BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Istilah manajemen berasal dari kata kerja to manage yang berarti control, yang dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan: mengendalikan, menangani, atau mengelola. Berdasarkan berbagai literatur manajemen yang ada, istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu pertama, manajemen sebagai suatu proses; kedua, manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen; dan ketiga, manajemen sebagai suatu seni (art) sekaligus sebagai suatu ilmu Manajemen sebagai suatu proses, ada tiga pokok penting yang terkandung dalam manajemen yaitu, pertama, adanya tujuan yang ingin dicapai; kedua, tujuan dicapai dengan mempergunakan kegiatan orang-orang lain; ketiga, kegiatankegiatan orang lain itu harus dibimbing dan diawasi. Brantas (2009:4) menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan-tujuan organisasional atau maksud-maksud yang nyata. Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orangorang yang melakukan aktivitas manajemen. Dengan kata lain, segenap orangorang yang melakukan aktivitas manajemen dalam suatu badan tertentu disebut 7 manajemen. Yang dimaksud dengan aktivitas manajemen di sini adalah kegiatankegiatan atau fungsi-fungsi yang dilakukan oleh setiap manajer yang meliputi planning, organizing, staffing, directing, dan controlling. Fungsi-fungsi Pokok Berupa Proses Manajemen Sumber daya pokok berupa 6M: Men Materials Machine Methode Money Markets Planning Actuating Tujuan Organizing Controlling Gambar 2.1: Fungsi Pokok Manajemen (Yayat M. Herujitno, 2010:3) Dalam pengertian yang ketiga, manajemen sebagai suatu seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang nyata dan mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen sebagai ilmu berfungsi menerangkan kejadian-kejadian, keadaan-keadaan. Unsur keilmuan dalam manajemen merupakan kumpulan pengetahuan atau statements yang berhasil dipertahankan dan telah melalui berbagai tingkat pengujian dan penyelidikan. Sedangkan unsur seni dalam manajemen adalah pemakaian pengetahuan tersebut untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu yang didasarkan pada pengalaman dan intuisi yang berfungsi sebagai indera keenam. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan 8 perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan suatu kelompok orang dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. 2.2 Pemasaran dan Bauran Pemasaran 2.2.1 Pengertian Pemasaran Dalam kehidupan sehari-hari, kita dikelilingi oleh kegiatan pemasaran. Misalnya iklan suatu produk di media massa, adanya selebaran yang digantung di pintu gerbang rumah, dan sebagainya. Semua ini sengaja dilakukan produsen untuk mempengaruhi masyarakat/calon konsumennya agar membeli produk yang mereka tawarkan. Pemasaran yang kokoh penting bagi suatu perusahaan agar tetap bertahan dan berkembang di tengah-tengah persaingan yang ketat. Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak bagi berjalannya suatu perusahaan, karena kegiatan pemasaran merupakan salah satu sumber pemasukan dana bagi perusahaan. Namun untuk dapat menjalankan kegiatan pemasarannya dengan baik, divisi pemasaran harus menjalin kerjasama yang baik pula dengan divisidivisi lainnya yang telah menjadi satu kesatuan dalam manajemen perusahaan. Pemasaran mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Agar produk yang ditawarkan dapat terjual, seorang pemasar harus dapat mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, mendistribusikan serta mempromosikan produk-produknya secara baik. Ada begitu banyak definisi mengenai pemasaran. Diantaranya adalah seperti yang 9 diungkapkan oleh Thamrin Abdullah dan Francis Tantri berikut “Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”2. Menurutnya, dua sasaran utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai serta menjaga dan menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan. Definisi pemasaran tersebut bersandar pada Konsep Inti Pemasaran: Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan Produk (Barang, Jasa, & Gagasan) Nilai, Biaya, & Kepuasan Pertukaran dan Transaksi Hubungan dan Jaringan Pasar Pemasar dan Calon Pembeli Gambar 2.2: Konsep Inti Pemasaran (Thamrin dan Francis, 2012:14) 2 Thamrin Abdullah dan Francis Tantri, Manajemen Pemasaran. RajaGrafindo Persada, 2012, hlm 14. 10 Konsep inti pemasaran tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan Dasar pemikiran pemasaran adalah bahwa setiap manusia memiliki keinginan dan kebutuhan. Keinginan dan kebutuhan tersebut semakin hari semakin banyak sehingga menciptakan permintaan. Hal ini menjadi kesempatan bagi seorang pemasar untuk menawarkan produk yang dimilikinya. a. Kebutuhan Manusia (human needs) timbul karena ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar. Kebutuhan tidak dapat diciptakan, karena merupakan hakikat biologis dan kondisi manusia itu sendiri. Contoh: manusia membutuhkan makanan, tempat berlindung, pakaian, harga diri, hak milik, dan keamanan b. Keinginan (wants) merupakan hasrat akan pemuasan kebutuhan yang spesifik. Meskipun kebutuhan manusia sedikit, keinginan manusia banyak. Contoh: keinginan untuk memiliki gadget terbaru, memiliki sepatu, tas, dan produk-produk fashion rancangan desainer ternama, dll c. Permintaan (demands) adalah keinginan akan produk spesifik yang didukung oleh daya beli. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengukur tidak hanya berapa banyak orang yang menginginkan produk mereka, namun yang lebih penting, berapa banyak yang benar-benar bersedia dan mampu membelinya. 11 2. Produk (Barang, Jasa, dan Gagasan) Kebutuhan dan keinginan manusia dapat dipenuhi dengan Produk. Menurut Philip Kotler, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan. Produk dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: barang berbentuk fisik, jasa, dan gagasan 3. Nilai, Biaya, dan Kepuasan Produk yang ditawarkan harus mampu memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli, karena pembeli akan memilih yang terbaik dari beberapa alternatif yang ada. Nilai (value) adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan yang dapat diberikan suatu produk untuk memuaskan kebutuhannya dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkannya. 