Untitled - Library Binus

advertisement
1
BAB 2
LANDASAN TEORI
1.1. Marketing
1.1.1 Pengertian Marketing
Secara umum, pengertian pemasaran adalah kegiatan pemasar untuk menjalankan
bisnis (profit atau non profit) guna memenuhi kebutuhan pasar dengan barang dan
jasa, menetapkan harga, mendistribusikan, serta mempromosikan melalui proses
pertukaran agar memuaskan konsumen dan mencapai tujuan perusahaan. Marketing
atau pemasaran mempunyai peranan yang sangat penting bagi semua usaha, karena
marketing atau pemasaran mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara
perusahaan pembuat produk dengan masyarakat sebagai pemakai produk. Definisi
pemasaran menurut para ahli antara lain:
1. Menurut William J. Stanton (Sumber: William J. Stanton, Dasar- Dasar
Pemasaran, Edisi ke tujuh, Jakarta: Erlangga jilid ke- 1, halaman 113)
Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan- kegiatan bisnis
yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan, baik
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
2. Menurut Philp Kotler (Sumber: Philp Kotler, Manajemen Pemasaran 1,
Halaman 114)
Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya terdiri dari individu
dan kelompok untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan, dan inginkan
dengan cara menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan
produk dan nilai dengan pihak lain.
3. Menurut Boyd, Walker, Larreche (Sumber: Marketing Management: A
strategic approach with a global orientation)
Pemasaran adalah suatu proses analisis, perencanaan, implementasi,
koordinasi dan pengendalian program pemasaran yang meliputi kebijakan
produk, harga, promosi, dan distribusi dari produk ke jasa , dan ide yang
13
14
ditawarkan untuk menciptakan dan meningkatkan pertukaran manfaat dengan
pasar sasaran dalam upaya pencapaian tujuan organisasi.
4. Menurut WY. Stanton
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan
dengan tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial .
5. Philip dan Duncan
Pemasaran adalah sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau
dibutuhkan untuk menempatkan barang yang bersifat tangible ke tangan
konsumen.
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting dalam dunia
usaha. Pada kondisi usaha seperti sekarang ini, pemasaran merupakan pendorong
untuk meningkatkan penjualan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Pengetahuan mengenai pemasaran menjadi penting bagi perusahaan pada saat
dihadapkan
pada
beberapa
permasalahan,
seperti
menurunnya
pendapatan
perusahaan yang disebabkan oleh menurunnya daya beli konsumen terhadap suatu
produk sehingga mengakibatkan melambatnya pertumbuhan perusahaan.
Sehubungan dengan permasalahan diatas, terkait dengan pemasaran,
diperlukan suatu kemampuan untuk berpandangan ke depan dalam mengarahkan dan
mengambil tindakan pemasaran untuk mencapai tujuan perusahaan. Itu adalah hal
yang sulit dicapai oleh perusahaan. Oleh sebab itu, dalam hal ini dibutuhkan
kesadaran dan inisiatif yang tinggi dalam mempelajari serta menguasai hal- hal yang
berkaitan dengan pengertian dan pentingnya kegiatan pemasaran.
Istilah marketing berasal dari kata market yang artinya pasar. Pasar dapat
diartikan sebagai suatu tempat dimana terjadi kontrak antara penawaran dan
permintaan yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, dan tidak dibatasi oleh
waktu. Menurut Stanton (1991), pasar adalah orang-orang yang mempunyai
keinginan untuk saling memuaskan, menggunakan uang untuk berbelanja, dan
kemauan untuk membelanjakannya. Tetapi, marketing mempunyai arti yang lebih
luas dari pasar.
15
Kotler (2001) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses perencanaan
dan menjalankan konsep, harga, promosi, serta distribusi sejumlah barang dan jasa,
untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan
organisasi. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa proses pemasaran itu
terjadi atau dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi. Keputusankeputusan dalam pemasaran itu harus dibuat untuk menentukan produk serta
pasarnya, penentuan harga, dan kegiatan promosi. Kegiatan pemasaran tidak hanya
berupa pertukaran berupa barang, tetapi juga mencakup distribusi sejumlah ide
maupun jasa yang dapat memberikan kebutuhan dan kepuasan kepada individu dan
organisasi sehingga segala usaha perusahaan dapat terus berjalan dan mendapat
pandangan yang baik dari konsumen terhadap perusahaan.
