BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep – konsep Teori Terkait 2.1.1. Ilmu komunikasi Definisi ilmu komunikasi (Suwardi, 1986:13) Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. Dan bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing-masing indifidu dalam masyarakat itu sendiri saling berbagi informasi untuk mencapai tujuan bersama, Secara sederhana komunikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan,Senada dengan hal ini bahwa komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin “communis” atau dalam bahasa inggrisnya “commun” yang artinya sama. Apabila kita berkomunikasi (to communicate), ini berarti kita berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan kesamaan. Definisi lain tentang komunikasi seperti yang dikemukakan Moor (1993:78) adalah penyampaian pengertian antarinvidu. Dikatakannya semua manusia dilandasi kapasitas untuk menyampaikan maksud, hasrat, perasaan, pengetahuan dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang lain. Pada pokoknya komunikasi adalah pusat minat dan situasi prilaku dimana suatu sumber menyampaikan pesan kepada seorang penerima dengan berupaya mempengaruhi perilaku penerima tersebut. Terdapat banyak sekali definisi tentang komunikasi yang dirumuskan oleh beberapa ahli. Masing – masing memilki penekanan dan arti yang berbeda satu sama lainya.(Sendjaja, 1994: 178) Komunikasi sebagai tindakan satu arah (linier) itu proses dimana pesan diibaratkan mengalir dari sumber dengan malalui beberapa komponen menuju kepada komunikasi.Komunikasi bermakna membagi sesuatu dengan orang lain, memberikan bercakap-cakap, betukar pikiran, berhubungan, berteman, dan lain sebagainya1. Proses penyampaian dan penerimaan pesan antara pengirim pesan (sender) dengan penerima pesan (receiver) baik secara langsung maupun tidak langsung. komunikasi dikatakan terjadi secara langsung (primer) apabila pihak-pihak yang terlibat komunikasi dapat saling berbagi informasi tanpa melalui media. Sedangkan komunikasi 1 Komunikasi Antar Pribadi,PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, Hardjana, 2003,hlm: 1, 48 tidak langsung (sekunder) dicirikan oleh adanya penggunaan media tertentu2. Proses saling bertukar pikiran, opini, atau informasi secara lisan, tulisan, ataupun isyarat 3. Tindakan untuk mengekspresikan ide,perasaan, dan memberikan informasi kepada orang lain. Informasi dan komunikasi yang baik ditandai dengan semakin mudah menyampaikan ide dan gagasan kepada orang lain sehingga pesan sampai kepada orang lain4. (Mulyana, 2002:61-62) Dengan demikian, pemahaman komunikasi sebagai proses satu arah tersebut mengabaikan komunikasi yang tidak sengaja atau tidak direncanakan, seperti mimik muka, nada suara, gerakan tubuh dan sebagainya yang dilakukan secara spontan Sebaliknya komunikasi dua arah berlangsung apabila pengirim cukup leluasa mendapatkan umpan balik tentang cara menerima komunikasi menangkap pesan yang dikirimkannya. Kemudian dua arah yang terbuka semacam ini akan memudahkan terjadinya saling pemahaman dalam komunikasi selanjutnya sangat menolong mengembangkan suatu hubungan yang memuaskan bagi kedua belah pihak serta kerja sama yang efektif (Johnson, 1981)22. 2.1.2. Komunikasi antarpribadi: Komunikasi antar pribadi didefinisikan oleh A. Devito dalam bukunya The Interpersonal Communication Book (Devito, 1989:4) sebagai proses pengiriman dan penerimaan pesan pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Jaringan komunikasi personal, adalah keterhubungan individu dalam jaringan komunikasi yang dihubungkan oleh arus komunikasi yang terpola. Hubungan yang dimiliki individu tersebut, baik yang mengarah pada dirinya sendiri maupun yang mengarah pada individu lain sebagai pasangan komunikasinya5. Lima gaya dalam mengatasi konflik antarpribadi, yaitu: gaya 2 Komunikasi interpersonal,Suranto Aw., GRAHA ILMU, 2011, hlm: 5 3 Komunikasi antar pribadi, Ensiklopedia bebas Wikipedia,2009, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm: 1 4 Soft skills bidan dan perawat,Baduose Media, Elfindri, dkk, 2009,hlm: 88 5 Komunikasi interpersonal, GRAHA ILMU, Rogres dan kincaid, 1981,hlm: 134 kura-kura, gaya ikan hiu, gaya kancil, gaya rubah, dan gaya burung hantu6. 