Ringkasan Khotbah

advertisement
Ringkasan Khotbah - 17 Juni 2012
Nehemia: Tantangan dalam melakukan pekerjaan Tuhan
Neh.6:1-19
Pdt. Andi Halim, M.Th.
Ada beberapa ayat yang akan menjadi penekanan dalam kotbah hari ini: 1) Neh.6:3; 2)
Neh.6:9. Dalam kalimat terakhir terjemahan bahasa Inggrisnya (but I pray, now strengthen my
hands) berbeda jauh dengan terjemahan bahasa Indonesia (aku justru berusaha sekuat
tenaga). 3) Neh.6:11. 4) Neh.6:15,16. Nehemia dalam melakukan pekerjaannya bukanlah untuk kepentingan pribadinya. Nehemia
membangun tembok Yerusalem dan memperbaiki pintu gerbang yang terbakar. Di dalam
pekerjaannya ini, Nehemia mengalami banyak kesulitan, hambatan, tentangan, dan ancaman.
Pekerjaan yang Nehemia lakukan bukanlah pekerjaan yang berjalan lancar melainkan banyak
masalah. Jika seseorang tidak memiliki tujuan yang jelas dalam pekerjaannya maka saat
menghadapi kesulitan dan masalah yang besar ia akan melepaskan pekerjaan itu begitu saja.
Ada dua macam reaksi dari orang-orang yang menghadapi tekanan hebat (stress), pertama
adalah menjadi makin frustrasi, patah semangat, akhirnya mogok dan tidak mau bekerja lagi.
Reaksi kedua adalah makin memberontak, melawan dan marah. Bagaimana dengan Nehemia?
Tidak kedua-duanya. Nehemia memakai satu jalan yaitu lari kepada Tuhan. Ini adalah teladan
yang dapat kita pelajari. Dekatkanlah diri kepada Allah saat menghadapi tekanan atau berbagai
masalah dalam dunia ini. Namun bukan pelarian. Ada orang yang datang kepada Tuhan
sebagai satu pelarian. Ada juga orang yang datang kepada Tuhan dalam kaitannya dengan
kepentingan diri. Namun tidak demikian dengan Nehemia. Nehemia bukan meminta hal-hal
untuk kepentingan dirinya melainkan demi pekerjaan dan kemuliaan Nama Tuhan. Dalam
berdoa atau beribadah kita seringkali berorientasi pada kepentingan diri. Kita seringkali menjadi
orang Kristen yang memiliki spirit kekafiran. Mari belajar berubah tidak menjadi orang Kristen
yang berorientasi pada kepentingan diri.
Sudah berapa lama kita menjadi Kristen? Berapa banyak pikiran yang dipakai untuk
memikirkan pekerjaan Tuhan? Bersyukur ada firman Tuhan yang selalu menegur, mengoreksi
dan mengajar kita untuk melatih diri dalam pikiran dan pergumulan untuk beralih orientasi dari
kepentingan diri kepada pekerjaan dan kemuliaan Tuhan. Hidup orang Kristen adalah hidup
bukan untuk kepentingan diri (Rm.14:7-9). Ini spirit kekristenan – kalau saya hidup, saya hidup
untuk Tuhan, kalau saya mati, saya mati untuk Tuhan. Mari kita mohon anugerah-Nya supaya
pikiran kita boleh berorientasi untuk pekerjaan dan kemuliaan Tuhan.
1/4
Ringkasan Khotbah - 17 Juni 2012
Bukan berarti kita semua harus menjadi hamba Tuhan. Justru sebagai orang Kristen kita harus
bertanggung jawab dalam segala profesi yang sedang kita jalankan. Memang ada panggilan
khusus bagi seseorang untuk menjadi hamba Tuhan. Namun, meski pekerjaan yang kita
lakukan tidak berubah yang penting adalah orientasi kita berubah. Contoh: Seorang dokter
yang bertobat dan berubah orientasinya, harus memperlakukan pasiennya dengan bertanggung
jawab di hadapan Tuhan dan bukan sebagai kelinci percobaan.
Nehemia dipanggil secara khusus oleh Tuhan, dari seorang juru minuman raja menjadi seorang
yang dipakai Tuhan melakukan pekerjaan-Nya. Meski demikian, orientasi Nehemia tetap
kepada Tuhan. Meski awalnya kedudukan Nehemia begitu tinggi, tetapi hatinya tetap dekat
dengan Tuhan. Maka meskipun Nehemia belum ke Yerusalem ia sudah mengutamakan Tuhan
dalam tugasnya sebagai juru minuman raja sehingga raja begitu mencintai Nehemia dan
mengijinkannya pergi ke Yerusalem. Melihat spirit Nehemia, waktu menghadapi tekanan dari
musuh-musuh yang mengancamnya, Nehemia tidak mogok. Ia berusaha sekuat tenaga, atau di
dalam terjemahan Inggrisnya Nehemia berdoa supaya Tuhan menguatkan tangannya. Di
tengah masalah, Nehemia menomorsatukan pekerjaan Tuhan. Nehemia bergantung pada
kekuatan Tuhan yang memeliharanya tetap dekat dengan Tuhan.
Nehemia menghadapi ancaman yang lebih hebat lagi. Nehemia akan dibunuh. Banyak orang
Kristen berpikir bahwa menjadi seorang Kristen akan mengalami kelancaran baik dalam
pekerjaan maupun pelayanan. Sebaliknya, yang lebih sering dijumpai justru adalah orang-orang
yang lebih jahat dari dunia. Orang yang hidup dalam kebenaran akan mengalami banyak
tantangan, kesulitan, bahkan fitnahan dan kecaman. Ini juga yang dialami oleh Nehemia. Setan
memang tidak pernah ingin pekerjaan Tuhan berjalan lancar. Selalu dibikin problema supaya
pekerjaan Tuhan terhambat. Di gereja justru setannya semakin banyak bahkan berkaliber lebih
berat.
