Graduation Day in Bogor Agricultural University

advertisement
Graduation Day in
Bogor Agricultural University
Konsep dalam fotografi adalah a
general statement of the idea behind a
photograph (pernyataan suatu ide dalam
sebuah foto). Pernyataan tersebut bisa
dilihat dari objek sebuah foto ataupun
teknik yang digunakan dalam mengambil
foto. Foto dapat dikatakan bagus jika
konsep yang telah disusun oleh fotografer
dapat dipahami oleh individu yang
melihat foto itu. Ini merujuk pada prinsip
komunikasi (Joseph 2008).
Untuk artikel kali ini penulis akan
mengangkat pernak-pernik seputar hari
wisuda di sebuah Universitas Tinggi
Negeri di kota Bogor. Siapa yang tidak
tahu Institut Pertanian Bogor (IPB)
sebutan khas institut yang berada di kota
hujan ini. IPB merupakan salah satu
universitas
yang
sangat
terkenal.
Kuwalitas lulusan yang dihasilkan tidak
jauh beda dengan universitas seperti UI,
ITB, dan UGM. Graduation day atau
sering disebut sebagai hari wisuda
merupakan satu hal yang tidak bisa lepas
dari kehidupan mahasiswa. Setelah
mereka menunggu kurang lebih empat
tahun,
mereka
akan berada
di
ujung/puncak studi mereka yaitu wisuda.
Ketika wisuda banyak sekali
penjaja bunga maupun fotografer keliling
yang menawarkan jasa foto maupun
menawarkan karangan bunga. Tentunya
hal ini menjadi hal yang lumrah di
kalangan mahasiswa. Penulis satu persatu
akan mengulas dua inti pokok
pembicaraan yang akan dijabarkan pada
artikel kali ini.
Fotografer keliling
Penulis mewawncarai dua orang
fotografer yang kerapa kali menjajakan
jasanya ketika ada suatu perhelatan besar
dpada acara-acara terutama graduation
day. Beliau bernama Pak Sartiman dan
Endang Sudarman. Beliau berdua berasal
dari Cileunyi Bandung. Profesi mereka
sehari-hari adalah sebagai tukang foto.
Mereka biasa dipanggil untuk acara-acara
seperti pernikahan, ulang tahun, maupun
acara lainnya. Menurut beliau profesi
sebagai fotografer keliling adalah yang
paling menguntungkan karena dengan
menjajakan foto, beliau mampu meraup
keuntungan yang sangat besar. Keuntungan
yang paling besar mereka dapat dalam
sehari adalah sebesar Rp. 1500000.
Menurut pak Sartiman, wisudawan
umumnya menyukai foto di pagi hari. Hal
ini disebabkan mungkin oleh beberapa
faktor
seperti
keinginan
mahasiswanya/keinginan pihak keluarga,
menunggu waktu masuk tempat wisuda,
ataupun faktor dandanan mereka yang
masih rapi. Teknik yang digunakan bapak
Sartiman
dan
teman-teman
dalam
menjajakan fotonya adalah dengan
menunggu pelanggan datang. Hal ini
dinilai lebih efektif dan efisien daripada
sang fotografer banyak menjepret foto-foto
tetapi hasil dari foto mereka tidak diambil,
alhasil fotograferlah yang menanggung
rugi. Untuk harga selembar foto dengan
ukuran 10R berkisar Rp.25000, ukuran 6R
Rp. 10000, dan 4R Rp. 5000. Untuk harga
tersebut merupakan harga standar yang
ditawarkan oleh sang fotografer tetapi
menurut beliau ada saja mahasiswa
ataupun pihak keluarga yang melakukan
penawaran atas harga tersebut.
