8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komunikasi Manusia selalu terlibat dalam aktivitas kegiatan komunikasi. Terjadinya komunikasi merupakan konsekuensi dari akibat adanya interaksi di antara sesama manusia (human interactions), atau hubungan yang bersifat sosial (social relations), karena kenyataannya yang paling banyak terlibat dalam proses komunikasi adalah manusia. Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara si pengirim dengan si penerima pesan untuk mengubah tingkah laku.6 Umumnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi sedang berlangsung. Dengan kata lain, hubungan antara komunikator dan komunikan sudah komunikatif. Sebaliknya, jika tidak ada kesamaan pemahaman atau komunikan tidak mengerti apa yang disampaikan komunikator, maka komunikasi tidak terjadi. “Kata Komunikasi atau Communications dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” communico, communication, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling disebut asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi 6 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, 4 9 menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama”.7 Untuk dapat memahami hakikat suatu komunikasi perlu diketahui prinsip komunikasi tersebut. Menurut Seiler, ada empat prinsip dasar komunikasi:8 a. b. c. d. Komunikasi adalah suatu proses Komunikasi adalah sistem Komunikasi bersifat interaksi dan transaksi Komunikasi dapat terjadi disengaja maupun tidak disengaja. 2.1.1. Fungsi dan tujuan komunikasi Komunikasi dalam kehidupan manusia sangat penting, dan harus diakui bahwa manusia tidak akan bisa hidup tanpa komunikasi karena, manusia adalah mahkluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dengan berkomunikasi secara efektif, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh manusia bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya komunikasi yang baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan seharihari baik itu di rumah, dalam organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada. Pandangan mengenai fungsi kehumasan, dapat terjadi karena keberadaan humas di suatu organisasi, dapat tergantung dari bentuk struktur organisasi perusahaan yang dilihat dari besar-kecilnya suatu perusahaan, perkembangan dunia usaha, dan kebutuhan dari organisasi akan adanya manfaat, posisi dan manajemen humas di dalam suatu perusahaan, termasuk pada organisasi sekolah. 7 Deddy Mulyana, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, Jakarta, 2004, 41 8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2007, 47 10 Setiap komunikasi yang terjalin pastinya mengharapkan adanya tujuan yang ingin dicapai. Pastinya dengan tujuan yang dicapai maka komunikasi pun terjalin dengan baik. Adapun tujuan dari sebuah komunikasi adalah bagaimana pesan atau informasi yang disampaikan oleh seorang komunikator dapat mengubah sikap (to change the attitude), mengubah pandangan (to change the opinion), mengubah perilaku (to change the behavior), dan mengubah masyarakat (to change the society).9 Komunikasi tidak saja berkutat pada persoalan pertukaran berita dan pesan, akan tetapi juga melingkupi kegiatan individu dan kelompok terkait dengan tukar menukar data, fakta dan ide. Bila dilihat dari makna tersebut ada beberapa fungsi yang melekat dalam proses komunikasi:10 1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat. 2. Sosialisasi, penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat. 3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang untuk menentukan pilihan dan keinginannya mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar. 4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau menyelesaikan perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan buktibukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama. 5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk 9 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori & Praktek, Remaja Rosdakarya, 2005, 8 Widjaya, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, 68 10 11 keterampilan, dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan. 6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horizon seseorang serta membangun imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetiknya. 7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusastraan, musik, olah raga, kesenangan, kelompok, dan individu. 