bab ii landasan teori

advertisement
 BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis menurut Nunn & Brian dalam jurnalnya yang berjudul
“The Importance Of A Good Business Plan” mengatakan bahwa “Perencanaan
bisnis adalah hasil dari pemikiran strategis atau perencanaan strategis. Dimana,
arah strategis yang dikembangan dalam proses tersebut dapat di gunakan untuk
menjadi suatu rangkuman dalam bentuk rencana bisnis untuk para penyandang dana,
investor, dan lembaga yang dituju.”(Nunn & Brian, 2010).
Sementara, menurut Osiyevskyy (2013) merupakan “keputusan strategis
mengenai investasi sumber daya yang langka berdasarkan pengalaman dan
keyakinan tentang kontribusi kegiatan perencanaan bisnis untuk pertumbuhan bisnis
dan keberhasilan.” (Osiyevskyy et.al ,2013)
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa rencana bisnis merupakan bentuk
formal dari pemikiran dan keputusan berdasarkan pengalaman dan keyakinan tentang
kontribusi kegiatan perencanaan bisnis yang digunakan untuk menjadi suatu
rangkuman untuk menyatakan arah strategis dari suatu bisnis baru.
Dalam menyusun rencana bisnis terdiri dari beberapa bagian (Nunn & Brian,
2010).,seperti:
1.
Judul Halaman
2.
Daftar Isi
3.
Ringkasan Eksekutif
4.
Deskripsi Bisnis
7
8
5.
Manajemen
6.
Pasar dan Analisa Bisnis
7.
Bisnis dan Pengembangan Pasar
8.
Pemasaran dan penjualan
9.
Data Keuangan
10.
Penerapan Dana
11.
Lampiran (Nunn & Brian, 2010).
Namun, (Sidik, p24) dalam penyusunan tersebut perlu adanya perhatian dari
kegiatan bisnis yang direncanakan, Sebab bisnis yang baik wajib dijalankan dalam
tiga kriteria yaitu:
•
Legal (L)
•
Etis (E)
•
Mempertimbangkan pemangku kepentingan yang majemuk (Multiple
stakeholders) (Ms)
Sehingga, perencanaan bisnis yang baik adalah suatu bisnis yang dapat
menciptakan, mengkomunikasikan, dan
menyampaikan nilai bagi target pasar
tertentu untuk memperoleh profit, secara legal, etis, dan mempertimbangkan
kepentingan pemegang saham. (Sidik, 2013).
2.2 Technopreneurship
Technopreneurship
menurut
Bobby
dalam
tesisnya,
yang
berjudul
“Perencanaan bisnis berbasis situs e-commerce untuk portal property.” Mengatakan,
“Peran technopreneur dilihat sebagai seseorang yang menyatukan bakat penelitian,
usaha modal, konsep bisnis baru, dan keterampilan manajemen untuk menciptakan
9
kesuksesan secara komersial dari inovasi teknologi atau sebaliknya, untuk secara
efektif memanfaatkan inovasi melalui penerapan teknologi.”(Bobby, 2013).
Sementara, Technopreneurship menurut Harsusanto dalam artikel yang
berjudul “Peran Technopreneur dalam Industri Bisnis Perkapalan.” mengatakan
bahwa “Technopreneurship merupakan komersialaisasi teknologi dengan tahapan
memulai usaha, kemudian mengembangkan pasar dan perluasannya.”
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa technopreneurship merupakan keahlian
yang dapat dipelajari oleh seorang enterepreneur, sebagai sarana menyatukan bakat
penelitian, usaha modal, konsep bisnis baru, dan keterampilan manajemen untuk
menciptakan kesuksesan secara komersial dari inovasi teknologi dalam menciptakan
nilai tambah atas usuatu produk atau jasa melalui pemanfaatan teknologi.
2.3 Internet
Internet menurut dictionary.com merupakan jaringan yang sangat besar dan
terdiri dari berbagai komputer yang terhubung dengan server yang memiliki
kecepatan dan saluran komunikasi yang sangat tinggi antar satu dengan yang lain nya
sehingga memungkinkan untuk melakukan komunikasi elektornik dengan jutaan
komputer yang ada diseluruh dunia.
Sedangkan menurut bussinesdictinoary.com internet merupakan sebuah cara
untuk menghubungkan komputer ke komputer lain di mana saja di dunia melalui
router dan dedicated server. Ketika dua komputer yang terhubung melalui Internet,
mereka dapat mengirim dan menerima segala macam informasi seperti teks, grafik,
suara, video, dan program komputer.
