PENANGANAN AVITAMINOSIS DAN HYPERVITAMINOSIS PADA ANAK-ANAK I. PENDAHULUAN Masing-masing vitamin dibutuhkan badan dalam jumlah tertentu. Terlalu banyak maupun terlalu sedikit vitamin yang tersedia bagi tubuh memberikan tingkat kesehatan yang kurang. Konsumsi dan keseimbanga vitamin dalam tubuh harus diperhatikan. Sebab bila terlalu banyak vitamin dikonsumsi, akan terjadi gejala-gejala yang merugikan dan kondisi demikian disebut Hypervitaminosis. Sebaliknya bila dikonsumsi tidak memenuhi kebutuhan akan terjadi juga gejal-gejala yang merugikan. Bila kadar vitamin didalam darah sudah menurun tetapi belum memberikan gejala-gejala klinik yang jelas, disebut kondisi Hypovitaminosis, sedangkan bila sudah tampak gejala-gejala klinik, disebut Avitaminosis. Mengkonsumsi vitamin secara berlebihan memberikan dampak kesehatan yang buruk bagi keadaan tubuh kita. Namun, kekurangan dalam mengkonsumsi vitamin memberikan dampak yang lebih fatal lagi bagi kesehatan tubuh. Sebagai manusia yang benar-benar sadar dan memperhatikan kesehatan diri sudah seharusnya memberikan apa yang terbaik bagi kesehatan kita dan dalam hal ini khusus pada vitamin yang mau tidak mau adalah sesuatu yang tidak dapat lepas dari kesehatan tubuh (kebutuhan) tubuh kita. Oleh karena itu, terlebih dahulu kita harus mengetahui tentang apa itu vitamin dan gejala-gejala serta pengananx apabila terjadi kekurangan vitamin (avitaminosis) dan kelebihan vitamin (hypervitaminosis) terkhususnya pada anak-anak. II. RUMUSAN MASALAH a. Apa itu vitamin dan manfaatnya bagi tubuh ? b. Bagaimana dampak kekurangan vitamin (Avitaminosis) dan kelebihan vitamin (Hypervitaminosis) terhadap anak-anak ? c. Bagaimana cara Hypervitaminosis ? menangani anak yang menderita Avitaminosis dan III. PEMBAHASAN 1. Pengertian Vitamin Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Vitamin berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin adalah senyawa organik yang diperlukan tubuh dalam jumlah sangat sedikit dan harus disuplai dari makanan karena tubuh tidak dapat menyintesisnya. Vitamin mrupakan zat makanan yang berguna untuk memperlancar semua proses yang terjadi di dalam tubuh. Suatu vitamin menunjukkan satu fungsi metabolik khusus. 2. Fungsi Vitamin Secara Umum Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Di samping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh. Fungsi Vitamin secara umum berhubunga erat dengan fungsi enzim, terutama vitaminvitamin kelompok. Vitamin dapat berperan secara bersama–sama dalam mengatur fungsi tubuh, yaitu memacu dan memelihara : a. Pertumbuhan, b. Reproduksi, c. Kesehatan dan kekuatan tubuh, d. Stabilitas sistem syaraf, e. Selera makan, f. Pencernaan, g. Penggunaan zat-zat makanan lainnya. 3. Macam-Macam Vitamin Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus. 1) Vitamin Yang Larut Dalam Air a. Vitamin B Secara umum, golongan vitamin B berperan penting dalam metabolisme di dalam tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat beraktivitas. Hal ini terkait dengan peranannya di dalam tubuh, yaitu sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Beberapa jenis vitamin yang tergolong dalam kelompok vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah (eritrosit). Sumber utama vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau. b. Vitamin C Buah jeruk, terkenal atas kandungan vitamin C-nya yang tinggi. Vitamin C (asam askorbat) banyak memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Di dalam tubuh, vitamin C juga berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong lainnya. Vitamin C merupakan senyawa antioksidan alami yang dapat menangkal berbagai radikal bebas dari polusi di sekitar lingkungan kita. Terkait dengan sifatnya yang mampu menangkal radikal bebas, vitamin C dapat membantu menurunkan laju mutasi dalam tubuh sehingga risiko timbulnya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker, dapat diturunkan. Selain itu, vitamin C berperan dalam menjaga bentuk dan struktur dari berbagai jaringan di dalam tubuh, seperti otot. Vitamin ini juga berperan dalam penutupan luka saat terjadi pendarahan dan memberikan perlindungan lebih dari infeksi mikroorganisme patogen. Melalui mekanisme inilah vitamin C berperan dalam menjaga kebugaran tubuh dan membantu mencegah berbagai jenis penyakit. 