4. Pertukaran dan Transaksi Produk dapat diperoleh dengan empat cara yatu: memproduksi sendiri, memaksa, meminta-minta, dan pertukaran (exchange). Pertukaran yang merupakan konsep inti dari pemasaran, mencakup perolehan produk yang diinginkan dari seseorang dengan menawarkan sesuatu sebagai gantinya. Pertukaran yang telah mencapai suatu kesepakatan disebut sebagai transaksi. 5. Hubungan dan Jaringan Pemasaran transaksi (transaction marketing) merupakan bagian dari gagasan yang lebih besar yang dinamakan pemasaran hubungan. Pemasaran hubungan (relationship marketing) adalah praktik membangun hubungan jangka panjang yang memuaskan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, seperti; pelanggan, pemasok, penyalur, dll; guna 12 mempertahankan preferensi dan bisnis jangka panjang. Hasil pelaksanaan pemasaran hubungan ini adalah pengembangan aset unik perusahaan yang disebut jaringan pemasaran, yang terdiri dari perusahaan dan semua pihak pendukung yang berkepentingan: pelanggan, pekerja, pemasok, penyalur, pengecer, dan pihak lain yang telah membangun hubungan bisnis yang saling menguntungkan dengan perusahaan. 6. Pasar Konsep pertukaran mengarah pada konsep pasar. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melakukan pertukaran guna memuaskan kebutuhan dan keinginannya 7. Pemasar dan Calon Pembeli Konsep pasar membawa kita kepada konsep pemasaran. Pemasaran berarti bekerja dengan pasar untuk mewujudkan transaksi potensial guna memuaskan kebutuhan dan keingina manusia. Pemasar adalah orang yang mencari calon pembeli yang mau melakukan pertukarang nilai (value). Sedangkan calon pembeli adalah orang yang mungkin bersedia dan mampu terlibat dalam pertukaran nilai. 2.2.2 Manajemen Pemasaran Istilah manajemen pemasaran menurut (Philip Kotler dan Amstrong 1991:11) seperti yang dikutip oleh Buchari Alma dalam bukunya Manajemen Pemasaran dan Manajemen Pemasaran Jasa adalah “Manajemen pemasaran ialah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasikan dan 13 mengawasi segala kegiatan (program) guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi”. Pengertian tersebut diatas mengadung implikasi bahwa manajemen pemasaran merupakan suatu proses yang menekankan pada efisiensi biaya dan efektivitas dalam memperoleh hasil yang hendak dicapai oleh sebab itu, manajer pemasaran harus memainkan peran penting dalam perencanaan pemasaran. 2.2.3 Bauran Pemasaran Menurut Freddy Rangkuti (2010; 22) bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya. Bauran pemasaran terdiri dari empat komponen dasar, yaitu: a. Product (Produk) Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan3. Produk yang ditawarkan meliputi barang fisik, jasa, orang atau pribadi, tempat, organisasi, dan ide. Jadi produk dapat berupa manfaat tangible maupun intangible yang dapat memuaskan pelanggan. 3 Daryanto, Pendidikan Kewirausahaan. Gava Media, 2012, hlm 60 14 Agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, produk yang ditawarkan harus memenuhi hierarki nilai pelanggan sebagai berikut: 1). Manfaat inti, merupakan manfaat mendasar yang sesungguhnya diberli konsumen. 2). Memberikan manfaat mendasar selain manfaat inti dalam produk tersebut 3). Menjadikan produk tersebut sebagai yang diharapakan pembeli dengan menambah atribut pada produk tersebut 4). Menyiapkan produk yang ditingkatkan untuk melampaui harapan pelanggan. Gambar 2.3: Hierarki Pelanggan (Arif Rahman, 2012:12) 15 b. Price (Harga) Harga adalah jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk. Harga merupakan salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan keuntungan suatu perusahaan. Harga merupakan satusatunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen lainnya melambangkan biaya. Harga juga merupakan satu dari elemen bauran pemasaran yang paling fleksibel karena harga dapat berubah dengan cepat. c. Place/distribution (Tempat) Distribusi mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran. Saluran 1: Produsen Konsumen Saluan 2: Produsen Pengecer Konsumen Pedagang besar Pengecer Konsumen Pedagang besar Pengecer Konsumen Saluran 3: Produsen Saluran 4: Produsen Agen Saluran 5: Produsen Agen A. Pengecer Konsumen Alternatif Saluran Distribusi Pasar Konsumen 16 Saluran 1: Segmen Pasar Industri Produsen Saluan 2: Produsen Distributor Industri Segmen Pasar Industri Distributor Industri Segmen Pasar Industri Saluran 3: Agen Produsen Saluran 4: Agen Produsen B. Segmen Pasar Industri Alternatif Saluran Distribusi Pasar Industri Gambar 2.4. Alternatif saluran Distribusi Pasar Konsumen dan Pasar Industri (Arif Rahman, 2010:261) d. Promotion (Promosi) Promosi adalah salah satu dari variabel marketing mix yang sangat penting peranannya, sehingga merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oelh perusahaan dalam rangka melaksanakan program promosi bila produknya ingin dikenal oleh konsumen secara luas dan sukses di pasar sasaran. Kegiatan promosi berusaha menarik perhatian konsumen melalui informasi yang diberikan kepada konsumen untuk memberitahu adanya produk baru perusahaan. Tujuan utama dari kegiatan promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. 17 Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam perkembangannya, dikenal juga istilah 7P dimana 3P selanjutnya adalah: e. People (Orang) Orang dalam hal ini adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli. Semua sikap dan tindakan karyawan, bahkan cara berpakaian dan penampilan karyawan berpengaruh terhadap persepsi konsumen dan keberhasilan dalam menyampaikan jasa. f. Physyical Evidence (Bukti Fisik) Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata turut mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan, yang meliputi bangunan fisik, peralatan, perlengkapan, logo, warna, dan barang-barang lainnya yang disatukan dengan service yang diberikan. g. Process (Proses) Proses merupakan semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas, yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Bagi perusahaan jasa, kerja sama antara pemasaran dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, terutama dalam melayani kebutuhan dan keinginan konsumen. 