ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) SKRIPSI BESTARI DEWI NOVIATNI H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 RINGKASAN BESTARI DEWI NOVIATNI. Analisis Keuntungan dan Strategi Pengembangan Usaha Ayam Goreng Waralaba dan Non Waralaba (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan MUHAMMAD FIRDAUS). Keberhasilan dari suatu usaha makanan didukung oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah kemampuan manajemen keuangan. Hal ini untuk mengetahui apakah dana yang digunakan dalam perusahaan dapat dikatakan efisien atau tidak, maka diperlukan suatu analisis keuangan. Dalam mengadakan suatu analisis keuangan, kita dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan tersebut. Perbandingan antara waralaba dan non waralaba dari usaha restoran dan cafe tersebut akan menyebabkan perbedaan struktur biaya dan keuntungan usaha. Apabila dilihat dari segi pengembangan usaha, banyak restoran waralaba asing dan cafe-cafe lain yang menawarkan berbagai keunggulan produknya yang menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat makan. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran dan cafe yang cukup pesat. Untuk menghadapi persaingan, restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe memerlukan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi kemajuan usahanya. Pengembangan usaha tersebut melihat sejauh mana faktor internal dan eksternal seperti mengetahui kekuatan, peluang, dan cara untuk menghindari ancaman serta menutupi kelemahan yang ada. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah (1) membandingkan keuntungan antara restoran ayam goreng KFC Taman Topi dan Rahat cafe, (2) menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh KFC Taman Topi dan Rahat cafe, dan (3) merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan di KFC Taman Topi dan Rahat cafe. Penelitian dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menghitung keuntungan usaha dengan menghitung EBIT, EBT, EAT, rasio profitabilitas, rentabilitas, matriks IFE dan EFE, analisis IE, analisis SWOT serta QSPM. Rasio profitabilitas dan rentabilitas pada KFC Taman Topi dan Rahat cafe, menghasilkan marjin laba bersih yang hampir sama sebesar 9 dan 8 persen, artinya bahwa manajemen restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe mampu bekerja secara efisien dalam kegiatan produksi dan penjualan sehingga terjadi peningkatan omset tiap harinya. Rasio rentabilitas, ditunjukkan oleh nilai ROE sebesar 27 dan 85 persen yaitu menunjukkan rasio yang baik, artinya terjadi peningkatan modal sendiri satu persen akan meningkatkan EAT sebesar 27 dan 85 persen. Pada Rahat cafe sebagai non waralaba, nilai ROE lebih tinggi dibandingkan dengan restoran KFC Taman Topi karena Rahat cafe merupakan perusahaan kecil atau termasuk home industry yang pengeluaran untuk biaya operasionalnya kecil walaupun modal yang dikeluarkan restoran KFC Taman Topi sebagai waralaba lebih besar. Analisis lingkungan internal dengan matriks IFE dapat dilihat bahwa restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan sangat baik. Analisis lingkungan eksternal dengan matriks EFE dapat dilihat bahwa restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe memiliki posisi eksternal yang kuat karena telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. Total bobot skor pada matriks IFE sebesar 3.538 dan matriks EFE sebesar 3.437. Gambaran posisi matriks IE restoran KFC Taman Topi saat ini menempati posisi sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk). Total bobot skor pada matriks IFE Rahat cafe sebesar 2.604 dan matriks EFE sebesar 2.812. Rahat cafe menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi terbaik yang harus dilakukan restoran KFC Taman Topi adalah salah satu strategi S-O yaitu meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa dan strategi terbaik yang harus dilakukan Rahat cafe adalah strategi S-T yaitu meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) BESTARI DEWI NOVIATNI H34076034 Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Judul Skripsi Nama NIM : Analisis Keuntungan dan Strategi Pengembangan Usaha Ayam Goreng Waralaba dan Non Waralaba (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) : Bestari Dewi Noviatni : H34076034 Disetujui, Pembimbing Muhammad Firdaus, Ph.D NIP. 1973105199702 1 001 Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 19580908198403 1 002 Tanggal Lulus: PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Keuntungan dan Strategi Pengembangan Usaha Ayam Goreng Waralaba dan Non Waralaba (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor)“ adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Februari 2010 Bestari Dewi Noviatni H34076034 RIWAYAT HIDUP Penulis bernama Bestari Dewi Noviatni, dilahirkan pada tanggal 5 November 1985 di Serang, Banten. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak W. Sunaryo, S.Pd dan Ibu Yeti Mu’jizati. Pendidikan yang ditempuh penulis adalah mulai dari Taman kanak-kanak (TK) Artha Kencana Serang, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 03 Serang pada tahun 1992-1998, kemudian Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Cipocok Jaya Serang pada tahun 1998-2001 dan Sekolah Menengah Umum Negeri (SMUN) 1 Serang pada tahun 2001-2004. Pada tahun 2004, penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada Program Diploma III Agribisnis Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan selesai pada tahun 2007, kemudian pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliahnya pada Program Sarjana Ekstensi Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (IPB). KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Keuntungan dan Strategi Pengembangan Usaha Ayam Goreng Waralaba dan Non Waralaba (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor)”. Skripsi ini disusun sebagai syarat mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi (SE) pada Program Sarjana Agribisnis di Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB). Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang bermakna bagi pengembangan wawasan para pembaca, khususnya mahasiswa dan masyarakat umumnya. Bogor, Februari 2010 Bestari Dewi Noviatni UCAPAN TERIMAKASIH Penyelesaian skripsi ini penulis telah dibantu oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1. Muhammad Firdaus, Ph.D, selaku dosen pembimbing skripsi atas kesabaran dan kesungguhannya yang telah banyak memberikan masukan, saran dan kritikan pada penulis selama proses penulisan proposal, penelitian, dan penulisan skripsi. 2. Papa dan mamaku tersayang atas segala dukungan, kasih sayang dan doa yang selalu diberikan kepada penulis dengan tulus serta penuh kesabaran. Kakak dan adikku tersayang yaitu Teh Dewi dan Mayang yang selalu memberikan dukungan, doa, dan canda tawanya. 3. Ir.Popong Nurhayati, MM, selaku dosen evaluator dalam kolokium yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 4. Ir. Narni Farmayanti, M.Sc, selaku dosen penguji dari Komisi Pendidikan. 5. Dr.Ir. Suharno, M.Adev, selaku dosen penguji pada ujian sidang yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini. 6. Bapak Tomy Yuliawan, selaku Manajer Restoran KFC Taman Topi yang telah banyak membantu penulis pada saat turun lapang penelitian. Terimakasih atas kerjasama dan semangat yang diberikan kepada penulis. 7. Bapak Maman, selaku Head Marketing Executive Public Relation PT. Fastfood Indonesia, Tbk yang telah memberikan pengetahuan untuk menyelesaikan skripsi ini. 8. Bapak Rahmat Herman, selaku Facility Support Manager yang telah memberikan bantuan data dari PT. Fastfood Indonesia, Tbk dalam penyusunan skripsi ini. 9. Bapak Dedi Suwardi, selaku Manajer Rahat Cafe yang telah banyak membantu penulis pada saat turun lapang penelitian. Terimakasih atas kerjasama, semangat, dan doa yang diberikan kepada penulis. 10. Seseorang “Andi” yang telah menjadi inspirasi dan selalu memberi dukungan, semangat, doa serta kasih sayangnya kepada penulis. 11. Sahabat-sahabatku tercinta: Ivo, Lia, Ismi, Netti, dan Kiki yang selalu memberi masukan dan saran, serta keceriaan dan kebersamaan yang telah kita lewati bersama. 12. Teman-teman AGB’3, terimakasih atas kebersamaan dan kekompakan yang telah terjalin selama ini. 13. Anak-anak kost-an Taman Malabar I (TM I) yang selalu membawa kenyamanan disaat belajar. 14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini. Semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan kalian. Amin.. Bogor, Februari 2010 Bestari Dewi Noviatni DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL ............................................................................... i DAFTAR GAMBAR .......................................................................... ii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... iii I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 1.3 Tujuan ...................................................................................... 1.4 Manfaat .................................................................................... 1 1 4 7 7 II. TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 2.1 Definisi Restoran dan Cafe ..................................................... 2.2 Definisi Waralaba ................................................................... 2.3 Teori Biaya ............................................................................. 2.4 Laporan Rugi Laba ................................................................. 2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ................................................ 8 8 9 9 10 11 III. KERANGKA PEMIKIRAN ...................................................... 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis .................................................. 3.1.1 Konsep Laporan Keuangan ............................................ 3.1.2 Pengertian Strategi ......................................................... 3.1.3 Manajemen Strategis ..................................................... 3.1.4 Visi, Misi, dan Falsafah ................................................. 3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal .................. 3.1.6 Analisis Pilihan Strategi ................ ................................ 3.1.7 Sasaran Jangka Panjang ................................................. 3.1.8 Strategi Fungsional ......................................................... 3.1.9 Program, Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi ...... 3.2 Lingkungan Bisnis .................................................................. 3.2.1 Lingkungan Internal ....................................................... 3.2.2 Lingkungan Eksternal .................................................... 3.3 Kerangka Pemikiran Operasional ........................................... 16 16 16 17 17 17 18 18 19 19 20 21 21 26 32 IV. METODE PENELITIAN ........................................................... 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 4.2 Jenis dan Sumber Data ............................................................ 4.3 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................... 4.4.1 Analisis Struktur Biaya ................................................... 4.4.2 Analisis Keuntungan EBIT, EBT, dan EAT .................... 4.4.3 Analisis Rasio Profitabilitas ........................................... 4.4.4 Analisis Rasio Rentabilitas ............................................. 4.4.5 Analisis Deskriptif .......................................................... 4.4.6 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi .......................... 36 36 36 36 37 37 39 39 40 40 41 4.4.6.1 Tahap Masukan (Input) ........................................ 4.4.6.2 Tahap Pencocokan ................................................ 4.4.6.3 Tahap Keputusan .................................................. 41 44 47 HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 5.1 Analisis Keuntungan pada Restoran KFC Taman Topi Bogor ....................................................................................... 5.1.1 Analisis Struktur Biaya .................................................. 5.1.2 Analisis Keuntungan ...................................................... 5.2 Analisis Keuntungan pada Rahat Cafe Bogor ........................ 5.2.1 Analisis Struktur Biaya ................................................. 5.2.2 Analisis Keuntungan ..................................................... 5.3 Lingkungan Bisnis ................................................................. 5.3.1 Analisis Lingkungan Internal Restoran KFC Taman Topi di Bogor .................................................... 5.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Restoran KFC Taman Topi di Bogor .................................................... 5.3.2.1 Lingkungan Jauh ............................................... 5.3.2.2 Lingkungan Industri .......................................... 5.3.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ...................... 5.3.3.1 Tahap Masukan ................................................ 5.3.3.2 Tahap Pencocokan ............................................ 5.3.3.3 Tahap Keputusan .............................................. 5.4 Analisis Lingkungan Internal Rahat Cafe di Bogor ............... 5.5 Analisis Lingkungan Eksternal Rahat Cafe di Bogor ............ 5.5.1 Lingkungan Jauh ........................................................... 5.5.2 Lingkungan Industri ...................................................... 5.6 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran ............................... 5.6.1 Tahap Masukan ............................................................ 5.6.2 Tahap Pencocokan ........................................................ 5.6.3 Tahap Keputusan .......................................................... 49 78 78 82 85 85 88 93 95 104 105 106 108 108 111 116 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 6.1 Kesimpulan ........................................................................... 6.2 Saran ..................................................................................... 118 118 118 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 120 LAMPIRAN ....................................................................................... 122 V. VI. 49 51 51 54 56 57 60 60 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000 - 2008 ........................................................................... 1 2. Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan pada Tahun 2005 – 2008 .......................................................................... 3 3. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian ......... 37 4. Struktur Biaya pada Restoran KFC Taman Topi dan Rahat Cafe ............................................................................. 38 5. Data Keuntungan pada Restoran KFC Taman Topi dan Rahat Cafe ............................................................................. 40 6. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan ......................... 42 7. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan....................... 42 8. Matriks IFE ........................................................................... 43 9. Matriks EFE .......................................................................... 44 10. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) ............. 48 11. Keuntungan Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 ........................................................... 50 12. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 ....... 50 13. Struktur Biaya Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 ......................................... 52 14. Jenis-jenis Investasi dan Penyusutan dalam Analisis Keuntungan Restoran KFC Taman Topi Bogor .................. 52 15. Analisis Keuntungan pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 ............................ 53 16. Keuntungan Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 ..................................................................................... 54 17. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas pada Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 ....................................... 55 18. Struktur Biaya Pada Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 ................................................................. 56 19. Jenis-jenis Investasi dan Penyusutan dalam Analisis Keuntungan Rahat Cafe ................................................... 57 20. Analisis Keuntungan pada Rahat Cafe Bogor Periode Desember 2008 – Desember 2009 ................................... 58 21. Daftar Menu KFC Taman Topi ....................................... 70 22. Bentuk Strategi Menu Goceng KFC Taman Topi .......... 73 23. Analisis Faktor Internal KFC Taman Topi Bogor .......... 77 24. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun (2003-2006) .... 80 25. Analisis Faktor Eksternal KFC Taman Topi Bogor ............. 85 26. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran KFC Taman Topi .............................................................................................. 86 27. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran KFC Taman Topi ............................................................................................. 87 28. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran KFC Taman Topi ............................................................................................. 93 29. Jumlah Karyawan Rahat Cafe Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2009 ............................................................................ 98 30. Analisis Faktor Internal Rahat Cafe ...................................... 104 31. Analisis Faktor Eksternal Rahat Cafe ................................... 107 32. Hasil Analisis Matriks IFE Rahat Cafe ................................ 109 33. Hasil Analisis Matriks EFE Rahat Cafe ............................... 110 34. Hasil Analisis Matriks SWOT Rahat Cafe ........................... 115 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian ...................... 35 2. Model Matriks IE (Internal-External Matrix) .................... 45 3. Matriks SWOT .................................................................... 47 4. Struktur Organisasi Restoran KFC Taman Topi ................ 64 5. Hasil Analisis Matriks IE Restoran KFC Taman Topi ............................................................................................. 6. Hasil Analisis Matriks IE Rahat Cafe ................................. 89 112 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Halaman 1. Kuesioner Penelitian untuk Struktur Biaya dan Tingkat Keuntungan pada Restoran KFC Taman Topi Bogor ......... 123 2. Kuesioner Penelitian untuk Struktur Biaya dan Tingkat Keuntungan pada Rahat Cafe Bogor ................................... 131 3. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Restoran KFC Taman Topi di Bogor ................................................ 136 4. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Restoran KFC Taman Topi di Bogor................................................. 138 5. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal pada Restoran KFC Taman Topi di Bogor ................................ 139 6. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal pada Restoran KFC Taman Topi di Bogor ................................. 140 7. Tabulasi Jawaban untuk Prioritas Strategi pada Restoran KFC Taman Topi .............................................................. 141 8. Hasil Matriks QSPM Restoran KFC Taman Topi ............. 143 9. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran KFC Taman Topi ....................................................................... 145 10. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Restoran KFC Taman Topi ....................................................................... 160 11. Daftar Menu Rahat Cafe .................................................... 163 12. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Rahat Cafe di Bogor .................................................................... 165 13. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Rahat Cafe di Bogor..................................................................... 166 14. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal pada Rahat Cafe di Bogor .......................................................... 167 15. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal pada Rahat Cafe di Bogor .......................................................... 168 16. Hasil Matriks QSPM Rahat Cafe ....................................... 169 17. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Rahat Cafe ........... 171 18. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Rahat Cafe........... 185 19. Suasana Restoran KFC Taman Topi di Bogor ................. 188 20. Suasana Rahat Cafe di Bogor ............................................ 189 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang terdiri dari beragam suku dan adat istiadat serta norma-norma yang dianut. Keragaman suku yang ada di Indonesia memiliki budaya yang berbeda-beda serta kekayaan yang tak ternilai harganya. Perbedaan budaya dan adat istiadat serta norma menjadikan Indonesia sebagai negara dengan khasanah budaya yang unik dan kompleks bila dibandingkan dengan negara lain. Setiap suku yang ada di Indonesia memiliki perbedaan pola hidup termasuk jenis makanan yang dikonsumsi. Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia selain sandang dan papan. Manusia harus memenuhi kebutuhan ini untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dengan demikian, makanan merupakan kebutuhan manusia yang tidak bisa ditunda-tunda dalam pemenuhannya. Salah satu tempat dimana manusia dapat memperoleh pemenuhan kebutuhannya akan makanan adalah restoran. Suatu restoran bisa saja menyediakan layanan dan fasilitas lain selain makanan, seperti sajian kenyamanan tempat makan, musik, dan penampilan. Namun, tetap fungsi utamanya adalah sebagai tempat makan. Berdasarkan data statistik Dinas Pariwisata Kota Bogor, pertumbuhan jumlah restoran pada tahun 2000 – 2008 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan Jumlah Restoran di Kota Bogor Tahun 2000-2008 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Jumlah 105 107 161 178 192 222 248 268 211 Pertumbuhan (%) 1,90 50,46 10,56 7,87 15,63 11,71 8,06 -21,27 Sumber: Buku Pariwisata Kota Bogor, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008 Pada Tabel 1, dapat dilihat bahwa jumlah restoran di kota Bogor setiap tahunnya mengalami peningkatan. Namun pada tahun 2008 jumlah restoran di kota Bogor mengalami penurunan karena ada sebagian restoran yang mengalami kebangkrutan. Hal ini bisa dilihat bahwa restoran yang tidak dapat bersaing akan mudah mengelami kebangkrutan. Saat ini bermunculan berbagai jenis dan sistem pengelolaan restoran. Salah satunya yang saat ini sedang populer di Indonesia adalah waralaba. Waralaba adalah sistem pemberian lisensi oleh seseorang (pemberi waralaba) kepada pihak lain (penerima waralaba). Menurut Peraturan Pemerintah No. 16/1997 dan Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan No. 259/MPP/Kep/7/1997, waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak memberikan hak untuk memanfaatkan dan menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam rangka penyediaan dan atau penjualan barang dan jasa. Usaha restoran waralaba asing di Indonesia seperti Kentucky Fried Chicken (KFC) dan pesaingnya yaitu Mc Donald’s, Texas serta California Fried Chicken (CFC) banyak diminati masyarakat karena penyajiannya yang praktis. Restoran KFC ini sendiri merupakan salah satu perusahaan yang sudah go public atau Tbk (terbuka) yang bergerak di bidang restoran cepat saji yang menyajikan produk ayam dan berbagai produk lain yang berkaitan dengan produk ayam. Menu utama dari KFC ini adalah fried chicken atau ayam goreng yang merupakan produk cepat saji yang sampai saat ini terkenal di masyarakat karena mempunyai daya tarik tersendiri dan memiliki cita rasa yang berbeda dari produk cepat saji lain, sehingga KFC hampir tidak pernah sepi pengunjung. Restoran waralaba asing di Indonesia memang banyak. Namun, suatu tempat makan yang menjual hidangan dengan menu Indonesia seperti cafe juga banyak dan semakin berkembang serta terjaga eksistensinya di kota Bogor. Berkembangnya jenis restoran di kota Bogor merupakan reaksi dari beragamnya jenis makanan. Adapun perkembangan restoran dan rumah makan berdasarkan jenis-jenis makanan yang beragam dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan Jenis Hidangan yang Disajikan Pada Tahun 20052008 Jenis Hidangan Indonesia Daerah Internasional Oriental Kontinental Jumlah 2005 45 38 37 35 40 195 Jumlah (Unit) 2006 2007 48 51 39 41 38 40 36 40 43 45 204 217 2008 54 43 41 47 50 235 Sumber: Dinas Kepariwisataan dan Kebudayaan Kota Bogor, 2008 Berdasarkan Tabel 2, perkembangan restoran dengan jenis hidangan menu Indonesia pada tahun 2008 mengalami peningkatan, berarti restoran atau rumah makan Indonesia paling digemari masyarakat di kota Bogor. Rahat cafe merupakan salah satu cafe yang menghidangkan menu Indonesia dengan percampuran hidangan sehat. Salah satu produk unggulan yang ditawarkan disini adalah nasi ayam bakar jumbo yang memiliki rasa yang enak dengan potongan ayam bakar dengan ukuran besar. Rahat cafe bukan merupakan waralaba meskipun cafe ini lokal dari Indonesia karena cafe ini tidak memiliki cabang di kota Bogor maupun kota lain, sehingga merupakan usaha sendiri dan tidak menanam waralaba lokal seperti Ayam Bakar Wong Solo maupun Ayam Goreng Fatmawati. Rahat cafe bersaing dengan cafe-cafe lain di kota Bogor seperti salah satunya Kebun Kita dan Warung-warung tenda pecel lele yang letaknya tidak berjauhan yang juga menawarkan ciri khas makanan Indonesia. Keberhasilan dari suatu usaha makanan didukung oleh berbagai macam faktor, salah satunya adalah kemampuan manajemen keuangan. Fungsi penggunaan dana harus dilakukan secara efisien. Hal ini berarti bahwa setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin untuk dapat menghasilkan keuntungan yang maksimal. untuk mengetahui apakah dana yang digunakan dalam perusahaan dapat dikatakan efisien atau tidak, maka diperlukan suatu analisis keuangan. Dalam mengadakan suatu analisis keuangan, kita dapat mengetahui keadaan dan perkembangan finansial dari perusahaan tersebut. Laporan analisis keuangan sangat penting karena akan dapat diketahui hasil-hasil finansial yang telah dicapai di waktu-waktu yang telah lalu dan yang sedang berjalan. Perbandingan antara waralaba dan bukan waralaba dari usaha restoran dan cafe tersebut akan meyebabkan perbedaan struktur biaya dan keuntungan usaha. Apabila dilihat dari segi pengembangan usaha, banyak restoran waralaba asing dan cafe-cafe lain yang menawarkan berbagai keunggulan produknya yang menyebabkan konsumen mempunyai banyak pilihan tempat makan. Hal ini menunjukkan tingkat persaingan yang semakin ketat seiring dengan perkembangan restoran dan cafe yang cukup pesat. Untuk menghadapi persaingan, restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe memerlukan strategi pengembangan usaha yang tepat bagi kemajuan usahanya. Restoran KFC Taman Topi memiliki prospek yang baik karena dengan waralabanya, KFC memiliki banyak cabang usaha di setiap kota, sedangkan Rahat cafe sebagai usaha berskala menengah memegang peranan penting dalam menyerap tenaga kerja, namun belum memiliki cabang usaha. Kedua usaha tersebut membutuhkan strategi pengembangan usaha di dalamnya, tetapi terlebih dahulu usaha tersebut melihat sejauh mana faktor internal dan eksternal seperti mengetahui kekuatan, peluang, dan cara untuk menghindari ancaman serta menutupi kelemahan yang ada. Dalam memulai atau mengembangkan suatu bisnis diperlukan pemahaman terhadap bisnis dan lingkungan yang mempengaruhinya terkait dengan potensi laba dan cara mendapatkannya (David, 2002). Lingkungan bisnis dalam mengembangkan usaha terdapat ancaman dan peluang. Ancaman yang perlu dihadapi, yaitu dengan cara memonitor dan beradaptasi terhadap lingkungan yang berubah terus menerus. Sedangkan peluang, yaitu kenali trend (arah/urutan kejadian yang memiliki momentum) dan perubahan besar yang berlangsung lama. 1.2 Perumusan Masalah Tingkat persaingan tinggi dalam bisnis restoran di kota Bogor yang ditandai dengan makin bertambahnya jumlah restoran tiap tahunnya, seperti halnya restoran ayam goreng yang termasuk waralaba asing yaitu KFC, Texas, Mc Donal’s, maupun CFC sudah semakin maju dalam hal manajemen usahanya sehingga membuat restoran KFC Taman Topi harus mampu untuk meningkatkan mutu dan pelayanannya agar dapat meraih pangsa pasar industri restoran di kota Bogor. Namun, untuk saat ini KFC tidak melakukan kerjasama dalam bentuk subwaralaba untuk merek KFC, kecuali kerjasama dalam bentuk lain yaitu kerjasama sewa lokasi, dan kerjasama investasi (termasuk gedung/bangunan). Biaya waralaba ini meliputi: (1) ongkos awal, dimulai dari 10 juta rupiah hingga satu miliar. Biaya ini meliputi pengeluaran yang dikeluarkan oleh pemilik waralaba untuk membuat tempat usaha sesuai dengan spesifikasi franchisor dan ongkos penggunaan HAKI. (2) ongkos royalti, dibayarkan pemegang waralaba setiap bulan dari laba operasional. Besarnya ongkos royalti berkisar dari lima sampai 15 persen dari penghasilan kotor1. Usaha restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe merupakan salah satu bentuk usaha waralaba asing yang sudah memiliki nama dengan produk dan jasa yang berkualitas dengan tata kelola yang unik yaitu terpenuhinya pemenuhan atas kebutuhan sumberdaya atau aktivitas perusahaan, diantaranya adanya perluasan usaha melalui pengembangan jumlah gerai sendiri atau melalui waralaba dan bukan waralaba yang memiliki keterbatasan ruang gerak dalam mengembangkan berbagai strategi pemasarannya sendiri sehubungan dengan perjanjian waralaba, diantaranya kesepakatan hubungan kontraktual, hak yang diberikan pemberi waralaba kepada pemilik waralaba untuk menggunakan kekayaan intelektual mencakup desain fitur, program pelatihan, serta hak untuk membuat atau mendistribusikan produk dalam melakukan strategi berbagai pemasaran yang akan dilaksanakan. Hal ini tentunya menarik melihat bagaimana restoran waralaba asing dan bukan waralaba bersaing dengan para pesaingnya di dalam industri restoran dan cafe. Kedua bisnis ini menjual beberapa produk olahan, seperti ayam goreng. Pemilik usaha restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe harus mampu mengelola manajemen usahanya secara efektif dan efisien, baik dari aspek biaya maupun keuntungan. Pada usaha restoran dan cafe dalam mengelola keuangan harus ada perencanaan yang baik agar dapat diketahui seberapa besar biaya dan keuntungan usaha yang dimiliki. Jika hal ini diabaikan, maka pemilik usaha tidak dapat mengevaluasi keadaan dan perkembangan usahanya. 1 http://id.wikipedia.org/wiki/Waralaba#Biaya_waralaba [23 Januari 2010] 15:00 Semakin banyak restoran waralaba asing maupun cafe, masyarakat dapat memilih tempat yang mereka sukai untuk makan di luar rumah. Hal ini dikarenakan seiring dengan pola hidup masyarakat yang semakin dinamis dan ditandai dengan banyaknya aktivitas di luar rumah memperbesar kemungkinan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan di luar secara cepat dan praktis. Dalam hal ini perlu bagaimana caranya pemilik restoran dan cafe mengembangkan usaha yang sudah mereka jalani agar dapat terus diminati oleh konsumen walaupun banyak pesaing, misalnya dengan menciptakan menu baru ataupun dengan menginovasi menu yang sudah ada. Tentunya dalam pengembangan usaha tersebut, masing-masing restoran maupun cafe dapat mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternal karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain kondisi lingkungan eksternal, pemahaman terhadap kondisi lingkungan internal usaha secara luas dan mendalam bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki setiap usaha dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perlu juga memanfaatkan peluang untuk menghindari ancaman. Pada dasarnya, kedua usaha tersebut dalam menjalankan usahanya mempunyai strategi yang dapat diterapkan dalam pengembangan usaha di masa datang. Hal ini berguna untuk merumuskan strategi apa yang ada di setiap restoran maupun cafe tersebut dalam menemukan beberapa alternatif strategi yang akan dijalankan. Berdasarkan uraian di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Manakah yang lebih menguntungkan antara restoran ayam goreng KFC Taman Topi dan Rahat cafe? 2. Apakah kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe berbeda? 3. Apa saja alternatif strategi pengembangan usaha bagi restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe? 1.3 Tujuan Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Membandingkan keuntungan antara restoran ayam goreng KFC Taman Topi dan Rahat cafe. 2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh KFC Taman Topi dan Rahat cafe. 3. Merumuskan alternatif strategi pengembangan usaha terbaik dengan memperhatikan lingkungan perusahaan di KFC Taman Topi dan Rahat cafe. 1.4 Manfaat Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat pada beberapa pihak, diantaranya adalah: 1. Bagi pihak restoran dan cafe, sebagai bahan masukan dalam pengelolaan usaha khususnya dalam menjalankan KFC Taman Topi dan Rahat cafe. 2. Bagi penulis, sebagai sarana penerapan ilmu yang telah diperoleh semasa kuliah. 3. Bagi kalangan umum, sebagai tambahan informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Restoran dan Cafe Restoran termasuk dalam industri jasa boga yang merupakan industri yang bergerak dalam pengelolaan makanan siap santap (Fardiaz, 1994). Restoran adalah suatu tempat atau bangunan yang dikelola secara komersil yang menyelenggarakan pelayanan yang baik kepada semua tamunya, baik berupa makanan maupun minuman. Menurut Sugiarto (1999), kebutuhan masyarakat akan jasa boga Restoran berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu: 1. Physical Product, yaitu kebutuhan akan makanan dan minuman. 2. Psychological Product, mencakup sensual benefit (cuci mata dan suasana nyaman), sense of side (kebersihan, kerapihan, dan kesopanan), sense of listening (musik). 3. Customer Service Product, mencakup kecepatan, reservasi dan kemudahan transaksi. Kafe dari bahasa Perancis yaitu cafe. Arti secara harafiah adalah (minuman) kopi, tetapi kemudian menjadi tempat dimana seseorang bisa minumminum tidak hanya kopi tetapi juga minuman lainnya. Di Indonesia, kafe berarti semacam tempat sederhana tetapi cukup menarik dimana seseorang bisa makan makanan ringan. Dengan ini kafe berbeda dengan warung. Di sebagian negaranegara Eropa, seperti Austria, Perancis, Denmark, Jerman, Swedia, Portugal, dan lain-lain, istilah kafe menyiratkan terutama yang menyediakan kopi yang biasanya dilengkapi dengan sepotong kue. Banyak (atau sebagian besar) kafe juga melayani makanan kecil seperti sandwich. Kafe di Eropa sering mempunyai bagian luar ruangan tertutup atau memperpanjang ke trotoar. Beberapa kafe juga menyediakan minuman beralkohol. Sedangkan di Amerika Utara, kafe adalah restoran informal dengan layanan penuh meja dan counter serta menu luas perpanjangan masa penawaran selama hari itu1. 2.2 Definisi Waralaba Waralaba sebagai suatu bentuk organisasi terus berkembang dan semakin menarik perhatian, karena hal-hal yang ditawarkan oleh bisnis ini menyangkut profesi jasa, pekerjaan, dan peluang profesi mandiri (self-employment opportunities). Waralaba pada dasarnya adalah suatu bentuk bisnis dimana pemberi waralaba dengan sistem bisnis yang telah teruji di pasar dan produk atau jasa sebagai unsur sentralnya melakukan hubungan kontraktual dengan perusahaan-perusahaan kecil yang didanai secara mandiri dan dikelola secara langsung oleh pemiliknya untuk beroperasi di bawah nama (brand) pemberi waralaba, memproduksi, dan memasarkan barang atau jasa menurut format yang ditentukan oleh pemberi waralaba. Jadi, berdasarkan uraian tersebut, pengertian waralaba dapat dirumuskan sebagai bentuk sinergi usaha yang ditawarkan oleh suatu perusahaan yang sudah memiliki kinerja unggul karena didukung oleh sumberdaya berbasis pengetahuan dan orientasi kewirausahaan yang cukup tinggi dengan tata kelola yang baik, dan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain dengan melakukan hubungan kontraktual untuk menjalankan bisnis di bawah format bisnisnya dengan imbalan yang disepakati (Rachmadi, 2007). 2.3 Teori Biaya Biaya dari perusahaan yang kegiatannya memproduksi barang adalah nilai input yang akan digunakan untuk memproduksi outputnya. Sedangkan konsep biaya adalah suatu pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu barang ataupun jasa yang diukur dengan nilai uang, baik itu pengeluaran berupa uang, melalui tukar-menukar ataupun melalui pemberian jasa. Penggolongan biaya pada umumnya ditentukan atas dasar tujuan yang hendak dicapai dari penggolongan biaya tersebut (Lipsey dalam Rahmayanti, 2008). Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan. Misalnya biaya penyusutan investasi, gaji karyawan, abodemen listrik, abodemen telepon, pajak penghasilan, profit sharing, gas elpiji, gas alam, steroform, kantong plastik, kardus/tempat membungkus produk take away, dan lain-lain. Biaya seperti ini seringkali disebut biaya yang tidak dapat dihindari. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan. Biaya variabel merupakan biaya yang berkaitan langsung dengan output yang bertambah besar dengan meningkatnya produksi dan berkurang dengan menurunnya produksi. Biaya ini antara lain adalah pembelian bahan baku, sewa tempat, biaya listrik, biaya telepon, biaya air, dan lain-lain. 2.4 Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba menyajikan informasi pendapatan yang diperoleh selama satu periode dengan beban selama satu periode serta selisih lebih (kurang) pendapatan di atas beban yang terjadi. Selisih lebih pendapatan di atas beban yang terjadi disebut dengan laba bersih, dan selisih kurang pendapatan di atas beban yang terjadi disebut rugi bersih (Sulastiningsih, 2003). Laporan rugi laba mengungkapkan keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu perusahaan selama satu tahun. Dapat juga dikatakan bahwa laporan ini menjelaskan macam biaya dan pendapatan yang timbul akibat pemakaian bermacam-macam modal termasuk kredit didalam perusahaan selama jangka waktu satu tahun (Kadarsan, 1992). Laporan rugi laba adalah ringkasan dari semua penerimaan ditambah keuntungan dikurangi semua pengeluaran ditambah kerugian, sama dengan hasil pendapatan bersih perusahaan atau kerugian bersih perusahaan selama suatu jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Laporan rugi laba berguna untuk: (1) untuk menentukan pembayaran pajak; (2) untuk menganalisis kemungkinan perubahan luas usaha; (3) untuk mengevalusi hasil kegiatan operasional perusahaan; (4) untuk mengukur daya bayar utang perusahaan (Kadarsan, 1992). 1 http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Istimewa%3Apencarian&search=cafe&fulltext=Cari. [30 Desember 2009] 19:01 2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu Anggraini (2006) meneliti tentang Analisis Pendapatan dan Strategi Pemasaran Usaha Warung Tenda Pecel Lele di Sepanjang Jalan Pajajaran Bogor. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengidentifikasi profil dan karakteristik para pedagang warung tenda pecel lele di Jalan Pajajaran Bogor, menganalisis pendapatan usaha warung tenda pecel lele di Jalan Pajajaran Bogor, dan memformulasi strategi pemasaran yang dilakukan warung tenda pecel lele di Jalan Pajajaran Bogor. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan tabulasi dan deskriftif, analisis biaya, analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya, matriks IFE, matriks EFE, matriks internal external, dan matriks SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa analisis usaha warung tenda pecel lele ini menguntungkan dimana nilai R/C Ratio lebih dari satu. Sumber penerimaan terbesar rata-rata berasal dari penjualan ayam goreng dan ikan lele. Berdasarkan analisis matriks IE, usaha warung tenda pecel lele menempatkan posisi pada sel V dimana strategi yang dapat digunakan adalah dengan penetrasi pasar dan pengembangan produk. Dari hasil matriks SWOT, didapatkan bahwa strategi S-O yaitu mengembangkan layanan pesan antar, strategi W-O yaitu melakukan promosi yang lebih baik lagi untuk menarik konsumen baru, meningkatkan keahlian para pekerja dalam kegiatan usaha. Strategi S-T yaitu mempertahankan hubungan kerjasama yang baik dengan pemasok untuk menjaga kontinuitas pasokan bahan baku, pinjaman modal kepada pelaku usaha kecil dengan bunga ringan dan menawarkan variasi makanan baru kepada konsumen. Pembinaan terhadap kemampuan manajerial dari pemerintah merupakan strategi W-T yang cukup efektif untuk diterapkan. Rahmayanti (2008) meneliti tentang Analisis Struktur Biaya dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm Cisarua, Bogor. Metode analisis data yang dilakukan meliputi analisis terhadap biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang diperoleh, pendapatan usahatani dengan menggunakan rasio penerimaan atas biaya (R/C rasio). Sedangkan untuk optimalisasi pola tanam sayuran organik ini dengan menggunakan LP (Linear Programming) serta menggunakan data aktual. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa struktur biaya sayuran organik di Permata Hati Organic Farm, penerimaan sangat ditentukan oleh harga dan jumlah produk yang dihasilkan. Penerimaan pada usaha sayuran organik disini diperoleh dari hasil penjualan sayuran organik sebanyak 34 komoditi. Sedangkan pengeluaran ditentukan oleh biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya variabel yang dikeluarkan untuk pengadaan benih sangat bergantung dari jenis tanamannya. Banyaknya pupuk kandang yang digunakan dalam proses produksi sayuran organik untuk semua komoditi ini sama yaitu 10 kg untuk satu bed per musim tanam. Sedangkan tenaga kerja yang digunakan merupakan karyawan dari Permata Hati Organic Farm yang bertanggungjawab atas seluruh kegiatan produksi di lahan Permata Organic Farm. Berdasarkan hasil analisis, biaya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk bagian staf sebesar Rp. 2.232,14 per 10 m2 dan akan dimasukkan ke dalam biaya tetap sedangkan biaya tenaga kerja yang akan dikeluarkan untuk bagian kebun sebesar Rp. 6.857,14 per 10 m2 dan akan dimasukkan ke dalam biaya variabel. Pada pola tanam monokultur pada tahun 2007 di Permata Hati Organic Farm, pengeluaran biaya variabel tertinggi terdapat pada komoditi zukini yaitu sebesar Rp. 10.057 per musim tanam dan pengeluaran biaya variabel terendah terdapat pada komoditi labu siem yaitu sebesar Rp. 9.025, sehingga rata-rata biaya variabel pada komoditi dengan pola tanam monokultur yaitu sebesar Rp. 9.541. Sedangkan pada pola tanam tumpangsari, pengeluaran biaya variabel tertinggi terdapat pada komoditi bayam merah yang ditumpangsarikan dengan tanaman buncis yaitu sebesar Rp. 11.087 per musim tanam dan pengeluaran biaya variabel terendah terdapat pada komoditi petsai yang ditumpangsarikan dengan tanaman tomat yaitu sebesar Rp. 9.077, sehingga rata-rata variabel pada komoditi dengan pola tanam monokultur yaitu sebesar Rp. 10.082. Biaya tetap yang muncul dalam usaha ini yaitu biaya tenaga kerja bagian staf perusahaan, biaya sewa lahan, dan biaya penyusutan. Biaya tetap tersebut pada kenyataannnya tidak semua dibayarkan, tetapi diperhitungkan. Sewa lahan sebesar 10 m2 adalah sebesar Rp 2.000 karena dalam satu tahun terdapat empat musim penanaman, maka harga sewa lahan adalah Rp. 500 untuk satu musim tanam. Dari hasil analisis, jumlah biaya penyusutan yang dikeluarkan sebesar Rp. 1.592.400/tahun atau Rp. 398.100/musim tanam. Berdasarkan hasil analisis pendapatan pada pola tanam tumpangsari dan monokultur, rata-rata nilai R/C rasio sayuran organik adalah sebesar 2,34. maka dapat dikatakan bahwa usaha sayuran organik tersebut efisien. Sedangkan dalam optimalisasi pola tanam dibatasi oleh kendala-kendala, diantaranya luas lahan, transfer penjualan, dan produksi minimum. Oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk mengoptimalkan pendapatan dengan kendala-kendala tersebut dengan menggunakan LP. Hasil optimalisasi dengan menggunkan LP tersebut yaitu meningkatkan pendapatan dengan mencapai nilai optimum pada Permata Hati Organic Farm ini. Siahaan (2008) meneliti tentang Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor). Tujuan penelitian yang dilakukan adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan oleh Restoran Rice Bowl Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan internal Restoran Rice Bowl Botani Square, dan mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai bagi Restoran untuk mengembangkan usahanya. Metode analisis data yang digunakan adalah menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi alternatif kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan Restoran Rice Bowl. Analisis ini diperoleh dari matriks IFE, matriks EFE serta matriks IE. Sedangkan untuk proses pemilihan keputusan strategis menggunakan metode QSPM. Dari hasil penelitian didapat bahwa alternatif strategi Restoran Rice Bowl dalam mengembangkan usahanya dengan alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Urutan prioritas strategi yang dilaksanakan adalah menjaga kualitas produk makanan dan layanan konsumen, melakukan evaluasi dan kajian kemampuan restoran dalam menghadapi persaingan, mengoptimalkan kegiatan promosi melalui iklan, media, website, mensponsori event dan exhibition di Botani Square, menyediakan layanan pesan antar dan paket menu khusus, membuka outlet baru di pusat pembelanjaan lain di Kota Bogor, mempertahankan strategi penetapan harga, dan menjaga hubungan baik dengan pemasok untuk menjaga kualitas bahan baku. Yulia (2006) melakukan penelitian dengan judul Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rajungan di PT Muara Bahari Internasional Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah menganalisis faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang mempengaruhi dalam pengembangan usaha PT MBI, menganalisis faktor-faktor yang terdapat pada lingkungan eksternal yang menjadi peluang dan ancaman bagi PT MBI yang mempengaruhi dalam pengembangan usaha PT MBI, dan merumuskan alternatif strategi yang paling tepat yang dapat diterapkan oleh PT MBI. Penelitian ini dengan menggunakan alat analisis matriks IFE-EFE, analisis SWOT, dan QSPM. Hasil penelitian ini dikemukakan bahwa berdasarkan matriks IE, posisi perusahaan berada pada kuadran ke II. Posisi tersebut berada pada posisi tumbuh dan bina dimana strategi yang dikembangkan adalah strategi penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Hasil matriks QSPM diperoleh strategi yang menjadi prioritas utama dan dapat diimplikasi bagi perusahaan saat ini adalah strategi mempertahankan kualitas dan meningkatkan kualitas produk untuk mempertahankan pelanggan yang ada dan menarik pelanggan potensial. Rahmadhoni (2006) meneliti tentang Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor. Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mempelajari pelaksanaan bauran pemasaran restoran pajajaran, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh restoran sunda pajajaran sehingga dapat dilakukan perbaikan strategi pemasaran yang sesuai dengan keinginan konsumen, dan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi keberhasilan restoran sunda pajajaran. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner dan wawancara dengan pihak manajemen restoran serta data sekunder yang diperoleh dari dokumen restoran sunda pajajaran dan literatur yang relevan, analisis importance performance, IFE, EFE, IE, dan SWOT. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa hasil analisis importance performance adalah sebesar 75,53 persen yang menunjukkan konsumen sudah mendekati sesuai. Pada matriks IE, posisi restoran sunda pajajaran berada pada kuadran V berdasarkan nilai total skor pada matriks IFE dan EFE yang menunjukkan restoran berada dalam posisi yang sedang tumbuh. Berdasarkan hasil analisis matriks IE yang dikombinasikan dengan hasil IPA, dihasilkan analisis SWOT dengan berbagai alternatif strategi yaitu strategi S-O, W-O, S-T, dan W-T. Alternatif strategi terbaik adalah melakukan kombinasi strategi SWOT, yaitu strategi produk: mempertahankan bahan baku lokal, strategi promosi: meningkatkan efektifitas promosi seperti pemuatan iklan pada internet dan radio, strategi harga: mengadakan program pemberian diskon pada moment tertentu seperti hari libur nasional, strategi tempat: mempertahankan desain ruangan dan meningkatkan kenyamanan suasana restoran. Rizki Firbani (2006) meneliti tentang Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (studi kasus: Ayam Bakar Wong Solo cabang Bogor). Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk menganalisis persepsi konsumen terhadap strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor, mengkaji strategi bauran pemasaran yang telah diterapkan dalam upaya pengembangan usaha restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor, dan menyusun alternatif strategi pemasaran restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor dalam mempertahankan dan meningkatkan posisinya agar dapat bersaing dengan restoran lainnya. Analisis data yang digunakan adalah analisis bauran pemasaran, analisis lingkungan internal dan eksternal, serta analisis SWOT. Berdasarkan analisis persepsi konsumen terhadap bauran pemasaran yang dilakukan oleh restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor adalah manajemen restoran untuk ditingkatkan yaitu kegiatan promosi yang efektif, variasi produk, kemenarikan penyajian makanan, dan citra pemilik di mata konsumen. Hasil analisis internal dan eksternal berada pada kuadran V yang merupakan posisi ”pertahankan dan pelihara”. Perusahaan harus bisa mempertahankan kinerja, dan lain-lain. Berdasarkan hasil SWOT, ketiga strategi ini adalah (1) strategi pengembangan promosi, (2) strategi diversifikasi dan pengembangan produk, (3) strategi jangka panjang. Hasil QSPM yang paling menarik untuk dijalankan restoran Ayam Bakar Wong Solo Bogor adalah alternatif strategi I yang merupakan strategi pengembangan promosi. BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Laporan Keuangan Laporan keuangan biasanya terdiri atas neraca atau laporan posisi keuangan yang menggambarkan likuiditas dan kelancaran operasi perusahaan, laporan rugi laba yang memberikan gambaran tentang besarnya pendapatan serta besarnya laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang bersangkutan, dan laporan perubahan modal yang berisikan tentang besarnya modal perusahaan pada saat tertentu akibat adanya pendapatan dan penarikan untuk kepentingan pemiliknya. Pada dasarnya laporan keuangan disusun secara periodik yaitu setahun sekali, akan tetapi sering juga perusahaan menyusun laporan keuangannya setiap tiga bulan sekali bahkan laporan keuangan disusun setiap bulan (Machmud, 1993). Analisis laporan keuangan diperlukan adanya ukuran. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah ”rasio”. Menurut David (2004) rasio profitabilitas adalah mengukur efektivitas manajemen keseluruhan seperti yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi. Pada umumnya terdapat dua jenis rasio profitabilitas, yaitu profitabilitas penjualan dan profitabilitas investasi. Dalam analisis keuntungan pada KFC Taman Topi dan Rahat cafe, analisis rasio profitabilitas yang akan dilakukan terdiri dari marjin laba operasi dan marjin laba bersih. Rasio rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan adalah bermacammacam dan tergantung pada laba atau modal mana yang akan diperbandingkan satu dengan lainnya (Riyanto, 1995). Rentabilitas modal sendiri (ROE) merupakan rasio antara laba bersih atau laba setelah dikurangi bunga dan pajak (EAT) terhadap modal sendiri. Sedangkan Kinerja keuangan yang dianalisis dalam pengembangan usaha di restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe adalah terdiri dari laporan laba rugi sebagai dasar untuk melakukan analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas. 3.1.2 Pengertian Strategi Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan. Dengan demikian, strategi hampir selalu dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti di dalam bisnis yang dilakukan (David, 2004). 3.1.3 Manajemen Strategis Pengertian manajemen strategis menurut David (2004), didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk pembuatan (formulating), penerapan (implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusan strategi antar-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan di masa datang. Dari beberapa model manajemen strategis seperti model dari Wheelen-Hunger, model dari Fred R. David serta model dari Glenn Baseman dan Arvind Platak, terdapat komponenkomponen manajemen strategi yang terdiri dari: (1) Visi, misi, dan falsafah, (2) Analisis lingkungan eksternal dan internal, (3) Analisis pilihan strategi, (4) Sasaran jangka panjang, (5) Strategi fungsional, dan (6) Program, pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi. 3.1.4 Visi, Misi, dan Falsafah Visi yang dimiliki oleh sebuah perusahaan merupakan suatu cita-cita tentang keadaan di masa datang yang diinginkan untuk terwujud oleh seluruh personel perusahaan, mulai dari jenjang yang paling atas sampai yang pling bawah, bahkan pesuruh sekalipun. Cita-cita masa depan yang ada dalam benak pendiri yang kira-kira mewakili seluruh anggota perusahaan inilah yang disebut visi. Langkah berikutnya adalah membuat misi. Misi adalah penjabaran secara tertulis mengenai visi agar visi menjadi mudah dimengerti atau jelas bagi seluruh staf perusahaan. 3.1.5 Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Oleh sebab itu, tindakan untuk mengetahui dan menganalisis lingkungan eksternal menjadi sangat penting karena pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman terhadap kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam pun perlu dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya. Berdasarkan pemahaman lingkungan internal ini, hendaknya kelemahan dan juga kekuatan yang dimiliki perusahaan dapat diketahui. Selain mengetahui kekuatan dan kelemahan, perusahaan perlu mencermati peluang yang ada dan memanfaatkannya agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif. Jika peluang tidak dimanfaatkan, dapat saja peluang berbalik menjadi ancaman bagi perusahaan. Logikanya, karena peluang yang tidak dimanfaatkan dapat diambil oleh pesaing. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebelum jajaran manajemen menerapkan strategi yang cocok bagi jalannya perusahaan di masa yang akan datang, mereka harus lebih dulu menganalisis posisi perusahaan saat ini, baik dilihat dari posisi persaingan dengan usaha sejenis maupun dari faktor kondisi perusahaan sendiri. 3.1.6 Analisis Pilihan Strategi Pada dasarnya setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya mempunyai strategi. Namun, para pemimpin perusahaan kadang-kadang tidak tahu atau tidak menyadarinya. Bentuk strategi berbeda-beda antarindustri, antarperusahaan, dan bahkan antar situasi. Namun ada sejumlah strategi yang sudah umum diketahui, dimana strategi-strategi ini dapat diterapkan pada berbagai bentuk industri dan ukuran perusahaan. Strategi-strategi ini dikelompokkan sebagai strategi generik. Dari bermacam-macam strategi dalam kelompok strategi generik ini akan dipilih salah satu atau kombinasi beberapa strategi induk (grand Strategy) dengan menggunakan cara-cara tertentu. 3.1.7 Sasaran Jangka Panjang Upaya pencapaian tujuan perusahaan merupakan suatu proses berkesinambungan yang memerlukan pentahapan. Untuk menentukan apakah suatu tahapan sudah dicapai atau belum diperlukan suatu tolak ukur, misalnya kurun waktu dan hasil yang ingin dicapai dirumuskan secara jelas, yaitu dengan angka-angka kuantitatif. Pembuatan sasaran jangka penjang ini mengacu kepada strategi induk yang telah ditetapkan sebelumnya. 3.1.8 Strategi Fungsional Langkah penting implementasi strategi induk dilakukan dengan membagibaginya ke dalam berbagai sasaran jangka pendek, misalnya dalam jangka waktu tahunan secara berkesinambungan dengan memperlihatkan skala prioritas serta dapat diukur. Sasaran jangka pendek ini hendaknya mengacu pada strategi fungsional yang sifatnya operasional. Strategi fungsional yang sifatnya lebih operasional ini mengarah kepada berbagai bidang fungsional dalam perusahaan untuk memperjelas hubungan makna strategi utama dengan identifikasi rincian yang sifatnya spesifik. Strategi fungsional ini menjadi penentuan dalam melakukan berbagai aktivitas agar konsisten bukan hanya dengan strategi utamanya saja, melainkan juga dengan strategi di bidang fungsional lainnya. Di dalam organisasi perusahaan yang konvensional, bidang-bidang fungsional yang utama adalah bidang keuangan, sumberdaya manusia, serta bidang pemasaran. • Strategi Manajemen Keuangan Strategi ini harus mampu menentukan arah penggunaan dana baik untuk jangka penjang maupun jangka pendek. Strategi ini umumnya berkisar pada tiga hal, yaitu bagaimana perusahaan memperoleh modal, alokasi kapital, dan manajemen modal kerja termasuk dalam hal pembagian keuntungan. • Strategi Manajemen Sumberdaya Manusia Kegiatan manajemen sumberdaya manusia berkisar pada pengadaan, penggunaan, dan pemeliharaan sumberdaya manusia. Agar ketiga pokok kegiatan tersebut berjalan lancar perlu disiapkan sistem yang andal. Tahap pengadaan mencakup perencanaan SDM, rekrutmen, seleksi, dan orientasi. Tahap penggunaan perlu memperhatikan kesesuaian antara kemampuan SDM dan apa yang menjadi tugas serta tanggungjawabnya. Selain itu, perlu diperhatikan hal-hal mengenai kesempatan memperoleh pelatihan dan pendidikan, supervisi, penilaian kinerja, imbalan serta jaminan perlindungan dan kesehatan kerja. Terakhir, pada tahapan pemeliharaan sumberdaya manusia tujuannnya adalah bagaimana agar karyawan merasa puas bekerja. • Strategi Manajemen Operasional Merumuskan strategi manajemen operasional paling tidak membutuhkan dua komponen, yaitu adanya sarana dan prasarana yang memadai dan cara menyediakan sarana dan prasarana tersebut. Dari dua komponen di atas, hal-hal pokok dalam manajemen operasional dapat dijabarkan menjadi beberapa bidang, yaitu inventarisasi, prosedur pembelian barang, pengendalian mutu, biaya produksi, produktivitas kerja, jadwal produksi, tenaga kerja, penggunaan fasilitas, dan pemeliharaan (maintenance) peralatan. • Strategi Manajemen Pemasaran Ada empat komponen pokok bidang pemasaran yang dapat dikendalikan perusahaan yang kita kenal dengan sebutan 4P (product, Price, Place, dan Promotion), termasuk pula kondisi persaingan. 3.1.9 Program, Pelaksanaan, Pengendalian, dan Evaluasi Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi yang perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-progran kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumberdaya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas teloransi. Jika dari hasil evaluasi pekerjaan diketahui bahwa ada faktor X yang mengakibatkan terjadinya penyimpangan kerja dari rencana yang ada dan memang disebabkan salah asumsi atau oleh hal-hal lain yang sifatnya uncontrollable, maka rencana perlu direvisi ulang. 3.2 Lingkungan Bisnis Bisnis dan perusahaan sebagai suatu sistem akan berkait dengan sekumpulan faktor tertentu yang dapat mempengaruhi arah dan kebijakan perusahaan dalam mengelola bisnisnya. Lingkungan bisnis dapat dibagi atas dua lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Lingkungan eksternal dibagi dalam dua kategori, yaitu lingkungan jauh (faktor politik, teknologi, ekonomi, dan sosial) serta lingkungan industri (aspek hambatan masuk, daya tawar pemasok, daya tawar pembeli, ketersediaan barang substitusi, dan persaingan dalam industri). Sedangkan lingkungan internal merupakan aspek yang ada di dalam perusahaan, seperti aspek keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran, operasional, dan manajemen. 3.2.1 Lingkungan Internal Secara tradisional, aspek-aspek lingkungan internal perusahaan yang hendaknya diamati dapat dilihat dari beberapa pendekatan, diantaranya adalah: • Pendekatan Fungsional, terdiri atas: pemasaran, keuangan, operasi, SDM, dan sistem informasi manajemen. • Pendekatan Fungsional Pada pendekatan ini, pengkategorian analisis internal sering diarahkan pada pasar dan pemasaran, kondisi keuangan dan akuntansi, produksi, sumberdaya manusia, dan struktur organisasi dan manajemen. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pasar dan Pemasaran Segmentation, Targeting, Positioning Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru. 1. Segmentasi Pasar Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian dan praktekpraktek pembeliannya. Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi pasar. Beberapa aspek utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis, demografis, psikografis, dan perilaku. 2. Target Pasar Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling besar. 3. Posisi Pasar Penetapan posisi pasar adalah tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas (diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Bauran Pemasaran Kotler dan Amstrong (1997) mengatakan bahwa bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel, kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yaitu struktur produk, struktur harga, kegiatan promosi, dan sistem distribusi. Strategi pemasaran pada jasa terkenal dengan Manajemen Jasa Terpadu yaitu perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatan-kegiatan pemasaran, operasi, Sumberdaya Manusia (SDM), dan yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa, lebih dikenal dengan komponen 7P (Kotler, 2005) komponen manajemen mutu terdiri dari: a. Product Produk merupakan wujud penawaran perusahaan kepada pasar yang mencakup kualitas, rancangan, bentuk, merek, dan kemasan produk (Kotler dan Amstrong, 1997). b. Price Harga merupakan unsur bauran pemasaran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat. Harga diartikan sebagai pengeluaran uang, waktu, dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Penentuan harga dapat dilakukan dengan melihat daya beli konsumen dan jumlah yang cukup dalam menutupi ongkos produksi. Oleh karena itu dalam menetapkan strategi bauran harga, suatu perusahaan harus memperhatikan strategi penetapan harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga, dan syarat-syarat pembayaran. c. Promotion Promosi merupakan salah satu variabel bauran pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk mengadakan komunikasi dengan pasarnya dan merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Kotler (2005) mendefinisikan bahwa promosi adalah berbagai kegiatan yang dilakukan produsen untuk mengkomunikasikan manfaat dari produknya, membujuk, mengingatkan para konsumen sasaran agar membeli produk tersebut. Untuk mengkomunikasikan produk perlu disusun suatu strategi yang sering disebut dengan bauran promosi (Promotion-Mix) yang terdiri atas 4 komponen utama, yaitu: 1. Periklanan: tiap-tiap bentuk penyajian dan promosi bukan pribadi yang dibayar, mengenai gagasan atau barang oleh sponsor yang teridentifikasi. 2. Promosi penjualan: insentif jangka pendek untuk meningkatkan pembelian atau penjualan suatu produk dimana pembelian diharapkan dilakukan sekarang. Kegiatan promosi yang termasuk kedalam promosi penjualan misalnya pemberian kupon, obral, kontes, pameran, dan lain-lain. 3. Hubungan masyarakat: bertujuan membangun hubungan yang baik dengan publik perusahaan dengan menghasilkan publisitas yang menyenangkan, menumbuhkan suatu citra perusahaan yang baik, menangani atau menghilangkan isu-isu, cerita dan peristiwa yang tidak menyenangkan. Humas atau Public Relation merupakan suatu konsep yang menggunakan banyak sarana seperti siaran pers, publikasi produk, komunikasi perusahaan, penyuluhan, dan lain-lain. 4. Penjualan perorangan: interaksi langsung dengan calon pembeli atau lebih untuk melakukan presentasi, menjawab pertanyaan atau menerima pesanan. Penjualan perorangan merupakan alat yang paling efektif dalam membangun preferensi, keyakinan, dan tindakan pembeli. 5. Pemasaran langsung: penggunaan surat, telepon, faksimili, e-mail, dan alatalat penghubung non personal lainnya untuk berkominikasi secara langsung dengan atau mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan tertentu atau calon pelanggan. d. Place and Time keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan. Pengiriman elemen produk ke pelanggan melibatkan tentang tempat dan waktu pengiriman dan mungkin melibatkan saluran distribusi fisik atau elektronik, tergantung pada sufat jasa yang diberikan. Perusahaan dapat mengirimkan jasa kepada pelanggan baik secara langsung atau melalui perantara. Menurut Kotler (2005), tempat adalah alat bauran pemasaran yang didalamnya terdapat berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan serta membawa sebagian produk ke pasar agar produsen bekerjasama dengan perantara. Tiga jenis saluran pemasaran, antara lain: 1. Saluran komunikasi (communication channels) digunakan untuk menyerahkan dan menerima pesan dari pembeli sasaran. Saluran komunikasi dapat melalui surat kabar, majalah, radio, televisi, iklan, poster, telepon, internet, dan lainlain. 2. Saluran distribusi digunakan untuk menyerahkan produk fisik atau jasa kepada pembeli atau pengguna yaitu pergudangan, sarana transportasi dan berbagai saluran dagang seperti distributor, grosir, dan pengecer. 3. Saluran penjualan digunakan untuk mempengaruhi transaksi dengan pembeli potensial. Saluran ini tidak hanya mencakup distributor dan pengecer melainkan bank-bank dan perusahaan asuransi yang memudahkan transaksi. e. Process Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu yang umumnya berupa langkah-langkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan. Proses yang desainnya buruk akan menggangu pelanggan karena keterlambatan, birokrasi, dan penyampaian jasa yang tidak efektif. f. People Orang diartikan sebagai karyawan dan kadang-kadang pelanggan lain yang terlibat dalam proses produksi. Banyak jasa bergantung pada interaksi langsung dan pribadi antara pelanggan dan karyawan perusahaan. Pelanggan sering menilai kualitas jasa yang mereka terima berdasarkan penilaian terhadap orang-orang yang menyediakan jasa tersebut. g. Physic bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberi bukti atas kualitas jasa. Beberapa contoh dari bukti fisik antara lain gedung, tanah, kendaraan, perabotan interior, perlengkapan, anggota staf, tanda-tanda, barang cetakan, dan petunjuk yang terlihat lainnya. 2. Keuangan dan Akuntansi Dana dibutuhkan dalam operasional perusahaan. Oleh karena itu, faktorfaktor yang perlu diperhitungkan adalah kemampuan perusahan memupuk model jangka pendek dan jangka panjang, beban yang harus dipikul sebagai upaya memperoleh modal tambahan, hubungan baik dengan penanam modal dan pemegang saham, pengelolaan keuangan, struktur modal kerja, harga jual produk, pemantauan penyebab inefisiensi dan sistem akunting yang andal. 3. Kegiatan Produksi-Operasi Kegiatan produksi-operasi perusahaan paling tidak dapat dilihat dari keteguhan dalam prinsip efisiensi, efektivitas, dan produktivitas. Oleh karenanya, faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah hubungan baik dengan pemasok, sistem logistik yang andal, lokasi fasilitas yang tepat, pemanfaatan teknologi yang tepat, organisasi yang memiliki kesatuan sistem yang bulat, pembiayaan, pendekatan inovatif dan proaktif, kemungkinan terjadinya terobosan dalam proses produksi, dan pengendalian mutu. 4. Sumberdaya Manusia Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, manajer perlu berupaya agar terwujud perilaku positif di kalangan karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah langkahlangkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan. 5. Sistem Informasi Manajemen Penelitian strategi perlu menganalisis berbagai segi dari sistem informasi manajemen, antara lain yaitu aspek-aspek softwere, hardwere, dan brainwere, selain input, process, dan output berupa informasi yang sesuai dengan kebutuhan pada tiap jenjang manajemen. 3.2.2 Lingkungan Eksternal Lingkungan eksternal perusahaan merupakan faktor-faktor di luar perusahaan yang bisa mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi struktur organisasi dan proses internal perusahaan. Lingkungan eksternal terdiri dari komponen/variabel lingkungan yang berada atau berasal dari luar perusahaan. Komponen tersebut berada di luar jangkauan organisasi dan kendali perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat melakukan intervensi serta diperlukan tingkat adaptasi yang tinggi terhadapnya. 1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh perusahaan terdiri dari faktor-faktor yang pada dasarnya di luar dan terlepas dari perusahaan. Faktor-faktor utama yang biasa diperhatikan adalah faktor politik, teknologi, ekonomi, dan sosial. Lingkungan jauh ini memberikan kesempatan besar bagi perusahaan untuk maju, sekaligus dapat menjadi hambatan dan ancaman untuk maju. a. Faktor Politik Arah, kebijakan, dan stabilitas politik pemerintah menjadi faktor penting bagi para pengusaha untuk berusaha. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha, begitu pula sebaliknya. Beberapa hal utama yang perlu diperhatikan dari faktor politik agar bisnis dapat berkembang dengan baik, adalah: • Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan, • Peraturan tentang perdagangan luar negeri, • Stabilitas pemerintahan, • Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja, dan • Sistem perpajakan. b. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbasis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi suatu daerah atau negara adalah: • Siklus bisnis, • Ketersediaan energi, • Inflasi, • Suku bunga, • Investasi, • Harga-harga produk dan jasa, • Produktivitas, dan • Tenaga kerja. c. Faktor Sosial Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah. Hendaknya perubahanperubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang-orang di lingkungan eksternal perusahaan. Hal yang dikembangkan misalnya dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan, dan etnis. Contohnya adalah seandainya sikap sosial berubah, permintaan untuk berbagai tipe pakaian, buku, aktivitas yang menyenangkan, dan sebagainya juga dapat berubah. Seperti kekuatan lain dalam lingkungan eksternal yang jauh, kekuatan sosial adalah dinamis. d. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi mengalami kemajuan yang pesat, baik di bidang bisnis maupun di bidang yang mendukukung kegiata bisnis. Sebenarnya, teknologi itu tidak hanya mencakup penemuan-penemuan yang baru saja, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, yang meliputi: mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus-menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau pada cara operasinya. Agar perusahaan tidak terpuruk karena kesalahan dalam penggunaan teknologi, maka beberapa hal penting perlu diperhatikan, misalnya: • Bagaimanakah kecepatan transfer teknologi oleh para pekerja, • Bagaimanakah masa/waktu keusangan teknologinya, dan • Bagaimana harga teknologi yang akan diadopsi. 2. Lingkungan Industri Aspek lingkungan industri akan lebih mengarah pada aspek persaingan dimana bisnis perusahaan berada. Akibatnya, faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi persaingan, seperti ancaman-ancaman dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan termasuk kondisi persaingan itu sendiri menjadi perlu untuk dianalisis. Michhael E. Porter mengemukakan konsep Competitive Strategy yang menganalisis persaingan bisnis berdasarkan lima aspek utama yang disebut Lima Kekuatan Bersaing. R.E. Freeman yang dikutip Wheelen merekomendasikan aspek yang keenam untuk melengkapinya. Secara lengkap keenam aspek atau variabel yang membentuk model untuk strategi bersaing tersebut serta penjelasannya dapat dipaparkan sebagai berikut: a. Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya perusahaan sebagai pendatang baru akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang sudah ada, misalnya kapasitas menjadi bertambah, terjadinya perebutan pangsa pasar, serta perebutan sumberdaya produksi yang terbatas. Kondisi seperti ini menimbulkan ancaman bagi perusahaan yang telah ada. Ada beberapa faktor penghambat pendatang baru untuk masuk ke dalam suatu industri yang sering disebut dengan hambatan masuk. Faktor-faktor hambatan masuk yang dimaksud adalah: • Skala Ekonomi Apabila pendatang baru berproduksi dalam skala kecil, mereka akan dipaksa berproduksi pada biaya per unit yang tinggi, padahal perusahaan yang ada tengah berupaya pada skala produksi yang terus diperbesar dan proses produksi yang terus-menerus diefisienkan sehingga harga per unit barang menjadi lebih rendah • Diferensiasi Produk Diferensiasi yang akan menciptakan hambatan masuk ini memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya dan usaha yang besar untuk merebut para pelanggan yang loyal kepada perusahaan yang utama. Usaha besar itu, misalnya melakukan pengiklanan yang gencar dan memberi service yang baik. Pada tahap awal, usaha-usaha ini membutuhkan biaya yang besar dan bahkan akan menciptakan kerugian. Seringkali kondisi ini berjalan cukup lama. • Kecukupan Modal Jenis industri yang memerlukan modal besar merupakan hambatan yang besar bagi pemain baru, terutama bagi jenis industri yang memerlukan biaya yang besar untuk riset dan pengembangan serta eksplorasi. • Biaya Peralihan Hambatan masuk akan tercipta dengan adanya biaya peralihan pemasok, yaitu biaya yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini berupa biaya latihan, biaya peralatan pelengkap yang harus diganti, dan desain ulang produk/jasa. Biaya-biaya ini akan ditanggung oleh konsumennya. Apabila biaya peralihan yang diperlukan cukup besar, pesaing baru harus memberikan penawaran yang jauh lebih menarik, terutama soal harga. • Akses ke Saluran Distribusi Jalur distribusi sangat menentukan penyebaran produk. Perusahaan yang mempunyai jalur distribusi yang luas dan bekerja secara baik akan sangat menghambat masuknya produk baru ke dalam pasar. Pendatang baru mungkin sulit memasuki saluran yang ada dan harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran sendiri. • Ketidakunggulan Biaya Independen Keunggulan biaya yang dimiliki oleh perusahaan yan sudah ada sulit ditiru oleh pendatang baru. Keunggulan itu mugkin dimiliki karena teknologi yang telah dipatenkan perusahaan, konsesi bahan baku, atau subsidi pemerintah. • Peraturan Pemerintah Pemerintah biasanya menerbitkan sejumlah aturan yang mengatur bidang- bidang tertentu seperti yang selalu diterbitkan oleh pemerintah Indonesia, misalnya lewat Daftar Investasi Negatif (DIN). Peraturan pemerintah dapat menimbulkan hambatan masuk bagi pendatang baru. b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri Persaingan dalam industri akan mempengaruhi kebijakan dan kinerja perusahaan. Dalam situasi persaingan yang oligopoli, perusahaan mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi pasar. Sedangkan pada pasar persaingan sempurna, biasanya akan memaksa perusahaan menjadi follower termasuk dalam hal harga produk. Menurut Porter, tingkat persaingan itu dipengaruhi beberapa faktor, yaitu: • Jumlah Kompetitor Jumlah kompetitor atau pesaing sudah tentu akan mempengaruhi tingkat persaingan. Kompetitor hendaknya dilihat dari beberapa sisi, seperti jumlah, ukuran, dan kekuatannya. • Tingkat Pertumbuhan Industri Pertumbuhan industri yang besar biasanya menyediakan sejumlah peluang bagi perusahaan untuk tumbuh bersama industrinya. Pertumbuhan industri yang lambat sebaiknya tidak direspon dengan ekspensi pasar kecuali perusahaan mampu mengambil pangsa pasar pesaing. Kondisi ini dapat menimbulkan trend penurunan harga atau terjadinya perang harga. • Karakteristik Produk Produk hendaknya tidak sekedar menyediakan kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki suatu pembedaan atau nilai tambah. • Biaya Tetap yang Besar Pada jenis industri yang mempunyai total biaya tetap yang besar, perusahaan hendaknya beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Akibatnya adalah perusahaan kadang kala terpaksa menjual produk di bawah biaya produksi. • Kapasitas Kapasitas selalu berkorelasi dengan biaya produksi per unit. Produksi pada kapasitas tinggi diperlukan untuk menjaga efisiensi biaya per unit. Penambahan fasilitas produksi dapat dilakukan apabila perusahaan telah mampu berproduksi pada tingkat yang maksimal. • Hambatan Keluar Hambatan keluar memaksa perusahaan untuk tidak keluar dari industri. Hambatan ini dapat brupa aset-aset khusus ataupun kesetiaan manajemen pada bisnis tersebut. Contohnya adalah idealisme dalam bisnis. Dalam kondisi demikian, perusahaan biasanya akan berusaha bertahan dan menghindari kerugian yang besar sambil menunggu waktu yang tepat untuk keluar. c. Ancaman dari Produk Pengganti Perusahaan-perusahaan yang berada pada suatu industri tertentu akan bersaing pula dengan produk pengganti. Walaupun karakteristiknya berbeda, barang subsitusi dapat memberikan fungsi atau jasa yang sama. Ancaman produk subsitusi kuat bilamana konsumen dihadapkan pada switching cost yang sedikit dan jika produk subsitusi itu mempunyai harga yang lebih murah atau kualitasnya sama, bahkan lebih tinggi dari produk-produk suatu industri. d. Kekuatan Tawar-menawar Pembeli Para pembeli dengan kekuatan yang mereka miliki mampu mempengaruhi perusahaan untuk menurunkan harga produk, meningkatkan mutu dan pelayanan, serta mengadu perusahaan dengan kompetitornya. Dengan demikian, beberapa kondisi yang mungkin dihadapi perusahaan sehubungan dengan adanya kekuatan ini antara lain adalah: • Pembeli mampu memproduksi produk yang diperlukan. • Sifat produk tidak terdiferensiasi dan banyak pemasok. • Biaya peralihan pemasok adalah kecil. • Pembeli mempunyai tingkat profitabilitas yang rendah, sehingga sensitif terhadap harga dan diferensiasi service. • Produk perusahaan tidak terlalu penting bagi pembeli, sehingga pembeli dengan mudah mencari substitusinya. e. Kekuatan Tawar-menawar Pemasok Pemasok dapat mempengaruhi industri lewat kemampuan mereka menaikkan harga atau pengurangan kualitas produk atau jasa. Pemasok menjadi kuat apabila beberapa kondisi berikut terpenuhi: • Jumlah pemasok sedikit. • Produk/jasa yang ada adalah unik dan mampu menciptakan switching cost yang besar. • Tidak tersedia produk subsitusi. • Pemasok mampu melakukan integrasi ke depan dan mengolah produk yang dihasilkan menjadi produk yang sama yang dihasilkan perusahaan. f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Kekuatan keenam yang ditambahkan oleh Freeman yang dikutip WheelenHunger adalah berupa kekuatan di luar perusahaan yang mempunyai pengaruh dan kepentingan secara langsung bagi perusahaan. Stakeholder yang dimaksud antara lain adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi datang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemegang saham. Pengaruh dari masing-masing stakeholder adalah bervariasi diantara industri yang satu dengan yang lain. 3.3 Kerangka Pemikiran Operasional Restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe merupakan salah satu bentuk usaha waralaba dan non waralaba yang memiliki manajemen usaha yang harus mampu mengelola aspek biaya maupun keuntungan. Sistem kedua usaha tersebut berbeda yang akan menyebabkan KFC Taman Topi dan Rahat cafe memiliki keuntungan dan struktur biaya yang berbeda. Untuk itu dalam penelitian ini perlu dianalisis keuntungan bisnis di kedua rumah makan tersebut. Sistem waralaba memiliki risiko yang mudah diminimalisir daripada non waralaba karena pewaralaba sudah menyediakan segala sesuatu untuk mendukung investor (terwaralaba) termasuk survei, metode marketing dan promosi, perizinan, bahan baku, manajemen, standar kerja/SOP, desain interior, dan lain sebagainya sehingga keuntungan yang didapat lebih besar karena adanya keberhasilan target penjualan tiap harinya meningkat. Sedangkan non waralaba merupakan usaha yang berdiri sendiri dengan modal sendiri sehingga risiko yang ditanggung lebih besar. Namun, tidak menutup kemungkinaan usaha yang dijalankan mendapatkan keuntungan yang lebih besar akibat biaya operasional yang dikeluarkan kecil dibandingkan waralaba, misalnya juga dengan membuka banyak cabang dan sistem keuangan yang dijalankan baik maka keuntungan yang diperoleh besar. Selain itu juga, perlu melakukan analisis strategi pengembangan usaha agar KFC maupun Rahat cafe mampu mempertahankan dan terus meningkatkan pengembangan bisnisnya. Analisis keuntungan akan dilakukan dengan konsep rasio profitabilitas dan rentabilitas. Dalam analisis keuntungan bisnis di KFC Taman Topi dan Rahat cafe akan diketahui berapa keuntungan perusahaan, yakni dengan melakukan analisis keuntungan pada seluruh jenis produk dalam satu tahun terakhir. Hasil yang diperoleh dari analisis keuntungan ini akan dijadikan parameter kekuatan faktor internal perusahaan yakni dari segi keuangan bagi KFC dan Rahat itu sendiri dalam merumuskan strategi pengembangan usaha. Selanjutnya dari analisis keuntungan akan dilakukan analisis lingkungan perusahaan baik dari lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Lingkungan internal dan eksternal sangat penting dalam pengembangan suatu bisnis. Lingkungan eksternal pada hakikatnya kondisi lingkungan eksternal berada di luar kendali organisasi. Lingkungan eksternal disini diantaranya adalah: (1) Lingkungan jauh yang terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, dan teknologi; (2) Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman dari produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh pemerintah, serikat pekerja, dan lainnya. Sedangkan lingkungan internal diantaranya adalah pendekatan fungsional yang terdiri atas pemasaran, keuangan, operasi, SDM, dan sistem informasi manajemen. Dalam mendapatkan strategi pengembangan usaha yang tepat sesuai dengan tujuan, terlebih dahulu restoran KFC Taman Topi maupun Rahat cafe mengetahui kekuatan dan kelemahan, peluang serta ancaman. Setelah menganalisis faktor eksternal dan internalnya, maka apabila ingin melihat suatu strategi pengembangan usaha yang baik, maka perlu mengetahui analisis matriks IFE, EFE, IE, SWOT maupun QSPM. Restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe walaupun berbeda jenis usahanya tetapi kedua usaha tersebut memiliki keunggulan dan memiliki pelanggan masing-masing pada pangsa pasarnya tersendiri sehingga kedua usaha ini memiliki pesaing dengan usaha sejenis, maka dapat memberikan pengaruh terhadap biaya dan keuntungan yang diterima. Dengan demikian, penelitian ini juga akan menganalisis struktur biaya dan keuntungan. Kerangka pemikiran operasional pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Persaingan usaha restoran dan cafe antar perusahaan sejenis (produk, pelayanan, dan lain-lain) Risiko waralaba mudah diminimalisir dan risiko yang ditanggung non waralaba lebih besar Perbandingan lingkungan internal dan eksternal waralaba lebih besar dibandingkan non waralaba dalam meningkatkan strategi pengembangan bisnisnya Analisis keuntungan Analisis rasio profitabilitas Pengembangan usaha Analisis rasio rentabilitas Lingkungan Internal Lingkungan Eksternal Matriks IFE Matriks EFE SWOT QSPM Analisis Prioritas Alternatif Strategi KFC Taman Topi dan Rahat cafe BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kedua tempat usaha di kota Bogor, yaitu KFC Taman Topi dan Rahat cafe. KFC Taman Topi berlokasi di Jalan Kapten Muslihat dan Rahat cafe berlokasi di Jalan Malabar, samping Pangrango Plaza. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) bahwa keduanya berlokasi di area yang berbeda. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September sampai Desember 2009. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan pimpinan pusat manajer pemasaran, manajer restoran, pesaing perusahaan, dan konsumen KFC Taman Topi, manajer Rahat cafe serta konsumen Rahat cafe itu sendiri. Selain dengan wawancara, penelitian dilakukan dengan cara survei dan panduan kuesioner untuk menanyakan biaya, keuntungan, IFE dan EFE, analisis SWOT maupun QSPM yang ditujukan kepada responden yang sudah ditentukan secara sengaja (purposive). Sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur yang terkait seperti penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistik Kota Bogor, LSI IPB, berbagai situs internet dan bahan pustaka lain yang relevan. 4.3 Metode Pengumpulan Data Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dengan metode purposive sampling. Teknik purposive sampling digunakan karena kajian penelitian ini adalah membahas tentang analisis keuntungan dan perumusan strategi kebijakan perusahaan, sehingga penentuan responden menggunakan pihak-pihak internal perusahaan (pimpinan dan manajer), dan juga pihak eksternal yang memiliki pengaruh besar terhadap perusahaan yaitu California Fried Chicken (CFC) sebagai pesaing yang lokasi usahanya berdekatan dengan KFC Taman Topi, dan konsumen KFC Taman Topi serta pesaing Rahat yaitu Kebun Kita yang lokasinya juga tidak begitu jauh dari Rahat cafe dan konsumen Rahat cafe. Dalam wawancara dengan konsumen, peneliti mengambil 20 responden yang terdiri dari 10 konsumen KFC Taman Topi dan 10 konsumen Rahat cafe yang bersedia untuk diwawancarai. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode pengolahan data yang digunakan untuk menjawab tujuan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Metode Analisis Data Berdasarkan Tujuan Penelitian No Tujuan Penelitian 1. Membandingkan keuntungan antara restoran ayam goreng KFC Taman Topi dan Rahat cafe. 2. Menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi oleh KFC Taman Topi dan Rahat cafe. Merumuskan alternatif strategi • Tahap masukan pengembangan usaha terbaik (Identifikasi faktor dengan memperhatikan internal dan lingkungan perusahaan di KFC eksternal Taman Topi dan Rahat cafe. perusahaan, pemberian bobot faktor, pemberian rating, dan perkalian bobot dan rating) • Tahap pencocokan • Tahap keputusan 3. Data Jenis Sumber Biaya tetap dan Survei Biaya variabel, penjualan periode November 2008 Oktober 2009 dan periode Desember 2008 - Desember 2009 Identifikasi faktor Survei lingkungan internal dan eksternal usaha Metode Analisis Analisis laba EBIT, EBT, EAT, Analisis rasio profitabilitas, dan rentabilitas Faktor strategis internal dan eksternal Analisis matriks IFE dan EFE, IE, SWOT serta QSPM Analisis matriks IFE dan EFE 4.4.1 Analisis Struktur Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi, yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya-biaya yang dianalisis dalam usaha ini adalah biaya tetap dan biaya variabel. a. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang penggunaannya tidak habis dalam satu masa produksi. Besarnya biaya tetap tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan tetap harus dikeluarkan walaupun tidak ada produksi. Komponen biaya tetap pada umumnya adalah biaya penyusutan investasi, gaji karyawan, abodemen listrik, abodemen telepon, pajak penghasilan, profit sharing, gas elpiji, gas alam, steroform, kantong plastik, kardus/tempat membungkus produk take away, dan lain-lain. b. Biaya Variabel (variable cost) yaitu biaya yang besar kecilnya sangat tergantung kepada biaya skala usaha produksi. Komponen biaya variabel pada umumnya adalah pembelian bahan baku, sewa tempat, biaya listrik, biaya telepon, biaya air, dan lain-lain. Struktur biaya tersebut terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Metode perhitungan struktur biaya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Struktur Biaya Pada Restoran KFC Taman Topi dan Rahat Cafe Keterangan Biaya Tetap: - Biaya penyusutan investasi - Gaji karyawan - Abodemen telepon - Abodemen listrik - Pajak penghasilan - Profit sharing - Gas elpiji - Gas alam - Steroform - dll Total Biaya Tetap Biaya Variabel: - Pembelian bahan baku - Sewa tempat - Biaya listrik - Biaya telepon - Biaya air - dll Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Nilai (Rp) 4.4.2 Analisis Keuntungan Earning Before Interest Tax (EBIT), Earning Before Tax (EBT), dan Earning After Tax (EAT) Analisis keuntungan EBIT, EBT, dan EAT adalah tahap awal yang harus dilakukan sebelum melakukan analisis rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas. Analisis keuntungan EBIT, EBT, dan EAT diperoleh dari laporan laba rugi perusahaan. Analisis EBIT dilakukan dalam menganalisis seberapa besar keuntungan yang dihasilkan sebelum dikurangi biaya bunga dan pajak. Analisis EBT (keuntungan kotor) dilakukan dalam menganalisis seberapa besar keuntungan yang dihasilkan sebelum dikurangi biaya pajak. Sedangkan analisis EAT (keuntungan bersih) merupakan kegiatan menganalisis seberapa besar keuntungan yang dihasilkan setelah dikurangi biaya pajak. Rumus EBIT, EBT, dan EAT diperoleh sebagai berikut: • EBIT = Penerimaan Penjualan – Biaya Penjualan • EBT = EBIT – Beban Bunga • EAT = EBT – Beban Pajak 4.4.3 Analisis Rasio Profitabilitas Pada penelitian ini menggunakan analisis rasio profitabilitas penjualan yang terdiri dari marjin laba operasi dan marjin laba bersih. 1. Marjin Laba Operasi Marjin laba operasi merupakan salah satu parameter informasi akuntansi diferensial dalam perencanaan jangka pendek. Informasi yang diperoleh dari marjin laba operasi adalah untuk mengetahui besarnya rasio profitabilitas sebelum dikurangi bunga dan pajak terhadap penjualan. Rumus marjin laba operasi adalah sebagai berikut: EBIT x 100% Penjualan 2. Marjin Laba Bersih Marjin laba bersih merupakan parameter informasi akuntasi diiferensial dalam perencanaan jangka pendek. Informasi yang diperoleh dari marjin laba bersih adalah untuk mengetahui apakah manajemen telah bekerja secara efisien (produksi dan penjualan). Semakin besar rasio marjin laba bersih menunjukkan bahwa manajemen telah bekerja dengan efisien. Rumus marjin laba bersih adalah sebagai berikut: x 100% EAT Penjualan 4.4.4 Analisis Rasio Rentabilitas Rentabilitas diukur dari rasio rentabilitas modal sendiri yang biasa dikenal dengan Return on Stockholders Equity (ROE). Rentabilitas modal sendiri artinya setiap satu satuan (Rp) yang dikeluarkan dari modal sendiri menghasilkan laba bersih sebesar yang diperoleh. Tujuan dari menganalisis ROE adalah untuk melihat kekuatan perusahaan dalam menciptakan daya tarik investasi di masa mendatang. Rumus dari ROE adalah sebagai berikut : x 10% EAT Modal sendiri Tabel 5. Data Keuntungan Pada Restoran KFC Taman Topi dan Rahat Cafe No. Keterangan A. B. 1. 2. 3. Penerimaan Penjualan Biaya Tetap Biaya penyusutan investasi Gaji karyawan Abodemen telepon, dll Total Biaya Tetap Biaya Variabel Pembelian bahan baku Sewa tempat Biaya listrik Biaya telepon Biaya air, dll Total Biaya Variabel EBIT EBT EAT Marjin Laba Operasi Marjin Laba Bersih ROE C. 1. 2. 3. 4. 5. D. E. F. G. H. I. J. Satuan Jumlah Harga Per Satuan (Rp) Total (Rp) 4.4.5 Analisis Deskriptif Analisis deskriptif bertujuan untuk mendefinisikan visi, misi, dan tujuan perusahaan, karakteristik produk yang dihasilkan, tingkat pencapaian target penjualan yang diharapkan, kegiatan pemasaran, sumberdaya manusia, produksi dan operasi, keuangan dan akuntansi, serta teknologi yang digunakan perusahaan. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan kondisi rill perusahaan. 4.4.6 Analisis Tiga Tahap Formulasi Strategi Proses perumusan strategi pada kerangka tiga tahap formulasi strategi yang terdiri dari tahap masukan (input), tahap pencocokan, dan tahap keputusan. Analisis tiga tahap formulasi strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis lingkungan internal dan eksternal (IFE dan EFE), analisis IE, analisis SWOT, dan analisis QSPM. 4.4.6.1 Tahap Masukan (Input) Tahap input melalui proses analisis faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi perusahaan. Analisis internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis ini akan disajikan dalam matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Analisis eksternal dilakukan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Secara ringkas disajikan dalam matriks External Factor Evaluation (EFE). Matriks IFE digunakan untuk menganalisis faktor-faktor internal perusahaan yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting. Data dan informasi aspek internal perusahaan dapat digali dari beberapa fungsional perusahaan, misalnya dari aspek manajemen, keuangan, SDM, pemasaran, sistem informasi, dan produksi/operasi. Lima langkah dalam pengembangan matriks IFE (David, 2000): 1. Buatlah daftar critical success factors untuk aspek internal kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses). 2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. 3. Beri rating (nilai) antara 1 sampai 4 bagi masing-masing faktor yang memiliki nilai: 1 = sangat lemah, 2 = tidak begitu lemah, 3 = cukup kuat, 4 = sangat kuat, Jadi, rating mengacu pada kondisi perusahaan, sedangkan bobot mengacu pada industri dimana perusahaan berada. 4. Kalikan antara bobot dan rating dari masing-masing faktor untuk menentukan nilai skornya. 5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Nilai rata-rata adalah 2,5. Jika nilainya di bawah 2,5 menandakan bahwa secara internal, perusahaan adalah lemah, sedangkan nilai yang berada di atas 2,5 menunjukkan posisi internal yang kuat. Seperti halnya pada matriks EFE, matriks IFE terdiri dari cukup banyak faktor. Jumlah faktor-faktornya tidak berdampak pada jumlah bobot karena ia selalu berjumlah 1,0. Penentuan bobot setiap variabel pada kolom menggunakan skala 1, 2, dan 3. Skala yang digunakan menunjukkan: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal Tabel 6. Penilaian Bobot Faktor Internal Perusahaan Faktor Strategis Internal A B C D ... Total A B C D ... Total D ... Total Sumber: David, 2000 Tabel 7. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan Faktor Strategis Eksternal A B C D ... Total Sumber: David, 2000 A B C Selanjutnya bobot setiap variabel diperoleh dengan menentukan nilai setiap variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus: ai = Xi n ∑ Xi i =1 Keterangan: ai = Bobot variabel ke-i Xi = Nilai variabel ke-i i = 1,2,3,...,n n = Jumlah variabel Tabel 8. Matriks IFE Faktor-faktor internal Kekuatan: 1 ... 10 Kelemahan: 1 ... 10 Total Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Sumber: David, 2000 Matriks EFE digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal perusahaan. Data eksternal dikumpulkan untuk menganalisis hal-hal menyangkut persoalan ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, persaingan di pasar industri dimana perusahaan berada, serta data eksternal relevan lainnya. Hal ini penting karena faktor eksternal berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahaan. Tahapan kerja pada matriks EFE (David, 2000): 1. Buatlah daftar critical success factors (faktor-faktor utama yang mempunyai dampak penting pada kesuksesan atau kegagalan usaha) untuk aspek eksternal yang mencakup perihal opportunities (peluang) dan threats (ancaman) bagi perusahaan. 2. Tentukan bobot (weight) dari critical success factors tadi dengan skala yang lebih tinggi bagi yang berprestasi tinggi dan begitu pula sebaliknya. Jumlah seluruh bobot harus sebesar 1,0. Nilai bobot dicari dan dihitung berdasarkan rata-rata industrinya. 3. Tentukan rating setiap critical success factors antara 1 sampai 4, dimana: 1 = di bawah rata-rata, 2 = rata-rata, 3 = di atas rata-rata, 4 = sangat bagus, Rating ditentukan berdasarkan efektivitas strategi perusahaan. Dengan demikian, nilainya didasarkan pada kondisi perusahaann. 4. Kalikan nilai bobot dengan nilai rating-nya untuk mendapatkan skor semua critical success factors. 5. Jumlahkan semua skor untuk mendapatkan skor total bagi perusahaan yang dinilai. Skor total 4,0 mengindikasikan bahwa perusahaan merespon dengan cara yang luar biasa terhadap peluang-peluang yang ada dan menghindari ancaman-ancaman di pasar industrinya. Sementara itu, skor total sebesar 1,0 menunjukkan bahwa perusahaan tidak memanfaatkan peluang-peluang yang ada atau tidak menghindari ancaman-ancaman eksternal. Tabel 9. Matriks EFE Faktor-faktor eksternal Peluang: 1 ... 10 Ancaman: 1 ... 10 Total Bobot Rating Skor (Bobot x Rating) Sumber: David, 2000 4.4.6.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk mencocokan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang didapatkan pada tahap input. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk tahap pencocokan adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks Strength-Weakness-Opportunity-Threat (SWOT). 1. Analisis Matriks IE (Internal-External Matrix) Tahap ini merupakan tahap pencocokan dengan memasukkan hasil pembobotan matriks EFE dan IFE ke dalam matriks IE. Hal ini bertujuan untuk memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE merupakan hasil penggabungan antara matriks IFE dan matriks EFE ke dalam matriks yang terdiri atas sembilan sel. Skor Total IFE Kuat 3,0-4,0 Tinggi 3,0-4,0 I II Lemah 1,0-1,99 1,0 III Sedang 2,0-2,99 IV V VI Rendah VII VIII IX 4,0 Skor Total EFE Rata-rata 2,0-2,99 3,0 2,0 1,0-1,99 Gambar 2. Model Matriks IE (David, 2000) IE matrix terdiri atas dua dimensi, yaitu total skor dari IFE matrix pada sumbu X dan total skor dari EFE matrix pada sumbu Y. Pada sumbu X dari IE matrix, skornya ada tiga yaitu skor 1,0-1,99 menyatakan bahwa posisi internal adalah lemah, skor 2,0-2,99 posisinya adalah rata-rata, dan skor 3,0-4,0 adalah kuat. Dengan cara yang sama, pada sumbu Y yang dipakai untuk EFE matrix, skor 1,0-1,99 adalah rendah, skor 2,0-2,99 adalah sedang, dan skor 3,0-4,0 adalah tinggi. IE matrix memiliki tiga implikasi utama yang mempunyai dampak strategi berbeda, yaitu: 1. Divisi yang masuk dalam sel I, II, atau IV dapat disebut tumbuh dan membangun. Strategi intensif seperti penetrasi pasar, pengembangan pasar atau pengembangan produk, dan strategi terintegrasi seperti integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal. 2. Divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII paling baik dikendalikan dengan strategi-strategi pertahankan dan pelihara. Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. 3. Divisi yang masuk ke dalam sel VI, VIII, atau IX dapat menggunakan strategi panen atau divestasi. Perusahaan yang dianggap paling sukses adalah perusahaan yang mampu menghasilkan bisnis yang berada pada sel I. 2. Matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunity-Threat) Matriks SWOT merupakan alat pencocokan yang digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahan. Matriks ini menggambarkan bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Analisis SWOT ini penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi. Keempat strategi yang dimaksud adalah: 1. Strategi SO (Strength-Opportunity). Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-peluang yang ada di luar perusahaan (eksternal) 2. Strategi WO memperkecil (Weakness-Opportunity). kelemahan-kelemahan Strategi internal ini bertujuan perusahaan untuk dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. 3. Strategi ST (Strength-Threat). Melalui strategi ini perusahaan berusaha untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal. 4. Strategi WT (Weakness-Threat). Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Delapan tahap dalam penentuan strategi dibangun melalui matriks SWOT. Tahapan yang dimaksud adalah: 1. Membuat daftar peluang eksternal perusahaan. 2. Membuat daftar ancaman eksternal perusahaan. 3. Membuat daftar kekuatan kunci internal perusahaan. 4. Membuat daftar kelemahan kunci internal perusahaan. 5. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi SO. 6. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan peluang-peluang eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WO. 7. Mencocokkan kekuatan-kekuatan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi ST. 8. Mencocokkan kelemahan-kelemahan internal dan ancaman-ancaman eksternal dan kemudian dicatat hasilnya dalam sel strategi WT. Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang-O Daftar Peluang Ancaman-T Daftar Ancaman Kekuatan-S Daftar Kekuatan Kelemahan-W Daftar Kelemahan Strategi SO Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi ST Gunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi WO Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang Strategi WT Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Gambar 3. Matriks SWOT Sumber: David (2000) 4.4.6.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi terbaik yang akan dijalankan perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix). Langkahlangkah dalam pengembangan QSPM menurut David (2000) adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar peluang, ancaman, kekuatan, dan kelemahan perusahaan di kolom sebelah kiri QSPM. Informasi ini diambil dari EFE Matrix dan IFE Matrix. Minimal sepuluh external critical success factors dan sepuluh internal critical success factors dimasukkan ke dalam QSPM. 2. Memberikan bobot pada masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Bobot ini sama dengan yang ada di EFE Matrix dan IFE Matrix. 3. Meneliti matriks-matriks pada langkah 2 dan identifikasikan strategi alternatif yang pelaksanaannya harus dipertimbangkan perusahaan. Mencatat strategistrategi ini di bagian atas baris QSPM. Setelah itu, mengelompokkan strategistrategi tersebut ke dalam kesatuan yang mutually exclusive jika memungkinkan. 4. Menentukan Attractiveness Score (AS) atau nilai daya tarik. AS ditetapkan dengan cara meneliti masing-masing faktor sukses eksternal dan internal. Tentukan bagaimana peran dari tiap faktor dalam proses pemilihan strategi yang sedang dibuat. Jika peran dari faktor tersebut adalah besar, maka strategistrateginya harus dibandingkan relatif pada faktor utama itu. Secara terinci, nilai AS harus ada pada masing-masing strategi untuk menunjukkan kemenarikan relatif dari satu strategi terhadap strategi lainnya. Batasan nilai AS adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, dan 4 = sangat menarik. 5. Menghitung jumlah AS. Jumlah AS didapat dari perkalian bobot (langkah 2) dengan AS (langkah 4) pada masing-masing baris. Jumlah AS menunjukkan daya tarik relatif dari masing-masing alternatif strategi. 6. Menghitung Sum Total Attractiveness Score (TAS) atau total nilai daya tarik. Menjumlahkan semua TAS pada masing-masing kolom QSPM. Dari beberapa nilai TAS yang didapat, nilai TAS dari alternatif strategi yang tertinggi yang menunjukkan bahwa alternatif strategi itu yang menjadi pilihan utama. Nilai TAS terkecil menunjukkan bahwa alternatif strategi ini menjadi pilihan terakhir. Matriks QSPM dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) Faktor Utama Faktor Eksternal Faktor Internal Total Sumber: David, 2000 Bobot 1.000 Strategi 1 AS TAS Strategi 2 AS TAS Strategi 3 AS TAS BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Keuntungan Pada Restoran KFC Taman Topi Bogor Analisis keuntungan yang dilakukan menggunakan konsep rasio profitabilitas dan konsep rentabilitas. Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas didasarkan oleh hasil data perhitungan laporan laba rugi restoran KFC Taman Topi. Pada analisis laporan laba rugi ini, produk yang dianalisis adalah semua produk yang dijual di KFC Taman Topi dan biaya yang dikeluarkan oleh restoran terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan seperti biaya penyusutan investasi, gaji tenaga kerja, profit sharing, gas elpiji, kardus/tempat membungkus produk take away, kantong plastik, dan lain-lain. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan seperti biaya pembelian bahan baku (ayam, bumbu masak, minyak goreng, beras, saos sambal dan saos tomat, dan lain-lain), biaya listrik, biaya telepon, dan biaya air. Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas juga ditujukan untuk keseluruhan dari kategori produk di KFC. Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas biasanya digunakan untuk melihat keuntungan dan kinerja manajemen perusahaan dalam hal penjualan untuk semua produk yang dijual. Data keuntungan yang dianalisis adalah data penjualan restoran KFC Taman Topi periode November 2008 – Oktober 2009. Dibawah ini disajikan Tabel 11. yaitu hasil analisis keuntungan berdasarkan laporan laba rugi restoran KFC Taman Topi periode November 2008 – Oktober 2009. Tabel 11. Keuntungan Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 Parameter EBIT* Bunga EBT** Pajak EAT*** Keuntungan (Rp) Restoran KFC Taman Topi 740.155.200 0 740.155.200 74.087.244 666.067.956 Keterangan : * Keuntungan Sebelum Bunga dan Pajak ** Keuntungan Sebelum Pajak *** Keuntungan Setelah Pajak Tabel 11. menunjukkan keuntungan yang diperoleh restoran KFC Taman Topi selama periode satu tahun. Hasil EBIT sebesar Rp. 740.155.200, EBT yang diperoleh sama dengan hasil EBIT karena restoran KFC Taman Topi dalam memodali usahanya menggunanakan modal yang diberikan oleh kantor pusat KFC kepada setiap store dan tidak melakukan pinjaman pada pihak Bank atau badan perkreditan lainnya untuk pendanaan membuka store karena diperoleh dari dana omset yang ada. Sedangkan hasil EAT yang diperoleh sebesar Rp. 666.067.956. Setelah melakukan analisis keuntungan yang terdiri dari EBIT, EBT, EAT yang didasarkan atas laporan laba rugi perusahaan, selanjutnya dilakukan analisis rasio keuntungan. Analisis rasio keuntungan yang digunakan sebagai parameter keuangan restoran KFC Taman Topi adalah rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas terdiri dari marjin laba operasi dan marjin laba bersih. Rasio rentabilitas yang dianalisis adalah rentabilitas modal sendiri atau yang biasa disebut ROE. Hasil analisis rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas dari restoran KFC Taman Topi disajikan dalam Tabel 12. Tabel 12. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 Parameter Marjin Laba Operasi Marjin Laba Bersih ROE Rasio (Persen) Restoran KFC Taman Topi 10 9 27 Tabel 12. menunjukkan hasil analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas pada restoran KFC Taman Topi sudah baik karena terjadi perubahan peningkatan hasil penerimaan penjualan lebih besar tiap harinya yang dikarenakan juga jumlah penduduk yang semakin meningkat sehingga cenderung untuk mencari makanan cepat saji di luar rumah. Hasil analisis rasio marjin laba operasi menunjukkan bahwa hasil keuntungan yang diperoleh sebelum biaya pajak dan bunga terhadap penjualan adalah sebesar 10 persen. Hasil analisis rasio marjin laba bersih yang merupakan rasio keuntungan setelah biaya pajak terhadap penjualan perusahaan menunjukkan hasil sebesar 9 persen. Hasil analisis rasio marjin laba bersih pada restoran KFC Taman Topi di Bogor, menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah bekerja secara efisien dalam kegiatan produksi dan penjualan. Hasil analisis rasio rentabilitas, ditunjukkan oleh nilai ROE sebesar 27 persen. Hasil ROE tersebut menunjukkan rasio yang baik, artinya terjadi peningkatan modal sendiri satu persen akan meningkatkan EAT sebesar 27 persen. 5.1.1 Analisis Struktur Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya-biaya yang dianalisis dalam restoran KFC Taman Topi adalah biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan analisis struktur biaya dapat dilihat pada Tabel 13. 5.1.2 Analisis Keuntungan Analisis keuntungan merupakan hasil penerimaan penjualan yang di dalam analisis keuntungan ini terdiri dari laporan rugi laba, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan laporan rugi laba juga dipengaruhi oleh adanya biaya penyusutan investasi. Investasi merupakan suatu barang atau jasa yang nilainya tidak akan habis dalam satu tahun dan dapat dipakai bertahun-tahun. Jenis-jenis investasi dan penyusutan dapat dilihat pada Tabel 13. berikut: Tabel 13. Struktur Biaya Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 - Oktober 2009 Keterangan Nilai (Rp) Biaya Tetap: Biaya penyusutan investasi Gaji karyawan Gas elpiji Kardus/tempat membungkus produk take away Kantong plastik Provit sharing Total Biaya Tetap Biaya Variabel: Pembelian bahan baku Biaya listrik Biaya telepon Biaya air Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) 37.249.200 576.720.000 540.000.000 36.000.000 27.000.000 30.000.000 1.246.969.200 5.313.600.000 60.000.000 36.000.000 12.000.000 5.421.600.000 6.668.569.200 Berdasarkan hasil Tabel 13. di atas, didapatkan total biaya tetap sebesar Rp. 1.246.969.200, total biaya variabel sebesar Rp. 5.421.600.000 serta keseluruhan jumlah total biaya tetap dan variabel sebesar Rp. 6.668.569.200. Tabel 14. Jenis-jenis Investasi dan Penyusutan dalam Analisis Keuntungan di Restoran KFC Taman Topi Bogor No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. Uraian Unit Display holding 1 cabinet Chiller 1 Freezer 1 AC 2 Televisi flat 2 Condiment bar 2 Service station 1 Tempat cuci 2 tangan Meja dan kursi 8 Sofa 5 Fryer 3 Selang gas 1 Wajan 1 Panci 3 Tabung gas 5 Breading table 1 Holding cabinet. 2 Peralatan makan 1.500 Jumlah Harga Beli/Investasi (Rp) 28.000.000 Nilai Sisa (Rp) 2.800.000 Umur Penyusutan Teknis (Rp) (Thn) 10 2.520.000 32.000.000 32.000.000 10.000.000 14.000.000 22.000.000 7.500.000 30.000.000 3.200.000 3.200.000 1.000.000 1.400.000 2.200.000 750.000 3.000.000 10 10 5 10 10 5 10 2.880.000 2.880.000 1.800.000 1.260.000 1.980.000 1.350.000 2.700.000 6.000.000 30.000.000 120.000.000 150.000 50.000 240.000 1.000.000 17.000.000 36.000.000 10.000.000 395.940.000 600.000 3.000.000 12.000.000 15.000 5.000 24.000 100.000 1.700.000 3.600.000 1.000.000 10 10 10 5 5 5 10 10 10 10 540.000 2.700.000 10.800.000 27.000 9.000 43.200 90.000 1.530.000 3.240.000 900.000 37.249.200 Berdasarkan Tabel 14. di atas, restoran KFC Taman Topi memiliki total harga beli/investasi awal sebesar Rp. 395.940.000 kemudian mengalami penyusutan sebesar Rp. 37.249.200. Biaya penyusutan investasi ini dihitung dari harga beli/investasi masing-masing barang dikalikan 10 persen dan didapatkan hasil nilai sisa kemudian harga beli/investasi dikurangi dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur teknis, maka didapatkan hasil penyusutannya. Sedangkan untuk analisis keuntungan pada restoran KFC Taman Topi dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Analisis Keuntungan Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 - Oktober 2009 No. A B C D E F G H I J Keterangan Penerimaan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (B + C) EBIT EBT EAT Marjin Laba Operasi (%) Marjin Laba Bersih (%) ROE (%) Total (Rp) 7.408.724.400 1.246.969.200 5.421.600.000 6.668.569.200 740.155.200 740.155.200 666.067.956 10 9 27 Tabel 15. menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh restoran KFC Taman Topi selama satu tahun sebesar Rp. 7.408.724.400. Nilai penjualan di KFC Taman Topi berfluktuatif tiap harinya tergantung dari banyaknya jumlah konsumen yang datang. