Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Peranan
Pengertian peranan (role) menurut Komaruddin (1994; 768) adalah sebagai
berikut :
1. Bagian dari tugas utama yang harus dilakukan oleh seseorang dalam
manajemen.
2. Pola perilaku yang diharapkan dapat menyertai suatu status.
3. Bagian atau fungsi seseorang dalam kelompok atau pranata.
4. Fungsi yang diharapkan dari seseorang atau menjadi karakteristik yang ada
padanya.
5. Fungsi setiap variabel dalam hubungan sebab akibat.
Pengertian peranan yang berhubungan dengan penelitian ini ialah peranan
merupakan bagian dari tugas utama yang harus dilakukan seseorang dalam
manajemen, hal ini mengingat peranan manajemen dalam menjalankan fungsi dan
kegiatannya, dimana salah satunya adalah menyusun anggaran. Keberhasilan sebuah
perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui keberhasilan perusahaan itu mencapai
sasarannya yaitu dengan membandingkan antara sasaran yang telah ditetapkan atau
anggarannya dengan realisasi yang dapat dicapai oleh perusahaan.
Peranan
anggaran
kas
pada
suatu
perusahaan
adalah
merencanakan,
mengendalikan kas supaya optimal dalam arti keseimbangan terus menerus antara
jumlah kas yang tersedia dengan kebutuhan dalam membiayai perusahaan. Secara
umum, peranan anggaran kas terdiri dari : sebagai alat pengawasan kerja, membantu
manajemen dalam memimpin jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus, kas
berguna sebagai dasar untuk penyusunan master balance sheet budget (budget induk
neraca)
11
2.2
Anggaran
Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu,
baik perusahaan itu mencari laba maupun non laba. Untuk mencapai tujuan tersebut,
diperlukan suatu perencanaan yang matang disertai cara-cara pengendaliannya.
Perencanaan
merupakan dasar bagi
suatu pengendalian, sedangkan
pengendalian diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran merupakan
rencana sebagai suatu alat yang digunakan untuk mengadakan perencanaan dan
pengendalian yang terperinci dan menyeluruh untuk setiap aktivitas perusahaan.
2.2.1
Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan suatu alat perencanaan dan pengendalian operasi
keuangan dalam suatu perusahaan baik yang bertujuan mendapatkan laba maupun
yang tidak betujuan mendapatkan laba. Untuk mendapatkan pengertian yang jelas dan
tepat mengenai anggaran, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian
anggaran yang dinyatakan oleh para ahli.
Menurut Horngren (2006; 171), pengertian anggaran adalah sebagai berikut :
“A budget is a quantitative expression of a proposed plan of action by
management for a specified period and an aid to coordinating what needs to
be done to implement that plan”.
Menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 6) dalam bukunya
Anggaran Perusahaan mendefinisikan anggaran sebagai berikut :
“Bussiness Budget adalah suatu pendekatan yang formal dan sistematis
daripada
pelaksanaan
tanggung
jawab
perencanaan, koordinasi dan pengawasan”.
manajemen
di
dalam
12
Munandar (2001; 1) mengemukakan pengertian anggaran sebagai berikut :
“Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit
(kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu
yang akan datang”.
Sedangkan menurut Chistina (2002;1), pengertian anggaran adalah sebagai
berikut :
“Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis
dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di
masa yang akan datang”.
Dari pendapat para ahli tersebut, dapat diketahui bahwa perumusan anggaran
berbeda-beda namun mengandung unsur yang sama, yaitu :
1. Rencana, yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang kegiatan yang akan
dilakukan di waktu yang akan datang.
2. Meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yaitu mencakup kegiatan yang dilakukan
manajemen dalam menjalankan fungsinya, terutama fungsi perencanaan dan
pengendalian.
3. Dinyatakan dalam unit moneter, yaitu suatu unit (kesatuan) yang dapat diterapkan
pada berbagai kegiatan perusahaan pada masa yang akan datang.
4. Jangka waktu tertentu yang akan datang, yaitu menunjukkan bahwa anggaran
berlakunya untuk periode tertentu pada masa yang akan datang.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa anggaran
adalah suatu rencana kegiatan perusahaan yang disusun oleh manajemen secara
formal dan sistematis, yang dinyatakan secara kuantitatif untuk suatu periode tertentu
yang akan datang, guna membantu manajemen dalam menjalankan fungsinya
terutama dalam fungsi perencanaan, koordinasi, dan pengendalian.
13
2.2.2 Syarat-syarat Anggaran
Agar anggaran yang dihasilkan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan,
penyusunan dan pelaksanaan yang baik, menurut Supriyono (2001; 48) anggaran
akan berhasil jika memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya organisasi yang sehat.
Organisasi yang sehat adalah organisasi yang membagi tugas
fungsional dengan jelas dan menentukan garis wewenang dan
tanggung jawab yang tegas.
2. Adanya sistem akuntansi yang memadai.
Meliputi :
1) Penggolongan rekening yang sama antara anggaran dan
realisasinya sehingga dapat dibandingkan dan dihitung
penyimpangannya.
2) Pencatatan akuntansi memberikan informasi tentang realisasi
anggaran.
3) Laporan didasarkan pada akuntansi pertanggungjawaban.
3. Adanya penelitian dan analisa.
Penelitian dan analisa diperlukan untuk menetapkan alat
pengukuran prestasi.
4. Adanya dukungan dari para pelaksana.
Anggaran dapat dipakai sebagai alat yang baik bagi manajemen jika
ada dukungan aktif pelaksana dari tingkat atas dan bawah.
2.2.3 Karakteristik Anggaran
Menurut Mulyadi (2001; 490), dikemukakan bahwa anggaran mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain
keuangan.
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu satu tahun.
3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen, yang
berarti bahwa para manajer setuju untuk menerima tanggungjawab
untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam anggaran.
4. Usulan anggaran di –review dan disetujui oleh pihak yang berwenang
lebih tinggi dari penyusun anggaran.
5. Sekali disetujui, anggaran hanya dapat diubah dibawah kondisi
tertentu.
6. Secara berkala, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan
dengan anggaran dan selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
14
Anggaran merupakan instrumen penting bagi perencanaan jangka pendek dan
pengendalian yang efektif dalam organisasi. Karakteristik tersebut dapat digunakan
sebagai tolak ukur memadainya suatu anggaran.
2.2.4 Manfaat dan Kelemahan Anggaran
Manfaat penyusunan anggaran menurut Christina (2002; 2) yaitu sebagai
berikut :
1. Adanya perencanaan terpadu.
Anggaran perusahaan dapat digunakan sebagai alat untuk
merumuskan rencana perusahaan dan untuk menjalankan
pengendalian terhadap berbagai kegiatan perusahaan secara
menyeluruh. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu alat
manajemen yang dapat digunakan baik untuk keperluan
perencanaan maupun pengendalian.
2. Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan perusahaan.
Anggaran dapat memberikan pedoman yang berguna baik bagi
manajemen puncak maupun manajemen menengah. Anggaran yang
disusun dengan baik akan membuat bawahan menyadari bahwa
manajemen memiliki pemahaman yang baik tentang operasi
perusahaan dan bawahan akan mendapatkan pedoman yang jelas
dalam melaksanakan tugasnya. Disamping itu, penyusunan anggaran
memungkinkan perusahaan untuk mengantisipasi perubahan dalam
lingkungan dan melakukan penyesuaian sehingga kinerja perusahaan
dapat lebih baik.
3. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
Penganggaran dapat memperbaiki koordinasi kerja intern
perusahaan. Sistem anggaran memberikan ilustrasi operasi
perusahaan secara keseluruhan. Oleh karenanya sistem anggaran
memungkinkan para manajer divisi untuk melihat hubungan antar
bagian (divisi) secara keseluruhan.
4. Sebagai alat pengawasan kerja.
Anggaran memerlukan serangkaian standar prestasi atau target yang
bisa dibandingkan dengan realisasinya sehingga pelaksanaan setiap
aktivitas dapat dinilai kinerjanya. Dalam menentukan standar acuan,
diperlukan pemahaman yang realitis dan analisis yang seksama
terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan.
Penentuan standar yang sembarangan tanpa didasari oleh
pengetahuan dapat menimbulkan lebih banyak masalah daripada
manfaat. Hal ini mengingat standar dalam anggaran yang ditetapkan
15
secara sembarangan tersebut mungkin merupakan target yang
mustahil untuk dicapai karena terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Standar yang ditetapkan terlalu tinggi akan menimbulkan frustasi
atau ketidakpuasan. Sebaliknya penetapan standar yang terlalu
rendah akan menjadikan biaya menjadi tidak terkendalikan,
menurunkan laba dan semangat kerja.
5. Sebagai alat evaluasi kegiatan perusahaan.
Anggaran yang disusun dengan baik menerapkan standar yang
relevan akan memberikan pedoman bagi perbaikan operasi
perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang harus
ditempuh agar pekerjaan bisa diselesaikan dengan cara yang baik,
artinya menggunakan sumber-sumber daya perusahaan yang
dianggap paling menguntungkan. Terhadap penyimpangan yang
mungkin terjadi dalam operasionalnya perlu dilakukan evaluasi yang
dapat menjadi masukan berharga bagi penyusunan anggaran
selanjutnya.
Menurut
M. Nafarin
(2004; 15) bahwa anggaran mempunyai banyak
manfaat, antara lain :
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama.
2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan
pegawai.
3. Dapat memotivasi pegawai.
4. Menimbulkan pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.
5. Sumber daya, seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana dapat
dimanfaatkan seefisien mungkin.
6. Alat pendidikan bagi para manajer.
Sedangkan manfaat dari anggaran bagi fungsi manajemen menurut Gunawan
Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 50) yaitu :
1. Dalam Bidang Perencanaan.
2. Dalam Bidang Koordinasi.
3. Dalam Bidang Pengawasan.
16
Penjelasan dari manfaat anggaran tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Dalam bidang perencanaan
a. Mendasarkan kegiatan-kegiatan pada penyelidikan-penyelidikan studi
dan penelitian-penelitian.
b. Mengerahkan seluruh tenaga dalam perusahaan dalam menentukan
arah/kegiatan yang paling menguntungkan.
c. Untuk membantu atau menunjang kebijaksanaan-kebijaksanaan
(policies) perusahaan.
d. Menentukan tujuan-tujuan perusahaan.
e. Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia.
f. Mengakibatkan pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif.
2. Dalam bidang koordinasi
a. Membantu mengkoordinasikan faktor manusia dengan perusahaan.
b. Menghubungkan aktivitas perusahaan dengan trend dalam dunia
usaha.
c. Menempatkan
penggunaan
modal
pada
saluran-saluran
yang
menguntungkan, dalam arti seimbang dengan program-program
perusahaan.
d. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan dalam organisasi.
3. Dalam bidang pengawasan
a. Untuk mengawasi kegiatan-kegiatan dan pengeluaran-pengeluaran.
b. Untuk pencegahan secara umum pemborosan-pemborosan, sebetulnya
ini adalah tujuan yang paling umum daripada penyusunan anggaran.
Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa anggaran bermanfaat
sebagai alat bantu manajemen dalam merencanakan, mengkoordinasikan dan
melakukan pengawasan kegiatan perusahaan yang dapat menguntungkan, sehingga
sasaran dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat dicapai.
17
Menurut M. Nafarin (2004; 16), disamping mempunyai manfaat namun
anggaran juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain :
1. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan asumsi, sehingga
mengandung unsur ketidakpastian.
2. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan
tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu
menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.
3. Pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat
menggerutu dan menentang, sehingga pelaksanaan anggaran dapat
menjadi kurang efektif.
Sedangkan menurut Gunawan Adisaputro dan Marwan Asri (2003; 53)
meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan menyusun anggaran, tetapi
masih banyak beberapa kelemahan, antara lain :
1. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan,
kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik
kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru
berhasil apabila dilaksanakan sungguh-sungguh.
3. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk
membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan
menggantikannya.
4. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang
diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat
yang luwes.
Sebagaimana halnya alat perencanaan dan pengendalian anggaran bukanlah
cara yang terbaik untuk mengatasi segala macam permasalahan yang ada di
perusahaan karena mengandung beberapa kelemahan yang dapat mempengaruhi
manfaatnya secara buruk.
18
2.2.5 Jenis-jenis Anggaran
Dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat mengacu pada ruang
lingkup/intensitas penyusunannya, fleksibilitasnya maupun periode waktunya.
Christina (2002; 12) mengemukakan jenis-jenis anggaran sebagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya :
1) Anggaran Parsial
Yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya
anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja.
2) Anggaran Komprehensif
Yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena jenis
kegiatannya meliputi aktivitas perusahaan di bidang marketing,
produksi, keuangan, personalia, dan administrasi.
2. Berdasarkan fleksibilitasnya :
1) Anggaran Tetap (Fixed Budget)
Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu
dengan volume yang sudah tertentu dan berdasarkan volume
tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost, dan expense.
2) Anggaran Kontinyu (Continuous Budget)
Yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu,
dengan volume tertentu dan berdasarkan volume tersebut
diperkirakan besarnya revenue, cost, dan expense, namun secara
periodik dilakukan penilaian kembali.
3. Berdasarkan periode waktu :
Anggaran Jangka Pendek (1 tahun)
Anggaran Jangka Panjang (lebih dari 1 tahun) “.
Jadi dapat disimpulkan dalam menyusun anggaran, perusahaan dapat mengacu
pada ruang lingkup/intensitas,fleksibilitasnya, dan berdasarkan periode waktunya.