18 2.2.4 Pemasaran Jasa Prinsip pemasaran tidak lagi hanya sebatas pada kegiatan pemasaran produk yang berupa barang tetapi juga pada kegiatan pemasaran yang berkaitan dengan produk yang bersifat jasa. Bahkan dewasa ini, perkembangan pemasaran jasa sangat cepat sejalan dengan perkembangan kebutuhan masyarakat terhadap jasa. Ini diakibatkan karena masyarakat tidak lagi memandang kebutuhan hidupnya hanya terbatas pada kebutuhan sandang, pangan, dan papan (bersifat material) saja, tetapi lebih jauh masyarakat telah memandang kebutuhan yang berkaitan dengan sifat immaterial seperti kebutuhan akan kenyamanan, ketentraman, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya yang bersifat non-fisik atau jasa. Jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda, yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik), konsumen terlibat secara aktif dalam proses produksi dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu4. Sebagai salah satu negara yang sedang berkembang, sektor jasa di Indonesia juga sedang berkembang. Bahkan dapat digunakan sebagai andalan pendapatan negara. Adapun ciri-ciri jasa adalah sebagai berikut: 1. Jasa tidak berwujud, tetapi dapat memenuhi kebutuhan konsumen. 2. Proses produksi jasa dapat menggunakan atau tidak menggunakan bantuan suatu produk fisik. 3. Jasa tidak mengakibatkan peralihan hak atau kepemilikan. 4. Terdapat interaksi antara penyedia jasa dengan pengguna jasa. 4 Farida Jasfar, Manajemen Jasa Pendekatan Terpadu. Ghalia Indonesia, 2005, hlm 17. 19 Pemasaran jasa tidak dapat dipisahkan dari pemasaran barang yang bersifat material ini dilakukan sebagai upaya untuk mendorong kegiatan pemasaran barang bukan jasa tersebut. Sebagai contoh pemberian garansi, potongan harga, dan delivery service. Karena pada saat melakukan pembelian, masyarakat tidak hanya menginginkan produknya saja tetapi juga menghendaki jasa pelayanan yang memuaskan dari barang tersebut. Baik barang maupun jasa saling memberikan kontribusi satu dengan lainnya, sehingga apabila lebih banyak muatan jasa, maka produk tersebut bersifat pelayanan atau jasa. Namun sebaliknya apabila lebih banyak muatan material, maka produk tersebut mengarah pada sifat kebendaan dan jasa hanya sebagai produk pendukung saja. Jasa tidak dapat diseragamkan atau distandardisasi, sehingga hasil produk jasa dapat berlainan antara satu dengan yang lainnya sesuai dengan kebutuhan penggunaan jasa tersebut. Karakteristik Jasa Jasa memiliki karakterisitik yang berbeda dengan produk bukan jasa. Karakteristik jasa lebih dikarenakan oleh sifat jasa yang tidak dapat dirasakan secara fisik. Adapun karakteristik jasa adalah sebagai berikut: a. Jasa tidak dapat disimpan dan pada umumnya dikonsumsi pada saat dihasilkan. b. Jasa bergantung pada waktu, secara umum pelanggan cenderung memanfaatkan jasa secara lebih sering pada waktu tertentu. c. Jasa bergantung pada tempat. 20 d. Konsumen selalu terlibat dalam proses produksi jasa, karena konsumen merupakan bagian integral dari proses tersebut. e. Perubahan pada konsep kemanfaatan berarti perubahan proses produksi yang terlihat maupun tidak. f. Setiap orang dan apapun yang berhubungan dengan konsumen turut juga mempunyai andil dalam memberikan peranan. g. Karyawan penghubung (contact employee) merupakan bagian dari proses produksi jasa. h. Kualitas jasa tidak dapat diperbaiki pada saat proses produksi karena produksi jasa terjadi secara real time, dan konsumen terlibat pada proses produksinya. Jika terjadi kesalahan pada saat produksi maka sudah terlambat bagi bagian pengendalian kualitas untuk memperbaikinya. 2.3 Bauran Promosi Pemasaran Jasa 2.3.1 Pengertian Promosi Dalam menjalankan kegiatan usaha, kegiatan promosi penting untuk dilakukan guna membantu meningkatkan volume penjualan. Kegiatan promosi berguna sarana komunikasi antara penjual dengan pembeli mengenai produk yang dihasilkan perusahaan, di mana dalam melakukan kegiatan promosi seorang pemasar harus mampu menciptakan suatu komunikasi yang menyenangkan agar konsumen merasa tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan perusahaan. Promosi merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen pemasaran, karena melalui promosi diharapkan akan terjadi suatu 21 rangkaian kegiatan penjualan yang berkesinambungan sehingga kehidupan perusahaan dapat terjamin. Menurut Basu Suasta dan Irawan (2003), promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran, sedangkan menurut Freddy Rangkuti (2010), promosi adalah kegiatan penjualan dan pemasaran dalam rangka menginformasikan dan mendorong permintaan terhadap produk, jasa, dan ide dari perusahaan dengan cara mempengaruhi konsumen agar mau membeli produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa promosi adalah kegiatan untuk menyampaikan informasi, berkomunikasi, dan meyakinkan konsumen terhadap sesuatu yang dilakukan perusahaan pada konsumen yang sifatnya membujuk dan memberitahukan dengan tujuan menciptakan permintaan. 2.3.2 Pengertian Bauran Promosi Kegiatan promosi berfungsi sebagai sarana komunikasi antara penjual dan pembeli mengenai produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, di mana dalam kegiatan tersebut pemasar dituntut agar dapat menciptakan suatu komunikasi yang menyenangkan agar konsumen tertarik untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk yang ditawarkan perusahaan. Agar dapat mencapai sasarannya, maka perusahaan perlu melakukan beberapa bentuk kegiatan promosi atau yang biasa disebut dengan bauran promosi (promotion mix). Bauran promosi terdiri dari a. Advertising (Periklanan) merupakan salah satu bentuk promosi yang paling banyak digunakan perusahaan. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak 22 langsung, yang didasarkan pada informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian. b. Sales Promotion (Promosi Penjualan) merupakan variasi insentif jangka pendek untuk merangsang pembelian atau penjualan suatu produk. c. Public Relations and Publicity (Hubungan Masyarakat dan Publisitas), merupakan ruang editor yang terdapat di semua media yang dibaca, dilihat atau didengar untuk membantu mencapai tujuan-tujuan penjualan. d. Personal Selling (Penjualan Personal), merupakan penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli potensial dengan tujuan untuk melakukan penjualan. 