BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Media sebagai Sarana Komunikasi Sebagai makhluk sosial, komunikasi pasti terjadi dan adalah suatu kebohongan besar jika seseorang mengatakan dirinya tidak berkomunikasi dengan sesamanya. Komunikasi merupakan upaya menyampaikan pesan kepada pihak lain baik langsung maupun tidak langsung. Bentuk dari penyampaian komunikasi langsung dapat dilakukan apabila jarak antara komunikan yang menerima pesan dan pihak komunikator yang menyampaikan pesan jaraknya tidak berjauhan. Kemudian komunikasi tak langsung dilakukan tentunya dengan peran media, bila tidak dapat dimungkinkan untuk melakukan kontak langsung. Media inilah yang membantu agar komunikasi dapat berjalan. Lancar atau tidaknya komunikasi tergantung dari media, atau bahkan dari komunikan itu sendiri. Tidak ada faktor yang mutlak yang menentukan sebuah komunikasi sudah tepat atau belum. Jadi jika terjadi salah pengertian, perlu ditelusuri lebih lanjut mengenai apa yang terjadi sebenarnya. Kita tidak dapat langsung menyalahkan media atau komunikan. Menurut Onong Uchjana Effendy M. A, pada bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, dalam rangka pembahasan mengenai proses komunikasi terlebih dahulu perlu dijelaskan pengertian komunikasi. Pengertian komunikasi itu sendiri harus ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu komunikasi dalam pengertian 10 11 secara umum dan pengertian secara paradigmatik, sehingga akan menjadi jelas bagaimana pelaksanaan komunikasi tersebut. 8 Pengertian komunikasi secara umum dapat dilihat dari dua segi, yaitu secara etimologis berarti komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai satu hal yang dikomunikasikan, dengan kata lain hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Dan secara terminologis berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain, komunikasi antara seseorang dengan orang lain, komunikasi manusia atau komunikasi sosial. 9 Sedangkan dalam pengertian paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media. 10 Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen – komponen tersebut adalah sebagai berikut: 11 a. Komunikator (source) adalah orang yang menyampaikan pesan; b. Pesan (massage) adalah pernyataan yang didukung oleh lambang; c. Komunikan (receiver) adalah orang yang menerima pesan; 8 Onong Uchjana Effendy M.A, Dinamika Komunikasi (Bandung: Rosda Karya, 2000), hal. 3 Ibid. 10 Ibid, hal. 5 11 Ibid, hal. 6 9 12 d. Media (channel) adalah sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; e. Efek adalah dampak sebagai pengaruh dari pesan. Sebagai kegiatan komunikasi iklan merupakan upaya penyampaian pesan dari suatu sumber kepada penerima untuk memperoleh efek yang diharapkan. Proses penyampaian pesan ini melalui beberapa tahap sesuai model komunikasi dari lasswell. Lasswell menyatakan bahwa cara yang terbaik untuk menerangkan proses komunikasi adalah menjawab pertanyaan berparadigma (paradigmatic question): Who Says What In Which Channel To Whom With What Effec (Siapa, Mengatakan Apa, Kepada Siapa, Dengan Efek Apa). Jawaban Lasswell itu merupakan unsur-unsur proses komunikasi, yaitu Komunikator (Communicator), Pesan (Message), Media (Media), Penerima/Komunikan (Receive), dan Efek (Effect). 12 Dengan demikian jelas bahwa iklan merupakan suatu komunikasi, karena melibatkan produsen sebagai komunikator, iklan itu sendiri sebagai pesan, media sebagai saluran dan khalayak sebagai sasaran yang dituju. Oleh karena itulah kegiatan periklanan sangatlah membutuhkan media sebagai sarana komunikasi. 12 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 4 13 Model Komunikasi Siapa Mengatakan apa Melalui medium apa Kepada siapa Dalam kondisi apa? Untuk tujuan apa? Dengan efek apa? Efek Gambar 2.1 Model Komunikasi Lasswell 13 2.2. Strengths, Weakness, Opportunities and Threats (SWOT) SWOT singkatan dari strenghts and weakness, opportunities and threats (kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman). S dan W digunakan di dalam perusahaan, sedangkan O dan T digunakan di luar perusahaan. Bersama-sama SWOT memberikan cara menganlisis aktivitas pemasaran secara sistematis. Apa yang dikerjakan mungkin bersifat formal dan ekstensif, tetapi konsep itu memberikan dasar praktis pandangan singkat sekaligus menyeluruh dan objektif mengenai keadaan saat itu. Bahkan, dengan cara yang paling sederhana pun konsep itu dapat berguna, dan sangat berbahaya jika pemikiran semacam ini dihapuskan. 14 Analisis semacam ini sangat vital untuk pemasaran dan jika digunakan secara sensitif, dapat berguna tidak saja untuk informasi itu sendiri, tetapi juga 13 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 5 14 Rod Davey & Anthony Jacks, How to be Better at Marketing, Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001), hal. 18 14 dalam penyampaian informasi di sekitar organisasi. SWOT adalah pendekatan yang sederhana, yang dapat digunakan secara tepat untuk meneliti semua ide terbaik, jika setiap orang di dalam tim diizinkan menyumbangkan suara. 15 2.3. Segmenting, Targeting, Positioning (STP) Terdapat tiga langkah pokok atau hal yang tak kalah penting yang harus diperhatikan dalam menyususn sebuah strategi adalah segmentation, targeting, dan positioning (STP).16 2.3.1. Segmenting Segmentasi atau pengelompokkan pasar adalah suatu proses dalam pemasaran yang memilah-milah suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kebutuhan yang serupa. Setiap kelompok atau segmen merupakan orang-orang yang homogen dalam sikap dan kebutuhan mereka, sehingga memungkinkan mereka memberikan tanggapan serupa terhadap suatu strategi pemasaran tertentu. Mereka juga mungkin memiliki gagasan dan perasaan serupa terhadap kegiatan bauran pemasaran. 17 Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan segmentasi pasar. Pertama, dasar-dasar apa yang digunakan untuk melakukan pengelompokan pasar. Ada empat variabel utama yang bisa digunakan 15 Rod Davey & Anthony Jacks, How to be Better at Marketing, Meningkatkan Kinerja Pemasaran (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2001), hal. 19 16 Philip Kotler dan Armstrong, Dasar-dasar Pemasaran, Jilid I Edisi 9 (Jakarta: PT. Indeks, 2004), Hal. 281 17 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 324 15 sebagai dasar-dasar pengelompokan tersebut, yaitu variabel demografis, geografis, psikografis, dan perilaku. 