2.2.6 Prosedur Penyusunan Anggaran
Menurut Mulyadi (2001; 494) prosedur penyusunan anggaran memerlukan
beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Penetapan sasaran oleh manajer atas.
2. Pengajuan usulan aktivitas dan taksiran sumber daya yang
diperlukan untuk melaksanakan aktivitas tersebut oleh manajer
bawah.
19
3. Review oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang diajukan
oleh manajer bawah
4. Persetujuan oleh manajer atas terhadap usulan anggaran yang
diajukan oleh manajer bawah.
Prosedur penyusunan anggaran dimulai biasanya ketika para manajer
menerima ramalan ekonomi dan laba yang ingin dicapai. Penyusunan anggaran pada
dasarnya merupakan proses penetapan peran tiap manajer dalam melaksanakan
program. Penyusunan anggaran memerlukan kerjasama para manajer dari berbagai
jenjang organisasi sehingga dapat menghasilkan anggaran yang dapat berfungsi
sebagai alat pengendalian.
Penyusunan anggaran menurut Mulyadi (2001; 514) dapat dilakukan melalui
dua pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Top-Down.
2. Pendekatan Bottom-Up.
Dua pendekatan penyusunan anggaran tersebut diatas dijelaskan sebagai
berikut :
1.
Pendekatan Top-Down
Dengan pendekatan ini, komite anggaran berkewajiban menetapkan kebijakan
pokok perusahaan yang memberikan pedoman bagi operating managers
dalam menyusun dan mengajukan rancangan anggaran mereka. Fungsi
penyusun usulan anggaran dipegang oleh para operating managers.
2.
Pendekatan Bottom-Up
Dengan pendekatan ini, dalam proses penyusunan anggaran diberikan
kesempatan untuk berpartisipasi (berupa negosiasi antara penyusun anggaran
dengan komite anggaran) dalam menetapkan rancangan kegiatan perusahaan
di masa yang akan datang. Fungsi administrasi anggaran dipegang oleh
departemen anggaran yang merupakan fasilitator baik bagi komite anggaran
maupun operating managers dalam proses penyusunan anggaran.
20
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggungjawab atau penyusunan
anggaran serta pelaksanaan kegiatan anggaran lainnya, ada ditangan pimpinan
tertinggi perusahaan. Hal ini disebabkan karena pimpinan tertinggi perusahaanlah
yang paling berwenang dan paling bertanggungjawab atas kegiatan-kegiatan
perusahaan secara keseluruhan. Namun demikian tugas menyiapkan dan menyusun
anggaran serta kegiatan-kegiatan anggaran lainnya tidak harus ditangani sendiri oleh
pimpinan tertinggi perusahaan, melainkan dapat didelegasikan kepada bagian lain
dalam perusahaan.
Menurut M. Munandar (2001; 17) adapun siapa atau bagian apa yang diserahi
tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran tersebut sangat tergantung pada
struktur organisasi dari masing-masing perusahaan. Akan tetapi pada garis besarnya
tugas mempersiapkan dan menyusun anggaran ini dapat didelegasikan kepada :
1. Bagian Administrasi, bagi perusahaan yang kecil. Hal ini disebabkan
karena bagi perusahaan yang kecil, kegiatan-kegiatan perusahaan
tidak terlalu kompleks, sederhana, dan ruang lingkup yang terbatas,
sehingga tugas penyusunan budget dapat diserahkan kepada salah
satu bagian saja dari perusahaan yang bersangkutan, dan tidak perlu
banyak melibatkan secara aktif seluruh bagian-bagian yang ada di
dalam perusahaan.
2. Panitia Budget, bagi perusahaan besar. Hal ini disebabkan karena
bagi perusahaan besar, kegiatan-kegiatan perusahaan sudah cukup
kompleks, beraneka ragam dengan ruang lingkup yang cukup luas,
sehingga bagian administrasi tidak mungkin dan tidak mampu untuk
menyusun budget sendiri tanpa partisipasi secara aktif bagian-bagian
lain dalam perusahaan. Oleh sebab itu tugas menyusun budget perlu
melibatkan semua unsur yang mewakili semua bagian yang ada
dalam perusahaan, yang duduk dalam panitia budget. Tim
penyusunan budget ini biasanya diketuai oleh pimpinanan
perusahaan (misalnya Wakil Direktur) dengan anggota-anggota yang
mewakili Bagian Pemasaran, Bagian Produksi, Bagian Pembelanjaan
serta Bagian Personalia.
21
Baik budget yang disusun oleh Bagian Administrasi (perusahaan kecil),
maupun yang disusun oleh Panitia Budget (perusahaan besar), barulah merupakan
Rancangan Budget atau Draft Budget (tentative budget). Rancangan Budget inilah
yang diserahkan kepada pimpinan tertinggi perusahaan untuk disahkan serta
ditetapkan sebagai budget yang definitif, yang akan dijadikan sebagai pedoman kerja,
sebagai alat pengkoordianasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja.
2.3
Anggaran Kas
Anggaran kas menunjukkan arus uang masuk dan keluar yang direncanakan,
dan posisi terakhir pada akhir periode interim tertentu, misalnya akhir bulan.
Anggaran sangat penting dibuat oleh perusahaan, karena dengan anggaran kas dapat
diperkirakan keadaan kekurangan kas atau kelebihan kas pada saat tertentu. Dengan
diketahuinya kelebihan kas maka manajemen dapat mengambil keputusan untuk apa
dipergunakan kelebihan kas tersebut, sebaliknya dengan diketahuinya keadaan
kekurangan kas maka dapat segera diantisipasi. Untuk memperoleh pemahaman yang
lebih mendalam mengenai anggaran kas, maka akan diuraikan mengenai anggaran
kas, kegunaan anggaran kas, tujuan penyusunan anggaran kas, pendekatan yang
dipergunakan untuk membuat anggaran kas, faktor-faktor yang mempengaruhi
penyusunan anggaran kas, hubungan anggaran kas dengan anggaran lainnya dan
langkah-langkah penyusunan anggaran kas.
2.3.1 Pengertian Anggaran Kas
Berikut ini pengertian mengenai anggaran kas yang dikemukakan oleh
beberapa ahli, diantaranya menurut M. Munandar (2001; 311) mengemukakan
bahwa:
“Budget Kas (Cash Budget) ialah budget yang merencanakan secara
terperinci tentang jumlah kas beserta perubahan-perubahannya dari
waktu ke waktu selama periode yang akan datang, baik perubahan yang
berupa penerimaan kas, maupun perubahan yang berupa pengeluaran
kas”.
22
Pengertian Anggaran Kas menurut Henry Simamora (2002; 221) adalah
sebagai berikut :
“Anggaran Kas (Cash Budget) adalah suatu rencana rinci yang
memperlihatkan bagaimana sumber daya kas akan diperoleh dan
dikonsumsi selama periode waktu tertentu”.
