IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tingkat Profitabilitas Reksadana Dalam menghitung tingkat profitabilitas Reksadana pendapatan tetap digunakan software Microsoft Excel versi 2003, karena mudah dalam perhitungan rumusnya. Data NAB yang digunakan adalah data harga penutupan NAB di akhir bulan dari Desember 2005 hingga Desember 2008. Harga NAB bulanan tersebut diratakan per bulan dengan menggunakan rumus berikut : [NAB akhir bulan ini – NAB akhir bulan lalu] / NAB akhir bulan lalu (4.1) Dalam hal ini diperoleh 36 data rataan NAB per bulan. Hasil tersebut kemudian diratakan dengan memasukkan perintah AVG (range data) untuk memperoleh nilai Rp. Perlakuan yang sama digunakan untuk mencari nilai Rf, hanya data yang digunakan adalah data bunga SBI bulanan. Untuk mencari nilai standar deviasi portofolio σp cukup dengan memasukkan perintah STDEV (range data) pada Excel. Sedangkan mencari nilai beta, perintah yang digunakan adalah SLOPE (range data), dengan tujuan mencari nilai slope/kemiringan dari persamaan linear antara nilai return Reksadana dengan benchmark. Sebagai contoh adalah data Reksadana AAA Bond Fund 2 berikut dibuat perhitungannya pada Tabel 7. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Reksadana pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki nilai Sharpe -0,092, nilai Treynor 0,0482 dan nilai Jensen –0,0033. Hasil tersebut kemudian diperingkatkan berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah untuk masing-masing metode perhitungan. 80 Tabel 7. Contoh perhitungan profitabilitas Reksadana pendapatan tetap Thn Bulan Index Obligasi Gabungan SBI AAA Bond Fund 2 Index Rataan SBI Rataan AAA Bond Fund Rataan 2005 December 1.836,52 0,0600 1.004,36 January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December January February March April May June July August September October November December 1.780,88 1.754,29 1.808,57 1.765,52 1.761,29 1.727,36 1.806,48 1.764,01 1.732,44 1.797,40 1.775,42 1.819,66 1.894,58 1.925,47 1.965,44 1.981,57 2.001,18 2.022,79 2.037,78 2.078,75 2.058,74 2.093,11 2.108,58 2.142,19 2.153,54 2.189,12 2.282,38 2.301,34 2.401,14 2.348,67 2.174,07 2.168,64 1.993,01 1.876,61 1.729,12 1.862,41 0,0600 0,0625 0,0650 0,0650 0,0675 0,0675 0,0700 0,0700 0,0700 0,0725 0,0725 0,0750 0,0750 0,0725 0,0725 0,0725 0,0725 0,0725 0,0750 0,0750 0,0775 0,0775 0,0800 0,0825 0,0825 0,0850 0,0850 0,0825 0,0825 0,0825 0,0800 0,0775 0,0750 0,0750 0,0725 0,0725 1.025,16 1.099,18 1.067,28 1.058,39 1.083,29 1.039,27 1.035,25 1.038,24 1.064,65 1.037,67 1.023,42 1.003,00 1.007,13 1.086,64 1.073,29 1.038,00 1.098,24 1.077,26 1.067,38 1.048,53 1.099,11 1.097,12 1.103,87 1.103,25 1.124,76 1.087,18 1.027,25 1.042,47 1.029,18 1.085,12 1.064,12 1.025,26 1.003,24 1.054,62 1.034,23 1.076,25 -0,0303 -0,0149 0,0309 -0,0238 -0,0024 -0,0193 0,0458 -0,0235 -0,0179 0,0375 -0,0122 0,0249 0,0412 0,0163 0,0208 0,0082 0,0099 0,0108 0,0074 0,0201 -0,0096 0,0167 0,0074 0,0159 0,0053 0,0165 0,0426 0,0083 0,0434 -0,0219 -0,0743 -0,0025 -0,0810 -0,0584 -0,0786 0,0771 0,0000 0,0417 0,0400 0,0000 0,0385 0,0000 0,0370 0,0000 0,0000 0,0357 0,0000 0,0345 0,0000 -0,0333 0,0000 0,0000 0,0000 0,0000 0,0345 0,0000 0,0333 0,0000 0,0323 0,0313 0,0000 0,0303 0,0000 -0,0294 0,0000 0,0000 -0,0303 -0,0313 -0,0323 0,0000 -0,0333 0,0000 0,0207 0,0722 -0,0290 -0,0083 0,0235 -0,0406 -0,0039 0,0029 0,0254 -0,0253 -0,0137 -0,0200 0,0041 0,0789 -0,0123 -0,0329 0,0580 -0,0191 -0,0092 -0,0177 0,0482 -0,0018 0,0062 -0,0006 0,0195 -0,0334 -0,0551 0,0148 -0,0127 0,0544 -0,0194 -0,0365 -0,0215 0,0512 -0,0193 0,0406 AVG Std.Dev Beta 0,0010 0,0055 0,0025 0,0334 -0,0638 2006 2007 2008 Hasil Perhitungan Sharpe Treynor Jensen -0,0920 0,0482014 -0,003362 81 4.1.1. Profitabilitas Menurut Sharpe Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas Reksadana pendapatan tetap dicirikan dengan ukuran kinerjanya menggunakan tiga metode, yaitu metode Sharpe, Treynor dan Jensen. Hasil dari perhitungan Sharpe menunjukkan 17 Reksadana dari 54 Reksadana memiliki nilai positif. Artinya menunjukkan bahwa Reksadana tersebut memiliki kinerja di atas rataan kinerja pasar sementara sisanya berada dibawah kinerja pasar. Sedangkan yang menjadi patokan perhitungan (benchmark) adalah indeks gabungan Obligasi, baik corporate maupun pemerintah. Hal ini disebabkan hampir 80% portofolio Reksadana pendapatan tetap diinvestasikan kedalam Obligasi. Berbeda dengan Reksadana Saham yang portofolionya adalah Saham, dapat digunakan indeks harga Saham gabungan (IHSG). Pada Tabel 8, ditampilkan 10 Reksadana pendapatan tetap yang memiliki profitabilitas tertinggi, yaitu kombinasi antara return dan risiko yang terbaik. Tabel 8. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Sharpe Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sharpe Reksadana Schroder Dana Mantap Plus Danareksa Gebyar Indonesia II Manulife Dana Tetap Pemerintah Dana Obligasi Stabil GMT Dana Obligasi Plus Mahanusa Dana Lestari Panin Dana Utama Plus 2 Fortis Prima II Si Dana Obligasi Maxima Samuel Dana Pasti Nilai 1,036 1,002 0,921 0,887 0,632 0,342 0,336 0,271 0,082 0,060 Dari Tabel 8 terlihat bahwa 10 Reksadana terbaik menurut perhitungan Sharpe masih dipegang oleh Reksadana-Reksadana yang merupakan penghasil return tertinggi. Empat Reksadana yang masuk 10 besar, dikelola oleh manajer 82 investasi yang sudah memiliki nama besar di Indonesia seperti Schroder, Danareksa, Manulife dan Fortis. Keempatnya sudah terbukti selalu menempati peringkat tinggi dalam setiap perhitungan kinerja, karena didukung oleh manajemen profesional dan sudah bertahun-tahun melakukan pengelolaan dana investor. Dari sisi risiko, kesepuluh Reksadana tersebut mampu berkinerja baik menghadapi kombinasi risiko sistematik maupun non-sistematik. Pada metode Sharpe, risiko yang diperhitungkan adalah gabungan risiko sistematik dan nonsistematik, dilambangkan dengan standar deviasi. Dalam perhitungan matematik, standar deviasi adalah simpangan dari rataan perhitungan. Jika diadopsi dalam perhitungan keuangan maka simpangan dari rataan NAB harian Reksadana menunjukkan faktor risikonya. Dalam perhitungan ini, risiko sistematik terbesar terutama terjadi pada akhir tahun 2008 dimana kinerja Reksadana secara umum terpengaruh oleh nilai Obligasi maupun Saham yang jatuh akibat dari krisis finansial yang terjadi di Amerika Serikat. 1,600.00 1,400.00 Avg. NAB 1,200.00 1,000.00 800.00 600.00 400.00 200.00 Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec 2008 Gambar 7. Pergerakan NAB rataan Reksadana pendapatan tetap di Indonesia sepanjang tahun 2008 (Bapepam, 2008). 83 Pergerakan turun NAB Reksadana terbesar terjadi pada September 2008, hal ini dipengaruhi oleh kolapsnya beberapa perusahaan investasi terbesar di Amerika Serikat. Dua perusahaan broker Properti terbesar, yaitu Fannie Mae dan Freddie Mac melelang seluruh Sahamnya mengakibatkan jatuhnya harga Saham dan Obligasi di Amerika Serikat yang diikuti oleh Eropa dan Asia. Kemudian diikuti dengan kejatuhan Lehmann Brother sebagai perusahaan investasi terbesar di dunia yang membuat semakin terpuruknya harga Saham dan Obligasi internasional (www.vibiznews.com, 2008). Banyaknya Reksadana yang bernilai Sharpe di bawah satu lebih diakibatkan karena terimbas oleh turunnya nilai NAB di akhir tahun perhitungan 2008. Dari 54 Reksadana pendapatan tetap yang diuji, hanya dua Reksadana yang memiliki nilai di atas satu, yaitu Schroder Dana Mantap Plus dan Danareksa Gebyar Indonesia II. Nilai Sharpe di atas satu menunjukkan bahwa walaupun terimbas krisis namun kinerjanya tetap prima. Menurut Klein and Carter (1989), suatu portofolio yang memiliki nilai indeks lebih dari satu, maka portofolio tersebut merupakan portofolio superior dan mampu memberikan keuntungan optimal dengan tingkat risiko sepadan. Dari sisi risiko non-sistematik, manajer investasi ke tujuh belas Reksadana tersebut telah mampu mendiversifikasikan portofolio dengan baik. Atau dengan kata lain, portofolionya telah disusun berdasarkan perhitungan matang terhadap kinerja Obligasi secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari nilai Sharpe ketujuh belas Reksadana tersebut berada di atas nol. Kejatuhan pasar Saham di akhir tahun 2008 memberi efek domino terhadap perdagangan Obligasi, namun demikian dengan diversifikasi yang tepat pada Obligasi-Obligasi perusahaan yang tidak 84 secara langsung terimbas akan membuat nilai NAB tidak turun secara nyata. Sampai akhir tahun 2008, Obligasi-Obligasi perusahaan di bidang pertanian tidak begitu terimbas dengan kondisi krisis keuangan global (www.detikfinance.com, 2008). 