PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Novia Oktaviani Wayangkau
NIM : 109114166
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Disusun Oleh:
Novia Oktaviani Wayangkau
NIM : 109114166
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
STUDI GROUNDED THEORYTENTANG KONSEP SENSUALITAS
Disusun Oleh:
Dosen Fembimbing,
$iswa \!'idyafrnoko, M.Psi
runggul: 25
AUG
?01q
1l
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
STUDI GROTINDED TITEON T TrcNTANG KONSEP SENSUALITAS
Dlpersiapkan dan ditulis oleh
:
Novia Oktaviani S/ayangkau
NIM:
1091 14166
Telah dipertahaalan di depan Panitia Penguji
Tangan
.-e4 2
1.
2,
3.
Yogy?itarta ..2.
lUG..'
5.
201 4
"
Fakuhas Psikologi
Universitas Sanata Dharma
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
MOTTO
“Janganlah hendaknya kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan
dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala
akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus”
(Filipi 4 : 6-7)
“ The most important things you can give to anyone are attention,
affection and appreciation”
(Deepak Chopra)
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih dan selalu memberikan jalan terbaik
untuk kehidupan saya
Bapak, Ibu, adik-adik dan keluarga saya yang selalu menjadi penyemangat
dan sumber ketegaran saya
Sahabat – sahabat, kerabat, dan teman – teman yang selalu mendukung saya
dalam keadaan apapun
Pasangan suami istri yang membutuhkan solusi untuk menjaga dan
meningkatkan kualitas hubungan mereka
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 22 Agustus 2014
Penulis,
Novia Oktaviani Wayangkau
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
GROUNDED THEORY STUDY ABOUT CONCEPT OF SENSUALITY
Novia Oktaviani Wayangkau
ABSTRACT
Sensuality is a strong predictor of which contributed greatly to the quality relationship with
partner especially the quality of intimate relationship and quality of sexual living. Sensuality
involvement can improve the sexual life that influence marital satisfaction. However, only few
data are discussed toward sensuality. Attempts to explain the word sensuality is still not
satisfactory. Furthermore, the word sensuality is still considered to be overlapping and not have
clear boundaries with the word erotic and sexuality. Therefore, this study is aimed to determine
the clarity conceptual formulation of sensuality in the context of sexuality, especially sexual
desire. This study use qualitative research method with Grounded Theory approach. The data used
in this research are the documents research of intimacy and sensuality in sexual desire, which are
the responses to the projection technique of verbal-written with interpretative technique by using
30 pictures as stimulus. Data collection was performed by adapting the projection technique of
verbal-written with interpretative technique using pictures stimuli. This study was conducted to
236 respondent, they are 118 females and 118 males. The results of this study revealed that
sensuality in sexual desire context is composed of five aspects: Emotional Interaction, Positive
Emotions, Desire to Sexual Interactions, Physical Attractions, and Privacy Place. The results also
show that concept of sensuality has a more spacious context of the word erotic and sexuality, so
the use of the word sensuality can be distinguished with these words.
Keywords : sensuality, concept of sensuality, sexuality context
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS
Novia Oktaviani Wayangkau
ABSTRAK
Sensualitas merupakan prediktor kuat yang berkontribusi besar pada kualitas hubungan
dengan pasangan khususnya kualitas hubungan yang intim dan kualitas hubungan seksual.
Keterlibatan sensualitas dapat meningkatkan kehidupan seksual yang berpengaruh pada kepuasan
pernikahan. Akan tetapi, hanya sedikit data yang membahas mengenai sensualitas. Upaya untuk
menjelaskan kata sensualitas masih belum memuaskan. Selain itu, kata sensualitas masih dianggap
tumpang tindih dan belum memiliki batasan yang jelas dengan kata erotis dan seksualitas. Oleh
sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejelasan rumusan konseptual sensualitas
dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory. Data yang digunakan merupakan
dokumen data penelitian keintiman dan seksualitas dalam hasrat seksual, yang berupa respon
teknik proyeksi secara verbal-tertulis dengan teknik interpretatif dengan menggunakan 30 foto
sebagai stimulus. Penelitian ini dilakukan pada 236 responden, 118 subjek wanita dan 118 subjek
pria. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sensualitas dalam konteks seksualitas terdiri dari
5 aspek yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi Seksual, Ketertarikan Fisik,
dan Tempat Privasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsep sensualitas memiliki
konteks yang lebih luas dari kata erotis dan seksualitas, sehingga penggunaan kata sensualitas
dapat dibedakan dengan kata-kata tersebut.
Kata kunci : sensualitas, konsep sensualitas, konteks seksualitas
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama
: Novia Oktaviani Wayangkau
NIM
: 109114166
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul :
STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 Agustus 2014
Yang menyatakan,
(Novia Oktaviani Wayangkau)
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
membimbing dan menyertai saya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Studi Grounded Theory tentang Sensualitas”. Berkat kebaikanNya saya diizinkan
untuk menulis dan menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Skripsi ini merupakan salah satu langkah penulis dalam menuntut ilmu dan
pembelajaran. Bagi saya, selama mengerjakan skripsi terdapat banyak
pengalaman yang menantang, menyenangkan, dan menginspirasi. Skripsi ini tidak
dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan, kerjasama, bimbingan, dan
konstribusi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, saya ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Allah Roh Kudus yang memberikan
berkat, bimbingan, dan sumber kekuatan dalam setiap langkah yang
saya tempuh selama ini.
2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M. Psi., selaku dosen pembimbing
skripsi yang memberikan arahan, dukungan, kesempatan belajar, dan
menjadi teladan bagi saya.
3. Mbak Haksi selaku asisten pembimbing skripsi yang memberikan
semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi.
4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti M. Si., selaku dosen pembimbing
akademik yang selalu memberikan semangat, masukan, nasihat, dan
teladan bagi saya.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5. Ibu Monica Eviandaru M. App. Psych., yang sempat menjadi dosen
pembimbing akademik saya. Terimakasih atas dukungan, kerjasama,
teladan, dan inspirasi yang diberikan bagi saya.
6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing dan berbagi
ilmu baik di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan.
7. Seluruh karyawan Faklutas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik, Mas
Muji, Mas Doni, dan Pak Gi) atas bantuan dalam bidang administrasi,
teknis, dan kebaikannya selama ini.
8. Kedua orang tua, Joppye Onesimus Wayangkau dan Istriyani Nur
Hidayati yang selalu menjadi sumber semangat dan selalu memberi
dukungan, semangat, nasihat, inspirasi dan doa bagi saya.
9. Ketiga adik-adik saya, Dek Vita, Dek Tina, Dek Zandonna yang selalu
memberikan semangat dan menjadi penghibur dalam suka dan duka.
10. Sahabat – sahabat saya, Rizky, Tasha, Rahma, Rani, dan Mba Kiky
Herdia atas segala dukungan, doa, kerjasama, dan kesedian dalam
menemani saya ketika senang dan sedih.
11. Teman – teman kepompong, Regina, Disti, Uli, Mega, Aning, Martha,
dan Sheila yang memberikan keceriaan dan warna dalam kehidupan
saya.
12. Teman – teman yang membantu analisis dalam penelitian ini (Mba
Ria, Mba Lana, dan Regina) atas pertolongan dan kesediaannya dalam
meluangkan waktu membantu saya menyelesaikan skripsi.
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13. Teman – teman bimbingan Pak Siswa, Mba Martha, Mba Lana, Mas
Baskoro, Mba Dita, Dita, Fiona, Didi, Vero, dan Vinda atas kerjasama,
masukan, dan kebersamaan selama ini.
14. Para responden yang sudah bersedia berkonstribusi untuk meluangkan
waktu, pemikiran, dan kerjasama dalam skripsi ini.
15. Semua pihak yang berkonstribusi dalam penyelesaian skripsi dan studi
saya atas doa, dukungan dan kerjasama selama ini.
Yogyakarta, 22 Agustus 2014
Penulis
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi
ABSTRACT ................................................................................................................ vii
ABSTRAK ............................................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. ix
KATA PENGANTAR ................................................................................................ x
DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5
C. Tujuan Peneltian ....................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 7
A. Sensualitas ................................................................................................. 7
1. Definisi Sensualitas ............................................................................ 7
2. Bentuk Perilaku Sensualitas ............................................................ 10
3. Bentuk Emosi dalam Sensualitas ..................................................... 12
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4. Manfaat Sensualitas.......................................................................... 14
B. Dinamika Konseptual ............................................................................. 15
BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................................. 20
A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 20
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 21
C. Subjek Penelitian .................................................................................... 22
D. Metode Pengambilan Data ..................................................................... 25
E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 30
F. Teknik Analisa Data ............................................................................... 30
1. Organisasi Data ................................................................................. 30
2. Koding dan Analisis Data ................................................................. 31
a. Open Coding ................................................................................. 31
b. Axial Coding ................................................................................. 32
c. Selective Coding ........................................................................... 33
G. Keabsahan Data ...................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 38
A. Pelaksanaan ............................................................................................ 38
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38
1. Data Demografis Subjek Penelitian .................................................. 38
2. Deskripsi Hasil .................................................................................. 41
a. Sensualitas Wanita ......................................................................... 42
b. Sensualitas Pria .............................................................................. 52
C. Pembahasan ............................................................................................ 64
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 73
A. Kesimpulan ............................................................................................. 73
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Kekuatan Penelitian................................................................................ 74
C. Kelemahan Penelitian ............................................................................. 75
D. Saran ....................................................................................................... 75
1. Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 75
2. Pasangan Suami - Istri ..................................................................... 76
3. Psikolog, Lembaga Perkawinan, dan Konselor Perkawinan ............ 76
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 78
LAMPIRAN .............................................................................................................. 81
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel I.
Data Demografis Subjek Penelitian .................................................... 39
Tabel II.
Kategori dalam Interaksi Emosional Wanita...................................... 42
Tabel III.
Kategori dalam Emosi Positif Wanita ................................................. 46
Tabel IV.
Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Wanita ......................... 47
Tabel V.
Kategori dalam Ketertarikan Fisik Wanita ......................................... 50
Tabel VI.
Kategori dalam Tempat Privat Wanita ............................................... 51
Table VII.
Kategori dalam Interaksi Emosional Pria ............................................ 52
Tabel VIII.
Kategori dalam Emosi Positif Pria ...................................................... 56
Table IX.
Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Pria .............................. 58
Table X.
Kategori dalam Ketertarikan Fisik Pria............................................... 62
Tabel XI.
Kategori dalam Tempat Privat Pria ..................................................... 63
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Inform Consent ..................................................................................... 82
Lampiran 2. Lembar Data Pribadi Responden. ......................................................... 83
Lampiran 3. Lembar Penilaian .................................................................................. 86
Lampiran 4. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Wanita ............................ 91
Lampiran 5. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Pria ............................... 102
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Saat ini, konstruk mengenai kepuasan hubungan sedang mendapat
perhatian khusus dalam dunia literatur (Rosen & Bachmann, 2008 dalam
Meana 2010). Berkaitan dengan hal tersebut, sensualitas merupakan
prediktor kuat yang memberikan konstribusi besar pada kualitas hubungan
yang intim dan kualitas hubungan seksual (Hansson & Ahlborg, 2011) yang
berkaitan erat dengan kepuasan hubungan khususnya kepuasan hubungan
pernikahan (Lawrence, Pederson, Bunde, Barry & Brock, Fazio, Mulryan,
Hunt, Madsen, dan Dzankovic, 2008).
Marta Meana (2010) juga mengungkapkan bahwa sensualitas
berkaitan dengan hasrat seksual seseorang dan berpengaruh pada kehidupan
seksual orang tersebut. Selain itu, sensualitas dapat digunakan sebagai solusi
bagi seseorang yang kehilangan hasrat seksual untuk mencapai kepuasan
hubungan dengan pasangan. Namun, Meana juga sangat menyayangkan
bahwa hanya sedikit data yang membahas mengenai sensualitas.
Jika penelitian mengenai sensualitas memenuhi kebutuhan, sangat
diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi peneliti lain dan pasangan
suami istri untuk menggunakan konsep sensualitas dalam membentuk dan
memelihara
kepuasan
hubungan,
khususnya
di
dalam
pernikahan
(Lawrence, et.al., 2008). Selain itu, temuan konsep sensualitas juga dapat
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
membantu peneliti lain untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan
usaha meningkatkan dan membuat kehidupan seksual menjadi lebih baik
(Joanning & Keoughan, 2005), meningkatkan kepuasan pernikahan
(Lawrence, et.al. 2008), dan membentuk keintiman sebuah hubungan
(Hansson & Ahlborg, 2011).
Kepuasan dalam hubungan dalam pernikahan salah satunya dapat
ditandai dengan adanya kualitas hubungan seksual yang baik (Joanning &
Keoughan, 2005). Hal ini ditunjukkan dengan adanya kedekatan emosi,
keintiman, komunikasi yang baik dengan pasangan (Lawrence, 2008).
Selain itu, seseorang dapat menyampaikan ekspresi emosi kepada pasangan,
memiliki sikap yang baik ketika berhubungan seksual, membuat pasangan
senang dengan perilaku seksual yang dilakukan, dan memiliki keintiman
seksual dengan pasangan (Joanning & Keoughan, 2005).
Akan tetapi, hingga saat ini upaya untuk menjelaskan kata sensualitas
masih belum memuaskan. Ditinjau dari sudut pandang keterlibatan alat
indra tubuh, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (2014) menuliskan
bahwa “sensualitas adalah segala sesuatu yang mengenai badani bukan
rohani”. Sensualitas juga diartikan sebagai kesadaran seseorang akan indra
yang dimiliki baik sentuhan, perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan
dan juga pemikiran yang dapat menimbulkan rasa senang melalui indraindra tersebut (Gomez, 2012).
Dengan
mendefinisikan
sudut
pandang
sensualitas
yang
sebagai
berbeda,
Lichtenberg
bentuk-bentuk
dukungan
(2008)
yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
ditunjukkan melalui persetujuan pengasuh terhadap perilaku anak yang
berkaitan dengan kesenangan sensasi tubuh dan fantasi. Sensualitas juga
dianggap sebagai kenikmatan yang ditujukkan pada perasaan tertentu yang
berkaitan dengan kesenangan yang muncul karena adanya perilaku
pengasuh yang menenangkan dan mengekspresikan perasaan mereka kepada
anak, dan anak akan menggunakan interaksi tersebut untuk menenangkan
dirinya sendiri (Lazar dan Lichtenberg, 2003).
Dalam pendekatan lain, Joanning dan Keoughan, Kenedy, Grov, dan
Parsons mencoba untuk memisahkan antara sensualitas dan seksualitas.
Joanning dan Keoughan (2005) menyampaikan bahwa sensualitas diartikan
sebagai keintiman fisik secara non-seksual dengan orang lain termasuk
kepekaan terhadap hasrat tubuh untuk dirangsang dengan cara-cara yang
menimbulkan perasaan senang. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh
Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sensualitas dan seksualitas
adalah hal yang berbeda, dimana sensualitas mengarah kepada kesenangan
yang berasal dari alat indra, sedangkan seksualitas merupakan ketertarikan
dan hasrat pada aktivias seksual.
Namun, bertolak belakang dengan Joanning dan Keoughan (2005),
dan Kenedy et.al. (2010), Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014)
mengungkapkan bahwa sensualitas adalah “the enjoyment, expression, or
pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang artinya sensualitas
adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama
secara seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
Di sisi lain, makna kata sensualitas yang dituliskan dalam Kamus
Bahasa Inggris Oxford Online (2014) memiliki makna yang hampir sama
dengan makna kata erotis yang juga dituliskan oleh sumber yang sama,
yaitu “relating to or tending to arouse sexual desire or excitement” yang
artinya erotis adalah yang berhubungan dengan atau cenderung mengarah
kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual.
Menurut Ratna Batara Munti (2005), kata sensualitas dan erotis
memang belum memiliki batasan yang jelas sejauh ini. Dengan demikian,
ada kemungkinan penggunaan kata sensualitas dan erotis dapat digunakan
untuk mewakili makna yang sama. Hal ini juga didukung oleh Cristina L. H.
Traina (2011) dalam bukunya berjudul “Erotic Attunement : Parenthood
and the Ethics of Sensuality between Unequals” yang mengungkapkan
bahwa seringkali sensualitas, seksualitas, dan erotis dimaknai sebagai hal
yang sama atau tumpang tindih. Hal ini cukup mengungkapkan bahwa
kerangka konseptual tentang sensualitas masih belum jelas.
Berangkat dari alasan-alasan yang telah di uraikan di atas, peneliti
bermaksud untuk mencari dan menemukan kepastian dan kejelasan rumusan
kerangka konseptual mengenai konstruk sensualitas dalam konteks
seksualitas khususnya hasrat seksual. Di sisi lain, penelitian ini juga
merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar mengenai konstruk
keintiman dan sensualitas dalam Hasrat Seksual yang diprakarsai oleh
peneliti utama yaitu C. Siswa Widiatmoko, M. Psi. Dengan demikian,
peneliti sebagai asisten penelitian menggunakan kesempatan ini sebagai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
peluang untuk mengisi kekosongan literatur mengenai konstruk kepuasan
hubungan khususnya kontruk sensualitas dalam konteks seksualitas.
Selain itu, peneliti juga berusaha untuk memenuhi tawaran penelitian
mengenai pengembangan konsep multiple dyadic skills yaitu sebuah konsep
tentang 5 tipe faktor resiko dan faktor protektif yang mempengaruhi
kepuasan pernikahan yang dikemukakan oleh Jacobson & Weiss (dalam
Lawrence, et. al. 2008). Salah satu konsepnya adalah sensualitas, yang dapat
digunakan untuk mencegah stress dalam pernikahan dan menjaga kepuasan
dalam hubungan pernikahan (Lawrence, et.al. 2008). Dengan demikian,
hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu program-program
untuk meningkatkan kualitas hubungan pasangan termasuk kualitas
hubungan seksual (Joanning & Keoughan, 2005).
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka timbul
pertanyaan, bagaimanakah rumusan konseptual tentang sensualitas dalam
konteks seksualitas?
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kejelasan rumusan konseptual
tentang sensualitas dalam konteks seksualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
6
Manfaat Penelitian
1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengisi
kekosongan literatur mengenai sensualitas, dan dapat menambah
wacana baru tentang sensualitas yang berkaitan dengan konteks
seksualitas khususnya hasrat seksual.
2.
Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu
peneliti lain yang fokus pada bidang kepuasan relasi untuk
mengembangkan program-program yang berkaitan dengan sensualitas
demi meningkatkan kepuasan hubungan seksual dengan pasangan.
Secara khusus bagi pasangan suami-istri, diharapkan hasil penelitian
ini dapat membantu pasangan untuk meningkatkan kehidupan seksual
dan kepuasan relasi di dalam pernikahan. Bagi psikolog, lembaga
perkawinan, dan konselor perkawinan, hasil penelitian ini dapat
menambah wacana dan pengetahuan untuk membantu pasangan
suami-istri menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan pernikahan
mereka. Khususnya bagi pasangan yang mengalami permasalahan
pada kehidupan seksual mereka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
SENSUALITAS
1.
