institut pertanian bogor

advertisement
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Tingkat Profitabilitas Reksadana
Dalam menghitung tingkat profitabilitas Reksadana pendapatan tetap
digunakan software Microsoft Excel versi 2003, karena mudah dalam perhitungan
rumusnya. Data NAB yang digunakan adalah data harga penutupan NAB di akhir
bulan dari Desember 2005 hingga Desember 2008. Harga NAB bulanan tersebut
diratakan per bulan dengan menggunakan rumus berikut :
[NAB akhir bulan ini – NAB akhir bulan lalu] / NAB akhir bulan lalu
(4.1)
Dalam hal ini diperoleh 36 data rataan NAB per bulan. Hasil tersebut
kemudian diratakan dengan memasukkan perintah AVG (range data) untuk
memperoleh nilai Rp. Perlakuan yang sama digunakan untuk mencari nilai Rf,
hanya data yang digunakan adalah data bunga SBI bulanan. Untuk mencari nilai
standar deviasi portofolio σp cukup dengan memasukkan perintah STDEV (range
data) pada Excel. Sedangkan mencari nilai beta, perintah yang digunakan adalah
SLOPE (range data), dengan tujuan mencari nilai slope/kemiringan dari
persamaan linear antara nilai return Reksadana dengan benchmark.
Sebagai contoh adalah data Reksadana AAA Bond Fund 2 berikut dibuat
perhitungannya pada Tabel 7. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Reksadana
pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki nilai Sharpe -0,092, nilai Treynor
0,0482 dan nilai Jensen –0,0033. Hasil tersebut kemudian diperingkatkan
berdasarkan nilai tertinggi hingga terendah untuk masing-masing metode
perhitungan.
80
Tabel 7. Contoh perhitungan profitabilitas Reksadana pendapatan tetap
Thn
Bulan
Index
Obligasi
Gabungan
SBI
AAA Bond
Fund 2
Index
Rataan
SBI
Rataan
AAA
Bond
Fund
Rataan
2005 December
1.836,52
0,0600
1.004,36
January
February
March
April
May
June
July
August
September
October
November
December
January
February
March
April
May
June
July
August
September
October
November
December
January
February
March
April
May
June
July
August
September
October
November
December
1.780,88
1.754,29
1.808,57
1.765,52
1.761,29
1.727,36
1.806,48
1.764,01
1.732,44
1.797,40
1.775,42
1.819,66
1.894,58
1.925,47
1.965,44
1.981,57
2.001,18
2.022,79
2.037,78
2.078,75
2.058,74
2.093,11
2.108,58
2.142,19
2.153,54
2.189,12
2.282,38
2.301,34
2.401,14
2.348,67
2.174,07
2.168,64
1.993,01
1.876,61
1.729,12
1.862,41
0,0600
0,0625
0,0650
0,0650
0,0675
0,0675
0,0700
0,0700
0,0700
0,0725
0,0725
0,0750
0,0750
0,0725
0,0725
0,0725
0,0725
0,0725
0,0750
0,0750
0,0775
0,0775
0,0800
0,0825
0,0825
0,0850
0,0850
0,0825
0,0825
0,0825
0,0800
0,0775
0,0750
0,0750
0,0725
0,0725
1.025,16
1.099,18
1.067,28
1.058,39
1.083,29
1.039,27
1.035,25
1.038,24
1.064,65
1.037,67
1.023,42
1.003,00
1.007,13
1.086,64
1.073,29
1.038,00
1.098,24
1.077,26
1.067,38
1.048,53
1.099,11
1.097,12
1.103,87
1.103,25
1.124,76
1.087,18
1.027,25
1.042,47
1.029,18
1.085,12
1.064,12
1.025,26
1.003,24
1.054,62
1.034,23
1.076,25
-0,0303
-0,0149
0,0309
-0,0238
-0,0024
-0,0193
0,0458
-0,0235
-0,0179
0,0375
-0,0122
0,0249
0,0412
0,0163
0,0208
0,0082
0,0099
0,0108
0,0074
0,0201
-0,0096
0,0167
0,0074
0,0159
0,0053
0,0165
0,0426
0,0083
0,0434
-0,0219
-0,0743
-0,0025
-0,0810
-0,0584
-0,0786
0,0771
0,0000
0,0417
0,0400
0,0000
0,0385
0,0000
0,0370
0,0000
0,0000
0,0357
0,0000
0,0345
0,0000
-0,0333
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0345
0,0000
0,0333
0,0000
0,0323
0,0313
0,0000
0,0303
0,0000
-0,0294
0,0000
0,0000
-0,0303
-0,0313
-0,0323
0,0000
-0,0333
0,0000
0,0207
0,0722
-0,0290
-0,0083
0,0235
-0,0406
-0,0039
0,0029
0,0254
-0,0253
-0,0137
-0,0200
0,0041
0,0789
-0,0123
-0,0329
0,0580
-0,0191
-0,0092
-0,0177
0,0482
-0,0018
0,0062
-0,0006
0,0195
-0,0334
-0,0551
0,0148
-0,0127
0,0544
-0,0194
-0,0365
-0,0215
0,0512
-0,0193
0,0406
AVG
Std.Dev
Beta
0,0010
0,0055
0,0025
0,0334
-0,0638
2006
2007
2008
Hasil Perhitungan
Sharpe
Treynor
Jensen
-0,0920
0,0482014
-0,003362
81
4.1.1. Profitabilitas Menurut Sharpe
Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas Reksadana pendapatan tetap
dicirikan dengan ukuran kinerjanya menggunakan tiga metode, yaitu metode
Sharpe, Treynor dan Jensen. Hasil dari perhitungan Sharpe menunjukkan 17
Reksadana dari 54 Reksadana memiliki nilai positif. Artinya menunjukkan bahwa
Reksadana tersebut memiliki kinerja di atas rataan kinerja pasar sementara sisanya
berada dibawah kinerja pasar. Sedangkan yang menjadi patokan perhitungan
(benchmark) adalah indeks gabungan Obligasi, baik corporate maupun
pemerintah. Hal ini disebabkan hampir 80% portofolio Reksadana pendapatan
tetap diinvestasikan kedalam Obligasi. Berbeda dengan Reksadana Saham yang
portofolionya adalah Saham, dapat digunakan indeks harga Saham gabungan
(IHSG).
Pada Tabel 8, ditampilkan 10 Reksadana pendapatan tetap yang memiliki
profitabilitas tertinggi, yaitu kombinasi antara return dan risiko yang terbaik.
Tabel 8. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Sharpe
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sharpe
Reksadana
Schroder Dana Mantap Plus
Danareksa Gebyar Indonesia II
Manulife Dana Tetap Pemerintah
Dana Obligasi Stabil
GMT Dana Obligasi Plus
Mahanusa Dana Lestari
Panin Dana Utama Plus 2
Fortis Prima II
Si Dana Obligasi Maxima
Samuel Dana Pasti
Nilai
1,036
1,002
0,921
0,887
0,632
0,342
0,336
0,271
0,082
0,060
Dari Tabel 8 terlihat bahwa 10 Reksadana terbaik menurut perhitungan
Sharpe masih dipegang oleh Reksadana-Reksadana yang merupakan penghasil
return tertinggi. Empat Reksadana yang masuk 10 besar, dikelola oleh manajer
82
investasi yang sudah memiliki nama besar di Indonesia seperti Schroder,
Danareksa, Manulife dan Fortis. Keempatnya sudah terbukti selalu menempati
peringkat tinggi dalam setiap perhitungan kinerja, karena didukung oleh
manajemen profesional dan sudah bertahun-tahun melakukan pengelolaan dana
investor.
Dari sisi risiko, kesepuluh Reksadana tersebut mampu berkinerja baik
menghadapi kombinasi risiko sistematik maupun non-sistematik. Pada metode
Sharpe, risiko yang diperhitungkan adalah gabungan risiko sistematik dan nonsistematik, dilambangkan dengan standar deviasi. Dalam perhitungan matematik,
standar deviasi adalah simpangan dari rataan perhitungan. Jika diadopsi dalam
perhitungan keuangan maka simpangan dari rataan NAB harian Reksadana
menunjukkan faktor risikonya. Dalam perhitungan ini, risiko sistematik terbesar
terutama terjadi pada akhir tahun 2008 dimana kinerja Reksadana secara umum
terpengaruh oleh nilai Obligasi maupun Saham yang jatuh akibat dari krisis
finansial yang terjadi di Amerika Serikat.
1,600.00
1,400.00
Avg. NAB
1,200.00
1,000.00
800.00
600.00
400.00
200.00
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug
Sep
Oct
Nov
Dec
2008
Gambar 7.
Pergerakan NAB rataan Reksadana pendapatan tetap di Indonesia
sepanjang tahun 2008 (Bapepam, 2008).
83
Pergerakan turun NAB Reksadana terbesar terjadi pada September 2008,
hal ini dipengaruhi oleh kolapsnya beberapa perusahaan investasi terbesar di
Amerika Serikat. Dua perusahaan broker Properti terbesar, yaitu Fannie Mae dan
Freddie Mac melelang seluruh Sahamnya mengakibatkan jatuhnya harga Saham
dan Obligasi di Amerika Serikat yang diikuti oleh Eropa dan Asia. Kemudian
diikuti dengan kejatuhan Lehmann Brother sebagai perusahaan investasi terbesar
di dunia yang membuat semakin terpuruknya harga Saham dan Obligasi
internasional (www.vibiznews.com, 2008).
Banyaknya Reksadana yang bernilai Sharpe di bawah satu lebih
diakibatkan karena terimbas oleh turunnya nilai NAB di akhir tahun perhitungan
2008. Dari 54 Reksadana pendapatan tetap yang diuji, hanya dua Reksadana yang
memiliki nilai di atas satu, yaitu Schroder Dana Mantap Plus dan Danareksa
Gebyar Indonesia II. Nilai Sharpe di atas satu menunjukkan bahwa walaupun
terimbas krisis namun kinerjanya tetap prima. Menurut Klein and Carter (1989),
suatu portofolio yang memiliki nilai indeks lebih dari satu, maka portofolio
tersebut merupakan portofolio superior dan mampu memberikan keuntungan
optimal dengan tingkat risiko sepadan.
Dari sisi risiko non-sistematik, manajer investasi ke tujuh belas Reksadana
tersebut telah mampu mendiversifikasikan portofolio dengan baik. Atau dengan
kata lain, portofolionya telah disusun berdasarkan perhitungan matang terhadap
kinerja Obligasi secara keseluruhan. Hal ini terlihat dari nilai Sharpe ketujuh belas
Reksadana tersebut berada di atas nol. Kejatuhan pasar Saham di akhir tahun
2008 memberi efek domino terhadap perdagangan Obligasi, namun demikian
dengan diversifikasi yang tepat pada Obligasi-Obligasi perusahaan yang tidak
84
secara langsung terimbas akan membuat nilai NAB tidak turun secara nyata.
