BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi

advertisement
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk
saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia
menunjukkan kodratnya sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari
manusia lainnya. Hubungan yang terjalin antara individu dengan individu,
individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok merupakan usaha
untuk membina komunikasi. Komunikasi juga merupakan dasar terjadinya
sebuah interaksi. Melalui kegiatan komunikasi, kita dapat saling memahami
diri kita sendiri maupun karakter orang lain yang menjadi lawan komunikasi
kita. Dengan demikan, melalui komunikasi kita dapat mengenal orang lain,
mengungkapkan perasaan, membuat dan mengembangkan perasaan, serta
berbagi pengetahuan bersama oranglain.
Saat ini, komunikasi tidak hanya dilakukan dengan cara face to face
(FTF). Seiring berkembangnya zaman, teknologi kian hari kian pesat dan
meningkat, disadari atau tidak teknologi selalu mengekor pada kehidupan
manusia sehari hari. Manusia yang selalu memiliki kebutuhan akan segala
sesuatu dengan cara yang mudah atau instan, dan teknologi pun berhasil
menunjang semua kebutuhan itu. Salah satunya adalah komunikasi yang
dimediasi oleh teknologi komputer, di mana para pelaku komunikasi akan
melakukan komunikasi secara tidak langsung melalui sebuah media
komunikasi (alat) dalam menyampaikan pesan serta mendapatkan umpan balik
dari lawan komunikasi tersebut. Komunikasi yang dimediasi oleh komputer
dikenal dengan nama Computer Mediated Communication (CMC). Pola
komunikasi seperti ini sedang hangatnya diperbincangkan di tengah
masyarakat karena kemudahan dalam melakukannya. Hal ini sebagaimana di
ungkapkan oleh A.F. Wood dan M.J. Smith sebagai berikut:
Computer Mediated Communication adalah segala bentuk komunikasi
antar individu, individu dengan kelompok, yang saling berinteraksi
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
melalui computer dalam suatu jaringan internet. Pada media komputer
terjadi peleburan antara komunikasi Mediation (perantara) dan
Immediate (langsung). Pada bentuk-bentuk CMC terdapat keterkaitan
dengan teori Computer Mediated Communication (CMC).
Melihat dari definisi di atas, bahwa komunikasi pada era digital kini
memiliki banyak pola. Tentu saja dalam menjalankannya pun harus
memahami pola yang dimaksudkan terlebih dahulu untuk menghasilkan
komunikasi
yang
berkualitas
dan
mengurangi
kesalahan
dalam
berkomuinikasi.
Chung (2003) berpendapat bahwa Computer Mediated Communication
(CMC) adalah beragam seperti peserta; itu mengaburkan batas antara
komunikasi interpersonal dan massa, menciptakan cara-cara baru untuk
hubungan interpersonal terjadi.
Karena teknologi yang terus berkembang dan maju, Computer Mediated
Communication (CMC) sekarang lebih mudah diakses dan tersedia daripada
sebelumnya. Untuk tujuan penelitian ini, penulis akan fokus pada dampak
Computer Mediated Communication (CMC) secara detail terhadap sebuah
hubungan percintaan.
Dalam Computer Mediated Communication (CMC), peneliti akan
menekankan pada aspek komunikasi hiperpersonal karena aspek ini
mendukung penuh adanya mediasi (alat) dalam melakukan komunikasi
dengan lawan. Hiperpersonal memandang bahwa komunikasi yang dimediasi,
atau pada penelitian ini yaitu komunikasi online, akan memiliki dampak yang
berbeda dibandingkan dengan face to face (FTF). Pada komunikasi
Hiperpersonal, para pelaku komunikasi lebih dapat mengekspresikan keadaan
dirinya, meskipun tidak melakukan kontak fisik, tanpa mengurangi nilai
komunikasi yang akan disampaikan. Pada komunikasi ini juga, hasil dari
sebuah komunikasi antar komunikator dan komunikan akan dengan mudah
didapatkan. Jadi setiap pasangan yang melakukan hubungan jarak jauh akan
sangat terbantu dengan adanya CMC theory ini.