Definisi Sensualitas
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) menuliskan bahwa
“sensualitas adalah segala sesuatu yg mengenai badani bukan rohani”.
Sensualitas juga diartikan sebagai kesadaran seseorang akan indra
yang dimiliki baik sentuhan, perasa, penciuman, pendengaran,
penglihatan dan juga pemikiran yang dapat menimbulkan rasa senang
melalui indra-indra tersebut (Gomez, 2012).
Lichtenberg (2008) mendefinisikan sensualitas sebagai bentukbentuk dukungan yang ditunjukkan melalui persetujuan pengasuh
terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kesenangan sensasi
tubuh dan fantasi. Sensualitas juga dianggap sebagai kenikmatan yang
ditujukkan pada perasaan tertentu yang berkaitan dengan kesenangan
yang muncul karena adanya perilaku pengasuh yang menenangkan
dan mengekspresikan perasaan mereka kepada anak, dan anak akan
menggunakan interaksi tersebut untuk menenangkan dirinya sendiri
(Lazar dan Lichtenberg, 2003).
Joanning
dan
Keoughan
(2005)
menyampaikan
bahwa
sensualitas diartikan sebagai keintiman fisik secara non-seksual
dengan orang lain termasuk kepekaan terhadap hasrat tubuh untuk
7
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
dirangsang dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan senang.
Seksualitas melibatkan aktivitas sensual, tetapi tidak semua aktivitas
sensual adalah seksual. Joanning dan Keoughan (2005) juga
menambahkan bahwa sensualitas tidak terbatas hanya dapat dilakukan
di tempat tidur, sofa, atau mobil. Hal yang serupa juga diungkapkan
oleh Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sensualitas dan
seksualitas adalah hal yang berbeda, dimana sensualitas mengarah
kepada kesenangan yang berasal dari alat indra, sedangkan seksualitas
merupakan ketertarikan dan hasrat pada aktivitas seksual. Namun,
disisi
lain
Kamus
Bahasa
Inggris
Oxford
Online
(2014)
mengungkapkan bahwa sensualitas adalah “the enjoyment, expression,
or pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang artinya
sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian
fisik, terutama secara seksual.
Seperti yang diungkapkan penulis di bab sebelumnya, definisi
tentang sensualitas masih belum memuaskan. Kata sensualitas
ternyata masih memiliki kemiripan dengan kata-kata lain seperti
erotisme dan seksualitas, sehingga seringkali dimaknai sebagai hal
yang sama (Traina, 2011). Ratna Batara Munti (2005) juga
menegaskan bahwa kata sensualitas dan erotisme masih belum
memiliki batasan yang jelas, sehingga tidak menutup kemungkinan
kata-kata tersebut dimaknai sebagai hal yang tumpang tindih.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (2014), erotisme adalah
“relating to or tending to arouse sexual desire or excitement” yang
artinya erotis adalah yang berhubungan dengan atau cenderung
mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan
seksual. Definisi ini hampir sama dengan definisi kata sensualitas
yang juga diartikan dalam sumber yang sama.
KBBI Online (2014) menyatakan bahwa seksualitas adalah “ciri,
sifat, atau peranan seks; dorongan seks; kehidupan seks”. Kamus
Bahasa Inggris Oxford Online (2014) mengartikan seksualitas sebagai
“capacity for sexual feeling”, yang artinya kapasitas untuk perasaan
seksual. Seksual berarti “relating to the instincts, physiological
precesses, and activities connected with physical attraction or
intimate physical contact between individuals”, yang artinya berkaitan
dengan insting, proses fisiologis, dan aktifitas yang berkaitan dengan
ketertarikan fisik atau kontak fisik yang intim antara individu (Kamus
Bahasa Inggris Oxford Online, 2014). Definisi seksualitas tersebut
juga hampir sama dengan definisi sensualitas yaitu “the enjoyment,
expression, or pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang
artinya sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau
pencarian fisik, terutama secara seksual (Kamus Bahasa Inggris
Oxford Online, 2014).
Walaupun definisi sensualitas belum jelas, namun sensualitas
masih memiliki kekhususan yang dapat dibedakan dengan kata-kata
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
yang dianggap tumpang tindih seperti erotisme atau seksualitas. Dapat
disimpulkan bahwa definisi-definisi tentang sensualitas selalu
mengarah kepada perasaan senang yang dirasakan seseorang karena
adanya kontak fisik.
2.
Bentuk Perilaku Sensualitas
Berdasarkan lima tipe perilaku yang berpotensi sebagai faktor
resiko dan faktor protektif dalam penelitian perilaku relasi dan
kepuasan pernikahan oleh Lawrence et. al. (2008) diungkapkan bahwa
bentuk perilaku sensualitas, yaitu :
a.
Menyentuh (Touching)
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2011),
menyentuh berarti “menyinggung sedikit; menjamah”.
b.
Memeluk (Hugging)
Menurut KBBI (2011), memeluk berarti meraih seseorang
ke dalam dekapan kedua tangan yang dilingkarkan; mendekap.
c.
Memeluk dengan Penuh Kasih Sayang (Cuddling)
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014),
cuddling berarti “hold close in one’s arms as a way of showing
love or affection”, yang artinya berpegangan erat pada lengan
seseorang sebagai cara untuk memperlihatkan cinta dan
perasaan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
d.
11
Memijat (Massage)
Memijat memiliki arti menekan dengan jari, memencet;
mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga
peredaran darah lancar (dalam KBBI, 2011).
e.
Perhatian (Caring)
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014),
perhatian adalah “displaying kindness and concern for other”,
yang artinya memperlihatkan kebaikan dan mengutamakan
orang lain.
Selain menyampaikan empat bentuk perilaku di atas yaitu
menyentuh (touching), memeluk (hugging), memeluk dengan penuh
kasih sayang (cuddling) , dan memijat (massage), Joanning dan
Keoughan (2005) juga menambahkan perilaku berpegangan tangan
dan membelai atau mengelus pasangan sebagai bentuk perilaku
sensualitas. Berdasarkan KBBI (2011), berpegangan tangan adalah
“saling memegang tangan dan membelai memiliki arti mengusap-usap
disertai kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk”.
Hansson dan Ahlborg (2011) menyebutkan berciuman sebagai
salah satu bentuk perilaku sensualitas selain memeluk dan cuddling.
KBBI (2011) menuliskan bahwa berciuman adalah “saling melekatkan
bibir atau hidung; bersentuhan antara bagian depan dua benda”.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12
Lichtenberg (2008) mengungkapkan bahwa bentuk perilaku
sensualitas dapat terlihat melalui proses menyusui ibu kepada
anaknya. Ketika seorang bayi sedang menangis dan kemudian sang
ibu menggendong bayi, maka tangisan berubah menjadi rengekan. Ibu
juga akan memberikan senyuman dan bayi akan menjadi lebih tenang.
Menurut Lichtenberg kontak fisik yang terjadi antara ibu dan bayi
membuat bayi menjadi lebih tenang.
Dapat disumpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku menonjol
yang muncul dalam konstruk sensualitas yaitu tindakan yang berupa
kontak fisik dengan pasangan.
3.
Bentuk Emosi dalam Sensualitas
Joanning dan Keoughan (2005) mengungkapkan bahwa terdapat
beberapa emosi positif yang terkait di dalam sensualitas, diantaranya :
a.
Senang (Pleasure)
Senang adalah perasaan puas dan lega, tanpa rasa
susah dan kecewa; betah; berbahagia (tidak ada sesuatu
yang menyusahkan, tidak kurang suatu apapun dalam
hidupnya; suka; gembura; dalam keadaan baik (kesehatan,
kenyamanan, dan sebagainya) (dalam KBBI, 2011).
Selain Joanning dan Keoughan, Kennedy et. al.
(2010) juga menyatakan bahwa perasaan senang adalah
emosi yang terdapat dalam sensualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
13
Cinta (Love)
Menurut KBBI (2011), cinta dapat diartikan sebagai
perasaan suka sekali, sayang benar; kasih sekali; terpikat
(antara laki-laki dan perempuan)
c.
Intim (Intimate)
Menurut KBBI (2011), intim merupakan perasaan
yang akrab, karib, dan rapat. Joanning dan Keoughan
mengungkapkan bahwa rasa intim yang dirasakan dalam
sensualitas lebih kepada rasa intim secara fisik. Hal ini
juga didukung oleh Evers (2010) dalam jurnalnya yang
berjudul Intimacy, Sport and Young Refugee Men.
d.
Nyaman (Comfort)
Nyaman merupakan “the easing or alleviation of a
person’s feelings of grief or distress”, yang artinya
keringanan dan kurangnya perasaan sedih dan tertekan
pada seseorang (Kamus Bahasa Inggris Oxford Online,
2014).
Selain perasaan senang, Lichtenberg (2008) menyatakan bahwa
perasaan yang muncul dalam sensualitas adalah perasaan shame.
Shame adalah sebuah emosi yang memiliki pengaruh untuk
menumpulkan inisiatif dan membatasi rasa tertarik dan kegembiraan
seseorang. Shame juga merupakan emosi yang dapat aktif ketika
apapun alasannya, inisiatif seseorang ditumpulkan, dan rasa tertarik
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dan gembira dibatasi.
14
Menurut Lichtenberg, sensualitas dan
seksualitas dapat dibedakan berdasarkan perasaan shame.
Dengan demikian, Lichtenberg menyatakan bahwa sensualitas
adalah bentuk – bentuk dukungan dari pengasuh terhadap perilaku
anak yang berkaitan dengan kenikmatan sensasi tubuh, dengan cara
memberi persetujuan. Sedangkan seksualitas adalah tidak adanya
dukungan terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kenikmatan
sensasi tubuh dengan cara melarang perilaku tersebut. Segala bentuk
persetujuan dan larangan dilandasi oleh emosi shame yang dibentuk
oleh nilai-nilai dalam budaya tertentu.
Dapat disimpulkan bentuk emosi yang terdapat pada konstruk
sensualitas adalah perasaan – perasaan positif seseorang kepada
pasangan. Perasaan yang paling menonjol dalam sensualitas yaitu
perasaan senang.
4.
Manfaat Sensualitas
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joanning dan
Keoughan (2005), sensualitas memiliki manfaat yang sangat penting
bagi pasangan, yaitu :
a.
Meningkatkan kualitas hubungan pasangan suami-istri
b.
Meningkatkan dan menjadikan kehidupan seksual lebih
baik
c.
Meningkatkan kepuasan seksual pasangan suami-istri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Manfaat lain juga dipaparkan oleh Lawrence et. al. (2008), yaitu
a.
Meningkatkan kesenangan seksual melalui kesadaran fisik
dan kenyamanan fisik secara seksual bersama pasangan
b.
Membantu
membentuk
dan
memelihara
kepuasan
hubungan pasangan suami-istri
c.
Mencegah stress dalam pernikahan
d.
Meningkatkan kepuasan pernikahan
Menurut Hansson dan Ahlborg (2011), sensualitas memberikan
manfaat dalam;
B.
a.
Membentuk kualitas keintiman sebuah hubungan
b.
Membentuk kualitas hubungan seksual
DINAMIKA KONSEPTUAL
Menurut Tiefer (2009) (dalam Meana, 2010), respon seksual manusia
sangat luas dan kaya. Akan tetapi, salah satu kontruk yang sering diabaikan
dari penelitian-penelitian selama ini terutama dalam penelitan yang
berkaitan dengan penelitian seks adalah fenomena dorongan kesenangan
atau kenikmatan yang dituliskan dengan kata erotisme (Meana, 2010).
Akan tetapi, jika ditilik kembali mengenai definisi erotisme yang dimaksud,
makna tersebut juga dapat diartikan sebagai sensualitas. Terdapat
kemungkinan bahwa penggunaan kata erotis masih tumpang tindih dengan
sensualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
Walaupun kata sensualitas masih digunakan tumpang tindih dengan
kata lain, sensualitas merupakan prediktor kuat yang memberikan
konstribusi besar pada kualitas hubungan yang intim dan kualitas hubungan
seksual (Hansson & Ahlborg, 2011) yang berkaitan erat dengan kepuasan
hubungan khususnya kepuasan hubungan pernikahan (Lawrence et.al.,
2008). Saat ini diketahui bahwa konstruk kepuasan hubungan sedang
mendapatkan perhatian khusus dalam dunia literasi (Rosen & Bachmann,
2008 dalam Meana, 2010).
Meana (2010) juga mengungkapkan bahwa sensualitas berkaitan
dengan hasrat seksual seseorang dan berpengaruh pada kehidupan seksual
orang tersebut. Sensualitas dapat digunakan sebagai solusi bagi seseorang
yang kehilangan hasrat seksual untuk mencapai kepuasan hubungan dengan
pasangan. Namun, Meana juga sangat menyayangkan bahwa penelitian
tentang sensualitas belum memuaskan dan sering diabaikan.
Pada penelitian tentang sensualitas sebelumnya, sudut pandang
pemahaman Lichtenberg mengenai sensualitas cukup berbeda dengan
peneliti-peneliti
lain.
Lichtenberg
(2008)
menyatakan
bahwa
pemahamannya mengenai perbedaan sensualitas dan seksualitas berdasarkan
perasaan shame diperoleh berdasarkan pengamatan secara umum dan skema
klinis. Lichtenberg menggunakan pendekatan psikoanalitis terhadap sebuah
fenomena interaksi bayi dan pengasuhnya (terutama ibu) ketika proses
menyusui pertama kali dan menuju ke cinta romatis dan gairah pada
kehidupan saat dewasa. Bagi Lichtenberg, observasi terhadap fenomena
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
tersebut merupakan titik awal untuk menguraikan teori yang sudah ada
supaya dapat melihat sensualitas dan seksualitas dengan sudut pandang yang
lebih segar (Lichtenberg, 2008). Akan tetapi, nampaknya pemahaman
sensualitas yang dikemukakan oleh Lichtenberg belum dapat mewakili
penggunaan kata sensualitas secara umum dalam konteks seksualitas
khususnya hasrat seksual.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengembangan teoritis atau
konseptual mengenai kepastian konsep sensualitas terutama dalam konteks
seksualitas. Selain itu, perlu adanya pengembangan penelitian tentang
sensualitas dengan menggunakan metode yang lebih tepat yaitu dengan
menggunakan metode yang mengumpulkan data yang berupa pandangan
masyarakat yang ada di lapangan. Dengan demikian, hasil temuan mengenai
konsep sensualitas dapat sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan seharihari, dan dapat dipahami dan diterima bukan hanya untuk peneliti atau
orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian, tetapi bagi semua orang.
Jika temuan data sensualitas yang diperoleh melalui data lapangan
cukup luas, hal tersebut dapat diterapkan pada konteks yang terkait dengan
fenomena sensualitas, seperti kepuasan pernikahan, atau kepuasan hubungan
dengan pasangan, tetapi secara khusus yaitu kepuasan hubungan seksual
melalui hasrat seksual. Selain itu, melalui cara ini juga dapat menjelaskan
karakteristik-karakteristik sensualitas yang dapat dijadikan sebagai kontrol
atas perilaku seseorang yang menunjukkan konstruk sensualitas dalam
konteks seksualitas (Straus & Corbin, 2009; Creswell, 2007).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
Dengan demikian, diperlukan metode atau cara pengumpulan data
yang dapat membentuk rumusan konsep dan karakteristik mengenai
sensualitas. Melalui metode tersebut diharapkan konsep tentang sensualitas
yang belum diidentifikasi dengan jelas dan belum tersusun secara
konseptual secara umum dapat dibangun dan dikembangkan. Metode yang
dimaksud adalah metode kualitatif khususnya metode Grounded Theory
(Straus & Corbin, 2009; Creswell, 2007).
Menurut Strauss dan Corbin (2009), pendekatan metode grounded
theory dapat menghasilkan rumusan teori tentang realitas yang diteliti,
menghasilkan konsep-konsep, menghasilkan hubungan antar-konsep, dan
pengujian sementara tentang konsep yang diteliti. Grounded theory juga
bersifat induktif, dengan kata lain metode ini membangun dan menyusun
teori atau konsep suatu konstruk melalui pengumpulan data dari lapangan.
Sehingga teori atau konsep yang dibangun sesuai dan menggambarkan
realitas konstruk yang diteliti (Creswell, 2007).
Peneliti
juga
merancang
metode
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan data agar hasil yang diperoleh lebih representatif. Metode
pengumpulan data yang dimaksud yaitu metode yang mengadaptasi teknik
proyektif. Metode proyektif memiliki kelebihan untuk mengungkapkan
pikiran alam bawah sadar atau pikiran yang tersembunyi yang tidak dapat
diungkapkan dalam situasi wajar (Friedenberg, 1995). Bagi masyarakat
Indonesia, hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas masih dianggap tabu
dan tidak pantas oleh masyarakat (Holzner & Oetomo, 2004). Melalui
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
metode ini diharapkan dapat mengungkapkan pikiran terdalam subjek
penelitian mengenai konstruk sensualitas dalam konteks seksualitas.
Rancangan alat yang akan digunakan dalam metode pengumpulan
data ini yaitu berupa foto – foto pasangan heteroseksual yang berpotensi
untuk memberikan stimulus ambigu pada subjek penelitian tentang
sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Gambar
foto pasangan heteroseksual bertujuan untuk mempermudah subjek
penelitian menggambarkan makna sensualitas dalam konteks hasrat seksual
dibandingkan menggunakan gambar personal atau homoseksual (Chivers,
2005; 2010).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berharap dengan menggunakan
metode penelitian adaptasi teknik proyektif melalui metode Grounded
Theory dapat mengungkapkan kepastian dan kejelasan konsep sensualitas
secara nyata dan respresentatif. Karena temuan konsep sensualitas yang
diperoleh sesuai dengan pikiran terdalam dari setiap subjek penelitian
(Friedenberg, 1995) dan diperoleh dari data lapangan yang dikumpulkan
secara sistematis dan dianalisis melalui proses penelitian (Strauss & Corbin,
1998).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
JENIS PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
pendekatan Grounded Theory. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk
menyelidiki area tentang hal-hal yang masih sedikit diketahui atau yang
sudah banyak diketahui untuk menambah pemahaman baru (Stren, 1980
dalam Strauss & Corbin, 1998). Pendekatan Grounded Theory merupakan
pendekatan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk membentuk
teori yang diperoleh dari data di lapangan, dikumpulkan secara sistematis,
dan dianalisis melalui proses penelitian (Strauss & Corbin, 1998). Data yang
dimaksud dalam penelitian ini yaitu persepsi atau pandangan masyarakat
mengenai konsep sensualitas.
Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep atau teori mengenai
konstruk sensualitas melalui persepsi-persepsi masyarakat yang diperoleh
dari
lapangan,
sehingga
konsep
tentang
sensualitas
yang
belum
teridentifikasi dengan jelas dan belum tersusun secara konseptual secara
umum dapat dibangun dan dikembangkan. Dengan demikian, diperlukan
metode atau cara pengumpulan data yang dapat membentuk rumusan
konsep dan karakteristik mengenai sensualitas. Melalui metode tersebut
diharapkan konsep tentang sensualitas yang belum diidentifikasi dengan
jelas dan belum tersusun secara konseptual secara umum dapat dibangun
20
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
dan dikembangkan. Metode yang dimaksud adalah metode kualitatif
khususnya metode Grounded Theory (Straus & Corbin, 2009; Creswell,
2007).
Creswell (2007) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif yang paling
baik untuk membangun konsep atau teori berdasarkan pandangan subjek
penelitian adalah pendekatan Grounded Theory. Oleh sebab itu, peneliti
menganggap bahwa pendekatan ini adalah yang paling tepat untuk
membangun rumusan konseptual konstruk sensualitas berdasarkan persepsi
atau pandangan masyarakat tentang konstruk tersebut.
Menurut Strauss dan Corbin (2009), pendekatan metode grounded
theory dapat menghasilkan rumusan teori tentang realitas yang diteliti,
menghasilkan konsep-konsep, menghasilkan hubungan antar-konsep, dan
pengujian sementara tentang konsep yang diteliti. Grounded theory juga
bersifat induktif, dengan kata lain metode ini membangun dan menyusun
teori atau konsep suatu konstruk melalui pengumpulan data dari lapangan.
Sehingga teori atau konsep yang dibangun sesuai dan menggambarkan
realitas konstruk yang diteliti (Creswell, 2007)
B.
FOKUS PENELITIAN
Penelitian ini secara khusus ingin mengetahui kejelasan konsep
sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Diketahui
bahwa kontruk sensualitas berkaitan dengan hasrat seksual seseorang yang
nantinya akan mempengaruhi kepuasan kehidupan seksual seseorang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
(Meana, 2010). Sensualitas juga diketahui sebagai prediktor kuat yang
berperan dalam kualitas hubungan seksual dengan pasangan (Hansson &
Ahlborg, 2011).
Akan tetapi, sangat disayangkan masih terdapat ketidakjelasan konsep
mengenai sensualitas. Sensualitas masih memiliki makna yang tumpang
tindih dengan kata lain seperti erotisme dan seksualitas, sehingga
penggunaan kata-kata tersebut seringkali digunakan untuk mewakili makna
yang sama (Munti, 2005; Traina, 2011). Selain itu, data yang membahas
mengenai sensualitas masih sedikit (Meana, 2010). Dengan demikian,
sangat diperlukan penelitian untuk mengetahui konsep dan karakteristik
tentang sensualitas.
Dengan meneliti kepastian konsep dan karakteristik tentang
sensualitas dalam konteks seksualitas, maka hasil penelitian tersebut akan
menggambarkan uraian kerangka dan rumusan konseptual tentang
sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual dengan lebih
jelas yang diorganisasikan melaui skema teoritis (Strauss & Corbin, 1998).
C.
SUBJEK PENELITIAN
Menurut Strauss dan Corbin (1998), metode pengambilan sampel
yang sesuai untuk penelitian dengan pendekatan grounded theory yaitu
theoretical sampling atau pengambilan sampel teoritis. Theoretical
sampling adalah proses pengambilan data yang dikendalikan oleh konsepkonsep atau pemahaman-pemahaman teoritis yang muncul dan berkembang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
sejalan dengan pengambilan data itu sendiri (Poerwandari, 2005).
Theoretical sampling merupakan proses pengumpulan data yang didorong
oleh konsep-konsep yang berasal dari teori yang berkembang dan didasari
oleh
konsep
“membuat
perbandingan”,
yang
bertujuan
untuk
memaksimalkan peluang dalam menemukan keragaman diantara konsepkonsep dan dapat memadatkan kategori-kategori ke dalam karakteristik dan
dimensi-dimensi (Strauss & Corbin, 1998). Pengambilan sampel teoritis
dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang terbukti secara relevan. Hal
tersebut didasari oleh :
1.
Konsep tersebut berulang kali muncul atau muncul dalam
frekuensi terbatas secara signifikan muncul ketika peneliti
sedang melakukan perbandingan terhadap kejadian, atau
peristiwa, atau;
2.
Dalam proses koding, konsep-konsep tersebut muncul dalam
kategori.
Pengambilan data mengarah kepada pemilihan sampel yang akan
mengarahkan peneliti kepada data yang semakin spesifik sehingga dapat
menemukan karakteristik dan konsep mengenai konstruk sensualitas.
Pemahaman yang baik terhadap data yang diperoleh akan membantu
peneliti menemukan subjek penelitian yang sesuai untuk menambah data
penelitian. Pengambilan data dilakukan secara terus-menerus oleh peneliti