18 Variabel-variabel Segmentasi VARIABEL Geografi Wilayah Ukuran kota Iklim Permukiman Demografi Usia Jenis kelamin Daur hidup keluarga Pendapatan Pekerjaan Pendidikan Agama Ras Kebangsaan Psikografis Kelas sosial Gaya hidup Kepribadian 18 CONTOH PERINCIAN Indonesia Barat, Tengah, Timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Irian Jaya Ibukota, kota profinsi, kota kabupaten Kering, basah Pedesaan, perkotaan dibawah 6 tahun, 6 - 12, 13 - 19, 20 - 34, 35 - 49, 50 - 65, 65+ Laki-laki, perempuan Sendiri, pasangan tanpa anak, pasangan dengan anak balita, pasangan dengan anak sekolahan/kuliah, pasangan di mana anak bekerja atau mandiri, pasangan tua tanpa anak di bawah 500.000, 500.000 - 1.500.000, 1.500.000 Pegawai swasta, pegawai negeri, pengusaha, ibu rumah tangga, petani SD, SMP, SMA, perguruan tinggi Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha Batak, Jawa, Padang, Sunda, Cina, Arab, Ambon, dan lain-lain Indonesia, orang asing Bawah, menengah, atas konservatif, modis, eksentrik, cuek feminin, maskulin, terbuka, tertutup Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 128 16 VARIABEL Perilaku Saat pembelian Manfaat yang dicari Status pemakai Tingkat penggunaan Status Loyalitas Kesiapan membeli Sikap terhadap produk CONTOH PERINCIAN biasa, khusus Kualitas, layanan, ekonomi bukan pemakai, mantan pemakai, pemakai potensial, pemakai pertama, pemakai teratur ringan, sedang, berat tidak loyal, sedang, loyal, sangat loyal belum tahu, tahu, berminat, ingin, bermaksud membeli antusias, positif, negatif, memusuhi Table 2.1 Variabel-variabel Segmentasi Utama dalam Pasar Konsumen 19 Setelah itu yang kedua adalah perusahaan perlu mengembangkan profil setiap segmen yang mencakup karakteristik dan sifat-sifat yang berada dalam segmen tersebut. Tujuannya adalah untuk mengenali perilaku pembelian mereka. Agar bermanfaat, maka segmen yang dihasilkan harus memiliki karakteristik berikut: 20 a. Berbeda (distinctive). Segmen tersebut memiliki karakter dan perilaku pembelian yang berbeda dari segmen-segmen lain. b. Dapat diukur (measurable). Ukuran, daya beli dan profil segmen yang dihasilkan harus dapat diukur. c. Dapat dijangkau (accesible). Segmen pasar dapat dijangkau dan dilayani secara efektif. d. Cukup besar (substantially). Segmen pasar cukup besar dan cukup menguntungkan apabila digarap. 19 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 128 20 Ibid, hal. 129 17 e. Dapat digarap (actionable). Program yang efektif dapat didesain untuk menarik dan melayani segmen pasar. 2.3.2. Targeting Sebelum menentukan segmen mana yang dipilih, perusahaan perlu mengevaluasi setiap segemen terlebih dahulu. Tentu, perusahaan akan memilih segmen yang paling menarik. Setelah mengetahui potensi setiap segmen, barulah perusahaan menentukan segmen yang akan dilayani. Segmen-segmen yang ada perlu dievaluasi dalam hal seperti ukuran dan pertumbuhan segmen, daya tarik segmen dan sasaran, serta sumber daya yang dimiliki perusahaan. 21 Perusahaan perlu mengumpulkan data mengenai tingkat permintaan pasar, tingkat pertumbuhan pasar, serta tingkat keuntungan yang diharapkan dari setiap segmen. Setelah menemukan datadata tersebut, perusahaan perlu melihat daya tarik setiap segmen, kemudian memeriksa sumber daya yang dimilikinya sendiri. 2.3.3. Positioning Langkah selanjutnya setelah penentuan pasar sasaran adalah melakukan positioning. Positioning adalah menempatkan sebuah produk untuk mendapatkan posisi yang baik dalam benak konsumen. Merek yang telah memiliki posisi mapan dalam benak konsumen akan menjadi faktor kuat yang berpengaruh saat konsumen memerlukan solusi. Biasanya strategi 21 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 130 18 ini berorientasi pada market leader. Bahkan, Jack Trout dan Al Ries mengatakan bahwa positioning bukan yang dikerjakan terhadap produk, melainkan yang dikerjakan terhadap benak konsumen. 22 Ada tujuh pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan positioning, yaitu: 23 a. Positioning berdasarkan atribut, ciri-ciri atau manfaat bagi pelanggan (attribute positioning) yaitu dengan jalan mengasosiasikan produk dengan atribut tertentu, karakteristik khusus atau dengan manfaat bagi pelanggan. b. Positioning berdasarkan harga dan kualitas (price and quality positioning) yaitu positioning yang berusaha menciptakan kesan berkualitas tinggi lewat harga tinggi atau sebaliknya menekankan harga murah sebagai indikator nilai. c. Positioning pada aspek penggunaan atau aplikasi (use/application positioning) yaitu positioning berdasarkan penggunaan produk. d. Positioning berdasarkan pemakai produk (user positioning) yaitu mengaitkan produk dengan kepribadian atau tipe pemakainya. e. Positioning berdasarkan kelas produk tertentu (product class positioning) misalnya permen kopiko yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen, bukan permen rasa kopi. f. Positioning berkenaan dengan pesaing (competitor positioning) yaitu dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama. 22 M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hal. 105 23 Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran, Edisi 3 (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2008), hal. 110 19 g. Positioning berdasarkan manfaat (benefit positioning) yaitu berdasarkan manfaat yang akan diperoleh dari produk. Perusahaan seharusnya selalu konsisten dan tidak berubah-ubah pada suatu positioning yang kuat agar tidak menimbulkan kebingungan di dalam benak konsumen. 2.4. Media Periklanan Media merupakan bagian terpenting dari sebuah kampanye periklanan karena melalui media tersebut khalayak dapat mengenal produk atau jasa yang dikomunikasikan. Media adalah aneka sarana komunikasi yang dipakai untuk mengantar dan menyebarluaskan pesan-pesan yang ingin disampaikan melalui usaha promosi yang dilakukan. Para praktisi periklanan menjelaskan bahwa media dapat berbentuk surat kabar, majalah, televisi, radio, papan iklan, poster, pos langsung, petunjuk penjualan, selebaran, pengantar penawaran, halaman kuning, alat peraga, novelti, internet, dan sebagainya. 24 Media dalam dunia periklanan memiliki definisi tersendiri; menurut William Wells, John Burnett dan Sandra Moriarty mendefinisikan sebagai berikut: “The media are channels of communication that carry the message from the adverteser to the audience”. Media adalah sarana komunikasi yang membawa pesan-pesan dari pengiklan kepada konsumennya. Suatu media digunakan sebagai kegiatan periklanan, ini dikarenakan media adalah sebagai perantara dalam proses 24 Dewan Periklanan Indonesia, Etika Pariwara Indonesia, Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia, (Jakarta: Dewan Periklanan Indonesia, 2005), hal. 52 20 komunikasi yang akan disampaikan antara komunikator dengan komunikan. Media yang digunakan untuk menyampaikan pesan iklan dinamakan media periklanan. 2.5. Strategi Media Penentuan media yang akan digunakan untuk melakukan promosi atau beriklan diperlukan strategi pemilihan media yang matang sehingga dana yang dikeluarkan tidak sia-sia dan dapat mengenai audien sasaran sesuai yang diinginkan dengan tepat. Media merupakan suatu alat penyampaian pesan yang memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada kelompok audien sasaran yang kita inginkan. Oleh karena itu memilih media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran akan sampai atau tidak. 