PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Novia Oktaviani Wayangkau NIM : 109114166 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Syarat Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh: Novia Oktaviani Wayangkau NIM : 109114166 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 i PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKRIPSI STUDI GROUNDED THEORYTENTANG KONSEP SENSUALITAS Disusun Oleh: Dosen Fembimbing, $iswa \!'idyafrnoko, M.Psi runggul: 25 AUG ?01q 1l PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI SKRIPSI STUDI GROTINDED TITEON T TrcNTANG KONSEP SENSUALITAS Dlpersiapkan dan ditulis oleh : Novia Oktaviani S/ayangkau NIM: 1091 14166 Telah dipertahaalan di depan Panitia Penguji Tangan .-e4 2 1. 2, 3. Yogy?itarta ..2. lUG..' 5. 201 4 " Fakuhas Psikologi Universitas Sanata Dharma 111 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI MOTTO “Janganlah hendaknya kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4 : 6-7) “ The most important things you can give to anyone are attention, affection and appreciation” (Deepak Chopra) iv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk : Tuhan Yesus Kristus yang penuh kasih dan selalu memberikan jalan terbaik untuk kehidupan saya Bapak, Ibu, adik-adik dan keluarga saya yang selalu menjadi penyemangat dan sumber ketegaran saya Sahabat – sahabat, kerabat, dan teman – teman yang selalu mendukung saya dalam keadaan apapun Pasangan suami istri yang membutuhkan solusi untuk menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan mereka v PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah Yogyakarta, 22 Agustus 2014 Penulis, Novia Oktaviani Wayangkau vi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI GROUNDED THEORY STUDY ABOUT CONCEPT OF SENSUALITY Novia Oktaviani Wayangkau ABSTRACT Sensuality is a strong predictor of which contributed greatly to the quality relationship with partner especially the quality of intimate relationship and quality of sexual living. Sensuality involvement can improve the sexual life that influence marital satisfaction. However, only few data are discussed toward sensuality. Attempts to explain the word sensuality is still not satisfactory. Furthermore, the word sensuality is still considered to be overlapping and not have clear boundaries with the word erotic and sexuality. Therefore, this study is aimed to determine the clarity conceptual formulation of sensuality in the context of sexuality, especially sexual desire. This study use qualitative research method with Grounded Theory approach. The data used in this research are the documents research of intimacy and sensuality in sexual desire, which are the responses to the projection technique of verbal-written with interpretative technique by using 30 pictures as stimulus. Data collection was performed by adapting the projection technique of verbal-written with interpretative technique using pictures stimuli. This study was conducted to 236 respondent, they are 118 females and 118 males. The results of this study revealed that sensuality in sexual desire context is composed of five aspects: Emotional Interaction, Positive Emotions, Desire to Sexual Interactions, Physical Attractions, and Privacy Place. The results also show that concept of sensuality has a more spacious context of the word erotic and sexuality, so the use of the word sensuality can be distinguished with these words. Keywords : sensuality, concept of sensuality, sexuality context vii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS Novia Oktaviani Wayangkau ABSTRAK Sensualitas merupakan prediktor kuat yang berkontribusi besar pada kualitas hubungan dengan pasangan khususnya kualitas hubungan yang intim dan kualitas hubungan seksual. Keterlibatan sensualitas dapat meningkatkan kehidupan seksual yang berpengaruh pada kepuasan pernikahan. Akan tetapi, hanya sedikit data yang membahas mengenai sensualitas. Upaya untuk menjelaskan kata sensualitas masih belum memuaskan. Selain itu, kata sensualitas masih dianggap tumpang tindih dan belum memiliki batasan yang jelas dengan kata erotis dan seksualitas. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kejelasan rumusan konseptual sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory. Data yang digunakan merupakan dokumen data penelitian keintiman dan seksualitas dalam hasrat seksual, yang berupa respon teknik proyeksi secara verbal-tertulis dengan teknik interpretatif dengan menggunakan 30 foto sebagai stimulus. Penelitian ini dilakukan pada 236 responden, 118 subjek wanita dan 118 subjek pria. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa sensualitas dalam konteks seksualitas terdiri dari 5 aspek yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi Seksual, Ketertarikan Fisik, dan Tempat Privasi. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa konsep sensualitas memiliki konteks yang lebih luas dari kata erotis dan seksualitas, sehingga penggunaan kata sensualitas dapat dibedakan dengan kata-kata tersebut. Kata kunci : sensualitas, konsep sensualitas, konteks seksualitas viii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Novia Oktaviani Wayangkau NIM : 109114166 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, karya ilmiah yang berjudul : STUDI GROUNDED THEORY TENTANG KONSEP SENSUALITAS beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau di media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 22 Agustus 2014 Yang menyatakan, (Novia Oktaviani Wayangkau) ix PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah membimbing dan menyertai saya dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Studi Grounded Theory tentang Sensualitas”. Berkat kebaikanNya saya diizinkan untuk menulis dan menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu langkah penulis dalam menuntut ilmu dan pembelajaran. Bagi saya, selama mengerjakan skripsi terdapat banyak pengalaman yang menantang, menyenangkan, dan menginspirasi. Skripsi ini tidak dapat diselesaikan dengan baik tanpa dukungan, kerjasama, bimbingan, dan konstribusi dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, saya ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Allah Roh Kudus yang memberikan berkat, bimbingan, dan sumber kekuatan dalam setiap langkah yang saya tempuh selama ini. 2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M. Psi., selaku dosen pembimbing skripsi yang memberikan arahan, dukungan, kesempatan belajar, dan menjadi teladan bagi saya. 3. Mbak Haksi selaku asisten pembimbing skripsi yang memberikan semangat dan dukungan dalam mengerjakan skripsi. 4. Ibu Lusia Pratidarmanastiti M. Si., selaku dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan semangat, masukan, nasihat, dan teladan bagi saya. x PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5. Ibu Monica Eviandaru M. App. Psych., yang sempat menjadi dosen pembimbing akademik saya. Terimakasih atas dukungan, kerjasama, teladan, dan inspirasi yang diberikan bagi saya. 6. Seluruh dosen Fakultas Psikologi yang telah membimbing dan berbagi ilmu baik di dalam perkuliahan maupun di luar perkuliahan. 7. Seluruh karyawan Faklutas Psikologi (Mas Gandung, Bu Nanik, Mas Muji, Mas Doni, dan Pak Gi) atas bantuan dalam bidang administrasi, teknis, dan kebaikannya selama ini. 8. Kedua orang tua, Joppye Onesimus Wayangkau dan Istriyani Nur Hidayati yang selalu menjadi sumber semangat dan selalu memberi dukungan, semangat, nasihat, inspirasi dan doa bagi saya. 9. Ketiga adik-adik saya, Dek Vita, Dek Tina, Dek Zandonna yang selalu memberikan semangat dan menjadi penghibur dalam suka dan duka. 10. Sahabat – sahabat saya, Rizky, Tasha, Rahma, Rani, dan Mba Kiky Herdia atas segala dukungan, doa, kerjasama, dan kesedian dalam menemani saya ketika senang dan sedih. 11. Teman – teman kepompong, Regina, Disti, Uli, Mega, Aning, Martha, dan Sheila yang memberikan keceriaan dan warna dalam kehidupan saya. 12. Teman – teman yang membantu analisis dalam penelitian ini (Mba Ria, Mba Lana, dan Regina) atas pertolongan dan kesediaannya dalam meluangkan waktu membantu saya menyelesaikan skripsi. xi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 13. Teman – teman bimbingan Pak Siswa, Mba Martha, Mba Lana, Mas Baskoro, Mba Dita, Dita, Fiona, Didi, Vero, dan Vinda atas kerjasama, masukan, dan kebersamaan selama ini. 14. Para responden yang sudah bersedia berkonstribusi untuk meluangkan waktu, pemikiran, dan kerjasama dalam skripsi ini. 15. Semua pihak yang berkonstribusi dalam penyelesaian skripsi dan studi saya atas doa, dukungan dan kerjasama selama ini. Yogyakarta, 22 Agustus 2014 Penulis xii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.................................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .................................................................................... iii HALAMAN MOTTO ................................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................. v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................... vi ABSTRACT ................................................................................................................ vii ABSTRAK ............................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .............................. ix KATA PENGANTAR ................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................................ xiii DAFTAR TABEL .................................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ......................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5 C. Tujuan Peneltian ....................................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 7 A. Sensualitas ................................................................................................. 7 1. Definisi Sensualitas ............................................................................ 7 2. Bentuk Perilaku Sensualitas ............................................................ 10 3. Bentuk Emosi dalam Sensualitas ..................................................... 12 xiii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4. Manfaat Sensualitas.......................................................................... 14 B. Dinamika Konseptual ............................................................................. 15 BAB III METODELOGI PENELITIAN .................................................................. 20 A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 20 B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 21 C. Subjek Penelitian .................................................................................... 22 D. Metode Pengambilan Data ..................................................................... 25 E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 30 F. Teknik Analisa Data ............................................................................... 30 1. Organisasi Data ................................................................................. 30 2. Koding dan Analisis Data ................................................................. 31 a. Open Coding ................................................................................. 31 b. Axial Coding ................................................................................. 32 c. Selective Coding ........................................................................... 33 G. Keabsahan Data ...................................................................................... 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 38 A. Pelaksanaan ............................................................................................ 38 B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 38 1. Data Demografis Subjek Penelitian .................................................. 38 2. Deskripsi Hasil .................................................................................. 41 a. Sensualitas Wanita ......................................................................... 42 b. Sensualitas Pria .............................................................................. 52 C. Pembahasan ............................................................................................ 64 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 73 A. Kesimpulan ............................................................................................. 73 xiv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Kekuatan Penelitian................................................................................ 74 C. Kelemahan Penelitian ............................................................................. 75 D. Saran ....................................................................................................... 75 1. Peneliti Selanjutnya .......................................................................... 75 2. Pasangan Suami - Istri ..................................................................... 76 3. Psikolog, Lembaga Perkawinan, dan Konselor Perkawinan ............ 76 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 78 LAMPIRAN .............................................................................................................. 81 xv PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR TABEL Tabel I. Data Demografis Subjek Penelitian .................................................... 39 Tabel II. Kategori dalam Interaksi Emosional Wanita...................................... 42 Tabel III. Kategori dalam Emosi Positif Wanita ................................................. 46 Tabel IV. Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Wanita ......................... 47 Tabel V. Kategori dalam Ketertarikan Fisik Wanita ......................................... 50 Tabel VI. Kategori dalam Tempat Privat Wanita ............................................... 51 Table VII. Kategori dalam Interaksi Emosional Pria ............................................ 52 Tabel VIII. Kategori dalam Emosi Positif Pria ...................................................... 56 Table IX. Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Pria .............................. 58 Table X. Kategori dalam Ketertarikan Fisik Pria............................................... 62 Tabel XI. Kategori dalam Tempat Privat Pria ..................................................... 63 xvi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Inform Consent ..................................................................................... 82 Lampiran 2. Lembar Data Pribadi Responden. ......................................................... 83 Lampiran 3. Lembar Penilaian .................................................................................. 86 Lampiran 4. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Wanita ............................ 91 Lampiran 5. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Pria ............................... 102 xvii PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, konstruk mengenai kepuasan hubungan sedang mendapat perhatian khusus dalam dunia literatur (Rosen & Bachmann, 2008 dalam Meana 2010). Berkaitan dengan hal tersebut, sensualitas merupakan prediktor kuat yang memberikan konstribusi besar pada kualitas hubungan yang intim dan kualitas hubungan seksual (Hansson & Ahlborg, 2011) yang berkaitan erat dengan kepuasan hubungan khususnya kepuasan hubungan pernikahan (Lawrence, Pederson, Bunde, Barry & Brock, Fazio, Mulryan, Hunt, Madsen, dan Dzankovic, 2008). Marta Meana (2010) juga mengungkapkan bahwa sensualitas berkaitan dengan hasrat seksual seseorang dan berpengaruh pada kehidupan seksual orang tersebut. Selain itu, sensualitas dapat digunakan sebagai solusi bagi seseorang yang kehilangan hasrat seksual untuk mencapai kepuasan hubungan dengan pasangan. Namun, Meana juga sangat menyayangkan bahwa hanya sedikit data yang membahas mengenai sensualitas. Jika penelitian mengenai sensualitas memenuhi kebutuhan, sangat diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi peneliti lain dan pasangan suami istri untuk menggunakan konsep sensualitas dalam membentuk dan memelihara kepuasan hubungan, khususnya di dalam pernikahan (Lawrence, et.al., 2008). Selain itu, temuan konsep sensualitas juga dapat 1 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2 membantu peneliti lain untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan usaha meningkatkan dan membuat kehidupan seksual menjadi lebih baik (Joanning & Keoughan, 2005), meningkatkan kepuasan pernikahan (Lawrence, et.al. 2008), dan membentuk keintiman sebuah hubungan (Hansson & Ahlborg, 2011). Kepuasan dalam hubungan dalam pernikahan salah satunya dapat ditandai dengan adanya kualitas hubungan seksual yang baik (Joanning & Keoughan, 2005). Hal ini ditunjukkan dengan adanya kedekatan emosi, keintiman, komunikasi yang baik dengan pasangan (Lawrence, 2008). Selain itu, seseorang dapat menyampaikan ekspresi emosi kepada pasangan, memiliki sikap yang baik ketika berhubungan seksual, membuat pasangan senang dengan perilaku seksual yang dilakukan, dan memiliki keintiman seksual dengan pasangan (Joanning & Keoughan, 2005). Akan tetapi, hingga saat ini upaya untuk menjelaskan kata sensualitas masih belum memuaskan. Ditinjau dari sudut pandang keterlibatan alat indra tubuh, Kamus Besar Bahasa Indonesia Online (2014) menuliskan bahwa “sensualitas adalah segala sesuatu yang mengenai badani bukan rohani”. Sensualitas juga diartikan sebagai kesadaran seseorang akan indra yang dimiliki baik sentuhan, perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan juga pemikiran yang dapat menimbulkan rasa senang melalui indraindra tersebut (Gomez, 2012). Dengan mendefinisikan sudut pandang sensualitas yang sebagai berbeda, Lichtenberg bentuk-bentuk dukungan (2008) yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3 ditunjukkan melalui persetujuan pengasuh terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kesenangan sensasi tubuh dan fantasi. Sensualitas juga dianggap sebagai kenikmatan yang ditujukkan pada perasaan tertentu yang berkaitan dengan kesenangan yang muncul karena adanya perilaku pengasuh yang menenangkan dan mengekspresikan perasaan mereka kepada anak, dan anak akan menggunakan interaksi tersebut untuk menenangkan dirinya sendiri (Lazar dan Lichtenberg, 2003). Dalam pendekatan lain, Joanning dan Keoughan, Kenedy, Grov, dan Parsons mencoba untuk memisahkan antara sensualitas dan seksualitas. Joanning dan Keoughan (2005) menyampaikan bahwa sensualitas diartikan sebagai keintiman fisik secara non-seksual dengan orang lain termasuk kepekaan terhadap hasrat tubuh untuk dirangsang dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan senang. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sensualitas dan seksualitas adalah hal yang berbeda, dimana sensualitas mengarah kepada kesenangan yang berasal dari alat indra, sedangkan seksualitas merupakan ketertarikan dan hasrat pada aktivias seksual. Namun, bertolak belakang dengan Joanning dan Keoughan (2005), dan Kenedy et.al. (2010), Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) mengungkapkan bahwa sensualitas adalah “the enjoyment, expression, or pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang artinya sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 4 Di sisi lain, makna kata sensualitas yang dituliskan dalam Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) memiliki makna yang hampir sama dengan makna kata erotis yang juga dituliskan oleh sumber yang sama, yaitu “relating to or tending to arouse sexual desire or excitement” yang artinya erotis adalah yang berhubungan dengan atau cenderung mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual. Menurut Ratna Batara Munti (2005), kata sensualitas dan erotis memang belum memiliki batasan yang jelas sejauh ini. Dengan demikian, ada kemungkinan penggunaan kata sensualitas dan erotis dapat digunakan untuk mewakili makna yang sama. Hal ini juga didukung oleh Cristina L. H. Traina (2011) dalam bukunya berjudul “Erotic Attunement : Parenthood and the Ethics of Sensuality between Unequals” yang mengungkapkan bahwa seringkali sensualitas, seksualitas, dan erotis dimaknai sebagai hal yang sama atau tumpang tindih. Hal ini cukup mengungkapkan bahwa kerangka konseptual tentang sensualitas masih belum jelas. Berangkat dari alasan-alasan yang telah di uraikan di atas, peneliti bermaksud untuk mencari dan menemukan kepastian dan kejelasan rumusan kerangka konseptual mengenai konstruk sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Di sisi lain, penelitian ini juga merupakan bagian dari penelitian yang lebih besar mengenai konstruk keintiman dan sensualitas dalam Hasrat Seksual yang diprakarsai oleh peneliti utama yaitu C. Siswa Widiatmoko, M. Psi. Dengan demikian, peneliti sebagai asisten penelitian menggunakan kesempatan ini sebagai PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 5 peluang untuk mengisi kekosongan literatur mengenai konstruk kepuasan hubungan khususnya kontruk sensualitas dalam konteks seksualitas. Selain itu, peneliti juga berusaha untuk memenuhi tawaran penelitian mengenai pengembangan konsep multiple dyadic skills yaitu sebuah konsep tentang 5 tipe faktor resiko dan faktor protektif yang mempengaruhi kepuasan pernikahan yang dikemukakan oleh Jacobson & Weiss (dalam Lawrence, et. al. 2008). Salah satu konsepnya adalah sensualitas, yang dapat digunakan untuk mencegah stress dalam pernikahan dan menjaga kepuasan dalam hubungan pernikahan (Lawrence, et.al. 2008). Dengan demikian, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat membantu program-program untuk meningkatkan kualitas hubungan pasangan termasuk kualitas hubungan seksual (Joanning & Keoughan, 2005). B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka timbul pertanyaan, bagaimanakah rumusan konseptual tentang sensualitas dalam konteks seksualitas? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kejelasan rumusan konseptual tentang sensualitas dalam konteks seksualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI D. 6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat mengisi kekosongan literatur mengenai sensualitas, dan dapat menambah wacana baru tentang sensualitas yang berkaitan dengan konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti lain yang fokus pada bidang kepuasan relasi untuk mengembangkan program-program yang berkaitan dengan sensualitas demi meningkatkan kepuasan hubungan seksual dengan pasangan. Secara khusus bagi pasangan suami-istri, diharapkan hasil penelitian ini dapat membantu pasangan untuk meningkatkan kehidupan seksual dan kepuasan relasi di dalam pernikahan. Bagi psikolog, lembaga perkawinan, dan konselor perkawinan, hasil penelitian ini dapat menambah wacana dan pengetahuan untuk membantu pasangan suami-istri menjaga dan meningkatkan kualitas hubungan pernikahan mereka. Khususnya bagi pasangan yang mengalami permasalahan pada kehidupan seksual mereka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SENSUALITAS 1. Definisi Sensualitas Kamus Besar Bahasa Indonesia (2011) menuliskan bahwa “sensualitas adalah segala sesuatu yg mengenai badani bukan rohani”. Sensualitas juga diartikan sebagai kesadaran seseorang akan indra yang dimiliki baik sentuhan, perasa, penciuman, pendengaran, penglihatan dan juga pemikiran yang dapat menimbulkan rasa senang melalui indra-indra tersebut (Gomez, 2012). Lichtenberg (2008) mendefinisikan sensualitas sebagai bentukbentuk dukungan yang ditunjukkan melalui persetujuan pengasuh terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kesenangan sensasi tubuh dan fantasi. Sensualitas juga dianggap sebagai kenikmatan yang ditujukkan pada perasaan tertentu yang berkaitan dengan kesenangan yang muncul karena adanya perilaku pengasuh yang menenangkan dan mengekspresikan perasaan mereka kepada anak, dan anak akan menggunakan interaksi tersebut untuk menenangkan dirinya sendiri (Lazar dan Lichtenberg, 2003). Joanning dan Keoughan (2005) menyampaikan bahwa sensualitas diartikan sebagai keintiman fisik secara non-seksual dengan orang lain termasuk kepekaan terhadap hasrat tubuh untuk 7 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 8 dirangsang dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan senang. Seksualitas melibatkan aktivitas sensual, tetapi tidak semua aktivitas sensual adalah seksual. Joanning dan Keoughan (2005) juga menambahkan bahwa sensualitas tidak terbatas hanya dapat dilakukan di tempat tidur, sofa, atau mobil. Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan bahwa sensualitas dan seksualitas adalah hal yang berbeda, dimana sensualitas mengarah kepada kesenangan yang berasal dari alat indra, sedangkan seksualitas merupakan ketertarikan dan hasrat pada aktivitas seksual. Namun, disisi lain Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) mengungkapkan bahwa sensualitas adalah “the enjoyment, expression, or pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang artinya sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual. Seperti yang diungkapkan penulis di bab sebelumnya, definisi tentang sensualitas masih belum memuaskan. Kata sensualitas ternyata masih memiliki kemiripan dengan kata-kata lain seperti erotisme dan seksualitas, sehingga seringkali dimaknai sebagai hal yang sama (Traina, 2011). Ratna Batara Munti (2005) juga menegaskan bahwa kata sensualitas dan erotisme masih belum memiliki batasan yang jelas, sehingga tidak menutup kemungkinan kata-kata tersebut dimaknai sebagai hal yang tumpang tindih. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 9 Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (2014), erotisme adalah “relating to or tending to arouse sexual desire or excitement” yang artinya erotis adalah yang berhubungan dengan atau cenderung mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual. Definisi ini hampir sama dengan definisi kata sensualitas yang juga diartikan dalam sumber yang sama. KBBI Online (2014) menyatakan bahwa seksualitas adalah “ciri, sifat, atau peranan seks; dorongan seks; kehidupan seks”. Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) mengartikan seksualitas sebagai “capacity for sexual feeling”, yang artinya kapasitas untuk perasaan seksual. Seksual berarti “relating to the instincts, physiological precesses, and activities connected with physical attraction or intimate physical contact between individuals”, yang artinya berkaitan dengan insting, proses fisiologis, dan aktifitas yang berkaitan dengan ketertarikan fisik atau kontak fisik yang intim antara individu (Kamus Bahasa Inggris Oxford Online, 2014). Definisi seksualitas tersebut juga hampir sama dengan definisi sensualitas yaitu “the enjoyment, expression, or pursuit of physical, especially sexual, pleasure”, yang artinya sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual (Kamus Bahasa Inggris Oxford Online, 2014). Walaupun definisi sensualitas belum jelas, namun sensualitas masih memiliki kekhususan yang dapat dibedakan dengan kata-kata PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 10 yang dianggap tumpang tindih seperti erotisme atau seksualitas. Dapat disimpulkan bahwa definisi-definisi tentang sensualitas selalu mengarah kepada perasaan senang yang dirasakan seseorang karena adanya kontak fisik. 2. Bentuk Perilaku Sensualitas Berdasarkan lima tipe perilaku yang berpotensi sebagai faktor resiko dan faktor protektif dalam penelitian perilaku relasi dan kepuasan pernikahan oleh Lawrence et. al. (2008) diungkapkan bahwa bentuk perilaku sensualitas, yaitu : a. Menyentuh (Touching) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) (2011), menyentuh berarti “menyinggung sedikit; menjamah”. b. Memeluk (Hugging) Menurut KBBI (2011), memeluk berarti meraih seseorang ke dalam dekapan kedua tangan yang dilingkarkan; mendekap. c. Memeluk dengan Penuh Kasih Sayang (Cuddling) Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014), cuddling berarti “hold close in one’s arms as a way of showing love or affection”, yang artinya berpegangan erat pada lengan seseorang sebagai cara untuk memperlihatkan cinta dan perasaan. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI d. 11 Memijat (Massage) Memijat memiliki arti menekan dengan jari, memencet; mengurut bagian tubuh untuk melemaskan otot sehingga peredaran darah lancar (dalam KBBI, 2011). e. Perhatian (Caring) Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014), perhatian adalah “displaying kindness and concern for other”, yang artinya memperlihatkan kebaikan dan mengutamakan orang lain. Selain menyampaikan empat bentuk perilaku di atas yaitu menyentuh (touching), memeluk (hugging), memeluk dengan penuh kasih sayang (cuddling) , dan memijat (massage), Joanning dan Keoughan (2005) juga menambahkan perilaku berpegangan tangan dan membelai atau mengelus pasangan sebagai bentuk perilaku sensualitas. Berdasarkan KBBI (2011), berpegangan tangan adalah “saling memegang tangan dan membelai memiliki arti mengusap-usap disertai kata-kata manis dan sebagainya untuk membujuk”. Hansson dan Ahlborg (2011) menyebutkan berciuman sebagai salah satu bentuk perilaku sensualitas selain memeluk dan cuddling. KBBI (2011) menuliskan bahwa berciuman adalah “saling melekatkan bibir atau hidung; bersentuhan antara bagian depan dua benda”. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 12 Lichtenberg (2008) mengungkapkan bahwa bentuk perilaku sensualitas dapat terlihat melalui proses menyusui ibu kepada anaknya. Ketika seorang bayi sedang menangis dan kemudian sang ibu menggendong bayi, maka tangisan berubah menjadi rengekan. Ibu juga akan memberikan senyuman dan bayi akan menjadi lebih tenang. Menurut Lichtenberg kontak fisik yang terjadi antara ibu dan bayi membuat bayi menjadi lebih tenang. Dapat disumpulkan bahwa bentuk-bentuk perilaku menonjol yang muncul dalam konstruk sensualitas yaitu tindakan yang berupa kontak fisik dengan pasangan. 3. Bentuk Emosi dalam Sensualitas Joanning dan Keoughan (2005) mengungkapkan bahwa terdapat beberapa emosi positif yang terkait di dalam sensualitas, diantaranya : a. Senang (Pleasure) Senang adalah perasaan puas dan lega, tanpa rasa susah dan kecewa; betah; berbahagia (tidak ada sesuatu yang menyusahkan, tidak kurang suatu apapun dalam hidupnya; suka; gembura; dalam keadaan baik (kesehatan, kenyamanan, dan sebagainya) (dalam KBBI, 2011). Selain Joanning dan Keoughan, Kennedy et. al. (2010) juga menyatakan bahwa perasaan senang adalah emosi yang terdapat dalam sensualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI b. 13 Cinta (Love) Menurut KBBI (2011), cinta dapat diartikan sebagai perasaan suka sekali, sayang benar; kasih sekali; terpikat (antara laki-laki dan perempuan) c. Intim (Intimate) Menurut KBBI (2011), intim merupakan perasaan yang akrab, karib, dan rapat. Joanning dan Keoughan mengungkapkan bahwa rasa intim yang dirasakan dalam sensualitas lebih kepada rasa intim secara fisik. Hal ini juga didukung oleh Evers (2010) dalam jurnalnya yang berjudul Intimacy, Sport and Young Refugee Men. d. Nyaman (Comfort) Nyaman merupakan “the easing or alleviation of a person’s feelings of grief or distress”, yang artinya keringanan dan kurangnya perasaan sedih dan tertekan pada seseorang (Kamus Bahasa Inggris Oxford Online, 2014). Selain perasaan senang, Lichtenberg (2008) menyatakan bahwa perasaan yang muncul dalam sensualitas adalah perasaan shame. Shame adalah sebuah emosi yang memiliki pengaruh untuk menumpulkan inisiatif dan membatasi rasa tertarik dan kegembiraan seseorang. Shame juga merupakan emosi yang dapat aktif ketika apapun alasannya, inisiatif seseorang ditumpulkan, dan rasa tertarik PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI dan gembira dibatasi. 14 Menurut Lichtenberg, sensualitas dan seksualitas dapat dibedakan berdasarkan perasaan shame. Dengan demikian, Lichtenberg menyatakan bahwa sensualitas adalah bentuk – bentuk dukungan dari pengasuh terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kenikmatan sensasi tubuh, dengan cara memberi persetujuan. Sedangkan seksualitas adalah tidak adanya dukungan terhadap perilaku anak yang berkaitan dengan kenikmatan sensasi tubuh dengan cara melarang perilaku tersebut. Segala bentuk persetujuan dan larangan dilandasi oleh emosi shame yang dibentuk oleh nilai-nilai dalam budaya tertentu. Dapat disimpulkan bentuk emosi yang terdapat pada konstruk sensualitas adalah perasaan – perasaan positif seseorang kepada pasangan. Perasaan yang paling menonjol dalam sensualitas yaitu perasaan senang. 4. Manfaat Sensualitas Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joanning dan Keoughan (2005), sensualitas memiliki manfaat yang sangat penting bagi pasangan, yaitu : a. Meningkatkan kualitas hubungan pasangan suami-istri b. Meningkatkan dan menjadikan kehidupan seksual lebih baik c. Meningkatkan kepuasan seksual pasangan suami-istri PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 15 Manfaat lain juga dipaparkan oleh Lawrence et. al. (2008), yaitu a. Meningkatkan kesenangan seksual melalui kesadaran fisik dan kenyamanan fisik secara seksual bersama pasangan b. Membantu membentuk dan memelihara kepuasan hubungan pasangan suami-istri c. Mencegah stress dalam pernikahan d. Meningkatkan kepuasan pernikahan Menurut Hansson dan Ahlborg (2011), sensualitas memberikan manfaat dalam; B. a. Membentuk kualitas keintiman sebuah hubungan b. Membentuk kualitas hubungan seksual DINAMIKA KONSEPTUAL Menurut Tiefer (2009) (dalam Meana, 2010), respon seksual manusia sangat luas dan kaya. Akan tetapi, salah satu kontruk yang sering diabaikan dari penelitian-penelitian selama ini terutama dalam penelitan yang berkaitan dengan penelitian seks adalah fenomena dorongan kesenangan atau kenikmatan yang dituliskan dengan kata erotisme (Meana, 2010). Akan tetapi, jika ditilik kembali mengenai definisi erotisme yang dimaksud, makna tersebut juga dapat diartikan sebagai sensualitas. Terdapat kemungkinan bahwa penggunaan kata erotis masih tumpang tindih dengan sensualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 16 Walaupun kata sensualitas masih digunakan tumpang tindih dengan kata lain, sensualitas merupakan prediktor kuat yang memberikan konstribusi besar pada kualitas hubungan yang intim dan kualitas hubungan seksual (Hansson & Ahlborg, 2011) yang berkaitan erat dengan kepuasan hubungan khususnya kepuasan hubungan pernikahan (Lawrence et.al., 2008). Saat ini diketahui bahwa konstruk kepuasan hubungan sedang mendapatkan perhatian khusus dalam dunia literasi (Rosen & Bachmann, 2008 dalam Meana, 2010). Meana (2010) juga mengungkapkan bahwa sensualitas berkaitan dengan hasrat seksual seseorang dan berpengaruh pada kehidupan seksual orang tersebut. Sensualitas dapat digunakan sebagai solusi bagi seseorang yang kehilangan hasrat seksual untuk mencapai kepuasan hubungan dengan pasangan. Namun, Meana juga sangat menyayangkan bahwa penelitian tentang sensualitas belum memuaskan dan sering diabaikan. Pada penelitian tentang sensualitas sebelumnya, sudut pandang pemahaman Lichtenberg mengenai sensualitas cukup berbeda dengan peneliti-peneliti lain. Lichtenberg (2008) menyatakan bahwa pemahamannya mengenai perbedaan sensualitas dan seksualitas berdasarkan perasaan shame diperoleh berdasarkan pengamatan secara umum dan skema klinis. Lichtenberg menggunakan pendekatan psikoanalitis terhadap sebuah fenomena interaksi bayi dan pengasuhnya (terutama ibu) ketika proses menyusui pertama kali dan menuju ke cinta romatis dan gairah pada kehidupan saat dewasa. Bagi Lichtenberg, observasi terhadap fenomena PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 17 tersebut merupakan titik awal untuk menguraikan teori yang sudah ada supaya dapat melihat sensualitas dan seksualitas dengan sudut pandang yang lebih segar (Lichtenberg, 2008). Akan tetapi, nampaknya pemahaman sensualitas yang dikemukakan oleh Lichtenberg belum dapat mewakili penggunaan kata sensualitas secara umum dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Oleh sebab itu, diperlukan adanya pengembangan teoritis atau konseptual mengenai kepastian konsep sensualitas terutama dalam konteks seksualitas. Selain itu, perlu adanya pengembangan penelitian tentang sensualitas dengan menggunakan metode yang lebih tepat yaitu dengan menggunakan metode yang mengumpulkan data yang berupa pandangan masyarakat yang ada di lapangan. Dengan demikian, hasil temuan mengenai konsep sensualitas dapat sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan seharihari, dan dapat dipahami dan diterima bukan hanya untuk peneliti atau orang-orang yang berpartisipasi dalam penelitian, tetapi bagi semua orang. Jika temuan data sensualitas yang diperoleh melalui data lapangan cukup luas, hal tersebut dapat diterapkan pada konteks yang terkait dengan fenomena sensualitas, seperti kepuasan pernikahan, atau kepuasan hubungan dengan pasangan, tetapi secara khusus yaitu kepuasan hubungan seksual melalui hasrat seksual. Selain itu, melalui cara ini juga dapat menjelaskan karakteristik-karakteristik sensualitas yang dapat dijadikan sebagai kontrol atas perilaku seseorang yang menunjukkan konstruk sensualitas dalam konteks seksualitas (Straus & Corbin, 2009; Creswell, 2007). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 18 Dengan demikian, diperlukan metode atau cara pengumpulan data yang dapat membentuk rumusan konsep dan karakteristik mengenai sensualitas. Melalui metode tersebut diharapkan konsep tentang sensualitas yang belum diidentifikasi dengan jelas dan belum tersusun secara konseptual secara umum dapat dibangun dan dikembangkan. Metode yang dimaksud adalah metode kualitatif khususnya metode Grounded Theory (Straus & Corbin, 2009; Creswell, 2007). Menurut Strauss dan Corbin (2009), pendekatan metode grounded theory dapat menghasilkan rumusan teori tentang realitas yang diteliti, menghasilkan konsep-konsep, menghasilkan hubungan antar-konsep, dan pengujian sementara tentang konsep yang diteliti. Grounded theory juga bersifat induktif, dengan kata lain metode ini membangun dan menyusun teori atau konsep suatu konstruk melalui pengumpulan data dari lapangan. Sehingga teori atau konsep yang dibangun sesuai dan menggambarkan realitas konstruk yang diteliti (Creswell, 2007). Peneliti juga merancang metode yang digunakan untuk mengumpulkan data agar hasil yang diperoleh lebih representatif. Metode pengumpulan data yang dimaksud yaitu metode yang mengadaptasi teknik proyektif. Metode proyektif memiliki kelebihan untuk mengungkapkan pikiran alam bawah sadar atau pikiran yang tersembunyi yang tidak dapat diungkapkan dalam situasi wajar (Friedenberg, 1995). Bagi masyarakat Indonesia, hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas masih dianggap tabu dan tidak pantas oleh masyarakat (Holzner & Oetomo, 2004). Melalui PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 19 metode ini diharapkan dapat mengungkapkan pikiran terdalam subjek penelitian mengenai konstruk sensualitas dalam konteks seksualitas. Rancangan alat yang akan digunakan dalam metode pengumpulan data ini yaitu berupa foto – foto pasangan heteroseksual yang berpotensi untuk memberikan stimulus ambigu pada subjek penelitian tentang sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Gambar foto pasangan heteroseksual bertujuan untuk mempermudah subjek penelitian menggambarkan makna sensualitas dalam konteks hasrat seksual dibandingkan menggunakan gambar personal atau homoseksual (Chivers, 2005; 2010). Berdasarkan uraian di atas, peneliti berharap dengan menggunakan metode penelitian adaptasi teknik proyektif melalui metode Grounded Theory dapat mengungkapkan kepastian dan kejelasan konsep sensualitas secara nyata dan respresentatif. Karena temuan konsep sensualitas yang diperoleh sesuai dengan pikiran terdalam dari setiap subjek penelitian (Friedenberg, 1995) dan diperoleh dari data lapangan yang dikumpulkan secara sistematis dan dianalisis melalui proses penelitian (Strauss & Corbin, 1998). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Grounded Theory. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk menyelidiki area tentang hal-hal yang masih sedikit diketahui atau yang sudah banyak diketahui untuk menambah pemahaman baru (Stren, 1980 dalam Strauss & Corbin, 1998). Pendekatan Grounded Theory merupakan pendekatan metode penelitian kualitatif yang digunakan untuk membentuk teori yang diperoleh dari data di lapangan, dikumpulkan secara sistematis, dan dianalisis melalui proses penelitian (Strauss & Corbin, 1998). Data yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu persepsi atau pandangan masyarakat mengenai konsep sensualitas. Penelitian ini bertujuan untuk membangun konsep atau teori mengenai konstruk sensualitas melalui persepsi-persepsi masyarakat yang diperoleh dari lapangan, sehingga konsep tentang sensualitas yang belum teridentifikasi dengan jelas dan belum tersusun secara konseptual secara umum dapat dibangun dan dikembangkan. Dengan demikian, diperlukan metode atau cara pengumpulan data yang dapat membentuk rumusan konsep dan karakteristik mengenai sensualitas. Melalui metode tersebut diharapkan konsep tentang sensualitas yang belum diidentifikasi dengan jelas dan belum tersusun secara konseptual secara umum dapat dibangun 20 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 21 dan dikembangkan. Metode yang dimaksud adalah metode kualitatif khususnya metode Grounded Theory (Straus & Corbin, 2009; Creswell, 2007). Creswell (2007) menyatakan bahwa pendekatan kualitatif yang paling baik untuk membangun konsep atau teori berdasarkan pandangan subjek penelitian adalah pendekatan Grounded Theory. Oleh sebab itu, peneliti menganggap bahwa pendekatan ini adalah yang paling tepat untuk membangun rumusan konseptual konstruk sensualitas berdasarkan persepsi atau pandangan masyarakat tentang konstruk tersebut. Menurut Strauss dan Corbin (2009), pendekatan metode grounded theory dapat menghasilkan rumusan teori tentang realitas yang diteliti, menghasilkan konsep-konsep, menghasilkan hubungan antar-konsep, dan pengujian sementara tentang konsep yang diteliti. Grounded theory juga bersifat induktif, dengan kata lain metode ini membangun dan menyusun teori atau konsep suatu konstruk melalui pengumpulan data dari lapangan. Sehingga teori atau konsep yang dibangun sesuai dan menggambarkan realitas konstruk yang diteliti (Creswell, 2007) B. FOKUS PENELITIAN Penelitian ini secara khusus ingin mengetahui kejelasan konsep sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Diketahui bahwa kontruk sensualitas berkaitan dengan hasrat seksual seseorang yang nantinya akan mempengaruhi kepuasan kehidupan seksual seseorang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 22 (Meana, 2010). Sensualitas juga diketahui sebagai prediktor kuat yang berperan dalam kualitas hubungan seksual dengan pasangan (Hansson & Ahlborg, 2011). Akan tetapi, sangat disayangkan masih terdapat ketidakjelasan konsep mengenai sensualitas. Sensualitas masih memiliki makna yang tumpang tindih dengan kata lain seperti erotisme dan seksualitas, sehingga penggunaan kata-kata tersebut seringkali digunakan untuk mewakili makna yang sama (Munti, 2005; Traina, 2011). Selain itu, data yang membahas mengenai sensualitas masih sedikit (Meana, 2010). Dengan demikian, sangat diperlukan penelitian untuk mengetahui konsep dan karakteristik tentang sensualitas. Dengan meneliti kepastian konsep dan karakteristik tentang sensualitas dalam konteks seksualitas, maka hasil penelitian tersebut akan menggambarkan uraian kerangka dan rumusan konseptual tentang sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual dengan lebih jelas yang diorganisasikan melaui skema teoritis (Strauss & Corbin, 1998). C. SUBJEK PENELITIAN Menurut Strauss dan Corbin (1998), metode pengambilan sampel yang sesuai untuk penelitian dengan pendekatan grounded theory yaitu theoretical sampling atau pengambilan sampel teoritis. Theoretical sampling adalah proses pengambilan data yang dikendalikan oleh konsepkonsep atau pemahaman-pemahaman teoritis yang muncul dan berkembang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 23 sejalan dengan pengambilan data itu sendiri (Poerwandari, 2005). Theoretical sampling merupakan proses pengumpulan data yang didorong oleh konsep-konsep yang berasal dari teori yang berkembang dan didasari oleh konsep “membuat perbandingan”, yang bertujuan untuk memaksimalkan peluang dalam menemukan keragaman diantara konsepkonsep dan dapat memadatkan kategori-kategori ke dalam karakteristik dan dimensi-dimensi (Strauss & Corbin, 1998). Pengambilan sampel teoritis dilakukan berdasarkan konsep-konsep yang terbukti secara relevan. Hal tersebut didasari oleh : 1. Konsep tersebut berulang kali muncul atau muncul dalam frekuensi terbatas secara signifikan muncul ketika peneliti sedang melakukan perbandingan terhadap kejadian, atau peristiwa, atau; 2. Dalam proses koding, konsep-konsep tersebut muncul dalam kategori. Pengambilan data mengarah kepada pemilihan sampel yang akan mengarahkan peneliti kepada data yang semakin spesifik sehingga dapat menemukan karakteristik dan konsep mengenai konstruk sensualitas. Pemahaman yang baik terhadap data yang diperoleh akan membantu peneliti menemukan subjek penelitian yang sesuai untuk menambah data penelitian. Pengambilan data dilakukan secara terus-menerus oleh peneliti hingga penelitian mencapai saturation point. Saturation point adalah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 24 kondisi dimana penambahan data dianggap sudah tidak dapat memberikan informasi baru dalam proses analisis (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005). Dalam pengambilan data, pemilihan subjek penelitian didasarkan pada kriteria-kriteria berikut : 1. Laki-laki dan perempuan yang sedang atau sudah melewati masa remaja. Pada masa remaja baik laki-laki maupun perempuan akan mengalami pubertas yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat berkencan, memperhatikan citra tubuh, dan melakukan perilaku seksual (Santrock, 1995). Oleh sebab itu, peneliti memilih subjek-subjek tersebut karena dianggap sudah memahami tentang hubungan atau relasi intim dengan pasangan serta cukup memahami tentang perilaku – perilaku yang berkaitan dengan seksualitas. 2. Bervariasi dalam berbagai suku, agama, jenis pekerjaan, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan terakhir, orientasi seksual, dan status hubungan dengan pasangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh dapat mewakili populasi dan menggambarkan konstruk sensualitas secara umum. Sehingga, hasil temuan data mengenai karakteristik dan konsep sensualitas dapat berlaku bagi semua orang tidak hanya bagi subjek penelitian (Strauss & Corbin, 2009). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI D. 25 METODE PENGUMPULAN DATA Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengadaptasi konsep teknik proyeksi. Teknik proyeksi merupakan cara yang memungkinkan seseorang untuk mengungkapkan pikiran atau persepsi terhadap suatu hal yang sukar diungkapkan dalam situasi wajar (Friedenberg, 1995). Pada bab sebelumnya diungkapkan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan kepastian konstruk sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Sedangkan hal – hal yang berkaitan dengan seks di kalangan masyarakat Indonesia masih dianggap terlarang, tabu dan perlu dihambat (Holzner & Oetomo, 2004). Oleh sebab itu, peneliti mengadaptasi konsep teknik proyeksi sebagai metode yang cocok untuk mengumpulkan data. Dengan demikian, respon yang diberikan oleh responden tepat sasaran untuk mengungkapkan sensualitas dalam kontek seksualitas. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan persepsipersepsi masyarakat mengenai konsep sensualitas. Persepsi masyarakat yang dikumpulkan diharapkan dapat menggambarkan konsep sensualitas. Menurut Freud (dalam Bellak & Abrams, 1997), semua persepsi yang diungkapkan saat ini dapat diprediksi dan diorganisasikan oleh jejak ingatan dari semua persepsi atau pengalaman yang terjadi sebelumnya. Melalui konsep teknik proyektif, hal ini menunjukkan bahwa data lapangan yang diperoleh berdasarkan persepsi tetap dapat melaporkan perilaku seseorang secara valid. Sehingga, data yang berupa persepsi-persepsi masyarakat PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 26 mengenai konsep sensualitas yang diperoleh dari lapangan dengan menggunakan pendekatan Grounded Theory dapat mengambarkan konsep sensualitas. Tes proyektif terbagi menjadi dua kelompok, yaitu tes proyektif verbal dan tes proyektif non-verbal. Penelitian ini juga mengadaptasi konsep tes proyeksi secara verbal, yaitu respon subjek terhadap stimulus ambigu yang diberikan oleh peneliti, baik materi atau komunikasi subjek diwujudkan dalam bentuk tulisan (Bellak & Abrams, 1997; Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Berdasarkan pengklasifikasian tes proyektif yang dikemukakan oleh L. K. Frank (dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2008), penelitian ini termasuk dalam tes proyektif dengan Teknik Interpretatif. Teknik Interpretatif memberikan kesempatan bagi subjek untuk merespon stimulus dengan cara menginterpretasikan stimulus tersebut. Menurut Lindzey (dalam Karmiyati & Suryaningrum, 2008), ada beberapa tipe jawaban subjek dalam merespon tes proyektif. Dalam penelitian ini, tipe jawaban subjek tergolong dalam Teknik Asosiasi, yaitu subjek memberikan respon terhadap stimulus ambigu dengan cara menyampaikan yang ada di dalam pikirannya atas stimulus tersebut (Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Dengan mengadaptasi Teknik Asosiasi peneliti membantu subjek penelitian untuk mengungkapkan hal-hal yang ada dipikirannya tanpa adanya arahan atau tekanan dari pihak luar (Karmiyati & Suryaningrum, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 27 2008). Sehingga, diharapkan respon yang diberikan subjek sungguhsungguh memberikan gambaran yang sebenarnya tentang kontruk sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Dalam penelitian ini, subjek penelitian akan dihadapkan pada stimulus ambigu berupa gambar-gambar pasangan heteroseksual yang diharapkan dapat menstimulasi subjek penelitian untuk menggambarkan konsep sensualitas yang berkaitan dengan hasrat seksual. Stimulus yang dipilih berupa gambar atau foto karena secara umum untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan seksualitas khususnya hasrat seksual yaitu berupa stimulus ekternal berupa stimulus visual (Chivers, 2005). Gambar – gambar yang digunakan sebagai stimulus eksternal untuk mengungkapkan konsep sensualitas dalam konteks seksual memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Gambar berupa foto pasangan heteroseksual. Hal ini didasari padndangan bahwa gambar atau foto pasangan heteroseksual yang berpotensi untuk mempermudah subjek penelitian menggambarkan makna sensualitas dalam konteks hasrat seksual dibandingkan menggunakan gambar personal atau homoseksual (Chivers, 2005; 2010). 2. Isi gambar atau foto penelitian merupakan perilaku sensualitas yang mengarah kepada seksualitas khususnya hasrat seksual. Perilaku sensualitas diantaranya menyentuh, memeluk, membelai, mengelus, memegang, dan berciuman (Lawrence, et. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 28 al, 2008; Keoghan, 2005; Hansson & Ahlborg, 2011). Perilaku yang mengarah kepada seksualitas khususnya hasrat seksual yaitu merupakan perilaku yang dapat merangsang seseorang untuk berperilaku seksual (Chivers, 2005). Jadi, pada penelitian ini gambar atau foto berisi tentang perilaku antara dua orang (pasangan heteroseksual) yang dapat merangsang seseorang untuk berperilaku seksual. 3. Jumlah gambar yang digunakan sebagai stimulus berjumlah 30 gambar. Hal ini bertujuan untuk memberikan variasi pilihan yang cukup banyak kepada subjek dalam kesediaan merespon stimulus. Selain itu, cara ini juga diharapkan dapat memberikan kesempatan subjek untuk tidak mengkosongkan jawaban karena kurangnya variasi jawaban (Myers & Hansen, 2002). 4. Pengambilan gambar foto tidak dibatasi jumlahnya. Kemudian, pemilihan ke-30 gambar dilakukan melalui proses diskusi bersama dengan peneliti utama dan asisten peneliti lainnya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi efek subjektifitas pemilihan gambar dan memilih gambar yang terbaik yang dapat mewakili kriteria-kriteria gambar yang dibutuhkan dalam penelitian. Kemudian subjek diminta untuk memberikan respon terhadap stimulus tersebut. Subjek akan memberikan respon terhadap stimulus tersebut yang dianggap sebagai ungkapan pikiran – pikiran atau persepsi yang ada pada dirinya (Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Respon yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 29 diberikan subjek tidak memiliki jawaban yang benar atau salah, tidak mengharuskan subjek untuk merespon secara terstruktur, tetapi memberi kesempatan subjek untuk merespon lebih kreatif, terbuka, dan bebas untuk mengekspresikan dan mengungkapkan perasaan dan pikiran terdalam subjek (Bellak & Abrams, 1997). Dengan demikian, diharapkan respon subjek penelitian dapat sungguh-sungguh menggambarkan pikiran terdalamnya tentang sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Tujuan peneliti yaitu ingin merumuskan kepastian konsep sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Di sisi lain, terdapat data yang sesuai dengan kriteria – kriteria penelitian yang sudah diungkapkan sebelumnya. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian dengan menggunakan dokumen data penelitian keintiman dan sensualitas tentang hasrat seksual yang dikelola oleh C. Siswa Widyatmoko, M.Psi untuk meneliti kepastian konsep sensualitas. Penggunaan konsep proyektif pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan kesempatan bagi subjek merespon stimulus sesuai dengan interpretasi mereka masing-masing tanpa terpaku pada respon tertentu. Selain itu, juga dapat membantu subjek untuk memiliki alternatif pilihan respon yang lebih banyak dan bervariasi sesuai dengan pikiran dan persepsi mereka masing-masing (Karmiyati & Suryaningrum, 2008). Dengan demikian, respon persepsi subjek penelitian dapat mengarahkan penelitian ini untuk membangun konsep dan menemukan karakteristik tentang sensualitas dalam konteks seksualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI E. 30 PROSEDUR PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan untuk mengumpulkan data, yaitu : 1. Subjek penelitian ditunjukkan 30 gambar sepasang kekasih (heteroseksual). 2. Subjek penelitian diminta untuk memberikan penilaian terhadap 30 gambar yang disediakan. Setiap gambar dinilai aspek sensualitasnya dengan rentang skor 1 – 10, angka 1 menunjukkan skor terendah dan angka 10 menunjukkan skor tertinggi. 