hingga penelitian mencapai saturation point. Saturation point adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
kondisi dimana penambahan data dianggap sudah tidak dapat memberikan
informasi baru dalam proses analisis (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005).
Dalam pengambilan data, pemilihan subjek penelitian didasarkan pada
kriteria-kriteria berikut :
1.
Laki-laki dan perempuan yang sedang atau sudah melewati
masa remaja. Pada masa remaja baik laki-laki maupun
perempuan akan mengalami pubertas yaitu suatu periode dimana
kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama
pada awal masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang
mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat berkencan,
memperhatikan citra tubuh, dan melakukan perilaku seksual
(Santrock, 1995). Oleh sebab itu, peneliti memilih subjek-subjek
tersebut karena dianggap sudah memahami tentang hubungan
atau relasi intim dengan pasangan serta cukup memahami
tentang perilaku – perilaku yang berkaitan dengan seksualitas.
2.
Bervariasi dalam berbagai suku, agama, jenis pekerjaan, daerah
tempat tinggal, tingkat pendidikan terakhir, orientasi seksual,
dan status hubungan dengan pasangan. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan data yang diperoleh dapat mewakili populasi dan
menggambarkan konstruk sensualitas secara umum. Sehingga,
hasil temuan data mengenai karakteristik dan konsep sensualitas
dapat berlaku bagi semua orang tidak hanya bagi subjek
penelitian (Strauss & Corbin, 2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.
25
METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
mengadaptasi konsep teknik proyeksi. Teknik proyeksi merupakan cara
yang memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan pikiran atau persepsi
terhadap suatu hal yang sukar diungkapkan dalam situasi wajar
(Friedenberg, 1995). Pada bab sebelumnya diungkapkan bahwa penelitian
ini bertujuan untuk mengungkapkan kepastian konstruk sensualitas dalam
konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Sedangkan hal – hal yang
berkaitan dengan seks di kalangan masyarakat Indonesia masih dianggap
terlarang, tabu dan perlu dihambat (Holzner & Oetomo, 2004). Oleh sebab
itu, peneliti mengadaptasi konsep teknik proyeksi sebagai metode yang
cocok untuk mengumpulkan data. Dengan demikian, respon yang diberikan
oleh responden tepat sasaran untuk mengungkapkan sensualitas dalam
kontek seksualitas.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan persepsipersepsi masyarakat mengenai konsep sensualitas. Persepsi masyarakat
yang dikumpulkan diharapkan dapat menggambarkan konsep sensualitas.
Menurut Freud (dalam Bellak & Abrams, 1997), semua persepsi yang
diungkapkan saat ini dapat diprediksi dan diorganisasikan oleh jejak ingatan
dari semua persepsi atau pengalaman yang terjadi sebelumnya. Melalui
konsep teknik proyektif, hal ini menunjukkan bahwa data lapangan yang
diperoleh berdasarkan persepsi tetap dapat melaporkan perilaku seseorang
secara valid. Sehingga, data yang berupa persepsi-persepsi masyarakat
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
mengenai konsep sensualitas yang diperoleh dari lapangan dengan
menggunakan pendekatan Grounded Theory dapat mengambarkan konsep
sensualitas.
Tes proyektif terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tes proyektif verbal
dan tes proyektif non-verbal. Penelitian ini juga mengadaptasi konsep tes
proyeksi secara verbal, yaitu respon subjek terhadap stimulus ambigu yang
diberikan oleh peneliti, baik materi atau komunikasi subjek diwujudkan
dalam bentuk tulisan (Bellak & Abrams, 1997; Karmiyati & Suryaningrum,
2008).
Berdasarkan pengklasifikasian tes proyektif yang dikemukakan oleh
L. K. Frank (dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2008), penelitian ini
termasuk dalam tes proyektif dengan Teknik Interpretatif. Teknik
Interpretatif memberikan kesempatan bagi subjek untuk merespon stimulus
dengan cara menginterpretasikan stimulus tersebut.
Menurut Lindzey (dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2008), ada
beberapa tipe jawaban subjek dalam merespon tes proyektif. Dalam
penelitian ini, tipe jawaban subjek tergolong dalam Teknik Asosiasi, yaitu
subjek memberikan respon terhadap stimulus ambigu dengan cara
menyampaikan yang ada di dalam pikirannya atas stimulus tersebut
(Karmiyati & Suryaningrum, 2008).
Dengan mengadaptasi Teknik Asosiasi peneliti membantu subjek
penelitian untuk mengungkapkan hal-hal yang ada dipikirannya tanpa
adanya arahan atau tekanan dari pihak luar (Karmiyati & Suryaningrum,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
2008). Sehingga, diharapkan respon yang diberikan subjek sungguhsungguh memberikan gambaran
yang sebenarnya tentang kontruk
sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual.
Dalam penelitian ini, subjek penelitian akan dihadapkan pada stimulus
ambigu berupa gambar-gambar pasangan heteroseksual yang diharapkan
dapat menstimulasi subjek penelitian untuk menggambarkan konsep
sensualitas yang berkaitan dengan hasrat seksual. Stimulus yang dipilih
berupa gambar atau foto karena secara umum untuk mengetahui hal-hal
yang berkaitan dengan seksualitas khususnya hasrat seksual yaitu berupa
stimulus ekternal berupa stimulus visual (Chivers, 2005).
Gambar – gambar yang digunakan sebagai stimulus eksternal untuk
mengungkapkan konsep sensualitas dalam konteks seksual memiliki kriteria
sebagai berikut :
1.
Gambar berupa foto pasangan heteroseksual. Hal ini didasari
padndangan bahwa gambar atau foto pasangan heteroseksual
yang
berpotensi
untuk
mempermudah
subjek
penelitian
menggambarkan makna sensualitas dalam konteks hasrat
seksual dibandingkan menggunakan gambar personal atau
homoseksual (Chivers, 2005; 2010).
2.
Isi gambar atau foto penelitian merupakan perilaku sensualitas
yang mengarah kepada seksualitas khususnya hasrat seksual.
Perilaku
sensualitas
diantaranya
menyentuh,
memeluk,
membelai, mengelus, memegang, dan berciuman (Lawrence, et.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
al, 2008; Keoghan, 2005; Hansson & Ahlborg, 2011). Perilaku
yang mengarah kepada seksualitas khususnya hasrat seksual
yaitu merupakan perilaku yang dapat merangsang seseorang
untuk berperilaku seksual (Chivers, 2005). Jadi, pada penelitian
ini gambar atau foto berisi tentang perilaku antara dua orang
(pasangan heteroseksual) yang dapat merangsang seseorang
untuk berperilaku seksual.
3.
Jumlah gambar yang digunakan sebagai stimulus berjumlah 30
gambar. Hal ini bertujuan untuk memberikan variasi pilihan
yang cukup banyak kepada subjek dalam kesediaan merespon
stimulus. Selain itu, cara ini juga diharapkan dapat memberikan
kesempatan subjek untuk tidak mengkosongkan jawaban karena
kurangnya variasi jawaban (Myers & Hansen, 2002).
4.
Pengambilan gambar foto tidak dibatasi jumlahnya. Kemudian,
pemilihan ke-30 gambar dilakukan melalui proses diskusi
bersama dengan peneliti utama dan asisten peneliti lainnya. Hal
ini bertujuan untuk mengurangi efek subjektifitas pemilihan
gambar dan memilih gambar yang terbaik yang dapat mewakili
kriteria-kriteria gambar yang dibutuhkan dalam penelitian.
Kemudian subjek diminta untuk memberikan respon terhadap
stimulus tersebut. Subjek akan memberikan respon terhadap stimulus
tersebut yang dianggap sebagai ungkapan pikiran – pikiran atau persepsi
yang ada pada dirinya (Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Respon yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
29
diberikan subjek tidak memiliki jawaban yang benar atau salah, tidak
mengharuskan subjek untuk merespon secara terstruktur, tetapi memberi
kesempatan subjek untuk merespon lebih kreatif, terbuka, dan bebas untuk
mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan dan pikiran terdalam subjek
(Bellak & Abrams, 1997). Dengan demikian, diharapkan respon subjek
penelitian dapat sungguh-sungguh menggambarkan pikiran terdalamnya
tentang sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual.
Tujuan peneliti yaitu ingin merumuskan kepastian konsep sensualitas
dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Di sisi lain, terdapat
data yang sesuai dengan kriteria – kriteria penelitian yang sudah
diungkapkan sebelumnya. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian
dengan menggunakan dokumen data penelitian keintiman dan sensualitas
tentang hasrat seksual yang dikelola oleh C. Siswa Widyatmoko, M.Psi
untuk meneliti kepastian konsep sensualitas.
Penggunaan konsep proyektif pada penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kesempatan bagi subjek merespon stimulus sesuai dengan
interpretasi mereka masing-masing tanpa terpaku pada respon tertentu.
Selain itu, juga dapat membantu subjek untuk memiliki alternatif pilihan
respon yang lebih banyak dan bervariasi sesuai dengan pikiran dan persepsi
mereka masing-masing (Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Dengan
demikian, respon persepsi subjek penelitian dapat mengarahkan penelitian
ini untuk membangun konsep dan menemukan karakteristik tentang
sensualitas dalam konteks seksualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
E.
30
PROSEDUR PENELITIAN
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu :
1.
Subjek
penelitian
ditunjukkan
30
gambar
sepasang
kekasih
(heteroseksual).
2.
Subjek penelitian diminta untuk memberikan penilaian terhadap 30
gambar yang disediakan. Setiap gambar dinilai aspek sensualitasnya
dengan rentang skor 1 – 10, angka 1 menunjukkan skor terendah dan
angka 10 menunjukkan skor tertinggi.
3.
Subjek diminta untuk memilih 3 gambar yang dianggap paling
menunjukkan sensualitas, kemudian memberikan penjelasan alasan
subjek memilih gambar-gambar tersebut sebagai gambar yang paling
mewakili sensualitas.
4.
Melakukan analisis data yaitu alasan subjek penelitian mengenai
gambar-gambar yang dianggap mewakili sensualitas.
F.
TEKNIK ANALISIS DATA
Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan
proses analisis sebagai berikut :
1.
Organisasi Data
Peneliti harus mengorganisasikan data yang diperoleh dengan
rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Data tersebut berupa respon
subjek terhadap 30 gambar stimulus dan penjelasan ketiga gambar
yang dianggap mewakili sensualitas dalam konteks seksualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
Highlen dan Finley (dalam Poerwandari, 2005) menyatakan bahwa
data yang sistematis akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh
kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan,
dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian
penelitian.
Peneliti harus menyimpan dan mengorganisasikan data mentah,
data yang sudah atau sebagian dalam proses, data yang sudah ditandai
kode spesifik tertentu, penjabaran kode-kode dan kategori-kategori,
refleksi peneliti, memo, dokumentasi langkah-langkah analisis, dan
segala hal yang perlu diperhatikan dan berkaitan dengan penelitian
(Poerwandari, 2005).
2.
Koding dan Analisis Data
Menurut Strauss dan Corbin (1998; 2009) analisis data
penelitian dengan menggunakan pendekatan Grounded Theory
menggunakan tahapan analisis seperti berikut;
a.
Open Coding
Open Coding adalah prosedur analisis data melalui
pengidentifikasian konsep, dan ciri-ciri dan dimensi-dimensi
konsep ditemukan di dalam data. Open Coding juga merupakan
proses
menguraikan,
memeriksa,
membandingkan,
mengkonsepkan, da mengkategorisasikan data. Menurut, Strauss
dan Corbin (2009) proses Open Coding meliputi :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
1)
32
Pelabelan Fenomena
Memberikan label atau konsep pada fenomena data
yang diperoleh.
2)
Penemuan Kategori
Proses pengelompokkan konsep yang tampaknya
berhubungan dengan fenomena yang sama.
3)
Penamaan Kategori
Fenomena yang digambarkan oleh sebuah kategori
diberi nama konseptual. Nama konseptual harus lebih
abstrak dan umum, sehingga dapat mewakili konsep yang
dikelompokkan di dalamnya.
4)
Penulisan Catatan Coding
Diperlukan catatan atau memo untuk menuliskan
kategori-kategori
atau
konsep-konsep,
serta
nama
konseptual yang mewakili kategori. Semua proses yang
dilakukan dalam Open Coding dan proses coding lainnya
harus ditulis.
b.
Axial Coding
Axial Coding adalah proses menghubungkan kategorikategori ke dalam subkategori. Disebut “axial” karena
pengkodean berlangsung disekitar poros dari sebuah kategori,
menghubungkan kategori-kategori pada tingkatan sifat atau ciriciri dan dimensi. Axial Coding juga berarti seperangkat prosedur
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
penempatan data kembali dengan cara-cara baru setelah open
coding, dengan cara membuat kaitan antar-kategori.
Menurut Poerwandari (2005), axial coding adalah proses
mengorganisasikan
dikembangkannya
data
dengan
cara
hubungan-hubungan
baru
diantara
melalui
kategori-
kategori, atau antara kategori-kategori dengan sub-kategori.
c.
Selective Coding
Selective Coding adalah proses mengintegrasi dan
menyaring teori. Selective Coding juga merupakan proses
pemilihan kategori ini, pengaitan kategori inti terhadap kategori
lainnya secara sistematis, pengabsahan hubungan kategori,
mengganti kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan
lebih lanjut.
Selective coding juga merupakan proses menyeleksi
kategori
yang
menghubungkannya
paling
dengan
mendasar,
secara
kategori-kategori
sistematis
lain,
dan
kemudian memvalidasi hubungan tersebut (Poerwandari, 2005).
G.
KEABSAHAN DATA
1.
Kredibilitas (Credibility)
Penelitian ini menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat
Melalui Diskusi untuk menerapkan kriteria derajat kepercayaan.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan
sejawat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk;
a.
Membuat peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
jujur. Sehingga, dalam diskusi analitik dengan teman sejawat,
kemelencengan peneliti dapat dikurangi dan diklarifikasi.
b.
Memberikan
kesempatan
dalam
menjajaki
dan
menguji
hipotesis kerja yang muncul dari peneliti. Ada kemungkinan
hipotesis yang muncul dalam benak peneliti sudah dapat
dikonfirmasi bersama, tetapi dalam diskusi analitik juga dapat
memunculkan segi-segi lain yang dapat mengubah pemikiran
peneliti. Dengan demikian, adanya pertimbangan ulang dapat
membantu peneliti memperoleh hasil yang tepat.
c.
Membersihkan emosi dan perasaan peneliti agar hasil tidak
melenceng, namun memperoleh hasil yang tepat (Moleong,
2011).
2.
Transferabilitas (Transferability)
Transferablitas dilakukan untuk menggeneralisasikan hasil
temuan penelitian pada semua konteks dalam populasi yang sama atas
dasar penggunaan sampel yang secara representatif mewakili populasi
(Moleong, 2011). Dengan demikian, untuk memenuhi kriteria
tersebut, peneliti memilih sampel penelitian sebagai berikut :
a.
Laki-laki dan perempuan yang sedang atau sudah melewati
masa remaja. Pada masa remaja baik laki-laki maupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
perempuan akan mengalami pubertas yaitu suatu periode dimana
kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama
pada awal masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang
mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat berkencan,
memperhatikan citra tubuh, dan melakukan perilaku seksual
(Santrock, 1995). Oleh sebab itu, peneliti memilih subjek-subjek
tersebut karena dianggap sudah memahami tentang hubungan
atau
relasi
intim
dengan
pasangan
dimana
sensualitas
merupakan prediktor kuat penentu kualitas hubungan (Hansson
& Ahlborg, 2011).
b.
Bervariasi dalam berbagai suku, agama, jenis pekerjaan, daerah
tempat tinggal, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan terakhir,
orientasi seksual, dan status hubungan dengan pasangan. Hal ini
dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh dapat
mewakili populasi dan menggambarkan konstruk sensualitas
secara
umum.
Sehingga,
hasil
temuan
data
mengenai
karakteristik dan konsep sensualitas dapat berlaku bagi semua
orang tidak hanya bagi subjek penelitian (Strauss & Corbin,
2009).
3.
Dependabilitas (Dependability)
Kriteria dependabilitas merupakan kriteria keabsahan data yang
membuat
hasil
sebuah
penelitian
dapat
dipercaya.
Peneliti
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
menggunakan beberapa cara yang dikemukakan oleh Moleong (2011)
untuk membuat penelitian ini memenuhi kriteria tersebut, yaitu :
a.
Menyelidiki sejauh mana peneliti mengumpulkan data, apakah
waktu yang digunakan terlalu cepat atau tidak untuk mengakiri
pengumpulan data. Peneliti harus mempertimbangkan data yang
terkumpul hingga menemukan saturation point (Sarantakos
dalam Poerwandari, 2005)
b.
Memeriksa
sejauh
mana
data
sudah
digunakan
dan
dimanfaatkan dalam proses analisis. Peneliti akan menganalisis
alasan-alasan dari 3 gambar yang dipilih oleh subjek penelitian
dengan maksud untuk melihat kekonsistensian yang ada dalam
pikiran subjek tentang konstruk sensualitas.
c.
Mengontrol perasaan dan emosi peneliti agar data yang
diperoleh obyektif.
d.
Menggunakan pengambilan sampel yang tepat, yaitu dengan
menggunakan theoretical sampling (Strauss & Corbin, 2009)
e.
Mencatat segala bentuk hambatan dan ketidakstabilan dalam
penelitian.
f.
4.
Mengecek dan menggunakan rancangan penelitian yang tepat.
Konfirmabilitas (Confirmability)
Konfimirmabilitas merupakan kriteria keabsahan data yang
menunjukkan bahwa temuan penelitian adalah hasil yang objektif
dimana keputusan yang diambil dalam penelitian tidak bergantung
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
pada pandangan, pendapat, atau penemuan seseorang. Akan tetapi,
keputusan yang diambil merupakan kesepakatan dari beberapa atau
banyak orang. Dengan demikian, hasil penelitian dapat dipercaya,
faktual, dan dapat dipastikan (Scriven dalam Moleong, 2011). Peneliti
juga menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi
untuk memenuhi kriteria konfirmabilitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, data penelitian merupakan dokumen data
penelitian keintiman dan sensualitas dalam konteks hasrat seksual yang
berupa respon teknik proyektif.
Data penelitian diperoleh dari 246 responden. Namun, hanya 236
responden yang datanya layak untuk dianalisis oleh peneliti yang terdiri dari
118 responden wanita dan 118 responden pria. Subjek penelitian sangat
bervariasi dalam asal suku, agama, jenis pekerjaan, daerah tempat tinggal,
tingkat pendidikan terakhir, orientasi seksual, dan status hubungan dengan
pasangan.
Setelah data penelitian diperoleh, peneliti kemudian melakukan
organisasi dan analisis data menggunakan pendekatan Grounded Theory.
Teknik Analisa Data yang dilakukan yaitu dengan melakukan serangkaian
tahap Coding (Open Coding – Axial Coding – Selective Coding) dengan
Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi.
B.
HASIL PENELITIAN
1.
Data Demografis Subjek Penelitian
Berikut adalah gambaran identitas subjek penelitian yang
berkontribusi dalam penelitian ini:
38
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel I.
Data Demografis Subjek Penelitian
Identitas
Jumlah
Persentase
118
118
50 %
50 %
Usia (tahun)
a. 15 – 20
b. 21 – 30
c. 31 – 40
d. 41 – 50
e. 51 – 60
f. > 60
g. (kosong)
68
111
29
18
7
1
2
28, 81 %
47, 03 %
12,2 9 %
7, 63 %
2, 96 %
0, 42 %
0, 84 %
Suku / Etnis
a. Jawa
b. Cina
c. Sunda
d. Batak
e. Papua
f. Aceh
g. Sasak
h. Minang
i. Melayu
j. Bugis
k. Indonesia
l. Bali
m. NTT
n. Timor
o. Palu
p. Mandar
q. Sumatra Selatan
r. Cina-Jawa
s. Cina-Melayu
t. Timor-NTT
u. Manado-Jawa
v. Cina-Sulawesi
108
83
8
3
2
2
2
1
2
2
4
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
45, 76 %
35, 16 %
3, 38 %
1, 27 %
0, 84 %
0, 84 %
0, 84 %
0, 42 %
0, 84 %
0, 84 %
1, 69 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
1, 69 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
Jenis Kelamin
a. Wanita
b. Pria
39
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
w. (kosong)
Tempat Tinggal
a. Desa
b. Kota Kecil
c. Kota Besar
d. (kosong)
Pekerjaan
a. Pelajar/
Mahasiswa
b. Wiraswasta
c. Praktisi
Kesehatan
d. Akademisi
e. Ibu Rumah
Tangga (IRT)
f. Praktisi Sosial
g. Pegawai Negeri
Sipil (PNS)
h. Akuntan
i. Teknisi / Mekanis
j. Polisi
k. Petani
l. Arsitek
m. (kosong)
5
2, 12 %
73
74
88
1
30, 93 %
31, 35 %
37, 29 %
0, 42 %
123
52, 12 %
58
24, 57 %
12
5, 08 %
8
3, 38 %
7
2, 96 %
4
1, 69 %
4
1, 69 %
2
2
1
1
1
13
0, 84 %
0, 84 %
0, 42 %
0, 42 %
0, 42 %
5, 51 %
82
76
47
18
6
3
1
3
34, 74 %
32, 20 %
19, 91 %
7, 63 %
2, 54 %
1, 27 %
0, 42 %
1, 27 %
10
127
3
1
19
4, 24 %
53, 81 %
1, 27 %
0, 42 %
8, 05 %
Agama
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Katolik
Islam
Kristen
Budha
Hindu
Konghucu
Lain-lain
(kosong)
Pendidikan Terakhir
a. SMP
b. SMA
c. D1
d. D2
e. D3
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
f.
g.
h.
i.
S1
S2
S3
(kosong)
Orientasi Seksual
a. Heteroseksual
b. Biseksual
c. Homoseksual
d. (kosong)
56
17
2
1
23, 73 %
7, 20 %
0, 84 %
0, 42 %
217
7
4
8
91, 94 %
2, 96 %
1, 69 %
3, 38 %
79
33, 47 %
86
61
3
3
4
36, 44 %
25, 85 %
1, 27 %
1, 27 %
1, 69 %
41
Status Hubungan
a. Belum / Tidak
Berpacaran
b. Berpacaran
c. Menikah
d. Cerai
e. Cerai Mati
f. (kosong)
2.
Deskripsi Hasil
Hasil dari penelitian memberikan gambaran secara umum
mengenai konsep sensualitas pada wanita maupun pria dalam konteks
seksualitas khususnya hasrat seksual. Gambaran konsep sensualitas
yang dimaksud meliputi interaksi emosional, emosi positif, keinginan
interaksi seksual, ketertarikan fisik, dan tempat privat.
Aspek interaksi emosional meliputi respon terhadap emosi
positif yang membuat seseorang ingin melakukan aktivitas yang
menunjukkan keintiman dengan orang lain. Aspek emosi positif
merupakan respon perasaan seseorang terhadap sesuatu yang
menguntungkannya dan memotivasi untuk bertindak sesuatu hal.
Aspek keinginan interaksi seksual meliputi respon atau reaksi yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
membangkitkan gairah seksual sehingga memunculkan keinginan
untuk melakukan aktivitas seksual. Apek ketertarikan fisik merupakan
kesukaan atau ketertarikan pada fisik atau bagian tubuh tertentu.
Aspek tempat privat meliputi tempat yang dapat menjaga kepentingan
pribadi seseorang dengan pasangannya.
a.
Sensualitas Wanita
1)
Interaksi Emosional
Kategori Interaksi Emosional pada wanita terdiri
dari Interaksi Akrab yang Melibatkan Penjiwaan, Posisi
Sangat Dekat, Hubungan Spesial yang Dekat, Ekspresi
Positif, Keintiman, Interaksi yang Melibatkan Emosi
Positif, dan Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif.
Tabel II.
Kategori dalam Interaksi Emosional Wanita
Interaksi Akrab
yang
Posisi Sangat
Melibatkan
Dekat
Penjiwaan
 Interaksi yang  Posisi Tidur
Dekat
 Posisi Dekat
 Kontak Mata
yang Dalam
 Menjiwai
Ekspresi Positif