Sampai akhir tahun 2008, Obligasi-Obligasi perusahaan di bidang pertanian tidak
begitu terimbas dengan kondisi krisis keuangan global (www.detikfinance.com,
2008).
4.1.2
Profitabilitas Menurut Treynor
Perbedaan mendasar dari perhitungan menurut Sharpe dan Treynor
terletak pada penilaian risiko. Dalam Treynor yang diperhitungkan hanyalah
risiko sistematis, yaitu risiko yang terjadi diluar kendali perusahaan penerbit
Obligasi maupun Saham atau lebih dikenal dengan faktor makro, seperti
perubahan tingkat suku bunga, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap valuta
asing, resesi ekonomi, faktor kebijakan politik, kondisi ekonomi dan bencana
alam. Risiko sistematis tersebut digambarkan sebagai nilai beta (β), yaitu nilai
kemiringan (slope) antara Reksadana terkait dengan benchmark indeks Obligasi
gabungan. Pergerakan nilai indeks Obligasi mencerminkan naik turunnya return
Obligasi perusahan maupun pemerintah yang dipengaruhi oleh perubahan pasar.
Sedangkan risiko non-sistematis merupakan risiko yang disebabkan oleh faktorfaktor mikro yang terdapat pada perusahaan atau industri tertentu seperti
perubahan struktur permodalan, perubahan struktur aktiva, kondisi lingkungan
kerja, penurunan tingkat penjualan dan lain-lain, sehingga pengaruhnya hanya
terbatas pada perusahaan atau industri tersebut dan risiko dapat dihilangkan
melalui diversifikasi dalam portofolio.
Untuk memperoleh nilai beta, digunakan persamaan regresi dengan
menganggap bahwa premi risiko (selisih antara tingkat pengembalian yang
85
diharapkan dari investasi dengan tingkat investasi bebas risiko) ER-R sebagai
peubah Y dan selisih antara tingkat pengembalian yang diharapkan dengan indeks
harga Obligasi gabungan sebagai peubah X. Dalam hal ini tingkat investasi bebas
risiko adalah rataan suku bunga bulanan SBI.
Cara perhitungan nilai beta adalah dengan menggunakan data rataan
bulanan baik NAB Reksadana, indeks Obligasi gabungan maupun SBI yang
diperoleh pada hasil perhitungan awal. Untuk mencari nilai beta cukup digunakan
perintah SLOPE {range data} pada Excel. Sebagai contoh adalah Reksadana
pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki persamaan regresi berikut :
Ŷ = 0,0025 - 0,0638 X
Artinya rekadana tersebut memiliki nilai beta (peubah X) -0,0638 atau
cenderung berkebalikan dengan perilaku pasar. Jika perhitungan tersebut dibuat
dalam bentuk grafik, menghasilkan Gambar 8.
y = -0.0638x + 0.0025
R2 = 0.0046
0.1000
0.0800
0.0600
0.0400
0.0200
-0.1000
-0.0500
0.0000
0.0000
-0.0200
0.0500
-0.0400
-0.0600
-0.0800
Series1
Linear (Series1)
Gambar 8. Contoh grafik perhitungan nilai Beta
0.1000
86
Dari perhitungan menurut Treynor, diperoleh 10 Reksadana berkinerja
terbaik. Pada Tabel 8 terlihat 6 Reksadana terbaik menurut Sharpe juga masuk
kedalam daftar terbaik menurut Treynor. Reksadana tersebut adalah Schroder
Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap
Pemerintah, Fortis Prima II, Mahanusa Dana Lestari dan Samuel Dana Pasti.
Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan awal bahwa perhitungan secara Sharpe
maupun Treynor tidak berbeda jauh dalam menghitung kinerja Reksadana
pendapatan tetap dalam periode tiga tahun.
Tabel 9. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Treynor
Treynor
Reksadana
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Nilai
0,348
0,339
0,323
0,297
0,288
0,206
0,187
0,182
0,092
0,003
Fortis Prima II
BNI Dana Syariah
Schroder Dana Mantap Plus
Danamas Pasti
Manulife Dana Tetap Pemerintah
Danareksa Gebyar Indonesia II
Samuel Dana Pasti
Schroder USD Bond Fund
Si Dana Batavia Obligasi Prima
Mahanusa Dana Lestari
Dari 54 Reksadana pendapatan tetap yang diuji, hanya terdapat 12
Reksadana yang memiliki nilai positif. Artinya walaupun kinerjanya tidak terlalu
baik, namun tetap mengungguli kinerja pasar Obligasi secara keseluruhan dan ini
menunjukkan bahwa 12 Reksadana tersebut mampu menunjukkan kinerja terbaik
dalam kondisi pasar yang tidak kondusif di akhir tahun 2008.
Pada
perhitungan
Treynor,
Reksadana
Fortis
Prima
II
mampu
menunjukkan kinerja terbaik dengan nilai 0,348. Fortis Securities selaku
pengelola Reksadana tersebut mampu memaksimalkan pengelolaan portofolio
dengan melakukan investasi pada Obligasi-Obligasi yang menguntungkan.
87
Namun demikian, nilai tersebut masih tergolong rendah karena mendekati nol.
Hal ini disebabkan kinerjanya dipengaruhi kondisi pasar di akhir tahun 2008 yang
menyebabkan turunnya harga Saham maupun Obligasi. Penyebab utamanya
adalah kasus Subprime Mortgage yang terjadi di Amerika Serikat yang
menyebabkan kolapsnya Saham maupun Obligasi beberapa perusahan besar
pemimpin pasar seperti Lehman Brother, AIG dan beberapa bank-bank besar di
Amerika Serikat. Kondisi ini ikut mempengaruhi harga Saham maupun Obligasi
di Indonesia, karena secara tidak langsung banyak investor besar dari luar negeri
yang menarik investasinya akibat memburuknya kondisi perekonomian dunia. Hal
ini berimbas pada turunnya harga Saham dan Obligasi di pasar dalam negeri.
Dengan kondisi tersebut, nilai return Reksadana ikut terkoreksi turun,
sementara nilai beta Obligasinya lebih besar dari selisih return tersebut, sehingga
mengakibatkan nilai Treynor menjadi rendah. Namun demikian, hasil perhitungan
ini tetap menunjukkan bahwa walaupun berbeda secara hasil, namun beberapa
Reksadana menunjukkan hasil yang relatif sama, baik dilakukan perhitungan
dengan metode Sharpe maupun Treynor.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Siahaan (2003) yang melakukan
penelitian membandingkan kinerja 20 Reksadana di Amerika Serikat dengan
metode Sharpe dan Treynor. Siahaan mengatakan bahwa pengukuran kinerja
Reksadana dengan indeks kinerja TPI serupa dengan indeks SPI; dua-duanya
membagi besarnya premi risiko aktiva dengan besarnya risiko. Serupa tetapi
berbeda, karena menggunakan pengukur risiko yang tidak sama. Sharpe mengukur
peringkat kinerja Reksadana berdasarkan dominasi pada standar deviasi CML,
sementara Treynor mengukur kinerja Reksadana berdasarkan Reksadana yang
88
dominan pada beta CAPM. Kedua macam pengukuran mengasumsikan secara
implisit bahwa uang secara bebas dapat dipinjam dan dipinjamkan pada tingkat
bunga R. Asumsi ini diharuskan untuk menentukan garis investasi yang
menguntungkan dengan tolak ukur R dan memungkinkan pengelompokkan
Reksadana menurut kelompok risikonya (risk class), sehingga terlihat bahwa
meskipun pengukuran risiko yang digunakan berbeda, namun pengukuran kinerja
berdasarkan pendekatan Treynor maupun Sharpe menghasilkan peringkat yang
cenderung sama.
4.1.3. Profitabilitas Menurut Jensen
Secara teori perhitungan kinerja Reksadana menurut Jensen hanya
memperhitungkan faktor risiko sistematis sama seperti pada metode Treynor.
Namun demikian perbedaannya ada pada nilai alpha yang merupakan nilai
perpotongan (intercept) pada persamaan regresi yang digunakan.
Dengan menggunakan data rataan NAB bulanan, indeks Obligasi
gabungan dan SBI maka dengan mudah dapat dihitung nilai dari alpha. Sebagai
contoh Reksadana pendapatan tetap AAA Bond Fund 2 memiliki nilai rataan
indeks Obligasi gabungan 0,001, nilai rataan SBI 0,0055, nilai rataan NAB 0,0025
dan nilai beta -0,0638 (Tabel 7), maka dengan menggunakan rumus Jensen
diperoleh nilai alpha berikut :
(0,0025-0,0055) – (-0,0638)x(0,001-0,0055) = -0,003362
Dari hasil perhitungan Jensen diperoleh 10 Reksadana terbaik dan 4
diantaranya Reksadana yang selalu masuk dalam perhitungan kinerja 10
Reksadana terbaik menurut Sharpe dan Treynor (Tabel 10). Keempat Reksadana
89
tersebut adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II,
Manulife Dana Tetap Pemerintah dan Fortis Prima II. Keempatnya tidak masuk
dalam tiga besar perhitungan kinerja terbaik versi Jensen. Hal ini membuktikan
bahwa hasil perhitungan kinerja dari ketiga metode ini tidak banyak perbedaan.
Tabel 10. Perhitungan profitabilitas berdasarkan Jensen
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Jensen
Reksadana
Danareksa Melati Dollar (US$)
NISP Dana Mantab
Simas Danamas Mantap Plus
Schroder Dana Mantap Plus
Mr Dollar (USD)
Bahana Investasi Abadi
Fortis Prima II
Mandiri Investa Dana Utama
Manulife Dana Tetap Pemerintah
Danareksa Gebyar Indonesia II
Nilai
0,0087
0,0085
0,0082
0,0074
0,0062
0,0059
0,0041
0,0035
0,0020
0,0017
Posisi teratas nilai terbaik versi Jensen ditempati oleh Reksadana
Danareksa Melati Dollar (US$) dengan nilai 0,0087, diikuti oleh NISP Dana
Mantab (0,0085), Simas Danamas mantap Plus (0,0082), Schroder Dana Mantap
Plus (0,0074) hingga peringkat sepuluh Danareksa Gebyar Indonesia II (0,0017).
Hasil positif ini diterjemahkan sebagai imbal hasil tetap dari Reksadana yang
tidak terlalu terpengaruh kondisi pasar. Nilai di atas nol menggambarkan bahwa
Reksadana tersebut lebih superior dari portofolio pasar karena menghasilkan
imbal hasil di atas imbal hasil pasar. Apabila negatif, maka portofolio itu lebih
inferior dari portofolio pasar, atau dalam persamaan regresi artinya Reksadana
superior memiliki titik potong terhadap sumbu Y (nilai return yang diharapkan)
di atas titik potong pasar.
