BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari pembahasan pada bab III dan studi kasus yang dikemukakan pada bab IV, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. 1. Obligasi bencana alam dapat digunakan untuk mengumpulkan dana pemulihan akibat bencana alam yang menimbulkan kerugian sangat besar. SPV sebagai penghimpun dana dari investor dan sponsor menginvestasikan kembali dana yang diterima ke dalam investasi yang lebih stabil selama jangka waktu tertentu. Bila terjadi bencana alam dalam kurun waktu tersebut, aliran dana dalam bentuk pembayaran kupon atau bahkan nilai pengembalian dari SPV kepada investor akan dihentikan atau dipotong untuk menutupi kerugian yang diderita sponsor. 2. Pendekatan Distribusi Inverse Gaussian dapat digunakan sebagai model agregat loss dalam obligasi bencana alam ketika data total kerugian yang memiliki suatu nilai ekstrim di saat nilai lainnya hampir semuanya kecil. 3. Nilai obligasi bencana bencana alam Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dihitung dengan metode indemnity yakni metode yang menggunakan total kerugian sebagai nilai acuannya yang didekati dengan metode Inverse Gaussian. Diperoleh bahwa nilai obligasi bencana alam tanpa kupon adalah sebesar 0.412633667 dengan nilai pokok sebesar Rp 300.000.00,00 saat jatuh tempo, namun hanya sebesar 30% dari nilai pokok jika terjadi bencana alam dengan nilai kerugian lebih dari threshold yang ditetapkan dalam kurun waktu tersebut. Di sisi lain, nilai obligasi bencana alam dengan kupon adalah sebesar 0.500197 dengan nilai pokok sebesar Rp 300.000.000,00 dan tingkat kupon sebesar 10% dari nilai pokok dimana pembayaran kupon akan otomatis berhenti ketika nilai kerugian mencapai lebih mempengaruhi nilai pokok. 80 dari threshold tersebut tanpa 81 4. Formula yang digunakan memiliki beberapa faktor dan parameter. Parameter 𝛼 dan 𝛽 pada model suku bunga Cox-Ingersoll-Ross berturutturut memberikan pengaruh yang negatif, terhadap nilai obligasi bencana alam tersebut, sedangkan parameter 𝜎 memberikan pengaruh positif. Adapun nilai suku bunga awal yang semakin tinggi akan menurunkan nilai obligasi tersebut. Selanjutnya, parameter 𝜆 dan 𝜇 dalam distribusi Inverse Gaussian, keduanya memberikan pengaruh negatif terhadap nilai obligasi bencana alam tersebut. Nilai threshold dan nilai pokok yang semakin tinggi akan menaikkan nilai obligasi bencana alam tersebut. Begitu pula dengan kenaikan nilai fraction dan tingkat kupon. Keduanya berbanding searah dengan nilai obligasi bencana alam. Di sisi lain, semakin lama waktu jatuh tempo dari obligasi tersebut akan menurunkan nilai obligasi tersebut. 5.2. Saran Berdasarkan penelitian yang dilakukan, berikut saran yang dapat diberikan. 1. Ada beberapa metode pendekatan lain yang dapat digunakan untuk menentukan model distribusi agregat kerugian, seperti metode Normal approximation, Normal Power approximation, Gamma approximation, Gamma-Inverse Gaussian approximation dan lain sebagainya. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode pendekatan lainnya tersebut untuk dapat mengetahui karakteristik dalam memilih metode pendekatan terhadap data yang dimiliki. 2. Adapun metode lain dalam penentuan harga obligasi bencana alam, seperti metode industry loss, parametrik, atau bahkan gabungan dari ketiganya. Dapat dilakukan penelitan lebih lanjut dengan metode-metode tersebut dengan mempertimbangkan jenis bencana alam, atau suku bunga lainnya yang lebih sesuai dengan kondisi saat ini. 82 3. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan pembahasan mengenai hubungan antara SPV dengan pihak sponsor dalam menentukan premi yang perlu dibayarkan dan portofolio dana yang terkumpul di SPV agar tidak merugikan SPV itu sendiri.