BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata “to manage” yang berarti mengatur, mengurus, atau mengelola. Dari arti tersebut, secara substantif, makna manajemen mengandung unsur-unsur kegiatan yang bersifat pengelolaan. Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan. Banyak ahli memberikan pengertian tentang manajemen, diantaranya sebagai berikut : 1. Menurut Mary Parker Follet, manajemen adalah suatu seni karena untuk melakukan suatu pekerjaan dibutuhkan keterampilan khusus. 2. Menurut Horold Koontz dan Cyril O’Donnel, manajemen adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. 3. G.R. Terry mengatakan bahwa manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian untuk menentukan serta mencapai tujuan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Definisi tersebut sama dengan yang dikemukakan oleh Andrew F.Sikula, sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Hasibuan. 9 10 4. James A.F. Stoner mendefinisikan manajemen sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen sebagai seni pencapaian tujuan yang dilakukan melalui usaha orang lain. 5. Lawrence A. Appley dan Oey Liang Lee menjelaskan bahwa sebagai seni dan ilmu, dalam manajemen terdapat strategi memanfaatkan tenaga dan pikiran orang lain untuk melaksanakan suatu aktivitas yang diarahkan pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam manajemen terdapat teknik-teknik yang kaya dengan nilai-nilai estetika kepemimpinan dalam mengarahkan, memengaruhi, mengawasi, dan mengorganisasikan suatu komponen yang saling menunjang untuk tercapainya tujuan yang dimaksudkan. Semua pengertian tentang manajemen diatas secara esensial mengandung persamaan mendasar, yaitu bahwa dalam manajemen terdapat aktivitas yang saling berhubungan, baik dari sisi fungsionalitasnya maupun dari tujuan yang ditargetkan sebelumnya. 2.2 Pengertian Keuangan Dikutip dari artikel (kangmoes.com), Keuangan adalah administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah sebagai alat tukar atau standar pengukur nilai (kesatuan hitungan) yang sah. 11 2.3 Pengertian Manajemen Keuangan Menurut Anwar (2008:3), Manajemen permodalan atau pembiayaan, juga disebut dengan istilah manajemen keuangan. Dalam manajemen keuangan dibicarakan tiga hal pokok yang amat penting yaitu : 1. Berupa jumlah uang yang dimiliki perusahaan; 2. Bagaimana memperoleh dana tambahan bagi perusahaan; dan 3. Berapa jumlah laba yang telah diterima perusahaan. Manajemen keuangan menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatankeuangan organisasi. Menurut James C Van Horne manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh. Sehingga dapat diartikan bahwa kegiatan didalam manajemen keuangan yaitu : 1. Bagaimana memperoleh dana untuk membiayai usaha. 2. Bagaimana mengelola dana tersebut sehingga tujuan perusahaan tercapai. 3. Bagaimana perusahaan mengelola aset yang dimiliki secara efektif dan efisien. Sementara menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 34 ), manajemen keuangan adalah seni (art) dan ilmu (science) untuk me-menage uang yang meliputi proses, institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat dengan masalah transfer uang diantara individu, bisnis, dan pemerintah. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang berhubungan 12 erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan perusahaan serta instrument keuangan. 2.3.1 Fungsi Manajemen Keuangan Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 4 ), Mengambil keputusan pendanaan dan investasi yang baik adalah tugas manajer keuangan. Jika nilai suatu proyek lebih besar daripada investasi yang diperlukannya, maka proyek ini menarik secara financial. Manajer keuangan yang efektif mengarahkan perusahaannya untuk berinvstasi pada proyek yang menambah nilai yang lebih besar daripada investasi yang diperlukan. Dalam mengambil keputusan investasi atau penganggaran modal, Manajer keuangan harus membantu perusahaan mengidentifikasi proyek-proyek yang menjanjikan dan memutuskan berapa banyak akan diinvestasikan dalam tiap proyek. Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), Tanggung jawab utama kedua manajer keuangan adalah menggalang dana yang dibutuhkan perusahaan untuk investasi dan operasinya. Inilah keputusan pendanaan, ketika perusahaan perlu mendapatkan dana, perusahaan tersebut dapat mengundang para investor untuk menanamkan uang kas sebagai ganti bagian laba masa depan, atau menjanjikan untuk melunasi kas investor tersebut ditambah dengan tingkat bunga tetapnya. 