Dari 54 Reksadana yang diuji terdapat 19 Reksadana yang memiliki nilai
alpha positif (Lampiran 6). Reksadana yang memiliki nilai alpha positif sangat
90
disukai oleh investor yang rasional dan risk averse. Investor jenis ini sangat
menghindari risiko yang terlalu besar pada investasinya. Berbeda dengan tipe
investor risk lover yang sangat menyukai risiko tingkat tinggi, karena dianggap
mampu memberikan imbal hasil yang besar. Kesembilan belas Reksadana yang
memiliki nilai positif tersebut merupakan pilihan utama bagi investor risk averse,
dengan harapan aman dan menghasilkan pengembalian investasi yang cukup
menguntungkan.
4.2. Tingkat Efisiensi Reksadana
Dengan menggunakan metode DEA diperoleh nilai efisiensi sebesar satu
dan kurang dari satu. Nilai satu merepresentasikan nilai Reksadana yang efisien,
artinya perbandingan antara input dan output yang dihasilkan sudah optimal.
Untuk menghitung nilai efisiensi Reksadana pendapatan tetap tidak
dilakukan dengan cara manual seperti pada proses menghitung tingkat
profitabilitas, melainkan dengan menggunakan sebuah software khusus DEA yang
dinamakan DEAP versi 2.1. yang dikembangkan oleh Coelli (1996) dari
University of England, Australia.
Sebagai input data software digunakan hasil perhitungan dari masingmasing nilai input dan output dari Reksadana pendapatan tetap. Untuk nilai input
ada 4 jenis, yaitu standar deviasi tahunan, beban investasi, kas pada bank dan
perputaran portofolio. Sedangkan untuk nilai output adalah return tahunan dari
Reksadana tersebut. Masing-masing nilai tersebut dihitung dengan periode 3
tahun (2006-2008). Periode penelitian 3 tahun diambil berdasarkan pada jangka
waktu dari penelitian terdahulu yang rataannya berkisar 3, 6 hingga 9 tahun.
91
Jangka waktu ini dianggap sebagai jangka watu yang tepat untuk melakukan
pengukuran kinerja Reksadana. Contoh data input software seperti pada Tabel 11.
Tabel 11. Contoh data input software DEAP
Nama Reksadana
AAA Bond Fund 2
Bahana Dana Arjuna
Bahana Investasi Abadi
Batavia Obligasi USD
BIG Dana Likuid Satu
BNI Dana Syariah
CIMB Principal Income FA.
Dana Obligasi Stabil
Dana Pasti
Dana Premier
Ann. Return
Ann. Stdev
Output
0,09432960
0,08392847
0,09521381
0,07975767
0,12236406
0,10403034
0,11348950
0,13925440
0,14590298
0,10661233
Input
0,00854026
0,00298476
0,00215480
0,02313404
0,01014641
0,00244525
0,00444676
0,00263938
0,00427898
0,00214103
Beban
investasi
(total)
Input
0,01133888
0,02432537
0,01364353
0,02543032
0,00986727
0,01606734
0,02372848
0,01045654
0,02739876
0,00819620
Kas pd
bank
Perputaran
portofolio
Input
0,01497429
0,04816048
0,00000449
0,02142315
0,01509694
0,03437753
0,03284909
0,00403642
0,00578392
0,00181139
Input
0,540
0,410
14,620
2,190
0,300
1,110
0,723
0,630
0,739
0,910
Lamanya proses perhitungan dengan menggunakan software DEAP
bergantung pada jumlah data yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan
data 54 baris ke bawah yang berasal dari 54 data Reksadana pendapatan tetap
yang diuji dan 5 kolom ke samping yang terdiri dari 1 output dan 4 input. Hasil
keluaran dari proses tersebut seperti terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Contoh hasil perhitungan program DEAP 2.1.
92
Dari hasil perhitungan 54 Reksadana tersebut diperoleh 17 Reksadana
yang efisien dan sisanya menunjukkan tingkat efisiensi yang rendah atau dengan
kata lain inefisien. Pada Tabel 12. terdapat beberapa Reksadana yang selain
menunjukkan tingkat efisiensi tinggi, juga berkinerja terbaik. Reksadana tersebut
adalah Schroder Dana Mantap Plus, Danareksa Gebyar Indonesia II, Fortis Prima
II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Samuel Dana Pasti, Mahanusa Dana Lestari,
BNI Dana Syariah, NISP Dana Mantap, Danamas Pasti dan Mandiri Investa Dana
Utama. Reksadana tersebut selain memberikan imbal hasil yang tinggi, juga
memiliki efisiensi keuangan terbaik. Hal ini dimungkinkan, karena kombinasi
antara kinerja manajer investasi yang cukup berpengalaman dalam mengelola
dana investor ditunjang dengan dukungan perusahaan yang sangat baik.
Nilai efisiensi yang tinggi dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Pihak manajemen Reksadana mampu mengoptimalkan kinerja keuangan
dengan sebaik-baiknya, yaitu mampu mengelola perputaran investasi sehingga
menghasilkan efisiensi dari sisi keuangan.
b. Pihak manajemen mampu mengelola biaya-biaya investasi seperti beban
kustodian, beban pajak, beban marketing dan biaya operasional dengan baik,
sehingga beban perusahaan dapat diminimalisasi dan pada akhirnya tidak akan
mengurangi keuntungan yang diperoleh investor. Dalam hal ini pihak
manajemen telah bekerja secara efisien.
c. Perputaran portofolio perusahaan berjalan dengan baik, sehingga jika terjadi
proses redemption (penarikan dana) secara besar-besaran tidak membuat
perusahaan kolaps, atau terjadi kemungkinan gagal bayar, sehingga semakin
meningkatkan kepercayaan investor.
93
Tabel 12. Perhitungan efisiensi Reksadana berdasarkan metode DEA
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Reksadana
Schroder Dana Mantap Plus
Danareksa Gebyar Indonesia II
Fortis Prima II
Batavia Obligasi USD
BNI Dana Syariah
Danareksa Melati Dollar (US$)
Danareksa Melati Premium Dollar (Rp)
Investa Dana Dollar Mandiri
Lauthandana Fixed Income
Mandiri Investa Dana Utama
Mahanusa Dana Lestari
Optima Dollar (Rp)
Samuel Dana Pasti
NISP Dana Mantab
Danamas Pasti
Reksadana CIMB-Principal Bond
Schroder Dana Mantap Plus II
Prospera Obligasi Plus
RD Bahana Makara Abadi
RD Millenium Prima
Nilai DEA
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0,653
0,522
0,509
Optimalnya rasio antara input dan output yang dikelola perusahaan secara
keuangan menyebabkan nilai efisiensi maksimal, yaitu 1, karena terjadi
keseimbangan antara nilai input yang diberikan dengan nilai output yang
diperoleh. Nilai 1 menunjukkan bahwa dengan faktor input berupa risiko, beban
investasi, perputaran portofolio dan kas pada bank tertentu, pengelola Reksadana
mampu mengoptimalkan output yang dihasilkan yaitu nilai return Reksadana.
Nilai 1 yang dihasilkan melalui perhitungan menggunakan software DEAP
menyatakan perbandingan input dan output yang sempurna. 35 Reksadana lain
yang memiliki nilai efisiensi di bawah 1 dapat menjadi efisien jika mampu
mengoptimalkan faktor input dan output. Secara sederhana dapat diterangkan
sebagai berikut, Reksadana Prospera Obligasi Plus memiliki nilai efisiensi 0,653,
maka untuk memiliki efisiensi yang optimal perlu meningkatkan input 0,347 atau
34,7%. Namun demikian pada kenyataannya, peningkatan input tersebut tidak
94
dapat secara langsung diterapkan oleh pengelola Reksadana. Ada banyak faktor
yang perlu diperhatikan dan diberi prioritas penanganan untuk mencapai kinerja
Reksadana yang efisien dan berbeda untuk masing-masing pengelola Reksadana.
4.3. Peringkat Reksadana berdasarkan Profitabilitas dan Efisiensi
Penilaian berdasarkan kombinasi antara tingkat profitabilitas dan efisiensi
Reksadana menghasilkan suatu model pemeringkatan Reksadana. Pemeringkatan
Reksadana itu didasarkan pada pembobotan nilai dari masing-masing hasil
perhitungan dengan kombinasi metode yang digunakan. Dengan memberikan
bobot nilai 54 pada Reksadana dengan kinerja tertinggi hingga 1 untuk Reksadana
dengan kinerja terendah, diperoleh kombinasi nilai total Reksadana dari sisi
profitabilitasnya. Kemudian memberikan bobot 10 untuk Reksadana efisien dan 1
untuk Reksadana yang tidak efisien akan diperoleh nilai Reksadana berdasarkan
efisiensinya. Nilai tersebut kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan 10
Reksadana terbaik.
Sebagai contoh adalah Reksadana pendapatan tetap Schroder Dana
Mantap Plus dari sisi profitabilitas menurut metode Sharpe menempati urutan ke1, sehingga memperoleh bobot nilai 54, berdasarkan rumus Treynor menempati
ranking ke-3, sehingga memperoleh bobot nilai 52 dan berdasarkan Jensen urutan
ke-4 atau memiliki bobot nilai 51. Secara total dari sisi profitabilitas, Reksadana
Schroder Dana Mantap Plus memiliki bobot nilai 54+52+51 = 157.
Hasil pembobotan tersebut digabungkan dengan nilai efisiensinya yang
berjumlah 5 untuk Reksadana yang efisien dan 0 untuk yang tidak efisien.
Schroder Dana Mantap Plus adalah salah satu Reksadana pendapatan tetap yang
95
efisien diberi bobot nilai 5, sehingga nilai bobot totalnya adalah 157+5 = 162. Ini
yang menjadikan Reksadana Schroder Dana Mantap Plus menduduki ranking 1
diantara Reksadana pendapatan tetap yang lainnya. Secara sederhana urutan
perhitungannya digambarkan pada Tabel 13.
Tabel 13. Contoh perhitungan ranking total Reksadana pendapatan tetap
Reksa
dana
Schroder
Dana
Mantap
Plus
Sharpe
Treynor
Jensen
Efisiensi
TOTAL
Ranking
Nilai
(a)
Ranking
Nilai
(b)
Ranking
Nilai
(c)
Efisien/Tidak
Nilai
(d)
Peringkat
Nilai
e=a+b+c+d
1
54
3
52
4
51
Efisien
5
1
162
Pada Tabel 14, diperoleh 10 Reksadana terbaik berdasarkan kombinasi
penilaian tingkat profitabilitas dan efisiensinya. Dari hasil analisa ini dapat
dipastikan bahwa Reksadana tersebut mampu memberikan kombinasi return,
risiko dan efisiensi yang terbaik. Dari segi return mampu memberikan imbal hasil
tinggi dengan risiko wajar. Sedangkan dari sisi efisiensi, menunjukkan bahwa
pengelolaan Reksadana tersebut telah dilakukan dengan baik dan profesional
dengan memperhatikan tingkat efisiensi perusahaan dalam menjalankan bisnis.