Sedangkan pengertian Anggaran Kas menurut Christina, dkk (2002; 187)
adalah sebagai berikut :
“Anggaran kas menunjukkan rencana sumber dan penggunaan kas
selama tahun anggaran yang terdiri dari rencana penerimaan kas (aliran
kas masuk) dan perencanaan pengeluaran kas (aliran kas keluar)”.
Dari pengertian tersebut dapatlah diketahui bahwa anggaran kas mencakup
dua sektor, yaitu :
1. Sektor Penerimaan Kas, yang pada umumnya berasal dari :
a. Penjualan tunai Barang Jadi yang diproduksikan.
b. Penagihan Piutang
c. Penjualan Aktiva Tetap.
d. Penerimaan lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya Penghasilan Bunga,
Penghasilan Sewa, Penghasilan Dividend, dan sebagainya.
2. Sektor Pengeluaran Kas, yang pada umumnya berupa pengeluaran untuk biayabiaya, baik biaya-biaya utama (Operating), maupun biaya-biaya bukan utama
(Non-Operating), seperti misalnya :
a. Pembelian tunai Bahan Mentah.
b. Pembayaran Utang.
c. Pembayaran Upah Tenaga Kerja Langsung.
d. Pembayaran Biaya Pabrik Tidak Langsung.
e. Pembayaran Biaya administrasi.
f. Pembayaran Biaya Penjualan.
23
g. Pembelian Aktiva Tetap.
h. Pembayaran lain-lain (Non-Operating), seperti misalnya pembayaran Biaya
Bunga, Pembayaran Biaya Sewa, dan sebagainya.
Anggaran kas yang rinci akan memaparkan kapan perusahaan mempunyai kas
untuk diinvestasikan dan kapan harus meminjam dana dari kreditor. Hal itu
memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan atas kelebihan dana dan
menghindari biaya yang tidak perlu dari peminjaman dana dari kreditor.
2.3.2 Kegunaan Anggaran Kas
Menurut M. Munandar (2001; 312), secara umum semua anggaran termasuk
anggaran kas mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu :
1. Sebagai pedoman kerja.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja.
3. Sebagai alat pengawasan kerja.
Kegunaan anggaran kas tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Sebagai pedoman kerja
Anggaran kas dapat digunakan sebagai pedoman kerja bagi manajemen dan
karyawan perusahaan.
2. Sebagai alat pengkoordinasian kerja
Anggaran kas dapat mengkoordinasikan berbagai segmen organisasi dan
membuat bagian-bagian yang ada dalam organisasi mengetahui bagaimana
kegiatan-kegiatan yang berbeda terjalin erat satu sama lain.
3. Sebagai alat pengawasan kerja
Anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengawasan kerja, sehingga dapat
dikendalikan jika terjadi penyimpangan dari anggaran yang telah dibuat
sebelumnya.
Sedangkan secara khusus, Budget Kas berguna sebagai dasar untuk
penyusunan Master Balance Sheet Budget (Budget Induk Neraca).
24
Selain itu kegunaan anggaran kas menurut Wilson and Campbell yang
dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 394) adalah sebagai berikut :
1. Untuk menunjukkan fluktuasi yang paling tinggi dalam kegiatan
perusahaan yang memerlukan investasi yang lebih besar.
2. Untuk menunjukkan waktu dan jumlah dana yang diperlukan untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo, deviden, bunga dan
pembayaran pajak.
3. Untuk membantu perencanaan, pertumbuhan, termasuk dana yang
diperlukan untuk perluasan perusahaan dan modal kerja.
4. Untuk menunjukkan jauh dimuka kebutuhan, jumlah dan lamanya
dana yang diperlukan bagi sumber luar agar memungkinkan
diusahakannya pinjaman yang paling menguntungkan.
5. Untuk membantu mendapatkan jumlah dan lamanya dan yang
mungkin tersedia untuk investasi.
6. Untuk menetapkan jumlah dan lamanya dana dan yang mungkin
tersedia untuk investasi.
7. Untuk merencanakan pengurangan pinjaman.
8. Untuk mengkoordinasi kebutuhan keuangan dari anak perusahaan
dan divisi perusahaan.
9. Untuk memungkinkan perusahaan mengambil keuntungan berupa
potongan kontan (cash discount) dan pembelian secara prgresif
sehingga dengan demikianmeningkatkan laba.
Kegunaan anggaran kas akan dirasakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan
terhadap jalannya atau kondisi perusahaan. Pada dasarnya ada dua pihak yang
berkepentingan dengan anggaran kas ini, meskipun titik perhatiannya tidak selalu
sama karena mempunyai kepentingan yang berbeda.
Adapun pihak-pihak yang berkepentingan langsung dengan anggaran kas
adalah :
1. Pihak Intern Perusahaan
a. Manajemen
Dengan menetapkan anggaran kas dalam merencanakan dan mengendalikan
kas, khususnya manajemen keuangan dapat mengetahui informasi keuangan
tentang :
1) Perlunya tambahan kas untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari.
2) Perlunya memanfaatkan kas apabila diperkirakan terjadinya surplus.
25
3) Perlunya perusahaan menunda rencana operasi jika diperlukan.
4) Perlunya untuk mempertahankan saldo kas minimum (safety cash
balance) agar likuiditas perusahaan tidak terganggu.
b. Karyawan
Agar produktivitas karyawan terjamin dengan baik, mereka perlu mengetahui
likuiditas perusahaan, sehingga mereka yakin gaji atau upahnya terjamin
dengan baik.
2. Pihak Ekstern Perusahaan
a) Para Pemilik Saham
Dengan mengetahui keadaan anggaran kas dimana yang akan datang, mereka
berkepentingan atas haknya berupa deviden dan prospek saham yang
ditanamkan pada perusahaan tersebut.
b) Kreditor
Untuk menilai likuiditas perusahaan dan memastikan apakah bunga yang akan
diterima sesuai dengan apa yang telah ditetapkan sebelumnya.
2.3.3 Tujuan Penyusunan Anggaran kas
Tujuan perusahaan melakukan penyusunan anggaran kas menurut Christina
(2002; 188) adalah untuk :
1. Menentukan posisi kas pada berbagai waktu dengan membandingkan
uang kas masuk dengan uang kas keluar.
2. Memperkirakan kemungkian terjadinya defisit atau surplus.
3. Mempersiapkan keputusan pembelanjaan jangka pendek dan jangka
panjang, dimana bila terjadi defisit, perusahaan perlu mencari dana
tambahan baru dan sebaliknya bila perusahaan mengalami surplus
maka perusahaan harus memiliki alternatif penggunaan yang paling
menguntungkan.
