BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kanker payudara merupakan kejadian yang paling sering ditemukan terutama di Negara berkembang seperti Indonesia. Angka kejadian penderita kanker payudara meningkat tiap tahunnya pada Negara berkembang seperti Indonesia. Hal ini terlihat dari hasil penelitian yang dilakukan oleh May pada September - April 2012 didapat proporsi penderita kanker payudara rawat inap di RSU Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2006 terdapat 74 penderita kanker payudara (19,53%), tahun 2007 terdapat 100 penderita kanker payudara (26,38%), tahun 2008 terdapat 99 penderita kanker payudara (26,12%), tahun 2009 terdapat 50 penderita kanker payudara (13,19%), dan tahun 2010 terdapat 56 penderita kanker payudara (14,78%). Pasien kanker payudara mengalami nyeri akibat dari kemoterapi, tindakan medis, ataupun dikarenakan oleh proses metastasis kanker. Nyeri yang dirasakan pada payudara biasanya terasa seperti denyutan, akan semakin terasa apabila pasien mempunyai aktifitas berat atau stress. Manajemen nyeri meliputi manajemen nyeri farmakologis dan manajemen nyeri nonfarmakologis. Manajemen nyeri farmakologis berupa pemberian Analgesik, Anastesi Lokal dan Regional, dan Analgesia Epidural (merupakan suatu bentuk anastesi lokalyang efektif untuk menangani nyeri pasca operasi akut, Universitas Sumatera Utara nyeri persalinan, dan nyeri kronik ). Manajemen nyeri nonfarmakologis mencakup intervensi perilaku - kognitif dan penggunaan agen-agen fisik. Tujuan intervensi perilaku-kognitif adalah mengubah persepsi klien tentang nyeri, mengubah perilaku nyeri, dan memberi klien rasa pengendalian yang lebih besar. Agen-agen fisik meliputi relaksasi dan teknik imajinasi yang bertujuan memberi rasa nyaman, memperbaiki disfungsi fisik, mengubah respon fisiologis, dan mengurangi rasa takut yang terkait dengan imobilisasi (Potter dan Perry, 2005). Distraksi yaitu memfokuskan perhatian pasien pada sesuatu selain pada nyeri. Seseorang yang memberikan sedikit perhatian terhadap nyeri, akan sedikit terganggu oleh nyeri dan lebih toleransi terhadap nyeri (Brunner & Suddarth, 1996). Salah satu distraksi yang efektif adalah musik, yang dapat menurunkan nyeri fisiologis, stress, dan kecemasan dengan mengalihkan perhatian seseorang dari nyeri. Musik terbukti menunjukkan efek yaitu menurunkan frekuensi denyut jantung , mengurangi kecemasan dan depresi , dan menghilangkan nyeri (Guzetta, 1989 dalam Potter dan Perry, 2005). Xiao Mei li dkk., (2011) juga melakukan penelitian di China terhadap pengaruh musik terapi terhadap penurunan nyeri pada pasien wanita kanker payudara usia 35-50 setelah melakukan radikal mastektomi dengan sampel 54 orang sebagai kelompok yang dikenakan perlakuan dan 51 orang sebagai kontrol. Pasien yang mendapat perlakuan diberikan perawatan rutin oleh perawat dan mendengarkan musik selama 30 menit. Sedangkan kelompok kontrol hanya diberikan perawatan rutin oleh perawat. Setelah terapi musik, ketiga skala ukur Universitas Sumatera Utara yang diberikan sangat berkurang pada kelompok intervensi dua bulan setelah mastektomi. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dan banyaknya angka kejadian di medan, peneliti ingin meniliti pengaruh distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara. 1.2. Tujuan penelitian 1.2.1. Tujuan umum Menemukan adanya pengaruh terapi distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RSUP H. Adam Malik Medan. 1.2.2. Tujuan khusus - Mengukur nyeri pada pasien kanker payudara sebelum diberikan terapi distraksi mendengarkan musik pada kelompok intervensi dan kontrol. - Mengukur nyeri pada pasien kanker payudara setelah diberikan terapi distraksi mendengarkan musik pada kelompok intervensi dan kontrol. 1.3. Pertanyaan penelitian Bagaimana pengaruh distraksi mendengarkan musik terhadap penurunan nyeri pada pasien kanker payudara di RS H. Adam Malik Medan ? Universitas Sumatera Utara 1.4. Manfaat penelitian 1. Bagi praktek keperawatan Dengan adanya penelitian pengaruh distraksi mendengarkan musik dapat menjadi masukan kepada perawat klinis dalam memberikan asuhan keperawatan mandiri untuk manajemen nyeri termasuk pada pasien kanker payudara. 2. Bagi pendidikan keperawatan Dapat menjadi referensi bagi tenaga pendidik maupun mahasiswa keperawatan tentang teori yang selama ini diperlajari dan memastikan bilamana distraksi mendengarkan musik dapat mempengaruhi penurunan nyeri termasuk nyeri pada kanker payudara post operasi. 3. Bagi penelitian keperawatan Hasil penelitian dapat menjadi pedoman bagi penelitian keperawatan untuk melanjutkan penelitian kembali terhadap pengaruh distraksi mendengarkan musik dalam penurunan nyeri bagi individu yang berbeda pada pasien kanker payudara, ataupun pada pasien lain yang mengalami nyeri. Universitas Sumatera Utara