Reksadana tersebut memberikan imbal hasil tinggi di masa depan dan lebih
mampu bertahan dalam masa krisis dibandingkan dengan Reksadana yang lain.
Tabel 14. Sepuluh Reksadana terbaik berdasarkan profitabilitas dan efisiensi
Peringkat
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Reksadana
Schroder Dana Mantap Plus
Fortis Prima II
Danareksa Gebyar Indonesia II
Manulife Dana Tetap Pemerintah
Samuel Dana Pasti
Mahanusa Dana Lestari
Danamas Pasti
Danareksa Melati Dollar (US$)
Mandiri Investa Dana Utama
BNI Dana Syariah
Nilai
162
154
152
148
142
139
138
138
135
134
96
Hasil pemeringkatan ini dapat dijadikan pedoman yang berguna bagi para
investor untuk menginvestasikan dananya. Kesepuluh Reksadana pendapatan
tetap ini merupakan pilihan yang tepat dan terbukti mampu menunjukkan tingkat
profitabilitas yang tinggi serta pengelolaan dana yang baik, sehingga investor
tidak perlu khawatir untuk menempatkan dananya dalam jangka panjang, karena
dalam situasi kritispun Reksadana tersebut tetap mampu memberikan imbal hasil
yang tinggi.
Para manajer investasi Reksadana tersebut terbukti sangat jitu dalam
mengalokasikan portofolio pada instrumen-instrumen yang menguntungkan,
terutama pada Obligasi atau surat utang pemerintah maupun swasta yang sangat
profitable dan mampu mempertahankan nilainya dalam kondisi perekonomian
yang tidak stabil.
4.4. Kajian Pengelolaan Portofolio Reksadana
Sebelum mengkaji lebih jauh mengenai strategi pemasaran, perlu
dirumuskan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap terbaik, dalam rangka
membahas strategi pengelolaan portofolio Reksadana pendapatan tetap untuk
menghasilkan Reksadana superior. Ada lima tahapan dalam pengelolaan investasi
yang perlu diperhatikan oleh pengelola Reksadana pendapatan tetap, yaitu :
1. Penentuan tujuan investasi.
2. Pembentukkan kebijakan investasi.
3. Pemilihan strategi portofolio.
4. Pemilihan aset.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja.
97
Proses pengelolaan investasi tersebut dapat diperhatikan pada Gambar 10.
Gambar tersebut memperlihatkan evaluasi kinerja yang merupakan input dari
tahap penentuan tujuan investasi yang kemudian dapat mengubah tahap pertama
sampai ke tahap keempat.
Penentuan Tujuan Investasi
Pembentukan Kebijakan Investasi
Pemilihan Strategi Portofolio
Pemilihan Aset
Pengukuran dan Evaluasi Kinerja
Gambar 10. Proses pengelolaan investasi
Tahap pertama adalah penentuan tujuan investasi. Penentuan tujuan
investasi tergantung dari investonya. Misalnya, asuransi jiwa menjual berbagai
produk asuransi, dimana perusahaan asuransi tersebut menjanjikan sejumlah
keuntungan pada suatu waktu di masa datang atau arus kas dalam sebuah periode.
Bila bank mengeluarkan produk investasi dengan biaya tertentu (misalnya tingkat
15%) bank tersebut dapat memberikan pinjaman ke pihak ketiga tidak lebih kecil
dari biayanya atau bank tersebut harus mengambil
premium atau dalam
perbankan dikenal dengan spread.
Tahap kedua membentuk kebijaksanaan investasi untuk memenuhi tujuan
investasi tersebut. Penentuan kebijakan investasi dimulai dengan penentuan
alokasi aset. Alokasi aset dapat ditentukan berdasarkan tujuan investasi tersebut.
98
Misalnya, seorang investor berumur 55 tahun menginginkan dananya tidak
berkurang karena lima tahun lagi akan pensiun dan ingin menikmati pensiun. Oleh
karenanya, investor ini lebih disarankan alokasi asetnya mendekati 100% pada
instrumen berpendapatan tetap. Setelah mengetahui alokasi aset, selanjutnya
batasan (constraint) yang dimiliki oleh investor; misalnya besarnya alokasi aset
agar risiko yang yang dimiliki tidak berubah, bahkan disesuaikan dengan regulasi
yang ada, (asuransi melakukan investasi pada sebuah institusi tidak lebih dari 10%
aset yang dimiliki). Perpajakan juga harus diperhatikan untuk membuat kebijakan
investasi, misalnya dana pensiun tidak dikenakan pajak bila investasi pada
Deposito individual dikenakan pajak final 15%.
Dalam hal alokasi aset, ada tiga pendekatan yang sedang berlaku saat ini.
Pendekatan pertama dikenal dengan Aset Alokasi Strategis (Strategic Asset
Allocation) yang merupakan hasil konsekuensi dari optimisasi means-varians,
dimana aset alokasinya untuk jangka panjang. Dalam hal ini tidak adanya
keputusan berdasarkan kondisi pasar.
Pendekatan kedua dikenal dengan Aset Alokasi Taktis (Tactical Asset
Allocation) yang mempunyai pandangan bahwa manajer investasi dapat
mengalahkan pasar. Disamping itu, umumnya manajer investasi tidak mempunyai
konsensus dalam keadaan pasar di masa mendatang, bahkan dikatakan bahwa
pasar dalam situasi inefisien. Untuk mengalahkan pasar, manajer investasi
memanfaatkan kondisi pasar (market timing opportunity). Pendekatan ini sering
merekomendasikan perdagangan kontrarian (contrarian trades), dimana penganut
strategi ini merekomendasikan pembelian (penjualan) aset ketika pasar turun
(naik). Pendekatan ketiga dikenal dengan Aset Alokasi Dinamis (Dynamic Asset
99
Allocation) yang hampir menyerupai Aset Alokasi Strategis karena sama-sama
mempunyai pandangan bahwa pasar tidak dapat dikalahkan, maka dilakukan
penyesuaian terhadap aset alokasi. Pendekatan ini melakukan proteksi terhadap
arus pendapatan portofolio dan mencoba menghilangkan downside risk yang
dihadapi portofolio (pengendalian risiko). Pendekatan ini disebut juga Asuransi
Portofolio (Portfolio Insurance).
Tahapan ketiga yaitu pemilihan strategi portofolio. Strategi portofolio
yang sering dikenal adalah Pengelolaan Portofolio Aktif dan Pasif. Dalam strategi
portofolio aktif, periode pengelolaan sangatlah temporer dimana manajer investasi
seringkali mengganti Obligasi yang merupakan aset alokasi terbesar dari
Reksadana pendapatan tetap untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang
tinggi. Dalam hal ini, manajer investasi tidak merasa rugi bila melakukan cut-loss,
jika ada Obligasi lain yang menjanjikan pengembalian tinggi dibandingkan
dengan Obligasi yang dimiliki saat ini.
Ada dua pandangan penting untuk sukses dalam mengelola portofolio
aktif, yaitu harus mempunyai ide bagus bagaimana pandangan alternatif investasi
yang lain dan harus tidak setuju dengan konsensus atau tidak setuju terhadap
gelombang pergerakan harga Obligasi. Pengelolaan portofolio aktif selalu
berkonsentrasi pada jumlah Obligasi kecil dikenal dengan pemilihan Obligasi
(bond selection) dan melakukan perubahan keluar atau masuk dengan portofolio
yang dikenal dengan pendekatan kondisi pasar (market timing).
Oleh karenanya, pekerjaan manajer investasi bukanlah meramalkan tingkat
pengembalian secara akurat, tetapi meramalkan secara akurat dibandingkan
dengan tingkat pengembalian pasar. Strategi Portofolio aktif ini dapat disingkat
100
dalam kotak pertama pada Tabel 14, dimana manajer investasi harus mempunyai
kemampuan baik dalam memilih Obligasi yang harganya di bawah harga wajar
(undervalued).
Strategi kedua dalam mengelola portofolio dikenal dengan strategi
pengelolaan pasif, yang merupakan lawan dari strategi pengelolaan aktif. Dalam
strategi ini diasumsikan bahwa pasar sangatlah efiisien dan akibatnya manajer
investasi tidak dapat sukses dalam mengelola portofolio dengan pendekatan
kondisi pasar (market timing) dan pemilihan Obligasi. Oleh karenanya, portofolio
harus sangat terdiversifikasi dangan tingkat risiko yang ditentukan sebelumnya
dan Saham-Saham yang menjadi portofolio tidak banyak berubah untuk jangka
panjang. Strategi portofolio pasif ditandai dengan tingkat turnover perdagangan
cukup kecil, biaya transaksi kecil selalu mengurangi pengeluaran pengelolaan dan
risiko cukup kecil. Strategi ini dapat diperhatikan pada kuadran keempat, dimana
manajer investasi mempunyai kemampuan lemah dalam meramalkan pasar dan
memilih Obligasi yang harganya di bawah nilai wajar (undervalued).
Tabel 15. Matriks keputusan taktik portofolio
Kemampuan Menilai
Sekuritas Undervalue
Kemampuan Meramalkan Pasar
Bagus (Good)
Lemah (Poor)
1. Konsentrasi pada sejumlah 1. Konsentrasi pada
Obligasi yang undervalue
sejumlah Obligasi yang
2. Ubah risiko Obligasi (beta)
undervalue
2. Pertahankan beta stabil
Bagus (Good)
ke atas dan ke bawah
pada tingkat yang
rataan jangka panjang
diharapkan dalam
berdasarkan ramalan pasar
jangka panjang
3. Investasi dengan
3. Investasi dengan
diversifikasi yang
diversifikasi yang sangat
sangat luas (Obligasi
luas (Obligasi terdaftar)
terdaftar)
4. Ubah risiko Obligasi (beta)
Lemah (Poor)
4. Pertahankan beta stabil
ke atas dan ke bawah
pada tingkat yang
rataan jangka panjang
berdasarkan ramalan pasar
diharapkan dalam
jangka panjang
Sumber: Diterjemahkan dari Ambachtsheer, 1972.
101
Tahapan keempat dalam portofolio adalah pemilihan aset. Tahapan ini
dapat dilakukan setelah strategi portofolio dipilih. Untuk itu dibutuhkan
pengetahuan pemilihan Saham, terutama untuk strategi portofolio aktif. Tahapan
ini mencoba mendapatkan Saham yang harganya masih murah (undervalued).
Dalam memilih Saham ini ada beberapa pendekatan perhitungan harga Obligasi
yang dapat digunakan, yaitu manajer investasi berusaha membentuk sebuah
portofolio efisien yang memberikan tingkat pengembalian tinggi pada tingkat
risiko tertentu, atau risiko terendah dengan tingkat pengembalian tertentu.
