FISH JELLY BOOSTER: “PENAMBAHAN TEPUNG KONSENTRAT PROTEIN DARI IKAN RUCAH SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENGGUNAAN BORAX Emma Rochima, Adinda Kurnia Putri, Nadia Sekar Ayuningtyas, Ulfah Nurrosyidah,Esti Lestiani,Kania Maulidia Departemen Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Korespondensi: [email protected] ABSTRAK Tingkat konsumsi ikan yang masih rendah harus digalakan, salah satu upaya meningkatkan konsumsi ikan adalah dengan diversifikasi produk perikanan. Produk fishjelly ini mutunya bergantung pada kekenyalan atau gel strenght, produk dapat diperbaiki kekenyalannya dengan menggunakan bahan alami ataupun sintetis. Salah satu upaya yang dilakukan untuk memperbaiki mutu produk ini adalah dengan meningkatkan kandungan protein miofibril pada produk tersebut. Konsentrat protein ikan merupakan produk perikanan yang memiliki kandungan protein yang tinggi jika dibandingkan dengan ikan utuhnya. Konsentrat protein ikan ini biasanya bebahan dasar ikan yang memiliki nilai ekonomi dan pemanfaatanya yang masih rendah. Ikan kuniran merupakan rucah atau ikan by-catch yang banyak ditemui di hampir seluruh wilayah pantai di Indonesia. Ikan kuniran (Upeneus moluccensis) memiliki daging yang putih yang banyak mengandung protein miofibril. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekenyalan produk perikanan yang dihasilkan dengan menambahkan konsentrat protein ikan dari ikan kuniran sebagai upaya mengganti penggunaan boraks pada produk perikanan. Jumlah penggunaan konsentrat protein ikan pada adonan bakso diketahui dengan uji pendahuluan dengan kisaran penambahan KPI sebesar 10%- 25%. Tahapan yang dilakukan pada penelitian ini adalah pembuatan konsentrat protein ikan, uji organoleptik dan uji hedonik dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan selama 3 bulan di labolatorium Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Kata Kunci : Ikan Kuniran, Konsentrat Protein Ikan,Kekenyalan¸Fishjelly, Protein Miofibril PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang baik dan potesial untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi manusia. Pemanfaatan ikan sebagai bahan pangan dapat ditingkatkan dengan diversifikasi produk perikanan salah satu contohnya adalah pasta daging ikan atau Fish Jelly Product. Produk fish jelly merupakan produk olahan hasil perikanan yang mutunya sangat ditentukan oleh kekuatan gel (gel strength). Pasta daging ikan selanjutnya dapat diolah menjadi berbagai makanan olahan lanjutan seperti bakso ikan, surimi, pempek, nugget, otak-otak dan kaki naga. Produk berbahan dasar ikan ini masih memiliki kelemahan yaitu daya mudah mengalami kemunduran mutu atau masa simpan yang pendek. Bakso ikan sebagai produk olahan berbahan dasar ikan, sangat mudah mengalami kerusakan akibat dari adanya aktivitas mikroba. Pada beberapa produsen bakso komersial, biasanya boraks dengan dosis 0.1 – 0.5 % (dari berat adonan) dicampurkan ke dalam adonan untuk mendapatkan bakso yang kering, kesat, dan kenyal (Winarno 1997). Konsumsi makanan yang mengandung boraks secara berulang atau absorpsi yang berlebihan akan menyebabkan keracunan. Masih banyak dijualnya bakso ikan yang menggunakan bahan pengenyal dan pengawet berbahaya harus segera diatasi. Upaya yang sudah banyak dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan penggunaan bahan pengenyal dan pengawet kimia yang aman seperti STTP atau fosmix mp.