1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi di dunia ini berkembang sangat cepat, setiap saat ada banyak inovasi-inovasi yang diciptakan untuk mempermudah kegiatan manusia. Adanya penemuan baru dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi telah memberi peluang berkembangnya perekonomian dan perindustrian barang dan jasa secara besar-besaran1. Hal tersebut berdampak juga pada produsen alat-alat laboratorium yang berlomba-lomba dalam menciptakan alat laboratorium yang efektif dan efisien sehingga mempermudah user dalam proses analisis. Salah satu produsen alat laboratorium yaitu Rigaku yang merupakan perusahaan asal Jepang yang menciptakan produk laboratorium berteknologi canggih. Diantaranya adalah Xray, Raman dan DSC (Differentiating Scaning Calori). Raman banyak digunakan oleh pabrik farmasi untuk mempermudah laboran (orang yang bekerja di laboratorium) dalam analisis bahan baku obat-obatan sehingga pengujian yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien. Bahan baku obat sangatlah penting untuk dianalisis karena akan berdampak pada kualitas obat yang dihasilkan. Jika bahan baku obat tidak sesuai dengan ketentuan dari BPOM, maka obat yang diproduksi tidak akan menghasilkan efek terapi (penyembuhan) atau dampak paling buruk yaitu kematian. Oleh karena itu, hal ini sangat berbahaya sehingga perlu diadakannya pengujian mengenai kualitas bahan baku obat. Berdasarkan klasifikasi produk 1 Sri Bulan. Analisis Pelaksanaan Personal Selling pada UD Amsar Motor Kabun Kab. Rokan Hulu. Jurnal. Universitas Riau. 2013hal 3 1 2 yang diutarakan oleh Budiarto Subroto di dalam bukunya 2, produk Raman Rigaku masuk ke dalam barang modal (capital item) karena Raman Rigaku merupakan peralatan yang digunakan untuk menganalisis bahan-bahan kimia yang akan digunakan sebagai bahan baku obat-obatan. Mengingat pentingnya alat Raman Rigaku untuk digunakan di industri farmasi, maka diperlukan promosi yang tepat. Bentuk komunikasi yang digunakan yaitu marketing communication yang berguna untuk meraih segmentasi yang lebih luas. Menurut Kennedy, komunikasi pemasaran3 adalah kegiatan pemasaran dengan menggunakan teknik-teknik komunikasi yang bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang banyak agar tujuan perusahaan tercapai, yaitu terjadinya peningkatan pendapatan atas penggunaan jasa atau pembelian produk yang ditawarkan. Pada bauran pemasaran terdapat empat elemen penting yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam pasar sasarannya 4, yaitu diantaranya produk, harga, distribusi dan promosi. Promosi sendiri memiliki tools (alat) yang dikenal dengan bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari 4 variabel yaitu advertising (periklanan), personal selling (penjualan perseorangan), publicity (publisitas), sales promotion (promosi penjualan). Melalui kegiatan promosi, keberadaan akan suatu produk atau jasa dapat diketahui masyarakat yang 2 3 4 Budiarto Subroto. Pemasaran industri (Business to Business Marketing) ed. 1. Yogyakarta : Andi Offset. 2011 hal. 2 John E. Kennedy dan R. Dermawan Soemanegara. Marketing Communication: Taktik dan Strategi. Jakarta : Bhuana Ilmu Populer. 2009 hal 5 Fredy Rangkuti. Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus Integrated Marketing Communication. Jakarta: Gramedia. 2009 hal 22 3 akan melakukan pembelian. Kegiatan promosi juga bermanfaat untuk membujuk dan mempengaruhi customer untuk membeli produk yang ditawarkan Personal selling merupakan salah satu elemen yang penting dalam bauran promosi. Definisi umum dari penjualan tatap muka5 (personal selling) adalah penyajian lisan dalam suatu pembicaraan dengan satu atau beberapa pembeli. Personal selling6 merupakan salah satu bentuk komunikasi langsung yang terjadi diantara seorang penjual dengan calon pembelinya (person-to person communication), dalam hal ini penjual berupaya untuk membantu dan membujuk calon pembeli untuk membeli produk yang ditawarkan. Personal selling sebagai sublemen promosi, memiliki dampak yang berbeda dengan sublemen promosi lainnya. Personal selling7 digunakan agar para calon konsumen lebih dapat mengetahui produk yang akan dibeli, dampak bagi perusahaan yaitu menjadi sumber informasi perusahaan yang dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. Belch8 berpendapat bahwa personal selling tidak seperti iklan, personal selling melibatkan kontak langsung antara pembeli dan penjual, baik tatap muka atau melalui beberapa bentuk telekomunikasi seperti melalui telepon. Interaksi ini memberikan fleksibilitas komunikasi pemasar, penjual dapat melihat atau mendengar reaksi dan potensi pembeli serta memodifikasi pesan yang sesuai. 