PENGARUH METODE KONVENSIONAL DAN METODE EVA TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. INDOSAT TBK Rusdi Kurniawan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi – Universitas Gunadarma ABSTRAK Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan namun kurang optimal karena rasio keuangan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan yaitu nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Untuk mengatasi berba gai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi, maka timbullah pemikiran pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai (value based). Pengukuran value based yang telah banyak dikemukakan dalam beberapa tulisan mau pun penelitian adalah Economic Value Added (EVA). Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh metode konvensional dan EVA terhadap harga saham. Adapun yang menjadi objek penelitiannya adalah PT. Indosat Tbk. Di da lam penelitian ini Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), dan Economic Value Added (EVA) sebagai variabel independen, dan Harga Saham sebagai variabel dependen. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu berupa laporan keuangan periode tahun 2004-2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa EPS, ROA dan EVA secara bersama -sama tidak berpengaruh terhadap harga saham. Namun secara parsial yang berpengaruh hanya satu yaitu EVA. Kata Kunci : Metode Konvensional, Economic Value Added (EVA) dan Harga Saham ABSTRACT Measurement of financial performance based on financial reports mostly done by using financial ratios but less than optimal because the ratio is very dependent on financial or accounting treatment method used is the boo k value. Thus, its value does not reflect the value in the market. To overcome the various problems that arise in the measurement of financial performance based on accounting data, so it has thought of financial performance measurement based on the value (value based). Value-based measurements that have been often raised in some writing and research are Economic Value Added (EVA). The purpose of writing this research is to analyze how much influence the conventional method and the EVA on stock prices. As for who becomes the object of research is PT. Indosat Tbk. In this study Earning Per Share (EPS), Return on Assets (ROA), and Economic Value Added (EVA) as the independent variable, and Stock Price as the dependent variable. The data used in this research is secondary data in the forms of financial statements in the period 2004 -2008 The results of this study indicate that EPS, ROA and EVA jointly have no effect on stock prices. But the influential partially the only one EVA. Keywords: Conventional Method, Economic Value Added (EVA) and Stock Price. PENDAHULUAN Pada umumnya tujuan dari perusahaan hanya untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya, tetapi pada masa sekarang sudah kurang relevan karena tanggung jawab perusahaan tidak hanya kepada pemilik saja. Tanggung jawab kepada seluruh pemegang saham menjadi sangat penting sehingga hal ini menuntut perusahaan untuk menimbang semua strategi yang diambil dan dampaknya kepada pemegang saham tersebut. Berdasarkan hal ini maka tujuan yang sesuai adalah untuk memaksimalkan nilai suatu perusahaan. Penetapan tujuan yang benar akan sangat berpengaruh pada proses pencapaian tujuan dan pengukuran kinerja nantinya. Karena kesalahan menentukan tujuan akan berakibat pada kesalahan strategi yang dia mbil. Kesalahan pengukuran kinerja akan mengakibatkan kesalahan dalam memberi imbalan atas prestasi yang ada. Maka diperlukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan tersebut. Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan laporan keuangan banyak dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Kinerja dan prestasi manajemen yang diukur dengan rasio-rasio keuangan kurang optimal, karena rasio keuangan yang dihasilkan sangat bergantung pada metode atau perlakuan akuntansi yang digunakan yaitu nilai buku. Dengan demikian, nilainya tidak mencerminkan nilai yang ada di pasar. Karena pengukuran berdasarkan rasio ini tidak dapat diandalkan dalam mengukur nilai tambah yang tercipta dalam periode tertentu, maka kritik diajukan tentang seberapa valid pengukuran kinerja berdasarkan rasio keuangan dapat menunjukkan kinerja sebenarnya dari manajemen perusahaan. Kelebihan pengukuran tersebut adalah kemudahan dalam perhitungannya selama data historis tersedia. Sedangkan kelemahannya adalah metode tersebut tidak dapat mengukur kinerja perusahaan secara akurat. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang timbul dalam pengukuran kinerja keuangan berdasarkan data akuntansi, maka timbullah pemikiran pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai (value based). Pengukuran tersebut dapat dijadikan dasar bagi manajemen perusahaan dalam pengelolaan modalnya, rencana pembiayaan, wahana komunikasi dengan pemegang saham serta dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan insentif bagi karyawan. Dengan value based sebagai alat pengukur kinerja perusahaan, manajemen dituntut untuk meningkatkan nilai perusahaan. Pengukuran value based yang telah banyak dikemukakan dalam beberapa tulisan maupun penelitian adalah Economic Value Added (EVA). Economic Value Added (EVA) merupakan salah satu alat pengukur kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis yang sebenarnya daripada ukuran ukuran lain. EVA diperoleh dari laba operasi bersih (NOPAT / Net Operating Profit After Tax) dikurangi beban yang sesuai dengan biaya kesempatan ( Opportunity Cost) dari seluruh modal yang diinvestasikan keperusahaan. EVA digunakan untuk mengukur nilai tambah yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan operasionalnya. Perusahaan yang berhasil menciptakan return diatas biaya modalnya berarti sudah menciptakan nilai tambah. Sebaliknya bila return-nya lebih rendah dibanding biaya modal berarti penghancuran nilai di perusahaan tersebut. Tujuan dari EVA adalah meningkatkan nilai perusahaan yang di harapkan mampu meningkatkan return dari sebuah investasi dalam operasi perusahaan. Makin tinggi pertumbuhan belum tentu nilai perusahaan akan naik, tetapi jika return-nya rendah maka value-nya kemungkinan akan turun. Pada umumnya manajemen bebas berinvesta si tetapi harus dapat memberikan nilai tambah. Sehingga manajemen harus lebih selektif dan kreatif mengenali sebuah bentuk investasi. TELAAH PUSTAKA Dalam pasar modal yang efisien semua sekuritas diperjualbelikan pada harga pasar. Harga pasar saham adalah harga yang ditentukan oleh investor melalui pertemuan permintaan dan penawaran. Pertemuan ini dapat terjadi karena para investor sepakat terhadap harga suatu saham. Menurut Sartono (2001) tentang terbentuknya harga pasar saham sebaga i berikut: “Harga pasar saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal”. Harga saham mengalami perubahan naik atau turun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahan tersebut tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka harga cenderung naik. Sebaliknya kalau terjadi kelebihan penawaran, harga saham cenderung turun. Harga dari suatu saham digambarkan dengan nilai pasar ( market value). Dimana nilai pasar (market value) yaitu harga saham biasa yang terjadi di pasar modal atas dasar permintaan dan penawaran, seperti yang dinyatakan oleh Van Horne dan Machowichz (2005), bahwa: “Nilai perusahaan itu merupakan nilai yang sesungguhnya digunakan dalam transaksi perdagangan saham. Untuk melakukan analisis rasio keuangan dapat dengan cara membandingkan prestasi satu periode dibandingkan dengan periode sebelumnya sehingga diketahui adanya kecenderungan selama periode tertentu. Menurut Ridwan dan Inge (2004), bahwa: “Analisis rasio adala h suatu metode perhitungan dan interpretasi rasio keuangan untuk menilai kinerja dan status suatu perusahaan. Kemudian analisis rasio keuangan menurut Sutrisno (2003) adalah: “Analsis rasio keuangan adalah menghubung-hubungkan elemen-elemen yang ada di laporan keuangan”. Dari pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis rasio keuangan adalah suatu metode perhitungan