BAB III - Perpustakaan Universitas Mercu Buana

advertisement
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Paradigma Penelitian
Menurut Thomas Kuhn, paradigma adalah cara mengetahui realitas sosial
yang dikonstruksi oleh mode of thought atau mode of inquiry tertentu, yang
kemudian menghasilkan mode of knowing yang spesifik 30. Paradigma menurut
Bogdan dan Bilken adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang
dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan
penelitian 31
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma post-positivisme.
Post-positivisme adalah paradigma yang tidak menerima adanya hanya satu
kebenaran dan melihat interaksi antara subjek dan objek penelitian. Rich
mengemukakan ”There is no the truth nor a truth-truth is not one thing, -or even
a system. It is an increasing complexity.” Kebenaran lebih kompleks daripada
yang diduga. Pengalaman manusia begitu kompleks sehingga tidak dapat diikat
oleh suatu teori tertentu. Menurutnya teori post-positivisme harus terbuka, open
ended, nondogmatic, grounded in the circumstances of everyday life32.
30
Kuhn, Thomas. The structure of scientific revolutions (peran paradigma dalam revolusi sains), Bandung: PT.
Remaja rosdakarya. 2005
31
Moleong, M.A, Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revisi, 2014
32
Nasution. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, Bandung, Penerbit Tarsito. 1996
33
http://digilib.mercubuana.ac.id/
34
3.2 Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Penelitian deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuaan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan fenomena yang sedang di selidiki. 33
Penelitian deskriptif merupakan suatu jenis penelitian yang bertujuan
untuk menggambarkan secara cermat karakteristik dari fakta-fakta (individu,
kelompok, atau keadaan). Jenis penelitian ini hanyalah memaparkan situasi atau
peristiwa tetapi tidak mencari atau menjelaskan hubungan, dan tidak menguji
hipotesis atau membuat prediksi. Bailey pun mengemukakan, tujuan penelitian
deskriptif menurutnya adalah menyajikan gambaran lengkap mengenai setting
sosial dan hubungan-hubungan yang terdapat dalam penelitian. Hasil dari
penelitian deskriptif adalah gambaran detail mengenai subjek penelitian. 34
3.3 Metode Penelitian
33
34
Moh Nazir, Metode Penelitian, cetakan keenam, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2005, h. 54
K. D. Bailey. Methods of Social Research.New York : Simon and Schuster. 1994
http://digilib.mercubuana.ac.id/
35
Metode penelitian yang digunakan penulis adalah Studi Kasus. Menurut
Robert K. Yin 35 studi kasus adalah suatu penelitian sistematis yang menyelidiki
fenomena di dalam konteks kehidupan nyata, bilamana batas-batas antara
fenomena dan konteks tidak tampak dengan tegas, dan di mana multisumber bukti
digunakan.
Studi kasus adalah salah satu strategi penelitian di dalam ilmu sosial. Studi
kasus digunakan untuk mendapatkan data dari berbagai sumber penelitian
(observasi, artefak, arsip, dokumen, wawancara, sumber-sumber majemuk) secara
sistematik terhadap individu, kelompok, organisasi atau kegiatan.
Studi kasus dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan pengertian atau
penjelasan dari sebuah fenomena secara menyeluruh. Suatu kasus dapat terdiri
atas hubungan antar bagian-bagian yang harus dipahami dalam kontek
keseluruhan, sedangkan jika hubungan antar bagian dianggap hubungan
kausalitas, maka yang lebih penting adalah mengapa dan bagaimana itu terjadi.
Akhirnya penulis memilih metode penelitian Studi Kasus untuk meneliti
bagaimana proses strategi event Ayahbunda-Parenting Community Bazaar 2015.
3.4 Subjek Penelitian
35
K. Yin, Robert. Prof. Studi Kasus Desain dan Metode, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hal. 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
36
Subjek penelitian ini adalah tim majalah Ayahbunda yang merupakan
orang-orang terkait dengan judul penelitian yang dianggap mampu menjawab
semua pertanyaan dari penulis. Penulis akan melakukan wawancara mendalam
untuk mendapatkan data dan informasi yang terkait dengan penelitian ini.
1. Ibu Tussie Aulika sebagai Redaktur Pelaksana Event Ayahbunda
yang bertanggung jawab atas segala pelaksanaan event yang ada di
Majalah Ayahbunda. Melalui Ibu Tussie, penulis dapat mengetahui
tujuan pembuatan event, proses dan langkah-langkah dalam menyusun
perencanaan event Community Bazaar 2015 serta evaluasi dari event
tersebut.