10 komunikasi yang berdampak baik dengan pasien7. 2.1.2. Komunikasi verbal dan nonverbal Pasien kadang tidak berani, malu, marah dan lain sebagainya dalam mengungkapkan perasaannya kepada seorang petugas resepsionis, disini diharapkan tantangan resepsionis dapat membaca strategi dalam memahami komunikasi verbal dan nonverbal keluhan si pasien, Supratiknya (1985) Kesesuaian pesan verbal dengan pesan nonverbal agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, baik sebagai pengirim pesan maupun sebagai penerima, seseorang harus memperhatikan pesan pesan nonverbal disamping pesan pesan verbalnya sendiri. Bahkan sebenarnya pesan pesan nonverbal yang paling jelas dan paling kuat mengkomunikasikan aneka perasaan, seperti senang atau tidak senang, penerimaan atau penolakan, minat perhatian atau rasa bosan29.Dean Barnlund (1975) perilaku orang – orang pada pertemuan tatap muka dalam situasi sosial informal dan melakukan interaksi terfokus lewat pertukaran isyarat verbal dan nonverbal yang saling berbalasan8. kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam luas, artinya hal hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal dan nonverbal9. Daya tarik fisik yang bagus, penampilan rapi serasi (nonverbal) akan mengundang simpati penerima pesan komunikasi10. Jaga ekspresi wajah yang bersahabat ketika berkomunikasi tatap muka, maka kita dapat melihat bagaimana raut wajah orang di sekitar kita 1. kominikasi verbal Dedy Mulyana (2000) bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Definisi bahasa : Seperangkat simbul, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol – simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas. Jalaluddin Rakhmad (1994) definisi bahasa secara fungsional dan formal. 6 Komunikasi antar pribadi, PT. RajaGrafindo Persada 2014,Johnson, 1981,hlm: 134 7 Soft skills bidan dan perawat,Baduose Media, Elfindri, dkk, 2009,hlm: 89 8 Ensiklopedia bebas Wikipedia,Komunikasi antar pribadi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta,2009, hlm: 3, 110 9 Psikologikomunikasi, Drs. Riswandi, M.si. GRAHA ILMU, 2013, Yogyakarta, hal: 72 10 Komunikasi interpersonal, GRAHA ILMU, Rogres dan kincaid, 1981,hlm:84, 94,150,152 a. Bahasa secara fungsional : Bahasa artikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Bahasa hanya bisa dipahami bila ada kesepakatan diantara anggota – anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. b. Bahasa secara formal : Bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tata bahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti. Unsur dan fungsi bahasa dalam komunikasi verbal Unsur bahasa meliputi 3 yaitu : 1. Unsur fonologi : pengetahuan tentang bunyi –bunyi dalam bahasa 2. Unsur sintaksis : pengetahuan tentang cara pembentukan kalimat 3. Unsur semantik : pengetahuan tentang arti kata atau gabungan kata-kata Larry L. Barker ( Deddy Mulyana, 2000) Fungsi bahasa ada 3 yaitu : 1. Fungsi penamaan atau penjulukan ( naming atau labeling) : merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. 2. Fungsi interaksi (interaktion) : menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. 3. Fungsi information transmition : informasi bahasa dapat disampaikan kepada orang lain, ini yang di sebut fungsi transmisi dari bahasa, keistimewaannya bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita. Keterbatasan komunikasi verbal 1. Keterbatasan jumlah kata yang tersedia untuk mewakili objek, kata-kata adalah katagori-katagori untuk merujuk pada objek tertentu : orang benda, peristiwa, sifat perasaan, dan sebagainya. Tidak semua kata tersedia untuk merujuk pada objek. Suatu kata hanya mewakili realitas itu sendiri. Dengan demikian, kata kata pada dasarnya bersifat parsial, tidak melukiskan sesuatu secara eksak, kata kata sifat dalam bahasa cenderung bersifat dikotomis, misalnya : baik buruk, kaya miskin, pintar bodoh, dan sebagainya. 