4.1.2 Profitabilitas Menurut Treynor Perbedaan mendasar dari perhitungan menurut Sharpe dan Treynor terletak pada penilaian risiko. Dalam Treynor yang diperhitungkan hanyalah risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi diluar kendali perusahaan penerbit Obligasi maupun Saham atau lebih dikenal dengan faktor makro, seperti perubahan tingkat suku bunga, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, resesi ekonomi, faktor kebijakan politik, kondisi ekonomi dan bencana alam. Risiko sistematis tersebut digambarkan sebagai nilai beta (β), yaitu nilai kemiringan (slope) antara Reksadana terkait dengan benchmark indeks Obligasi gabungan. Pergerakan nilai indeks Obligasi mencerminkan naik turunnya return Obligasi perusahan maupun pemerintah yang dipengaruhi oleh perubahan pasar. Sedangkan risiko non-sistematis merupakan risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor mikro yang terdapat pada perusahaan atau industri tertentu seperti perubahan struktur permodalan, perubahan struktur aktiva, kondisi lingkungan kerja, penurunan tingkat penjualan dan lain-lain, sehingga pengaruhnya hanya terbatas pada perusahaan atau industri tersebut dan risiko dapat dihilangkan melalui diversifikasi dalam portofolio. Untuk memperoleh nilai beta, digunakan persamaan regresi dengan menganggap bahwa premi risiko (selisih antara tingkat pengembalian yang 85 diharapkan dari investasi dengan tingkat investasi bebas risiko) ER-R sebagai peubah Y dan selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan indeks harga Obligasi gabungan sebagai peubah X. Dalam hal ini tingkat investasi bebas risiko adalah rataan suku bunga bulanan SBI. Cara perhitungan nilai beta adalah dengan menggunakan data rataan bulanan baik NAB Reksadana, indeks Obligasi gabungan maupun SBI yang diperoleh pada hasil perhitungan awal. Untuk mencari nilai beta cukup digunakan perintah SLOPE {range data} pada Excel. Sebagai contoh adalah Reksadana pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki persamaan regresi berikut : Ŷ = 0,0025 - 0,0638 X Artinya rekadana tersebut memiliki nilai beta (peubah X) -0,0638 atau cenderung berkebalikan dengan perilaku pasar. Jika perhitungan tersebut dibuat dalam bentuk grafik, menghasilkan Gambar 8. y = -0.0638x + 0.0025 R2 = 0.0046 0.1000 0.0800 0.0600 0.0400 0.0200 -0.1000 -0.0500 0.0000 0.0000 -0.0200 0.0500 -0.0400 -0.0600 -0.0800 Series1 Linear (Series1) Gambar 8. Contoh grafik perhitungan nilai Beta 0.1000 86 Dari perhitungan menurut Treynor, diperoleh 10 Reksadana berkinerja terbaik. Pada Tabel 8 terlihat 6 Reksadana terbaik menurut Sharpe juga masuk kedalam daftar terbaik menurut Treynor. Reksadana tersebut adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Fortis Prima II, Mahanusa Dana Lestari dan Samuel Dana Pasti. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan awal bahwa perhitungan secara Sharpe maupun Treynor tidak berbeda jauh dalam menghitung kinerja Reksadana pendapatan tetap dalam periode tiga tahun. Tabel 9. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Treynor Treynor Reksadana Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nilai 0,348 0,339 0,323 0,297 0,288 0,206 0,187 0,182 0,092 0,003 Fortis Prima II BNI Dana Syariah Schroder Dana Mantap Plus Danamas Pasti Manulife Dana Tetap Pemerintah Danareksa Gebyar Indonesia II Samuel Dana Pasti Schroder USD Bond Fund Si Dana Batavia Obligasi Prima Mahanusa Dana Lestari Dari 54 Reksadana pendapatan tetap yang diuji, hanya terdapat 12 Reksadana yang memiliki nilai positif. Artinya walaupun kinerjanya tidak terlalu baik, namun tetap mengungguli kinerja pasar Obligasi secara keseluruhan dan ini menunjukkan bahwa 12 Reksadana tersebut mampu menunjukkan kinerja terbaik dalam kondisi pasar yang tidak kondusif di akhir tahun 2008. Pada perhitungan Treynor, Reksadana Fortis Prima II mampu menunjukkan kinerja terbaik dengan nilai 0,348. Fortis Securities selaku pengelola Reksadana tersebut mampu memaksimalkan pengelolaan portofolio dengan melakukan investasi pada Obligasi-Obligasi yang menguntungkan. 87 Namun demikian, nilai tersebut masih tergolong rendah karena mendekati nol. Hal ini disebabkan kinerjanya dipengaruhi kondisi pasar di akhir tahun 2008 yang menyebabkan turunnya harga Saham maupun Obligasi. Penyebab utamanya adalah kasus Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat yang menyebabkan kolapsnya Saham maupun Obligasi beberapa perusahan besar pemimpin pasar seperti Lehman Brother, AIG dan beberapa bank-bank besar di Amerika Serikat. Kondisi ini ikut mempengaruhi harga Saham maupun Obligasi di Indonesia, karena secara tidak langsung banyak investor besar dari luar negeri yang menarik investasinya akibat memburuknya kondisi perekonomian dunia. Hal ini berimbas pada turunnya harga Saham dan Obligasi di pasar dalam negeri. Dengan kondisi tersebut, nilai return Reksadana ikut terkoreksi turun, sementara nilai beta Obligasinya lebih besar dari selisih return tersebut, sehingga mengakibatkan nilai Treynor menjadi rendah. Namun demikian, hasil perhitungan ini tetap menunjukkan bahwa walaupun berbeda secara hasil, namun beberapa Reksadana menunjukkan hasil yang relatif sama, baik dilakukan perhitungan dengan metode Sharpe maupun Treynor. Hal ini sejalan dengan pernyataan Siahaan (2003) yang melakukan penelitian membandingkan kinerja 20 Reksadana di Amerika Serikat dengan metode Sharpe dan Treynor. Siahaan mengatakan bahwa pengukuran kinerja Reksadana dengan indeks kinerja TPI serupa dengan indeks SPI; dua-duanya membagi besarnya premi risiko aktiva dengan besarnya risiko. Serupa tetapi berbeda, karena menggunakan pengukur risiko yang tidak sama. Sharpe mengukur peringkat kinerja Reksadana berdasarkan dominasi pada standar deviasi CML, sementara Treynor mengukur kinerja Reksadana berdasarkan Reksadana yang 88 dominan pada beta CAPM. Kedua macam pengukuran mengasumsikan secara implisit bahwa uang secara bebas dapat dipinjam dan dipinjamkan pada tingkat bunga R. Asumsi ini diharuskan untuk menentukan garis investasi yang menguntungkan dengan tolak ukur R dan memungkinkan pengelompokkan Reksadana menurut kelompok risikonya (risk class), sehingga terlihat bahwa meskipun pengukuran risiko yang digunakan berbeda, namun pengukuran kinerja berdasarkan pendekatan Treynor maupun Sharpe menghasilkan peringkat yang cenderung sama. 4.1.3. Profitabilitas Menurut Jensen Secara teori perhitungan kinerja Reksadana menurut Jensen hanya memperhitungkan faktor risiko sistematis sama seperti pada metode Treynor. Namun demikian perbedaannya ada pada nilai alpha yang merupakan nilai perpotongan (intercept) pada persamaan regresi yang digunakan. Dengan menggunakan data rataan NAB bulanan, indeks Obligasi gabungan dan SBI maka dengan mudah dapat dihitung nilai dari alpha. Sebagai contoh Reksadana pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki nilai rataan indeks Obligasi gabungan 0,001, nilai rataan SBI 0,0055, nilai rataan NAB 0,0025 dan nilai beta -0,0638 (Tabel 7), maka dengan menggunakan rumus Jensen diperoleh nilai alpha berikut : (0,0025-0,0055) – (-0,0638)x(0,001-0,0055) = -0,003362 Dari hasil perhitungan Jensen diperoleh 10 Reksadana terbaik dan 4 diantaranya Reksadana yang selalu masuk dalam perhitungan kinerja 10 Reksadana terbaik menurut Sharpe dan Treynor (Tabel 10). Keempat Reksadana 89 tersebut adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah dan Fortis Prima II. Keempatnya tidak masuk dalam tiga besar perhitungan kinerja terbaik versi Jensen. Hal ini membuktikan bahwa hasil perhitungan kinerja dari ketiga metode ini tidak banyak perbedaan. Tabel 10. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Jensen Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jensen Reksadana Danareksa Melati Dollar (US$) NISP Dana Mantab Simas Danamas Mantap Plus Schroder Dana Mantap Plus Mr Dollar (USD) Bahana Investasi Abadi Fortis Prima II Mandiri Investa Dana Utama Manulife Dana Tetap Pemerintah Danareksa Gebyar Indonesia II Nilai 0,0087 0,0085 0,0082 0,0074 0,0062 0,0059 0,0041 0,0035 0,0020 0,0017 Posisi teratas nilai terbaik versi Jensen ditempati oleh Reksadana Danareksa Melati Dollar (US$) dengan nilai 0,0087, diikuti oleh NISP Dana Mantab (0,0085), Simas Danamas mantap Plus (0,0082), Schroder Dana Mantap Plus (0,0074) hingga peringkat sepuluh Danareksa Gebyar Indonesia II (0,0017). Hasil positif ini diterjemahkan sebagai imbal hasil tetap dari Reksadana yang tidak terlalu terpengaruh kondisi pasar. Nilai di atas nol menggambarkan bahwa Reksadana tersebut lebih superior dari portofolio pasar karena menghasilkan imbal hasil di atas imbal hasil pasar. Apabila negatif, maka portofolio itu lebih inferior dari portofolio pasar, atau dalam persamaan regresi artinya Reksadana superior memiliki titik potong terhadap sumbu Y (nilai return yang diharapkan) di atas titik potong pasar. Dari 54 Reksadana yang diuji terdapat 19 Reksadana yang memiliki nilai alpha positif (Lampiran 6). Reksadana yang memiliki nilai alpha positif sangat 90 disukai oleh investor yang rasional dan risk averse. Investor jenis ini sangat menghindari risiko yang terlalu besar pada investasinya. Berbeda dengan tipe investor risk lover yang sangat menyukai risiko tingkat tinggi, karena dianggap mampu memberikan imbal hasil yang besar. Kesembilan belas Reksadana yang memiliki nilai positif tersebut merupakan pilihan utama bagi investor risk averse, dengan harapan aman dan menghasilkan pengembalian investasi yang cukup menguntungkan. 