2.4 Personal Selling Sebagai Alat Komunikasi Pemasaran Personal selling merupakan salah satu alat komunikasi yang sudah banyak dipakai dalam industri jasa. Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan volume penjualan secara langsung melalui kontak/interaksi pribadi. Ketika elemen bauran komunikasi pemasaran lainnya tidak memberikan dampak langsung terhadap penjualan, sebaliknya personal selling jusru memberikan dampak langsung. Personal selling merupakan komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pembeli untuk memperkenalkan sekaligus membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk yang dihasilkan perusahaan sehingga mereka kemudian tertarik untuk mencoba dan membelinya. Penjualan pribadi (personal selling) adalah interaksi antar individu, saling bertemu muka yang 23 ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain5. Personal selling pada hakikatnya ditopang oleh bauran promosi dan didasarkan pada bauran pemasaran yang berbentuk hierarki hubungan yang mengerucut seperti yang dapat dilihat pada hierarki personal selling berikut. Gambar 2.5. Hierarki Personal Selling (Agus Hermawan, 2012:108) Personal selling melibatkan presentasi produk atau ide secara langsung di depan konsumen potensial. Dalam pelaksanaan kegiatan personal selling, seorang personal seller juga diharapkan dapat mendorong konsumen untuk membeli produk atau layanan yang ditawarkan, serta membangun hubungan yang baik dengan konsumen. 5 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Gramedia Pustaka Utama, 2010, hlm 26 24 Sifat-sifat personal selling menurut Agus Hermawan (2012: 108) adalah: 1. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif antara 2 orang atau lebih. 2. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan, mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih akrab. 3. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar, memperhatikan, dan menanggapi. Ada beberapa keuntungan dari pelaksanaan personal selling, yaitu: 1. Dapat memilih dan mencari calon konsumen potensial 2. Memilih cara-cara penyajian terbaik sesuai dengan kondisi 3. Membantu dan membimbing calon konsumen dalam pemilihan produk/jasa 4. Mengadakan peragaan produk sehingga calon konsumen dapat mengetahui kegunaan serta kelebihan produk/jasa yang ditawarkan. 5. Meyakinkan calon konsumen yang ragu dalam mengambil keputusan. 6. Mendorong calon konsumen untuk melakukan transaksi. Selain keuntungan tersebut, personal selling juga memiliki beberapa kelemahan, seperti: 1. High Cost, karena menggunakan tenaga penjual yang relatif besar dan tingginya biaya untuk menjumpai konsumen secara langsung, juga membiayai gaji para personal seller. 25 2. Finding and retaining salespeople akibat cukup seringnya terjadi pergantian tenaga penjual dan hal ini sangat mempengaruhi perusahaan 3. Message inconsistency terjadi karena masing-masing tenaga penjual bekerja secara mandiri yang mengakibatkan adanya perbedaan pesan yang disampaikan antara tenaga penjual yang satu dengan tenaga penjual lainnya. 4. Motivation, karena mengandalkan manusia/tenaga penjual mengakibatkan motivasi masing-masing tenaga penjual sering naik turun, sehingga kinerja masing-masing karyawan berbeda-beda. Meskipun demikian, kegiatan pemasaran dengan cara personal selling tetaplah penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya. Kegiatan personal selling memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai berikut : 1. Prospecting, yaitu kegiatan mencari pembeli dan menjalin hubungan dengan mereka. 2. Targeting, yaitu mengalokasikan waktu penjual demi pembeli. 3. Communicating, yaitu memberi informasi mengenai produk perusahaan kepada calon konsumen 4. Selling, yakni mendekati, mempresentasikan dan mendemonstrasikan, mengatasi penolakan, serta menjual produk kepada pelanggan. 5. Servicing, yakni memberikan berbagai jasa dan pelayanan kepada pelanggan. 6. Information gathering, yakni melakukan riset dan intelijen pasar. 7. Allocating, yaitu memutuskan konsumen mana yang akan mendapatkan produk apabila terjadi kelangkaan produk. 26 2.4.1 Bentuk Personal Selling Pelaksanaan personal selling ditujukan agar program pemasaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien sesuai dengan pasar sasarannya. Dan untuk mencapai sasaran tersebut harus ada strategi yang dilakukan oleh pemasar, oleh sebab itu, ada beberapa bentuk dari personal selling, yaitu: 1. Field Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh wiraniaga dengan mendatangi langsung calon konsumen atau pemasar 2. Retail Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh wiraniaga dengan melayani pembelian yang datang langsung ke perusahaan 3. Excecutive Selling, yaitu penjualan yang dilakukan oleh penyelia atau pimpinan perusahaan selaku wiraniaga. Umumnya hal ini dilakukan bila bawahan tidak dapat menembus pasar yang dituju sehingga perlu diadakan hubungan langsung antar pimpinan perusahaan. Biasanya pimpinan perusahaan mengadakan pendekatan secara pribadi Bentuk-bentuk personal selling dapat pula diklasifikasikan berdasarkan tugas wiraniaga yang berbeda (Mc. Carthy, 1992): 1. Order Taker Salesman, merupakan wiraniaga yang aktivitas utamanya adalah membantu pelanggan untuk memilih produk atau jasa yang diinginkan beserta jumlahnya, kemudian melakukan pencatatan terhadap pesanan tersebut. Aktivitas lain yang dilakukannya adalah memberi informasi serta mengatasi keluhan konsumen, mengatur barang-barang dan melakukan penagihan. Wiraniaga tipe ini akan mengasumsikan karakteristik konsumen sebagai berikut: 27 a. Konsumen mengetahui kebutuhannya b. Konsumen akan menolak usaha untuk memperngaruhinya c. Pelanggan lebih senang wiraniaga yang bersikap hormat dan ramah Dengan memiliki asumsi demikian, akan menyebabkan order taker salesman lebih bersikap pasif 2. Order Getter Salesman, merupakan wiraniaga yang aktivitas utamanya adalah untuk mencari prospective customer serta mengusahakannya menjadi pelanggan. Ia harus dapat meyakinkan calon konsumen bahwa produk yang ditawarkan adalah paling cocok dengan kebutuhan dan keinginan calon konsumen dibanding produk lain. Wiraniaga tipe ini bersikap aktif. Wiraniaga ini mengasumsikan karakteristik pelanggan sebagai berikut: a. Konsumen belum tentu menyadari atau mengetahui kebutuhannya. b. Konsumen dapat menerima usaha untuk mempengaruhi pembelian dalam batas-batas tertentu. c. Konsumen lebih suka wiraniaga bersikap hormat, ramah, serta dapat dipercaya. 