25 Pernyataan strategi media menggambarkan dengan rinci arah tindakan yang akan diambil dengan media; media mana yang akan dipakai, berapa kali media akan dipakai, seberapa banyak media yang akan digunakan, dan selama periode mana dalam satu tahun. Pada prinsipnya strategi media berhubungan dengan pemilihan media yang sesuai dengan waktu yang tepat dalam pemasangan iklannya, sesuai dengan budget yang tersedia. Seperti yang dikatakan Jack Z. Sissors; ”Media strategies develope out of objective. A media strategy is a series of actions selected from several possible alternatives to best achieve the media objectives. Media strategies will cover such decisions as which kind of 25 Sutisna, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran (Bandung: Rosda Karya, 2001), hal. 283 21 media should be used.” 26 (Strategi media adalah runtutan kegiatan yang terseleksi dari beberapa alternatif kemungkinan untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Strategi media mencakup keputusan-keputusan seperti jenis media apa yang harus digunakan) Perencanaan media pada dasarnya adalah bagaimana menentukan media yang dianggap efektif dan efisien dalam menyampaikan pesan. Tujuan perencanaan dalam menentukan strategi media adalah untuk memilih media yang tepat yang akan digunakan untuk kampanye iklan sehingga khalayak sasaran dapat mengetahui dan pada akhirnya memutuskan untuk membeli. Perencanaan media adalah proses pengarahan pesan periklanan ke khalayak sasaran pada waktu dan tempat yang tepat serta menggunakan saluran yang tepat. 27 Pentingnya perencanaan media periklanan adalah untuk membantu kita mengerti mengapa beberapa media dipilih atau beberapa lainnya tidak dan bagaimana media tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Menurut Jim Surmanex dalam bukunya Media Planning (Perencanaan Media), tujuan perencanaan media adalah untuk menentukan sasaran media yang berorientasi kepada tindakan yang merupakan penjabaran dari perluasan sasaran pemasaran dan karena itu juga berorientasi pada sasaran pemasaran. Sasaran harus menempatkan rencana media sehubungan dengan pasar dan rencana pemasaran. 28 Perencanaan media melibatkan koordinasi dari tiga tingkat perumusan strategi: strategi pemasaran, strategi periklanan, dan strategi media. Strategi 26 Jack Z. Sissors & Jim Surmanek, Advertising Media Planning, (NTC Business Book, 1988), Hal. 9 27 Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global, Terj. Haris Munandar & Dudi Priatna, Edisi 1, Cet. I (Jakarta: Prenada, 2004), hal. 225 28 Jim Surmanek, “Media Planning” 1985 Diterjemahkan oleh Sofyan Cikmat. “Perencanaan Media” Seri Pemasaran dan Promosi (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991), hal. 144 22 pemasaran keseluruhan memberikan dorongan dan arahan dalam pemilihan strategi periklanan maupun strategi media. Proses Perencanaan Media Strategi Periklanan Strategi Pemasaran Tujuan Iklan Anggaran Iklan Strategi Pesan Strategi Media Strategi Media: • • • • Pemilihan Audiens Sasaran Spesifikasi Tujuan Pemilihan Media dan Sarana Pembelian Media Gambar 2.2 Gambaran dari Proses Perencanaan Media Strategi media itu sendiri terdiri dari empat kegiatan yang saling berkaitan (lihat Gambar 1): 29 2.5.1. Pemilihan Audien Sasaran Syarat pertama harus dipenuhi agar strategi media berhasil adalah menentukan audien sasaran. Kegagalan untuk mengidentifikasikan audiens dengan tepat dapat menyebabkan hilangnya exposure, yaitu beberapa calon non pembeli dihadapkan pada iklan-iklan sementara beberapa calon utama tidak. 29 Terence A. Shimp, Periklanan & Promosi: Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Jilid II Edisi 5 (University of South Caroline, Erlangga, 2003), hal. 5 23 Hal tersebut dapat dilakukan melalui segmentasi pasar yang pada dasarnya adalah suatu strategi untuk memahami konsumen dengan membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan konsumen ke dalam kotakkotak yang lebih homogen. Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong, segmentasi mencakup pembagian pasar menjadi kelompok-kelompok pembeli yang lebih kecil dengan kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan produk atau bauran pemasaran tersendiri. 30 Melalui segmentasi, perusahaan membagi pasar yang lebih besar dan heterogen menjadi segmen yang lebih kecil yang dapat dicapai secara lebih efisien dan efektif dengan produk dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan unik mereka. Mengidentifikasi segmentasi pasar yang diinginkan, dapat dilakukan dengan menganalisis profil konsumen yang sudah ada sekarang, atau dengan menentukan sendiri yang dianggap paling ideal. Penentuan profil ini, dapat dilakukan sesuai ciri-ciri berikut: 31 a. Segmentasi Geografis Yaitu segmentasi yang berdasarkan pada wilayah, ibu kota, dan daerah berkembang (urban, suburban, exurban, dan rural). 32 Segmentasi ini membagi-bagi khalayak audien berdasarkan jangkauan geografis. Pasar dibagi-bagi kedalam beberapa unit geografis yang 30 Philip Kotler, Gary Armstrong, Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 (Jakarta: Erlangga, 2008), hal. 225 31 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 53 32 John E. Kennedy & R. Dermawan Soemanagara, Marketing Communication: Taktik & Strategi (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer, 2006), hal. 72 24 berbeda yang mencakup suatu wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota hingga ke lingkungan perumahan. Konsumen terkadang memiliki kebiasaan berbelanja yang berbeda-beda yang dipengaruhi lokasi dimana mereka tinggal. Setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda dengan wilayah lainnya. Oleh karenanya setiap wilayah di suatu negara perlu dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakternya. 33 b. Segmentasi Demografis Yaitu segmentasi berdasarkan pada tingkatan usia (di bawah 6 tahun, 6 - 12 tahun, 13 - 19 tahun, 20 - 34 tahun, 35 - 49 tahun, 50 – 65 tahun, di atas 65 tahun), jenis kelamin (laki-laki, perempuan), status perkawinan (belum menikah, menikah, dan bercerai), daur hidup keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, kebangsaan. 34 Segmentasi konsumen berdasarkan demografi pada dasarnya adalah segmentasi yang didasarkan pada peta kependudukan. Data demografi dibutuhkan antara lain untuk mengantisipasi perubahan-perubahan pasar menyangkut bagaimana produsen barang dan jasa menilai potensi pasar dalam setiap area geografi yang dapat dijangkau. 35 33 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2007), hal. 49 34 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 130 35 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2007), hal. 45 25 c. Segmentasi Psikografis Yaitu segmentasi yang mengelompokkan pasar dalam variabel gaya hidup, nilai dan kepribadian. Gaya hidup ditunjukkan oleh orangorang yang menonjol pada kelas sosialnya. Minat terhadap suatu produk dipengaruhi oleh gaya hidup sehingga barang yang dibeli oleh orang-orang tersebut ditujukan untuk menunjukkan gaya hidupnya. 36 Gaya hidup mencerminkan bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya yang dinyatakan dalam aktivitas-aktivitas (pekerjaan, belanja, olah raga dll), minat (apa yang dianggap penting di sekitarnya seperti keluarga, rumah, karir, makanan dll) dan opini-opininya (isuisu sosial, politik, masa depan dll). 37 d. Segmentasi Perilaku (Behavioristik) Beberapa subvariabel yang kerap digunakan dalam segmentasi perilaku ini adalah: 38 (1) Kejadian membeli (purchase occasion), seperti; teratur, atau khusus. (2) Manfaat yang dicari (benefit sought), seperti; ekonomi, kenyamanan, atau gengsi. (3) Status pengguna (user status), seperti; bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potencial, pengguna pertama, atau pengguna tetap. 