BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei dengan menggunakan pendekatan explanatory research atau penelitian penjelasan yang bertujuan untuk menjelaskan faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan dan pendapatan), faktor pemungkin (dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas), faktor kebutuhan (kondisi ibu) yang memengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2017. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Lokasi Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara yang terdiri dari 11 Desa. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Kesehatan Puskesmas Marbau tahun 2016, Puskesmas Marbau memiliki cakupan ANC yang rendah pada tahun 2014 yaitu 82,5% dan K4 79,5%, tahun 2015 cakupan K1 84,2% dan K4 80,52% dan tahun 2016 cakupan K1 84,78% dan K4 81,10% . Cakupan ini belum mencapai standar pelayanan minimal kesehatan kabupaten/ kota yang telah di tetapkan pemerintah yaitu : K1 100% dan K4 100%. 3.2.2 Waktu Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian ini telah dilakukan mulai pada bulan Januari 2017 sampai dengan selesai. 40 Universitas Sumatera Utara 41 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 9 bulan dan ibu yang mempunyai bayi yang berumur < 4 bulan pada tahun 2016 yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara yang berjumlah 582 orang. 3.3.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti yang dianggap mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Besar sampel yang dibutuhkan dihitung dengan menggunakan rumus Taro Yamane (Riduwan dan Adkon dalam Siswanto et. al, 2014) sebagai berikut: Keterangan : N = Besar Populasi n = Besar Sampel d = Tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (sebesar = 0.1) Maka, Dari hasil penghitungan menggunakan rumus diatas diperoleh bahwa sampel adalah 85,33 orang, tapi sampel yang diambil dibulatkan menjadi 85 orang ibu hamil. Cara penarikan sampel dilakukan dengan cara acak sederhana (simple Universitas Sumatera Utara 42 random sampling), yaitu memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi sampel. Digunakan rumus : Maka pada masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini : Tabel 3.1 Sebaran Jumlah Proporsi Responden Ibu Hamil No. Desa/Kelurahan Jumlah Ibu Proporsi Jumlah Hamil 1. Kel. Marbau 66 (66/582) x 85 10 2. Aek Tapa 67 (67/582) x 85 10 3. Pernantian 36 (36/582) x 85 5 4. Lobu Rampah 21 (21/582) x 85 3 5. Simpang Empat 65 (65/582) x 85 10 6. Brussel 22 (22/582) x 85 3 7. Bulungihit 49 (49/582) x 85 7 8. Aek Hitetoras 87 (87/582) x 85 13 9. Babussalam 43 (43/582) x 85 6 10. Marbau Selatan 43 (43/582) x 85 6 11. Perkebunan 83 (83/582) x 85 12 Marsel JUMLAH 582 85 3.4 Jenis Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer menurut Sugiyono (2014) adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data primer adalah data yang diperoleh dengan wawancara langsung dengan responden, dengan berpedoman pada kuesioner penelitian yang telah dipersiapkan sebelumnya. 3.4.2. Data Sekunder Data sekunder menurut Sugiyono (2014) merupakan sumber data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber dari literatur, buku-buku, serta dokumen. Data sekunder Universitas Sumatera Utara 43 penelitian ini adalah data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Puskesmas Marbau. Data-data sekunder penelitian ini meliputi data yang berhubungan dengan topik penelitian. 3.9 Variabel dan Definisi Operasional (DO) 3.9.1 Variabel Independen Variabel Independen (Variabel Bebas) adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen/terikat (Siswanto et.al, 2014). Variabel independennya adalah faktor pemudah (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas, pekerjaan dan pendapatan ), faktor pemungkin (dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan) dan faktor kebutuhan (kondisi ibu) 3.9.2 Variabel Dependen Variabel dependen (Variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Siswanto et.al, 2014). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemanfaatan pelayanan antenatal yaitu jumlah kunjungan ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan sesuai dengan standar minimal kunjungan ANC yakni pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan timester III minimal 2 kali. 3.9.3 Definisi Operasional 1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui responden mengenai pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan 2. Sikap adalah reaksi atau respon responden terhadap pentingnya pemeriksaan kehamilan. Universitas Sumatera Utara 44 3. Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang berhasil ditamatkan oleh responden berdasarkan ijazah terakhir. 1. SD sederajat 2. SMP sederajat 3. SMA sederajat 4. Perguruan Tinggi 4. Paritas adalah jumlah kelahiran baik lahir hidup maupun lahir mati yang di alami ibu. Paritas terbagi menjadi 3 yaitu : primipara, multipara dan grand multipara 5. Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan ibu hamil secara rutin sebagai kegiatan utama untuk mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. 1. Ibu Rumah Tangga 2. Wiraswasta 3. Pegawai Negeri 4. Pegawai Swasta 6. Pendapatan adalah jumlah uang rupiah dari hasil pekerjaan pokok dan sampingan ibu hamil serta anggota keluarganya dalam satu bulan. 1. < Rp. 2.080.000/bulan UMK 2. > Rp. 2.080.000/bulan UMK 7. Dukungan keluarga adalah dukungan atau motivasi yang diberikan anggota keluarga baik dari suami, orangtua, mertua maupun saudara terhadap ibu hamil untuk memanfaatkan ANC. Universitas Sumatera Utara 45 8. Dukungan petugas kesehatan adalah dukungan atau motivasi serta pelayanan yang diberikan petugas kesehatan dalam memanfaatkan ANC. 9. Kondisi ibu adalah ada tidaknya penyakit yang dialami ibu selama kehamilan. Ada keluhan jika ibu mempunyai masalah kesehatan selama kehamilan, seperti penyakit yang diderita ibu dan ada oedema selama kehamilan. Tidak ada keluhan jika ibu tidak mengalami masalah kesehatan selama kehamilan. 10. Pemanfaatan pelayanan antenatal yaitu jumlah kunjungan ibu hamil minimal 4 kali selama kehamilan sesuai dengan standar minimal kunjungan ANC yakni pada trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali dan timester III minimal 2 kali. 3.10 Aspek Pengukuran 3.10.1 Aspek Pengukuran Variabel Bebas ( Independen ) Pengukuran variabel independen meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami/keluarga, dukungan petugas kesehatan serta kondisi ibu. Skala pengukurannya secara rinci sebagai berikut :. Universitas Sumatera Utara 46 Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Bebas ( Independen ) No Variabel Jumlah Indikator Kategori Jawaban 1. Pengetahuan 10 1 Benar 0 Salah 2. Sikap 5 3. Dukungan Keluarga 5 3 Setuju 2 Kurang Setuju 1 Tidak Setuju 1 Ya 0 Tidak 4. Dukungan Petugas Kesehatan 5 1 Ya 0 Tidak 5. 6. Kondisi Ibu 2 1 Ya 0 Tidak Kriteria Skor Skala Ukur Baik Kurang Baik Tidak Baik Baik Kurang baik Tidak Baik Mendukung 8-10 4-7 <4 11-15 6-10 <6 3-5 Ordinal Kurang Mendukung Mendukung <3 Kurang Mendukung Tidak Baik Baik 3-5 Ordinal Nominal Nominal <3 2 1 Nominal Pendidikan termasuk dalam skala ukur ordinal dengan kategori pendidikan rendah (SD, SMP), kategori pendidikan menengah (SMA), kategori pendidikan tinggi (Perguruan tinggi). 7. Paritas termasuk dalam skala ukur ordinal, apabila memiliki anak 1 yaitu primipara, 2-4 multipara, >4 grandmultipara. 8. Pekerjaan termasuk dalam skala ukur ordinal dengan kategori bekerja (wiraswasta, pegawai negeri, pegawai swasta), kategori tidak bekerja (ibu rumah tangga ). 9. Pendapatan termasuk dalam skala ukur nominal dengan kategori rendah (<UMK) dan besar (>UMK). Universitas Sumatera Utara 47 3.10.2 Aspek Pengukuran Variabel Terikat (Dependen) Aspek pemanfaatan pelayanan antenatal care pada ibu hamil diukur melalui ibu memeriksakan kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan atau dengan menggunakan 3 pertanyaan. pemanfaatan pelayanan antenatal care pada ibu hamil diukur dengan menggunakan skala nominal. Dengan kategori pemanfaatan antenatal care : 1. Lengkap, bila responden memanfaatkan ANC ≥ 4 kali yaitu trimester I minimal 1 kali, trimester II minimal 1 kali, dan trimester III minimal 2 kali sesuai jadwal yang telah ditentukan. 2. Tidak Lengkap, bila responden memanfaatkan ANC kurang dari 4 kali dan apabila tidak sesuai jadwal yang telah ditentukan. 3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan adalah analisa regresi logistik berganda pada = 0,05, dengan alasan untuk mengetahui pengaruh variabel- variabel bebas faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan dan pendapatan), faktor pemungkin (dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas), faktor kebutuhan (kondisi ibu) dengan variabel terikat (pemanfaatan pelayanan antenatal). Uji regeresi logistik berganda digunakan untuk mendapatkan model yang paling baik dan sederhana untuk menentukan faktor yang memengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. Dengan menggunakan teknik analisis ini dapat diketahui pengaruh dari variabel independen serta mengetahui Universitas Sumatera Utara 48 variabel dominan yang memengaruhi terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Log (P / 1 – p) = Keterangan : B : Koefisien regresi Y(1) : Pemanfaatan pelayanan antenatal care X1 : Pengetahuan X21 : Sikap X3 : Paritas X4 : Kondisi Ibu Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Letak Geografis Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Marbau yang beralamat di jalan Soekarno Hatta No. 4 Kelurahan Marbau, Kecamatan Marbau, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara. Letak Puskesmas Marbau memiliki akses darat yang memadai dan cukup strategis karena berada di pinggir jalan lintas dan berada di sekitar perumahan warga. Luas wilayah kerja Puskesmas Marbau memiliki luas wilayah 14. 