5 6 7 8 Djaslim Saladin. Manajemen Pemasaran. Edisi Ke Empat. Bandung : Linda Karya. 2006 hal 172 Morissan. Periklanan : Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2014 hal 134 D. Yudhiartika & J. O Haryanto. Pengaruh Personal Selling, Display, Promosi Penjualan Terhadap Kesadaran Merek dan Intensi Membeli Pada Produk Kecantikan Pond's Buletin Studi Ekonomi 17. 2012 hal 143 Natassya Dean Fierdharany, Amia Luthfia. Analisis Kegiatan Personal Selling pada PT. Aplikanusa Lintasarta. Jurnal. Universitas Bina Nusantara. hal 3 4 Konsep pemasaran pada awalnya dihubungkan dengan penawaran produk untuk konsumsi atau diistilahkan dengan produk/barang konsumsi 9. Pada saat ini, pemasaran tidak hanya untuk pemasaran produk konsumsi, tetapi juga pemasaran produk untuk keperluan industri/organisasi, serta pemasaran produk jasa dan lainlain. Hal tersebut karena tiap produk yang dipasarkan mempunyai karakteristik yang berbeda sehingga strategi pemasarannya juga berbeda. Personal selling akan lebih terlihat keunggulannya bagi produk yang memiliki harga jual tinggi dan memiliki keterlibatan tinggi di dalamnya. Ciri tersebut terdapat pada produk industri. Produk industri merupakan produk yang digunakan untuk memproduksi barang/jasa yang akan dijual, disewakan atau dipasok kepada konsumen lain. Dengan kata lain, produk industri merupakan produk tangan kedua dimana produk tersebut disalurkan oleh pemasar melalui perantara industri atau lainnya yang akan menyalurkan produk tersebut. Penjualan pribadi (personal selling) dalam pemasaran industri sangat penting dan dominan, karena jumlah pelanggan potensial yang relatif kecil dengan jumlah pembelian yang relatif besar dibandingkan pada pemasaran konsumen. Pada pemasaran industri, tenaga pemasar akan mengutarakan keunggulan, manfaat dan perawatan suatu produk. Personal selling dapat dikaitkan dengan komunikasi antar pribadi, karena personal selling berlangsung dengan melibatkan kontak antara dua orang yaitu pembeli dan penjual. CV. Dinar Raya Sejahtera adalah suplier untuk produk-produk laboratorium. Berdiri pada tahun 2011 di Jakarta. Produk yang dipasarkannya 9 Budiarto Subroto. Pemasaran industri (Business to Business Marketing) ed. 1. Yogyakarta : Andi Offset. 2011 hal 2 5 terdiri dari 2 jenis yaitu produk consumable (barang habis pakai) dan alat laboratorium (barang tidak habis pakai). Untuk suplier laboratorium, CV. Dinar tergolong baru dibidangnya. Selain itu, produk Raman Rigaku juga merupakan alat yang baru dipasarkan oleh CV. Dinar karena alat tersebut merupakan inovasi terbaru dari Rigaku. Produk Raman merupakan barang yang tidak habis pakai, sehingga diperlukan perawatan peralatan dalam kesehariannya. Untuk produk industri ini customer tidak akan sembarangan membeli tanpa tahu secara mendalam tentang barang tersebut maka disinilah letak dominannya peran personal selling. Pada saat ini, CV. Dinar sedang gencar-gencarnya melakukan promosi untuk memperkenalan alat tersebut ke khalayak khususnya industri farmasi. Jika dilihat dari jenis produk yang dipasarkannya, CV. Dinar merupakan perusahaan yang memasarkan produk untuk industri (business-to-business). Produk yang dipasarkannya masuk dalam kategori segmented dan dipasarkan kepada konsumen yang spesifik (pabrik farmasi). CV. Dinar sadar akan pentingnya pendekatan personal kepada calon pelanggan, oleh karena itu pendekatan personal pun lebih digunakan dalam menginformasikan produk yang dijualnya. Semenjak pertengahan tahun 2014 hingga sekarang, setidaknya ada puluhan pabrik farmasi yang sudah diperkenalkan dengan produk ini. Tetapi terkendala harganya yang lumayan mahal, sehingga perusahaan farmasi banyak yang masih mempertimbangkan untuk pembeliannya. 