BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Peranan Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994; 768) adalah sebagai berikut : 1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam manajemen. 2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status. 3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata. 4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada padanya. 5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat. Pengertian peranan yang berhubungan dengan penelitian ini ialah peranan merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam manajemen, hal ini mengingat peranan manajemen dalam menjalankan fungsi dan kegiatannya, dimana salah satunya adalah menyusun anggaran. Keberhasilan sebuah perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui keberhasilan perusahaan itu mencapai sasarannya yaitu dengan membandingkan antara sasaran yang telah ditetapkan atau anggarannya dengan realisasi yang dapat dicapai oleh perusahaan. Peranan anggaran kas pada suatu perusahaan adalah merencanakan, mengendalikan kas supaya optimal dalam arti keseimbangan terus menerus antara jumlah kas yang tersedia dengan kebutuhan dalam membiayai perusahaan. Secara umum, peranan anggaran kas terdiri dari : sebagai alat pengawasan kerja, membantu manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan master balance sheet budget (budget induk neraca) 11 2.2 Anggaran Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu, baik perusahaan itu mencari laba maupun non laba. Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan suatu perencanaan yang matang disertai cara-cara pengendaliannya. Perencanaan merupakan dasar bagi suatu pengendalian, sedangkan pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan rencana sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengadakan perencanaan dan pengendalian yang terperinci dan menyeluruh untuk setiap aktivitas perusahaan. 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan mendapatkan laba maupun yang tidak betujuan mendapatkan laba. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan tepat mengenai anggaran, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian anggaran yang dinyatakan oleh para ahli. Menurut Horngren (2006; 171), pengertian anggaran adalah sebagai berikut : “A budget is a quantitative expression of a proposed plan of action by management for a specified period and an aid to coordinating what needs to be done to implement that plan”. Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 6) dalam bukunya Anggaran Perusahaan mendefinisikan anggaran sebagai berikut : “Bussiness Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis daripada pelaksanaan tanggung jawab perencanaan, koordinasi dan pengawasan”. manajemen di dalam 12 Munandar (2001; 1) mengemukakan pengertian anggaran sebagai berikut : “Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang”. Sedangkan menurut Chistina (2002;1), pengertian anggaran adalah sebagai berikut : “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang”. Dari pendapat para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa perumusan anggaran berbeda-beda namun mengandung unsur yang sama, yaitu : 1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan di waktu yang akan datang. 2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang dilakukan manajemen dalam menjalankan fungsinya, terutama fungsi perencanaan dan pengendalian. 3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu suatu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa anggaran berlakunya untuk periode tertentu pada masa yang akan datang. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran adalah suatu rencana kegiatan perusahaan yang disusun oleh manajemen secara formal dan sistematis, yang dinyatakan secara kuantitatif untuk suatu periode tertentu yang akan datang, guna membantu manajemen dalam menjalankan fungsinya terutama dalam fungsi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian. 13 2.2.2 Syarat-syarat Anggaran Agar anggaran yang dihasilkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan, penyusunan dan pelaksanaan yang baik, menurut Supriyono (2001; 48) anggaran akan berhasil jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Adanya organisasi yang sehat. Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan tanggung jawab yang tegas. 2. Adanya sistem akuntansi yang memadai. Meliputi : 1) Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan realisasinya sehingga dapat dibandingkan dan dihitung penyimpangannya. 2) Pencatatan akuntansi memberikan informasi tentang realisasi anggaran. 3) Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban. 3. Adanya penelitian dan analisa. Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat pengukuran prestasi. 4. Adanya dukungan dari para pelaksana. Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika ada dukungan aktif pelaksana dari tingkat atas dan bawah. 2.2.3 Karakteristik Anggaran Menurut Mulyadi (2001; 490), dikemukakan bahwa anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan. 2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran. 4. Usulan anggaran di –review dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusun anggaran. 5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi tertentu. 6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan. 14 Anggaran merupakan instrumen penting bagi perencanaan jangka pendek dan pengendalian yang efektif dalam organisasi. Karakteristik tersebut dapat digunakan sebagai tolak ukur memadainya suatu anggaran. 2.2.4 Manfaat dan Kelemahan Anggaran Manfaat penyusunan anggaran menurut Christina (2002; 2) yaitu sebagai berikut : 1. Adanya perencanaan terpadu. Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan perencanaan maupun pengendalian. 2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan. Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan dapat lebih baik. 3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar bagian (divisi) secara keseluruhan. 4. Sebagai alat pengawasan kerja. Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan, diperlukan pemahaman yang realitis dan analisis yang seksama terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada manfaat. Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan 15 secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah. Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan, menurunkan laba dan semangat kerja. 5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan. Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik, artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran selanjutnya. Menurut M. Nafarin (2004; 15) bahwa anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain : 1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai. 4. Menimbulkan pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 5. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 6. Alat pendidikan bagi para manajer. Sedangkan manfaat dari anggaran bagi fungsi manajemen menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 50) yaitu : 1. Dalam Bidang Perencanaan. 2. Dalam Bidang Koordinasi. 3. Dalam Bidang Pengawasan. 16 Penjelasan dari manfaat anggaran tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Dalam bidang perencanaan a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi dan penelitian-penelitian. b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan arah/kegiatan yang paling menguntungkan. c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan (policies) perusahaan. d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan. e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. 2. Dalam bidang koordinasi a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan. b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia usaha. c. Menempatkan penggunaan modal pada saluran-saluran yang menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program perusahaan. d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi. 3. Dalam bidang pengawasan a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran. b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya ini adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran bermanfaat sebagai alat bantu manajemen dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan melakukan pengawasan kegiatan perusahaan yang dapat menguntungkan, sehingga sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai. 17 Menurut M. Nafarin (2004; 16), disamping mempunyai manfaat namun anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain : 1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. 2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. 3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat menjadi kurang efektif. Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 53) meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi masih banyak beberapa kelemahan, antara lain : 1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. 2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh. 3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. 4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Sebagaimana halnya alat perencanaan dan pengendalian anggaran bukanlah cara yang terbaik untuk mengatasi segala macam permasalahan yang ada di perusahaan karena mengandung beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi manfaatnya secara buruk. 18 2.2.5 Jenis-jenis Anggaran Dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat mengacu pada ruang lingkup/intensitas penyusunannya, fleksibilitasnya maupun periode waktunya. Christina (2002; 12) mengemukakan jenis-jenis anggaran sebagai berikut : 1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya : 1) Anggaran Parsial Yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja. 2) Anggaran Komprehensif Yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis kegiatannya meliputi aktivitas perusahaan di bidang marketing, produksi, keuangan, personalia, dan administrasi. 2. Berdasarkan fleksibilitasnya : 1) Anggaran Tetap (Fixed Budget) Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dengan volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost, dan expense. 2) Anggaran Kontinyu (Continuous Budget) Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu, dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost, dan expense, namun secara periodik dilakukan penilaian kembali. 3. Berdasarkan periode waktu : Anggaran Jangka Pendek (1 tahun) Anggaran Jangka Panjang (lebih dari 1 tahun) “. Jadi dapat disimpulkan dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat mengacu pada ruang lingkup/intensitas,fleksibilitasnya, dan berdasarkan periode waktunya. 