211 Km dengan ketinggian dari permukaan laut rata-rata 43 m. Secara geografis batas wilayah kerja Puskesmas Marbau sebagai berikut : 1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Aek Kuo 2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Bilah Barat 3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bilah Barat 4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan NA IX-X Wilayah kerja Puskesmas Marbau terdiri dari 10 desa dan 1 kelurahan yaitu Kelurahan Marbau, Desa Aek Tapa, Desa Pernantian, Desa Lobu Rampah, Desa Simpang Empat, Desa Brussel, Desa Bulungihit, Desa Aek Hitetoras, Desa Babussalam, Desa Marbau Selatan, Desa Perkebunan Marsel. 4.1.2 Visi dan Misi Puskesmas Marbau Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Marbau adalah tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Adapun indikator utama untuk mencapai visi Puskesmas Kecamatan sehat yaitu: 49 Universitas Sumatera Utara 50 1. Lingkungan sehat 2. Perilaku sehat 3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu 4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Marbau adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah : 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. 2. Mendorong kemandirian bagi keluarga dan masyarakat unuk hidup sehat di wilayah kerja Puskesmas. 3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. 4.1.3 Sumber Daya Kesehatan 4.1.3.1 Sarana dan Prasarana Puskesmas Marbau Saat ini Puskesmas Marbau memiliki sarana dan prasarana kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Puskesmas Pembantu :6 2. Poskesdes : 11 3. Polindes :1 4. Posbindu : 11 5. Posyandu : 50 Universitas Sumatera Utara 51 6. Toko Obat Swasta :2 7. Ambulans :2 4.1.3.2 Sumber Daya Manusia Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Marbau terdiri dari 3 orang Dokter Umum, 15 Bidan Desa, 52 Bidan, 1 Dokter Gigi, 1 Analisis, 2 Apoteker, dan 19 Perawat. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Distribusi Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas Marbau No. Jenis Tenaga Kesehatan Jumlah (Orang) 1. Dokter Umum 3 2. Bidan Desa 15 3. Bidan 52 3. Dokter Gigi 1 4. Analisis 1 5. Apoteker 2 6. Perawat 19 Jumlah 93 4.2 Karakteristik Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 9 bulan dan ibu yang mempunyai bayi yang berumur dibawah <4 bulan pada tahun 2017 yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 85 orang. Dengan karakteristik responden meliputi umur dan suku responden 4.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik (Umur dan Suku) Secara umum hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85 responden, sebanyak 6 responden (7,1%) kelompok umur (<20 tahun), sebanyak 62 responden (72,9%) kelompok umur (20-35 tahun) dan sebanyak 17 responden (20,0%) kelompok umur ( >35tahun). Dengan berdasarkan suku, sebagian besar responden bersuku batak yaitu sebanyak 40 responden (47,1%), suku jawa yaitu Universitas Sumatera Utara 52 37 responden (43,5%) dan suku padang yaitu 8 responden (9,4%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini: Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Responden No. Karakteristik N 1. Umur <20 tahun 6 20-35 tahun 62 >35 tahun 17 Jumlah 85 2. Suku Batak 40 Jawa 37 Padang 8 Jumlah 85 4.3 Persentase (%) 7,1 72,9 20,0 100,0 47,1 43,5 9,4 100,0 Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dari faktor pemudah (pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan dan pendapatan), faktor pemungkin (dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan) dan faktor kebutuhan (kondisi ibu) terhadap ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. 4.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemudah (Predisposing) Faktor pemudah mencakup pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas, pekerjaan dan pendapatan sebagai berikut: 4.3.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pendidikan terakhir SD sebanyak 7 responden (8,2%). Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SLTP sebanyak 21 responden (24,7%). Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir SLTA sebanyak 46 responden (54,1%). Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir Akademi/Perguruan Universitas Sumatera Utara 53 Tinggi sebanyak 11 responden (12,9%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut : Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pendidikan Ibu N Persentase (%) 1. Rendah (SD, SLTP) 28 32,9 2. Menengah (SLTA) 46 54,1 3. Tinggi (Akademi/Perguruan TInggi 11 12,9 Jumlah 85 100,0 Berdasarkan uraian diatas diketahui distribusi kategori berdasarkan pendidikan dari 85 responden, sebanyak 28 responden (32,9%) memiliki kategori pendidikan rendah, sebanyak 46 responden (54,1%) memiliki kategori pendidikan menengah dan sebanyak 11 responden (12,9%) memiliki kategori pendidikan tinggi. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut : Tabel 4.4 Distribusi Kategori Berdasarkan Pendidikan No. Pendidikan Ibu N 1. Rendah (SD, SLTP) 28 2. Menengah (SLTA) 46 3. Tinggi (Akademi/Perguruan TInggi 11 Jumlah 85 Persentase (%) 32,9 54,1 12,9 100,0 4.3.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden dapat diketahui bagaimana pengetahuan ibu hamil terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan 10 pertanyaan di peroleh jawaban responden terhadap pertanyaan (1) apa pengertian dari pemeriksaan kehamilan, sebanyak 76 responden (89,4%) menjawab benar yaitu Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk menjaga kesehatan ibu dan bayinya, sedangkan sebanyak 9 responden (10,6%) yang menjawab salah. Pertanyaan (2) tujuan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care adalah, Universitas Sumatera Utara 54 sebanyak 79 responden (92,9%) menjawab benar yaitu untuk memantau dan menangani penyakit yang menyertai hamil, persalinan dan nifas, sedangkan sebanyak 6 responden (7,1%) yang menjawab salah. Pertanyaan (3) menurut ibu, berapa kali sebaiknya pemeriksaan kehamilan dalam masa kehamilan, sebanyak 55 responden (64,7%) menjawab benar yaitu minimal 4 kali, sedangkan sebanyak 30 responden (35,3%) yang menjawab salah. Pertanyaan (4) menurut ibu, kapan sebaiknya pertama kali pemeriksaan kehamilan, sebanyak 71 responden (83,5%) menjawab benar yaitu trimester pertama (1-3 bulan), sedangkan sebanyak 14 responden (16,5%) yang menjawab salah. Pertanyaan (5) menurut ibu, pemeriksaan kehamilan tidak dilakukan pada, sebanyak 82 responden (96,5%) menjawab benar yaitu dukun bayi, sedangkan sebanyak 3 responden (3,5%) yang menjawab salah. Pertanyaan (6) menurut ibu, manfaat dari tablet Fe (zat besi) tersebut adalah, sebanyak 34 responden (40,0%) menjawab benar yaitu Mencegah anemia (kurang darah) , sedangkan sebanyak 51 responden (60,0%) menjawab salah. Pertanyaan (7) keuntungan yang bisa didapatkan dari pemeriksaan kehamilan antenatal care, sebanyak 42 responden (49,4%) menjawab benar yaitu menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dengan bayi, sedangkan sebanyak 43 responden (50,6%) yang menjawab salah. Pertanyaan (8) manfaat yang bisa didapatkan ibu dari pemeriksaan kehamilan antara lain adalah, sebanyak 52 responden (61,2%) menjawab benar yaitu agar ibu sehat selama kehamilan hingga melahirkan, sedangkan sebanyak 33 responden (38,8%) yang menjawab salah. Universitas Sumatera Utara 55 Pertanyaan (9) menurut ibu, pada trimester ketiga (7-9 bulan) pemeriksaan dilakukan sebaiknya, sebanyak 72 responden (84,7%) menjawab benar yaitu minimal 2 kali, sedangkan sebanyak 13 responden (15,3%) yang menjawab salah. Pertanyaan (10) dengan pemeriksaan kehamilan ibu mendapatkan pelayanan. Menurut ibu, pelayanan apa saja yang sebaiknya diperoleh pada saat pemeriksaan kehamilan, sebanyak 67 responden (78,8%) menjawab benar yaitu Didata, mengukur Tinggi badan, Berat badan, Tekanan Darah, Lingkar lengan dan pemeriksaan perut, sedangkan sebanyak 18 responden (21,2%) yang menjawab salah. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut : Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No Pertanyaan Benar Salah Jumlah n % n % n % 1. Pemeriksaan antenatal care 76 89,4 9 10,6 85 100,0 disebut juga pemeriksaan kehamilan. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan pengertian dari pemeriksaan kehamilan adalah ? 2. Menurut ibu, dibawah ini yang 79 92,9 6 7,1 85 100,0 merupakan tujuan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care adalah? 3. Menurut ibu, berapa kali 55 64,7 30 35,3 85 100,0 sebaiknya pemeriksaan kehamilan dalam masa kehamilan ? 4. Menurut ibu, kapan sebaiknya 71 83,5 14 16,5 85 100,0 pertama kali pemeriksaan kehamilan? 5. Menurut ibu, pemeriksaan 82 96,5 3 3,5 85 100,0 kehamilan tidak dilakukan pada? 6. Pada pemeriksaan kehamilan ibu 34 40 51 60 85 100,0 diberikan tablet Fe (zat besi) oleh petugas kesehatan. Menurut ibu, manfaat dari tablet Fe (zat besi) tersebut adalah? Universitas Sumatera Utara 56 7. 8. 9. 10. Keuntungan yang bisa didapatkan dari pemeriksaan kehamilan antenatal care ? Manfaat yang bisa didapatkan ibu dari pemeriksaan kehamilan antara lain adalah ? Menurut ibu, pada trimester ketiga (7-9 bulan ) pemeriksaan dilakukan sebaiknya? Menurut ibu, pelayanan apa saja yang sebaiknya diperoleh pada saat pemeriksaan kehamilan? 