3. Supporting Salesman, wiraniaga jenis ini aktivitasnya membantu dan mendukung pelaksanaan tugas order taker dan order getter salesman, sedangkan dia sendiri tidak dituntut untuk menjual barang secara langsung. 28 Menurut Mc. Murry, tugas wiraniaga juga tergantung dari posisi dimana mereka berada. Seperti: a. Deliverer, posisi dimana tugas wiraniaga hanya menyampaikan dan mengantarkan produk. b. Order taker, merupakan wiraniaga yang bertugas sebagai penerima pesan. c. Missionary, merupakan wiraniaga yang bertugas membangun nama baik perusahaan (goodwill) kepada para pelanggan dan calon konsumen. Pada posisi ini, wiraniaga tidak diperkenankan untuk menerima pesan. d. Technician, posisi dimana wiraniaga bertugas memberikan konsultasi dan pelayanan teknis kepada para pelanggan. e. Demand creator, merupakan wiraniaga yang bertugas untuk dapat meningkatkan secara kreatif penjualan atas barang berwujud dan yang tidak berwujud. Dari uraian-uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa tugas wiraniaga pada proses pelaksanaan personal selling berbeda-beda sesuai dengan jabatan atau posisinya. 2.4.2 Proses Personal Selling Menurut Gugup Kismono (2011:398), proses personal selling yang efektif terdiri dari: 1. Prospecting & Qualifying. Dalam tahap ini, usaha yang dilakukan adalah mengidentifikasi calon konsumen yaitu dengan cara mencari sebanyak mungkin data konsumen melalui: 29 a. Mencari referensi dari pelanggan yang sudah ada b. Melalui berbagai sumber, seperti buku telpon, surat kabar, majalah, anggota asosiasi dagang, dan pelanggan perusahaan lain yang bukan pesaing. Melalui cara tersebut, konsumen dapat dinilai dengan cara menganalisa kemampuan keungan, besarnya usaha, kredibilitas, lokasi, dan kesinambungan usaha. 2. Preapproach Pada tahap ini, wiraniaga mengumpulkan dan mempelajari data-data mengenai calon konsumen yang diharapkan akan menjadi pembeli. Adapun fungsi tahap preapproach ini adalah: a. Membuat penilaian dari suatu daftar apakah ia seorang calon konsumen yang baik atau tidak. b. Menyediakan informasi agar wiraniaga dapat mengatur penyajian sesuai dengan informasi yang ada. c. Menyediakan informasi agar wiraniaga terhindar dari kesalahankesalahan teknis selama penyajian. d. Tahap preapproach yang baik dapat meningkatkan rasa percaya diri wiraniaga karena merasa lebih sanggup untuk menangani segala sesuatu yang timbul selama penyajian. Jika calon konsumen yang sedang diselidiki adalah perusahaan, maka wiraniaga harus mempelajari usaha, besarnya usaha, nama orang yang 30 berpengaruh dan bertanggung jawab dalam proses pembelanjaan keperluan perusahaan, serta data-data penunjang lainnya. 3. Approach Approach dapat didefinisikan sebagai tahap awal dari penjualan. Jika wiraniaga gagal dalam melakukan approach ini, maka wiraniaga dapat merusak penyajian atau bahkan tidak mendapat kesempatan untuk melakukannuya. Pada tahap ini, wiraniaga berusaha menarik perhatian dari calon konsumen, dimulai dari datang ke tempat calon konsumen sampai melakukan pembicaraaan kebutuhan calon konsumen. Dalam hal ini, apa yang diucapkan oleh wiraniaga adalah penting, tetapi harus didukung dengan sikap dan tingkah laku wiraniaga. Hal ini menyangkut penampilan (termasuk cara berpakaian) 4. Presentation and Demonstration Presesntasi merupakan bagian terbesar dari dari penjualan, dimana wiraniaga menampilkan produknyadan menunjukkan apa kegunaan dari produk tersebut bagi calon konsumen. Suatu sales presentasion yang baik diperoleh dengan suatu peragaaan yang baik dari produk, dimana selama peragaan tersebutsegala maksud-maksud penjualan dapat terlihat dan alasan-alasan pembelian ditonjolkan untuk membangkitkan perhatian dan keinginan calon konsumen untuk membelinya. 31 5. Handling The Objection Setelah diberikan penjelasan tentang kegunaan dan manfaat dari produk yang diperagakan, calon konsumen akan langsung mengajukan pertanyaanpertanyaan yang apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan penolakan. Dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, seorang wiraniaga dituntut agar bersikap bijaksana dengan membiarkan calon konsumen untuk mengemukakan keberatannya secara lengkap dan mendengarkannya dengan baik. Dengan demikian, wiraniaga akan mendapatkan informasi sikap calon konsumen terhadap pembelian, dan juga mengetahui motif pembeliancalon konsumen tersebut. Informasi tersebut akan membantu wiraniaga dalam mengatasi keberatan-keberatan calon konsumen. 6. Closing Pada tahap ini, wiraniaga diharapkan dapat menutup penjualannya dengan mendapatkan keputusan membeli dari calon konsumen. Agar dapat memperoleh keputusan tersebut, wiraniaga harus mengambil inisiatif dengan memperhatikan keinginan dan kebutuhan konsumen. Para wiraniaga harus dilatih untuk mengetahui tanda-tanda khusus dari calon konsumen, apabila sudah tiba saatnya penjualan, termasuk tanda-tanada fisik, pernyataan atau komentar yang menandakan kemungkinan untuk membeli. 7. Follow Up and Maintenance Penjualan tidak hanya sebatas apabila telah memperoleh satu pesanan saja. Seorang wiraniaga yang baik akan berusaha melanjutkan dengan berbagai 32 macam cara. Pada tahap ini, wiraniaga harus berusaha menyelesaikan semua hal yang berhubungan dengan waktu penyerahan, syarat kontrak, cara pembayaran, pelayanan purna jual, dan lain sebagainya. Tindakan follow up ini dimaksudkan untuk melihat apakah masih ada persoalan dari konsumen, untuk meyakinkan konsumen bahwa perusahaan selalu memperhatikan dan mengatasi hal-hal kurang baik yang mungkin terjadi. Prospecting and Qualifying Approaching the Prospect Pre-approach Follow up and Servicing The Account Making Sales Presentation and Demo Bargaining and Closing The Sales Negotiating Resistance and Objection Gambar 2.6: Proses Personal Selling (Gugup Kismono, 2011:398) 2.4.3 Wiraniaga Yang Baik Pelaksanaan personal selling sangat tergantung dari kemampuan tenaga penjualnya. Karena mereka lah yang menjadi pioneer sebagai perwakilan perusahaan di mata calon konsumen. Untuk itu, perusahaan harus benar-benar ketat dalam memilih armada penjualnya. Orang yang melakukan personal selling banyak disebut dengan istilah khusus seperti: 1. Wiraniaga/sales person/SPG (Sales Promotion Girl)/SPB (Sales Promotion Boy)/salesman. 