8. Integrasi, menyediakan bagi bangsa kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar mereka dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pangan dan keinginan orang lain. Menurut Mudjito bahwa fungsi komunikasi itu meliputi:11 1. Komunikasi merupakan alat suatu organisasi sehingga seluruh kegiatan organisasi itu dapat diorganisasikan (dipersatukan) untuk mencapai tujuan tertentu. 2. Komunikasi merupakan alat untuk mengubah perilaku para anggota dalam suatu organisasi. 3. Komunikasi adalah alat agar informasi dapat disampaikan kepada seluruh anggota organisasi. Scheidel yang dikutip oleh Mulyana menyatakan bahwa tujuan dasar dari berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis. 12 Zimmerman menambahkan bahwa tujuan komunikasi dapat dibagi menjadi dua kategori besar:13 1. Kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan kita, memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan, dan menikmati hidup. 2. Kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. 11 Ibid, 69 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Remaja Rosdakarya, Jakarta, 2008, 4 13 Ibid, 4 12 12 Jadi komunikasi mempunyai dua tujuan utama, yaitu menyelesaikan tugas-tugas dalam upaya pemenuhan kebutuhan serta menciptakan dan membangun relationship dengan orang lain. 2.1.2. Proses komunikasi Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lainlain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.14 14 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, 11 13 Pertama, proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (simbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan. Kedua, proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada di tempat yang relatif jauh atau jumlahnya banyak. Surat, telepon, teleks, surat kabar, majalah, radio, televisi, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi. Terdapat sejumlah komponen atau unsur yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi:15 1. Sender: Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang:. 2. Encoding: Penyandian, yakni proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk lambang. 3. Message: Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator. 15 Ibid, 18 14 4. Media: Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan. 5. Decoding: Pengawasandian, yaitu proses di mana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 6. Receiver: Komunikan yang menerima pesan dari komunikator. 7. Response: Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan. 8. Feedback: Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator. 9. Noise: Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya. 2.2. Public Relations Masyarakat dalam perkembangannya menyebabkan manusia yang satu dengan manusia yang lainnya semakin longgar keakrabannya dan semakin jauh jarak hubungannya. Kalaupun masih tampak adanya keakraban, hanyalah terbatas pada kelompok inti masyarakat, yakni keluarga. Longgarnya keakraban manusia itu disebabkan oleh timbulnya nilai-nilai baru dalam masyarakat sebagai akibat perubahan politik dan kemajuan teknologi. 2.2.1. Pengertian Public Relations Istilah public relations telah dipergunakan secara luas oleh departemen, jawatan, perusahaan, badan, lembaga, dan lain-lain organisasi kekaryaan. Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkesinambungan melalui proses organisasi atau lembaga publik untuk mendapatkan pengertian, simpati, serta dukungan dari mereka mengenai hal-hal yang berhubungan dengan opini publik. 15 Beberapa definisi yang dikemukakan dari para ahli sebagai berikut: Edward L. Berney, memberikan informasi secara langsung dan persuasif kepada publik agar merubah tindakan dan sikap publik dapat berintegrasi dengan tindakan dan sikap publik dari suatu institusi. Cutlip-Center-Broom, public relations sebagai usaha terencana untuk memengaruhi pandangan melalui karakter yang baik serta tindakan yang bertanggung jawab, didasarkan atas komunikasi dua arah yang saling memuaskan. Majelis Humas Dunia (World Assembly of Public Relations) mendefinisikan humas sebagai seni dan ilmu sosial dalam menganalisis kecenderungan, memperkirakan akibat-akibat, memberikan saran kepada pimpinan perusahaan serta melaksanakan program tindakan terencana yang melayani baik kepentingan organisasi dan khalayaknya. Frank Jefkins, Public Relations yaitu sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifikasi yang berlandaskan pada saling pengertian. Public Relations pada intinya senantiasa berkenaan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui pengetahuan, dan melalui kegiatan-kegiatan tersebut diharapkan akan muncul suatu dampak yakni perubahan yang positif. 