Ekspresi
Positif
Keintiman



Mesra
Keintiman
Perhatian
Hubungan Spesial
yang Dekat


Terjalin
Hubungan
Khusus
Ketertarikan
Kontak Fisik yang
Melibatkan Emosi
Positif
 Bersentuhan
 Kontak Fisik
 Memeluk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Kategori
Interaksi
Akrab
yang
43
Melibatkan
Penjiwaan terkait dengan topik yang menunjukkan adanya
interaksi yang mendalam pada sepasang kekasih. Topik –
topik yang terkait yaitu interaksi yang dekat, kontak mata
yang dalam, dan menjiwai.
“Menunjukkan wanita ke pasangannya sangat dekat,
dan ingin mengatakan lebih dengan tindakan.”
(Sensualitas Wanita, A.1.1.1. Tindakan/ Perilaku,
177/P1/17/F)
“Ada kontak mata yang intens dan dalam”
(Sensualitas Wanita, A.1.2.3. Kontak Mata,
003/P1/12/F)
“Dilihat dari gambar kedua-duanya saling bisa
merasakan(mood red)” (Sensualitas Wanita,
A.1.3.4. Saling Merasakan, 039/P1/21/F)
Kategori kedua adalah Posisi yang Dekat. Kategori
ini menunjukkan bahwa sensualitas berkaitan dengan
kedekatan fisik. Topik yang termasuk dalam kategori ini
yaitu posisi tidur dan posisi dekat.
“Posisinya tidur dan berpelukan” (Sensualitas
Wanita, A.2.1.1.Posisi Tidur, 147/P3/29/F)
“Unsur keintiman mereka yang membuat foto
terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan,
bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat
dekat.”
(Sensualitas
Wanita,
A.2.2.1.Dekat,
071/P2/20/F)
Selanjutnya adalah kategori Hubungan Spesial yang
Dekat. Kategori menjelaskan bahwa sensualitas terjadi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
karena adanya hubungan khusus yang terjalin diantara
seorang dengan yang lain. Topik yang muncul adalah
terjalin hubungan khusus dan ketertarikan.
“Menunjukkan hubungan yang sangat dekat, dan
sudah seperti suami istri.” (Sensualitas Wanita,
A.3.1.5.Seperti Suami-Istri, 121/P1/13/F)
“Kedua pasangan menunjukkan bahwa mereka
saling tertarik, bukan karena fisik” (Sensualitas
Wanita, A.3.2.4.Tertarik, 177/P3/25/F)
Kategori Ekspresi Positif menjelaskan bahwa di
dalam konsep sensualitas melibatkan ekspresi positif
seseorang. Topik yang temasuk ekspresi positif adalah
topik ekspresi positif.
“Gambar menunjukkan wajah yang berseri-seri”
(Sensualitas Wanita, A.4.1.1.1.Wajah Berseri,
036/P2/15/F)
“Sederhana, membuatku ingin juga tertawa
bersama dengan pasangan yang dicintai.”
(Sensualitas Wanita, A.4.1.3.Tertawa, 074/P3/30/F)
Selanjutnya, kategori
Keintiman. Kategori
ini
meliputi interaksi pasangan yang intim dan kemesraan.
Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu mesra,
keintiman, dan perhatian.
“Di gambar ini, pasangan tersebut tampak sedang
bermesraan. Mereka saling menyentuh dan menatap
satu sama lain. Setelah itu, mereka juga saling
berpelukan sambil berbaring” (Sensualitas Wanita,
A.5.1.2.Mesra, 011/P2/27/F)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
“Unsur keintiman mereka yang membuat foto
terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan,
bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat
dekat” (Sensualitas wanita, A.5.2.1.Keintiman,
071/P2/20/F)
“Pasangan itu menunjukkan kemesraannya dan
perhatian” (Sensualitas Wanita, A.5.3.1.Perhatian,
006/P3/08/F)
Kategori
terakhir
yaitu
Kontak
Fisik
yang
Melibatkan Emosi Positif. Kategori ini menunjukkan
bahwa sensualitas bukan hanya semata-mata terdapat
kontak fisik, melainkan terdapat emosi positif yang
menstimulasi kontak fisik tersebut. Topik yang termasuk
dalam kategori ini yaitu bersentuhan, kontak fisik, dan
memeluk.
“gambar ini, pasangan tersebut tampak mesra dan
saling menatap. Si laki-laki menatap dan
memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya”
(Sensualitas
Wanita,
A.6.1.1.Bersentuhan,
011/P1/25/F)
“Adanya bahasa tubuh yang akan mengarah pada
kontak fisik. Hal itu juga tampak dari pandangan
mereka yang terkesan ingin “menyentuh dan
disentuh” (Sensualitas Wanita, A.6.2.1.Kontak Fisik,
176/P1/26/F)
“Di gambar ini, pasangan tersebut tampak mesra
dan saling menatap. Si laki-laki menatap dan
memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya”
(Sensualitas
Wanita,
A.6.3.3.Memeluk,
011/P1/25/F)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2)
46
Emosi Positif
Konsep sensualitas pada wanita berkaitan dengan
Emosi Positif. Berdasarkan hasil penelitian, kategori yang
masuk ke dalam kategori Emosi Positif yaitu Melibatkan
Emosi Positif yang Dalam dan Keadaan Positif.
Tabel III.
Kategori dalam Emosi Positif Wanita




Melibatkan Emosi
Positif yang Dalam
Kedekatan Emosi
Perasaan Bahagia
Melibatkan Emosi
Kasih Sayang
Keadaan Positif

Situasi Akrab dan
Nyaman
Kategori Melibatkan Emosi Positif yang Dalam
meliputi topik kedekatan emosi, perasaan bahagia,
melibatkan emosi, dan kasih sayang.
“menunjukkan
kedekatan
yang
perilakunya
mengarah pada sensualitas” (Sensualitas Wanita,
B.1.1.2.Kedekatan, 070/P1/05/F)
“Menunjukkan ekspresi wajah
bahagia” (Sensualitas Wanita,
Bahagia, 036/P1/01/F)
yang sangat
B.1.2.1.Sangat
“secara fisik dekat, melibatkan perasaan dan
emosi” (Sensualitas Wanita, B.1.3.1.Melibatkan
Perasaan, 001/P1/05/F)
“Pasangan suami istri menunjukkan penuh cinta
kasih.” (Sensualitas Wanita,B.1.4.2.Cinta Kasih,
047/P2/20/F)
“Sang suami dengan kasih sayang mencium sang
istri.” (Sensualitas Wanita, B.1.4.3.Kasih Sayang,
190/P1/07/F)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
Kategori selanjutnya adalah Keadaan Positif yang
merupakan situasi yang dianggap dapat mendukung
munculnya sensualitas. Topik yang termasuk dalam
kategori ini yaitu situasi akrab dan nyaman.
“Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan
bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si
pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual)”
(Sensualitas Wanita, B.2.1.2. Nyaman, 042/P3/08/F)
“Kedua model terlihat saling menikmati dan
interaksinya menghasilkan rasa sensual yang
akrab.” (Sensualitas Wanita, B.2.1.1.Akrab,
179/P3/23/F)
3)
Keinginan Interaksi Seksual
Kategori Keinginan Interaksi Seksual pada wanita
meliputi Interaksi Menggoda, Posisi dan Kesan yang
Menstimulasi Gairah Seksual, Interaksi Seksual yang
Distimulasi
Gairah
Seksual,
Kontak
Fisik
yang
Melibatkan Gairah Seksual, dan Pose yang Mengarah ke
Perilaku Seksual.
Tabel IV.
Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual
Wanita


Posisi dan Kesan
Interaksi
Interaksi
yang
Seksual yang
Menggoda
Menstimulasi
Distimulasi
Gairah Seksual
Gairah Seksual
Menggoda
 Posisi Seronok  Interaksi
Seksual
Kontak Mata  Seksi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48

Menggoda
Manja
Gairah
Seksual
 Kenikmatan
Seksual
Kontak Fisik yang
Pose yang Mengarah ke
Melibatkan Gairah Seksual
Perilaku Seksual
 Sentuhan Erotis
 Pose Menantang
 Berciuman
 Gestur

Kategori
Interaksi
Menggoda
meliputi
topik
menggoda, kontak mata yang menggoda, dan manja.
“Masing-masing orang itu menunjukkan perilaku
menggoda pasangannya.” (Sensualitas Wanita,
C.1.1.3.Menggoda, 060/P1/05/F)
“Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi
wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama
cara memandang pasangan)” (Sensualitas Wanita,
C.1.2.2.Pandangan, 008/P2/27/F)
“Perempuannya
manja.”
(Sensualitas
Wanita,
C.1.3.1.Manja, 079/P2/13/F)
Selanjutnya, kategori Posisi dan Kesan yang
Menstimulasi Gairah Seksual. Topik yang masuk ke dalam
kategori ini yaitu posisi seronok dan seksi.
“Terlihat posisinya sangat seronok” (Sensualitas
Wanita, C.2.1.3.Posisi Seronok, 073/P3/28/F)
“Si perempuan terlihat begitu seksi dengan gayanya
yang terlihat pada gambar 26 tersebut” (Sensualitas
Wanita, C.2.2.2.Seksi, 092/P3/26/F)
Kategori ketiga yaitu Interaksi Seksual yang
Distimulasi Gairah Seksual. Kategori ini menunjukkan
bahwa keinginan untuk melakukan hubungan seksual atau
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
49
perilaku yang mengarah ke ranah seksual didasari oleh
gairah seksual. Topik yang terkait dengan kategori ini
yaitu interaksi seksual, gairah seksual, dan Kenikmatan
Seksual.
“Wanita hanya memakai tank top, baju laki-lakinya
terbuka, mereka berciuman dan terlihat seperti
Ingin berhubungan seksual” (Sensualitas Wanita,
C.3.1.3.Hubungan Seks, 004/P1/05/F)
“Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi
wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama
cara memandang pasangan” (Sensualitas Wanita,
C.3.2.4.Hasrat Seksual, 008/P2/27/F)
“Posisi akan berciuman, saling melihat bibir/bagian
tubuh sehingga meningkatkan hasrat seksual. Sikap
badan
(termasuk
tangan)
seperti
ingin
memberikan/mendapat
kenikmatan
sex.”
(Sensualitas
Wanita,
C.3.3.1.Memberikan
Kenikmatan Seksual, 174/P1/03/F)
Kategori Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah
Seksual meliputi topik sentuhan erotis dan berciuman.
“Karena model saling grepe-grepe” (Sensualitas
Wanita, C.4.1.1.Grepe-grepe, 188/P3/27/F)
“Berciuman, sikap badan saling merengkuh,
pakaian saling terbuka menunjukkan saling ingin
menikmati rangsangan seksual” (Sensualitas,
C.4.2.1.Cium, 174/P2/05/F)
Kategori terakhir yaitu Pose yang Mengarah ke
Perilaku Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini
yaitu pose menantang dan gestur.
“Pose yang menantang dan terlihat seperti
pasangan yang hangat membuat foto tersebut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
terlihat sensual” (Sensualitas Wanita, C.5.1.1.Pose
yang Menantang, 219/P2/05/F)
“Perilaku, pada gambar tersebut menunjukkan pada
arah seksualitas cewek maupun cowok, si cewek
dengan seperti memancing cowok dengan gerakangerakan yang ditunjukkan pada gambar tersebut,
mata mereka juga tidak menunjukkan kehangatan”
(Sensualitas
Wanita,
C.5.2.1.Gerak
Tubuh,
150/P3/14/F)
4)
Ketertarikan Fisik
Kategori Ketertarikan Fisik dibagi menjadi dua
kategori yaitu Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah
Seksual dan Pakaian Terbuka.
Tabel V.
Kategori dalam Ketertarikan Fisik Wanita

Bagian Tubuh yang
Menstimulasi Gairah
Seksual
Area Privasi
Pakaian Terbuka

Pakaian Terbuka
Kategori Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah
Seksual meliputi topik area privasi
“Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi
wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama
cara memandang pasangan” (Sensualitas Wanita,
D.1.1.1.Ke Area Privat, 008/P2/27/F)
“Karena ada sentuhan di leher yg merupakan
bagian
sensitive.”
(Sensualitas
Wanita,
D.1.1.2.Bagian Sensitif, 112/P3/25/F)
Selanjutnya, Kategori Pakaian Terbuka meliputi
topik cara berpakaian terbuka.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
“Kelihatan sensual karena si wanita pakai handuk
saja, di kamar mandi bersama pria. Jadi kelihatan
sensual
banget.”
(Sensualitas
Wanita,
D.2.1.1.Menggunakan Handuk, 042/P1/25/F)
“Kedua objek pada foto terlihat mendekatkan wajah,
tetapi objek perempuan menggunakan pakaian
yang bisa dikatakan pakaian yang agak terbuka.”
(Sensualitas Wanita, D.2.1.4.Pakaian Terbuka,
024/P1/05/F)
5)
Tempat Privasi
Menurut hasil penelitian konsep sensualitas wanita
berkaitan dengan kategori Tempat Privat. Kategori yang
masuk di dalamnya yaitu Melibatkan Tempat yang Privasi.
Tabel VI.
Kategori dalam Tempat Privasi Wanita
Melibatkan Tempat yang
Privasi
 Setting Tempat
Kategori Setting Tempat menunjukkan tempat
dimana sensualitas pada wanita dapat terjadi. Topik yang
masuk ke dalam kategori ini yaitu setting tempat.
“Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan
bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si
pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual.”
(Sensualitas
Wanita,
E.1.1.2.Di
Ranjang,
042/P3/08/F)
“Tempat gambarnya diambil di kamar mandi dan
perempuan di gambar tersebut kalau tidak salah
hanya memakai pakaian dalam, menurutku itu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
terlalu sensual” (Sensualitas Wanita, E.1.1.1.Kamar
Mandi, 075/P2/14/F)
b. Sensualitas Pria
1)
Interaksi Emosional
Interaksi Emosional pada laki-laki terdiri dari
Interaksi Akrab dan Mendalam, Posisi Sangat Dekat,
Hubungan
Spesial
yang
Dekat,
Ekspresi
Positif,
Keintiman, Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif, dan
Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif.
Tabel VII.
Kategori dalam Interaksi Emosional Pria
Interaksi Akrab
Posisi yang
Hubungan Spesial
dan Mendalam
Sangat Dekat
yang Dekat
 Menikmati
 Posisi Badan  Terjalin
Saling
Hubungan
 Kontak Mata
Bertindihan
Khusus
yang Dalam