42 49,4 52 61,2 72 67 43 50,6 85 100,0 33 38,8 85 100,0 84,7 13 15,3 85 100,0 78,8 18 21,2 85 100,0 Distribusi kategori berdasarkan pengetahuan di dapat dari 85 responden, sebanyak 34 responden (40,0%) memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 49 responden (57,6%) memiliki pengetahuan yang kurang baik dan sebanyak 2 responden (2,4%) memiliki pengetahuan yang tidak baik Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut : Tabel 4.6 Distribusi Kategori Berdasarkan Pengetahuan No. Pengetahuan N 1. Baik 34 2. Kurang Baik 49 3. Tidak Baik 2 Jumlah 85 Persentase (%) 40,0 57,6 2,4 100,0 4.3.1.3 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai sikap dari 85 responden, pada pertanyaan (1) responden yang menyatakan setuju setiap ibu harus memeriksakan kehamilan walaupun tidak ada keluhan sebanyak 39 responden (45,9%), kurang setuju sebanyak 45 responden (52,9%) dan tidak setuju sebanyak 1 responden (1,2%). Pertanyaan (2) sebanyak 47 responden (55,3%) yang menyatakan setuju jika saya memeriksakan kehamilan akan bermanfaat bagi ibu dan anak, kurang setuju sebanyak 33 responden (38,8%) dan Universitas Sumatera Utara 57 tidak setuju sebanyak 5 responden (5,9%). Pertanyaan (3) sebanyak 29 responden (34,1%) yang menyatakan setuju setiap ibu harus memeriksakan kehamilan yang dilakukan oleh petugas kesehatan, kurang setuju sebanyak 37 responden (43,5%) dan tidak setuju sebanyak 19 responden (22,4%). Pertanyaan (4) sebanyak 14 responden (16,5%) yang menyatakan setuju pemeriksaan kehamilan ke petugas kesehatan harus dilakukan sesuai dengan jadwal sekurang- kurangnya = 4 kali selama kehamilan, kurang setuju sebanyak 52 responden (61,2%) dan tidak setuju sebanyak 19 responden (22,4%). Pertanyaan (5) sebanyak 17 responden (20,0%) yang menyatakan setuju, kurang setuju sebanyak 42 responden (49,4%) dan tidak setuju sebanyak 26 responden (30,6%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut : Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pertanyaan Setuju Kurang Tidak Jumlah Setuju Setuju n % N % n % n % 1. Setiap ibu harus memeriksakan 39 45,9 45 52,9 1 1,2 85 100,0 kehamilan walaupun tidak ada keluhan 2. Jika saya memeriksakan 47 55,3 33 38,8 5 5,9 85 100,0 kehamilan akan bermanfaat bagi ibu dan anak 3. Setiap ibu harus memeriksakan 29 34,1 37 43,5 19 22,4 85 100,0 kehamilan yang dilakukan oleh petugas kesehatan 4. Pemeriksaan kehamilan ke 14 16,5 52 61,2 19 22,4 85 100,0 petugas kesehatan harus dilakukan sesuai dengan jadwal sekurang- kurangnya = 4 kali selama kehamilan 5. Saya harus memeriksakan 17 20,0 42 49,4 26 30,6 85 100,0 kehamilan ke petugas kesehatan agar terhindar dari risiko/komplikasi selama kehamilan Universitas Sumatera Utara 58 Distribusi kategori berdasarkan sikap dari 85 responden, sebanyak 42 responden (49,4%) memiliki sikap yang baik, sebanyak 40 responden (47,1%) memiliki sikap yang kurang baik dan sebanyak 3 responden (3,5%) memiliki sikap yang tidak baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut : Tabel 4.8 Distribusi Kategori Berdasarkan Sikap No. Sikap N 1. Baik 42 2. Kurang Baik 40 3. Tidak Baik 3 Jumlah 85 Persentase (%) 49,4 47,1 3,5 100,0 4.3.1.4 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa responden pernah melahirkan 1 kali (primipara) sebanyak 20 responden (23,5%), responden pernah melahirkan 2-4 kali (multipara) sebanyak 43 responden (50,6%) dan responden pernah melahirkan >4 kali (grandmultipara) sebanyak 22 responden (25,9%). Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut ini : Tabel 4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Paritas Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Paritas N Persentase (%) 1. 1 kali (Primipara) 20 23,5 2. 2-4 kali (Multipara) 43 50,6 3. >4 kali (Grandmultipara) 22 25,9 Jumlah 85 100,0 4.3.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Responden Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pekerjaan ibu menunjukkan bahwa pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga sebanyak 57 responden (67,1%), sebanyak 10 responden (11,8%) sebagai wiraswasta, sebanyak 10 responden (11,8%) sebagai pegawai swasta dan PNS sebanyak 8 responden (9,4%). Hasil ini dapat dilihat secara rinci pada tabel 4.10 berikut : Universitas Sumatera Utara 59 Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pekerjaan Jumlah N % 1. Ibu Rumah Tangga 57 67,1 2. Wiraswasta 10 11,8 3. Pegawai Swasta 10 11,8 4. Pegawai Negeri 8 9,4 Berdasarkan uraian distribusi pekerjaan responden secara keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu sebanyak 28 responden(32,9%) bekerja dan sebanyak 57 responden (67,1%) tidak bekerja. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut : Tabel 4.11 Distribusi Kategori Berdasarkan Pekerjaan No. Pekerjaan N 1. Bekerja 28 2. Tidak Bekerja 57 Jumlah 85 Persentase (%) 32,9 67,1 100,0 4.3.1.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Keluarga Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memiliki pendapatan dibawah Upah Minimum Kabupaten (UMK) atau < Rp 2.080.000,- per bulan sebanyak 69 responden (81,2%), sedangan yang memiliki pendapatan besar dari Upah Minimum Kabupaten (UMK) atau > Rp. 2.080.000,- per bulan sebanyak 16 responden (18,8%). Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut ini : Tabel 4.12 Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pendapatan Keluarga N Persentase (%) (Rupiah) 1. < Rp. 2.080.000 69 81,2 2. > Rp. 2.080.000 16 18,8 Jumlah 85 100,0 Universitas Sumatera Utara 60 4.3.2 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Pemungkin (Enabling) Faktor pemungkin mencakup dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan sebagai berikut: 4.3.2.1 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami/Keluarga Hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden mengenai dukungan suami/keluarga maka di peroleh jawaban responden terhadap pernyataan (1) Apakah dalam pemeriksaan kehamilan ibu mendapat anjuran dari keluarga (suami, orangtua, atau saudara), sebanyak 70 responden (82,4%) menjawab ya, sedangkan 15 responden (17,6%) menjawab tidak. Pertanyaan (2) Apakah suami sering mengantarkan ibu ke tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan, sebanyak 59 responden (69,4%) menjawab ya, sedangkan 26 responden (30,6%) menjawab tidak. Pertanyaan (3) Apakah keluarga (suami, orangtua, atau saudara) selalu memotivasi ibu dalam menjaga kesehatan selama kehamilan, sebanyak 66 responden (77,6%) menjawab ya, sedangkan 19 responden (22,4%) menjawab tidak. Pertanyaan (4) Apakah keluarga (suami, orangtua, atau saudara) sering menganjurkan ibu untukmengonsumsi makanan bergizi saat hamil, sebanyak 40 responden (47,1%) menjawab ya, sedangkan 45 responden (52,9%) menjawab tidak. Pertanyaan (5) Apakah keluarga (suami, orangtua, atau saudara) membantu ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan selama masa kehamilan sekarang, sebanyak 36 responden (42,4%) menjawab ya, sedangkan 49 responden (57,6%) menjawab tidak. Urain hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.13 berikut ini : Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.13 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Suami/Keluarga Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pertanyaan Ya Tidak Jumlah n % N % n % 1. Apakah dalam pemeriksaan 70 82,6 15 17,6 85 100,0 kehamilan ibu mendapat anjuran dari keluarga (suami, orangtua, atau saudara)? 2. Apakah suami sering 59 69,4 26 30,6 85 100,0 mengantarkan ibu ke tempat pelayanan pemeriksaan kehamilan? 3. Apakah keluarga (suami, 66 77,6 19 22,4 85 100,0 orangtua, atau saudara) selalu memotivasi ibu dalam menjaga kesehatan selama kehamilan? 4. Apakah keluarga (suami, 40 47,1 45 52,9 85 100,0 orangtua, atau saudara) sering menganjurkan ibu untukmengonsumsi makanan bergizi saat hamil? 5. Apakah keluarga (suami, 36 42,4 49 57,6 85 100,0 orangtua, atau saudara) membantu ibu dalam mencari informasi tentang kesehatan selama masa kehamilan sekarang? Berdasarkan uraian distribusi dukungan suami/keluarga secara keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu sebanyak 45 responden (52,9%) mendukung dan sebanyak 40 responden (47,1%) kurang mendukung. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut : Tabel 4.14 Distribusi Kategori Berdasarkan Dukungan Suami/Keluarga No. Dukungan N Persentase (%) Suami/Keluarga 1. Mendukung 45 52,9 2. Kurang Mendukung 40 47,1 Jumlah 85 100,0 Universitas Sumatera Utara 62 4.3.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Petugas Kesehatan Berdasarkan hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner kepada responden mengenai dukungan suami/keluarga maka di peroleh jawaban responden terhadap pernyataan (1) Apakah petugas kesehatan selalu menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, sebanyak 26 responden (30,6%) menjawab pernah, sedangkan 59 responden (69,4%) menjawab tidak pernah. Pertanyaan (2) Sewaktu ibu hamil apakah petugas kesehatan pernah memberikan penerangan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan, sebanyak 27 responden (31,8%) menjawab pernah, sedangkan 58 responden (68,2%) menjawab tidak pernah. Pertanyaan (3) Apakah petugas kesehatan selalu menyemangati (memotivasi dan mendorong) ibu agar terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap bulannya, sebanyak 35 responden (41,2%) menjawab pernah, sedangkan 50 responden (58,8%) menjawab tidak pernah. Pertanyaan (4) Apakah petugas kesehatan pernah menyarankan ibu untuk melahirkan di pelayanan kesehatan, sebanyak 53 responden (62,4%) menjawab pernah, sedangkan 32 responden (37,4%) menjawab tidak pernah. Pertanyaan (5) Apabila ibu tidak datang memeriksakan kehamilan ke posyandu, apakah petugas kesehatan pernah mendatangi rumah ibu, sebanyak 8 responden (9,4%) menjawab pernah, sedangkan 77 responden (90,6%) menjawab tidak pernah. Hasil penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut ini : Universitas Sumatera Utara 63 Tabel 4.15 Distribusi Responden Berdasarkan Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pertanyaan Pernah Tidak Jumlah Pernah n % n % n % 1. Apakah petugas kesehatan selalu 26 30,6 59 69,4 85 100,0 menyarankan ibu untuk melakukan pemeriksaan kehamilan? 