2) Vitamin yang larut dalam Lemak a. Vitamin A Vitamin A, yang juga dikenal dengan nama retinol, merupakan vitamin yang berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, dan sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina. Selain itu, vitamin ini juga berperan penting dalam menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Vitamin ini bersifat mudah rusak oleh paparan panas, cahaya matahari, dan udara. Sumber makanan yang banyak mengandung vitamin A, antara lain susu, ikan, sayur-sayuran (terutama yang berwarna hijau dan kuning), dan juga buah-buahan (terutama yang berwarna merah dan kuning, seperti cabai merah, wortel, pisang, dan pepaya). b. Vitamin D Vitamin D juga merupakan salah satu jenis vitamin yang banyak ditemukan pada makanan hewani, antara lain ikan, telur, susu, serta produk olahannya, seperti keju. Bagian tubuh yang paling banyak dipengaruhi oleh vitamin ini adalah tulang. Vitamin D ini dapat membantu metabolisme kalsium dan mineralisasi tulang. Sel kulit akan segera memproduksi vitamin D saat terkena cahaya matahari (sinar ultraviolet). c. Vitamin E Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Selain itu, vitamin ini juga dapat melindungi paru-paru manusia dari polusi udara. Nilai kesehatan ini terkait dengan kerja vitamin E di dalam tubuh sebagai senyawa antioksidan alami. Vitamin E banyak ditemukan pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. d. Vitamin K Vitamin K banyak berperan dalam pembentukan sistem peredaran darah yang baik dan penutupan luka. Defisiensi vitamin ini akan berakibat pada pendarahan di dalam tubuh dan kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. Selain itu, vitamin K juga berperan sebagai kofaktor enzim untuk mengkatalis reaksi karboksilasi asam amino asam glutamat. Oleh karena itu, kita perlu banyak mengkonsumsi susu, kuning telur, dan sayuran segar yang merupakan sumber vitamin K yang baik bagi pemenuhan kebutuhan di dalam tubuh. 4. Dampak Avitaminosis dan Hypervitaminosis Pada Anak 1) Vitamin yang larut dalam air a. Vitamin B Avitaminosis pada Vitamin B Penyakit yang menyerang anak karena kekurangan vitamin B adalah penyakit beri-beri, kulit akan mengalami berbagai gangguan, seperti kulit kering dan bersisik, menurunnya daya tahan tubuh, mulut kering, bibir pecah-pecah, sariawan, tubuh mengalami kekejangan, keram otot, gangguan sistem pencernaan, muntah-muntah, mual, anemia (kekurangan darah), mudah lelah lesu, dan iritasi kulit. Hypervitaminosis pada Vitamin B Penyakit yang disebabkn karena kelebihan vitamin B adalah susah bernapas, nyeri dengan sensai terbakar, mati rasa di kaki dan tangan, kehilangan koordinasi otot, sakit kepala, depresi, dan sampe menyebabkan kelumpuhan. b. Vitamin C Avitaminosis pada Vitamin C Kekurangan vitamin C pada anak akan dapat menyebabkan gusi berdarah dan nyeri pada persendian. Hypervitaminosis pada Vitamin C Kelebihan vitamin C pada anak akan menyebabkan sariawan, batu ginjal, diare, sakit perut, badan panas, sakit perut, dan insomnia. 2) Vitamin yang larut dalam lemak a. Vitamin A Avitaminosis pada Vitamin A Anak yang kekurangan vitamin A akan mengalami rabun senja dan katarak. Selain itu, penderita avitaminosis vitamin A ini juga dapat mengalami infeksi saluran pernafasan, menurunnya daya tahan tubuh, dan kondisi kulit yang kurang sehat. Hypervitaminosis pada Vitamin A Anak yang menderita kelebihan vitamin A akan mengalami penglihatan kabur, pusing, keadaan pingsan, mual, insomnia, diare, ruam kulit, nyeri sendi, dan sakit kepala. b. Vitamin D Avitaminosis pada Vitamin D Bila kadar vitamin D pada anak rendah maka tubuhnya akan mengalami pertumbuhan kaki yang tidak normal, dimana betis kaki akan membentuk huruf O dan X. Di samping itu, gigi akan mudah mengalami kerusakan dan otot pun akan mengalami kekejangan. Penyakit lainnya adalah osteomalasia, yaitu hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang. Hypervitaminosis pada Vitamin D Kelebihan vitamin D pada anak dapat menyebabkan kelemahan otot, sakit kepala, tuli, kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, muntah-mintah, dan nyeri