yang digunakan oleh para pihak manajemen perusahaan dan pihak lain yang berkepentingan dalam mencerminkan aspek tertentu. Rasio keuangan merupakan metode konvensional yang digunakan untuk menganalisis kinerja keuangan perusahaan. Metode konvensional yang digunakan dalam penelitian ini adalah Earning Per Share (EPS) dan Return on Assset (ROA). Menurut Gitman (2005), bahwa: “Earning Per Share (EPS) adalah rasio keuangan yang memperlihatkan jumlah pendapatan atas saham biasa yang beredar, dimana membandingkan pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa dengan jumlah saham yang beredar”. Menurut Hanafi dan Halim (2005), bahwa “Earning Per Share (EPS) adalah rasio keuangan yang sering digunakan oleh investor saham untuk menganalisis kemampuan perusahaan mencetak laba berdasarkan saham yang dimiliki”. Berdasarkan pengertian di atas dapat ditarik kes impulan bahwa EPS merupakan rasio profitabilitas sebagai informasi yang digunakan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba untuk tiap lembar saham yang dimiliki sebagai informasi yang dibuat untuk seorang investor. Dengan demikian, laba per lembar saham (EPS) menunjukan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan mendistribusikan laba yang diraih perusahaan kepada pemegang saham. Laba per lembar saham (EPS) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (EPS) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan atau asset yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan perusahaan ( operating asset). Operating Asset adalah semua aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva -aktiva lain yang tidak digunakan dalam kegiatan atau usaha memperoleh penghasilan yang rutin atau usaha pokok perusahaan. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba. ROA (Return On Asset) adalah rasio keuntungan bersih setelah pajak untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari asset yang dimiliki oleh perusahaan. ROA yang negatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal ini menunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba. EVA merupakan suatu kerangka yang mendasari sistem baru yang komperhensif untuk manajemen perusahaan yang membimbing pengambilan keputusan dengan memperhatikan secara adil para penyandang dana atau pemegang saham. Karena pada dasarnya EVA membantu manajer menggabungkan dua prinsip dasar keuangan dalam pengambilan keputusan. Pertama bahwa tujuan utama perusahaan haruslah memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kedua bahwa nilai (value) suatu perusahaan tergantung sejauh mana investor berharap laba dimasa depan melebihi atau kurang dari biaya modal. EVA digunakan sebagai indicator penciptaan nilai dari sebuah investasi dan indicator kinerja perusahaan dalam setiap kegiatan operasional ekonominya serta memberikan solusi yang tepat yang meyakinkan para pemegang saham . Menurut Tunggal (2001) , EVA adalah suatu sistem manajemen keuangan untuk mengukur laba ekonomis dalam suatu perusahaan, yang menyatakan bahwa kesejahteraan hanya tercipta jika perusahaan mampu memenuhi semua biaya operasi ( operating cost) dan biaya modal (cost of capital) EVA menurut Jim DeMello adalah ukuran kinerja keuangan yang lebih mampu menangkap laba ekonomis perusahaan yang sebenarnya daripada ukuran -ukuran lain. EVA juga merupakan ukuran yang berhubungan dengan kekayaan pemegang saham dari waktu ke waktu (DeMello, 2006). EVA menurut Rudianto merupakan alat pengukuran kinerja keuangan berdasarkan nilai yang merefleksikan jumlah absolute nilai kekayaan peme gang saham yang dihasilkan, baik bertambah atau berkurang tiap tahunnya. EVA merupakan alat yang berguna untuk memilih investasi keuangan yang paling menjanjikan dan sekaligus sebagai alat yang cocok untuk mengendalikan operasional perusahaan (Rudianto, 20 06). Nilai tambah (value added) yang dihasilkan perusahaan kepada investor, Economic Value Added (EVA) berasal dari konsep biaya modal yaitu resiko yang dihadapi perusahaan dalam melakukan investasinya. Semakin tinggi tingkat resiko. S emakin tinggi