2. Sewaktu ibu hamil apakah 27 31,8 58 68,2 85 100,0 petugas kesehatan pernah memberikan penerangan tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan? 3. 41,2 50 58,8 85 100,0 Apakah petugas kesehatan selalu 35 menyemangati (memotivasi dan mendorong) ibu agar terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap bulannya? 4. 5. Apakah petugas kesehatan pernah menyarankan ibu untuk melahirkan di pelayanan kesehatan ? Apabila ibu tidak datang memeriksakan kehamilan ke posyandu, apakah petugas kesehatan pernah mendatangi rumah ibu ? 53 62,4 32 37,4 85 100,0 8 9,4 77 90,6 85 100,0 Berdasarkan uraian distribusi dukungan petugas kesehatan secara keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu sebanyak 19 responden (22,4%) mendukung dan sebanyak 66 responden (77,6%) tidak mendukung. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut : Tabel 4.16 Distribusi Kategori Berdasarkan Dukungan Petugas Kesehatan No. Dukungan Petugas N Persentase (%) Kesehatan 1. Mendukung 19 22,4 2. Kurang Mendukung 66 77,6 Jumlah 85 100,0 Universitas Sumatera Utara 64 4.3.3 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Kebutuhan (Need Factors) Faktor kebutuhan mencakup kondisi ibu sebagai berikut: 4.3.3.1 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ibu Berdasarkan dua pertanyaan maka di peroleh jawaban responden terhadap pertanyaan (1) Apakah selama hamil ibu pernah mual-mual, sebanyak 67 responden (78,8%) menjawab pernah, sedangkan 18 responden (21,2%) menjawab tidak pernah. Pertanyaan (2) Apakah selama hamil ibu pernah mengalami bengkak pada kaki, sebanyak 63 responden (74,1%) menjawab pernah, sedangkan 22 responden (25,9%) menjawab tidak pernah. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut ini : Tabel 4.17 Distribusi Responden Berdasarkan Kondisi Ibu Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pertanyaan Pernah Tidak Jumlah Pernah n % n % n % 1. 78,8 18 21,2 85 100, Apakah selama hamil ibu pernah 67 0 mual-mual atau muntah-muntah? 2. Apakah selama hamil ibu pernah mengalami bengkak pada kaki? 63 74,1 22 25,9 85 100, 0 Berdasarkan uraian distribusi kondisi ibu secara keseluruhan dikategorikan menjadi dua kategori yaitu sebanyak 69 responden (81,2%) ada keluhan dan sebanyak 16 responden (18,8%) tidak ada keluhan. Hasil ini dapat dilihat pada tabel 4.18 berikut ini : Tabel 4.18 Distribusi Kategori Berdasarkan Kondisi Ibu No. Kondisi Ibu N Persentase (%) 1. Ada Keluhan 69 81,2 2. Tidak Ada Keluhan 16 18,8 Jumlah 85 100,0 Universitas Sumatera Utara 65 4.3.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan (1) Pada kehamilan trimester pertama (1-3) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan sebanyak 3 responden (3,5%) menjawab tidak pernah, sedangkan 39 responden (45,9%) menjawab 1 kali dan 43 responden (50,6%) jawab >1 kali. Pertanyaan (2) Pada kehamilan trimester kedua (4-6) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan, sebanyak 15 responden (17,6%) menjawab tidak pernah, sedangkan 59 responden (69,4%) menjawab 1 kali dan 21 responden (12,9%) jawab >1 kali. Pertanyaan (3) Pada kehamilan trimester kedua (7-9 ) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan, sebanyak 51 responden (60,0%) menjawab 1 kali dan 34 responden (40,0%) jawab >1 kali. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini : Tabel 4.19 Distribusi Responden Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care No. Pertanyaan >1 kali 1 Kali Tidak Jumlah Pernah n % n % n % n % 1. Pada kehamilan trimester 43 50,6 39 37,6 3 3,5 85 100,0 pertama (1-3) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan ? 2. Pada kehamilan trimester 11 12,9 59 69,4 15 17,6 85 100,0 kedua (4-6) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan ? 3. Pada kehamilan trimester 0 0,0 51 60,0 34 40,0 85 100,0 kedua (7-9 ) bulan, berapa kali ibu memeriksakan kehamilan pada tenaga kesehatan ? Universitas Sumatera Utara 66 Distribusi kategori berdasarkan variabel pemanfaatan pelayanan antenatal care didapat bahwa dari 85 responden hanya ada 34 responden (40%) yang memeriksakan kehamilan dengan lengkap dan 51 responden (60%) yang tidak lengkap atau tidak sesuai jadwal dalam memeriksakan kehamilan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.20 berikut ini : Tabel 4.20 Distribusi Kategori Antenatal Care No. Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care 1. Lengkap 2. Tidak Lengkap Jumlah 4.4 Berdasarkan Pemanfaatan Pelayanan Persentase (%) 34 51 85 40,0 60,0 100,0 Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk melihat ada tidaknya hubungan antara variabel bebas meliputi faktor pemudah (pengetahuan, sikap, pendidikan, paritas, pekerjaan dan pendapatan), faktor pemungkin (dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan) dan faktor kebutuhan (kondisi ibu) dengan variabel terikat yaitu pemanfaatan pelayanan antenatal care dengan menggunakan uji Chi Square pada tingkat kemaknaan α = 0.05, sebagai berikut : 4.4.1 Hubungan Antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara pendidikan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 28 responden yang berpendidikan rendah, terdapat 8 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 20 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 46 responden yang berpendidikan menengah, terdapat 19 responden yang lengkap Universitas Sumatera Utara 67 memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 27 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dan dari 11 responden yang berpendidikan tinggi, terdapat 7 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 4 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,472 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.21 berikut ini : Tabel 4.21 Hubungan Antara Pendidikan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pendidikan Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % 8 9,4 20 23,5 28 32,9 0,472 Rendah 19 22,4 27 31,8 46 54,2 Menengah 7 8,2 4 4,7 11 12,9 Tinggi Jumlah 34 40,0 51 60,.0 85 100,0 4.4.2 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara pengetahuan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 34 responden yang berpengetahuan baik, terdapat 17 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 17 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 49 responden yang berpengetahuan kurang baik, terdapat 17 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 32 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 2 responden yang berpengetahuan Universitas Sumatera Utara 68 tidak baik, terdapat tidak ada responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 2 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p = 0,038 (p<0,05) berarti ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.22 berikut ini : Tabel 4.22 Hubungan Antara Pengetahuan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pengetahuan Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % Baik 17 20,0 17 20,0 34 40,0 0,038 Kurang Baik 17 20,0 32 37,6 49 57,6 Tidak Baik 0 0,0 2 2,4 2 2,4 Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.3 Hubungan Antara Sikap Pelayanan Antenatal Care dengan Pemanfaatan Pemanfaatan Hubungan antara sikap responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 42 responden yang bersikap baik, terdapat 22 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 20 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 40 responden yang bersikap kurang baik, terdapat 11 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 29 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 3 responden yang bersikap tidak baik, terdapat 1 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 2 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Universitas Sumatera Utara 69 Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,045 (p<0,05) berarti ada hubungan yang signifikan antara sikap responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut ini : Tabel 4.23 Hubungan Antara Sikap dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Sikap Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % Baik 22 25,9 20 23,5 42 49,4 0,045 Kurang Baik 11 12,9 29 34,1 40 47,1 Tidak Baik 1 1,2 2 2,4 3 3,5 Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.4 Hubungan Antara Paritas dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara paritas responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 20 responden yang memiliki anak 1, terdapat 11 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 9 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 43 responden yang memiliki anak 2-4, terdapat 20 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 23 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dan dari 22 responden yang memiliki anak >4, terdapat 3 