33 2. Armada penjualan 3. Account Executive 4. Konsultan penjualan 5. Perwakilan pemasaran Beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang wiraniaga, yaitu: 1. Keahlian interpersonal, atau dapat dikatakan sebagai keahlian antar hubungan manusia (people skill) sangat penting untuk dimiliki oleh seorang wiraniaga karena keahlian ini merupakan suatu relasi yang bergantung pada interaksi antara seorang penjual dengan pembeli, juga sangat penting dalam proses memberi inspirasi kepada orang-orang lain untuk ikut mengimplementasikan visi. Keahlian interpersonal tersebut meliputi: Sikap bersahabat dan suportif Menunjukkan kepedulian terhadap para calon pembelinya Berusaha untuk memahami setiap masalah yang ada Mendengarkan calon pembelinya Berkomunikasi lisan Membangun jaringan, dan Mampu menaksir kemampuan diri dan orang lain 2. Kemampuan berkomunikasi intra persona (intrapersonal communication) merupakan komunikasi dengan diri sendiri yang meliputi persepsi, ide, dan penguasaan bahasa 3. Mampu membangun jaringan. Pembangunan jaringan eksternal memberikan pengetahuan yang luas pada para manajer puncak mengenai apa yang sedang 34 terjadi di dalam industri tersebut dan mengenai siapa yang mempunyai keahlian dalm setiap aspek dari bisnis tersebut dan lingkungan bisnisnya. 4. Memiliki keahlian manajemen dan berkompetensi 5. Memiliki kemampuan kognitif (intelegensia), merupakan aset bagi setiap marketing karena pekerjaan mereka mengharuskan untuk menghimpun, mengintegrasikan, dan menginterprestasikan begitu banyak informasi. Kemampuan kognitif ini meliputi: Kemampuan yang tinggi dalam menganalisa Dapat membangun net-working Mampu menjalin hubungan baik Pintar bernegosiasi, dan Mengetahui situasi pasar 2.5 Biaya Personal Selling Biaya merupakan faktor yang sangat penting dalam melaksanakan berbagai kegiatan. Setiap kegiatan promosi terlebih kegiatan personal selling yang dilakukan oleh perusahaan tentunya memerlukan biaya yang besar. Tugas untuk menentukan biaya personal selling merupakan faktor kunci karena keputusan ini akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas program kegiatan personal selling dan efektivitas perolehan laba perusahaan. Biaya merupakan suatu pengorbanan ekonomis yang dikeluarkan oleh perusahaan yang menghasilakn barang dan jasa, dimana biaya tersebut dinyatakan 35 dalam bentuk uang6. Dengan demikian, biaya personal selling adalah biaya pemasaran atau penjualan yang meliputi pelaksanaan personal selling untuk menjamin pelayanan konsumen dan menyampaikan produk jadi atau jasa ke tangan konsumen. Biaya personal selling selain mencakup biaya pelatihan, dan pengadaan marketing kit juga meliputi kompensasi. Kompensasi tenaga penjualan bervariasi dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Namun, semua rencana kompensasi mengandung setidaknya satu atau lebih komponen berikut: a. Komisi, merupakan uang yang diterima oleh tenaga penjual jika mampu menjual produk per unit. Komisi diberikan berbeda-beda untuk tiap tipe produk yang terjual b. Uang harian, meliputi ongkos transportasi dan uang makan harian yang diberikan untuk para wiraniaga dalam menjalankan kegiatan personal selling. Kompensasi diberikan secara lump-sum setiap bulannya. c. Bonus, diberikan kepada tenaga penjual yang mampu menjual sesuai target yang ditentukan oleh manajemen. Target bonus biasanya tergantung dari jumlah unit atau satuan yang berhasil dijual. d. Insentif, merupakan bentuk lain dari kompensasi yang bisa sangat memotivasi tenaga penjual, dapat berupa perjalanan, uang tunai, dll. e. Tunjangan, umumnya dikaitkan dengan kinerja tenaga penjual. Tunjangan dapat berupa asuransi jiwa dan asuransi kesehatan. f. Gaji pokok, merupakan gaji tetap yang diterima oleh tenaga penjual setiap bulannya. Jumlah yang dibayarkan tetap dan biasanya dikaitkan dengan upah 6 Freddy Rangkuti, Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. PT Gramedia Pustaka Utama, 2009, hlm 56 36 minimum regional yang ada. Dan juga berdasarkan perkiraan laba masa depan perusahaan dan profesionalitas tenaga penjual yang bersangkutan. Gaji pokok biasanya diberikan kepada tenaga penjual baru untuk memotivasi stabilitas dan menumbuhkan kepercayaan kepada perusahaan serta menumbuhkan loyalitas pada perusahaan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa perusahaan memerlukan biaya untuk mencapai tujuan usahanya. Oleh sebab itu, setiap tindakan yang dilakukan harus dipikirkan secara matang. Manfaat yang diperoleh perusahaan harus lebih besar jika dibandingkan dengan pengorbanan yang dilakukan. 2.6 Pengertian Volume Penjualan Menurut Freddy Rangkutti (2009:57), yang dimaksud dengan volume penjualan adalah pencapaian penjualan yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk. Volume penjualan merupakan sesuatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton, atau liter. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula kemungkinan laba yang dihasilkan perusahaan. Oleh karena itu, volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk menghindari perusahaan mengalami kerugian. Jadi, volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa volume penjualan merupakan hasil dari kegiatan penjualan yang dilakukan pihak produsen dalam 37 hal ini adalah dari perusahaan ke tangan konsumen dalam usahanya mencapai sasaran yakni memaksimalkan laba untuk periode tertentu, yang dinilai menurut satuan mata uang. Dengan demikian, fokus kegiatan perusahaan adalah usaha meningkatkan cara-cara penjualan dan kegiatan promosi; yang dalam hal ini khususnya personal selling yang intensif agar dapat meningkatkan volume penjualan demi kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang. 2.7 Pengertian Event Organizing dan Design Grafis 2.7.1 Pengertian Event Organizing Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai Event Organizing, ada baiknya kita terlebih dahulu memahami apa itu even. Dalam arti sempit, even diartikan sebagai pameran, pertunjukan, atau festival, dengan syarat ada penyelenggara, peserta, dan pengunjung. Namun dalam arti luas, even diartikan sebagai suatu kurun waktu kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi dengan mendatangkan orang-orang ke suatu tempat agar mereka memperoleh informasi atau pengalaman penting serta tujuan lain yang diharapkan oleh penyelengggara7. Di Indonesia, bisnis jasa pelaksana acara atau Event Organizing (EO) masih merupakan jenis pekerjaan yang tergolong baru. Tumbuhnya bisnis EO di Indonesia seiring dengan semakin maraknya dunia showbiz dan bangkitnya perekonomian Indonesia. 