Ditambah beberapa fakta membuktikan ketika diadakannya survei bahwa
seseorang akan sangat menjaga komunikasi secara intim (telepon, SMS, media
sosial, chat online, dll) sebanyak 89.5%. Fakta tersebut menunjukan
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
pentingnya sebuah komunikasi, terutama pada sebuah hubungan yang
dilakukan secara jarak jauh. Karena pada kasus ini, komunikasi yang
dibutuhkan bukan lagi komunikasi Face to Face (FTF) melainkan komunikasi
yang dimediasi oleh sebuah alat yaitu komputer.
Dalam semua kegiatan manusia tentu saja ada komunikasi dan interaksi
yang terjadi, begitu juga dalam salah satu bentuk hubungan sosial yaitu
menjalin hubungan yang sangat dekat dengan lawan jenis atau sering kita
sebut dengan istilah berpacaran. Menurut Bennet yang dikutip oleh
Wisnuwardhani (2011), di Indonesia pacaran adalah hubungan pra nikah
antara pria dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketika seseorang
menjalani hubungan berpacaran, maka seseorang berusaha untuk memperoleh
fungsi dan pengharapan sebagai pacar. Fungsi utama pacaran adalah agar
dapat mengembangkan hubungan interpersonal individu pada hubungan
heteroseksual, bahkan pernikahan. Namun demikian fungsi lainnya adalah
individu secara tidak sadar juga ingin menambah kemampuan dalam
hubungan interpersonal untuk belajar satu sama lain.
Selain fungsi dan pengharapan yang berusaha diperoleh seseorang dalam
hubungan pacaran, biasanya pria dan wanita juga memiliki arti dan tujuan
dalam berpacaran yang beraneka ragam tergantung kepada pribadi orang
tersebut dalam menjalankan sebuah hubungan pacaran. Sebagai contoh,
ketika dilihat dari sudut pandang masyarakat, yang pertama pacaran
merupakan awal kedua individu lawan jenis saling mengenal untuk sebuah
hubungan yang lebih serius atau dikenal dengan pernikahan. Kedua, pacaran
memiliki batasan serta aturan yang berasal dari lingkungan internal seorang
individu yaitu orang tua, biasanya orangtua memiliki aturan-aturan khusus
ketika mengetahui anaknya pacaran, orangtua melakukan hal itu sebagai
usaha melindungi kehormatan keluarga dan pernikahan yang tidak
diinginkan. Ketiga, dalam berpacaran, wanita memiliki peran yang sangat
penting dalam konteks gender untuk melakukan interaksi dengan
pasangannya.
Dewasa ini, tidak sedikit muncul berbagai fenomena pacaran yang unik,
salah satunya adalah fenomena berpacaran jarak jauh atau dikenal dengan
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
istilah Long Distance Relationship (LDR). Long Distance Relationship
adalah hubungan yang dijalin oleh sepasang pria dan wanita yang berbeda
tempat dan dipisahkan oleh jarak yang jauh sehingga tidak adanya
kesempatan untuk melakukan kontak fisik di antara mereka dalam periode
waktu tertentu. Ada beberapa faktor yang mendorong sepasang individu
untuk menjalani hubungan jarak jauh, salah satunya adalah pendidikan yang
mereka ambil di tempat yang jauh dari pasangannya, bahkan pekerjaan yang
kadang menempatkan seseorang di tempat yang jauh dari pasangannya yang
tidak mau harus dilakukan karena harus tetap konsisten dengan apa yang
telah diputuskan di awal.
Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Henry Manampiring
didapatkan hasil sebagai berikut. Penyebab terjadinya hubungan jarak jauh
diantaranya ada beberapa faktor, pekerjaan sebanyak 37,3%. Faktor
pendidikan sebanyak 29,5%. 24% berasal dari wilayah yang berbeda, dan
tetap mencoba melakukan LDR. Sisanya sebanyak 9,1% tidak menjawab
dengan baik.
Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor waktu dan
jarak untuk mengkategorikan pasangan yang menjalani hubungan jarak
jauh. Berdasarkan informasi demografis dari partisipan penelitian yang
menjalani hubungan jarak jauh, didapat tiga kategori waktu terpisah (0,
kurang dari 6 bulan, lebih dari 6 bulan), tiga kategori pertemuan (sekali
seminggu, seminggu hingga sebulan, kurang dari satu bulan) dan tiga
kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil). Dari hasil
penelitian Hotl & Stone (dalam Kidenda, 2002)
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Wolipop.com secara online
pada Senin (3/09/2012) dari 123 partisipan, sebanyak 49% responden
berhasil melakukan hubungan jarak jauh dengan pasangannya. Sebanyak
38% responden tidak berhasil menjalankan hubungan jarak jauh (LDR)
bersama pasangannya. Sementara 5% partisipan lainnya, masih menjalin
hubungan LDR dengan penuh keraguan. Bahkan beberapa di antara
responden merasa sudah putus asa dengan hubungan jarak jauh tersebut.
Kemudian 10% responden masih berharap hubungan jarak jauh yang dijalani
bersama pasangannya akan tetap berjalan dengan baik atau dapat dikatakan
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
sebagai sebuah pengaharapan pada sebuah hubungan jarak jauh yang
sebelumnya belum pernah dilakukan.
Melihat survei yang telah dilakukan di atas bahwa memang fenomena
LDR merupakan fenomena yang banyak dialami oleh beberapa pasangan.
Tidak sedikit pasangan yang berhasil menjalankan hubungan jarak jauh
(LDR) dan bahkan mengakhiri nya dalam status pernikahan. Dilua itu semua,
beberapa pasangan memilih untuk mengakiri hubungannya baik ketika ketika
masih pacaran atau bahkan ketika menikah. Dan ternyata ditemukan juga
beberapa pasangan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) dan
berharap hubungannya akan baik baik saja meskipun dijalin secara jarak jauh
(LDR).
Hambatan utama yang terjadi pada pasangan yang menjalani Long
Distance Relationship (LDR), yaitu intensitas berkomunikasi yang sangat
terbatas dan periode pertemuan atau kontak fisik yang sangat minim.
Komunikasi langsung atau tatap muka (face to face) merupakan kunci dari
sebuah hubungan untuk saling mengenal dan memahami karakter pasangan
masing-masing. Itulah yang menjadi kekuatan dalam menjalin sebuah
hubungan, karena komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka
dikatakan juga sebagai komunikasi yang berkualitas dalam penyelesaian
konflik sebuah hubungan.
Stafford (2005) mengatakan bahwa komunikasi yang sangat terbatas
merupakan persepsi individu yang menjalani hubungan jarak jauh. Sulitnya
komunikasi yang dilakukan karena keterbatasan alat serta tempat yang tidak
trategis untuk berkomunikasi dengan lancar.Sampai saat ini disampaikan oleh
psikolog ternama Amerika Serikat Dr.Guldner belum ada definisi yang pasti
mengenai hubungan jarak jauh.
Menurut survei online yang dilakukan oleh Henry Manampiring
ditemukan hasil bahwa 89,5% responden LDR sangat membutuhkan
komunikasi yang sangat intensif, karena memang pada dasarnya kunci dari
sebuah hubungan adalah menjalankan komunikasi dengan baik. Melihat
kebutuhan komunikasi bagi para LDR, tentu pola dan cara berkomunikasi
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
nya berbeda dengan para pasangan non LDR dan tentunya harus melakukan
pengorbanan yang lebih dalam melakukan komunikasi dengan pasangannya.
Di samping itu, menjalani hubungan jarak jauh juga dapat memunculkan
konflik yang intensitasnya sering dalam sebuah hubungan. Miss komunikasi
adalah hambatan yang paling sering terjadi dalam hubungan jarak jauh, miss
komunikasi itu dapat diartikan sebagai kesalahpahaman diantara komunikasi
antar
individu,
kemungkinan,
termasuk
hubungan
dalam
jarak
sebuah
jauh
hubungan.tidak
dapat
memicu
menutup
terjadinya
ketidakpercayaan terhadap pasangan dalam waktu yang relative lama
sedangkan hubungan jarak jauh hanya berpegangan pada rasa saling percaya
antar pasangan.