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 19 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,008 (p<0,05) berarti ada hubungan yang signifikan antara paritas responden dengan Universitas Sumatera Utara 70 pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.24 berikut ini : Tabel 4.24 Hubungan Antara Paritas dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Paritas Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % 1 (primipara) 11 12,9 9 10,5 20 23,4 0,008 2-4 (multipara 20 23,6 23 27,1 43 50,7 >4 (grandmultipara) 3 3,5 19 22,4 22 25,9 Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.5 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara pekerjaan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 28 responden yang bekerja, terdapat 19 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 9 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 57 responden yang tidak bekerja, terdapat 15 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 42 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,132 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.25 berikut ini : Universitas Sumatera Utara 71 Tabel 4.25 Hubungan Antara Pekerjaan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pekerjaan Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % 19 22,4 9 10,6 28 33,0 0,132 Bekerja 15 17,6 42 49,4 57 67,0 Tidak Bekerja Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.6 Hubungan Antara Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara pendapatan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 69 responden yang berpenghasilan dibawah UMK atau <UMK, terdapat 24 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 45 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 16 responden yang berpengahasilan besar dari UMK atau >UMK, terdapat 10 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 6 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,821 (p>0,05) berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pendapatan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.26 berikut ini : Tabel 4.26 Hubungan Antara Pendapatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pendapatan Total P Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % < UMK 24 28,2 45 52,9 69 81,1 0,821 >UMK 10 11,8 6 7,1 16 18,9 Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 Universitas Sumatera Utara 72 4.4.7 Hubungan Antara Dukungan Suami/Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara dukungan suami/keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 45 responden yang mendapat dukungan, terdapat 23 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 22 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 40 responden yang kurang mendapat dukungan, terdapat 11 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 29 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,027 (p<0,027) berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.27 berikut ini : Tabel Hubungan Antara Dukungan Suami/Keluarga dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Dukungan Care Total P Suami/Keluarga Lengkap Tidak Lengkap value F % F % F % Mendukung 23 27,1 22 25,9 45 52,9 0,027 Kurang 11 12,9 29 34,1 40 47,1 Mendukung Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.8 4.27 Hubungan Antara Dukungan Petugas Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Kesehatan dengan Hubungan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 19 responden yang mendapat dukungan, terdapat 6 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 13 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari Universitas Sumatera Utara 73 66 responden yang kurang mendapat dukungan, terdapat 28 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 38 responden yang kurang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,040 (p<0,05) berarti ada hubungan yang signifikan antara dukungan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.28 berikut ini : Tabel 4.28 Hubungan Antara Dukungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Dukungan Petugas Antenatal Care Total P Kesehatan value Lengkap Tidak Lengkap F % F % F % Mendukung 6 7,1 13 15,3 197 22,4 0,040 Kurang 28 32,9 38 44,7 66 77,6 Mendukung Jumlah 34 40,0 51 60,0 85 100,0 4.4.9 Hubungan Antara Kondisi Ibu dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hubungan antara kondisi ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care diperoleh dari 69 responden yang mengalami keluhan, terdapat 30 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 39 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Dari 16 responden yang tidak ada keluhan, terdapat 4 responden yang lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care dan 12 responden yang tidak lengkap memanfaatkan pelayanan antenatal care. Hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square diperoleh nilai p=0,032 (p<0,05) berarti ada hubungan yang signifikan antara kondisi ibu dengan Universitas Sumatera Utara 74 pemanfaatan pelayanan antenatal care. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 4.29 berikut ini Tabel 4.29 Hubungan Antara Kondisi Ibu dengan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Kondisi Ibu Total P value Baik Kurang Baik F % F % F % Ada 30 35,3 39 45,9 69 81,2 0,032 Keluhan Tidak Ada 4 4,7 12 14,1 16 18,8 Keluhan 34 40,0 51 60,0 85 100,0 Jumlah 4.4.10 Ringkasan Hasil Uji Statistik Chi-square Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji statisti chisquare, maka didapatkan enam variabel yang berhubungan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.30 Hasil Uji Bivariat antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat No. Variabel Bebas Variabel Terikat Nilai p Keterangan 1. Pendidikan 2. Pengetahuan 0,038 Ada hubungan 3. Sikap 0,045 Ada hubungan 4. Paritas 0,008 Ada hubungan 5. Pekerjaan 6. Pendapatan 7. Dukungan suami/keluarga Dukungan petugas kesehatan Kondisi ibu 8. 9. Tidak ada hubungan Tidak ada hubungan Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Tidak ada hubungan 0,027 Ada hubungan 0,040 Ada hubungan 0,032 Ada hubungan Universitas Sumatera Utara 75 4.5 Analisis Multivariat Dalam analisis bivariat diketahui bahwa variabel pengetahuan, sikap, paritas, dukungan suami/keluarga, dukungan petugas kesehatan dan kondisi ibu memiliki hubungan yang signifikan terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care dan dapat dilanjutkan ke analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik berganda. Analisis multivariat bertujuan untuk mendapatkan model yang terbaik dalam menentukan variabel dominan yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Dalam uji ini variabel pendapatan dan pendidikan tidak dilanjutkan ke analisis multivariat karena berdasarkan uji hasil uji bivariat variabel tersebut memiliki p>0,25. Variabel pekerjaan tidak berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care namun memenuhi untuk dilanjutkan uji regresi logistik berganda. Tabel 4.31 menunjukkan bahwa hasil uji analisis regresi logistik ganda, ada 4 variabel yang berpengaruh terhadap ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. Pengetahuan dengan nilai p 0,047 < 0,05, variabel sikap (0,035 < 0,05), variabel paritas (0,019 < 0,05), variabel pekerjaan (0,413>0,05) dan variabel kondisi ibu (0,024 < 0,05). Sedangkan variabel pekerjaan (0,413>0,05), variabel dukungan keluarga (0,078 > 0,05) dan variabel dukungan petugas kesehatan (0,093 > 0,05), tidak memiliki pengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Universitas Sumatera Utara 76 Tabel 4.31 Identifikasi Variabel Dominan Pengaruh Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Marbau No. Subvariabel B Nilai p Exp (B) 1. Pengetahuan 0,248 0,047 1,281 2. Sikap 0,933 0,035 2,543 3. Paritas 0,066 0,019 0,625 4. Pekerjaan -0,471 0,413 1,069 5. Dukungan keluarga 1,033 0,093 2,810 6. Dukungan petugas -0,927 0,164 0,396 kesehatan 7. Kondisi Ibu 0,590 0,024 1,803 Adapun variabel yang masuk kedalam model regresi logistik ganda adalah sebagai berikut : Tabel 4.32 Hasil Uji Regresi Logistik No. Subvariabel B 1 Konstanta -4,407 2 Pengetahuan 0,248 3 Sikap 0,933 4 Paritas 0,066 5 Kondisi Ibu 0,590 Nilai p 0,041 0,047 0,035 0,019 0,024 Exp (B) 0,012 1,281 2,543 0,625 1,803 Variabel yang paling berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah variabel sikap karena memiliki nilai Exp (B) yang terbesar. Variabel tingkat pengetahuan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1,281 artinya responden yang mempunyai pengetahuan yang baik 1,2 kali lebih besar akan lengkap dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care dari pada ibu yang memiliki tingkat pengetahuan kurang baik dan tidak baik. Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 2,543 artinya responden yang mempunyai sikap yang baik 2,5 kali lebih besar akan lengkap dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care dari pada ibu yang memiliki sikap kurang baik dan tidak baik. Variabel paritas mempunyai nilai Exp (B) sebesar 0,625 artinya responden yang mempunyai paritas primipara 0,6 kali lebih akan lengkap dalam Universitas Sumatera Utara 77 memanfaatkan pelayanan antenatal care dari pada ibu yang memiliki paritas multipara dan grandmultipara. Variabel kondisi ibu mempunyai nilai Exp (B) 1,803 artinya responden yang mempunyai keluhan pada kehamilan 1,8 kali lebih akan lengkap dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care dari pada ibu yang tidak memiliki keluahan pada kehamilan. Secara keseluruhan dijelaskan bahwa nilai Overal pertentage sebesar 63,5%, artinya variabel pengetahuan, sikap, paritas dan kondisi ibu memberikan pengaruh sebesar 63,5% terhadap ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care, selebihnya dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain yang diteliti dalam penelitian ini. Dari hasil diatas maka dapat diketahui model persamaan regresi logistik yang terbentuk adalah s1ebagai berikut : Ln P/1-P = -4,407(konstanta + 0,248 (X1) + 0,933 (X2) + 0,066 (X3) + 0,590 (X4) X1 = pengetahuan X2 = sikap X3 = paritas X4 = Kondisi ibu Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa apabila variabel pengetahuan naik satu poin maka variabel antenatal care akan naik sebesar 0,248 kali, apabila variabel sikap naik satu poin maka variabel antenatal care akan naik pula sebesar 0,933 kali, apabila variabel paritas naik satu poin maka variabel antenatal care akan naik sebesar 0,066 kali dan jika kondisi ibu mengalami kenaikan satu poin maka akan memengaruhi kenaikan antenatal care sebesar 0,590 kali. Universitas Sumatera Utara BAB V PEMBAHASAN 5.1 Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Antenatal care merupakan perawatan asuhan yang diberikan kepada ibu hamil sebelum kelahiran, yang berguna untuk memfasilitasi hasil yang sehat dan positif bagi ibu hamil maupun bayinya dengan jalan menegakkan kepercayaan ibu, mendeteksi komplikasi yang dapat mengancam jiwa, mempersiapkan kelahiran dan memberikan pendidikan kesehatan (Kemenkes RI, 2013). Kebijakan program pelayanan antenatal menetapkan jumlah pemeriksaan kehamilan sebaiknya minimal 4 (empat) kali selama kehamilan yakni minimal satu kali pada trimester pertama (K1), minimal satu kali pada trimester kedua (K2) minimal dua kali pada trimester ketiga (K3 dan K4) (Kemenkes RI, 2013). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 85 responden diperoleh ratarata pemanfaatan pelayanan antenatal care yang dilakukan ibu hamil dalam kategori tidak lengkap atau belum sesuai standar minimal 4 kali sesuai jadwal yang telah ditentukan sebanyak 51 responden sedangkan pemanfaatan pelayanan antenatal care dalam kategori lengkap yang berarti ibu memeriksakan kehamilan minimal 4 kali sesuai jadwal atau lebih yaitu sebanyak 34 responden. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa masih banyak responden yang tidak lengkap memanfaatkan antenatal care dikarenakan banyak yang tidak mengetahui pemeriksakan kehamilan sesuai jadwal yang telah ditentukan. Alasan responden tidak teratur karena tidak mengetahui waktu jadwal yang tepat untuk memeriksakan kehamilan. 78 Universitas Sumatera Utara 79 Berdasarkan hasil wawancara kepada responden mereka memeriksakan kehamilan jika ada keluhan atau sakit saja pada kehamilan jika tidak mengalami keluhan ibu tidak akan pergi memeriksakan kehamilan. Responden yang sudah memiliki anak lebih dari satu sering tidak memeriksakan kehamilan karena pada kehamilan sebelumnya tidak terjadi masalah dan menganggap sudah berpengalaman dalam menjaga kesehatan. Berdasarkan pendapat peneliti bahwa masih banyaknya ibu tidak lengkap memeriksakan kehamilan karena kurangnya pengetahuan ibu tentang pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal. Kurangnya dukungan dari keluarga seperti keluarga tidak mengingatkan ibu untuk memeriksakan kehamilan. Selain itu kurangnya informasi mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan di masyarakat yang disebabkan oleh kurangnya edukasi tentang antenatal care dari petugas kesehatan. 5.2 Pengaruh Faktor Pemudah (Predisposing) Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Komponen faktor pemudah (meliputi pendidikan, pengetahuan, sikap, paritas, pekerjaan, pendapatan). Adapun faktor pemudah yang mempunyai pengaruh dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah variabel pengetahuan (p=0,038), sikap (p=0,045), paritas (p=0,008). Sedangkan pendidikan (p=0,472), pendapatan (p=0,132), dan pekerjaan (p=0,821) tidak mempunyai pengaruh dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. 5.2.1 Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Ibu hamil Dalam Hasil analisis bivariat untuk variabel pendidikan dengan menggunakan uji chi-square di peroleh hasil p=0,472 (p>0,05). Berdasarkan hasil analisis berarti Universitas Sumatera Utara 80 tidak ada hubungan yang bermakna atau pengaruh antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, latar belakang pendidikan tidak memengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care setelah dilakukan penyebaran kuesioner diperoleh hasil tertinggi yaitu tingkat pendidikan menengah (SMA). Hasil penelitian tidak menunjukkan perbedaan dari tingkat pendidikan dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care secara lengkap. Hal ini berarti rendahnya pendidikan bukan berarti ibu tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, karena pendidikan tidak hanya diperoleh dari bangku sekolah saja tetapi bisa diperoleh dari luar sekolah seperti penyuluhan tentang pemeriksaan kehamilan di posyandu atau puskesmas ataupun informasi dari bidan di desa, dengan begitu ibu akan mengetahui pentingnya pemeriksaan kehamilan. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Notoatmodjo (2011) orang dengan pendidikan formal yang tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih tinggi dibanding orang dengan pendidikan formal yang rendah, karena akan mampu dan mudah memahami. Adanya perbedaan tingkat pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan ini menyebabkan perbedaan dalam tanggapan terhadap suatu masalah. Selain itu akan berbeda pula tingkat pemahaman terhadap penerimaan pesan yang disampaikan dalam hal antenatal care. Demikian pula halnya semakin tinggi pendidikan ibu maka akan semakin mudah pula menerima inovasi-inovasi baru. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Pramana (2013), yang menemukan Universitas Sumatera Utara 81 adanya hubungan yang kuat antara tingkat pendidikan formal ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti berasumsi bahwa responden dengan tingkat pendidikan yang tinggi, sedang, dan rendah tidak dapat dipastikan bahwa dia melakukan tindakan yang baik. Meskipun sebagian mereka sudah berpendidikan baik belum tentu mereka mau memanfaatakan pelayanan antenatal care secara lengkap. Kenyataannya dilapangan masih banyak dengan pendidikan menengah tidak mau memeriksakan kehamilan secara lengkap dengan alasan tidak adanya keluhan pada ibu selama kehamilan. Untuk itu pentingnya adanya penyuluhan atau promosi tentang pemeriksaan antenatal care oleh petugas kesehatan akan membantu ibu dalam mengambil tindakan yang tepat. 5.2.2 Pengaruh Pengetahuan Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis multivariat untuk variabel pengetahuan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,047 (p<0,05) dan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1,281. Berdasarkan hasil analisis berarti pengetahuan ibu hamil berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Dari hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data diketahui bahwa mayoritas responden kategori kurang baik . Hasil wawancara dengan para ibu yang menjadi responden adapun faktor yang menyebabkan responden kurang baik memanfaatkan pelayanan antenatal care yaitu karena masih banyaknya informasi yang belum mereka ketahui tentang manfaat, tujuan, keuntungan, manfaat tablet fe dan dampak yang terjadi apabila tidak melakukan pemeriksaan kehamilan, Universitas Sumatera Utara 82 kemudian sebagian besar responden juga masih banyak yang belum mengetahui jumlah kunjungan minimal pemeriksaan kehamilan sehingga masih banyak ibu yang beranggapan bahwa pemeriksaan kehamilan dilakukan ketika merasa ada keluhan dan sebagian ibu hanya datang memeriksakan kehamilan ketika awal hamil dan ketika mau melahirkan. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada responden yang memiliki pengetahuan baik tetapi tidak memeriksakan kehamilan secara lengkap yaitu mereka yang memeriksakan kehamilan ketika sakit atau ada keluhan pada kehamilannya saja. Mereka lebih suka memeriksakan kehamilan ke dukun bayi (tukang urut) karena menurut anggapan mereka hal tersebut lebih menyehatkan badan. Jadi ketika mereka sudah urut, mereka tidak akan memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan. Hal demikian merupakan anggapan yang salah dan perlu diperbaiki oleh petugas kesehatan melalui edukasi dan sosialisasi/penyuluhan agar kepercayaan seperti tersebut dapat berubah. Berdasarkan hasil penelitian dibuktikan bahwa tidak selamanya orang yang memiliki pengetahuan yang baik dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care akan memiliki tindakan yang baik pula yaitu memeriksakan kehamilan secara lengkap kepada petugas kesehatan. Karena tidak cukup hanya memiliki pengetahuan tetapi juga harus diikuti dengan tindakan yang nyata yaitu mau melakukan pemeriksaan kehamilan secara lengkap ke petugas kesehatan. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ismaniar (2013) bahwa pelayanan Antenatal Care di Puskesmas Antara Kota Makassar jumlah kunjungan K1 dan K4 pada tahun 2011 mengalami penurunan, faktor penyebab terjadinya Universitas Sumatera Utara 83 penurunan jumlah kunjungan tersebut antara lain masalah kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan Antenatal Care. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Yanti, 2016) di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat menemukan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan denagan pemanfaatan ANC. Ketidaktahuan responden dikarenakan peranan petugas kesehatan dalam melakukan sosialisasi dan edukasi terkait antenatal care masih sangat kurang. Sering sekali ketika kegiatan pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh petugas puskesmas dan posyandu tidak disertai dengan pemberian informasi dan edukasi tentang pelayanan antenatal care. Kemauan ibu untuk memeriksakan kehamilan secara lengkap merupakan hal yang sangat penting. Namun permasalahan yang penting adalah pengetahuan ibu yang masih kurang tetang pemeriksaan kehamilan sesuai jadwal. Masyarakat setempat perlu diyakinkan melalui penyuluhan bahwa kematian ibu dan anak dapat dicegah melalui pemanfaatan pelayanan antenatal care secara lengkap minimal 4 kali selama kehamilan. 5.2.3 Pengaruh Sikap Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis multivariat untuk variabel sikap dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,035 (p<0,05). Sikap merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap ibu hamil berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care dan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 2,543 yang artinya Variabel sikap mempunyai nilai Exp (B) sebesar 2,543 artinya responden yang mempunyai sikap yang baik 2,5 kali lebih besar akan lengkap dalam memanfaatkan pelayanan ANC dari pada ibu yang memiliki sikap kurang baik dan tidak baik. Universitas Sumatera Utara 84 Berdasarkan hasil penelitian dilapangan diketahui masih banyak responden dengan sikap kurang baik dan tidak memanfaatkan pelayanan anc secara lengkap. Sikap kurang baik dan tidak baik pada responden yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan secara lengkap disebabkan pengetahuan dari ibu yang masih kurang baik dan tidak baik pula dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care secara lengkap. Ibu merasa memeriksakan kehamilan itu tidak penting kecuali ibu mengalami kondisi kesehatan yang menurun atau sakit. Menurut Notoatmodjo (2012) sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap stimulus atau objek. Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab seringkali terjadi seseorang memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Situmeang di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Saraduik Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun (2010) menemukan ada pengaruh signifikan sikap dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan sikap yang baik terhadap jalannya pemeriksaan kehamilan lengkap masih perlu ditingkatkan. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan sikap tersebut adalah salah satunya peningkatan kemampuan petugas kesehatan baik melalui pemahaman tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan secara lengkap kepada ibu hamil. Sikap yang baik akan berdampak ibu mau memeriksakan kehamilan secara lengkap. Jika pengetahuan baik tanpa didasari sikap yang baik pengetahuan tidak Universitas Sumatera Utara 85 bisa dimanfaatkan dan didasari peran perilaku ibu yang merespon terhadap pemeriksaan kehamilan secara lengkap ke petugas kesehatan. Hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan membantu meningkatkan sikap masyarakat tentang pemanfaatan pelayanan antenatal care melaksanakan sosialisasi pelayanan antenatal care tentang usaha-usaha peningkatan adalah pemanfaatan oleh petugas kesehatan. Peningkatan pendekatan kepada masyarakat sangat penting sehingga petugas kesehatan mampu menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada masyarakat dalam setiap kesempatan. 5.2.4 Pengaruh Paritas Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis multivariat untuk variabel paritas dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,019 (p<0,05) dan mempunyai nilai Exp (B) sebesar 1,069. Berdasarkan hasil analisis berarti paritas ibu hamil berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden dengan kategori multipara (2-4 anak) dan grandmultipara (4 anak ) cenderung tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Hal tersebut disebabkan karena ibu beranggapan bahwa berdasarkan pengalaman melahirkan anak sebelumnya, kondisi ibu dan bayi yang dilahirkan baik-baik saja walaupun ibu tidak lengkap dalam memeriksakan kehamilan. Ibu yang pertama kali hamil merupakan hal yang sangat baru bagi dirinya sehingga termotivasi dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan, Universitas Sumatera Utara 86 sebaliknya ibu yang sudah pernah melahirkan lebih dari satu orang anak mempunyai anggapan bahwa ia sudah berpengalaman sehingga tidak termotivasi untuk memeriksakan kehamilannya (Wiknjosastro, 2005). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, ibu yang memiliki > 2 orang anak mengatakan kehamilan adalah hal biasa sehingga tidak diperlukan pemeriksaan lengkap dan berpendapat ibu tersebut sudah berpengalaman dalam menjalani kehamilannya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sriwahyu di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara tahun (2013) yang menemukan adanya pengaruh paritas dengan pemanfaatan ANC dan juga (Yanti, 2016) di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat menemukan bahwa ada pengaruh antara paritas denagan pemanfaatan ANC Paritas adalah keadaan seorang ibu yang melahirkan janin lebih dari satu orang. Masalah paritas juga menjadi faktor yang di pertimbangkan, dimana ibu yang mempunyai anak lebih dari 4 orang akan meningkatkan resiko terhadap ibu dan bayinya. Terlebih lagi jika jarak antara kehamilan kurang dari 2 tahun, maka ibu akan lemah akibat seringnya hamil, melahirkan dan menyusui. Hal ini sering mengakibatkan berbagai masalah kesehatan pada ibu seperti ibu yang menderita anemia, odema, kurang gizi, dan bahkan sering terjadi pendarahan setelah melahirkan yang membahayakan nyawa ibu. 5.2.5 Pengaruh Pekerjaan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis bivariat untuk variabel pekerjaan dengan menggunakan uji chi-square di peroleh hasil p=0,132 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan Universitas Sumatera Utara 87 yang bermakna atau pengaruh antara tingkat pendidikan ibu hamil dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Dari hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data, pekerjaan ibu tidak memengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden yang tinggal di wilayah kerja Puskesmas Marbau, mayoritas para ibu menajdi responden dalam penelitian ini memiliki pekerjaan yang dikategorikan ibu rumah tangga. Responden yang memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tidak menjadi alasan untuk tidak melakukan pemeriksaan kehamilan. Pekerjaan ibu merupakan salah satu faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan antenatal care. Ibu yang bekerja mempunyai kesibukan yang banyak sehingga tidak mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan. Akan tetapi, pekerjaan tersebut memberikan akses yang lebih baik terhadap berbagai informasi termasuk kesehatan. Hal ini sesuai dengan penelitaian Pasaribu(2005) yang menyatakan bahwa ibu hamil yang bekerja tidak hanya mempunyai sumber penghasilan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan juga dalam pekerjaannya dapat berinteraksi dengan orang lain yang memiliki pengetahuan tentang pentingnya melakukan pemeriksaan kehamilan sehingga ibu nekerja mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam memeriksakan kehamilan. Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Situmeang di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Saraduik Kabupaten Tapanuli Tengah (2010) menemukan tidak ada pengaruh antara pekerjaan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Universitas Sumatera Utara 88 Status pekerjaan ibu berkaitan dengan kesempatan dalam memeriksakan kehamilan secara lengkap. Seorang ibu yang tidak bekerja akan mempunyai kesempatan untuk memeriksakan kehamilannya dibanding dengan ibu yang bekerja. Pada ibu-ibu yang bekerja diluar rumah sering kali tidak mempunyai kesempatan untuk datang memeriksakan kehamilan karena mungkin mereka lelah setelah seharian bekerja. Sering juga ibu yang terlalu sibuk dengan urusan pekerjaannya lupa akan memeriksakan kehamilannya. 5.2.6 Pengaruh Pendapatan Terhadap Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis bivariat untuk variabel pendapatan dengan menggunakan uji chi-square di peroleh hasil p=0,821 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna atau pengaruh antara pendapatan keluarga ibu hamil dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa mayoritas pendapatan keluarga responden kurang dari UMK. Namun berdasarkan hasil wawancara dengan responden, meskipun pendapatan pas-pasan ibu tetap memeriksakan kehamilannya dan mereka lebih cenderung datang ke posyandu untuk memeriksakan kehamilannya. Sementara itu, ada juga sebagian ibu yang mempunyai pendapatan lebih dari UMK tidak lengkap memeriksakan kehamilannya. Hal ini juga dipengaruhi dengan pengetahuan dan sikap ibu terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care. Walaupun pendapatan lebih apabila pengetahuan dan sikap ibu kurang maka ibu juga kurang dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care. Universitas Sumatera Utara 89 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yanti di wilayah kerja Puskesmas Teupah Barat Kecamatan Teupah Barat (2010) menemukan tidak ada pengaruh antara pendapatan responden dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Pendapatan pada saat ini bukan menajdi penghalang ibu memanfaatkan pelayanan antenatal care, karena sudah banyak program dari pemerintah seperti pemeriksaan kehamilan gratis di Puskesmas. Oleh karena itu, pendapatan responden kurang dari UMK itu lebih banyak, namun apabila pengetahuan dan sikap ibu baik maka ibu mampu dan mau memanfaatkan pelayanan ANC secara teratur. 