2.3.2 Tujuan Manajemen Keuangan Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 6 ), dalam praktiknya untuk mencapai tujuan perusahaan, maka manajemen keuangan memiliki tujuan melalui dua pendekatan, yaitu : 13 1. Profit risk approach, dalam hal ini manajer keuangan tidak hanya sekedar mengejar maksimalisasi profit, akan tetapi juga harus mempertimbangkan risiko yang bakal dihadapi. Secara garis besar profit risk approach terdiri dari : Maksimalisasi profit; Minimal Risk; Maintain control; dan Achieve flexibility (careful management of fund and activities). 2. Liquidity and profitability, merupakan kegiatan yang berhubungan dengan bagaimana seorang manajer keuangan mengelola likuiditas dan profitabilitas perusahaan. Dalam hal likuiditas, manajer keuangan harus sanggup untuk menyiapkan dana (uang kas) untuk membayar kewajiban yang sudah jatuh tempo secara tepat waktu. Kemudian manajer keuangan juga dituntut untuk mampu me-manage keuangan perusahaan, sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan dari waktu ke waktu. Manajer keuangan juga dituntut untuk mampu mengelola dana yang dimiliki termasuk pencarian dana serta mampu mengelola aset perusahaan sehingga terus berkembang dari waktu ke waktu. 2.4 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah laporan yang memberikan gambaran akuntansi atas operasi dan posisi keuangan peusahaan (Kasmir, 2010:5). Laporan yang disampaikan setiap tahun oleh perusahaan kepada para pemegang saham disebut Annual Report, laporan tahunan terdiri dari: 14 1. Informasi verbal, berisi opini manajemen atas operasi tahun lalu dan prospek perusahaan di masa mendatang. 2. Informasi kuantitatif, berupa laporan keuangan. 2.4.1 Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Kasmir (2010:5), Laporan keuangan (financial statements) terdiri atas laporan-laporan berikut: 1. Laporan laba/rugi (income statements), berisi laporan sistemetis tentang pendapatan-pendapatan/ revenues dan biaya-biaya/ expenses perusahaan selama suatu periode tertentu. 2. Neraca (balance sheet) berisi laporan sistematis keadaan aktiva/ assets, hutang/ liabilities, dan modal sendiri/ owners’ equity perusahaan pada saat tertentu. 3. Laporan saldo laba (statement of retained earnings), yaitu laporan sistematis yang berisi tentang laba yang dihasilkan dan akan dibagikan sebagai dividen atau ditahan selama periode tertentu. 4. Laporan arus kas (statement of cash flows), laporan ini berupa laporan atas dampak kegiatan operasi, investasi, dan pembiayaan perusahaan terhadap arus kas selama satu periode tertentu. Pembuatan laporan sumber dan penggunaan dana/kas a. sumber: Setiap kenaikan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri, seperti peminjaman dari bank; 15 Setiap penurunan dalam perkiraan aktiva, seperti menjual aktiva tetap. b. Penggunaan: Setiap penurunan dalam perkiraan hutang atau modal sendiri, seperti melunasi pinjaman Setiap kenaikan dalam perkiraan aktiva, seperti membeli aktiva tetap. 2.4.2 Tujuan Laporan Keuangan Menurut Toto Prihadi laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Standar akuntansi keuangan memberikan pengertian tentang laporan keuangan yaitu, Ikatan Akuntan Indonesia menjelaskan bahwa laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan laba laporan perubahan posisi keuangan (misalnya, laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. 2.4.3 Analisis Laporan Keuangan 2.4.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan Analisa Laporan Keuangan terdiri dari dua kata, Analisa dan Laporan Keuangan. Untuk menjelaskan pengertian kata ini maka kita dapat menjelaskannya dari arti masing masing kata. Kata analisa adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan 16 keuangan adalah Neraca, Laba/Rugi, dan Arus Kas (dana). Jika dua pengertian ini dugabungkan maka analisa laporan keuangan berarti: Menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat ( Sofyan Syafri Harahap, 2013 : 189 ). Pengertian analisis laporan keuangan (financial statement analysis) menurut Toto Prihadi (2012 : 9), adalah hubungan antara suatu angka dalam laporan keuangan dengan angka lain yang mempunyai makna atau dapat menjelaskan arah perubahan (trend) suatu fenomena. Menganalisis laporan keuangan, berarti melakukan suatu proses untuk membedah laporan keuangan ke dalam unsure-unsurnya, menelaah masing masing unsure tersebut, dan menelaah hubungan antara unsure-unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan tersebut. 