Bab 2 - Widyatama Repository

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur,
mengurus, atau mengelola. Dari arti tersebut, secara substantif, makna manajemen
mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan.
Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber
lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen, diantaranya
sebagai berikut :
1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk
melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus.
2. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha
untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
3. G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas
yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F.Sikula,
sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Hasibuan.
9
10
4. James
A.F.
Stoner
mendefinisikan
manajemen
sebagai
proses
perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen
sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain.
5. Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni
dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan
pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan pada
pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen
terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan
dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan mengorganisasikan
suatu komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang
dimaksudkan.
Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial mengandung
persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang
saling berhubungan, baik dari sisi fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang
ditargetkan sebelumnya.
2.2
Pengertian Keuangan
Dikutip dari artikel (kangmoes.com), Keuangan adalah administrasi yang
mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian
uang sendiri adalah sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan
hitungan) yang sah.
11
2.3
Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Anwar (2008:3), Manajemen permodalan atau pembiayaan, juga
disebut dengan istilah manajemen keuangan. Dalam manajemen keuangan
dibicarakan tiga hal pokok yang amat penting yaitu :
1. Berupa jumlah uang yang dimiliki perusahaan;
2. Bagaimana memperoleh dana tambahan bagi perusahaan; dan
3. Berapa jumlah laba yang telah diterima perusahaan.
Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan
pengendalian kegiatankeuangan organisasi.
Menurut James C Van Horne manajemen keuangan adalah segala aktivitas
yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan
beberapa tujuan menyeluruh. Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan didalam
manajemen keuangan yaitu :
1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usaha.
2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai.
3. Bagaimana perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan
efisien.
Sementara menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 34 ), manajemen
keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science) untuk me-menage uang yang
meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan
masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat
dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan
12
erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta
instrument keuangan.
2.3.1
Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 4 ), Mengambil keputusan
pendanaan dan investasi yang baik adalah tugas manajer keuangan. Jika nilai
suatu proyek lebih besar daripada investasi yang diperlukannya, maka proyek ini
menarik secara financial. Manajer keuangan yang efektif mengarahkan
perusahaannya untuk berinvstasi pada proyek yang menambah nilai yang lebih
besar daripada investasi yang diperlukan. Dalam mengambil keputusan investasi
atau penganggaran modal, Manajer keuangan harus membantu perusahaan
mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa
banyak akan diinvestasikan dalam tiap proyek.
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), Tanggung jawab utama
kedua manajer keuangan adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan
untuk investasi dan operasinya. Inilah keputusan pendanaan, ketika perusahaan
perlu mendapatkan dana, perusahaan tersebut dapat mengundang para investor
untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba masa depan, atau
menjanjikan untuk melunasi kas investor tersebut ditambah dengan tingkat bunga
tetapnya.
2.3.2
Tujuan Manajemen Keuangan
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), dalam praktiknya untuk
mencapai tujuan perusahaan, maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui
dua pendekatan, yaitu :
13
1. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya sekedar
mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan
risiko yang bakal dihadapi. Secara garis besar profit risk approach terdiri
dari :

Maksimalisasi profit;

Minimal Risk;

Maintain control; dan

Achieve flexibility (careful management of fund and activities).
2. Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan
bagaimana
seorang
manajer
keuangan
mengelola
likuiditas
dan
profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas, manajer keuangan harus
sanggup untuk menyiapkan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban
yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan
juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga
mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer
keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki
termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan
sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu.
2.4
Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah laporan yang memberikan
gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan peusahaan (Kasmir,
2010:5). Laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para
pemegang saham disebut Annual Report, laporan tahunan terdiri dari:
14
1. Informasi verbal, berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan
prospek perusahaan di masa mendatang.
2. Informasi kuantitatif, berupa laporan keuangan.
2.4.1
Jenis-Jenis Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2010:5), Laporan keuangan (financial statements) terdiri
atas laporan-laporan berikut:
1. Laporan laba/rugi (income statements), berisi laporan sistemetis tentang
pendapatan-pendapatan/ revenues dan biaya-biaya/ expenses perusahaan
selama suatu periode tertentu.