5.3 Pengaruh Faktor Pemungkin (Enabling) Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Komponen faktor pemungkin (meliputi dukungan suami dan dukungan petugas kesehatan). Adapun faktor pemungkin yang mempunyai pengaruh dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care adalah variabel dukungan suami (p=0,027) dan dukungan petugas kesehatan (p=0,040). Kedua variabel ini mempunyai pengaruh dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care. 5.3.1 Pengaruh Dukungan Suami/Keluarga Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Hasil analisis multivariat untuk variabel paritas dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,093 (p<0,05). Berdasarkan hasil analisis berarti dukungan suami/keluarga tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Universitas Sumatera Utara 90 Berdasarkan wawancara pada keluarga yang kurang mendukung ibu hamil kurang mendapat dukungan dari suami/keluarga seperti ibu yang sudah mempunyai anak lebih dari 2 karena suami/keluarga merasa ibu sudah berpengalaman dalam menjaga kesehatan pada waktu kehamilan sebelumnya. Sementara itu, sebagian ibu yang tinggal bersama orang tua kurang mendapat anjuran memriksakan kehamilan karena menurut orangtua mereka tidak perlu dalam memeriksakan kehamilan. Karena kehamilan menurut mereka merupakan hal yang biasa yang dialami setiap wanita. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang Sriwahyu di wilayah kerja Puskesmas Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara tahun (2013) menemukan ada pengaruh dukungan keluarga/suami dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Berdasarkan hasil penelitian dukungan suami atau kelurga memengaruhi ibu hamil dalam memanfaatkan pelayanan anc secara lengkap. Pada dasarnya kelengkapan ibu dalam memanfaatkan pelayanan antenatal care.secara lengkap tidak lepas dari pengaruh suami/keluarga karena salah satu faktor yang memengaruhi pembentukan sikap seseorang adalah pengaruh ornag lain yang dianggap penting dalam hal ini diantaranya adalah keluarga. Keluarga mempunyai peran sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya. Suami merupakan seseorang yang terdekat dengan istri, suami dianggap paling memahami kebutuhan istri dan keinginan istri. Saat hamil seorang wanita mengalami perubahan baik fisik maupun mental. Suami sebaiknya memahami perubahan ini dan dapat lebih bersabar. Salah satu peran suami dalam Universitas Sumatera Utara 91 menurunkan angka kematian ibu adalah suami dapat memastikan selama istri mengalami kehamilan harus melakukan pemeriksaan kehamilan pada sesuai anjuran antenatal care. 5.3.2 Pengaruh Dukungan Petugas Kesehatan Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Dari hasil analisis multivariat untuk variabel dukungan petugas kesehatan dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,093 (p>0,05). yang berarti dukungan petugas kesehatan tidak berpengaruh terhadap ibu hamil pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data, kategori dukungan petugas kesehatan kurang mendukung Berdasarkan wawancara pada responden dengan dukungan petugas kategori kurang mendukung namun memanfaatkan pelayanan antenatal care lengkap karena kurangnya informasi petugas kesehatan terutama bidan dalam menjelaskan jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan, bidan juga tidak mendatangi rumah ibu hamil jika ibu tidak memeriksakan kehamilannya. Jadwal posyandu sering tidak sesuai dengan jadwal yang tealah ditetapkan bersama dan berubah tiap bulan sehinga ibu hamil sering tidak memeriksakan kehamilannya karena ada kesibukan lain. Sebagian masyarakat juga tidak mau memeriksakan kehamilan ke puskesmas karena kurang ramahnya para bidan/perawat dan usia para bidan yang masih muda sehingga sering dianggap bidannya belum berpengalaman. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang Sriwahyu di wilayah kerja Puskesmas Lawe Sumur Kabupaten Aceh Tenggara tahun (2013) Universitas Sumatera Utara 92 menemukan ada pengaruh dukungan petugas kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan antenatal oleh ibu hamil. Dukungan petugas kesehatan merupakan hal yang penting. Peran petugas kesehatan dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care seperti meyakinkan ibu untuk memanfaatkan pelayanan antenatal care., memberikan pengetahuan kepada ibu tentang manfaat, jumlah kunjungan secara teratur serta dampak apabila tidak teratur dalam pemeriksaan kehamilan. Pemanfaatan anc dapat berjalan dengan lancar dan sesuai apabila didukung oleh petugas kesehatan dan kemauan ibu.. 5.4 Pengaruh Faktor Kebutuhan (Need Factors) Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Komponen faktor kebutuhan (kondisi ibu). Faktor kebutuhan yang mempunyai pengaruh dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care (p=0,032). 5.4.1 Pengaruh Kondisi Ibu Terhadap Ibu hamil Dalam Pemanfaatan Pelayanan Antenatal Care Dari hasil analisis multivariat untuk variabel kondisi ibu dengan menggunakan uji regresi logistik ganda di peroleh hasil p=0,024 (p<0,05) dan nilai Exp (B) sebesar 1,0830 yang berarti kondisi ibu berpengaruh terhadap ibu hamil pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau. Hasil penelitian dan setelah dilakukan olahan data, berdasarkan wawancara pada responden mereka memeriksakan kehamilan bila ada keluhan saja ke petugas kesehatan jika tidak ada keluhan maka mereka tidak akan memeriksakan kehamilan ke petugas kesehatan. Selain itu, ada beberapa responden juga mengatakan bahwa ibu memeriksakan kehamilannya untuk Universitas Sumatera Utara 93 mengetahui perkembangan kehamilannya dan untuk mengetahui resiko yang mungkin terjadi saat persalinan nanti. Menurut Hutahaean 2013, selama masa kehamilan seorang ibu mengalami perubahan yang berbeda-beda setiap bulannya, kondisi ibu selama kehamilan harus dipahami, agar ibu tahu bagaimana keadaan (keluhan) normal atau tidak. Keluhan normal yang tidak membahayakan bagi kehamilan seperti bentuk tubuh. Keluhan atau keadaan yang membahayakan seperti pendarahan baik sedikit atau banyak, pembengkakan pada kaki yang tidak hilang setelah istirahat yang disetai sakit kepala, nyeri ulu hati, keluar cairan ketuban sebelum kehamilan cukup umur, janin tidak bergerak atau jarang dalam sehari semalam dan berat badan yang tidak bertambah bahkan turun. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Situmeang di Kelurahan Pasir Bidang Kecamatan Saraduik Kabupaten Tapanuli Tengah (2010) menemukan ada pengaruh yang signifikan antara kondisi ibu dengan pemanfaatan pelayanan antenatal care. oleh ibu hamil. Pemanfaatan pelayanan antenatal care. juga dipengaruhi oleh kondisi ibu. Responden lebih cenderung memeriksakan kehamilannya apabila kondisi kesehatannya menurun, sakit atau mengalami masalah pada kehamilannya. Namun, kondisi ini kadang disepelekan oleh keluarga seperti orangtua (ibu mertua) yang menganggap sepele masalah kondisi kesehatan karena beranggapan sudah pernah mengalami hal sama dan lebih berpengalaman. Sehingga hal ini ikut memengaruhi bagaimana ibu memanfaatkan pelayanan antenatal care. Universitas Sumatera Utara BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, sikap, paritas dan kondisi ibu mempunyai pengaruh terhadap ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2017 2. Variabel pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dukungan suami/keluarga dan dukungan petugas kesehatan tidak mempunyai pengaruh terhadap ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2017 3. Variabel sikap merupakan variabel yang dominan berpengaruh sehingga menjadi model terbaik dalam menentukan faktor yang memengaruhi ibu hamil dalam pemanfaatan pelayanan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas Marbau Kecamatan Marbau Kabupaten Labuhanbatu Utara Tahun 2017 6.2 Saran Kepada Petugas Kesehatan 1. Petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan penyuluhan dan promosi kesehatan secara berkala (rutin) mengenai pentingnya pemeriksaan kehamilan secara teratur sehingga dapat menambah pengetahuan dan sikap ibu tentang pemeriksaan kehamilan 94 Universitas Sumatera Utara 95 2. Petugas kesehatan diharapkan agar dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat dengan melakukan penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang antenatal care secara rutin dan berkala terutama ibu yang hamil baik secara individu maupun kelompok. Diharapkan kepada petugas kesehatan juga agar lebih meningkatkan kegiatan pelatihan kepada kader baik dalam kualitas maupun kuantitas guna meningkatkan kinerja kader dalam pelaksanaan program antenatal care dan agar para kader dapat membantu dalam penyebarluasan informasi khususnya yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan secara lengkap. Serta melakukan kerja sama lintas sektor dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk memberikan dorongan dan dukungan kepada masyarakat khususnya ibu agar memeriksakan kehamilannya secara lengkap ke pelayanan kesehatan.. 3. Bidan diharapkan lebih aktif memberikan motivasi atau dukungan lagi untuk menanyakan informasi kepada ibu hamil pada saat ibu memeriksakan kehamilan, sehinnga ibu mempunyai kemauan untuk memeriksakan kehamilan. Universitas Sumatera Utara