identifikasi perkembangan komunikasi anak

advertisement
IDENTIFIKASI PERKEMBANGAN KOMUNIKASI ANAK
PERVASIVE DEVELOPMENTAL DISORDER
Muhammad Nurrohman Jauhari M.Pd
Program studi PG-PAUD Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Adi Buana
Email : [email protected]
Abstrak
Komunikasi penting bagi manusia, interaksi terjadi karena adanya
komunikasi antar sesama. Peran komunikasi yaitu membangun interaksi sosial
bagi individu yang satu dengan individu yang lainnya. Maka dari itu, fungsi dari
komunikasi sebagai media dalam membentuk pribadi individu melalui kontak
sosial. Anak pervasive developmental disorder atau dapat disebut dengan ASD
(Autism Spectrum Disorder) merupakan suatu gangguan atau ketidaknormalan
pada seseorang yang ditandai dengan tidak berkembangnya kemampuan sosial
dan komunikasi yang di iringi dengan perilaku repetitive dan restrictive
(gangguan minat). Pervasive developmental disorder mempunyai empat
klasifikasi, yaitu Autis Disorder, Asperger syndrome, Rett Syndrome, dan PDDNOS (Pervasive Development Disorder-Not Otherwise Specified). Tujuan dalam
penelitian ini adalah untuk mengidentiikasi dan mendeskripsikan tahapan
komunikasi anak pervasive developmental disorder.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, jenis penelitian kualitatif
yang digunakan adalah studi kasus. Berdasarkan hasil observasi dan pengamatan
menunjukan bahwa anak pervasive developmental disorder mempunyai
perkembangan komunikasi yang berbeda-beda. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa bahwa perkembangan komunikasi anak Autis Disorder,
Asperger syndrome, Rett Syndrome, dan PDD-NOS (Pervasive Development
Disorder-Not Otherwise Specified) mempunyai perbedaan berdasarkan
karakteristik anak.
Kata kunci : komunikasi, anak pervasive developmental disorder, identifikasi
Abstract
Communication is an important part of human life, without
communications, human beings can not interact with other humans. The basic role
of communication is the bridge to build social interaction between one individual
with another individual. To that end, communication serves as a medium for the
formation and personal development of individuals through social contact Kids
pervasive developmental disorder or can be called with ASD (Autism Spectrum
Disorder) is a disorder or abnormality in a person, characterized by the
development of social and communication skills are accompanied by repetitive
and restrictive behavior (interference interest). Pervasive developmental disorder
have four classifications, namely Autistic Disorder, Asperger syndrome, Rett
syndrome, and PDD-NOS (Pervasive Development Disorder-Not Otherwise
Specified). The purpose of this research is to identify, and describe the stages of
the child's communication pervasive developmental disorder.
This study used a qualitative approach, the type of qualitative research is a
case study. Based on observations and observations have shown that children
pervasive developmental disorder have developmental different communications.
From the results of this study concluded that that the development of children's
communication Autistic Disorder, Asperger syndrome, Rett syndrome, and PDDNOS (Pervasive Development Disorder-Not Otherwise Specified) have
differences based on the characteristics of children.
Keywords : Communication, Child Pervasive Developmental Disorder,
Identification
adalah
PENDAHULUAN
Komunikasi
penting
bagi
pesan
menggunakan
yang
tidak
bahasa
lisan
manusia, interaksi terjadi karena
melainkan
adanya komunikasi antar sesama.
tubuh dan ekspresi wajah yang biasa
Peran komunikasi yaitu membangun
disebut
interaksi sosial bagi individu yang
Bahasa nonverbal berfungsi untuk
satu dengan individu yang lainnya.
mengganti komunikasi verbal bagi
Maka
para
dari
itu,
fungsi
dari
komunikasi sebagai media dalam
menggunakan
dengan
individu
isyarat
bahasa
yang
isyarat.
mengalami
hambatan.
membentuk pribadi individu melalui
Anak
pervasive
kontak sosial. Dalam komunikasi
developmental disorder atau dapat
kontak sosial terjadi pada sesama
disebut
manusia melalui penyampaian pesan
Spectrum Disorder) merupakan suatu
dan
dengan
gangguan atau ketidaknormalan pada
menggunakan komunikasi verbal dan
seseorang yang ditandai dengan tidak
nonverbal.
Komunikasi
verbal
berkembangnya kemampuan sosial
merupakan
komunikasi
yang
penerimaan
pesan
dengan
dan komunikasi
yang
(Autism
di
iringi
menggunakan bahasa lisan yang
dengan
bertujuan menghasilkan persepsi dan
restrictive
pengetahuan
sesama
Pervasive developmental disorder
nonverbal
mempunyai empat klasifikasi, yaitu
individu.
bagi
para
Komunikasi
perilaku
ASD
repetitive
(gangguan
dan
minat).
Autis Disorder, Asperger syndrome,
untuk
Rett
PDD-NOS
tentang komunikasi anak pervasive
(Pervasive Development Disorder-
developmental disorder. karena ke
Not Otherwise Specified). Dimana
empat gangguan tersebut mempunyai
empat klasifikasi tersebut merupakan
karakteristik
bagian
dalam komunikasi.
Syndrome,
dalam
dan
payung
gangguan
pervasive developmental
(DSM
V:
2013).
perkembangan
dan
yang
pengetahuan
berbeda-beda
disorder
Gangguan
METODE
komunikasi yang dialami anak akan
mempengaruhi
memberikan
Penelitian ini menggunakan
pertumbuhan,
pendekatan
kualitatif
untuk
kemampuan
mengetahui
permasalahan
yang
anak, meskipun tidak seluruh aspek
dihadapi
pertumbuhan,
dan
dengan cara mendiskripsikan kasus
kemampuan seseorang ditentukan
dan permasalahan yang dihadapi oleh
oleh
setiap
perkembangan
kemampuan
perilaku
oleh
subjek
individu.
penelitian,
Jenis
penelitian
komunikasinya. Untuk mengetahui
kualitatif yang digunakan adalah
perkembangan
studi
komunikasi
pervasive developmental
Anak
disorder
kasus.
mendalami
Yang
suatu
lebih
bertujuan
kasus
tertentu
mendalam
dengan
perlu dilakukan proses identifikasi
secara
untuk mengetahui hambatan yang
melibatkan pengumpulan beraneka
dialami oleh individu
informasi. Subjek penelitian adalah
Identifikasi dapat dilakukan
anak Autis Disorder, anak Asperger
di asesmen center ataupun bisa
syndrome, anak Rett Syndrome, dan
dilakukan oleh orangtua, terapis dan
anak
guru. Identifikasi dilakukan untuk
Development
menentukan
Otherwise) antara umur 3-8 tahun.
perkembangan
anak
Autis
mengetahui
komunikasi
Disorder,
pada
Asperger
syndrome, Rett Syndrome, dan PDDNOS
(Pervasive
PDD-NOS
(Pervasive
Disorder-Not
Teknik pengumpulan data dengan
cara
observasi,
dokumentasi
Development
Disorder-Not Otherwise Specified).
HASIL
Tujuan dilakukannya penelitian ini
1.
Anak autis disorder
wawancara,
Berdasarkan hasil obervasi dan
sedikit
pengamatan
menunjukkan penolakan dengan
perkembangan
komunikasi
lembaga
anak
esya
autis
terapi
di
kemudian
mengeluarkan
dapat
suara
anak
teriakan
sambil membuang buku yang
dideskripsikan sebagai berikut :
diberikan
oleh
Untuk bahasa verbal anak autis
selanjutnya,
ekspresi
mengalami keterlambatan dalam
melengkung ke bawah yang
perkembangan
lain
:
antara
ditunjukkan anak menandakan
saat
guru
bahwa anak tidak suka program
menjelaskan anak sering berkata
terapi
tanpa
terapis.
perkataan
bibir
bahasa
pada
arti
terapis
dan
orang
menirukan
lain
secara
yang
diberikan
oleh
Kontak mata sangat
kurang, anak sering mengalihkan
spontan, paa saat berkomunikasi
perhatian
kepada
bahasanya
disekitarnya kemudian memukul
dimengerti oleh
kepalanya sendiri karena anak
lawan bicara, pada saat istirahat
merasa tidak nyaman dengan
anak autis senang meniru atau
situasi tersebut.
membeo (echolalia), Bila senang
Kesimpulan dari deskripsi diatas
meniru dapat hafal kata-kata
adalah kontak mata yang kurang
atau nyanyian tersebut tanpa
dan
mengerti
berbicara
tidak
temannya
dapat
artinya,
berbicara
pada
Sering
diri-sendiri,
sulit
ke
benda
keterlambatan
menyebabkan
untuk
lain
dalam
anak
berkomunikasi
Sukar mengatur volume dan
dengan orang lain, anak autis
intonasi
Kesulitan
sering meniru atau membeo
mengungkapkan perasaan/ emosi
(echolalia), anak hanya bisa
melalui suara. Bahasa nonverbal:
menunjukkan
peneliti
untuk mengungkapkan apa yang
suaranya,
menemukan
perilaku
komunikasi nonverbal selama
penelitian,
ekpresi
wajah
mereka inginkan.
seperti pada saat
terapis berbicara pada anak,
2.
anak Asperger syndrome
anak menunjukkan rasa takut
Berdasarkan hasil obervasi dan
dengan ekpresi mata tertutup
pengamatan
perkembangan
komunikasi
lembaga
anak
esya
autis
terapi
di
merasa binggung dengan adanya
dapat
orang
baru
yang
dilihatnya.
dideskripsikan sebagai berikut:
untuk masalah kontak mata,
berdasarkan
anak sudah cukup baik.
Asperger
observasi
syndrome
menemukan
komunikasi
anak
peneliti
Kesimpulan dari deskripsi diatas
perilaku
adalah
verbal
dan
anak
Asperger’s
syndrome sering dijuluki autis
nonverbal selama proses terapi
nonverbal
berlangsung,
ekpresi
kurang,
beragam contohnya pada saat
bagus).
Anak
anak merasa takut, menangis,
syndrome
sedikit
dan marah. Anak menunjukkan
kontak
ekspresi takut dengan ekpresi
dengan
mata tertutup sedikit pada saat
mempunyai
terapis
menggunakan
seperti
memberikan
motorik.
memaksa
Pada
stimulus
saat
untuk
terapis
gerak
melakukan
(bahasa
dan
ekspresif
bahasa
mata
reseptif
Asperger
melakukan
saat
berbicara
seseorang
karena
rmasalah
tubuh
ekspresi
serta
dan
kesulitan
memahami bahasa tubuh. Anak
gerakan yang harus dilakukan,
Asperger
syndrome
tidak
anak
memiliki
kesulitan
dalam
menangis
menunjukkan
membuka
tertutup.
ekpresi
lebar
Anak
dengan
mulut
perkembangan bahasa/linguistik,
dan
mata
tetapi anak mengalami kesulitan
sering
tidak
dalam menggunakan komunikasi
mengikuti proses pembelajaran
non-verbal.
karena emosi anak yang sering
ditunjukkan sebagai penolakan,
3.
PDD-NOS
(Pervasive
anak akan memenuhi perintah
Development
guru hanya pada saat mod nya
Otherwise)
sedang baik. Anak menunjukkan
Berdasarkan hasil obervasi dan
ekspresi bibir datar, alis dan
pengamatan
kening yang mengkerut pada
komunikasi anak autis di SLB
saat melihat peneliti hal ini
Al-Azhar dapat dideskripsikan
menunjukkan
sebagai berikut:
bahwa
anak
Disorder-Not
perkembangan
Berdasarkan
pengamatan
perkembangan
bahasa karena
peneliti menemukan beragam
perilaku
anak
yang
perilaku komunikasi nonverbal
memukul dirinya sendiri.
sering
dan verbal anak menunjukkan
rasa takut selama pembelajaran
dengan ekspresi bibir datar dan
alis
mengkerut
karena
menerangkan
guru
4.
Rett syndrome
Berdasarkan hasil obervasi dan
pembelajaran
pengamatan
dengan suara lantang. Anak
komunikasi
mengarahkan
lembaga
matanya
pada
perkembangan
anak
esya
autis
terapi
di
dapat
peneliti hal ini menunjukkan
dideskripsikan sebagai berikut:
kebingungannya
saat
Anak dengan gangguan rett
baru
syndrome tidak memiliki kontak
anak
mata
bertemu
pada
dengan orang
dilihatnya.
Pada
saat
paa
saat
diajak
merasa lelah dan mengantuk
berkomunikasi oleh terapisnya,
akan
dia hanya melakukan gerakan
menunjukkan
ekspresi
mata sayu. Kontak mata pada
berulang-ulang,
anak
ini
menangis dan mengamuk tanpa
guru
sebab. Pada saat terapi bina diri
anak
anak tidak mengikutinya dengan
memperhatikan gurunya. Pada
benar karena anak tidak paham
saat
mengikuti
sudah
ditunjukkan
mengajak
bagushal
pada
saat
komunikasi
istirahat
anak
dapat
anak
perintah,
sering
terapis
bergambung dengan temannya
hanya bisa membantu untuk
untuk bermain dan anak sudah
melakukan kegiatan terapi. anak
dapat
pertanyaan
sering terlihat Mencederai diri-
yang diberikan oleh peneliti
sendiri dan memperlihatkan rasa
meskipun hanya dua kata.
cemas yang berlebihan, pada
Kesimpulan dari deskripsi diatas
saat penelitian anak mengalami
adalah
kejang-kajang
menjawab
(Pervasive
anak
PDD-NOS
Development
diberikan
dan
harus
perawatan.
Setelah
Disorder-Not Otherwise) masih
diberikan perawatan anak diajak
memiliki sedikit kesulitan dalam
untuk bermain ayunan, anak
sering
menutup
diri
dan
menjauhi keramaian.
i) Tidak
bisa
menahan/menunda
keinginan sesaat
j) Seolah-olah
rnelihat
1. Anak autis disorder
Perkembangan
komunikasi
jika
dipanggil, seperti tidak
mendengar
ada kontak mata
2. Anak Asperger syndrome
komunikasi
anak Asperger syndrome
a) Jika
menginginkan
orang
lain
untuk
mengambilnya
c) Jika diberikan mainan,
sekali
tidak
merespon
sekali
tidak
berminat untuk bermain
dengan teman sebaya
e) Tidak
b) Jika dipanggil namanya
dapat
menoleh
Sudah
ada
inisiatif
untuk
berinteraksi
bisa
dengan
orang lain
c) Sudah
mengekspresikan
mulai
pengertian
ada
terhadap
perintah
perasaan gembira, sedih,
marah
tertentu
yan
sesuatu menarik tangan
b) Jika diajak bicara tidak
f) Terikat
apa
Perkembangan
menoleh
sarna
tidak
terjadi
Anak autis disorder
d) Sama
dan
mendengar
PEMBAHASAN
a) Tidak
tidak
d) Sudah
mulai
meniru
kata-kata
pada
atau
objek
kegiatan
tertentu
g) Sama sekali belum bisa
Bicara
h) Sangat sering melakukan
stimulasi diri
yang
diucapkan orang lan
e) Mulai
dapat
memperhatikan
objek
yang ditunjukan
f) Mulai
dapat
mengekspresikan
perasaan,
sedih
senang
dan
g) Mulai dapat menunjukan
h) Sudah bisa menjawab
ekspresi marah
h) Ada
pertanyaan pendek
minat
berinteraksi
untuk
4. Anak Rett syndrome
dengan
Perkembangan
orang lain
Anak Rett syndrome
i) Ada kontak mata ketika
a) Tidak menoleh jika
diajak bicara
dipanggil, seperti tidak
3. Anak PDD-NOS (Pervasive
Development
mendengar
Disorder-Not
b) Jika diajak bicara tidak
Otherwise)
Perkembangan
komunikasi
ada kontak mata