Tahapan terakhir melakukan pengukuran, serta evaluasi kinerja dan dari
portofolio. Dalam hal ini tingkat pengembalian portofolio, serta risikonya dihitung
dan dibandingkan dengan patokan (benchmark). Hasil dan tahapan ini merupakan
input kepada tahapan pertama untuk melakukan perubahan. Pemilihan patokan
harus hati-hati. Misalnya, pemilikan Indeks Harga Obligasi Gabungan yang
dihitung Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menjadi patokan portofolio Obligasi
tidaklah tepat, karena Indeks Harga Obligasi Gabungan tersebut tidak menyatakan
keadaan pasar yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan indeks tersebut terlalu rendah
kenaikannya ketika harga naik dan penurunannya terlalu rendah, ketika harga
turun yang disebabkan harganya dengan harga tertutup.
Tahapan tersebut dapat dipadatkan menjadi empat tahapan seperti yang
dikemukakan oleh Maginn and Tuttle (1990), yaitu pertama menentukan tujuan
investor
preferensi
dan
batasan-batasan
(constraints)
dalam
rangka
mengidentifikasi dan menentukan pengembangan kebijakan investasi.
Kedua, menentukan ekspektasi pasar. Dalam tahapan ini dilakukan
ekspektasi pasar dengan memperhatikan indikator ekonomi yang relevan, faktor
102
sosial, politik dan keamanan, sehingga diketahuinya ekspektasi pasar
Tahap ketiga, membangun portofolio. Dalam tahapan ini portofolio
dibangun dengan berbagai metode untuk memaksimumkan tingkat pengembalian
yang diinginkan investor. Pada tahap ini dituntut kejelian para manajer investasi
untuk melakukan diversifikasi portofolio pada Saham atau Obligasi yang
menguntungkan.
Tahap keempat, melakukan evaluasi kinerja portofolio. Dalam tahapan ini
dilakukan penentuan patokan dan kinerja portofolio. Hasil yang diperoleh tersebut
dibandingkan dengan patokan, sehingga kelihatan bahwa manajer investasi
outperformance
atau
underperformance.
Manajer
investasi
yang
underperformance harus menyusun strategi untuk meningkatkan kinerjanya.
4.5. Pemasaran Reksadana Pendapatan Tetap
Awalnya, Reksadana pendapatan tetap ini dipasarkan sendiri oleh manajer
investasi dengan cara merekrut pegawai dan melatih pegawai perusahaan tersebut
untuk menjual Reksadana. Tindakan penjualan Reksadana pendapatan tetap
dengan kemampuan sendiri terus berlangsung dan kemudian terjadi perubahan
penjualan Reksadana dimana bank mulai menawarkan Reksadana pendapatan
tetap kepada kliennya. Bila manajer investasi tidak mempunyai lembaga lain yang
mempunyai distribusi seperti bank dan asuransi maka perkembangan Reksadana
pendapatan tetap tidak seperti yang terjadi saat ini. Penawaran Reksadana
pendapatan tetap kepada klien perbankan dimulai oleh Bank American Express
dengan manajer investasi PT. Mees Pierson Manajemen Indonesia.
103
Bank Danamon menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap yang
cukup menarik dan kemudian diikuti oleh bank lainnya. Reksadana pendapatan
tetap yang ditawarkan Bank Danamon adalah Reksadana dengan isian portofolio
Obligasi rekap. Sampai saat ini sudah banyak bank yang menawarkan Reksadana
pendapatan tetap kepada nasabahnya. Hal ini dipengaruhi oleh nasabah bank yang
pindah ke Reksadana pendapatan tetap, karena tingkat pengembalian yang tinggi
dibandingkan dengan investasi pada Deposito.
Perbankan juga saat ini mempunyai pemikiran akan menggandeng manajer
investasi dalam rangka menahan nasabahnya, tetapi bank tersebut juga akan
memperoleh fee based income. Bahkan fee based income yang diperoleh
perbankan tersebut lebih besar dari yang diperoleh manajer investasi. Kecilnya fee
yang diterima manajemen dapat mempengaruhi industri Reksadana. Dalam jangka
pendek manajer investasi dapat bertahan, tetapi dalam jangka panjang tidak.
Tabel 16. Tingkat pengembalian berbagai instrumen investasi dan inflasi (%)
Tahun
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Bursa
Saham
Kurs
US$
Deposito
Properti
Yield
Obligasi
Reksa
Dana
Saham
Emas
24,05
3,25
17,03
8,50
2,09
8,38
5,43
2,58
-36,98
95,13
23,92
9,00
-1,87
-16,74
-36,92
43,63
-0,91
72,58
49,23
11,50
-0,04
27,64
39,42
87,50
70,06
-11,53
25,74
11,00
31,38
48,08
85,28
-20,00
-38,50
35,14
12,46
10,50
9,99
-25,25
-40,16
16,67
-5,83
8,39
13,51
9,85
6,37
4,40
-0,80
21,43
8,39
-13,94
12,37
10,00
12,71
15,14
10,57
0,00
62,82
-5,31
10,59
10,50
11,85
33,13
54,14
17,65
44,60
10,21
7,31
10,80
10,31
28,37
42,92
8,00
16,24
6,04
7,41
8,50
8,24
15,11
15,56
6,48
55,30
-8,50
10,44
9,50
0,64
-19,81
47,67
12,83
Sumber: PT.Finansial Bisnis Informasi, 2007.
Reksadana pendapatan tetap sebagai instrumen investasi perlu juga
diperbandingkan dengan berbagai instrumen investasi, karena investor selalu
memperbandingkannya dengan Deposito, Saham dan Properti. Tabel 16
104
memperlihatkan hasil investasi dari berbagai instrumen investasi. Reksadana
pendapatan tetap pernah mengalami tingkat pengembalian negatif pada tahun
1997 dan 1998, dimana nilai Dollar melambung tinggi dan tingkat bunga Deposito
juga tinggi pada level 50%. Dollar yang tinggi juga terlihat pada tingkat
pengembalian investasi emas mencapai 97%.
Dengan selalu memberikan hasil perbandingan berbagai jenis investasi
yang ada, maka diharapkan investor dapat lebih tertarik untuk berinvestasi pada
instrumen Reksadana pendapatan tetap tersebut.
4.6. Strategi Pemasaran berdasarkan Segmentasi Investor
Dengan
memperoleh
peringkat
Reksadana
terbaik
berdasarkan
profitabilitas dan efisiensinya, maka Reksadana yang masuk kedalam kategori
terbaik lebih mudah dalam melakukan pemasaran produknya. Hal ini disebabkan
investor lebih tertarik pada Reksadana yang menguntungkan dan dalam jangka
panjang mampu memberikan imbal hasil yang stabil.
Sementara itu bagi Reksadana yang berada diluar kategori terbaik,
merupakan feedback yang cukup berguna untuk meningkatkan kinerjanya dan
melakukan efisiensi. Dari sisi pemasarannya perlu dilakukan kombinasi strategi,
agar investor merasa tidak rugi dalam menginvestasikan dananya.
Gunawan (2007) telah melakukan pengelompokkan Reksadana di
Indonesia berdasarkan besarnya risiko investasi yang dicerminkan dari nilai beta
(risiko sistematis) dan pekerjaan investor yang terdiri dari ibu rumah tangga,
wiraswastawan skala menengah ke bawah, wiraswastawan skala menengah ke
atas,
PNS/TNI-POLRI,
pelajar/mahasiswa
dan
pegawai
swasta.
Hasil
105
penelitiannya dilakukan terhadap 96 Reksadana pendapatan tetap yang dipasarkan
sepanjang tahun 2007. Penelitian dilakuan dengan menyebarkan kuesioner kepada
200 nasabah Reksadana dan melakukan wawancara dengan analis dari masingmasing perusahaan Reksadana. sebagai media wawancara. Dari penelitian itu
diperoleh hasil seperti pada Tabel 17.
Tabel 17. Tipe risiko investor
Tipe Risiko Investor
Nilai risiko (beta)
Risk Averse
< 0,02
Risk Moderate
0,02 – 0,1
Risk Lover
> 0,1
Pekerjaan Investor
Ibu rumah tangga,
PNS/TNI-POLRI,
pelajar/mahasiswa
Usahawan dari skala
rendah ke tinggi, pegawai
swasta
Usahawan skala
menengah ke atas
Berdasarkan tabel pengelompokkan tersebut, dapat dibuat sebuah tabel
baru untuk mengelompokkan Reksadana pendapatan tetap berdasarkan pekerjaan
investor. Kelompok baru ini didasarkan pada nilai beta masing-masing Reksadana
dari yang tertinggi hingga terendah dan dikombinasikan dengan return yang
mampu dihasilkan (Tabel 18). Hasil tersebut dapat dijadikan bahan masukan bagi
pengelola Reksadana untuk dapat fokus dan tepat dalam membidik segmentasi
konsumennya.
Nilai beta Reksadana diperoleh berdasarkan perhitungan seperti pada
Lampiran 2. Nilai ini menunjukkan besarnya risiko sistematis yang diterima
masing-masing Reksadana dan merupakan nilai kemiringan pada garis regresi
antara rataan return Reksadana dengan benchmark yaitu rataan indeks Obligasi
gabungan. Karena nilai beta menunjukkan risiko, maka jenis investor dapat
dikelompokkan berdasarkan nilai tersebut.
106
Tabel 18. Jenis Reksadana berdasarkan tipe investor
Peringkat
6
8
10
2
3
4
7
9
1
5
Reksadana
Mahanusa Dana Lestari
Danareksa Melati Dollar (US$)
BNI Dana Syariah
Fortis Prima II
Danareksa Gebyar Indonesia II
Manulife Dana Tetap Pemerintah
Danamas Pasti
Mandiri Investa Dana Utama
Schroder Dana Mantap Plus
Samuel Dana Pasti
Beta
0,0175
0,0194
0,0103
0,0427
0,0274
0,0684
0,0831
0,0739
0,1027
0,1132
Tipe Investor
Risk Averse
Risk
Moderate
Risk Lover
Tabel 18 memperlihatkan bahwa berdasarkan tingkat risiko, pihak
manajemen Reksadana diharapkan mampu memfokuskan diri pada segmen
pasarnya. Pada kategori investor risk averse atau investor yang tidak menyukai
risiko tinggi dalam berinvestasi, Reksadana pendapatan tetap masuk didalamnya
adalah Mahanusa Dana Lestari, Danareksa Melati Dollar (US$) dan BNI Dana
Syariah yang secara peringkat menduduki posisi ke 6, 8 dan 10.
Ketiga Reksadana tersebut harus memfokuskan diri pada investor dengan
jenis pekerjaan Ibu rumah tangga, PNS/TNI-POLRI dan pelajar/mahasiswa.
Strategi marketing yang direncanakan harus mampu membidik segmen tersebut,
karena investor jenis ini akan cenderung untuk menginvestasikan dananya pada
sumber investasi yang rendah risiko. Jika pihak pengelola Reksadana mampu
membaca peluang tersebut maka lebih mudah dalam memasarkan produknya.