10
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa internet merupakan jaringan komputer
yang sangat besar dan saling terhubung satu sama lain dimana saja di dunia melalui
router dan dedicated server, dan memungkinkan penggunanya untuk dapat mengirim
dan menerima segala macam informasi seperti teks, grafik, suara, video dan program
komputer.
2.4 E-Commerce
Electronic Commerce atau sering disebut E-commerce merupakan sebuah
proses dari pembelian, penjualan , atau pertukaran produk , jasa, ataupun informasi
melalui komputer (Turban, 2012,).
Sedangkan menurut (Mc Graw,2008) e-commerce merupakan perubahan dari
konsep umum dari segala jenis transaksi bisnis atau pertukaran informasi yang
dikoneversikan menggunakan sistem komunikasi informasi.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan kegiatan
pembelian, penjualan, atau pertukaran produk dan jasa menggunakan sistem
komunikasi informasi. Serta e-commerce dapat memberikan manfaat terhadap
perusahaan agar konsumen menjadi lebug loyal dalam membeli produk dari
perusahaan yang dihasilkan.”(Kauffman, et.al, 2012)
11
2.5 Jenis E-Commerce
Menurut Gangeshwar E-Commerce memiliki jenis dan kegunaan yang berbeda,
Berikut adalah jenis- jenis E- Commerce menurut Gangeshwar:
•
B2B E-Commerce:
Dimana biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
menjalankan bisnisnya dengan perusahaan lain seperti penjualan langsung ke
pabrik dan distributor.
•
B2C E-Commerce:
Kegiatan bisnis penjualan perusahaan yang langsung
dilakukan kepada konsumen.
•
C2C E-Commerce: Adalah kegiatan dari proses penjualan yang dilakukan
secara langsung oleh konsumen terhadap konsumen lainnya, seperti kegiatan
lelang.
•
G2G (Government-to-Government), G2E (Government-to-Employee), G2B
(Government-to-Business), B2G (Business-to-Government).
Sehingga pada e-commerce terdapat beberapa klasifikasi transaksi yang dapat
diketahui seperti, B2B, B2C, dan B2B2C. Secara umum Turban (2012) menjelaskan
bahwa transaksi e-commerce sekarang ini yaitu B2B 90% digunakan untuk bisnis
yang bergerak dalam organisasi atau perusahaan, B2C digunakan untuk bisnis
penjualan kepada konsumen individu secara langsung dan B2B2C digunakan dimana
bisnis tersebut selain menjual serta memberikan produk dan layanan untuk
konsumennya, juga untuk mengelola konsumen yang dimiliki nya. Sehingga B2B2C
dapat disimpulkan merupakan gabungan dari proses B2B dan B2C. (Turban ,2012).
12
2.6 Analisis Komponen Fokus
Dalam analisis komponen fokus tahapan yang terdapat didalam nya bersifat
sekuensial, sehingga keterlibatan proses satu dengan yang lainnya sangat erat.
Gambar 2.1 Komponent Fokus.
Secara keseluruahan dalam segitiga komponen fokus terdapat 9 tahapan yang
harus dilakukan dalam menyusun perencanaan bisnis dengan baik yaitu :
1. Analisa Konsumen.
Sebelum menentukan target dari produk dan jasa yang ingin kita capai,
penting adanya dalam mengetahui konsumen yang ingin di tuju. Menurut
Kotler & Keller (2011) segmentasi konsumen terbagi dalam 4 persepektif,
Demographic (Kependudukan), Geographic (Lokasi ), Psycographic (alam
bawah sadar), dan Behavioral (kebiasan). Berikut adalah contoh kategori
konsumen berdasarkan perspektif dalam komponen fokus (Kotler & Keller,
2011):
13
Tabel 2.1 Kategori konsumen
Kategori
Penjelasan
Demografis
Kategori konsumen yang termasuk
•
Usia.
dalam
•
Strata sosial.
tampak.
•
Jenis kelamin.
Kategori Konsumen yang terbagi
•
Kota.
dalam kondisi geografis dan wilayah
•
Negara.
yang berbeda.
•
Kecamatan.
•
Kabupaten.
•
Masyarakat atau
Geografis
Psikografis
Contoh
karakteristik
fisik
yang
Kategori konsumen yang terbagi
dalam alam bawah sadar, dimana
individu
merasa
atau
kelompok
nyaman
bila
tersebut
individu metrosekual.