Menurut Kotler (2006), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan
dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain.
Definisi marketing diatas dapat disimpulkan bahwa marketing adalah suatu
sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
promosi, dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan
mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
1.2. Strategi Marketing
Dalam era globalisasi yang sangat kompetitif, pemasaran diibaratkan sebagai
denyut jantung bagi kelangsungan perusahaan, pemasaran harus bertitik tolak dari
kebutuhan dan keinginan konsumen serta penyerahan barang dan jasa yang
memuaskan secara efektif dan efisien. Menurut Kotler dan Amstrong, pemasaran
adalah sebuah proses sosial dan manjerial, yang dengannya individu – individu dan
kelompok- kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka inginkan,
dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk dan nilai satu sama
lain. Sedangkan menurut Boyd, Walker dan Larroche, pemasaran adalah suatu proses
sosial yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan individu dan
perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui
pertukaran dengan pihak lain dan untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
16
Dalam pencapaian sasaran perusahaan diperlukan perencanaan strategi yang
baik. Strategi pemasaran adalah serangkain strategi dan teknik pemasaran, yang
meliputi (1) strategi pasar- produk atau sering disebut sebagai strategi persaingan,
yang dikelompokan menjadi segmentasi pasar, penentuan pasar sasaran, dan penentu
posisi, (2) taktik pemasaran yang mencakup diferensiasi dan strategi bauran
pemasaran (marketing mix) yang berkaitan dengankegiatan-kegiatan mengenai
perencanaan bauran pemasaran dasn unsur nilai pemasaran yang dapat dikelompokan
menjadi merek (brand), pelayanan (service), dan proses (processes).
Definisi strategi pemasaran menurut Philip Kotler, strategi pemasaran adalah
pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran, penetapan posisi,
bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.
Menurut Tjiptono, strategi pemasaran adalah alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan program
pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.
Konsep strategi pemasaran meliputi:
1. Segmentasi pasar
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai
kebutuhan dan kebiasaan yang berbeda. Perusahaan tidak mungkin dapat
memenuhi kebutuhan semua pembeli. Karena itu, perusahaan harus
mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuansatuan pasar yang bersifat homogeny
2. Market Positioning
Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan,
maka prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik
pasar perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada
perusahaan untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain
perusahaan harus memilih segmen pasar yang akan menghasilkan
penjualan dan laba paling besar.
3. Market Entry Strategy
17
Market entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki
segmen pasar yang dijadikan pasar sasaran penjualan
4. Marketing Mix Strategy
Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat
dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan konsumen.
Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah yang disebut
7P (product, Price, Place, Promotion, Participant, Prosess, dan People
Physical evidence).
5. Timing Strategy
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang
perlu diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan
baik menetapkan objektif dan menyusun strategy pemasaran, ini tidaklah
berarti bahwa perusahaan dapat segera memulai kegiatan pemasaran.
Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan baik
dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga
harus menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke
pasar.
Fungsi dan tujuan dari strategi marketing, yaitu menciptakan nilai jual yang
lebih tinggi terhadap barang atau jasa yang kita hasilkan dengan menjadikan riset
pasar dan produk pesaing sebagai tolak ukur. Sebagaimana tujuan dari pemasaran
sebagai proses komunikasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka setiap
pelaku bisnis seharusnya menyadari tentang pentingnya memberi informasi atau
promosi terhadap barang atau jasa yang dihasilkan.
Promosi sebagai bagian dari strategi marketing yang dapat menambah daya
tarik konsumen untuk mengkonsumsi produk yang kita hasilkan dan secara otomatis
angka penjualan akan meningkat. Prinsip dari pemasaran yaitu menghasilkan nilai
terhadap pelanggan, unggul dalam bersaing, dan fokus terhadap pemasaran.
Pemasaran bukan berarti mendapat pelanggan saja, namun bagaimana memperbaiki
dan menjaga kondisi kompetitif agar tetap baik.