Untuk kalangan ibu rumah tangga, salah satu cara pemasaran yang dapat
digunakan adalah dengan menawarkan produk melalui arisan atau dalam
perkumpulan yang melibatkan kaum ibu. Selain itu, karena Reksadana merupakan
jenis investasi yang berisiko, maka salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menarik perhatian dengan memberikan iming-iming hadiah pada saat investasi
107
perdana. Cara ini cukup berhasil saat diterapkan di Bank Mega untuk promosi
tabungan Mega Dana. Bank Mega memberikan bonus berupa 1 karton mie instan
pada calon nasabah yang menabung minimal Rp 500.000,- dan terbukti berhasil
meningkatkan jumlah nasabah tabungan Mega Dana 35% dari tahun sebelumnya
(www.okezone.com, 2007).
Kalangan ibu rumah tangga merupakan calon investor yang cukup
responsif jika diberikan bonus atau hadiah. Apalagi jika bonusnya berupa
kebutuhan rumah tangga (sembako), alat kecantikan dan fashion style
(handphone, tas dan aksesoris). Cara pemasaran ini dapat diterapkan oleh
pengelola Reksadana, misalnya dengan memberikan bonus langsung berupa tas
atau alat kecantikan untuk ibu rumah tangga yang membuka rekening Reksadana
tersebut pertama kali.
Melalui mekanisme arisan dapat pula ditawarkan pembukaan rekening
baru Reksadana bagi pemenang atau dengan kata lain, pemenang arisan bulan itu
otomatis dananya menjadi investasi awal pembukaan rekening Reksadana yang
bersangkutan, sehingga diharapkan di akhir penutupan arisan, seluruh anggota
sudah memiliki rekening investasi Reksadana. Jika kesadaran berinvestasi sudah
tertanam, maka dana arisan akan selalu menjadi tambahan saldo investasi bagi
pemenang bulan itu.
Bagi kalangan PNS/TNI-POLRI, promosi dapat dilakukan ke departemendepartemen atau instansi pemerintah. Salah satu metode yang dapat digunakan
adalah dengan melakukan pendekatan pada pucuk pimpinan departemen atau
instansi terkait. Karakteristik calon investor dari kalangan PNS maupun TNIPOLRI biasanya cenderung mengikuti saran dari pimpinan. Apabila pimpinan
108
telah berinvestasi pada Reksadana tersebut, maka semakin besar kemungkinan di
tingkat bawah juga akan mengikuti. Selain itu, jika pengelola Reksadana mampu
meyakinkan pihak instansi untuk menjadikan Reksadananya sebagai alternatif
investasi yang menguntungkan maka ketertarikan calon investor menjadi lebih
besar.
Untuk kalangan pelajar/mahasiswa tempat promosi yang dibidik adalah
kampus. Pengelola Reksadana dapat bekerjasama dengan pihak kampus untuk
mendirikan pojok bursa atau disebut juga pasar modal mini. Di tempat ini
disediakan berbagai informasi tentang cara berinvestasi di pasar modal, terutama
Reksadana dan simulasi perdagangan bursa efek. Dengan demikian diharapkan
kalangan mahasiswa menjadi lebih tertarik untuk beinvestasi pada instrumen
Reksadana.
Pada kategori investor risk moderate atau investor yang menyukai risiko
sedang, Reksadana yang termasuk didalamnya adalah Fortis Prima II, Danareksa
Gebyar Indonesia II, Manulife Dana Tetap Pemerintah, Danamas Pasti dan
Mandiri Investa Dana Utama, dengan peringkat berturut-turut 2, 3, 4, 7 dan 9.
Kelima Reksadana ini harus memfokuskan diri pada segmen pasar wiraswastawan
dan pegawai swasta.
Jenis pekerjaan usahawan maupun pegawai swasta memang cocok untuk
jenis investasi dengan risiko sedang dari sisi pekerjaannya, keduanya terbiasa
pada kondisi yang tidak aman, atau dengan kata lain, terbiasa pada zona
ketidaknyamanan.
Strategi pemasaran yang tepat untuk kalangan pegawai swasta adalah
melakukan promosi di perusahaan-perusahaan swasta atau paling tidak
109
menempatkan stan promosi Reksadana pada tempat-tempat berkumpulnya
pekerja, seperti di tempat makan siang, pusat ATM atau mal-mal yang
bersebelahan langsung dengan perkantoran. Cara promosi untuk menarik minat
calon investor dengan memberikan bonus voucher makan atau belanja, karena
kecenderungan karyawan swasta menyenangi voucher atau hadiah langsung.
Promo investasi berhadiah HP tanpa diundi juga dapat dilakukan. Seperti pada
cara promosi untuk ibu rumah tangga, biasanya karyawan swasta juga sangat
menyukai promo berkaitan dengan life style. Sementara untuk usahawan dapat
melakukan promosi di bank-bank tempat usahawan tersebut menerima kredit atau
pinjaman.
Pada kategori investor terakhir yaitu risk lover atau investor yang
menyukai investasi berisiko tinggi terdapat dua Reksadana yang masuk
didalamnya, yaitu Schroder Dana Mantap Plus dan Samuel Dana Pasti. Keduanya
secara berurutan menempati peringkat 1 dan 5. Pihak manajemen kedua
Reksadana tersebut harus lebih memfokuskan pemasaran pada segmen investor
usahawan skala menengah ke atas. Hal ini sesuai dengan karakter dari usahawan
besar yang selalu menginginkan untung besar walaupun berisiko tinggi.
Pendekatan pemasaran yang dilakukan untuk jenis investor tersebut adalah
dengan pendekatan personal. Artinya, pihak pengelola Reksadana harus memiliki
daftar pengusaha/investor jenis ini untuk kemudian dilakukan follow-up. Untuk
kategori investor ini perlu dilakukan penjelasan produk dengan detil, terutama dari
sisi keuntungan yang akan diperoleh dan risiko yang harus ditanggung.
Sementara itu sebagai media pemasaran dapat digunakan brosur atau
pamflet yang disebar di sekitar tempat berkumpulnya calon investor, mendirikan
110
stand informasi pendaftaran pembelian serta pemasangan iklan di tempat-tempat
yang strategis sesuai dengan target pasarnya.
Selain itu dapat pula menggunakan internet sebagai media promosinya
dengan membuat website yang interaktif dan informatif. Hal ini perlu dilakukan
karena kecenderungan teknologi yang semakin mempermudah calon investor
dalam mencari informasi terkait dengan produk investasi yang diinginkan. Media
email juga dapat dimanfaatkan untuk memberikan update informasi bagi calon
investor, hal ini didukung oleh menjamurnya penggunaan Blackberry dan
handphone (HP) lainnya yang mampu mengakses layanan email. Kemudahan
teknologi ini dapat dijadikan media informasi dan promosi dengan biaya rendah.
Media online juga memberikan kemudahan bagi pengelola Reksadana
dengan memberikan ruang beriklan pada mesin pencari seperti Google dan
Yahoo. Pemasangan iklan pada media ini relatif lebih murah dibandingkan media
offline dan tertarget. Artinya memiliki target audience berdasarkan kata kunci
yang diketikkan pada layar komputer, sehingga iklan hanya muncul pada calon
konsumen yang benar-benar mencari informasi terkait dengan produk yang
diiklankan. Sebagai contoh, pengelola Reksadana dapat beriklan dengan
membidik kata kunci “Reksadana pendapatan tetap terbaik”, maka iklan ini hanya
muncul pada saat calon konsumen mengetikkan kata-kata tersebut dan dipastikan
bahwa orang tersebut hendak mencari informasi terkait dengan Reksadana
pendapatan tetap terbaik. Hal lainnya kemungkinan calon investor menjadi
tertarik untuk membeli dengan membaca informasi yang disajikan dalam website
tersebut. Beberapa strategi pemasaran yang telah diuraikan sebelumnya dapat
dirangkum dalam Tabel 19.
111
Tabel 19. Rekapitulasi hasil penelitian strategi pemasaran Reksadana pendapatan
tetap berdasarkan tipe investor
Reksadana
Tipe
Investor
Mahanusa Dana Lestari
Danareksa Melati Dollar
(US$)
Risk
Averse
BNI Dana Syariah
Fortis Prima II
Danareksa Gebyar
Indonesia II
Manulife Dana Tetap
Pemerintah
Danamas Pasti
Mandiri Investa Dana
Utama
Schroder Dana Mantap
Plus
Samuel Dana Pasti
4.7.
Risk
Moderate
Risk Lover
Jenis
Pekerjaan
Tempat
Promosi
Ibu Rumah
Tangga
Arisan dan
Perkumpulan
PNS/TNIPOLRI
Pelajar/
Mahasiswa
Departemen
dan Instansi
Usahawan
Bank
Pegawai
Swasta
Tepat makan
siang, pusat
ATM dan Mal
disekitar
perkantoran
Usahawan
skala
menengah
ke atas
Kantor dan
Rumah
Kampus
Jenis Promosi
Penyebaran pamflet,
brosur, pembuatan
stan informasi
pembelian,
pemasangan iklan,
pemberian bonus
hadiah langsung dan
mekanisme arisan
Penyebaran pamflet,
brosur, pembuatan
stan informasi
pembelian,
pemasangan iklan
dan pemberian
hadiah langsung
Pendekatan
Personal lewat
telepon atau bertemu
langsung
Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Setelah diperoleh strategi pemasaran berdasarkan segmentasi
investor, maka perlu diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman dari industri Reksadana pendapatan tetap agar diperoleh
alternatif strategi pemasaran yang terbaik. Berdasarkan kajian literatur dan
observasi langsung ke industri tersebut, maka berhasil diidentifikasikan
beberapa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
4.7.1. Kekuatan
a. Peringkat tertinggi dari sisi profitabilitas dan efisiensi.
Tidak diragukan lagi bahwa kesepuluh Reksadana pendapatan tetap
tersebut merupakan Reksadana terbaik berdasarkan perhitungan
profitabilitas dan efisiensi, sehingga menjadi jaminan memberikan
112
keuntungan dan aman dalam jangka panjang. Hal ini menjadi kekuatan
yang dapat dikedepankan bagi pengelola Reksadana tersebut. Investor
hanya perlu diyakinkan kembali bahwa berinvestasi pada Reksadana
tersebut relatif lebih terjamin dan stabil dalam memberikan
keuntungan.
b. Biaya investasi yang terjangkau.
Salah satu kelebihan berinvestasi di Reksadana dibandingkan dengan
Saham adalah rendahnya biaya investasi yang dibutuhkan. Bila dalam
Saham diperlukan investasi minimal dalam satuan lot (500 lembar
Saham) sehingga diperlukan puluhan sampai ratusan juta rupiah, maka
pada Reksadana hanya diperlukan dana mulai dari Rp 500.000,-.