•
melakukan
sesuatu yang dianggapnya berbeda
Masyarakat atau
individu trendsetter.
•
untuk menunjukan jati diri individu
Masyarakat atau
individu Enthusiast.
tersebut.
Behavioral
Kategori konsumen yang terbagi
•
dalam hal – hal atau kegiatan yang
tertanam sejak kecil.
Masyarakat atau
Individu Perfeksionis.
•
Masyarakat atau
Individu Optimis
•
Masyarakat atau
Individu Pesimis.
14
2. Analisa Produk dan Layanan.
Dalam menentukan produk dan jasa yang sesuai dengan konsumen.
Perlu adanya perencanaan produk yang baik. Perwujudan produk dan layanan
menurut (Sidik, 2013) terbagi menjadi dua ketegori yaitu:
•
Berwujud (Produk barang)
Produk berwujud adalah produk yang, dapat dipakai dan dinikmati
oleh konsumen. Seperti : Televisi, handphone, kendaraan, dan lainya.
•
Tidak Berwujud (Produk layanan)
Produk tidak berwujud adalah produk yang berupa layanan atau jasa
yang dijual namun dapat dinikmati oleh konsumen dari sisi dampak
yang diakibatkan dri produk tersebut. Seperti : Layanan biro jasa
kendaraan, Layanan pesan antar makanan, layanan totok wajah, dan
lainya.
Pada kenyataan yang sudah ada menurut Sidik (2013), sangat jarang produk
berwujud yang seutuhnya produk dan produk layanan yang seutuhnya layanan. Hal ini
dikarenakan dalam setiap produk berwujud selalu diberikan layanan dalam kegiatan
penjualan produk yang nyata, selalu disertai layanan agar produk tersebut dapat
dimiliki oleh konsumen (Sidik, 2013). Begitu pula dengan produk yang tidak
berwujud selalu adanya produk yang berwujud dalam hal ini adalah petugas ataupun
karyawan yang bekerja pada produk layanan tersebut sehingga produk tersebut dapat
di rasakan oleh konsumen (Sidik, 2013).
15
3. Analisa Pasar dan Kompetisi.
Dalam menentukan keadaan pasar dari rencana bisnis yang akan di
jalankan dan kompetisi-kompetisi apa yang dapat dilakukan dalam
menghadapi pasar yang ada. Perlu adanya informasi dari kondisi pasar dan
pesaing yang akan dihadapi. Dalam menganalisis market dan kompetisi yang
ada pada pasar dapat menggunakan diagram strategis (Sidik, 2013) sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Gambar Diagram Strategis.
Kompetitor A
Besar
Ukuran Usaha
Kompetitior B
Sedang
Kompetitor D
Kompetitior C
Kecil
Produk Biasa
Produk Istimewa
Ciri Produk
Untuk
memudahkan
analisis, penggambaran diagram strategis
biasanya hanya digunakan dua variabel. Walaupun dapat ditambahkan
variabel lainnya dalam menganalisis. Diagram strategis juga berguna untuk
mengidentifikasi peta persaingan yang terjadi, dimana bila bisnis atau
perusahaan yang dijalankan masih belum banyak pesaing nya maka akan
terlihat lebih sedikit kompetior yang dapat digambarkan (Sidik, 2013).
16
4. Analisa Nilai Tambah.
Selain produk dan jasa yang di hasilkan perlu adanya nilai tambah dari
produk atau jasa yang dihasilkan, agar setiap konsumen yang memakai produk
teresebut merasa puas. Nilai tambah adalah manfaat yang secara khusus dapat
dirasakan oleh konsumen, walaupun nilai- nilai tersebut secara kasat mata
tidak dapat rasakan secara langsung (Sidik, 2013).
5. Analisa Teknologi dan Infrastruktur.
Menentukan
kebutuhan
infrastruktur
untuk
membangun
dan
mendukung rencana bisnis yang akan dilakukan. Menurut Oktarianto, dalam
menentukan teknologi dan infrastruktur yang sesuai perlu adanya perencaan
yang sesuai dari besar dan kecilnya bisnis yang akan dijalankan. Oleh karena
itu, untuk infrastruktur dan teknologi yang digunakan harus sesuai dengan
porsi bisnis yang dijalankan.
6. Analisa Hubungan dengan Konsumen.
Customer Relationship Management “Adalah
suatu
strategi
pemasaran yaitu untuk mendapatkan pelanggan dan mempertahankan
pelanggan sehingga pelanggan tersebut akan menjadi pelanggan yang setia
kepada perusahaan.”(Julisar,2014).