Apakah kedatangan Yesus mendatangkan kedamaian dan ketenangan? Tidak. Justru
kedatangan Yesus ke dalam dunia mendatangkan perpecahan, permusuhan, sakit hati dan
orang-orang yang bernafsu membunuh-Nya. Banyak orang Kristen tidak siap menghadapi fakta
ini. Jika ada orang yang melayani di gereja tanpa menghadapi masalah, semua damai, semua
bersahabat, ini justru perlu dicurigai karena setan biasanya justru tidak menyerang ‘teman’nya.
Jika kita diserang berbagai masalah, mungkin itu adalah suatu indikasi bahwa kita tidak disukai
setan dan ingin dihancurkan.
Hal terpenting bagi orang percaya adalah kita mengerjakan pekerjaan Tuhan yang
dipercayakan pada kita untuk kemuliaan-Nya. Yesus sendiri mengatakan jangan kuatir tentang
segala sesuatu yang kita makan atau minum dan yang kita pakai, bahkan burung di udara pun
2/4
Ringkasan Khotbah - 17 Juni 2012
dipelihara-Nya. Carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya maka semua itu akan
ditambahkan (dibonuskan) kepadamu. Ini kotbah Yesus ribuan tahun yang lalu. Tetapi manusia
justru membalik semua perkataan Yesus ini. Apa yang tidak penting menjadi paling penting,
yang paling penting justru menjadi tidak penting. Padahal, ada yang lebih penting dari apa yang
kita anggap penting.
Nehemia tahu apa yang lebih penting dan ia memilihnya. Itu sebabnya Nehemia mengalami
ancaman-ancaman. Ia akan dibunuh. Nehemia sudah ditawari untuk pergi ke Bait Suci dan
bersembunyi di sana. Tetapi Nehemia menolaknya. Sebagai seorang pemimpin Nehemia
berani menghadapi resiko sekalipun taruhannya adalah kematian. Hal ini jugalah yang
dilakukan oleh Tuhan Yesus. Yesus tahu apa yang harus digenapi-Nya. Nehemia tidak takut
kehilangan nyawanya karena baginya pekerjaan Tuhan adalah yang paling penting. Ini adalah
spirit seorang martir. Murid-murid Tuhan Yesus pun dilatih dari orang-orang yang paling licik
menjadi orang yang berani mengorbankan nyawanya demi kebenaran.
Contoh: Petrus menyangkal Yesus ketika ditanya oleh seorang hamba perempuan. Namun
Petrus berbeda dengan Yudas. Yudas memang tidak pernah mencintai Gurunya
sungguh-sungguh. Sedangkan Petrus sungguh-sungguh mencintai Yesus, hanya hatinya kecil
dan takut maka Tuhan mendidik Petrus. Pada hari Pentakosta Petrus berani berkotbah dan
3000 orang bertobat. Setelah itupun Petrus masih terus dididik oleh Tuhan. Spirit menjadi martir
hari ini hampir lenyap. Orang menjadi Kristen bukan siap menjadi martir melainkan mau berkat,
sukses, mau gampang, mau nyaman. Marilah kita merenungkan hal ini secara pribadi. Jangan
jadi Kristen hanya mau enak, kita harus siap bahkan menjadi korban demi kebenaran. Ada
banyak orang yang mau berkoban tetapi demi kepentingan diri. Kita bukan berkorban demi diri
melainkan demi kebenaran yang sejati. Jangan meremehkan nilai Kristen.
Nehemia sukses. Segala serangan dari orang yang tidak senang dengan Nehemia semuanya
gagal. Akhirnya semua bisa dibangun dengan sukses. Ini godaan dari setan yang paling
canggih. Biasanya orang yang sukses ada kecenderungan untuk menjadi sombong. Namun
Nehemia dalam pemeliharaan Tuhan tetap menjaga hatinya. Seringkali kita tidak mengalami
kesuksesan seperti yang kita impikan. Inilah bagian yang Tuhan percayakan pada kita. Kita
harus bertanggung jawab dalam perkara kecil sekalipun. Tuhan sedang melatih kita. Jika kita
menerima keberhasilan yang bukan kapasitas kita, mungkin kita tidak kuat menghadapinya
kemudian menjadi sombong dan besar kepala. Di situlah kejatuhan kita. Iblis bisa memakai
keberhasilan kita untuk menjatuhkan kita.
Lalu bagaimana supaya kita tidak menjadi sombong? Nehemia memberi jawabannya di ayat 16
bahwa semua yang dapat kita lakukan adalah karya Allah, kita bukan apa-apa. Bukan manusia
3/4
Ringkasan Khotbah - 17 Juni 2012
yang memiliki pekerjaan sementara Tuhan hanya ikut-ikutan saja, melainkan Tuhanlah yang
memiliki pekerjaan dan kitalah yang dilibatkan dalam pekerjaan-Nya itu. Kita tidak dapat
sombong karena kita hanya dilibatkan. Kita hanyalah sebagian kecil dari sejarah. Tidak ada
yang dapat kita sombongkan. Alkitab menggambarkan umur manusia seperti uap yang
sebentar saja muncul lalu lenyap. Bukan berarti karena sebentar lalu kita tidak berbuat
apa-apa, melainkan karena begitu sebentarnya hidup ini justru kita harus mengerjakan dengan
sebaik-baiknya apa yang Tuhan percayakan pada kita selama hidup di dunia ini.(Belum
diperiksa oleh pengkhotbah. VP)
4/4
Download