16 16 Morissan, Manajemen Public Relations, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2010, 6-8 16 Bertram R. Canfield & Frazier Moore, falsafah sosial dari manajemen yang dinyatakan dengan kebijaksanaan dan mempraktekkan melalui komunikasi timbal-balik dengan publik, berusaha untuk menjamin adanya saling pengertian dan kerja sama. Komisi “The Foundations for Public Relations Research and Educations”, pembedaan fungsi manajemen yang secara timbal balik membantu dan memelihara komunikasi saling pengertian, saling penerimaan dan kerjasama antara publik dengan organisasinya; melibatkan kepada masalah manajemen dan isu; membantu para manajer agar mau mendengar dan merespon pendapat publik; menekankan akan tanggung jawab manajer untuk melayani kepentingan publik; membantu para manajer untuk mengikuti perkembangan bagi suatu perubahan yang bermanfaat, memberikan peringatan dini kepada manajer dalam mengantisipasi kecenderungan; menggunakan riset dan teknik-teknik komunikasi sebagai prinsip utama. Scott M. Cutlip & Allen . Center, proses berkesinambungan/ kontinu dari usaha-usaha manajemen untuk memperoleh kerja sama dan saling pengertian kepada pelanggan, pegawai, publik umumnya; ke dalam mengadakan analisa dan perbaikan terhadap diri sendiri, keluar dengan menyampaikan pernyataan-pernyataan. Denny Griswold: suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menunjukkan kebijaksanaan dan prosedur dari seorang individu atau sebuah lembaga atas dasar kepentingan publik, merencanakan dan 17 menjalankan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan dapat diterima dengan baik oleh publik. Philip Lesly: membantu organisasi dan publiknya untuk saling menyesuaikan antara satu dengan lainnya.17 Ciri-ciri hakiki public relations pada hubungan masyarakat dan dilaksanakan oleh kepala humas beserta stafnya sebagai berikut:18 a. Komunikasi yang dilancarkan berlangsung dua arah secara timbalbalik. b. Kegiatan yang dilakukan terdiri atas penyebaran informasi, penggiatan persuasi, dan pengkajian pendapat umum. c. Tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan organisasi tempat humas menginduk. d. Sasaran yang dituju adalah khalayak di dalam organisasi dan khalayak di luar organisasi. e. Efek yang diharapkan adalah terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dan khalayak. 2.2.2. Tujuan Public Relations Charles S. Steinberg mengemukakan bahwa tujuan Public Relations adalah menciptakan opini publik yang menyenangkan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh badan atau perusahaan yang bersangkutan. Pandangan lain datang dari Dimock Machall bersama rekan-rekannya, Edward, Gladys, Odgen Dimock, dan Louis W. Koenig, melalui bukunya yang berjudul Public Relations Administration, membagi tujuan Public Relations atas dua bagian:19 17 Danandjaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, 14-17 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1990, 132 19 Kustadi Suhandang, Public Relations Perusahaan Kajian Program Implementasi, Nuansa, 2004, 53 18 18 1. Secara positif berusaha mendapatkan dan menambah penilaian serta jasa baik suatu organisasi atau perusahaan. 2. Secara defensif berusaha untuk membela diri terhadap pendapat masyarakat yang bernada negatif, bilamana diserang dan serangan itu kurang wajar, padahal organisasi atau perusahaan itu tidak salah (terjadi kesalahpahaman). Dengan demikian, tindakan itu merupakan salah satu aspek penjagaan atau pertahanan. Pada pokoknya kegiatan humas bertujuan untuk mempengaruhi pendapat, sikap, sifat, dan tingkah laku publik dengan jalan menumbuhkan penerimaan dan pengertian dari publik. Sebagai abdi masyarakat, public relations harus selalu mengutamakan kepentingan publik atau masyarakat umumnya, menggunakan moral atau kebiasaan yang baik, guna terpeliharanya komunikasi yang menyenangkan di dalam masyarakat. Komunikasi yang didasarkan atas strategi dan teknik berinteraksi yang mengarah pada terciptanya suatu keadaan yang harmonis antara badan atau perusahaan dengan publiknya. Persuasi adalah kegiatan psikologis dalam usaha mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku seseorang atau orang banyak. Sebenarnya, mempengaruhi sikap, sifat, pendapat, dan tingkah laku dapat dilakukan dengan beberapa cara. Teror, boikot, pemerasan, penyuapan, dan sebagainya, dapat juga memaksa orang lain untuk bersikap atau bertingkah lak seperti yang diharapkan. Namun, mempengaruhi yang dimaksud dalam persuasi tidaklah menggunakan cara-cara demikian, melainkan didasarkan pada interaksi yang menggunakan argumentasi serta alasan-alasan psikologis. Demikian pula halnya dalam upaya Public Relations untuk mempengaruhi publik perusahaannya. 