4.2. Tingkat Efisiensi Reksadana Dengan menggunakan metode DEA diperoleh nilai efisiensi sebesar satu dan kurang dari satu. Nilai satu merepresentasikan nilai Reksadana yang efisien, artinya perbandingan antara input dan output yang dihasilkan sudah optimal. Untuk menghitung nilai efisiensi Reksadana pendapatan tetap tidak dilakukan dengan cara manual seperti pada proses menghitung tingkat profitabilitas, melainkan dengan menggunakan sebuah software khusus DEA yang dinamakan DEAP versi 2.1. yang dikembangkan oleh Coelli (1996) dari University of England, Australia. Sebagai input data software digunakan hasil perhitungan dari masingmasing nilai input dan output dari Reksadana pendapatan tetap. Untuk nilai input ada 4 jenis, yaitu standar deviasi tahunan, beban investasi, kas pada bank dan perputaran portofolio. Sedangkan untuk nilai output adalah return tahunan dari Reksadana tersebut. Masing-masing nilai tersebut dihitung dengan periode 3 tahun (2006-2008). Periode penelitian 3 tahun diambil berdasarkan pada jangka waktu dari penelitian terdahulu yang rataannya berkisar 3, 6 hingga 9 tahun. 91 Jangka waktu ini dianggap sebagai jangka watu yang tepat untuk melakukan pengukuran kinerja Reksadana. Contoh data input software seperti pada Tabel 11. Tabel 11. Contoh data input software DEAP Nama Reksadana AAA Bond Fund 2 Bahana Dana Arjuna Bahana Investasi Abadi Batavia Obligasi USD BIG Dana Likuid Satu BNI Dana Syariah CIMB Principal Income FA. Dana Obligasi Stabil Dana Pasti Dana Premier Ann. Return Ann. Stdev Output 0,09432960 0,08392847 0,09521381 0,07975767 0,12236406 0,10403034 0,11348950 0,13925440 0,14590298 0,10661233 Input 0,00854026 0,00298476 0,00215480 0,02313404 0,01014641 0,00244525 0,00444676 0,00263938 0,00427898 0,00214103 Beban investasi (total) Input 0,01133888 0,02432537 0,01364353 0,02543032 0,00986727 0,01606734 0,02372848 0,01045654 0,02739876 0,00819620 Kas pd bank Perputaran portofolio Input 0,01497429 0,04816048 0,00000449 0,02142315 0,01509694 0,03437753 0,03284909 0,00403642 0,00578392 0,00181139 Input 0,540 0,410 14,620 2,190 0,300 1,110 0,723 0,630 0,739 0,910 Lamanya proses perhitungan dengan menggunakan software DEAP bergantung pada jumlah data yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan data 54 baris ke bawah yang berasal dari 54 data Reksadana pendapatan tetap yang diuji dan 5 kolom ke samping yang terdiri dari 1 output dan 4 input. Hasil keluaran dari proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 9. Gambar 9. Contoh hasil perhitungan program DEAP 2.1. 92 Dari hasil perhitungan 54 Reksadana tersebut diperoleh 17 Reksadana yang efisien dan sisanya menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah atau dengan kata lain inefisien. Pada Tabel 12. terdapat beberapa Reksadana yang selain menunjukkan tingkat efisiensi tinggi, juga berkinerja terbaik. Reksadana tersebut adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Fortis Prima II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Samuel Dana Pasti, Mahanusa Dana Lestari, BNI Dana Syariah, NISP Dana Mantap, Danamas Pasti dan Mandiri Investa Dana Utama. Reksadana tersebut selain memberikan imbal hasil yang tinggi, juga memiliki efisiensi keuangan terbaik. Hal ini dimungkinkan, karena kombinasi antara kinerja manajer investasi yang cukup berpengalaman dalam mengelola dana investor ditunjang dengan dukungan perusahaan yang sangat baik. Nilai efisiensi yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu : a. Pihak manajemen Reksadana mampu mengoptimalkan kinerja keuangan dengan sebaik-baiknya, yaitu mampu mengelola perputaran investasi sehingga menghasilkan efisiensi dari sisi keuangan. b. Pihak manajemen mampu mengelola biaya-biaya investasi seperti beban kustodian, beban pajak, beban marketing dan biaya operasional dengan baik, sehingga beban perusahaan dapat diminimalisasi dan pada akhirnya tidak akan mengurangi keuntungan yang diperoleh investor. Dalam hal ini pihak manajemen telah bekerja secara efisien. c. Perputaran portofolio perusahaan berjalan dengan baik, sehingga jika terjadi proses redemption (penarikan dana) secara besar-besaran tidak membuat perusahaan kolaps, atau terjadi kemungkinan gagal bayar, sehingga semakin meningkatkan kepercayaan investor. 93 Tabel 12. Perhitungan efisiensi Reksadana berdasarkan metode DEA No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Reksadana Schroder Dana Mantap Plus Danareksa Gebyar Indonesia II Fortis Prima II Batavia Obligasi USD BNI Dana Syariah Danareksa Melati Dollar (US$) Danareksa Melati Premium Dollar (Rp) Investa Dana Dollar Mandiri Lauthandana Fixed Income Mandiri Investa Dana Utama Mahanusa Dana Lestari Optima Dollar (Rp) Samuel Dana Pasti NISP Dana Mantab Danamas Pasti Reksadana CIMB-Principal Bond Schroder Dana Mantap Plus II Prospera Obligasi Plus RD Bahana Makara Abadi RD Millenium Prima Nilai DEA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0,653 0,522 0,509 Optimalnya rasio antara input dan output yang dikelola perusahaan secara keuangan menyebabkan nilai efisiensi maksimal, yaitu 1, karena terjadi keseimbangan antara nilai input yang diberikan dengan nilai output yang diperoleh. Nilai 1 menunjukkan bahwa dengan faktor input berupa risiko, beban investasi, perputaran portofolio dan kas pada bank tertentu, pengelola Reksadana mampu mengoptimalkan output yang dihasilkan yaitu nilai return Reksadana. Nilai 1 yang dihasilkan melalui perhitungan menggunakan software DEAP menyatakan perbandingan input dan output yang sempurna. 35 Reksadana lain yang memiliki nilai efisiensi di bawah 1 dapat menjadi efisien jika mampu mengoptimalkan faktor input dan output. Secara sederhana dapat diterangkan sebagai berikut, Reksadana Prospera Obligasi Plus memiliki nilai efisiensi 0,653, maka untuk memiliki efisiensi yang optimal perlu meningkatkan input 0,347 atau 34,7%. Namun demikian pada kenyataannya, peningkatan input tersebut tidak 94 dapat secara langsung diterapkan oleh pengelola Reksadana. Ada banyak faktor yang perlu diperhatikan dan diberi prioritas penanganan untuk mencapai kinerja Reksadana yang efisien dan berbeda untuk masing-masing pengelola Reksadana. 4.3. Peringkat Reksadana berdasarkan Profitabilitas dan Efisiensi Penilaian berdasarkan kombinasi antara tingkat profitabilitas dan efisiensi Reksadana menghasilkan suatu model pemeringkatan Reksadana. Pemeringkatan Reksadana itu didasarkan pada pembobotan nilai dari masing-masing hasil perhitungan dengan kombinasi metode yang digunakan. Dengan memberikan bobot nilai 54 pada Reksadana dengan kinerja tertinggi hingga 1 untuk Reksadana dengan kinerja terendah, diperoleh kombinasi nilai total Reksadana dari sisi profitabilitasnya. Kemudian memberikan bobot 10 untuk Reksadana efisien dan 1 untuk Reksadana yang tidak efisien akan diperoleh nilai Reksadana berdasarkan efisiensinya. Nilai tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan 10 Reksadana terbaik. Sebagai contoh adalah Reksadana pendapatan tetap Schroder Dana Mantap Plus dari sisi profitabilitas menurut metode Sharpe menempati urutan ke1, sehingga memperoleh bobot nilai 54, berdasarkan rumus Treynor menempati ranking ke-3, sehingga memperoleh bobot nilai 52 dan berdasarkan Jensen urutan ke-4 atau memiliki bobot nilai 51. Secara total dari sisi profitabilitas, Reksadana Schroder Dana Mantap Plus memiliki bobot nilai 54+52+51 = 157. Hasil pembobotan tersebut digabungkan dengan nilai efisiensinya yang berjumlah 5 untuk Reksadana yang efisien dan 0 untuk yang tidak efisien. Schroder Dana Mantap Plus adalah salah satu Reksadana pendapatan tetap yang 95 efisien diberi bobot nilai 5, sehingga nilai bobot totalnya adalah 157+5 = 162. Ini yang menjadikan Reksadana Schroder Dana Mantap Plus menduduki ranking 1 diantara Reksadana pendapatan tetap yang lainnya. Secara sederhana urutan perhitungannya digambarkan pada Tabel 13. Tabel 13. Contoh perhitungan ranking total Reksadana pendapatan tetap Reksa dana Schroder Dana Mantap Plus Sharpe Treynor Jensen Efisiensi TOTAL Ranking Nilai (a) Ranking Nilai (b) Ranking Nilai (c) Efisien/Tidak Nilai (d) Peringkat Nilai e=a+b+c+d 1 54 3 52 4 51 Efisien 5 1 162 Pada Tabel 14, diperoleh 10 Reksadana terbaik berdasarkan kombinasi penilaian tingkat profitabilitas dan efisiensinya. Dari hasil analisa ini dapat dipastikan bahwa Reksadana tersebut mampu memberikan kombinasi return, risiko dan efisiensi yang terbaik. Dari segi return mampu memberikan imbal hasil tinggi dengan risiko wajar. Sedangkan dari sisi efisiensi, menunjukkan bahwa pengelolaan Reksadana tersebut telah dilakukan dengan baik dan profesional dengan memperhatikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menjalankan bisnis. Reksadana tersebut memberikan imbal hasil tinggi di masa depan dan lebih mampu bertahan dalam masa krisis dibandingkan dengan Reksadana yang lain. Tabel 14. Sepuluh Reksadana terbaik berdasarkan profitabilitas dan efisiensi Peringkat 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Reksadana Schroder Dana Mantap Plus Fortis Prima II Danareksa Gebyar Indonesia II Manulife Dana Tetap Pemerintah Samuel Dana Pasti Mahanusa Dana Lestari Danamas Pasti Danareksa Melati Dollar (US$) Mandiri Investa Dana Utama BNI Dana Syariah Nilai 162 154 152 148 142 139 138 138 135 134 96 Hasil pemeringkatan ini dapat dijadikan pedoman yang berguna bagi para investor untuk menginvestasikan dananya. Kesepuluh Reksadana pendapatan tetap ini merupakan pilihan yang tepat dan terbukti mampu menunjukkan tingkat profitabilitas yang tinggi serta pengelolaan dana yang baik, sehingga investor tidak perlu khawatir untuk menempatkan dananya dalam jangka panjang, karena dalam situasi kritispun Reksadana tersebut tetap mampu memberikan imbal hasil yang tinggi. Para manajer investasi Reksadana tersebut terbukti sangat jitu dalam mengalokasikan portofolio pada instrumen-instrumen yang menguntungkan, terutama pada Obligasi atau surat utang pemerintah maupun swasta yang sangat profitable dan mampu mempertahankan nilainya dalam kondisi perekonomian yang tidak stabil. 