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh restoran KFC Taman Topi terdiri dari biaya penyusutan investasi, gaji karyawan, profit sharing, gas elpiji, kardus/pembungkus produk take away, dan kantong plastik dengan nilai sebesar Rp. 1.246.969.200. Untuk biaya pembelian ayam disesuaikan dengan kebutuhan ayam goreng yang diperlukan seminggu dua kali. Selain biaya tetap, KFC Taman Topi juga memperhitungkan biaya variabel yang terdiri dari pembelian bahan baku seperti ayam, bumbu masak, minyak goreng, saos sambal dan saos tomat, beras, biaya listrik, biaya telepon, biaya air, dan lain-lain. Nilai biaya variabel ini sebesar Rp. 5.421.600.000. Biaya penyusutan investasi ini terdiri dari display holding cabinet, chiller, freezer, AC, televisi flat, condiment bar, service station, tempat cuci tangan, meja dan kursi, sofa, fryer, selang gas, wajan, panci, tabung gas, breading table, holding cabinet, dan peralatan makan. 5.2 Analisis Keuntungan Pada Rahat Cafe Bogor Analisis yang dilakukan menggunakan konsep rasio profitabilitas dan konsep rentabilitas. Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas didasarkan oleh hasil data perhitungan laporan laba rugi Rahat cafe. Pada analisis laporan laba rugi, produk yang dianalisis adalah semua produk yang dijual di Rahat cafe dan biaya yang dikeluarkan oleh cafe ini terdiri dari biaya tetap dan variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah meskipun output berubah, jumlahnya tidak tergantung atas besar kecilnya kuantitas produksi yang dilaksanakan seperti biaya penyusutan investasi, sewa tempat, gaji tenaga kerja, abodemen listrik, abodemen telepon, gas elpiji, gas alam, steroform, dan kantong plastik “kresek”. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produksi yang dihasilkan seperti pembelian bahan baku (ayam, bumbu masak, sayuran, minyak goreng, beras, dan lain-lain), biaya listrik, biaya tetepon, biaya air (PAM). Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas juga dutujukan untuk keseluruhan dari kategori produk di Rahat. Analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas biasanya digunakan untuk melihat keuntungan dan kinerja manajemen perusahaan dalam hal penjualan untuk semua produk yang dijual. Data keuntungan yang dianalisis adalah data penjualan Rahat cafe periode Desember 2008 – Desember 2009. Dibawah ini disajikan Tabel 16. yaitu hasil analisis keuntungan berdasarkan laporan laba rugi Rahat cafe periode Desember 2008 – Desember 2009. Tabel 16. Keuntungan Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 Parameter EBIT* Bunga EBT** Pajak EAT*** Keuntungan (Rp) Rahat Cafe 48.612.000 4.861.200 43.750.800 1.093.770 42.657.030 Keterangan : * Keuntungan Sebelum Bunga dan Pajak ** Keuntungan Sebelum Pajak *** Keuntungan Setelah Pajak Tabel 16. di atas menunjukkan keuntungan yang diperoleh Rahat cafe selama periode satu tahun. Hasil EBIT sebesar Rp. 48.612.000, EBT sebesar Rp. 43.750.800, dan total EAT yang diperoleh sebesar Rp. 42.657.030 karena pendirian usaha cafe ini diperoleh dengan dana atau modal sendiri yang beban bunga dibayarkan kepada pihak investor dan pajak yang diberikan pihak Rahat kepada fakir miskin tiap setahun sekali. selain itu juga, Rahat tidak melakukan pinjaman pada pihak Bank atau badan perkreditan lainnya. Setelah melakukan analisis keuntungan yang terdiri dari EBIT, EBT, EAT yang didasarkan atas laporan laba rugi perusahaan, selanjutnya dilakukan analisis rasio keuntungan. Analisis rasio keuntungan yang digunakan sebagai parameter keuangan Rahat cafe adalah rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas. Rasio profitabilitas terdiri dari marjin laba operasi dan marjin laba bersih. Rasio rentabilitas yang dianalisis adalah rentabilitas modal sendiri atau yang biasa disebut ROE. Hasil analisis rasio profitabilitas dan rasio rentabilitas dari Rahat cafe disajikan dalam Tabel 17. Tabel 17. Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas Pada Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 Parameter Marjin Laba Operasi Marjin Laba Bersih ROE Rasio (Persen) Rahat Cafe 10 8 85 Tabel 17. menunjukkan hasil analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas pada Rahat cafe sudah baik. Hasil analisis rasio marjin laba operasi menunjukkan bahwa hasil keuntungan yang diperoleh sebelum biaya pajak dan bunga terhadap penjualan adalah sebesar 10 persen. Hasil analisis rasio marjin laba bersih yang merupakan rasio keuntungan setelah biaya pajak terhadap penjualan perusahaan menunjukkan hasil sebesar 8 persen. Hasil analisis rasio marjin laba bersih pada Rahat cafe dibandingkan restoran KFC Taman Topi terjadi perbedaan sedikit yaitu sebesar satu persen dari marjin laba bersih masing-masing. Namun, menunjukkan bahwa manajemen Rahat cafe juga cukup mampu bekerja secara efisien dalam kegiatan penjualan karena dari hari ke harinya menghasilkan peningkatan keuntungan yang cukup besar. Hasil analisis rasio rentabilitas, ditunjukkan oleh nilai ROE sebesar 85 persen. Hasil ROE tersebut menunjukkan rasio yang sangat baik, artinya terjadi peningkatan modal sendiri satu persen akan meningkatkan EAT sebesar 85 persen. 5.2.1 Analisis Struktur Biaya Biaya adalah semua pengorbanan yang perlu dilakukan untuk suatu proses produksi yang dinyatakan dengan satuan uang menurut harga pasar yang berlaku, baik yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi. Biaya-biaya yang dianalisis dalam Rahat cafe adalah biaya tetap dan biaya variabel. Berdasarkan analisis struktur biaya dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel 18. Struktur Biaya Pada Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 Keterangan Biaya Tetap: Biaya penyusutan investasi Sewa tempat Gaji tenaga kerja Abodemen listrik Abodemen telepon Gas elpiji Gas alam Steroform Kantong plastik ”kresek” Total Biaya Tetap Nilai (Rp) 5.204.700 36.000.000 86.400.000 1.000.000 240.000 20.120.000 4.200.000 1.200.000 1.320.000 155.684.700 Biaya Variabel: Pembelian bahan baku Biaya listrik Biaya telepon Biaya air (PAM) Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) 284.329.000 3.000.000 1.200.000 2.000.000 290.529.000 446.213.700 Berdasarkan hasil Tabel 18. di atas, didapatkan total biaya tetap sebesar Rp.155.684.700, total biaya variabel sebesar Rp. 290.529.000 dan keseluruhan jumlah total biaya tetap dan variabel sebesar Rp. 446.213.700. Rahat cafe memiliki total biaya variabel lebih besar dibandingkan dengan total biaya tetap karena jumlah input pembelian bahan baku yang digunakan lebih besar dari biaya listrik, telepon, dan air. Hal tersebut dikarenakan harga bahan baku seperti bumbu masak tiap harinya mengalami peningkatan karena harga bahan baku ditetapkan oleh pemerintah yang sewaktu-waktu bisa saja berubah, sedangkan biaya listrik, telepon maupun air tergantung dari pemakaian pemilik maupun karyawan cafe. Kedua biaya tersebut dipakai untuk menghitung analisis keuntungan, diantaranya EBIT, EBT, EAT, rasio profitabilitas, dan rasio rentabilitas. Rahat cafe memiliki banyak menu, mulai dari menu nasi timbel yang merupakan khas Indonesia, kontinental, dan menu sehat lainnya. Keseluruhan produk dianalisis dalam penelitian ini. Biaya sewa tempat di Rahat cafe setiap bulannya dibayarkan kepada pemilik lahan karena bangunan seperti cafe merupakan home industry (industri rumahan) sehingga biaya sewa lahan dan bangunan bukan milik sendiri, sedangkan pada restoran KFC Taman Topi dinamakan profit sharing karena store KFC membagi hasil keuntungan dengan pemilik lahan dari hasil penjualannya. Untuk biaya penyusutan investasi, Rahat cafe menggunakan peralatan yang cukup modern, namun penyusutan investasinya lebih kecil dibandingkan dengan usaha besar seperti restoran KFC. 5.2.2 Analisis Keuntungan Analisis keuntungan merupakan hasil penerimaan penjualan yang di dalam analisis keuntungan ini terdiri dari laporan rugi laba, yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Perhitungan laporan rugi laba juga dipengaruhi oleh adanya biaya penyusutan investasi. Investasi merupakan suatu barang atau jasa yang nilainya tidak akan habis dalam satu tahun dan dapat dipakai bertahun-tahun. Jenis-jenis investasi dan penyusutan dapat dilihat pada Tabel 19. berikut: Tabel 19. Jenis-jenis Investasi dan Penyusutan dalam Analisis Keuntungan di Rahat Cafe Bogor No. Unit Penyusutan (Rp) 50.000 25.000 30.000 Umur Teknis (Thn) 10 10 5 1. 2. 3. Kompor gas alam Kompor gas (besar) Wajan besar 2 buah 1 buah 3 buah Harga Beli/Investasi (Rp) 500.000 250.000 300.000 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Wajan kecil Pengaduk penggorengan Tabung gas Selang gas (3 meter) Panci Meja dan kursi Peralatan makan: - Piring 1 lusin: Rp. 400.000 - Gelas 1 lusin: Rp. 250.000 - Sendok dan garpu 1 lusin: Rp. 35.000 Kulkas Freezer Jumlah 3 buah 6 buah 1 buah 1 buah 6 buah 6 set 90.000 180.000 120.000 90.000 300.000 5.000.000 9.000 18.000 12.000 9.000 30.000 500.000 5 2 10 5 5 10 16.200 81.000 10.800 16.200 54.000 450.000 10 lusin 4.000.000 400.000 2 1.800.000 10 lusin 2.500.000 250.000 2 1.125.000 50 lusin 1.750.000 175.000 5 315.000 2 buah 3 buah 6.000.000 7.500.000 28.580.000 600.000 750.000 10 10 540.000 675.000 5.204.700 11. 12. Uraian Nilai Sisa (Rp) 45.000 22.500 54.000 Berdasarkan Tabel 19. Rahat cafe memiliki total harga beli/investasi awal sebesar Rp. 28.580.000 kemudian mengalami penyusutan sebesar Rp. 5.204.700. Biaya penyusutan investasi ini dihitung dari harga beli/investasi masing-masing barang dikalikan 10 persen dan didapatkan hasil nilai sisa kemudian harga beli/investasi dikurangi dengan nilai sisa dan dibagi dengan umur teknis, maka didapatkan hasil penyusutannya. Sedangkan untuk analisis pendapatan ayam goreng pada rahat cafe dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Analisis Keuntungan Rahat Cafe Bogor Periode Desember 2008 – Desember 2009 No. A B C D E F G H I J Keterangan Penerimaan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (B + C) EBIT EBT EAT Marjin Laba Operasi (%) Marjin Laba Bersih (%) ROE (%) Total (Rp) 494.825.700 155.684.700 290.529.000 446.213.700 48.612.000 43.750.800 42.657.030 10 8 85 Tabel 20. menunjukkan bahwa penerimaan yang diperoleh Rahat cafe dari penjualan semua produk selama satu tahun sebesar Rp. 494.825.700. Nilai penjualan produk di Rahat cafe berfluktuatif tiap harinya tergantung dari banyaknya jumlah konsumen yang datang. Biaya tetap yang dikeluarkan oleh Rahat cafe sebesar Rp. 155.684.700. Selain biaya tetap, Rahat cafe juga memperhitungkan biaya variabel sebesar Rp. 290.529.000. Biaya penyusutan investasi ini terdiri dari kompor gas alam, kompor gas, wajan besar, wajan kecil, pengaduk penggorengan, tabung gas, selang gas, panci, meja dan kursi, peralatan makan (piring, gelas, sendok dan garpu), kulkas serta freezer dengan total penyusutan sebesar Rp. 5.204.700. Pada Tabel 15. dan Tabel 20. analisis keuntungan, rasio profitabilitas dan rentabilitas adalah restoran KFC Taman Topi memilki beban pajak dan Rahat cafe memiliki beban bunga yang dibayarkan kepada investor yang menanamkan modal sebesar 10 persen dari tiap penjualan dan pajak yang diberikan bukan kepada pemerintah melainkan kepada fakir miskin yang berada di sekitar lingkungan Rahat cafe. Nilai ROE lebih besar dibandingkan dengan KFC Taman Topi dikarenakan Rahat cafe merupakan perusahaan kecil sehingga biaya operasional yang dikeluarkan kecil dibandingkan dengan restoran KFC Taman Topi. Selain itu, Rahat cafe sebagai home industry yang lahan dan bangunan bukan milik sendiri melainkan sewa kepada pemilik lahan dan bangunan. Sedangkan untuk KFC Taman Topi, lokasi usaha yang cukup strategis dan nama KFC yang sudah dikenal masyarakat, maka KFC tidak pernah sepi pengunjung dan konsumen cenderung lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan siap saji di KFC karena harga produk cukup terjangkau dan praktis. Restoran KFC Taman Topi juga memiliki kekuatan tawar-menawar pemasok yang cukup kuat. Pada umumnya konsumen yang datang ke KFC Taman Topi berasal dari wilayah kota Bogor dan sekitar lokasi KFC Taman Topi karena lokasinya yang strategis dan dekat dengan ruko-ruko pembelanjaan, sehingga konsumen tidak hanya berbelanja namun juga bisa beristirahat untuk makan, informasi ini diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen. Restoran KFC Taman Topi mengeluarkan modal lebih besar dibandingkan dengan Rahat cafe, sehingga keuntungan yang diperoleh lebih besar dibandingkan dengan Rahat cafe. 5.3 Lingkungan Bisnis Lingkungan bisnis perusahaan merupakan suatu cara untuk mendapatkan suatu kemampuan strategis dengan mengintegrasikan antara peluang-peluang yang ada dengan kemampuan atau kekuatan yang dimiliki perusahaan, untuk dapat mengantisipasi adanya ancaman dari luar perusahaan dan mengatasi kelemahan-kelemahan yang ada (Wheelen dan Hunger dalam Siahaan, 2008). Lingkungan bisnis dibagi menjadi dua lingkungan, yaitu lingkungan jauh yang terdiri dari faktor politik, ekonomi, sosial, teknologi, sedangkan lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar menawar pembeli, pengaruh kekuatan stakeholder lainnya, seperti pemerintah dan serikat pekerja. 5.3.1 Analisis Lingkungan Internal Restoran KFC Taman Topi di Bogor Analisis lingkungan internal merupakan tahap dalam untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan manajer restoran KFC Taman Topi dan juga hasil wawancara dengan pihak konsumen/pelanggan sebanyak 10 responden terhadap faktor-faktor internal diperoleh beberapa faktor strategis internal yang merupakan kekuatan perusahaan dan juga yang akan menjadi kelemahan perusahaan. Konsumen yang diwawancarai sebanyak 10 responden tersebut sebagai konsumen/pelanggan yang pernah makan di KFC Taman Topi. Faktor-faktor strategis internal ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengisian kuesioner sendiri dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan wawancara. Faktor-faktor strategi internal yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Produksi dan Operasi a) Pemesanan dan Penerimaan barang dan bahan baku Restoran KFC Taman Topi memenuhi kebutuhan bahan baku melalui PT. Five Star dan PT. Charon Pokphan. PT. Five Star dan PT. Charon Pokphan adalah pemasok bahan baku utama yaitu ayam. Sedangkan bahan baku seperti sayuran dikirim dari kantor pusat KFC. Ayam goreng KFC merupakan produk utama yang memiliki citarasa yang khas dari ayam goreng lain sehingga kualitas dan standarnya harus benar-benar dijaga. Pemesanan bahan baku utama dilakukan setiap hari dan untuk bahan baku atau makanan kering dilakukan pemesanan dua kali seminggu, jumlah pesanan dilakukan sesuai dengan kebutuhan KFC Taman Topi. Bahan baku yang datang dari penjual akan mengalami proses sortir, yaitu pemilihan bahan baku sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan standar kualitas dan kuantitas yang diinginkan. b) Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Restoran KFC sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku. Penggunaan bahan baku menggunakan sistem First In First Out (FIFO). Bahan baku dan barang yang datang lebih dahulu harus diproses lebih awal. Hal ini untuk menghindari bahan baku dan barang yang kadarluasa atau tidak layak karena masa penyimpanan yang terlalu lama. Bahan baku yang datang segera diberikan penandaan pada produk untuk mempermudah tingkat kualitas produk dan kelayakan untuk dipergunakan sebagai siap saji. Bahan baku ayam disimpan dalam freezer dengan suhu penyimpanan -120 C (pembekuan). Sementara bahan lain seperti sayuran disimpan dalam chiller dengan suhu 3 – 70 C (pendinginan). Untuk bahan kering disimpan dalam box dengan suhu ruangan 250 C. Untuk es krim disimpan dalam ice bin, dan es batu langsung dipesan dari supplier es batu di Bogor karena KFC Taman Topi tidak memiliki alat khusus ice maker. Ayam goreng yang disajikan dalam display holding cabinet memiliki batas waktu yaitu hanya selama 1,5 jam untuk mengetahui batas waktu penyajian ayam goreng maka setiap kali ayam goreng dimasukkan ke dalam display dilakukan pencatatan waktu dan kapan ayam goreng tersebut harus dikeluarkan dari display. Hal ini bertujuan agar KFC selalu memberikan ayam goreng yang segar dan dengan kualitas yang terbaik bagi konsumennya sehingga konsumen merasa aman untuk mengkonsumsi ayam goreng KFC. Selain itu juga, produk yang dihasilkan oleh KFC diolah berdasarkan standarisasi yang ditetapkan perusahaan. Proses pemasakannya dengan menggunakan suhu 1710 C, tujuannnya adalah agar ayam goreng yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi oleh konsumen. c) Pengolahan Bahan Makanan Proses produksi pada KFC memiliki Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang jelas dan terarah. SOP membantu pihak manajemen dan karyawan untuk mencapai visi dan misi perusahaan, SOP berisi seluruh standar prosedur yang harus dilakukan karyawan, baik tentang kualitas barang dan bahan baku, sikap kepemimpinan, cara melayani konsumen hingga standar kebersihan lingkungan dan penetapan porsi menu. SOP mengatur standar kebersihan lingkungan dan karyawannya sehingga produk yang dihasilkan benar-benar aman untuk dikonsumsi dan konsumen yang datang merasa aman dengan lingkungan yang bersih dan karyawan yang ramah. Proses pengolahan menu restoran biasanya harus melalui serangkaian tahap yang diatur dalam SOP, yaitu: a. Proses Soaking, yaitu proses perendaman peralatan makan dan minum dengan air hangat setelah dibersihkan dan dicuci. Proses ini dilakukan selama 5-10 menit untuk menjaga kesterilan peralatan tersebut. Setelah soaking, peralatan tersebut kembali dicuci dan dikeringkan. b. Proses Thawing, yaitu proses melunakkan suatu bahan beku menjadi fresh/lunak agar siap diolah menjadi makanan, dengan cara menaikkan suhu sesuai waktu yang ditentukan. Jumlah bahan beku yang dithawing diprediksi untuk mencukupi kebutuhan keesokan harinya. Proses thawing dilakukan dengan memindahkan bahan beku ke chiller selama 8-12 jam. c. Proses Dusting, yaitu pelapisan daging dengan tepung tapioka. d. Proses Parting dan Boneless, yaitu proses pemotongan atau pembagian bahan baku yang disesuaikan dengan jenis potongan yang akan diproses. Boneless adalah pemotongan daging ayam tanpa tulang. Hasil akhir proses parting dan boneless harus sesuai dengan SOP yang berlaku. e. Proses Saute, yaitu proses memasak bahan baku dalam kuali teflon dengan minyak goreng sedikit selama 5 – 15 menit. f. Proses Chicken Roaster, yaitu memanggang daging ayam. g. Proses Topping, yaitu bahan jadi, potongan daging matang, kacang tanah goreng maupun es krim yang diletakkan di atas makanan atau minuman. h. Proses Garnish, yaitu potongan beberapa jenis bahan baku yang dibentuk sedemikian rupa dan diletakkan di atas atau disamping makanan jadi. Bertujuan untuk memperindah penampilan makanan jadi. Proses produksi yang dilakukan KFC Taman Topi sangat terjamin keamanan dan kebersihannya. Hal ini diatur dalam SOP perusahaan yang juga mengatur standar kebersihan lingkungan dan karyawannya. d) Pelayanan Konsumen Konsumen yang datang biasanya akan disambut oleh crew dining karena crew dining ini sering berada di depan pintu masuk. Pesanan akan dilayani oleh crew back up yang membantu kasir dalam menyiapkan menu makanan. Restoran KFC tidak terdapat bill pesanan karena konsumen langsung membayar kepada kasir saat memesan makanan. Kegiatan operasional di KFC terkadang pihak manajemen mendapatkan keluhan dari konsumen apabila ada komplain, misalnya kesalahan taking order atau menunggu terlalu lama. Hal ini akan langsung ditangani oleh manajer restoran. Namun, KFC sudah menentukan waktu pelayanan dalam waktu 5 – 7 menit. 2. Manajemen Sumberdaya Manusia Restoran KFC Taman Topi memiliki sistem manajemen yang terstruktur. Saat ini memiliki 54 orang karyawan di bawah pimpinan Tomi Yuliawan sebagai manajer restoran. Seluruh crew memiliki tingkat pendidikan lulusan SMU atau sederajat dengan umur rata-rata 18 – 23 tahun dan D3 maupun S1 untuk manajer dengan umur rata-rata 25 – 40 tahun. Restoran KFC ini sangat mengutamakan karyawan yang loyal serta terlatih karena faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan karyawan adalah kemauan untuk belajar dan keterampilan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat struktur organisasi Restoran KFC Taman Topi pada Gambar 4. Restaurant Manager Assistant Restaurant Manager Chief Cashier MC Back Up Dining Cashier Cook Kitchen Gambar 4. Struktur Organisasi Restoran KFC Taman Topi Sumber: Restoran KFC Taman Topi, 2009 Karyawan KFC Taman Topi berjumlah 54 orang. Setiap jabatan memiliki wewenang dan tanggungjawab yang berbeda-beda. Pendelegasian wewenang di dalam KFC dilakukan secara struktural organisasi pekerjaan. Adapun tugas dan tanggungjawab dari setiap jabatan adalah sebagai berikut: - Manajer Restoran • Melaksanakan pencapaian target penjualan • Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan kerja restoran • Memberikan pelatihan kepada karyawan • Menjaga, memelihara, dan meningkatkan image perusahaan • Bertanggungjawab atas operasi perusahaan - Asisten Manajer Restoran • Membantu manajer restoran dalam memberikan pelatihan terhadap crew yang masih training. • Mengawasi setiap pelaksanaan kegiatan yang ada di KFC. • Menggantikan pekerjaan manajer restoran apabila tidak berada di tempat. - Chief Cashier • Mengawasi pelaksanaan setiap kegiatan kerja bagian penjualan • Membantu dalam jalannya operasional restoran • Mendata setiap menu makanan yang dijual - Kasir • Melayani tamu yang memesan produk makanan • Melaksanakan penawaran produk makanan • Menjaga dan memelihara kebersihan restoran dan sekitarnya - Master Ceremony (MC) • Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan birthday party yang disediakan untuk anak-anak • Membantu kegiatan operasional, seperti membantu kegiatan cashier, back up, dan lain-lain - Back Up • Membantu kasir dalam persiapan setiap pesanan konsumen • Melaksanakan pemasakan pesanan konsumen • Menghidupkan, mematikan, dan membersihkan peralatan masak, pendingin serta lemari penyimpanan - Dining • Membersihkan meja makan konsumen setelah selesai makan • Menjaga dan memelihara kebersihan seluruh area restoran serta perlengkapan lainnya • Membantu konsumen membawa pesanan bila dibutuhkan - Cook • Melaksanakan pemasakan menu makanan • Mencatat tiap penerimaan bahan baku, pemasakan menu makanan, dan penggorengan • Menghidupkan dan mematikan peralatan masak - Kitchen • Membantu pekerjaan bagian cook • Membersihkan peralatan makanan tamu • Mempersiapkan bahan baku yang dimasak Restoran KFC Taman Topi melakukan perekrutan karyawan melalui dua sumber, yaitu: 1) Sumber internal, yaitu karyawan berasal dari dalam perusahaan sendiri berupa alih tugas atau alih tempat tugas. Sumber internal untuk seorang calon manajer diawali dengan menjadi asisten manajer dan harus melewati all star selama 2 tahun atau dengan cara membangun karir, yaitu dari crew, star, all star, chief cashier, asisten manajer, kemudian dalam kurun waktu 10 tahun dapat dipromosikan untuk menjadi manajer setelah mendapat rekomendasi dari Regional Operation Manager (ROM). Karyawan yang berasal dari sumber internal biasanya tidak perlu mengalami masa pelatihan lagi atau sudah dalam kondisi siap bekerja. 2) Sumber eksternal, yaitu perekrutan karyawan dilakukan sendiri oleh restoran KFC Taman Topi. Perekrutan yang diikuti manajer maupun karyawan (crew) sangat lokasional, artinya wilayah masing-masing mereka bekerja yang diawasi oleh Training Centre (TC) yang didatangkan langsung dari pihak KFC Daan Mogot sebagai kantor pusat pelatihan tenaga kerja KFC. Restoran KFC memberlakukan tenaga kerja kontrak untuk mengikuti proses pelatihan selama 3 bulan dengan melakukan pekerjaan di bagian dining dengan tidak diperbolehkan bekerja yang berhubungan dengan produk. Setelah lulus, karyawan kontrak dapat menjadi karyawan tetap selama dalam waktu 2 tahun. Sedangkan training yang harus dilewati untuk menjadi karyawan tetap adalah dengan mengikuti beberapa tes terlebih dahulu yang diberikan oleh Training Officer (TO), antara lain seorang crew harus mempelajari 5 modul. Modul ini dibuat oleh Training Departement yang mencakup bagian Customer Service Team Member (CSTM) berupa pelayanan terhadap konsumen dan Food Service Team Member (FSTM) yang berhubungan dengan proses pengolahan produk kemudian diwawancara. Upah karyawan (selain bidang manajerial) yang disebut Upah Minimum Kota (UMK) adalah sebesar Rp. 890.000,00 per bulan. Upah karyawan terdiri dari gaji pokok, THR, tunjangan transpor, tunjangan jabatan (untuk jabatan tertentu), dan cuti. Kesemua itu telah ditulis di surat Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Selain itu, setelah masa kerja selama 3 – 6 bulan, karyawan akan mendapatkan tunjangan kesehatan yang akan dibayarkan bersama upah bulanan. Pembagian tugas dan tanggungjawab dalam manajemen KFC Taman Topi sudah baik. Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing tanpa ada tumpang tindih pekerjaan. Namun, pada waktu-waktu sibuk seperti akhir pekan dan hari libur biasanya para karyawan dapat melakukan banyak pekerjaan sesuai kebutuhan sehingga adanya kerjasama dengan saling membantu satu sama lain. Manajemen KFC Taman Topi juga memiliki SOP yang jelas dan terarah. Selain itu, bentuk motivasi kerja karyawan di KFC berupa penghargaan yang diberikan setiap bulan yang ditujukkan untuk karyawan terbaik yaitu perusahaan maupun dari cabang masing-masing KFC memberikan pelatihan dan breaving yang bertujuan untuk memotivasi karyawan untuk bekerja lebih baik lagi. Bentuk motivasi kerja karyawan juga dapat berupa money of the month sebagai insentif yang khusus diberikan kepada karyawan yang memiliki kinerja yang baik. 3. Keuangan dan Akuntansi Restoran KFC memiliki kondisi keuangan yang baik. Modal pendirian usaha berasal dari kantor pusat KFC MT. Haryono Jakarta. Oleh karena itu, KFC ini cukup leluasa dalam mengembangkan usahanya tanpa takut ada terkendala masalah uang dan inilah yang menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh KFC. Pencatatan laporan keuangan di KFC Taman Topi dilakukan setiap hari melalui sistem online berupa data keuangan yang diserahkan kepada bagian accounting di kantor pusat KFC. Dalam penelitian ini, kondisi keuangan KFC dianalisis dari keuntungan perusahaan, rasio profitabilitas, dan rentabilitas berdasarkan analisis laporan rugi laba perusahaan periode November 2008 – Oktober 2009. Dalam hal permodalan tersebut untuk biaya usaha dari sejak berdiri sampai dengan membuka cabang, restoran KFC menggunakan dana yang berasal dari kantor pusat KFC berdasarkan omset yang didapat sehingga keuntungan tersebut mampu membuka cabang usaha. Berdasarkan perhitungan analisis keuntungan, rasio profitabilitas, dan rentabilitas pada restoran KFC Taman Topi diperoleh hasil bahwa usaha tersebut menguntungkan bagi perusahaan, dan memiliki peran yang baik terhadap keuntungan bersih maupun kekuatan keuangan perusahaan KFC. Hal tersebut terlihat dari hasil analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas pada produk yang dijual KFC. Dapat dikatakan bahwa restoran KFC Taman Topi mampu menghasilkan laba dalam jangka panjang, dan ini merupakan kekuatan bagi perusahaan. Dalam pencatatan keuangan ini sudah mengadopsi teknologi, dimana pembukuan arus barang dan uang yang masuk dan keluar sudah disusun dengan menggunakan sistem akuntansi yang terkomputerisasi. 4. Sistem Informasi Manajemen Kemajuan teknologi dewasa ini menimbulkan perubahan besar-besaran dalam hidup manusia. Manusia dapat mengakses segala sesuatu dan memenuhi kebutuhannya dengan cepat. Restoran KFC memiliki website yang berfungsi untuk memberikan informasi secara cepat pada konsumen. Website ini dapat diakses melalui situs www.kfcindonesia.com yang disudah dikelola dengan baik karena dapat memberikan manfaat yang optimal bagi KFC dalam penggunaannya. Restoran KFC di Taman Topi memiliki tiga buah komputer yang menyediakan hotspot untuk internet agar konsumen tidak merasa bosan dengan hanya makan saja. 5. Pasar dan Pemasaran Restoran KFC dalam hal pasar memperhatikan pangsa pasar karena sebagai tujuan KFC untuk menarik minat para konsumen, seperti menu KFC yang terdiri dari berbagai paket dengan harga yang berbeda-beda. Hal ini untuk memudahkan para konsumen dalam memilih paket yang akan mereka beli, diantaranya paket bucket, combo, dan sebagainya. Selain itu, kegiatan promosi bertujuan untuk memperkenalkan produk baru KFC yang dipromosikan lewat iklan di televisi, media cetak (koran maupun majalah) serta spanduk di jalan raya dan counter KFC agar para konsumen mengetahui produk baru yang dikeluarkan KFC sehingga memungkinkan konsumen ingin membelinya. A. Segmentation, Targeting, Positioning 1. Segmentation Segmentasi pasar adalah tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah (Rangkuti dalam Rini, 2009). Segmentasi pasar yang dilakukan oleh KFC adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh KFC adalah semua kalangan masyarakat. Perubahan gaya hidup terhadap pola konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengelola makanannya sendiri di rumah. Seiring dengan peningkatan aktivitas bekerja, mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah. Segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk, pelayanan, dan kecepatan. 2. Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama KFC adalah keluarga. 3. Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Restoran KFC ingin menempati posisi sebagai restoran cepat saji dengan menu utama adalah ayam goreng yang memiliki citarasa yang khas dan pelayanan yang ramah serta harga yang terjangkau oleh semua kalangan masyarakat. B. Bauran Pemasaran 1. Produk Strategi produk merupakan strategi yang paling penting untuk dikembangkan karena produk inilah yang dinikmati secara langsung oleh konsumen. Strategi produk yang dilakukan KFC dapat dilihat dari visi perusahaan yaitu menjadi restoran nomer satu dan selalu menjadi pemimpin dalam segala bidang pasar industri makanan cepat saji dengan terus memberikan suasana ramah dan menyenangkan melalui kepuasan ’Yum!’ kepada konsumen sesuai dengan misi KFC itu sendiri. Strategi produk yang dilakukan oleh KFC agar pelanggan tidak bosan adalah dengan inovasi produk berupa rasa ayam goreng yang berbeda-beda, seperti hot crispy chicken, original recipe chicken, dan black paper chicken. Selain itu juga KFC menyediakan menu kolonel yakiniku dengan ayam yang dilapisi tepung dan terdapat sayuran, soup, burger, spaghetti, twister chicken, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar konsumen mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Adanya inovasi produk yang dikembangkan merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki KFC dalam menarik minat konsumen. Adapun menu yang dijual KFC Taman Topi pada Tabel 21. adalah seperti berikut: Tabel 21. Daftar Menu KFC Taman Topi Nama Menu 1. Menu Ayam (Original Recipe Chicken, Hot Crispy Chicken, dan Black Paper Chicken): Harga (Rp) - Original Recipe Chicken 8.909 - Hot Crispy Chicken - Black Paper Chicken 8.909 8.909 2. Menu Spaghetti/Yakiniku: - Colonel Yakiniku - Spaghetti Supreme 3. Menu Paket Combo: Value Combo: Super Panas Jumbo (1 potong ayam + nasi + soft drink) - Music Combo Hitlist - Combo Double - Ala Carte Oriental Bento Travelling Combo - 2 yakiniku rice - 2 oriental bento Complete Combo - Combo Mega Deal (1 potong ayam + nasi + 1 KFC soup + 1 puding + 1 soft drink medium) Combo Super Deal (2 potong ayam + 1 nasi + 1 soft drink) 4. Menu Burger/Fillet: - 2 chicken dan fillet - 2 twister - 1 OR burger 5. Menu Paket Bucket: Big Feast (9 potong ayam + 6 nasi + 6 soft drink) Small Feast (5 potong ayam + 3 nasi + 3 soft drink) 9 Piece Chicken (9 potong ayam) 15.909 10.909 15.909 25.455 17.273 10.445 73.636 27.273 24.545 63.636 125.465 66.364 73.636 1. Menu Ayam (Original Recipe Chicken, Hot Crispy Chicken, dan Black Paper Chicken Menu ayam goreng yang paling diminati oleh konsumen adalah hot crispy chicken karena rasanya yang pedas dan kriuk-kriuk sehingga membangkitkan selera makan konsumen dan lebih diingat di benak konsumen. 2. Menu Spaghetti/Yakiniku Menu yang paling diminati umumnya adalah spaghetti supreme karena konsumen umumnya memilih menu alternatif yang cukup mengenyangkan. Namun, apabila konsumen ingin makan nasi yang ditambah dengan potongan daging ayam tanpa tulang dan ada sayurannya. Untuk colonel yakiniku, konsumen memilih menu tersebut karena lebih mengenyangkan daripada spaghetti karena terdapat nasi dalam peketnya. 3. Menu Paket Combo Menu yang paling banyak diminati adalah value combo (super panas jumbo) karena KFC sangat terkenal dengan produk ayamnya yang enak sehingga konsumen cenderung memilih paket menu yang menyajikan ayam sebagai menu utamanya dan pelengkapnya adalah nasi yang dapat mengenyangkan. Sedangkan travelling combo yaitu menu oriental bento juga menawarkan menu yang berisikan nasi dan ayam tetapi penjualannya kurang diminati karena ayam yang disajikan sudah dalam bentuk irisan tanpa tulang sehingga dianggap kurang menarik dan kurang mengenyangkan. 4. Menu Burger/Fillet Menu yang paling diminati adalah twister karena dalam promosinya lebih terkenal sehingga konsumen lebih mengingat produk twister. 5. Menu Paket Bucket Menu yang paling diminati adalah Big Feast karena terdiri dari 9 potong ayam dengan masing-masing nasi dan soft drink sesuai dengan jumlah ayam sehingga bagi konsumen yang bersama keluarga lebih memilih menu Big Feast karena jumlahnya banyak. Produk KFC sangat berkualitas karena 11 bumbu rahasia KFC diimpor dari luar negeri yang sudah terjamin kualitasnya dan KFC tetap menjaga ciri khas rasa yang sesuai dengan aslinya. Dalam penetapan standar mutu produk, restoran KFC sudah memiliki sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan memiliki standar keamanan ayam goreng KFC yang terdiri dari (1) pemasok dan bahan baku dikontrol ketat sesuai standar KFC internasional, keamanan pangan nasional, dan memiliki surat keterangan bebas virus flu burung dari Dinas Peternakan dan Pertanian; (2) Higiene dan sanitasi, diterapkan pada seluruh proses produksi, peralatan, dan karyawan; (3) 1710 C selama 13 menit. Ayam goreng dimasak dengan teknik komputerisasi pada suhu 1710 C selama 13 menit untuk mematikan virus dan bakteri; (4) Disimpan dalam display khusus bersuhu 650 C dan memiliki batas waktu penyajian; (5) MUI. Adanya sertifikasi halal dari MUI dan standarisasi keamanan ayam goreng KFC merupakan salah satu kekuatan dari KFC karena hal ini dapat menjaga kepercayaan konsumen bahwa produk yang dimakan aman untuk dikonsumsi. Restoran KFC selain menawarkan dan menjual produk, KFC juga menawarkan jasa kepada konsumen yang berupa pelayanan, antara lain: 1. Dine In (makan di tempat) Konsumen dapat memakan produk KFC di dalam restoran KFC Taman Topi untuk menciptakan kenyamanan bagi para tamu, maka di dinding-dinding KFC di pasang gambar orang yang sedang makan ayam goreng serta adanya televisi layar datar yang dipasang di atas dengan menyajikan tontonan anak band dari KFC music hitlist yang menyenangkan dan enak didengar. 2. Take Away (dibawa pulang) Konsumen memesan makanan di kasir untuk dibawa pulang. Kemasan produk take away berbeda dengan yang dimakan di restoran, biasanya untuk take away menggunakan kotak kardus yang mudah dibawa dan praktis. 3. Catering Konsumen dapat memesan produk KFC di atas 50 box yang diantar sesuai dengan tempat pemesanan. Biasanya konsumen memesan bila mengadakan kegiatan rekreasi, perpisahan, tour, dan lain-lain. 2. Harga Harga merupakan nilai yang sangat penting dalam penjualan produk KFC. Dalam menentukan atau menetapkan suatu harga banyak faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu: • Harga dari bahan-bahan baku produk KFC, artinya jika harga bahan baku meningkat dari penjualnya maka pihak pemasaran akan meningkatkan harga produk. • Perekonomian masyarakat. • Harga yang ditetapkan pesaing. • Biaya pajak sebesar 10%. • Lingkungan sekitar store KFC. • Wilayah. • Promosi. Harga yang ditetapkan KFC bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu yang terdapat di counter belakang kasir. Konsumen akan dikenakan pajak sebesar 10 persen dari total harga pesanan. Restoran KFC memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan memberikan menu goceng dengan harga miring. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan adanya menu goceng dan super panas jumbo yang biasa dibeli dan disukai oleh pelajar ataupun mahasiswa. Tabel 22. berikut ini merupakan bentuk strategi ”menu goceng” yang diterapkan perusahaan adalah: Tabel 22. Bentuk Strategi Menu Goceng KFC Taman Topi Menu Go...Go Goceng! Cuma Rp. 5000 KFC soup Salad KFC puding Orange juice Spaghetti deluxe Pepsi/mirinda 2 perkedel Harga (Rp) 5000 5000 5000 5000 5000 5000 5000 Menu yang paling diminati dalam paket goceng ini adalah spaghetti deluxe karena konsumen umumnya memilih menu alternatif yang cukup mengenyangkan. Dengan adanya program strategi harga ini, bisa dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan jumlah pembeli yang cukup banyak membeli menu goceng. 