4. Sebagai dasar kebijakan pemberian kredit.
5. Sebagai dasar otorisasi dan anggaran yang disediakan.
6. Sebagai dasar penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas
sebenarnya.
26
Selain itu menurut Y. Supriyanto (1995; 226) tujuan dari penyusunan
anggaran kas adalah :
1. Menunjukkan posisi kas sebagai akibat dari operasi perusahaan.
2. Identifikasi kemungkinan kekurangan atau kelebihan kas.
3. Menentukan perlunya pembelanjaan atau tersedianya kas yang
menganggur untuk investasi.
4. Mengkoordinasikan kas dengan jumlah modal kerja, penjualan,
investasi dan utang.
5. Menentukan dasar yang sehat untuk pengendalian posisi kas secara
terus-menerus.
Dari beberapa tujuan penyusunan anggaran kas tersebut dapat disimpulkan
bahwa penyusunan anggaran kas sangat penting bagi perusahaan untuk dapat
membandingkan antara yang kas dianggarkan dengan realisasinya sehingga dapat
segera dilakukan perbaikan apabila ada penyimpangan dari apa yang telah
dianggarkan.
2.3.4 Pendekatan Yang Digunakan Untuk Membuat Anggaran Kas
Dua pendekatan utama yang dipergunakan untuk membuat anggaran kas,
menurut Welsch, dkk yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan Warrow (2000;
378), adalah sebagai berikut :
1. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (kadang-kadang
disebut metode perkiraan kas atau metode langsung.
2. Pendekatan Akuntansi Keuangan (kadang-kadang disebut sebagai
metode ikhtisar laba rugi atau tidak langsung).
Pendekatan utama yang digunakan untuk membuat anggaran kas tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendekatan Penerimaan dan Pengeluaran Kas (kadang-kadang disebut metode
perkiraan kas atau metode langsung)
Metode ini didasarkan pada analisa peningkatan dan pengurangan secara rinci
atas rekening kas yang dianggarkan yang akan mencerminkan semua arus masuk
dan keluar dari anggaran-anggaran seperti penjualan, biaya, dan pengeluaran
27
untuk penambahan barang modal. Metode ini mudah untuk dibuat, dipergunakan
untuk perencanaan kas jangka pendek sebagai bagian dari rencana laba tahunan.
2. Pendekatan Akuntansi Keuangan (kadang-kadang disebut sebagai metode ikhtisar
laba rugi atau tidak langsung).
Titik tolak dalam pendekatan ini adalah laba bersih yang direncanakan yang
terlihat pada ikhtisar laba rugi yang dianggarkan. Pada dasarnya , laba bersih yang
direncanakan diubah dari dasar aktual menjadi dasar kas, artinya disesuaikan
dengan perubahan rekening modal kerja bukan kas seperti persediaan, piutang,
biaya yang dibayar dimuka aktual, dan perkiraan penundaan.
2.3.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Kas
Agar suatu budget dapat berfungsi dengan baik, maka taksiran-taksiran yang
termuat didalamnya harus cukup akurat, sehingga tidak jauh berbeda dengan
realisasinya nanti. Untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan
data, informasi dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan di dalam meyusun budget.
Adapun faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun
Anggaran Kas menurut M. Munandar (2001; 312), antara lain :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran kas tersebut
dijelaskan sebagai berikut :
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Penerimaan Kas
a. Budget Penjualan, khususnya rencana tentang jenis (kualitas) dan jumlah
(kuantitas) barang yang akan dijual dari waktu-kewaktu selama periode yang
akan datang. Semakin besar jumlah penjualan tunai maka semakin
memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, semakin kecil jumlah penjualan
secara tunai maka semakin kecil pula penerimaan kas.
28
b. Keadaan persaingan di pasar. Persaingan yang lebih keras akan memaksa
perusahaan untuk lebih banyak melakukan transaksi-transaksi penjualan
secara kredit, sehingga memperkecil transaksi penjualan secara tunai.
Akibatnya akan memperkecil pula penerimaan kas.
c. Posisi perusahaan dalam persaingan. Bilamana posisi perusahaan cukup kuat,
maka perusahaan lebih dapat “memaksa” penjualan secara tunai, sehingga
akan memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah
dalam persaingan kurang memungkinkan untuk “memaksakan” penjualan
secara tunai, sehingga akan memperkecil penerimaan kas.
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh perusahaan.
Bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan cukup menarik para
calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan pembelianpembelian secara tunai, sehingga akan memperbesar penerimaan kas.
Sebaliknya, bilamana potongan penjualan (discount) yang ditawarkan kurang
menarik para calon pembeli, maka akan mendorong mereka untuk melakukan
pembelian-pembelian secara kredit, sehingga akan memperkecil penerimaan
kas.
e. Kebijakan perusahaan dalam penagihan piutang. Penagihan piutang yang
lebih aktif akan mempercepat penerimaan kas. Sedangkan sebaliknya,
penagihan piutang yang kurang aktif akan memperlambat penerimaan kas.
f. Budget perubahan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang pengurangan
(penjualan) aktiva tetap. Bilamana selama periode yang akan datang
perusahaan merencanakan akan melakukan penjualan aktiva tetap, maka akan
memperbesar penerimaan kas. Sebaliknya, bilamana selama periode yang
akan datang perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penjualan aktiva
tetap, maka akan memperkecil penerimaan kas.
g. Rencana-rencana perusahaan tentang penerimaan-penerimaan kas dari sumber
lain-lain (Non Operating), seperti misalnya Penghasilan Bunga, Penghasilan
Sewa, Penghasilan Dividend, dan sebagainya.
29
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengeluaran Kas
a. Budget Pembelian Bahan Mentah, khususnya rencana tentang jenis (kualitas)
dan jumlah (kuantitas) bahan mentah yang akan dibeli dari waktu kewaktu
selama periode yang akan datang. Semakin besar jumlah pembelian bahan
mentah, akan cenderung semakin besar pula transaksi pembelian secara tunai
yang akan dilakukan, sehingga akan memperbesar pengeluaran kas.
Sebaliknya, semakin kecil jumlah pembelian akan cenderung semakin kecil
pula pembelian secara tunai yang akan dilakukan, sehingga akan memperkecil
pengeluaran kas.
b. Keadaan persaingan para supplier bahan mentah di pasar. Persaingan yang
lebih keras akan memaksa para supplier melakukan transaksi-transaksi
penjualan secara kredit, sehingga memperkecil transaksi pembelian tunai
bahan mentah oleh perusahaan. Akibatnya akan memperkecil pengeluaran
kas. Sebaliknya, persaingan yang lebih lunak akan memungkinkan supplier
memperkecil transaksi-transaksi penjualan secara kredit, sehingga lebih
memperbesar transaksi pembelian tunai bahan mentah oleh perusahaan.