2. Ibu Siti Rahma sebagai Head Promosi Ayahbunda yang
bertanggung jawab atas segala kegiatan promosi yang diadakan oleh
majalah Ayahbunda, termasuk event. Melalui Ibu Siti, penulis dapat
mengetahui proses dan langkah-langkah dalam menyusun perencanaan
event Community Bazaar 2015.
3. Ibu Oktavia Erdyan sebagai CO-CEO PT Terrant Citra Inovasi
(JalanjalanID & Pancadipta) selaku event organizer yang bekerja
sama dengan majalah Ayahbunda-Parenting. Melalui Ibu Via, penulis
dapat mengetahui langkah-langkah dalam menyusun event dan tentang
pelaksanaan event yang sudah direncanakan serta minat peserta
terhadap jalannya event.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
37
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1
Data Primer
a. Observasi.
Peneliti melakukan pengamatan sederhana untuk beberapa hal,
seperti proses perencanaan event dan persiapan tim majalah
ayahbunda menjelang berlangsungnya event.
b. Wawancara Mendalam.
Peneliti memperoleh data primer melalui teknik wawancara.
Peneliti membuat daftar pertanyaan sesuai dengan kebutuhan
penelitian dan disesuaikan
juga dengan
narasumber
yang
diwawancarai.
3.5.2
Data Sekunder
Studi kepustakaan atau Studi dokumentasi atau dokumen dalam
bentuk tulisan dan gambar. Peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat atau catatan.
3.6 Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan penelitian secara kualitatif.
Karena dengan kualitatif diharapkan mampu memberikan suatu penjelasan secara
http://digilib.mercubuana.ac.id/
38
menyeluruh tentang apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti dan
dilakukan dilapangan pada waktu pengumpulan data. Dalam menyeluruh tentang
apa yang tercakup dalam permasalahan yang diteliti dan dilakukan dilapangan
pada waktu pengumpulan data. Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif,
peneliti harus merasa tertarik sejak ia mulai terjun ke lapangan pertama kali,
melakukan observasi dan menyusun laporan. Dalam proses analisis, menurut
Miles dan Huberman dalam Sugiono 36 ada tiga komponen pokok yang harus
diperhatikan peneliti, yaitu:
1. Reduksi Data
Reduksi data bisa dikatakan suatu proses pemilihan, penyederhanan,
pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang didapat dari catatan – catatan
tertulis dilapangan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan –
kesimpulan finalnya ditarik dan diverifikasi.
2. Penyajian data
Merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinkan
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dengan melihat
penyajian ­ penyajian data, peneliti akan dapat memahami apa yang sedang
36
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R & D, Cetakan ke-17, Alfabeta, Bandung, 2012
http://digilib.mercubuana.ac.id/
39
terjadi dan apa yang harus dilakukan berdasarkan atas pemahaman yang
didapat dari penyajian – penyajian tersebut.
3. Menarik Kesimpulan / Verifikasi
Penulis yang berkompeten akan menangani kesimpulan – kesimpulan itu
dengan longgar, tetap terbuka dan skeptis, tetapi kesimpulan sudah
disediakan, mula – mula belum jelas, namun dengan meminjam istilah klasik
dari kemudian meningkat menjadi lebih rinci dan mengakar dengan kokoh,
yakni yang merupakan validitas. Jika tidak demikian, maka merupakan cita –
cita yang menarik mengenai sesuatu yang terjadi dan yang tidak jelas
kebenarannya dan kegunaannya. 37
3.7 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pemeriksaan untuk menetapkan
keabsahan data. Menurut Moleong 38 pelaksanaan keabsahan data didasarkan pada
sejumlah kriteria tertentu. Ada empat kriteria yang digunakan yaitu derajat
kepercayaan
(credibility),
keteralihan
(transferability),
ketergantungan
(dependability) dan kepastian (comfirmability).
37
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.
1992. Hal 16-21
38
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002 hal. 173
http://digilib.mercubuana.ac.id/
40
Teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan triangulasi yang merupakan bagian dari kriteria derajat
kepercayaan. Moleong mengungkapkan bahwa triangulasi adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu
untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut 39. Triangulasi
data dilakukan dengan cross check, yaitu dengan cara data wawancara yang
diperoleh dipadukan dengan data observasi atau data dokumentasi, dengan
membandingkan dan memadukan hasil dari kedua teknik pengumpulan data
tersebut.
Hal tersebut dilakukan dengan cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi penelitian
dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
39
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2002 hal 173-178
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download