3. Promosi (Promotion) Promosi merupakan unsur utama dalam kampanye pemasaran yang dirancang untuk merangsang pembelian produk atau jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. Menurut Kotler dan Amstrong (1997), promosi pemasaran meliputi alat untuk promosi konsumen (sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, pemberian, hadiah, imbalan berlangganan, pengujian gratis, garansi, promosi bersama, promosi silang, pajangan di tempat pembelian dan peragaan); promosi perdagangan (potongan harga, tunjangan dana iklan, pajangan dan barang gratis); dan promosi bisnis dan promosi tenaga penjualan (pameran dan konveksi dagang, kontes bagi perwakilan penjualan dan iklan barang khusus). Restoran KFC mengadakan promosi dalam memperkenalkan produknya kepada konsumen dengan tujuan menarik minat konsumen agar membeli produk KFC dan meningkatkan laju penjualan produk. Kegiatan utama promosi yang sering dilakukan oleh perusahaan adalah melalui media iklan televisi. Selain itu, kasir juga memegang peranan yang sangat penting karena kasir yang melakukan promosi atau penawaran produk secara langsung kepada konsumen. Jenis promosi yang diadakan oleh KFC ditentukan oleh Marketing Departement perusahaan, sementara pihak store yaitu KFC hanya sebagai pelaksana teknis. Jenis-jenis promosi yang diadakan di KFC Taman topi antara lain: • Paket Goceng Promosi paket ini tidak ada batasan waktu dan berlaku setiap hari. Tujuannya : meningkatkan penjualan dengan memberikan alternatif harga dan menu kepada konsumen yang hanya ingin membeli minuman atau mengkonsumsi satu jenis makanan tanpa ayam. Sasarannya : seluruh kalangan masyarakat Media promosi : spanduk-spanduk yang dipasang disekitar store dan counter display KFC. • Paket Combo Promosi paket ini tidak ada batasan waktu dan berlaku setiap hari. Tujuannya : meningkatkan penjualan dengan cara memberikan kepuasan kepada konsumen yang ingin makan bersama keluarganya melalui penawaran paket harga yang murah. Sasarannya : keluarga Media promosi : spanduk-spanduk yang dipasang disekitar store dan counter display KFC. • Album Music Hitlist Tujuannya : menambah omset KFC, memberikan brand image kepada masyarakat bahwa KFC peduli dengan kreativitas kawula muda melalui pembuatan album music hitlist. Sasarannya : kawula muda Madia promosi : spanduk-spanduk yang dipasang disekitar store dan counter display KFC dan senantiasa memutarkan lagulagu yang terdapat dalam album music hitlist. 4. Tempat (Place) Tempat merupakan sarana penyampaian produk atau pendistribusian produk ke konsumen. Dalam hal ini tempat yang dimaksud meliputi dari sistem penyaluran produk, cakupan pemasaran dan fasilitas yang tersedia. Restoran KFC Taman Topi berlokasi di jalan Kapten Muslihat Bogor, Jawa Barat. Restoran KFC Taman Topi termasuk dalam kategori medium. KFC ini beroperasi tujuh hari dalam seminggu selama 24 jam. Restoran KFC Taman Topi terletak ditempat yang strategis dipinggir jalan raya dan di lingkungan sekitar restoran terdapat rumah makan padang, California Fried Chicken (CFC), warung makan, departement store, pasar anyar, dan rumah penduduk yang dapat memberikan pengaruh terhadap penjualan produk KFC. Restoran KFC Taman topi juga memberikan fasilitas yang diperuntukkan bagi konsumen yang datang agar merasa nyaman, antara lain televisi yang memutarkan musik dari KFC music hitlist, area birthday party, condimant bar (tempat menyimpan saus sambal), dan tempat cuci tangan. Jika ada kerusakan pada alat fasilitas, bagian perlengkapan akan koordinasi dengan perusahaan dan jika kerusakannya tidak terlalu parah dapat diperbaiki oleh crew KFC sendiri. Ruangan di dalam KFC Taman Topi terbagi atas beberapa area, yaitu: • Area Dining Area dining yaitu area yang digunakan oleh crew KFC dengan kegiatan yang dilakukan antara lain menyambut kedatangan konsumen, menjaga kebersihan restoran, membersihkan kembali meja yang telah dipakai konsumen, membantu kasir mengantar pesanan tunggu konsumen, melakukan pengisian ulang kebutuhan pelengkap makan, dan membantu konsumen yang memerlukan bantuan. • Area Counter Area counter yaitu area yang digunakan oleh crew KFC untuk menyambut kedatangan konsumen, melakukan penawaran menu, melayani pesanan konsumen, dan melakukan cash register atau proses terjadinya penjualan dan pembelian antara kasir dan konsumen. • Area Back Up Area Back Up yaitu area yang digunakan oleh crew KFC dengan kegiatan yang dilakukan antara lain membentu kasir dalam menyiapkan pesanan konsumen dan mempersiapkan alat makan. • Area Kitchen Area Kitchen yaitu area yang digunakan oleh crew KFC untuk mempersiapkan bahan-bahan setengah jadi serta membersihkan peralatan masak dan makan. • Area Cook Area Cook yaitu area yang digunakan oleh crew KFC untuk melakukan kegiatan memasak, melakukan pencatatan hasil penggorengan, membersihkan peralatan goreng dan menjaga kebersihan lainnya. • Area Birthday Party Area Birthday Party yaitu area yang diperuntukkan bagi konsumen yang merayakan ulang tahun di restoran KFC. 5. Orang Orang atau karyawan yang merupakan bagian terpenting dalam perusahaan karena terlibat langsung dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jiwa yang dikehendaki oleh pelanggan. Restoran KFC ini memiliki crew yang ramah yang dapat membuat pelanggan nyaman. 6. Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Pelayanan yang baik akan meningkatkan loyalitas dan kepercayaan konsumen terhadap restoran. Hal ini dikarenakan dalam penjualan produk harus diimbangi dengan pelayanan yang tinggi terhadap konsumen. Strategi proses yang telah diterapkan oleh KFC ini adalah kecepatan pelayanan seperti kecepatan dalam penyajian hidangan dan kecepatan dalam melakukan transaksi dengan konsumen. 7. Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh KFC seperti adanya sarana pendukung. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti internet corner. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa, dan pegawai perkantoran lainnya yang tidak bisa lepas dari layanan informasi seperti internet. Fasilitas lainnya yang dimiliki oleh KFC Taman Topi adalah ruangan untuk merayakan pesta ulang tahun, tujuannya untuk meningkatkan penjualan. Area ini dipasang spanduk-spanduk di dinding maupun disekitar store. Selain itu, sarana pendukung yang diberikan meliputi area parkir yang dapat digunakan untuk kendaraan roda dua dan empat, condimant bar, tempat cuci tangan, dan kamar mandi. Ketiga bukti fisik yang dimiliki KFC merupakan kekuatan KFC Taman Topi dalam memenuhi kenyamanan konsumen. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 23. Tabel 23. Analisis Faktor Internal KFC Taman Topi di Bogor No. 1. Faktor Internal Produk 2. Harga 3. Promosi Kekuatan • Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah • Kualitas produk terjaga • Inovasi produk • Memiliki sertifikasi halal dari MUI • Strategi harga khusus untuk menu goceng • Harga KFC cukup terjangkau • Promosi cukup dilakukan 4. Tempat • Lokasi KFC yang strategis 5. 6. Orang Proses 7. Bukti Fisik • Tenaga kerja terspesialisasi • Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen • Pelayanan internet corner • Memiliki fasilitas birthday party • Sarana pendukung yang sudah lengkap Kelemahan • Penggunaan website belum optimal • Tidak memiliki layanan drive thru 5.3.2 Analisis Lingkungan Eksternal Restoran KFC Taman Topi di Bogor Analisis terhadap lingkungan eksternal merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Berdasarkan identifikasi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak KFC Taman Topi, kantor pusat KFC, dan hasil wawancara dengan pesaing restoran waralaba asing lain terhadap faktor-faktor eksternal diperoleh beberapa faktor strategis eksternal yang berpotensi sebagai peluang dan juga yang akan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Faktor-faktor strategis eksternal ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengisian kuesioner sendiri dilakukan oleh peneliti langsung pada saat melakukan wawancara. Faktor-faktor strategis eksternal yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 5.3.2.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan jauh dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi, dan teknologi. 1. Faktor Politik dan Hukum Seiring dengan peningkatan jumlah usaha pendukung industri pariwisata di Kota Bogor, pemerintah menetapkan peraturan izin usaha dan retribusi. Pasal 12 Perda Kota Bogor Nomor 8 Tahun 2004 tentang penyelenggaraan Usaha Kepariwisataan mengatur perizinan badan usaha atau perorangan yang mengajukan usaha kepariwisataan wajib dikenakan retribusi. Peraturan ini dilaksanakan berdasarkan UU No.34 Tahun 2000 tentang Pajak Retribusi Daerah, dimana tarif yang dikenakan pada konsumen sebesar 10 persen dari total pesanan. Adanya peraturan dan perundang-undangan yang jelas, serta dukungan besar pemerintah terhadap usaha restoran telah mampu menciptakan atmosfer lingkungan politik dan hukum yang aman bagi usaha restoran. Keamanan dan lingkungan Kota Bogor yang kondusif sangat mendukung pertumbuhan usaha restoran. Undang-undang tentang lingkungan dan perburuhan serta Peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja di restoran KFC Taman Topi telah diatur dalam surat Perjanjian Kerja Bersama (PKB), sedangkan untuk sistem perpajakan telah diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) karena pajak merupakan hal terpenting yang wajib dibayar warga negara siapapun yang mendiami wilayah Indonesia. Restoran KFC Taman Topi dipengaruhi oleh lingkungan eksternal dan internal yang ada disekitarnya. Hasil analisis penelitian ini menggambarkan kondisi eksternal dan internal yang mempengaruhi jalannya operasional perusahaan dan mempengaruhi perencanaan stategis yang sesuai dengan kondisi lingkungan tersebut. Dalam penelitian ini, didapat rincian lingkungan bisnis bahwa untuk usaha KFC, lingkungan jauh mempengaruhi faktor politik dalam hal Undang-Undang tentang perburuhan dalam bentuk Peraturan Kerja Bersama (PKB). Hal ini sudah ditetapkan kantor pusat KFC saat tenaga kerja menyetujui perjanjian kontrak. Peraturan Kerja Bersama (PKB) ini berisi tentang kesepakatan antara kedua belah pihak yang bersifat sepakat dan mengikat antara PT. Fastfood Indonesia, Tbk selaku pihak pertama dan tenaga kerja selaku pihak kedua mengenai syarat-syarat umum, tata tertib, tugas, larangan dan kewajiban yang masing-masing tercantum dalam pasal yang ada di PKB. Sistem perpajakan masih berlaku untuk KFC sama halnya dengan restoran-restoran lain, yaitu tetap membayar pajak kepada pemerintah karena pajak merupakan hal terpenting yang wajib dibayar warga negara yang mendiami suatu wilayah tertentu. 2. Faktor Ekonomi Ketidakstabilan kondisi perekonomian saat ini memberi pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Perekonomian yang dialami oleh Indonesia selalu stabil, salah satu penyebabnya adalah kenaikan harga bahan baku. Kenaikan harga bahan baku yang disebabkan oleh inflasi yang tinggi di suatu negara akan berkorelasi dengan biaya produksi, sehingga membuat harga jual menjadi tinggi dan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Tingkat pendapatan masyarakat yang semakin besar menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin besar pula. Hal ini merupakan peluang bagi industri makanan terutama restoran sehingga memiliki prospek yang baik Tabel 24. Tabel 24. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan Tahun (2003-2006) Tahun 2003 2004 2005 2006 PDRB (Jutaan Rupiah) 3.168.185,54 3.361.438,93 3.567.231,21 3.782.273,71 Rata-Rata PDRB (Per Kapita) 3.860.313 4.042.275 4.171.786 4.307.152 Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita (%) 2,02 4,71 3,20 3,24 3,29 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor, 2007 Pada periode tahun 2003-2006, laju pertumbuhan PDRB per kapita kota Bogor rata-rata mengalami peningkatan sebesar 3,29 persen setiap tahunnya. Peningkatan pendapatan masyarakat kota Bogor menunjukkan daya beli masyarakat yang semakin meningkat pula dan akan mendorong pertumbuhan usaha Restoran di kota Bogor. Tingkat inflasi yang ada juga turut mempengaruhi kemampuan berkembang usaha restoran. Namun, pada restoran KFC Taman Topi tingkat inflasi naik tergantung harga bahan pokok di pasaran. Tingkat inflasi yang berfluktuasi dalam perekonomian Indonesia mempengaruhi usaha pengembangan restoran. Fluktuasi ini menimbulkan kondisi ketidakpastian ekonomi. Seringkali pelaku usaha maupun pihak manajemen yang ingin mengembangkan usahanya mengalami kesulitan dalam memprediksi tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Penetapan harga produk di KFC yang berperan adalah penjual dan perusahaan sendiri. PT. Fastfood Indonesia, Tbk sebagai kantor pusat KFC yang berada di Jalan MT. Haryono, Jakarta Selatan merupakan satu-satunya pemegang hak waralaba restoran KFC di Indonesia yang didirikan oleh kelompok usaha Gelael. Sehingga yang menentukan harga produk KFC adalah kantor pusat yang diberitahukan kepada masing-masing store KFC disetiap wilayah. Penetapan harga produk KFC ditentukan oleh: • Marketing Department Dalam penetapan harga produk, Marketing Deparment berfungsi untuk memutuskan mengenai biaya dari promosi yang akan dilakukan untuk produk KFC yang baru. • General Manager Bussines Development General Manager Bussines Development berfungsi untuk menentukan apakah harga yang akan ditetapkan kompetitif/terjangkau atau tidak. • General Manager Operation General Manager Operation dalam penentuan harga berfungsi untuk mengenai biaya operasional, artinya biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh operasional. Restoran KFC Taman Topi memiliki produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi yang sudah maju. Dilihat dari keterampilan tenaga kerja, restoran KFC menetapkan kriteria bagi tenaga kerjanya antara lain untuk crew dibutuhkan lulusan minimal SMA atau sederajat, tinggi badan wanita 158 cm dan pria 165 cm, KFC juga meminta surat keterangan berbadan sehat dari dokter, surat kelakuan baik dari kepolisian, dan keterangan kerja dari DEPNAKERTRANS sehingga tidak ragu lagi bahwa tenaga kerja KFC memiliki keterampilan yang baik dalam hal persyaratan lamaran maupun teknik seperti dalam pengolahan ayam goreng dan juga tenaga kerjanya memiliki sikap yang ramah dalam melayani konsumen. Sedangkan dalam hal teknologi, teknologi yang digunakan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga ramah lingkungan dan aman bagi kesehatan tenaga kerja maupun konsumennya. 3. Faktor Sosial Saat ini konsumen ingin mengkonsumsi makanan yang praktis dan mudah, maka banyak berdirinya berbagai restoran di Indonesia. Sama halnya dengan sikap konsumen, gaya hidup masyarakat juga berubah mengikuti trend. Konsumen yang memiliki gaya hidup yang modern, artinya saat ini banyak masyarakat yang bekerja sehingga ingin mengkonsumsi makanan yang cepat dan praktis. Restoran KFC menyediakan menu rasa ayam goreng yang sesuai dengan selera konsumen, diantaranya rasa ayam goreng Hot Crispy (pedas) dan ayam goreng Original Recipe (O.R) bahkan KFC menambahkan menu rasa baru yaitu Black Paper Chicken atau ayam goreng lada hitam. Hal ini tentunya dikarenakan selera konsumen yang berbeda, biasanya orang Indonesia menyukai ayam goreng Hot Crispy Chicken karena rasanya yang pedas sehingga sesuai dengan lidah konsumen Indonesia yang menyukai makanan pedas. Namun, ada juga konsumen yang tidak menyukai pedas dengan memilih ayam goreng original atau Original Recipe Chicken (O.R). 4. Faktor Teknologi Perkembangan teknologi dan informasi mengalami kemajuan yang pesat dalam mendorong restoran menjadi lebih baik. Perkembangan teknologi dan informasi dapat dimanfaatkan di semua bagian operasional restoran seperti pada bagian keuangan, pelayanan, dan pemprosesan. Adanya sistem komputerisasi di bagian keuangan akan lebih memudahkan dalam memanajemen pengalokasian dana. Faktor teknologi mempengaruhi kinerja KFC, diantaranya dapat berpengaruh pada kecepatan pelayanan kepada konsumen, teknologi modern dalam produksi seperti tempat pendingin bahan baku (freezer), chiller, display holding cabinet, mengolah data keuangan menjadi lebih mudah dengan menggunakan alat modern bukan manual. Apabila terjadi keusangan teknologi, restoran KFC menggantikannya dengan yang baru tetapi itu semua tergantung jika kondisi barang sudah rusak berat. Biasanya alat yang cepat rusak adalah program dari register cashier, maka harus diperbaiki guna kelancaran pembayaran kepada konsumen. Selain itu, penggunaan teknologi informasi seperti penggunaan televisi dan fasilitas hotspot untuk membuat pengunjung nyaman dan merasa betah. Penggunaan teknologi yang baik dapat menyebabkan kapasitas produksi yang dihasilkan menjadi lebih banyak dan pelayanan yang berkualitas serta berpengaruh pada peningkatan penjualan sehingga hal ini menjadi peluang bagi KFC. 5.3.2.2 Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan dari pemerintah maupun serikat pekerja. 1) Ancaman Masuk Pendatang Baru Pendatang baru dalam industri restoran di kota Bogor cenderung dapat masuk dengan mudah tanpa hambatan yang berarti dan reaksi yang kurang dari restoran yang telah ada. Hambatan diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda/unik maka konsumen semakin penasaran untuk mencobanya. Faktor ancaman masuk pendatang baru yang sering mempengaruhi restoran KFC Taman Topi adalah diferensiasi produk dan akses ke saluran distribusi. Diferensiasi produk seperti berbagai macam menu ayam goreng dengan rasa yang berbeda, misalnya hot crispy chicken, original recipe chicken, dan yang baru adalah black paper chicken. Sedangkan untuk akses ke saluran distribusi sangat menentukan penyebaran produk, sehingga akses distribusi ke KFC lancar karena didukung oleh transportasi yang memadai. Hal ini dapat mempermudah KFC ke distribusi bahan baku maupun konsumen. Pendatang baru dalam industri restoran di kota Bogor cenderung dapat masuk dengan mudah tanpa hambatan yang berarti dan reaksi yang kurang dari restoran yang telah ada. Kemunculan pendatang baru menjadi ancaman bagi usaha restoran yang telah ada. Menurut hasil wawancara yang dilakukan dengan pimpinan KFC pusat, yaitu manajer pemasaran mengatakan bahwa potensi masuknya pendatang baru dalam bisnis restoran relatif mudah. Oleh karena itu, intensitas persaingan diantara restoran tinggi, seperti halnya di Bogor, intensitas persaingan bisnis restoran tinggi, dimana hal ini dapat dilihat dari banyaknya restoran waralaba asing di kota Bogor. Sehingga hal ini merupakan salah satu ancaman eksternal bagi KFC dalam persaingan bisnisnya. Industri restoran di kota Bogor dapat dianalisis sebagai berikut: a. Pendatang baru rata-rata memiliki skala ekonomis yang cukup besar. b. Permodalan bagi usaha restoran sangat mudah, terutama di kota Bogor. Kemunculan sistem pengelolaan restoran dengan konsep waralaba memberi penawaran bagi masyarakat untuk mendirikan restoran dengan biaya yang rendah dan tingkat pengembalian tinggi. c. Regulasi pemerintah sangat mendukung pengembangan usaha restoran di kota Bogor. Hal ini didukung sejumlah kebijakan dan program Pemerintah Daerah untuk meningkatkan potensi pariwisata kota Bogor. d. Biaya beralih pembeli tidak ada, karena konsumen bebas untuk pindah dan mencoba pemasok (restoran) lain. e. Pendatang baru memiliki kemudahan akses distribusi. Usaha restoran di kota Bogor memiliki saluran distribusi yang sangat luas, sehingga pendatang baru dapat masuk ke saluran distribusi. 2) Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan sesama perusahaan dalam industri restoran di kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah restoran yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. Selain pesaing sejenis, KFC juga dihadapi oleh pesaing non sejenis. Salah satu pesaing utama sejenis adalah California Fried Chicken (CFC) yang jaraknya tidak terlalu jauh dari KFC Taman Topi dan rumah makan tradisional seperti rumah makan padang dan rumah makan lain yang berada disekitar KFC Taman Topi. 3) Ancaman Produk Pengganti Restoran KFC merupakan restoran penyedia makanan cepat saji dengan produk utamanya yaitu ayam goreng. Ancaman produk pengganti atau subsitusi yang diperhitungkan oleh KFC adalah restoran CFC, Mc Donal’s, dan sebagainya yang menyediakan menu daging ayam. 4) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Restoran KFC tidak begitu melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan karena yang menentukan adalah bagian pemasaran. Kekuatan tawar-menawar pembeli dilihat dari jumlah alternatif restoran yang tersedia di kota Bogor sangat banyak, penawaran tinggi, biaya beralih ke restoran lain juga rendah sehingga konsumen bebas memilih restoran yang sesuai dengan kebutuhannya. 5) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Restoran KFC Taman Topi memperoleh pasokan bahan baku ayam yang didatangkan dari PT. Charon Pokphan dan PT. Five Star. Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi karena restoran KFC Taman Topi tidak pernah berganti ke pemasok lain untuk menjaga kualitas bahan baku. 6) Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya Restoran KFC Taman Topi bekerjasama dengan stakeholder. Stakeholder disini adalah pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, dan pemasok. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 25. Tabel 25. Analisis Faktor Eksternal KFC Taman Topi di Bogor No. 1. Faktor Eksternal Lingkungan Umum/Jauh 2. Lingkungan Industri Peluang Ancaman • Perubahan pola dan gaya • Kenaikan harga bahan hidup masyarakat baku • Pertumbuhan jumlah penduduk • Cukup tersedia angkatan kerja • Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat • Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi • Hambatan masuk industri tinggi • Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi • Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi Keterangan : Responden satu adalah manajer restoran KFC Taman Topi Responden dua adalah pesaing utama (CFC dan Mc Donal’s) 5.3.3 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 5.3.3.1 Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE, sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE. 1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari manajer restoran KFC Taman Topi dan konsumen/pelanggan. Tabel 26, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 15 faktor sukses kritis yang terdiri dari 13 kekuatan dan dua kelemahan. Tabel 26. Hasil Analisis Matriks IFE Restoran KFC Taman Topi Faktor Internal Bobot Rating Bobot Skor Kekuatan 1. Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah 2. Lokasi KFC yang strategis 3. Kualitas produk terjaga 4. Inovasi produk 5. Strategi harga khusus untuk menu goceng 0.072 0.063 0.065 0.072 0.067 4 4 3.5 3.5 4 0.288 0.252 0.227 0.252 0.268 6. 0.073 3.5 0.255 0.061 3 0.183 0.058 0.070 0.072 0.063 0.073 0.069 4 4 3.5 3.5 3.5 3.5 0.232 0.28 0.252 0.220 0.255 0.241 0.072 0.063 2 3 0.144 0.189 3.538 Harga KFC cukup terjangkau bagi semua kalangan masyarakat 7. Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen 8. Memiliki sertifikasi halal dari MUI 9. Memiliki fasilitas birthday party 10. Sarana pendukung yang sudah lengkap 11. Tenaga kerja terspesialisasi 12. Pelayanan internet corner 13. Promosi cukup dilakukan Kelemahan 14. Penggunaan website belum optimal 15. Tidak memiliki layanan drive thru Total Sumber: Restoran KFC Taman Topi, 2009 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 26. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah citarasa ayam goreng KFC yang gurih dan renyah dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.288. Hal ini dikarenakan citarasa suatu makanan yang unik atau khas akan diingat konsumen sehingga sangat penting untuk menciptakan suatu makanan dari resep bumbu yang berkualitas. Seperti halnya KFC yang memiliki citarasa ayam gorengnya yang terkenal karena gurih dan renyah sehingga menjadikan keunikan tersendiri dibandingkan ayam goreng lainnya. Sedangkan kelemahan utama adalah penggunaan website belum optimal dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.144. Hal ini belum dijalankan KFC secara optimal karena penulisan informasi yang disediakan di website www.kfcindonesia.com dalam hal harga, menu, keuangan maupun pemasaran tidak begitu lengkap. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 26, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3.538. Hal ini menunjukkan bahwa restoran KFC Taman Topi memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan sangat baik. 2. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktorfaktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot dan rating yang diambil kuesioner dari manajer restoran dan pesaing KFC Taman Topi. Tabel 27, menunjukkan matriks EFE yang menganalisis 9 faktor sukses kritis yang terdiri dari lima peluang dan empat ancaman. Tabel 27. Hasil Analisis Matriks EFE Restoran KFC Taman Topi Faktor Eksternal Peluang 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Ancaman 6. Hambatan masuk industri tinggi 7. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 8. Kenaikan harga bahan baku 9. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Total Bobot Rating Skor 0.121 4 0.484 0.103 0.114 4 4 0.412 0.456 0.195 0.131 3.5 4 0.682 0.524 0.080 0.124 1.5 1 0.12 0.124 0.131 0.097 3 2.5 0.393 0.242 3.437 Sumber: Restoran KFC Taman Topi, 2009 Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 26. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.524. Peluang disini menjadikan KFC lebih maju karena didukung adanya kemajuan teknologi, seperti alat yang digunakan dalam pengolahan ayam goreng didatangkan dari luar negeri yang dijamin kualitasnya untuk kesehatan crew maupun konsumen karena sudah terstandarisasi. Sedangkan ancaman utama adalah kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.124. Hal ini dikarenakan KFC Taman Topi tidak pernah berganti pemasok sehingga harga yang ditawarkan pemasok sesuai dengan KFC Taman Topi. Namun, apabila KFC Taman Topi berganti pemasok maka harga yang dikeluarkan pemasok berbeda dan kualitasnya pun berbeda. Dengan demikian, kekuatan tawar-menawar pemasok dengan suatu perusahaan harus tetap terjaga agar tidak ada kenaikan harga dan penurunan kualitas. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 27, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 3.437. Hal ini menunjukkan bahwa restoran KFC Taman Topi memiliki posisi eksternal yang kuat karena telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. 5.3.3.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat). 1. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE diperoleh bobot skor sebesar 3.538 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 3.437. Hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5. Skor Total IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0-4,0 2,0-2,99 1,0-1,99 4,0 Skor Total Tinggi EFE 3,0-4,0 Sedang 2,0-2,99 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX Rendah 1,0-1,99 Gambar 5. Hasil Analisis Matriks IE Restoran KFC Taman Topi dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel I. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Grow and Build (tumbuh dan berkembang). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk) atau integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan, dan integrasi horizontal). Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan promosi yang lebih baik. Promosi tersebut bukan hanya melalui media iklan televisi, radio, majalah, koran, berpartisipasi meningkatkan menjadi promosi sponsorship dalam lewat informasi kegiatan website sosial tetapi yaitu juga melalui www.kfcindonesia.com. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau menginovasi produk atau jasa yang ada sekarang. Strategi ini agar lebih meningkatkan kualitas produk atau makanan dan minuman sehingga tidak terjadi perubahan rasa makanan dan minuman setiap harinya serta menciptakan produk baru sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap produk di KFC Taman Topi ini. 2. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 28. alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu: 1. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran. Hal ini dilakukan agar jangkauan untuk menyampaikan produk ke masyarakat luas dapat tersampaikan, baik itu kualitas produk maupun pelayanan yang menjadi kekuatan bagi KFC untuk memperluas pangsa pasarnya. Selain itu, pemasaran yang dilakukan KFC seperti strategi harga khusus untuk menu goceng dan promosi agar konsumen mengetahui informasi produk, harga maupun jasa yang ada di KFC. Keseluruhan strategi ini didukung oleh pesatnya perubahan pola dan gaya hidup masyarakat, pesatnya pertumbuhan penduduk, peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat serta perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. 2. Meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa. Strategi ini berupa pemberian rasa pada ayam goreng, seperti rasa original (original recipe), pedas (hot crispy), dan lada hitam (black paper) agar konsumen dapat memilih rasa dari ayam goreng tersebut sesuai selera dan tidak merasa bosan. Selain itu, restoran KFC menyediakan berbagai inovasi produk yang terdiri dari spaghetti, KFC bento, dan lain-lain. Tentunya dengan pengembangan produk yang sudah ada maupun yang baru harus tetap meningkatkan kualitas produk sehingga konsumen merasa puas makan di KFC. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi/memperkecil kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, yaitu: 3. Meningkatkan efektivitas promosi melalui website, iklan, dan media masa. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui website bukan hanya di iklan televisi saja, karena website merupakan sarana informasi keseluruhan dari manajemen sampai pemasaran, salah satunya yaitu promosi. Promosi ini dilakukan agar konsumen umum maupun khusus atau karyawan KFC sendiri mengetahui ruang lingkup dari perusahaannya dan untuk konsumen umum agar mengetahui keseluruhan produk KFC yang sudah ada dan produk baru yang dilengkapi dengan harga dari masing-masing produk. Selain itu, apabila ada masyarakat yang ingin melamar di KFC dapat melihat persyaratan apa saja yang harus ada maupun pembukaan lowongan pekerjaan KFC sehingga hal ini harus berupaya agar website dapat berjalan dengan optimal untuk memenuhi keinginan konsumennya. 4. Meningkatkan pelatihan kepada SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM dalam hal pendidikan berupa pendelegasian yang jelas dan terarah serta memberikan pelatihan dalam mengolah ayam dan penggunaan teknologi. Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu: 5. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting sehingga perusahaan harus memberikan yang terbaik untuk konsumen, baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Sedangkan menjaga hubungan baik dengan pemasok yaitu pemasok menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku yang berkualitas sehingga perusahaan harus menjaga hubungan baik dengan pemasok agar kualitas bahan baku tetap terjaga dan mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi W-T, yaitu: 6. Menyediakan layanan drive thru dengan memanfaatkan area parkir yang ada untuk meningkatkan penjualan. Strategi ini dilakukan agar memberikan fasilitas kemudahan bagi konsumen yang tidak sempat untuk turun dari kendaraan karena terburu-buru ataupun kesibukan lainnya, sehingga konsumen tidak dapat makan di tempat. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya karyawan yang menjaga drive thru dengan pelayanan yang ramah dan kualitas produk tetap terjaga agar konsumen merasa nyaman dan aman untuk setia menjadi konsumen dengan layanan drive thru. Tabel 28. Hasil Analisis Matriks SWOT Restoran KFC Taman Topi Kekuatan (S) Faktor Internal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Faktor Eksternal 11. 12. 13. Peluang (O) 1. Perubahan pola dan gaya 1. hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 2. 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Kelemahan (W) Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah Lokasi KFC yang strategis Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen Kualitas produk terjaga Inovasi produk Strategi harga khusus untuk menu goceng Harga yang cukup terjangkau bagi semua kalangan masyarakat Memiliki sertifikasi halal dari MUI Memiliki fasilitas birthday party Sarana pendukung yang sudah lengkap Tenaga kerja terspesialisasi Pelayanan internet corner Promosi cukup dilakukan Strategi S-O 1. Pelayanan website belum optimal 2. Tidak memiliki layanan drive thru Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran (S2,S3,S6,S10,S11,S15,O1,O2, O3,O5) Meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa (S1,S4,S5,O1,O5) 1. Meningkatkan efektifitas promosi melalui website, iklan, dan media masa (W1,O2,O5) 2. Meningkatkan pelatihan kepada SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (W1,W2,O4,O5) Strategi W-T Ancaman (T) Strategi S-T 1. Hambatan masuk industri tinggi 2. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 3. Kenaikan harga bahan baku 4. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 1. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (S1,S3,S4,S5,S6,S7,S8,S9,S10, S11,S12,S13,T1,T2,T3) Strategi W-O 1. Menyediakan layanan drive thru dengan memanfaatkan area parkir yang ada untuk meningkatkan penjualan (W2,T4) 5.3.3.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi terbaik yang akan dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran. (TAS = 7.33) b. Meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa. (TAS = 8.976) c. Meningkatkan efektivitas promosi melalui website, iklan, dan media masa. (TAS = 6.669) d. Meningkatkan pelatihan kepada SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS = 5.978) e. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. (TAS = 6.875) f. Menyediakan layanan drive thru dengan memanfaatkan area parkir yang ada untuk meningkatkan penjualan. (TAS = 6.108) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi SO yaitu meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa. Strategi ini dilakukan agar konsumen mengenal banyak produk KFC sehingga semua kalangan masyarakat dapat membeli berbagai macam menu yang disediakan dengan harga yang berbeda. Hal ini pun sebagai brand image KFC sebagai makanan siap saji yang menyediakan variasi menu ayam dengan aneka rasa yang berbeda, sehingga konsumen tidak merasa bosan karena dapat memilih rasa sesuai selera. Berdasarkan hasil analisis QSPM, strategi yang terkecil yang harus ditingkatkan di KFC Taman Topi adalah meningkatkan pelatihan kepada SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Hal tersebut dilakukan agar tenaga kerja sebagai SDM memiliki keterampilan yang baik dalam pengelolaan proses produksi, manajerial maupun pelayanan, seperti kecepatan pelayanan dan pelayanan yang ramah kepada konsumen. 5.4 Analisis Lingkungan Internal Rahat Cafe di Bogor Analisis lingkungan internal merupakan tahap dalam untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada perusahaan untuk menghadapi persaingan. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan manajer Rahat cafe dan juga hasil wawancara dengan pihak konsumen/pelanggan sebanyak 10 responden terhadap faktor-faktor internal diperoleh beberapa faktor strategis internal yang merupakan kekuatan perusahaan dan juga yang akan menjadi kelemahan perusahaan. Konsumen yang diwawancarai sebanyak 10 responden tersebut sebagai konsumen/pelanggan yang pernah makan di Rahat cafe. Faktorfaktor strategis internal ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengisian kuesioner sendiri dilakukan oleh peneliti pada saat melakukan wawancara. Faktor-faktor strategi internal yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan Produksi dan Operasi a) Pemesanan dan Penerimaan Barang dan Bahan Baku Pada kegiatan produksi dan operasi, Rahat cafe memiliki hubungan yang baik dengan pemasok karena menurut manajer Rahat, pemasok paling utama dibutuhkan sebelum pelanggan dengan alasan produk yang dihasilkan didatangkan dari pemasok. Jika tidak ada pemasok maka tidak ada pelanggan atau konsumen. Rahat cafe memenuhi kebutuhan bahan baku melalui penjual ayam dan pasar tradisional yaitu pasar Bogor. penjual adalah sebagai pemasok bahan baku utama bagi Rahat cafe di Bogor. Bahan baku utama adalah bahan baku yang menjadi ciri khas Rahat cafe, sehingga kualitasnya harus benar-benar terjaga. Bahan baku utama adalah ayam.Pemesanan bahan baku dilakukan tiga kali seminggu, jumlah pesanan dilakukan sesuai kebutuhan Rahat cafe. Bahan baku lainnya seperti sayuran, buah-buahan, dan bumbu dapur diperoleh dari pasar Bogor. Pemesanan dilakukan melalui seorang pemasok lokal setiap hari. Untuk minuman botol dipesan melalui perusahaan masing-masing. Bahan baku yang datang dari penjual akan melalui sortir yaitu pemilihan bahan baku sesuai ketentuan yang berlaku. Pemesanan ini bertujuan untuk memastikan bahwa pesanan yang datang telah sesuai dengan kualitas yang diinginkan. b) Penyimpanan dan Penggunaan Bahan Baku Rahat cafe sangat memperhatikan prosedur penyimpanan bahan baku sama halnya dengan restoran maupun cafe lain. Penggunaan bahan baku menggunakan First In First Out (FIFO). Bahan baku yang datang terlebih dahulu harus diproses paling awal. Bahan baku daging disimpan dalam freezer dengan suhu penyimpanan 8 – 9o C (pembekuan). c) Pengolahan Bahan Makanan Rahat cafe mengolah bahan baku menjadi bahan makanan siap saji yang dalam keadaan fresh. Artinya seluruh masakan tersebut hanya akan dimasak setelah ada pesanan konsumen. Sebelum beroperasi setiap harinya, karyawan melakukan persiapan penjualan yang dilakukan pada pagi harinya. Proses pengolahan menu Rahat cafe harus melalui serangkaian tahap yang diatur dalam SOP, yaitu: a. Proses Thawing, yaitu proses melunakan suatu bahan beku menjadi fresh/lunak agar siap diolah menjadi makanan dengan cara menaikkan suhu sesuai waktu yang ditentukan. Jumlah bahan beku yang dithawing diproduksi untuk mencukupi kebutuhan keesokan harinya. Proses thawing dilakukan dengan memindahkan bahan beku dari dalam freezer selama 2 jam. b. Proses Dusting, yaitu pelapisan daging dengan tepung tapioka. c. Proses Parting dan Boneless, yaitu proses pemotongan atau pembagian bahan baku yang disesuaikan dengan jenis potongan yang akan diproses. Boneless adalah pemotongan daging ayam tanpa tulang. Hasil akhir proses parting dan boneless harus sesuai dengan SOP yang berlaku. d. Proses Saute, yaitu proses memasak bahan baku dalam kuali teflon dengan minyak goreng sedikit selama 5 – 15 menit. e. Proses Chicken Roaster, yaitu memanggang daging ayam. f. Proses Topping, yaitu bahan jadi, potongan daging matang, kacang tanah goreng maupun es krim yang diletakkan di atas makanan atau minuman. g.. Proses Garnish, yaitu potongan beberapa jenis bahan baku yang dibentuk sedemikian rupa dan diletakkan di atas atau disamping makanan jadi. Bertujuan untuk memperindah penampilan makanan jadi. d) Pelayanan Konsumen Konsumen yang datang langsung memilih meja kosong yang tersedia sesuai jumlah konsumen, kemudian pemesanan akan dilayani oleh waiter/ss. Waiter/ss akan menuju kasir dengan menunjukkan bill pesanan. Bon pesanan terdiri dari satu rangkap, yaitu untuk makanan dan minuman disatukan dalam satu kertas. Bill (tagihan) akan diantarkan setelah konsumen selesai makan dan langsung dibayarkan pada waiter/ss. Dalam kegiatan operasionalnya, terkadang pihak manajemen mendapatkan keluhan dari konsumen. Apabila ada komplain dari konsumen, misalnya kesalahan taking order atau konsumen menunggu terlalu lama akan langsung ditangani oleh manajer. 