tulang. c. Vitamin E Avitaminosis pada Vitamin E Anak yang menderita kekurangan vitamin E dapat berakibat otot-otot melayuh dikarenakan terjadinya kerusakan syaraf penggerak, serta berlangsungnya kemunduran pada:hipofisa dan kelenjar gondok. Hipervitaminosis pada Vitamin E Yang akan terjadi pada anak bila mengalami kelebihan vitamin E kelemahan otot, kelelahan, payudara lunak, dan lambat penyembuhan luka. d. Vitamin K Avitaminosis pada vitamin K Akibat dari kekurangan vitamin K pada anak adalah dapat menimbulkan penyakit kuning/ penyakit saluran empedu. Kadar protombin yang rendah dalam tubuh sebagai akibat kurangnya vitamin K yang diserap tubuh kadang-kadang terjadi pada bayi. Hypervitaminosis pada vitamin K Apabila anak kekurangan kadar vitamin K, maka akan terjadi hal-hal seperti mual, muntah-muntah, anemia, diare, dan ruam kulit. 5. Penanganan Avitaminosis Pada Anak Secara umum hal-hal yang harus dilakukan untuk menangani anak yang menderita kekurangan vitamin (avitaminosis) adalah: a. Tindakan utama adalah konsultasi ke dokter mengenai asupan vitamin pada anak b. Memberikan suplemen vitamin kepada anak secara teratur c. Memperhatikan asupan gizi makanan pada anak d. Memperbanyak konsumsi buah dan sayur sbagai sumber vitamin untuk anak, tekhususnya meningkatkan konsumsi sayuran hijau e. Menghindarkan anak dari makanan berlemak/ kolestrol tinggi f. Dan setidaknya menerapkan PHBS dan 4 Sehat 5 Sempurnah 6. Penanganan Hypervitaminosis Pada Anak Jika anak telah menunjukan gejala-gejala kekurangan vitamin (hypervitaminosis) seperti yang disebutkan di atas, maka sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter. Karena sebagian besar gejalanya seperti gejala medisyang lain, maka penting untuk didiagnosa dengan baik. Dan yang harus dilakukan adalah: a. Segera hentikan asupan suplemen vitamin adalah langkah utama dalam mengobati hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada anak. b. Dokter mungkin menyarankan untuk menghindarkan anak dari makan-makanan yang tinggi kadar vitamin masing-masing. c. Dokter mungkin meresepkan beberapa obat yang membantu dalam mengobati gejala overdosis vitamin. d. Gejala hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada anak dapat diobati jika tepat waktu dan perawatan yang tepat dilakukan. e. Sebagai tindakan pencegahan, perlu juga untuk memeriksa label multivitamin dan suplemen untuk agar lebih aman. IV. a. KESIMPULAN Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. b. Masing-masing vitamin dibutuhkan tubuh dalam jumlah terttentu, bila terlalu banyak di konsumsi akan menimbulkan gejala-gejala merugikan, keadaan demikian disebut “Hypervitaminosis”. Sebaliknya bila tidak memenuhi kebutuhan akan timbul gejala merugikan, keadaan ini d sebut “Avitaminosis”. c. Penanganan terhadap anak yang menderita Avitaminosis: Tindakan utama adalah konsultasi ke dokter mengenai asupan vitamin pada anak Memberikan suplemen vitamin kepada anak secara teratur Memperhatikan asupan gizi makanan pada anak Memperbanyak konsumsi buah dan sayur sbagai sumber vitamin untuk anak, tekhususnya meningkatkan konsumsi sayuran hijau Menghindarkan anak dari makanan berlemak/ kolestrol tinggi Dan setidaknya menerapkan PHBS dan 4 Sehat 5 Sempurnah d. Penanganan terhadap anak yang menderita Hypervitaminosis: Segera hentikan asupan suplemen vitamin adalah langkah utama dalam mengobati hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada anak. Menghindarkan anak dari makan-makanan yang tinggi kadar vitamin masing-masing. Dokter mungkin meresepkan beberapa obat yang membantu dalam mengobati gejala overdosis vitamin. Gejala hypervitaminosis atau kelebihan vitamin pada anak dapat diobati jika tepat waktu dan perawatan yang tepat dilakukan. Sebagai tindakan pencegahan, perlu juga untuk memeriksa label multivitamin dan suplemen untuk agar lebih aman. V. PENUTUP Demikianlah makalah ini kami sampaikan. Kami sadar bahwa makalah ini belum sempurna baik dari segi penulisan maupun materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami sangat berharap akan saran dan kritik dari pembaca demi menciptakan sebuah makalah yang lebih baik. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khususnya bagi para pembaca.