2. Neraca (balance sheet) berisi laporan sistematis keadaan aktiva/ assets,
hutang/ liabilities, dan modal sendiri/ owners’ equity perusahaan pada saat
tertentu.
3. Laporan saldo laba (statement of retained earnings), yaitu laporan
sistematis yang berisi tentang laba yang dihasilkan dan akan dibagikan
sebagai dividen atau ditahan selama periode tertentu.
4. Laporan arus kas (statement of cash flows), laporan ini berupa laporan atas
dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap
arus kas selama satu periode tertentu.
Pembuatan laporan sumber dan penggunaan dana/kas
a. sumber:

Setiap kenaikan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri, seperti
peminjaman dari bank;
15

Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual aktiva
tetap.
b. Penggunaan:

Setiap penurunan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri,
seperti melunasi pinjaman

Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli aktiva
tetap.
2.4.2
Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Toto Prihadi laporan keuangan merupakan alat yang sangat
penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan
hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.
Standar akuntansi keuangan memberikan pengertian tentang laporan
keuangan yaitu, Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan bahwa laporan keuangan
ialah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan (misalnya,
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.
2.4.3
Analisis Laporan Keuangan
2.4.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan
Keuangan.
Untuk
menjelaskan
pengertian
kata
ini
maka
kita
dapat
menjelaskannya dari arti masing masing kata. Kata analisa adalah memecahkan
atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan
16
keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (dana). Jika dua pengertian ini
dugabungkan maka analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos
laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat
hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu
dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan
tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat ( Sofyan Syafri Harahap, 2013 :
189 ).
Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis)
menurut Toto Prihadi (2012 : 9), adalah hubungan antara suatu angka dalam
laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat
menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Menganalisis laporan
keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke
dalam unsure-unsurnya, menelaah masing masing unsure tersebut, dan menelaah
hubungan antara unsure-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut.
2.4.3.2 Isi Laporan Keuangan
a. Neraca
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56), perusahaan perlu
mendapatkan kas untuk memperoleh banyak aset yang digunakan dalam
bisnis mereka. Dalam proses mendapatkan kas tersebut, mereka juga
menanggung kewajiban pada pihak yang memberikan dana. Neraca
memberikan potret aset (aktiva) dan kewajiban perusahaan. asset terdiri
17
dari asset yang bisa dengan cepat dicairkan menjadi kas dan asset tetap
seperti pabrik dan mesin. Kewajiban meliputi kewajiban lancer yang wajib
dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan hutang jangka panjang. Selisih
antara asset dan kewajiban menampilkan jumlah ekuitas pemegang saham.
Gambar 2.1 Gambaran Neraca Utama
ITEM-ITEM NERACA UTAMA
Aset Lancar
Kewajiban Lancar
Kas dan sekuritas
=
Piutang
Persediaan
+
Aset Tetap
Hutang
Hutang jangka pendek
+
Kewajiban Jangka Panjang
+
Aset berwujud
Ekuitas Pemegang Saham
Aset tidak berwujud
Sumber: Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56)
b. Laporan Laba Rugi
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 61), laporan laba rugi
memperlihatkan seberapa menguntungkankah perusahaan selama tahun
bersangkutan. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan selama
periode tertentu.
c. Laporan Arus Kas
Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 62), untuk menghitung kas
yang dihasilkan oleh bisnis, perlu menambah kembali penyusutan (yang
18
bukan merupakan pembayaran kas) dan mengurangkan pengeluaran
peralatan modal yang baru (yang merupakan pembayaran kas). Kas yang
diterima perusahaan sama dengan penjualan yang diperlihatkan pada
laporan laba rugi dikurangi peningkatan tagihan yang belum dibayar. Arus
keluar kas sama dengan harga pokok penjualan, yang diperlihatkan di
laporan laba rugi, ditambah persediaan.
Laporan arus kas memperlihatkan arus kas masuk dan keluar dari operasi
serta dari investasi dan aktivitas pendanaannya. Laporan arus kas adalah
laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran
kas perusahaan selama suatu periode tertentu.