investasi, maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian (pendapatan) yang dituntut oleh investor. Dengan demikian, EVA menghitung nilai laba yang dikurangi dengan biaya modal, sehingga manajemen perusahaan dituntut untuk memilih investasi de ngan tingkat pengembalian optimum dengan tingkat resiko minimum. Pada akhirnya para pemegang saham dapat melihat dengan jelas berapa besar nilai tambah yang dicapai perusahaan. Dengan adanya prospek laba ekonomis inilah yang merupakan hubungan EVA terhadap kekayaan pemegang saham, yaitu hasil akhir yang diinginkan dari tolak ukur berdasarkan nilai. EVA merupakan laba bersih setelah pajak dikurangkan dengan biaya kapital. Biaya capital merupakan beban bunga hutang dan tingkat pengembalian yang diharapkan oleh pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan dapat meningkatkan kekayaan pemegang sahamnya bila tingkat pengembaliannya lebih besar daripada biaya kapitalnya. Jika EVA positif m aka perusahaan berhasil menambah kekayaan dari pemegang saham, begitu pula sebaliknya. Bila EVA semakin tinggi, harga saham juga semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena perusahaan tersebut berhasil dalam menciptakan kekayaan bagi pemegang sahamnya, sehingga nilai dari saham juga akan naik. EVA memang telah dibuktikan secara empiris dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. EVA sangat bermanfaat sebagai penilai kinerja perusahaan denga focus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai (value creation); 2. EVA akan menyebabkan perusahaan lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya; 3. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi kegiatan atau proyek yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya modalnya. (Sefcho Rizal, 2006). EVA memiliki beberapa kelebihan yaitu: o EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dengan kepentingan pemegang saham dimana EVA digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham atau investor; o EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana/modal, mengeksposur pemberian pinjaman dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan yang tinggi; o EVA merupakan system manajemen keuangan yang dapat memecahkan semua masalah bisnis, mulai dari strategi dan pergerakan sampai keputusan operasional sehari-hari. (Rudianto, 2006) Kekurangan yang terdapat dalam metode EVA adalah sebagai berikut: o Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya modal sendiri. Terutama dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya; o Analisis EVA hanya mengukur factor kuantitatif. Sedangkan untuk mengukur kinerja perusahaan secara optimum, perusahaan harus diukur berdasarkan factor kuantitatif dan kualitatif. (Rudianto, 2006) METODE PENELITIAN Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang telah tersedia di website yaitu www.idx.co.id. Data yang digunakan berupa: Data perusahaan PT Indosat Tbk. Laporan Keuangan PT. Indosat Tbk periode 2004-2008 Data Closing Price PT. Indosat Tbk periode 2004-2008 Alat analisis yang digunakan dalam skripsi ini yaitu dengan menggunakan regresi linear berganda yang telah bebas dari pelanggaran asumsi klasik. Berikut ini merupakan langkah-langkah dalam menghitung EVA.. 1) Menghitung nilai laba operasi bersih setelah pajak atau net operating profit after tax (NOPAT) NOPAT = Laba Bersih Setelah Pajak +Biaya Bunga. 2) Menghitung nilai invested capital a. Pendekatan operasi (operating approach) Invested Capital = Kas + Modal Kerja +Aktiva Tetap. b. Pendekatan financial (financial approach) Invested Capital = Total Hutang dan Ekuitas – Pinjaman Jangka Pendek tanpa Bunga. 3) Menghitung tingkat modal dari hutang (D) Total Hutang Tingkat Modal (D) = Total Hutang & Ekuitas. 4) Menghitung cost of debt atau biaya hutang (rd) Biaya Bunga Biaya Hutang =_____________ x 100%. Total Hutang 5) Menentukan persentase pajak penghasilan(t) Beban Pajak Penghasilan Tingkat Pajak (T) = x 100%. Laba Sebelum Pajak 6) Menghitung Price Earning Ratio (PER) Harga Saham Laba per Lembar Saham. PER = 7) Menghitung cost of equity atau biaya ekuitas (re) 1 Total Cost of Equity (re) = PER x 100%. Ekuitas 8) Menghitung ___________________ x tingkat 100%. modal dari ekuitas (E) Total Hutang & Ekuitas 9) Menghitung Tingkat Modal (E) = weighted average cost of capital (WACC) WACC = {D x rd (1-tax)} + (E x rE). 