2.4.3.2 Isi Laporan Keuangan a. Neraca Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56), perusahaan perlu mendapatkan kas untuk memperoleh banyak aset yang digunakan dalam bisnis mereka. Dalam proses mendapatkan kas tersebut, mereka juga menanggung kewajiban pada pihak yang memberikan dana. Neraca memberikan potret aset (aktiva) dan kewajiban perusahaan. asset terdiri 17 dari asset yang bisa dengan cepat dicairkan menjadi kas dan asset tetap seperti pabrik dan mesin. Kewajiban meliputi kewajiban lancer yang wajib dilunasi dalam jangka waktu satu tahun dan hutang jangka panjang. Selisih antara asset dan kewajiban menampilkan jumlah ekuitas pemegang saham. Gambar 2.1 Gambaran Neraca Utama ITEM-ITEM NERACA UTAMA Aset Lancar Kewajiban Lancar Kas dan sekuritas = Piutang Persediaan + Aset Tetap Hutang Hutang jangka pendek + Kewajiban Jangka Panjang + Aset berwujud Ekuitas Pemegang Saham Aset tidak berwujud Sumber: Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 56) b. Laporan Laba Rugi Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 61), laporan laba rugi memperlihatkan seberapa menguntungkankah perusahaan selama tahun bersangkutan. Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pendapatan, beban, dan laba bersih perusahaan selama periode tertentu. c. Laporan Arus Kas Menurut Brealey, Myers, dan Marcus (2012 : 62), untuk menghitung kas yang dihasilkan oleh bisnis, perlu menambah kembali penyusutan (yang 18 bukan merupakan pembayaran kas) dan mengurangkan pengeluaran peralatan modal yang baru (yang merupakan pembayaran kas). Kas yang diterima perusahaan sama dengan penjualan yang diperlihatkan pada laporan laba rugi dikurangi peningkatan tagihan yang belum dibayar. Arus keluar kas sama dengan harga pokok penjualan, yang diperlihatkan di laporan laba rugi, ditambah persediaan. Laporan arus kas memperlihatkan arus kas masuk dan keluar dari operasi serta dari investasi dan aktivitas pendanaannya. Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pembayaran kas perusahaan selama suatu periode tertentu. 2.4.4 Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), kegunaan analisis laporan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut: 1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam dari pada yang terdapat pada laporan keuangan biasanya. 2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (eksplisit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implisit). 3. Dapat mengetahui kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan. 4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan. 19 5. Mengetahui sifat-sifat hubungan akhirnya dilapangan untuk memprediksi dan peningkatan (rating). 6. Dapat menentukan peringkat (rating) perusahaan menurut kriteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia bisnis. 7. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industry normal atau standar ideal. 8. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan, dan sebagainya. 9. Memprediksi potensi apa yang mungkin dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang. 10. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga antara lain: a. Dapat menilai prestasi perusahaan. b. Dapat memproyeksikan keuangan perusahaan. c. Dapat menilai kondisi serta posisi keuangan masa lalu dan saat ini dari aspek waktu tertentu. d. Hasil-hasil perusahaan. e. Likuiditas. f. Solvabilitas. g. Aktivitas. h. Rentabilitas dan provitabilitas. 20 i. Indikator pasar modal. 2.5 Kinerja Perusahaan Menurut Anwar ( 2008 : 67 ), penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan criteria yang ditetapkan sebelumnya. Menurut stoner, Freeman dan Gilbert Junior ( 2001 : hal ), definisi kinerja perudahaan adalah: “Management Performance is the Measure of how efficient and effective a manager is how well he or she determines and achieves appropriate objectiveness”. Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu ukuran tingkat efektivitas dan efisiensi operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawan dalam mencapai tujuan. Penilaian kinerja merupakan kunci penting bagi organisasi. Istilah tersebut mencakup suatu set kebijakan organisasional, sistem dan praktik yang mengkoordinasikan tindakan serta transfer informasi untuk mendukung seluruh siklus manajemen. 