2. Kata kata yang bersifat ambigu dan kontektual. Bersifat ambigu karna setiap kata mempresentasikan persepsi dan interprestasi orang arang yang berbeda, yang menganut latar belakang sosial budaya yang berbeda pula. 3. Kata kata yang mengandung bias budaya, bahasa terikat konteks budaya. Maksudnya dua orang yang berasal dari budaya yang berbeda boleh jadi mengalami kesalah pahaman ketika mereka menggunakan kata yang sama 4. Percampur - adukkan fakta, penafsiran dan penilaian : dalam berbahasa kita sering mencampur adukkan fakta (uraian), penafsiran (dugaan), dan penilaian, masalah ini berkaitan dengan kekeliruan persepsi. 2. Komunikasi Nonverbal a. Klasifikasi Pesan Nonverbal, Jalaludin Rakmat (1994) mengelompokkan pesan pesan nonverbal yaitu : (1) Pesan Kinestik : pesan nonveral yang menggunakan gerakan tubuh yang mengandung arti, yang terdiri dari : Pesan fasial : menggunakan air mata dan raut wajah, wajah menyampaikan makna kebahagian, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan, pengecaman, minar, ketakjuban, dan tekat Pesan Gestural : menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti mata, dan tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna Pesan Postural : berkenaan dengan keseluruhan anggota badan, makna yang disampaikan adalah Immediacy ialah ungkapan kesukaan dan ketidaksukaan dan penilaian postif Power ialah mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikasi. Responsiveness ialah gerakan anggota badan dari individu dapat bereaksi secara emosional pada lingkungannya secara positif dan negatif, bila postur anda tidak berubah, anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif. (2) Pesan Proksemik : disampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Jarak, umumnya dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban dengan orang lain (3) Pesan Artifaktual : diungkapkan melalui penampilan tubuh, pakaian, dan kosmetik, walaupun bentuk tubuh relatif menetap, orang sering berperilaku dalam hubungan dengan orang lain sesuai dengan persepsinya tentang tubuhnya (body image) erat kaitannya dengan tubuh ialah upaya kita membentuk citra tubuh dengan pakaian, dan kosmetik. (4) Paralinguastik : pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara yang mengucapkan pesan verbal, satu pesan verbal yang sama dapat menyampaikan arti yang berbeda bila diucapkan secara berbeda. Pesan ini oleh Dedy Mulyana (2000) disebutkan sebagai para bahasa. b. Fungsi Peran Nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal yaitu : (1) Fungsi Repetisi : fungsi pengulangan gagasan yang sudah disajikan secara verbal, misalnya menggelengkan kepala jadi fungsi repetisi bermakna” tidak atau bukan” (2) Fungsi Subsitusi : fungsi menggantikan lambang lambang verbal, artinya dalam komunikasi nonverbal tidak ada kata kata hanya dengan bahasa tubuh (3) Fungsi Kontradiksi : fungsi menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal (4) Fungsi komplemen : fungsi melengkapi dan memperkaya makna pesan (5) Fungsi Aksentuasi : fungsi menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya, aksentuasi merupakan tindakan yang ditunjukan oleh nonverbal seorang dengan menggunakan bagian dari anggota tubuhnya disamping menggunakan kata kata Dale G. Leathers (1976) dalam nonverbal communication systems, menyebutkan 6 alasan mengapa pesan nonverbal sangat signifikan, yaitu : 1. Faktor faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi antarpribadi 2. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat nonverbal ketimbang pesan verbal 3. Peasan nonverbal mempunyai makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. 4. Pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Fungsi meta komunikatif artinya memberikan informasi tambahan yang memperjelas maksud dan makna pesan 5. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efiesien dibandingkan dengan pesan verbal. Dari segi waktu, pesan verbal sangat tidak efisien. 6. Pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat. Ada situasi komunikasi yang menuntut kita untuk mengungkapkan gagasan dari emosi secara tidak langsung. Sugesti ini dimaksudkan menyarankan sesuatu kepada orang lain secara implisit (tersirat). Dengan demikian memang pesan nonverbal adalah lebih murni bila dibandingkan dengan pesan verbal.11 2.1.3.Model komunikasi Claude shannon, komunikasi sebagai proses Model Linear atau searah, pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber, pesan dan penerima. Proses komunikasi terjadi antara pengirim dan penerima pesan menerima pesan melalui saluran atau channel yang merupakan jalan untuk berkomunikasi, saluran biasanya berhubungan langsung dengan panca indra, dalam model ini juga dijelaskan mengenai gangguan, ada empat jenis gangguan yang pertama gangguan semantik yang berhubungan jargon atau bahasa bahasa spesialisasi yang digunakan secara perseorangan dan kelompok, misalnya istilah istilah dalam dunia kedokteran. Kedua gangguan fisik / eksternal adalah gangguan yang berada diluar penerima atau pengaruh dari tubuh dalam penerima pesan. Ketiga gangguan psikologis merujuk pada prasangka, bias dan kecenderuangan yang dimiliki oleh komunikator terhadap satu sama lain atau terhadap pesan itu sendiri. Empat gangguan fisiologis adalah gangguan yang bersifat biologis terhadap proses komunikasi. Gangguan semacam ini akan muncul apabila anda sebagai pembicara 11 Komunikasi antar pribadi, PT. RajaGrafindo Persada 2014, Edi Harahap M.Pd & H.Syarwani Ahmad, hlm: 25-35 sedang sakit, lelah atau lapar, Kemudian model selanjutnya Model Interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schamm (1995) yang menekankan pada proses komunikasi 2 arah di antara para komunikator. Dengan kata lain komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi slalu berlangsung. Pandangan interaksional mengilustrasikan bahwa seseorang dapat menjadi pengirim maupun penerima dalam sebuah interaksi, tetapi tidak menjadi keduanya sekaligus. Elemen penting model ini adalah umpan balik atau tanggapan terhadap suatu pesan. Umpan balik dapat berupa verbal ataupun nonverbal sengaja ataupun tak sengaja.33 Gaya Komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunaka dalam suatu situasi tertentu. Masing – masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim atau sender dan harapan penerima atau receiver. Ada enam gaya komunikasi yang akan kita bahas di BAB ini, yaitu : The controlling style, The equalitarian style, The structuring style, The dynamic style dan The Relinquishing style serta The with drawal style. 1. The controlling style Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dantanggapan orang lain. Orang – orang yang menggunakan komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one way communicators Pihak – pihak yang memakai controlling style of communication ini,lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan di banding upaya mereka untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Pada communicator satu arah tersebut tidak hawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuwasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan – pandangannya. Pesan – pesan yang berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha menjual gagasan agar dibicarakan bersama, namun lebih pada menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya. The controlling style, communication ini sering dipakai untuk mempersuasif orang lain supaya bekerja dan bertindak sacara efektif, dan umunya dalam bentuk kritik. Namun demikiyan, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula. 2. The Equalitarian style Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The euqealitarian style of communication ini di tandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan – pesan verbal secara lisan maupun tulisan yang bersifat dua arah (two – way trafficof communication). Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Orang orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang – orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja, The equalitarian style ini akan lebih memudahkan tindak komunikasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks, gaya ini pula yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi dengan orang lain. 3. The structuring style Gaya komunikasi yang terstruktur ini, memanfaatkan pesan – pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengiriman pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagai informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut. Stogdill