36 M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hal. 25 37 Morissan, op.cit., hal. 50 38 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 344 26 (4) Tingkat penggunaan (usage rate), seperti; ringan, sedang, atau berat. (5) Status kesetiaan (loyality status), seperti; nihil, sedang, kuat, mutlak. (6) Tahap kesiapan (readiness stage), seperti; tidak kenal, kenal, terinformasi, tertarik, mendambakan, atau bermaksud beli. (7) Sikap terhadap produk, seperti; antusias, positif, negatif, memusuhi. 39 2.5.2. Spesifikasi Tujuan Aspek kedua dari strategi media adalah menentukan tujuan khusus (menspesifikasi tujuan media). Lima tujuan berikut adalah sangat penting dalam perencanaan media: jangkauan, frekuensi, bobot, keberlanjutan, dan biaya. 40 a. Jangkauan (Reach) Proporsi khalayak sasaran mana yang harus melihat, membaca atau mendengar pesan iklan selama satu periode tertentu. Jangkauan adalah ukuran seberapa banyak (atau presentase) anggota-anggota berbeda dari khalayak sasaran yang bersinggungan dengan pesan sang pengiklan setidaknya sekali dalam satu periode tertentu (biasanya empat minggu). Semakin besar jangkauan dan semakin luas jangkauan 39 Bilson Simamora, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003), hal. 130 40 Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global, Terj. Haris Munandar & Dudi Priatna, Edisi 1, Cet. I (Jakarta: Prenada, 2004), hal. 227-228 27 media maka audiens yang diekspos juga semakin luas, segmentasi sasaran pun semakin bertambah. Jangkauan iklan luar ruang seperti billboard, spanduk maupun signboard mengacu kepada prosentase kendaraan pada suatu wilayah yang melalui media luar ruang tersebut. Jika ada kendaraan yang melewati suatu media luar ruang sebanyak 500.000 dalam 24 jam maka jangkauan media luar ruang tersebut adalah 50 persen. Namun penghitungan jumlah kendaraan yang melewati media luar ruang tersebut mencakup kendaraan sama yang melewati media luar ruang tersebut lebih dari satu kali, hal itu disebut dengan duplikasi. 41 Tidak semua audien merupakan target konsumen pemasar, untuk itu diperlukan adanya target jangkauan yaitu bagian audien dari suatu kendaraan komunikasi yang menjadi target pasar suatu merek. Misalnya, sebuah perusahaan properti ingin memasarkan produknya untuk pegawai negeri pada suatu kota. Kemudian perusahaan properti tersebut beriklan pada surat kabar setempat dengan jangkauan 200.000 pegawai negeri di kota itu. Jika hanya 50.000 dari pelanggan surat kabar adalah pegawai negeri maka target jangkauan adalah sebesar 25% atau seperempat (50.000 : 200.000 = ¼ = 25%). Jika suatu produk hanya dipasarkan diwilayah pulau Jawa, maka hanya konsumen yang berada di pulau Jawa sajalah yang menerima pesan 41 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2007), hal. 147 28 iklan. Pemilihan media harus menggambarkan dimana poduk bersangkutan didistribusikan. 42 b. Frekuensi (Frequency) Frekuensi mengukur rata-rata berapa kali orang-orang dalam khalayak sasaran menerima (lewat melihat, membaca, atau mendengar) pesan pengiklan selama satu periode tertentu. Frekuensi adalah banyaknya seseorang terekspose oleh media. Pada umumnya iklan mempunyai frekuensi pesan lebih dari satu kali, hal itu untuk memastikan agar target konsumen terekspose oleh pesan iklan. Frekuensi yang cukup akan meningkatkan peluang suatu pesan iklan untuk dimengerti konsumen, semakin kompleks suatu pesan iklan maka semakin banyak frekuensi yang dibutuhkan. Kemudian juga frekuensi yang tinggi memungkinkan pesan untuk lebih diingat konsumen. 43 c. Bobot (Weighting) Seberapa banyak periklanan total yang diperlukan selama satu periode tertentu untuk mencapai jangkauan dan frekuensi yang dikehendaki. Bobot pesan adalah ukuran khalayak sasaran kombinasi yang dijangkau oleh pesan pengiklan dalam satu rencana media tunggal. d. Keberlanjutan (Continuity) Keberlanjutan melibatkan bagaimana anggaran periklanan dialokasikan selama berjalannya sebuah kampanye periklanan. Para 42 Morissan, Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu (Tangerang: Ramdina Prakarsa, 2007), hal. 147 43 Ibid. 29 pengiklan memiliki tiga alternatif umum berkaitan dengan alokasi anggaran sepanjang kampanye: jadwal berkelanjutan, periodik, dan tak tentu. Dalam sebuah jadwal periklanan berkelanjutan, jumlah dollar periklanan yang relatif sama diinvestasikan sepanjang masa kampanye. Dalam jadwal periklanan periodik, beberapa iklan digunakan dalam setiap periode selama kampanye, namun jumlah anggaran berubah-ubah dari satu periode ke periode lain. Dalam jadwal periklanan tak tentu, sepanjang masa kampanye pengeluaran pengiklan beragam dan terkadang tidak dialokasikan dalam bulanbulan tertentu. Dan diartikan sebagai iklan dijadwalkan sepanjang waktu selama periode beriklan. e. Biaya (Budget) Para perencana media harus memecahkan isu-isu biaya ketika mereka berupaya mengalokasikan anggaran periklanan yang efektif-biaya, sambil tetap memenuhi tujuan-tujuan lain. Biaya ini akan menentukan jenis media apa yang akan digunakan, agar anggaran yang digunakan tidak melebihi anggaran yang telah ditetapkan. Salah satu indikator terpenting dan digunakan secara universal dari efisiensi media adalah kriteria biaya per seribu (cost-per-thousand, disingkat CPM, dengan M mewakili angka Romawi 1.000). CPM adalah suatu pengukuran untuk membandingkan biaya yang digunakan pada satu atau lebih media komunikasi. Rumus CPM adalah pembagian antara biaya yang dikeluarkan untuk sebuah iklan pada suatu media dengan jumlah 30 target audience, kemudian dikalikan dengan seribu. Hasil dari formula tersebut adalah biaya yang dikeluarkan oleh producen untuk iklan. Disaat pengusaha menggunakan media iklan lebih dari satu maka pengusaha tersebut dapat membandingkan antara nilai CPM yang satu dengan yang lain, dimana nilai CPM terkecil memilih biaya yang paling efisien. 44 Rumus dasar CPM adalah : CPM = biaya unit media x 1.000 Jumlah total target audience 2.5.3. Pemilihan Media dan Sarana Langkah berikutnya yang harus dilakukan dalam melakukan strategi media adalah memilih kategori media. Dalam memilih media diperlukan dua keputusan yaitu media apa yang digunakan dan sarana media apa yang dipakai. Media adalah saluran-saluran komunikasi yang menyampaikan pesan-pesan pengiklan ke khalayaknya. Sarana adalah program-program siaran tertentu (misalnya, program televisi OVJ) atau pilihan-pilihan cetakan (misalnya, majalah Time) dimana iklan ditempatkan. Setiap media dan setiap sarana memiliki sekumpulan karakteristik dan keunggulan yang unik. Para pengiklan berupaya memilih media dan sarana yang karakteristiknya paling sesuai dengan merek yang diiklankan dalam menjangkau khalayak sasaran dan menyampaikan pesan dimaksud. 