7 John E. Kennedy, Manajemen Even; Seri Marketing Communication. PT Bhuana Ilmu Populer, 2009, hlm 3 38 Untuk sebagian masyarakat golongan menengah ke atas; terutama di kotakota besar di Indonesia, kesibukan serta padatnya kegiatan mendorong mereka untuk memilih cara yang lebih praktis, yakni dengan mempercayakan penyelenggarakan acara kepada Event Organizing (EO). Semakin dibutuhkannya jasa EO oleh masyarakat dan perusahaan dalam menunjang kegiatan promosi pemasaran, menempatkan bisnis EO menjadi sebuah industri jasa dengan masa depan yang cerah. Dalam berbagai kesempatan, Event Organizer (EO) memiliki bermacam nama seperti event coordinator, event planner, event manager, event producer, event designer, chairman of organizing comittee, panitia pelaksana, atau bahka konsultan. Apapun sebutannya, mereka berprofesi dalam bisnis memproduksi atau menggelar acara demi memenuhi kebutuhan dan harapan klien, pengunjung, dan peserta event. Ada berbagai pengertian Event Organizer (EO), di antaranya adalah: Allen (2002): Event planner sebagai seseorang, bisa karyawan (in-house planner), konsultan/pengusaha jasa atau seorang freelancer, bahkan relawan yang dikontrak jasanya untuk menyelenggarakan sebuah acara yang biasanya berlangsung dalam tatanan sosial kemasyarakatan, termasuk pengaturan waktu, tempat, lokasi, perencanaan, menu hidangan, transportasi, dekorasi, dan sebagainya. Silvers (2004): Event coordinator adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk mengimplementasikan secara terpadu seluruh kebutuhan logistik dan operasional sebuah event sesuai dengan elemen-elemen yang dirangkai di dalam 39 desain atau kerangka dasar event. Tugas event coordinator adalah mengemas dan mengelola event sesuai harapan pengunjung serta menghasilkan sasaran sesuai harapan klien. Goldbatt (2002): Event manager adalah sebuah profesi yang mengumpulkan dan mempertemukan sekelompok orang untuk tujuan perayaan (celebration), pendidikan, pemasran, dan reuni dan bertanggung jawab mengadakan penelitian, membuat desain event, melakukan perencanaan, dan melaksanakan koordinasi serta pengawasan untuk merealisasikan kehadiran sebuah event. Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan beberapa ciri EO: 1. EO adalah sebuah bisnis dan profesi yang menawarkan jasa 2. EO mengumpulkan dan mempertemukan khalayak untuk sebuah tujuan 3. EO bertanggung jawab melakukan penelitian, membuat desain event merencanakan, melakukan koordinasi, supervisi, dan pengawasan terhadap pelaksanaan, kelangsungan, realisasi, dan keberhasilan sebuah event. 4. EO memproduksi dan menghadirkan sebuah event untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan dan atas permintaan klien, penyelenggara, orang, atau instansi yang mempunyai hajat. Dengan kata lain, EO adalah pelaksana acara yang melakukan pekerjaan atas permintaan klien. 5. EO terikat dengan persyaratan-persyaratan serta maksud dan tujuan yang ditetapkan oleh klien untuk melaksanakan event tersebut. Dan atas jasanya, EO menerima bayaran atau fee. 40 Cabang Spesialisasi EO Event Organizing (EO) terdiri dari berbagai cabang spesialisasi seperti periklanan, atraksi, penyiaran (broadcasting), kemasyarakatan, perusahaan, eksposisi, pekan raya (fair), festival, pemerintahan, acara ramah tamah/penerimaan tamu (hospitality), rapat, museum, pemasaran, dan turisme. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang bisnis jasa EO mungkin memiliki keahlian atau spesialisasi di salah satu atau dua caban, tetapi jarang yang memiliki keahlian di semua cabang. Walaupun sering terdapat kemiripan kegiatan antara acara yang satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, EO umumnya memusaatkan keahlian dan usaha bisnisnya pada salah sau atau dua sub-cabang tersebut agar bisa memelihara dan melindungi kelanjutan bisnis dan profesinya. Ada banyak cabang spesialisasi yang terbuka luas bagi bisnis jasa dan profesi EO Wahyuni Pudjiastuti (2010: 110), seperti: 1. Civic event, merupakan acara hari-hari besar nasional dan perayaan-perayaan kemasyarakatan. 2. Exposition, merupakan acara sejenis pameran dagang (trade show) baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta tempat produsen, rekanan, atau pemasok bertemu dengan para grosir dan pengecer serta memperkenalkan produk dan jasa kepada pembeli. 3. Fair and festival, merupakan acara pekan raya dan festival. Seperti World Fair, Jakarta Fair, dll. 4. Hallmark event, merupakan acara-acara yang berkala. Seperti Peringatan ½ Abad Kemerdekaan, Olimpiade, dan World Cup. 41 5. Hospitality, merupakan acara penerimaan tamu atau ramah tamah, umumnya banyak dikembangkan di bidang industri perhotelan untuk memajukan bisnis mereka, mulai dari penawaran kamar sampai makanan dan minuman. 6. Meeting and conference, merupakan acara konvensi, rapat atau seminar yang memberikan kesempatan untuk membangun jaringan baik di antara anggota asosiasi maupun karyawan perusahaan di sektor industri. 7. Retail event, merupakan acara-acara yang dikaitkan dengan bidang pemasaran dan perdagangan eceran (periklanan, peluncuran produk, promosi penjualan, dll) 8. Social life-cycle event, merupakan acara-acara yang terkait dengan kehidupan kemasyarakatan sehari-hari: pernikahan, pesta keluarga, ulang tahun, dll. Karena kesibukan pribadi dan keterbatasan waktu, banyak orang tidak mampu melaksanakannya sendiri dan beralih pada EO. 9. Sport event, merupakan event olahraga, seperti World Cup, Liga Jarum, Wismilak International Tennis, Pekan Olaharaga Nasional, dll. 10. Tourism, merupakan acara tur dan rekreasi, pertunjukan seni dan kerajinan, serta festival musik. 