2.4.4
Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), kegunaan analisis laporan
keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang
terdapat pada laporan keuangan biasanya.
2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit)
dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan
(implisit).
3. Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan
keuangan.
4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya
dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang
diperoleh dari luar perusahaan.
19
5. Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk memprediksi
dan peningkatan (rating).
6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu
yang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
7. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan
periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar
ideal.
8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur
keuangan, dan sebagainya.
9. Memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan dimasa
yang akan datang.
10. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil
keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan
keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain:
a. Dapat menilai prestasi perusahaan.
b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan.
c. Dapat menilai kondisi serta posisi keuangan masa lalu dan saat ini dari
aspek waktu tertentu.
d. Hasil-hasil perusahaan.
e. Likuiditas.
f. Solvabilitas.
g. Aktivitas.
h. Rentabilitas dan provitabilitas.
20
i. Indikator pasar modal.
2.5
Kinerja Perusahaan
Menurut Anwar ( 2008 : 67 ), penilaian kinerja adalah penentuan secara
periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan criteria yang ditetapkan
sebelumnya.
Menurut stoner, Freeman dan Gilbert Junior ( 2001 : hal ), definisi kinerja
perudahaan adalah:
“Management Performance is the Measure of how efficient and effective a
manager is how well he or she determines and achieves appropriate
objectiveness”.
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu
ukuran tingkat efektivitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian
organisasi dan karyawan dalam mencapai tujuan.
Penilaian kinerja merupakan kunci penting bagi organisasi. Istilah tersebut
mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktik yang
mengkoordinasikan tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh
siklus manajemen.
1.5.1
Manfaat Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam proses
perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat
melakukan perencanaan serta memilih
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
strategi yang dilaksanakan dalam
21
1.5.2
Kinerja Keuangan
Pengukuran kinerja keuangan melibatkan penilaian terhadap keadaan
keuangan d imasa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Tujuannya untuk
menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan yang
dapat menyebabkan masalah-masalah di masa depan dan menentukan kekuatankekuatan perusahaan yang dapat diandalkan (Mulyadi, 2009 : 417 ).
Pengukuran kinerja keuangan perussahaan dilakukan dengan menganalisis
laporan keuangan. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan, namun pengukuran dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan. Sehingga,
terdapat cara lain untuk mengukur kinerja keuangan yaitu pengukuran dengan
berdasarkan nilai (Value Based ). Contoh pengukuran tersebut adalah diantaranya
dengan menggunakan Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI) atau Economic Value
Added (EVA).
Dalam penelitian ini hanya akan dijabarkan cara pengukuran kinerja
keuangan perusahaan dengan
berdasarkan pada nilai (value based) dengan
menggunakan metode EVA.
1.6
Metode Economic Value Added (EVA)
2.6.1
Pengertian Economic Value Added (EVA)
Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan
menghitung Economic Value Added (EVA). Istilah EVA mula-mula diluncurkan
oleh Stern Stewart Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsultan di
Amerika Serikat pada tahun 1989. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja
22
operasional yang dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu
analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993.
Menurut G Bennet Steward, dalam bukunya “The Question For
Value”(1993 : 118). Didalam buku tersebut, EVA didevinisikan sebagai:
“EVA is a residural income that substract the cost of capital from the
operating profit ganarated in the business. It’s measure to account properly for
all the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if
operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new
capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their
cost of capital.”
Menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 107 ), devinisi EVA adalah
sebagai berikut:
“EVA is a measure of how much management has added to shareholder’s
wealth during the year.”
Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai
Tambah Ekonomi). Menurut Blocher, Stout dan Cokins (2012 : 413),Nilai tambah
ekonomi (economic value added) merupakan jenis perhitungan residural income
spesifik yang belakangan ini banyak menarik perhatian. Nilai tambah ekonomi
(economic value added) sama dengan laba operasi setelah pajak dikurangi biaya
modal rata-rata tertimbang (setelah pajak) dikalikan dengan total aktiva dikurangi
kewajiban lancar.