Posisi
Tidur
 Komunikasi
Akrab
 Posisi Dekat
Interaksi yang
Ekspresi Positif
Keintiman
Melibatkan Emosi
Positif
 Senyum
 Perhatian
 Kelembutan
 Keintiman
 Ketulusan
 Mesra





Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif
Kontak Fisik Intens
Berpelukan
Memegang
Membelai
Bersentuhan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
Kategori Interaksi Akrab dan Dalam terkait dengan
topik yang menunjukkan adanya interaksi yang mendalam
pada sepasang kekasih. Topik – topik yang terkait yaitu
menikmati, kontak mata yang dalam, dan komunikasi
akrab.
“Gambar tersebut sungguh sensual dimana tampak
sepasang pasutri sedang menikmati sebuah
kemesraan dan keintiman dalam hubungan”
(Sensualitas Pria, A.1.1.2.Menikmati, 099/P2/15/M)
“Gambar ini diperoleh atau dipilih karena tatapan
yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup
menggambarkan kedekatan” (Sensualitas Pria,
A.1.2.4.Tatapan Mata, 072/P2/29/M)
“Menunjukkan hal yang sangat sensual dimana ada
adegan bercengkrama di suatu ruangan”
(Sensualitas
Pria,
A.1.3.2.Bercengkrama,
099/P1/05/M)
Kategori kedua adalah Posisi yang Dekat. Kategori
ini menunjukkan bahwa sensualitas berkaitan dengan
kedekatan fisik. Topik yang termasuk dalam kategori ini
yaitu posisi badan saling bertindihan, posisi tidur dan
posisi dekat.
“Posisi kedua pasangan bertumpang tindih tapi
saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang
berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan
dari kedua pasangan.” (Sensualitas Pria,
A.2.1.1.Saling Menindih, 124/P3/29/M)
“Posisi tertidur si pria terlihat memeluk tubuh
wanita dan tangan kirinya membelai wanita di
dahinya, terlihat nuansa kedekatan yang sensual”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(Sensualitas
122/P2/27/M)
Pria,
A.2.2.1.Posisi
54
Tidur,
“Berasa sangat dekat jarak diantara mereka”
(Sensualitas Pria, A.2.3.5.Dekat, 138/P1/12/M)
Selanjutnya adalah kategori Hubungan Spesial yang
Dekat. Kategori menjelaskan bahwa sensualitas pada pria
terjadi karena adanya hubungan khusus yang terjalin
diantara seorang dengan yang lain. Topik yang muncul
adalah terjalin hubungan khusus.
“Gambar yang dimaksud sunggu sensual dimana
pasutri dalam gambar melakukan adegan yang lebih
dalam lagi atau mungkin juga hal itu merupakan
implementasi dari suatu keintiman” (Sensualitas
Pria, A.3.1.8.Pasangan Suami Istri, 099/P3/25/M)
“Karena kemesraan yang ditunjukkan gambar
tersebut adalah kemesraan yang dilakukan sepasang
kekasih dan bukan seperti teman biasa” (Sensualitas
Pria, A.3.1.5.Sepasang Kekasih, 129/P3/12/M)
Kategori Ekspresi Positif menjelaskan bahwa di
dalam konsep sensualitas melibatkan ekspresi positif
seseorang. Topik yang temasuk ekspresi positif adalah
topik senyum.
“Senyum yang tulus, cara memandang, dan bentuk
bibir.” (Sensualitas Pria, A.4.1.2.Senyum yang
Tulus, 057/P1/01/M)
“Karena keduanya tersenyum.” (Sensualitas Pria,
A.4.1.1.Senyum, 201/P1/30/M)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Selanjutnya, kategori
Keintiman. Kategori
55
ini
meliputi interaksi pasangan yang intim dan kemesraan.
Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu perhatian,
keintiman, dan mesra.
“Adanya sentuhan yang penuh perhatian pada
wanita dan ibu cukup menarik” (Sensualitas Pria,
A.5.1.1.Perhatian, 128/P2/28/M)
“Gambar tersebut sungguh sensual dimana tampak
sepasang pasutri sedang menikmati sebuah
kemesraan dan keintiman dalam hubungan.”
(Sensualitas Pria, A.5.2.1.Keintiman, 099/P2/15/M)
“Sikap kedua orang sangat mesra” (Sensualitas
Pria, A.5.3.1.Mesra, 066/P3/08/M)
Kategori selanjutnya adalah Interaksi yang
Melibatkan Emosi Positif yang menunjukkan bahwa topik
yang terkait merupakan emosi positif yang dalam ketika
pasangan sedang berinteraksi. Topik yang dimaksud
adalah kelembutan dan ketulusan.
“Perasaan yang sangat lembut terpancar dari
wajah” (Sensualitas Pria, A.6.1.1.Perasaan Lembut,
136/P2/15/M)
“Mereka saling merasakan kemesraan dengan hati
yang tulus.” (Sensualitas Pria, A.6.2.5.Hati yang
Tulus, 045/P1/07/M)
Kategori
terakhir
yaitu
Kontak
Fisik
yang
Melibatkan Emosi Positif. Kategori ini menunjukkan
bahwa sensualitas bukan hanya semata-mata terdapat
kontak fisik, melainkat terdapat emosi positif yang
menstimulasi kontak fisik tersebut. Topik yang termasuk
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
dalam kategori ini yaitu kontak fisik intens, berpelukan,
memegang, membelai, dan bersentuhan.
“Suatu aktivitas pasangan di atas ranjang selslu
menunjukkan sensualitas, dipertegas dengan
ekspresi dan kontak fisik yang intens.” (Sensualitas
Pria, A.7.1.1.Kontak Fisik Intens, 207/P2/15/M)
“Berpelukan, saling menatap dengan tatapan
seakan
mau
ciuman.”
(Sensualitas
Pria,
A.7.2.2.Pelukan, 068/P1/15/M)
“Wanita mendekap pria diatas tubuh pria, seolah
ingin mencium pria. Tangan pria memegang
pinggul
wanita.”
(Sensualitas
Pria,
A.7.3.4.Memegang Pinggang/Pinggul, 122/P1/20/M)
“Biasa dilakukan orang pacaran kalau cuman belaibelai dan cium pipi dan kening.” (Sensualitas Pria,
A.7.4.2.Belai-belai, 083/P3/00/M)
“Gambar ini diperoleh atau dipilih karena tatapan
yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup
menggambarkan kedekatan.” (Sensualitas Pria,
A.7.5.1. Sentuhan, 072/P2/29/M)
2)
Emosi Positif
Konsep sensualitas pada pria berkaitan dengan
Emosi Positif. Berdasarkan hasil penelitian, kategori yang
masuk ke dalam kategori Emosi Positif yaitu Melibatkan
Emosi Positif yang Dalam dan Keadaan Positif.
Tabel VIII.
Kategori dalam Emosi Positif Pria


Melibatkan Emosi
Keadaan Positif
Positif yang Dalam
Kasih Sayang
 Kenyamanan
Melibatkan Perasaan
yang Dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

57
Perasaan Senang dan
Bahagia
Kategori Melibatkan Emosi Positif yang Dalam
meliputi topik kasih sayang, melibatkan perasaan yang
dalam dan perasaan senang dan bahagia.
“Ini menandakan bahwa kasih yang diberikan
begitu besar dalam kebahagiaan dalam kehidupan”
(Sensualitas
Pria,
B.1.1.2.Kasih
Sayang,
096/P1/24/M)
“Terdapat perasaan yang sangat dalam dan care
yang
sangat
antusias”
(Sensualitas
Pria,
B.1.2.2.Perasaan yang Sangat Dalam, 136/P3/27/M)
“Ini menentukan rasa kegembiraan dalam
mengetahui tingkah laku seseorang sebab
kegembiraan
membuat
kebahagiaan
selalu
menghibur dalam kesepian.” (Sensualitas Pria,
B.1.3.4.Kebahagiaan, 096/P3/30/M)
Kategori selanjutnya adalah Keadaan Positif yang
merupakan situasi yang dianggap dapat mendukung
munculnya sensualitas. Topik yang termasuk dalam
kategori ini yaitu kenyamanan.
“Posisi kedua pasangan bertumpang tindihm tapi
saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang
berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan
dari
kedua
pasangan”
(Sensualitas
Pria,
B.2.1.3.Kenyamanan, 124/P3/29/M)
“Kondisi kedua model tampak nyaman satu sama
lain seperti habis tidur bersama.” (Sensualitas Pria,
B.2.1.2.Nyaman, 202/P2/15/M)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3)
58
Keinginan Interaksi Seksual
Kategori Keinginan Interaksi Seksual pada pria
meliputi Interaksi Menggoda, Posisi dan Kesan yang
Menstimulasi Gairah Seksual, Interaksi Seksual yang
Distimulasi
Gairah
Seksual,
Kontak
Melibatkan Gairah Seksual, Ekspresi
Fisik
yang
Seksual dan
Menahan Gejolak Gairah Seksual.
Tabel IX.
Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Pria
Interaksi
Menggoda



Menarik
Perhatian
Menggoda
Kontak Mata
yang
Menggoda
Kontak Fisik
yang
Melibatkan
Gairah Seksual
 Sentuhan
Erotis
 Berciuman
Posisi dan Kesan
Interaksi
yang
Seksual yang
Menstimulasi
Distimulasi
Gairah Seksual
Gairah Seksual
 Vulgar
 Kepuasan
Seksual
 Gairah
Seksual
 Interaksi
Seksual
 Keinginan
Mengulang
Interaksi
Seksual
Menahan
Gejolak Gairah
Seksual
Ekspresi Seksual


