1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat mendasar untuk saling berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui komunikasi, manusia menunjukkan kodratnya sebagai makhluk sosial yang tidak dapat terlepas dari manusia lainnya. Hubungan yang terjalin antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok merupakan usaha untuk membina komunikasi. Komunikasi juga merupakan dasar terjadinya sebuah interaksi. Melalui kegiatan komunikasi, kita dapat saling memahami diri kita sendiri maupun karakter orang lain yang menjadi lawan komunikasi kita. Dengan demikan, melalui komunikasi kita dapat mengenal orang lain, mengungkapkan perasaan, membuat dan mengembangkan perasaan, serta berbagi pengetahuan bersama oranglain. Saat ini, komunikasi tidak hanya dilakukan dengan cara face to face (FTF). Seiring berkembangnya zaman, teknologi kian hari kian pesat dan meningkat, disadari atau tidak teknologi selalu mengekor pada kehidupan manusia sehari hari. Manusia yang selalu memiliki kebutuhan akan segala sesuatu dengan cara yang mudah atau instan, dan teknologi pun berhasil menunjang semua kebutuhan itu. Salah satunya adalah komunikasi yang dimediasi oleh teknologi komputer, di mana para pelaku komunikasi akan melakukan komunikasi secara tidak langsung melalui sebuah media komunikasi (alat) dalam menyampaikan pesan serta mendapatkan umpan balik dari lawan komunikasi tersebut. Komunikasi yang dimediasi oleh komputer dikenal dengan nama Computer Mediated Communication (CMC). Pola komunikasi seperti ini sedang hangatnya diperbincangkan di tengah masyarakat karena kemudahan dalam melakukannya. Hal ini sebagaimana di ungkapkan oleh A.F. Wood dan M.J. Smith sebagai berikut: Computer Mediated Communication adalah segala bentuk komunikasi antar individu, individu dengan kelompok, yang saling berinteraksi Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2 melalui computer dalam suatu jaringan internet. Pada media komputer terjadi peleburan antara komunikasi Mediation (perantara) dan Immediate (langsung). Pada bentuk-bentuk CMC terdapat keterkaitan dengan teori Computer Mediated Communication (CMC). Melihat dari definisi di atas, bahwa komunikasi pada era digital kini memiliki banyak pola. Tentu saja dalam menjalankannya pun harus memahami pola yang dimaksudkan terlebih dahulu untuk menghasilkan komunikasi yang berkualitas dan mengurangi kesalahan dalam berkomuinikasi. Chung (2003) berpendapat bahwa Computer Mediated Communication (CMC) adalah beragam seperti peserta; itu mengaburkan batas antara komunikasi interpersonal dan massa, menciptakan cara-cara baru untuk hubungan interpersonal terjadi. Karena teknologi yang terus berkembang dan maju, Computer Mediated Communication (CMC) sekarang lebih mudah diakses dan tersedia daripada sebelumnya. Untuk tujuan penelitian ini, penulis akan fokus pada dampak Computer Mediated Communication (CMC) secara detail terhadap sebuah hubungan percintaan. Dalam Computer Mediated Communication (CMC), peneliti akan menekankan pada aspek komunikasi hiperpersonal karena aspek ini mendukung penuh adanya mediasi (alat) dalam melakukan komunikasi dengan lawan. Hiperpersonal memandang bahwa komunikasi yang dimediasi, atau pada penelitian ini yaitu komunikasi online, akan memiliki dampak yang berbeda dibandingkan dengan face to face (FTF). Pada komunikasi Hiperpersonal, para pelaku komunikasi lebih dapat mengekspresikan keadaan dirinya, meskipun tidak melakukan kontak fisik, tanpa mengurangi nilai komunikasi yang akan disampaikan. Pada komunikasi ini juga, hasil dari sebuah komunikasi antar komunikator dan komunikan akan dengan mudah didapatkan. Jadi setiap pasangan yang melakukan hubungan jarak jauh akan sangat terbantu dengan adanya CMC theory ini. Ditambah beberapa fakta membuktikan ketika diadakannya survei bahwa seseorang akan sangat menjaga komunikasi secara intim (telepon, SMS, media sosial, chat online, dll) sebanyak 89.5%. Fakta tersebut menunjukan Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3 