BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen
Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage yang berarti control,
yang dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan: mengendalikan, menangani, atau
mengelola. Berdasarkan berbagai literatur manajemen yang ada, istilah
manajemen mengandung tiga pengertian yaitu pertama, manajemen sebagai suatu
proses; kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen; dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni (art) sekaligus
sebagai suatu ilmu
Manajemen sebagai suatu proses, ada tiga pokok penting yang terkandung
dalam manajemen yaitu, pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan
dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang-orang lain; ketiga, kegiatankegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi.
Brantas (2009:4) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses atau
kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok
orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang
nyata.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orangorang yang melakukan aktivitas manajemen. Dengan kata lain, segenap orangorang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut
7
manajemen. Yang dimaksud dengan aktivitas manajemen di sini adalah kegiatankegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer yang meliputi
planning, organizing, staffing, directing, dan controlling.
Fungsi-fungsi Pokok Berupa Proses Manajemen
Sumber daya pokok
berupa 6M:
Men
Materials
Machine
Methode
Money
Markets
Planning
Actuating
Tujuan
Organizing
Controlling
Gambar 2.1: Fungsi Pokok Manajemen (Yayat M. Herujitno, 2010:3)
Dalam pengertian yang ketiga, manajemen sebagai suatu seni berfungsi
untuk mencapai tujuan yang nyata dan mendatangkan hasil atau manfaat,
sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan kejadian-kejadian,
keadaan-keadaan. Unsur keilmuan dalam manajemen merupakan kumpulan
pengetahuan atau statements yang berhasil dipertahankan dan telah melalui
berbagai tingkat pengujian dan penyelidikan. Sedangkan unsur seni dalam
manajemen adalah pemakaian pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan suatu
masalah tertentu yang didasarkan pada pengalaman dan intuisi yang berfungsi
sebagai indera keenam.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan
8
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan suatu kelompok
orang dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
yang telah ditetapkan.
2.2
Pemasaran dan Bauran Pemasaran
2.2.1 Pengertian Pemasaran
Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi oleh kegiatan pemasaran.
Misalnya iklan suatu produk di media massa, adanya selebaran yang digantung di
pintu gerbang rumah, dan sebagainya. Semua ini sengaja dilakukan produsen
untuk mempengaruhi masyarakat/calon konsumennya agar membeli produk yang
mereka tawarkan. Pemasaran yang kokoh penting bagi suatu perusahaan agar
tetap bertahan dan berkembang di tengah-tengah persaingan yang ketat. Kegiatan
pemasaran merupakan ujung tombak bagi berjalannya suatu perusahaan, karena
kegiatan pemasaran merupakan salah satu sumber pemasukan dana bagi
perusahaan. Namun untuk dapat menjalankan kegiatan pemasarannya dengan
baik, divisi pemasaran harus menjalin kerjasama yang baik pula dengan divisidivisi lainnya yang telah menjadi satu kesatuan dalam manajemen perusahaan.
Pemasaran
mencakup
berbagai
aktivitas
yang
ditujukan
untuk
mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk yang
ditawarkan dapat terjual, seorang pemasar harus dapat mengidentifikasi
kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,
mendistribusikan serta mempromosikan produk-produknya secara baik. Ada
begitu banyak definisi mengenai pemasaran. Diantaranya adalah seperti yang
9
diungkapkan oleh Thamrin Abdullah dan Francis Tantri berikut “Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok
mendapatkan
kebutuhan
dan
keinginan
mereka
dengan
menciptakan,
menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”2. Menurutnya,
dua sasaran utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan
keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan
memberikan kepuasan. Definisi pemasaran tersebut bersandar pada Konsep Inti
Pemasaran:
Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Produk (Barang, Jasa, & Gagasan)
Nilai, Biaya, & Kepuasan
Pertukaran dan Transaksi
Hubungan dan Jaringan
Pasar
Pemasar dan Calon Pembeli
Gambar 2.2: Konsep Inti Pemasaran (Thamrin dan Francis, 2012:14)
2
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm
14.
10
Konsep inti pemasaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Dasar pemikiran pemasaran adalah bahwa setiap manusia memiliki keinginan
dan kebutuhan. Keinginan dan kebutuhan tersebut semakin hari semakin
banyak sehingga menciptakan permintaan. Hal ini menjadi kesempatan bagi
seorang pemasar untuk menawarkan produk yang dimilikinya.
a. Kebutuhan Manusia (human needs) timbul karena ketidakberadaan
beberapa kepuasan dasar. Kebutuhan tidak dapat diciptakan, karena
merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia itu sendiri. Contoh:
manusia membutuhkan makanan, tempat berlindung, pakaian, harga diri,
hak milik, dan keamanan
b. Keinginan (wants) merupakan hasrat akan pemuasan kebutuhan yang
spesifik. Meskipun kebutuhan manusia sedikit, keinginan manusia
banyak. Contoh: keinginan untuk memiliki gadget terbaru, memiliki
sepatu, tas, dan produk-produk fashion rancangan desainer ternama, dll
c. Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk spesifik yang
didukung oleh daya beli. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengukur
tidak hanya berapa banyak orang yang menginginkan produk mereka,
namun yang lebih penting, berapa banyak yang benar-benar bersedia dan
mampu membelinya.
11
2. Produk (Barang, Jasa, dan Gagasan)
Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi dengan Produk. Menurut
Philip Kotler, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk
memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk dapat dibedakan menjadi
tiga jenis, yaitu: barang berbentuk fisik, jasa, dan gagasan
3. Nilai, Biaya, dan Kepuasan
Produk yang ditawarkan harus mampu memberikan nilai dan kepuasan
kepada pembeli, karena pembeli akan memilih yang terbaik dari beberapa
alternatif yang ada. Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh
kemampuan yang dapat diberikan suatu produk untuk memuaskan
kebutuhannya dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkannya.
4. Pertukaran dan Transaksi
Produk dapat diperoleh dengan empat cara yatu: memproduksi sendiri,
memaksa, meminta-minta, dan pertukaran (exchange). Pertukaran yang
merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang
diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya.