19 2.2.3. Peran Public Relations Perkembangan profesionalisme PR yang berkaitan dengan pengembangan peranan Humas, baik sebagai praktisi maupun profesional dalam suatu organisasi merupakan salah satu kunci untuk memahami fungsi Public Relations dan pengembangan peranan praktisi Public Relations Officer (pejabat Humas). Peranan PR dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori. 20 Pertama sebagai Penasehat Ahli (Expert prescriber), seorang praktisi pakar PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). Pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari pakar PR (expert prescriber) tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan public relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan. Kedua, Public Relations sebagai Fasilitator Komunikasi (Communication fasilitator) yaitu bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Melalui komunikasi timbal balik akan tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 20 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Rajawali Press, Jakarta, 2005, 20 20 Ketiga, Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem solving process fasilitator). Praktisi PR dimaksudkan untuk membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasihat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan profesional. Ahli PR dalam menghadapi suatu krisis membentuk tim posko dengan melibatkan berbagai departemen dan keahlian dalam satu tim khusus untuk membantu organisasi yang tengah menghadapi atau mengatasi krisis tertentu. Keempat, Public Relations sebagai Teknisi Komunikasi (Communication technician). Seorang praktisi Humas berkembang menjadi manajer yang memiliki kemampuan manajerial. 2.2.4. Fungsi Public Relations Berbicara mengenai fungsi public relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan public relations. Melalui kegiatan public relations dapat secara jelas langsung diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations, baik kegiatannya dalam bentuk external maupun internal. Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka “Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan public relations bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha:21 1. Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah maupun sedang berjalan. 21 Danandjaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, 18 21 2. Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perencanaan kebijaksanaan baru. Lebih jauh lagi Bertram R. Canfield dalam bukunya “Public Relations Principles and Problems” menjelaskan secara lebih luas mengenai fungsi dari Public Relations ini dengan tidak memandang apakah kegiatan public relations itu bersifat internal maupun external. Akan tetapi public relations itu haruslah mencakup kepada hal sebagai berikut:22 1. Mengabdi kepada kepentingan publik. 2. Memelihara komunikasi yang baik. 3. Kegiatan public relations itu ketika menjalankan fungsinya harus menitik beratkan kepada moral dan tingkah laku yang baik. Sejalan dengan pendapat Bertram R. Canfield, maka bila kegiatan dari fungsi itu dihubungkan dengan manajemen menurut Howard Stephenson dalam bukunya “Handbook of Public Relations” menjelaskan fungsi dari public relations pada dasarnya akan mencakup kepada arti sebagai berikut:23 1. Public relations merupakan dasar falsafah sosial dari manajemen. 2. Public relations itu adalah falsafah sosial yang dinyatakan melalui pengambilan keputusan. 3. Public relations itu merupakan hasil kegiatan yang berasal dari suara kebijaksanaan. 4. Public relations itu adalah komunikasi. Berdasarkan uraian menurut Cutlip dan Center serta Canfield, maka fungsi humas dapat dirumuskan sebagai berikut:24 22 Danandjaja, Peranan Humas dalam Perusahaan, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2011, 19 Ibid, 20 24 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1992, 36 23 22 1. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi, 2. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan publik, baik publik ektern maupun intern, 3. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada publik dan menyalurkan opini publik kepada organisasi, 4. Melayani publik dan menasihati pimpinan organisasi demi kepentingan umum. Terhadap pengertian publik yang dipakai dalam menjelaskan mengenai fungsi dari kegiatan eksternal public relations dapat mencakup kepada arti: publik konsumen, publik rumah tangga, publik anak sekolah. Dalam bentuk pengertian yang lain publik ini dapat membentuk lembaga atau instansi di luar perusahaan yang dimaksud. Mengingat luasnya jangkauan operasional dari fungsi kegiatan eksternal public relations ini, maka dalam prakteknya ada kalanya kegiatan tersebut harus didukung melalui penggunaan media komunikasi massa, apakah berbentuk tercetak seperti surat kabar, majalah atau buletin. Sedang bila dilakukan melalui media elektronik dapat berbentuk film, televisi dan radio. 2.2.5. Generic Principe Volume Of Excellent Dalam karakteristik melaksanakan masing-masing. tugasnya, seorang Karakteristik Humas Public memiliki Relations dan komunikasi dalam suatu organisasi keduanya dapat menjadikan suatu organisasi menjadi efektif. Teori ini dinamakan (Excellence Theory atau keunggulan teori) karena karakteristik merupakan sebagian besar dari program Public Relations yang disebut sebagai pelengkap bagian Humas yang unggul. Keunggulan teori tersebut meliputi: 23 1. Strategi Management Public Relations 2. Model Public Relations 3. Nilai Keunggulan Public Relations25 Keunggulan teori ini akan dimasukkan ke dalam teori secara luas tertuju dengan karakteristik yang unggul sebagai “Prinsip Utama” dan mengidentifikasi sepuluh prinsip Humas yang unggul. Sepuluh prinsip tersebut adalah: 1. Involvement of Public Relations in Strategic Management Adalah keterlibatan humas dalam manajemen strategi. Dalam suatu organisasi atau lembaga, humas berperan sebagai pengatur arus komunikasi. Dengan kata lain humas yang menjalankan komunikasi didalamnya. Selain itu, Humas juga membantu mengembangkan misi dan merancang tujuan dari organisasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Empowerment of Public Relations in the dominant coalition or a direct reporting relationship to senior management Adalah pemberdayaan Humas dalam koalisi dominan atau hubungan pelaporan ke manajemen senior. Dalam hal ini Humas bekerja sama dengan pimpinan dari suatu organisasi untuk mendiskusikan keputusan yang akan diambil untuk organisasi. 3. 25 Integrated public relations function Horidatul Bakiyah, Identifikasi Fungsi Kehumasan Universitas Muhhammadiyah Jakarta, Skripsi, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2011 24 Adalah Fungsi Humas Terpadu. Seorang Humas dalam organisasi menjalankan fungsi manajemen, salah satunya adalah manajemen komunikasi. Dimana seorang Humas menjadi jembatan komunikasi dalam organisasi tersebut. Hal tersebut akan berlangsung sangat efektif dan komunikasipun berjalan dengan lancar antar bagian maupun keatasan dengan bawahan bergitupun sebaliknya, bila ada satu bagian khusus yang dapat memposisikan dan menjalankan hal tersebut. 4. Public Relations as a management function separate from other functions Adalah public relations merupakan fungsi manajemen yang terpisah dari fungsi lain. Di beberapa organisasi, Humas dijadikan sebagai alat pendukung untuk bagian lain seperti, Marketing, Human Resources, Hukum atau Keuangan. Karena Humas menjadi bawahan bagianbagian tersebut sehingga membuat Humas tidak dapat dikelola secara tepat. 5. Public Relations unit headed by a manager rather than a technician Adalah Unit Hubungan Masyarakat dipimpin oleh seorang Manajer dan bukan seorang teknisi. Seorang teknisi disini bukan berarti teknisi sesungguhnya. Melainkan seorang Humas yang biasa melakukan halhal yang bersifat teknis dalam pekerjaannya. Oleh karena itu sebaiknya Humas dipimpin oleh seorang Manajer. Karena seorang manajer tidak hanya melakukan pekerjaan teknisnya saja bahkan 25 semua kegiatan ia jalankan selayaknya seorang manajer tanpa harus turun tangan langsung. 