BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kelumpuhan otak atau cerebral palsy adalah gangguan syaraf permanen yang mengakibatkan terganggunya fungsi motorik kasar, motorik halus juga kemampuan berbicara dan gangguan lainnya. Karena kelumpuhan otak berpengaruh pada fungsi koordinasi otot, maka gerakan sederhana sekalipun seperti berdiri tegak akan menjadi sangat sulit. Hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kasus kasus terjadinya cerebral palsy. Namun diketahui bahwa anak anak yang beresiko tinggi menyandang cerebral palsy adalah para bayi prematur, bayi yang sangat kecil yang tidak menangis lima menit setelah kelahiran, bayi yang harus berada dalam ventilator selama lebih dari empat minggu, dan bayi yang mengalami pendarahan otak. Bayi yang mengalami kegagalan fungsi organ bawaan, seperti jantung atau ginjal, juga beresiko mengalami kelemahan otak, mungkin dikarenakan mereka juga mengalami kegagalan fungsi otak. Kejang kejang pada bayi yang baru lahir juga mempertinggi resiko cerebral palsy. Selain itu, banyak kasus kasus cerebral palsy akibat 1 2 masalah yang terjadi pada saat kehamilan, dimana terjadinya kerusakan otak pada jabang bayi atau otak si bayi tidak berkembang secara normal. Hal ini bisa dikarenakan adanya infeksi, masalah kesehatan pada saat kehamilan, atau hal lain yang berkaitan dengan usaha oksigen menuju otak fetal bayi. Masalah yang terjadi pada saat melahirkan juga dapat mengakibata kelemahan otak pada beberapa kasus. Namun, jauh lebih tinggi pada bayi yang lahir dengan berat badan sangat rendah dan pada bayi prematur. Kerusakan otak pada masa anak anak juga bisa mengakibatkan cerebral palsy. Bayi atau balita yang mengalami kondisi ini akibat keracunan, bakteri meningitis, kurang nutrisi, terguncang saat masih kecil, atau akibat mengalami kecelakaan mobil saat kondisi fisiknya masih raput. Peranan fisioterapi pada kasus cerebral palsy berperan dalam memperbaiki postur, mobilitas postural, kontrol gerak dan mengajarkan pola gerak yang benar. Orang tua penderita dan keluarga atau pengasuh merupakan anggota utama dalam tim dan mereka akan terlibat langsung dalam semua perencanaan, membuat keputusan dan penerapan terapi yang akan dilakukan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa keterlibatan keluarga merupakan hal yang penting pagi penderita cerebral palsy untuk dapat mencapai keberhasila terapi dalam waktu jangka panjang. Ada beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk penderita cerebral palsy diantaranya adalah terapi fisik. Terapi fisik biasanya dimulai pada usia satu tahun, dengan tujuan utama mencegah 3 kelemahan dan gangguan pada otot yang dapat menyebabkan pengecilan otot akibat tidak dilakukan aktivitas dan memperbaiki atau menghilangkan kontraktur yang akan menyebabkan otot yang menjadi kaku dan dalam posisi abnormal. Dari penjabaran di atas Karya Tulis Ilmiah ini mengambil judul Penanganan Penyakit Cerebral Palsy pada Anak dengan Terapi Fisik untuk mengetahui manfaat terapi fisik yang dapat memperbaiki postur, mengurangi spastisitas dan memperbaiki pola jalan sehingga penderita cerebral palsy dapat melakukan aktivitas sehari hari secara mandiri. B. Rumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah dapat dirumuskan masalah yaitu, Bagaimana cara penanganan penderita cerebral palsy pada anak dengan terapi fisik? 4 C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara penanganan penderita cerebral palsy pada anak dengan terapi fisik? D. Manfaat Penelitian Karya tulis ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis. Secara teoritis, karya tulis ilmiah ini dapat dijadikan referensi dan manfaat lainnya yaitu sebagai berikut : 1. Manfaat Khusus Penelitian ini dapat berguna dalam Ilmu Pengetahuan mengenai pelaksanaan terapi fisik terhadap penyakit cerebral palsy. 2. Manfaat Umum a. Untuk Instansi Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pendapatan Perpustakaan dan menjadi sebuah tambahan wacana maupun referensi bagi rekan-rekan maupun bagi semua pihak yang membutuhkan. 5 b. Untuk Jurusan Dapat digunakan sebagai tambahan dalam proses belajar mengajar serta dapat digunakan untuk pengembangan lebih lanjut guna meningkatkan kualitas pendidikan Fisioterapi c. Untuk Pembaca Dapat memperoleh wawasan, informasi dan pengetahuan guna dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian berikutnya sehingga dapat menyajikan hasil penelitian yang lebih baik dan lebih akurat.