Pertukaran yang telah mencapai suatu kesepakatan disebut sebagai transaksi.
5. Hubungan dan Jaringan
Pemasaran transaksi (transaction marketing) merupakan bagian dari gagasan
yang lebih besar yang dinamakan pemasaran hubungan. Pemasaran hubungan
(relationship marketing) adalah praktik membangun hubungan jangka
panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan,
seperti;
pelanggan,
pemasok,
penyalur,
dll;
guna
12
mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang. Hasil pelaksanaan
pemasaran hubungan ini adalah pengembangan aset unik perusahaan yang
disebut jaringan pemasaran, yang terdiri dari perusahaan dan semua pihak
pendukung yang berkepentingan: pelanggan, pekerja, pemasok, penyalur,
pengecer, dan pihak lain yang telah membangun hubungan bisnis yang saling
menguntungkan dengan perusahaan.
6. Pasar
Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar. Pasar terdiri dari semua
pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang
sama, yang mungkin bersedia dan mampu melakukan pertukaran guna
memuaskan kebutuhan dan keinginannya
7. Pemasar dan Calon Pembeli
Konsep pasar membawa kita kepada konsep pemasaran. Pemasaran berarti
bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan
kebutuhan dan keingina manusia. Pemasar adalah orang yang mencari calon
pembeli yang mau melakukan pertukarang nilai (value). Sedangkan calon
pembeli adalah orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam
pertukaran nilai.
2.2.2 Manajemen Pemasaran
Istilah manajemen pemasaran menurut (Philip Kotler dan Amstrong
1991:11) seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya Manajemen
Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Jasa adalah “Manajemen pemasaran
ialah
kegiatan
menganalisa,
merencanakan,
mengimplementasikan
dan
13
mengawasi segala kegiatan (program) guna memperoleh tingkat pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan
organisasi”.
Pengertian tersebut diatas mengadung implikasi bahwa manajemen
pemasaran merupakan suatu proses yang menekankan pada efisiensi biaya dan
efektivitas dalam memperoleh hasil yang hendak dicapai oleh sebab itu, manajer
pemasaran harus memainkan peran penting dalam perencanaan pemasaran.
2.2.3 Bauran Pemasaran
Menurut Freddy Rangkuti (2010; 22) bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
pemasaran dalam pasar sasarannya. Bauran pemasaran terdiri dari empat
komponen dasar, yaitu:
a. Product (Produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk
mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan3. Produk yang ditawarkan meliputi
barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk
dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan
pelanggan.
3
Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan. Gava Media, 2012, hlm 60
14
Agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, produk yang
ditawarkan harus memenuhi hierarki nilai pelanggan sebagai berikut:
1). Manfaat inti, merupakan manfaat mendasar yang sesungguhnya diberli
konsumen.
2). Memberikan manfaat mendasar selain manfaat inti dalam produk tersebut
3). Menjadikan produk tersebut sebagai yang diharapakan pembeli dengan
menambah atribut pada produk tersebut
4). Menyiapkan produk yang ditingkatkan untuk melampaui harapan
pelanggan.
Gambar 2.3: Hierarki Pelanggan (Arif Rahman, 2012:12)
15
b. Price (Harga)
Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk
mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk.
Harga merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan
pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan. Harga merupakan satusatunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan,
sedangkan elemen lainnya melambangkan biaya. Harga juga merupakan satu
dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel karena harga dapat
berubah dengan cepat.
c. Place/distribution (Tempat)
Distribusi mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi
konsumen sasaran.
Saluran 1:
Produsen
Konsumen
Saluan 2:
Produsen
Pengecer
Konsumen
Pedagang besar
Pengecer
Konsumen
Pedagang besar
Pengecer
Konsumen
Saluran 3:
Produsen
Saluran 4:
Produsen
Agen
Saluran 5:
Produsen
Agen
A.
Pengecer
Konsumen
Alternatif Saluran Distribusi Pasar Konsumen
16
Saluran 1:
Segmen Pasar
Industri
Produsen
Saluan 2:
Produsen
Distributor
Industri
Segmen Pasar
Industri
Distributor
Industri
Segmen Pasar
Industri
Saluran 3:
Agen
Produsen
Saluran 4:
Agen
Produsen
B.
Segmen Pasar
Industri
Alternatif Saluran Distribusi Pasar Industri
Gambar 2.4. Alternatif saluran Distribusi Pasar Konsumen dan Pasar
Industri (Arif Rahman, 2010:261)
d. Promotion (Promosi)
Promosi adalah salah satu dari variabel marketing mix yang sangat penting
peranannya, sehingga merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oelh
perusahaan dalam rangka melaksanakan program promosi bila produknya
ingin dikenal oleh konsumen secara luas dan sukses di pasar sasaran.
Kegiatan promosi berusaha menarik perhatian konsumen melalui informasi
yang diberikan kepada konsumen untuk memberitahu adanya produk baru
perusahaan. Tujuan utama dari kegiatan promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran
tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
17
Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti, teori bauran pemasaran juga terus
berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P
selanjutnya adalah:
e. People (Orang)
Orang dalam hal ini adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam
penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Semua sikap
dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian dan penampilan karyawan
berpengaruh
terhadap
persepsi
konsumen
dan
keberhasilan
dalam
menyampaikan jasa.
f. Physyical Evidence (Bukti Fisik)
Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang
ditawarkan, yang meliputi bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo,
warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang
diberikan.
g. Process (Proses)
Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas,
yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Bagi perusahaan jasa, kerja sama
antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini,
terutama dalam melayani kebutuhan dan keinginan konsumen.
18
2.2.4 Pemasaran Jasa
Prinsip pemasaran tidak lagi hanya sebatas pada kegiatan pemasaran produk
yang berupa barang tetapi juga pada kegiatan pemasaran yang berkaitan dengan
produk yang bersifat jasa. Bahkan dewasa ini, perkembangan pemasaran jasa
sangat cepat sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap jasa.
