M E M O R A N D U M

advertisement
SIARAN PERS
Pusat HUMAS Departemen Perdagangan
Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5 Jakarta 10110
Telp/Fax. 021-23528400/23528456
www.depdag.go.id
Pertemuan Retreat Menteri Ekonomi ASEAN:
Menegaskan Komitmen Bersama Menghadapi Krisis Ekonomi Global
Siemreap, 6 Mei 2009 - Kota wisata Siemreap-Kamboja, yang berjarak hanya beberapa
kilometer dari lokasi salah satu warisan dunia Candi Angkorwat, menjadi tempat pertemuan
menteri-menteri ekonomi ASEAN untuk membahas isu penting di antara dua KTT ASEAN.
Pertemuan yang berlangsung pada 4-5 Mei 2009 dalam format retreat atau informal dan
terbatas ini membahas berbagai isu yang dikelompokkan ke dalam tiga topik utama, yakni
ASEAN Economic Community, hubungan eksternal ASEAN, dan situasi perekonomian
dunia. Delegasi Indonesia yang dipimpin sendiri oleh Menteri Perdagangan Mari Elka
Pangestu memberikan banyak masukan pada topik-topik strategis dan memerlukan
perhatian khusus dari para Menteri. ”Pertemuan ini sangat penting terutama di saat ASEAN
harus merespon krisis perekonomian dunia, namun pada waktu bersamaan harus
melaksanakan komitmen integrasi ekonomi sesuai Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015 yang telah disepakati pada tahun 2007,” ungkap Mendag.
Salah satu topik utama yang dibahas mendalam oleh para Menteri adalah mekanisme
ASEAN Economic Community (AEC) Scorecard. Mekanisme ini bertujuan untuk
menegakkan disiplin para anggota dalam melaksanakan Cetak Biru AEC, mengukur
pencapaian AEC 2015, sekaligus sebagai alat komunikasi publik mengenai kemajuan dan
hambatan ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. Berbagai langkah yang ditempuh ASEAN
berdasarkan kerangka waktu yang ditetapkan dalam Cetak Biru AEC dinilai dalam
Scorecard ini, baik sebagai kelompok (ASEAN secara keseluruhan) maupun oleh masingmasing negara anggota (secara individual). Karena Scorecard merupakan instrumen untuk
mengukur kemajuan dan menjadi ’jendela’ bagi berbagai pihak untuk menilai kesungguhan
ASEAN, para menteri sepakat untuk melakukan sejumlah penyempurnaan terhadap sistem
penilaian yang diterapkan, seperti kekhususan langkah dalam pencapaian AEC 2015
(specificity), akurasi penilaian melalui proses check and recheck baik kepada setiap negara
anggota maupun kepada komite dan kelompok-kelompok kerja ASEAN yang menangani
isu-isu spesifik, serta kemungkinan dilakukannya penilaian oleh pihak independen (disebut
dengan istilah Track-2 yang membedakannya dari proses formal di tingkat pemerintahan
yang dikenal dengan istilah Track-1). Para Menteri sepakat bahwa AEC Scorecard ini akan
dilaporkan oleh ASEAN Economic Community Council kepada para Pemimpin ASEAN pada
saat KTT bulan Oktober 2009 yang akan datang.
Para Menteri juga membahas perkembangan terakhir dari ASEAN Trade in Goods
Agreement (ATIGA), ASEAN Comprehensive Investment Agreement (ACIA), dan the 7th
Protocol to Implement the ASEAN Framework Agreement on Services (AFAS-7), yang telah
diselesaikan proses penandatanganannya pada 26 Februari 2009 di Hua Hin, Thailand.
Saat ini masih diselesaikan penyusunan full schedule of tariff commitments untuk ATIGA,
reservation list untuk ACIA, dan pemenuhan threshold untuk AFAS-7, yang diharapkan
ketiganya dapat diselesaikan pada Agustus 2009. Para menteri sepakat agar ketiga
kesepakatan ini diimplementasikan tepat waktu mulai tahun 2009 sesuai komitmen bersama
(on track), dan agar dalam menyelesaikan full schedule of tariff commitment dan reservation
list betul-betul dihindari terjadinya kemunduran komitmen (back tracking) dari komitmen
yang diberikan dalam CEPT-AFTA dan kesepakatan investasi ASEAN sebelumnya.
”Sejauh ini kita dapat menunjukkan bahwa ’ASEAN stays on track’ antara lain dengan
ditandatanganinya ATIGA, ACIA, AFAS-7, ASEAN MRA on Good Manufacturing Practice
Inspection on Manufacturers of Medicinal Products serta ASEAN-Australia-New Zealand
FTA, meskipun dunia sedang memasuki krisis keuangan global. Momentum ini perlu kita
jaga dengan tetap melaksanakan komitmen yang telah disepakati bersama. Hal ini penting
tidak saja bagi proses integrasi ASEAN sendiri tetapi juga untuk menunjukkan kepada dunia
luar bahwa ASEAN bersungguh-sungguh melaksanakan AEC Blueprint. Dengan cara inilah
kita dapat mewujudkan sebuah ASEAN yang tidak saja semakin maju dan berdayasaing
tinggi, tetapi juga dihargai oleh negara dan kelompok lainnya sebagai sebuah organisasi
kerjasama yang serius,” jelas Mari.
Untuk lebih mendorong proses integarsi maka selain masalah disiplin dan implementasi
komitmen yang tepat waktu, para Menteri juga menugaskan para pejabat senior untuk
melanjutkan program kerja lainnya. Program kerja yang sedang dilaksanakan antara lain
adalah pengembangan ASEAN Trade Repository sebagai one-stop information center yang
menyediakan semua informasi terkait kesepakatan dan aturan perdagangan barang di
ASEAN, serta pengembangan dual regime of origin certification yakni sistem sertifikasi
mandiri (self-certification) yang berjalan paralel dengan sistem sertifikasi konvensional
namun disempurnakan.
Para menteri juga membahas perkembangan terakhir kerjasama ASEAN dengan mitra
dialog, baik yang sudah berjalan (dengan China, Korea, Jepang), yang sedang memasuki
proses ratifikasi (dengan Australia dan New Zealand), yang siap ditandatangani (dengan
India), dan yang untuk sementara dihentikan perundingannya (dengan EU). Khusus
mengenai perundingan ASEAN-EU, para Menteri sependapat bahwa EU memiliki arti
strategis bagi ASEAN sehingga engagement dengan pihak perlu dipertahankan. Namun
mengingat adanya kesulitan di pihak EU untuk melanjutkan perundingan FTA dengan
ASEAN, maka para menteri sepakat agar sementara ini pembicaraan dengan EU dihentikan
seraya berupaya menemukan bentuk engagement yang dapat disepakati kedua pihak.
Tidak lupa, para menteri juga membicarakan krisis perekonomian global, hasil-hasil KTT
G-20 di London, serta apa yang harus dilakukan ASEAN. Dalam konteks ini, Menteri
Perdagangan Indonesia memaparkan perkembangan terakhir situasi global dan
mengusulkan agar ASEAN memanfaatkan fasilitas trade financing yang disepakati G-20
dengan sebaik-baiknya dengan bersikap lebih proaktif. Pembahasan selanjutnya mengenai
pemanfaatan fasilitas trade financing ini akan dilakukan dalam forum ASEAN Finance
Ministers dengan beberapa masukan dari forum ASEAN Economic Ministers ini.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Pusat Humas Departemen Perdagangan
Telp/Fax: 021-23528400/23528456
Email: [email protected]
Download