45 44 sucimanize.blogspot.com Monle Lee & Carla Johnson, Prinsip-prinsip pokok periklanan dalam perspektif global, Terj. Haris Munandar & Dudi Priatna, Edisi 1, Cet. I (Jakarta: Prenada, 2004), hal. 230 45 31 2.5.4. Pembelian Media Pada dasarnya perhitungan materi dan konstruksi media periklanan khususnya media luar ruang didasarkan pada perhitungan harga jenis material dan konstruksi yang dipakai. Penentuan biaya media periklanan sangat tergantung pada: 46 a. Titik lokasi strategis atau tidak berdasarkan pada hasil pengamatan klien atau perusahaan. Hal ini lebih dipengaruhi oleh besaran pajak yang harus dibayar sehingga membuat bengkak biaya produksi. b. Ukuran media dan jenisnya. Media yang unik biasanya pengerjaannya pun rumit sehingga membutuhkan biaya yang lebih tinggi. Faktor bahan material, konstruksi, teknologi juga dapat mempengaruhi biaya. c. Teknik pencahayaan yang dipakai. d. Ketinggian tiang dari perumukaan tanah. e. Konstruksi yang dipakai. f. Kualitas material yang dipakai. g. Kecepatan pembuatan. Semakin tinggi tingkat kecepatan pembuatan, biasanya pencapaiannya pun dihargai dengan kontraprestasi yang semakin besar pula. 2.6. Penjadwalan Media Kampanye periklanan adalah pelaksanaan dari ‘penjadwalan’ media periklanan. Sedangkan penjadwalan adalah rangkaian dari penayangan pesan46 Sugeng’Aresta’Supriyanto, Meraih Untung dari Spanduk Hingga Billboard (Yogyakarta: Pustaka Gratama, 2008), hal. 119-120 32 pesan periklanan secara terarah, sistematis, dan dalam periode tertentu, sesuai dengan strategi dan taktik dari rencana media terkait. Panjang periode sangat tergantung pada kebutuhan atau tujuan kampanye itu sendiri. Pada umumnya suatu kampanye periklanan disusun untuk periode 52 minggu atau satu tahun. 47 Setiap perencanaan media harus mempunyai sasaran penjadwalan untuk membimbing perencanaan media dalam mengalokasikan media serta untuk mengetahui sejauh mana pentingnya masa perkenalan (launching) dan masa mempertahankan. Dalam sasaran penjadwalan ini dikenal dengan 3 metode atau pola penjadwalan, yaitu: (1) Terus-menerus (continuity) adalah penyusunan jadwal media yang berkesinambunagan atau hadwal yang memiliki sedikit tekanan atau tidak ada tekanan sepanjang periode kampanye periklanan. (2) Berkelompok (flighting) penjadwalan yang berhubungan dengan gelombang iklan berkala yang diselingi periode-periode tidak aktif total. (3) Hentakan (pulsing) adalah kombinasi dari kedua konsep di atas. Dasar dorongan yang terus menerus yang ditingkatkan dengan ledakan iklan besarbesaran sewaktu-waktu. 48 2.7. Media Luar Ruang Ketika perang iklan terjadi, kebutuhan produk untuk tampil tidak lagi cukup hanya sekedar di televisi, radio, atau koran. Ketika iklan di media TV dirasa tidak 47 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: Stikom ITKP The School of Advertising, 2009), hal. 466 48 Jim Surmanek, “Media Planning” 1985 Diterjemahkan oleh Sofyan Cikmat. “Perencanaan Media” Seri Pemasaran dan Promosi (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 1991), hal. 111 33 lagi efektif, mau tidak mau, biro iklan harus menemukan strategi baru dalam berpromosi. Memang ada sejumlah cara baru diciptakan. Di antaranya dengan memanfaatkan internet, media luar ruang, sms (short massage service), dan viral (gaya promosi dengan menggunakan kemampuan network). Kesemuanya sebenarnya memanfaatkan media di luar yang sudah-sudah. Bahkan, film pun digunakan sebagai sarana promosi. Namun harus kita ingat kembali bagaimana efektivitas media-media tersebut. Sebab, penggunaan media tersebut bukan semata-mata menghindari TV namun lebih pada pertimbangan hasil penelitian terhadap para konsumennya. Media iklan luar ruang adalah bentuk iklan yang paling tua. Meski hanya menampilkan bentuk visual, namun saat ini iklan outdoor mengalami banyak perubahan. Berbagai inovasi dilakukan para penyedia media (vendor), selain gambar juga dilengkapi dengan efek gerakan, hiasan, dan efek mencolok. Ada beberapa yang mencoba menggunakan media luar ruang dengan cara seunik mungkin dengan harapan setiap orang yang melewatinya bisa tersenyum, tertawa, dan ingat akan pesan iklan tersebut. Fungsi media ruang adalah sebagai pendukung dari kampanye periklanan di media elektronik dan media cetak. Pesan-pesannya disampaikan sebagai reminder (pengingat) kembali bagi konsumen. Sekali lagi, outdoor advertising adalah langkah besar untuk meraih audience di mana pun mereka hidup, bekerja dan bermain. Jenis promosi outdoor merupakan media yang tidak terikat pada tempat. Ketika media ini diolah dengan kreatifitas penuh, lambat laun akan menciptakan lokasi iklan yang selalu baru dan 34 belum pernah ada sebelumnya. Alat ini mampu menghentikan setiap orang dari kesibukannya. Media outdoor tidak seperti promosi di TV, radio yang dapat dimatikan atau diidupkan kembali sesuka hati para peminatnya. Media ini bahkan mengontrol pasar dengan kelebihannya yang selalu terpampang manis di lokasinya. 2.7.1. Karakteristik Media Luar Ruang Menurut Frank Jefkins dalam buku periklanan, karakteristik iklan luar ruang adalah: 49 a. Ukuran dan dominasi Ukuran iklan outdoor pada umumnya cukup besar, maka iklan ini mampu mendominasi pemandangan dan mudah menarik perhatian. b. Warna dan gambar Kebanyakan iklan outdoor dihiasi dengan aneka warna dengan gambar visual yang realistis sehingga memudahkan khalayak untuk mengingat produk yang diwakilinya. c. Pesan-pesan singkat Karena dimaksudkan untuk menarik perhatian orang-orang yang sedang bergerak dan mungkin saja dilihat dari kejauhan, maka pesanpesan yang tertulis biasanya terbatas pada slogan singkat dan dicetak besar-besar serta mencolok. 49 Frank Jefkins, Periklanan, Edisi 3 (Jakarta: Erlangga, 1997), hal. 128 35 d. Zoning Penempatan iklan outdoor secara strategis dapat menciptakan suatu kampanye iklan yang dangat ekonomis. e. Efek mencolok Karakteristik yang paling penting adalah kemampuan iklan outdoor dalam menciptakan kesan atau memori pemirsa melalui penebalan, warna, ukuran dan pengulangan. Kemajuan teknologi telah banyak memperbaiki penampilan iklan luar ruang, sehingga menghasilkan penggunaan efek-efek khusus yang menandai kemajuan-kemajuan teknologi dalam media luar ruang, antara lain: 50 (1) Tata Cahaya Pencahayaan yang atraktif menimbulkan minat orang terhadap pesan. (2) Lampu latar Beberapa pengiklan melakukan eksperimen dengan holografi yang dapat memproyeksikan efek tiga dimensi dari suatu panel. (3) Bentuk Perlu eksperimen untuk memecahkan keterkaitan pada sudutsudut segi empat yang membuat penampilan media ini menjadi kaku. Dewasa ini ada yang menggunakan efek tiga dimensi dan beberapa teknik yang lain, misalnya cutting. 50 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep & Aplikasinya di Indonesia, Cet. V (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 137-138 36 (4) Inflatables Menggunakan benda-benda yang digantungkan dan ditampilkan pada papan reklame sehingga efek tiga dimensi lebih terasa. (5) Gerakan Panel-panel yang bergerak secara dinamis, disebut kinetic board, digunakan untuk menyajikan pesan-pesan yang berbedabeda. Posisi media yang berputar atau berubah sesuai dengan bergesernya khalayak sasaran yang lalu lalang di jalan raya, memungkinkan audience dalam menerima pesan secara utuh, atau bahkan iklan yang berbeda-beda pada satu media. 