1.5.1 Manfaat Penilaian Kinerja Penilaian kinerja merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam proses perencanaan dan pengendalian. Melalui penilaian kinerja, perusahaan dapat melakukan perencanaan serta memilih mencapai tujuan yang telah ditetapkan. strategi yang dilaksanakan dalam 21 1.5.2 Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja keuangan melibatkan penilaian terhadap keadaan keuangan d imasa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Tujuannya untuk menemukan kelemahan-kelemahan di dalam kinerja keuangan perusahaan yang dapat menyebabkan masalah-masalah di masa depan dan menentukan kekuatankekuatan perusahaan yang dapat diandalkan (Mulyadi, 2009 : 417 ). Pengukuran kinerja keuangan perussahaan dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan. Salah satu cara yang banyak dilakukan adalah dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, namun pengukuran dengan menggunakan rasio-rasio keuangan ini tidak terlepas dari berbagai kelemahan. Sehingga, terdapat cara lain untuk mengukur kinerja keuangan yaitu pengukuran dengan berdasarkan nilai (Value Based ). Contoh pengukuran tersebut adalah diantaranya dengan menggunakan Nilai Tambah Ekonomis (NITAMI) atau Economic Value Added (EVA). Dalam penelitian ini hanya akan dijabarkan cara pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan berdasarkan pada nilai (value based) dengan menggunakan metode EVA. 1.6 Metode Economic Value Added (EVA) 2.6.1 Pengertian Economic Value Added (EVA) Pendekatan yang lebih baru dalam penilaian saham adalah dengan menghitung Economic Value Added (EVA). Istilah EVA mula-mula diluncurkan oleh Stern Stewart Management Service, yaitu sebuah perusahaan konsultan di Amerika Serikat pada tahun 1989. EVA merupakan salah satu ukuran kinerja 22 operasional yang dipopulerkan oleh G. Bennet Stewart & Joel M. Stren yaitu analis keuangan dari perusahaan Sten Stewart & Co pada tahun 1993. Menurut G Bennet Steward, dalam bukunya “The Question For Value”(1993 : 118). Didalam buku tersebut, EVA didevinisikan sebagai: “EVA is a residural income that substract the cost of capital from the operating profit ganarated in the business. It’s measure to account properly for all the ways in which corporate value may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital is diverted or liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.” Menurut Brigham dan Houston ( 2009 : 107 ), devinisi EVA adalah sebagai berikut: “EVA is a measure of how much management has added to shareholder’s wealth during the year.” Di Indonesia metode EVA dikenal dengan sebutan metode NITAMI (Nilai Tambah Ekonomi). Menurut Blocher, Stout dan Cokins (2012 : 413),Nilai tambah ekonomi (economic value added) merupakan jenis perhitungan residural income spesifik yang belakangan ini banyak menarik perhatian. Nilai tambah ekonomi (economic value added) sama dengan laba operasi setelah pajak dikurangi biaya modal rata-rata tertimbang (setelah pajak) dikalikan dengan total aktiva dikurangi kewajiban lancar. EVA = Laba Operasi _ Setelah Pajak Biaya Modal Rata-rata Tertimbang x Total Aktiva _ Kewajiban Lancar 23 Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 273), perusahaan bisa berinvestasi dalam bentuk pabrik dan peralatan baru, atau mengembalikan kas pada investor, yang kemudian bisa menginvestasikan uang mereka sendiri dengan membeli saham dan obligasi di pasar modal. Perusahaan yang menghasilkan lebih banyak daripada biaya modal membuat investor lebih beruntung. Oleh sebab itu, umumnya manajer keuangan peduli dengan laba positif setelah pengurangan biaya modal. Untuk mengukur kinerja dalam mengevaluasi suatu proyek, manajer harus mempertimbangkan biaya peluang modal. EVA yaitu laba bersih perusahaan atau divisi setelah dikurangi biaya modal yang digunakan. EVA yang positif menunjukan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimalkan nilai perusahaan, sebaliknya EVA yang negative menunjukan bahwa nilai perusahaan menurun karena tingkat pengembalian lebih rendah dari biaya modalnya. 2.6.2 Tujuan dan Perhitungan Economic Value Added (EVA) Menurut Mulyadi (2009 : 428), Manajmen memenuhi tanggung jawab keuangannya dan perusahaan menghasilkan kekayaan bagi pemiliknya dengan cara menaikan nilai investasi para investor (shareholder value) dalam melukiskan perbandingan perhitungan laba-rugi tradisional dengan laba-rugi yang dihitung dengan basis nilai. 