BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka A.1. Keputusan pembelian Definisi keputusan pembelian menurut Nickels(2010) adalah suatu proses yang merupakan bauran antara adanya kebutuhan terhadap suatu produk dengan adanya rangsangan dari luar dengan mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk. Menurut Setiadi(2008) pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintergasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih prilaku alternatif dan memilih salah satu di antaranya. Shiffman dan Kanuk(2007) memiliki pandangan lain yang mendefinisikan keputusan pembelian menyimpulkan keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan atau lebih. Dengan kata lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Kotler dan Armstrong (2010) menyatakan keputusan pembelian konsumen tidak terlepas dari bagaimana konsumen melalui beberapa tahap yaitu mengetahui masalah yang di hadapi sampai dengan terjadinnya transaksi pembelian konsumen. Proses keputusan pembelian yang spesifikasi menurut Kotler dan Armstrong (2008) terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan , pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan 14 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 15 perilaku pasca pembelian. Secara rinci tahap-tahap ini dapat di uraikan sebagai berikut(Kotler dan Armstrong, 2008): a. Pengenalan masalah Proses pembelian di mulai di saat pembeli mengenalin masalah atau kebutuhan, yang di picu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya dorongan memenuhi rasa lapar, haus dan seks yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan hangat sehingga terangsang rasa laparnya. b. Pencarian informasi Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu (Kotler dan Armstrong, 2008): 1. Sumber pribadi adalah dari diri dan komunikasi antar pribadi contoh: keluarga, temen, tetangga dan teman. 2. Sumber komersial adalah berhubungan dengan niaga atau perdagangan contoh: iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan penjualan. 3. Sumber publik adalah kelompok atau orang yang berkomunikasi dengan organisasi, baik secara internal dan eksternal contoh : media massa dan organisasi penialian konsumen. 4. Sumber pengalaman adalah peristiwa yang benar pernah dialami contoh: penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 16 Berdasarkan uraian diatas menyebutkan bahwa untuk pencaraian informasi dapat melalui berbagai point di atas. c. Evaluasi alternatif Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu membentuk citra merek, yang melalui dampak persepsi selektif, distorsi seleksi dan ingatan selektif. d. Keputusan pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembeli termasuk faktor-faktor penghambat pembelian. Dalam melaksankan niat pembelian, konsumen dapat membuat lima sub-keputusan pembelian, yaitu: keputusan merek, keputusan pemasok, keputusan kuantitas, keputusan waktu dan keputusan metode pembayaran. e. Perilaku pasca pembelian Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian, tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujauan utamannya adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang. Hasan (2008) menjelaskan bahwa faktor pendorng yang sangat kuat dalam mengambil keputusan pembelian konsumen di pengaruhi oleh sejumlah orang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 17 yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian. dan orang yang memiliki keterlibatan dalam keputusan pembelian adalah sebagia berikut (Hasan,2008): 1. Intitator dalah orang yang menyadari pertama kali adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan berinisiatif memgusulkan untuk membeli produk tertentu. 2. Influencer adalah orang yang sering berperan sebagai pemberi pengaruh yang karena pandangan nasihat atau pendapat nya mempengaruhi keputusan pembelian. 3. Decider adalah orang berpersn sebagai pengambil keputusan dalam menentukan apakah produk jadi di beli, produk apa yang di beli, bagaimana cara membeli, dan dimana produk itu di beli. 4. Buyer adalah orang yang melakukan pembelian actual 5. User adalah orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk yang di beli. Jadi keputusan pembelian itu sendiri memang di pengaruhi oleh beberapa orang yang mereka terlibat dan menjadi faktor dalam mengambil keputusan. Menurut Schiffman (2007) ada dua dimensi yang mempengaruhi pengambilan keputusan yang selanjutnya akan menentukan respon konsumen yaitu: a. Pengaruh individu yaitu pengaruh yang muncul dari dalam konsumen itu sendiri. Indikator: dorongan keinginan akan produk, dorongan akan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 18 kebutuhan akan produk, kepercayaan kualitas