2.7.2. Kekuatan dan Keterbatasan Media Luar Ruang Media luar ruang memiliki kekuatan dan keterbatasan sama seperti media periklanan lainnya, karena tidak ada satu pun media yang sempurna setiap media periklanan. a. Kekuatan Media Luar Ruang 51 (1) Penetrasi Media Luar Ruang mudah melakukan penetrasi efektif ke daerah-daerah yang sulit dijangkau oleh media lain. Ia juga sangat efisien untuk menjangkau semua segmen dari populasi di suatu daerah tertentu. Hal ini dimungkinkan karena jumlah titik kontaknya bisa dibuat banyak. Lebih lagi jika ditempatkan di 51 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: STIKOM ITKP, The School of Advertising, 2009), hal. 428 37 lokasi-lokasi strategis, yaitu di tempat-tempat yang ramai dan padat lalu lintas orang ataupun kendaraan. (2) Fleksibel Kekuatan lain media luar ruang adalah fleksibilitasnya secara geografis. Periklanan media luar ruang dapat diposisikan secara strategis di mana saja sepanjang memungkinkan, baik dari sudut perijinan maupun konstruksi. Peletakan strategis di suatu daerah ini, sangat efektif untuk mendukung upaya-upaya periklanan lainnya. (3) Biaya per kontak rendah Karena frekuensi dan terpaan yang amat tinggi, biaya per kontak khalayak dari periklanan media luar ruang merupakan yang paling rendah, dibandingkan dengan media-media lainnya. Biaya konstruksi dan perawatan papan iklan misalnya, juga menjadi relatif sangat rendah dibandingkan jumlah terpaan dan frekuensi penayangan pesan kepada khalayak. (4) Pengingat Media luar ruang adalah media pengingat yang efektif bagi khalayak sebelum memutuskan sebuah pembelian. Karena itu, identifikasi produk dalam pesan media luar ruang adalah sangat penting. Media luar ruang sangat bermanfaat untuk pesan-pesan pemerekan (branding). Juga memberi rujukan yang efektif pada 38 identifikasi produk dan kemasannya, sebelum khalayak memutuskan pembelian. b. Keterbatasan Media Luar Ruang 52 (1) Tidak selektif Meskipun media luar ruang ditujukan kepada segmen khalayak tertentu, tetapi sulit menghindari adanya pemborosan kontak. Tidak semua yang teterpa oleh iklan adalah segmen pasar yang dimaksud pemasar. Audien sasaran menjadi tidak selektif. Media luar ruang dapat diarahkan kepada kelompok khusus, tetapi yang melihat mungkin lebih banyak dari kelompok umum. (2) Waktu terpa yang singkat Keterbatasan ukuran, sudut, dan jarak pandang terpaan iklan, menyebabkan keterbatasan waktu pula bagi khalayak untuk melihat isi pesan. Sulit bagi khalayak untuk memiliki waktu yang cukup panjang agar dapat mengamati dan ”menikmati” pesan. Karena itu, media ini juga berciri ketidakmampuan untuk membawakan banyak pesan sekaligus. (3) Sulit mengukur khalayak efektif Jumlah biaya kontak yang rendah tidak menjamin terciptanya efektivitas pesan. Hal ini desebabkan khalayak yang melihat pesan bukan hanya dari segmen yang dituju, sehingga penghitungan efektivtas menjadi sulit. Faktor lain adalah, sikap 52 Rudy Harjanto, Prinsip-prinsip Periklanan (Jakarta: STIKOM ITKP, The School of Advertising, 2009), hal. 429 39 khalayak yang melihat pesan tersebut secara sambil lalu, kurang konsentrasi. (4) Kesediaan tempat terbatas Secara keseluruhan keterbatasan media luar ruang adalah keterbatasan tersedianya lokasi dan atau ruang untuk beriklan pada saat dibutuhkan. Ini berbeda dengan media tradisional yang relatif tersedia kapan saja diperlukan. Lokasi penempatan yang strategis terbatas, dan biasanya sudah digunakan oleh pemasar lain yang biasanya sudah mengontrak untuk penayangan minimal setahun. (5) Keterbatasan ruang pesan Seringkali kompleksitas pesan atau pesan yang panjang tidak dapat diakomodasi, karena tidak tersedianya ruang untuk itu. Padahal, beberapa pesan periklanan perlu teks yang agak panjang atau visualisasi yang cukup beragam. Disamping itu, kalaupun memungkinkan, namun karena mobilitas khalayak sasaran yang tinggi, tidak cukup waktu bagi mereka untuk menyimak semua unsur dalam pesan-pesan yang panjang pada media luar ruang. (6) Bersaing dengan lingkungan Penempatan pesan pada lokasi-lokasi strategis, menyebabkan iklan yang ditayangkan bersaing dengan lingkungan di sekitarnya untuk mendapatkan perhatian khalayak. Selain itu, 40 pada khalayak terjadi efek-efek psikologi komunikasi yang disebut ”kesan menghilang” (diminishing return) atau ”tekanan jenuh” (saturated depression). Efek-efek ini menyebabkan audien sasaran, yang karena sudah amat sering melihat pesan tersebut, menjadi terbiasa, dan menganggapnya sudah menjadi bagian dari lingkungan, sehingga merasa ”sudah tahu”. Padahal, mereka sudah lupa, akibat ingatan pesan tersebut sebenarnya sudah menyusut atau hilang dari benak mereka. audien sasaran melihat pesan periklanan tersebut, tetapi tidak mengendapkannya. Hal ini mengurangi efektivitas media luar ruang. 2.8. Jenis-jenis Promosi Outdoor Menurut Outdoor Advertising Association of America (OAAA), iklan outdoor dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu billboard, street furniture, transit dan alternative media. 53 a. Billboard Billboard merupakan periklanan outdoor yang paling utama. Billboard dirancang dengan tujuan memperkenalkan nama merek. Billboard biasanya terpampang di jalan raya yang lalu lintasnya ramai. Iklan yang menempel di billboard sekarang ini lebih banyak dibuat menggunakan teknologi komputer atau teknologi digital. Bahan yang digunakan untuk mencetak 53 M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hal. 2-19 41 iklan dengan teknologi digital ini biasanya tahan air dan juga panas yang biasa disebut vinil. b. Street Furniture Iklan street furniture meliputi bus shelter, urban furniture, kios, convenience storedi dan shopping mall, stasiun bis, stasiun kereta api maupun di bandara udara. c. Transit Iklan transit dapat berupa iklan di bus, mobil, taksi, kereta api dan subway, truk, bandara dan dililitkan pada kendaraan. d. Alternative Media Misalnya tulisan di udara, arena dan stadion, kapal laut, kampus, resort dan leisure, interior place-based, exterior place-based, digital media dan gedung bioskop. Ketika mendengar tentang media ruang luar (outdoor), yang terpikir pertama kali di benak kita pasti billboard. Namun, ada beberapa bentuk media luar ruang selain billboard dan jenisnya pun beraneka ragam. Billboard, di Indonesia beken dengan sebutan papan reklame. Karena ukurannya besar, dengan visualisasi mencolok dan pesan menggelitik, bentuk promosi ini mudah terlihat oleh pengguna jalan. Umumnya media ini terletak di area luar ruang yang cukup padat dilalui orang. Selain berupa tampilan gambar dua dimensi, akhir-akhir ini penyampaian pesan lewat media billboard mengalami perkembangan. Kreativitas pembuat iklan kini dapat dituangkan juga dalam media billboard. 42 Dalam buku ”Meraih Untung dari spanduk hingga billboard” karangan Sugeng’Aresta’Supriyanto, papan reklame berarti poster dalam ukuran besar. Media ini didesain dengan tujuan akhir agar dilihat oleh orang yang melakukan perjalanan, atau tingkat mobilitasnya cukup tinggi. Papan reklame atau billboard mempunyai jenis yang biasa dipakai dalam kampanye periklanan, yaitu: 54 1. Poster panels Poster panel merupakan lembaran kertas besar yang dicetak sesuai dengan keinginan pemesan. Pemasangannya ditempelkan pada panel besar yang dilengkapi kerangka dan bantuan cahaya lampu. Lembaran kertas ini tahan dengan perubahan cuaca dan gangguan cuaca, misalnya hujan. Bahan poster panel biasa dipakai juga untuk back drop. Jenis ini sekarang populer dengan bantuan digital printing. Namun ada juga yang masih dibuat dengan cara melukis di atas lembaran kertas tertentu. Biasanya ini masih lazim dipakai dalam promosi film di bioskop-bioskop. Lukisan ini biasa disebut sebagai painted bulletin. 