18
1.3. Integrated Marketing Communication
Menurut Duncan (2005), Principle of Advertising and IMC, komunikasi pemasaran
terpadu adalah proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pesan suatu
merek untuk dapat menciptakan hubungan jangka panjang dengan pelanggan. Jadi,
IMC merupakan suatu sinergi, kreativitas, integrasi, dan komunikasi pemasaran
secara terpadu dengan cara memanfaatkan beragam elemen komunikasi yang
berbeda-beda agar tercipta koherensi yang saling mendukung.
Menurut American Association of Advertising Agency, IMC adalah konsep
perencanaan komunikasi pemasaran yang mengkaji peran strategis masing-masing
bentuk komunikasi (iklan, sales promotion, PR, direct marketing, dll) dan
memadukannya untuk meraih kejelasan, konsistensi, dan dampak komunikasi yang
maksimal melalui pengintegrasian pesan. Jika dijabarkan lebih luas maka IMC
memiliki pengertian pengembangan dan implementasi berbagai bentuk program
komunikasi yang bersifat persuasif kepada konsumen secara berkesinambungan.
Menurut
buku Advertising Management Chapter 3, IMC adalah sebuah
konsep dari perencanaan komunikasi pemasaran yang memperkenalkan nilai tambah
dari rencana komprehensif yang mengevaluasi peran strategis dari berbagai disiplin
komunikasi misalnya periklanan umum, respon langsung, sales promotion, dan PR
dan
mengkombinasikan
disiplin-disiplin
ini
untuk
memberikan
kejelasan,
konsistensi, dan dampak komunikasi yang maksimal. Secara sederhana IMC dapat
diartikan sebagai proses dari pengelolaan customer relationships yang menggerakan
brand value. Sedangkan secara spesifik, IMC dapat diartikan sebagai proses yang
mempunyai fungsi bersilang dalam menciptakan dan memelihara hubungan yang
menguntungkan dengan customer dan stakeholder lainnya dengan mengontrol dan
mempengaruhi secara strategis semua pesan yang terkirim kepada kelompok serta
menggerakan dialog dengan maksud tertentu .
Konsep dasar pengembangan IMC:
1. Direct Marketing
Disaat perusahaan ingin berhubungan langsung dengan customer tanpa
melalui retailer, maka digunakanlah direct-response marketing, seperti closeloop, interactive, database-driven messaging system yang menggunakan
19
banyak jenis media untuk menciptakan respon behavioral. Direct marketing
merupakan salah satu fungsi IMC yang terdiri dari front-end dan back end
operations. Front-end menyusun harapan-harapan dari konsumen yang
mencakup the offer (segala sesuatu yang nyata maupun tidak dijanjikan oleh
perusahaan guna mencapai perilaku customer yang diinginkan perusahaan,
misal penawaran harga khusus, garansi, dll), the database (mendapatkan data
customernya dan menggunakan data itu untuk penawaran selanjutnya) dan
the response (memberikan respon yang baik terhadap customer, misal dengan
membuat toll-free-line untuk layanan customer) sedangkan back end
berusaha mempertemukan harapan konsumen dengan produk, mencakup
fulfillment (yaitu membuat produk atau informasi yang diminta oleh
konsumen cocok, efektif, dan tepat waktu).
2. Sales Promotion
Sales promotion merupakan istilah singkat dari penawaran nilai tambah yang
dirancang untuk menggerakan dan mempercepat respon dari customer.
Contoh dari nilai tambah itu sendiri adalah kesempatan untuk memenangkan
hadiah , potongan harga (seperti diskon 20%, sale 50% off). Produk ekstra
(seperti isi teh kotak 30% lebih banyak), sample gratis dan premiums (misal
beli rinso dapat piring gratis).
3. Public Relation
PR dalam konsepsi IMC melakukan pekerjaan yang sangat luas dan beragam,
tidak hanya bertugas men-track opini public saja, tetapi juga bertugas memanage corporate brand dan menjaga reputasinya. MPR merupakan salah
satu fungsi PR yang digunakan sebagai media tanpa bayar untuk
menyampaikan brand information guna mempengaruhi calon customer atau
customer secara positif. MPR sendiri lebih fokus kepada customer atau calon
customer dan melengkapi strategi marketing yang lain dengan cara: (1)
meningkatkan kredibilitas brand message, (2) menyampaikan message sesuai
targetnya berdasarkan aspek demografis, psikografis, etnik atau khalayak
secara regional, (3) mempengaruhi opinion leader atau trendsetter yang
berpengaruh, (4) melibatkan customer dan stakeholder lainnya pada event
spesial.