10) Menghitung capital charges Capital Charges = Invested Capital x WACC. 11) Menghitung nilai Economic Value Added (EVA) EVA = NOPAT – Capital Charges. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dirumuskan adalah regresi linier berganda. Formula untuk menghitungnya a dalah sebagai berikut. Harga Saham = a + b1EPS + b2ROA + b3EVA. Dimana: EPS = Earning per Share ROA = Return on Asset EVA = Economic Value Added a = Intersep (konstanta) b1,b2,b3, = Koefisien variabel bebas ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Analisis Deskriptif Setelah seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul, untuk selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan hipotesis. Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi analisis terhadap variabel -variabel independen yaitu Earning per Share, Return on Asset, dan Economic Value Added (EVA), serta analisis terhadap variabel dependen yaitu Harga Saham Variabel Harga Saham EPS ROA EVA 2004 2005 2006 2007 5750 313,91 11,47 1,109E+12 5550 309,04 11,14 1,053E+12 6750 260,90 9,93 1,033E+12 8650 375,79 9,98 1,625E+12 2008 Rata-rata 5750 6490 345,70 321,068 9,16 10,336 1,214E+12 1,21E+12 Standar Deviasi 1295,376 43,06196 0,94959 2,44E+11 Nilai rata-rata untuk variabel Harga Saham adalah 6490; variabel EPS sebesar 321,0680; variabel ROA sebesar 10,3360; dan variabel EVA 1.210.000.000.000. Nilai standar deviasi untuk variabel Harga Saham adalah sebesar 1295,376; sedangkan EPS sebesar 43,06 196; dan ROA yang sebesar 0,94959. Standar deviasi untuk EVA sebesar 244.000.000.000. 2. Pengujian Hipotesis Pengujian ini dilakukan dengan melakukan uji signifikansi. Uji signifikansi variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan menggunakan uji statistik t (t-test). Dan variabel independen dikatakan mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen apabila P value dari masing-masing variabel independen di bawah angka 0,05. Hasil pengujian hipotesis menggunakan metode regresi linier berganda disajikan pada tabel di bawah ini : Unstandardized Coefficients B Std. Error Model 1 (Constant) EPS ROA 5202.444 -31.209 16.43 EVA 9.22E-09 Standardized Coefficients Beta 954.149 2.845 70.616 0 T Sig. -1.037 0.012 5.452 -10.97 0.233 0.115 0.058 0.854 1.74 17.852 0.036 Pada tabel tersebut dapat dilihat hubungan antara EPS, ROA, dan EVA terhadap Harga Saham dalam bentuk faktor model yaitu: Harga Saham = 5202,4444 + (-31,209)EPS + 16,430ROA + 9,224E-9EVA Dari persamaan diatas dapat dilihat bahwa EPS mempunyai sensitifitas sebesar -31,209; ROA sebesar 16,430; dan EVA sebesar 9,224E -9. Model regresi ini mempunyai konstanta sebesar 5202,4444. 3. Pengujian Model Regresi Anova Pengujian terhadap model dilakukan dengan menggunakan uji statistik F, dimana hasil signifikansi dari F hitung harus di bawah tingkat signifikansi alpha yang telah ditetapkan yaitu sebesar 5%. Jika signifikansi dari F hitung lebih besar dari 0,05; maka model tidak dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham. Hasil pengujian model regresi dapat dilihat pada tabel ANOVA sebagai berikut: Model 1 Sum of Squares Regression 6696285.709 15714.291 6712000 Residual Total Mean Df Square F 3 2232095 142.042 1 15714.29 Sig. .062a 4 a. Predictors: (Constant), EVA, ROA, EPS b. Dependent Variable: Harga Saham Dari hasil pengujian diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari F hitung adalah sebesar 0,062; yang mana lebih besar dari pada signifikansi alpha (0,05). Dengan demikian faktor model tidak dapat digunakan untuk memprediksi Harga Saham. 