Kesepuluh Reksadana terbaik memiliki harga investasi yang
terjangkau, yaitu mulai dari Rp 500.000,- untuk Reksadana BNI Dana
Syariah hingga US$200 pada Danareksa Melati Dollar. Dengan kisaran
harga itu, memudahkan bagi seluruh kalangan investor untuk
berinvestasi pada masing-masing Reksadana yang diminati. Biaya
investasi yang terjangkau merupakan daya tarik bagi calon investor.
c. Dukungan manajemen profesional.
Kesepuluh Reksadana terbaik, didukung oleh manajemen yang
profesional dan sudah bertahun-tahun dalam mengelola Reksadana di
Indonesia. Selain itu, tiga manajer investasi, yaitu Fortis, Schroder dan
Manulife adalah perusahaan investasi asing yang sudah banyak
memiliki pengalaman dalam mengelola investasi di negara lain.
Dengan dukungan manajemen yang profesional, maka dipastikan
113
bahwa Reksadana yang dipilih investor merupakan Reksadana yang
bermutu tinggi.
d. Kemudahan dalam pencairan dana.
Disamping harga yang terjangkau, kemudahan dalam pencairan dana
juga merupakan kelebihan lain yang dimiliki Reksadana. Investor tidak
perlu khawatir, karena Reksadana sangat mudah dicairkan, tidak
seperti Saham yang perlu waktu beberapa minggu hingga menunggu
pembeli. Hal ini dikarenakan sudah dijamin oleh undang-undang
bahwa pengelola Reksadana perlu menjamin pencairan dana oleh
investor, sehingga prosesnya semudah mencairkan dana Deposito. Ini
yang menjadi kelebihan Reksadana dibandingkan dengan jenis
investasi yang lain.
4.7.2. Kelemahan.
a. Kurangnya sosialisasi dan promosi.
Banyak investor baru yang tidak menyadari bahwa investasi pada
Reksadana menguntungkan, hal ini disebabkan kurangnya informasi
yang diterima investor. Investor dari kalangan ibu rumah tangga,
PNS/TNI-POLRI, mahasiswa dan pegawai swasta umumnya lebih
memilih berinvestasi pada Deposito karena lebih aman. Selain itu juga
disebabkan oleh citra yang diperoleh oleh pasar modal sebagai tempat
investasi berisiko tinggi dibandingkan dengan perbankan. Pandangan
ini yang perlu diubah dengan terus memberikan informasi positif
tentang berinvestasi di pasar modal dan gencar melakukan promosi ke
segmen investor yang tepat.
114
b. Tempat berinvestasi terbatas.
Berbeda dengan produk Deposito dari perbankan yang mampu
menjangkau seluruh daerah di Indonesia karena cabang-cabang bank
sudah menyebar merata, pengelola Reksadana sering mengalami
kesulitan dalam menjual produknya akibat keterbatasan tempat.
Banyak Reksadana yang hanya dijual di kantor pusat dan itu biasanya
berkedudukan di Jakarta, akibatnya investor dari daerah merasa enggan
berinvestasi karena letaknya yang jauh. Belum berkembangnya media
online sebagai sarana promosi paling baik, menjadi sisi kelemahan
bagi pihak pengelola Reksadana. Hal ini juga disebabkan belum
tumbuhnya kepercayaan investor untuk bertransaksi lewat internet
karena isu keamanan yang belum terjamin. Apalagi dengan sering
terjadinya kasus penipuan kartu kredit lewat internet.
4.7.3. Peluang.
a. Target pasar yang luas.
Berdasarkan data dari laporan Bapepam tahun 2007, investor
Reksadana dari kalangan ibu rumah tangga berkembang sangat pesat
dari tahun ke tahun. Ini membuktikan bahwa Reksadana sudah
menyentuh seluruh kalangan, seperti fenomena yang terjadi di negara
maju, sehingga pangsa pasarnya diharapkan semakin meningkat.
Selain itu, jumlah penduduk yang besar dan semakin meningkatnya
taraf kesejahteraan, memberikan peluang bagi Reksadana untuk
berkembang sebagai alternatif investasi yang terjangkau dan
menguntungkan.
115
b. Tingkat suku bunga bank rendah.
Diturunkannya suku bunga Bank Indonesia hingga menyentuh level
6,25% diharapkan mampu memacu penurunan bunga Deposito
tabungan. Walaupun sampai saat ini kebijakan tersebut belum berjalan,
namun diharapkan dalam beberapa bulan ke depan suku bunga
tabungan bisa berangsur-angsur turun. Jika hal ini terjadi, dapat
menjadi sinyal positif bagi tumbuhnya Reksadana di Indonesia.
Investor akan berpikir untuk memindahkan dananya ke jenis investasi
yang lebih menguntungkan atau memberikan tingkat pengembalian di
atas rataan bunga Deposito.
4.7.4. Ancaman.
a. Kenaikan harga minyak.
Kenaikan harga minyak dapat berpengaruh besar dalam mendongkrak
harga-harga kebutuhan pokok yang lain. Kenaikan harga minyak dunia
secara perlahan harus diwaspadai sebagai salah satu indikator inflasi.
Jika inflasi terjadi, maka banyak investor yang akan menarik dana
investasinya dan ini dapat berakibat buruk bagi perkembangan pasar
modal, terutama Reksadana. Terutama investor dari kalangan ibu
rumah tangga, PNS/TNI-POLRI, pegawai swasta dan mahasiswa lebih
memilih
untuk
mendahulukan
pemenuhan
kebutuhan
pokok
dibandingkan untuk berinvestasi. Selain itu, naiknya harga minyak
cenderung mempengaruhi turunnya nilai Saham atau Obligasi
perusahaan, sehingga berakibat pada turunnya nilai portofolio yang
dimiliki oleh pengelola Reksadana.
116
b. Terbitnya Obligasi Ritel Indonesia (ORI) dan Reksadana penjaminan.
Diterbitkannya ORI tahun 2006 merupakan usaha pemerintah dalam
menutup defisit anggaran yang bersumber pada dana masyarakat. ORI
menjadi menarik, karena investasi pokoknya dijamin oleh pemerintah
hingga waktu pencairan dan memberikan bunga lebih besar dari
Deposito. Demikian juga dengan Reksadana penjaminan, memiliki
kelebihan karena nilai investasi awalnya tidak akan berubah jika
dicairkan pada waktunya. Terbitnya kedua jenis investasi ini dapat
menjadi ancaman bagi Reksadana pendapatan tetap, namun dengan
strategi yang tepat maka ancaman ini dapat perlahan ditekan dan akan
lebih memperkuat posisi Reksadana pendapatan tetap.
c. Kondisi perekonomian dunia yang bergejolak.
Hingga saat ini, dampak dari kasus subprime mortgage yang berakibat
kolapsnya perekonomian Amerika Serikat masih terasa dan belum
terjadi perbaikan yang nyata. Kondisi ini berakibat pada melemahnya
bursa Saham di seluruh dunia, terutama karena sebagian besar investor
pasar modal di Indonesia adalah investor asing. Jika kondisi ini makin
buruk, maka lebih banyak lagi investor yang akan menarik dananya
dari pasar modal termasuk Reksadana.
4.8.
Perumusan Alternatif Strategi Pemasaran.
Setelah dilakukan identifikasi terhadap kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman dari industri Reksadana pendapatan tetap,
selanjutnya merupakan proses perumusan strategi untuk memadukan
117
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki produk Reksadana pendapatan
tetap dengan peluang dan ancaman dari luar. Alat analisis yang digunakan,
yaitu matriks SWOT yang merupakan tahapan efektif untuk merumuskan
alternatif strategi pemasaran.
Matriks SWOT disusun berdasarkan hasil identifikasi faktor
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan
ancaman). Pemaduan faktor internal dan faktor eksternal perusahaan
dalam matriks SWOT akan menghasilkan beberapa alternatif strategi yang
dapat digunakan, antara lain strategi S-O, strategi W-O, strategi S-T, dan
strategi W-T. Beberapa alternatif strategi yang dihasilkan dalam matriks
SWOT Reksadana pendapatan tetap terbaik dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Matriks SWOT Reksadana pendapatan tetap terbaik
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Peluang (O)
1. Target pasar yang luas.
2. Tingkat suku bunga
bank rendah.
Ancaman (T)
1. Kenaikan harga minyak.
2. Terbitnya ORI dan
Reksadana penjaminan.
3. Kondisi perekonomian
dunia yang bergejolak.
Kekuatan (S)
1. Peringkat tertinggi dari
sisi profitabilitas dan
efisiensi.
2. Biaya investasi
terjangkau.
3. Dukungan manajemen
profesional.
4. Kemudahan dalam
pencairan dana.
Kelemahan (W)
1. Kurangnya sosialisasi
dan promosi
2. Tempat berinvestasi
yang terbatas.
Strategi S-O
1. Melakukan perluasan
pasar sesuai dengan
segmen investor (S1, S2
dan O1).
2. Memanfaatkan tingkat
suku bunga yang rendah
(S2, S4 dan O2).
Strategi S-T
1. Mempertahankan
peringkat (S1,S3 dan T1,
T3).
2. Mengembangkan produk
baru dengan biaya
investasi rendah (S2, S4
dan T2).
Strategi W-O
1. Meningkatkan
intensitas promosi
pada segmen
konsumen yang tepat
(W1, O2 dan O1).
2. Memanfaatkan media
online (W2 dan O1).
Strategi W-T
1. Meningkatkan
sosialisasi dan promosi
dengan below the line
(W1 dan T1, T3).
2. Melakukan up selling
(W2 dan T2).
118
Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal dalam
matriks SWOT dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki produk Reksadana
pendapatan tetap untuk memanfaatkan peluang, serta mengatasi kelemahan dan
menghadapi ancaman, maka dihasilkan empat alternatif strategi yang dapat
digunakan oleh pengelola Reksadana, antara lain :
1. Strategi S-O
Strategi S-O merupakan alternatif strategi yang menggunakan
kekuatan secara maksimal dengan memanfaatkan peluang yang ada.
a. Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor.
Dengan mencermati peluang pasar, yaitu terbukanya pangsa pasar yang
cukup luas bagi pemasaran produk Reksadana pendapatan tetap, maka
pihak pengelola Reksadana perlu melakukan pemasaran sesuai dengan
target konsumen yang dibidik. Peringkat tertinggi yang diperoleh dari sisi
profitabilitas dan efisiensi dapat dijadikan modal utama dalam
memperoleh kepercayaan investor. Sebab kunci pemasaran Reksadana
adalah bagaimana memperoleh kepercayaan investor terhadap produk
yang diyakini lebih berisiko dibandingkan dengan Deposito. Selain itu,
hasil perhitungan dapat dijadikan bukti tertulis bahwa kesepuluh
Reksadana terbaik dapat menghasilkan keuntungan yang nyata dan mampu
bertahan dalam jangka panjang.
b. Memanfaatkan tingkat suku bunga rendah.