24 Tabel 2.1 Laporan Laba Rugi Tradisional dan Laporan Laba Rugi Berbasis Nilai LAPORAN LABA RUGI BERBASIS NILAI LAPORAN LABA RUGI TRADISIONAL (VALUE BASED INCOME STATEMENT) Pendapatan Pendapatan Dikurangi: Kos Penjualan Dikurangi: Kos Penjualan Sama dengan: Laba Bruto Sama dengan: Laba Bruto Depresiasi, Biaya Pemasaran, Dikurangi: Depresiasi, Biaya Pemasaran, Dikurangi: Adm & Umum, dan Biaya Lain Adm & Umum, dan Biaya Lain Laba Sebelum Bunga dan Pajak Sama dengan: Laba Sebelum Bunga dan Pajak Sama dengan: Penghasilan (EBIT) Penghasilan (EBIT) Dikurangi: Bunga Dikurangi: Sama dengan: Laba Sebelum Pajak (EBT) Sama dengan: Pajak yang Telah Disesuaikan Laba Usaha Bersih Setelah Pajak Pengahasilan (LUBSP) Dikurangi: Pajak Penghasilan Dikurangi: Beban Modal (Capital Charge) Sama dengan: Laba Bersih (EAT) Sama dengan: Economic Value Added (EVA) Sumber: Mulyadi (2009 : 428) Sebagaimana terlihat dalam table tersebut, EVA dihitung dengan mengurangi laba usaha setelah pajak (LUBSP) dengan beban modal (capital charge). Dengan demikian terdapat lima langkah dalam perhitungan EVA: 1. Menghitung LUBSP 2. Memperkirakan jumlah modal terpakai (capital employed) 3. Memperkirakan rerata bertimbang biaya modal (weighted average cost of capital) 4. Menghitung beban modal 5. Menghitung EVA 25 EVA memberikan pengukuran yang lebih baik atas nilai tambah yang diberikan perusahaan kepada pemegang saham. Oleh karena itu manajer yang menitikberatkan pada EVA dapat diartikan telah beroperasi pada cara-cara yang konsisten untukm memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Menurut Damodaran (2002 : 864), perhitungan EVA terdiri dari tiga komponen yaitu NOPAT, biaya modal, dan modal itu sendiri. Perhitungan EVA sendiri adalah sebagai berikut: EVA = NOPAT – (Cost of Capital x Invested Capital) NOPAT = Net Operating Profit After Tax Cost of Capital = Biaya modal rata-rata tertimbang Invested Capital = Total modal yang diinvestasikan Menurut S. David Young dan Stephen F. Obyrne (2001: 32), dalam pengukuran kinerja EVA dapat dihitung sebagai berikut: Penjualan Bersih xxx Biaya operasi xxx Laba operasi sebelum pajak (EBIT) xxx Pajak xxx Laba operasi bersih sesudah pajak (NOPAT) xxx Biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) xxx - - - 26 EVA xxx Perhitungan Economic Value Added (EVA) yang diharapkan dapat mendukung penyajian laporan keuangan sehingga akan mempermudah para pemekai laporan keuangan diantaranya para investor, kreditur, karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk mengukur EVA, tergantung dari struktur modal dari perusahaan. Apabila dalam struktur modalnya perusahaan hanya menggunakan modal sendiri. 2.6.3 Keunggulan dan Kelemahan Economic Value Added (EVA) Menurut Kasmir (2010 : 141), keunggulan EVA adalah: a. EVA memfokuskan penilaian pada nilai tambah dengan memperhitungkan biaya modal sebagai konsekuensi investasi. b. Perhitungan EVA dapat dipergunakan secara mandiri tanpa memerlukan data pembanding seperti standar industry atau data perusahaan sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio. c. Konsep EVA adalah alat mrngukur bonus karyawan perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam pengukurannya yaitu dengan memperlihatkan harapan para penyandang dana secara adil, dimana derajat keadilan dinyatakan dengan ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan pedoman pada nilai pasar dan bukan pada nilai buku. d. Pengaplikasian EVA yang mudah menunjukan bahwa konsep tersebut merupakan ukuran yang praktis, mudah dihitung dan mudah digunakan. 27 Sehingga merupakan salah satu bahan pertimbangan dalam mempercepat pengambilan keputusan bisnis. e. Meskipun konsep EVA berorientasi kepada kinerja operasional akan tetapi sangat berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategi perkembangan perusahaan. Sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan suatu metode penilaian yang secara akurat dan komprehensif mampu memberikan penilaian secara wajar atas kondisi suatu perusahaan. Melihat berbagai kelebihan dari metode EVA, ternyata juga terdapat kelemahan yang diungkapkan oleh Mirza (1997 : 14), sebagai berikut: a. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukuraktivitas-aktivitas tertentu. b. EVA terlalu tertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual atau membeli saham tertentu, padahal faktorfaktor lain terkadang lebih dominan. c. Konsep ini sangat tergantung pada transparasi internal dalam perhitumngan EVA secara akurat. Walaupun terdapat beberapa kelemahan, EVA tetap berguna untuk dijadikan acuan, mengingat EVA dapat mempertimbangkan harapan investor terhadap investasi mereka. Pengembalian dari suatu investasi baru akan berarti apabila besarnya pengembalian tersebut melebihi biaya modal yang dikeluarkan untuk mewujudkan investasi tersebut. 