4. Pengujian Model Summary Salah satu tabel yang mempunyai arti sangat penting dalam analisis regresi adalah tabel Model Summary, karena menyangkut nilai nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi. Pengujian korelasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Model 1 R .999 a R Square Adjusted R Square 0.998 0.991 Std. Error of the Estimate 125.357 Dilihat dari tabel di atas dapat diketahui bahwa, koefisien korelasi (R) sebesar 0,999 artinya hubungan antara variable-variabel independen (X1, X2, X3) dan dependen (Y) sangat erat. Korelasi antara variable dependen dan independent besifat positif. Artinya, jika nilai X naik, maka akan direspon dengan kenaikan nilai Y. Dan koefisien determinasi (R 2) sebesar 0,998, artinya bahwa 99,8% penaikan atau penurunan harga saham dipengaruhi oleh EPS, ROA, dan EVA. 5. Hasil Analisis Berdasarkan hasil pengujian koefisien dapat diketahui nilai t hitung dari variabel EPS adalah sebesar -10,970 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,058. Karena tingkat signifikansi menunjukkan nilai diatas 0,0 5; berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel EPS terhadap variabel Harga Saham. Dengan demikian H1 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki tingkat kemampuan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham yang rendah dan perusahaan tersebut tidak stabil dari tahun ke tahun. Berikutnya dari hasil p engujian dapat diketahui nilai t hitung variabel ROA adalah sebesar 0,233 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,8 54. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi ROA lebih besar dari 0,0 5; yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel ROA terhadap variabel Harga Saham. Dengan demikian H2 ditolak. Selanjutnya dalam hasil pengujian juga dapat dilihat nilai t hitung variable EVA adalah sebesar 17,852 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat signifikansi EVA lebih kecil dari 0,05; yang berarti terdapat pengaruh signifikan dari variabel EVA terhadap variabel Harga Saham. Dengan demikian H3 diterima. Ini berarti menunjukkan bahwa EVA sangat berpengaruh terhadap harga saham. Untuk mengetahui adanya pengaruh signifikan atau tidak EPS (Earning per share), ROA (Return On Asset), dan EVA (Economic Value Added) terhadap Harga Saham secara simultan, maka dilakukan uji ANOVA. Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa nilai signifikansi adalah sebesar 0,062. Hal ini m enunjukkan bahwa tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05; yang berarti tidak terdapat pengaruh signifikan dari variabel EPS, ROA dan EVA terhadap Harga Saham. Dengan demikian H4 ditolak. Dengan demikian dari hasil penelitian hanya EVA yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap harga saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dengan meningkatnya nilai EVA mengakibatkan meningkat pula Harga Saham. Dan perusahaan ini mempunyai nilai EVA yang selalu positif dari tahun ke tahun. Sehingga dapat menciptakan nilai tambah ekonomi perusahaan tersebut. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI 1. Kesimpulan Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka didapatkan beberapa hasil sebagai berikut: 1. Tidak terdapat pengaruh signifikan antara metode konvensio nal terhadap harga saham, baik variable EPS maupun ROA. Karena tingkat signifikansi EPS sebesar 0,058 maupun ROA sebesar 0,854 diatas nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5%. Artinya semakin tinggi EPS maupun ROA tidak akan mempengaruhi perubahan harga saham; 2. Terdapat pengaruh signifikan antara EVA dengan harga saham. Karena tingkat signifikansi EVA sebesar 0,03 6 dibawah nilai signifikansi yang ditetapkan yaitu sebesar 5%; 3. Secara Simultan metode konvensional baik EPS maupun ROA dan metode EVA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham. Namun secara parsial hanya EVA saja yang berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS dan ROA tidak berpen garuh secara signifikan. Hasil ini menunjukkan pengukuran kinerja keuangan dengan metode EVA lebih baik dibandingkan dengan metode konvensional (EPS dan ROA) dalam pengaruhnya terhadap harga saham. Hal ini disebabkan karena Perusahaan tersebut telah berhas il menciptakan return diatas biaya modalnya yang berarti perusahaan tersebut sudah menciptakan nilai tambah. 2. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan bagi investor dalam melakukan investasi saham dengan melihat kondisi perusahaan melalui rasio keuangan khususnya melalui rasio EPS, ROA, dan EVA; 2. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menggunakan lebih dari satu perusahaan sebagai sampel penelitian sehingga dapat melihat perbandingannya; 3. Bagi penelitian berikutnya diharapkan menambah rasio keuangan lainnya sebagai variable independent, karena sangat dimungkinkan rasio keuangan lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini berpengaruh terhadap perubahan h arga saham; 4. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode pengamatan agar hasil penelian dapat terlihat jelas. 3. Implikasi Penelitian Dari hasil skripsi ini diketahui bahwa penilaian kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep konvensional (EPS dan ROA) dan Economic Value Added (EVA) masih harus dipertimbangkan oleh investor untuk menilai kinerja sebuah perusahaan dalam rangka melakukan pengambilan keputusan investasi dalam rentang tahun 2004 -2008 pada PT. INDOSAT Tbk, dan terutama dengan m enggunakan metode EVA karena dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dari Economic Value Added (EVA) terhadap Harga Saham dan dalam hal ini berarti manajemen perusahaan tersebut telah menciptakan nilai tambah bagi perusahaannya. Dan sebaiknya mulai mempertimbangkan EVA sebagai alat ukur kinerjanya untuk di masa yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. ANDI. Yogyakarta De Mello, J. 2006. Kasus-kasus Keuangan. Edisi 2. Salemba Empat. Jakarta Gitman, Lawrence. 2005. Principles of Managerial Finance. Edisi 19. Addison-Wesley Gujarati, D. 1997. Ekonometrika Dasar. Cetakan 6. Erlangga. Jakarta Hanafi, dan Abdul Halim. 2007. Analisis Laporan Keuangan. Edisis Revisi. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Hansen, Don R dan Maryanne M Mowen. 2005. Management Accounting. Salemba Empat. Jakarta Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Hidayat, Taufik. 2006. “Perbandingan Pengaruh EVA dan Pengukuran Kinerja Lainnya Terhadap Imbal Hasil Saham di Indonesia”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol 3. No.1. 55-75. Universitas Indonesia. Depok. Horne, James C Van dan John M Machowicz. 2005. Fundamental of Financial Manajemen. Edisis 12. Salemba Empat. Jakarta. Irawati, Susan. 2006. Manajemen Keuangan. Pustaka. Bandung. Prihadi, Toto. 2008. Mudah Memahami Laporan Keuangan. PPM. Jakarta. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Empat. BPFE. Yogyakarta. Rizal, Sefcho dan Ratna Sari M.M. 2006. “Analisis Economic Value Added dalam Hubungannya dengan Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Transportasi yang Listing di Bursa Efek Jakarta Periode 2003 -2005” http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/ok maria.pdf. 20 Oktober 2009. Rudianto. 2006. Akuntansi Manajemen Informasi Untuk Pengambilan Keputusan Manajemen. Grasindo. Jakarta. Sunjaya, Ridwan S dan Inge Barlian. 2004. Manajemen Keuangan I.Edisi Enam. PT Prohalindo. Jakarta. Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi Empat. BPFE. Yogyakarta. Sasongko, Noer dan Nila Wulandari. 2006. “Peng aruh EVA dan Rasio-rasio Profitabilitas Terhadap Harga Saham”. Empirika. Vol.19. no.1.64 -80. Universitas Muhammadiyah. Surakarta. Sunariyah. 2004. Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Empat. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonomia. Yogyakarta. Tunggal, A.W. 2001. Economic Value Added-Teori, Soal dan Kasus. Harvarindo. Jakarta. Utomo, L.L. 1999. “Economic Value Added Sebagai Ukuran keberhasilan Kinerja Manajemen Perusahaan”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 1. No.1. 28-42. Universitas Kristen Petra. Surabaya. Indonesia Stock Exchange. 2009. “Laporan Keuangan Tahunan PT. Indosat Tbk tahun 2008” http://202. 155.2.90/corporate action/new info j sx/jenis informasi/0 1 laporan keuangan/ 04 Annual%20Report/2008/Indosat%20(ISAT)/ISAT Annual%20Report 2008.pdf. 20 Oktober 2009 .