BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah senantiasa berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang tentang otonomi daerah yang secara langsung berpengaruh terhadap perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pendidikan. Jika sebelumnya pengelolaan pendidikan sepenuhnya merupakan wewenang pusat, maka dengan berlakunya Undang-Undang otonomi daerah sebagian besar wewenangnya dilimpahkan kepada pemerintah daerah dan kabupaten dan kota. Oleh karena itu,visi dan misi dan strategi kantor Departemen Pendidikan Nasional pada tingkat mempertimbangkan dengan bijaksana kabupaten serta kondisi nyata kota harus dapat organisasi maupun lingkunganya. Di samping itu , harus mendukung misi pendidikan Nasional , serta memelihara garis kebijaksanaan dan birokasi yang lebih tinggi. Dalam hal ini, disentralisasi yang kuat harus didukung oleh sentralisasi yang kuat pula sehingga ada pembagian tugas dan kewenangan yang jelas antara pusat dan daerah. Demikian pula dalam upaya peningkatan mutu pendidikan harus mempertimbnagkan beberapa aspek baik lokal, nasional, maupun global termasuk beberapa faktor yang mempengaruhinya. 1 Pendidikan adalah kunci semua kemajuan dan perkembangan yang berkualitas, sebab dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Dalam rangka mewujudkan potensi diri harus melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha tersadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sepritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya ,masyarakat, bangsa dan Negara (Depdiknas, 2003:5). Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan berkembang dan meningkatnya kemampuan siswa, situasi dan kondisi lingkungan yang ada,pengaruh informasi dan kebudayaan, serta berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran siswa akan semakin termotivasi dan belajar, daya kreatifnya akan semakin meningkat, bersikap lebih positif, bertambah pengetahuan dan ketrampilanya, semakin memahami yang dipelajari. Banyak cara yang ditempuh oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dan mudah dipahami oleh peserta didik secara maksimal. Salah satu mata pelajaran yang dipelajari di SMA Gagatan 2 adalah mata pelajaran sejarah. Pengajaran sejarah memiliki tujuan dalam menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran Nasionalisme. Tampa mengetahui sejarahnya, tidak munkin bangsa tersebut mengenal dan memiliki identitas ( Sartono Kartodirjo, 1992:247). Dari uraian diatas dapat diasumsikan bahwa mata pelajaran sejarah mempunyai nilai strategis dan penting dalam mempersiapkan generasi bangsa yang baik dan bermoral. Hambatan dalam pelajaran sejarah selama ini , disebabkan kurang dikemasnya pembelajaran sejarah dengan menggunakan metode yang menarik dan menyenangkan. Para guru terkadang dalam menyampaikan materi masih secara konvensional, sehingga pelajaran cenderung membosankan dan kurang menarik siswa. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Pengamatan awal terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas XI-IPS1 SMA Gagatan Karanggede semester gasal tahun ajaran 2012/2013, menunjukkan bahwa belum semua siswa mencapai kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 65. Dari 14 Siswa kelas XI-IPS I, baru 85 % yang mencapai KKM dan 15 % belum mencapai KKM. Hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh guru yang belum memperdayakan seluruh potensinya dirinya dan siswa yang kurang berpartisipasi aktif dalam mengikuti pelajaran. Mengingat pentingya partisipasi siswa dalam hasil belajar, maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dari paparan diatas, untuk lebih 3 meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran make a match agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Gagatan Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/2013 pada mata pelajaran sejarah. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut : a. Secara umum siswa kurang berpartisipasi dan kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar. b. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran sejarah. c. Ketuntasan belajar kelas X1- IPS 1 belum maksimal belum maksimal. Oleh karena itu, diperlukan solusi lain dalam pembelajaran sejarah untuk meningkatkan hasil belajar yang lebih baik dan memenuhi KKM (65). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas,maka rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah.” Bagaimanakah model pembelajaran make a match diterapkan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa SMA Gagatan semester gasal tahun ajaran 2012//2013 pada mata pelajaran sejarah. 4 D. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar sejarah dan memenuhi KKM (65) melalui model pembelajaran make a match pada siswa SMA Gagatan Semester Gasal Tahun Ajaran 2012/2013. E. Manfaat Penelitian Secara garis besar hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis 1) Memberikan sumbangan pengetahuan dan bahan tambahan referensi bagi pengembangan ilmu, khususnya tentang penelitian tindakan kelas. 2) Sebagai bahan referensi untuk mengkaji permasalahan yang sama dengan lingkup yang lebih luas. 3) Memperkaya khasanah ilmu pengrtahuan dan informasi dibidang pendidikan ( Sunardi, 2011:811). b. Manfaat Praktis 1) Bagi Siswa Mengaktifkan belajar siswa, karena pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan dan tidak menjenuhkan. Memberikan motivasi, mendorong, dan mengembangkan belajar serta tanggung jawab belajar. 5 minat 2) Bagi Guru Memiliki gambaran tentang pembelajaran sejarah yang aktif, inovati, kreatif, evektif dan menyenangkan ( PAIKEM ) Meningkatkan kompetensinya dalam mengajar pelajaran sejarah. 3) Bagi Sekolah Sebagai salah satu bahan untuk memperbaiki mutu pendidikan di sekolah. Dasar untuk memotivasi guru menerapkan kegiatan yang terpusat pada siswa melalui yang pembelajaran penerapan model pembelajaran inovatif. Memberi masukan tentang salah satu upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran sejarah. 6