Kinerja Guru Wiyata Bhakti Sekolah Dasar Negeri Kecamatan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kinerja Guru
2.1.1 Pengertian Kinerja Guru
Istilah kinerja berasal dari kata bahasa Inggris
“performance” yang berarti unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja adalah hasil atau taraf kesuksesan
seseorang dalam bidang pekerjaannya. Menurut kriteria tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas,
dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
(Basrowi, 2010: 56):
Colquit, Le Pine dan Wesson(dalam Basrowi 2010
: 55) mendefinisikan kinerja sebagai berikut, “job
performance is defined as the value of the set of
employee behavioras that contribute, either
positively or negatively, to organizational goal
accomplishment. This definition of a job
performance includes behaviors that are whitin the
control of employees, but it places a boundary on
which behaviors that are (and are not) relevant to
job performance.
Bahwa kinerja didefinisikan sebagai nilai dari
himpunan perilaku karyawan yang berkontribusi baik
positif atau negatif, untuk mencapai tujuan organisasi.
Definisi ini berarti kinerja meliputi perilaku yang
berada dalam control pekerjaan (bukan yang di luar
itu) dan relevan dengan kinerja.
11
Menurut Riveiradan Segala (2009) kinerja merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan.
Untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan seseorang
sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat
kemampuan tertentu. Kesediaan dan keterampilan
seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengajukan
sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa
yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya.
Kinerja merupakan perilaku nyata yang ditampilkan
setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan
oleh karyawan sesuai dengan perannya dalam perusahaan.
Menurut Sutomo (1999), kinerja adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral atau etika. Menurut
Arikunto (2000),
kinerja merupakan terjemahan dari kata penampilan,
berarti sesuatu yang dapat diamati oleh orang lain.
Simamora (2000), mengemukakan bahwa kinerja
dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut:
(1) keputusan terhadap segala aturan yang telah
ditetapkan dalam organisasi, (2) dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan
(atau tingkat kesalahan yang paling rendah),
(3) ketepatan dalam menjalankan tugas.
12
Ukuran kinerja secara umum yang kemudian
diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara
mendasar meliputi: (1) kualitas kerja; (2) kuantitas
kerja; (3) pengetahuan tentang pekerjaan; (4) pendapat
atau pernyataan yang disampaikan; (5) keputusan
yang diambil; (6) perencanaan kerja; dan (7) daerah
organisasi kerja.
Moon (dalam Pasimanjeku, 2003), menyatakan
bahwa kinerja dapat dikatakan baik apabila dapat
dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan,
artinya kinerja guru di sekolah harus dinilai pelaksanaannya, minimal setahun sekali. Dengan demikian
kinerja dapat dijelaskan sebagai wujud keberhasilan
yang dicapai oleh seseorang atau organisasi sesuai
dengan tugas pokok dan fungsinya.
Di dalam sebuah kinerja, terdapat empat komponen utama yaitu: komitmen, kepercayaan, kompetensi, dan kontingensi yang di dalamnya meliputi
kondisi dan komunikasi. Keempat komponen tersebut
secara
ringkas
dapat
dijelaskan
sebagai
berikut
(Hultman, 2003):
Pertama, komitmen merupakan sebuah keinginan yang sedang dan akan dilakukan.
Komitmen dapat terlihat dari kemauan,
semangat, ketahanan, hasil pekerjaan yang
berkaitan dengan tujuan organisasi, dan prioritas kerja.
Kedua, Kepercayaan merupakan kepercayaan
tentang apa yang dapat dilakukan seseorang.
Hultman (2004) menyatakan bahwa orang
yang tidak percaya diri selalu menanyakan
13
pada diri sendiri apa yang diri sendiri lakukan
selalu tidak baik dan tidak berhasil. Ketidakpercayaan menimbulkan persoalan hubungan
dengan orang lain, misalnya perasaan, diremehkan atau direndahkan orang lain, curiga,
dan diintimidasi orang lain.
Ketiga, Kompetensi merupakan kemampuan
yang secara aktual dapat dilakukan. Kompetensi merupakan kemampuan seseorang yang
memiliki dimensi personal dan dimensi sosial.
Dalam dimensi personal, orang perlu melihat
diri sendiri dan dilihat oleh orag lain sebagai
orang yang berkemampuan (ability), berpengetahuan (knowledge) dan kesanggupan
(capable). Yang menjadi penekanan dalam
dimenasi personal ialah keunggulan dan
pembelajaran, contoh: mempergunakan dan
mengembangkan lebih jauh pengetahuan dan
keterampilan (skill) dengan kreatif, dan adaptif dengan perubahan kondisi bekerja. Dalam
dimensi sosial, orang perlu untuk memperlihatkan diri sendiri dan dilihat oleh orang lain
sebagai orang yang membuat sebuah kontribusi. Penekanan dimensi sosial ialah pemberdayan dan pemerolehan.