pentingnya sebuah komunikasi, terutama pada sebuah hubungan yang dilakukan secara jarak jauh. Karena pada kasus ini, komunikasi yang dibutuhkan bukan lagi komunikasi Face to Face (FTF) melainkan komunikasi yang dimediasi oleh sebuah alat yaitu komputer. Dalam semua kegiatan manusia tentu saja ada komunikasi dan interaksi yang terjadi, begitu juga dalam salah satu bentuk hubungan sosial yaitu menjalin hubungan yang sangat dekat dengan lawan jenis atau sering kita sebut dengan istilah berpacaran. Menurut Bennet yang dikutip oleh Wisnuwardhani (2011), di Indonesia pacaran adalah hubungan pra nikah antara pria dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat. Ketika seseorang menjalani hubungan berpacaran, maka seseorang berusaha untuk memperoleh fungsi dan pengharapan sebagai pacar. Fungsi utama pacaran adalah agar dapat mengembangkan hubungan interpersonal individu pada hubungan heteroseksual, bahkan pernikahan. Namun demikian fungsi lainnya adalah individu secara tidak sadar juga ingin menambah kemampuan dalam hubungan interpersonal untuk belajar satu sama lain. Selain fungsi dan pengharapan yang berusaha diperoleh seseorang dalam hubungan pacaran, biasanya pria dan wanita juga memiliki arti dan tujuan dalam berpacaran yang beraneka ragam tergantung kepada pribadi orang tersebut dalam menjalankan sebuah hubungan pacaran. Sebagai contoh, ketika dilihat dari sudut pandang masyarakat, yang pertama pacaran merupakan awal kedua individu lawan jenis saling mengenal untuk sebuah hubungan yang lebih serius atau dikenal dengan pernikahan. Kedua, pacaran memiliki batasan serta aturan yang berasal dari lingkungan internal seorang individu yaitu orang tua, biasanya orangtua memiliki aturan-aturan khusus ketika mengetahui anaknya pacaran, orangtua melakukan hal itu sebagai usaha melindungi kehormatan keluarga dan pernikahan yang tidak diinginkan. Ketiga, dalam berpacaran, wanita memiliki peran yang sangat penting dalam konteks gender untuk melakukan interaksi dengan pasangannya. Dewasa ini, tidak sedikit muncul berbagai fenomena pacaran yang unik, salah satunya adalah fenomena berpacaran jarak jauh atau dikenal dengan Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4 istilah Long Distance Relationship (LDR). Long Distance Relationship adalah hubungan yang dijalin oleh sepasang pria dan wanita yang berbeda tempat dan dipisahkan oleh jarak yang jauh sehingga tidak adanya kesempatan untuk melakukan kontak fisik di antara mereka dalam periode waktu tertentu. Ada beberapa faktor yang mendorong sepasang individu untuk menjalani hubungan jarak jauh, salah satunya adalah pendidikan yang mereka ambil di tempat yang jauh dari pasangannya, bahkan pekerjaan yang kadang menempatkan seseorang di tempat yang jauh dari pasangannya yang tidak mau harus dilakukan karena harus tetap konsisten dengan apa yang telah diputuskan di awal. Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Henry Manampiring didapatkan hasil sebagai berikut. Penyebab terjadinya hubungan jarak jauh diantaranya ada beberapa faktor, pekerjaan sebanyak 37,3%. Faktor pendidikan sebanyak 29,5%. 24% berasal dari wilayah yang berbeda, dan tetap mencoba melakukan LDR. Sisanya sebanyak 9,1% tidak menjawab dengan baik. Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor waktu dan jarak untuk mengkategorikan pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh. Berdasarkan informasi demografis dari partisipan penelitian yang menjalani hubungan jarak jauh, didapat tiga kategori waktu terpisah (0, kurang dari 6 bulan, lebih dari 6 bulan), tiga kategori pertemuan (sekali seminggu, seminggu hingga sebulan, kurang dari satu bulan) dan tiga kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil). Dari hasil penelitian Hotl & Stone (dalam Kidenda, 2002) Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Wolipop.com secara online pada Senin (3/09/2012) dari 123 partisipan, sebanyak 49% responden berhasil melakukan hubungan jarak jauh dengan pasangannya. Sebanyak 