4.4. Kajian Pengelolaan Portofolio Reksadana Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai strategi pemasaran, perlu dirumuskan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap terbaik, dalam rangka membahas strategi pengelolaan portofolio Reksadana pendapatan tetap untuk menghasilkan Reksadana superior. Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi yang perlu diperhatikan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap, yaitu : 1. Penentuan tujuan investasi. 2. Pembentukkan kebijakan investasi. 3. Pemilihan strategi portofolio. 4. Pemilihan aset. 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja. 97 Proses pengelolaan investasi tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 10. Gambar tersebut memperlihatkan evaluasi kinerja yang merupakan input dari tahap penentuan tujuan investasi yang kemudian dapat mengubah tahap pertama sampai ke tahap keempat. Penentuan Tujuan Investasi Pembentukan Kebijakan Investasi Pemilihan Strategi Portofolio Pemilihan Aset Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Gambar 10. Proses pengelolaan investasi Tahap pertama adalah penentuan tujuan investasi. Penentuan tujuan investasi tergantung dari investonya. Misalnya, asuransi jiwa menjual berbagai produk asuransi, dimana perusahaan asuransi tersebut menjanjikan sejumlah keuntungan pada suatu waktu di masa datang atau arus kas dalam sebuah periode. Bila bank mengeluarkan produk investasi dengan biaya tertentu (misalnya tingkat 15%) bank tersebut dapat memberikan pinjaman ke pihak ketiga tidak lebih kecil dari biayanya atau bank tersebut harus mengambil premium atau dalam perbankan dikenal dengan spread. Tahap kedua membentuk kebijaksanaan investasi untuk memenuhi tujuan investasi tersebut. Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan alokasi aset. Alokasi aset dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut. 98 Misalnya, seorang investor berumur 55 tahun menginginkan dananya tidak berkurang karena lima tahun lagi akan pensiun dan ingin menikmati pensiun. Oleh karenanya, investor ini lebih disarankan alokasi asetnya mendekati 100% pada instrumen berpendapatan tetap. Setelah mengetahui alokasi aset, selanjutnya batasan (constraint) yang dimiliki oleh investor; misalnya besarnya alokasi aset agar risiko yang yang dimiliki tidak berubah, bahkan disesuaikan dengan regulasi yang ada, (asuransi melakukan investasi pada sebuah institusi tidak lebih dari 10% aset yang dimiliki). Perpajakan juga harus diperhatikan untuk membuat kebijakan investasi, misalnya dana pensiun tidak dikenakan pajak bila investasi pada Deposito individual dikenakan pajak final 15%. Dalam hal alokasi aset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini. Pendekatan pertama dikenal dengan Aset Alokasi Strategis (Strategic Asset Allocation) yang merupakan hasil konsekuensi dari optimisasi means-varians, dimana aset alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini tidak adanya keputusan berdasarkan kondisi pasar. Pendekatan kedua dikenal dengan Aset Alokasi Taktis (Tactical Asset Allocation) yang mempunyai pandangan bahwa manajer investasi dapat mengalahkan pasar. Disamping itu, umumnya manajer investasi tidak mempunyai konsensus dalam keadaan pasar di masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa pasar dalam situasi inefisien. Untuk mengalahkan pasar, manajer investasi memanfaatkan kondisi pasar (market timing opportunity). Pendekatan ini sering merekomendasikan perdagangan kontrarian (contrarian trades), dimana penganut strategi ini merekomendasikan pembelian (penjualan) aset ketika pasar turun (naik). Pendekatan ketiga dikenal dengan Aset Alokasi Dinamis (Dynamic Asset 99 Allocation) yang hampir menyerupai Aset Alokasi Strategis karena sama-sama mempunyai pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan, maka dilakukan penyesuaian terhadap aset alokasi. Pendekatan ini melakukan proteksi terhadap arus pendapatan portofolio dan mencoba menghilangkan downside risk yang dihadapi portofolio (pengendalian risiko). Pendekatan ini disebut juga Asuransi Portofolio (Portfolio Insurance). Tahapan ketiga yaitu pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio yang sering dikenal adalah Pengelolaan Portofolio Aktif dan Pasif. Dalam strategi portofolio aktif, periode pengelolaan sangatlah temporer dimana manajer investasi seringkali mengganti Obligasi yang merupakan aset alokasi terbesar dari Reksadana pendapatan tetap untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang tinggi. Dalam hal ini, manajer investasi tidak merasa rugi bila melakukan cut-loss, jika ada Obligasi lain yang menjanjikan pengembalian tinggi dibandingkan dengan Obligasi yang dimiliki saat ini. Ada dua pandangan penting untuk sukses dalam mengelola portofolio aktif, yaitu harus mempunyai ide bagus bagaimana pandangan alternatif investasi yang lain dan harus tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap gelombang pergerakan harga Obligasi. Pengelolaan portofolio aktif selalu berkonsentrasi pada jumlah Obligasi kecil dikenal dengan pemilihan Obligasi (bond selection) dan melakukan perubahan keluar atau masuk dengan portofolio yang dikenal dengan pendekatan kondisi pasar (market timing). Oleh karenanya, pekerjaan manajer investasi bukanlah meramalkan tingkat pengembalian secara akurat, tetapi meramalkan secara akurat dibandingkan dengan tingkat pengembalian pasar. Strategi Portofolio aktif ini dapat disingkat 100 dalam kotak pertama pada Tabel 14, dimana manajer investasi harus mempunyai kemampuan baik dalam memilih Obligasi yang harganya di bawah harga wajar (undervalued). Strategi kedua dalam mengelola portofolio dikenal dengan strategi pengelolaan pasif, yang merupakan lawan dari strategi pengelolaan aktif. Dalam strategi ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efiisien dan akibatnya manajer investasi tidak dapat sukses dalam mengelola portofolio dengan pendekatan kondisi pasar (market timing) dan pemilihan Obligasi. Oleh karenanya, portofolio harus sangat terdiversifikasi dangan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya dan Saham-Saham yang menjadi portofolio tidak banyak berubah untuk jangka panjang. Strategi portofolio pasif ditandai dengan tingkat turnover perdagangan cukup kecil, biaya transaksi kecil selalu mengurangi pengeluaran pengelolaan dan risiko cukup kecil. Strategi ini dapat diperhatikan pada kuadran keempat, dimana manajer investasi mempunyai kemampuan lemah dalam meramalkan pasar dan memilih Obligasi yang harganya di bawah nilai wajar (undervalued). Tabel 15. Matriks keputusan taktik portofolio Kemampuan Menilai Sekuritas Undervalue Kemampuan Meramalkan Pasar Bagus (Good) Lemah (Poor) 1. Konsentrasi pada sejumlah 1. Konsentrasi pada Obligasi yang undervalue sejumlah Obligasi yang 2. Ubah risiko Obligasi (beta) undervalue 2. Pertahankan beta stabil Bagus (Good) ke atas dan ke bawah pada tingkat yang rataan jangka panjang diharapkan dalam berdasarkan ramalan pasar jangka panjang 3. Investasi dengan 3. Investasi dengan diversifikasi yang diversifikasi yang sangat sangat luas (Obligasi luas (Obligasi terdaftar) terdaftar) 4. Ubah risiko Obligasi (beta) Lemah (Poor) 4. Pertahankan beta stabil ke atas dan ke bawah pada tingkat yang rataan jangka panjang berdasarkan ramalan pasar diharapkan dalam jangka panjang Sumber: Diterjemahkan dari Ambachtsheer, 1972. 101 Tahapan keempat dalam portofolio adalah pemilihan aset. Tahapan ini dapat dilakukan setelah strategi portofolio dipilih. Untuk itu dibutuhkan pengetahuan pemilihan Saham, terutama untuk strategi portofolio aktif. Tahapan ini mencoba mendapatkan Saham yang harganya masih murah (undervalued). Dalam memilih Saham ini ada beberapa pendekatan perhitungan harga Obligasi yang dapat digunakan, yaitu manajer investasi berusaha membentuk sebuah portofolio efisien yang memberikan tingkat pengembalian tinggi pada tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah dengan tingkat pengembalian tertentu. Tahapan terakhir melakukan pengukuran, serta evaluasi kinerja dan dari portofolio. Dalam hal ini tingkat pengembalian portofolio, serta risikonya dihitung dan dibandingkan dengan patokan (benchmark). Hasil dan tahapan ini merupakan input kepada tahapan pertama untuk melakukan perubahan. Pemilihan patokan harus hati-hati. Misalnya, pemilikan Indeks Harga Obligasi Gabungan yang dihitung Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjadi patokan portofolio Obligasi tidaklah tepat, karena Indeks Harga Obligasi Gabungan tersebut tidak menyatakan keadaan pasar yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan indeks tersebut terlalu rendah kenaikannya ketika harga naik dan penurunannya terlalu rendah, ketika harga turun yang disebabkan harganya dengan harga tertutup. Tahapan tersebut dapat dipadatkan menjadi empat tahapan seperti yang dikemukakan oleh Maginn and Tuttle (1990), yaitu pertama menentukan tujuan investor preferensi dan batasan-batasan (constraints) dalam rangka mengidentifikasi dan menentukan pengembangan kebijakan investasi. Kedua, menentukan ekspektasi pasar. Dalam tahapan ini dilakukan ekspektasi pasar dengan memperhatikan indikator ekonomi yang relevan, faktor 102 sosial, politik dan keamanan, sehingga diketahuinya ekspektasi pasar Tahap ketiga, membangun portofolio. Dalam tahapan ini portofolio dibangun dengan berbagai metode untuk memaksimumkan tingkat pengembalian yang diinginkan investor. Pada tahap ini dituntut kejelian para manajer investasi untuk melakukan diversifikasi portofolio pada Saham atau Obligasi yang menguntungkan. Tahap keempat, melakukan evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahapan ini dilakukan penentuan patokan dan kinerja portofolio. Hasil yang diperoleh tersebut dibandingkan dengan patokan, sehingga kelihatan bahwa manajer investasi outperformance atau underperformance. Manajer investasi yang underperformance harus menyusun strategi untuk meningkatkan kinerjanya. 