2.2.6 Prosedur Penyusunan Anggaran Menurut Mulyadi (2001; 494) prosedur penyusunan anggaran memerlukan beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Penetapan sasaran oleh manajer atas. 2. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer bawah. 19 3. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah 4. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan oleh manajer bawah. Prosedur penyusunan anggaran dimulai biasanya ketika para manajer menerima ramalan ekonomi dan laba yang ingin dicapai. Penyusunan anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan program. Penyusunan anggaran memerlukan kerjasama para manajer dari berbagai jenjang organisasi sehingga dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian. Penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2001; 514) dapat dilakukan melalui dua pendekatan yaitu : 1. Pendekatan Top-Down. 2. Pendekatan Bottom-Up. Dua pendekatan penyusunan anggaran tersebut diatas dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendekatan Top-Down Dengan pendekatan ini, komite anggaran berkewajiban menetapkan kebijakan pokok perusahaan yang memberikan pedoman bagi operating managers dalam menyusun dan mengajukan rancangan anggaran mereka. Fungsi penyusun usulan anggaran dipegang oleh para operating managers. 2. Pendekatan Bottom-Up Dengan pendekatan ini, dalam proses penyusunan anggaran diberikan kesempatan untuk berpartisipasi (berupa negosiasi antara penyusun anggaran dengan komite anggaran) dalam menetapkan rancangan kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Fungsi administrasi anggaran dipegang oleh departemen anggaran yang merupakan fasilitator baik bagi komite anggaran maupun operating managers dalam proses penyusunan anggaran. 20 Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggungjawab atau penyusunan anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah yang paling berwenang dan paling bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain dalam perusahaan. Menurut M. Munandar (2001; 17) adapun siapa atau bagian apa yang diserahi tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada : 1. Bagian Administrasi, bagi perusahaan yang kecil. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan tidak terlalu kompleks, sederhana, dan ruang lingkup yang terbatas, sehingga tugas penyusunan budget dapat diserahkan kepada salah satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan. 2. Panitia Budget, bagi perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan sudah cukup kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas, sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu untuk menyusun budget sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun budget perlu melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia budget. Tim penyusunan budget ini biasanya diketuai oleh pimpinanan perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan serta Bagian Personalia. 21 Baik budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil), maupun yang disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan Rancangan Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta ditetapkan sebagai budget yang definitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordianasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja. 2.3 Anggaran Kas Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan, dan posisi terakhir pada akhir periode interim tertentu, misalnya akhir bulan. Anggaran sangat penting dibuat oleh perusahaan, karena dengan anggaran kas dapat diperkirakan keadaan kekurangan kas atau kelebihan kas pada saat tertentu. Dengan diketahuinya kelebihan kas maka manajemen dapat mengambil keputusan untuk apa dipergunakan kelebihan kas tersebut, sebaliknya dengan diketahuinya keadaan kekurangan kas maka dapat segera diantisipasi. Untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai anggaran kas, maka akan diuraikan mengenai anggaran kas, kegunaan anggaran kas, tujuan penyusunan anggaran kas, pendekatan yang dipergunakan untuk membuat anggaran kas, faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas, hubungan anggaran kas dengan anggaran lainnya dan langkah-langkah penyusunan anggaran kas. 2.3.1 Pengertian Anggaran Kas Berikut ini pengertian mengenai anggaran kas yang dikemukakan oleh beberapa ahli, diantaranya menurut M. Munandar (2001; 311) mengemukakan bahwa: “Budget Kas (Cash Budget) ialah budget yang merencanakan secara terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran kas”. 22 Pengertian Anggaran Kas menurut Henry Simamora (2002; 221) adalah sebagai berikut : “Anggaran Kas (Cash Budget) adalah suatu rencana rinci yang memperlihatkan bagaimana sumber daya kas akan diperoleh dan dikonsumsi selama periode waktu tertentu”. Sedangkan pengertian Anggaran Kas menurut Christina, dkk (2002; 187) adalah sebagai berikut : “Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)”. Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup dua sektor, yaitu : 1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari : a. Penjualan tunai Barang Jadi yang diproduksikan. b. Penagihan Piutang c. Penjualan Aktiva Tetap. d. Penerimaan lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya Penghasilan Bunga, Penghasilan Sewa, Penghasilan Dividend, dan sebagainya. 2. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biayabiaya, baik biaya-biaya utama (Operating), maupun biaya-biaya bukan utama (Non-Operating), seperti misalnya : a. Pembelian tunai Bahan Mentah. b. Pembayaran Utang. c. Pembayaran Upah Tenaga Kerja Langsung. d. Pembayaran Biaya Pabrik Tidak Langsung. e. Pembayaran Biaya administrasi. f. Pembayaran Biaya Penjualan. 23 g. Pembelian Aktiva Tetap. h. Pembayaran lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya pembayaran Biaya Bunga, Pembayaran Biaya Sewa, dan sebagainya. Anggaran kas yang rinci akan memaparkan kapan perusahaan mempunyai kas untuk diinvestasikan dan kapan harus meminjam dana dari kreditor. Hal itu memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan atas kelebihan dana dan menghindari biaya yang tidak perlu dari peminjaman dana dari kreditor. 2.3.2 Kegunaan Anggaran Kas Menurut M. Munandar (2001; 312), secara umum semua anggaran termasuk anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu : 1. Sebagai pedoman kerja. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. 3. Sebagai alat pengawasan kerja. Kegunaan anggaran kas tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Sebagai pedoman kerja Anggaran kas dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi manajemen dan karyawan perusahaan. 2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja Anggaran kas dapat mengkoordinasikan berbagai segmen organisasi dan membuat bagian-bagian yang ada dalam organisasi mengetahui bagaimana kegiatan-kegiatan yang berbeda terjalin erat satu sama lain. 3. Sebagai alat pengawasan kerja Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja, sehingga dapat dikendalikan jika terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah dibuat sebelumnya. Sedangkan secara khusus, Budget Kas berguna sebagai dasar untuk penyusunan Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca). 24 Selain itu kegunaan anggaran kas menurut Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 394) adalah sebagai berikut : 1. Untuk menunjukkan fluktuasi yang paling tinggi dalam kegiatan perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih besar. 2. Untuk menunjukkan waktu dan jumlah dana yang diperlukan untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, deviden, bunga dan pembayaran pajak. 3. Untuk membantu perencanaan, pertumbuhan, termasuk dana yang diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja. 4. Untuk menunjukkan jauh dimuka kebutuhan, jumlah dan lamanya dana yang diperlukan bagi sumber luar agar memungkinkan diusahakannya pinjaman yang paling menguntungkan. 5. Untuk membantu mendapatkan jumlah dan lamanya dan yang mungkin tersedia untuk investasi. 6. Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana dan yang mungkin tersedia untuk investasi. 7. Untuk merencanakan pengurangan pinjaman. 8. Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak perusahaan dan divisi perusahaan. 9. Untuk memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan berupa potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara prgresif sehingga dengan demikianmeningkatkan laba. Kegunaan anggaran kas akan dirasakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya atau kondisi perusahaan. Pada dasarnya ada dua pihak yang berkepentingan dengan anggaran kas ini, meskipun titik perhatiannya tidak selalu sama karena mempunyai kepentingan yang berbeda. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan anggaran kas adalah : 1. Pihak Intern Perusahaan a. Manajemen Dengan menetapkan anggaran kas dalam merencanakan dan mengendalikan kas, khususnya manajemen keuangan dapat mengetahui informasi keuangan tentang : 1) Perlunya tambahan kas untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari. 2) Perlunya memanfaatkan kas apabila diperkirakan terjadinya surplus. 25 3) Perlunya perusahaan menunda rencana operasi jika diperlukan. 4) Perlunya untuk mempertahankan saldo kas minimum (safety cash balance) agar likuiditas perusahaan tidak terganggu. b. Karyawan Agar produktivitas karyawan terjamin dengan baik, mereka perlu mengetahui likuiditas perusahaan, sehingga mereka yakin gaji atau upahnya terjamin dengan baik. 2. Pihak Ekstern Perusahaan a) Para Pemilik Saham Dengan mengetahui keadaan anggaran kas dimana yang akan datang, mereka berkepentingan atas haknya berupa deviden dan prospek saham yang ditanamkan pada perusahaan tersebut. b) Kreditor Untuk menilai likuiditas perusahaan dan memastikan apakah bunga yang akan diterima sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya. 2.3.3 Tujuan Penyusunan Anggaran kas Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas menurut Christina (2002; 188) adalah untuk : 1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan uang kas masuk dengan uang kas keluar. 2. Memperkirakan kemungkian terjadinya defisit atau surplus. 3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus maka perusahaan harus memiliki alternatif penggunaan yang paling menguntungkan. 4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit. 5. Sebagai dasar otorisasi dan anggaran yang disediakan. 6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas sebenarnya. 26 Selain itu menurut Y. Supriyanto (1995; 226) tujuan dari penyusunan anggaran kas adalah : 1. Menunjukkan posisi kas sebagai akibat dari operasi perusahaan. 2. Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas. 3. Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersedianya kas yang menganggur untuk investasi. 4. Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan, investasi dan utang. 5. Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara terus-menerus. Dari beberapa tujuan penyusunan anggaran kas tersebut dapat disimpulkan bahwa penyusunan anggaran kas sangat penting bagi perusahaan untuk dapat membandingkan antara yang kas dianggarkan dengan realisasinya sehingga dapat segera dilakukan perbaikan apabila ada penyimpangan dari apa yang telah dianggarkan. 2.3.4 Pendekatan Yang Digunakan Untuk Membuat Anggaran Kas Dua pendekatan utama yang dipergunakan untuk membuat anggaran kas, menurut Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Warrow (2000; 378), adalah sebagai berikut : 1. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (kadang-kadang disebut metode perkiraan kas atau metode langsung. 2. Pendekatan Akuntansi Keuangan (kadang-kadang disebut sebagai metode ikhtisar laba rugi atau tidak langsung). Pendekatan utama yang digunakan untuk membuat anggaran kas tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (kadang-kadang disebut metode perkiraan kas atau metode langsung) Metode ini didasarkan pada analisa peningkatan dan pengurangan secara rinci atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus masuk dan keluar dari anggaran-anggaran seperti penjualan, biaya, dan pengeluaran 27 untuk penambahan barang modal. Metode ini mudah untuk dibuat, dipergunakan untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan. 2. Pendekatan Akuntansi Keuangan (kadang-kadang disebut sebagai metode ikhtisar laba rugi atau tidak langsung). Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih yang direncanakan yang terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan. Pada dasarnya , laba bersih yang direncanakan diubah dari dasar aktual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan dengan perubahan rekening modal kerja bukan kas seperti persediaan, piutang, biaya yang dibayar dimuka aktual, dan perkiraan penundaan. 2.3.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam meyusun budget. Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun Anggaran Kas menurut M. Munandar (2001; 312), antara lain : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas a. Budget Penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah penjualan tunai maka semakin memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan secara tunai maka semakin kecil pula penerimaan kas. 28 b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai. Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas. c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksa” penjualan secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah dalam persaingan kurang memungkinkan untuk “memaksakan” penjualan secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh perusahaan. Bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan cukup menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelianpembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan kurang menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelian-pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan kas. e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya, penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas. f. Budget perubahan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang pengurangan (penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana selama periode yang akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas. g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber lain-lain (Non Operating), seperti misalnya Penghasilan Bunga, Penghasilan Sewa, Penghasilan Dividend, dan sebagainya. 29 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas a. Budget Pembelian Bahan Mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu kewaktu selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian bahan mentah, akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah pembelian akan cenderung semakin kecil pula pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga lebih memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas. c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksa” pembelian bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk “memaksa” pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan transaksi pembelian bahan mentah secara tunai. Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas. d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan mentah. Bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier cukup menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian-pembelian tunai, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian (discount) yang 30 ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas. e. Budget Upah Tenaga Kerja Langsung. Semakin besar upah tenaga kerja langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil upah tenaga kerja langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. f. Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak lansung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya pabrik tidak langsung, akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan. g. Budget Biaya Administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar akan semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan. h. Budget Perusahaan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang penambahan aktiva tetap. Bilamana perusahaan merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas. Sedangkan, perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas. i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk keperluan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya untuk biaya bunga, biaya sewa, dan sebagainya. 2.3.6 Hubungan Anggaran Kas dengan Anggaran lainnya Dalam menyusun anggaran kas, tidak lepas dari hubungan dengan penyusunan anggaran perusahaan lainnya. Ini terjadi karena dalam suatu perusahaan terdapat hubungan timbal balik antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya. Anggaran kas didasarkan pada anggaran lainnya, oleh karena itu manajer keuangan 31 harus bekerjasama dengan manajer lainnya yang keputusannya dapat secara langsung mempengaruhi arus uang. Dengan demikian anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil pelaksanaan, seperti yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 402) adalah sebagi berikut : “Anggaran Kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh program anggaran. Apabila sasaran anggaran operasi tercapai, maka hasilnya akan menjamin pada posisi kas dan sebaliknya apabila gagal mencapai sasaran anggaran, maka bagian keuangan harus mencari sumber tambahan kas”. Dari apa yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa setiap anggaran harus berhubungan dengan anggaran kas, karena semua aktivitas perusahaan akan tercermin dalam posisi kas. 2.3.7 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas Menurut Christina (2002; 189), langkah-langkah dalam menyusun anggaran kas adalah sebagai berikut : 1. Menyusun anggaran penagihan piutang 2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain-lain. 3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini umumnya mencakup pos-pos pembelian mesin, pembelian gedung, pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya dan pengeluaran lain-lain. 4. Menyusun anggaran kas akhir yang sifatnya sementara, artinya bila terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang perlu menjadi perhatian disini adalah bahwa pinjaman tersebut harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran pokoknya. 5. Memperkirakan pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi). Untuk itu diperlukan suatu skema pembayaran bunga yang lengkap. 6. Menyusun anggaran kas akhir. 32 Penyusunan anggaran kas harus dilakukan dengan cermat, apabila langkahlangkah penyusunan anggaran kas diatas telah dilakukan dengan baik maka dalam pelaksanaannya anggaran kas dapat digunakan secara efektif. 2.4 Pengertian Efektivitas Efektivitas selalu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Anthony dkk, yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana (1994; 14) definisi efektivitas adalah sebagai berikut : “Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Menurut Komaruddin (1994; 269), definisi efektivitas sebagai berikut : “Suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Tercapainya tujuan manajemen (artinya manajemen yang efektif) tidak selamanya disertai dengan efisiensi yang maksimum. Dengan perkataan lain manajemen yang tidak efektif tidak selalu perlu disertai manajemen yang efisien”. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut. Oleh karena itu, baik sasaran maupun keluaran dari suatu unit kerja seringkali sulit dikuantifikasikan, maka pengukuran efektivitas sulit pula untuk ditetapkan secara terinci. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu kegiatan atau program dilihat dari keefektifan tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu. 33 2.5 Pengendalian 2.5.1 Pengertian Pengendalian Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang diterapkan oleh manajemen untuk mengelola peerusahaan dalam usaha mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, mencakup koreksi atas kekurangan, kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras dengan patokan yang digunakan. Pengendalian oleh manajemen merupakan usaha yang sistematis membandingkan hasil dengan rencana. Hasil pengendalian sangat penting dalam pencapaian sasarannya. Pengertian pengendalian menurut Supriyono (2001; 6) adalah : “Pengendalian merupakan proses yang digunakan untuk menjamin agar para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih dahulu”. Menurut Komaruddin (1994; 163) Pengertian pengendalian yaitu sebagai berikut : 1. Suatu aktivitas untuk menjamin perencanaan dilaksanakan berdasarkan atau sesuai dengan standar. Dalam kegiatan pengawasan biasanya terdapat kegiatan-kegiatan pengembangan standar pelaksanaan, pengukuran pekerjaan, penilaian pekerjaan, dan pengambilaan tindakan perbaikan. 2. Suatu standar perbandingan yang ditentukan oleh pengujian statistik yang biasanya disebut sebagai state of statical control. 