38% responden tidak berhasil menjalankan hubungan jarak jauh (LDR) bersama pasangannya. Sementara 5% partisipan lainnya, masih menjalin hubungan LDR dengan penuh keraguan. Bahkan beberapa di antara responden merasa sudah putus asa dengan hubungan jarak jauh tersebut. Kemudian 10% responden masih berharap hubungan jarak jauh yang dijalani bersama pasangannya akan tetap berjalan dengan baik atau dapat dikatakan Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 5 sebagai sebuah pengaharapan pada sebuah hubungan jarak jauh yang sebelumnya belum pernah dilakukan. Melihat survei yang telah dilakukan di atas bahwa memang fenomena LDR merupakan fenomena yang banyak dialami oleh beberapa pasangan. Tidak sedikit pasangan yang berhasil menjalankan hubungan jarak jauh (LDR) dan bahkan mengakhiri nya dalam status pernikahan. Dilua itu semua, beberapa pasangan memilih untuk mengakiri hubungannya baik ketika ketika masih pacaran atau bahkan ketika menikah. Dan ternyata ditemukan juga beberapa pasangan yang sedang menjalani hubungan jarak jauh (LDR) dan berharap hubungannya akan baik baik saja meskipun dijalin secara jarak jauh (LDR). Hambatan utama yang terjadi pada pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR), yaitu intensitas berkomunikasi yang sangat terbatas dan periode pertemuan atau kontak fisik yang sangat minim. Komunikasi langsung atau tatap muka (face to face) merupakan kunci dari sebuah hubungan untuk saling mengenal dan memahami karakter pasangan masing-masing. Itulah yang menjadi kekuatan dalam menjalin sebuah hubungan, karena komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka dikatakan juga sebagai komunikasi yang berkualitas dalam penyelesaian konflik sebuah hubungan. Stafford (2005) mengatakan bahwa komunikasi yang sangat terbatas merupakan persepsi individu yang menjalani hubungan jarak jauh. Sulitnya komunikasi yang dilakukan karena keterbatasan alat serta tempat yang tidak trategis untuk berkomunikasi dengan lancar.Sampai saat ini disampaikan oleh psikolog ternama Amerika Serikat Dr.Guldner belum ada definisi yang pasti mengenai hubungan jarak jauh. Menurut survei online yang dilakukan oleh Henry Manampiring ditemukan hasil bahwa 89,5% responden LDR sangat membutuhkan komunikasi yang sangat intensif, karena memang pada dasarnya kunci dari sebuah hubungan adalah menjalankan komunikasi dengan baik. Melihat kebutuhan komunikasi bagi para LDR, tentu pola dan cara berkomunikasi Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 6 nya berbeda dengan para pasangan non LDR dan tentunya harus melakukan pengorbanan yang lebih dalam melakukan komunikasi dengan pasangannya. Di samping itu, menjalani hubungan jarak jauh juga dapat memunculkan konflik yang intensitasnya sering dalam sebuah hubungan. Miss komunikasi adalah hambatan yang paling sering terjadi dalam hubungan jarak jauh, miss komunikasi itu dapat diartikan sebagai kesalahpahaman diantara komunikasi antar individu, kemungkinan, termasuk hubungan dalam jarak sebuah jauh hubungan.tidak dapat memicu menutup terjadinya ketidakpercayaan terhadap pasangan dalam waktu yang relative lama sedangkan hubungan jarak jauh hanya berpegangan pada rasa saling percaya antar pasangan. Menurut DeVito (2013), komunikasi antarpribadi atau interpersonal communication adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang yang terhubung, yang artinya bahwa apa yang dilakukan salah satu pihak akan berdampak pada yang lainnya. DeVito juga menyebutkan bahwa keinginan untuk berhubungan adalah universal dimana kualitas yang dihasilkan oleh komunikasi interpersonal tersebut sangatlah berkaitan, aksi dari individu akan mempengaruhi yang lainnya dan ada konsekuensi yang timbul. Komunikasi interpersonal juga merupakan suatu proses yang dinamis menyangkut konteks dan isi sebuah hubungan dalam dimensi yang berbeda-beda, yang pada penelitian ini difokuskan pada jarak yang membatasi pemeliharaan hubungan Long Distance Relationship (LDR) mereka. Dewasa ini, Long Distance