulan dari atribut-atribut yang nyata maupun tidak nyata, termasuk di dalamnya kemasan, warna, harga, kualitas dan merek ditambah dengan jasa dan reputasi penjualannya. Kualitas dalam pandangan konsumen adalah hal yang mempunyai ruang lingkup tersendiri yang berbeda dengan kualitas dalam pandangan produsen saat mengeluarkan suatu produk yang biasa dikenal kualitas http://digilib.mercubuana.ac.id/ 13 sebenarnya. Kualitas merupakan suatu produk dan jasa yang melalui beberapa tahapan proses dengan memperhitungkan nilai suatu produk dan jasa tanpa adanya kekurangan sedikitpun nilai suatu produk dan jasa, dan menghasilkan produk dan jasa sesuai harapan tinggi pelanggan. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudlam untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Pemasara yang tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan risiko yaitu tidak loyalnya konsumen sehingga penjualan produknya pun akan cenderung menurun. Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing. b. Dimensi Kualitas Produk Menurut Husein Umar (2005) untuk menentukan dimensi kualitas produk, dapat melalui 8 (delapan) dimensi seperti yang dipaparkan berikut ini: a. Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 14 b. Features, yaitu aspek performasi yang beguna untuk menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangannya. c. Conformance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan. d. Reliability, hal yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula. e. Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang. f. Servicability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. g. Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. h. Fit and finish, sifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 3. Kepercayaan merek ( Brand Trust) a. Definisi Kepercayaan Merek ( brand trust) Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepercayaan pada merek dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen,dimana merek akan puas terhadap produk tersebut. Kepercayaan akan timbul apabila konsumen telah merasakan kepuasaan karena telah mengkonsumsi atau menggunakan produk dengan merek tertentu. Konsumen yang merasa nyaman dan percaya karena sebuah produk, tidak akan mudah meninggalkan atau mengganti produk tersebut dengan produk merek lain. Oleh karena itu merek juga berperan penting untuk menjadi identitas produk tersebut. Karakteristik merek memainkan peran penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya terhadap suatu merek atau tidak. Merek-merek yang dikelola dengan baik dan secara professional saja yang mampu menarik perhatian konsumen serta mendorong dan menstimulti konsumen untuk melakukan pembelian bahkan keputusan pembelian ulang. Menurut Delgado (2008). Kepercayaan merek adalah harapan akan kehandalan dan intensi baik merek karena itu kepercayaan merek merefleksikan 2 (dua) hal yakni brand reliability dan brand intentions. Menurut Ferrinadewi (2008). Kepercayaan adalah sejumlah keyakinan spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang di percaya dan kemampuan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 menepati janji), benevolence (perhatian dan motivasi yang di percaya untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai mereka), competency (kemampuan pihak yang di percaya untuk melaksanakan kebutuhan yang mempercayai) dan predictability (konsistensi perilaku yang di percaya). Brand trust mewakili pengakuan bahwa nilai merek dapat di ciptakan dan di kembangkan dengan cara mengatur bebrapa aspek yang melebihi kepuasan konsumen terhadap kinerja. Menurut Delgdo dan Walzuch (2008), komponen kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subyektif atau didasarkan pada beberapa persepsi, yaitu : a. Persepsi konsumen terhadap manfaat yang dapat diberikan produk/merek. b. Persepsi konsumen akan reputasi merek, persepsi mereka pada sejauh mana konsumen dapat mengendalikan penjual dan persepsi. Suatu merek harus dapat memberikan kepercayaan terhadap konsumen bahwa merek tersebut benar-benar dapat di percaya. Dengan di bangunnya sebuah brand trust oleh sebuah perusahaan, maka masyarakat akan yakin bahwa produk-produk yang di keluarkan oleh merek tersebut akan mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka. Ferrinadewi (2008) berpendapat, terdapat tiga aktivitas yang dapat di lakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yang dapat di rumuskan sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 Achiefing Result Acting With Integriti Demonstrat ion Concern Level of Trust Gambar 2.1 Mendapatkan dan Mempertahankan kepercayaan Sumber : Ferrindadewi (2008) Jurnal Achieving result, harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen yang harus di penuhi bila ingin mendapatkan kepercayaan konsumen. Acting with integrity, bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan dan tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan pihak lain. Demonstrate Concern, kemampuan perusahaan untuk menunjukan perhatiannya pada konsumen dalam bentuk menunjukan sikap pengertian konsumen jika menghadapi masalah dengan produk akan menumbuhkan kepercayaan dengan merek. Berdasarkan pada penjelasan diatas, btand trust merupakan kepercayaan specific terhadap kinerja suatu merek yang menawarkan kehandalan dan jaminan kualitas serta mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan. Brand trust juga dapat di artikan sebagai danya sebuah http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 harapan yang tinggi bahwa suatu merek tertentu akan membawa hasil yang positif bagi para pelnggan. Brand trust di mulai dari pengalaman yang lalu dan interaksi karena perkembangannya dipengaruhi oleh proses pengalaman individu dari waktu ke waktu. Ini merangkum pengetahuan dan pengalaman para pelanggan dengan merek tersebut. Sebagai sebuah atribut pengalaman, brand trust di pengaruhi oleh evaluasi pelanggan dari kontak langsung (percobaan pemakaian) atau kontak tidak langsung (periklanan, Word of mouth) dengan merek tertentu. Dari semua kontak tersebut, sumber brand trust yang paling relevan dan penting adalah pengalaman menggunakan barang tersebut. Akhirnya, yang tidak boleh di lupakan perusahaan adalah kenyataan bahwa kepercayaan bersumber dari harapan konsumen akan terpenuhi janji merek. Ketika harapan mereka tidak terpenuhi maka kepercayaan akan berkurang bahkan hilang. Ketika kepercayaa konsumen hilang maka akan sulit bagi perusahaan untuk menumbuhkan kembali. b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepercayaan terhadap merek Sedangkan menurut Lau dan Lee (1999), Kepercayaan terhadap merek, terdiri dari tiga factor, yaitu : 1.) Brand Characteristic, berkaitan dengan kepercayaan konsumen terhadap suatu merek. Kepercayaan disini menyangkut tentang kinerja merek dapat diramalakan, mempunyai reputasi dan kompetensi merek, dengan indikator sebagai berikut : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 a.) Merek dengan reputasi tinggi, yaitu merek dengan kualitas yang baik dan mampu bersaing dengan produk lain. b.) Merek yang konsisten dengan kualitasnya, yaitu tingkat konsistensi suatu merek dengan menjaga kualitas yang sesuai dengan keinginan masyarakat. c.) Merek yang paling banyak memenuhi kebutuhan, yaitu suatu produk yang memiliki kualitas yang baik dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. 2.) Company Characteristic, yang ada di balik merek berpengaruh terhadap loyalitas merek. Karakteristik perusahaan merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap suatu produk. Karakteristik ini meliputi reputasi suatu perusahaan serta integritas perusahaan dibalik merek tersebut. Dengan indikator sebagai berikut : a.) Kepercayaan terhadap perusahaan, yaitu suatu tingkat kepercayaan konsumen ataupun pelanggan terhadap perusahaan. b.) Perusahaan tidak akan menipu pelanggan, merupkan suatu komitmen yang di pegang teguh oleh suatu peusahaan agar menciptakan loyalitas konsumen. c.) Keyakinan pelanggan terhadap produk perusahaan, merupakan wujud dari hasil suatu komitmen perusahaan perusahaan untuk melayani konsumennya dengan baik. 3.) Consumer – Brand Characteristic, merupakan totalitas pemikiran dan perasaan individu dengan acuan dirinya sebagai objek http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 sehingga seringkali dalam konteks pemasaran dianalogikan merek sama dengan orang. Konsumen sering kali berinteraksi dengan merek seolah olahmerek tersebut adalah manusia sehingga kesamaan antara konsep diri konsumen dengan merek dapat membangun kepercayaan