3. Subjek diminta untuk memilih 3 gambar yang dianggap paling menunjukkan sensualitas, kemudian memberikan penjelasan alasan subjek memilih gambar-gambar tersebut sebagai gambar yang paling mewakili sensualitas. 4. Melakukan analisis data yaitu alasan subjek penelitian mengenai gambar-gambar yang dianggap mewakili sensualitas. F. TEKNIK ANALISIS DATA Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan proses analisis sebagai berikut : 1. Organisasi Data Peneliti harus mengorganisasikan data yang diperoleh dengan rapi, sistematis dan selengkap mungkin. Data tersebut berupa respon subjek terhadap 30 gambar stimulus dan penjelasan ketiga gambar yang dianggap mewakili sensualitas dalam konteks seksualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 31 Highlen dan Finley (dalam Poerwandari, 2005) menyatakan bahwa data yang sistematis akan memungkinkan peneliti untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan, dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Peneliti harus menyimpan dan mengorganisasikan data mentah, data yang sudah atau sebagian dalam proses, data yang sudah ditandai kode spesifik tertentu, penjabaran kode-kode dan kategori-kategori, refleksi peneliti, memo, dokumentasi langkah-langkah analisis, dan segala hal yang perlu diperhatikan dan berkaitan dengan penelitian (Poerwandari, 2005). 2. Koding dan Analisis Data Menurut Strauss dan Corbin (1998; 2009) analisis data penelitian dengan menggunakan pendekatan Grounded Theory menggunakan tahapan analisis seperti berikut; a. Open Coding Open Coding adalah prosedur analisis data melalui pengidentifikasian konsep, dan ciri-ciri dan dimensi-dimensi konsep ditemukan di dalam data. Open Coding juga merupakan proses menguraikan, memeriksa, membandingkan, mengkonsepkan, da mengkategorisasikan data. Menurut, Strauss dan Corbin (2009) proses Open Coding meliputi : PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 1) 32 Pelabelan Fenomena Memberikan label atau konsep pada fenomena data yang diperoleh. 2) Penemuan Kategori Proses pengelompokkan konsep yang tampaknya berhubungan dengan fenomena yang sama. 3) Penamaan Kategori Fenomena yang digambarkan oleh sebuah kategori diberi nama konseptual. Nama konseptual harus lebih abstrak dan umum, sehingga dapat mewakili konsep yang dikelompokkan di dalamnya. 4) Penulisan Catatan Coding Diperlukan catatan atau memo untuk menuliskan kategori-kategori atau konsep-konsep, serta nama konseptual yang mewakili kategori. Semua proses yang dilakukan dalam Open Coding dan proses coding lainnya harus ditulis. b. Axial Coding Axial Coding adalah proses menghubungkan kategorikategori ke dalam subkategori. Disebut “axial” karena pengkodean berlangsung disekitar poros dari sebuah kategori, menghubungkan kategori-kategori pada tingkatan sifat atau ciriciri dan dimensi. Axial Coding juga berarti seperangkat prosedur PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 33 penempatan data kembali dengan cara-cara baru setelah open coding, dengan cara membuat kaitan antar-kategori. Menurut Poerwandari (2005), axial coding adalah proses mengorganisasikan dikembangkannya data dengan cara hubungan-hubungan baru diantara melalui kategori- kategori, atau antara kategori-kategori dengan sub-kategori. c. Selective Coding Selective Coding adalah proses mengintegrasi dan menyaring teori. Selective Coding juga merupakan proses pemilihan kategori ini, pengaitan kategori inti terhadap kategori lainnya secara sistematis, pengabsahan hubungan kategori, mengganti kategori yang perlu diperbaiki dan dikembangkan lebih lanjut. Selective coding juga merupakan proses menyeleksi kategori yang menghubungkannya paling dengan mendasar, secara kategori-kategori sistematis lain, dan kemudian memvalidasi hubungan tersebut (Poerwandari, 2005). G. KEABSAHAN DATA 1. Kredibilitas (Credibility) Penelitian ini menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi untuk menerapkan kriteria derajat kepercayaan. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 34 hasil yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk; a. Membuat peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan jujur. Sehingga, dalam diskusi analitik dengan teman sejawat, kemelencengan peneliti dapat dikurangi dan diklarifikasi. b. Memberikan kesempatan dalam menjajaki dan menguji hipotesis kerja yang muncul dari peneliti. Ada kemungkinan hipotesis yang muncul dalam benak peneliti sudah dapat dikonfirmasi bersama, tetapi dalam diskusi analitik juga dapat memunculkan segi-segi lain yang dapat mengubah pemikiran peneliti. Dengan demikian, adanya pertimbangan ulang dapat membantu peneliti memperoleh hasil yang tepat. c. Membersihkan emosi dan perasaan peneliti agar hasil tidak melenceng, namun memperoleh hasil yang tepat (Moleong, 2011). 2. Transferabilitas (Transferability) Transferablitas dilakukan untuk menggeneralisasikan hasil temuan penelitian pada semua konteks dalam populasi yang sama atas dasar penggunaan sampel yang secara representatif mewakili populasi (Moleong, 2011). Dengan demikian, untuk memenuhi kriteria tersebut, peneliti memilih sampel penelitian sebagai berikut : a. Laki-laki dan perempuan yang sedang atau sudah melewati masa remaja. Pada masa remaja baik laki-laki maupun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 35 perempuan akan mengalami pubertas yaitu suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi secara pesat terutama pada awal masa remaja. Masa pubertas merupakan masa yang mempengaruhi seseorang untuk memiliki minat berkencan, memperhatikan citra tubuh, dan melakukan perilaku seksual (Santrock, 1995). Oleh sebab itu, peneliti memilih subjek-subjek tersebut karena dianggap sudah memahami tentang hubungan atau relasi intim dengan pasangan dimana sensualitas merupakan prediktor kuat penentu kualitas hubungan (Hansson & Ahlborg, 2011). b. Bervariasi dalam berbagai suku, agama, jenis pekerjaan, daerah tempat tinggal, tingkat pendapatan, tingkat pendidikan terakhir, orientasi seksual, dan status hubungan dengan pasangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang diperoleh dapat mewakili populasi dan menggambarkan konstruk sensualitas secara umum. Sehingga, hasil temuan data mengenai karakteristik dan konsep sensualitas dapat berlaku bagi semua orang tidak hanya bagi subjek penelitian (Strauss & Corbin, 2009). 3. Dependabilitas (Dependability) Kriteria dependabilitas merupakan kriteria keabsahan data yang membuat hasil sebuah penelitian dapat dipercaya. Peneliti PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 36 menggunakan beberapa cara yang dikemukakan oleh Moleong (2011) untuk membuat penelitian ini memenuhi kriteria tersebut, yaitu : a. Menyelidiki sejauh mana peneliti mengumpulkan data, apakah waktu yang digunakan terlalu cepat atau tidak untuk mengakiri pengumpulan data. Peneliti harus mempertimbangkan data yang terkumpul hingga menemukan saturation point (Sarantakos dalam Poerwandari, 2005) b. Memeriksa sejauh mana data sudah digunakan dan dimanfaatkan dalam proses analisis. Peneliti akan menganalisis alasan-alasan dari 3 gambar yang dipilih oleh subjek penelitian dengan maksud untuk melihat kekonsistensian yang ada dalam pikiran subjek tentang konstruk sensualitas. c. Mengontrol perasaan dan emosi peneliti agar data yang diperoleh obyektif. d. Menggunakan pengambilan sampel yang tepat, yaitu dengan menggunakan theoretical sampling (Strauss & Corbin, 2009) e. Mencatat segala bentuk hambatan dan ketidakstabilan dalam penelitian. f. 4. Mengecek dan menggunakan rancangan penelitian yang tepat. Konfirmabilitas (Confirmability) Konfimirmabilitas merupakan kriteria keabsahan data yang menunjukkan bahwa temuan penelitian adalah hasil yang objektif dimana keputusan yang diambil dalam penelitian tidak bergantung PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 37 pada pandangan, pendapat, atau penemuan seseorang. Akan tetapi, keputusan yang diambil merupakan kesepakatan dari beberapa atau banyak orang. Dengan demikian, hasil penelitian dapat dipercaya, faktual, dan dapat dipastikan (Scriven dalam Moleong, 2011). Peneliti juga menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi untuk memenuhi kriteria konfirmabilitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. PELAKSANAAN PENGUMPULAN DATA Dalam penelitian ini, data penelitian merupakan dokumen data penelitian keintiman dan sensualitas dalam konteks hasrat seksual yang berupa respon teknik proyektif. Data penelitian diperoleh dari 246 responden. Namun, hanya 236 responden yang datanya layak untuk dianalisis oleh peneliti yang terdiri dari 118 responden wanita dan 118 responden pria. Subjek penelitian sangat bervariasi dalam asal suku, agama, jenis pekerjaan, daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan terakhir, orientasi seksual, dan status hubungan dengan pasangan. Setelah data penelitian diperoleh, peneliti kemudian melakukan organisasi dan analisis data menggunakan pendekatan Grounded Theory. Teknik Analisa Data yang dilakukan yaitu dengan melakukan serangkaian tahap Coding (Open Coding – Axial Coding – Selective Coding) dengan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi. B. HASIL PENELITIAN 1. Data Demografis Subjek Penelitian Berikut adalah gambaran identitas subjek penelitian yang berkontribusi dalam penelitian ini: 38 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Tabel I. Data Demografis Subjek Penelitian Identitas Jumlah Persentase 118 118 50 % 50 % Usia (tahun) a. 15 – 20 b. 21 – 30 c. 31 – 40 d. 41 – 50 e. 51 – 60 f. > 60 g. (kosong) 68 111 29 18 7 1 2 28, 81 % 47, 03 % 12,2 9 % 7, 63 % 2, 96 % 0, 42 % 0, 84 % Suku / Etnis a. Jawa b. Cina c. Sunda d. Batak e. Papua f. Aceh g. Sasak h. Minang i. Melayu j. Bugis k. Indonesia l. Bali m. NTT n. Timor o. Palu p. Mandar q. Sumatra Selatan r. Cina-Jawa s. Cina-Melayu t. Timor-NTT u. Manado-Jawa v. Cina-Sulawesi 108 83 8 3 2 2 2 1 2 2 4 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1 45, 76 % 35, 16 % 3, 38 % 1, 27 % 0, 84 % 0, 84 % 0, 84 % 0, 42 % 0, 84 % 0, 84 % 1, 69 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 1, 69 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % Jenis Kelamin a. Wanita b. Pria 39 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI w. (kosong) Tempat Tinggal a. Desa b. Kota Kecil c. Kota Besar d. (kosong) Pekerjaan a. Pelajar/ Mahasiswa b. Wiraswasta c. Praktisi Kesehatan d. Akademisi e. Ibu Rumah Tangga (IRT) f. Praktisi Sosial g. Pegawai Negeri Sipil (PNS) h. Akuntan i. Teknisi / Mekanis j. Polisi k. Petani l. Arsitek m. (kosong) 5 2, 12 % 73 74 88 1 30, 93 % 31, 35 % 37, 29 % 0, 42 % 123 52, 12 % 58 24, 57 % 12 5, 08 % 8 3, 38 % 7 2, 96 % 4 1, 69 % 4 1, 69 % 2 2 1 1 1 13 0, 84 % 0, 84 % 0, 42 % 0, 42 % 0, 42 % 5, 51 % 82 76 47 18 6 3 1 3 34, 74 % 32, 20 % 19, 91 % 7, 63 % 2, 54 % 1, 27 % 0, 42 % 1, 27 % 10 127 3 1 19 4, 24 % 53, 81 % 1, 27 % 0, 42 % 8, 05 % Agama a. b. c. d. e. f. g. h. Katolik Islam Kristen Budha Hindu Konghucu Lain-lain (kosong) Pendidikan Terakhir a. SMP b. SMA c. D1 d. D2 e. D3 40 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f. g. h. i. S1 S2 S3 (kosong) Orientasi Seksual a. Heteroseksual b. Biseksual c. Homoseksual d. (kosong) 56 17 2 1 23, 73 % 7, 20 % 0, 84 % 0, 42 % 217 7 4 8 91, 94 % 2, 96 % 1, 69 % 3, 38 % 79 33, 47 % 86 61 3 3 4 36, 44 % 25, 85 % 1, 27 % 1, 27 % 1, 69 % 41 Status Hubungan a. Belum / Tidak Berpacaran b. Berpacaran c. Menikah d. Cerai e. Cerai Mati f. (kosong) 2. Deskripsi Hasil Hasil dari penelitian memberikan gambaran secara umum mengenai konsep sensualitas pada wanita maupun pria dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual. Gambaran konsep sensualitas yang dimaksud meliputi interaksi emosional, emosi positif, keinginan interaksi seksual, ketertarikan fisik, dan tempat privat. Aspek interaksi emosional meliputi respon terhadap emosi positif yang membuat seseorang ingin melakukan aktivitas yang menunjukkan keintiman dengan orang lain. Aspek emosi positif merupakan respon perasaan seseorang terhadap sesuatu yang menguntungkannya dan memotivasi untuk bertindak sesuatu hal. Aspek keinginan interaksi seksual meliputi respon atau reaksi yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 42 membangkitkan gairah seksual sehingga memunculkan keinginan untuk melakukan aktivitas seksual. Apek ketertarikan fisik merupakan kesukaan atau ketertarikan pada fisik atau bagian tubuh tertentu. Aspek tempat privat meliputi tempat yang dapat menjaga kepentingan pribadi seseorang dengan pasangannya. a. Sensualitas Wanita 1) Interaksi Emosional Kategori Interaksi Emosional pada wanita terdiri dari Interaksi Akrab yang Melibatkan Penjiwaan, Posisi Sangat Dekat, Hubungan Spesial yang Dekat, Ekspresi Positif, Keintiman, Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif, dan Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif. Tabel II. Kategori dalam Interaksi Emosional Wanita Interaksi Akrab yang Posisi Sangat Melibatkan Dekat Penjiwaan Interaksi yang Posisi Tidur Dekat Posisi Dekat Kontak Mata yang Dalam Menjiwai Ekspresi Positif Ekspresi Positif Keintiman Mesra Keintiman Perhatian Hubungan Spesial yang Dekat Terjalin Hubungan Khusus Ketertarikan Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif Bersentuhan Kontak Fisik Memeluk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Kategori Interaksi Akrab yang 43 Melibatkan Penjiwaan terkait dengan topik yang menunjukkan adanya interaksi yang mendalam pada sepasang kekasih. Topik – topik yang terkait yaitu interaksi yang dekat, kontak mata yang dalam, dan menjiwai. “Menunjukkan wanita ke pasangannya sangat dekat, dan ingin mengatakan lebih dengan tindakan.” (Sensualitas Wanita, A.1.1.1. Tindakan/ Perilaku, 177/P1/17/F) “Ada kontak mata yang intens dan dalam” (Sensualitas Wanita, A.1.2.3. Kontak Mata, 003/P1/12/F) “Dilihat dari gambar kedua-duanya saling bisa merasakan(mood red)” (Sensualitas Wanita, A.1.3.4. Saling Merasakan, 039/P1/21/F) Kategori kedua adalah Posisi yang Dekat. Kategori ini menunjukkan bahwa sensualitas berkaitan dengan kedekatan fisik. Topik yang termasuk dalam kategori ini yaitu posisi tidur dan posisi dekat. “Posisinya tidur dan berpelukan” (Sensualitas Wanita, A.2.1.1.Posisi Tidur, 147/P3/29/F) “Unsur keintiman mereka yang membuat foto terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan, bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat dekat.” (Sensualitas Wanita, A.2.2.1.Dekat, 071/P2/20/F) Selanjutnya adalah kategori Hubungan Spesial yang Dekat. Kategori menjelaskan bahwa sensualitas terjadi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 44 karena adanya hubungan khusus yang terjalin diantara seorang dengan yang lain. Topik yang muncul adalah terjalin hubungan khusus dan ketertarikan. “Menunjukkan hubungan yang sangat dekat, dan sudah seperti suami istri.” (Sensualitas Wanita, A.3.1.5.Seperti Suami-Istri, 121/P1/13/F) “Kedua pasangan menunjukkan bahwa mereka saling tertarik, bukan karena fisik” (Sensualitas Wanita, A.3.2.4.Tertarik, 177/P3/25/F) Kategori Ekspresi Positif menjelaskan bahwa di dalam konsep sensualitas melibatkan ekspresi positif seseorang. Topik yang temasuk ekspresi positif adalah topik ekspresi positif. “Gambar menunjukkan wajah yang berseri-seri” (Sensualitas Wanita, A.4.1.1.1.Wajah Berseri, 036/P2/15/F) “Sederhana, membuatku ingin juga tertawa bersama dengan pasangan yang dicintai.” (Sensualitas Wanita, A.4.1.3.Tertawa, 074/P3/30/F) Selanjutnya, kategori Keintiman. Kategori ini meliputi interaksi pasangan yang intim dan kemesraan. Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu mesra, keintiman, dan perhatian. “Di gambar ini, pasangan tersebut tampak sedang bermesraan. Mereka saling menyentuh dan menatap satu sama lain. Setelah itu, mereka juga saling berpelukan sambil berbaring” (Sensualitas Wanita, A.5.1.2.Mesra, 011/P2/27/F) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 45 “Unsur keintiman mereka yang membuat foto terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan, bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat dekat” (Sensualitas wanita, A.5.2.1.Keintiman, 071/P2/20/F) “Pasangan itu menunjukkan kemesraannya dan perhatian” (Sensualitas Wanita, A.5.3.1.Perhatian, 006/P3/08/F) Kategori terakhir yaitu Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif. Kategori ini menunjukkan bahwa sensualitas bukan hanya semata-mata terdapat kontak fisik, melainkan terdapat emosi positif yang menstimulasi kontak fisik tersebut. Topik yang termasuk dalam kategori ini yaitu bersentuhan, kontak fisik, dan memeluk. “gambar ini, pasangan tersebut tampak mesra dan saling menatap. Si laki-laki menatap dan memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya” (Sensualitas Wanita, A.6.1.1.Bersentuhan, 011/P1/25/F) “Adanya bahasa tubuh yang akan mengarah pada kontak fisik. Hal itu juga tampak dari pandangan mereka yang terkesan ingin “menyentuh dan disentuh” (Sensualitas Wanita, A.6.2.1.Kontak Fisik, 176/P1/26/F) “Di gambar ini, pasangan tersebut tampak mesra dan saling menatap. Si laki-laki menatap dan memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya” (Sensualitas Wanita, A.6.3.3.Memeluk, 011/P1/25/F) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 2) 46 Emosi Positif Konsep sensualitas pada wanita berkaitan dengan Emosi Positif. Berdasarkan hasil penelitian, kategori yang masuk ke dalam kategori Emosi Positif yaitu Melibatkan Emosi Positif yang Dalam dan Keadaan Positif. Tabel III. Kategori dalam Emosi Positif Wanita Melibatkan Emosi Positif yang Dalam Kedekatan Emosi Perasaan Bahagia Melibatkan Emosi Kasih Sayang Keadaan Positif Situasi Akrab dan Nyaman Kategori Melibatkan Emosi Positif yang Dalam meliputi topik kedekatan emosi, perasaan bahagia, melibatkan emosi, dan kasih sayang. “menunjukkan kedekatan yang perilakunya mengarah pada sensualitas” (Sensualitas Wanita, B.1.1.2.Kedekatan, 070/P1/05/F) “Menunjukkan ekspresi wajah bahagia” (Sensualitas Wanita, Bahagia, 036/P1/01/F) yang sangat B.1.2.1.Sangat “secara fisik dekat, melibatkan perasaan dan emosi” (Sensualitas Wanita, B.1.3.1.Melibatkan Perasaan, 001/P1/05/F) “Pasangan suami istri menunjukkan penuh cinta kasih.” (Sensualitas Wanita,B.1.4.2.Cinta Kasih, 047/P2/20/F) “Sang suami dengan kasih sayang mencium sang istri.” (Sensualitas Wanita, B.1.4.3.Kasih Sayang, 190/P1/07/F) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 47 Kategori selanjutnya adalah Keadaan Positif yang merupakan situasi yang dianggap dapat mendukung munculnya sensualitas. Topik yang termasuk dalam kategori ini yaitu situasi akrab dan nyaman. “Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual)” (Sensualitas Wanita, B.2.1.2. Nyaman, 042/P3/08/F) “Kedua model terlihat saling menikmati dan interaksinya menghasilkan rasa sensual yang akrab.” (Sensualitas Wanita, B.2.1.1.Akrab, 179/P3/23/F) 3) Keinginan Interaksi Seksual Kategori Keinginan Interaksi Seksual pada wanita meliputi Interaksi Menggoda, Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual, Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual, Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual, dan Pose yang Mengarah ke Perilaku Seksual. Tabel IV. Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Wanita Posisi dan Kesan Interaksi Interaksi yang Seksual yang Menggoda Menstimulasi Distimulasi Gairah Seksual Gairah Seksual Menggoda Posisi Seronok Interaksi Seksual Kontak Mata Seksi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 48 Menggoda Manja Gairah Seksual Kenikmatan Seksual Kontak Fisik yang Pose yang Mengarah ke Melibatkan Gairah Seksual Perilaku Seksual Sentuhan Erotis Pose Menantang Berciuman Gestur Kategori Interaksi Menggoda meliputi topik menggoda, kontak mata yang menggoda, dan manja. “Masing-masing orang itu menunjukkan perilaku menggoda pasangannya.” (Sensualitas Wanita, C.1.1.3.Menggoda, 060/P1/05/F) “Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan)” (Sensualitas Wanita, C.1.2.2.Pandangan, 008/P2/27/F) “Perempuannya manja.” (Sensualitas Wanita, C.1.3.1.Manja, 079/P2/13/F) Selanjutnya, kategori Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu posisi seronok dan seksi. “Terlihat posisinya sangat seronok” (Sensualitas Wanita, C.2.1.3.Posisi Seronok, 073/P3/28/F) “Si perempuan terlihat begitu seksi dengan gayanya yang terlihat pada gambar 26 tersebut” (Sensualitas Wanita, C.2.2.2.Seksi, 092/P3/26/F) Kategori ketiga yaitu Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual. Kategori ini menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan hubungan seksual atau PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 49 perilaku yang mengarah ke ranah seksual didasari oleh gairah seksual. Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu interaksi seksual, gairah seksual, dan Kenikmatan Seksual. “Wanita hanya memakai tank top, baju laki-lakinya terbuka, mereka berciuman dan terlihat seperti Ingin berhubungan seksual” (Sensualitas Wanita, C.3.1.3.Hubungan Seks, 004/P1/05/F) “Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan” (Sensualitas Wanita, C.3.2.4.Hasrat Seksual, 008/P2/27/F) “Posisi akan berciuman, saling melihat bibir/bagian tubuh sehingga meningkatkan hasrat seksual. Sikap badan (termasuk tangan) seperti ingin memberikan/mendapat kenikmatan sex.” (Sensualitas Wanita, C.3.3.1.Memberikan Kenikmatan Seksual, 174/P1/03/F) Kategori Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual meliputi topik sentuhan erotis dan berciuman. “Karena model saling grepe-grepe” (Sensualitas Wanita, C.4.1.1.Grepe-grepe, 188/P3/27/F) “Berciuman, sikap badan saling merengkuh, pakaian saling terbuka menunjukkan saling ingin menikmati rangsangan seksual” (Sensualitas, C.4.2.1.Cium, 174/P2/05/F) Kategori terakhir yaitu Pose yang Mengarah ke Perilaku Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu pose menantang dan gestur. “Pose yang menantang dan terlihat seperti pasangan yang hangat membuat foto tersebut PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 50 terlihat sensual” (Sensualitas Wanita, C.5.1.1.Pose yang Menantang, 219/P2/05/F) “Perilaku, pada gambar tersebut menunjukkan pada arah seksualitas cewek maupun cowok, si cewek dengan seperti memancing cowok dengan gerakangerakan yang ditunjukkan pada gambar tersebut, mata mereka juga tidak menunjukkan kehangatan” (Sensualitas Wanita, C.5.2.1.Gerak Tubuh, 150/P3/14/F) 4) Ketertarikan Fisik Kategori Ketertarikan Fisik dibagi menjadi dua kategori yaitu Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual dan Pakaian Terbuka. Tabel V. Kategori dalam Ketertarikan Fisik Wanita Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual Area Privasi Pakaian Terbuka Pakaian Terbuka Kategori Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual meliputi topik area privasi “Kontak fisik mengarah ke area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan” (Sensualitas Wanita, D.1.1.1.Ke Area Privat, 008/P2/27/F) “Karena ada sentuhan di leher yg merupakan bagian sensitive.” (Sensualitas Wanita, D.1.1.2.Bagian Sensitif, 112/P3/25/F) Selanjutnya, Kategori Pakaian Terbuka meliputi topik cara berpakaian terbuka. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 51 “Kelihatan sensual karena si wanita pakai handuk saja, di kamar mandi bersama pria. Jadi kelihatan sensual banget.” (Sensualitas Wanita, D.2.1.1.Menggunakan Handuk, 042/P1/25/F) “Kedua objek pada foto terlihat mendekatkan wajah, tetapi objek perempuan menggunakan pakaian yang bisa dikatakan pakaian yang agak terbuka.” (Sensualitas Wanita, D.2.1.4.Pakaian Terbuka, 024/P1/05/F) 5) Tempat Privasi Menurut hasil penelitian konsep sensualitas wanita berkaitan dengan kategori Tempat Privat. Kategori yang masuk di dalamnya yaitu Melibatkan Tempat yang Privasi. Tabel VI. Kategori dalam Tempat Privasi Wanita Melibatkan Tempat yang Privasi Setting Tempat Kategori Setting Tempat menunjukkan tempat dimana sensualitas pada wanita dapat terjadi. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu setting tempat. “Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual.” (Sensualitas Wanita, E.1.1.2.Di Ranjang, 042/P3/08/F) “Tempat gambarnya diambil di kamar mandi dan perempuan di gambar tersebut kalau tidak salah hanya memakai pakaian dalam, menurutku itu PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 52 terlalu sensual” (Sensualitas Wanita, E.1.1.1.Kamar Mandi, 075/P2/14/F) b. Sensualitas Pria 1) Interaksi Emosional Interaksi Emosional pada laki-laki terdiri dari Interaksi Akrab dan Mendalam, Posisi Sangat Dekat, Hubungan Spesial yang Dekat, Ekspresi Positif, Keintiman, Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif, dan Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif. Tabel VII. Kategori dalam Interaksi Emosional Pria Interaksi Akrab Posisi yang Hubungan Spesial dan Mendalam Sangat Dekat yang Dekat Menikmati Posisi Badan Terjalin Saling Hubungan Kontak Mata Bertindihan Khusus yang Dalam Posisi Tidur Komunikasi Akrab Posisi Dekat Interaksi yang Ekspresi Positif Keintiman Melibatkan Emosi Positif Senyum Perhatian Kelembutan Keintiman Ketulusan Mesra Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif Kontak Fisik Intens Berpelukan Memegang Membelai Bersentuhan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 53 Kategori Interaksi Akrab dan Dalam terkait dengan topik yang menunjukkan adanya interaksi yang mendalam pada sepasang kekasih. Topik – topik yang terkait yaitu menikmati, kontak mata yang dalam, dan komunikasi akrab. “Gambar tersebut sungguh sensual dimana tampak sepasang pasutri sedang menikmati sebuah kemesraan dan keintiman dalam hubungan” (Sensualitas Pria, A.1.1.2.Menikmati, 099/P2/15/M) “Gambar ini diperoleh atau dipilih karena tatapan yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup menggambarkan kedekatan” (Sensualitas Pria, A.1.2.4.Tatapan Mata, 072/P2/29/M) “Menunjukkan hal yang sangat sensual dimana ada adegan bercengkrama di suatu ruangan” (Sensualitas Pria, A.1.3.2.Bercengkrama, 099/P1/05/M) Kategori kedua adalah Posisi yang Dekat. Kategori ini menunjukkan bahwa sensualitas berkaitan dengan kedekatan fisik. Topik yang termasuk dalam kategori ini yaitu posisi badan saling bertindihan, posisi tidur dan posisi dekat. “Posisi kedua pasangan bertumpang tindih tapi saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan dari kedua pasangan.” (Sensualitas Pria, A.2.1.1.Saling Menindih, 124/P3/29/M) “Posisi tertidur si pria terlihat memeluk tubuh wanita dan tangan kirinya membelai wanita di dahinya, terlihat nuansa kedekatan yang sensual” PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (Sensualitas 122/P2/27/M) Pria, A.2.2.1.Posisi 54 Tidur, “Berasa sangat dekat jarak diantara mereka” (Sensualitas Pria, A.2.3.5.Dekat, 138/P1/12/M) Selanjutnya adalah kategori Hubungan Spesial yang Dekat. Kategori menjelaskan bahwa sensualitas pada pria terjadi karena adanya hubungan khusus yang terjalin diantara seorang dengan yang lain. Topik yang muncul adalah terjalin hubungan khusus. “Gambar yang dimaksud sunggu sensual dimana pasutri dalam gambar melakukan adegan yang lebih dalam lagi atau mungkin juga hal itu merupakan implementasi dari suatu keintiman” (Sensualitas Pria, A.3.1.8.Pasangan Suami Istri, 099/P3/25/M) “Karena kemesraan yang ditunjukkan gambar tersebut adalah kemesraan yang dilakukan sepasang kekasih dan bukan seperti teman biasa” (Sensualitas Pria, A.3.1.5.Sepasang Kekasih, 129/P3/12/M) Kategori Ekspresi Positif menjelaskan bahwa di dalam konsep sensualitas melibatkan ekspresi positif seseorang. Topik yang temasuk ekspresi positif adalah topik senyum. “Senyum yang tulus, cara memandang, dan bentuk bibir.” (Sensualitas Pria, A.4.1.2.Senyum yang Tulus, 057/P1/01/M) “Karena keduanya tersenyum.” (Sensualitas Pria, A.4.1.1.Senyum, 201/P1/30/M) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Selanjutnya, kategori Keintiman. Kategori 55 ini meliputi interaksi pasangan yang intim dan kemesraan. Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu perhatian, keintiman, dan mesra. “Adanya sentuhan yang penuh perhatian pada wanita dan ibu cukup menarik” (Sensualitas Pria, A.5.1.1.Perhatian, 128/P2/28/M) “Gambar tersebut sungguh sensual dimana tampak sepasang pasutri sedang menikmati sebuah kemesraan dan keintiman dalam hubungan.” (Sensualitas Pria, A.5.2.1.Keintiman, 099/P2/15/M) “Sikap kedua orang sangat mesra” (Sensualitas Pria, A.5.3.1.Mesra, 066/P3/08/M) Kategori selanjutnya adalah Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif yang menunjukkan bahwa topik yang terkait merupakan emosi positif yang dalam ketika pasangan sedang berinteraksi. Topik yang dimaksud adalah kelembutan dan ketulusan. “Perasaan yang sangat lembut terpancar dari wajah” (Sensualitas Pria, A.6.1.1.Perasaan Lembut, 136/P2/15/M) “Mereka saling merasakan kemesraan dengan hati yang tulus.” (Sensualitas Pria, A.6.2.5.Hati yang Tulus, 045/P1/07/M) Kategori terakhir yaitu Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif. Kategori ini menunjukkan bahwa sensualitas bukan hanya semata-mata terdapat kontak fisik, melainkat terdapat emosi positif yang menstimulasi kontak fisik tersebut. Topik yang termasuk PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 56 dalam kategori ini yaitu kontak fisik intens, berpelukan, memegang, membelai, dan bersentuhan. “Suatu aktivitas pasangan di atas ranjang selslu menunjukkan sensualitas, dipertegas dengan ekspresi dan kontak fisik yang intens.” (Sensualitas Pria, A.7.1.1.Kontak Fisik Intens, 207/P2/15/M) “Berpelukan, saling menatap dengan tatapan seakan mau ciuman.” (Sensualitas Pria, A.7.2.2.Pelukan, 068/P1/15/M) “Wanita mendekap pria diatas tubuh pria, seolah ingin mencium pria. Tangan pria memegang pinggul wanita.” (Sensualitas Pria, A.7.3.4.Memegang Pinggang/Pinggul, 122/P1/20/M) “Biasa dilakukan orang pacaran kalau cuman belaibelai dan cium pipi dan kening.” (Sensualitas Pria, A.7.4.2.Belai-belai, 083/P3/00/M) “Gambar ini diperoleh atau dipilih karena tatapan yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup menggambarkan kedekatan.” (Sensualitas Pria, A.7.5.1. Sentuhan, 072/P2/29/M) 2) Emosi Positif Konsep sensualitas pada pria berkaitan dengan Emosi Positif. Berdasarkan hasil penelitian, kategori yang masuk ke dalam kategori Emosi Positif yaitu Melibatkan Emosi Positif yang Dalam dan Keadaan Positif. Tabel VIII. Kategori dalam Emosi Positif Pria Melibatkan Emosi Keadaan Positif Positif yang Dalam Kasih Sayang Kenyamanan Melibatkan Perasaan yang Dalam PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 57 Perasaan Senang dan Bahagia Kategori Melibatkan Emosi Positif yang Dalam meliputi topik kasih sayang, melibatkan perasaan yang dalam dan perasaan senang dan bahagia. “Ini menandakan bahwa kasih yang diberikan begitu besar dalam kebahagiaan dalam kehidupan” (Sensualitas Pria, B.1.1.2.Kasih Sayang, 096/P1/24/M) “Terdapat perasaan yang sangat dalam dan care yang sangat antusias” (Sensualitas Pria, B.1.2.2.Perasaan yang Sangat Dalam, 136/P3/27/M) “Ini menentukan rasa kegembiraan dalam mengetahui tingkah laku seseorang sebab kegembiraan membuat kebahagiaan selalu menghibur dalam kesepian.” (Sensualitas Pria, B.1.3.4.Kebahagiaan, 096/P3/30/M) Kategori selanjutnya adalah Keadaan Positif yang merupakan situasi yang dianggap dapat mendukung munculnya sensualitas. Topik yang termasuk dalam kategori ini yaitu kenyamanan. “Posisi kedua pasangan bertumpang tindihm tapi saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan dari kedua pasangan” (Sensualitas Pria, B.2.1.3.Kenyamanan, 124/P3/29/M) “Kondisi kedua model tampak nyaman satu sama lain seperti habis tidur bersama.” (Sensualitas Pria, B.2.1.2.Nyaman, 202/P2/15/M) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 3) 58 Keinginan Interaksi Seksual Kategori Keinginan Interaksi Seksual pada pria meliputi Interaksi Menggoda, Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual, Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual, Kontak Melibatkan Gairah Seksual, Ekspresi Fisik yang Seksual dan Menahan Gejolak Gairah Seksual. Tabel IX. Kategori dalam Keinginan Interaksi Seksual Pria Interaksi Menggoda Menarik Perhatian Menggoda Kontak Mata yang Menggoda Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual Sentuhan Erotis Berciuman Posisi dan Kesan Interaksi yang Seksual yang Menstimulasi Distimulasi Gairah Seksual Gairah Seksual Vulgar Kepuasan Seksual Gairah Seksual Interaksi Seksual Keinginan Mengulang Interaksi Seksual Menahan Gejolak Gairah Seksual Ekspresi Seksual Mata Tertutup Ekspresi Seksual Menahan Gejolak Kategori Interaksi Menggoda meliputi topik menarik perhatian, menggoda, dan kontak mata yang menggoda. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 59 “Tertutup malah terkadang bikin penasaran.” (Sensualitas Pria, C.1.1.1.Membuat Penasaran, 202/P1/08/M) “Wanita tersebut terlihat sangat pasrah dan menikmati senyumnya sangat sensual dan menggoda” (Sensualitas Pria, C.1.2.5.Menggoda, 102/P3/27/M) “Terlentang diatas tempat tidur, pria memeluk dan tatapan mata tajam kea rah mata pasangannya tanpa ekspresi senyum seolah ingin melampiaskan gairah.” (Sensualitas Pria, C.1.3.4.Tatapan Mata Tajam, 002/P3/27/M) Selanjutnya, kategori Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu vulgar. “Gambar yang diambil oleh kedua pasangan yang sedang di kamar mandi menunjuukkan rasa porno dan seksualitas.”( Sensualitas Pria, C.2.1.1.Rasa Porno, 200/P1/25/M) “Wanita tersebut tidak mengenal busana yang utuh sehingga unsur vulgar lebih nampak dalam gambar tersebut” (Sensualitas Pria, C.2.1.2.Vulgar, 102/P1/05/M) Kategori ketiga yaitu Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual. Kategori ini menunjukkan bahwa keinginan untuk melakukan hubungan seksual atau perilaku yang mengarah ke ranah seksual didasari oleh gairah seksual. Topik yang terkait dengan kategori ini yaitu kepuasan seksual, gairah seksual, interaksi seksual, keinginan untuk mengulang interaksi seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 60 “Untuk mengungkapkan rasa sayang antara pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar 20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang pada pasangannya dan nanti akan dibalas kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih hot dan selalu bikin ketagihan. Jangan sampai gagal dalam berorgasme karena akan berakibat fatal.” (Sensualitas Pria, A.3.1.2.Jangan Gagal Orgasme, 085/P1/20/M) “Gambar ini terlihat bergairah” (Sensualitas Pria, C.3.2.1.Bergairah, 232/P3/20/M) “Terlihat keduanya cowok dan cewek yang samasama ingin melakukan hubungan dengan wajah yang mupeng/sensual.”( Sensualitas Pria, C.3.3.4.Hubungan Seks, 195/P1/14/M) “Untuk mengungkapkan rasa sayang antara pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar 20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang pada pasangannya dan nanti akan dibalas kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih hot dan selalu bikin ketagihan. Jangan sampai gagal dalam berorgasme karena akan berakibat fatal” (Sensualitas Pria, C.3.4.5.Bikin Ketagihan, 085/P1/20/M) Kategori Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual meliputi topik sentuhan erotis dan berciuman. “Sensualitas muncul ketika terlihat pasangan tersebut melakukan sentuhan erotis, didukung dengan posisi kedua pasangan, tangan laki-laki terlihat seperti membelai bahu wanitanya. Dan busana yang digunakan kedua pasangan mendorong keinginan untuk merasakan kesenangan” PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI (Sensualitas Pria, 124/P1/05/M) C.4.1.1.Sentuhan 61 Erotis, “Gambar ini menunjukkan sepasang yang saling tidur yang laki-laki di bawah dan perempuan di atas. Di mana seakan wanita ingin berhubungan seks dengan cara melakukan ciuman.”(Sensualitas Pria, C.4.2.1.Cium, 069/P1/29/M) Kategori selanjutnya yaitu Ekspresi Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu mata tertutup dan ekspresi seksual. “Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual.” (Sensualitas Pria, C.5.1.1.Mata Tertutup, 002/P1/05/M) “Terlihat keduanya cowok dan cewek yang samasama ingin melakukan hubungan dengan wajah yang mupeng/sensual.” (Sensualitas Pria, C.5.3.4.Mupeng, 195/P1/14/M) Kategori terakhir adalah Menahan Gejolak Gairah Seksual. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu menahan gejolak. “Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual.”(Sensualitas Pria, C.6.1.2.Menahan Gejolak, 002/P1/05/M) 4) Ketertarikan Fisik Kategori Ketertarikan Fisik dibagi menjadi dua kategori yaitu Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 62 Seksual dan Pakaian Terbuka yang Menstimulasi Gairah Seksual. Tabel X. Kategori dalam Ketertarikan Fisik Pria Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual Pakaian Terbuka yang Menstimulasi Gairah Seksual. Pakaian Terbuka yang Menstimulasi Gairah Seksual Tidak Mengenakan Pakaian (Telanjang) Dalam kategori Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah Seksual, topik yang terkait adalah bagian tubuh yang menstimulasi gairah seksual. “Gambar menunjuk bagian tubuh yang terbuka dan saling berdekatan” (Sensualitas Pria, D.1.1.1.Bagian Tubuh Terbuka, 100/P1/05/M) “Senyum yang tulus, cara memandang, dan bentuk bibir” (Sensualitas Pria, D.1.1.2.Bentuk Bibir, 057/P1/01/M) “Sensualitas nampaknya lebih ditujukan kepada kepuasan seksual atau pemenuhan kebutuhan biologis yang didasari pada ketertarikan tubuh lawan jenis” (Sensualitas Pria, D.1.1.4.Ketertarikan Tubuh, 196/P2/03/M) Topik yang terkait dengan kategori Pakaian Terbuka yang Menstimulasi Gairah Seksual yaitu topik pakaian terbuka yang menstimulasi gairah seksual dan tidak mengenakan pakaian (telanjang). PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 63 “Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual” (Sensualitas Pria, D.2.1.3.Pakaian Terbuka, 002/P1/05/M) “Pada foto, terlihat lokasi di kamar mandi, pasangan wanitanya hanya memakai handuk. Pasanganntya/laki-lakinya menunjukkan ajakan sehingga pasangan wanitanya menunjukkan ekspresi tergoda untuk kesenangan” (Sensualitas Pria, D.2.1.6.Mengenakan Handuk, 124/P2/25/M) “Karena si cewe mengenakan handuk sehingga ada perasaan prasangka si cewe tidak memakai baju” (Sensualitas Pria, D.2.2.4.Prasangka Tidak Memakai Baju, 049/P1/01/M) 5) Tempat Privasi Menurut hasil penelitian konsep sensualitas pria berkaitan dengan kategori Tempat Privasi. Kategori yang masuk di dalamnya yaitu Melibatkan Tempat yang Privasi. Tabel XI. Kategori dalam Tempat Privasi Pria Melibatkan Tempat yang Privasi Setting Tempat Kategori Setting Tempat menunjukkan tempat dimana sensualitas pada laki-laki dapat terjadi. Topik yang masuk ke dalam kategori ini yaitu setting tempat. “Laki-laki dan perempuan itu berada diatas tempat tidur dan si perempuan menutupi pakaiannya menggunakan selimut atau sprei” (Sensualitas Pria, E.1.1.1.Tempat Tidur, 140/P1/08/M) PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 64 “Karena adanya kedua orang berada dalam kamar, dalam posisi tertutup oleh selimut” (Sensualitas Pria, E.1.1.3.Dalam Kamar, 133/P3/08/M) “Karena keduanya berada didalam kamar mandi dengan posisi si perempuan seperti sedang menutupi pandangan si laki-laki dengan menggunakan handuk” (Sensualitas Pria, E.1.1.2.Kamar Mandi, 140/P2/14/M) C. PEMBAHASAN Secara umum, pemahaman mengenai sensualitas menurut beberapa tokoh adalah keintiman fisik yang selalu mengarah kepada perasaan senang. Disisi lain, ada juga beberapa tokoh yang secara khusus memisahkan makna sensualitas dan seksualitas (Joanning & Keoughan, 2005; Kenedy et. al., 2010). Akan tetapi, jika ditinjau dari beberapa tokoh dan sumber bacaan lainnya ditemukan bahwa penggunaan kata sensualitas masih tumpang tindih dengan kata lain, seperti seksualitas dan erotisme (Traina, 2011). Menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014), sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual. Erotisme adalah yang berhubungan dengan atau cenderung mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual. Kata seksualitas diartikan sebagai kapasitas untuk perasaan seksual. Seksual berarti berkaitan dengan insting, proses fisiologis, dan aktivitas yang berkaitan dengan ketertatikan fisik atau kontak fisik yang intim antara individu. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 65 Berdasarkan ulasan singkat di atas, diperlukan studi yang membahas mengenai konsep sensualitas dalam konteks seksualitas. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti akan membahas mengenai konsep sensualitas. Ditemukan bahwa konsep sensualitas dalam konteks seksualitas khususnya hasrat seksual terbagi ke dalam 5 aspek besar baik pada wanita maupun pria, yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi Seksual, Ketertarikan Fisik, dan Tempat Privasi. Berdasarkan hasil penelitian, baik pada wanita ataupun pria aspek Interaksi Emosional dan Keinginan Interaksi Seksual paling berperan. Namun, peran Interaksi Emosional lebih kuat dibandingkan Keinginan Interaksi Seksual. Aspek Ketertarikan Fisik menempati posisi selanjutnya. Namun, aspek ini pada subjek pria lebih kuat dibandingkan subjek wanita. Selanjutnya adalah aspek Emosi Positif dan Tempat Privasi. Kedua aspek ini memiliki kekuatan peran yang sama baik pada wanita maupun pria. Berikut adalah penjelasan mengenai masing-masing aspek : 1. Interaksi Emosional Interaksi Emosional pada sensualitas merupakan interaksi yang terjadi pada seseorang dengan pasangannya yang mengandung unsur emosi di dalamnya. Dalam interaksi emosional, seseorang yang memiliki hubungan khusus dengan pasangannya akan memiliki keintiman dan berinteraksi secara akrab dengan pasangannya disertai dengan adanya penjiwaan dan emosi positif. Contohnya, adanya kontak mata yang dalam, PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 66 mesra dan romantis, perhatian, dan terdapat kelembutan dan ketulusan diantara pasangan. Selain itu, seseorang dalam keadaan yang akrab dan nyaman bersama pasangan akan berada pada posisi yang sangat dekat dan terjadi kontak fisik yang melibatkan emosi positif. Contohnya, posisi tidur bersama pasangan, berada pada posisi yang dekat, memeluk, bersentuhan, memegang, memijat, dan membelai. Aspek ini selaras dengan makna sensualitas yang dikemukakan oleh Joanning dan Keoughan (2005) yang menyampaikan bahwa sensualitas diartikan sebagai keintiman fisik secara non-seksual dengan orang lain termasuk kepekaan terhadap hasrat tubuh untuk dirangsang dengan cara-cara yang menimbulkan perasaan senang. Bentuk perilaku yang muncul dalam hasil penelitian seperti memeluk, selaras dengan yang dikemukakan Hansson dan Ahlborg (2011). Selain memeluk, bersentuhan, memijat, membelai, dan perhatian selaras dengan yang dikemukakan oleh Lawrence et. al. (2008). Empat perilaku yang sama yaitu memeluk, bersentuhan, memijat dan membelai juga disebutkan oleh Joanning dan Keoughan (2005). Berdasarkan uraian di atas, dapat diartikan bahwa aspek interaksi emosional merupakan respon emosi khususnya emosi positif yang diperoleh seseorang baik dari dalam diri maupun PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 67 dari luar, yang membuat orang tersebut ingin melakukan aktivitas – aktivitas yang menunjukkan keintiman dengan orang lain. 2. Emosi Positif Aspek Emosi Positif mengambil peran dalam sensualitas. Keterlibatan emosi positif yang dalam dan adanya keadaan atau situasi positif pada seseorang menjadi salah satu prediktor adanya sensualitas. Contohnya, adanya kedekatan emosi, perasaan bahagia, dan perasaan senang, kasih sayang, cinta, rasa nyaman dan aman. Rasa senang adalah bentuk emosi dari sensualitas yang selaras dengan yang dikemukakan oleh Kennedy et. al. (2010), Gomez (2012), Lichtenberg (2008), Lazar dan Lichtenberg (2003), Joanning dan Keoughan (2005), Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014). Selain emosi senang, rasa cinta, dan nyaman juga selaras dengan yang bentuk emosi sensualitas yang diungkapkan oleh Joanning dan Keoughan (2005). Berdasarkan penjabaran di atas, dapat diartikan bahwa emosi positif dalam sensualitas adalah respon atau reaksi seseorang kepada pasangannya yang merupakan wujud ekspresi atas evaluasi kepada sesuatu yang dapat menguntungkan bagi orang tersebut dan pasangan, dan memiliki kekuatan memotivasi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 68 untuk bertindak sesuatu. Dalam hal ini, tindakan yang dimaksud adalah interaksi emosional. 3. Keinginan Interaksi Seksual Aspek Keinginan Interaksi Seksual menggambarkan adanya keinginan seseorang untuk melakukan interaksi seksual dengan pasangannya. Contohnya, keinginan seseorang untuk melakukan intercourse dengan pasangan. Dalam aspek ini terdapat juga interaksi menggoda. Contohnya, kontak mata menggoda, manja, dan menggoda pasangan. Kemudian, terdapat kontak fisik yang melibatkan gairah seksual, seperti berciuman dan sentuhan-sentuhan erotis. Posisi dan kesan tertentu juga dapat menstimulasi gairah seksual sehingga dapat membangkitkan keinginan seseorang untuk melakukan interaksi seksual dengan pasangannya. Contohnya, posisi seronok, seksi, dan vulgar. Pada wanita, terdapat interaksi khusus yang muncul dalam aspek ini, yaitu pose yang mengarah ke perilaku seksual. Misalnya, pose menantang pasangan. Pada pria, juga terdapat interaksi khusus yang muncul di aspek ini, yaitu ekspresi seksual dan menahan gejolak gairah seksual. Contoh ekspresi seksual yaitu wajah yang menunjukkan ingin melakukan hubungan seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 69 Berdasarkan temuan penelitian, ekspresi seksual selaras dengan definisi sensualitas menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online yang menyatakan (2014) bahwa sensualitas adalah kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual. Di sisi lain, aspek ini juga selaras dengan definisi erotisme menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford Online (2014) yang mengungkapkan bahwa erotisme merupakan yang berhubungan dengan atau cenderung mengarah kepada membangkitkan gairah seksual atau kenikmatan seksual. Selain itu, aspek ini juga selaras dengan definisi seksualitas menurut Kenedy et. al. (2010) yang menyatakan bahwa seksualitas adalah ketertarikan dan hasrat pada aktivitas seksual. Namun, justru berbeda dengan makna sensualitas menurut Kenedy et. al. (2010) yang mengungkapkan bahwa sensualitas mengarah kepada kesenangan yang berasal dari alat indra. Walaupun aspek ini selaras dengan makna kata erotisme dan seksualitas menurut beberapa sumber, namun keinginan interkasi seksual memiliki makna tersendiri. Berdasarkan hasil analisis data, aspek keinginan interaksi seksual dapat diartikan sebagai respon atau reaksi terhadap stimulus tertentu baik melalui kontak fisik ataupun non-fisik yang membangkitkan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI gairah seksual sehingga memunculkan keinginan 70 untuk melakukan aktivitas seksual bersama pasangan. 4. Ketertarikan Fisik Aspek ini menjelaskan mengenai adanya ketertarikan seseorang terhadap tubuh atau fisik pasangannya yang mengarah ke ranah seksual. Seseorang dapat tertarik pada bagian tubuh tertentu sehingga menstimulasi gairah seksual. Misalnya, bagian bibir, atau bagian-bagian sensitif pada tubuh. Selain itu, pakaian terbuka atau tidak memakai pakaian juga dapat menimbulkan ketertarikan fisik yang dapat mengarah ke ranah seksual. Aspek ketertarikan fisik ini selaras dengan definisi sensualitas menurut Kamus Bahasa Inggris Oxford (2004) yaitu kenikmatan, ekspresi, kesenangan, atau pencarian fisik, terutama secara seksual. Akan tetapi, juga selaras dengan definisi seksual menurut Kamus Besar Bahasa Inggris Oxford (2004). Berdasarkan penjabaran di atas, aspek ketertarikan fisik dapat dimaknai sebagai sikap atau penilaian interpersonal terhadap pasangan yang memunculkan respon tertarik atau suka pada fisik atau bagian tubuh tertentu, sehingga dapat memunculkan gairah seksual. 5. Tempat Privasi Aspek Tempat Privasi merupakan aspek yang menunjukkan tempat dimana dapat mendukung terjadinya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 71 sensualitas. Contohnya, kamar mandi, kamar tidur, dan tempat tidur. Aspek ini bertolak belakang dengan yang diungkapkan oleh Joanning dan Keoughan (2005) yang menyatakan bahwa sensualitas dapat terjadi di tempat yang tidak terbatas hanya di tempat privasi seperti di tempat tidur, sofa, atau mobil, tetapi juga dapat dilakukan di tempat umum. Berdasarkan uraian di atas, aspek tempat privasi dalam sensualitas dapat dimaknai sebagai tempat yang memiliki kemampuan untuk mempertahankan atau menjaga kepentingan pribadi seseorang dengan pasangannya supaya tidak diketahui secara publik. Kepentingan yang dimaksud dalam konteks sensualitas yaitu diantaranya adanya interaksi emosional dan keinginan interaksi seksual dengan pasangan. Dengan ditemukannya aspek-aspek tersebut, peneliti dapat menduga gambaran rumusan dan dinamika konseptual mengenai sensualitas dalam konteks yang berkaitan dengan hasrat seksual menggunakan skema atau model hubungan teoritis yang dikemukakan Strauss dan Corbin (1998) sebagai berikut, sensualitas merupakan interaksi emosional yang melibatkan emosi positif di tempat privasi yang kemudian menstimulasi adanya ketertarikan fisik pada pasangan sehingga muncul keinginan untuk berinteraksi secara seksual. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 72 Gambaran rumusan konseptual tentang sensualitas ini cukup berbeda dengan gambaran sensualitas sebelumnya, dimana untuk membedakan sensualitas dengan kata seksualitas dan erotis, sensualitas secara umum dimaknai sebagai segala sesuatu yang selalu mengarah kepada perasaan senang yang dirasakan seseorang karena adanya kontak fisik. Hasil analisis data menunjukkan bahwa sensualitas memiliki konteks yang lebih luas, tidak hanya mencakup perasaan dan kontak fisik tetapi makna seksualitas dan erotis termasuk di dalamnya. Dengan demikian, hasil temuan ini memberikan penjelasan bahwa kata sensualitas tidak seharusnya tumpang tindih dengan kata erotis dan seksualitas. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, konsep sensualitas dalam konteks seksualitas memiliki konteks yang lebih luas dibandingkan erotis dan seksualitas. Sensualitas tidak hanya berkaitan dengan ketertarikan atau pencarian fisik secara seksual atau adanya kontak fisik yang intim secara seksual, tetapi interaksi emosional dan emosi positif berperan kuat dalam sensualitas. Dengan kata lain, berdasarkan hasil penelitian, kata erotis dan seksualitas berkaitan dan masuk ke dalam karakteristik sensualitas. Hal tersebut cukup dapat menjelaskan untuk membedakan kata sensualitas dengan kata kata erotis dan seksualitas. Sehingga, penggunaan kata sensualitas dapat dibedakan dengan kata erotis dan seksual. Melalui penelitian ini ditemukan bahwa sensualitas terbagi menjadi 5 aspek besar, yaitu Interaksi Emosional, Emosi Positif, Keinginan Interaksi Seksual, Ketertarikan Fisik, dan Tempat Privasi. Secara umum, konsep sensualitas pada wanita maupun pria adalah sama. Berdasarkan hasil penelitian, baik pada wanita ataupun pria aspek Interaksi Emosional dan Keinginan Interaksi Seksual paling berperan. Di sisi lain, peran Interaksi Emosional lebih kuat dibandingkan Keinginan Interaksi Seksual. Aspek Ketertarikan Fisik menempati posisi selanjutnya. Namun, aspek ini pada subjek pria lebih kuat dibandingkan subjek wanita. Selanjutnya adalah 73 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 74 aspek Emosi Positif dan Tempat Privasi. Kedua aspek ini memiliki kekuatan peran yang sama baik pada wanita maupun pria. Melalui penelitian ini, dapat dikemukakan bahwa rumusan konseptual sensualitas dapat dipahami sebagai interaksi emosional yang melibatkan emosi positif di tempat privasi yang kemudian menstimulasi adanya ketertarikan fisik pada pasangan sehingga muncul keinginan untuk berinteraksi secara seksual. B. KEKUATAN PENELITIAN Kekuatan pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode yang mengadaptasi teknik proyektif secara tertulis, sehingga responden dapat menuliskan secara lebih leluasa tanpa adanya hambatan dan memungkinkan responden untuk mengungkapkan motif, nilai, keadaan emosi, kebutuhan tentang sensualitas yang biasanya sukar diungkapkan dalam situasi wajar. Kekuatan lainnya adalah jumlah responden yang cukup besar dan memiliki variasi demografis yang beragam (usia, etnis, tempat tinggal, pekerjaan, agama, pendidikan terakhir, orientasi seks, dan status hubungan), sehingga data yang diperoleh cukup jenuh, cukup representatif dan mewakili konsep sensualitas secara umum. Kekuatan ketiga yaitu teknik pemeriksaan data yang digunakan peneliti. Dengan menggunakan Teknik Pemeriksaan Sejawat Melalui Diskusi, hasil analisis data lebih obyektif, unsur subyektifitas dapat dikendalikan, dan terhindar dari kemelencengan hasil sesungguhnya. data yang PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C. 75 KELEMAHAN PENELITIAN Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan. Pertama, ada beberapa data responden yang tidak lengkap sehingga data tersebut tidak dapat dianalisis. Hal ini dapat mempengaruhi mengurangi keragaman hasil penelitian. Kedua, walaupun variasi demografis subjek penelitian sudah cukup beragam, namun masih terdapat kesenjangan dalam variasi usia, etnis, dan agama. Ketiga, jumlah gambar stimulus yang terlampau banyak jumlahnya dan gambar yang monoton. Hal ini berpengaruh kepada respon subjek karena subjek merasa gambar yang kurang bervariasi dapat menimbulkan kebingungan dan kebosanan. D. SARAN Berikut adalah saran yang disampaikan untuk : 1. Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian yang serupa, diharapkan untuk memperhatikan kelemahan – kelemahan dalam penelitian ini. Peneliti menyarankan peneliti selanjutnya untuk memastikan bahwa data yang diisi oleh responden sudah lengkap, sehingga peneliti tidak kehilangan data. Dengan demikian, hasil penelitian lebih beragam dan lebih lengkap. Selain itu, peneliti juga dapat mengatur variasi demografis subjek penelitian agar lebih PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 76 seimbang, agar data lebih respresentatif. Selain itu, peneliti selanjutnya juga dapat melakukan kajian ulang untuk mengonfirmasi dugaan rumusan dan dinamika konseptual sensualitas agar kesesuaian konsep sensualitas lebih tervalidasi. Bagi peneliti peneliti lain yang fokus pada bidang kepuasan hubungan seksual diharapkan dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai pedoman untuk mengembangkan program-program yang berkaitan dengan sensualitas demi meningkatkan kepuasan hubungan dengan pasangan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti yang fokus pada bidang hasrat seksual juga dapat menggunakan rating foto tertinggi untuk digunakan lagi sebagai pijakan dasar penelitian hasrat seksual dengan adaptasi teknik proyektif. 2. Pasangan Suami – Istri Bagi pasangan suami istri, diharapkan melalui penelitian ini dapat membantu untuk meningkatkan kepuasan relasi dan kehidupan seksual di dalam rumah tangga. Contoh perilaku dari aspek – aspek yang terdapat dalam sensualitas dapat dipahami dan dilakukan untuk meningkatkan dan menjaga kehidupan seksual dan kepuasan relasi dalam pernikahan. 