3. Nama suatu bagian atau satuan dalam suatu organisasi yang melaksanakan kegiatan pengawasa yang lengkapnya disebut control department. Dari beberapa pengertian pengendalian tersebut dapat dikatakan bahwa pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur untuk mencapai tujuan dengan membandingkan rencana kerja dan realisasinya serta mengambil tindakan koreksi yang tepat atas perbedaan tersebut. 34 Disamping itu, pengendalian merupakan suatu proses pengukuran dan pengevaluasian kinerja. Sesungguhnya dari setiap komponen organisasi perusahaan dan mengajukan tindakan perbaikan ketika diperlukan untuk memastikan efisiensi prestasi perusahaan berupa sasaran tujuan, kebijakan, standar perusahaan. Sebagian besar tindakan menggunakan umpan balik. Dalam umpan balik perbandingan pelaksanaan dengan rencana mengarahkan pada penilaian terhadap prestasi dan peninjauan kembali terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang sudah ditentukan. 2.5.2 Proses Pengendalian Proses pengendalian didefinisikan sebagai proses mengukur dan mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan, dan standar yang telah ditetapkan secara efisien. Proses pengendalian berjalan dirancang untuk membantu mamantau aktivitasnya yang sedang berjalan dari suatu unit usaha dan setiap pusat tanggungjawab, menurut Welsh dkk, yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Warouw (2000; 14) biasanya terdiri dari beberapa tahap : 1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya. 2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut. 3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut. 4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di suatu bidang tertentu. 5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan menerapkan tindakan koreksi tersebut. 6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju untuk membuat perencanaan periode berikutnya. 35 Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan dan standar merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu dimasa yang lalu. 2.5.3 Pengendalian Kas Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan hampir semua akan menyangkut masalah kas. Oleh karena itu, kas merupakan asset perusahaan yang paling likuid. Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan memperoleh laba yang diharapkan, maka diperlukan adanya arus uang kas yang lancar setiap saat, dimana manajemen sangat berperan dalam menjaga likuiditas tersebut agar perusahaan tetap berada dalam posisi keuangan yang baik. Agar perusahaan dapat mengatur jumlah kas yang seimbang, yaitu perusahaan tidak memiliki jumlah kas yang berlebihan dan tidak kekurangan kas. Adapun beberapa cara untuk mengendalikan kas, antara lain : 1. Mengadakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas sedemikian rupa, sehingga manajemen dapat menentukan jumlah dana yang diperlukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. 2. Adanya pertanggungjawaban yang tegas atas penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Pencatatan kas harus sama sekali terpisah dari tugas melakukan pembayaran. 4. Dibuat Safety Cash Balance, yaitu jumlah minimal kas yang harus dipertahankan perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansial setiap saat. 36 Selain itu untuk mengendalikan kas dapat juga dibuat laporan kas, seperti yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 413) adalah sebagai berikut : “Ditinjau dari segi pengendalian adalah perlu diketahui bagaimana penerimaan dan pengeluaran kas yang sebenarnya dibandingkan dengan taksirannya. Informasi itu ditunjukkan oleh laporan kas”. Dengan adanya anggaran kas memungkinkan dilaksanakan evaluasi yang mengatur kegiatan-kegiatan yang telah dicapai, khususnya yang mempengaruhi kas. Hal ini dilaksanakan dengan analisis penyimpangan yaitu membandingkan antara rencana dengan realisasinya, dalam hal ini baru bisa dicapai dengan adanya anggaran kas. 2.5.4 Efektivitas Pengendalian Kas Sistem pengendalian kas yang efektif sangat penting mengingat akibat-akibat potensial yang mungkin terjadi, misalnya jika perusahaan menghadapi situasi yang bisa menyebabkan kesulitan kas maka manajemen dapat segera menghindari atau mengurangi situasi terburuk, yang menurut Y. Supriyanto (1995; 231) adalah dengan cara : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Meningkatkan usaha untuk pengumpulan piutang. Mengurangi biaya-biaya kas. Menunda pengeluaran modal. Menunda pembayaran utang. Mengurangi persediaan. Mengubah waktu operasi yang mempengaruhi kas. 37 Dengan asumsi bahwa perencanaan telah dilaksanakan dengan efektif, maka selanjutnya pengendalian kas sebaiknya dilakukan dengan dua prosedur sebagai berikut : 1. Evaluasi Terus Menerus (Continous evaluation) Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan memperhitungkan kemungkinan posisi kas dimasa yang akan datang. Hal ini meliputi evaluasi periodik dan laporan rutin, biasanya bulanan dan estimasi posisi kas yang akan datang (periode sisa). 2. Pengendalian Kas dengan Catatan Data Harian atau Mingguan Sebenarnya tujuan pencatatan harian atau mingguan adalah untuk meminimalkan biaya bunga serta mempertahankan jumlah kas yang cukup. Pengendalian terhadap kas juga meliputi tindakan pengamatan terhadap kas sebagai harta perusahaan, karena kas sering dijadikan objek kekurangan dan penyelewengan. Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh kas, maka pengendalian kas dilakukan untuk memastikan bahwa : 1. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuannya. 2. Semua uang yang seharusnya diterima, benar-benar diterima oleh perusahaan 3. Tidak adanya penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan. Adapun tujuan audit menurut Arens (2006; 273) yang digunakan oleh penulis sebagai tujuan pengendalian kas adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Recorded transactions exist (existence). Existing transactions are recorded (completeness). Recorded transactions are stated at the correct amounts (accurancy). Transactions are properly classified (classification). Transactions are recorded on the correct dates (timing). Recorded transactions are properly included in the master files and are correctly summarized (posting and summarization). 38 Adapun penjelasannya sebagai berikut : 1. Transaksi yang tercatat benar-benar ada (keberadaan) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dicatat adalah dana yang secara aktual diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan. 2. Seluruh transaksi telah dicatat (kelengkapan) Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas, dan kas yang dikeluarkan telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, hal itu dilakukan untuk mencegah penghilangan transaksi di dalam catatan. 3. Transaksi yang tercatat telah disajikan dengan jumlah yang benar (akurasi) Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kekeliruan dalam perhitungan dan pencatatan jumlah transaksi di berbagai tahap dalam proses pencatatan. 4. Transaksi telah diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi) Pengklasifikasian merupakan kegiatan pengidentifikasian dan pengaturan pos-pos yang memiliki karakteristik yang sama ke dalam kelompok-kelompok. 5. Transaksi dicatat pada tanggal yang benar (tepat waktu) Penerimaan kas dan pengeluaran kas dicatat dalam waktu yang sesuai, sehingga mengurangi terjadinya manipulasi. 6. Transaksi yang tercatat telah dicantumkan dalam berkas induk dan diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran) Transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting ke dalam buku besar. 39 2.6 Peranan Anggaran Kas Dalam Menunjang Efektivitas pengendalian Kas Peranan anggaran kas pada perusahaan menurut Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera (1997; 394) adalah untuk : “Merencanakan kas yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi jangka pendek atau jangka panjang, juga persiapan anggaran memberikan alat untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan kas secara efektif dalam hal ada kelebihan kas”. Sedangkan pengertian efektivitas menurut Robert N. Anthony dkk, yang dialihbahasakan oleh Agus Maulana (1994; 14) adalah sebagai berikut : “Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. Dari pengertian diatas efektivitas itu merupakan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Biasanya efektivitas membandingkan antara target dan realisasinya atau membandingkan antara hasil tahun lalu dengan tahun berjalan. Peranan anggaran kas pada suatu perusahaan adalah merencanakan, mengevaluasi dan mengendalikan kas, supaya optimal dalam arti keseimbangan antara jumlah kas yang tersedia dengan kebutuhan dalam membiayai perusahaan. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa anggaran merupakan gambaran dari perencanaan kas yang akan tersedia untuk keperluan usaha yang juga berfungsi sebagai alat pengendalian kas. Hubungan antara anggaran kas dengan pengendalian kas, yaitu anggaran merupakan alat pengendalian secara keseluruhan, sehingga dapat diketahui posisi kas yang menunjukkan kekurangan atau kelebihan kas pada saat tertentu. Anggaran kas yang efektif dapat membantu manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan, dimana dari anggaran kas dapat diketahui kemungkinan kelebihan atau kekurangan kas. Dengan diketahuinya keadaan kekurangan kas, maka kekurangan kas tersebut dapat segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman,menambah modal pemilik, atau menjual aktiva tetap yang tidak berfungsi secara normal. Kekurangan kas dapat mengganggu likuiditas perusahaan, 40 karena dapat mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiatan perusahaan sehari-hari. Untuk menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi sebagai alat pengendalian. Penyusunan anggaran harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut : 1. Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan anggaran. 2. Organisasi anggaran. 3. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pengukur kinerja dalam pelaksanaan anggaran. Anggaran kas merupakan alat pengendalian kas secara keseluruhan sehingga dapat dibandingkan dengan realisasinya. Seperti yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 413) adalah sebagai berikut : “Ditinjau dari segi pengendalian adalah perlu diketahui bagaimana penerimaan dan pengeluaran kas yang sebenarnya dibandingkan dengan taksirannya”. Efektivitas pengendalian kas dapat dicapai bila proses dalam melaksanakan pengendalian kas tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi anggaran yang dapat membantu manajemen dalam pengendalian maka anggaran kas dapat digunakan untuk membantu manajemen dalam upaya meningkatkan efektivitas pengendalian kas.