Menurut DeVito (2013), komunikasi antarpribadi atau interpersonal
communication adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang
terhubung, yang artinya bahwa apa yang dilakukan salah satu pihak akan
berdampak pada yang lainnya. DeVito juga menyebutkan bahwa keinginan
untuk berhubungan adalah universal dimana kualitas yang dihasilkan oleh
komunikasi interpersonal tersebut sangatlah berkaitan, aksi dari individu akan
mempengaruhi yang lainnya dan ada konsekuensi yang timbul. Komunikasi
interpersonal juga merupakan suatu proses yang dinamis menyangkut
konteks dan isi sebuah hubungan dalam dimensi yang berbeda-beda, yang
pada penelitian ini difokuskan pada jarak yang membatasi pemeliharaan
hubungan Long Distance Relationship (LDR) mereka.
Dewasa ini, Long Distance Relationship (LDR) menjadi sebuh fenomena
yang umum terjadi. Bukan hanya berbeda kota, bahkan banyak pasangan
yang terpisah negara. Teknologi komunikasi yang semakin canggih
memudahkan pasangan Long Distance Relationship (LDR) dalam menjaga
hubungan mereka. Para pasangan yang menjadi Long Distance Relationship
(LDR), umumnya lebih berusaha keras untuk memperjuangkan hubungannya
dibanding mereka yang tidak. Mereka berusaha dengan menjalin komunikasi
yang baik dan menjaga keintiman bersama pasangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Crystal Jiang dari City University of
Hongkong dan Jeffrey Hancock dari Cornell University dalam Journal of
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Communication menemukan bahwa pasangan yang menjalani Long Distance
Relationship (LDR) akan memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan
mereka yang tidak. Tim peneliti studi mengatakan bahwa pasangan yang
menjalani Long Distance Relationship (LDR) memiliki keintiman yang lebih
besar.Paling tidak ada dua faktor yang berperan, yaitu mereka cenderung
tidak menutupi tentang diri mereka dan lebih mengerti perilaku pasangan
mereka. Selain itu, para pasangan Long Distance Relationship (LDR) pun
umumnya lebih berusaha keras untuk mengusahakan sebuah hubungan
daripada mereka yang tidak dengan menjalin komunikasi yang baik.
Pada intinya, sebuah hubungan haruslah ada interaksi langsung dan
sebuah kebersamaan didalamnya, itulah yang menajadi dasar dalam sebuah
hubungan terutama Long Distance Relationship (LDR). Tidak sedikit banyak
yang menganggap remeh atau meragukan keberhasilan sebuah hubungan
jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR), karena dilihat dari
intensitas interaksi dan pertemuannya, Long Distance Relationship (LDR)
sangat sulit untuk saling bertemu dengan pasangannya karena berbagai hal.
Namun dengan semakin majunya zaman, teknologi yang mendukung
komunikasi pun menutup rapat sebuah jarak. Teknologi komunikasi semakin
mempermudah penggunanya untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan
seseorang yang berada jauh dengan nya tanpa terhambat ruang dan
waktu.Karena saat ini teknologi komunikasi menunjukan kemajuannya, tidak
hanya berinteraksi via suara, tetapi saat ini dapat melakukan interaksi video
call yang memudahkan para penggunanya.
Pada Long Distance Relationship (LDR), masing-masing pasangannya
tentu sangat membutuhkan strategi pengelolaan komunikasi yang baik dalam
upaya mempertahankan hubungan. Internet merupakan sebuah media
alternative bagi pelaku Long Distance Relationship (LDR) sebagai upaya
membangun dan mempertahankan hubungan yang sangat rentan. Oleh karena
itu, penelitian ini akan menggunakan konsep komunikasi Hypersonal dalam
Computer Mediated Communication (CMC) yang memandang bahwa
komunikasi online tidak kalah efektif dengan komunikasi face to face serta
mendukung penuh komunikasi yang dimediasi. Oleh karena itu dengan
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
adanya beberapa konsep diatas yang telah sedikit diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh teknologi komunikasi terhadap
hubungan jarak jauh.
Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana Computer
Mediated Communication (CMC) mempengaruhi hubungan, terutama dalam
bagaimana Computer Mediated Communication (CMC) membantu dalam
pemeliharaan suatu hubungan jarak jauh. Penelitian ini bertujuan untuk
menguji efek dari komunikasi Hiperpersonal dalam Computer Mediated
Communication (CMC).
Dari pemaparan latar belakang yang telah penulis sampaikan diatas,
maka penulis mengambil judul “Pengaruh Komunikasi Hiperpersonal
Terhadap Pemeliharaan Hubungan Jarak Jauh (LDR) Mahasiswa DiKota Bandung”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana bentuk media dan penggunaan komunikasi Hiperpersonal
terhadap pemeliharaan hubungan jarak jauh pada mahasiswa di Kota
Bandung?
2. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek daya tarik
(Attraction) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship)
mahasiswa di Kota Bandung?
3. Adakah
pengaruh
komunikasi
Hiperpersonal
terhadap
aspek
perbandingan nilai (Social Exchange) pada hubungan jarak jauh (Long
Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung?
4. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek keadilan
(Equity) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship)
mahasiswa di Kota Bandung?
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan bentuk media dan penggunaan komunikasi
Hiperpersonal dalam Computer Mediated Communication terhadap
pemeliharaan hubungan jarak jauh (LDR) pada mahasiswa di Kota
Bandung
2. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek
daya tarik (Attraction) mahasiswa/i yang menjalani hubungan jarak jauh
(Long Distance Relationship)
3. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek
perbandingan nilai (Social Exchange) mahasiswa/i yang menjalani
hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship)
4. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek
keadilan (Equity) mahasiswa/i yang melakukan hubungan jarak jauh (Long
Distance Relationship)
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Manfaat teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penambahan referensi
mengenai teori Computer Mediated Communication (CMC).
b. Mengetahui dampak dari Computer Mediated Communication
(CMC) dalam pemeliharan suatu hubungan.
c. Mengetahui
pengaruh
intermediated
communication
terhadap
hubungan jarak jauh.
d. Mengetahui pengaruh komunikasi Hyerpersonal melalui komunikasi
termediasi
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut.
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dari
pentingnya pengetahuan mengenai pola komunikasi ketika sepasang
individu
yang
terlibat
didalamnya
haruslah
menyampaikan
komunikasi mereka dengan efektif agar dapat diterima dengan baik.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk
pihak-pihak yang akan atau sedang didalam proses berpacaran jarak
jauh dalam aspek berkomunikasi.
c. Penelitian ini diharapkan mampu memberitahu pasangan LDR untuk
memilih bentuk-bentuk atau cara berkomunikasi yang efektif.
d. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pasangan yang
menjalani hubungan LDR untuk memilih pola komunikasi yang baik
dalam berkomunikasi dengan pasangannya.
e. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pasangan
yang menjalani hubungan jarak jauh dalam memilih media atau alat
apa yang efektif digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangan.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Hasil penelitian ini akan ditulis dalam lima bab, masing-masing bab dibahas
dan dikembangkan dalam beberapa sub bab. Secara sistematis sebagai
berikut:
BAB I
: Pada bab satu ini adalah uraian tentang pendahuluan, pada bab ini
terdiri dari atas lima sub bab antara lain: latar belakang peneltian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
struktur organisasi skripsi.
BAB II : Pada bab dua ini adalah kajian pustaka, yang terdiri dari atas tiga
sub bab antara lain: landasan konseptual yang memuat tentang
teori-teori
yang
digunakan
untuk
menganalisis
penelitian,
penelitian terdahulu yang relevan, dan kerangka pemikiran.
BAB III : Pada bab tiga ini adalah metode penelitian, terdiri atas enam sub
bab antara lain: desain penelitian, partisipan penelitian, populasi
dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis
data.
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11
BAB IV : Pada bab empat ini adalah temuan dan pembahasan yang memuat
dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil
pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan
bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian,
dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya.
BAB V : Pada bab lima ini adalah penutup yang merupakan bab akhir dalam
penelitian. Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi,
yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil
analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting
yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua
alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi
butir atau dengan cara uraian padat.
Febriany Eka Putri, 2016
PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH
(LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Download