4.5. Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap Awalnya, Reksadana pendapatan tetap ini dipasarkan sendiri oleh manajer investasi dengan cara merekrut pegawai dan melatih pegawai perusahaan tersebut untuk menjual Reksadana. Tindakan penjualan Reksadana pendapatan tetap dengan kemampuan sendiri terus berlangsung dan kemudian terjadi perubahan penjualan Reksadana dimana bank mulai menawarkan Reksadana pendapatan tetap kepada kliennya. Bila manajer investasi tidak mempunyai lembaga lain yang mempunyai distribusi seperti bank dan asuransi maka perkembangan Reksadana pendapatan tetap tidak seperti yang terjadi saat ini. Penawaran Reksadana pendapatan tetap kepada klien perbankan dimulai oleh Bank American Express dengan manajer investasi PT. Mees Pierson Manajemen Indonesia. 103 Bank Danamon menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap yang cukup menarik dan kemudian diikuti oleh bank lainnya. Reksadana pendapatan tetap yang ditawarkan Bank Danamon adalah Reksadana dengan isian portofolio Obligasi rekap. Sampai saat ini sudah banyak bank yang menawarkan Reksadana pendapatan tetap kepada nasabahnya. Hal ini dipengaruhi oleh nasabah bank yang pindah ke Reksadana pendapatan tetap, karena tingkat pengembalian yang tinggi dibandingkan dengan investasi pada Deposito. Perbankan juga saat ini mempunyai pemikiran akan menggandeng manajer investasi dalam rangka menahan nasabahnya, tetapi bank tersebut juga akan memperoleh fee based income. Bahkan fee based income yang diperoleh perbankan tersebut lebih besar dari yang diperoleh manajer investasi. Kecilnya fee yang diterima manajemen dapat mempengaruhi industri Reksadana. Dalam jangka pendek manajer investasi dapat bertahan, tetapi dalam jangka panjang tidak. Tabel 16. Tingkat pengembalian berbagai instrumen investasi dan inflasi (%) Tahun 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 Bursa Saham Kurs US$ Deposito Properti Yield Obligasi Reksa Dana Saham Emas 24,05 3,25 17,03 8,50 2,09 8,38 5,43 2,58 -36,98 95,13 23,92 9,00 -1,87 -16,74 -36,92 43,63 -0,91 72,58 49,23 11,50 -0,04 27,64 39,42 87,50 70,06 -11,53 25,74 11,00 31,38 48,08 85,28 -20,00 -38,50 35,14 12,46 10,50 9,99 -25,25 -40,16 16,67 -5,83 8,39 13,51 9,85 6,37 4,40 -0,80 21,43 8,39 -13,94 12,37 10,00 12,71 15,14 10,57 0,00 62,82 -5,31 10,59 10,50 11,85 33,13 54,14 17,65 44,60 10,21 7,31 10,80 10,31 28,37 42,92 8,00 16,24 6,04 7,41 8,50 8,24 15,11 15,56 6,48 55,30 -8,50 10,44 9,50 0,64 -19,81 47,67 12,83 Sumber: PT.Finansial Bisnis Informasi, 2007. Reksadana pendapatan tetap sebagai instrumen investasi perlu juga diperbandingkan dengan berbagai instrumen investasi, karena investor selalu memperbandingkannya dengan Deposito, Saham dan Properti. Tabel 16 104 memperlihatkan hasil investasi dari berbagai instrumen investasi. Reksadana pendapatan tetap pernah mengalami tingkat pengembalian negatif pada tahun 1997 dan 1998, dimana nilai Dollar melambung tinggi dan tingkat bunga Deposito juga tinggi pada level 50%. Dollar yang tinggi juga terlihat pada tingkat pengembalian investasi emas mencapai 97%. Dengan selalu memberikan hasil perbandingan berbagai jenis investasi yang ada, maka diharapkan investor dapat lebih tertarik untuk berinvestasi pada instrumen Reksadana pendapatan tetap tersebut. 4.6. Strategi Pemasaran berdasarkan Segmentasi Investor Dengan memperoleh peringkat Reksadana terbaik berdasarkan profitabilitas dan efisiensinya, maka Reksadana yang masuk kedalam kategori terbaik lebih mudah dalam melakukan pemasaran produknya. Hal ini disebabkan investor lebih tertarik pada Reksadana yang menguntungkan dan dalam jangka panjang mampu memberikan imbal hasil yang stabil. Sementara itu bagi Reksadana yang berada diluar kategori terbaik, merupakan feedback yang cukup berguna untuk meningkatkan kinerjanya dan melakukan efisiensi. Dari sisi pemasarannya perlu dilakukan kombinasi strategi, agar investor merasa tidak rugi dalam menginvestasikan dananya. Gunawan (2007) telah melakukan pengelompokkan Reksadana di Indonesia berdasarkan besarnya risiko investasi yang dicerminkan dari nilai beta (risiko sistematis) dan pekerjaan investor yang terdiri dari ibu rumah tangga, wiraswastawan skala menengah ke bawah, wiraswastawan skala menengah ke atas, PNS/TNI-POLRI, pelajar/mahasiswa dan pegawai swasta. Hasil 105 penelitiannya dilakukan terhadap 96 Reksadana pendapatan tetap yang dipasarkan sepanjang tahun 2007. Penelitian dilakuan dengan menyebarkan kuesioner kepada 200 nasabah Reksadana dan melakukan wawancara dengan analis dari masingmasing perusahaan Reksadana. sebagai media wawancara. Dari penelitian itu diperoleh hasil seperti pada Tabel 17. Tabel 17. Tipe risiko investor Tipe Risiko Investor Nilai risiko (beta) Risk Averse < 0,02 Risk Moderate 0,02 – 0,1 Risk Lover > 0,1 Pekerjaan Investor Ibu rumah tangga, PNS/TNI-POLRI, pelajar/mahasiswa Usahawan dari skala rendah ke tinggi, pegawai swasta Usahawan skala menengah ke atas Berdasarkan tabel pengelompokkan tersebut, dapat dibuat sebuah tabel baru untuk mengelompokkan Reksadana pendapatan tetap berdasarkan pekerjaan investor. Kelompok baru ini didasarkan pada nilai beta masing-masing Reksadana dari yang tertinggi hingga terendah dan dikombinasikan dengan return yang mampu dihasilkan (Tabel 18). Hasil tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi pengelola Reksadana untuk dapat fokus dan tepat dalam membidik segmentasi konsumennya. Nilai beta Reksadana diperoleh berdasarkan perhitungan seperti pada Lampiran 2. Nilai ini menunjukkan besarnya risiko sistematis yang diterima masing-masing Reksadana dan merupakan nilai kemiringan pada garis regresi antara rataan return Reksadana dengan benchmark yaitu rataan indeks Obligasi gabungan. Karena nilai beta menunjukkan risiko, maka jenis investor dapat dikelompokkan berdasarkan nilai tersebut. 106 Tabel 18. Jenis Reksadana berdasarkan tipe investor Peringkat 6 8 10 2 3 4 7 9 1 5 Reksadana Mahanusa Dana Lestari Danareksa Melati Dollar (US$) BNI Dana Syariah Fortis Prima II Danareksa Gebyar Indonesia II Manulife Dana Tetap Pemerintah Danamas Pasti Mandiri Investa Dana Utama Schroder Dana Mantap Plus Samuel Dana Pasti Beta 0,0175 0,0194 0,0103 0,0427 0,0274 0,0684 0,0831 0,0739 0,1027 0,1132 Tipe Investor Risk Averse Risk Moderate Risk Lover Tabel 18 memperlihatkan bahwa berdasarkan tingkat risiko, pihak manajemen Reksadana diharapkan mampu memfokuskan diri pada segmen pasarnya. Pada kategori investor risk averse atau investor yang tidak menyukai risiko tinggi dalam berinvestasi, Reksadana pendapatan tetap masuk didalamnya adalah Mahanusa Dana Lestari, Danareksa Melati Dollar (US$) dan BNI Dana Syariah yang secara peringkat menduduki posisi ke 6, 8 dan 10. Ketiga Reksadana tersebut harus memfokuskan diri pada investor dengan jenis pekerjaan Ibu rumah tangga, PNS/TNI-POLRI dan pelajar/mahasiswa. Strategi marketing yang direncanakan harus mampu membidik segmen tersebut, karena investor jenis ini akan cenderung untuk menginvestasikan dananya pada sumber investasi yang rendah risiko. Jika pihak pengelola Reksadana mampu membaca peluang tersebut maka lebih mudah dalam memasarkan produknya. Untuk kalangan ibu rumah tangga, salah satu cara pemasaran yang dapat digunakan adalah dengan menawarkan produk melalui arisan atau dalam perkumpulan yang melibatkan kaum ibu. Selain itu, karena Reksadana merupakan jenis investasi yang berisiko, maka salah satu cara yang dapat digunakan untuk menarik perhatian dengan memberikan iming-iming hadiah pada saat investasi 107 perdana. Cara ini cukup berhasil saat diterapkan di Bank Mega untuk promosi tabungan Mega Dana. Bank Mega memberikan bonus berupa 1 karton mie instan pada calon nasabah yang menabung minimal Rp 500.000,- dan terbukti berhasil meningkatkan jumlah nasabah tabungan Mega Dana 35% dari tahun sebelumnya (www.okezone.com, 2007). Kalangan ibu rumah tangga merupakan calon investor yang cukup responsif jika diberikan bonus atau hadiah. Apalagi jika bonusnya berupa kebutuhan rumah tangga (sembako), alat kecantikan dan fashion style (handphone, tas dan aksesoris). Cara pemasaran ini dapat diterapkan oleh pengelola Reksadana, misalnya dengan memberikan bonus langsung berupa tas atau alat kecantikan untuk ibu rumah tangga yang membuka rekening Reksadana tersebut pertama kali. Melalui mekanisme arisan dapat pula ditawarkan pembukaan rekening baru Reksadana bagi pemenang atau dengan kata lain, pemenang arisan bulan itu otomatis dananya menjadi investasi awal pembukaan rekening Reksadana yang bersangkutan, sehingga diharapkan di akhir penutupan arisan, seluruh anggota sudah memiliki rekening investasi Reksadana. Jika kesadaran berinvestasi sudah tertanam, maka dana arisan akan selalu menjadi tambahan saldo investasi bagi pemenang bulan itu. Bagi kalangan PNS/TNI-POLRI, promosi dapat dilakukan ke departemendepartemen atau instansi pemerintah. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah dengan melakukan pendekatan pada pucuk pimpinan departemen atau instansi terkait. Karakteristik calon investor dari kalangan PNS maupun TNIPOLRI biasanya cenderung mengikuti saran dari pimpinan. Apabila pimpinan 108 telah berinvestasi pada Reksadana tersebut, maka semakin besar kemungkinan di tingkat bawah juga akan mengikuti. Selain itu, jika pengelola Reksadana mampu meyakinkan pihak instansi untuk menjadikan Reksadananya sebagai alternatif investasi yang menguntungkan maka ketertarikan calon investor menjadi lebih besar. Untuk kalangan pelajar/mahasiswa tempat promosi yang dibidik adalah kampus. Pengelola Reksadana dapat bekerjasama dengan pihak kampus untuk mendirikan pojok bursa atau disebut juga pasar modal mini. Di tempat ini disediakan berbagai informasi tentang cara berinvestasi di pasar modal, terutama Reksadana dan simulasi perdagangan bursa efek. Dengan demikian diharapkan kalangan mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk beinvestasi pada instrumen Reksadana. Pada kategori investor risk moderate atau investor yang menyukai risiko sedang, Reksadana yang termasuk didalamnya adalah Fortis Prima II, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Danamas Pasti dan Mandiri Investa Dana Utama, dengan peringkat berturut-turut 2, 3, 4, 7 dan 9. Kelima Reksadana ini harus memfokuskan diri pada segmen pasar wiraswastawan dan pegawai swasta. Jenis pekerjaan usahawan maupun pegawai swasta memang cocok untuk jenis investasi dengan risiko sedang dari sisi pekerjaannya, keduanya terbiasa pada kondisi yang tidak aman, atau dengan kata lain, terbiasa pada zona ketidaknyamanan. Strategi pemasaran yang tepat untuk kalangan pegawai swasta adalah melakukan promosi di perusahaan-perusahaan swasta atau paling tidak 109 menempatkan stan promosi Reksadana pada tempat-tempat berkumpulnya pekerja, seperti di tempat makan siang, pusat ATM atau mal-mal yang bersebelahan langsung dengan perkantoran. Cara promosi untuk menarik minat calon investor dengan memberikan bonus voucher makan atau belanja, karena kecenderungan karyawan swasta menyenangi voucher atau hadiah langsung. Promo investasi berhadiah HP tanpa diundi juga dapat dilakukan. Seperti pada cara promosi untuk ibu rumah tangga, biasanya karyawan swasta juga sangat menyukai promo berkaitan dengan life style. Sementara untuk usahawan dapat melakukan promosi di bank-bank tempat usahawan tersebut menerima kredit atau pinjaman. Pada kategori investor terakhir yaitu risk lover atau investor yang menyukai investasi berisiko tinggi terdapat dua Reksadana yang masuk didalamnya, yaitu Schroder Dana Mantap Plus dan Samuel Dana Pasti. Keduanya secara berurutan menempati peringkat 1 dan 5. Pihak manajemen kedua Reksadana tersebut harus lebih memfokuskan pemasaran pada segmen investor usahawan skala menengah ke atas. Hal ini sesuai dengan karakter dari usahawan besar yang selalu menginginkan untung besar walaupun berisiko tinggi. Pendekatan pemasaran yang dilakukan untuk jenis investor tersebut adalah dengan pendekatan personal. Artinya, pihak pengelola Reksadana harus memiliki daftar pengusaha/investor jenis ini untuk kemudian dilakukan follow-up. Untuk kategori investor ini perlu dilakukan penjelasan produk dengan detil, terutama dari sisi keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang harus ditanggung. Sementara itu sebagai media pemasaran dapat digunakan brosur atau pamflet yang disebar di sekitar tempat berkumpulnya calon investor, mendirikan 110 stand informasi pendaftaran pembelian serta pemasangan iklan di tempat-tempat yang strategis sesuai dengan target pasarnya. Selain itu dapat pula menggunakan internet sebagai media promosinya dengan membuat website yang interaktif dan informatif. Hal ini perlu dilakukan karena kecenderungan teknologi yang semakin mempermudah calon investor dalam mencari informasi terkait dengan produk investasi yang diinginkan. Media email juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan update informasi bagi calon investor, hal ini didukung oleh menjamurnya penggunaan Blackberry dan handphone (HP) lainnya yang mampu mengakses layanan email. Kemudahan teknologi ini dapat dijadikan media informasi dan promosi dengan biaya rendah. Media online juga memberikan kemudahan bagi pengelola Reksadana dengan memberikan ruang beriklan pada mesin pencari seperti Google dan Yahoo. Pemasangan iklan pada media ini relatif lebih murah dibandingkan media offline dan tertarget. Artinya memiliki target audience berdasarkan kata kunci yang diketikkan pada layar komputer, sehingga iklan hanya muncul pada calon konsumen yang benar-benar mencari informasi terkait dengan produk yang diiklankan. Sebagai contoh, pengelola Reksadana dapat beriklan dengan membidik kata kunci “Reksadana pendapatan tetap terbaik”, maka iklan ini hanya muncul pada saat calon konsumen mengetikkan kata-kata tersebut dan dipastikan bahwa orang tersebut hendak mencari informasi terkait dengan Reksadana pendapatan tetap terbaik. Hal lainnya kemungkinan calon investor menjadi tertarik untuk membeli dengan membaca informasi yang disajikan dalam website tersebut. Beberapa strategi pemasaran yang telah diuraikan sebelumnya dapat dirangkum dalam Tabel 19. 111 Tabel 19. Rekapitulasi hasil penelitian strategi pemasaran Reksadana pendapatan tetap berdasarkan tipe investor Reksadana Tipe Investor Mahanusa Dana Lestari Danareksa Melati Dollar (US$) Risk Averse BNI Dana Syariah Fortis Prima II Danareksa Gebyar Indonesia II Manulife Dana Tetap Pemerintah Danamas Pasti Mandiri Investa Dana Utama Schroder Dana Mantap Plus Samuel Dana Pasti 4.7. Risk Moderate Risk Lover Jenis Pekerjaan Tempat Promosi Ibu Rumah Tangga Arisan dan Perkumpulan PNS/TNIPOLRI Pelajar/ Mahasiswa Departemen dan Instansi Usahawan Bank Pegawai Swasta Tepat makan siang, pusat ATM dan Mal disekitar perkantoran Usahawan skala menengah ke atas Kantor dan Rumah Kampus Jenis Promosi Penyebaran pamflet, brosur, pembuatan stan informasi pembelian, pemasangan iklan, pemberian bonus hadiah langsung dan mekanisme arisan Penyebaran pamflet, brosur, pembuatan stan informasi pembelian, pemasangan iklan dan pemberian hadiah langsung Pendekatan Personal lewat telepon atau bertemu langsung Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman Setelah diperoleh strategi pemasaran berdasarkan segmentasi investor, maka perlu diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari industri Reksadana pendapatan tetap agar diperoleh alternatif strategi pemasaran yang terbaik. Berdasarkan kajian literatur dan observasi langsung ke industri tersebut, maka berhasil diidentifikasikan beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 4.7.1. Kekuatan a. Peringkat tertinggi dari sisi profitabilitas dan efisiensi. Tidak diragukan lagi bahwa kesepuluh Reksadana pendapatan tetap tersebut merupakan Reksadana terbaik berdasarkan perhitungan profitabilitas dan efisiensi, sehingga menjadi jaminan memberikan 112 keuntungan dan aman dalam jangka panjang. Hal ini menjadi kekuatan yang dapat dikedepankan bagi pengelola Reksadana tersebut. Investor hanya perlu diyakinkan kembali bahwa berinvestasi pada Reksadana tersebut relatif lebih terjamin dan stabil dalam memberikan keuntungan. b. Biaya investasi yang terjangkau. Salah satu kelebihan berinvestasi di Reksadana dibandingkan dengan Saham adalah rendahnya biaya investasi yang dibutuhkan. Bila dalam Saham diperlukan investasi minimal dalam satuan lot (500 lembar Saham) sehingga diperlukan puluhan sampai ratusan juta rupiah, maka pada Reksadana hanya diperlukan dana mulai dari Rp 500.000,-. Kesepuluh Reksadana terbaik memiliki harga investasi yang terjangkau, yaitu mulai dari Rp 500.000,- untuk Reksadana BNI Dana Syariah hingga US$200 pada Danareksa Melati Dollar. Dengan kisaran harga itu, memudahkan bagi seluruh kalangan investor untuk berinvestasi pada masing-masing Reksadana yang diminati. Biaya investasi yang terjangkau merupakan daya tarik bagi calon investor. c. Dukungan manajemen profesional. Kesepuluh Reksadana terbaik, didukung oleh manajemen yang profesional dan sudah bertahun-tahun dalam mengelola Reksadana di Indonesia. Selain itu, tiga manajer investasi, yaitu Fortis, Schroder dan Manulife adalah perusahaan investasi asing yang sudah banyak memiliki pengalaman dalam mengelola investasi di negara lain. Dengan dukungan manajemen yang profesional, maka dipastikan 113 bahwa Reksadana yang dipilih investor merupakan Reksadana yang bermutu tinggi. d. Kemudahan dalam pencairan dana. Disamping harga yang terjangkau, kemudahan dalam pencairan dana juga merupakan kelebihan lain yang dimiliki Reksadana. Investor tidak perlu khawatir, karena Reksadana sangat mudah dicairkan, tidak seperti Saham yang perlu waktu beberapa minggu hingga menunggu pembeli. Hal ini dikarenakan sudah dijamin oleh undang-undang bahwa pengelola Reksadana perlu menjamin pencairan dana oleh investor, sehingga prosesnya semudah mencairkan dana Deposito. Ini yang menjadi kelebihan Reksadana dibandingkan dengan jenis investasi yang lain. 4.7.2. Kelemahan. a. Kurangnya sosialisasi dan promosi. Banyak investor baru yang tidak menyadari bahwa investasi pada Reksadana menguntungkan, hal ini disebabkan kurangnya informasi yang diterima investor. Investor dari kalangan ibu rumah tangga, PNS/TNI-POLRI, mahasiswa dan pegawai swasta umumnya lebih memilih berinvestasi pada Deposito karena lebih aman. Selain itu juga disebabkan oleh citra yang diperoleh oleh pasar modal sebagai tempat investasi berisiko tinggi dibandingkan dengan perbankan. Pandangan ini yang perlu diubah dengan terus memberikan informasi positif tentang berinvestasi di pasar modal dan gencar melakukan promosi ke segmen investor yang tepat. 