EVA = Laba Operasi _
Setelah Pajak
Biaya Modal
Rata-rata Tertimbang
x
Total
Aktiva
_
Kewajiban
Lancar
23
Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 273), perusahaan bisa
berinvestasi dalam bentuk pabrik dan peralatan baru, atau mengembalikan kas
pada investor, yang kemudian bisa menginvestasikan uang mereka sendiri dengan
membeli saham dan obligasi di pasar modal. Perusahaan yang menghasilkan lebih
banyak daripada biaya modal membuat investor lebih beruntung. Oleh sebab itu,
umumnya manajer keuangan peduli dengan laba positif setelah pengurangan biaya
modal. Untuk mengukur kinerja dalam mengevaluasi suatu proyek, manajer harus
mempertimbangkan biaya peluang modal. EVA yaitu laba bersih perusahaan atau
divisi setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. EVA yang positif
menunjukan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai
perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan
memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya EVA yang negative menunjukan
bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari
biaya modalnya.
2.6.2
Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA)
Menurut Mulyadi (2009 : 428), Manajmen memenuhi tanggung jawab
keuangannya dan perusahaan menghasilkan kekayaan bagi pemiliknya dengan
cara menaikan nilai investasi para investor (shareholder value) dalam melukiskan
perbandingan perhitungan laba-rugi tradisional dengan laba-rugi yang dihitung
dengan basis nilai.
24
Tabel 2.1
Laporan Laba Rugi Tradisional dan Laporan Laba Rugi Berbasis Nilai
LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI
LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL
(VALUE BASED INCOME STATEMENT)
Pendapatan
Pendapatan
Dikurangi:
Kos Penjualan
Dikurangi:
Kos Penjualan
Sama dengan:
Laba Bruto
Sama dengan:
Laba Bruto
Depresiasi, Biaya Pemasaran,
Dikurangi:
Depresiasi, Biaya Pemasaran,
Dikurangi:
Adm & Umum, dan Biaya Lain
Adm & Umum, dan Biaya Lain
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Sama dengan:
Laba Sebelum Bunga dan Pajak
Sama dengan:
Penghasilan (EBIT)
Penghasilan (EBIT)
Dikurangi:
Bunga
Dikurangi:
Sama dengan:
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Sama dengan:
Pajak yang Telah Disesuaikan
Laba Usaha Bersih Setelah
Pajak Pengahasilan (LUBSP)
Dikurangi:
Pajak Penghasilan
Dikurangi:
Beban Modal (Capital Charge)
Sama dengan:
Laba Bersih (EAT)
Sama dengan:
Economic Value Added (EVA)
Sumber: Mulyadi (2009 : 428)
Sebagaimana terlihat dalam table tersebut, EVA dihitung dengan
mengurangi laba usaha setelah pajak (LUBSP) dengan beban modal (capital
charge). Dengan demikian terdapat lima langkah dalam perhitungan EVA:
1. Menghitung LUBSP
2. Memperkirakan jumlah modal terpakai (capital employed)
3. Memperkirakan rerata bertimbang biaya modal (weighted average cost of
capital)
4. Menghitung beban modal
5. Menghitung EVA
25
EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang
diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang
menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang
konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Menurut Damodaran (2002 : 864), perhitungan EVA terdiri dari tiga
komponen yaitu NOPAT, biaya modal, dan modal itu sendiri. Perhitungan EVA
sendiri adalah sebagai berikut:
EVA = NOPAT – (Cost of Capital x Invested Capital)
NOPAT
= Net Operating Profit After Tax
Cost of Capital
= Biaya modal rata-rata tertimbang
Invested Capital
= Total modal yang diinvestasikan
Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam
pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut:
Penjualan Bersih
xxx
Biaya operasi
xxx
Laba operasi sebelum pajak (EBIT)
xxx
Pajak
xxx
Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT)
xxx
Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal)
xxx
-
-
-
26
EVA
xxx
Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat
mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para
pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan,
pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa
pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur
modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya
menggunakan modal sendiri.