11. Roadshow, merupakan bentuk acara yang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain. 12. Contest and competition merupakan acara kompetisi 13. Permainan/outbond, outbond ini dapat dilakukan indoor maupun outdoor dengan tujuan untuk menjalin hubungan yang harmonis/team work. 42 14. Demonstration, merupakan acara yang mampu memberikan kesan mendalam bagi audience, dimana audience dapat ikut terlibat dalam demo yang sedang dilakukan, dan bersifat interaktif. 15. Debat merupakan acara yang dilakukan untuk menunjukkan kredibilitas masing-masing peserta debat kepada khalayak 16. Launching, bertujuan untuk memberitahukan kepada publik tentang adanya sesuatu yang baru, seperti produk, cabang perusahaan, logo atau identitas perusahaan. 17. Media Conference atau konferensi pers meruapakan acara yang diadakan khusus untuk media massa dengan tujuan untuk mendapatkan publisitas terkait informasi yang disampaikan 18. Media Tour, adalah acara yang mengundang pihak media massa untuk menjalin hubungan baik antara perusahaan dan pihak media massa 19. Gathering, merupakan acara yang dirancang dalam bentuk hiburan, ramahtamah, atau diskusi ringan dengan tujuan untuk mengakrabkan hubungan antarpeserta 20. Reunion atau reuni merupakan acara yang dirancang untuk memfasilitasi alumni suatu komunitas untuk berkumpul kembalisetelah berpisah beberapa lama. 2.7.2 Pengertian Design Grafis Design Grafis adalah salah satu bentuk seni lukis (gambar) terapan yang memberikan kebebasan kepada sang desainer (perancang) untuk memilih, 43 menciptakan, atau mengatur elemen rupa seperti ilustrasi, foto, tulisan, dan garis di atas suatu permukaan dengan tujuan untuk diproduksi dan dikomunikasikan sebagai sebuah pesan. Gambar maupun tanda yang digunakan bisa berupa tipografi atau media lainnya seperti gambar atau fotografi. Design grafis umumnya diterapkan dalam dunia periklanan, packaging, perfilman, dan lainlain. Ada beberapa tokoh menyatakan pendapatnya tentang design grafis. Menurut Suyanto design grafis didefinisikan sebagai “Aplikasi dari keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis dan industri“. Aplikasi-aplikasi ini meliputi periklanan dan penjualan produk, menciptakan identitas visual untuk institusi, produk dan perusahaan, dan lingkungan grafis, desain informasi, dan secara visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Sedangkan menurut Jessica Helfand dalam situs http://www.aiga.com/ mendefinisikan design grafis sebagai kombinasi kompleks kata-kata dan gambar, angka-angka dan grafik, fotofoto dan ilustrasi yang membutuhkan pemikiran khusus dari seorang individu yang bisa menggabungkan elemen-elemen ini, sehingga mereka dapat menghasilkan sesuatu yang khusus, sangat berguna, mengejutkan atau sesuatu yang mudah diingat. Sedangkan Blanchard mendefinisikan design grafis sebagai suatu seni komunikatif yang berhubungan dengan industri, seni dan proses dalam menghasilkan gambaran visual pada segala permukaan. 44 1. Kategori Design Grafis Secara garis besar, design grafis dibedakan menjadi beberapa kategori: a. Printing (Percetakan) yang memuat desain buku, majalah, poster, booklet, leaflet, flyer, pamflet, periklanan, dan publikasi lain yang sejenis. b. Web Desain: desain untuk halaman web. c. Film termasuk CD, DVD, CD multimedia untuk promosi. d. Identifikasi (Logo), EGD (Environmental Graphic Design): merupakan desain profesional yang mencakup desain grafis, desain arsitek, desain industri, dan arsitek taman. e. Desain Produk, Pemaketan dan sejenisnya. 2. Program Pengolah Grafis Oleh karena design grafis dibagi menjadi beberapa kategori maka sarana untuk mengolah pun berbeda-beda, bergantung pada kebutuhan dan tujuan pembuatan karya. a. Aplikasi pengolah tata letak (layout). Program ini sering digunakan untuk keperluan pembuatan brosur, pamflet, booklet, poster, dan lain yang sejenis. Program ini mampu mengatur penempatan teks dan gambar yang diambil dari program lain (seperti Adobe Photoshop). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Adobe FrameMaker, Adobe In Design, Corel Ventura, Microsoft Publisher, dll. 45 b. Aplikasi pengolah vektor/garis. Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat digunakan untuk membuat gambar dalam bentuk vektor/garis sehingga sering disebut sebagai Illustrator Program. Seluruh objek yang dihasilkan berupa kombinasi beberapa garis, baik berupa garis lurus maupun lengkung. Aplikasi yang termasuk dalam kelompok ini adalah Adobe Illustrator, Beneba Canvas, CorelDraw, Macromedia Freehand, dll. c. Aplikasi pengolah pixel/gambar. Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah gambar/manipulasi foto (photo retouching). Semua objek yang diolah dalam progam-program tersebut dianggap sebagai kombinasi beberapa titik/pixel yang memiliki kerapatan dan warna tertentu. Yang termasuk dalam aplikasi ini adalah Adobe Photoshop, Corel Photo Paint, Macromedia Xres, Microsoft Photo Editor, dll. d. Aplikasi pengolah film/video. Program yang termasuk dalam kelompok ini dapat dimanfaatkan untuk mengolah film dalam berbagai macam format seperti pemberian judul teks (seperti karaoke, teks terjemahan, dll), pemberian efek khusus (special effect) seperti suara ledakan, desingan peluru, ombak, dan lain-lain. Yang termasuk dalam kategori ini adalah Adobe After Effect, Power Director, Show Biz DVD, Nero Ultra Edition, dll. e. Aplikasi pengolah multimedia. Program yang termasuk dalam kelompok ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah karya dalam bentuk Multimedia berisi promosi, profil perusahaan, maupun yang sejenisnya dan dikemas dalam bentuk CD maupun DVD. Multimedia tersebut dapat berisi 46 film/movie, animasi, teks, gambar, dan suara yang dirancang sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikan lebih interktif dan menarik. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Macromedia Authorware, Macromedia Director, Macromedia Flash, Hyper Studio, dll. 47