28 2.6.4 Manfaat Economic Value Added (EVA) Menurut Kasmir (2010:143), Terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dalam menggunakan EVA sebagai alat ukur kinerja dan nilai tambah perusahaan antara lain: a. EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran-ukuran lain baik berupa perbandingan dengan menggunakan perusahaan sejenis. b. Hasil perhitungan EVA mendorong mengalokasikan dana perusahaan untuk investasi dengan biaya modal yang rendah. 2.6.5 Pengertian dan Komponen Perhitungan EVA 2.6.5.1 Penjualan Bersih Penjualan bersih atau Penerimaan total (Total Revenue) adalah jumlah total yang didapatkan perusahaan dari penjualan produknya. Perusahaan persaingan sempurna menjual tiap unit produk dengan harga yang sama, terlepas dari tingkat output yang dipilihnya. Oleh sebab itu, penerimaan total adalah harga per unit dikalikan dengan kuantitas output yang diputuskan akan diproduksi oleh perusahaan ( Case dan Fair, 2010 : 205 ). Penerimaan Total = Harga x Kuantitas TR = P x Q 29 Menurut Toto Prihadi (2012 : 68), penjualan menjadi tumpuan terjadinya variabel biaya yang lain. Ada beberapa kemungkinan atas perlakuan para pos penjualan: a. Jika tidak ada informasi tambahan, kombinasi produk dianggap sama dri waktu ke waktu. b. Jika terdapat data penjualan per segmen usaha yang mengalami trend yang berbeda akan lebih baik apabila setiap segmen dibuat trend-nya tersendiri. c. Pastikan pendapatan lain-lain yang bersifat non operasi tidak ikut dihitung dalam penjualan. 2.6.5.2 Biaya Operasi Biaya operasi atau Biaya total adalah biaya ekonomis total dari semua input yang digunakan oleh suatu perusahaan dalam produksi ( Case dan Fair, 2010 : 204 ). Biaya Total = Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel TC = TFC + TVC 2.6.5.3 Laba Operasi Sebelum Pajak Menurut Brealey, Myers dan Marcus ( 2012:274), Penghasilan operasi adalah ukuran dari profitabilitas suatu perusahaan yang tidak termasuk bunga dan beban pajak penghasilan. Dimana, laba sebelum bunga dan pajak sama dengan pendapatan operasi dikurangi beban operasi ditambah pendapatan non operasi. Penghasilan operasi adalah pendapatan operasi dikurangi beban operasi. 30 2.6.5.4 Pajak Pajak dapat dikenakan pada transaksi, lembaga, hak milik, makanan, dan hal-hal lain, tapi dalam analisis final, pajak dibayarkan oleh individu atau rumah tangga. Dasar pajak dapat bersifat ukuran simpanan atau ukuran aliran. Pajak hak milik lokal adalah pajak atas nilai hak milik (properti) perumahan, industri, atau komersial. Seorang pemilik rumah, dikenai pajak atas nilai rumahnya saat ini. Nilai saat ini aladah variabel simpanan, yaitu diukur atau diestimasi pada suatu titik waktu. Pajak lain dikenakan atas aliran. Pendapatan adalah suatu aliran, sebagian besar orang memiliki pendapatan bulanan, dan mereka dikenai pajak tiap bulan. Penjualan ritel terjadi secara berkesinambungan, dan pajak penjualan ritel mengambil porsi aliran seperti itu pula ( Case dan Fire, 2010 : 449 ). Menurut Dr. Soepratman Soemahamidjaja dalam disertasinya yang berjudul “Pajak Berdasarkan Asas Gotong Royong”, ia mendefinisikan pajak sebagai berikut: “Pajak adalah iuran wajib, berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum” ( dikutip dari Pengantar Hukum Pajak, 2009 : 2 ). Menurut Case dan Fair (2010 : 464 ), pajak lain yang memerlukan analisis seksama adalah pajak laba korporasi yang dikenakan oleh pemerintah. Pajak laba korporasi atau pajak pendapatan korporasi, adalah pajak atas laba perusahaan yang dikategorikan sebagai korporasi (Perseroan Terbatas). Korporasi atau Perseroan Terbatas(PT) adalah perusahaan yang diberi status kewajiban terbatas 31 oleh pemerintah. Kewajiban terbatas berarti bahwa pemilik/pemegang saham hanya mendapat kehilangan sejumlah yang diinvestasikannyasaja. Pemilik firma/kemitraan dan perusahaan perseroan tidak menikmati kewajiban terbatas dan tidak membayar pajak ini; sebaliknya, mereka melaporkan pendapatan perusahaan mereka secara langsung pada penghasilan pajak pendapatan individu mereka. 