2.6.3
Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA)
Menurut Kasmir (2010 : 141), keunggulan EVA adalah:
a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan
biaya modal sebagai konsekuensi investasi.
b. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan
data pembanding seperti standar industry atau data perusahaan sebagai
konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio.
c. Konsep EVA adalah alat mrngukur bonus karyawan perusahaan yang
melihat
segi
ekonomis
dalam
pengukurannya
yaitu
dengan
memperlihatkan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat
keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang
ada dan pedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku.
d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut
merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan.
27
Sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat
pengambilan keputusan bisnis.
e. Meskipun konsep EVA berorientasi kepada kinerja operasional akan tetapi
sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi
perkembangan perusahaan.
Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian
yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar
atas kondisi suatu perusahaan.
Melihat berbagai kelebihan dari metode EVA, ternyata juga terdapat
kelemahan yang diungkapkan oleh Mirza (1997 : 14), sebagai berikut:
a. EVA
hanya
mengukur
hasil
akhir
(result),
konsep
ini
tidak
mengukuraktivitas-aktivitas tertentu.
b. EVA
terlalu
tertumpu
pada
keyakinan
bahwa
investor
sangat
mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil
keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktorfaktor lain terkadang lebih dominan.
c. Konsep
ini
sangat
tergantung
pada
transparasi
internal
dalam
perhitumngan EVA secara akurat.
Walaupun terdapat beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk
dijadikan acuan, mengingat EVA dapat mempertimbangkan harapan investor
terhadap investasi mereka. Pengembalian dari suatu investasi baru akan berarti
apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan
untuk mewujudkan investasi tersebut.
28
2.6.4
Manfaat Economic Value Added (EVA)
Menurut Kasmir (2010:143), Terdapat beberapa manfaat yang dapat
diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan
nilai tambah perusahaan antara lain:
a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri
sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan
dengan menggunakan perusahaan sejenis.
b. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan
untuk investasi dengan biaya modal yang rendah.
2.6.5
Pengertian dan Komponen Perhitungan EVA
2.6.5.1 Penjualan Bersih
Penjualan bersih atau Penerimaan total (Total Revenue) adalah jumlah
total yang didapatkan perusahaan dari penjualan produknya. Perusahaan
persaingan sempurna menjual tiap unit produk dengan harga yang sama, terlepas
dari tingkat output yang dipilihnya. Oleh sebab itu, penerimaan total adalah harga
per unit dikalikan dengan kuantitas output yang diputuskan akan diproduksi oleh
perusahaan ( Case dan Fair, 2010 : 205 ).
Penerimaan Total
=
Harga
x
Kuantitas
TR
=
P
x
Q
29
Menurut Toto Prihadi (2012 : 68), penjualan menjadi tumpuan terjadinya
variabel biaya yang lain. Ada beberapa kemungkinan atas perlakuan para pos
penjualan:
a. Jika tidak ada informasi tambahan, kombinasi produk dianggap sama dri
waktu ke waktu.
b. Jika terdapat data penjualan per segmen usaha yang mengalami trend yang
berbeda akan lebih baik apabila setiap segmen dibuat trend-nya tersendiri.
c. Pastikan pendapatan lain-lain yang bersifat non operasi tidak ikut dihitung
dalam penjualan.
2.6.5.2 Biaya Operasi
Biaya operasi atau Biaya total adalah biaya ekonomis total dari semua
input yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam produksi ( Case dan Fair, 2010
: 204 ).
Biaya Total
=
Total Biaya Tetap
+
Total Biaya Variabel
TC
=
TFC
+
TVC
2.6.5.3 Laba Operasi Sebelum Pajak
Menurut Brealey, Myers dan Marcus ( 2012:274), Penghasilan operasi
adalah ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan yang tidak termasuk bunga dan
beban pajak penghasilan. Dimana, laba sebelum bunga dan pajak sama dengan
pendapatan operasi dikurangi beban operasi ditambah pendapatan non operasi.
Penghasilan operasi adalah pendapatan operasi dikurangi beban operasi.
30
2.6.5.4 Pajak
Pajak dapat dikenakan pada transaksi, lembaga, hak milik, makanan, dan
hal-hal lain, tapi dalam analisis final, pajak dibayarkan oleh individu atau rumah
tangga. Dasar pajak dapat bersifat ukuran simpanan atau ukuran aliran. Pajak hak
milik lokal adalah pajak atas nilai hak milik (properti) perumahan, industri, atau
komersial. Seorang pemilik rumah, dikenai pajak atas nilai rumahnya saat ini.
Nilai saat ini aladah variabel simpanan, yaitu diukur atau diestimasi pada suatu
titik waktu. Pajak lain dikenakan atas aliran. Pendapatan adalah suatu aliran,
sebagian besar orang memiliki pendapatan bulanan, dan mereka dikenai pajak tiap
bulan. Penjualan ritel terjadi secara berkesinambungan, dan pajak penjualan ritel
mengambil porsi aliran seperti itu pula ( Case dan Fire, 2010 : 449 ).
Menurut Dr. Soepratman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang
berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong”, ia mendefinisikan pajak
sebagai berikut:
“Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh
penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi
barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum”
( dikutip dari Pengantar Hukum Pajak, 2009 : 2 ).
Menurut Case dan Fair (2010 : 464 ), pajak lain yang memerlukan analisis
seksama adalah pajak laba korporasi yang dikenakan oleh pemerintah. Pajak laba
korporasi atau pajak pendapatan korporasi, adalah pajak atas laba perusahaan
yang dikategorikan sebagai korporasi (Perseroan Terbatas). Korporasi atau
Perseroan Terbatas(PT) adalah perusahaan yang diberi status kewajiban terbatas
31
oleh pemerintah. Kewajiban terbatas berarti bahwa pemilik/pemegang saham
hanya mendapat kehilangan sejumlah yang diinvestasikannyasaja. Pemilik
firma/kemitraan dan perusahaan perseroan tidak menikmati kewajiban terbatas
dan tidak membayar pajak ini; sebaliknya, mereka melaporkan pendapatan
perusahaan mereka secara langsung pada penghasilan pajak pendapatan individu
mereka.
2.6.5.5 Laba Operasi Bersih Setelah Pajak atau NOPAT
Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2012:274), Laba operasi bersih
setelah pajak diperoleh dari penjualan bersih dikurangi biaya operasi dan pajak
penghasilan.yang harus diperhatikan dalam NOPAT adalah penjualan, biaya
operasi dan pajak penghasilan.
2.6.5.6 Biaya Modal atau Cost of Capital (COC)
Menurut Toto Prihadi (2012 : 256), biaya modal tidak dapat diobservasi
secara langsung, tetapiharus diestimasikan untuk memperolehnya. Biaya modal
disebut juga dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC). Dua data
pertama yang diperlukan adalah jumlah utang dan jumlah ekuitas. Neraca
perusahaan menggambarkan nilai buku dari hutang dan modal. Pada sisi
kemudahan, menggunakan nilai buku akan lebih cepat dalam menentukan bobot
dari masing-masing sumber dana. Berikut merupakan komponen dari biaya
modal:
a. Cost of Debt atau Biaya Utang (COD)
Menurut Toto Prihadi (2012 :292),biaya utang adalah suatu komponen
dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Utang menimbulkan
32
cicilan pokok bunga. Pada obligasi pembayaran pokok berlangsung sekaligus,
sementara pada utang bank pembayaran pokok biasanya dilakukan secara
bertahap. Biaya utang ditentukan oleh:
1. Tingkat bunga yang berlaku sekarang
2. Tingkat risiko kebangkrutan perusahaan (default risk)
3. Tingkat pajak terkait dengan utang
Apabila tingkat bunga naik, maka biaya utang perusahaan juga naik. Hal
yang sama berlaku juga dengan tingkat kebangkrutan. Kenaikan tingkat
kebangkrutan perusahaan akan meningkatkan biaya utang. Sedangkan
pengaruh pajak terjadi pada bunga, karena bunga dapat dibebankan sebagai
biaya.
Untuk menghitung biaya utang dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:
1. Yield to maturity approach (YTM)
Yield adalah imbal hasil tahunan yang diperoleh investor surat hutang
apabila investor menbeli sekarang dan memegangnya hingga saat
jatuh tempo. Pendekatan YTM mencari yield dari sebuah surat utang,
dilakukan dengan mempertemukan dua hal yaitu harga obligasi
sekarang dan arus kas yang akan diterima dari obligasi (yaitu
pembayaran pokok di akhir periode).
Dengan mempertemukan dua hal tersebut dapat diketahui perkiraan
yield dari obligasi tersebut. dari obligasi tersebut. Yield yang
ditemukan akan menjadi cost of debt before tax.
33
2. Debt rating approach
Menghitung cost of debt menjadi lebih mudah apabila erusahaan
tersebut menerbitkan surat utang di pasar modal. Setiap surat hutang
yang dijual di pasar modal akan ditentukan peringkatnya. Peringkat
tertinggi adalah AAA dan terendah adalah D.
b. Biaya Saham Preferen
Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 392), saham preferen adalah
saham yang diberi prioritas di atas saham biasa dalam hal dividen. Saham
preferen menawarkan dividen tetap, tetapi perusahaan bisa saja memiliki
kebijakan untuk tidak membayarnya, oleh karena itu perusahaan juga tidak
bisa membayar dividen kepada saham biasa. Saham preferen bukanlah sumber
pendanaan yang popular, tetapi bermanfaat dalam situasi-situasi tertentu dan
khusus.
Menurut Toto Prihadi (2012 :302), saham preferen (preferent stock)
mempunyai sifat utang, yaitu memberikan pembayaran secara pasti, hanya
saja berupa dividen. Dalam pelaporan keuangan saham preferen dapat saja
dikelompokan menjadi utang. Pemegang saham preferen memperoleh dividen
lebih dulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga
memiliki nilai nominal.
Variasi sifat saham preferen antara lain adalah:
1. Convertible preferred stock memberikan hak pemegang saham
preferen untuk dapat ditukar menjadi saham biasa.
34
2. Callable preferred stock memberikan hak kepada emiten untuk dapat
membeli saham preferen pada harga dan waktu tertentu.
Dalam perhitungan biaya saham preferen standar dibuat asumsi, antara
lain:
1. Salah preferen tidak mempunyai jatuh tempo
2. Tidak ada hak convertible
3. Tidak ada hak callable
4. Jumlah dividen tidak berubah dari waktu ke waktu
Dengan asumsi diatas, maka rumus menghitung biaya saham preferen
adalah seperti dibawah ini.
Keterangan:
PP = harga saham preferen sekarang –per lembar
DP = dividen saham preferen –per lembar
kP = biaya saham preferen
Dalam perhitungan biaya saham preferen tidak perlu penyesuaian terhadap
pajak, karena pembayaran diperhitungkan dari laba bersih.
c. Cost of Equity atau Biaya Modal Sendiri (COE)
Menurut Toto Prihadi (2012 :270), cost of Equity sering kali disebut Cost
of Common Equity mencarminkan tingkat hasil (return) yang dituntut
pemegang saham. Oleh karena itu perlu metode khusus untuk menentukannya.
Terdapat dua metode yang umum digunakan,:
35
1.
Dividend Discount Model (DDM)
Menurt Toto Prihadi (2012 : 271), Pendekatan DDM disebut juga
dengan Implied Risk Premium. Model ini menggunakan Gordon
Growth Model, disebut juga dengan Constant-Growth Dividend
Discount Model. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa arus kas
yang diterima oleh pemegang saham adalah dividen. Nilai ekuitas
merupakan fumgsi present value dari dividen yang akan diterimanya.
∑(
(
)
)
(
(
)
)
(
(
)
)
Karena yang akan dicari adalah biaya ekuitas, maka rumus terakhir
diselesaikan sebagai berikut:
g
Keterangan:
= nilai intrinsik dari sebuah saham
= dividen saham pada akhir periode t
= cost of equity
g = tingkat pertumbuhan yang diharapkan (expected growth rate)
2. Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 333), CAPM adalah teori
hubungan antara risiko dan pengembalian yang menyatakan bahwa
ekspektasi premi risiko segala sekuritas sama dengan beta-nya dikali
premi risiko pasar.