terhadap merek, dengan indikator sebagai berikut. a.) Ada kesamaan merek dengan emosi pelanggan, yaitu antara perusahaan dengan konsumen memiliki keinginan dan tujuan yang sama. b.) Merupakan merek favorit, yaitu persepsi konsumen akan suatu merek yang di inginkan tentunya dengan kualitas yang baik. c.) Merek yang sesuai dengan kepribadian pelanggan, merupskan suatu persepi konsumen akan merek suatu produk yang di gunakan. c. Dimensi kepercayaan merek terdiri dari : 1) Brand prediktabilitas merek predictability adalah kemampuan konsumen untuk mengantisipasi dan meramalkan kinerja suatu produk. Konsumen dapat mengantisipasi kinerja produk pada setiap kesempatan penggunanya. Maksudnya, jika pada setiap kesempatan pengguna produk tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan harapan konsumen, maka kosumen akan meninggalkan merek tersebut dan sebaliknya. Prediktabilitas merek dapat meningkatkan keyakinan konsumen, karena konsumen mnegetahui bahwa http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 tidak ada sesuatu yang tidak di harapkan akan terjadi ketika menggunakan merek tersebut. (Tjahyadi, 2006) 2) Kesesuaian pada Merek Brand liking adalah perasaan suka terhadap suatu merek. Jika konsumen suka terhadap suatu merek, maka konsumen akan berniat untuk berusaha menemukan berbagai informasi tentang merek, yang nantinya akan menimbulkan perasaan yakin atau percaya bagi calon konsumen untuk mengkonsumsi merek tersebut (Tjahyadi, 2006) 3) Kompetensi Merek Brand competence adalah kemampuan suatu merek untuk memcahkan maslah konsumen dalam memenuhi kebutuhannya secara lebih baik dibandingkan produk sejenis lainnya (Tjahyadi, 2006). Konsumen dapat mengetahui kompetensi suatu merek dari penggunaan secara langsung, komunikasi word of mouth dan komunikasi yang di lakukan oleh pemasar (missal: melalui iklan) serta dengan melakukan perbandingan dengan merek lain. Ketika konsumen yakin dan percaya bahwa merek tersebut dapat memecahkan masalahnya, konsumen akan mempercayakan penangannan masalahnya pada merek tersebut. Karena merek dengan komopetensi yang tinggi akan lebih di percaya dan dipilih konsumen. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 4) Reputasi Merek Brand reputation adalah nama baik dari suatu merek. Suatu merek dapat di katakan memiliki reputasi suatu merek, tergantung pada pendapat masyarakat/konsumen menggunakan atau menkonsumsi atau berinteraksi dengan suatu produk. Reputasi merek dapat di kembangkan, bukan saja melalui advertaising dan public relation, tapi juga dipengaruhi oleh kualitas dan kinerja produk (Tjahyadi, 2006) Pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah merek memiliki reputasi baik, jika sebuah merek dapat memnuhi harapan mereka, maka reputasi merek yang baik tersebut akan memperkuat kepercayaan pelanggan (Yuswo, 2010). 5) Kepercayaan Terhadap Perusahaan Trust in the company adalah kepercayaan konsumen terhadap perusahaan yang memproduksi produk yang dibeli. Jika konsumen percaya pada perusahaan maka konsumen akan percaya pada merek atau perusahaan (Tjahyadi, 2006). Kepercayaan konsumen terhadap perusahaan dapat di pengaruhi oleh reputasi perushaan, besarnya perusahaan, penbagian informasi dan hubungan perusahaan dengan konsumen, seperti: kegiatan-kegiatan social dimasyarakat yang bertujuan untuk menampakan pertanggung jawaban sosial perusahaan dan adanya customer service pelanggan akan mempersepsikan bahwa sebuah merek memilikireputasi baik, jika sebuah merek dapat http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 memnuhi harapan mereka, maka reputasi merek yang baik tesebut akan memperkuat kepercayaan pelanggan ( Yuswo, 2010). 4. Keputusan Pembelian a. Definisi Keputusan Pembelian Menurut Kotler dan Amstrong (2008) keputusan pembelian adalah keputusan pembeli tentang merek mana yang dibeli, sementara Schiffman dan Kanuk (2010) setiap konsumen melakukan berbagai macam keputusan tentang pencarian, pembelian, penggunaan berbagai macam produk dan merk pada periode tertentu. Definisi keputusan pembelian menurut Kotler (2009. Keputusan pembelian konsumen tentang pembelian sebagai proses seseorang individu memilih,mengorganisasi dan menafsirkan masukan-masukan informasi untuk menciptakan sebuah gambaran yang bermakna tentang dunia. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dapat mempengaruhi pelanggan untuk menentukan merek mana yang akan mereka beli dan memutuskan apa yang mereka beli. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 b. Dimensi Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan terdiri dari langkah-langkah yang dijalani konsumen pada saat mereka memutuskan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melakukan keputusan. Menurut Nugroho J Setiadi (2008) “proses pembelian spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku sesudah pembelian” Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : a. Mengenali kebutuhan Proses ini dimulai saat konsumen mulai menyadari adanya masalah atau kebutuhan. Konsumen merasakan perbedaan antara yang nyata dan yang di inginkan. Kebutuhan ini disebabkan karena rangsangan internal maupun eksternal. b. Pencarian informasi Konsumen yang terdorong kebutuhannya mungkin, atau mungkin juga tidak, mencari informasi lebih lanjut. Pencarian informasi terdiri dari dua jenis menurut tingkatannya. Pertama adalah perhatian yang meningkat, yang ditandai dengan pencarian informasi secara aktif yang dilakukan dengan cara mencari informasi dari segala sumber. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat kelompok yaitu : http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 a) Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan. c. Sumber umum : media massa, organisasi konsumen d. Sumber pengalaman : penanganan, menguji, pemakaian produk Evaluasi alternatif Konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Konsumen akan mempunyai kebutuhan dan akan mencari manfaat tertentu, selanjutnya melihat kepada atribut produk. Adapun asumsi-asumsi tentang evaluasi dalam diri pembeli hingga menjadi suatu keputusan sebagai berikut : a. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. b. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. c. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. d. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut produk. e. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi. f. Keputusan Pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 Pada tahap evaluasi, konsumen membentuk referensi terhadap merek-merek yang terdapat pada perangkat pilihan. Konsumen mungkin juga membentuk tujuan membeli untuk merek yang paling disukai. g. Perilaku pasca pembelian Sesudah konsumen melakukan pembelian suatu produk yang dilakukan, konsumen akan mengalami beberapa tingkatan kepuasan atau ketidak puasan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pasar. Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian yang terdiri dari: a. Kepuasan sesudah pembelian Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembelian atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerka produk lebih endah dari harapan, konsumen akan kecewa, jika ternyata sesuai harapan, konsumen akan puas, jika melebihi harapan konsumen yang sangat puas. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 b. Tindakan-tindakan sesudah pembelian Kepuasan ketidak puasan konsumen terhadap suatu produk akan mempengaruhi perilaku selanjutnya. Jika konsumen puas, konsumen akan menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli kembali produk tersebut. c. Penggunaan dan pembuangan setelah pembelian Pemasar juga harus memantau begaimana pembeli memakai dan membuang produk. Tingkat keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh stimulus (rangsangan). Dengan perkataan lain, apakah seseorang merasa terlibat atau tidak terhadap suatu produk ditentukan apakah dia merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan pembelian produk atau jasa. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk atau jasa, dan ada juga konsumen yang mempunyai keterlibatan yang rendah atas pembelian suatu produk atau jasa. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 B. Penelitian Terdahulu Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu No Variabel Independen Kualitas produk, 1 citra merek Dependen Keputusan pembelian Praba Sulistyawati (2012) Independen Kualitas Produk, 2 Harga, Citra Merek, Dependen Keputusan Pembelian Pragita Shinta Uli Judul Penelitian Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Laptop Merek Acer di Kota Semarang Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Wardah Hasil Penelitian Variabel kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Harga, Kualitas Produk, Citra Merek Keputusan pembelian Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian Kecap Manis Merek Hipotesis yang menyatakan variabel harga,kualitas produk dan citra merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Kualitas produk, kepercayaan merek Keputusan pembelian Pengaruh Kualitas Variabel kualitas prodruk Variabel citra merek, kualitas produk dan harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian Sitorus (2013) 3 Independen Dependen Nurlisa Fivi Rahmatus Sofiyah (2015) 4 Independen Dependen Eli Ermawati(2013) Produk dan dan kepercayaan merek kepercayaan Merek terhadap Keputusan Pembelian Sabun Pencuci Rinso http://digilib.mercubuana.ac.id/ berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian 29 5 Independen product quality and overall statisfaction purchase intentions The role of perceived product quality and overall statisfaction on purchase intentions Independen Kualitas layanan, Kualitas Produk ANALISIS PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAN KEPUASAN PELANGGAN (STUDI KASUS PADA PERUMAHAN PURI MEDITERANIA SEMARANG) Dependen Keputusan pembelian,kepuasan pelanggan Dependen Rodoula tsiotsou (2012) 6 Bayu Hadyanto Mulyono, Yoestini , Rini Nugraheni, Mustofa Kamal (2013) http://digilib.mercubuana.ac.id/ the study investigated the effects of perceived product quality and overall satisfaction on purchase intentions. moreover, the direct and indirect effects of values and ivolvement on purchase intentions were studied. the study utilized the survey questionnaire and used sport shoes as the product being researched. the sample consisted of 197 student who responded to anonymous questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan kualitas layanan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan Pembelian dan Kepuasan Pelanggan. . 30 C. Rerangka Konseptual dan Pengembangan Hipotesis 1) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan, dalam arti luas, produk mencakup apa saja yang bisa dipasarkan, termasuk benda-benda fisik, jasa manusia, tempat, organisasi, dan ide atau gagasan ( Sudaryono 2014). Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan suatu standarisasi kualitas. Cara ini dimaksudlam untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaan terhadap produk yang bersangkutan. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda-beda telah mmbuktikan bahwa kualitas produk berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan oleh Praba Sulystiawati (2012) menyatakan ada pengaruh positif dan signifikan antara dimensi kualitas produk dengan keputusan pembelian. Sejalan dengan Pragita (2013) yang menyatakan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kualitas produk memberikan pengaruh secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian, H1 : Kualitas Produk Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 31 2) Pengaruh Kepercayaan Merek Terhadap Keputusan pembelian Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Kepercayaan pada merek dapat diwujudkan apabila sebuah produk telah memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen,dimana merek akan puas terhadap produk tersebut (Delgado 2008) . Karakteristik merek memainkan peran penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya terhadap suatu merek atau tidak. Merek-merek yang dikelola dengan baik dan secara professional saja yang mampu menarik perhatian konsumen serta mendorong dan menstimulti konsumen untuk melakukan pembelian bahkan keputusan pembelian ulang. Secara empiris banyak penelitian dengan latar belakang sampel yang berbeda-beda telah mmbuktikan bahwa Kepercayaan Merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian seperti yang diungkapkan oleh Eli Ernawati(2013) menyatakan lokasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keputusan pembelian. H2 : Kepercayaan Merek Berpengaruh Positif Terhadap Keputusan Pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 KUALITAS PRODUK H1 (X1) KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y) KEPERCAYAAN MEREK (X2) H2 Gambar 2.3 Rerangka Konseptual http://digilib.mercubuana.ac.id/