Relationship (LDR) menjadi sebuh fenomena yang umum terjadi. Bukan hanya berbeda kota, bahkan banyak pasangan yang terpisah negara. Teknologi komunikasi yang semakin canggih memudahkan pasangan Long Distance Relationship (LDR) dalam menjaga hubungan mereka. Para pasangan yang menjadi Long Distance Relationship (LDR), umumnya lebih berusaha keras untuk memperjuangkan hubungannya dibanding mereka yang tidak. Mereka berusaha dengan menjalin komunikasi yang baik dan menjaga keintiman bersama pasangannya. Penelitian yang dilakukan oleh Crystal Jiang dari City University of Hongkong dan Jeffrey Hancock dari Cornell University dalam Journal of Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 7 Communication menemukan bahwa pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR) akan memiliki ikatan yang lebih kuat dibandingkan mereka yang tidak. Tim peneliti studi mengatakan bahwa pasangan yang menjalani Long Distance Relationship (LDR) memiliki keintiman yang lebih besar.Paling tidak ada dua faktor yang berperan, yaitu mereka cenderung tidak menutupi tentang diri mereka dan lebih mengerti perilaku pasangan mereka. Selain itu, para pasangan Long Distance Relationship (LDR) pun umumnya lebih berusaha keras untuk mengusahakan sebuah hubungan daripada mereka yang tidak dengan menjalin komunikasi yang baik. Pada intinya, sebuah hubungan haruslah ada interaksi langsung dan sebuah kebersamaan didalamnya, itulah yang menajadi dasar dalam sebuah hubungan terutama Long Distance Relationship (LDR). Tidak sedikit banyak yang menganggap remeh atau meragukan keberhasilan sebuah hubungan jarak jauh atau Long Distance Relationship (LDR), karena dilihat dari intensitas interaksi dan pertemuannya, Long Distance Relationship (LDR) sangat sulit untuk saling bertemu dengan pasangannya karena berbagai hal. Namun dengan semakin majunya zaman, teknologi yang mendukung komunikasi pun menutup rapat sebuah jarak. Teknologi komunikasi semakin mempermudah penggunanya untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan seseorang yang berada jauh dengan nya tanpa terhambat ruang dan waktu.Karena saat ini teknologi komunikasi menunjukan kemajuannya, tidak hanya berinteraksi via suara, tetapi saat ini dapat melakukan interaksi video call yang memudahkan para penggunanya. Pada Long Distance Relationship (LDR), masing-masing pasangannya tentu sangat membutuhkan strategi pengelolaan komunikasi yang baik dalam upaya mempertahankan hubungan. Internet merupakan sebuah media alternative bagi pelaku Long Distance Relationship (LDR) sebagai upaya membangun dan mempertahankan hubungan yang sangat rentan. Oleh karena itu, penelitian ini akan menggunakan konsep komunikasi Hypersonal dalam Computer Mediated Communication (CMC) yang memandang bahwa komunikasi online tidak kalah efektif dengan komunikasi face to face serta mendukung penuh komunikasi yang dimediasi. Oleh karena itu dengan Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 8 adanya beberapa konsep diatas yang telah sedikit diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh teknologi komunikasi terhadap hubungan jarak jauh. Penelitian ini dilakukan untuk memahami bagaimana Computer Mediated Communication (CMC) mempengaruhi hubungan, terutama dalam bagaimana Computer Mediated Communication (CMC) membantu dalam pemeliharaan suatu hubungan jarak jauh. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek dari komunikasi Hiperpersonal dalam Computer Mediated Communication (CMC). Dari pemaparan latar belakang yang telah penulis sampaikan diatas, maka penulis mengambil judul “Pengaruh Komunikasi Hiperpersonal Terhadap Pemeliharaan Hubungan Jarak Jauh (LDR) Mahasiswa DiKota Bandung” B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana bentuk media dan penggunaan komunikasi Hiperpersonal terhadap pemeliharaan hubungan jarak jauh pada mahasiswa di Kota Bandung? 2. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek daya tarik (Attraction) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung? 3. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek perbandingan nilai (Social Exchange) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung? 4. Adakah pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek keadilan (Equity) pada hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) mahasiswa di Kota Bandung? Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 9 C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan bentuk media dan penggunaan komunikasi Hiperpersonal dalam Computer Mediated Communication terhadap pemeliharaan hubungan jarak jauh (LDR) pada mahasiswa di Kota Bandung 2. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek daya tarik (Attraction) mahasiswa/i yang menjalani hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) 3. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek perbandingan nilai (Social Exchange) mahasiswa/i yang menjalani hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) 4. Untuk menganalisis pengaruh komunikasi Hiperpersonal terhadap aspek keadilan (Equity) mahasiswa/i yang melakukan hubungan jarak jauh (Long Distance Relationship) D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan penambahan referensi mengenai teori Computer Mediated Communication (CMC). b. Mengetahui dampak dari Computer Mediated Communication (CMC) dalam pemeliharan suatu hubungan. c. Mengetahui pengaruh intermediated communication terhadap hubungan jarak jauh. d. Mengetahui pengaruh komunikasi Hyerpersonal melalui komunikasi termediasi 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis penelitian ini adalah sebagai berikut. Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 10 a. Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dari pentingnya pengetahuan mengenai pola komunikasi ketika sepasang individu yang terlibat didalamnya haruslah menyampaikan komunikasi mereka dengan efektif agar dapat diterima dengan baik. b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk pihak-pihak yang akan atau sedang didalam proses berpacaran jarak jauh dalam aspek berkomunikasi. c. Penelitian ini diharapkan mampu memberitahu pasangan LDR untuk memilih bentuk-bentuk atau cara berkomunikasi yang efektif. d. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi pasangan yang menjalani hubungan LDR untuk memilih pola komunikasi yang baik dalam berkomunikasi dengan pasangannya. e. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pasangan yang menjalani hubungan jarak jauh dalam memilih media atau alat apa yang efektif digunakan untuk berkomunikasi dengan pasangan. E. Struktur Organisasi Skripsi Hasil penelitian ini akan ditulis dalam lima bab, masing-masing bab dibahas dan dikembangkan dalam beberapa sub bab. Secara sistematis sebagai berikut: BAB I : Pada bab satu ini adalah uraian tentang pendahuluan, pada bab ini terdiri dari atas lima sub bab antara lain: latar belakang peneltian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi. BAB II : Pada bab dua ini adalah kajian pustaka, yang terdiri dari atas tiga sub bab antara lain: landasan konseptual yang memuat tentang teori-teori yang digunakan untuk menganalisis penelitian, penelitian terdahulu yang relevan, dan kerangka pemikiran. BAB III : Pada bab tiga ini adalah metode penelitian, terdiri atas enam sub bab antara lain: desain penelitian, partisipan penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 11 BAB IV : Pada bab empat ini adalah temuan dan pembahasan yang memuat dua hal utama, yakni (1) temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian, dan (2) pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. BAB V : Pada bab lima ini adalah penutup yang merupakan bab akhir dalam penelitian. Bab ini berisi simpulan, implikasi, dan rekomendasi, yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat. Febriany Eka Putri, 2016 PENGARUH KOMUNIKASI HIPERPERSONAL TERHADAP PEMELIHARAAN HUBUNGAN JARAK JAUH (LONG DISTANCE RELATIONSHIP) MAHASISWA DI KOTA BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu