Studi Histopatologi Insang, Usus Dan Otot Ikan

advertisement
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
lkan gurami telah lama dikenal oleh manusia. Ikan gurami banyak memiliki
jenis, namun secara garis besar dikelompokan menjadi dua macam yaitu sebagai ikan
hias dan ikan konsumsi manusia. Contoh ikan gurami sebagai ikan hias yailu Giant
Red Tail Gouranii yang me~niliki nama spesies 0spl~ronernu.slaticlaviu.~,Blue
CJouranzi, Moorzlight Gour-unzi, Honey Gouranii, Pear-1 Sourai,;, Kissing Gouranti,
Snakeskin Gouvami, Neon Blue Dwarf Gourami dan masih banyak lagi, sedangkan
jenis ikan gurami yang biasa dikonsuinsi manusia yaitu Giant Gourami dengan nalna
spesies Os17hronemusgoura~ny.
Gurami (Osphronemus gouramy) merupakan salah satu dari ikan air tawar
konsuinsi yang rnempunyai ni!ai ekonomis tinggi (Sendjaja dan Riski 2002). Gurami
alias giant gourami (gurami raksasa) bukan ikan baru di Indonesia. Sebagai ikan
budidaya, gurami suaah dipublikasikan sebagai ikan konsumsi dan ikan hias sejak
tahun 1802. Publikasi secara besar-besaran tentang gurami berlangsung sejak tahun
1895 (Sitanggang dan Sarwono 1987).
Tempat asal gurami belum diketahui. Namun inenurut Sitanggang dan
Sarwono (1987) disebut, gurami asli dari Kepulauan Sunda Besar. Penyebarannya
sebagai ikan budidaya meliputi wilayah sangat luas. Seperti Jawa, Sumatera,
Kalimantan, Malaysia, Thailand, Cina, India, Srilanka, Kepulauan Sychilin dan
Australia.
Penyebaran gurami ke seluruh Kepulauan Indonesia dan negara tetangga
sebagai ikan budidaya dimulai dari Jawa. Tahun 2002, kepala distrik Tondano
(Sulawesi
Utara)
mendatangkan
gurami
dari
Jawa
ke
Tondano
untuk
dikembangbiakkan. Tahun 1916 gurami dibawa dari Jawa ke Madura dan tahun 1926
dari Jawa dikirim ke Filipina, juga untuk dikembanybiakkan. Di Jawa saat itu,
budidaya gurami untuk menghasilkan benih maupun ikan konsumsi telah tersebar
luas di Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Purworkerto dan Magelang (Sitanggang dan
Sarwono 1987).
Gurami adalah salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dipilih petani untuk
dipelihara. Keunggulan gurami bagi petani antara laill ikan ini dapat berbiak secara
alami, mudah dipelihara karena bersifat pemakan apa saja dan dapat hidup di air
tergenang. Selain itu, harga~iyarelatif mahal. Habitat asli gurami adalah rawa dataran
rendah yang berair dalam. Ikan ini bersifat sangat peka terhadap suhu rendah dan
memiliki organ pernaiasan tambahan sehingga dapat mengambil oksigen dari luar air
(Jangltaru 1998).
Masalah hama dan penyakit pada ikan gurami merupakan kendala yang serius
karena menpebabkan tingkat kematian tinggi, terutaina pada fase benih. Nama dan
penyakit pada ikan umumnya terjadi setelah ikan mengalami gangguan uon infeksius
dan infeksius. Gangguan non infeksius yang umumnya menjadi penyebab primer
antara lain kerusakan fisik, kurang gizi, berkurangnya mutu air dan sanitzsi
lingkungan yang buruk (Jangkaru 1998).
1.2 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan histopatologi
insang, usus dan otot yang dapat disebabkan oleh gangguan infeksius dan non
infeksius pada
ikan gurami yang dibudidayakan di desa Carangpulang Dramaga
Bogor.
1.3 Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh informasi mengenai perubahan
patologi pada organ-organ ikan gurami serta penyebabnya sehingga dapat digunakan
untuk strategi penanggulangan penyakit-penyakit pada ikan gurami baik yang bersifat
infeksius maupun non infeksius.
Download