BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Kanker usus besar merupakan kanker yang paling umum dijumpai pada wanita (setelah kanker payudara) (WHO, 2011) dan merupakan kanker penyebab kematian no. 4 di seluruh dunia (American Institute for Cancer Research, 2007 cited Haggar & Boushey, 2009). Sebagian besar kasus kematian yang diakibatkan oleh kanker usus besar pada dasarnya dapat dicegah dengan memberikan pengetahuan lebih dini tentang pencegahan kanker tersebut (Haggar & Boushey, 2009). Hal ini disebabkan karena kanker usus besar timbul dari gaya hidup yang tidak sehat dan keterlambatan dalam pemeriksaan keberadaan kanker. Oleh karena itu, para ahli kanker menghimbau untuk melakukan pencegahan penyakit tersebut daripada pengobatannya (WHO, 2011). Beberapa cara pencegahan penyakit tersebut misalnya dengan menghentikan kebiasaan merokok, mengkonsumsi alkohol maupun makan berlebihan yang dapat memicu obesitas. Cara pencegahan lain yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Hal tersebut disebabkan karena antioksidan dapat menangkal radikal bebas dalam tubuh yang dapat memicu timbulnya penyakit kanker (Lobo et al., 2010). Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan adalah antosianin. Beberapa sifat antioksidan antosianin meliputi scavenging radikal bebas ROS (Reactive Oxygen Species) maupun menghambat enzim atau trace metal pengkhelat yang terlibat dalam pembentukan radikal bebas (Joshi & Goyal, 2011). Beras hitam merupakan beras yang memiliki pigmen berwarna ungu pekat mendekati hitam disebabkan karena aleuron dan endospermnya memproduksi antosianin dengan intensitas tinggi (Suryono, 2008). Tingginya kandungan antosianin yang terkandung dalam aleuron beras hitam tersebut menyebabkan beras hitam sangat potensial untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional untuk prevensi kanker. Indonesia memiliki beragam kultivar beras hitam yang tersebar di berbagai wilayahnya. Menurut Kristamtini et al., (2014) beras hitam 1 lokal Indonesia yang memiliki kandungan antosianin total paling tinggi adalah kultivar ‘Cempo Ireng’. Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2015) menunjukkan bahwa ekstrak bekatul dari kultivar ‘Cempo Ireng’ tersebut memiliki aktivitas antikanker terhadap sel T47D (sel kanker payudara) dan WiDr (sel kanker usus besar). Dari penelitian tersebut juga diketahui bahwa ekstrak bekatul yang telah difraksinasi dengan VLC (vacuum liquid chromatography) yaitu fraksi gabungan A mampu menginduksi apoptosis bagi sel T47D dan WiDr. Di sisi lain, fraksi hasil pemisahan KLTP khususnya fraksi F2 dan F4 dari ekstrak tersebut juga terbukti mampu menginduksi apoptosis daripada nekrosis pada sel T47D dan HeLa dengan persentasi lebih tinggi daripada obat kanker doxorubicin (Pratiwi et al., 2015). Apoptosis sel terdiri dari suatu mekanisme yang disebut sebagai caspase cascade (Ghavami et al., 2009). Dalam caspase cascade tersebut, protein caspase dapat bekerja sebagai caspase inisiator atau caspase eksekutor. Contoh caspase inisiator adalah caspase-8 dan -9 sedangkan contoh caspase eksekutor adalah caspase-3, -6 dan -7 (Nunez et al., 1998). Di antara ketiga caspase eksekutor tersebut, caspase-3 merupakan caspase eksekutor yang paling penting dalam proses eksekusi apoptosis karena sel yang kekurangan caspase-3 mengalami penghambatan pada proses apoptosis seperti fragmentasi DNA, sedangkan sel yang kekurangan caspase eksekutor yang lain tidak mengalami efek apapun (Slee et al., 2001 cited Ghavami et al., 2009). Caspase-3 diaktivasi dari suatu proenzim yang belum aktif yaitu procaspase-3 (Srinivasula et al., 2001). Proses aktivasi procaspase-3 menjadi caspase-3 diketahui menyebabkan ekspresi procaspase-3 pada sel kanker tulang (osteosarcoma) yang mengalami apoptosis akibat pemberian procaspase activating compound (PAC) menjadi menurun dan di sisi lain menyebabkan ekspresi caspase-3 meningkat (Book, 2012). Caspase-3 yang telah aktif akan mengeksekusi apoptosis melalui pemutusan PARP (poly-ADP-ribose polymerase), kondensasi kromatin dan fragmentasi DNA (Hui et al., 2010; Ghavami et al., 2009). Sel yang mengalami mutasi pada gen pengkode caspase, seperti mutasi missense atau silent mutation pada gen caspase-3, dapat menjadi sel tumor atau kanker (Ghavami et al., 2009). Hal tersebut disebabkan karena sel 2 tersebut terus menerus membelah karena telah kehilangan kemampuan untuk apoptosis (Li & Yuan, 2008). Kajian mengenai ekspresi protein procaspase-3 dan caspase-3 pada sel yang kanker yang diberi perlakuan fraksi aktif ekstrak metanolik bekatul padi hitam ‘Cempo Ireng’ belum dilakukan sehingga mekanisme apoptosis pada sel kanker yang diberi perlakuan fraksi tersebut belum diketahui. Padahal fraksi aktif tersebut yang dihasilkan dari pemisahan dengan metode KLTP bersifat sitotoksik dan mampu menginduksi apoptosis pada sel kanker T47D dan HeLa dengan persentasi yang lebih tinggi dibandingkan obat kanker standar doxorubicin (Pratiwi et al., 2015). Namun, sitotoksisitas fraksi hasil pemisahan KLTP tersebut terhadap sel kanker yang lain seperti sel WiDr belum diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai ekspresi protein procaspase-3 dan caspase-3 pada sel kanker WiDr yang diberi perlakuan fraksi aktif hasil pemisahan KLTP ekstrak metanolik bekatul padi hitam (Oryza sativa L.) ‘Cempo Ireng’ supaya dapat diketahui sitotoksisitas fraksi tersebut terhadap sel WiDr yang dapat menyebabkan kematian sel WiDr beserta mekanisme apoptosis yang terjadi pada sel WiDr setelah perlakuan fraksi tersebut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan, dapat dirumuskan permasalahan yakni apakah sel WiDr yang diberi perlakuan fraksi aktif hasil pemisahan KLTP ekstrak metanolik bekatul beras hitam (Oryza sativa L.) kultivar ‘Cempo Ireng’ mengalami penghambatan pertumbuhan dan mampu mengekspresikan procaspase-3 dan caspase-3? C. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui sitotoksisitas fraksi aktif hasil pemisahan KLTP ekstrak metanolik bekatul beras hitam ‘Cempo Ireng’ dan ekspresi protein procaspase-3 dan caspase-3 sel WiDr yang diberi perlakuan fraksi aktif tersebut. 3 D. Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang potensi fraksi aktif hasil pemisahan KLTP ekstrak bekatul beras hitam khususnya ‘Cempo Ireng’ sebagai prevensi kanker khususnya kanker usus besar. 4