3. Psikolog, Lembaga Perkawinan, dan Konselor Perkawinan Melalui hasil penelitian ini, diharapkan psikolog dan konselor perkawinan dapat membantu pasangan suami-istri untuk menjaga dan PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 77 meningkatkan kepuasan relasi, khususnya yang memiliki masalah pada kehidupan seksual. Psikolog dan konselor perkawinan dapat memberikan treatment atau solusi permasalahan suami – istri yang berkaitan dengan stress pernikahan, permasalahan kehidupan seksual dan kepuasan relasi perkawinan dengan menggunakan pedoman aspek-aspek sensualitas. Psikolog dan Lembaga Perkawinan juga dapat mengadakan pembinaan dan pemberdayaan kepada pasangan suami – istri. Peneliti menyarankan pengadaan workshop atau seminar mengenai sensualitas kepada pasangan suami – istri untuk mengenal makna sensualitas dan manfaat tentang sensualitas khususnya dalam konteks seksual. Kemungkinan besar dengan adanya makna yang tumpang tindih antara sensualitas dengan erotis atau seksualitas, suami – istri belum menyadari manfaat sensualitas untuk menjaga kualitas hubungan dengan pasangan. d PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI DAFTAR PUSTAKA Bellak, Leopold & Abrams, David M. (1997). The T.A.T, the C.A.T., and the S.A.T. in Clinical Use. 6th Edition. USA: Library of Congress Cataloging Chivers, Meredith L. (2005). A Brief Review and Discussion of Sex Differences in the Specificity of Sexual Arousal. Sexual and Marital Therapy, Vol. 20, No. 4, 2005, 377–390 Chivers, Meredith L. (2010). A Brief Update on the Specificity of Sexual Arousal. Sexual and Relationship Therapy Vol. 25, No. 4, November 2010, 407–414 Clifton Evers (2010). Intimacy, sport and young refugee men. Emotion, Space, and Society Journal. International Journal of Sexual Health. Vol. 22, Isssue 3. pages 155-166. DOI: 10.1080/19317611003745058 Creswell, John. W. (2007). Qualitative Inquiry & Research Design : Choosing Among Five Approaches. 2nd Edition. California : Sage Publication Friedenberg, Lisa. (1995). Psychological Testing: Design, Analysis, and Use. Massachusetts: A Simon & Schuster Company Gomez, M. T. ( 2012). The S Words : Sexuality, Sensuality, Sexual Expression and People with Intellectual Disability. Sex Disabil (2012) 30:237–245. DOI 10.1007/s11195-011-9250-4 Hansson, M. & Ahlborg, T. (2011). Quality of the intimate and sexual relationship in first-time parents – A longitudinal study. Sexual & Reproductive Healthcare 3 (2012) 21–29. Dipungut dari http://www.sciencedirect.com/science/journal/18775756 Holzner, B. M. & Oetomo, D. (2004). Youth, Sexuality and Sex Education Messages in Indonesia: Issues of Desire and Control. Reproductive Health Matters 2004;12(23):40–49 78 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 79 Joanning , H. & Keoughan, P. (2005). Enhancing Marital Sexuality. The Family Journal 2005 13: 351. DOI: 10.1177/1066480705276194. Dipungut dari http://tfj.sagepub.com/content/13/3/351 Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. (2014). Dipungut dari http://kbbi.web.id/ Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ke-empat. (2011). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Karmiyati, Diah & Suryaningrum, Cahyaning, (2008). Pengantar Psikologi Proyektif. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang Press Kennedy, K. E. P., Grov, C., Parsons, J. P. (2010). Ecstasy and Sex Among Young Heterosexual Women : A Qualitative Analysis of Sensuality, Sexual Effects, and Sexual Risk Taking. International Journal of Sexual Health, 22:3, 155-166. http://dx.doi.org/10.1080/19317611003745058\ Lawrence, E., Ashley, P., Bunde, M., Barry, R. A., Brock R. L., Fazio L., Mulryan, L., Hunt, S., Madsen, L., Dzankovic, S. (2008). Objective Rating of Relationship Skills across Multiple Domains as Predictor of Marital Satisfaction Trajectories. Journal of Social and Personal Relationships 2008 25: 445. DOI: 10.1177/0265407508090868. Dipungut dari http://spr.sagepub.com/content/25/3/445 Lazar, S. G. & Lichtenberg, J. D. (2003). Sensual Enjoyment, Sexual Excitement, and Feminity : Appreciating the Female Sexual Response. Psychoanalytic Inquiry: A Topical Journal for Mental Health Professionals. Vol. 23. No. 4. p.529-614. DOI: 10.1080/07351692309349053. Lichtenberg, Joseph (2008). Sensuality and Sexuality across the Divide of Shame. Psychoanalytic Inquiry Book Series. Vol. 25. New York : The Analytic Press. Meana, Martha. (2010). Elucidating Women’s (hetero) Sexual Desire : Defitional Challenges and Content Expansion. Journal of Sex Research, 47(2-3), 104-122. DOI: 10.1080/00224490903402546 Moleong, Lexy J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 80 Munti, Ratna Batara. (2005). Demokrasi Keintiman Seksualitas di Era Global. (hal. 115). Yogyakarta : Pelangi Aksara Oxford Dictionary Online. (2014). Dipungut dari http://oxforddictionaries.com/ Oxford Learner’s Pocket Dictionary. New Edition. (2004). UK : Oxford University Press Patton, Michael Quinn. (2002). Qualitative Research & Evaluation Methods. 3rd Edition. California : Sage Publication Poerwandari, E. Kristi. (1998). Pendekatan Kualitatif dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) Poerwandari, E. Kristi. (2005). Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Ed: ke3. Jakarta : Perfecta Santrock, John W. (1995). Life Span Development. Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif : Tatalangkah dan Teknik-teknik Teoritisasi Data. Pustaka Pelajar Strauss, Anselm & Corbin, Juliet. (1998). Basics of Qualitative Research : Techniques and Procedures for Developing Grounded Theory. 2nd Editoin. California : Sage Publication. Traina, Cristina L. H. (2011). Erotic Attunement: Parenthood and the Ethics of Sensuality between Unequals. Chicago : University of Chicago Press. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI LAMPIRAN 81 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 82 Lampiran 1. Inform Consent Angket Keintiman & Sensualitas Responden yang terhormat, Kami, Siswa Widyatmoko, M.Psi & Dr. Tjipto Susana, Psi., dosen dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, bermaksud meminta kesediaan Anda untuk mengisi angket tentang keintiman dan sensualitas. Angket tersebut terdiri dari 2 bagian. Bagian pertama adalah gambar dan penilaian tentang keintiman dan sensualitas. Pada bagian ini Anda diminta untuk menilai tingkat keintiman & sensualitas dari gambar-gambar yang kami sediakan. Selanjutnya kami meminta Anda untuk memilih 3 gambar yang paling menunjukkan keintiman dan 3 gambar yang paling menunjukkan sensualitas; setelah itu kami mohon Anda memberikan penjelasan tentang aspek / unsur dari gambar-gambar tersebut yang memperlihatkan keintiman dan sensualitas. Bagian kedua adalah lembar data pribadi. Pada bagian ini Anda diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang latar belakang pribadi Anda, seperti agama, suku/etnis, tingkat pendidikan, dll. Informasi yang kami peroleh dari angket ini bersifat anonim atau tanpa nama. Kami membuat angket ini bersifat anonim untuk menjaga kerahasiaan jawaban Anda dan keamanan data pribadi Anda. Oleh karena itu, kami mohon Anda memberikan jawaban dengan jujur dan akurat. Kami akan sangat berterima kasih jika Anda memberikan penilaian terhadap seluruh gambar dan menjawab semua pertanyaan. Namun, jika di tengah-tengah pengerjaan Anda merasa tidak nyaman untuk menyelesaikan pengisian angket, Anda boleh berhenti dan tidak menyelesaikan angket ini. Jika Anda telah selesai mengisi angket atau tidak melanjutkan mengisi angket, silakan Anda melipat angket, memasukkan ke dalam amplop, dan merekatkan tutup amplop. Mohon Anda juga tidak lupa untuk mengembalikan semua gambar. Jika ada hal-hal yang kurang jelas, Anda bisa menghubungi asisten kami, Sdri Maya, di nomor 0857 9936 9091 atau menghubungi kami lewat email di alamat [email protected]. Terima kasih atas partisipasi Anda. Siswa Widyatmoko, M.Psi & Dr. Tjipto Susana, Psi PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 83 Lampiran 2. Lembar Data Pribadi Responden LEMBAR DATA PRIBADI PENILAI Mohon isi data di bawah ini sesuai dengan kondisi Anda. Terimakasih. : ……………… tahun Usia Jenis Kelamin: Laki-laki / Perempuan Suku/ Etnik : ………………………………………………………………… : ………………………………………………………… Agama Tingkat Religiusitas Berilah penilaian terhadap tingkat religiusitas Anda. 1 2 3 4 5 6 7 Skor 1: religiusitas sangat rendah 8 9 10 Skor 10: religiusitas sangat tinggi Tempat Tinggal * a. Desa, sebutkan …………………………………………………… b. Kota kecil, sebutkan ……………………………………………. c. Kota besar, sebutkan …………………………………………… Keterangan: tempat tinggal yang dimaksud adalah tempat Anda paling lama tinggal semenjak Anda kecil hingga usia SMTA. Kisaran Tingkat Pengeluaran Pribadi per Bulan* a. Kurang dari Rp. 1.000.000 b. Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000 c. Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000 d. Rp. 3.000.000 – Rp. 4.000.000 e. Rp. 4.000.000 – Rp. 5.000.000 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI f. 84 Lebih dari Rp. 5.000.000 Keterangan: jika Anda telah berkeluarga, untuk mendapatkan kisaran pengeluaran pribadi Anda per bulan, bagilah seluruh pengeluaran bulanan keluarga Anda dengan jumlah anggota keluarga Anda. Tingkat Pendidikan Terakhir* a. SD d. D1/ D2/ D3* b. SMTP e. S1/ S2/ S3* c. SMTA f. Lainnya ………………………….. Jenis Pekerjaan* a. Profesional, teknisi, atau managerial di perusahaan/ institusi/ lembaga besar Sebutkan nama pekerjaan Anda …………………………………………………………………… b. Semi profesional atau manager di perusahaan/ institusi/ lembaga kecil Sebutkan nama pekerjaan Anda …………………………………………………………………… c. Pekerjaan yang berhubungan dengan administrasi dan sales Sebutkan nama pekerjaan Anda …………………………………………………………………… d. Pekerjaan dengan keterampilan (skilled) dan semi skilled Sebutkan nama pekerjaan Anda …………………………………………………………………… e. Bertani dan pekerjaan tidak terampil (unskilled) Sebutkan nama pekerjaan Anda …………………………………………………………………… f. Pelajar / mahasiswa g. Lainnya, sebutkan .....................……………………………………… PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Orientasi Seksual * a. Heteroseksual (tertarik dengan lawan jenis) b. Biseksual (tertarik dengan lawan jenis dan sesama jenis) c. Homoseksual (tertarik dengan sesama jenis) Status Pernikahan* a. Tidak/ Belum Pacaran* d. Cerai b. Pacaran/ Bertunangan* e. Cerai Mati c. Menikah Terimakasih Keterangan: * pilih salah satu 85 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 3. Lembar Penilaian LEMBAR PENILAIAN A. Berilah penilaian terhadap tingkat keintiman dan sensualitas dari setiap gambar yang telah disediakan (30 gambar). Lingkarilah angka yang menunjukkan penilaian Anda. Skor 1 : sangat tidak menunjukkan keintiman/ sensualitas Skor 10 : sangat menunjukkan keintiman/ sensualitas Skor Keintiman Skor Sensualitas Gambar Nomor 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 86 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar Nomor 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 13 Skor Keintiman Skor Sensualitas Gambar Nomor 22 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 23 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 24 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 87 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Gambar Nomor 25 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 26 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 27 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 28 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 29 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Nomor 30 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 88 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B. Dari 30 gambar tersebut, pilihlah 3 gambar yang paling menunjukkan keintiman. Berilah alasannya. 3 gambar yang paling menunjukkan keintiman: 1. Gambar Nomor ………….. Alasan ……………………………………………………………………………………………………………………………… .……………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 2. Gambar Nomor ………….. Alasan …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………….……………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………………………………… 3. Gambar Nomor …………. Alasan …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………….………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………... 89 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C. Dari 30 gambar tersebut, pilihlah 3 gambar yang paling menunjukkan sensualitas. Berilah alasannya. 3 gambar yang paling menunjukkan sensualitas: 1. Gambar Nomor ………….. Alasan .…………………………………………………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………….………………………………………………………………….. .……………………………………………………………………………………………………………………………….. 2. Gambar Nomor ………….. Alasan …………………………………………………………………………………………………………………………………………… ………………………………………………….………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………….. 3. Gambar Nomor …………. Alasan ………………………………………………………………………………………………………………………………….………… …………………………………………………….…………………………………………………………..... ……………………………………………………………………………………………………………………………….. Terimakasih atas partisipasi Anda 90 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 4. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Wanita A. INTERAKSI EMOSIONAL A.1. Interaksi Akrab yang Melibatkan Penjiwaan A.1.1. Interaksi yang Dekat A.1.1.1. Tindakan/Perilaku Baris 93 - Menunjukkan wanita ke 177/P1/17/F pasangannya sangat dekat, dan ingin mengatakan lebih dengan tindakan. A.1.1.2. Interaksi A.1.1.3. Membantu Mengambilkan Sesuatu A.1.2. Kontak Mata yang Dalam A.1.2.1 Saling Memandang A.1.2.2 Saling Melihat A.1.2.3. Kontak Mata Baris 2 003/P1/12/F Ada kontk mata yang intens dan dalam A.1.2.4. Saling Menatap A.1.2.5. Menatap Mesra A.1.3. Menjiwai A.1.3.1. Memejamkan Mata A.1.3.2. Menjiwai A.1.3.3. Menikmati A.1.3.4.Saling Merasakan Baris 33 Dilihat dari gambar kedua039/P1/21/F duanya saling bisa merasakan(mood red) A.2. Posisi Sangat dekat A.2.1. Posisi Tidur A.2.1.1. Posisi Tidur Baris 82 147/P3/29/F Posisinya tidur dan berpelukan 91 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.2.1.2. Berbaring A.2.1.3. Posisi Rebahan A.2.2 Posisi Dekat A.2.2.1. Dekat Baris 51 Unsur keintiman mereka yang 071/P2/20/F membuat foto terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan, bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat dekat. A.3. Hubungan Spesial yang Dekat A.3.1. Terjalin Hubungan Khusus A.3.1.1. Hubungan Tidak Biasa A.3.1.2. Tidak Hanya Teman Biasa A.3.1.3. Bersama pasangan A.3.1.4. Saling memiliki A.3.1.5. Seperti Suami – Istri Baris 78 Menunjukkan hubungan yang 121/P1/13/F sangat dekat, dan sudah seperti suami istri. A.3.1.6. Pasangan yang Hangat A.3.1.7. Hubungan Sangat Dekat A.3.2. Ketertarikan A.3.2.1. Kecocokan A.3.2.2. Mau Sama Mau A.3.2.3. Ketertarikan A.3.2.4. Tertarik Baris 93 Kedua pasangan 177/P3/25/F menunjukkan bahwa mereka saling tertarik, bukan karena fisik, A.4. Ekspresi Positif A.4.1. Ekspresi Positif 92 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.4.1.1. Wajah Berseri Baris 30 Gambar menunjukkan wajah 036/P2/15/F yang berseri-seri A.4.1.2. Bercanda A.4.1.3. Tertawa Baris 53 Sederhana, membuatku ingin 074/P3/30/F juga tertawa bersama dengan pasangan yang dicintai A.4.1.4. Tersenyum A.5. Keintiman A.5.1. Mesra A.5.1.1. Romantis A.5.1.2. Mesra Baris 9 Di gambar ini, pasangan 011/P2/27/F tersebut tampak sedang bermesraan. Mereka saling menyentuh dan menatap satu sama lain. Setelah itu, mereka juga saling berpelukan sambil berbaring A.5.1.3. Menunjukkan Kehangatan A.5.1.4. Dengan Hangat A. 5.2. Keintiman A.5.2.1. Keintiman Baris 51 Unsur keintiman mereka 071/P2/20/F yang membuat foto terlihat sensual, cara mereka memegang pasangan, bersentuhan, dan jarak di antara mereka sangat dekat. A.5.3. Perhatian A.5.3.1. Perhatian Baris 4 006/P3/08/F Pasangan itu menunjukkan kemesraannya dan perhatian A.5.3.2. Memenuhi Keinginan 93 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.6. Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif A.6.1. Bersentuhan A.6.1.1. Bersentuhan Baris 9 Di gambar ini, pasangan 011/P1/25/F tersebut tampak mesra dan saling menatap. Si laki-laki menatap dan memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya A.6.1.2. Sentuhan A.6.1.3. Sentuhan di Leher A.6.1.4. Belaian Sayang A.6.1.5. Memijat A.6.1.6. Memegang A.6.2. Kontak Fisik A.6.2.1. Kontak Fisik Baris 92 Adanya bahasa tubuh yang 176/P1/26/F akan mengarah pada kontak fisik. Hal itu juga tampak dari pandangan mereka yang terkesan ingin “menyentuh dan disentuh”. A.6.2.2. Wanita Berada di Atas Tubuh Pria A.6.2.3. Bertumpukkan A.6.2.4. Bersender di Atas Pasangan A.6.3. Memeluk A.6.3.1. Merangkul A.6.3.2 Saling Merengkuh A.6.3.3. Memeluk Baris 9 011/P1/25/F Di gambar ini, pasangan tersebut tampak mesra dan saling menatap. Si laki-laki menatap dan memeluk/menyentuh dengan hangat pasangannya 94 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.6.3.4. Saling Berdekapan A.6.3.5. Berpelukan B. EMOSI POSITIF B.1. Melibatkan Emosi Positif yang Dalam B.1.1.Kedekatan Emosi B.1.1.1. Lebih dari Kedekatan Biasa B.1.1.2. Kedekatan Baris 50 070/P1/05/F menunjukkan kedekatan yang perilakunya mengarah pada sensualitas B.1.2. Perasaan Bahagia B.1.2.1. Sangat Bahagia Baris 30 Menunjukkan ekspresi wajah 036/P1/01/F yang sangat bahagia B.1.3. Melibatkan Emosi B.1.3.1. Melibatkan Perasaan Baris 1 secara fisik dekat, 001/P1/05/F melibatkan perasaan dan emosi B.1.3.2. Rasa yang Dalam B.1.3.3. Melibatkan Emosi B.1.4. Kasih Sayang B.1.4.1 Rasa Sayang B.1.4.2. Cinta Kasih Baris 40 047/P2/20/F Pasangan suami istri menunjukkan penuh cinta kasih. B.1.4.3. Kasih Sayang Baris 106 190/P1/07/F Sang suami dengan kasih sayang mencium sang istri. 95 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI B.2. Keadaan Positif B.2.1. Situasi Akrab dan Nyaman B.2.1.1. Akrab Baris 95 Kedua model terlihat saling 179/P3/23/F menikmati dan interaksinya menghasilkan rasa sensual yang akrab. B.2.1.2. Nyaman Baris 36 042/P3/08/F Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual C.KEINGINAN INTERAKSI SEKSUAL C.1. Interaksi Menggoda C.1.1. Menggoda C.1.1.1. Genit C.1.1.2. Melirik Nakal C.1.1.3. Menggoda Baris 47 Masing-masing orang itu 060/P1/05/F menunjukkan perilaku menggoda pasangannya. C.1.1.4. Berbisik di Telinga C.1.1.5. Membuat Penasaran C.1.2. Kontak Mata Menggoda C.1.2.1. Lirikan Mata C.1.2.2. Pandangan Baris 6 Kontak fisik mengarah ke 008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan 96 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C.1.2.3. Mengintip C.1.2.4. Tatapan Mata C.1.2.5. Saling Melihat Bagian Tubuh C.1.2.6. Melihat Bibir Seseorang Baris 105 189/P2/17/F Intinya bibir tu hal yang bikin terlihat seksi. C.1.3. Manja C.1.3.1. Manja Baris 58 Perempuannya manja. 