114 b. Tempat berinvestasi terbatas. Berbeda dengan produk Deposito dari perbankan yang mampu menjangkau seluruh daerah di Indonesia karena cabang-cabang bank sudah menyebar merata, pengelola Reksadana sering mengalami kesulitan dalam menjual produknya akibat keterbatasan tempat. Banyak Reksadana yang hanya dijual di kantor pusat dan itu biasanya berkedudukan di Jakarta, akibatnya investor dari daerah merasa enggan berinvestasi karena letaknya yang jauh. Belum berkembangnya media online sebagai sarana promosi paling baik, menjadi sisi kelemahan bagi pihak pengelola Reksadana. Hal ini juga disebabkan belum tumbuhnya kepercayaan investor untuk bertransaksi lewat internet karena isu keamanan yang belum terjamin. Apalagi dengan sering terjadinya kasus penipuan kartu kredit lewat internet. 4.7.3. Peluang. a. Target pasar yang luas. Berdasarkan data dari laporan Bapepam tahun 2007, investor Reksadana dari kalangan ibu rumah tangga berkembang sangat pesat dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa Reksadana sudah menyentuh seluruh kalangan, seperti fenomena yang terjadi di negara maju, sehingga pangsa pasarnya diharapkan semakin meningkat. Selain itu, jumlah penduduk yang besar dan semakin meningkatnya taraf kesejahteraan, memberikan peluang bagi Reksadana untuk berkembang sebagai alternatif investasi yang terjangkau dan menguntungkan. 115 b. Tingkat suku bunga bank rendah. Diturunkannya suku bunga Bank Indonesia hingga menyentuh level 6,25% diharapkan mampu memacu penurunan bunga Deposito tabungan. Walaupun sampai saat ini kebijakan tersebut belum berjalan, namun diharapkan dalam beberapa bulan ke depan suku bunga tabungan bisa berangsur-angsur turun. Jika hal ini terjadi, dapat menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya Reksadana di Indonesia. Investor akan berpikir untuk memindahkan dananya ke jenis investasi yang lebih menguntungkan atau memberikan tingkat pengembalian di atas rataan bunga Deposito. 4.7.4. Ancaman. a. Kenaikan harga minyak. Kenaikan harga minyak dapat berpengaruh besar dalam mendongkrak harga-harga kebutuhan pokok yang lain. Kenaikan harga minyak dunia secara perlahan harus diwaspadai sebagai salah satu indikator inflasi. Jika inflasi terjadi, maka banyak investor yang akan menarik dana investasinya dan ini dapat berakibat buruk bagi perkembangan pasar modal, terutama Reksadana. Terutama investor dari kalangan ibu rumah tangga, PNS/TNI-POLRI, pegawai swasta dan mahasiswa lebih memilih untuk mendahulukan pemenuhan kebutuhan pokok dibandingkan untuk berinvestasi. Selain itu, naiknya harga minyak cenderung mempengaruhi turunnya nilai Saham atau Obligasi perusahaan, sehingga berakibat pada turunnya nilai portofolio yang dimiliki oleh pengelola Reksadana. 116 b. Terbitnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Reksadana penjaminan. Diterbitkannya ORI tahun 2006 merupakan usaha pemerintah dalam menutup defisit anggaran yang bersumber pada dana masyarakat. ORI menjadi menarik, karena investasi pokoknya dijamin oleh pemerintah hingga waktu pencairan dan memberikan bunga lebih besar dari Deposito. Demikian juga dengan Reksadana penjaminan, memiliki kelebihan karena nilai investasi awalnya tidak akan berubah jika dicairkan pada waktunya. Terbitnya kedua jenis investasi ini dapat menjadi ancaman bagi Reksadana pendapatan tetap, namun dengan strategi yang tepat maka ancaman ini dapat perlahan ditekan dan akan lebih memperkuat posisi Reksadana pendapatan tetap. c. Kondisi perekonomian dunia yang bergejolak. Hingga saat ini, dampak dari kasus subprime mortgage yang berakibat kolapsnya perekonomian Amerika Serikat masih terasa dan belum terjadi perbaikan yang nyata. Kondisi ini berakibat pada melemahnya bursa Saham di seluruh dunia, terutama karena sebagian besar investor pasar modal di Indonesia adalah investor asing. Jika kondisi ini makin buruk, maka lebih banyak lagi investor yang akan menarik dananya dari pasar modal termasuk Reksadana. 4.8. Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran. Setelah dilakukan identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari industri Reksadana pendapatan tetap, selanjutnya merupakan proses perumusan strategi untuk memadukan 117 kekuatan dan kelemahan yang dimiliki produk Reksadana pendapatan tetap dengan peluang dan ancaman dari luar. Alat analisis yang digunakan, yaitu matriks SWOT yang merupakan tahapan efektif untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran. Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman). Pemaduan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan dalam matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang dapat digunakan, antara lain strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, dan strategi W-T. Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks SWOT Reksadana pendapatan tetap terbaik dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Matriks SWOT Reksadana pendapatan tetap terbaik Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O) 1. Target pasar yang luas. 2. Tingkat suku bunga bank rendah. Ancaman (T) 1. Kenaikan harga minyak. 2. Terbitnya ORI dan Reksadana penjaminan. 3. Kondisi perekonomian dunia yang bergejolak. Kekuatan (S) 1. Peringkat tertinggi dari sisi profitabilitas dan efisiensi. 2. Biaya investasi terjangkau. 3. Dukungan manajemen profesional. 4. Kemudahan dalam pencairan dana. Kelemahan (W) 1. Kurangnya sosialisasi dan promosi 2. Tempat berinvestasi yang terbatas. Strategi S-O 1. Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor (S1, S2 dan O1). 2. Memanfaatkan tingkat suku bunga yang rendah (S2, S4 dan O2). Strategi S-T 1. Mempertahankan peringkat (S1,S3 dan T1, T3). 2. Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah (S2, S4 dan T2). Strategi W-O 1. Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat (W1, O2 dan O1). 2. Memanfaatkan media online (W2 dan O1). Strategi W-T 1. Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line (W1 dan T1, T3). 2. Melakukan up selling (W2 dan T2). 118 Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dalam matriks SWOT dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki produk Reksadana pendapatan tetap untuk memanfaatkan peluang, serta mengatasi kelemahan dan menghadapi ancaman, maka dihasilkan empat alternatif strategi yang dapat digunakan oleh pengelola Reksadana, antara lain : 1. Strategi S-O Strategi S-O merupakan alternatif strategi yang menggunakan kekuatan secara maksimal dengan memanfaatkan peluang yang ada. a. Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor. Dengan mencermati peluang pasar, yaitu terbukanya pangsa pasar yang cukup luas bagi pemasaran produk Reksadana pendapatan tetap, maka pihak pengelola Reksadana perlu melakukan pemasaran sesuai dengan target konsumen yang dibidik. Peringkat tertinggi yang diperoleh dari sisi profitabilitas dan efisiensi dapat dijadikan modal utama dalam memperoleh kepercayaan investor. Sebab kunci pemasaran Reksadana adalah bagaimana memperoleh kepercayaan investor terhadap produk yang diyakini lebih berisiko dibandingkan dengan Deposito. Selain itu, hasil perhitungan dapat dijadikan bukti tertulis bahwa kesepuluh Reksadana terbaik dapat menghasilkan keuntungan yang nyata dan mampu bertahan dalam jangka panjang. b. Memanfaatkan tingkat suku bunga rendah. Kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat suku bunga SBI membuka peluang yang besar bagi berkembangnya produk investasi seperti Reksadana. Dengan mengedepankan pada harga investasi yang 119 terjangkau dan kemudahan dalam proses pencairan dana, dapat membuat investor tertarik untuk berinvestasi pada Reksadana. Disamping itu dukungan potensi tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari bunga Deposito semakin memudahkan pengelola Reksadana untuk memanfaatkan peluang yang ada. 2. Strategi W-O Strategi W-O merupakan alternatif strategi untuk meminimalkan kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada secara maksimal. Strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah : a. Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat. Promosi memang terkait dengan biaya, oleh sebab itu banyak pengelola Reksadana sering tidak tepat dalam melakukan strategi promosi, sehingga dana banyak keluar namun hasil tidak optimal. Hal ini disebabkan pengelola Reksadana tidak tepat dalam membidik calon investor. Kelemahan ini dapat ditutupi dengan meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat. Dengan peluang target pasar yang cukup luas dan tingkat suku bunga bank yang rendah, maka membidik calon investor yang tepat dapat menjadi strategi yang sesuai dengan jumlah budget terbatas. b. Memanfaatkan media online. Tempat berinvestasi yang terbatas merupakan masalah klasik bagi pemasaran Reksadana pendapatan tetap. Di beberapa daerah yang berpotensi untuk menjaring calon investor, sering tidak terdapat sarana informasi dan penjualan produk Reksadana. Hal ini dapat diminimalkan 120 melalui kerjasama dengan bank yang memiliki jaringan cabang di seluruh daerah. Namun demikian ini tidak mudah karena berpotensi terjadinya kanibalisme terhadap produk tabungan atau Deposito dari bank tersebut. Umumnya strategi ini dilakukan hanya pada bank yang juga bertindak sebagai manajer investasi seperti Mandiri Sekuritas dan BNI Sekuritas. Cara lain yang dapat digunakan adalah memanfaatkan media online dengan membuat website yang menyediakan informasi dan melakukan transaksi penjualan. Dengan demikian sangat memudahkan calon investor dalam mencari informasi dan melakukan pembelian produk Reksadana. Isu keamanan yang dipermasalahkan dapat di atasi melalui kerjasama dengan pihak merchant kartu kredit internasional seperti Visa dan Master yang sudah menjamin keamanannya secara online. Selain itu, beberapa bank seperti BCA dan Mandiri juga sudah menjamin keamanan transaksi yang dilakukan melalui internet. Untuk menjawab peluang target pasar yang semakin terbuka, maka kelemahan tempat bertransaksi yang terbatas dapat di atasi dengan strategi pemasaran online. 3. Strategi S-T Strategi S-T merupakan alternatif strategi yang bisa diterapkan pengelola Reksadana dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang dihadapi. a. Mempertahankan peringkat. Untuk menghadapi ancaman kondisi perekonomian dunia yang belum pulih dan naiknya harga minyak, maka manajer investasi perlu terus melakukan manuver investasi untuk mempertahankan peringkat. 121 Penempatan portofolio pada investasi yang menguntungkan dan stabil di saat krisis menjadi pekerjaan rumah paling penting bagi pengelola Reksadana. Nilai efisiensi yang tinggi pada kesepuluh Reksadana terbaik merupakan bukti bahwa Reksadana tersebut mampu bertahan di tengah ancaman krisis ekonomi. Dengan mempertahankan keunggulan tersebut, maka kepercayaan investor akan meningkat, sehingga pengelola Reksadana tidak perlu khawatir kehilangan nasabah. b. Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah. Perlu dikembangkan produk baru yang merupakan turunan dari produk yang sudah ada dengan biaya investasi yang lebih rendah. Produk Reksadana awal yang sudah unggul dari sisi profitabilitas dan efisiensi dipertahankan, kemudian dikeluarkan produk turunannya dengan biaya murah. Untuk mempertahankan kepercayaan investor, maka produk turunan tersebut tetap menggunakan nama produk sebelumnya hanya dibedakan segmentasinya. Sebagai contoh, Reksadana BNI Dana Syariah dibuat produk turunannya dengan nama BNI Dana Syariah Junior, produk ini membidik segmen pelajar atau mahasiswa dengan kelebihan biaya investasi yang terjangkau. Dengan strategi ini, maka Reksadana pendapatan tetap terbaik lebih unggul, terutama jika dibandingkan dengan investasi pada ORI yang memerlukan dana minimal Rp 5.000.000,-. Sementara persaingan dalam penetapan biaya awal investasi terjadi dengan Reksadana penjaminan. Namun demikian Reksadana pendapatan tetap unggul dalam proyeksi imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan Reksadana penjaminan. 122 Hal ini dikarenakan penempatan portofolionya lebih dominan pada Obligasi dibandingkan dengan instrumen pasar uang. Penerapan strategi biaya rendah ini juga akan memacu terjaringnya investor baru dari kalangan menengah ke bawah. 4. Strategi W-T Strategi W-T merupakan alternatif strategi yang bisa diterapkan pengelola Reksadana dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk menghindari ancaman yang dihadapi. a. Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line. Ketidaktahuan sebagian besar masyarakat terhadap jenis investasi Reksadana menyebabkan sedikitnya jumlah peminat investasi ini. Oleh sebab itu perlu ditingkatkan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat. Namun demikian, kondisi perekonomian yang belum pulih 100%, menyebabkan pengelola Reksadana perlu untuk membatasi biaya promosi yang tidak tepat, contohnya seperti iklan pada televisi, surat kabar umum, majalah dan radio. Promosi lebih ditekankan pada jenis pemasaran below the line atau langsung tertuju pada segmen investor yang dibidik, seperti pada perkumpulan atau komunitas. Dengan demikian biaya yang dikeluarkan lebih efisien dan tepat sasaran. Selain itu, pola pemasaran yang dapat dimanfaatkan yaitu menggunakan kekuatan komunitas sebagai media word of mouth (pemasaran dari mulut ke mulut). Media ini sangat ampuh terutama untuk menjaring kepercayaan calon investor dan lebih efektif untuk pengelola Reksadana yang memiliki budget sosialisasi dan promosi terbatas. 123 b. Melakukan up selling. Up selling artinya menawarkan jenis produk lain kepada investor yang telah membeli produk sebelumnya. Kelemahan dari sisi promosi dan tempat penjualan yang terbatas dapat dimanfaatkan untuk menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap kepada investor yang telah berinvestasi pada ORI maupun Reksadana penjaminan. Hal ini dapat dilakukan kepada pengelola Reksadana yang menjual produk investasi lain. Dengan menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap terbaik, diharapkan investor ORI maupun Reksadana penjaminan mau menambah investasinya pada Reksadana tersebut, sehingga pengelola Reksadana tidak perlu kesulitan dalam mencari investor baru, cukup membujuk investor lama untuk menambah investasinya pada instrumen Reksadana tersebut. 4.9. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil penelitian yang menganalisa tingkat profitabilitas dan efisiensi Reksadana pendapatan tetap diperoleh peringkat Reksadana terbaik dan perumusan strategi pemasarannya disesuaikan dengan kondisi pengelola Reksadana, sehingga implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan adalah : 1. Bagi Investor. Sepuluh Reksadana pendapatan tetap terbaik berdasarkan tingkat profitabilitas dan efisiensi dapat dijadikan patokan atau dasar pengambilan keputusan investor dalam berinvestasi. Investor akan lebih mudah memilih Reksadana yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Investor yang lebih 124 suka menghindari risiko (risk averse) dengan harapan memperoleh keuntungan sepadan dapat memilih Reksadana Mahanusa Dana Lestari, Danareksa Melati Dollar atau BNI Dana Syariah. Investor yang menyukai risiko moderate atau sedang saja dapat memilih berinvestasi pada Reksadana Fortis Prima II, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap pemerintah, Danamas Pasti atau Mandiri Investa Dana Utama. Sementara untuk investor yang menyukai risiko dapat memilih Reksadana Schroder Dana Mantap Plus atau Samuel Dana Pasti. Dengan adanya guidance atau rujukan ini, diharapkan calon investor tidak lagi kesulitan dalam menentukan prioritas investasinya. Selain itu, memberikan kemudahan bagi calon investor awam agar tidak ragu dalam berinvestasi pada produk Reksadana pendapatan tetap. 2. Bagi Pengelola Reksadana. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti bagi sepuluh pengelola Reksadana pendapatan tetap terbaik, bahwa yang telah dilakukan selama ini dalam mengelola portofolio Reksadana sudah berjalan pada jalur yang seharusnya. Kinerja yang baik tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan, sehingga mampu semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi pada produk Reksadana yang dikeluarkannya. Strategi pemasaran yang tepat disesuaikan dengan karakterisitik investor dapat menjamin pengeluaran biaya pemasaran yang efektif. Disamping itu, bagi pengelola Reksadana yang memiliki dana promosi terbatas dapat lebih fokus dalam membidik calon investor sesuai dengan jenis produk Reksadana yang dipasarkannya. 125 Total ada delapan strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh pengelola Reksadana dalam memasarkan produk Reksadana pendapatan tetap, yaitu : a. Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor. b. Memanfaatkan tingkat suku bunga rendah. c. Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat. d. Memanfaatkan media online. e. Mempertahankan peringkat. f. Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah. g. Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line. h. Melakukan up selling. Pengelola Reksadana dapat memberikan prioritas utama pada strategi yang dinilai sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan saat ini, agar menjadi lebih fokus dan terarah dalam memperoleh hasil yang optimal.