2. Kinetik board atau mechanical billboard Kinetic board disebut juga Threevision atau 3 Dimension Rotary Board. Media ini memiliki kemampuan untuk menampilkan 3 buah gambar/pesan promosi yang berbeda secara bergantian dalam satu media. Terdiri atas banyak prisma segitiga dengan potongan panjang yang diputar pada porosnya. Secara umum, gambar yang digunakan media ini menggunakan proses digital printing untuk memperoleh ketepatan pembagian gambar. 54 Sugeng’Aresta’Supriyanto, Meraih Untung dari Spanduk Hingga Billboard (Yogyakarta: Pustaka Gratama, 2008), hal. 48-59 43 3. Premiere billboard Keuntungan pemakaian Premiere billboard adalah memberikan kesinambungan pesan iklan selama periode satu tahun, durable (bertahan lama), memastikan dominasi pada area tertentu, menguatkan nama dan image produk (brand awareness), dan memberikan tingkat frekuensi target audience tinggi. Jenis ini biasanya dipasang di titik lalu lintas yang padat, seperti jalan utama atau persimpangan, di atas bangunan atau gedung yang dimanfaatkan sebagai penganti tiang pancang atau sekitar lereng bukit di sepanjang jalur kota yang menghubungkan antara dua kota. 4. Bulletin billboard Bulletin merupakan billboard yang mengadopsi ukuran dari Eropa dengan panjang 12 m x 3.5 m. 5. Digital billboard Billboard dengan teknologi terbaru berupa penggunakan teknologi digital dalam penyampaian pesannya. Digital billboard kini mulai digunakan di kota-kota besar. Salah satu bentuknya adalah media iklan berupa giant television. 6. Wallscape Wallscape adalah billboard yang memanfaatkan ruang kosong pada dinding bangunan atau gedung-gedung tinggi. Pada lokasi tertentu, wallscpae terbukti mampu mencuri perhatian lebih dibandingkan billboard bertiang. Ini merupakan media iklan yang ”extra ordinary” (di luar kebiasaan), mampu mencuri perhatian (eye catching) dan tentu saja mendominasi area. 44 7. Frame Board Frame board berukuran setengah dari ukuran billboard normal. Konstruksi atau untuk meletakkan media gambar pun tidak serumit premiere billboard, bahkan cenderung sederhana. Dikatakan frame karena penampakan media, memang seperti dibingkai. Papan iklan dikelilingi oleh rangka konstruksi. Frame board ideal untuk memperkenalkan produk/jasa baru dan merangsang penjualan di titik tertentu tempat frame board terpasang. 8. Neon Box Media ini berupa kotak berisi lampu-lampu tabung dengan permukaan yang ditampilkan bersifat datar dan dapat meneruskan sinar. Permukaan neon box menampilkan gambar produk yang diiklankan, dengan menggunakan media-media antara lain digital printing pada colleybrite, panaflek, transparancy film, atau dengan sticker. Selain itu, produk yang dimunculkan pada permukaan media bisa juga dari hasil sablon. Neon box ini memiliki keunggulan, yaitu mampu menunjukan pesan dengan warna yang serupa baik siang maupun malam. Lebih dari itu, dengan perletakan lampu di dalam boks yang tepat, tampilannya akan lebih hidup di malam hari. 9. Letter timbul Letter timbul adalah media berupa objek yang dimiliki dimensi kedalaman dan menempel pada media dasar yang daftar (atau semi datar). Media ini dapat dibuat dari lempengan logam, yang disebut plat letter timbul, atau dari bahan plastik. Selain itu media ini dapat digabung dengan media lampu neon atau neon box untuk menghasilkan efek yang diinginkan. 45 10. Neon Sign Neon sign adalah media yang menggunakan lampu neon yang dipasang pada media datar. Media ini boleh dikatakan memenangi media promosi lain pada malam hari karena dapat terlihat lebih hidup. Media ini memiliki tata pencahayaan yang bergerak, kedip, maupun permanen serta permainan warna yang dapat diatur dan disesuaikan dengan keinginan. 11. Standing signage Standing signage adalah media luar ruang yang wujudnya berbentuk tugu atau monumen kecil yang menyatu dengan lingkungan yang ditempatinya. Media ini dalam penampilannya dipadukan dengan lampu sorot letter timbul plate, atau neon box. Pemasangan media ini biasanya dipasang pada beberapa titik lokasi ditempat yang berdekatan dengan skala massal. 12. Pylon atau company statue Pylon dalam bahasa Indonesia berarti tugu atau tonggak menara. Media ini adalah berupa konstruksi logam atau neon box yang dipasang langsung dengan dasarnya menempel tanah, sehingga membentuk sebuah tugu yang menjulang. Media ini berfungsi untuk mengiformasikan nama atau logo perusahaan yang berada dalam gedung tempat media itu dipasang. 13. Spanduk atau banner Spanduk atau banner adalah media promosi yang pemasangannya bersifat insidentil atau sementara. Media ini berbentuk persegi empat dengan pemasangannya harus mengikat ke-4 ujungnya. Biasanya pemasangannya hanya 1 untuk tiap titik lokasi. Secara umum dapat dapat dijelaskan bahwa 46 jenis media promosi ini terbuat dari kain dengan proses sablon, tetapi tidak tertutup kemungkinan untuk dibuat bahan vinyl dengan proses digital printing. Spanduk biasanya dibuat dalam jumlah cukup banyak dan dipasang di beberapa lokasi. Untuk ukuran lebih besar disebut giant banner, media ini dibuat pada media kain dengan sistem sablon. Untuk promosi dalam ruang, terdapat pula tipe spanduk yang pemasangannya menggunakan tiang penyangga. Dengan demikian tipe ini disebut standing banner. 14. Umbul-umbul Umbul-umbul (flags) adalah media promosi yang sama dengan spanduk hanya saja bentuk umbul-umbul tidak harus persegi panjang. Jenis umbulumbul dibuat dalam jumlah banyak dan dipasang di banyak titik pada lokasi yang sama. Secara umum, umbul-umbul terbuat dari kain dengan proses sablon, Namun tidak tertutup kemungkinan jenis media ini berbahan vinyl dengan proses digital printing. 15. Mobile panel Mobil iklan, atau yang biasa diistilahkan dengan ”billboard keliling”, sangat efektif untuk memasarkan produk dan membuat konsumen terus teringat nama perusahaan ataupun iklan yang ditampilkan. Media luar ruang ini menggunakan permukaan luar kendaraan seperti mobil, truk, atau bis sebagai media promosi. Media portable ini memiliki keunggulan yaitu mempunyai kemampuan jelajah serta area promosi yang lebih luas dari pada media luar ruang lainnya. 47 Penampilan mobile panel bisa dicapai dengan perpaduan antara bentuk pengecatan, stiker, atau digital printing. Lapisan ini umum dipasang pada kendaraan perusahaan, transportasi umum, maupun mobil-mobil kanvas (kendaraan yang dipakai oleh karyawan perusahaan, biasanya marketing, dalam menjelajahi area tugasnya) sehingga mempunyai daya tarik tersendiri. Billboard backlit yang dipasang pada kabin belakang menghadirkan kesan eksotis dan eksklusif pada pesan. Selain dapat dipasang pada badan mobil, media ini dapat juga dipasang di truk, taksi maupun bajaj (kendaraan bermotor roda tiga dengan pengemudi di depan). 