Ini diakibatkan karena masyarakat tidak lagi memandang kebutuhan hidupnya
hanya terbatas pada kebutuhan sandang, pangan, dan papan (bersifat material)
saja, tetapi lebih jauh masyarakat telah memandang kebutuhan yang berkaitan
dengan sifat immaterial seperti kebutuhan akan kenyamanan, ketentraman,
kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya yang bersifat non-fisik atau jasa.
Jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat
intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses
produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu4. Sebagai salah satu negara
yang sedang berkembang, sektor jasa di Indonesia juga sedang berkembang.
Bahkan dapat digunakan sebagai andalan pendapatan negara.
Adapun ciri-ciri jasa adalah sebagai berikut:
1. Jasa tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen.
2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan
suatu produk fisik.
3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan.
4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa.
4
Farida Jasfar, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Ghalia Indonesia, 2005, hlm 17.
19
Pemasaran jasa tidak dapat dipisahkan dari pemasaran barang yang bersifat
material ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong kegiatan pemasaran
barang bukan jasa tersebut. Sebagai contoh pemberian garansi, potongan harga,
dan delivery service. Karena pada saat melakukan pembelian, masyarakat tidak
hanya menginginkan produknya saja tetapi juga menghendaki jasa pelayanan
yang memuaskan dari barang tersebut.
Baik barang maupun jasa saling memberikan kontribusi satu dengan
lainnya, sehingga apabila lebih banyak muatan jasa, maka produk tersebut bersifat
pelayanan atau jasa. Namun sebaliknya apabila lebih banyak muatan material,
maka produk tersebut mengarah pada sifat kebendaan dan jasa hanya sebagai
produk pendukung saja. Jasa tidak dapat diseragamkan atau distandardisasi,
sehingga hasil produk jasa dapat berlainan antara satu dengan yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan penggunaan jasa tersebut.
Karakteristik Jasa
Jasa memiliki karakterisitik yang berbeda dengan produk bukan jasa.
Karakteristik jasa lebih dikarenakan oleh sifat jasa yang tidak dapat dirasakan
secara fisik. Adapun karakteristik jasa adalah sebagai berikut:
a. Jasa tidak dapat disimpan dan pada umumnya dikonsumsi pada saat
dihasilkan.
b. Jasa
bergantung
pada
waktu,
secara
umum
pelanggan
cenderung
memanfaatkan jasa secara lebih sering pada waktu tertentu.
c. Jasa bergantung pada tempat.
20
d. Konsumen selalu terlibat dalam proses produksi jasa, karena konsumen
merupakan bagian integral dari proses tersebut.
e. Perubahan pada konsep kemanfaatan berarti perubahan proses produksi yang
terlihat maupun tidak.
f. Setiap orang dan apapun yang berhubungan dengan konsumen turut juga
mempunyai andil dalam memberikan peranan.
g. Karyawan penghubung (contact employee) merupakan bagian dari proses
produksi jasa.
h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi
jasa terjadi secara real time, dan konsumen terlibat pada proses produksinya.
Jika terjadi kesalahan pada saat produksi maka sudah terlambat bagi bagian
pengendalian kualitas untuk memperbaikinya.
2.3 Bauran Promosi Pemasaran Jasa
2.3.1 Pengertian Promosi
Dalam menjalankan kegiatan usaha, kegiatan promosi penting untuk
dilakukan guna membantu meningkatkan volume penjualan. Kegiatan promosi
berguna sarana komunikasi antara penjual dengan pembeli mengenai produk yang
dihasilkan perusahaan, di mana dalam melakukan kegiatan promosi seorang
pemasar harus mampu menciptakan suatu komunikasi yang menyenangkan agar
konsumen merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang
ditawarkan perusahaan. Promosi merupakan aspek yang sangat penting dalam
manajemen pemasaran, karena melalui promosi diharapkan akan terjadi suatu
21
rangkaian kegiatan penjualan yang berkesinambungan sehingga kehidupan
perusahaan dapat terjamin.
Menurut Basu Suasta dan Irawan (2003), promosi adalah arus informasi
atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran, sedangkan
menurut Freddy Rangkuti (2010), promosi adalah kegiatan penjualan dan
pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap
produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi konsumen agar
mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah
kegiatan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan meyakinkan
konsumen terhadap sesuatu yang dilakukan perusahaan pada konsumen yang
sifatnya membujuk dan memberitahukan dengan tujuan menciptakan permintaan.
2.3.2 Pengertian Bauran Promosi
Kegiatan promosi berfungsi sebagai sarana komunikasi antara penjual dan
pembeli mengenai produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, di mana dalam
kegiatan tersebut pemasar dituntut agar dapat menciptakan suatu komunikasi yang
menyenangkan agar konsumen tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
produk yang ditawarkan perusahaan. Agar dapat mencapai sasarannya, maka
perusahaan perlu melakukan beberapa bentuk kegiatan promosi atau yang biasa
disebut dengan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri dari
a. Advertising (Periklanan) merupakan salah satu bentuk promosi yang paling
banyak digunakan perusahaan. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak
22
langsung, yang didasarkan pada informasi tentang keunggulan atau
keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga
menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang
untuk melakukan pembelian.
b. Sales Promotion (Promosi Penjualan) merupakan variasi insentif jangka
pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk.
c. Public Relations and Publicity (Hubungan Masyarakat dan Publisitas),
merupakan ruang editor yang terdapat di semua media yang dibaca, dilihat
atau didengar untuk membantu mencapai tujuan-tujuan penjualan.
d. Personal Selling (Penjualan Personal), merupakan penyajian lisan dalam
suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan
tujuan untuk melakukan penjualan.
2.4
Personal Selling Sebagai Alat Komunikasi Pemasaran
Personal selling merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah banyak
dipakai dalam industri jasa. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan volume
penjualan secara langsung melalui kontak/interaksi pribadi. Ketika elemen bauran
komunikasi pemasaran lainnya tidak memberikan dampak langsung terhadap
penjualan, sebaliknya personal selling jusru memberikan dampak langsung.
Personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara
penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan sekaligus membentuk
pemahaman pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan sehingga
mereka kemudian tertarik untuk mencoba dan membelinya. Penjualan pribadi
(personal selling) adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang
23
ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain5. Personal
selling pada hakikatnya ditopang oleh bauran promosi dan didasarkan pada bauran
pemasaran yang berbentuk hierarki hubungan yang mengerucut seperti yang dapat
dilihat pada hierarki personal selling berikut.
Gambar 2.5. Hierarki Personal Selling (Agus Hermawan, 2012:108)
Personal selling melibatkan presentasi produk atau ide secara langsung di
depan konsumen potensial. Dalam pelaksanaan kegiatan personal selling, seorang
personal seller juga diharapkan dapat mendorong konsumen untuk membeli
produk atau layanan yang ditawarkan, serta membangun hubungan yang baik
dengan konsumen.
5
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm 26
24
Sifat-sifat personal selling menurut Agus Hermawan (2012: 108) adalah:
1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan
interaktif antara 2 orang atau lebih.
2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam
hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu
hubungan yang lebih akrab.
3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk
mendengar, memperhatikan, dan menanggapi.
Ada beberapa keuntungan dari pelaksanaan personal selling, yaitu:
1. Dapat memilih dan mencari calon konsumen potensial
2. Memilih cara-cara penyajian terbaik sesuai dengan kondisi
3. Membantu dan membimbing calon konsumen dalam pemilihan produk/jasa
4. Mengadakan peragaan produk sehingga calon konsumen dapat mengetahui
kegunaan serta kelebihan produk/jasa yang ditawarkan.
5. Meyakinkan calon konsumen yang ragu dalam mengambil keputusan.
6. Mendorong calon konsumen untuk melakukan transaksi.
Selain keuntungan tersebut, personal selling juga memiliki beberapa
kelemahan, seperti:
1. High Cost, karena menggunakan tenaga penjual yang relatif besar dan
tingginya biaya untuk menjumpai konsumen secara langsung, juga
membiayai gaji para personal seller.
25
2. Finding and retaining salespeople akibat cukup seringnya terjadi pergantian
tenaga penjual dan hal ini sangat mempengaruhi perusahaan
3. Message inconsistency terjadi karena masing-masing tenaga penjual bekerja
secara mandiri yang mengakibatkan adanya perbedaan pesan yang
disampaikan antara tenaga penjual yang satu dengan tenaga penjual lainnya.
4. Motivation, karena mengandalkan manusia/tenaga penjual mengakibatkan
motivasi masing-masing tenaga penjual sering naik turun, sehingga kinerja
masing-masing karyawan berbeda-beda.
Meskipun demikian, kegiatan pemasaran dengan cara personal selling tetaplah
penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya.
Kegiatan personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut :
1. Prospecting, yaitu kegiatan mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan
mereka.
2. Targeting, yaitu mengalokasikan waktu penjual demi pembeli.
3. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan
kepada calon konsumen
4. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan,
mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan.
5. Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan.
6. Information gathering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar.
7. Allocating, yaitu memutuskan konsumen mana yang akan mendapatkan
produk apabila terjadi kelangkaan produk.
26
2.4.1
Bentuk Personal Selling
Pelaksanaan personal selling ditujukan agar program pemasaran dapat
berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan pasar sasarannya. Dan untuk
mencapai sasaran tersebut harus ada strategi yang dilakukan oleh pemasar, oleh
sebab itu, ada beberapa bentuk dari personal selling, yaitu:
1. Field Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh wiraniaga dengan
mendatangi langsung calon konsumen atau pemasar
2. Retail Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh wiraniaga dengan
melayani pembelian yang datang langsung ke perusahaan
3. Excecutive Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh penyelia atau
pimpinan perusahaan selaku wiraniaga. Umumnya hal ini dilakukan bila
bawahan tidak dapat menembus pasar yang dituju sehingga perlu diadakan
hubungan langsung antar pimpinan perusahaan. Biasanya pimpinan
perusahaan mengadakan pendekatan secara pribadi
Bentuk-bentuk personal selling dapat pula diklasifikasikan berdasarkan tugas
wiraniaga yang berbeda (Mc. Carthy, 1992):
1. Order Taker Salesman, merupakan wiraniaga yang aktivitas utamanya adalah
membantu pelanggan untuk
memilih produk atau jasa yang diinginkan
beserta jumlahnya, kemudian melakukan pencatatan terhadap pesanan
tersebut. Aktivitas lain yang dilakukannya adalah memberi informasi serta
mengatasi keluhan konsumen, mengatur barang-barang dan melakukan
penagihan. Wiraniaga tipe ini akan mengasumsikan karakteristik konsumen
sebagai berikut:
27
a. Konsumen mengetahui kebutuhannya
b. Konsumen akan menolak usaha untuk memperngaruhinya
c. Pelanggan lebih senang wiraniaga yang bersikap hormat dan ramah
Dengan memiliki asumsi demikian, akan menyebabkan order taker salesman
lebih bersikap pasif
2. Order Getter Salesman, merupakan wiraniaga yang aktivitas utamanya adalah
untuk mencari prospective customer serta mengusahakannya menjadi
pelanggan. Ia harus dapat meyakinkan calon konsumen bahwa produk yang
ditawarkan adalah paling cocok dengan kebutuhan dan keinginan calon
konsumen dibanding produk lain. Wiraniaga tipe ini bersikap aktif.
Wiraniaga ini mengasumsikan karakteristik pelanggan sebagai berikut:
a. Konsumen belum tentu menyadari atau mengetahui kebutuhannya.
b. Konsumen dapat menerima usaha untuk mempengaruhi pembelian
dalam batas-batas tertentu.
c. Konsumen lebih suka wiraniaga bersikap hormat, ramah, serta dapat
dipercaya.
3. Supporting Salesman, wiraniaga jenis ini aktivitasnya membantu dan
mendukung pelaksanaan tugas order taker dan order getter salesman,
sedangkan dia sendiri tidak dituntut untuk menjual barang secara langsung.