produk, kepercayaan merek produk. b. Pengaruh lingkungan sosial yaitu pengaruh eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Indikator: pengaruh anggota keluarga, pengaruh teman komunitas. Pengaruh–pengaruh tersebut yang nantinnya akan membatu konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian suatu produk. A.2. Citra merek Menurut Aaker dalam Buchari (2009) “image is the total impression of what person or group people think and know an object”. Citra adalah kesan total dari apa yang seseorang atau kelompok orang pikir dan tahu tentang suatu objek Merek dapat membuat suatu citra perusahaan. Berdasarkan uraian diatas bahwa suatu produk atau barang dapat mempengaruhi citra perusahaan di benak konsumen. Citra menurut Kotler dan keller (2009) adalah “image is the set of beliefs,ideas and impression that a person holds regarding an object. People’s attitude and action towards an object are highly conditioned by that object image”. Citra adalah seperangkat keyakinan, gagasan dan kesan bahwa seseorang memegang mengenai objek. Sikap masyarakat dan tindakan terhadap objek sangat di kondisikan oleh citra objek tersebut. Dapat di tarik kesimpulan bahwa image atau citra akan terbentuk dalam jangka waktu tertentu, sebab ini merupakan akumulasi pesepsi terhadap suatu objek, apa yang terpikirkan, di ketahui di alami yang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 19 masuk kedalam memory seseorang berdasarkan masukan-masukan dari berbagai sumber sepanjang masa. Definisi merek (brand) menurut America Marketing Association (Kotler&Keller,2009) adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi dari hal-hal tersebut. Tujuan pemberian merek adalah intuk mengidentifikasi produk atau jasa yang di hasilkan sehingga berbeda dari produk atau jasa yang di hasilkan oleh pesaing. Sama hal nya dengan teori yang di keluarkan oleh America Marketing Association tersebut, menurut UU Merek No.15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna atau kombinasi dari unsurunsur yang memiliki daya pebeda dan di gunakan dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Menurut Kotler dan Keller (2009), merek memiliki fungsi bagi perusahaan sebagai berikut: 1. Menyederhanakan penanganan atau penelusuran produk. 2. Membatu mengatur catatan pesediaan dan catatan akuntansi. 3. Menawarkan perlindungan hukum kepada perusahaan untuk fitur-fitur atau aspek unit produk. Bagi perusahaan, merek mempresentasikan bagi properti hukum yang sangat berharga, dapat mempengaruhi konsumen, dapat di beli dan dijual, serta memberikan keamanan pendapatan masa depan yang langgeng. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 20 Citra merek menurut Rangkuti (2009) adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak konsumen. Untuk membangun merek yang kuat dan persepsi masyarakat terhadap perusahaan Kotler dan Keller (2009) menyatakan citra merek adalah persepsi dan keyakinan yang di lakukan oleh konsumen, seperti tercemin dalam asosiasi yang terjadi dalam memori konsumen. Faktor-faktor yang membentuk citra merek adalah (Kotler dan Keller,2009) 1. Kekuatan asosiasi merek (strength of brand association) Tergantung pada bagaimana informasi masuk kedalam ingatan konsumen dan bagaimana informasi tersebut bertahan sebagai bagian dari brand image 2. Keuntungan asosiasi merek (favourability of brand association) Kesuksesan sebuah proses pemasaran sering tergantung pada proses terciptannya asosiasi merek yang menguntungkan, diamana konsumen dapat di percaya pada atribut yang diberikan mereka dapat memuaskan kebutuhan dan kinginan konsumen. 3. Keunikan asosiasi merek (Uniqueness Of brand association) Suatu merek harus memiliki keunggulan bersaing yang menjadi alas an bagi konsumen untuk memilih merek tertentu. Keunikan asosiasi merek dapat berdasarkan atribut produk, fungsi produk atau citra yang dinikmati konsumen. Ketiga faktor yang membentuk merek tersebut merupakan dimensi dari variabel citra merek yang akan di teliti. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 21 A.3. Kualitas Produk Menurut Kotler dan Keller (2012) A product is a thing that can be offered to a market to satisfy a want or need, including physical goods, service, experiences, events, persons, places, properties, organizations, information, and ideas. Dari definisi tersebut sebuah produk adalah hal yang dapat ditawarkan kepasar untuk memuaskan keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, pengalaman layanan, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi, informasi, dan ide-ide. Jadi yang dimaksud sebuah produk tidak hanya sekedar barang tetapi melainkan juga merupakan atribut-atribut yang tampak maupun tidak tampak yang dapat memuaskan memenuhi kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2012) kualitas adalah kecocokan untuk digunakan, pemenuhan tuntutan. Menurut Kotler dan Armstrong (2012) kualitas produk ialah kempuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk keseluruan durabilitas, reabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Menurut Kotler dan Keller (2012) mengutarakan bauran produk adalah kumpulan seluruh produk dan barang yang ditawarkan penjual tertentu kepada pembeli. Kotler dan Keller (2012) produk berdasarkan karakteristiknya dapat klasifikasikan yaitu: a. Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya dikonsumsi satu atau beberapa hari. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 22 b. Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama walaupun digunakan beberapa kali. c. Jasa adalah kegiatan bermanfaat dan dapat memenuhi keinginan pihak lain, sehingga dapat ditawarkan untuk dijual. Untuk beberapa produk, misalnya dibidang industri property, produk yang ditawarkan dapat dibedakan menjadi lima level, mulai dari tingkat fundamental yaitu produk ini sampai tingkat kalmia yaitu produk potensial. Berikut merupakan penjelasan dari kelima level tersebut: a. Produk inti Merupakan tingkatan yang paling dasar, yang menjawab alasan utama seseorang membeli suatu produk. Pemasar perlu mengetahui kebutuhan tersembuyi dibalik setiap produk dan menjual manfaat bukan cirri-ciri. b. Produk umum Merupakan level kedua dari produk yang penekannanya pada bentuk fisik produk yang ditawarkan oleh pemasar. c. Produk Harapan Merupakan level ketiga dari produk, sebagai atribut dan kondisi dari produk yang ditawarkan, dimana konsumen dapat menerima atau setuju dengan produk yang dibelinya. d. Produk tambahan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 23 Merupakan level keempat dari produk, dimana produk yang dipasarkan sudah ditambah pelayanan sebagai manfaat tambahan dan mafaat tambahan bagi konsumen. Hal tersebut merupakan strategi perusahaan untuk mengatisipasi pesaingannya. e. Produk potensial Sebagai level kelima dari produk, dimana produk yang ditawarkan mempunyai potensi untuk masa yang akan dating(investment). Berdasarkan uraian diatas kosumen atau pelanggan akan merasakan kepuasan terhadap produk yang dibelinya dengan desain yang pas serta kualitas yang terjamin sehingga akan memberikan nilai tersendiri di konsumen. Menurut Kotler (2012) kualitas produk adalah “the ability of a product to perform it’s function”, maksud dari pengertian diatas adalah kemampuan suatu produk dalam memberikan kinerja sesuai dengan funsinya. Kualitas yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga merupakan penunjang kepuasan konsumen. Sementara menurut Tjiptono (2008) kualitas mencerminkan semua dimensi penawaran produk yang menghasilkan manfaat (benefit) bagi pelanggan. Kualitas suatau produk baik berupa barang atau jasa ditentukan melalui dimesi-dimensinya dalam kualitas produk, terdapat 8 (delapan) dimensi, yaitu: 1. Kinerja (performance) yang merupakan karakteristik dasar produk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 24 1. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (featuresistik), yang merupakan karakteristik pelengkap istimewa yang menambahkan penglainan pemakaian. Cirri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap. 2. Kehandalan (reliability), yang merupakan kemungkinan kegagalan produk dalam rencana waktu yang diberikan. Kehandalan (reability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai. 3. Kesesuaian (conformance), yang merupakan derajat atau tingkat dimana sebuah barang atau jasa memenuhi penetapan suatu standar. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi produk memenuhi standar-satandar yang telah di tetapkan sebelumnya. 4. Daya tahan (durability) yang merupakan jumlah penggunaan produk yang dapat diterima sebelum produk tersebut diganti. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis penggunaan produk. 5. Serviceability, yang merupakan kecepatan dan kemudahan pembetulan, kehormatan dan kemampuan dari jasa individu. 6. Estetika, merupakan bagaimana penampilan produk, rasanya, suaranya, baunya, Estetika juga bisa diartikan dengan daya tarik produk terhadap panca indera. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 25 7. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yang merupakan kualitas yang diambil dari reputasi penjualnya. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) yaitu citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya pengetahuan atau informasi akan atribut atau cirri-ciri produk yang akan dibeli, maka seringkali pembeli mempersepsikan kualitas produk dari beberapa aspek, yaitu : harga, nama merek, iklan, reputasi perusahaan, maupun Negara pembuatnya. Berdasarkan uraian di atas, pelanggan akan merasa puas apabila hasil evaluasi mereka menunjukan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas. Konsumen rasional selalu menuntut produk yang berkualitas pada setiap pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh produk tersebut. Dalam hal ini kualitas produk yang baik akan memberikan nilai tambah di benak konsumen. A.4. Harga Harga menurut Kotler dan Keller (2012) adalah sejumlah uang yang harus di bayar pelanggan untuk produk tertentu. Pada umumnya harga di tetapkan melalui negosiasi antara pembeli dan penjual. Tawar -menawar masih merupakan permainan di beberapa wilayah (Kotler,2005). Menetapkan satu harga untuk semua pembeli mrupakan gagasan yang relatif modern yang muncul bersama pekembangan eceran berskala besar. Banyak perusahaan tidak menangani penetapan harga dengan baik, perusahaan tersebut melakukan kesalahan, seperti selalu berorientasi biaya, harga tidak sering di revisi untuk memanfaatkan perubahan pasar, tanpa mempertimbangkan seluruh http://digilib.mercubuana.ac.id/ 26 unsur bauran pemasaran lainnya, harga kurang cukup bervariasi untuk jenis produk, segmen pasar , saluran distribusi , dan saat pebelian yang berbeda (Kotler,2005) padahal setiap kali terjadi perubahan harga, akan diikuti oleh perubahan struktur keputusan pembelian produk. Penetapan harga dapat mempunyai tujuan yang berbeda satu sama lain antar penjual. Tujuan penetapan harga menurut Hartini(2008) adalah sebagai penetapan harga untuk mencapai pehasilan atas investasi. Biasanya besar keuntungan dari suatu investasi telah di tetapkan prosentasenya dan untuk mencapainya di perlukan penetapan harga tertentu dari barang yang dihasilkannya, tujuan lain penetapan harga adalah untuk kestabilan harga. Hal ini bisanya dilakukan untuk perusahaan yang kebetulan memegang kendali atas harga. Usaha pengendalian harga diarahkan terutama untuk mencegah terjadinya perang harga, khususnya bila menghadapi permintaan yang sedang menurun, penetapan harga dapat juga untuk mempertahankan atau meningkatkan bagianya dalam pasar. Apabila perusahaan mendapatkan bagian pasar dengan luas tertentu, maka ia harus berusaha mempertahankannya atau justru mengembangkannya. Untuk itu kebijaksanaan dalam penetapan harga jangan sampai merugikan usaha. Cara penetapan harga atau metode penetapan harga dapat di lakukan dengan beberapa cara menurut Kotler dan Keller (2013) sebagai beikut: a. Penetapan harga mark-up, metode penetapan harga yang paling dasar adalah dengan menambahkan mark-up standar ke biaya produk. Besarnya mark-up http://digilib.mercubuana.ac.id/ 27 sangat bevarasi diantaranya berbagai barang. Mark-up umumnya lebih tinggi untuk produk musiman guna menutup produk yang tidak terjual, produk khusus, produk yang penjualannya lambat, produk yang biaya penyimpanan dan pembelian tinggi, serta produk dengan permintaan yang tidak elastis. b. Penetapan harga berdasarkan target pengembalian, di lakukan dengan perusahaan menetapkan harga sesuai dengan tingkat pengembalian (ROI) yang diinginkan. Penetapan harga ini cenderung mengabaikan pertimbanganpertimbangan lain. Produsen harus mempertimbangkan harga yang berbeda dan memperkirakan kemungkinan akibat atas volume penjualan dan keuntungan. Produsen juga perlu mencari cara untuk menentukan biaya tetap dan atau biaya variabel, karena biaya yang lebih rendah akan menurunkan volume titik impas yang di perlukan. c. Penetapan harga berdasarkan nilai yang dipersepsikan, metode ini perusahaan menerpkan harga produk bukan berdasarkan biaya prnjual yang terkadang terlalu tinggi atau terlalu rendah, melainkan dari persepsi pelanggan. Kunci dari metode ini adalah menentukan persepsi pasar atas nilai penawaran dengan akurat. Penjual yang memandang nilai penawarannya dengan akurat. Penjual yang memandang nilai penawarannya terlalu tinggi bagi produknya. Penjual dengan pandangan terlalu rendah akan mengenakan harga yang lebih rendah dari pada harga yang dapat di tetapkan. Riset pasar dibutuhkan untuk membentuk persepsi nilai pasar sebagai panduan penetapan harga yang efektif. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 28 d. Penetapan harga nilai yaitu mereka menetapkan harga yang cukup rendah untuk tawaran yang bermutu tinggi. Penetapan harga nilai menyatakan bahwa harga menggambarkan tawaran yang bernilai tinggi bagi konsumen. e. Penetapan harga sesuai harga berlaku. Perusahaan mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Dalam metode ini peusahaan kurang memperhatikan biaya atau permintaannya sendiri tetapi mendasarkan harganya terutama pada harga pesaing. Perusahaan dapat mengenakan harga yang sama, lebih tinggi, lebih rendah dari pesaingnya. Metode ini cukup popular, apabila biaya sulit untuk diukur atau tanggapanya pesaing tidak pasti. Dari uraian di atas tentunya dalam mengambil kebijakan dalam menetukan harga akan di sesuaikan lagi dengan strategi yang di ambil oleh suatu perusahaan. Kemudian Swasta(2010) menjelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi tingkatan harga, yaitu: 1. Keadaan perekonomian, keadaan perekonomian sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. 2. Permintaan dan penawaran, permintaan adalah sejumlah barang yang diminta oleh pembeli pada tingkat harga tertentu. Penawaran yaitu suatu jumlah yang ditawarkan oleh penjual pada suatu tingkat harga tertentu. 3. Elastisitas permintaan, faktor lain yang dapat mempengaruhi penetuan harga adalah sifat pemintaan pasar. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 29 4. Persaingan, harga jual beberapa macam barang sering dipengaruhi oleh keadaan persaingan yang ada. 5. Biaya merupakan dasar dalam penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian. 6. Tujuan perusahaan , tujuan yang hendak di capai oleh perusahaan adalah: - laba maksimum - volume penjualan tertentu - penguasaan pasar - kembalinya modal yang tertanam dalam jangka waktu tertentu. 7. Pengawasan pemerintah, dapat di wujudkan dalam bentuk: penentuan harga maksimun dan minimum, diskriminasi harga, serta praktek-praktek lain yang mendorong atau mencegah usaha-usaha kearah monopoli. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya tingkatan harga di pengaruhi oleh banyak faktor, ,maka dalam menentukan harga harus selalu mempertimbangkan faktor-faktor yang telah di jelaskan tersebut. Swasta (2010) menambahkan tentang tujuan dilakukan penetapan harga yaitu meningkatkan penjualan, mempertahankan dan memperbaiki market share, stabilisasi harga, mencapai target pengembalian investasi, mencapai laba maksimum. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 30 Menurut Elliot (2012) harga, berkaitan dengan penilian dari pelanggan mengenai suatu harga produk itu sendiri. Harga dalam rangka pemikiran diatas diukur dengan tiga dimensi (Elliot, 2012) yaitu: 1. Perkiraan harga, yaitu penilaian pelanggan tentang kisaran harga suatu produk dengan melihat kualitas produk serta kesesuaiannya dengan keinginan pelanggan. 2. Kesesuaian pengorbanan, yaitu penilaian pelanggan tentang harga produk dilihat dari aspek manfaat yang akan diperoleh. 3. Kewajaran harga, yaitu penilaian pelanggan tentang harga produk dengan melihat kejangkauan harga serta kewajaran harga jika dibandingkan dengan produk sejenis dari produsen yang berbeda. Dari dimensi tersebut maka perusahaan dapat menentukan harga agar sesuai dengan keinginan pelanggan. A.5. Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 PENELITIAN TERDAHULU NO Nama penilitian 1. Ginting, 2015 Judul Pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian Metode asosiatif Variabel Citra merek,kualitas produk,keputusa n pembelian http://digilib.mercubuana.ac.id/ Hasil penelitian Secara silmutan dan persial citra merek dan kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan 31 mobil Daihatsu xenia pada PT. astra internasional Daihatsu manado 2. Trista, 2015 3. Laksmitadewi, 2015 4. Winarti 2015 terhadap keputusan pembelian. Pengaruh citra merek dan kepercayaan merek terhadap keputusan pembelian Toyota avanza di kota semarang Regresi linier dan korelasi Citra merek, kepercayaan merek,keputusan pembelian. Variable citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengaruh citra merek, kualitas produk, harga dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian mobil Honda mobilio di kota semarang Regresi linier berganda Citra merek, kualitas produk, harga,brand awareness, keputusan pembelian Secara silmutan citra merek ,kualitas produk,harga dan kesadaran merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pengaruh motivasi konsumen , persepsi kualitas,sikap konsumen Regresi linier berganda motivasi konsumen , persepsi kualitas,sikap konsumen dan harga,terhadap Secara silmutan motivasi konsumen , persepsi kualitas,sikap konsumen dan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 32 dan harga,terhad ap keputusan pembelian mobil Nissan grand livina di dealer pusat pt nisaan motor Indonesia jl. MT HARYONO. 