Akibatnya akan memperbesar pengeluaran kas.
c. Posisi perusahaan terhadap pihak supplier bahan mentah. Bilamana posisi
perusahaan cukup kuat, maka perusahaan lebih dapat “memaksa” pembelian
bahan mentah secara kredit, sehingga akan memperkecil pengeluaran kas.
Sebaliknya, posisi perusahaan yang lemah kurang memungkinkan untuk
“memaksa” pembelian secara kredit, sehingga lebih banyak dilakukan
transaksi pembelian bahan mentah secara tunai. Akibatnya akan memperbesar
pengeluaran kas.
d. Syarat pembayaran (term of payment) yang ditawarkan oleh supplier bahan
mentah. Bilamana potongan pembelian (discount) yang ditawarkan supplier
cukup menarik perusahaan, maka akan mendorong perusahaan untuk
melakukan
pembelian-pembelian
tunai,
sehingga
akan
memperbesar
pengeluaran kas. Sebaliknya, bilamana potongan pembelian (discount) yang
30
ditawarkan supplier kurang menarik perusahaan, maka akan mendorong
perusahaan untuk melakukan pembelian secara kredit, sehingga akan
memperkecil pengeluaran kas.
e. Budget Upah Tenaga Kerja Langsung. Semakin besar upah tenaga kerja
langsung yang akan dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil upah tenaga kerja langsung, akan
semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
f. Budget Biaya Pabrik Tidak Langsung. Semakin besar biaya pabrik tidak
lansung yang harus dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang
akan dilakukan. Sebaliknya, semakin kecil biaya pabrik tidak langsung, akan
semakin kecil pula pengeluaran kas yang dilakukan.
g. Budget Biaya Administrasi. Semakin besar biaya administrasi yang harus
dibayar, akan semakin besar pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
Sebaliknya, semakin kecil biaya administrasi yang harus dibayar akan
semakin kecil pula pengeluaran kas yang akan dilakukan.
h. Budget Perusahaan Aktiva Tetap, khususnya rencana tentang penambahan
aktiva
tetap.
Bilamana
perusahaan
merencanakan
akan
melakukan
penambahan aktiva tetap, maka akan memperbesar pengeluaran kas.
Sedangkan, perusahaan tidak merencanakan akan melakukan penambahan
aktiva tetap, maka akan memperkecil pengeluaran kas.
i. Rencana-rencana perusahaan tentang pengeluaran-pengeluaran kas untuk
keperluan lain-lain (Non Operating), seperti misalnya untuk biaya bunga,
biaya sewa, dan sebagainya.
2.3.6 Hubungan Anggaran Kas dengan Anggaran lainnya
Dalam menyusun anggaran kas, tidak lepas dari hubungan dengan
penyusunan anggaran perusahaan lainnya. Ini terjadi karena dalam suatu perusahaan
terdapat hubungan timbal balik antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya.
Anggaran kas didasarkan pada anggaran lainnya, oleh karena itu manajer keuangan
31
harus bekerjasama dengan manajer lainnya yang keputusannya dapat secara langsung
mempengaruhi arus uang.
Dengan demikian anggaran kas dapat digunakan sebagai alat pengukur hasil
pelaksanaan, seperti yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang
dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 402) adalah sebagi berikut :
“Anggaran Kas adalah suatu alat pengecek terhadap seluruh program
anggaran. Apabila sasaran anggaran operasi tercapai, maka hasilnya
akan menjamin pada posisi kas dan sebaliknya apabila gagal mencapai
sasaran anggaran, maka bagian keuangan harus mencari sumber
tambahan kas”.
Dari apa yang telah dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
setiap anggaran harus berhubungan dengan anggaran kas, karena semua aktivitas
perusahaan akan tercermin dalam posisi kas.
2.3.7 Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Kas
Menurut Christina (2002; 189), langkah-langkah dalam menyusun anggaran
kas adalah sebagai berikut :
1. Menyusun anggaran penagihan piutang
2. Menyusun anggaran penerimaan kas, yang biasanya terdiri dari pos
penerimaan tunai, penagihan piutang, dan penerimaan lain-lain.
3. Menyusun anggaran pengeluaran kas. Anggaran pengeluaran kas ini
umumnya mencakup pos-pos pembelian mesin, pembelian gedung,
pembelian lain-lain, anggaran untuk biaya-biaya dan pengeluaran
lain-lain.
4. Menyusun anggaran kas akhir yang sifatnya sementara, artinya bila
terdapat saldo kas akhir yang minus atau negatif, maka perusahaan
memerlukan pinjaman dari pihak luar dan sebagai konsekuensinya
diperlukan pembayaran berupa bunga dan angsuran pokoknya. Yang
perlu menjadi perhatian disini adalah bahwa pinjaman tersebut
harus memperhitungkan pembayaran bunga dan angsuran
pokoknya.
5. Memperkirakan pembayaran bunga (apabila perusahaan melakukan
pinjaman untuk menutupi defisit yang terjadi). Untuk itu diperlukan
suatu skema pembayaran bunga yang lengkap.
6. Menyusun anggaran kas akhir.
32
Penyusunan anggaran kas harus dilakukan dengan cermat, apabila langkahlangkah penyusunan anggaran kas diatas telah dilakukan dengan baik maka dalam
pelaksanaannya anggaran kas dapat digunakan secara efektif.
2.4
Pengertian Efektivitas
Efektivitas selalu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas dalam suatu organisasi
dalam
upaya
mencapai
tujuan
organisasi.
Menurut
Anthony
dkk,
yang
dialihbahasakan oleh Agus Maulana (1994; 14) definisi efektivitas adalah sebagai
berikut :
“Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai
tujuan yang diinginkan”.
Menurut Komaruddin (1994; 269), definisi efektivitas sebagai berikut :
“Suatu keadaan yang menunjukkan tingkatan keberhasilan kegiatan
manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Tercapainya tujuan manajemen (artinya manajemen yang efektif) tidak
selamanya disertai dengan efisiensi yang maksimum. Dengan perkataan
lain manajemen yang tidak efektif tidak selalu perlu disertai manajemen
yang efisien”.
Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian
sasaran tersebut, maka dapat dikatakan semakin efektif pula unit tersebut. Oleh
karena itu, baik sasaran maupun keluaran dari suatu unit kerja seringkali sulit
dikuantifikasikan, maka pengukuran efektivitas sulit pula untuk ditetapkan secara
terinci.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan suatu kegiatan atau
program dilihat dari keefektifan tujuan yang telah direncanakan terlebih dahulu.
33
2.5
Pengendalian
2.5.1 Pengertian Pengendalian
Pengendalian merupakan kebijaksanaan, prosedur dan praktek yang
diterapkan oleh manajemen untuk mengelola peerusahaan dalam usaha mencapai
tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, mencakup koreksi atas kekurangan,
kelemahan dan penyimpangan yang ada serta penyesuaian operasi agar selaras
dengan patokan yang digunakan.