2. Sumberdaya Manusia Rahat cafe memiliki sistem manajemen yang cukup baik. Saat ini Rahat cafe memiliki 9 orang karyawan di bawah pimpinan Bapak Dedi Suwardi sebagai manajer. Rahat cafe tidak mengutamakan pendidikan bagi karyawannya yang penting karyawan memiliki tanggungjawab, ulet, dan pekerja keras. Karyawan yang bekerja di Rahat memiliki umur rata-rata 15 – 27 tahun. Cafe ini sangat mengutamakan karyawan yang terlatih karena faktor utama yang menjadi pertimbangan dalam perekrutan adalah kemauan karyawan untuk belajar bukan melihat dari tingkat pendidikan. Pada keterampilan dan motivasi kerja, manajer Rahat memberikan kedua hal itu kepada para karyawannya agar karyawan lebih semangat untuk bekerja. Biasanya bentuk keterampilan yang diberikan adalah pada saat karyawan melakukan pengolahan makanan, manajer memberikan pujian kepada karyawan yang telah melakukan pekerjaan dengan baik. Selain itu, bentuk motivasi ini dengan cara pemberian bonus berupa uang tambahan, kenaikan gaji maupun kenaikan jabatan. Hal ini tentunya sangat mendorong produktivitas karyawan untuk melakukan pekerjaan lebih baik dan terampil dalam mengolah makanan. Tabel 29. Jumlah Karyawan Rahat Cafe Berdasarkan Jabatan Fungsional Tahun 2009 No. Bidang Pekerjaan 1. Manajer 2. Bagian Operasional (Service) Bagian Dapur (Kitchen) 3. Jabatan Fungsional a. Manajer b. Manajer keuangan a. Cashier b. Waiter/ss a. Chief Cook b. Cook c. Cook helfer d. Bartender e. Stopwash f. Roaster Total Jumlah Karyawan (orang) 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11 Sumber : Rahat Cafe, 2009 Rahat cafe melakukan perekrutan karyawan melalui sumber internal yaitu karyawan berasal dari dalam perusahaan itu sendiri berupa alih tugas atau alih tempat tugas dan karyawan juga berasal dari orang yang sudah dikenal maupun keluarga. Upah karyawan sebesar Rp. 800.000,00 per bulan. Selain diberi gaji pokok, karyawan mendapatkan uang transpor, kesehatan, bonus, dan lembur. Uang bonus ini dilihat dari kondisi omset tiap bulannya, jika omset sedikit maka karyawan tidak diberi bonus. Selain itu, karyawan juga mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) berupa uang sesuai dengan kualitas kerja, tanggungjawab, masa kerja, dan jabatan karyawan, tunjangan sakit, serta lembur. Karyawan dengan masa kerja di atas satu tahun berhak mendapatkan cuti nikah minimal dua minggu, cuti melahirkan, dan cuti lama kerja. Pembagian tugas dan tanggungjawab dalam manajemen Rahat cafe sudah cukup baik. Setiap karyawan memiliki tugas masing-masing. Namun biasanya karyawan saling membantu jika salah satu pekerjaan sudah selesai sehingga pekerjaan menjadi lebih ringan. Pada akhir pekan dan hari libur, biasanya para karyawan dapat melakukan banyak pekerjaan sesuai kebutuhan. Manajemen Rahat cafe juga memiliki Standar Operasional Perusahaan (SOP) yang sudah cukup jelas dan terarah. 3. Keuangan dan Akuntansi Rahat cafe memiliki kondisi keuangan yang cukup baik sebagai cafe yang dikelola dengan sistem owner. Namun dalam modal pendirian usahanya, Rahat cafe belum bekerjasama dengan pihak Bank. Pihak manajemen cafe ini dalam hal bagian keuangan hanya bertanggungjawab untuk melaporkan kondisi keuangan cafe kepada manajer dalam bentuk laporan pembukuan yang kemudian diberikan kepada pihak owner. Hal ini dilakukan untuk menetapkan target penjualan yang akan dicapai dalam periode satu tahun. Pihak manajemen Rahat cafe memberi laporan keuangan setiap bulan pada manajer ke pihak owner. Laporan keuangan yang disampaikan dalam penelitian ini, kondisi keuangan Rahat dianalisis dari keuntungan perusahaan, rasio profitabilitas, dan rentabilitas berdasarkan analisis laporan rugi laba perusahaan periode Desember 2008 – Desember 2009. Dalam hal permodalan, biaya usaha dari sejak berdiri sampai saat ini Rahat cafe menggunakan dana yang berasal dari modal sendiri. Berdasarkan perhitungan analisis keuntungan, rasio profitabilitas, dan rentabilitas pada Rahat cafe diperoleh hasil bahwa usaha tersebut dalam pencapaian target keuntungan sudah baik karena ada kenaikan penjualan per harinya sebesar satu juta rupiah. Namun, sisi kelemahan Rahat cafe dilihat dari kondisi keuangannya yang belum terjamin karena segala kebutuhan dan pengeluaran belum ditanggung oleh pihak Bank, sehingga cafe ini belum cukup leluasa dalam mengembangkan usahanya karena takut terkendala masalah uang. 4. Sistem Informasi Manajemen Rahat cafe belum memiliki website yang dikelola secara optimal karena masih memberikan informasi yang belum lengkap mengenai produk maupun harganya. Namun, Rahat sudah mengelola jaringan internet gratis bagi konsumen yang makan di tempat itu dengan layanan telkom hotspot. Hal tersebut diberikan sebagai bentuk layanan agar konsumen merasa nyaman dan tidak bosan untuk makan di Rahat. 5. Pasar dan Pemasaran Lingkungan internal yaitu pendekatan fungsional dalam hal pasar dan pemasaran, Rahat cafe harus memperhatikan pangsa pasar agar tujuan jelas yaitu ditujukan bagi semua kalangan sehingga dapat menikmati menu cafe ini. Pangsa pasar cafe ini di kota Bogor. Kegiatan promosi di Rahat cafe hingga saat ini mengaku tidak kesulitan dalam menarik perhatian konsumen. Hal ini merupakan keuntungan dari lokasinya yang berada di dekat pembelanjaan dan rumah penduduk, sehingga tidak dibutuhkan promosi yang terlalu basar. Kegiatan promosi yang aktif dilakukan hingga saat ini adalah penyebaran brosur dan promosi dari mulut ke mulut. Rahat cafe belum memiliki strategi untuk mempromosikan produkya secara meluas bagi masyarakat kota Bogor, misalnya menjadi sponsor pada acara tertentu, pemasangan spanduk, serta pemasangan iklan pada surat kabar, majalah atau radio. Sedangkan untuk loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru, Rahat cafe sangat mengutamakan hal itu karena merupakan kunci keberhasilan dalam usaha. Usaha tersebut akan maju apabila didukung dengan adanya pelanggan yang setia dan pihak Rahat cafe juga memberikan informasi harga untuk produk baru dengan harga yang terjangkau. A. Segmentation, Targeting, Positioning 1. Segmentation Segmentasi pasar yang dilakukan oleh Rahat cafe adalah berdasarkan aspek demografis, aspek psikografis, dan aspek perilaku. Segmentasi pasar berdasarkan demografis yaitu keluarga dan remaja sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek psikografis terdiri dari kelas sosial dan gaya hidup. Dari kelas sosial, segmen yang dipilih oleh Rahat cafe adalah semua kalangan masyarakat. Perubahan gaya hidup terutama pola konsumsi masyarakat yang tidak memiliki banyak waktu untuk memasak di rumah karena aktivitas di luar rumah yang padat, sehingga mendorong masyarakat untuk mengkonsumsi makanan di luar rumah. Sedangkan segmentasi pasar berdasarkan aspek perilaku terdiri dari manfaat dimana konsumen mencari manfaat berupa kualitas produk dan pelayanan. 2. Targeting Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki. Target pasar utama Rahat cafe adalah semua kalangan masyarakat. 3. Positioning Positioning merupakan tahap dimana perusahaan menentukan posisi yang diinginkan dalam pasar. Rahat cafe ingin menempati posisi sebagai cafe dengan konsep ”Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” yang dapat dilihat dari menu yang disediakan Rahat cafe tersebut. Selain itu, Rahat cafe memiliki pelayanan yang memuaskan serta harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. B. Bauran Pemasaran 1. Produk Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan/dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 1997). Strategi produk yang dilakukan Rahat cafe dapat dilihat dari konsep sebagai makanan Indonesia yang memiliki standar kesehatan dan menyediakan makanan diet bagi konsumen yang tidak mengkonsumsi makanan yang berlemak. Strategi produk yang dilakukan oleh Rahat cafe agar pelanggan tidak bosan adalah dengan inovasi produk berupa campuran makanan khas Indonesia dan kontinental seperti bistik iga bakar hot plate, omelet mix (sosis daging keju), dan omelet seafood. Hal ini dilakukan agar pelanggan mempunyai banyak pilihan menu bagi yang tidak memiliki selera makan yang sama. Adanya inovasi produk yang dikembangkan maerupakan salah satu kekuatan yang dimiliki Rahat cafe dalam menarik minat konsumen. Produk yang ditawarkan Rahat cafe sangat mengutamakan kualitas karena bahan baku dijaga agar tetap memuaskan konsumen. Namun dalam penetapan standar mutu produk, Rahat cafe belum memiliki sertifikasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM mengawasi pengusaha dalam penetapan standar mutu produk yang akan dijual ke konsumen. Dengan adanya SK dari BPOM maka acuan standar tersebut memproteksi persaingan yang tidak sehat dalam industri obat dan makanan termasuk cafe. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM merupakan salah satu kelemahan dari Rahat cafe karena menyangkut kepercayaan yang diberikan kepada konsumen mengenai keamanan produknya. Adapun menu yang dijual Rahat cafe dapat dilihat pada Lampiran 11. 2. Harga Harga yang ditetapkan Rahat cafe bervariasi dan harga ditampilkan jelas pada daftar menu. Konsumen tidak dikenakan pajak dari total harga pesanan. Rahat cafe memadukan strategi harga dengan strategi promosi dengan memberikan potongan harga 10 persen. Salah satu strategi yang dilakukan adalah dengan adanya potongan harga untuk pelajar sekolah. Bagi pemegang kartu b’smartcard berupa potongan harga untuk semua jenis menu di Rahat cafe. Hal ini dilakukan untuk menjangkau segmen pelajar dan remaja. Dengan adanya program strategi harga ini dapat dikatakan cukup berhasil dilihat berdasarkan pengunjung yang datang sebagian besar adalah para remaja dan pelajar. 3. Promosi (Promotion) Kegiatan promosi yang sudah diterapkan oleh Rahat cafe melalui penyebaran leaflet, spanduk, door to door, dan potongan harga bagi pelajar yang memiliki b’smartcard. Cafe ini belum mempromosikan produknya secara berkisinambungan dan meluas bagi masyarakat kota Bogor. 4. Tempat (Place) Strategi tempat yang dilakukan oleh Rahat cafe yaitu memiliki lokasi yang cukup strategis yang berada dekat dengan pusat pembelanjaan, yaitu Pangrango Plaza. Selain itu juga, Rahat cafe dekat dengan rumah penduduk, kostan mahasiswa, warung-warung tenda pecel lele di belakang Pangrango Plaza, hotel Permata, sekolah, dan tidak begitu jauh dengan jalan raya. Strategi dalam Rahat cafe dapat melibatkan saluran distribusi fisik maupun elektronik dalam proses penyampaiannya. Untuk dapat menikmati makanannya, konsumen dapat langsung datang ke Rahat cafe ataupun konsumen dapat menggunakan saluran elektronik melalui telepon untuk mendapatkan pelayanan lunch box, catering box, dan delivery order. Hal ini merupakan kekuatan dari Rahat cafe karena memiliki layanan khusus. 5. Orang Orang atau karyawan yang merupakan bagian terpenting dalam perusahaan. Karyawan merupakan orang yang terlibat dalam pemberian jasa dan merupakan faktor intern yang memiliki peran yang cukup besar dalam mewujudkan jasa yang dikehendaki oleh konsumen. Rahat cafe memiliki karyawan yang ramah, sabar, dan respect yang dapat membuat konsumen nyaman. 6. Proses Proses merupakan semua kegiatan yang dapat dikoordinasikan dengan baik untuk menciptakan kualitas serta pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Strategi proses yang telah diterapkan oleh Rahat cafe adalah peningkatan kinerja karyawan. Selain itu, karyawan harus mampu memberikan tanggapan dalam mengatasi keluhan dari konsumen menyangkut masalah pelayanan. Hal ini dilakukan agar cafe dapat memperbaiki kinerjanya secara langsung dan merupakan kekuatan bagi Rahat cafe dalam meningkatkan kualitas dan pelayanan. Selain itu, dengan adanya berbagai menu yang beranekaragam dan unik maka keuntungan usaha yang didapat relatif cukup besar karena menarik minat konsumen untuk mencoba makanan tersebut. 7. Bukti Fisik Bukti fisik berhubungan dengan fasilitas apa saja yang diberikan oleh Rahat cafe seperti adanya sarana pendukung. Sarana pendukung yang diberikan meliputi kamar mandi, mushola, dan tempat cuci tangan. Pemanfaatan fasilitas teknologi canggih seperti layanan telkom hotspot untuk internet. Fasilitas ini bertujuan untuk meraih segmen pelajar, mahasiswa, dan pegawai perkantoran lainnya yang membutuhkan layanan informasi. Namun, fasilitas seperti area parkir belum memiliki area parkir yang luas. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Analisis Faktor Internal Rahat Cafe No. 1. Faktor Internal Produk 2. Harga 3. Promosi 4. Tempat 5. Orang 6. Proses 7. Bukti Fisik Kekuatan Kelemahan • Harga yang cukup • Belum memiliki sertifikasi dari BPOM terjangkau • Inovasi produk • Sebagai makanan ”Indonesia Foods, Healthy and Diet Foods” • Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard • Penggunaan website belum optimal • Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan • Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order • Pelayanan yang baik • Tenaga kerja yang terhadap konsumen tidak terspesialisasi • Peningkatan kinerja karyawan • Nilai ROE yang besar • Layanan telkom hotspot • Area parkir kurang memadai Sumber: Rahat cafe, 2009 5.5 Analisis Lingkungan Eksternal Rahat Cafe di Bogor Analisis terhadap lingkungan eksternal merupakan tahap untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi oleh perusahaan. Aspek eksternal yang dianalisis, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri. Berdasarkan identifikasi dan hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Rahat cafe, dan hasil wawancara dengan pesaing cafe-cafe lain terhadap faktor-faktor eksternal diperoleh beberapa faktor strategis eksternal yang berpotensi sebagai peluang dan juga yang akan dapat menjadi ancaman bagi perusahaan. Faktorfaktor strategis eksternal ini diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan pengisian kuesioner sendiri dilakukan oleh peneliti langsung pada saat melakukan wawancara. Faktor-faktor strategis eksternal yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut adalah sebagai berikut: 5.5.1 Lingkungan Jauh Lingkungan jauh adalah faktor lingkungan eksternal yang merupakan lingkungan jauh operasional perusahaan. Lingkungan jauh dipengaruhi oleh faktor politik dan hukum, sosial, ekonomi, dan teknologi. 1. Faktor Politik Faktor politik tentang undang-undang lingkungan dan perburuhan, peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja serta sistem perpajakan. Ketiga faktor politik tesebut, Rahat cafe belum menerapkan UU, peraturan maupun sistem perpajakan dikarenakan bisnis atau usaha yang didirikan termasuk usaha menengah sehingga belum sepenuhnya mampu menjalankan faktor tersebut seperti halnya usaha besar yang sudah menerapkan ketiga faktor tersebut dalam bisnisnya. 2. Faktor Ekonomi Faktor ekonomi pada Rahat cafe berpengaruh terhadap inflasi karena sama halnya dengan bisnis besar yang mengikuti perkembangan ekonomi. Penetapan harga produk sangat berpengaruh terhadap peningkatan usaha dari tahun ke tahun, penetapan harga ini dikendalikan oleh manajer operasional. Dalam hal produktivitas Sumberdaya Manusia (SDM) dan teknologi, Rahat cafe tergolong sudah maju karena SDM yang sudah terampil dalam mengolah makanan dan teknologi yang digunakan pun sudah modern. Selain SDM yang terampil, Rahat cafe juga menetapkan kriteria tenaga kerjanya, seperti memiliki tanggungjawab, disiplin, dan kerjasama. 4. Faktor Sosial Fakor sosial yang terdapat di Rahat cafe terdiri dari aspek sikap, gaya hidup, dan adat istiadat karena ketiga hal tersebut cenderung berubah seiring dengan perkembangan zaman, pola konsumsi masyarakat yang berubah yang ingin makan cepat saji karena banyak masyarakat yang bekerja, sehingga tidak sempat masak di rumah dan tentunya permintaan akan makanan cepat saji pun meningkat sesuai dengan permintaan konsumen yang banyak. 4. Faktor Teknologi Faktor teknologi yang sudah ada dapat mempengaruhi kinerja karyawan di Rahat cafe karena dapat mempermudah karyawan dalam bekerja dan mempermudah dalam hal mempromosikan produk baru kepada konsumennya. Teknologi informasi ini berupa media elektronik yaitu internet. 5.5.2 Lingkungan Industri Lingkungan industri terdiri dari ancaman masuk pendatang baru, persaingan sesama perusahaan dalam industri, ancaman produk pengganti, kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar-menawar pemasok, dan pengaruh kekuatan stakeholder lainnya. 1) Ancaman Masuk Pendatang Baru Masuknya pendatang baru dalam industri rumah makan akan memberikan implikasi pada penurunan pangsa pasar. Ancaman pendatang baru ini tergantung seberapa besar hambatan untuk masuk ke dalam industri. Hambatan masuk bagi pendatang baru dalam industri rumah makan, khususnya cafe bila dilihat dari skala ekonomi dan kebutuhan modal relatif cukup tinggi. Hal ini disebabkan karena untuk membuka sebuah usaha diperlukan skala ekonomi yang besar dan kebutuhan modal awal yang cukup besar. Selain itu, untuk hambatan diferensiasi produk cukup tinggi karena semakin produk itu berbeda atau unik maka konsumen semakin penasaran untuk membelinya. 2) Persaingan Sesama Perusahaan Dalam Industri Persaingan sesama perusahaan dalam industri yaitu faktor biaya tetap yang besar karena beroperasi pada skala ekonomi yang tinggi. Persaingan sesama perusahaan dalam industri, khususnya cafe yang berada di kota Bogor cenderung kompetitif. Hal ini bisa dilihat dari jumlah cafe yang semakin bertambah dari tahun ke tahunnya. 3) Ancaman Produk Pengganti Rahat cafe merupakan cafe yang menyediakan berbagai macam menu makanan. Ancaman produk pengganti atau subsitusi yang diperhitungkan oleh Rahat cafe adalah Warung-warung tenda pecel lele yang berada dekat dengan Rahat karena dilihat dari sisi harga, harga warung tenda lebih murah dibandingkan dengan Rahat cafe sehingga konsumen cenderung untuk memilih produk dengan harga yang lebih murah. Namun, menurut manajer Rahat cafe, produk utama tidak mengancam produk utama karena produk utama merupakan produk yang sudah diketahui maupun digemari oleh konsumen. 4) Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Kekuatan tawar-menawar pembeli sangat tinggi, karena jumlah alternatif cafe yang tersedia di kota Bogor sangat banyak sehingga penawaran tinggi dan konsumen bebas memilih cafe yang sesuai dengan kebutuhannya. Oleh karena itu, Rahat cafe berusaha untuk mengikuti keinginan dan kebutuhan konsumen dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan produk melalui inovasi produk sehingga membuat konsumen merasa tidak bosan dengan menu makanan yang ada. 5) Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Rahat cafe memperoleh pasokan bahan bakunya dari penjual ayam yang berada di Bogor dan pasar Bogor. Penjual ayam memasok bahan baku utama seperti daging ayam. Sedangkan untuk pemasok di pasar Bogor menyuplai bahan baku beras, bumbu masakan, daging kambing, dan daging sapi. Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi, Rahat cafe tidak pernah berganti ke pemasok lain karena sangat menjaga kualitas bahan bakunya. Berdasarkan analisis lingkungan internal dalam matriks IFE dapat dilihat pada Tabel 31. Tabel 31. Analisis Faktor Eksternal Rahat Cafe No. 1. Faktor Eksternal Lingkungan Jauh 2. Lingkungan Industri Sumber: Rahat cafe, 2009 Peluang Ancaman • Perubahan gaya hidup • Kenaikan harga bahan masyarakat baku • Cukup tersedia angkatan kerja • Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat • Perkembangan kemajuan teknologi • Tingkat persaingan cafe tinggi • Kekuatan tawarmenawar pembeli tinggi • Kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi 5.6 Formulasi Alternatif Strategi Pemasaran Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan. 5.6.1 Tahap Masukan Tahap masukan merupakan tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil analisis dan identifikasi lingkungan internal berupa kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE, sedangkan hasil analisis dan identifikasi kondisi eksternal berupa peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE. 1. Analisis Matriks IFE Matriks IFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar peranan dari faktor-faktor internal yang terdapat pada perusahaan. Matriks IFE menggambarkan kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung berdasarkan rating dan bobot yang diambil kuesioner dari manajer dan konsumen/pelanggan Rahat cafe. Tabel 32, menunjukkan matriks IFE yang menganalisis 14 faktor sukses kritis yang terdiri dari sembilan kekuatan dan lima kelemahan. Tabel 32. Hasil Analisis Matriks IFE Faktor Internal Kekuatan 1. Harga yang cukup terjangkau 2. Inovasi produk 3. Pelayanan yang baik terhadap konsumen 4. Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 5. Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healthy & Diet Foods” 6. Nilai ROE yang besar 7. Peningkatan kinerja karyawan 8. Layanan telkom hotspot 9. Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard Kelemahan 10. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 11. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 12. Area parkir kurang memadai 13. Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan 14. Penggunaan website belum optimal Total Bobot Rating Skor 0.085 0.082 0.080 0.082 4 4 3 3 0.34 0.328 0.24 0.246 0.088 4 0.352 0.054 0.069 0.049 0.052 3 3 3 3 0.162 0.207 0.147 0.156 0.082 0.069 0.069 0.077 1 2 1 1 0.082 0.138 0.069 0.077 0.060 1.000 1 36 0.060 2.604 Sumber: Rahat cafe, 2009 Berdasarkan hasil analisis matriks IFE pada Tabel 32. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi kekuatan utama perusahaan adalah sebagai makanan ”Indonesian foods, healthy and diet foods” dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.352 karena dengan adanya berbagai menu Indonesia dan sajian makanan sehat maka konsumen dapat dengan mudah untuk memilih makanan, sehingga tidak merasa bosan serta bagi konsumen yang mengutamakan kesehatan dapat memilih makanan sehat yang disediakan oleh Rahat cafe. Hal ini dapat meningkatkan image baik bagi Rahat cafe sebagai cafe yang mengolah makanan sehat, disamping itu pula dapat meningkatkan penjualan karena adanya inovasi produk dan jumlah konsumen yang mengkonsumsi makanan sehat semakin banyak. Sedangkan kelemahan utama adalah penggunaan website belum optimal dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.060. Hal ini dapat dilihat dari website Rahat cafe yang belum dikelola dengan baik oleh manajemen Rahat, sehingga konsumen merasa kesulitan untuk mencari informasi mengenai menu, harga, maupun informasi pemasaran. Namun, kekuatan berupa ragam sajian makanan Indonesia dan makanan sehat menjadikan Rahat cafe dikenal oleh konsumennya sehingga dapat menutupi kelemahan dari belum optimalnya layanan website. Hal ini dapat digantikan dengan disediakannya daftar menu bagi konsumen yang datang. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 32, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 2.604. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat cafe memiliki posisi internal yang kuat karena telah mampu menggunakan kekuatan dan mengatasi kelemahan dengan sangat baik. 2. Analisis Matriks EFE Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan. Matriks EFE menggambarkan kondisi eksternal perusahaan yang terdiri dari peluang dan ancaman yang dihitung berdasarkan bobot dan rating yang diambil kuesioner dari manajer Rahat cafe dan pesaing. Tabel 33, menunjukkan matriks EFE yang menganalisis sembilan faktor sukses kritis yang terdiri dari empat peluang dan lima ancaman. Tabel 33. Hasil Analisis Matriks EFE Faktor Eksternal Peluang 1. Perubahan gaya hidup masyarakat 2. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 3. Cukup tersedia angkatan kerja 4. Perkembangan kemajuan ternologi Ancaman 5. Tingkat persaingan cafe tinggi 6. Kenaikan harga bahan baku 7. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi 8. Kenaikan tawar-menawar pemasok tinggi 9. Banyaknya produk substitusi Total Bobot Rating Skor 0.092 0.117 4 4 0.368 0.468 0.074 0.086 2 4 0.148 0.344 0.098 0.092 0.105 3 1 4 0.294 0.092 0.042 0.117 2 0.234 0.111 1.000 4 28 0.444 2.812 Sumber: Rahat cafe, 2009 Berdasarkan hasil analisis matriks EFE pada Tabel 33. menunjukkan bahwa faktor yang menjadi peluang utama perusahaan adalah peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat dengan nilai tertimbang tertinggi sebesar 0.468 karena semakin banyaknya cafe, konsumen mudah mendapatkan makanan di luar rumah dengan praktis yang disebabkan oleh banyaknya konsumen yang bekerja sehingga terjadi peningkatan pendapatan dan terjadi daya beli yang semakin meningkat. Sedangkan ancaman utama adalah kenaikan harga bahan baku dengan nilai tertimbang terkecil sebesar 0.092. Hal ini dapat terjadi karena harga bahan baku dipasaran naik sehingga harga produk yang ditetapkan Rahat cafe naik. Namun, dengan adanya peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat akan makan di luar rumah meningkat maka kenaikan harga produk tidak dijadikan kendala utama sehingga Rahat cafe dapat memanfaatkan peluang yang ada dalam menghadapi ancaman. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 33, maka dapat diperoleh total bobot skor sebesar 2.812. Hal ini menunjukkan bahwa Rahat cafe memiliki posisi eksternal yang kuat karena telah mampu memanfaatkan peluang untuk mengatasi ancaman. 5.6.2 Tahap Pencocokan Tahap pencocokan merupakan tahap untuk merumuskan strategi berdasarkan hasil analisis dan identifikasi akan kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan yang telah terkumpul. Pada tahap pencocokan model yang akan digunakan dalam perumusan strategi adalah matriks IE (Internal-Eksternal) dan matriks SWOT (Strength-Weakness-Opportunities-Threat). 1. Matriks IE Matriks IE merupakan perpaduan dari skor terbobot matriks IFE dan skor terbobot matriks EFE yang dipetakan sehingga diketahui posisi perusahaan. Berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFE, diperoleh bobot skor sebesar 2.604 dan hasil analisis faktor eksternal menggunakan matriks EFE diperoleh bobot skor sebesar 2.812. hasil pemetaan pada matriks IE dapat dilihat pada Gambar 6. Kuat 3,0-4,0 4,0 Skor Total Tinggi EFE 3,0-4,0 Skor Total IFE Rata-rata Lemah 2,0-2,99 1,0-1,99 3,0 2,0 1,0 I II III IV V VI VII VIII IX Sedang 2,0-2,99 Rendah 1,0-1,99 Gambar 6. Hasil Analisis Matriks IE Rahat cafe dalam pemasarannya menempati posisi dalam sel V. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan berada pada posisi Hold and Maintain (pertahankan dan pelihara). Strategi yang tepat digunakan dalam kuadran ini adalah strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Strategi yang dapat dilakukan berdasarkan lingkungan internal dan eksternal perusahaan berupa strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Penetrasi pasar adalah mencari pangsa pasar yang lebih besar untuk produk atau jasa yang sudah ada sekarang melalui usaha pemasaran yang lebih gencar dan berkesinambungan. Strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan promosi yang lebih gencar dan berkesinambungan. Promosi tersebut bukan hanya melalui mulut ke mulut saja (door to door) tetapi juga meningkatkan promosi lewat brosur, leaflet maupun membuat informasi website secara jelas. Strategi pengembangan produk merupakan strategi yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan dengan cara meningkatkan atau menginovasi produk yang ada saat ini. Strategi ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas makanan dan minuman sehingga tidak terjadi perubahan rasa makanan dan minuman setiap harinya serta menciptakan produk dan menambah menu masakan lain sehingga konsumen tidak merasa bosan terhadap menu masakan di Rahat cafe. 2. Matriks SWOT Berdasarkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang diperoleh melalui faktor internal dan eksternal dapat diformulasikan alternatif strategi yang diambil. Formulasi strategi ini dilakukan dengan menggunakan analisis SWOT yang dapat dilihat pada Tabel 34. alternatif strategi yang diperoleh adalah sebagai berikut: Strategi S-O (Strength-Opportunity) Strategi S-O merupakan strategi yang menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi S-O, yaitu: 1. Meningkatkan kualitas pengembangan produk melalui berbagai menu. Strategi ini dilakukan agar konsumen tidak merasa bosan akan menu makanan yang disediakan, sehingga bukan saja ayam goreng melainkan tersedia juga daging sapi dan kambing serta berbagai menu makanan dan minuman yang lengkap. Selain itu, meningkatkan kualitas pengembangan produk melalui berbagai menu dapat meningkatkan nilai penjualan karena makanan yang dijual beranekaragam tetapi dengan hal ini Rahat cafe tidak melupakan segi kualitas dari masing-masing produk agar konsumen merasa aman untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Strategi W-O (Weakness-Opportunity) Strategi W-O adalah strategi yang menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi/memperkecil kelemahan-kelemahan yang dimiliki perusahaan. Ada beberapa alternatif strategi yang dapat dilakukan pada strategi W-O, yaitu: 2. Meningkatkan kegiatan promosi melalui penyebaran leaflet, brosur, penggunaan website serta meningkatkan sponsorship. Strategi ini berupa mengoptimalkan promosi melalui pembuatan informasi website secara jelas bukan hanya melalui mulut ke mulut, brosur, serta leaflet. Hal ini dikarenakan website merupakan sarana informasi keseluruhan dari manajemen sampai pemasaran, salah satunya yaitu promosi. Promosi ini dilakukan agar konsumen umum mengetahui keseluruhan produk Rahat yang sudah ada dan produk baru yang dilengkapi dengan harga dari masing-masing produk. Tetapi untuk saat ini Rahat cafe hanya menyediakan daftar menu makanan saja sebagai salah satu bentuk promosi secara langsung, tujuannya agar lebih efektif dan efisien sehingga konsumen dapat langsung mengetahui menu apa saja yang akan dipesan. 3. Memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi ini dilakukan agar meningkatkan kualitas SDM muda dalam hal pendidikan berupa pendelegasian yang jelas dan terarah serta memberikan pelatihan dalam mengolah berbagai menu makanan maupun penggunaan teknologi. Strategi S-T (Strength-Threat) Strategi ini bertujuan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman-ancaman eksternal dengan menggunakan kekuatan-kekuatan internal yang ada. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi S-T, yaitu: 4. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Meningkatkan loyalitas konsumen terhadap suatu perusahaan sangat penting, dalam hal ini adalah Rahat cafe harus memberikan yang terbaik untuk konsumen, baik dari segi kualitas produk maupun pelayanannya. Sedangkan menjaga hubungan baik dengan pemasok yaitu pemasok menyediakan kebutuhan barang dan bahan baku yang berkualitas sehingga Rahat cafe pun harus menjaga hubungan baik dengan pemasok agar kualitas bahan baku tetap terjaga dan mampu menjamin ketersediaan dan kontinuitas bahan baku. Strategi W-T (Weakness-Threat) Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi kelemahan internal serta menghindari ancaman eksternal. Alternatif yang dapat dilakukan pada strategi W-T, yaitu: 5. Meningkatkan fasilitas berupa menyediakan area parkir yang memadai dan pembuatan sertifikasi halal dari BPOM. Strategi dalam menyediakan area parkir yang memadai dilakukan agar memberikan fasilitas kemudahan bagi konsumen yang memiliki kendaraan, konsumen dapat leluasa memilih tempat parkir yang akan dituju, dan konsumen juga akan betah berlama-lama untuk makan di tempat tersebut. Sedangkan dalam pembuatan sertifikasi halal dari BPOM, konsumen akan lebih percaya dengan kualitas produk yang disediakan karena ada jaminan kesehatan dari BPOM. Namun, Rahat cafe belum memiliki sertifikasi tersebut karena menurutnya tidak semua konsumen melihat hal tersebut melainkan konsumen lebih melihat kualitas makanan yang enak dan bersih walaupun memang dengan adanya sertifikasi halal yang merupakan nilai lebih bagi usaha atau bisnis makanan sehingga konsumen menjadi lebih aman makan di Rahat cafe. Tabel 34. Hasil Analisis Matriks SWOT Rahat Cafe Kekuatan (S) Kelemahan (W) 1. Harga yang cukup terjangkau 2. Inovasi produk 3. Pelayanan yang baik terhadap konsumen 4. Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order 5. Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healthy, and Diet Foods” 6. Nilai ROE yang besar 7. Peningkatan kinerja karyawan 8. Layanan telkom hotspot 9. Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard Strategi S-O 1. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 2. Tenaga terja tidak terspesialisasi 3. Area parkir kurang memadai 4. Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan 5. Penggunaan website belum optimal 1. Perubahan gaya hidup masyarakat 2. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 3. Cukup tersedia angkatan kerja 4. Perkembangan kemajuan teknologi 5. Hambatan masuk industri tinggi 1. Meningkatkan kualitas pengembangan produk melalui berbagai menu (S2,S5,S6,O1,O2,O4,O5) Ancaman (T) Strategi S-T 1. Meningkatkan kegiatan promosi melalui penyebaran leaflet, brosur, penggunaan website serta meningkatkan sponsorship (W4,W5,O1,O4) 2. Meningkatkan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah (W2,W5,O3,O4) Strategi W-T 1. Tingkat persaingan cafe tinggi 2. Kenaikan harga bahan baku 3. Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi 4. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 5. Banyaknya produk substitusi 1. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok (S1,S2,S3,S4,S7,S8,S9,T1, T2,T3,T4,T5) Faktor Internal Faktor Eksternal Peluang (O) Strategi W-O 1. Meningkatkan fasilitas berupa menyediakan area parkir yang memadai dan pembuatan sertifikasi halal dari BPOM (W1,W2,W3,T1,T3,T5) 5.6.3 Tahap Keputusan Tahap keputusan merupakan tahap yang terakhir untuk menentukan prioritas strategi terbaik yang akan dijalankan perusahaan dari alternatif-alternatif strategi yang diperoleh dari hasil analisis SWOT. Untuk menentukan prioritas strategi tersebut, digunakan alat analisis Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM). Hasil analisis matriks SWOT menghasilkan 4 alternatif, yaitu strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Strategi tersebut akan dimasukkan ke dalam matriks QSPM yang akan diestimasi dengan bobot dan Attractive Score (AS). Penjabaran dari strategi-strategi tersebut berdasarkan hasil analisis QSPM adalah sebagai berikut: a. Meningkatkan kualitas pengembangan produk melalui berbagai menu. (TAS = 6.22) b. Meningkatkan kegiatan promosi melalui penyebaran leaflet, brosur, penggunaan website serta meningkatkan sponsorship. (TAS = 5.349) c. Meningkatkan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. (TAS = 5.013) d. Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. (TAS = 6.826) e. Meningkatkan fasilitas berupa menyediakan area parkir yang memadai dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. (TAS = 5.499) Berdasarkan hasil analisis QSPM, dapat dilihat bahwa strategi terbaik yang harus dilakukan sekarang adalah salah satu strategi ST yaitu meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Strategi ini dilakukan karena loyalitas konsumen dilihat dari pelayanan yang baik serta kualitas produk yang tetap terjaga dari pemasok agar tetap memberikan rasa aman dan nyaman terhadap konsumen sehingga hal ini dapat meningkatkan jumlah konsumen dan pendapatan. Strategi dengan nilai TAS terkecil terdapat pada strategi WO yaitu memberikan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah karena sampai saat ini di Rahat cafe masih ada tumpang tindih pekerjaan sehingga hal ini biasanya sering menghambat pekerjaan yang lain, misalnya pelayanan yang kurang cepat yang mengakibatkan kebanyakan konsumen komplain. Namun, menurut manager rahat dalam hal ini tidak begitu dipermasalahkan karena pihak manajemen Rahat cafe sebelumnya melakukan pelatihan kepada karyawannya hanya saja tidak dilakukan secara mendalam seperti di restoran-restoran besar. Maka dari itu, perlu ditingkatkan kembali pelatihan kepada karyawan agar tetap meningkatkan kualitas SDM agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan. BAB V1 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Rasio profitabilitas restoran KFC Taman Topi menghasilkan marjin laba bersih yang hampir sama dengan Rahat cafe sebesar 9 dan 8 persen, sehingga rasio keduanya baik. Namun, nilai ROE yang dihasilkan Rahat cafe sebagai non waralaba lebih tinggi sebesar 85 persen dibandingkan dengan ROE pada restoran KFC Taman Topi sebesar 27 persen. 2. Analisis lingkungan internal pada restoran KFC Taman Topi yang menjadi kekuatan utama adalah citarasa ayam goreng KFC yang gurih dan renyah. Kelemahan utama adalah penggunaan website belum optimal. Analisis lingkungan eksternal yang menjadi peluang utama adalah perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi. Ancaman utama adalah kekuatan tawarmenawar pemasok tinggi. Analisis lingkungan internal pada Rahat cafe yang menjadi kekuatan utama adalah sebagai makanan ”Indonesian foods, healthy and diet foods”. Kelemahan utama adalah penggunaan website belum optimal. Analsisis eksternal yang menjadi peluang utama adalah peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat. Ancaman utama adalah kenaikan harga bahan baku. 3. Alternatif strategi pengembangan usaha terbaik yang harus dilakukan oleh restoran KFC Taman Topi adalah salah satu strategi S-O yaitu meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa. Strategi terbaik yang harus dilakukan oleh Rahat cafe adalah strategi S-T yaitu meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. 6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian analisis rasio profitabilitas dan rentabilitas serta analisis lingkungan internal dan eksternal yang dilakukan pada restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe, ada beberapa saran yang dapat diberikan yaitu : Untuk restoran KFC Taman Topi: 1. Melihat besarnya perbedaan nilai ROE, rasio profitabilitas dan rentabilitas antara restoran KFC Taman Topi dan Rahat cafe, sebaiknya restoran KFC Taman Topi membuat kebijakan khusus dengan meningkatkan target penjualan dengan meminimalisir biaya operasional agar dapat meningkatkan Return on Stockholders Equity (ROE). Kebijakan ini diharapkan agar restoran KFC Taman Topi mampu menyeimbangi persaingan harga yang ketat dengan pesaing sehingga penjualan dapat meningkat. 2. Meningkatkan penggunaan website secara optimal. 3. Menyediakan layanan drive thru dengan cara memanfaatkan area parkir yang sudah ada. Untuk Rahat cafe: 1. Mempertahankan nilai ROE agar target penjualan dapat terus meningkat. 2. Meningkatkan target pasar, khususnya masyarakat kota Bogor untuk berkunjung ke Rahat cafe dengan cara promosi yang lebih gencar. 3. Meningkatkan kualitas produk dengan membuat sertifikasi dari BPOM. 4. Meningkatkan kinerja karyawan agar tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan melalui spesialisasi pekerjaan. 5. Memanfaatkan area parkir yang sudah ada dengan sebaik-baiknya. 6. Menyediakan layanan website secara optimal. DAFTAR PUSTAKA Anggraini D. 2006. Analisis Pendapatan dan Strategi Pemasaran Usaha Warung Tenda Pecel Lele di Sepanjang Jalan Pajajaran Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. [BPS] Badan Pusat Statistik Kota Bogor. 2008. Kota Bogor dalam Angka 2008. Bogor: Badan Pusat Statistik. David F.R. 2002. Manajemen Strategis. Terjemahan; Edisi Ketujuh. Jakarta: PT Prenhallindo. David F.R. 2004. Manajemen Strategis. Konsep-Konsep; Edisi Kesembilan. Jakarta: PT Indeks. Fardiaz. 1994. Pengendalian Pangan dan Penerapan Pangan HACCP dalam Pengendalian Jasa Boga. Buletin Teknologi dan Industri Pangan. Volume 3. Jakarta. Firbani R. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Waralaba Lokal (Studi Kasus Ayam Bakar Wong Solo Cabang Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Insitut Pertanian Bogor. Kadarsan H.W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan Agribisnis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler P, Amstrong. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan; Jilid I. Jakarta: Salemba Empat. Kotler P, Amstrong. 1997. Manajemen Pemasaran. Terjemahan; Jilid II. Jakarta: Salemba Empat. Kotler P. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid I. Jakarta: PT Indeks. Machmud A. 1993. Pengantar Akuntansi 1. Depok: Universitas Gunadarma. Partomo T.S., A.R. Soejoedono. 2004. Ekonomi Skala Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia. Rachmadi B.N. 2007. Waralaba: Franchising The Most Practical and Excellent Way of Succeeding. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Rahmadhoni. 2006. Analisis Strategi Pemasaran Restoran Sunda Pajajaran Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Rahmayanti D. 2008. Analisis Struktur Biaya dan Optimalisasi Pola Tanam Sayuran Organik di Permata Hati Organic Farm Cisarua, Bogor [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Ratnasari R.D. 2009. Analisis Strategi Pemasaran (Studi Kasus Ali Baba Restaurant, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Riyanto B. 1995. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Yogyakarta: BPEF. Siahaan P.E. 2008. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl (Studi Kasus pada Restoran Rice Bowl Botani Square, Bogor) [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Sugiarto, Endar, Sulatirningrum S. 1999. Pengantar Akomodasi dan Restoran. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sulastiningsih A.T. 2003. Akuntansi Pengantar Pendekatan Terpadu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Yulia. 2006. Analisis Strategi Pengembangan Usaha Rajungan di PT Muara Bahari Internasional Kabupaten Cirebon, Jawa Barat [skripsi]. Bogor: Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. LAMPIRAN Lampiran 1. Kuesioner Penelitian untuk Struktur Biaya dan Tingkat Keuntungan Pada Restoran KFC Taman Topi Bogor ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe) IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan : : : 1. Laki-laki 2. Perempuan : : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Pertanyaan (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut bapak/ibu benar) 1. Sudah berapa lama Restoran KFC berdiri di Indonesia? 1. ≥ 15 tahun (lebih dari 15 tahun) 2. ≤ 15 tahun (kurang dari 15 tahun) 3. Lainnya, sebutkan.....tahun 2. Berapa banyak outlet KFC di seluruh Indonesia? 1. ≥ 50 outlet 2. ≤ 50 outlet 3. Lainnya, sebutkan..... outlet 3. Dari pukul berapa KFC Taman Topi dibuka? 1. Pukul 08.00 – 21.00 WIB 2. Pukul 08.00 – 22.00 WIB 3. Lainnya, sebutkan..... 4. Apakah setiap shift untuk karyawan sore sampai malam ada tambahan uang transport? 1. Ya 2. Tidak 5. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Sudah peraturan dari KFC pusat 2. Lainnya, sebutkan..... 6. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Setiap karyawan pada shift pagi maupun sore tidak dibeda-bedakan 2. Tidak ada ketentuan dari KFC pusat 3. Lainnya, sebutkan..... 7. Apakah gaji tenaga kerja kontrak dan karyawan tetap dibedakan? 1. Ya 2. Tidak 8. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Tenaga kerja kontrak dipekerjakan hanya sementara dan karyawan tetap selamanya 2. Sudah ada di peraturan di surat perjanjian kerja KFC pusat 3. Lainnya, sebutkan..... 9. Berapa tahun masa kerja untuk tenaga kerja kontrak di KFC? 1. ≥ 3 tahun 2. ≤ 3 tahun 3. Lainnya, sebutkan.....tahun 10. Apakah masih bisa tenaga kerja kontrak untuk menjadi karyawan tetap? 1. Ya 2. Tidak 11. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Ada perpanjangan kontrak untuk tenaga kerja yang belum tetap 2. Jika bagus kerjanya, langsung dijadikan sebagai karyawan tetap 3. Lainnya, sebutkan..... 12. Berapakah gaji untuk tenaga kerja kontrak? 1. Antara Rp. 500.000 – Rp. 600.000 2. Antara Rp. 500.000 – Rp. 700.000 3. Lainnya, sebutkan..... 13. Berapakah gaji umum untuk karyawan tetap yang bekerja di store KFC Taman Topi? 1. ≥ Rp. 800.000 2. ≤ Rp. 800.000 3. Lainnya, sebutkan..... 14. Berapakah gaji Bapak/Ibu sebagai manajer di KFC 2. Antara Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 3. Lainnya, sebutkan..... 15. Apakah KFC Taman Topi ini masih membayar sewa tempat? 1. Antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000? 1. Ya 2. Tidak 16. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Bangunan sudah menjadi milik KFC 2. Lainnya, sebutkan..... 17. Apakah penggunaan air dan listrik diperhitungkan dalam pengeluaran? 1. Ya 2. Tidak 18. Apakah jika terjadi penyusutan peralatan, KFC Taman Topi membeli baru peralatan? 1. Ya 2. Tidak 19. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Peraturan dari KFC pusat 2. Tanggungjawab masing-masing outlet KFC 3. Lainnya, sebutkan..... 20. Mengapa harga setiap menu yang ditawarkan KFC berbeda di wilayah Indonesia Timur? 1. Uang transport yang besar untuk mengantarkan bahan baku 2. Bahan baku di wilayah Indonesia Timur lebih mahal 3. Lainnya, sebutkan..... 21. Mengapa harga ayam goreng crispy dan ayam original dibedakan? 1. Ayam goreng crispy menggunakan banyak bumbu sedangkan original menggunakan bumbu tidak selengkap ayam goreng crispy 2. Ketetapan harga dari KFC pusat 3. Lainnya, sebutkan..... 22. Berapakah harga ayam goreng crispy? 1. ≥ Rp. 6000 2. ≤ Rp. 6000 3. lainnya, sebutkan..... 23. Berapakah harga ayam goreng original? 1. ≥ Rp. 5000 2. ≤ Rp. 5000 3. lainnya, sebutkan..... 24. Berapa kira-kira jumlah ayam per harinya pada saat belum di masak? 1. ≥ 200 ekor 2. ≤ 200 ekor 3. Lainnya, sebutkan.....ekor ayam 25. Berapa jumlah per potong ayam (dada, paha atas, paha bawah) untuk dimasak ayam goreng crispy dan original? 1. Ayam goreng crispy ≥ 100 per potong ayam(dada, paha atas, paha bawah) ayam goreng original ≥ 100 per potong ayam(dada, paha atas, paha bawah) 2. Lainnya, sebutkan..... 26. Berapakah pendapatan penjualan ayam goreng KFC Taman Topi tiap bulannya? 1. ≥ 100 juta rupiah 2. ≤ 100 juta rupiah 3. Lainnya, sebutkan..... 27. Berapakah pengeluaran bahan baku untuk membeli ayam dalam sebulan? 1. ≥ 5 juta rupiah 2. ≤ 5 juta rupiah 3. Lainnya, sebutkan..... 28. Kira-kira ada berapa pembeli tiap harinya yang makan di KFC Taman Topi? 1. ≥ 100 orang 2. ≤ 100 0rang 3. Lainnya, sebutkan..... 29. Apabila ada sisa ayam goreng crispy maupun original yang tidak habis dalam sehari, apakah disimpan untuk esok harinya? 1. Ya 2. Tidak 30. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Langsung dibuang 2. Lainnya, sebutkan..... 31. Biasanya pendapatan yang KFC peroleh digunakan untuk membeli bahan baku? 1. Ya 2. Tidak 32. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Apabila persediaan bahan baku sudah habis saja 2. Sengaja membeli untuk persediaan 3. Lainnya, sebutkan..... 33. Selain membeli bahan baku, biasanya pendapatan yang diperoleh KFC juga digunakan untuk membeli peralatan masak? 1. Ya 2. Tidak 34. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Peralatan masak sudah rusak 2. Sebagai persediaan apabila peralatan tidak dapat dipakai 3. Lainnya, sebutkan..... 35. Berapakah harga ayam goreng crispy dan original yang dijual lengkap dengan nasi? 1. ≥ Rp. 12.000 2. ≤ Rp. 12.000 3. lainnya, sebutkan..... 36. Ada berapa jumlah tenaga kerja kontrak di KFC Taman Topi? 1. ≥ 10 orang 2. ≤ 10 orang 3. Lainnya, sebutkan.....orang 37. Ada berapa jumlah karyawan tetap di KFC Taman Topi? 1. ≥ 15 orang 2. ≤ 15 orang 3. Lainnya, sebutkan.....orang 38. Apakah upah/gaji setiap tenaga kerja kontrak maupun tetap yang di store KFC tidak termasuk uang makan tiap hari? 1. Ya 2. Tidak 39. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Sudah ketentuan bahwa uang makan diberi tiap hari untuk 1 kali makan 2. Untuk kesejahteraan karyawan 3. Lainnya, sebutkan..... 40. Selain upah/gaji, apakah KFC Taman Topi memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada tenaga kerja kontrak? 1. Ya 2. Tidak 41. Jika Tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Upah/gaji sudah termasuk uang THR 2. Tidak ada ketentuan dari KFC di surat perjanjian kerja 3. Lainnya, sebutkan..... 42. Selain upah/gaji, apakah KFC Taman Topi memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan tetap? 1. Ya 2. Tidak 43. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Upah/gaji berikut juga uang THR 2. Ada ketentuan dari KFC di surat perjanjian kerja 3. Lainnya, sebutkan..... Struktur Biaya Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 Keterangan Nilai (Rp) Biaya Tetap: - Biaya penyusutan investasi - Sewa tempat - Gaji tenaga kerja - .......... - .......... - .......... - .......... Total Biaya Tetap Biaya Variabel: - Pembelian bahan baku - Biaya listrik - Biaya telepon - Biaya air - .......... - .......... - .......... - .......... Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Analisis Keuntungan Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008– Oktober 2009 No. A B C D E F G H I J Keterangan Penerimaan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (B + C) EBIT EBT EAT Marjin Laba Operasi (%) Marjin Laba Bersih (%) ROE (%) Total (Rp) Struktur Biaya Pada Restoran KFC Taman Topi Periode November 2008 – Oktober 2009 Keterangan Biaya Tetap: - Biaya penyusutan investasi - Gaji karyawan 1 bulan: Rp. 890.000 x 54 orang = Rp. 48.060.000 1 tahun: Rp. 48.060.000 x 12 bulan - Gas elpiji = Rp. 300.000 x 5 tabung x 30 hari x 12 bulan - Kardus/tempat membungkus produk take away 1 bulan: 500 kardus x Rp. 200 1 tahun: Rp. 100.000 x 30 hari x 12 bulan - Kantong plastik 1 bulan: 25 pak (20 plastik) x Rp. 3.000 1 tahun: Rp. 75.000 x 30 hari x 12 bulan - Provit sharing 1 tahun: 30.000.000 Total Biaya Tetap Biaya Variabel - Pembelian bahan baku - Biaya listrik 1 bulan: Rp. 5.000.000 1 tahun: Rp. 5.000.000 x 12 bulan - Biaya telepon 1 bulan: Rp. 3.000.000 1 tahun: Rp. 3.000.000 x 12 bulan - Biaya air 1 bulan: Rp. 1.000.000 1 tahun: Rp. 1.000.000 x 12 bulan Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Nilai (Rp) 37.249.200 576.720.000 540.000.000 36.000.000 27.000.000 30.000.000 1.246.969.200 5.313.600.000 60.000.000 36.000.000 12.000.000 5.421.600.000 6.668.569.200 Perhitungan keuntungan dengan menggunakan rumus EBIT, EBT, dan EAT adalah sebagai berikut: EBIT = Penerimaan penjualan – Biaya penjualan = Rp. 7.408.724.400 – Rp. 6.668.569.200 = Rp. 740.155.200 EBT = EBIT – Beban bunga = Rp. 740.155.200 – 0 = Rp. 740.155.200 EAT = EBT – Beban pajak = Rp. 740.155.200 – 74.087.244 = Rp. 666.067.956 • Analisis Rasio Profitabilitas: 1. Marjin Laba Operasi = EBIT x 100% = Penjualan 2. Marjin Laba Bersih • 740.155.200 7.408.724.400 = 10% = EAT x 100% = 666.067.956 = 9% Penjualan 7.408.724.400 Analisis Rasio Rentabilitas: ROE = EAT x 100% = 666.067.956 = 27% Modal sendiri 2.500.000.000 Lampiran 2. Kuesioner Penelitian untuk Struktur Biaya dan Tingkat Keuntungan Pada Rahat Cafe Bogor ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe) IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur Jenis kelamin Pendidikan Pekerjaan : : : 1. Laki-laki 2. Perempuan : : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Pertanyaan (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut bapak/ibu benar) 2. Sudah berapa lama Rahat cafe berdiri? 1. ≥ 3 tahun 2. ≤ 3 tahun 3. Lainnya, sebutkan.....tahun 2. Apakah Rahat cafe sudah memiliki cabang? 1. Ya 2. Tidak 3. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Rahat cafe belum berdiri lama 2. Modal belum mencukupi 3. Lainnya, sebutkan..... 4. Dari pukul berapa Rahat cafe dibuka? 1. Pukul 08.00 – 21.00 WIB 2. Pukul 10.00 – 22.00 WIB 3. Lainnya, sebutkan..... 5. Apakah karyawan di Rahat cafe bekerja shift? 1. Ya 2. Tidak 5. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Karyawan sedikit 2. Lainnya, sebutkan..... 6. Berapakah gaji untuk karyawan Rahat cafe? 1. Antara Rp. 500.000 – Rp. 600.000 2. Antara Rp. 500.000 – Rp. 700.000 3. Lainnya, sebutkan..... 7. Berapakah gaji Bapak/Ibu sebagai manajer di Rahat cafe? 1. Antara Rp. 1.000.000 – Rp. 1.500.000 2. Antara Rp. 1.500.000 – Rp. 2.000.000 3. Lainnya, sebutkan..... 8. Apakah Rahat cafe masih membayar sewa tempat? 1. Ya 2. Tidak 9. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Bangunan bukan milik Rahat cafe sendiri 2. Lainnya, sebutkan..... 10. Apakah penggunaan air dan listrik diperhitungkan dalam pengeluaran? 1. Ya 2. Tidak 11. Apakah jika terjadi penyusutan peralatan, Rahat cafe membeli baru peralatan? 1. Ya 2. Tidak 12. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Terpaksa beli karena peralatan sudah rusak 2. Ketentuan dari Rahat cafe yang mengharuskan membeli peralatan apabila rusak 3. Lainnya, sebutkan..... 13. Mengapa harga setiap menu yang ditawarkan Rahat cafe berbeda? 4. Dilihat dari harga bahan baku yang mahal 5. Kesulitan dalam membuat makanannya 6. Lainnya, sebutkan..... 14. Berapa harga nasi timbel yang memakai ayam goreng? 1. ≥ Rp. 10.000 2. ≤ Rp. 10.000 3. Lainnya, sebutkan..... 15. Berapakah harga ayam goreng tanpa nasi timbel? 1. ≥ Rp. 7000 2. ≤ Rp. 7000 3. lainnya, sebutkan..... 16. Berapa kira-kira jumlah ayam per harinya pada saat belum di masak? 4. ≥ 50 ekor 5. ≤ 50 ekor 6. Lainnya, sebutkan.....ekor ayam 17. Berapakah pendapatan penjualan nasi timbel yang memakai ayam goreng di Rahat cafe tiap bulannya? 4. ≥ 1 juta rupiah 5. ≤ 1 juta rupiah 6. Lainnya, sebutkan..... 18. Berapakah pengeluaran bahan baku untuk membeli ayam dalam sebulan? 1. ≥ Rp. 500.000 2. ≤ Rp. 500.000 3. Lainnya, sebutkan..... 19. Kira-kira ada berapa pembeli tiap harinya yang makan di Rahat cafe? 1. ≥ 50 orang 2. ≤ 50 0rang 3. Lainnya, sebutkan..... 20. Apabila ada sisa ayam goreng yang tidak habis dalam sehari, apakah disimpan untuk esok harinya? 1. Ya 2. Tidak 21. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Langsung dibuang 2. Lainnya, sebutkan..... 22. Biasanya pendapatan yang Rahat cefe peroleh digunakan untuk membeli bahan baku? 1. Ya 2. Tidak 23. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Apabila persediaan bahan baku sudah habis saja 2. Sengaja membeli untuk persediaan 3. Lainnya, sebutkan..... 24. Selain membeli bahan baku, biasanya pendapatan yang diperoleh Rahat cafe juga digunakan untuk membeli peralatan masak? 1. Ya 2. Tidak 25. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Peralatan masak sudah rusak 2. Sebagai persediaan apabila peralatan tidak dapat dipakai 3. Lainnya, sebutkan..... 26. Ada berapa jumlah karyawan yang bekerja di Rahat cafe? 4. ≥ 10 orang 5. ≤ 10 orang 6. Lainnya, sebutkan.....orang 27. Apakah upah/gaji setiap karyawan sudah belum termasuk uang makan tiap hari? 3. Ya 4. Tidak 28. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 4. Sudah ketentuan bahwa uang makan diberi tiap hari untuk 1 kali makan 5. Untuk kesejahteraan karyawan 6. Lainnya, sebutkan..... 29. Selain upah/gaji, apakah Rahat cafe memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) kepada karyawan? 3. Ya 4. Tidak 30. Jika Tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 4. Upah/gaji sudah termasuk uang THR 5. Tidak ada ketentuan dari Rahat cafe 6. Lainnya, sebutkan..... Struktur Biaya Pada Rahat Cafe Periode Desember 2008 –Desember 2009 Keterangan Biaya Tetap: - Biaya penyusutan investasi - Sewa tempat - Gaji tenaga kerja - Abodemen listrik - Abodemen telepon Total Biaya Tetap Biaya Variabel: - Pembelian bahan baku - Biaya listrik - Biaya telepon - Biaya air Total Biaya Variabel Total Biaya (Biaya Tetap + Biaya Variabel) Nilai (Rp) Analisis Keuntungan Rahat Cafe Periode Desember 2008 – Desember 2009 No. A B C D E F G H I J Keterangan Total (Rp) Penerimaan Biaya Tetap Biaya Variabel Total Biaya (B + C) EBIT EBT EAT Marjin Laba Operasi (%) Marjin Laba Bersih (%) ROE (%) Perhitungan keuntungan dengan menggunakan rumus EBIT, EBT, dan EAT adalah sebagai berikut: EBIT = Penerimaan penjualan – Biaya penjualan = Rp. 494.825.700 – Rp. 446.213.700 = Rp. 48.612.000 EBT = EBIT – Beban bunga = Rp. 48.612.000 – 4.861.200 = Rp. 43.750.800 EAT = EBT – Beban pajak = Rp. 43.750.800 – 1.093.770 = Rp. 42.657.030 • Analisis Rasio Profitabilitas: 3. Marjin Laba Operasi = EBIT x 100% = Penjualan 4. Marjin Laba Bersih • 48.612.000 494.825.700 = EAT x 100% = 42.657.030 Penjualan 494.825.700 Analisis Rasio Rentabilitas: = 10% = 8% ROE = EAT x 100% = 42.657.030 Modal sendiri 50.000.000 = 85% Lampiran 3. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Restoran KFC Taman Topi di Bogor 1. KEKUATAN A = Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah B = Lokasi usaha yang strategis C = Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen D = Kualitas produk terjaga E = Inovasi produk F = Strategi harga khusus untuk menu goceng G = Harga yang cukup terjangkau H = Memiliki sertifikasi halal dari MUI I = Memiliki fasilitas birthday party J = Sarana pendukung yang sudah lengkap K = Tenaga kerja terspesialisasi L = Pelayanan internet corner M = Promosi cukup dilakukan 2. KELEMAHAN N = Pelayanan website belum optimal O = Tidak memiliki layanan drive thru Reponden 1: Bapak Tomi Yuliawan (Manajer Restoran) A A B C D E F G H I J K L M N O 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 3 2 1 2 B 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 1 3 C 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 3 2 1 2 D 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 E 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 F 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 G 3 1 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 H 3 2 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 2 I 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 J 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 K 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 L 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 M 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 1 2 N 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 O 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 Total 31 24 28 31 28 32 25 23 31 31 28 32 28 19 28 419 Bobot 0.074 0.057 0.067 0.074 0.067 0.076 0.060 0.055 0.074 0.074 0.067 0.076 0.067 0.074 0.057 1.000 Reponden 2: Bapak Maman (Manajer Pemasaran KFC Pusat) A A B C D E F G H I J K L M N O 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 B 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 C 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 2 D 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 E 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 F 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 G 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 H 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 I 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 J 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 K 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 L 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 M 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 N 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 O 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Total 29 29 27 29 28 30 26 28 28 29 25 29 30 27 26 420 Bobot 0.070 0.070 0.064 0.070 0.067 0.071 0.062 0.067 0.067 0.070 0.060 0.070 0.071 0.070 0.070 1.000 Lampiran 4. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Restoran KFC Taman Topi di Bogor 1. PELUANG A = Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat D = Cukup tersedia angkatan kerja E = Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi 2. ANCAMAN F = Hambatan masuk industri tinggi G = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi H = Kenaikan harga bahan baku I = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Reponden 1: Bapak Tomi Yuliawan (Manajer Restoran) A A B C D E F G H I 2 2 1 2 1 2 2 1 B 2 2 2 3 1 3 3 1 C 2 2 2 2 1 2 2 1 D 3 2 2 2 1 2 3 1 E 2 1 2 2 1 2 2 2 F 3 3 3 3 3 3 3 2 G 2 1 2 2 2 1 2 1 H 2 1 2 1 2 1 2 I 3 3 3 3 2 2 3 3 Total 19 15 18 16 18 9 19 20 10 144 1 Bobot 0.132 0.104 0.125 0.112 0.125 0.062 0.132 0.139 0.070 1.000 Reponden 2: Bapak Maman (Manajer Pemasaran KFC Pusat) A A B C D E F G H I 1 2 1 3 1 1 3 3 B 3 2 2 3 2 2 1 2 C 2 2 1 2 2 3 3 2 D 3 2 3 2 2 3 3 3 E 1 1 2 2 1 2 1 2 F 3 2 2 2 3 2 2 2 G 2 2 1 1 2 2 2 2 H 1 3 1 1 3 2 2 1 I 1 2 2 2 2 2 2 3 Total 16 15 15 12 20 14 17 18 18 145 Bobot 0.110 0.103 0.103 0.083 0.138 0.096 0.117 0.124 0.124 1.000 Lampiran 5. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Pada Restoran KFC Taman Topi Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Internal Faktor Internal Kekuatan 1. Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah 2. Lokasi KFC yang strategis 3. Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen 4. Kualitas produk terjaga 5. Inovasi produk 6. Strategi harga khusus untuk menu goceng 7. Harga yang cukup terjangkau 8. Memiliki sertifikasi halal dari MUI 9. Memiliki fasilitas birthday party 10. Sarana pendukung yang sudah lengkap 11. Tenaga kerja terspesialisasi 12. Pelayanan internet corner 13. Promosi cukup dilakukan Kelemahan 14. Penggunaan website belum optimal 15. Tidak memiliki layanan drive thru Total Responden 1 Responden 2 Rata-Rata 0.074 0.070 0.072 0.057 0.067 0.070 0.064 0.063 0.065 0.074 0.067 0.076 0.070 0.067 0.071 0.072 0.067 0.073 0.060 0.055 0.074 0.074 0.062 0.067 0.067 0.070 0.061 0.058 0.070 0.072 0.067 0.076 0.067 0.060 0.070 0.071 0.063 0.073 0.069 0.074 0.057 0.070 0.070 0.072 0.063 1.000 Responden 1 Responden 2 Rata-Rata 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 3 4 3 4 4 4 3.5 4 3.5 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3.5 4 3 3 3 4 4 3.5 3.5 3.5 2 3 2 3 2 3 Nilai Rating Rata-Rata Faktor Strategis Internal Faktor Internal Kekuatan 1. Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah 2. Lokasi KFC yang strategis 3. Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen 4. Kualitas produk terjaga 5. Inovasi produk 6. Strategi harga khusus untuk menu goceng 7. Harga yang cukup terjangkau 8. Memiliki sertifikasi halal dari MUI 9. Memiliki fasilitas birthday party 10. Sarana pendukung yang sudah lengkap 11. Tenaga kerja terspesialisasi 12. Pelayanan internet corner 13. Promosi cukup dilakukan Kelemahan 14. Penggunaan website belum optimal 15. Tidak memiliki layanan drive thru Lampiran 6. Rata-Rata Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal Pada Restoran KFC Taman Topi Nilai Bobot Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal Responden 1 Peluang 1. Perubahan pola dan gaya hidup 0.132 masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk 0.104 3. Peningkatan pendapatan dan daya 0.125 beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 0.112 5. Perkembangan kemajuan dan inovasi 0.125 teknologi Ancaman 6. Hambatan masuk industri tinggi 0.062 7. Kekuatan tawar-menawar pemasok 0.132 tinggi 8. Kenaikan harga bahan baku 0.139 Tingkat persaingan dalam industri 0.070 restoran tinggi Total Responden 2 Rata-Rata 0.110 0.121 0.103 0.103 0.103 0.114 0.083 0.138 0.195 0.131 0.096 0.117 0.080 0.124 0.124 0.124 0.131 0.097 1.000 Nilai Rating Rata-Rata Faktor Strategis Eksternal Faktor Eksternal Peluang 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Ancaman 6. Hambatan masuk industri tinggi 7. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 8. Kenaikan harga bahan baku 9. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Responden 1 Responden 2 Rata-Rata 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3.5 4 1 1 2 1 1.5 1 4 4 2 1 3 2.5 Lampiran 7. Tabulasi Jawaban Responden Untuk Prioritas Strategi Pada Restoran KFC Taman Topi Faktor Strategis Faktor Internal Kekuatan 1. Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah 2. Lokasi KFC yang strategis 3. Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen 4. Kualitas produk terjaga 5. Inovasi produk 6. Strategi harga khusus untuk menu goceng 7. Harga yang cukup terjangkau 8. Memiliki sertifikasi halal dari MUI 9. Memiliki fasilitas birthday party 10.Sarana pendukung yang sudah lengkap 11.Tenaga kerja terspesialisasi 12.Pelayanan internet corner 13.Promosi cukup dilakukan Kelemahan 1. Penggunaan website belum optimal 2. Tidak memiliki layanan drive thru Strategi 1 Ratarata Responden 1 2 Strategi 2 Ratarata Responden 1 2 Strategi 3 Ratarata Responden 1 2 Strategi 4 Ratarata Responden 1 2 Strategi 5 Ratarata Responden 1 2 Strategi 6 Ratarata Responden 1 2 4 3 3.5 4 4 4 4 3 3.5 1 2 1.5 4 3 3.5 3 3 3 4 3 3 4 3.5 3.5 3 3 2 3 2.5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3.5 3.5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3.5 3.5 3 3 3 2 4 4 3 3.5 3.5 2.5 4 4 4 4 3 3 4 3.5 3.5 4 2 3 4 2 2 4 2 2.5 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3.5 4 3 3 2 3 3.5 3 2 2 2 2 2 2 4 4 3 4 3.5 4 3 2 2 4 2.5 3 4 4 4 3 2 2.5 4 2 3 3 2 2.5 4 2 3 3 2 2.5 3 4 3.5 3 2 2.5 3 3 3 2 2 2 3 4 3.5 3 2 2.5 3 4 4 3 3 4 3 3.5 4 2 1 4 2 2 4 2 1.5 4 3 4 4 2 2 3 2.5 3 3.5 4 2 3 4 3 3 4 2.5 3 3 4 4 1 2 3 2 3 3.5 2 1 3 3 1 2 2.5 1 2.5 4 3 3.5 3 3 3 4 4 4 3 4 3.5 4 3 3.5 2 2 2 4 4 4 3 2 2.5 4 4 4 2 3 2.5 4 1 2.5 4 4 4 Peluang 1. Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat 2. Pertumbuhan jumlah penduduk 3. Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat 4. Cukup tersedia angkatan kerja 5. Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi Ancaman 1. Hambatan masuk industri tinggi 2. Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi 3. Kenaikan harga bahan baku 4. Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi 4 4 4 3 3 3 2 4 3 2 2 2 3 4 3.5 4 4 4 4 3 3.5 1 2 1.5 4 4 4 3 3 3 2 1 1.5 3 3 3 4 4 4 4 3 3.5 4 2 3 2 2 2 3 4 3.5 4 4 4 3 2 2.5 1 1 1 2 2 2 4 4 4 1 1 1 1 1 1 4 4 4 4 3 3.5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 3 4 3 3.5 2 4 3 4 4 4 3 2 2.5 1 3 2 2 1 1.5 4 3 3.5 4 4 4 3 2 2.5 3 2 2.5 4 4 4 4 1 2.5 3 4 2 4 2.5 4 3 3 4 3 3.5 3 3 3 2 2 2.5 2.5 2 3 2 3 2 3 2 4 3 2 2.5 3 1 2 1 3 1 2.5 Lampiran 8. Hasil Matriks QSPM Restoran KFC Taman Topi Faktor Sukses Kritis KEKUATAN Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah Lokasi KFC yang strategis Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen Kualitas produk terjaga Inovasi produk Strategi harga khusus untuk menu goceng Harga yang cukup terjangkau Memiliki sertifikasi halal dari MUI Memiliki fasilitas birthday party Sarana pendukung yang sudah lengkap Tenaga kerja terspesialisasi Pelayanan internet corner Promosi cukup dilakukan KELEMAHAN Pelayanan website belum optimal Tidak memiliki layanan drive thru PELUANG Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi ANCAMAN Hambatan masuk industri tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Kenaikan harga bahan baku Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Total Bobot Strategi 1 AS TAS Strategi 2 AS TAS Strategi 3 AS TAS Strategi 4 AS TAS Strategi 5 AS TAS Strategi 6 AS TAS 0.072 0.063 0.065 0.072 0.067 0.073 0.061 0.058 0.070 0.072 0.063 0.073 0.069 3.5 3.5 3.5 3.5 3.5 4 3 3 4 3.5 3 3.5 4 0.252 0.220 0.227 0.252 0.234 0.292 0.183 0.174 0.28 0.252 0.189 0.255 0.276 4 2.5 3 4 4 4 3.5 4 2.5 2.5 2 1.5 4 0.288 0.157 0.681 1.008 0.936 1.168 0.213 0.232 0.175 0.18 0.126 0.109 0.276 3.5 4 4 3.5 3.5 3 3.5 3 3 3 2.5 3 3.5 0.252 0.252 0.26 0.252 0.234 0.219 0.213 0.174 0.21 0.216 0.157 0.219 0.241 1.5 3 4 3.5 3.5 2.5 2 2 2.5 2 4 2.5 3 0.108 0.189 0.26 0.252 0.234 0.182 0.122 0.116 0.175 0.144 0.252 0.182 0.207 3.5 2 4 4 3.5 3.5 3.5 4 3 3.5 2 3 3.5 0.252 0.126 0.26 1.008 0.234 0.255 0.213 0.232 0.21 0.252 0.126 0.219 0.241 3 3 4 4 2 2.5 2.5 3 2.5 2.5 2.5 1 2.5 0.216 0.189 0.26 1.008 0.134 0.182 0.152 0.174 0.175 0.18 0.157 0.073 0.172 0.072 0.063 3.5 4 0.252 0.252 3 2.5 0.216 0.157 4 4 0.288 0.252 3.5 2.5 0.252 0.157 3.5 2.5 0.252 0.157 2 4 0.144 0.252 0.121 0.103 0.114 0.195 0.131 4 3.5 4 2.5 4 0.484 0.360 0.456 0.487 0.524 3 1.5 3.5 1 3.5 0.363 0.154 0.399 0.195 0.458 3 4 3 2 4 0.363 0.412 0.342 0.39 0.524 2 3 2 4 4 0.242 0.309 0.228 0.78 0.524 3.5 1.5 3.5 1 3 0.423 0.154 0.399 0.195 0.393 4 3 4 1 3 0.484 0.309 0.456 0.195 0.393 0.080 0.124 0.131 0.097 3.5 3.5 2.5 4 0.28 0.434 0.327 0.388 7.33 3 4 3.5 3 0.24 0.496 0.458 0.291 8.976 4 2.5 2.5 2.5 0.32 0.31 0.327 0.242 6.669 2.5 2.5 2 3 0.2 0.31 0.262 0.291 5.978 2 4 2.5 3 0.16 0.496 0.327 0.291 6.875 1.5 2.5 1 2.5 0.12 0.31 0.131 0.242 6.108 Lampiran 9. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Restoran KFC Taman Topi ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Lingkungan Bisnis, dibagi atas dua lingkungan, yaitu: • Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan jauh 2. Lingkungan industri 1. Lingkungan Jauh (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) a. Faktor Politik 1. Apakah terdapat Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 3. ……………… 2. Apakah terdapat peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja? Jika ada, sebutkan: 1. ……………… 2. ……………… 3. ……………… 3. Apakah masih berlaku sistem perpajakan? 1. Ya 2. Tidak 4. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? .................... b. Faktor Ekonomi 1. Apakah Restoran KFC berpengaruh terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, sebutkan alasan Bapak/Ibu?................... 3. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk? ..................... 4. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju? ..................... 5. Bagaimana kriteria tenaga kerja di KFC? Sebutkan: 1. .................... 2. .................... 3. .................... c. Faktor Sosial 1. Faktor sosial yang ada di KFC, biasanya terdiri dari aspek mana saja? Sebutkan: 1. Sikap 2. Gaya hidup 3. Adat-istiadat 4. Ketiganya d. Faktor Teknologi 1. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja KFC? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya? ........................ Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti dengan yang baru? 1. Ya 2. Tidak 4. Biasanya teknologi berupa apa?......................... 5. Berkisar berapa harga mesin display holding cabinet? 1. ≥ 20 juta 2. ≤ 20 juta 3. Lainnya, sebutkan..................... 2. Lingkungan Industri a. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi restoran KFC? • Skala Ekonomi • Diferensiasi produk • Kecukupan modal • Akses ke saluran distribusi • Ketidakunggulan biaya independen • Peraturan pemerintah b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi restoran KFC? • Jumlah kompetitor • Tingkat pertumbuhan industri • Karakteristik produk • Biaya tetap yang besar • Kapasitas • Hambatan keluar c. Ancaman Produk Pengganti 1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama? 1. Ya 2. Tidak d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli 1. Apakah restoran KFC melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan KFC? 1.Ya 2. Tidak 2. Lingkungan Industri e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok 1. Apakah kekuatan tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi KFC? 1. Ya 2. Tidak f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya 1. Apakah restoran KFC bekerjasama dengan stakeholder? 1.Ya 2. Tidak 2. Apa saja stakeholder yang dimaksud? Sebutkan..... 1. Pemerintah 2. Serikat pekerja 3. Lingkungan masyarakat 4. Kreditor 5. Pemasok 6. Lainnya, sebutkan..... 3. Apakah terjadi persaingan dengan restoran-restoran lain? 1. Ya 2. Tidak • Lingkungan Internal (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) a. Pendekatan Fungsional 1. Pasar dan Pemasaran 1. Apakah KFC dalam hal pasar dan pemasaran, harus memperhatikan hal ini? 1. Pangsa pasar 2. Kegiatan promosi 3. Loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru 4. Pelayanan purna jual 5. Pengendalian distributor 2. Keuangan dan Akuntansi 1. Apakah restoran KFC memiliki hubungan yang baik dengan penanam modal dan pemegang saham? 1. Ya 2. Tidak 3. Kegiatan Produksi-Operasi 1. Apakah restoran KFC memiliki hubungan yang baik dengan pemasok? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya?................................... 4. Sumberdaya Manusia 1. Apakah KFC memperhatikan faktor berikut? 1. Manajemen SDM 2. Keterampilan dan motivasi kerja 3. Produktivitas 2. Bentuk motivasi kerja karyawan di KFC dapat berupa apa? 1. .................... 2. .................... 3. .................... (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu benar) 1. Bagaimana KFC Taman Topi memberikan pelayanan kepada konsumen? 1. Memberikan keramahan kepada konsumen 2. Lainnya, sebutkan..... 2. Bagaimana KFC Taman Topi dalam menetapkan penetapan harga? 1. Melihat lokasi KFC disekitar KFC didirikan 2. Melihat harga pasar 3. Lainnya, sebutkan..... 3. Apakah kelebihan KFC dengan pesaing yang sama dalam menjual ayam goreng? 