komunikasi
c) Jika diberikan mainan,
anak PDD-NOS (Pervasive
sarna sekali tidak
Development
merespon
Disorder-Not
Otherwise)
d) Sama sekali tidak
a) Mulai dapat
berminat untuk bermain
mengungkapkan
dengan teman sebaya
keinginan secara verbal
e) Tidak bisa
b) Mulai dapat menyatakan
mengekspresikan
penolakan secara verbal
perasaan gembira, sedih,
c) Menunjukan minat untuk
marah
bermain dengan teman
f) Sama sekali belum bisa
sebaya
Bicara
d) Sudah dapat mengikuti
perintah
e) Tindakan yang dilakukan
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
:
Perkembangan
sudah bertujuan
komunikasi anak Autis Disorder,
f) Sudah memiliki
Asperger syndrome, Rett Syndrome,
kecakapan bicara timbal
dan
balik
Development
g) Ada inisiatif untuk
PDD-NOS
Otherwise
Specified)
(Pervasive
Disorder-Not
mempunyai
mengawali interaksi dan
perbedaan berdasarkan karakteristik
komunikasi
anak.
Saran
:
Perlu
adanya
program
pembelajaran individual untuk dapat
membantu
anak
developmental
pervasive
disorder
dalam
mengembangkan komunikasi sejak
dini agar kemampuan komunikasi
dapat berkembang dengan baik..
Orang
tua,
guru,
terapis
harus
memahami perkembangan anak sejak
dini supaya anak mendapatkan terapi
atau
penanganan
mengembangkan
Anak Berkebutuhan Khusus Di
Sekolah Dasar Penyelenggara
Pendidikan
Inklusi.
Universitas Negeri Yogyakarta
dalam
kemampuan
komunikasi anak
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arlington, V.A. 2013. Diagnostik
and Stastitical Manual of
Mental Disorder, Fifth Edition
(DSM
5).
Washington.
American
Psychiatric
Assosiation.
Emzir.
(2011).
Metodologi
Penelitian Kualitatif Analisis
Data. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Ginanjar, Adriana.S. 2008. Panduan
Praktis Mendidik Anak Autis
Menjadi Orang Tua Istimewa,
Jakarta: Dian Rakyat.
Hermanto. 2010. Kemampuan Guru
Dalam Melakukan Identifikasi
Kauffman,
Walter.
2013.
Symphosium:
The
New
Diagnostig Criteria for Autism
Spectrum
Disorder.
Departement of Neurology
Boston
Children’s
Hospital.Harvard
Medical
School. Harvard.
Moleong,
Lexy
J.
(2012).
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
PT
Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Nana Syaodih Sukmadinata. (2011).
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:
PT
Remaja
Rosdakarya.
Raco, J.R. (2010). Metode Penelitian
Kualitatif (Jenis, kharakteristik,
dan Keunggulannya). Jakarta:
PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Richard West, & Turner, Lynn H.
2008.
Pengantar
Teori
Komunikasi: Analisis dan
Aplikasi, Edisi 3, Buku 1, terj.
Maria Natalia Damayanti Maer.
Jakarta: Salemba Humanika.
Robert K. Yin. (2006). Studi Kasus;
Desain dan Metode. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sunardi
&
Sunaryo.
(2007).
Intervensi
Dini
Anak
Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Departemen
Pendidikan
Nasional.
Turner, Lynn, 2008, Pengantar Teori
Komunikasi:
Teori
dan
Aplikasi,
Jakarta:
Salemba.Humani
Download