Kebijakan pemerintah untuk menurunkan tingkat suku bunga SBI
membuka peluang yang besar bagi berkembangnya produk investasi
seperti Reksadana. Dengan mengedepankan pada harga investasi yang
119
terjangkau dan kemudahan dalam proses pencairan dana, dapat membuat
investor tertarik untuk berinvestasi pada Reksadana. Disamping itu
dukungan potensi tingkat imbal hasil yang lebih tinggi dari bunga
Deposito
semakin
memudahkan
pengelola
Reksadana
untuk
memanfaatkan peluang yang ada.
2. Strategi W-O
Strategi W-O merupakan alternatif strategi untuk meminimalkan
kelemahan yang dimiliki perusahaan dengan memanfaatkan peluang yang ada
secara maksimal. Strategi yang dapat digunakan perusahaan adalah :
a. Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat.
Promosi memang terkait dengan biaya, oleh sebab itu banyak pengelola
Reksadana sering tidak tepat dalam melakukan strategi promosi, sehingga
dana banyak keluar namun hasil tidak optimal. Hal ini disebabkan
pengelola Reksadana tidak tepat dalam membidik calon investor.
Kelemahan ini dapat ditutupi dengan meningkatkan intensitas promosi
pada segmen konsumen yang tepat. Dengan peluang target pasar yang
cukup luas dan tingkat suku bunga bank yang rendah, maka membidik
calon investor yang tepat dapat menjadi strategi yang sesuai dengan
jumlah budget terbatas.
b. Memanfaatkan media online.
Tempat berinvestasi yang terbatas merupakan masalah klasik bagi
pemasaran Reksadana pendapatan tetap. Di beberapa daerah yang
berpotensi untuk menjaring calon investor, sering tidak terdapat sarana
informasi dan penjualan produk Reksadana. Hal ini dapat diminimalkan
120
melalui kerjasama dengan bank yang memiliki jaringan cabang di seluruh
daerah. Namun demikian ini tidak mudah karena berpotensi terjadinya
kanibalisme terhadap produk tabungan atau Deposito dari bank tersebut.
Umumnya strategi ini dilakukan hanya pada bank yang juga bertindak
sebagai manajer investasi seperti Mandiri Sekuritas dan BNI Sekuritas.
Cara lain yang dapat digunakan adalah memanfaatkan media online
dengan membuat website yang menyediakan informasi dan melakukan
transaksi penjualan. Dengan demikian sangat memudahkan calon investor
dalam mencari informasi dan melakukan pembelian produk Reksadana.
Isu keamanan yang dipermasalahkan dapat di atasi melalui kerjasama
dengan pihak merchant kartu kredit internasional seperti Visa dan Master
yang sudah menjamin keamanannya secara online. Selain itu, beberapa
bank seperti BCA dan Mandiri juga sudah menjamin keamanan transaksi
yang dilakukan melalui internet. Untuk menjawab peluang target pasar
yang semakin terbuka, maka kelemahan tempat bertransaksi yang terbatas
dapat di atasi dengan strategi pemasaran online.
3. Strategi S-T
Strategi S-T merupakan alternatif strategi yang bisa diterapkan
pengelola Reksadana dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk
menghindari ancaman yang dihadapi.
a. Mempertahankan peringkat.
Untuk menghadapi ancaman kondisi perekonomian dunia yang belum
pulih dan naiknya harga minyak, maka manajer investasi perlu terus
melakukan
manuver
investasi
untuk
mempertahankan
peringkat.
121
Penempatan portofolio pada investasi yang menguntungkan dan stabil di
saat krisis menjadi pekerjaan rumah paling penting bagi pengelola
Reksadana. Nilai efisiensi yang tinggi pada kesepuluh Reksadana terbaik
merupakan bukti bahwa Reksadana tersebut mampu bertahan di tengah
ancaman krisis ekonomi. Dengan mempertahankan keunggulan tersebut,
maka kepercayaan investor akan meningkat, sehingga pengelola
Reksadana tidak perlu khawatir kehilangan nasabah.
b. Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah.
Perlu dikembangkan produk baru yang merupakan turunan dari produk
yang sudah ada dengan biaya investasi yang lebih rendah. Produk
Reksadana awal yang sudah unggul dari sisi profitabilitas dan efisiensi
dipertahankan, kemudian dikeluarkan produk turunannya dengan biaya
murah. Untuk mempertahankan kepercayaan investor, maka produk
turunan tersebut tetap menggunakan nama produk sebelumnya hanya
dibedakan segmentasinya. Sebagai contoh, Reksadana BNI Dana Syariah
dibuat produk turunannya dengan nama BNI Dana Syariah Junior, produk
ini membidik segmen pelajar atau mahasiswa dengan kelebihan biaya
investasi yang terjangkau.
Dengan strategi ini, maka Reksadana pendapatan tetap terbaik lebih
unggul, terutama jika dibandingkan dengan investasi pada ORI yang
memerlukan dana minimal Rp 5.000.000,-. Sementara persaingan dalam
penetapan biaya awal investasi terjadi dengan Reksadana penjaminan.
Namun demikian Reksadana pendapatan tetap unggul dalam proyeksi
imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan Reksadana penjaminan.
122
Hal ini dikarenakan penempatan portofolionya lebih dominan pada
Obligasi dibandingkan dengan instrumen pasar uang. Penerapan strategi
biaya rendah ini juga akan memacu terjaringnya investor baru dari
kalangan menengah ke bawah.
4. Strategi W-T
Strategi W-T merupakan alternatif strategi yang bisa diterapkan
pengelola Reksadana dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk
menghindari ancaman yang dihadapi.
a. Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line.
Ketidaktahuan sebagian besar masyarakat terhadap jenis investasi
Reksadana menyebabkan sedikitnya jumlah peminat investasi ini. Oleh
sebab itu perlu ditingkatkan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat.
Namun demikian, kondisi perekonomian yang belum pulih 100%,
menyebabkan pengelola Reksadana perlu untuk membatasi biaya promosi
yang tidak tepat, contohnya seperti iklan pada televisi, surat kabar umum,
majalah dan radio. Promosi lebih ditekankan pada jenis pemasaran below
the line atau langsung tertuju pada segmen investor yang dibidik, seperti
pada perkumpulan atau komunitas. Dengan demikian biaya yang
dikeluarkan lebih efisien dan tepat sasaran. Selain itu, pola pemasaran
yang dapat dimanfaatkan yaitu menggunakan kekuatan komunitas sebagai
media word of mouth (pemasaran dari mulut ke mulut). Media ini sangat
ampuh terutama untuk menjaring kepercayaan calon investor dan lebih
efektif untuk pengelola Reksadana yang memiliki budget sosialisasi dan
promosi terbatas.
123
b. Melakukan up selling.
Up selling artinya menawarkan jenis produk lain kepada investor yang
telah membeli produk sebelumnya. Kelemahan dari sisi promosi dan
tempat penjualan yang terbatas dapat dimanfaatkan untuk menawarkan
produk Reksadana pendapatan tetap kepada investor yang telah
berinvestasi pada ORI maupun Reksadana penjaminan. Hal ini dapat
dilakukan kepada pengelola Reksadana yang menjual produk investasi
lain. Dengan menawarkan produk Reksadana pendapatan tetap terbaik,
diharapkan investor ORI maupun Reksadana penjaminan mau menambah
investasinya pada Reksadana tersebut, sehingga pengelola Reksadana
tidak perlu kesulitan dalam mencari investor baru, cukup membujuk
investor lama untuk menambah investasinya pada instrumen Reksadana
tersebut.
4.9. Implikasi Manajerial
Berdasarkan hasil penelitian yang menganalisa tingkat profitabilitas dan
efisiensi Reksadana pendapatan tetap diperoleh peringkat Reksadana terbaik dan
perumusan strategi pemasarannya disesuaikan dengan kondisi pengelola
Reksadana, sehingga implikasi manajerial yang dapat direkomendasikan adalah :
1. Bagi Investor.
Sepuluh Reksadana pendapatan tetap terbaik berdasarkan tingkat
profitabilitas dan efisiensi dapat dijadikan patokan atau dasar pengambilan
keputusan investor dalam berinvestasi. Investor akan lebih mudah memilih
Reksadana yang sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Investor yang lebih
124
suka menghindari risiko (risk averse) dengan harapan memperoleh
keuntungan sepadan dapat memilih Reksadana Mahanusa Dana Lestari,
Danareksa Melati Dollar atau BNI Dana Syariah.
Investor yang menyukai risiko moderate atau sedang saja dapat memilih
berinvestasi pada Reksadana Fortis Prima II, Danareksa Gebyar Indonesia II,
Manulife Dana Tetap pemerintah, Danamas Pasti atau Mandiri Investa Dana
Utama. Sementara untuk investor yang menyukai risiko dapat memilih
Reksadana Schroder Dana Mantap Plus atau Samuel Dana Pasti.
Dengan adanya guidance atau rujukan ini, diharapkan calon investor
tidak lagi kesulitan dalam menentukan prioritas investasinya. Selain itu,
memberikan kemudahan bagi calon investor awam agar tidak ragu dalam
berinvestasi pada produk Reksadana pendapatan tetap.
2. Bagi Pengelola Reksadana.
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bukti bagi sepuluh pengelola
Reksadana pendapatan tetap terbaik, bahwa yang telah dilakukan selama ini
dalam mengelola portofolio Reksadana sudah berjalan pada jalur yang
seharusnya. Kinerja yang baik tersebut perlu dipertahankan dan ditingkatkan,
sehingga mampu semakin meningkatkan kepercayaan investor untuk
berinvestasi pada produk Reksadana yang dikeluarkannya.
Strategi pemasaran yang tepat disesuaikan dengan karakterisitik investor
dapat menjamin pengeluaran biaya pemasaran yang efektif. Disamping itu,
bagi pengelola Reksadana yang memiliki dana promosi terbatas dapat lebih
fokus dalam membidik calon investor sesuai dengan jenis produk Reksadana
yang dipasarkannya.
125
Total ada delapan strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh
pengelola Reksadana dalam memasarkan produk Reksadana pendapatan tetap,
yaitu :
a. Melakukan perluasan pasar sesuai dengan segmen investor.
b. Memanfaatkan tingkat suku bunga rendah.
c. Meningkatkan intensitas promosi pada segmen konsumen yang tepat.
d. Memanfaatkan media online.
e. Mempertahankan peringkat.
f. Mengembangkan produk baru dengan biaya investasi rendah.
g. Meningkatkan sosialisasi dan promosi dengan below the line.
h. Melakukan up selling.
Pengelola Reksadana dapat memberikan prioritas utama pada strategi
yang dinilai sesuai dengan kondisi dan tujuan perusahaan saat ini, agar
menjadi lebih fokus dan terarah dalam memperoleh hasil yang optimal.
Download