16. Iklan taksi Iklan taksi menjadi pilihan iklan yang sangat disukai, cenderung favorit, oleh penjual-penjual kelas dunia. Iklan taksi tidak pernah peduli dengan siapa target pasarnya. Sebab, semua orang bisa menjadi target karena mobilitas iklan taksi sangat tinggi dan dapat melalui seluruh ruas jalan. Iklan taksi adalah salah satu metode iklan yang menggunakan lightbox/neonbox di atas taksi. Ide ini memang bukanlah hal yang baru di kota-kota besar dunia seperti New York dan Los Angeles. Namun, di Indonesia belum banyak perusahaan yang memanfaatkannya. Mobile panel, atau dapat diistilahkan dengan “iklan keliling” ini, menawarkan dampak gebrakan yang tinggi dengan target spesifik menurut lokasi, waktu, dan kegiatan. Mobil iklan ini bukan Cuma keliling membawa papan reklame, tapi ada hal lain yang lebih menarik, misalnya tampilan yang bergerak-gerak. Sistem iklan ini pun disertai kemasan lain yang sangat 48 populer dengan membuat kegiatan si sekolah-sekolah, bagi-bagi brosur dan pembagian sample product. 2.9. Tujuan Periklanan Outdoor Tujuan periklanan menurut M. Suyanto dalam buku yang berjudul Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia, dapat digolongkan menurut sasarannya, yakni memberi informasi, persuasi, atau meningkatkan para pembeli, menambah nilai dan membantu sktivitas lain yang dilakukan perusahaan. 55 a. Iklan informatif Iklan ini bertujuan membentuk permintaan pertama dengan memberitahukan pasar tentang adanya produk baru, mengusulkan kegunaan baru suatu produk, memberitahukan pasar tentang perubahan harga, menjelaskan cara kerja suatu produk, menjelaskan pelayanan yang tersedia, mengoreksi kesan yang salah, mengurangi kecemasan pembeli dan membangun citra perusahaan, biasanya dilakukan besar-besaran pada tahap awal suatu jenis produk. b. Iklan persuasif Iklan ini bertujuan membentuk permintaan selektif suatu merek tertentu, yang dilakukan pada tahap kompetitif dengan membentuk preferensi merek, mendorong alih merek, mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk, membujuk pembeli untuk membeli sekarang dan membujuk pembeli menerima, mencoba/mensimulasikan penggunaan produk. 55 M. Suyanto, Strategi Perancangan Iklan Outdoor Kelas Dunia (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), hal. 69-76 49 c. Iklan pengingat Iklan ini bertujuan mengingatkan pembeli tentang produk yang sudah mapan bahwa produk tersebut mungkin akan dibutuhkan kemudian, mengingatkan pembeli dimana tempat membelinya, membuat pembeli tetap mengingat produk ini walau nukan dalam musimnya dan mempertahankan kesadaran puncak. d. Iklan penambah nilai Iklan ini bertujuan menambah nilai merek pada persepsi konsumen dengan melakukan inovasi, perbaikan kualitas dan penguatan persepsi konsumen. Iklan yang efektif akan menyebabkan merek dipandang lebih elegan, lebih bergaya, lebih prestisius dan mungkin super didalam persaingan. e. Iklan bantuan aktivitas lain Iklan ini bertujuan membantu memfasilitasi aktivitas lain perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran, misalnya iklan membantu pelepasan promosi penjualan (kupon), membantu wiraniaga (perkenalan produk), menyempurnakan hasil komunikasi yang pemasaran yang lain (konsumen mengidentifikasi paket produk di toko dan mengenal nilai produk lebih mudah setelah melihat iklan). 2.10. Proses Penentuan Titik Lokasi Media Luar Ruang Dalam menggunakan media luar ruang juga diperlukan pengetahuan untuk menentukan titik lokasi. Hal ini menyangkut efektivitas media luar ruang yang sangat mempengaruhi efek penerimaan bagi konsumen. 50 Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. 56 1. Arus Perjalanan Lokasi yang dipilih hendaknya memperhatikan benar apakah berada disebelah kiri atau kanan jalan. Letak kiri atau kanan jalan ini berhubungan erat dengan jarak yang ditempuh oleh manusia di sekitar lokasi tersebut dari tempat tinggalnya ke tempat bekerja. Dengan demikian, maka perlu diperhatikan apakah letak lokasi berada pada arus pulang atau arus berangkat kerja. 2. Jenis produk Pemilihan lokasi pada arus berangkat atau pulang kerja harus dihubungkan dengan jenis produk yang akan diiklankan dan suasana psikologis yang melingkupi jalan pikiran calon pembeli. Asumsi: arus berangkat adalah pagi hari, sedangkan arus pulang adalah sore atau malam hari. Misalnya, iklan bir yang dipasang di sebelah kiri jalan (arus berangkat kerja) dapat mengganggu kesiapan mental calon pembeli. 3. Jangkauan Salah satu alat untuk mengukur efektivitas suatu media adalah jangkauan atau pengukuran jangkauan media tersebut terhadap khalayak sasarannya. Media luar ruang mempunyai daya jangkau yang bersifat sangat lokal, yakni hanya daerah di sekitarnya saja. Oleh karenanya, sangat penting memilih lokasi yang memiliki sudut pandang seluas mungkin. Misalnya, pada ketinggian tertentu yang bebas dari halangan pandangan. 56 Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan: Konsep & Aplikasinya di Indonesia, Cet. V (Jakarta: Pustaka Utama Grafiti, 1995), hal. 138-139 51 4. Kecepatan arus lalu lintas Karena papan reklame dipasang untuk menjangkau orang-orang yang berada di atas kendaraan, maka kecepatan lalu lintas di sekitarnya perlu diperhatikan. Jika jalur tersebut adalah jalur bebas hambatan, maka papan reklame harus didesain sedemikian rupa sehingga dari jauh sudah dapat dibaca dan dikenal pesannya. Pada jalur-jalur seperti ini iklan luar ruang sudah harus selesai dibaca dalam tempo kurang dari tujuh detik. Jika ingin menonjolkan detail maka jalur yang dipilih haruslah jalur lalu lintas yang padat dan pada ketinggian menengah. Jalur padat ini ditemui pada lokasi seperti: sekitar pusat pertokoan, persimpangan, jalan tiga jalur yang ada sekolahan dengan sedikit tempat parkir, atau pun jalan “leher botol” yang ujungnya menyempit. Ketinggian untuk media semacam ini sedang-sedang saja. Dan ini disebabkan oleh situasi yang tidak memungkinkan khalayak sasaran untuk melihat papan reklame sambil mendongkakan kepala. Pada arus yang padat dan lambat, orang dapat membaca dengan santai pada titik pandang yang dekat. 5. Persepsi orang terhadap lokasi Papan reklame tidak hanya digunakan untuk mencapai suatu tujuan yang sederhana, melainkan juga untuk membangun citra. Papan reklame yang tampil anggun, besar, dan modern di daerah elite akan menimbulkan persepsi bahwa pemasangnya adalah suatu perusahaan atau produk bonafid dan dapat dipercaya. Oleh karena itu, produk yang pasar sasarannya kelas menengah ke atas perlu menentukan lokasi yang dipandang elite, meski 52 jumlah kendaraan yang lewat disekitarnya terbatas. Misalnya, jalur pulang atau pergi menuju lapangan terbang, jalur menuju pusat perdagangan dan hotel berbintang lima, jalur menuju pemukiman elite, lapangan golf, lapangan tenis, dan sebagainya. 6. Keserasian dengan bangunan di sekitarnya Meski jarang diperhatikan, butir yang terkhir ini ikut menentukan keberhasilan papan reklame menyita perhatian. Tanpa memperhatikan keserasian, papan reklame akan menjadi “sampah kota” yang semakin menyebabkan calon pembeli sesak napas. Papan reklame yang baik harus memperhatikan keseimbangan lingkungan yang justru dapat mempercantik kota. Sesuai dengan Perda DKI Jaya No. II/1977, Iklan luar ruang ini harus memperhatikan 7K, yakni: keindahan, kesopanan, ketertiban, keamanan, kesusilaan, keagamaan, kesehatan.