Mata Tertutup
Ekspresi
Seksual

Menahan
Gejolak
Kategori Interaksi Menggoda meliputi topik menarik
perhatian, menggoda, dan kontak mata yang menggoda.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
“Tertutup malah terkadang bikin penasaran.”
(Sensualitas Pria, C.1.1.1.Membuat Penasaran,
202/P1/08/M)
“Wanita tersebut terlihat sangat pasrah dan
menikmati senyumnya sangat sensual dan
menggoda” (Sensualitas Pria, C.1.2.5.Menggoda,
102/P3/27/M)
“Terlentang diatas tempat tidur, pria memeluk dan
tatapan mata tajam kea rah mata pasangannya
tanpa ekspresi senyum seolah ingin melampiaskan
gairah.” (Sensualitas Pria, C.1.3.4.Tatapan Mata
Tajam, 002/P3/27/M)
Selanjutnya, kategori Posisi dan Kesan yang
Menstimulasi Gairah Seksual. Topik yang masuk ke dalam
kategori ini yaitu vulgar.
“Gambar yang diambil oleh kedua pasangan yang
sedang di kamar mandi menunjuukkan rasa porno
dan seksualitas.”( Sensualitas Pria, C.2.1.1.Rasa
Porno, 200/P1/25/M)
“Wanita tersebut tidak mengenal busana yang utuh
sehingga unsur vulgar lebih nampak dalam gambar
tersebut”
(Sensualitas
Pria,
C.2.1.2.Vulgar,
102/P1/05/M)
Kategori ketiga yaitu Interaksi Seksual yang
Distimulasi Gairah Seksual. Kategori ini menunjukkan
bahwa keinginan untuk melakukan hubungan seksual atau
perilaku yang mengarah ke ranah seksual didasari oleh
gairah seksual. Topik yang terkait dengan kategori ini
yaitu kepuasan seksual, gairah seksual, interaksi seksual,
keinginan untuk mengulang interaksi seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
“Untuk mengungkapkan rasa sayang antara
pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati
harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu
cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar
20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat
mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe
yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang
pada pasangannya dan nanti akan dibalas
kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih
hot dan selalu bikin ketagihan. Jangan sampai
gagal dalam berorgasme karena akan berakibat
fatal.” (Sensualitas Pria, A.3.1.2.Jangan Gagal
Orgasme, 085/P1/20/M)
“Gambar ini terlihat bergairah” (Sensualitas Pria,
C.3.2.1.Bergairah, 232/P3/20/M)
“Terlihat keduanya cowok dan cewek yang samasama ingin melakukan hubungan dengan wajah
yang
mupeng/sensual.”(
Sensualitas
Pria,
C.3.3.4.Hubungan Seks, 195/P1/14/M)
“Untuk mengungkapkan rasa sayang antara
pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati
harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu
cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar
20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat
mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe
yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang
pada pasangannya dan nanti akan dibalas
kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih
hot dan selalu bikin ketagihan. Jangan sampai
gagal dalam berorgasme karena akan berakibat
fatal” (Sensualitas Pria, C.3.4.5.Bikin Ketagihan,
085/P1/20/M)
Kategori Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah
Seksual meliputi topik sentuhan erotis dan berciuman.
“Sensualitas muncul ketika terlihat pasangan
tersebut melakukan sentuhan erotis, didukung
dengan posisi kedua pasangan, tangan laki-laki
terlihat seperti membelai bahu wanitanya. Dan
busana yang digunakan kedua pasangan mendorong
keinginan
untuk
merasakan
kesenangan”
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
(Sensualitas
Pria,
124/P1/05/M)
C.4.1.1.Sentuhan
61
Erotis,
“Gambar ini menunjukkan sepasang yang saling
tidur yang laki-laki di bawah dan perempuan di
atas. Di mana seakan wanita ingin berhubungan
seks dengan cara melakukan ciuman.”(Sensualitas
Pria, C.4.2.1.Cium, 069/P1/29/M)
Kategori selanjutnya yaitu Ekspresi Seksual. Topik
yang masuk ke dalam kategori ini yaitu mata tertutup dan
ekspresi seksual.
“Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman
padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah
menahan gejolak kelihatan sangat sensual.”
(Sensualitas
Pria,
C.5.1.1.Mata
Tertutup,
002/P1/05/M)
“Terlihat keduanya cowok dan cewek yang samasama ingin melakukan hubungan dengan wajah
yang
mupeng/sensual.”
(Sensualitas
Pria,
C.5.3.4.Mupeng, 195/P1/14/M)
Kategori terakhir adalah Menahan Gejolak Gairah
Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu
menahan gejolak.
“Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman
padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah
menahan
gejolak
kelihatan
sangat
sensual.”(Sensualitas
Pria,
C.6.1.2.Menahan
Gejolak, 002/P1/05/M)
4)
Ketertarikan Fisik
Kategori Ketertarikan Fisik dibagi menjadi dua
kategori yaitu Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
Seksual dan Pakaian Terbuka yang Menstimulasi Gairah
Seksual.
Tabel X.
Kategori dalam Ketertarikan Fisik Pria
Bagian Tubuh yang
Menstimulasi Gairah
Seksual
 Bagian Tubuh yang
Menstimulasi Gairah
Seksual
Pakaian Terbuka yang
Menstimulasi Gairah
Seksual.
 Pakaian Terbuka yang
Menstimulasi Gairah
Seksual
 Tidak Mengenakan
Pakaian (Telanjang)
Dalam kategori Bagian Tubuh yang Menstimulasi
Gairah Seksual, topik yang terkait adalah bagian tubuh
yang menstimulasi gairah seksual.
“Gambar menunjuk bagian tubuh yang terbuka dan
saling berdekatan” (Sensualitas Pria, D.1.1.1.Bagian
Tubuh Terbuka, 100/P1/05/M)
“Senyum yang tulus, cara memandang, dan bentuk
bibir” (Sensualitas Pria, D.1.1.2.Bentuk Bibir,
057/P1/01/M)
“Sensualitas nampaknya lebih ditujukan kepada
kepuasan seksual atau pemenuhan kebutuhan
biologis yang didasari pada ketertarikan tubuh
lawan jenis” (Sensualitas Pria, D.1.1.4.Ketertarikan
Tubuh, 196/P2/03/M)
Topik yang terkait dengan kategori Pakaian Terbuka
yang Menstimulasi Gairah Seksual yaitu topik pakaian
terbuka yang menstimulasi gairah seksual dan tidak
mengenakan pakaian (telanjang).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
“Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman
padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah
menahan gejolak kelihatan sangat sensual”
(Sensualitas
Pria,
D.2.1.3.Pakaian
Terbuka,
002/P1/05/M)
“Pada foto, terlihat lokasi di kamar mandi,
pasangan wanitanya hanya memakai handuk.
Pasanganntya/laki-lakinya menunjukkan ajakan
sehingga pasangan wanitanya menunjukkan
ekspresi tergoda untuk kesenangan” (Sensualitas
Pria, D.2.1.6.Mengenakan Handuk, 124/P2/25/M)
“Karena si cewe mengenakan handuk sehingga ada
perasaan prasangka si cewe tidak memakai baju”
(Sensualitas Pria, D.2.2.4.Prasangka Tidak Memakai
Baju, 049/P1/01/M)
5)
Tempat Privasi
Menurut hasil penelitian konsep sensualitas pria
berkaitan dengan kategori Tempat Privasi. Kategori yang
masuk di dalamnya yaitu Melibatkan Tempat yang Privasi.
Tabel XI.
Kategori dalam Tempat Privasi Pria
Melibatkan Tempat yang
Privasi
 Setting Tempat
Kategori Setting Tempat menunjukkan tempat
dimana sensualitas pada laki-laki dapat terjadi. Topik yang
masuk ke dalam kategori ini yaitu setting tempat.
“Laki-laki dan perempuan itu berada diatas tempat
tidur dan si perempuan menutupi pakaiannya
menggunakan selimut atau sprei” (Sensualitas Pria,
E.1.1.1.Tempat Tidur, 140/P1/08/M)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
“Karena adanya kedua orang berada dalam kamar,
dalam posisi tertutup oleh selimut” (Sensualitas Pria,
E.1.1.3.Dalam Kamar, 133/P3/08/M)
“Karena keduanya berada didalam kamar mandi
dengan posisi si perempuan seperti sedang menutupi
pandangan si laki-laki dengan menggunakan
handuk” (Sensualitas Pria, E.1.1.2.Kamar Mandi,
140/P2/14/M)
C.
PEMBAHASAN
Secara umum, pemahaman mengenai sensualitas menurut beberapa
tokoh adalah keintiman fisik yang selalu mengarah kepada perasaan senang.
Disisi lain, ada juga beberapa tokoh yang secara khusus memisahkan makna
sensualitas dan seksualitas (Joanning & Keoughan, 2005; Kenedy et. al.,
2010).
Akan tetapi, jika ditinjau dari beberapa tokoh dan sumber bacaan
lainnya ditemukan bahwa penggunaan kata sensualitas masih tumpang
tindih dengan kata lain, seperti seksualitas dan erotisme (Traina, 2011).
Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014), sensualitas adalah
kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara
seksual. Erotisme adalah yang berhubungan dengan atau cenderung
mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual.
Kata seksualitas diartikan sebagai kapasitas untuk perasaan seksual. Seksual
berarti berkaitan dengan insting, proses fisiologis, dan aktivitas yang
berkaitan dengan ketertatikan fisik atau kontak fisik yang intim antara
individu.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Berdasarkan ulasan singkat di atas, diperlukan studi yang membahas
mengenai konsep sensualitas dalam konteks seksualitas. Berdasarkan hasil
analisis data, peneliti akan membahas mengenai konsep sensualitas.
Ditemukan bahwa konsep sensualitas dalam konteks seksualitas
khususnya hasrat seksual terbagi ke dalam 5 aspek besar baik pada wanita
maupun pria, yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi
Seksual, Ketertarikan Fisik, dan Tempat Privasi.
Berdasarkan hasil penelitian, baik pada wanita ataupun pria aspek
Interaksi Emosional dan Keinginan Interaksi Seksual paling berperan.
Namun, peran Interaksi Emosional lebih kuat dibandingkan Keinginan
Interaksi Seksual. Aspek Ketertarikan Fisik menempati posisi selanjutnya.
Namun, aspek ini pada subjek pria lebih kuat dibandingkan subjek wanita.
Selanjutnya adalah aspek Emosi Positif dan Tempat Privasi. Kedua aspek
ini memiliki kekuatan peran yang sama baik pada wanita maupun pria.
Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing aspek :
1.
Interaksi Emosional
Interaksi Emosional pada sensualitas merupakan interaksi
yang terjadi pada seseorang dengan pasangannya yang
mengandung unsur emosi di dalamnya. Dalam interaksi
emosional, seseorang yang memiliki hubungan khusus dengan
pasangannya akan memiliki keintiman dan berinteraksi secara
akrab dengan pasangannya disertai dengan adanya penjiwaan
dan emosi positif. Contohnya, adanya kontak mata yang dalam,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
mesra dan romantis, perhatian, dan terdapat kelembutan dan
ketulusan diantara pasangan. Selain itu, seseorang dalam
keadaan yang akrab dan nyaman bersama pasangan akan berada
pada posisi yang sangat dekat dan terjadi kontak fisik yang
melibatkan emosi positif. Contohnya, posisi tidur bersama
pasangan,
berada
pada
posisi
yang
dekat,
memeluk,
bersentuhan, memegang, memijat, dan membelai.
Aspek ini selaras dengan makna sensualitas yang
dikemukakan oleh Joanning dan Keoughan (2005) yang
menyampaikan bahwa sensualitas diartikan sebagai keintiman
fisik secara non-seksual dengan orang lain termasuk kepekaan
terhadap hasrat tubuh untuk dirangsang dengan cara-cara yang
menimbulkan perasaan senang.
Bentuk perilaku yang muncul dalam hasil penelitian
seperti memeluk, selaras dengan yang dikemukakan Hansson
dan Ahlborg (2011). Selain memeluk, bersentuhan, memijat,
membelai, dan perhatian selaras dengan yang dikemukakan oleh
Lawrence et. al. (2008).
Empat perilaku yang sama yaitu
memeluk, bersentuhan, memijat dan membelai juga disebutkan
oleh Joanning dan Keoughan (2005).
Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa aspek
interaksi emosional merupakan respon emosi khususnya emosi
positif yang diperoleh seseorang baik dari dalam diri maupun
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
dari luar, yang membuat orang tersebut ingin melakukan
aktivitas – aktivitas yang menunjukkan keintiman dengan orang
lain.
2.
Emosi Positif
Aspek Emosi Positif mengambil peran dalam sensualitas.
Keterlibatan emosi positif yang dalam dan adanya keadaan atau
situasi positif pada seseorang menjadi salah satu prediktor
adanya sensualitas. Contohnya, adanya kedekatan emosi,
perasaan bahagia, dan perasaan senang, kasih sayang, cinta, rasa
nyaman dan aman.
Rasa senang adalah bentuk emosi dari sensualitas yang
selaras dengan yang dikemukakan oleh Kennedy et. al. (2010),
Gomez (2012), Lichtenberg (2008), Lazar dan Lichtenberg
(2003), Joanning dan Keoughan (2005), Kamus Bahasa Inggris
Oxford Online (2014). Selain emosi senang, rasa cinta, dan
nyaman juga selaras dengan yang bentuk emosi sensualitas yang
diungkapkan oleh Joanning dan Keoughan (2005).
Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diartikan bahwa
emosi positif dalam sensualitas adalah respon atau reaksi
seseorang kepada pasangannya yang merupakan wujud ekspresi
atas evaluasi kepada sesuatu yang dapat menguntungkan bagi
orang tersebut dan pasangan, dan memiliki kekuatan memotivasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
untuk bertindak sesuatu. Dalam hal ini, tindakan yang dimaksud
adalah interaksi emosional.
3.
Keinginan Interaksi Seksual
Aspek Keinginan Interaksi Seksual menggambarkan
adanya keinginan seseorang untuk melakukan interaksi seksual
dengan pasangannya. Contohnya, keinginan seseorang untuk
melakukan intercourse dengan pasangan. Dalam aspek ini
terdapat juga interaksi menggoda. Contohnya, kontak mata
menggoda, manja, dan menggoda pasangan. Kemudian, terdapat
kontak fisik yang melibatkan gairah seksual, seperti berciuman
dan sentuhan-sentuhan erotis. Posisi dan kesan tertentu juga
dapat
menstimulasi
gairah
seksual
sehingga
dapat
membangkitkan keinginan seseorang untuk melakukan interaksi
seksual dengan pasangannya. Contohnya, posisi seronok, seksi,
dan vulgar.
Pada wanita, terdapat interaksi khusus yang muncul dalam
aspek ini, yaitu pose yang mengarah ke perilaku seksual.
Misalnya, pose menantang pasangan.
Pada pria, juga terdapat interaksi khusus yang muncul di
aspek ini, yaitu ekspresi seksual dan menahan gejolak gairah
seksual. Contoh ekspresi seksual yaitu wajah yang menunjukkan
ingin melakukan hubungan seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
69
Berdasarkan temuan penelitian, ekspresi seksual selaras
dengan definisi sensualitas menurut Kamus Bahasa Inggris
Oxford Online yang menyatakan (2014) bahwa sensualitas
adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik,
terutama secara seksual.
Di sisi lain, aspek ini juga selaras dengan definisi erotisme
menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) yang
mengungkapkan bahwa erotisme merupakan yang berhubungan
dengan atau cenderung mengarah kepada membangkitkan gairah
seksual atau kenikmatan seksual.
Selain itu, aspek ini juga selaras dengan definisi
seksualitas menurut Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan
bahwa seksualitas adalah ketertarikan dan hasrat pada aktivitas
seksual. Namun, justru berbeda dengan makna sensualitas
menurut Kenedy et. al. (2010) yang mengungkapkan bahwa
sensualitas mengarah kepada kesenangan yang berasal dari alat
indra.
Walaupun aspek ini selaras dengan makna kata erotisme
dan seksualitas menurut beberapa sumber, namun keinginan
interkasi seksual memiliki makna tersendiri. Berdasarkan hasil
analisis data, aspek keinginan interaksi seksual dapat diartikan
sebagai respon atau reaksi terhadap stimulus tertentu baik
melalui kontak fisik ataupun non-fisik yang membangkitkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
gairah
seksual
sehingga
memunculkan
keinginan
70
untuk
melakukan aktivitas seksual bersama pasangan.
4.
Ketertarikan Fisik
Aspek ini menjelaskan mengenai adanya ketertarikan
seseorang terhadap tubuh atau fisik pasangannya yang mengarah
ke ranah seksual. Seseorang dapat tertarik pada bagian tubuh
tertentu sehingga menstimulasi gairah seksual. Misalnya, bagian
bibir, atau bagian-bagian sensitif pada tubuh. Selain itu, pakaian
terbuka atau tidak memakai pakaian juga dapat menimbulkan
ketertarikan fisik yang dapat mengarah ke ranah seksual.
Aspek ketertarikan fisik ini selaras dengan definisi
sensualitas menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (2004) yaitu
kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama
secara seksual. Akan tetapi, juga selaras dengan definisi seksual
menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Oxford (2004).
Berdasarkan penjabaran di atas, aspek ketertarikan fisik
dapat dimaknai sebagai sikap atau penilaian interpersonal
terhadap pasangan yang memunculkan respon tertarik atau suka
pada fisik atau bagian tubuh tertentu, sehingga dapat
memunculkan gairah seksual.
5.
Tempat Privasi
Aspek
Tempat
Privasi
merupakan
aspek
yang
menunjukkan tempat dimana dapat mendukung terjadinya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
sensualitas. Contohnya, kamar mandi, kamar tidur, dan tempat
tidur.
Aspek ini bertolak belakang dengan yang diungkapkan
oleh Joanning dan Keoughan (2005) yang menyatakan bahwa
sensualitas dapat terjadi di tempat yang tidak terbatas hanya di
tempat privasi seperti di tempat tidur, sofa, atau mobil, tetapi
juga dapat dilakukan di tempat umum.
Berdasarkan uraian di atas, aspek tempat privasi dalam
sensualitas dapat dimaknai sebagai tempat yang memiliki
kemampuan untuk mempertahankan atau menjaga kepentingan
pribadi seseorang dengan pasangannya supaya tidak diketahui
secara publik. Kepentingan yang dimaksud dalam konteks
sensualitas yaitu diantaranya adanya interaksi emosional dan
keinginan interaksi seksual dengan pasangan.
Dengan ditemukannya aspek-aspek tersebut, peneliti dapat menduga
gambaran rumusan dan dinamika konseptual mengenai sensualitas dalam
konteks yang berkaitan dengan hasrat seksual menggunakan skema atau
model hubungan teoritis yang dikemukakan Strauss dan Corbin (1998)
sebagai berikut, sensualitas merupakan interaksi emosional yang melibatkan
emosi positif di tempat privasi yang kemudian menstimulasi adanya
ketertarikan fisik pada pasangan sehingga muncul keinginan untuk
berinteraksi secara seksual.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
Gambaran rumusan konseptual tentang sensualitas ini cukup berbeda
dengan gambaran sensualitas sebelumnya, dimana untuk membedakan
sensualitas dengan kata seksualitas dan erotis, sensualitas secara umum
dimaknai sebagai segala sesuatu yang selalu mengarah kepada perasaan
senang yang dirasakan seseorang karena adanya kontak fisik. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa sensualitas memiliki konteks yang lebih luas,
tidak hanya mencakup perasaan dan kontak fisik tetapi makna seksualitas
dan erotis termasuk di dalamnya. Dengan demikian, hasil temuan ini
memberikan penjelasan bahwa kata sensualitas tidak seharusnya tumpang
tindih dengan kata erotis dan seksualitas.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian, konsep sensualitas dalam konteks
seksualitas memiliki konteks yang lebih luas dibandingkan erotis dan
seksualitas. Sensualitas tidak hanya berkaitan dengan ketertarikan atau
pencarian fisik secara seksual atau adanya kontak fisik yang intim secara
seksual, tetapi interaksi emosional dan emosi positif berperan kuat dalam
sensualitas. Dengan kata lain, berdasarkan hasil penelitian, kata erotis dan
seksualitas berkaitan dan masuk ke dalam karakteristik sensualitas. Hal
tersebut cukup dapat menjelaskan untuk membedakan kata sensualitas
dengan kata kata erotis dan seksualitas. Sehingga, penggunaan kata
sensualitas dapat dibedakan dengan kata erotis dan seksual.
Melalui penelitian ini ditemukan bahwa sensualitas terbagi menjadi 5
aspek besar, yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi
Seksual, Ketertarikan Fisik, dan Tempat Privasi. Secara umum, konsep
sensualitas pada wanita maupun pria adalah sama. Berdasarkan hasil
penelitian, baik pada wanita ataupun pria aspek Interaksi Emosional dan
Keinginan Interaksi Seksual paling berperan. Di sisi lain, peran Interaksi
Emosional lebih kuat dibandingkan Keinginan Interaksi Seksual. Aspek
Ketertarikan Fisik menempati posisi selanjutnya. Namun, aspek ini pada
subjek pria lebih kuat dibandingkan subjek wanita. Selanjutnya adalah
73
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
aspek Emosi Positif dan Tempat Privasi. Kedua aspek ini memiliki kekuatan
peran yang sama baik pada wanita maupun pria.
Melalui penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa rumusan konseptual
sensualitas dapat dipahami sebagai interaksi emosional yang melibatkan
emosi positif di tempat privasi yang kemudian menstimulasi adanya
ketertarikan fisik pada pasangan sehingga muncul keinginan untuk
berinteraksi secara seksual.
B.
KEKUATAN PENELITIAN
Kekuatan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode yang
mengadaptasi teknik proyektif secara tertulis, sehingga responden dapat