6. Two way symmetrical model of public Relations Adalah dua arah model simetris hubungan masyarakat. Biasanya model ini digunakan untuk merubah sikap organisasinya. Hal ini akan membuat suatu organisasi lebih efektif dalam waktu yang lama. 7. Asymmetrical system of internal communication Adalah sebuah sistem simetris komunikasi internal. Seorang pemimpin tidak hanya bertindak mengawasi jalannya organisasi juga harus memperhatikan bagian-bagian yang berada dibawahnya yang juga mendukung jalannya organisasi. Tidak semua posisi Humas berada dalam ruang lingkup sendiri melainkan disatukan dalam bagian lain didalamnya. Keberadaan tersebut tidak membuat komunikasi didalamnya berjalan efektif. Seorang pemimpin dapat mengambil tindakan dengan mendirikan sebuah divisi baru khusus yang lebih baik untuk Humas. Sehingga komunikasi pimpinan dapat langsung berhubungan dengan Humas tanpa melewati perantara. 8. Knowledge potential for managerial role and symmetrical public relations Adalah pengetahuan potensi peran manajerial dan simetris public relations. Yang dimaksud disini adalah seorang praktisi yang mengetahui bagaimana mengelola suatu komunikasi dalam suatu 26 fungsi yang strategik. Pengetahuan sangat penting dalam menjalankan suatu organisasi. 9. Diversity embodied in all roles Adalah keragaman yang terkandung dalam sebuah peran. Dalam suatu organisasi atau perusahaan setiap bagian yang ada didalamnya terdiri dari berbagai macam karakteristik dan budaya yang berbeda-beda. 10. Organizational context for excellence26 Adalah organisasi konteks untuk keunggulan. Dengan semua keragaman yang ada, setiap organisasi tetap berusaha untuk mempertahankan kekuatan masing-masing. Justru perbedaan itulah kekuatan dan keunggulan yang ditunjukkan oleh organisasi. 2.3. Yayasan Public Relations khususnya di lembaga pendidikan pada umumnya disebut hubungan masyarakat (Humas) yang secara umum dapat diartikan sebagai fungsi manajemen yang khas antara organisasi dengan publiknya, atau dengan kata lain antara lembaga pendidikan dengan public intern (dosen/guru, karyawan, dan mahasiswa/siswa), dan public ekstern (orang tua mahasiswa/orang tua siswa, masyarakat dan institusi luar).27 Yayasan adalah badan hukum yang terdiri atas kekayaan yang dipisahkan dan diperuntukkan untuk mencapai tujuan tertentu di bidang sosial, keagamaan, 26 Horidatul Bakiyah, Identifikasi Fungsi Kehumasan Universitas Muhhammadiyah Jakarta, Skripsi, Universitas Mercu Buana, Jakarta, 2011 27 Zulkarnain Nasution, Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan, UPT, Malang, 2006, 14 27 dan kemanusiaan, yang tidak mempunyai anggota.28 Yayasan mempunyai organ yang terdiri atas Pembina, Pengurus, dan Pengawas. Berkewajiban dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan yayasan. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara pengangkatan dan pemberhentian pelaksanaan kegiatan Yayasan diatur dalam Anggaran Dasar Yayasan. Anggota Pembina tidak boleh merangkap sebagai anggota Pengurus dan/atau anggota Pengawas. Pembina mengadakan rapat sekurang-kurangnya sekali dalam 1 (satu) tahun. Dalam rapat tahunan, Pembina melakukan evaluasi tentang kekayaan, hak dan kewajiban Yayasan tahun yang lampau sebagai dasar pertimbangan bagi perkiraan mengenai perkembangan Yayasan untuk tahun yang akan datang.29 Pengurus adalah organ Yayasan yang melaksanakan kepengurusan Yayasan. Pengurus tidak boleh merangkap sebagai Pembina atau Pengawas, diangkat oleh Pembina berdasarkan keputusan rapat Pembina untuk jangka waktu selama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. Susunan Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas: seorang ketua, seorang sekretaris, dan seorang bendahara.30 Pengawas adalah organ Yayasan yang bertugas melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada Pengurus dalam menjalankan kegiatan Yayasan. Yayasan memiliki Pengawas sekurang-kurangnya 1 (satu) orang Pengawas yang wewenang, tugas, dan tanggung jawabnya diatur dalam Anggaran Dasar. 28 Undang-Undang Yayasan, BIP, Jakarta, 2007, 12 Ibid, 35 30 Ibid, 36 29 28 Pengawas Yayasan diangkat dan sewaktu-waktu dapat diberhentikan berdasarkan keputusan rapat Pembina.31 Kekayaan Yayasan baik berupa uang, barang, maupun kekayaan lain yang diperoleh Yayasan berdasarkan Undang-undang ini, dilarang dialihkan atau dibagikan secara langsung atau tidak langsung kepada Pembina, Pengurus, Pengawas, karyawan, atau pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap Yayasan. Yayasan wajib membayar segala biaya atau ongkos yang dikeluarkan oleh organ Yayasan dalam rangka menjalankan tugas Yayasan. Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan.32 31 32 Ibid, 44 Ibid, 14