079/P2/13/F C.1.3.2. Merajuk C.2. Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual C.2.1. Posisi Seronok C.2.1.1. Erotis C.2.1.2. Syur C.2.1.3. Posisi Seronok Baris 52 Terlihat posisinya sangat 073/P3/28/F seronok C.2.2. Seksi C.2.2.1. Bibir Terbuka C.2.2.2. Seksi Baris 65 Si perempuan terlihat begitu 092/P3/26/F seksi dengan gayanya yang terlihat pada gambar 26 tersebut C.3. Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual C.3.1. Interaksi Seksual C.3.1.1. Hubungan Intim C.3.1.2. Interaksi Seksual C.3.1.3. Hubungan Seks Baris 3 Wanita hanya memakai tank 004/P1/05/F top, baju laki-lakinya terbuka, mereka berciuman dan 97 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI terlihat seperti Ingin berhubungan seksual C.3.1.4. Aktivitas Hubungan Fisik C.3.1.5. Perilaku Seksual C.3.1.6. Aktivitas Seksual C.3.1.7. Memulai Relasi Inti (Seksual) C.3.1.8. Ingin Melakukan Foreplay C.3.1.9. Seksualitas C.3.1.10. Adegan Ranjang C.3.2. Gairah Seksual C.3.2.1. Gairah Seksual C.3.2.2. Nafsu C.3.2.3. Rangsangan Seksual C.3.2.4. Hasrat Seksual Baris 6 Kontak fisik mengarah ke 008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan C.3.2.5. Mengalami Arousal C.3.2.6. Wajah Menggairahkan C.3.2.7. Dapat Menyebabkan Seks C.3.2.8. Gairah C.3.2.9. Mood Red C.3.3. Kenikmatan Seksual C.3.3.1. Memberikan Kenikmatan Seksual Baris 90 Posisi akan berciuman, saling 174/P1/03/F melihat bibir/bagian tubuh sehingga meningkatkan hasrat seksual. Sikap badan (termasuk tangan) seperti ingin memberikan/mendapat kenikmatan sex. C.3.3.2. Mendapatkan Kenikmatan Seksual 98 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C.4. Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual C.4.1. Sentuhan Erotis C.4.1.1. Grepe – grepe Baris 104 Karena model saling grepe188/P3/27/F grepe C.4.1.2. Colek - Colek C.4.1.3. Memijat C.4.2. Berciuman C.4.2.1. Cium Baris 90 Berciuman, sikap badan 174/P2/05/F saling merengkuh, pakaian saling terbuka menunjukkan saling ingin menikmati rangsangan seksual C.4.2.2. Saling Mengendus C.4.2.3. Masah Bibir C.5. Pose yang Mengarah ke Perilaku Seksual C.5.1. Pose Menantang C.5.1.1. Pose yang Menantang Baris 113 219/P2/05/F Pose yang menantang dan terlihat seperti pasangan yang hangat membuat foto tersebut terlihat sensual. C.5.1.2. Berani C.5.1.3. Tidak Ada Rasa Malu C.5.2. Gestur C.5.2.1. Gerak Tubuh Baris 84 Perilaku, pada gambar 150/P3/14/F tersebut menunjukkan pada arah seksualitas cewek maupun cowok, si cewek dengan seperti memancing cowok dengan gerakangerakan yang ditunjukkan pada gambar tersebut, mata mereka juga tidak 99 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 100 menunjukkan kehangatan C.5.2.2. Mengangkat Bahu D. KETERTARIKAN FISIK D.1. Bagian Tubuh yang Menstimulasi Gairah D.1.1. Area Privasi D.1.1.1. Ke Area Privat Baris 6 Kontak fisik mengarah ke 008/P2/27/F area privat; ekspresi wajah menunjukkan ada hasrat seksual (terutama cara memandang pasangan D.1.1.2. Bagian Sensitif Baris 72 112/P3/25/F Karena ada sentuhan di leher yg merupakan bagian sensitive D.1.1.3. Menunjuk Ke Arah Handuk D.2. Pakaian Terbuka D.2.1. Pakaian Terbuka D.2.1.1. Menggunakan Handuk Baris 36 Kelihatan sensual karena si 042/P1/25/F wanita pakai handuk saja, di kamar mandi bersama pria. Jadi kelihatan sensual banget D.2.1.2. Cara Berbusana D.2.1.3. Pakaian Minim Baris 74 115/P1/05/F Karena baju wanita yang minim dan terlihat wajahnya menikmati sentuhan wajahnya ke wajah pria D.2.1.4. Pakaian Terbuka Baris 19 Kedua objek pada foto 024/P1/05/F terlihat mendekatkan wajah, tetapi objek perempuan menggunakan pakaian yang bisa dikatakan pakaian Baris 98 Memiliki pakaian minim dan 182/P3/05/F ingin berciuman. PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI yang agak terbuka. D.2.1.5. Pakaian Tidur D.2.1.6. Menutupi Badan D.2.1.7. Hanya Memakai Tank - Top E. TEMPAT PRIVASI E.1. Melibatkan Tempat yang Privasi E.1.1. Setting Tempat E.1.1.1. Kamar Mandi Baris 54 075/P2/14/F Tempat gambarnya diambil di kamar mandi dan perempuan di gambar tersebut kalau tidak salah hanya memakai pakaian dalam, menurutku itu terlalu sensual. E.1.1.2. Di Ranjang Baris 36 042/P3/08/F Gambar di ranjang dengan wanita menutup badan bagian atas jadi bikin penasaran dengan tangan si pria merangkul. Jadi kelihatan ayem dan sensual. 101 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI Lampiran 5. Open Coding dan Axial Coding Sensualitas Pria A. INTERAKSI EMOSIONAL A.1. Interaksi yang Akrab dan Mendalam A.1.1. Menikmati A.1.1.1. Saling Menikmati A.1.1.2. Menikmati Baris 32 099/P2/15/M Gambar tersebut sungguh sensual dimana tampak sepasang pasutri sedang menikmati sebuah kemesraan dan keintiman dalam hubungan A.1.1.3. Menikmati Senyum A.1.1.4. Dibalas Kenikmatan A.1.1.5. Menikmati Cengkrama A.1.2. Kontak Mata yang Dalam A.1.2.1. Berhadapan Pandangan Mata A.1.2.2. Saling Bertatapan A.1.2.3. Saling Memandang A.1.2.4. Tatapan Mata Baris 21 072/P2/29/M Gambar ini diperoleh atau dipilih karena tatapan yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup menggambarkan kedekatan. A.1.2.5. Pandangan Penuh Cinta A.1.2.6. Menatap A.1.2.7. Pandangan Mesra A.1.3. Komunikasi Akrab A.1.3.1. Komunikasi Saat Mau Tidur A.1.3.2. Bercengkrama Baris 32 Menunjukkan hal yang sangat 099/P1/05/M sensual dimana ada adegan bercengkrama di suatu 102 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI ruangan A.2. Posisi yang Sangat Dekat A.2.1. Posisi Badan Saling Bertindihan A.2.1.1. Saling Menindih Baris 46 Posisi kedua pasangan 124/P3/29/M bertumpang tindih tapi saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan dari kedua pasangan. A.2.1.2. Menempelkan Badan A.2.1.3. Wanita Berada di Atas Tubuh Pria A.2.2. Posisi Tidur A.2.2.1. Posisi Tidur Baris 44 Posisi tertidur si pria terlihat 122/P2/27/M memeluk tubuh wanita dan tangan kirinya membelai wanita di dahinya, terlihat nuansa kedekatan yang sensual. A.2.2.2. Terlentang A.2.3. Posisi Dekat A.2.3.1. Posisi Sangat Intim A.2.3.2. Kedekatan A.2.3.3 Saling Berdekatan A.2.3.4. Jarak Intim A.2.3.5. Dekat Baris 60 138/P1/12/M Berasa sangat dekat jarak diantara mereka A.3. Hubungan Spesial yang Dekat A.3.1. Terjalin Hubungan Khusus A.3.1.1. Sepasang Manusia A.3.1.2. Pasangan Terbuka A.3.1.3. Pacaran 103 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.3.1.4. Hubungan Percintaan A.3.1.5. Sepasang Kekasih Baris 51 129/P3/12/M Karena kemesraan yang ditunjukkan gambar tersebut adalah kemesraan yang dilakukan sepasang kekasih dan bukan seperti teman biasa A.3.1.6. Sudah Berpasangan A.3.1.7. Bukan Seperti Teman Biasa A.3.1.8. Pasangan Suami Istri Baris 32 099/P3/25/M Gambar yang dimaksud sunggu sensual dimana pasutri dalam gambar melakukan adegan yang lebih dalam lagi atau mungkin juga hal itu merupakan implementasi dari suatu keintiman. A.4. Ekspresi Positif A.4.1. Senyum A.4.1.1. Senyum Baris 84 Karena keduanya tersenyum 201/P1/30/M A.4.1.2. Senyum yang Tulus Baris 13 Senyum yang tulus, cara 057/P1/01/M memandang, dan bentuk bibir. A.5. Keintiman A.5.1. Perhatian A.5.1.1. Perhatian Baris 50 Adanya sentuhan yang penuh 128/P2/28/M perhatian pada wanita dan ibu cukup menarik A.5.1.2. Saling Memahami A.5.1.3. Menghibur dalam Kesepian A.5.1.4. Mengerti Kebutuhan Pasangan A.5.1.5. Care 104 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.5.1.6. Saling Mengerti A.5.2. Keintiman A.5.2.1. Keintiman Baris 32 Gambar tersebut sungguh 099/P2/15/M sensual dimana tampak sepasang pasutri sedang menikmati sebuah kemesraan dan keintiman dalam hubungan A.5.3. Mesra A.5.3.1. Mesra Baris 17 Sikap kedua orang sangat 066/P3/08/M mesra A.5.3.2. Kemesraan A.5.3.3. Romantis A.6. Interaksi yang Melibatkan Emosi Positif A.6.1. Kelembutan A.6.1.1. Perasaan Lembut Baris 58 Perasaan yang sangat 136/P2/15/M lembut terpancar dari wajah A.6.1.2. Kesan Lembut A.6.2. Ketulusan A.6.2.1. Dua Hati Bisa Menyatu A.6.2.2. Terlihat dari Dua Hati A.6.2.3. Saling Mengisi A.6.2.4. Apa Adanya A.6.2.5. Hati yang Tulus Baris 7 Mereka saling merasakan 045/P1/07/M kemesraan dengan hati yang tulus. A.6.2.6. Tanpa Ada Beban A.7. Kontak Fisik yang Melibatkan Emosi Positif A.7.1. Kontak Fisik Intens 105 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI A.7.1.1. Kontak Fisik Intens Baris 90 Suatu aktivitas pasangan di 207/P2/15/M atas ranjang selslu menunjukkan sensualitas, dipertegas dengan ekspresi dan kontak fisik yang intens. A.7.2. Berpelukan A.7.2.1. Memeluk A.7.2.2. Pelukan Baris 19 068/P1/15/M Berpelukan, saling menatap dengan tatapan seakan mau ciuman. A.7.2.3. Mendekap A.7.3 Memegang A.7.3.1. Pegangan A.7.3.2. Dipegang di Pundak A.7.3.3. Tangan di Leher A.7.3.4. Memegang Pinggang / Pinggul Baris 44 122/P1/20/M Wanita mendekap pria diatas tubuh pria, seolah ingin mencium pria. Tangan pria memegang pinggul wanita. A.7.3.5. Cara Memegang A.7.4. Membelai A.7.4.1. Membelai Bahu A.7.4.2. Belai – belai Baris 23 083/P3/00/M Biasa dilakukan orang pacaran kalau cuman belaibelai dan cium pipi dan kening. A.7.4.3. Membelai Dahi A.7.5. Bersentuhan A.7.5.1. Sentuhan Baris 21 Gambar ini diperoleh atau 106 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI 072/P2/29/M dipilih karena tatapan yang cukup dalam dan sentuhan fisik yang cukup menggambarkan kedekatan. A.7.5.2. Saling Bersentuhan A.7.5.3. Muka Saling Berhimpitan B. EMOSI POSITIF B.1. Melibatkan Emosi Positif yang Dalam B.1.1. Kasih Sayang B.1.1.1. Cinta yang Kuat B.1.1.2. Kasih Sayang Baris 30 Ini menandakan bahwa kasih 096/P1/24/M yang diberikan begitu besar dalam kebahagiaan dalam kehidupan B.1.1.3. Mengungkapkan Rasa Sayang B.1.1.4. Suka Satu Sama Lain B.1.2. Melibatkan Perasaan yang Dalam B.1.2.1. Terasa Emosional B.1.2.2. Perasaan yang Sangat dalam Baris 58 Terdapat perasaan yang 136/P3/27/M sangat dalam dan care yang sangat antusias B.1.3. Perasaan Senang dan Bahagia B.1.3.1. Kesenangan B.1.3.2. Senang B.1.3.3. Ada Keceriaan B.1.3.4. Kebahagiaan Baris 30 096/P3/30/M Ini menentukan rasa kegembiraan dalam mengetahui tingkah laku 107 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI seseorang sebab kegembiraan membuat kebahagiaan selalu menghibur dalam kesepian. B.1.3.5. Rasa Kegembiraan B.2. Keadaan Positif B.2.1. Kenyamanan B.2.1.1. Rasa Aman Baris 73 168/P1/07/M Kenyamanan/rasa aman saat bersama B.2.1.2. Nyaman Baris 85 202/P2/15/M Kondisi kedua model tampak nyaman satu sama lain seperti habis tidur bersama. B.2.1.3. Kenyamanan Baris 46 124/P3/29/M Posisi kedua pasangan bertumpang tindihm tapi saya memberikan persepsi bahwa mereka sedang berbagi kehangatan dan merasakan kenyamanan dari kedua pasangan. B.2.2. Hangat B.2.2.1. Hangat C. KEINGINAN INTERAKSI SEKSUAL C.1. Interaksi Menggoda C.1.1. Menarik Perhatian C.1.1.1. Membuat Penasaran Baris 85 Tertutup malah terkadang 202/P1/08/M bikin penasaran. C.1.1.2. Menarik Perhatian 108 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C.1.2. Menggoda C.1.2.1. Menunjukkan Ajakan C.1.2.2. Merayu C.1.2.3. Gerak Tangan Agak Nakal C.1.2.4. Godaan C.1.2.5. Menggoda Baris 35 Wanita tersebut terlihat 102/P3/27/M sangat pasrah dan menikmati senyumnya sangat sensual dan menggoda C.1.3. Kontak Mata yang Menggoda C.1.3.1. Diintip C.1.3.2. Pandangan Mata C.1.3.3. Cara Memandang C.1.3.4. Tatapan Mata Tajam Baris 1 002/P3/27/M Terlentang diatas tempat tidur, pria memeluk dan tatapan mata tajam kea rah mata pasangannya tanpa ekspresi senyum seolah ingin melampiaskan gairah. C.2. Posisi dan Kesan yang Menstimulasi Gairah Seksual C.2.1. Vulgar C.2.1.1. Rasa Porno Baris 84 Gambar yang diambil oleh 200/P1/25/M kedua pasangan yang sedang di kamar mandi menunjuukkan rasa porno dan seksualitas. C.2.1.2. Vulgar Baris 35 102/P1/05/M Wanita tersebut tidak mengenal busana yang utuh sehingga unsur vulgar lebih nampak dalam gambar tersebut C.2.1.3. Lebih Hot 109 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C.2.1.4. Tidak Senonoh C.3. Interaksi Seksual yang Distimulasi Gairah Seksual C.3.1. Kepuasan Seksual C.3.1.1. Kepuasan Seksual A.3.1.2. Jangan Gagal Orgasme Baris 25 085/P1/20/M Untuk mengungkapkan rasa sayang antara pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar 20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang pada pasangannya dan nanti akan dibalas kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih hot dan selalu bikin ketagihan. Jangan sampai gagal dalam berorgasme karena akan berakibat fatal C.3.2. Gairah Seksual C.3.2.1. Bergairah Baris 108 Gambar ini terlihat 232/P3/20/M bergairah C.3.2.2. Nafsu C.3.2.3. Hasrat C.3.2.4. Ingin Melampiaskan Gairah C.3.2.5. Meningkatkan Gairah C.3.2.6. Penuh Gairah C.3.2.7. Membangkitkan Gairah C.3.2.8. Menunjukkan Gairah 110 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI C.3.3. Interaksi Seksual C.3.3.1. Memadu Cinta C.3.3.2. Hubungan Intim C.3.3.3. Hubungan Suami-Istri C.3.3.4. Hubungan Seks Baris 80 195/P1/14/M Terlihat keduanya cowok dan cewek yang sama-sama ingin melakukan hubungan dengan wajah yang mupeng/sensual. C.3.3.5. Posisi Anal C.3.3.6. Ingin Berhubungan Badan C.3.3.7. Ke Arah Seksualitas C.3.3.8. Hubungan Fisik C.3.4. Keinginan Mengulang Interaksi Seksual C.3.4.1. Saling Menginginkan C.3.4.2. Keinginan Lebih Dominan C.3.4.3. Ingin Melakukan yang Lebih Jauh C.3.4.4. Pemenuhan Kebutuhan Biologis C.3.4.5. Bikin Ketagihan Baris 25 085/P1/20/M Untuk mengungkapkan rasa sayang antara pasangan, bukan dilihat dari luarnya tapi kedua hati harus bisa menyatu, dan untuk memulai memadu cinta harus saling memahami dan mengerti. Gambar 20 sangat cocok karena pihak cewe akan sangat mengerti kebutuhan batin pasangannya jika si cewe yang mulai duluan, untuk memberi kasih sayang pada pasangannya dan nanti akan dibalas kenikmatan yang luar biasa oleh pasangannya, lebih hot dan 111 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI selalu bikin ketagihan. Jangan sampai gagal dalam berorgasme karena akan berakibat fatal C.4. Kontak Fisik yang Melibatkan Gairah Seksual C.4.1. Sentuhan Erotis C.4.1.1. Sentuhan Erotis Baris 46 Sensualitas muncul ketika 124/P1/05/M terlihat pasangan tersebut melakukan sentuhan erotis, didukung dengan posisi kedua pasangan, tangan lakilaki terlihat seperti membelai bahu wanitanya. Dan busana yang digunakan kedua pasangan mendorong keinginan untuk merasakan kesenangan C.4.1.2. Colekan – colekan C.4.2. Berciuman C.4.2.1. Cium Baris 20 069/P1/29/M Gambar ini menunjukkan sepasang yang saling tidur yang laki-laki di bawah dan perempuan di atas. Di mana seakan wanita ingin berhubungan seks dengan cara melakukan ciuman. C.4.2.2. Kecupan – kecupan C.4.2.3. Bibir Menyentuh Hidung C.4.2.4. Cium Pipi dan Kening C.4.2.5. Ciuman Bibir C.5. Ekspresi Seksual C.5.1. Mata Tertutup C.5.1.1. Mata Tertutup Baris 1 002/P1/05/M Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup 112 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual. C.5.1.2. Mata Terpejam C.5.2. Ekspresi Seksual C.5.2.1. Ekspresi Libido C.5.2.2. Malu – malu tapi Mau C.5.2.3. Pasrah C.5.3.4. Mupeng Baris 80 195/P1/14/M Terlihat keduanya cowok dan cewek yang sama-sama ingin melakukan hubungan dengan wajah yang mupeng/sensual. C.5.3.5. Mengekspresikan Keinginan C.5.3.6. Tidak Ada Senyuman C.5.3.7. Ekspresi Tergoda C.5.3.8. Ekspresi Meminta Sesuatu C.6. Menahan Gejolak gairah Seksual C.6.1. Menahan Gejolak C.6.1.1. Keseimbangan Gairah dan Cinta C.6.1.2. Menahan Gejolak Baris 1 002/P1/05/M Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual. C.6.1.3. Tidak Vulgar D. KETERTARIKAN FISIK D.1. Bagian yang Menstimulas Gairah Seksual D.1.1. Bagian yang Menstimulasi Gairah Seksual 113 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI D.1.1.1. Bagian Tubuh Terbuka Baris 33 Gambar menunjuk bagian 100/P1/05/M tubuh yang terbuka dan saling berdekatan D.1.1.2. Bentuk Bibir Baris 13 057/P1/01/M Senyum yang tulus, cara memandang, dan bentuk bibir. D.1.1.3. Daerah Sensitif D.1.1.4. Ketertarikan Tubuh Baris 81 196/P2/03/M Sensualitas nampaknya lebih ditujukan kepada kepuasan seksual atau pemenuhan kebutuhan biologis yang didasari pada ketertarikan tubuh lawan jenis. D.1.1.5. Bagian Payudara D.2. Pakaian Terbuka yang Menstimulasi gairah Seksual D.2.1. Pakaian Terbuka yang Menstimulasi gairah Seksual D.2.1.1. Pakaian Membuat Bergairah D.2.1.2. Pakaian Seksi D.2.1.3. Pakaian Terbuka Baris 1 002/P1/05/M Pakaian yang terbuka, tidak ada senyuman padahal saling beradu wajah, mata tertutup seolah menahan gejolak kelihatan sangat sensual. D.2.1.4. Busana Mendorong Kesenangan D.2.1.5. Menggunakan Selimut D.2.1.6. Mengenakan Handuk Baris 46 124/P2/25/M Pada foto, terlihat lokasi di kamar mandi, pasangan wanitanya hanya memakai handuk. Pasanganntya/lakilakinya menunjukkan ajakan 114 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI sehingga pasangan wanitanya menunjukkan ekspresi tergoda untuk kesenangan. D.2.1.7. Tidak Mengenal Busana Utuh D.2.1.8. Busana Tank top D.2.1.9. Berpakaian Dalam D.2.1.10. Pakaian Mandi D.2.1.11. Pakaian yang Menggoda D.2.1.12. Pakaian Minim D.2.2. Tidak Mengenakan Pakaian (Telanjang) D.2.2.1. Tidak Memakai Baju D.2.2.2. Sedang Mandi D.2.2.3. Membuka Baju D.2.2.4. Prasangka Tidak Memakai Baju Baris 8 049/P2/14/M Karena si cewe mengenakan handuk sehingga ada perasaan prasangka si cewe tidak memakai baju. E. TEMPAT PRIVASI E.1. Melibatkan Tempat Privasi E.1.1. Setting Tempat E.1.1.1. Tempat Tidur Baris 62 Laki-laki dan perempuan itu 140/P1/08/M berada diatas tempat tidur dan si perempuan menutupi pakaiannya menggunakan selimut atau sprei E.1.1.2. Kamar Mandi Baris 62 140/P2/14/M Karena keduanya berada didalam kamar mandi dengan posisi si perempuan seperti sedang menutupi 115 PLAGIAT PLAGIATMERUPAKAN MERUPAKANTINDAKAN TINDAKANTIDAK TIDAKTERPUJI TERPUJI pandangan si laki-laki dengan menggunakan handuk E.1.1.3. Dalam Kamar Baris 55 133/P3/08/M Karena adanya kedua orang berada dalam kamar, dalam posisi tertutup oleh selimut 116