28
Menurut Mc. Murry, tugas wiraniaga juga tergantung dari posisi dimana mereka
berada. Seperti:
a. Deliverer, posisi dimana tugas wiraniaga hanya menyampaikan dan
mengantarkan produk.
b. Order taker, merupakan wiraniaga yang bertugas sebagai penerima pesan.
c. Missionary, merupakan wiraniaga yang bertugas membangun nama baik
perusahaan (goodwill) kepada para pelanggan dan calon konsumen. Pada
posisi ini, wiraniaga tidak diperkenankan untuk menerima pesan.
d. Technician, posisi dimana wiraniaga bertugas memberikan konsultasi dan
pelayanan teknis kepada para pelanggan.
e. Demand creator, merupakan wiraniaga yang bertugas untuk dapat
meningkatkan secara kreatif penjualan atas barang berwujud dan yang tidak
berwujud.
Dari uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa tugas wiraniaga pada proses
pelaksanaan personal selling berbeda-beda sesuai dengan jabatan atau posisinya.
2.4.2
Proses Personal Selling
Menurut Gugup Kismono (2011:398), proses personal selling yang efektif
terdiri dari:
1. Prospecting & Qualifying.
Dalam tahap ini, usaha yang dilakukan adalah mengidentifikasi calon
konsumen yaitu dengan cara mencari sebanyak mungkin data konsumen
melalui:
29
a. Mencari referensi dari pelanggan yang sudah ada
b. Melalui berbagai sumber, seperti buku telpon, surat kabar, majalah,
anggota asosiasi dagang, dan pelanggan perusahaan lain yang bukan
pesaing.
Melalui cara tersebut, konsumen dapat dinilai dengan cara menganalisa
kemampuan
keungan,
besarnya
usaha,
kredibilitas,
lokasi,
dan
kesinambungan usaha.
2. Preapproach
Pada tahap ini, wiraniaga mengumpulkan dan mempelajari data-data
mengenai calon konsumen yang diharapkan akan menjadi pembeli. Adapun
fungsi tahap preapproach ini adalah:
a. Membuat penilaian dari suatu daftar apakah ia seorang calon konsumen
yang baik atau tidak.
b. Menyediakan informasi agar wiraniaga dapat mengatur penyajian sesuai
dengan informasi yang ada.
c. Menyediakan informasi agar wiraniaga terhindar dari kesalahankesalahan teknis selama penyajian.
d. Tahap preapproach yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri
wiraniaga karena merasa lebih sanggup untuk menangani segala sesuatu
yang timbul selama penyajian.
Jika calon konsumen yang sedang diselidiki adalah perusahaan, maka
wiraniaga harus mempelajari usaha, besarnya usaha, nama orang yang
30
berpengaruh dan bertanggung jawab dalam proses pembelanjaan keperluan
perusahaan, serta data-data penunjang lainnya.
3. Approach
Approach dapat didefinisikan sebagai tahap awal dari penjualan. Jika
wiraniaga gagal dalam melakukan approach ini, maka wiraniaga dapat
merusak penyajian atau bahkan tidak mendapat kesempatan untuk
melakukannuya.
Pada tahap ini, wiraniaga berusaha menarik perhatian dari calon konsumen,
dimulai dari datang ke tempat calon konsumen sampai melakukan
pembicaraaan kebutuhan calon konsumen. Dalam hal ini, apa yang diucapkan
oleh wiraniaga adalah penting, tetapi harus didukung dengan sikap dan
tingkah laku wiraniaga. Hal ini menyangkut penampilan (termasuk cara
berpakaian)
4. Presentation and Demonstration
Presesntasi merupakan bagian terbesar dari dari penjualan, dimana wiraniaga
menampilkan produknyadan menunjukkan apa kegunaan dari produk tersebut
bagi calon konsumen. Suatu sales presentasion yang baik diperoleh dengan
suatu peragaaan yang baik dari produk, dimana selama peragaan
tersebutsegala maksud-maksud penjualan dapat terlihat dan alasan-alasan
pembelian ditonjolkan untuk membangkitkan perhatian dan keinginan calon
konsumen untuk membelinya.
31
5. Handling The Objection
Setelah diberikan penjelasan tentang kegunaan dan manfaat dari produk yang
diperagakan, calon konsumen akan langsung mengajukan pertanyaanpertanyaan yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
penolakan.
Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, seorang wiraniaga dituntut
agar bersikap bijaksana dengan membiarkan calon konsumen untuk
mengemukakan keberatannya secara lengkap dan mendengarkannya dengan
baik. Dengan demikian, wiraniaga akan mendapatkan informasi sikap calon
konsumen terhadap pembelian, dan juga mengetahui motif pembeliancalon
konsumen tersebut. Informasi tersebut akan membantu wiraniaga dalam
mengatasi keberatan-keberatan calon konsumen.
6. Closing
Pada tahap ini, wiraniaga diharapkan dapat menutup penjualannya dengan
mendapatkan keputusan membeli dari calon konsumen. Agar dapat
memperoleh keputusan tersebut, wiraniaga harus mengambil inisiatif dengan
memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Para wiraniaga harus
dilatih untuk mengetahui tanda-tanda khusus dari calon konsumen, apabila
sudah tiba saatnya penjualan, termasuk tanda-tanada fisik, pernyataan atau
komentar yang menandakan kemungkinan untuk membeli.
7. Follow Up and Maintenance
Penjualan tidak hanya sebatas apabila telah memperoleh satu pesanan saja.
Seorang wiraniaga yang baik akan berusaha melanjutkan dengan berbagai
32
macam cara. Pada tahap ini, wiraniaga harus berusaha menyelesaikan semua
hal yang berhubungan dengan waktu penyerahan, syarat kontrak, cara
pembayaran, pelayanan purna jual, dan lain sebagainya. Tindakan follow up
ini dimaksudkan untuk melihat apakah masih ada persoalan dari konsumen,
untuk meyakinkan konsumen bahwa perusahaan selalu memperhatikan dan
mengatasi hal-hal kurang baik yang mungkin terjadi.