menuliskan secara lebih leluasa tanpa adanya hambatan dan memungkinkan
responden untuk mengungkapkan motif, nilai, keadaan emosi, kebutuhan
tentang sensualitas yang biasanya sukar diungkapkan dalam situasi wajar.
Kekuatan lainnya adalah jumlah responden yang cukup besar dan
memiliki variasi demografis yang beragam (usia, etnis, tempat tinggal,
pekerjaan, agama, pendidikan terakhir, orientasi seks, dan status hubungan),
sehingga data yang diperoleh cukup jenuh, cukup representatif dan mewakili
konsep sensualitas secara umum.
Kekuatan ketiga yaitu teknik pemeriksaan data yang digunakan
peneliti. Dengan menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui
Diskusi, hasil analisis data lebih obyektif, unsur subyektifitas dapat
dikendalikan, dan terhindar dari kemelencengan hasil
sesungguhnya.
data
yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.
75
KELEMAHAN PENELITIAN
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, ada beberapa
data responden yang tidak lengkap sehingga data tersebut tidak dapat
dianalisis. Hal ini dapat mempengaruhi mengurangi keragaman hasil
penelitian.
Kedua, walaupun variasi demografis subjek penelitian sudah cukup
beragam, namun masih terdapat kesenjangan dalam variasi usia, etnis, dan
agama.
Ketiga, jumlah gambar stimulus yang terlampau banyak jumlahnya
dan gambar yang monoton. Hal ini berpengaruh kepada respon subjek
karena subjek merasa gambar yang kurang bervariasi dapat menimbulkan
kebingungan dan kebosanan.
D.
SARAN
Berikut adalah saran yang disampaikan untuk :
1.
Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang serupa,
diharapkan untuk memperhatikan kelemahan – kelemahan dalam
penelitian ini. Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk
memastikan bahwa data yang diisi oleh responden sudah lengkap,
sehingga peneliti tidak kehilangan data. Dengan demikian, hasil
penelitian lebih beragam dan lebih lengkap. Selain itu, peneliti juga
dapat mengatur variasi demografis subjek penelitian agar lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
seimbang, agar data lebih respresentatif. Selain itu, peneliti
selanjutnya juga dapat melakukan kajian ulang untuk mengonfirmasi
dugaan rumusan dan dinamika konseptual sensualitas agar kesesuaian
konsep sensualitas lebih tervalidasi.
Bagi peneliti peneliti lain yang fokus pada bidang kepuasan
hubungan seksual diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini
sebagai pedoman untuk mengembangkan program-program yang
berkaitan dengan sensualitas demi meningkatkan kepuasan hubungan
dengan pasangan.
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti yang fokus pada bidang
hasrat seksual juga dapat menggunakan rating foto tertinggi untuk
digunakan lagi sebagai pijakan dasar penelitian hasrat seksual dengan
adaptasi teknik proyektif.
2.
Pasangan Suami – Istri
Bagi pasangan suami istri, diharapkan melalui penelitian ini
dapat membantu untuk meningkatkan kepuasan relasi dan kehidupan
seksual di dalam rumah tangga. Contoh perilaku dari aspek – aspek
yang terdapat dalam sensualitas dapat dipahami dan dilakukan untuk
meningkatkan dan menjaga kehidupan seksual dan kepuasan relasi
dalam pernikahan.
3.
Psikolog, Lembaga Perkawinan, dan Konselor Perkawinan
Melalui hasil penelitian ini, diharapkan psikolog dan konselor
perkawinan dapat membantu pasangan suami-istri untuk menjaga dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
meningkatkan kepuasan relasi, khususnya yang memiliki masalah
pada kehidupan seksual. Psikolog dan konselor perkawinan dapat
memberikan treatment atau solusi permasalahan suami – istri yang
berkaitan dengan stress pernikahan, permasalahan kehidupan seksual
dan kepuasan relasi perkawinan dengan menggunakan pedoman
aspek-aspek sensualitas.
Psikolog dan Lembaga Perkawinan juga dapat mengadakan
pembinaan dan pemberdayaan kepada pasangan suami – istri. Peneliti
menyarankan pengadaan workshop atau seminar mengenai sensualitas
kepada pasangan suami – istri untuk mengenal makna sensualitas dan
manfaat tentang sensualitas khususnya dalam konteks seksual.
Kemungkinan besar dengan adanya makna yang tumpang tindih
antara sensualitas dengan erotis atau seksualitas, suami – istri belum
menyadari manfaat sensualitas untuk menjaga kualitas hubungan
dengan
pasangan.
d
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Bellak, Leopold & Abrams, David M. (1997). The T.A.T, the C.A.T., and the
S.A.T. in Clinical Use. 6th Edition. USA: Library of Congress Cataloging
Chivers, Meredith L. (2005). A Brief Review and Discussion of Sex Differences
in the Specificity of Sexual Arousal. Sexual and Marital Therapy, Vol. 20,
No. 4, 2005, 377–390
Chivers, Meredith L. (2010). A Brief Update on the Specificity of Sexual Arousal.
Sexual and Relationship Therapy Vol. 25, No. 4, November 2010, 407–414
Clifton Evers (2010). Intimacy, sport and young refugee men. Emotion, Space,
and Society Journal. International Journal of Sexual Health. Vol. 22,
Isssue 3. pages 155-166. DOI: 10.1080/19317611003745058
Creswell, John. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design : Choosing
Among Five Approaches. 2nd Edition. California : Sage Publication
Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use.
Massachusetts: A Simon & Schuster Company
Gomez, M. T. ( 2012). The S Words : Sexuality, Sensuality, Sexual Expression
and People with Intellectual Disability. Sex Disabil (2012) 30:237–245. DOI
10.1007/s11195-011-9250-4
Hansson, M. & Ahlborg, T. (2011). Quality of the intimate and sexual relationship
in first-time parents – A longitudinal study. Sexual & Reproductive
Healthcare
3
(2012)
21–29.
Dipungut
dari
http://www.sciencedirect.com/science/journal/18775756
Holzner, B. M. & Oetomo, D. (2004). Youth, Sexuality and Sex Education
Messages in Indonesia: Issues of Desire and Control. Reproductive Health
Matters 2004;12(23):40–49
78
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
Joanning , H. & Keoughan, P. (2005). Enhancing Marital Sexuality. The Family
Journal 2005 13: 351. DOI: 10.1177/1066480705276194. Dipungut dari
http://tfj.sagepub.com/content/13/3/351
Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. (2014). Dipungut dari http://kbbi.web.id/
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ke-empat. (2011). Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama
Karmiyati, Diah & Suryaningrum, Cahyaning, (2008). Pengantar Psikologi
Proyektif. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press
Kennedy, K. E. P., Grov, C., Parsons, J. P. (2010). Ecstasy and Sex Among
Young Heterosexual Women : A Qualitative Analysis of Sensuality, Sexual
Effects, and Sexual Risk Taking. International Journal of Sexual Health,
22:3, 155-166. http://dx.doi.org/10.1080/19317611003745058\
Lawrence, E., Ashley, P., Bunde, M., Barry, R. A., Brock R. L., Fazio L.,
Mulryan, L., Hunt, S., Madsen, L., Dzankovic, S. (2008). Objective Rating
of Relationship Skills across Multiple Domains as Predictor of Marital
Satisfaction Trajectories. Journal of Social and Personal Relationships 2008
25:
445.
DOI:
10.1177/0265407508090868.
Dipungut
dari
http://spr.sagepub.com/content/25/3/445
Lazar, S. G. & Lichtenberg, J. D. (2003). Sensual Enjoyment, Sexual Excitement,
and Feminity : Appreciating the Female Sexual Response. Psychoanalytic
Inquiry: A Topical Journal for Mental Health Professionals. Vol. 23. No. 4.
p.529-614. DOI: 10.1080/07351692309349053.
Lichtenberg, Joseph (2008). Sensuality and Sexuality across the Divide of Shame.
Psychoanalytic Inquiry Book Series. Vol. 25. New York : The Analytic
Press.
Meana, Martha. (2010). Elucidating Women’s (hetero) Sexual Desire :
Defitional Challenges and Content Expansion. Journal of Sex Research,
47(2-3), 104-122. DOI: 10.1080/00224490903402546
Moleong, Lexy J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
Remaja Rosdakarya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
80
Munti, Ratna Batara. (2005). Demokrasi Keintiman Seksualitas di Era Global.
(hal. 115). Yogyakarta : Pelangi Aksara
Oxford Dictionary Online. (2014). Dipungut dari http://oxforddictionaries.com/
Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New Edition. (2004). UK : Oxford
University Press
Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research & Evaluation Methods. 3rd
Edition. California : Sage Publication
Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi.
Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan
Psikologi (LPSP3)
Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku
Manusia. Ed: ke3. Jakarta : Perfecta
Santrock, John W. (1995). Life Span Development. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga
Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif :
Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Pustaka Pelajar
Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (1998). Basics of Qualitative Research :
Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory. 2nd Editoin.
California : Sage Publication.
Traina, Cristina L. H. (2011). Erotic Attunement: Parenthood and the Ethics of
Sensuality between Unequals. Chicago : University of Chicago Press.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN
81
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
Lampiran 1. Inform Consent
Angket Keintiman & Sensualitas
Responden yang terhormat,
Kami, Siswa Widyatmoko, M.Psi & Dr. Tjipto Susana, Psi., dosen dari Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma, bermaksud meminta kesediaan Anda untuk
mengisi angket tentang keintiman dan sensualitas. Angket tersebut terdiri dari 2
bagian.
Bagian pertama adalah gambar dan penilaian tentang keintiman dan sensualitas.
Pada bagian ini Anda diminta untuk menilai tingkat keintiman & sensualitas dari
gambar-gambar yang kami sediakan. Selanjutnya kami meminta Anda untuk
memilih 3 gambar yang paling menunjukkan keintiman dan 3 gambar yang paling
menunjukkan sensualitas; setelah itu kami mohon Anda memberikan penjelasan
tentang aspek / unsur dari gambar-gambar tersebut yang memperlihatkan
keintiman dan sensualitas.
Bagian kedua adalah lembar data pribadi. Pada bagian ini Anda diminta untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang latar belakang pribadi Anda, seperti
agama, suku/etnis, tingkat pendidikan, dll.
Informasi yang kami peroleh dari angket ini bersifat anonim atau tanpa nama.
Kami membuat angket ini bersifat anonim untuk menjaga kerahasiaan jawaban
Anda dan keamanan data pribadi Anda. Oleh karena itu, kami mohon Anda
memberikan jawaban dengan jujur dan akurat.
Kami akan sangat berterima kasih jika Anda memberikan penilaian terhadap
seluruh gambar dan menjawab semua pertanyaan. Namun, jika di tengah-tengah
pengerjaan Anda merasa tidak nyaman untuk menyelesaikan pengisian angket,
Anda boleh berhenti dan tidak menyelesaikan angket ini.
Jika Anda telah selesai mengisi angket atau tidak melanjutkan mengisi angket,
silakan Anda melipat angket, memasukkan ke dalam amplop, dan merekatkan
tutup amplop. Mohon Anda juga tidak lupa untuk mengembalikan semua gambar.
Jika ada hal-hal yang kurang jelas, Anda bisa menghubungi asisten kami, Sdri
Maya, di nomor 0857 9936 9091 atau menghubungi kami lewat email di alamat
[email protected].
Terima kasih atas partisipasi Anda.
Siswa Widyatmoko, M.Psi & Dr. Tjipto Susana, Psi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
83
Lampiran 2. Lembar Data Pribadi Responden
LEMBAR DATA PRIBADI PENILAI
Mohon isi data di bawah ini sesuai dengan kondisi Anda. Terimakasih.
: ……………… tahun
Usia
Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan
Suku/ Etnik : …………………………………………………………………
: …………………………………………………………
Agama
Tingkat Religiusitas
Berilah penilaian terhadap tingkat religiusitas Anda.
1
2
3
4
5
6
7
Skor 1: religiusitas sangat rendah
8
9
10
Skor 10: religiusitas sangat tinggi
Tempat Tinggal *
a. Desa, sebutkan ……………………………………………………
b. Kota kecil, sebutkan …………………………………………….
c. Kota besar, sebutkan ……………………………………………
Keterangan: tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat Anda paling lama tinggal semenjak
Anda kecil hingga usia SMTA.
Kisaran Tingkat Pengeluaran Pribadi per Bulan*
a.
Kurang dari Rp. 1.000.000
b.
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
c.
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
d.
Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000
e.
Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
f.
84
Lebih dari Rp. 5.000.000
Keterangan: jika Anda telah berkeluarga, untuk mendapatkan kisaran pengeluaran pribadi
Anda per bulan, bagilah seluruh pengeluaran bulanan keluarga Anda dengan jumlah
anggota keluarga Anda.
Tingkat Pendidikan Terakhir*
a. SD
d. D1/ D2/ D3*
b.
SMTP
e. S1/ S2/ S3*
c.
SMTA
f. Lainnya …………………………..
Jenis Pekerjaan*
a. Profesional, teknisi, atau managerial di perusahaan/ institusi/
lembaga besar
Sebutkan nama pekerjaan Anda
……………………………………………………………………
b. Semi profesional atau manager di perusahaan/ institusi/ lembaga
kecil
Sebutkan nama pekerjaan Anda
……………………………………………………………………
c. Pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi dan sales
Sebutkan nama pekerjaan Anda
……………………………………………………………………
d. Pekerjaan dengan keterampilan (skilled) dan semi skilled
Sebutkan nama pekerjaan Anda
……………………………………………………………………
e. Bertani dan pekerjaan tidak terampil (unskilled)
Sebutkan nama pekerjaan Anda
……………………………………………………………………
f. Pelajar / mahasiswa
g. Lainnya, sebutkan .....................………………………………………
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Orientasi Seksual *
a. Heteroseksual (tertarik dengan lawan jenis)
b. Biseksual (tertarik dengan lawan jenis dan sesama jenis)
c. Homoseksual (tertarik dengan sesama jenis)
Status Pernikahan*
a.
Tidak/ Belum Pacaran*
d. Cerai
b.
Pacaran/ Bertunangan*
e. Cerai Mati
c.
Menikah
Terimakasih
Keterangan: * pilih salah satu
85
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 3. Lembar Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
A. Berilah penilaian terhadap tingkat keintiman dan sensualitas dari setiap gambar yang telah disediakan (30 gambar). Lingkarilah
angka yang menunjukkan penilaian Anda.
Skor 1 : sangat tidak menunjukkan keintiman/ sensualitas
Skor 10
: sangat menunjukkan keintiman/ sensualitas
Skor Keintiman
Skor Sensualitas
Gambar Nomor 1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 3
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 4
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 6
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 8
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 9
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar Nomor 10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 11
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 12
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 15
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 16
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 18
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 19
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 20
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 21
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 13
Skor Keintiman
Skor Sensualitas
Gambar Nomor 22
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 23
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 24
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar Nomor 25
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 27
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 28
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 29
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Gambar Nomor 30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Dari 30 gambar tersebut, pilihlah 3 gambar yang paling menunjukkan keintiman. Berilah alasannya.
3 gambar yang paling menunjukkan keintiman:
1.
Gambar Nomor …………..
Alasan ………………………………………………………………………………………………………………………………
.………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
2.
Gambar Nomor …………..
Alasan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………………………
3.
Gambar Nomor ………….
Alasan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………...
89
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C. Dari 30 gambar tersebut, pilihlah 3 gambar yang paling menunjukkan sensualitas. Berilah alasannya.
3 gambar yang paling menunjukkan sensualitas:
1.
Gambar Nomor …………..
Alasan
.……………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………….…………………………………………………………………..
.………………………………………………………………………………………………………………………………..
2.
Gambar Nomor …………..
Alasan
……………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………….…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………..
3.
Gambar Nomor ………….
Alasan
………………………………………………………………………………………………………………………………….…………
…………………………………………………….………………………………………………………….....
………………………………………………………………………………………………………………………………..
Terimakasih atas partisipasi Anda 
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 4. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Wanita
A. INTERAKSI EMOSIONAL
A.1. Interaksi Akrab yang Melibatkan Penjiwaan
A.1.1. Interaksi yang Dekat
A.1.1.1. Tindakan/Perilaku
Baris 93 - Menunjukkan wanita ke
177/P1/17/F pasangannya sangat dekat,
dan ingin mengatakan lebih
dengan tindakan.
A.1.1.2. Interaksi
A.1.1.3. Membantu Mengambilkan Sesuatu
A.1.2. Kontak Mata yang Dalam
A.1.2.1 Saling Memandang
A.1.2.2 Saling Melihat
A.1.2.3. Kontak Mata
Baris 2 003/P1/12/F
Ada kontk mata yang intens
dan dalam
A.1.2.4. Saling Menatap
A.1.2.5. Menatap Mesra
A.1.3. Menjiwai
A.1.3.1. Memejamkan Mata
A.1.3.2. Menjiwai
A.1.3.3. Menikmati
A.1.3.4.Saling Merasakan
Baris 33 Dilihat dari gambar kedua039/P1/21/F duanya saling bisa
merasakan(mood red)
A.2. Posisi Sangat dekat
A.2.1. Posisi Tidur
A.2.1.1. Posisi Tidur
Baris 82 147/P3/29/F
Posisinya tidur dan
berpelukan
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.2.1.2. Berbaring
A.2.1.3. Posisi Rebahan
A.2.2 Posisi Dekat
A.2.2.1. Dekat
Baris 51 Unsur keintiman mereka yang
071/P2/20/F membuat foto terlihat
sensual, cara mereka
memegang pasangan,
bersentuhan, dan jarak di
antara mereka sangat
dekat.
A.3. Hubungan Spesial yang Dekat
A.3.1. Terjalin Hubungan Khusus
A.3.1.1. Hubungan Tidak Biasa
A.3.1.2. Tidak Hanya Teman Biasa
A.3.1.3. Bersama pasangan
A.3.1.4. Saling memiliki
A.3.1.5. Seperti Suami – Istri
Baris 78 Menunjukkan hubungan yang
121/P1/13/F sangat dekat, dan sudah
seperti suami istri.
A.3.1.6. Pasangan yang Hangat
A.3.1.7. Hubungan Sangat Dekat
A.3.2. Ketertarikan
A.3.2.1. Kecocokan
A.3.2.2. Mau Sama Mau
A.3.2.3. Ketertarikan
A.3.2.4. Tertarik
Baris 93 Kedua pasangan
177/P3/25/F menunjukkan bahwa mereka
saling tertarik, bukan karena
fisik,
A.4. Ekspresi Positif
A.4.1. Ekspresi Positif
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.4.1.1. Wajah Berseri
Baris 30 Gambar menunjukkan wajah
036/P2/15/F yang berseri-seri
A.4.1.2. Bercanda
A.4.1.3. Tertawa
Baris 53 Sederhana, membuatku ingin
074/P3/30/F juga tertawa bersama
dengan pasangan yang
dicintai
A.4.1.4. Tersenyum
A.5. Keintiman
A.5.1. Mesra
A.5.1.1. Romantis
A.5.1.2. Mesra
Baris 9 Di gambar ini, pasangan
011/P2/27/F tersebut tampak sedang
bermesraan. Mereka saling
menyentuh dan menatap satu
sama lain. Setelah itu, mereka
juga saling berpelukan sambil
berbaring
A.5.1.3. Menunjukkan Kehangatan
A.5.1.4. Dengan Hangat
A. 5.2. Keintiman
A.5.2.1. Keintiman
Baris 51 Unsur keintiman mereka
071/P2/20/F yang membuat foto terlihat
sensual, cara mereka
memegang pasangan,
bersentuhan, dan jarak di
antara mereka sangat dekat.
A.5.3. Perhatian
A.5.3.1. Perhatian
Baris 4 006/P3/08/F
Pasangan itu menunjukkan
kemesraannya dan perhatian
A.5.3.2. Memenuhi Keinginan
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.6. Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif
A.6.1. Bersentuhan
A.6.1.1. Bersentuhan
Baris 9 Di gambar ini, pasangan
011/P1/25/F tersebut tampak mesra dan
saling menatap. Si laki-laki
menatap dan
memeluk/menyentuh dengan
hangat pasangannya
A.6.1.2. Sentuhan
A.6.1.3. Sentuhan di Leher
A.6.1.4. Belaian Sayang
A.6.1.5. Memijat
A.6.1.6. Memegang
A.6.2. Kontak Fisik
A.6.2.1. Kontak Fisik
Baris 92 Adanya bahasa tubuh yang
176/P1/26/F akan mengarah pada kontak
fisik. Hal itu juga tampak dari
pandangan mereka yang
terkesan ingin “menyentuh
dan disentuh”.
A.6.2.2. Wanita Berada di Atas Tubuh Pria
A.6.2.3. Bertumpukkan
A.6.2.4. Bersender di Atas Pasangan
A.6.3. Memeluk
A.6.3.1. Merangkul
A.6.3.2 Saling Merengkuh
A.6.3.3. Memeluk
Baris 9 011/P1/25/F
Di gambar ini, pasangan