Pengendalian
oleh
manajemen
merupakan
usaha
yang
sistematis
membandingkan hasil dengan rencana. Hasil pengendalian sangat penting dalam
pencapaian sasarannya.
Pengertian pengendalian menurut Supriyono (2001; 6) adalah :
“Pengendalian merupakan proses yang digunakan untuk menjamin agar
para pelaksana bekerja dengan efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan bagian organisasi yang telah ditentukan terlebih
dahulu”.
Menurut Komaruddin (1994; 163) Pengertian pengendalian yaitu sebagai
berikut :
1. Suatu aktivitas untuk menjamin perencanaan dilaksanakan
berdasarkan atau sesuai dengan standar. Dalam kegiatan
pengawasan biasanya terdapat kegiatan-kegiatan pengembangan
standar pelaksanaan, pengukuran pekerjaan, penilaian pekerjaan,
dan pengambilaan tindakan perbaikan.
2. Suatu standar perbandingan yang ditentukan oleh pengujian statistik
yang biasanya disebut sebagai state of statical control.
3. Nama suatu bagian atau satuan dalam suatu organisasi yang
melaksanakan kegiatan pengawasa yang lengkapnya disebut control
department.
Dari beberapa pengertian pengendalian tersebut dapat dikatakan bahwa
pengendalian merupakan kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan teratur untuk
mencapai tujuan dengan membandingkan rencana kerja dan realisasinya serta
mengambil tindakan koreksi yang tepat atas perbedaan tersebut.
34
Disamping itu, pengendalian merupakan suatu proses pengukuran dan
pengevaluasian kinerja. Sesungguhnya dari setiap komponen organisasi perusahaan
dan mengajukan tindakan perbaikan ketika diperlukan untuk memastikan efisiensi
prestasi perusahaan berupa sasaran tujuan, kebijakan, standar perusahaan.
Sebagian besar tindakan menggunakan umpan balik. Dalam umpan balik
perbandingan pelaksanaan dengan rencana mengarahkan pada penilaian terhadap
prestasi dan peninjauan kembali terhadap struktur organisasi, rencana dan tujuan yang
sudah ditentukan.
2.5.2 Proses Pengendalian
Proses
pengendalian
didefinisikan
sebagai
proses
mengukur
dan
mengevaluasi kinerja aktual dari setiap bagian organisasi suatu perusahaan, kemudian
melaksanakan tindakan perbaikan apabila diperlukan. Hal ini dilakukan untuk
menjamin bahwa perusahaan dapat mencapai sasaran, tujuan, kebijakan, dan standar
yang telah ditetapkan secara efisien.
Proses pengendalian berjalan dirancang untuk membantu mamantau
aktivitasnya yang sedang berjalan dari suatu unit usaha dan setiap pusat
tanggungjawab, menurut Welsh dkk, yang dialihbahasakan oleh Purwatiningsih dan
Warouw (2000; 14) biasanya terdiri dari beberapa tahap :
1. Membandingkan kinerja aktual untuk periode yang bersangkutan
dengan tujuan dan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Menyiapkan laporan kinerja yang berisi hasil aktual, hasil yang
direncanakan dan selisih dari kedua angka tersebut.
3. Menganalisis penyimpangan antara hasil aktual dengan hasil yang
direncanakan dan mencari sebab-sebab dari penyimpangan tersebut.
4. Mencari dan mengembangkan tindakan alternatif untuk mengatasi
masalah dan belajar dari pengalaman pihak lain yang telah sukses di
suatu bidang tertentu.
5. Memilih (tindakan koreksi) dari kumpulan alternatif yang ada dan
menerapkan tindakan koreksi tersebut.
6. Tindak lanjut atas pengendalian untuk menilai efektifitas dari
tindakan koreksi yang diterapkan. Lanjutkan dengan umpan maju
untuk membuat perencanaan periode berikutnya.
35
Perbandingan antara hasil aktual dengan tujuan yang direncanakan dan
standar merupakan pengukuran efektivitas pengendalian selama periode tertentu
dimasa yang lalu.
2.5.3 Pengendalian Kas
Setiap transaksi yang terjadi dalam perusahaan hampir semua akan
menyangkut masalah kas. Oleh karena itu, kas merupakan asset perusahaan yang
paling likuid. Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan memperoleh laba yang
diharapkan, maka diperlukan adanya arus uang kas yang lancar setiap saat, dimana
manajemen sangat berperan dalam menjaga likuiditas tersebut agar perusahaan tetap
berada dalam posisi keuangan yang baik.
Agar perusahaan dapat mengatur jumlah kas yang seimbang, yaitu perusahaan
tidak
memiliki jumlah kas yang berlebihan dan tidak kekurangan kas. Adapun
beberapa cara untuk mengendalikan kas, antara lain :
1. Mengadakan perencanaan penerimaan dan pengeluaran kas sedemikian
rupa, sehingga manajemen dapat menentukan jumlah dana yang
diperlukan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
2. Adanya pertanggungjawaban yang tegas atas penerimaan dan pengeluaran
kas.
3. Pencatatan kas harus sama sekali terpisah dari tugas melakukan
pembayaran.
4. Dibuat Safety Cash Balance, yaitu jumlah minimal kas yang harus
dipertahankan perusahaan agar dapat memenuhi kewajiban finansial setiap
saat.
36
Selain itu untuk mengendalikan kas dapat juga dibuat laporan kas, seperti
yang dikemukakan oleh Wilson and Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin
Fenix Tjendera (1997; 413) adalah sebagai berikut :
“Ditinjau dari segi pengendalian adalah perlu diketahui bagaimana
penerimaan dan pengeluaran kas yang sebenarnya dibandingkan dengan
taksirannya. Informasi itu ditunjukkan oleh laporan kas”.
Dengan adanya anggaran kas memungkinkan dilaksanakan evaluasi yang
mengatur kegiatan-kegiatan yang telah dicapai, khususnya yang mempengaruhi kas.
Hal ini dilaksanakan dengan analisis penyimpangan yaitu membandingkan antara
rencana dengan realisasinya, dalam hal ini baru bisa dicapai dengan adanya anggaran
kas.
2.5.4 Efektivitas Pengendalian Kas
Sistem pengendalian kas yang efektif sangat penting mengingat akibat-akibat
potensial yang mungkin terjadi, misalnya jika perusahaan menghadapi situasi yang
bisa menyebabkan kesulitan kas maka manajemen dapat segera menghindari atau
mengurangi situasi terburuk, yang menurut Y. Supriyanto (1995; 231) adalah dengan
cara :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Meningkatkan usaha untuk pengumpulan piutang.
Mengurangi biaya-biaya kas.
Menunda pengeluaran modal.
Menunda pembayaran utang.
Mengurangi persediaan.
Mengubah waktu operasi yang mempengaruhi kas.