Penawaran harga jasa foto tersebut sudah
sangat berbeda jika dibandingkan fotografer
profesional yang biasanya di booking pihak
IPB. Fotografer profesional tersebut
umumnya berada di dalam gedung wisuda
yaitu GWW. “Untuk harga bisa bersaing
neng, tapi kwalitasnya boleh diadu!” tutur
pak Sartiman. Tetapi pada dasarnya mereka
sangat menghargai dan menghormati para
fotografer lain sehingga begi mereka
mencari uang bukanlah segalanya tetapi
juga menambah teman maupun kolega
bisnis.
Berdasarkan
pengalaman
bapak
Sartiman dan Endang, IPB merupakan salah
satu universitas yang sangat menghargai
profesi mereka. Pada umumnya, para
fotografer akan berhadapan dengan satpam
kampus. “Saya salut lho, sama IPB ini!
Jempolan lah, IPB ini satpamnya ramahramah beda dengan universitas lain, yang
lain mah suka malakin neng, tapi kalo di
IPB ga ada sama sekali onum seperti itu!”
tutur bapak Endang ketika penulis tanya
seputar peran serta pihak kampus dalam
menata ketertiban jalannya wisuda.
Untuk jenis kamera yang sering
digunakan oleh fotografer keliling adalah
jenis Xanon 6785I atau Nicon G6690.
Dengan kamera jenis ini akan memudahkan
para
fotografer
dalam
menjalankan
tugasnya. Menurut (Kompas edisi 27 Mei
2010) dalam foto Komersial dan foto
Jurnalistik, pesan yang ditangkap cenderung
cukup mudah. Karena jika tidak begitu
maka produk (dalam foto komersial) atau
berita (dalam foto jurnalistik) tidak dapat
ditangkap oleh penikmat foto. Ini kemudian
berpengaruh pada keberhasilan produk atau
berita itu dijual. Foto komersial biasanya
objeknya berupa sebuah barang atau jasa
yang akan dipasarkan. Penggodokan konsep
yang matang sangat diperlukan dalam
membuat
foto
jenis
ini.
Karena nantinya foto komersial adalah
media komunikasi produsen yang di dalam
foto tersebut strategi yang efektif dalam
memasarkan sebuah produk
Penajaja Bunga
Dalam artikel ini penulis berhasil
mewawancarai seorang penjual bunga
bernama Bapak Dikdik Sutedja. Beliau
berumur sekitar 40 tahun dan berasal dari
kota kembang Bandung. Bapak Dik datang
bersama-sama dengan partner penjual bunga
yang lain. Pada umumnya, pasokan bunga
didapat dari Lembang, Bandung yang
memang merupakan sentra bunga potong
terbesar di Jawa Barat. Untuk ekspor bunga
potong dari Lembang ke berbagai negara
seperti Jepang, Belanda, dan Australia ini
mencapai 3 juta ikat/bulan (Balai Tanaman
Hortikultura 2009).
Dalam sekali jual pak Dik dapat
mencapai keuntungan sebesar 1 juta/hari.
Tapi umumnya bergantung pada event yang
berlangsung. Untuk acara seperti hari
wisuda, pak Endang mengaku meraup
banyak keuntungan dari hasil jualan bunga.
Untuk jenis bunga yang diminati oleh para
mahasiswa IPB pada umumnya adalah
karangan bunga yang simpel dan harmoni.
Untuk jenis bunga yang paling diincar
adalah bunga mawar merah dan bunga
krisan. Untuk jenis bunga tersebut tahan
selam tujuh hari. “Wahh, kalau bunga harus
bener cara ngerawatnya kalau ga mah bisa
busuk atuh neng!” tutur pak Dik ketika
ditanya seputar perawatan bunga.
Harga bunga/ ikat kecil pada
umumnya berkisar Rp. 25000 dan untuk
satu tangkai mawar nerah berkisar Rp.5000.
Harga tersebut sudah termasuk dari biaya
perakitan bunga dan perawatan bunga.
Sehingga pembeli hanya tinggal menikmati
keindahan dari karangan tersebut.
(lutfi afifah)
Download