tersebut tampak mesra dan
saling menatap. Si laki-laki
menatap dan
memeluk/menyentuh dengan
hangat pasangannya
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.6.3.4. Saling Berdekapan
A.6.3.5. Berpelukan
B. EMOSI POSITIF
B.1. Melibatkan Emosi Positif yang Dalam
B.1.1.Kedekatan Emosi
B.1.1.1. Lebih dari Kedekatan Biasa
B.1.1.2. Kedekatan
Baris 50 070/P1/05/F
menunjukkan kedekatan
yang perilakunya mengarah
pada sensualitas
B.1.2. Perasaan Bahagia
B.1.2.1. Sangat Bahagia
Baris 30 Menunjukkan ekspresi wajah
036/P1/01/F yang sangat bahagia
B.1.3. Melibatkan Emosi
B.1.3.1. Melibatkan Perasaan
Baris 1 secara fisik dekat,
001/P1/05/F melibatkan perasaan dan
emosi
B.1.3.2. Rasa yang Dalam
B.1.3.3. Melibatkan Emosi
B.1.4. Kasih Sayang
B.1.4.1 Rasa Sayang
B.1.4.2. Cinta Kasih
Baris 40 047/P2/20/F
Pasangan suami istri
menunjukkan penuh cinta
kasih.
B.1.4.3. Kasih Sayang
Baris 106 190/P1/07/F
Sang suami dengan kasih
sayang mencium sang istri.
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B.2. Keadaan Positif
B.2.1. Situasi Akrab dan Nyaman
B.2.1.1. Akrab
Baris 95 Kedua model terlihat saling
179/P3/23/F menikmati dan interaksinya
menghasilkan rasa sensual
yang akrab.
B.2.1.2. Nyaman
Baris 36 042/P3/08/F
Gambar di ranjang dengan
wanita menutup badan bagian
atas jadi bikin penasaran
dengan tangan si pria
merangkul. Jadi kelihatan
ayem dan sensual
C.KEINGINAN INTERAKSI SEKSUAL
C.1. Interaksi Menggoda
C.1.1. Menggoda
C.1.1.1. Genit
C.1.1.2. Melirik Nakal
C.1.1.3. Menggoda
Baris 47 Masing-masing orang itu
060/P1/05/F menunjukkan perilaku
menggoda pasangannya.
C.1.1.4. Berbisik di Telinga
C.1.1.5. Membuat Penasaran
C.1.2. Kontak Mata Menggoda
C.1.2.1. Lirikan Mata
C.1.2.2. Pandangan
Baris 6 Kontak fisik mengarah ke
008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah
menunjukkan ada hasrat
seksual (terutama cara
memandang pasangan
96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.1.2.3. Mengintip
C.1.2.4. Tatapan Mata
C.1.2.5. Saling Melihat Bagian Tubuh
C.1.2.6. Melihat Bibir Seseorang
Baris 105 189/P2/17/F
Intinya bibir tu hal yang
bikin terlihat seksi.
C.1.3. Manja
C.1.3.1. Manja
Baris 58 Perempuannya manja.
079/P2/13/F
C.1.3.2. Merajuk
C.2. Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual
C.2.1. Posisi Seronok
C.2.1.1. Erotis
C.2.1.2. Syur
C.2.1.3. Posisi Seronok
Baris 52 Terlihat posisinya sangat
073/P3/28/F seronok
C.2.2. Seksi
C.2.2.1. Bibir Terbuka
C.2.2.2. Seksi
Baris 65 Si perempuan terlihat begitu
092/P3/26/F seksi dengan gayanya yang
terlihat pada gambar 26
tersebut
C.3. Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual
C.3.1. Interaksi Seksual
C.3.1.1. Hubungan Intim
C.3.1.2. Interaksi Seksual
C.3.1.3. Hubungan Seks
Baris 3 Wanita hanya memakai tank
004/P1/05/F top, baju laki-lakinya terbuka,
mereka berciuman dan
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
terlihat seperti Ingin
berhubungan seksual
C.3.1.4. Aktivitas Hubungan Fisik
C.3.1.5. Perilaku Seksual
C.3.1.6. Aktivitas Seksual
C.3.1.7. Memulai Relasi Inti (Seksual)
C.3.1.8. Ingin Melakukan Foreplay
C.3.1.9. Seksualitas
C.3.1.10. Adegan Ranjang
C.3.2. Gairah Seksual
C.3.2.1. Gairah Seksual
C.3.2.2. Nafsu
C.3.2.3. Rangsangan Seksual
C.3.2.4. Hasrat Seksual
Baris 6 Kontak fisik mengarah ke
008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah
menunjukkan ada hasrat
seksual (terutama cara
memandang pasangan
C.3.2.5. Mengalami Arousal
C.3.2.6. Wajah Menggairahkan
C.3.2.7. Dapat Menyebabkan Seks
C.3.2.8. Gairah
C.3.2.9. Mood Red
C.3.3. Kenikmatan Seksual
C.3.3.1. Memberikan Kenikmatan Seksual
Baris 90 Posisi akan berciuman, saling
174/P1/03/F melihat bibir/bagian tubuh
sehingga meningkatkan
hasrat seksual. Sikap badan
(termasuk tangan) seperti
ingin memberikan/mendapat
kenikmatan sex.
C.3.3.2. Mendapatkan Kenikmatan Seksual
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.4. Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual
C.4.1. Sentuhan Erotis
C.4.1.1. Grepe – grepe
Baris 104 Karena model saling grepe188/P3/27/F grepe
C.4.1.2. Colek - Colek
C.4.1.3. Memijat
C.4.2. Berciuman
C.4.2.1. Cium
Baris 90 Berciuman, sikap badan
174/P2/05/F saling merengkuh, pakaian
saling terbuka menunjukkan
saling ingin menikmati
rangsangan seksual
C.4.2.2. Saling Mengendus
C.4.2.3. Masah Bibir
C.5. Pose yang Mengarah ke Perilaku Seksual
C.5.1. Pose Menantang
C.5.1.1. Pose yang Menantang
Baris 113 219/P2/05/F
Pose yang menantang dan
terlihat seperti pasangan yang
hangat membuat foto tersebut
terlihat sensual.
C.5.1.2. Berani
C.5.1.3. Tidak Ada Rasa Malu
C.5.2. Gestur
C.5.2.1. Gerak Tubuh
Baris 84 Perilaku, pada gambar
150/P3/14/F tersebut menunjukkan pada
arah seksualitas cewek
maupun cowok, si cewek
dengan seperti memancing
cowok dengan gerakangerakan yang ditunjukkan
pada gambar tersebut, mata
mereka juga tidak
99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
100
menunjukkan kehangatan
C.5.2.2. Mengangkat Bahu
D. KETERTARIKAN FISIK
D.1. Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah
D.1.1. Area Privasi
D.1.1.1. Ke Area Privat
Baris 6 Kontak fisik mengarah ke
008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah
menunjukkan ada hasrat
seksual (terutama cara
memandang pasangan
D.1.1.2. Bagian Sensitif
Baris 72 112/P3/25/F
Karena ada sentuhan di leher
yg merupakan bagian
sensitive
D.1.1.3. Menunjuk Ke Arah Handuk
D.2. Pakaian Terbuka
D.2.1. Pakaian Terbuka
D.2.1.1. Menggunakan Handuk
Baris 36 Kelihatan sensual karena si
042/P1/25/F wanita pakai handuk saja,
di kamar mandi bersama pria.
Jadi kelihatan sensual banget
D.2.1.2. Cara Berbusana
D.2.1.3. Pakaian Minim
Baris 74 115/P1/05/F
Karena baju wanita yang
minim dan terlihat wajahnya
menikmati sentuhan
wajahnya ke wajah pria
D.2.1.4. Pakaian Terbuka
Baris 19 Kedua objek pada foto
024/P1/05/F terlihat mendekatkan wajah,
tetapi objek perempuan
menggunakan pakaian yang
bisa dikatakan pakaian
Baris 98 Memiliki pakaian minim dan
182/P3/05/F ingin berciuman.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
yang agak terbuka.
D.2.1.5. Pakaian Tidur
D.2.1.6. Menutupi Badan
D.2.1.7. Hanya Memakai Tank - Top
E. TEMPAT PRIVASI
E.1. Melibatkan Tempat yang Privasi
E.1.1. Setting Tempat
E.1.1.1. Kamar Mandi
Baris 54 075/P2/14/F
Tempat gambarnya diambil
di kamar mandi dan
perempuan di gambar
tersebut kalau tidak salah
hanya memakai pakaian
dalam, menurutku itu terlalu
sensual.
E.1.1.2. Di Ranjang
Baris 36 042/P3/08/F
Gambar di ranjang dengan
wanita menutup badan bagian
atas jadi bikin penasaran
dengan tangan si pria
merangkul. Jadi kelihatan
ayem dan sensual.
101
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 5. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Pria
A. INTERAKSI EMOSIONAL
A.1. Interaksi yang Akrab dan Mendalam
A.1.1. Menikmati
A.1.1.1. Saling Menikmati
A.1.1.2. Menikmati
Baris 32 099/P2/15/M
Gambar tersebut sungguh
sensual dimana tampak
sepasang pasutri sedang
menikmati sebuah
kemesraan dan keintiman
dalam hubungan
A.1.1.3. Menikmati Senyum
A.1.1.4. Dibalas Kenikmatan
A.1.1.5. Menikmati Cengkrama
A.1.2. Kontak Mata yang Dalam
A.1.2.1. Berhadapan Pandangan Mata
A.1.2.2. Saling Bertatapan
A.1.2.3. Saling Memandang
A.1.2.4. Tatapan Mata
Baris 21 072/P2/29/M
Gambar ini diperoleh atau
dipilih karena tatapan yang
cukup dalam dan sentuhan
fisik yang cukup
menggambarkan kedekatan.
A.1.2.5. Pandangan Penuh Cinta
A.1.2.6. Menatap
A.1.2.7. Pandangan Mesra
A.1.3. Komunikasi Akrab
A.1.3.1. Komunikasi Saat Mau Tidur
A.1.3.2. Bercengkrama
Baris 32 Menunjukkan hal yang sangat
099/P1/05/M sensual dimana ada adegan
bercengkrama di suatu
102
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ruangan
A.2. Posisi yang Sangat Dekat
A.2.1. Posisi Badan Saling Bertindihan
A.2.1.1. Saling Menindih
Baris 46 Posisi kedua pasangan
124/P3/29/M bertumpang tindih tapi saya
memberikan persepsi bahwa
mereka sedang berbagi
kehangatan dan merasakan
kenyamanan dari kedua
pasangan.
A.2.1.2. Menempelkan Badan
A.2.1.3. Wanita Berada di Atas Tubuh Pria
A.2.2. Posisi Tidur
A.2.2.1. Posisi Tidur
Baris 44 Posisi tertidur si pria terlihat
122/P2/27/M memeluk tubuh wanita dan
tangan kirinya membelai
wanita di dahinya, terlihat
nuansa kedekatan yang
sensual.
A.2.2.2. Terlentang
A.2.3. Posisi Dekat
A.2.3.1. Posisi Sangat Intim
A.2.3.2. Kedekatan
A.2.3.3 Saling Berdekatan
A.2.3.4. Jarak Intim
A.2.3.5. Dekat
Baris 60 138/P1/12/M
Berasa sangat dekat jarak
diantara mereka
A.3. Hubungan Spesial yang Dekat
A.3.1. Terjalin Hubungan Khusus
A.3.1.1. Sepasang Manusia
A.3.1.2. Pasangan Terbuka
A.3.1.3. Pacaran
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.3.1.4. Hubungan Percintaan
A.3.1.5. Sepasang Kekasih
Baris 51 129/P3/12/M
Karena kemesraan yang
ditunjukkan gambar tersebut
adalah kemesraan yang
dilakukan sepasang kekasih
dan bukan seperti teman
biasa
A.3.1.6. Sudah Berpasangan
A.3.1.7. Bukan Seperti Teman Biasa
A.3.1.8. Pasangan Suami Istri
Baris 32 099/P3/25/M
Gambar yang dimaksud
sunggu sensual dimana
pasutri dalam gambar
melakukan adegan yang lebih
dalam lagi atau mungkin juga
hal itu merupakan
implementasi dari suatu
keintiman.
A.4. Ekspresi Positif
A.4.1. Senyum
A.4.1.1. Senyum
Baris 84 Karena keduanya tersenyum
201/P1/30/M
A.4.1.2. Senyum yang Tulus
Baris 13 Senyum yang tulus, cara
057/P1/01/M memandang, dan bentuk
bibir.
A.5. Keintiman
A.5.1. Perhatian
A.5.1.1. Perhatian
Baris 50 Adanya sentuhan yang penuh
128/P2/28/M perhatian pada wanita dan
ibu cukup menarik
A.5.1.2. Saling Memahami
A.5.1.3. Menghibur dalam Kesepian
A.5.1.4. Mengerti Kebutuhan Pasangan
A.5.1.5. Care
104
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.5.1.6. Saling Mengerti
A.5.2. Keintiman
A.5.2.1. Keintiman
Baris 32 Gambar tersebut sungguh
099/P2/15/M sensual dimana tampak
sepasang pasutri sedang
menikmati sebuah kemesraan
dan keintiman dalam
hubungan
A.5.3. Mesra
A.5.3.1. Mesra
Baris 17 Sikap kedua orang sangat
066/P3/08/M mesra
A.5.3.2. Kemesraan
A.5.3.3. Romantis
A.6. Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif
A.6.1. Kelembutan
A.6.1.1. Perasaan Lembut
Baris 58 Perasaan yang sangat
136/P2/15/M lembut terpancar dari wajah
A.6.1.2. Kesan Lembut
A.6.2. Ketulusan
A.6.2.1. Dua Hati Bisa Menyatu
A.6.2.2. Terlihat dari Dua Hati
A.6.2.3. Saling Mengisi
A.6.2.4. Apa Adanya
A.6.2.5. Hati yang Tulus
Baris 7 Mereka saling merasakan
045/P1/07/M kemesraan dengan hati yang
tulus.
A.6.2.6. Tanpa Ada Beban
A.7. Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif
A.7.1. Kontak Fisik Intens
105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A.7.1.1. Kontak Fisik Intens
Baris 90 Suatu aktivitas pasangan di
207/P2/15/M atas ranjang selslu
menunjukkan sensualitas,
dipertegas dengan ekspresi
dan kontak fisik yang
intens.
A.7.2. Berpelukan
A.7.2.1. Memeluk
A.7.2.2. Pelukan
Baris 19 068/P1/15/M
Berpelukan, saling menatap
dengan tatapan seakan mau
ciuman.
A.7.2.3. Mendekap
A.7.3 Memegang
A.7.3.1. Pegangan
A.7.3.2. Dipegang di Pundak
A.7.3.3. Tangan di Leher
A.7.3.4. Memegang Pinggang / Pinggul
Baris 44 122/P1/20/M
Wanita mendekap pria diatas
tubuh pria, seolah ingin
mencium pria. Tangan pria
memegang pinggul wanita.
A.7.3.5. Cara Memegang
A.7.4. Membelai
A.7.4.1. Membelai Bahu
A.7.4.2. Belai – belai
Baris 23 083/P3/00/M
Biasa dilakukan orang
pacaran kalau cuman belaibelai dan cium pipi dan
kening.
A.7.4.3. Membelai Dahi
A.7.5. Bersentuhan
A.7.5.1. Sentuhan
Baris 21 Gambar ini diperoleh atau
106
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
072/P2/29/M
dipilih karena tatapan yang
cukup dalam dan sentuhan
fisik yang cukup
menggambarkan kedekatan.
A.7.5.2. Saling Bersentuhan
A.7.5.3. Muka Saling Berhimpitan
B. EMOSI POSITIF
B.1. Melibatkan Emosi Positif yang Dalam
B.1.1. Kasih Sayang
B.1.1.1. Cinta yang Kuat
B.1.1.2. Kasih Sayang
Baris 30 Ini menandakan bahwa kasih
096/P1/24/M yang diberikan begitu besar
dalam kebahagiaan dalam
kehidupan
B.1.1.3. Mengungkapkan Rasa Sayang
B.1.1.4. Suka Satu Sama Lain
B.1.2. Melibatkan Perasaan yang Dalam
B.1.2.1. Terasa Emosional
B.1.2.2. Perasaan yang Sangat dalam
Baris 58 Terdapat perasaan yang
136/P3/27/M sangat dalam dan care yang
sangat antusias
B.1.3. Perasaan Senang dan Bahagia
B.1.3.1. Kesenangan
B.1.3.2. Senang
B.1.3.3. Ada Keceriaan
B.1.3.4. Kebahagiaan
Baris 30 096/P3/30/M
Ini menentukan rasa
kegembiraan dalam
mengetahui tingkah laku
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
seseorang sebab kegembiraan
membuat kebahagiaan
selalu menghibur dalam
kesepian.
B.1.3.5. Rasa Kegembiraan
B.2. Keadaan Positif
B.2.1. Kenyamanan
B.2.1.1. Rasa Aman
Baris 73 168/P1/07/M
Kenyamanan/rasa aman saat
bersama
B.2.1.2. Nyaman
Baris 85 202/P2/15/M
Kondisi kedua model tampak
nyaman satu sama lain
seperti habis tidur bersama.
B.2.1.3. Kenyamanan
Baris 46 124/P3/29/M
Posisi kedua pasangan
bertumpang tindihm tapi saya
memberikan persepsi bahwa
mereka sedang berbagi
kehangatan dan merasakan
kenyamanan dari kedua
pasangan.
B.2.2. Hangat
B.2.2.1. Hangat
C. KEINGINAN INTERAKSI SEKSUAL
C.1. Interaksi Menggoda
C.1.1. Menarik Perhatian
C.1.1.1. Membuat Penasaran
Baris 85 Tertutup malah terkadang
202/P1/08/M bikin penasaran.
C.1.1.2. Menarik Perhatian
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.1.2. Menggoda
C.1.2.1. Menunjukkan Ajakan
C.1.2.2. Merayu
C.1.2.3. Gerak Tangan Agak Nakal
C.1.2.4. Godaan
C.1.2.5. Menggoda
Baris 35 Wanita tersebut terlihat
102/P3/27/M sangat pasrah dan menikmati
senyumnya sangat sensual
dan menggoda
C.1.3. Kontak Mata yang Menggoda
C.1.3.1. Diintip
C.1.3.2. Pandangan Mata
C.1.3.3. Cara Memandang
C.1.3.4. Tatapan Mata Tajam
Baris 1 002/P3/27/M
Terlentang diatas tempat
tidur, pria memeluk dan
tatapan mata tajam kea rah
mata pasangannya tanpa
ekspresi senyum seolah ingin
melampiaskan gairah.
C.2. Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual
C.2.1. Vulgar
C.2.1.1. Rasa Porno
Baris 84 Gambar yang diambil oleh
200/P1/25/M kedua pasangan yang sedang
di kamar mandi
menunjuukkan rasa porno
dan seksualitas.
C.2.1.2. Vulgar
Baris 35 102/P1/05/M
Wanita tersebut tidak
mengenal busana yang utuh
sehingga unsur vulgar lebih
nampak dalam gambar
tersebut
C.2.1.3. Lebih Hot
109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.2.1.4. Tidak Senonoh
C.3. Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual
C.3.1. Kepuasan Seksual
C.3.1.1. Kepuasan Seksual
A.3.1.2. Jangan Gagal Orgasme
Baris 25 085/P1/20/M
Untuk mengungkapkan rasa
sayang antara pasangan,
bukan dilihat dari luarnya
tapi kedua hati harus bisa
menyatu, dan untuk memulai
memadu cinta harus saling
memahami dan mengerti.
Gambar 20 sangat cocok
karena pihak cewe akan
sangat mengerti kebutuhan
batin pasangannya jika si
cewe yang mulai duluan,
untuk memberi kasih sayang
pada pasangannya dan nanti
akan dibalas kenikmatan
yang luar biasa oleh
pasangannya, lebih hot dan
selalu bikin ketagihan.
Jangan sampai gagal dalam
berorgasme karena akan
berakibat fatal
C.3.2. Gairah Seksual
C.3.2.1. Bergairah
Baris 108 Gambar ini terlihat
232/P3/20/M bergairah
C.3.2.2. Nafsu
C.3.2.3. Hasrat
C.3.2.4. Ingin Melampiaskan Gairah
C.3.2.5. Meningkatkan Gairah
C.3.2.6. Penuh Gairah
C.3.2.7. Membangkitkan Gairah
C.3.2.8. Menunjukkan Gairah
110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
C.3.3. Interaksi Seksual
C.3.3.1. Memadu Cinta
C.3.3.2. Hubungan Intim
C.3.3.3. Hubungan Suami-Istri
C.3.3.4. Hubungan Seks
Baris 80 195/P1/14/M
Terlihat keduanya cowok dan
cewek yang sama-sama ingin
melakukan hubungan
dengan wajah yang
mupeng/sensual.
C.3.3.5. Posisi Anal
C.3.3.6. Ingin Berhubungan Badan
C.3.3.7. Ke Arah Seksualitas
C.3.3.8. Hubungan Fisik
C.3.4. Keinginan Mengulang Interaksi Seksual
C.3.4.1. Saling Menginginkan
C.3.4.2. Keinginan Lebih Dominan
C.3.4.3. Ingin Melakukan yang Lebih Jauh
C.3.4.4. Pemenuhan Kebutuhan Biologis
C.3.4.5. Bikin Ketagihan
Baris 25 085/P1/20/M
Untuk mengungkapkan rasa
sayang antara pasangan,
bukan dilihat dari luarnya
tapi kedua hati harus bisa
menyatu, dan untuk memulai
memadu cinta harus saling
memahami dan mengerti.
Gambar 20 sangat cocok
karena pihak cewe akan
sangat mengerti kebutuhan
batin pasangannya jika si
cewe yang mulai duluan,
untuk memberi kasih sayang
pada pasangannya dan nanti
akan dibalas kenikmatan
yang luar biasa oleh
pasangannya, lebih hot dan
111
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
selalu bikin ketagihan.
Jangan sampai gagal dalam
berorgasme karena akan
berakibat fatal
C.4. Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual
C.4.1. Sentuhan Erotis
C.4.1.1. Sentuhan Erotis
Baris 46 Sensualitas muncul ketika
124/P1/05/M terlihat pasangan tersebut
melakukan sentuhan erotis,
didukung dengan posisi
kedua pasangan, tangan lakilaki terlihat seperti membelai
bahu wanitanya. Dan busana
yang digunakan kedua
pasangan mendorong
keinginan untuk merasakan
kesenangan
C.4.1.2. Colekan – colekan
C.4.2. Berciuman
C.4.2.1. Cium
Baris 20 069/P1/29/M
Gambar ini menunjukkan
sepasang yang saling tidur
yang laki-laki di bawah dan
perempuan di atas. Di mana
seakan wanita ingin
berhubungan seks dengan
cara melakukan ciuman.
C.4.2.2. Kecupan – kecupan
C.4.2.3. Bibir Menyentuh Hidung
C.4.2.4. Cium Pipi dan Kening
C.4.2.5. Ciuman Bibir
C.5. Ekspresi Seksual
C.5.1. Mata Tertutup
C.5.1.1. Mata Tertutup
Baris 1 002/P1/05/M
Pakaian yang terbuka, tidak
ada senyuman padahal saling
beradu wajah, mata tertutup
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
seolah menahan gejolak
kelihatan sangat sensual.
C.5.1.2. Mata Terpejam
C.5.2. Ekspresi Seksual
C.5.2.1. Ekspresi Libido
C.5.2.2. Malu – malu tapi Mau
C.5.2.3. Pasrah
C.5.3.4. Mupeng
Baris 80 195/P1/14/M
Terlihat keduanya cowok dan
cewek yang sama-sama ingin
melakukan hubungan dengan
wajah yang
mupeng/sensual.
C.5.3.5. Mengekspresikan Keinginan
C.5.3.6. Tidak Ada Senyuman
C.5.3.7. Ekspresi Tergoda
C.5.3.8. Ekspresi Meminta Sesuatu
C.6. Menahan Gejolak gairah Seksual
C.6.1. Menahan Gejolak
C.6.1.1. Keseimbangan Gairah dan Cinta
C.6.1.2. Menahan Gejolak
Baris 1 002/P1/05/M
Pakaian yang terbuka, tidak
ada senyuman padahal saling
beradu wajah, mata tertutup
seolah menahan gejolak
kelihatan sangat sensual.
C.6.1.3. Tidak Vulgar
D. KETERTARIKAN FISIK
D.1. Bagian yang Menstimulas Gairah Seksual
D.1.1. Bagian yang Menstimulasi Gairah Seksual
113
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
D.1.1.1. Bagian Tubuh Terbuka
Baris 33 Gambar menunjuk bagian
100/P1/05/M tubuh yang terbuka dan
saling berdekatan
D.1.1.2. Bentuk Bibir
Baris 13 057/P1/01/M
Senyum yang tulus, cara
memandang, dan bentuk
bibir.
D.1.1.3. Daerah Sensitif
D.1.1.4. Ketertarikan Tubuh
Baris 81 196/P2/03/M
Sensualitas nampaknya lebih
ditujukan kepada kepuasan
seksual atau pemenuhan
kebutuhan biologis yang
didasari pada ketertarikan
tubuh lawan jenis.
D.1.1.5. Bagian Payudara
D.2. Pakaian Terbuka yang Menstimulasi gairah Seksual
D.2.1. Pakaian Terbuka yang Menstimulasi gairah Seksual
D.2.1.1. Pakaian Membuat Bergairah
D.2.1.2. Pakaian Seksi
D.2.1.3. Pakaian Terbuka
Baris 1 002/P1/05/M
Pakaian yang terbuka, tidak
ada senyuman padahal saling
beradu wajah, mata tertutup
seolah menahan gejolak
kelihatan sangat sensual.
D.2.1.4. Busana Mendorong Kesenangan
D.2.1.5. Menggunakan Selimut
D.2.1.6. Mengenakan Handuk
Baris 46 124/P2/25/M
Pada foto, terlihat lokasi di
kamar mandi, pasangan
wanitanya hanya memakai
handuk. Pasanganntya/lakilakinya menunjukkan ajakan
114
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
sehingga pasangan wanitanya
menunjukkan ekspresi
tergoda untuk kesenangan.
D.2.1.7. Tidak Mengenal Busana Utuh
D.2.1.8. Busana Tank top
D.2.1.9. Berpakaian Dalam
D.2.1.10. Pakaian Mandi
D.2.1.11. Pakaian yang Menggoda
D.2.1.12. Pakaian Minim
D.2.2. Tidak Mengenakan Pakaian (Telanjang)
D.2.2.1. Tidak Memakai Baju
D.2.2.2. Sedang Mandi
D.2.2.3. Membuka Baju
D.2.2.4. Prasangka Tidak Memakai Baju
Baris 8 049/P2/14/M
Karena si cewe mengenakan
handuk sehingga ada
perasaan prasangka si cewe
tidak memakai baju.
E. TEMPAT PRIVASI
E.1. Melibatkan Tempat Privasi
E.1.1. Setting Tempat
E.1.1.1. Tempat Tidur
Baris 62 Laki-laki dan perempuan itu
140/P1/08/M berada diatas tempat tidur
dan si perempuan menutupi
pakaiannya menggunakan
selimut atau sprei
E.1.1.2. Kamar Mandi
Baris 62 140/P2/14/M
Karena keduanya berada
didalam kamar mandi
dengan posisi si perempuan
seperti sedang menutupi
115
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
pandangan si laki-laki dengan
menggunakan handuk
E.1.1.3. Dalam Kamar
Baris 55 133/P3/08/M
Karena adanya kedua orang
berada dalam kamar, dalam
posisi tertutup oleh selimut
116
Download