37
Dengan asumsi bahwa perencanaan telah dilaksanakan dengan efektif, maka
selanjutnya pengendalian kas sebaiknya dilakukan dengan dua prosedur sebagai
berikut :
1. Evaluasi Terus Menerus (Continous evaluation)
Evaluasi dilakukan secara terus menerus dan memperhitungkan kemungkinan
posisi kas dimasa yang akan datang. Hal ini meliputi evaluasi periodik dan
laporan rutin, biasanya bulanan dan estimasi posisi kas yang akan datang (periode
sisa).
2. Pengendalian Kas dengan Catatan Data Harian atau Mingguan
Sebenarnya tujuan pencatatan harian atau mingguan adalah untuk meminimalkan
biaya bunga serta mempertahankan jumlah kas yang cukup.
Pengendalian terhadap kas juga meliputi tindakan pengamatan terhadap kas
sebagai harta perusahaan, karena kas sering dijadikan objek kekurangan dan
penyelewengan. Sesuai dengan sifat-sifat yang dimiliki oleh kas, maka pengendalian
kas dilakukan untuk memastikan bahwa :
1. Setiap pengeluaran kas telah sesuai dengan tujuannya.
2. Semua uang yang seharusnya diterima, benar-benar diterima oleh perusahaan
3. Tidak adanya penyalahgunaan terhadap uang milik perusahaan.
Adapun tujuan audit menurut Arens (2006; 273) yang digunakan oleh penulis
sebagai tujuan pengendalian kas adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Recorded transactions exist (existence).
Existing transactions are recorded (completeness).
Recorded transactions are stated at the correct amounts (accurancy).
Transactions are properly classified (classification).
Transactions are recorded on the correct dates (timing).
Recorded transactions are properly included in the master files and are
correctly summarized (posting and summarization).
38
Adapun penjelasannya sebagai berikut :
1. Transaksi yang tercatat benar-benar ada (keberadaan)
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dicatat adalah dana
yang secara aktual diterima dan dikeluarkan oleh perusahaan.
2. Seluruh transaksi telah dicatat (kelengkapan)
Kas yang diterima telah dicatat dalam jurnal penerimaan kas, dan kas
yang dikeluarkan telah dicatat dalam jurnal pengeluaran kas, hal itu
dilakukan untuk mencegah penghilangan transaksi di dalam catatan.
3. Transaksi yang tercatat telah disajikan dengan jumlah yang benar
(akurasi)
Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kekeliruan dalam
perhitungan dan pencatatan jumlah transaksi di berbagai tahap dalam
proses pencatatan.
4. Transaksi telah diklasifikasikan dengan tepat (klasifikasi)
Pengklasifikasian
merupakan
kegiatan
pengidentifikasian
dan
pengaturan pos-pos yang memiliki karakteristik yang sama ke dalam
kelompok-kelompok.
5. Transaksi dicatat pada tanggal yang benar (tepat waktu)
Penerimaan kas dan pengeluaran kas dicatat dalam waktu yang sesuai,
sehingga mengurangi terjadinya manipulasi.
6. Transaksi yang tercatat telah dicantumkan dalam berkas induk dan
diikhtisarkan dengan benar (posting dan pengikhtisaran)
Transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas yang telah dicatat
dalam jurnal akan diposting ke dalam buku besar.
39
2.6
Peranan Anggaran Kas Dalam Menunjang Efektivitas pengendalian Kas
Peranan anggaran kas pada perusahaan menurut Wilson and Campbell yang
dialihbahasakan oleh Tjintjin F. Tjendera (1997; 394) adalah untuk :
“Merencanakan kas yang diperlukan perusahaan ditinjau dari segi
jangka pendek atau jangka panjang, juga persiapan anggaran
memberikan alat untuk mengantisipasikan kesempatan penggunaan kas
secara efektif dalam hal ada kelebihan kas”.
Sedangkan pengertian efektivitas menurut Robert N. Anthony dkk, yang
dialihbahasakan oleh Agus Maulana (1994; 14) adalah sebagai berikut :
“Efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai
tujuan yang diinginkan”.
Dari pengertian diatas efektivitas itu merupakan pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya. Biasanya efektivitas membandingkan antara target dan
realisasinya atau membandingkan antara hasil tahun lalu dengan tahun berjalan.
Peranan anggaran kas pada suatu perusahaan adalah merencanakan,
mengevaluasi dan mengendalikan kas, supaya optimal dalam arti keseimbangan
antara jumlah kas yang tersedia dengan kebutuhan dalam membiayai perusahaan.
Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa anggaran merupakan gambaran dari
perencanaan kas yang akan tersedia untuk keperluan usaha yang juga berfungsi
sebagai alat pengendalian kas.
Hubungan antara anggaran kas dengan pengendalian kas, yaitu anggaran
merupakan alat pengendalian secara keseluruhan, sehingga dapat diketahui posisi kas
yang menunjukkan kekurangan atau kelebihan kas pada saat tertentu.
Anggaran kas yang efektif dapat membantu manajemen dalam mengendalikan
aktivitas perusahaan, dimana dari anggaran kas dapat diketahui kemungkinan
kelebihan atau kekurangan kas. Dengan diketahuinya keadaan kekurangan kas, maka
kekurangan kas tersebut dapat segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari
sumber pinjaman,menambah modal pemilik, atau menjual aktiva tetap yang tidak
berfungsi secara normal. Kekurangan kas dapat mengganggu likuiditas perusahaan,
40
karena dapat mengakibatkan macetnya pembayaran rutin untuk membiayai kegiatan
perusahaan sehari-hari.
Untuk
menghasilkan
anggaran
yang
dapat
berfungsi
sebagai
alat
pengendalian. Penyusunan anggaran harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut
:
1. Partisipasi para manajer pusat pertanggungjawaban dalam proses penyusunan
anggaran.
2. Organisasi anggaran.
3. Penggunaan informasi akuntansi pertanggungjawaban sebagai pengukur
kinerja dalam pelaksanaan anggaran.
Anggaran kas merupakan alat pengendalian kas secara keseluruhan sehingga
dapat dibandingkan dengan realisasinya. Seperti yang dikemukakan oleh Wilson and
Campbell yang dialihbahasakan oleh Tjintjin Fenix Tjendera (1997; 413) adalah
sebagai berikut :
“Ditinjau dari segi pengendalian adalah perlu diketahui bagaimana
penerimaan dan pengeluaran kas yang sebenarnya dibandingkan dengan
taksirannya”.
Efektivitas pengendalian kas dapat dicapai bila proses dalam melaksanakan
pengendalian kas tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan fungsi anggaran yang
dapat membantu manajemen dalam pengendalian maka anggaran kas dapat
digunakan untuk membantu manajemen dalam upaya meningkatkan efektivitas
pengendalian kas.
Download