Dalam mengelola hubungan dengan
konsumen ada tiga tahapan (3M) cara yang dapat dilakukan, yaitu (Caroll,
et.al, 2012):
•
Mencari / Mengumpulkan.
Dalam tahapan pertama, yang dapat dilakukan adalah dengan
mencari
atau
mengumpulkan data dan
informasi dari
17
konsumen.
pendaftaran
Dengan
atau
cara
memberikan
konsumen
dengan
pemanfaatan
layanan
form
seperti
membership.
•
Mengelola / Mengatur.
Dalam kegiatan yang kedua, dapat dilkukan pengelolaan
terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan. Hal ini
yang nantinya dapat digunakan untuk menjaga dan mempererat
loyalitas konsumen terhadap produk dan layanan yang di
lakukan. Seperti pemberian diskon, point dan voucher belanja.
•
Memperbanyak / Multiplating.
Dalam kegiatan yang ketiga, adalah kegiatan pemanfaatan
konsumen yang sudah dimiliki, Hal ini digunakan selain untuk
mempertahankan konsumen yang sudah, tetapi juga digunakan
untuk memperbanyak dan memperluas konsumen baru. Dengan
pemanfaatan media sosial seperti fan page dan sistem member
get member (MGM).
7. Analisa Media Baru dan Tampilan.
Dalam merancang media dan tampilan yang baik bagi konsumen.
Perancangan dapat dilakukan dengan menggunakan tren teknologi informasi
yang ada. Oleh karenanya, tampilan dari
media yang elektronik yang di
lakukan harus dapat memudahkan penggunanya. Perancangan media dan
tampilan yang baik dapat akan menggunakan prinsip 8 Golden rules
(Shneiderman,2009) yaitu:
18
a.Konsistensi.
Konsisten terhadap langakah- langkah yang dapat dilakukan pada
setiap urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada
prompt, menu, serta layar bantuan.
b. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut.
Pada setiap kebutuhan dari pengguna dapat berbeda - beda sehingga
penggunaan shortcut dalam
meningkatkan kecepatan interaksi,
sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi,
dan fasilitas makro yang memudahkan dan terlihat oleh pengguna.
c. Memberikan umpan balik yang mudah dimengerti.
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem
umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu
penting, dapat diberikan umpan balik yang sederhana. Tetapi ketika
tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik sebaiknya
lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan
tombol pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
d. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan.
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan
bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan
meberikan indikasi bahwa cara yang dilakukan sudah benar dan dapat
mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.
19
e. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sedapat mungkin sistem dirancang dengan mudah untuk dapat
digunakan oleh pengguna sehingga tidak dapat melakukan kesalahan
fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan
cepat dan memberikan mekanisme perbaikan yang sedehana dan
mudah dipahami untuk penanganan kesalahan.
f. Mudah kembali ke tindakan atau proses sebelumnya.
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna
mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga
pengguna tidak takut untuk mengekplorasi pilihan-pilihan lain yang
belum biasa digunakan.
g. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control).
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon
tindakan yang dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa
sistem mengontrol pengguna. Sebaiknya sistem dirancang sedemikan
rupa sehingga pengguna menjadi inisiator daripada responden.
h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana
atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta
diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode, mnemonic, dan urutan
tindakan.
20
8. Analisa Pemasaran dan Distribusi.
Dalam rencana bisnis perlu adanya kegaitan pemasaran dan distribusi.
Pemasaran
adalah
2013).Berdasarkan
kegiatan
kategorinya
untuk
dalam
menciptakan
penelitian
permintaan
berjudul
(Sidik,
“Strategic
marketing and marketing strategy: domain,definition, fundamental issues and
foundational premises” yang di tulis oleh (Varadarajan,2010) mengatakan
strategi marketing terbagi menjadi dua yaitu Push dan Pull marketing
(Varadarajan,2010).
Marketing push merupakan kegiatan pemasaran produk dan layanan
dengan mengajak atau memberikan pengenalan langsung kepada konsumen
terhadap produk dan layanan kita seperti apa yang kita jual. Sementara
marketing pull dirasa kurang efektif karena cara pemasaran yang dilakukan
agar konsumen mencari produk dan layanan sendiri (Varadarajan,2010).