Prospecting and
Qualifying
Approaching the
Prospect
Pre-approach
Follow up and
Servicing The Account
Making Sales Presentation
and Demo
Bargaining and
Closing The Sales
Negotiating Resistance
and Objection
Gambar 2.6: Proses Personal Selling (Gugup Kismono, 2011:398)
2.4.3
Wiraniaga Yang Baik
Pelaksanaan personal selling sangat tergantung dari kemampuan tenaga
penjualnya. Karena mereka lah yang menjadi pioneer sebagai perwakilan
perusahaan di mata calon konsumen. Untuk itu, perusahaan harus benar-benar
ketat dalam memilih armada penjualnya. Orang yang melakukan personal selling
banyak disebut dengan istilah khusus seperti:
1. Wiraniaga/sales person/SPG (Sales Promotion Girl)/SPB (Sales Promotion
Boy)/salesman.
33
2. Armada penjualan
3. Account Executive
4. Konsultan penjualan
5. Perwakilan pemasaran
Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang wiraniaga, yaitu:
1. Keahlian interpersonal, atau dapat dikatakan sebagai keahlian antar hubungan
manusia (people skill) sangat penting untuk dimiliki oleh seorang wiraniaga
karena keahlian ini merupakan suatu relasi yang bergantung pada interaksi
antara seorang penjual dengan pembeli, juga sangat penting dalam proses
memberi inspirasi kepada orang-orang lain untuk ikut mengimplementasikan
visi. Keahlian interpersonal tersebut meliputi:

Sikap bersahabat dan suportif

Menunjukkan kepedulian terhadap para calon pembelinya

Berusaha untuk memahami setiap masalah yang ada

Mendengarkan calon pembelinya

Berkomunikasi lisan

Membangun jaringan, dan

Mampu menaksir kemampuan diri dan orang lain
2. Kemampuan berkomunikasi intra persona (intrapersonal communication)
merupakan komunikasi dengan diri sendiri yang meliputi persepsi, ide, dan
penguasaan bahasa
3. Mampu membangun jaringan. Pembangunan jaringan eksternal memberikan
pengetahuan yang luas pada para manajer puncak mengenai apa yang sedang
34
terjadi di dalam industri tersebut dan mengenai siapa yang mempunyai
keahlian dalm setiap aspek dari bisnis tersebut dan lingkungan bisnisnya.
4. Memiliki keahlian manajemen dan berkompetensi
5. Memiliki kemampuan kognitif (intelegensia), merupakan aset bagi setiap
marketing karena pekerjaan mereka mengharuskan untuk menghimpun,
mengintegrasikan, dan menginterprestasikan begitu banyak informasi.
Kemampuan kognitif ini meliputi:

Kemampuan yang tinggi dalam menganalisa

Dapat membangun net-working

Mampu menjalin hubungan baik

Pintar bernegosiasi, dan

Mengetahui situasi pasar
2.5 Biaya Personal Selling
Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan berbagai
kegiatan. Setiap kegiatan promosi terlebih kegiatan personal selling
yang
dilakukan oleh perusahaan tentunya memerlukan biaya yang besar. Tugas untuk
menentukan biaya personal selling merupakan faktor kunci karena keputusan ini
akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas program kegiatan personal selling
dan efektivitas perolehan laba perusahaan.
Biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh
perusahaan yang menghasilakn barang dan jasa, dimana biaya tersebut dinyatakan
35
dalam bentuk uang6. Dengan demikian, biaya personal selling
adalah biaya
pemasaran atau penjualan yang meliputi pelaksanaan personal selling untuk
menjamin pelayanan konsumen dan menyampaikan produk jadi atau jasa ke
tangan konsumen. Biaya personal selling selain mencakup biaya pelatihan, dan
pengadaan marketing kit juga meliputi kompensasi. Kompensasi tenaga penjualan
bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Namun, semua rencana
kompensasi mengandung setidaknya satu atau lebih komponen berikut:
a.
Komisi, merupakan uang yang diterima oleh tenaga penjual jika mampu
menjual produk per unit. Komisi diberikan berbeda-beda untuk tiap tipe
produk yang terjual
b. Uang harian, meliputi ongkos transportasi dan uang makan harian yang
diberikan untuk para wiraniaga dalam menjalankan kegiatan personal selling.
Kompensasi diberikan secara lump-sum setiap bulannya.
c.
Bonus, diberikan kepada tenaga penjual yang mampu menjual sesuai target
yang ditentukan oleh manajemen. Target bonus biasanya tergantung dari
jumlah unit atau satuan yang berhasil dijual.
d. Insentif, merupakan bentuk lain dari kompensasi yang bisa sangat
memotivasi tenaga penjual, dapat berupa perjalanan, uang tunai, dll.
e.
Tunjangan, umumnya dikaitkan dengan kinerja tenaga penjual. Tunjangan
dapat berupa asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
f.
Gaji pokok, merupakan gaji tetap yang diterima oleh tenaga penjual setiap
bulannya. Jumlah yang dibayarkan tetap dan biasanya dikaitkan dengan upah
6
Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing
Communication. PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, hlm 56
36
minimum regional yang ada. Dan juga berdasarkan perkiraan laba masa
depan perusahaan dan profesionalitas tenaga penjual yang bersangkutan. Gaji
pokok biasanya diberikan kepada tenaga penjual baru untuk memotivasi
stabilitas
dan
menumbuhkan
kepercayaan
kepada
perusahaan
serta
menumbuhkan loyalitas pada perusahaan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memerlukan biaya untuk
mencapai tujuan usahanya. Oleh sebab itu, setiap tindakan yang dilakukan harus
dipikirkan secara matang. Manfaat yang diperoleh perusahaan harus lebih besar
jika dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan.
2.6 Pengertian Volume Penjualan
Menurut Freddy Rangkutti (2009:57), yang dimaksud dengan volume
penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari
segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan
sesuatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam
bentuk unit, kilo, ton, atau liter.
Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar
pula kemungkinan laba yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, volume
penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk
menghindari perusahaan mengalami kerugian. Jadi, volume penjualan yang
menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan.
Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan
merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan pihak produsen dalam
37
hal ini adalah dari perusahaan ke tangan konsumen dalam usahanya mencapai
sasaran yakni memaksimalkan laba untuk periode tertentu, yang dinilai menurut
satuan mata uang. Dengan demikian, fokus kegiatan perusahaan adalah usaha
meningkatkan cara-cara penjualan dan kegiatan promosi; yang dalam hal ini
khususnya personal selling yang intensif agar dapat meningkatkan volume
penjualan demi kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang.
2.7 Pengertian Event Organizing dan Design Grafis
2.7.1 Pengertian Event Organizing
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Event Organizing, ada
baiknya kita terlebih dahulu memahami apa itu even. Dalam arti sempit, even
diartikan sebagai pameran, pertunjukan, atau festival, dengan syarat ada
penyelenggara, peserta, dan pengunjung. Namun dalam arti luas, even diartikan
sebagai suatu kurun waktu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi
dengan mendatangkan orang-orang ke suatu tempat agar mereka memperoleh
informasi atau pengalaman penting serta tujuan lain yang diharapkan oleh
penyelengggara7.
Di Indonesia, bisnis jasa pelaksana acara atau Event Organizing (EO) masih
merupakan jenis pekerjaan yang tergolong baru. Tumbuhnya bisnis EO di
Indonesia seiring dengan semakin maraknya dunia showbiz dan bangkitnya
perekonomian Indonesia.
7
John E. Kennedy, Manajemen Even; Seri Marketing Communication. PT Bhuana Ilmu Populer,
2009, hlm 3
38
Untuk sebagian masyarakat golongan menengah ke atas; terutama di kotakota besar di Indonesia, kesibukan serta padatnya kegiatan mendorong mereka
untuk memilih cara yang lebih praktis, yakni dengan mempercayakan
penyelenggarakan acara kepada Event Organizing (EO). Semakin dibutuhkannya
jasa EO oleh masyarakat dan perusahaan dalam menunjang kegiatan promosi
pemasaran, menempatkan bisnis EO menjadi sebuah industri jasa dengan masa
depan yang cerah.
Dalam berbagai kesempatan, Event Organizer (EO) memiliki bermacam
nama seperti event coordinator, event planner, event manager, event producer,
event designer, chairman of organizing comittee, panitia pelaksana, atau bahka
konsultan. Apapun sebutannya, mereka berprofesi dalam bisnis memproduksi atau
menggelar acara demi memenuhi kebutuhan dan harapan klien, pengunjung, dan
peserta event.
Ada berbagai pengertian Event Organizer (EO), di antaranya adalah:
Allen (2002): Event planner sebagai seseorang, bisa karyawan (in-house
planner), konsultan/pengusaha jasa atau seorang freelancer, bahkan relawan yang
dikontrak jasanya untuk menyelenggarakan sebuah acara yang biasanya
berlangsung dalam tatanan sosial kemasyarakatan, termasuk pengaturan waktu,
tempat, lokasi, perencanaan, menu hidangan, transportasi, dekorasi, dan
sebagainya.
Silvers (2004): Event coordinator adalah seseorang yang bertanggung jawab
untuk mengimplementasikan secara terpadu seluruh kebutuhan logistik dan
operasional sebuah event sesuai dengan elemen-elemen yang dirangkai di dalam
39
desain atau kerangka dasar event. Tugas event coordinator adalah mengemas dan
mengelola event sesuai harapan pengunjung serta menghasilkan sasaran sesuai
harapan klien.
Goldbatt (2002): Event manager adalah sebuah profesi yang mengumpulkan dan
mempertemukan sekelompok orang untuk tujuan perayaan (celebration),
pendidikan, pemasran, dan reuni dan bertanggung jawab mengadakan penelitian,
membuat desain event, melakukan perencanaan, dan melaksanakan koordinasi
serta pengawasan untuk merealisasikan kehadiran sebuah event.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan beberapa ciri EO:
1. EO adalah sebuah bisnis dan profesi yang menawarkan jasa
2. EO mengumpulkan dan mempertemukan khalayak untuk sebuah tujuan
3. EO bertanggung jawab melakukan penelitian, membuat desain event
merencanakan, melakukan koordinasi, supervisi, dan pengawasan terhadap
pelaksanaan, kelangsungan, realisasi, dan keberhasilan sebuah event.
4. EO memproduksi dan menghadirkan sebuah event untuk memenuhi
kebutuhan serta keinginan dan atas permintaan klien, penyelenggara, orang,
atau instansi yang mempunyai hajat. Dengan kata lain, EO adalah pelaksana
acara yang melakukan pekerjaan atas permintaan klien.
5. EO terikat dengan persyaratan-persyaratan serta maksud dan tujuan yang
ditetapkan oleh klien untuk melaksanakan event tersebut. Dan atas jasanya,
EO menerima bayaran atau fee.
40
Cabang Spesialisasi EO
Event Organizing (EO) terdiri dari berbagai cabang spesialisasi seperti
periklanan, atraksi, penyiaran (broadcasting), kemasyarakatan, perusahaan,
eksposisi,
pekan
raya
(fair),
festival,
pemerintahan,
acara
ramah
tamah/penerimaan tamu (hospitality), rapat, museum, pemasaran, dan turisme.
Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis jasa EO mungkin memiliki
keahlian atau spesialisasi di salah satu atau dua caban, tetapi jarang yang memiliki
keahlian di semua cabang. Walaupun sering terdapat kemiripan kegiatan antara
acara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, EO umumnya
memusaatkan keahlian dan usaha bisnisnya pada salah sau atau dua sub-cabang
tersebut agar bisa memelihara dan melindungi kelanjutan bisnis dan profesinya.
Ada banyak cabang spesialisasi yang terbuka luas bagi bisnis jasa dan
profesi EO Wahyuni Pudjiastuti (2010: 110), seperti:
1. Civic event, merupakan acara hari-hari besar nasional dan perayaan-perayaan
kemasyarakatan.