1. KFC memiliki cita rasa yang khas ayam goreng 2. KFC memiliki ayam goreng yang ukurannya besar 3. Lainnya, sebutkan..... 4. Apakah KFC memilih karyawan dengan pelatihan dahulu? 1. Ya 2. Tidak 5. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Agar karyawan nantinya dapat bekerja dengan baik 2. Hanya karena sudah ada di peraturan KFC pusat agar karyawan diberikan pelatihan terlebih dahulu 3. Lainnya, sebutkan..... 6. Apakah KFC biasanya memilih manajer yang memiliki pendidikan tinggi? 1. Ya 2. Tidak 7. Jika ya, pada tingkat pendidikan apa manajer dapat dipilih? 1. SI 2. S2 3. Lainnya, sebutkan..... 8. Selain ayam goreng, apakah KFC Taman Topi menyediakan menu lainnya? 1. Ya 2. Tidak 9. Jika ya, menu apa saja yang dihidangkan? 1. Dissert, KFC goceng, KFC chuky, dan sebagainya 2. Lainnya, sebutkan..... 10. Mengapa KFC menyediakan menu lain selain ayam goreng? 1. Memuaskan keinginan konsumen agar dapat memilih menu selain ayam goreng 2. Agar konsumen tidak merasa bosan dengan ayam goreng saja 3. Lainnya, sebutkan..... 11. Didatangkan dari manakah bahan baku ayam ke KFC? 1. RPA (Rumah Potong Ayam) 2. Supplier ayam 3. Lainnya, sebutkan..... 12. Apakah mutu bahan baku dan ayam diperhatikan? 1. Ya 2. Tidak 13. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Agar aman dikonsumsi konsumen 2. Lainnya, sebutkan..... 14. Apakah ayam goreng KFC aman untuk dikonsumsi? 1. Ya 2. Tidak 15. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Sudah teruji dengan memperoleh sertifikasi halal dari MUI 2. Lainnya, sebutkan..... 16. Apakah KFC Taman Topi sering melakukan promosi? 1. Ya 2. Tidak 17. Jika ya, promosi apa yang Bapak/Ibu lakukan? 1. Promosi paket goceng 2. Lainnya, sebutkan..... 18. Apakah pengelolaan situs website KFC Taman Topi sudah optimal? 1. Ya 2. Tidak 19. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Mempermudah konsumen untuk mengetahui informasi KFC Taman Topi di Bogor 2. Lainnya, sebutkan..... 20. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Informasi telat dimasukkan 2. Lainnya, sebutkan..... 21. Apakah KFC Taman Topi memberlakukan sistem kerja kontrak bagi karyawannya? 1. Ya 2. Tidak 22. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Agar ada pergantian karyawan 2. Lainnya, sebutkan..... 23. Ada berapa outlet KFC di daerah Bogor? 1. ≥ 10 outlet 2. ≤ 10 outlet 3. Lainnya, sebutkan..... 24. Ada berapa outlet yang tersebar diseluruh Indonesia? 1. ≥ 1000 outlet 2. ≤ 1000 outlet 3. Lainnya, sebutkan..... 25. Apakah KFC sebagai restoran siap saji memberikan kemudahan bagi konsumen? 1. Ya 2. Tidak 26. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Konsumen tidak menunggu lama untuk makan 2. lainnya, sebutkan..... 27. Apakah dengan pembukaan store baru dilakukan promosi? 1. Ya 2. Tidak 28. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Agar konsumen disekitar pembukaan store baru mengetahui KFC akan di buka 2. Memberikan kesempatan pada setiap konsumen untuk mengenal KFC yang baru dibuka 3. Lainnya, sebutkan..... 29. Kira-kira ada berapa pengunjung yang datang ke KFC Taman Topi tiap harinya? 1. ≥ 200 pengunjung 2. ≤ 200 pengunjung 3. Lainnya, sebutkan..... 30. Apakah KFC Taman Topi tetap membayar pajak kepada pemerintah setempat? 1. Ya 2. Tidak 31. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Ketentuan pemerintah 2. Lainnya, sebutkan..... 32. Apakah peralatan yang digunakan KFC Taman Topi sudah modern? 1. Ya 2. Tidak 33. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Produk yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik 2. Lainnya, sebutkan..... 34. Produksi negara mana alat menggoreng ayam pada KFC? 1. Amerika Serikat 2. Eropa 3. Lainnya, sebutkan..... 35. Apakah dengan isu flu burung tahun kemarin, penjualan ayam goreng KFC menjadi menurun? 1. Ya 2. Tidak 36. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Dengan standarisasi keamanan, maka ayam goreng KFC tidak takut dengan isu flu burung 2. Lainnya, sebutkan..... 37. Apakah dengan adanya krisis ekonomi terjadi kenaikan harga bahan baku? 1. Ya 2. Tidak 38. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Bahan baku menjadi mahal 2. Lainnya, sebutkan..... 39. Apakah terjadi kenaikan bahan baku, harga ayam goreng KFC mengalami kenaikan? 1. Ya 2. Tidak 40. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. KFC pusat sudah memperhitungkan harga ayam goreng apabila harga bahan baku termasuk ayam naik 3. Lainnya, sebutkan..... 41. Pernakah KFC, khususnya KFC Taman Topi pernah mengalami kelangkaan gas elpiji? 1. Ya 2. Tidak 42. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Memiliki supplier gas tersendiri 2. Lainnnya, sebutkan..... 43. Apakah KFC memiliki pesaing dengan restoran lain? 1. Ya 2. Tidak 44. Jika ya, restoran apa yang menjadi pesaing? 1. McD 2. CFC 3. Lainnya, sebutkan..... 45. Apakah KFC Taman Topi memiliki pesaing? 1. Ya 2. Tidak 46. Jika ya, apa pesaingnya? 1. Restoran padang 2. CFC 3. Lainnya, sebutkan..... PENENTUAN BOBOT Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Restoran KFC Taman Topi, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pengembangan Restoran KFC Taman Topi. Petunjuk Umum: 1. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 2. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari responden. 3. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten. 4. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus: 1. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan/usaha dalam bisnis Restoran KFC Taman Topi. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan. 2. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk Restoran KFC Taman Topi adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya) 1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Restoran KFC TamanTopi Faktor Strategis Internal A B C ... O Total A B C ... O Total Keterangan: 2. Kekuatan A = Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah B = Lokasi KFC yang strategis C = Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen D = Kualitas produk terjaga E = Inovasi produk F = Strategi harga khusus untuk menu goceng G = Harga yang cukup terjangkau H = Memiliki sertifikasi halal dari MUI I = Memiliki fasilitas birthday party J = Sarana pendukung yang sudah lengkap K = Tenaga kerja terspesialisasi L = Pelayanan internet corner M = Promosi cukup dilakukan 2. Kelemahan N = Pelayanan website belum optimal O = Tidak memiliki layanan drive thru 2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal untuk Restoran KFC Taman Topi Faktor Strategis Eksternal A B C ... I Total A B C Keterangan: 2. Peluang A = Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat B = Pertumbuhan jumlah penduduk C = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat ... I Total D = Cukup tersedia angkatan kerja E = Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi 2. Ancaman F = Hambatan masuk industri tinggi G = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi H = Kenaikan harga bahan baku I = Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi PENENTUAN RATING 3. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) • Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Restoran KFC Taman Topi dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Restoran KFC Taman Topi sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. Faktor Strategis Internal KEKUATAN Citarasa ayam goreng yang gurih dan renyah Lokasi KFC yang strategis Kecepatan dan pelayanan yang ramah terhadap konsumen Kualitas produk terjaga Inovasi produk Strategi harga khusus untuk menu goceng Harga yang cukup terjangkau Memiliki sertifikasi halal dari MUI Memiliki fasilitas birthday party Sarana pendukung yang sudah lengkap Tenaga kerja terspesialisasi Pelayanan internet corner Promosi cukup dilakukan Rating Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan • Petunjuk Pengisian: b. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Restoran KFC Taman Topi dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Restoran KFC Taman Topi sebagai berikut: No 1. 2. Faktor Strategis Internal Rating KELEMAHAN Pelayanan website belum optimal Tidak memiliki layanan drive thru 4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) • Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian: c. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang. Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata. Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata. Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Restoran KFC Taman Topi dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Restoran KFC Taman Topi sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. Faktor Strategis Eksternal Rating PELUANG Perubahan pola dan gaya hidup masyarakat Pertumbuhan jumlah penduduk Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan dan inovasi teknologi 5. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) • Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk Pengisian: d. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior. Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas ratarata. Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata. Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Restoran KFC Taman Topi dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Restoran KFC Taman Topi sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. Faktor Strategis Eksternal ANCAMAN Hambatan masuk industri tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Kenaikan harga bahan baku Tingkat persaingan dalam industri restoran tinggi Rating Lampiran 10. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Restoran KFC Taman Topi KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN RESTORAN KFC TAMAN TOPI ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan : : : 1. Laki-laki 2. Perempuan : : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1 : Meningkatkan pangsa pasar dengan menambah saluran distribusi dan pemasaran. Strategi 2 : Meningkatkan pengembangan produk melalui penganekaragaman rasa. Strategi 3 : Meningkatkan efektifitas promosi melalui website, iklan, dan media masa. Strategi 4 : Meningkatkan pelatihan kepada SDM untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi 5 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Strategi 6 : Menyediakan layanan drive thru dengan memanfaatkan area parkir yang ada untuk meningkatkan penjualan. Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatankelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan: 1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain Matriks QSPM Faktor Sukses Kritis Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total Bobot Strategi 1 AS TAS Strategi 2 AS TAS Strategi 3 AS TAS Strategi 4 AS TAS Strategi 5 AS TAS Strategi 6 AS TAS Lampiran 11. Daftar Menu Rahat Cafe Nama Menu Nasi cobek ayam Nasi timbel ayam komplit Nasi tutug oncom komplit Nasi ayam bakar jumbo Sop buntut Sop iga jumbo Bistik iga bakar hot plate Capcay spesial Udang saus tiram Sapi lada hitam hot plate Ayam gepuk Ayam lada hitam hot plate Nasi putih Nasi timbel polos Nasi tutug polos Nasi cobek polos Ayam jumbo protein Sate ayam diet Tempe bakar Sup kacang merah Spaghetti ayam Protein mix (minuman) Aneka Nasi Goreng: Nasi goreng telur Nasi goreng spesial Nasi goreng seafood Nasi goreng seafood spesial Nasi goreng ayam Nasi goreng ayam spesial Nasi goreng kambing Nasi goreng ikan asin Nasi goreng sapi Nasi goreng sapi spesial Aneka omlet: Omelet mix (sosis daging keju) Omelet seafood Healthy juice: Langsing ramping Yogi orange bery Apple super Avocado banana milk Soy belle yoghurt Slim and beauty Soy strawberry Slim melon Es bubur buah vanila/strawberry Es buah salju Harga (Rp) 17.000 17.500 17.000 14.000 20.000 25.000 30.000 25.000 20.000 25.000 14.000 23.000 3.500 5.000 5.000 5.000 23.000 20.000 7.000 13.000 15.000 13.000 10.000 15.000 17.000 19.000 16.000 18.000 17.000 15.000 16.000 18.000 15.000 15.000 11.000 14.000 13.000 16.000 14.000 12.000 15.000 14.000 12.000 12.000 Susu kedelai Aneka es dan juice + float es krim (Rp.3.000) Es campur Es lemon tea Es capucino Es jeruk Es cokelat Es soda susu Jus alpukat Jus jeruk Jus melon Jus strawberry Jus anggur (antioksidan) Jus jambu Minuman panas: Bandrek Bansus (bandrek dan susu) Teh madu jahe Kopi susu Roti bakar keju Roti maryam madu Roti maryam keju Roti maryam keju coklat 6.000 10.000 8.000 8.000 7.000 9.000 9.000 10.000 9.000 9.000 12.000 11.000 11.000 6.500 8.500 9.000 6.500 9.000 10.000 11.000 12.000 Lampiran 12. Penilaian Responden Terhadap Faktor Internal Rahat Cafe di Bogor 1. KEKUATAN A = Harga yang cukup terjangkau B = Inovasi produk C = Pelayanan yang baik terhadap konsumen D = Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order E = Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” F = Nilai ROE yang besar G = Peningkatan kerja karyawan H = layanan telkom hotspot I = Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 2. KELEMAHAN J = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM K = Tenaga kerja tidak terspesialisasi L = Area parkir kurang memadai M = Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan N = Penggunaan website belum optimal Reponden 1: Bapak Dedi Suwardi (Manajer) A A B C D E F G H I J K L M N 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 B 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 C 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 D 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 2 2 E 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 F 3 2 3 3 3 2 2 2 3 1 2 3 3 G 2 3 2 2 3 2 1 1 3 2 2 2 2 H 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 I 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 2 J 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 K 3 3 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 1 L 2 2 3 3 3 2 2 2 1 2 2 2 1 M 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 N 3 2 3 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 Total 31 30 29 30 32 20 25 18 19 30 25 25 28 22 364 Bobot 0.085 0.082 0.080 0.082 0.088 0.054 0.069 0.049 0.052 0.082 0.069 0.069 0.077 0.060 1.000 Lampiran 13. Penilaian Responden Terhadap Faktor Eksternal Rahat Cafe di Bogor 1. PELUANG A = Perubahan gaya hidup masyarakat B = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat C = Cukup tersedia angkatan kerja D = Perkembangan kemajuan teknologi 2. ANCAMAN E = Tingkat persaingan cafe tinggi F = Kenaikan harga bahan baku G = Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi H = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi I = Banyaknya produk substitusi Reponden 1: Bapak Dedi Suwardi (Manajer) A A B C D E F G H I 2 1 2 2 3 2 2 3 B 2 1 1 2 1 2 2 2 C 3 3 2 2 3 3 2 2 D 2 3 2 2 2 1 3 3 E 2 2 2 2 2 1 2 2 F 1 3 1 2 2 2 2 3 G 2 2 1 3 3 2 2 2 H 2 2 2 1 2 2 2 2 I 1 2 2 1 2 1 2 2 Total 15 19 12 14 16 15 17 19 18 162 Bobot 0.092 0.117 0.074 0.086 0.098 0.092 0.105 0.117 0.111 1.000 Lampiran 14. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal Pada Rahat Cafe di Bogor Nilai Bobot Faktor Strategis Internal Faktor Internal 1. Harga yang cukup terjangkau 2. Inovasi produk 3. Pelayanan yang baik terhadap konsumen 4. Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery box 5. Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” 6. Nilai ROE yang besar 7. Peningkatan kerja karyawan 8. Layanan telkom hotspot 9. Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 10. Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM 11. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 12. Area parkir kurang memadai 13. Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan 14. Penggunaan website belum optimal Bobot 0.085 0.082 0.080 0.082 0.088 0.054 0.069 0.049 0.052 0.082 0.069 0.069 0.077 0.060 Nilai Rating Faktor Strategis Internal Faktor Internal Harga yang cukup terjangkau Inovasi produk Pelayanan yang baik terhadap konsumen Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery box 5. Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” 6. Nilai ROE yang besar 7. Peningkatan kerja karyawan 8. Layanan telkom hotspot 9. Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 10. Belum memiliki sertifikasi dari BPOM 11. Tenaga kerja tidak terspesialisasi 12. Area parkir kurang memadai 13. Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan 14. Penggunaan website belum optimal 1. 2. 3. 4. Rating 4 4 3 3 4 3 3 3 3 1 2 1 1 1 Lampiran 15. Nilai Bobot dan Rating Faktor Strategis Eksternal Pada Rahat Cafe di Bogor Nilai Bobot Faktor Strategis Eksternal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Faktor Eksternal Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi Tingkat persaingan cafe tinggi Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Banyaknya produk substitusi Bobot 0.092 0.117 0.074 0.086 0.098 0.092 0.105 0.117 0.111 Nilai Rating Faktor Strategis Eksternal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Faktor Eksternal Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi Tingkat persaingan cafe tinggi Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Banyaknya produk substitusi Rating 4 4 2 4 3 1 4 2 4 Lampiran 16. Hasil Matriks QSPM Rahat Cafe Faktor Sukses Kritis KEKUATAN Harga yang cukup terjangkau Inovasi produk Pelayanan yang baik terhadap konsumen Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery box Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” Nilai ROE yang besar Peningkatan kerja karyawan Layanan telkom hotspot Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard KELEMAHAN Belum memiliki sertifikasi halal dari BPOM Tenaga kerja tidak terspesialisasi Area parkir kurang memadai Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan Penggunaan website belum optimal PELUANG Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi ANCAMAN Tingkat persaingan cafe tinggi Bobot Strategi 1 AS TAS Strategi 2 AS TAS Strategi 3 AS TAS Strategi 4 AS TAS Strategi 5 AS TAS 0.085 0.082 0.080 0.082 4 4 3 3 0.34 0.328 0.24 0.246 2 0.17 3 0.246 2 0.16 3 0.246 3 0.255 3 0.246 4 0.32 3 0.246 4 0.34 4 0.328 4 0.32 4 0.328 3 0.255 3 0.246 2 0.16 2 0.164 0.088 4 0.352 4 0.352 4 0.352 4 0.352 4 0.352 0.054 0.069 0.049 0.052 3 3 3 2 0.162 0.207 0.147 0.104 1 1 2 3 0.054 0.069 0.098 0.156 2 4 1 2 0.108 0.276 0.049 0.104 3 4 3 3 0.162 0.276 0.147 0.156 4 2 2 1 0.216 0.138 0.098 0.052 0.082 0.069 0.069 0.077 0.060 3 2 1 3 3 0.246 0.138 0.069 0.231 0.18 2 2 1 4 4 0.164 0.138 0.069 0.308 0.24 2 4 1 2 2 0.164 0.276 0.069 0.154 0.12 4 1 3 3 3 0.328 0.069 0.207 0.231 0.18 4 4 4 4 2 0.328 0.276 0.276 0.308 0.12 0.092 0.117 0.074 0.086 4 4 2 4 0.368 0.468 0.148 0.344 4 4 3 4 0.368 0.468 0.222 0.344 2 2 4 4 0.184 0.324 0.296 0.344 4 4 3 4 0.368 0.468 0.222 0.344 4 3 1 3 0.368 0.351 0.074 0.258 0.098 3 0.294 4 0.392 3 0.294 4 0.392 3 0.294 Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Banyaknya produk substitusi Total 0.092 0.105 0.117 0.111 3 4 4 4 0.276 0.42 0.468 0.444 6.22 1 3 2 4 0.092 0.315 0.234 0.444 5.349 2 0.184 4 0.42 1 0.117 1 0.111 5.013 3 0.276 4 0.42 4 0.468 4 0.444 6.826 2 0.184 4 0.42 1 0.117 4 0.444 5.499 Lampiran 17. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Penentuan Bobot dan Rating Faktor Strategis Internal dan Eksternal Rahat Cafe ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) IDENTITAS RESPONDEN Nama : Pekerjaan/Jabatan : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 Lingkungan Bisnis, dibagi atas dua lingkungan, yaitu: • Lingkungan Eksternal : 1. Lingkungan jauh 2. Lingkungan industri 1. Lingkungan Jauh (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) a. Faktor Politik 1. Apakah terdapat Undang-Undang tentang lingkungan dan perburuhan? Jika ada, sebutkan: 4. ……………… 5. ……………… 6. ……………… 2. Apakah terdapat peraturan tentang keamanan dan kesehatan kerja? Jika ada, sebutkan: 4. ……………… 5. ……………… 6. ……………… 3. Apakah masih berlaku sistem perpajakan? 3. Ya 4. Tidak 4. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? .................... b. Faktor Ekonomi 1. Apakah Rahat Cafe berpengaruh terhadap inflasi, suku bunga, dan investasi? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, sebutkan alasan Bapak/Ibu?................... 3. Siapakah yang berperan dalam penetapan harga produk? ..................... 4. Apakah produktivitas sumberdaya manusia dan teknologi sudah maju? ..................... 5. Bagaimana kriteria tenaga kerja di Rahat Cafe? Sebutkan: 1. .................... 2. .................... 3. .................... c. Faktor Sosial 1. Faktor sosial yang ada di Rahat Cafe, biasanya terdiri dari aspek mana saja? Sebutkan: 1. Sikap 2. Gaya hidup 3. Adat-istiadat 4. Ketiganya d. Faktor Teknologi 1. Apakah dengan teknologi yang sudah ada, dapat mempengaruhi kinerja Rahat Cafe? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya? ......................... 3. Apakah ada waktu keusangan teknologi kemudian mengharuskan diganti dengan yang baru? 3. Ya 4. Tidak 4. Biasanya teknologi berupa apa?......................... 2. Lingkungan Industri a. Ancaman Masuk Pendatang Baru 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Rahat Cafe? • Skala Ekonomi • Diferensiasi produk • Kecukupan modal • Akses ke saluran distribusi • Ketidakunggulan biaya independen • Peraturan pemerintah b. Persaingan Sesama Perusahaan dalam Industri 1. Faktor-faktor manakah di bawah ini yang sering mempengaruhi Rahat Cafe? • Jumlah kompetitor • Tingkat pertumbuhan industri • Karakteristik produk • Biaya tetap yang besar • Kapasitas • Hambatan keluar c. Ancaman Produk Pengganti 1. Apakah produk pengganti atau substitusi mengancam produk utama? 1. Ya 2. Tidak d. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli 1. Apakah Rahat Cafe melihat dari sisi tawar-menawar pembeli dalam menentukan harga maupun dalam meningkatkan mutu atau layanan Rahat Cafe? 1.Ya 2. Tidak 2. Lingkungan Industri e. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok 1. Apakah kekuatan tawar-menawar pemasok dalam hal menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau servis mempengaruhi Rahat Cafe? 1.Ya 2. Tidak f. Pengaruh Kekuatan Stakeholder Lainnya 1. Apakah Rahat Cafe bekerjasama dengan stakeholder? 1.Ya 2. Tidak 2. Apa saja stakeholder yang dimaksud? Sebutkan..... 1. Pemerintah 2. Serikat pekerja 3. Lingkungan masyarakat 4. Kreditor 5. Pemasok 6. Lainnya, sebutkan..... 3. Apakah terjadi persaingan dengan cafe-cafe lain? 1. Ya 2. Tidak • Lingkungan Internal (Silanglah dan isilah jawaban di bawah ini!) b. Pendekatan Fungsional 1. Pasar dan Pemasaran 1. Apakah Rahat Cafe dalam hal pasar dan pemasaran, harus memperhatikan hal ini? 1. Pangsa pasar 2. Kegiatan promosi 3. Loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru 4. Pelayanan purna jual 5. Pengendalian distributor 2. Keuangan dan Akuntansi 1. Apakah Rahat Cafe memiliki hubungan yang baik dengan penanam modal dan pemegang saham? 1. Ya 2. Tidak 3. Kegiatan Produksi-Operasi 1. Apakah Rahat Cafe memiliki hubungan yang baik dengan pemasok? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, apa alasannya?................................... 4. Sumberdaya Manusia 1. Apakah Rahat Cafe memperhatikan faktor berikut? 1. Manajemen SDM 2. Keterampilan dan motivasi kerja 3. Produktivitas 2. Bentuk motivasi kerja karyawan yang diberikan manajer di Rahat Cafe dapat berupa apa? 1. .................... 2. .................... 3. .................... (Silanglah jawaban di bawah ini yang menurut Bapak/Ibu benar) 1. Apakah selain nasi timbel yang berisi ayam goreng, ada menu lain? 1. Ya 2. Tidak 2. Jika ya, menu apa saja yang dijual di Rahat cafe? 1. Ayam bakar jumbo 2. Lainnya, sebutkan..... 3. Ada berapa jenis makanan yang dijual? 1. ≥ 20 makanan 2. ≤ 20 makanan 3. Lainnya, sebutkan..... 4. Biasanya konsumen lebih menyukai makanan apa? 1. Nasi timbel dengan ayam bakar 2. Nasi timbel dengan ayam goreng 3. Lainnya, sebutkan..... 5. Apakah karyawan Bapak/Ibu melayani konsumen dengan ramah? 1. Ya 2. Tidak 6. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Mengharuskan karyawan ramah terhadap konsumen 2. Lainnya, sebutkan..... 7. Biasanya bahan baku dibeli darimana? 1. Pasar tradisional 2. Langganan Rahat cafe 3. Lainnya, sebutkan..... 8. Apakah Rahat cafe memiliki langganan pasar untuk membeli bahan baku? 1. Ya 2. Tidak 9. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga lebih murah 2. Lainnya, sebutkan..... 10. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Semua pasar sama 2. Lainnya, sebutkan..... 11. Apakah harga nasi timbel dengan ayam goreng Rahat sama dengan nasi timbel cafe-cafe lain? 1. Ya 2. Tidak 12. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Nasi timbel Rahat porsinya lebih banyak 2. Lainnya, sebutkan..... 13. Apakah Rahat cafe memiliki sertifikasi halal dari MUI? 1. Ya 2. Tidak 14. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Pengurusan sertifikasi halal dari MUI lama 2. Lainnya, sebutkan..... 15. Apakah Rahat cafe sering melakukan promosi? 1. Ya 2. Tidak 16. Jika ya, promosi apa yang dilakukan? 1. Memberikan diskon 10% kepada pengunjung pertama 2. Menyebarkan brosur-brosur 3. Lainnya, sebutkan..... 17. Jika tidak, mengapa? 1. Promosi dilakukan ketika awal pembukaan Rahat cafe saja 2. Jarang menyebarkan brosur 3. Lainnya, sebutkan..... 18. Apakah ada layanan pesan antar untuk lokasi di luar Rahat cafe? 1. Ya 2. Tidak 19. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Tidak ada kendaraan 2. Lainnya, sebutkan..... 20. Berapa jumlah karyawan yang ada di Rahat cafe? 1. Lima orang karyawan 2. Enam orang karyawan 3. Lainnya, sebutkan..... 21. Apakah yang membeli makanan di Rahat cafe kebanyakan orang-orang kantoran? 1. Ya 2. tidak 22. Setiap hari apa Rahat cafe banyak dipenuhi pengunjung? 1. Sabtu – Minggu 2. Senin – Jumat 3. Lainnya, sebutkan..... 23. Dari manakah Bapak/Ibu mengambil orang untuk bekerja di Rahat cafe? 1. Masih keluarga 2. Orang-orang yang sengaja melamar bekerja di Rahat cafe 3. Lainnya, sebutkan..... 24. Apakah ada pergantian karyawan? 1. Ya 2. Tidak 25. Jika ya, karena apa mereka diganti? 1. Cuti melahirkan 2. Ada yang keluar 3. Lainnya, sebutkan..... 26. Apakah Rahat cafe merasa bersaing dengan cafe-cafe lain di kota Bogor? 1. Ya 2. Tidak 27. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Setiap cafe memiliki pelanggan masing-masing 2. Letaknya berjauhan dengan cafe-cafe yang lain, jadi tidak masalah. 3. Lainnya, sebutkan..... 28. Apakah Rahat merasa tersaingi dengan usaha kecil, seperti warung tenda pecel lele yang ada di sekitarnya? 1. Ya 2. Tidak 29. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Masyarakat sekitarnya lebih memilih makan yang lebih murah 2. Lainnya, sebutkan..... 30. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Konsumen yang ingin merasa nyaman, bersih, dan aman lebih memilih ke Rahat cafe 2. Lainnya, sebutkan..... 31. Apakah bila terjadi kenaikan bahan baku, harga semua menu termasuk ayam goreng naik? 1. Ya 2. Tidak 32. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Harga bahan baku naik, harga makanan juga naik 2. Lainnya, sebutkan..... 33. Apakah Rahat cafe merasa bersaing dengan restoran besar? 1. Ya 2. Tidak 34. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Orang lebih memilih restoran 2. Makanannya nanti kurang laku 3. Lainnya, sebutkan..... 35. Jika tidak, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Selalu ada pelanggan yang lebih menyukai makanan cafe daripada restoran 2. Lainnya, sebutkan..... 36. Selain ayam goreng, apa lebih banyak pilihan menu lainnya? 1. Ya 2. Tidak 37. Jika ya, apa alasan Bapak/Ibu? 1. Agar konsumen tidak bosan dengan makan ayam goreng saja 2. Lainnya, sebutkan..... PENENTUAN BOBOT Tujuan: Mendapatkan penilaian para responden mengenai faktor-faktor internal maupun eksternal Rahat cafe, yaitu dengan cara pemberian bobot terhadap seberapa besar faktor tersebut dapat mempengaruhi atau membentuk keberhasilan usaha pengembangan Rahat cafe. Petunjuk Umum: 5. Pengisian kuesioner dilakukan secara tertulis oleh responden. 6. Jawaban merupakan pendapat pribadi dari responden. 7. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden (tidak menunda) untuk menghindari jawaban yang tidak konsisten. 8. Responden berhak untuk menambahkan atau mengurangi hal-hal yang tercantum dalam kuesioner ini, memiliki pandangan yang berbeda dengan dengan peneliti. Hal ini dibenarkan jika dilengkapi dengan alasan yang kuat. Petunjuk Khusus: 3. Bobot mengindikasikan tingkat kepentingan relatif dari setiap faktor terhadap keberhasilan perusahaan dalam bisnis Rahat cafe. Penentuan bobot merupakan pandangan responden terhadap faktor strategis internal dan eksternal perusahaan. 4. Alternatif pemberian bobot terhadap faktor-faktor eksternal dan internal yang tersedia untuk Rahat cafe adalah: 1 = Jika indikator horizontal kurang penting daripada indikator vertikal 2 = Jika indikator horizontal sama penting daripada indikator vertikal 3 = Jika indikator horizontal lebih penting daripada indikator vertikal (Indikator horizontal adalah indikator yang terdapat pada kolom vertikal, dan sebaliknya) 1. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Internal untuk Rahat Cafe Faktor Strategis Internal A B C ... N Total A B C ... N Total Keterangan: 2. Kekuatan A = Harga yang cukup terjangkau B = Inovasi produk C = Pelayanan yang baik terhadap konsumen D = Memiliki pelayanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery order E = Sebagai makanan ”Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” F = Nilai ROE yang besar G = Peningkatan kerja karyawan H = layanan telkom hotspot I = Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard 2. Kelemahan J = Belum memiliki sertifikasi dari BPOM K = Tenaga kerja tidak terspesialisasi L = Area parkir kurang memadai M = Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan N = Penggunaan website belum optimal 2. Identifikasi Bobot Faktor Strategis Eksternal untuk Rahat Cafe Faktor Strategis Eksternal A B C ... I Total A B C Keterangan: 2. Peluang A = Perubahan gaya hidup masyarakat B = Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat C = Cukup tersedia angkatan kerja D = Perkembangan kemajuan teknologi ... I Total 2. Ancaman E = Tingkat persaingan cafe tinggi F = Kenaikan harga bahan baku G = Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi H = Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi I = Banyaknya produk substitus PENENTUAN RATING 4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Internal Perusahaan (Kekuatan dan Kelemahan) Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kekuatan Perusahaan • Petunjuk Pengisian: a. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kekuatan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut kuat dibandingkan dengan pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut lemah dibandingkan dengan pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat lemah dibandingkan dengan pesaing. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat cafe dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor kekuatan yang dimiliki Rahat cafe sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Faktor Strategis Internal KEKUATAN Harga yang cukup terjangkau Inovasi produk Pelayanan yang baik terhadap konsumen Memiliki layanan khusus seperti lunch box, catering box, dan delivery box Sebagai makanan “Indonesian Foods, Healthy and Diet Foods” Nilai ROE yang besar Peningkatan kerja karyawan Layanan telkom hotspot Strategi harga khusus untuk pelajar dengan layanan kartu b’smartcard Rating Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Kelemahan Perusahaan • Petunjuk Pengisian: b. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor kelemahan usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 4 = jika faktor tersebut sangat lemah terhadap pesaing. Skala 3 = jika faktor tersebut lemah terhadap pesaing. Skala 2 = jika faktor tersebut kuat terhadap pesaing. Skala 1 = jika faktor tersebut sangat kuat terhadap pesaing. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat cafe dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor kelemahan yang dimiliki Rahat cafe sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. Faktor Strategis Internal KELEMAHAN Belum memiliki sertifikasi dari BPOM Tenaga kerja tidak terspesialisasi Area parkir kurang memadai Kegiatan promosi kurang gencar dan berkesinambungan Penggunaan website belum optimal Rating 4. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) • Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Peluang Perusahaan Petunjuk Pengisian: c. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor peluang usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut kurang. Skala 2 = rendah, respon usaha dalam meraih peluang tersebut rata-rata. Skala 3 = tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut di atas rata-rata. Skala 4 = sangat tinggi, respon usaha dalam meraih peluang tersebut superior. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat cafe dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor peluang yang dimiliki Rahat cafe sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. Faktor Strategis Eksternal Rating PELUANG Perubahan gaya hidup masyarakat Peningkatan pendapatan dan daya beli masyarakat Cukup tersedia angkatan kerja Perkembangan kemajuan teknologi 5. Pemberian Peringkat Terhadap Faktor-Faktor Eksternal Perusahaan (Peluang dan Ancaman) • Pemberian Peringkat/Rating Terhadap Ancaman Perusahaan Petunjuk Pengisian: d. Tentukan nilai peringkat atau rating terhadap faktor-faktor ancaman usaha dibandingkan dengan pesaing (usaha sejenis) berikut ini dengan cara memberikan tanda (√) pada pilihan Bapak. b. Pemberian peringkat atau rating didasarkan pada keterangan dibawah ini: Skala 1 = sangat tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut superior. Skala 2 = tinggi, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut di atas ratarata. Skala 3 = rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut rata-rata. Skala 4 = sangat rendah, respon perusahaan terhadap ancaman tersebut kurang. Pertanyaan: Menurut Bapak, bagaimana kondisi Rahat cafe dibandingkan dengan pesaing yang memproduksi produk ayam goreng dalam hal faktor-faktor ancaman yang dimiliki Rahat cafe sebagai berikut: No 1. 2. 3. 4. 5. Faktor Strategis Eksternal ANCAMAN Tingkat persaingan cafe tinggi Kenaikan harga bahan baku Kekuatan tawar-menawar pembeli tinggi Kekuatan tawar-menawar pemasok tinggi Banyaknya produk substitusi Rating Lampiran 18. Kuesioner Penelitian untuk Penilaian Attractiveness Score (AS) Alternatif Strategi Pengembangan Rahat Cafe KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN ATTRACTIVENESS SCORE ALTERNATIF STRATEGI PENGEMBANGAN RAHAT CAFE ANALISIS KEUNTUNGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG WARALABA DAN NON WARALABA (Kasus: Restoran Kentucky Fried Chicken (KFC) Taman Topi dan Rahat Cafe di Bogor) IDENTITAS RESPONDEN Nama Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan : : : 1. Laki-laki 2. Perempuan : : Diharapkan Bapak/Ibu dapat mengisi kuesioner ini secara lengkap, objektif, dan benar adanya, karena kuesioner ini digunakan untuk penelitian skripsi dengan tujuan ilmiah sehingga sangat dibutuhkan data yang valid dan akurat. Peneliti Bestari Dewi Noviatni H34076034 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 KUESIONER PENELITIAN PENENTUAN STRATEGI TERPILIH DENGAN QUANTITATIVE STRATEGIC PLANNING MATRIX (QSPM) Tujuan: QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi berdasarkan seberapa jauh faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal dimanfaatkan atau diperbaiki. QSPM secara objektif akan mengindikasikan alternatif strategi mana yang terbaik untuk dilakukan. Alternatif strategi yang dihasilkan dari analisis SWOT: Strategi 1 : Meningkatkan kualitas pengembangan produk melalui berbagai menu. Strategi 2 : Meningkatkan kegiatan promosi melalui penyebaran leaflet, brosur, penggunaan website serta meningkatkan sponsorship. Strategi 3 : Meningkatkan pelatihan kepada SDM muda untuk meningkatkan kualitas manajerial melalui penetapan job description yang jelas dan terarah. Strategi 4 : Meningkatkan loyalitas konsumen dan menjaga hubungan baik dengan pemasok. Strategi 5 : Meningkatkan fasilitas berupa menyediakan area parkir yang memadai dan pembuatan sertifikasi dari BPOM. Petunjuk Pengisian: Tentukan AS atau daya tarik masing-masing faktor internal (kekuatankelemahan) serta faktor eksternal (peluang-ancaman) untuk masing-masing alternatif strategi pengembangan sebagaimana disebut di atas. Mengajukan pertanyaan, apakah faktor sukses kritis ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Jika jawabannya ”Tidak”, maka kolom AS tidak perlu diisi, jika jawabannya ”Ya” maka kolom AS diisi dengan: 1 = Jika alternatif strategi tidak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 2 = Jika alternatif strategi agak menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 3 = Jika alternatif strategi cukup menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. 4 = Jika alternatif strategi sangat menarik dibandingkan relatif terhadap alternatif lain. Matriks QSPM Faktor Sukses Kritis Bobot Strategi 1 AS Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman Total TAS Strategi 2 AS TAS Strategi 3 AS TAS Strategi 4 AS TAS Strategi 5 AS TAS