Sehingga dalam rencana pemasaran bisnis ini akan mencakup STP
(Segmenting, Targeting, and Positioning) dan analisa dari 4P (product, price,
promotion, and place)
untuk bisnis produk atau berwujud (Sidik,2013)
Dengan menggunkan strategi push marketing. Sementara, Distribusi berkaitan
dengan bagiamana produk atau layanan yang direncanakan dapat mencapai konsumen
dengan seefektif dan seefisien mungkin (Sidik,2013). Untuk itu dalam distribusi yang
perlu diperhatikan adalah cakupan geografis yang di tuju (Sidik, 2013). Menurut
Shinta (2011), Ada 2 jenis penggunaan distribusi berganda, yaitu:
1. Saluran komplementer.
Yaitu jika masing-masing saluran menjual produk yang tidak saling
berhubungan. Tujuannya adalah untuk mencapai segmen pasar yang tidak
21
dapat dicapai oleh saluran distribusi perusahaan yang ada sekarang (Shinta
2011).
2. Saluran kompetitif.
Yaitu apabila produk yang sama dijual melalui dua saluran yang
berbeda tetapi antara yang satu dengan yang lain terjadi persaingan. Tujuan
dari strategi ini adalah untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini dilakukan
terutama untuk merespon perubahan lingkungan (Shinta 2011). Sementara tipetipe distribusi menurut Shinta (2011) adalah :
1. Produsen – konsumen.
2. Produsen – retailer – konsumen
3. Produsen – whole seller – retailer – konsumen
4. Produsen – Agen – Retailer – konsumen
5. Produsen – Agen – Whole Seller – Retailer – konsumen
Namun, dalam kondisi tertentu suatu perusahaan ataupun binsis,
membuat jaluran distribusi diubah sesuai dengan kondisi pasar yang ada.
Dengan modifikasi saluran distribusi akan mengubah susunan saluran
distribusi yang ada berdasarkan evaluasi dan peninjauan ulang (Shinta, 2011)..
Sistem ini perlu dilakukan secara terus–menerus ditinjau dan diatur kembali
untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan keadaan pasar (Shinta, 2011).
22
9. Analisa Rencana Bisnis yang Terintegrasi.
Dalam tahap kesembilan adalah tahap akhir dari rencana bisnisyang
akan dilakukan atau tahap penggabungan rencana bisnis secara keselurahan
dan proses menjaga dan observasi untuk pengembangan bisnis lebih lanjut.
2.6 Skema model penyusunan rencana bisnis
Rencana bisnis (Sidik,2013 ) adalah dokumen yang memuat ringkasan
keuputusan – keputusan dan ,konsekuensi – konsekuensi keuangannya, serta rencana
eksekusinya. Pada skema model penyusunan rencana bisnis terdapat empat bagian
yang saling melengkapi. Oleh karena itu, dalam penulisan tesis ini akan
menggunakan skema penyusunan rencana bisnis.
Gambar 2.2 Skema model penyusunan rencana binis
23
Berikut penjelasan menurut (Sidik, 2013) dalam empat bagian penyusunan
rencana bisnis yang dapat dilakukan:
A. Ide Bisnis.
Berfokus pada bisnis yang direncanakan, dimana akan berfokus dalam
memahami bisnis yang bersangkutan, tetapi dengan pembatasan yaitu di
sekitar ide produk atau layanan yang akan dilakukan ataupun sudah dimiliki.
B. Analisis Medan Bisnis.
Berfokus pada faktor-faktor sumber peluang sekaligus ancaman bagi
kelangsungan hidup bisnis yang akan dijalankan. Dimana dibutuhkan
pandangan yang melihat kearah luar bisnis. Termasuk menganalisis produk,
aspek penting penting medan bisnis, kekuatan dan kelemahan serta keputusan
terhadap rencana bisnis layak dilakukan atau tidak.
C. Isi Rencana Bisnis.
Berisi mengenai rencana bisnis yang dimana berfokus pada penyusunan
strategi dan penyusunan rencana-rencana fungsional yang akan digunakan
untuk memberikan keputusan –keputusan dari analisis yang dilakukan
sebelum nya.
24
D. Dokumentasi dan presentasi.
Berisi mengenai ide dari rencana bisnis yang telah di olah untuk di
dokumentasikan dalam bentuk executive summary dan peluang bisnis yang
dapat segera di laksanakan.
E. Pengetahuan Pelengkap
Berisi mengenai tools-tools yang digunakan untuk menganalisis perencanaan
bisnis, dan juga teori-teori yang berhubungan terhadap penulisan rencana
bisnis.
Download