5. Listyorini, 2015 6. Ayuningtyas 2014 keputusan pembelian harga,berpengaru h terhadap keputusan pembelian Pengaruh harga , kualitas produk, dan citra merek terhadap keputusan pembelian Toyota kijang innova di kota semarang Regresi linier harga , kualitas produk, dan citra merek , keputusan pembelian Secara silmutan harga , kualitas produk, dan citra merek ,berpengaruh terhadap keputusan pembelian Pengaruh kualitas produk, promosi dan layanan purna jual terhadap keputusan pembelian mobil Toyota rush di nasmoco pemuda semarang Regresi linier Kualitas produk, promosi, layanan purna jual, keputusan pembelian. Secara silmutan kualitas produk, promosi, dan layanan purna jual berpengaruh terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 33 Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian (studi pada konsumen produk CGC Astra Daihatsu ayla di PT jolo abadi , malang) Regresi linier berganda Harga, fiitur, desain, kualitas, gaya, keputusan pembelian Secara silmutan Harga, fiitur, desain, kualitas, gaya, berpengaruh terhadap keputusan pembelian 8. Amperaningrum Pengaruh harga, citra , 2015 merek, kualitas produk dan iklan terhadap keputusan pembelian mobil Daihatsu (studi kasus pada pemilik mobil Daihatsu di wilayah bekasi Regresi berganda Harga , citra merek, kualitas produk, iklan, keputusan pembelian Secara silmutan harga, citra merek, kualitas produk dan iklan berpengaruh terhadap keputusan pembelian 9. Rozikin, Pengaruh harga, iklan televise dan kelas social terhadap keputusan pembelian mobil avanza di dealer Regrensi berganda Harga, iklan televise, kelas social,keputusan pembelian Secara silmutan harga, iklan televise dan kelas social berpengaruh terhadap keputusan pembelian 7. Subagio, 2015 2015 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 34 nasmoco pemuda semarang 10. Junio Andreti, 2010 The Analysis of Product, price, place, promotion and service quality on customers buying decision of convenience store a survey Regresi berganda Kualitas produk, harga, tempat dan promosi, keputusan pembelian Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kualitas produk, harga, tempat dan promosi terhadap keputusan pembelian di pasar tradisional pada anak muda di bekasi, jawa barat, Indonesia. Sumber : Penelitian terdahulu A.6. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan Ginting (2015) menyatakan bahwa citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Menurut hasil penelitian sementara Listyorini (2015) bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian, menurut Trista (2015) citra merek, berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari penilitian terdahulu tersebut dapat di simpulkan bahwa konsumen akan mengambil keputusan membeli ketika mereka melihat merek yang sudah di kenal dipasaran. Merek yang sudah di kenal ternyata sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian, ditambah konsumen sekarang juga lebih pintar memilih merek-merek yang sudah dikenal. karena memang pada dasarnya merek yang sudah dikenal di pasaran akan lebih mudah menarik minat konsumen untuk http://digilib.mercubuana.ac.id/ 35 membeli produk tersebut. Berdasarkan pada hasil-hasil ponelitian tersebut peneliti menyimpulkan sebuah hipotesis pertama yaitu: H1: Citra merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. A.7. Pengaruh Kualitas produk terhadap keputusan pembelian Menurut hasil penelitian Laksmitadewi (2015) kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Sedangkan hasil penelitian Ayuningtyas (2014) juga mendapatkan hasil yang sama bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Menurut Andreti (2010) kualitas produk, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan dari hasil penelitian di atas , maka disusun hipotesis sbb. H2: Kualitas produk mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. A.8. Pengaruh Harga terhadap keputusan pembelian Pengaruh harga terhadap keputusan pembelian seperti seperti yang dinyatakan oleh Subagio (2015) menyatakan bahwa Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Dan hasil penelitian tersebut juga sama dengan hasil penelitian dari Amperaningrum (2015) bahwa Harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Kemudian dari hasil penelitian lain menurut Rozikin (2015) menyatakan bahwa Harga, berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan dari hasil di atas maka disusun hipotesisi sebagai berikut. H3: Harga mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 36 B. Rerangka Pemikiran Berdasarkan pada hipotesis H1,H2,H3 di susunlah rerangka pemikiran sebagai berikut: Citra merek X1 Kualitas produk X2 Harga X3 H1 H2 Keputusan pembelian Y H3 Sumber: Data yang diolah (2015) C. Hipotesis Berdasarkan data-data dan teori-teori diatas, hipotesis penelitian ini adalah H1 : Citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H2:Kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. H3: Harga berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. http://digilib.mercubuana.ac.id/