2.6.5.5 Laba Operasi Bersih Setelah Pajak atau NOPAT Menurut Brealey, Myers dan Marcus (2012:274), Laba operasi bersih setelah pajak diperoleh dari penjualan bersih dikurangi biaya operasi dan pajak penghasilan.yang harus diperhatikan dalam NOPAT adalah penjualan, biaya operasi dan pajak penghasilan. 2.6.5.6 Biaya Modal atau Cost of Capital (COC) Menurut Toto Prihadi (2012 : 256), biaya modal tidak dapat diobservasi secara langsung, tetapiharus diestimasikan untuk memperolehnya. Biaya modal disebut juga dengan Weighted Average Cost of Capital (WACC). Dua data pertama yang diperlukan adalah jumlah utang dan jumlah ekuitas. Neraca perusahaan menggambarkan nilai buku dari hutang dan modal. Pada sisi kemudahan, menggunakan nilai buku akan lebih cepat dalam menentukan bobot dari masing-masing sumber dana. Berikut merupakan komponen dari biaya modal: a. Cost of Debt atau Biaya Utang (COD) Menurut Toto Prihadi (2012 :292),biaya utang adalah suatu komponen dalam menghitung biaya modal rata-rata tertimbang. Utang menimbulkan 32 cicilan pokok bunga. Pada obligasi pembayaran pokok berlangsung sekaligus, sementara pada utang bank pembayaran pokok biasanya dilakukan secara bertahap. Biaya utang ditentukan oleh: 1. Tingkat bunga yang berlaku sekarang 2. Tingkat risiko kebangkrutan perusahaan (default risk) 3. Tingkat pajak terkait dengan utang Apabila tingkat bunga naik, maka biaya utang perusahaan juga naik. Hal yang sama berlaku juga dengan tingkat kebangkrutan. Kenaikan tingkat kebangkrutan perusahaan akan meningkatkan biaya utang. Sedangkan pengaruh pajak terjadi pada bunga, karena bunga dapat dibebankan sebagai biaya. Untuk menghitung biaya utang dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu: 1. Yield to maturity approach (YTM) Yield adalah imbal hasil tahunan yang diperoleh investor surat hutang apabila investor menbeli sekarang dan memegangnya hingga saat jatuh tempo. Pendekatan YTM mencari yield dari sebuah surat utang, dilakukan dengan mempertemukan dua hal yaitu harga obligasi sekarang dan arus kas yang akan diterima dari obligasi (yaitu pembayaran pokok di akhir periode). Dengan mempertemukan dua hal tersebut dapat diketahui perkiraan yield dari obligasi tersebut. dari obligasi tersebut. Yield yang ditemukan akan menjadi cost of debt before tax. 33 2. Debt rating approach Menghitung cost of debt menjadi lebih mudah apabila erusahaan tersebut menerbitkan surat utang di pasar modal. Setiap surat hutang yang dijual di pasar modal akan ditentukan peringkatnya. Peringkat tertinggi adalah AAA dan terendah adalah D. b. Biaya Saham Preferen Menurut Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 392), saham preferen adalah saham yang diberi prioritas di atas saham biasa dalam hal dividen. Saham preferen menawarkan dividen tetap, tetapi perusahaan bisa saja memiliki kebijakan untuk tidak membayarnya, oleh karena itu perusahaan juga tidak bisa membayar dividen kepada saham biasa. Saham preferen bukanlah sumber pendanaan yang popular, tetapi bermanfaat dalam situasi-situasi tertentu dan khusus. Menurut Toto Prihadi (2012 :302), saham preferen (preferent stock) mempunyai sifat utang, yaitu memberikan pembayaran secara pasti, hanya saja berupa dividen. Dalam pelaporan keuangan saham preferen dapat saja dikelompokan menjadi utang. Pemegang saham preferen memperoleh dividen lebih dulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga memiliki nilai nominal. Variasi sifat saham preferen antara lain adalah: 1. Convertible preferred stock memberikan hak pemegang saham preferen untuk dapat ditukar menjadi saham biasa. 34 2. Callable preferred stock memberikan hak kepada emiten untuk dapat membeli saham preferen pada harga dan waktu tertentu. Dalam perhitungan biaya saham preferen standar dibuat asumsi, antara lain: 1. Salah preferen tidak mempunyai jatuh tempo 2. Tidak ada hak convertible 3. Tidak ada hak callable 4. Jumlah dividen tidak berubah dari waktu ke waktu Dengan asumsi diatas, maka rumus menghitung biaya saham preferen adalah seperti dibawah ini. Keterangan: PP = harga saham preferen sekarang –per lembar DP = dividen saham preferen –per lembar kP = biaya saham preferen Dalam perhitungan biaya saham preferen tidak perlu penyesuaian terhadap pajak, karena pembayaran diperhitungkan dari laba bersih. c. Cost of Equity atau Biaya Modal Sendiri (COE) Menurut Toto Prihadi (2012 :270), cost of Equity sering kali disebut Cost of Common Equity mencarminkan tingkat hasil (return) yang dituntut pemegang saham. Oleh karena itu perlu metode khusus untuk menentukannya. Terdapat dua metode yang umum digunakan,: 