dan coons menjelaskan bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efesien adalah orang – orang yang mampu merencanakan pesan – pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan, dan memberikan jawaban atas pertanyaan – pertanyaan yang muncul 4. The Dhynamic style Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena mengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan. Tujuan utama Gaya komunikasi yang agresif ini adalah menstimulasi atau merangsang pekerja / karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik, gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan – persoalan yang sifatnya kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah – masalah yang kritis tersebut. 5. The Relinguishing style Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat, ataupun gagasan orang lain, dari pada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan – pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika mengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang – orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankan 6. The Whithdrawal style Akibat yang muncul jika gaya ini di gunakan adalah melemahkannya tindak komunikasi, artinya tidak ada lagi yang memakai gaya komunikasi ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang – orang tersebut. Dalam deskripsi yang konkret adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”. Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain, oleh karena itu, gaya komunikasi ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi. Gambaran umum uraian di atas adalah bahwa The equalitarian style of communication merupaka gaya komunikasi yang ideal. Sementara tiga gaya komunikasi lainnya : structuring , dynamic, dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi. Dan dua gaya komunikasi terakhir: controlling dan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat dan produktif.12 2.1.4. Resepsionis Komunikasi di gunakan pula pada profesi resepsionis,Seseorang yang mempunyai masalah kesehatannya mereka akan berkunjung ke instansi palayanan kesehatan, pelayanan pertama seseorang akan dilayani dengan seorang resepsionis, Resepsionis ialah orang yang bertugas sebagai penerima tamu di suatu perusahaan hotel, atau kantor13.Tugas resepsionis pelayanan kesehatan, melayani seorang pasien, mendaftarkan untuk membuat kartu identitas diri, resepsionis menanyakan,mencatat apa keluhan pertama pasien, hal tersebut menjadi management resepsionis. Pasien diperlakukan agar tidak merasa di pantau atau diperhatikan penuh, ekspresi wajah, suara,gerak tubuhkesopanan pasien diperhatikan oleh resepsionis, kemudian resepsionismengarahkan pasien ke ruangan tempat perawatan pasien untuk di tindak lanjuti keluhan penyakitnya 14 2.1.5. Pelayanan Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan konsumen atau pelanggan15. Pelayanan publik atau palayanan umum yakni segala bentuk jasa pelayanan, baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh intansi pemerintah di pusat, daerah, dan lingkungan badan usaha milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang undangan. 2.1.6. Pasien Orang yang mengeluh sakit perlu diperlakukan baik, dilayani dirawat agar merasa nyaman dan dapat sembuh sehat kembali, ialah pasien, Pasien adalah seseorang yang menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita penyakit atau cedera dan 12 13 Teori komunikasi, PT RINEKA CIPTA, H Syaiful Rohim , .2009, hlm; 115 & 118 MENEJEMEN PENYELENGGARA HOTEL, Agus Sulastiyono. hal:3 14 DENTAL ASSISTENS ,VERGINIA R. PARK, SOUNDERS COPANY,1966,Hal:464 15 Manajemen pelayanan,gronroos (1990;27). Ratminto & Atik Septi Winarsih,Pustaka Pelajar, 2013, hlm;2&5 memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya, patient diturunkan dari bahasa latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata lain yang artinya menderita16. Pasien juga diartikan seseorang yang mempunyai masalah kesehatan 17 16 Dental Assistants, Joseph R. Shman, & Viginia R. Park, SAUNDERS COMPANY, Philadelpia &London, 1966, hlm: 464 17 The dentist and his asisten, shailer Peterson. C.V. Mosby Company, 1972:328