36
Model penetapan harga asset modal (capital asset pricing model),
atau CAPM memiliki intrepretasi sederhana: Ekspektasi tingkat
pengembalian yang diminta oleh investor tergantung pada dua hal:
1. Kompensasi nilai waktu uang (tingkat bebas risiko
) dan
2. Premi risiko, yang bergantung pada beta dan premi risiko pasar
Menurut Toto Prihadi (2012 : 273), Biaya ekuitas seringkali
ditentukan dengan konsep capital asset pricing model (CAPM).
Dalam konsep ini, Cost of Equity ditentukan oleh beberapa faktor,
yaitu tingkat bunga bebas resiko, beta, dan premi risiko.
Pemilik modal menginginkan tingkat pengembalian lebih tinggi dari
tingkat bunga bebas resiko.rumus dasarnya adalah sebagai berikut:
E( ) =
[ (
)
]
Keterangan:
E( )
= expected return on asset i
= risk free
(
) = expected return on market portfolio
= beta of asset i
(
)
= risk premium
Nilai beta menggambarkan sampai seberapa besar resiko saham
tersebut terhadap portfolio. Ada tiga kondisi terjadinya beta, yaitu:

= 1, maka tingkat resiko saham tersebut sama dengan tingkat
resiko portfolio.
37

< 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih rendah dari
portfolio. Misalkan beta saham X sebesar 0,8, maka pada saat IHSG
naik 10%, saham X akan naik sebesar 8%.

> 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih tinggi dari
portfolio. Misalkan beta saham X mempunyai nilai 1,3 pada saat
IHSG bergerak naik 10%, maka saham X akan bergerak turun
sebesar 13%, hal yang sebaliknya terjadi pada waktu harga saham
turun.
d. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 357), Biaya modal (WACC)
perusahaan adalah rata-rata tertimbang pengambilan yang diminta oleh
investor utang maupun ekuitas. Rata-rata tertimbang adalah ekspektasi tingkat
pengembalian yang akan diminta oleh investor atas portofolio semua sekuritas
perusahaan yang yang disesuaikan dengan penghematan pajak karena
pembayaran bunga. Rumusnya adalah sebagai berikut:
WACC = [
(
)
]
(
Keterangan:
V
= Nilai pasar total Geothermal
D
= Jumlah nilai utang beredar
E
= Ekuitas
= Tingkat pajak korporat
= Tingkat bunga utang geothermal
= Tingkat ekspektasi pengembalian
)
38
Menurut Toto Prihadi (2012 : 259), WACC juga sering disebut dengan
Marginal Cost of Capital (MCC),Rumus untuk menghitung WACC secara
lengkap menurut Toto Prihadi (2012 : 258) adalah sebagai berikut:
WACC =
(1-t )((
)
)
((
)
)
((
)
)
Keterangan:
WACC
= Biaya modal rata-rata tertimbang
= Biaya hutang (cost of debt) sebelum pajak
t
= Tarif pajak
= Biaya saham istimewa (cost of preferent stock)
= Biaya ekuitas (cost of equity)
(
)
= Bobot nilai hutang terhadap total pendanaan
(
)
=Bobot nilai saham istimewa terhadap total
pendanaan
(
)
= Bobot nilai ekuitas terhadap total pendanaan
2.6.6.7 Invested Capital
Dalam konsep EVA, nilai capital terdiri dari ekuitas (nilai buku ekuitas
dan cadangan) ditambah hutang berbunga (interest bearing debt) yang diambil
dari pasiva neraca (tidak termasuk hutang dagang dan biaya terutang; accrued
expense).
39
Menurut Gitman (2003:42), definisi capital adalah sebagai berikut:
“The term capital denotes the long term funds of the firm. All items on the
right-hand side of the firm’s balance sheet, exluding current liabilities, are
sources of capital.”
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa modal adalah
dana jangka panjang yang digunakan perusahaan yang terdiri dari modal pinjaman
dan modal sendiri, dan tidak termasuk hutang jangka pendek.
Download