35 1. Dividend Discount Model (DDM) Menurt Toto Prihadi (2012 : 271), Pendekatan DDM disebut juga dengan Implied Risk Premium. Model ini menggunakan Gordon Growth Model, disebut juga dengan Constant-Growth Dividend Discount Model. Dalam pendekatan ini diasumsikan bahwa arus kas yang diterima oleh pemegang saham adalah dividen. Nilai ekuitas merupakan fumgsi present value dari dividen yang akan diterimanya. ∑( ( ) ) ( ( ) ) ( ( ) ) Karena yang akan dicari adalah biaya ekuitas, maka rumus terakhir diselesaikan sebagai berikut: g Keterangan: = nilai intrinsik dari sebuah saham = dividen saham pada akhir periode t = cost of equity g = tingkat pertumbuhan yang diharapkan (expected growth rate) 2. Capital Asset Pricing Model (CAPM) Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 333), CAPM adalah teori hubungan antara risiko dan pengembalian yang menyatakan bahwa ekspektasi premi risiko segala sekuritas sama dengan beta-nya dikali premi risiko pasar. 36 Model penetapan harga asset modal (capital asset pricing model), atau CAPM memiliki intrepretasi sederhana: Ekspektasi tingkat pengembalian yang diminta oleh investor tergantung pada dua hal: 1. Kompensasi nilai waktu uang (tingkat bebas risiko ) dan 2. Premi risiko, yang bergantung pada beta dan premi risiko pasar Menurut Toto Prihadi (2012 : 273), Biaya ekuitas seringkali ditentukan dengan konsep capital asset pricing model (CAPM). Dalam konsep ini, Cost of Equity ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu tingkat bunga bebas resiko, beta, dan premi risiko. Pemilik modal menginginkan tingkat pengembalian lebih tinggi dari tingkat bunga bebas resiko.rumus dasarnya adalah sebagai berikut: E( ) = [ ( ) ] Keterangan: E( ) = expected return on asset i = risk free ( ) = expected return on market portfolio = beta of asset i ( ) = risk premium Nilai beta menggambarkan sampai seberapa besar resiko saham tersebut terhadap portfolio. Ada tiga kondisi terjadinya beta, yaitu: = 1, maka tingkat resiko saham tersebut sama dengan tingkat resiko portfolio. 37 < 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih rendah dari portfolio. Misalkan beta saham X sebesar 0,8, maka pada saat IHSG naik 10%, saham X akan naik sebesar 8%. > 1, maka tingkat resiko saham tersebut lebih tinggi dari portfolio. Misalkan beta saham X mempunyai nilai 1,3 pada saat IHSG bergerak naik 10%, maka saham X akan bergerak turun sebesar 13%, hal yang sebaliknya terjadi pada waktu harga saham turun. d. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC) Brealey, Myres, dan Marcus (2012 : 357), Biaya modal (WACC) perusahaan adalah rata-rata tertimbang pengambilan yang diminta oleh investor utang maupun ekuitas. Rata-rata tertimbang adalah ekspektasi tingkat pengembalian yang akan diminta oleh investor atas portofolio semua sekuritas perusahaan yang yang disesuaikan dengan penghematan pajak karena pembayaran bunga. Rumusnya adalah sebagai berikut: WACC = [ ( ) ] ( Keterangan: V = Nilai pasar total Geothermal D = Jumlah nilai utang beredar E = Ekuitas = Tingkat pajak korporat = Tingkat bunga utang geothermal = Tingkat ekspektasi pengembalian ) 38 Menurut Toto Prihadi (2012 : 259), WACC juga sering disebut dengan Marginal Cost of Capital (MCC),Rumus untuk menghitung WACC secara lengkap menurut Toto Prihadi (2012 : 258) adalah sebagai berikut: WACC = (1-t )(( ) ) (( ) ) (( ) ) Keterangan: WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang = Biaya hutang (cost of debt) sebelum pajak t = Tarif pajak = Biaya saham istimewa (cost of preferent stock) = Biaya ekuitas (cost of equity) ( ) = Bobot nilai hutang terhadap total pendanaan ( ) =Bobot nilai saham istimewa terhadap total pendanaan ( ) = Bobot nilai ekuitas terhadap total pendanaan 2.6.6.7 Invested Capital Dalam konsep EVA, nilai capital terdiri dari ekuitas (nilai buku ekuitas dan cadangan) ditambah hutang berbunga (interest bearing debt) yang diambil dari pasiva neraca (tidak termasuk hutang dagang dan biaya terutang; accrued expense). 39 Menurut Gitman (2003:42), definisi capital adalah sebagai berikut: “The term capital denotes the long term funds of the firm. All items on the right-hand side of the firm’s balance sheet, exluding current liabilities, are sources of capital.” Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa modal adalah dana jangka panjang yang digunakan perusahaan yang terdiri dari modal pinjaman dan modal sendiri, dan tidak termasuk hutang jangka pendek.