2. Exposition, merupakan acara sejenis pameran dagang (trade show) baik yang
dilakukan oleh pemerintah maupun swasta tempat produsen, rekanan, atau
pemasok bertemu dengan para grosir dan pengecer serta memperkenalkan
produk dan jasa kepada pembeli.
3. Fair and festival, merupakan acara pekan raya dan festival. Seperti World
Fair, Jakarta Fair, dll.
4. Hallmark event, merupakan acara-acara yang berkala. Seperti Peringatan ½
Abad Kemerdekaan, Olimpiade, dan World Cup.
41
5. Hospitality, merupakan acara penerimaan tamu atau ramah tamah, umumnya
banyak dikembangkan di bidang industri perhotelan untuk memajukan bisnis
mereka, mulai dari penawaran kamar sampai makanan dan minuman.
6. Meeting and conference, merupakan acara konvensi, rapat atau seminar yang
memberikan kesempatan untuk membangun jaringan baik di antara anggota
asosiasi maupun karyawan perusahaan di sektor industri.
7. Retail event, merupakan acara-acara yang dikaitkan dengan bidang pemasaran
dan perdagangan eceran (periklanan, peluncuran produk, promosi penjualan,
dll)
8. Social life-cycle event, merupakan acara-acara yang terkait dengan kehidupan
kemasyarakatan sehari-hari: pernikahan, pesta keluarga, ulang tahun, dll.
Karena kesibukan pribadi dan keterbatasan waktu, banyak orang tidak
mampu melaksanakannya sendiri dan beralih pada EO.
9. Sport event, merupakan event olahraga, seperti World Cup, Liga Jarum,
Wismilak International Tennis, Pekan Olaharaga Nasional, dll.
10. Tourism, merupakan acara tur dan rekreasi, pertunjukan seni dan kerajinan,
serta festival musik.
11. Roadshow, merupakan bentuk acara yang dilakukan secara berpindah-pindah
dari satu lokasi ke lokasi lain.
12. Contest and competition merupakan acara kompetisi
13. Permainan/outbond, outbond ini dapat dilakukan indoor maupun outdoor
dengan tujuan untuk menjalin hubungan yang harmonis/team work.
42
14. Demonstration, merupakan acara yang mampu memberikan kesan mendalam
bagi audience, dimana audience dapat ikut terlibat dalam demo yang sedang
dilakukan, dan bersifat interaktif.
15. Debat merupakan acara yang dilakukan untuk menunjukkan kredibilitas
masing-masing peserta debat kepada khalayak
16. Launching, bertujuan untuk memberitahukan kepada publik tentang adanya
sesuatu yang baru, seperti produk, cabang perusahaan, logo atau identitas
perusahaan.
17. Media Conference atau konferensi pers meruapakan acara yang diadakan
khusus untuk media massa dengan tujuan untuk mendapatkan publisitas
terkait informasi yang disampaikan
18. Media Tour, adalah acara yang mengundang pihak media massa untuk
menjalin hubungan baik antara perusahaan dan pihak media massa
19. Gathering, merupakan acara yang dirancang dalam bentuk hiburan, ramahtamah, atau diskusi ringan dengan tujuan untuk mengakrabkan hubungan
antarpeserta
20. Reunion atau reuni merupakan acara yang dirancang untuk memfasilitasi
alumni suatu komunitas untuk berkumpul kembalisetelah berpisah beberapa
lama.
2.7.2 Pengertian Design Grafis
Design Grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang
memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih,
43
menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis
di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan
sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa
tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Design grafis
umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lainlain.
Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang design grafis.
Menurut Suyanto design grafis didefinisikan sebagai “Aplikasi dari keterampilan
seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri“. Aplikasi-aplikasi ini
meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk
institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan
secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Sedangkan menurut
Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/ mendefinisikan design grafis
sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, fotofoto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu
yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini,
sehingga mereka dapat
menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau sesuatu
yang mudah diingat.
Sedangkan Blanchard mendefinisikan design grafis sebagai suatu seni
komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam
menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan.
44
1. Kategori Design Grafis
Secara garis besar, design grafis dibedakan menjadi beberapa kategori:
a. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet,
leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis.
b. Web Desain: desain untuk halaman web.
c. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi.
d. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design): merupakan
desain profesional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain
industri, dan arsitek taman.
e. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya.
2.
Program Pengolah Grafis
Oleh karena design grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana
untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan
pembuatan karya.
a. Aplikasi pengolah tata letak (layout). Program ini sering digunakan untuk
keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster, dan lain yang sejenis.
Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari
program lain (seperti Adobe Photoshop). Yang termasuk dalam kelompok ini
adalah Adobe FrameMaker, Adobe In Design, Corel Ventura, Microsoft
Publisher, dll.
45
b. Aplikasi pengolah vektor/garis. Program yang termasuk dalam kelompok ini
dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga
sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan
berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung.
Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Adobe Illustrator, Beneba
Canvas, CorelDraw, Macromedia Freehand, dll.
c. Aplikasi pengolah pixel/gambar. Program yang termasuk dalam kelompok ini
dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo
retouching). Semua objek yang diolah dalam progam-program tersebut
dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan
warna tertentu. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah Adobe Photoshop,
Corel Photo Paint, Macromedia Xres, Microsoft Photo Editor, dll.
d. Aplikasi pengolah film/video. Program yang termasuk dalam kelompok ini
dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format
seperti pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll),
pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru,
ombak, dan lain-lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Adobe After
Effect, Power Director, Show Biz DVD, Nero Ultra Edition, dll.
e. Aplikasi pengolah multimedia. Program yang termasuk dalam kelompok ini
biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk Multimedia
berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan dikemas
dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi
46
film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancang sedemikian rupa
sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik. Yang termasuk
dalam kelompok ini adalah Macromedia Authorware, Macromedia Director,
Macromedia Flash, Hyper Studio, dll.
47
Download