Keempat, kontingensi merupakan lingkungan
fisikal dan interpersonal di dalam pekerjaan
yang dilakukan. Kontingensi terdiri dari dua
hal, yaitu kondisi bekerja dan komunikasi.
Kondisi bekerja merupakan situasi yang
memungkinkan seseorang bekerja.
Margono (2003) kinerja hendaknya dapat memberikan suatu gambaran yang akurat mengenai pencapaian suatu target atau tujuan tertentu. Penilaian
dapat dilakukan apabila yang berhubungan dengan
pekerjaan dan mempunyai standar yang terukur.
14
Para ahli dalam merumuskan pengertian kinerja
mempunyai kesamaan bahwa kinerja adalah proses
pencapaian suatu hasil. Kinerja adalah proses pencapaian suatu hasil. Kinerja merupakan tindakan untuk
melakukan suatu pekerjaan, istilah kinerja dapat
diartikan sebagai suatu perbuatan yang ditampilkan
oleh seseorang selama atau dalam melakukan aktivitas. Kinerja merupakan prestasi kerja, pelaksanaan
kerja, pencapaian kerja, hasil kerja atau penampilan
yang didasari oleh pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap dalam menghasilkan sesuatu.
Dengan pengertian di atas telah memberikan
gambaran yang jelas tentang sebuah kinerja. Berkaitan dengan guru, maka kinerja seorang guru banyak
berhubungan dengan proses belajar yang terjadi di
dalam hubungan dengan proses belajar yang terjadi di
dalam maupun di luar kelas pada suatu lembaga
pendidikan. Kinerja guru merupakan suatu wujud
aplikasi dari segala potensi yang dimiliki oleh seorang
guru. Kinerja guru dapat diketahui dari kemampuannya dalam merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut dalam kegiatan
belajar mengajar. Kinerja guru menunjukkan kemampuan dalam mengintegrasikan tujuan, materi, metode,
sarana dan prasarana, sumber belajar, dan unsurunsur lainnya yang dapat mendukung dalam pelaksanaan proses belajar mengajar.
Semua harus bisa dilakukan guru, agar tujuan
pembelajaran sampai kepada peserta didik, tanpa ada
15
pengetahuan dan niat kerja yang serius tidak akan
berhasil sesuai apa yang diharapkan, atau yang dikenal dengan Kopentensi Dasar tidak dapat tercapai,
Kerena ada seorang guru yang pandai pengetahuan
dalam bidang ilmu pendidikan juga baik, atau terkenal
pandai tetapi sreing tidak bisa menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa jadi dengan istilah lain guru
tersebut tidak berhasil dalam mengajar. Kinerja yang
sudah terbiasa baik harus tetap bisa bertahan syukur
bisa semakin meningkat, tapi kesemuanya itu harus
dimulai dari niat dari hati tulus dan ikhlas.
Soedjiarto (dalam Rahardja, 2004), menyatakan
ada empat tugas gugusan kemampuan yang harus
dikuasai oleh seorang guru:
(1) merencanakan program belajar mengajar;
(2) melaksanakan dan memimpin proses belajar
mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar
mengajar; dan (4) menafsirkan dan memanfaatkan
hasil penilaian kemajuan belajar mengajar dan
informasi lainnya untuk menyempurnakan perencanaan dan pelaksanaan proses belajar mengajar.
2.1.2 Faktor-faktor
yang
Mempengaruhi
Kinerja
Guru
Sedarmayanti (dalam Umar, 1998), menyatakan
bahwa
prestasi kerja (Job Performance) yang baik
dipengaruhi oleh kecakapan dan motivasi, kecakapan
tanpa motivasi atau motivasi tanpa kecakapan sulit
untuk mendapatkan out put yang tinggi. Sedangkan
Kenne dan Beech (1995), menyatakan bahwa faktor
16
yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam organisasi adalah pengharapan mengenai konsekuensi- konsekuensi berbagai bentuk perilaku yang dicerminkan
dalam memuaskan dalam bentuk reward/penghargaan intrinsik dan ekstrinsik yang bermakna dan
harapan semacam itu dihasilkan dalam praktik.
House (dalam Prasetyorini, 2004), menyatakan
bahwa kepemimpinan merupakan faktor yang sangat
menentukan kinerja bawahan, bila pemimpin mampu
menerapkan perilaku kepemimpinan yang tepat dan
mampu memberi dorongan kepada bawahan, maka
akan meningkatkan
kinerja bawahan. Prasetyorini
(2004), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
kepemimpinan situasional kepala sekolah berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja mengajar guru.