6 Menurut Lamb, Hair dan McDaniel10 Implementasi adalah proses mengubah rencana pemasaran menjadi penetapan tugas dan memastikan bahwa tugas tersebut dilaksanakan sedemikian rupa sehingga mampu mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan dalam rencana yang telah dibuat. Dengan kata lain, implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang. Dalam penelitian ini, akan dibahas mengenai implementasi aktivitas personal selling melalui 6 (enam) langkah personal selling yang merupakan teori dari Churchill, Ford dan Walker yang terdiri dari prospecting for customer, opening the relationship, qualifying the prospect, presenting the sales message, closing the sales, servicing the account. Peneliti akan menerapkan teori tersebut dengan aktivitas personal selling yang dilakukan oleh CV. Dinar Raya Sejahtera dalam memasarkan produk Raman Rigaku. Secara keseluruhan produk yang dipasarkan oleh CV. Dinar Raya Sejahtera merupakan produk industri yang dalam pemasarannya lebih banyak menggunakan personal selling. Tetapi secara khusus yang akan dibahas oleh penulis yaitu implementasi dari aktivitas personal selling dalam memasarkan produk Raman Rigaku. Produk Raman ini lebih dipilih untuk dibahas karena dibandingkan dengan produkproduk lain yang dipasarkan oleh CV. Dinar, produk inilah yang paling dominan menggunakan personal selling dalam pemasarannya. Berdasarkan gambaran dan latar belakang diatas, maka saya sebagai penulis ingin melakukan penelitian skripsi yang berjudul “Implementasi Aktivitas 10 Mega Fareza Dellamita, Achmad Fauzi DH & Edy Yulianto. Penerapan Personal Selling (Penjualan Pribadi) untuk Meningkatkan Penjualan (Studi pada PT Adira Quantum Multifinance Point of Sales (POS) Dieng Computer Square Malang). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 9 No. 2. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. 2014 hal. 2 7 Personal Selling pada CV. Dinar Raya Sejahtera dalam memasarkan produk Raman Rigaku”. 1.2. Fokus Penelitian Fokus pada penelitian ini adalah pada proses implementasi aktivitas personal selling terhadap pemasaran produk Raman Rigaku, dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Churchill, Ford dan Walker yaitu rumusan mengenai enam langkah personal selling yang terdiri dari prospecting for customer, opening the relationship, qualifying the prospect, presenting the sales message, closing the sales, servicing the account. 1.3. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu : a. Bagaimana proses implementasi prospecting for customer pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? b. Bagaimana proses implementasi opening the relationship pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? c. Bagaimana proses implementasi qualifying the prospect pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? d. Bagaimana proses implementasi presenting the sales message pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? 8 e. Bagaimana proses implementasi closing the sales pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? f. Bagaimana proses implementasi servicing the account pada CV. Dinar Raya dalam memasarkan raman rigaku? I.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses implementasi personal selling pada produk Raman Rigaku dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Churchill, Ford dan Walker yaitu rumusan mengenai enam langkah personal selling. I.5. Manfaat Penelitian a. Manfaat akademis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu pemasaran dan dapat menjadi masukan bagi rekanrekan mahasiswa yang mengadakan penelitian dimasa yang akan datang yang berhubungan dengan pemasaran dan personal selling. b. Manfaat praktis Manfaat penelitian ini secara praktis yaitu diharapkan dapat memberikan masukan bagi divisi marketing pada perusahaan CV. Dinar Raya Sejahtera. Selain itu diharapkan dapat bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti yang tertarik dengan implementasi aktivitas personal selling.