Upaya-upaya
untuk
meningkatkan
kinerja
mengajar guru itu biasanya dilakukan dengan cara
memberikan motivasi, mengadakan supervisi, memberikan insentif, memberikan kesempatan yang baik
untuk
berkembang
dalam
karier
meningkatkan
kemampuan, dan perilaku kepemimpinan yang tepat.
Sementara kinerja mengajar guru dapat ditingkatkan
apabila yang bersangkutan mengetahui apa yang
diharapkan dan kapan bisa menetapkan harapanharapan yang diakui hasil kerjanya.
2.1.3 Pengukuran Kinerja Guru
Kinerja
guru dapat dilihat dari kemampuan
dalam melaksanakan tugas. Tugas utama seorang
17
guru adalah mengajar, mendidik dan melatih. Menurut
Gagni (dalam Usman, 2000). Dalam kegiatan belajar
mengajar terdapat tiga kemampuan pokok yang dituntut dari guru yaitu: Merencanakan kegiatan belajar
mengajar; mengelola kegiatan belajar mengajar; dan
menilai kegiatan belajar mengajar, guru juga memiliki
banyak tugas, baik tugas yang terikat oleh dinas
maupun tugas di luar dinas dalam bentuk pengabdian.
Menurut Supoyo (2002) secara umum tugas
dapat dibedakan atas tugas personal, tugas sosial dan
tugas profesional, tugas personal berkaitan dengan
pribadi guru yang dapat menunjang penampilan
sebagai seorang pemimpin kelas yang berwibawa.
Tugas sosial yang berkaitan dengan misi kemanusiaan
yang dapat menunjang hubungan dengan sesama baik
hubungan
horizontal
maupun
hubungan
vertical.
Tugas-tugas profesional berkaitan dengan pelaksanaan peran profesi yang menunjang keberhasilan dalam
interaksi belajar mengajar.
Johnson
(dalam Yassin,
sebagaimana
1998)
dikutip
mengemukakan
Sanuri
tiga
performance guru:
1. Kemampuan professional, mencakup: (a) penggunaan pelajaran yang konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan, (b) penguasaan
dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan, (c) penguasaan prosesproses kependidikan, kegunaan dan pembelajaran
siswa;
18
dkk
aspek
2. Kemampuan sosial, mencakup; kemampuan
untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja
dan lingkungan sekitar pada waktu membawakan
tugasnya sebagai guru;
3. Kemampuan personal guru, mencakup: (a) penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan
tugasnya sebagai guru terhadap keseluruhan
situasi pendidikan beserta unsur-unsurnya;
(b) pemahaman, penghayatan dan penampilan
nilai-nilai yang seyogyanya di anut oleh guru;
(c) penampilan upaya untuk menjadikan dirinya
sebagaimana panutan danteladan bagi para
muridnya.
Hasil penelitian Susno
(2011) menyebutkan
bahwa kinerja yang baik berhubungan dengan kedisiplinan kerja, dimana disiplin kerja pada suatu lembaga pendidikan merupakan tanggung jawab setiap
individu yang bekerja pada lembaga itu sendiri tidak
lahir dari dari kepala sekolah namun dari individu
disertai kominmen tanggung jawab pada bidang tugas
yang dijalaninya.
Kedisiplinan
adalah
suatu
sikap
ketaatan
secara sadar terhadap aturan norma-norma dan
kaidah yang berlaku agar terhindar dari hukuman.
http://id. wikipedia.org/wiki/Disiplin diakses tanggal12
Juni 2013. Singodimedjo (2002) mengatakan disiplin
adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk
memahami dan menaati norma-norma peraturan yang
berlaku di sekitarnya dalam kaitannya dengan suatu
pekejaan.
Komitmen
menurut
Quest
1995,
(dalam
Soekidjan, 2009) komitmen merupakan nilai sentral
19
dalam mewujudkan soliditas organisasi. Komitmen
tinggi
dari
anggota
organisasi
berkorelasi
positif
dengan tingginya motivasi dan meningkatnya kinerja.
Komitmen tinggi berkorelasi positif dengan kemandirian dan “Self Control kesetiaan terhadap organisasi.
atau sepakat melaksanakan tugas pokok sebagai
pengajar apapun yang terjadi, mereka tetap bekerja
penuh tanggung jawab tanpa ada unsur paksaan dari
pihak manapun.
http://id.wikipedia.org/wiki/Komit-
men_organisasi, diakses 1 Desember 2013.
Tanggung jawab, adalah suatu hal yang sangat
erat dengan perasaan dan hati nurani kita yang punya
pengaruh besar dalam mengarahkan sikap kita menuju hal
positif.
http://dicky_funny.tripod.com/
tanggungjawab.htm, diakses tanggal 12 Juni 2013.
20
Download