4. Personal Selling
20
Personal selling adalah komunikasi dua arah dimana seorang penjual
menjelaskan fitur dari suatu brand untuk kepentingan pembeli. Dalan
personal selling, dilibatkan komunikasi yang sifatnya tatap muka dan
kegiatannya pada sekarang ini terfokus pada pemecahan masalah dan
penciptaan nilai bagi customer (lebih dikenal dengan partnership). Dimensi
dari partnership ini adalah seorang sales person harus memahami
customernya dengan baik. Personal selling sendiri merupakan bagian dari
direct marketing, namun perbedaan dasarnya adalah dalam personal selling,
perusahaan yang dijembatani sales person berinteraksi secara tatap muka
dengan customer.
5. Advertising
Advertising merupakan suatu bentuk dari presentasi non- personal dan
promosi dari suatu ide, barang dan jasa yang tidak gratis (berbayar) dan
dilakukan oleh sponsor (perusahaan) yang teridentifikasi. Karakterisitik dari
iklan sendiri adalah bersifat non- personal, komunikasi satu arah, ada sponsor
(khalayak yang peduli), dan bertujuan untuk mengubah sikap dan perilaku.
Biasanya advertising dipakai ketika suatu perusahaan ingin mengubah
customer dari unaware, menjadi aware terhadap suatu brand.
6. Publicity
Publicity sendiri merupakan salah satu jasa yang disediakan oleh Public
Relations Firm maupun Advertising Agency. Publicity timbul untuk
membantu
menangkap
perusahaan
tersebut
perhatian
dari
public
dan
membedakan
perusahaan-perusahaan
lain
yang
tiap-tiap
menjadi
saingannya. Publicity dalam MPR berarti memperoleh penyebutan nama
merek di media massa dalam cara-cara yang berbeda, waktu dan tempat
sesering mungkin sehingga menjadi top-of-mind awareness. Walaupun PR
menawarkan kredibilitas yang lebih besar dalam membangun publicity,
namun advertising dapat menawarkan awareness dan kontrol yang lebih
besar. Lalu untuk beberapa alasan, maka sejumlah perusahaan menyampaikan
pesan PR mereka lewat advertising.
7. Events/ sponsorship
Event marketing adalah situasi yang signifikan atau peristiwa promosional
yang mempunyai fokus utama untuk menangkap perhatian dan melibatkan
21
customer dalam event tersebut. Perusahaan dan organisasi-organisasi nonprofit menggunakan events dengan beberapa alasan, yaitu untuk melibatkan
sasaran khalayak, untuk mengasosiasikan sebuah brand dengan aktivitas,
gaya hidup atau orang-orang tertentu, untuk meraih sasaran khalayak yang
sulit
dijangkau,
untuk
meningkatkan
brand
awareness
dan
untuk
menyediakan platform yang baik bagi brand publicity.
Sponsorship adalah dukungan finansial kepada suatu organisasi, orang, atau
aktivitas yang dipertukarkan dengan publisitas merek dan suatu hubungan.
Sponsorship dapat membedakan sekaligus meningkatkan nilai suatu merek.
Beberapa pedoman yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam
memilih sponsorship: target khalayak, penguatan citra merek, dapat
diperpanjang, keterlibatan merek, biaya efektif dan sponsor lainnya.
8. Interactive Marketing
Interactive marketing lebih tertuju kepada bagaimana suatu perusahaan
mampu atau tidak berkomunikasi dengan customernya atau mampu
memberikan solusi yang baik, yang terkait dengan penggunaan produk.
Dalam hal interactive marketing juga terkait dengan customer relationship
management.
2.3.1. Dimensi promosi:
David Jobber dan Geoff Lancaster (2009) menyatakan bahwa dimensi
promosi terdiri dari:
1. Sales People
Salesman adalah individu yang menawarkan suatu produk dalam suatu
proses penjualan dan harus menguasai product knowledge, price policy,
dan human relation
2. Media Type
Tpe media adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak, maupun audio
visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya.
3. Sales Promotion
Promosi penjualan adalah promosi yang terdiri dari alat insentif yang
beraneka ragam, biasanya dalam jangka waktu pendek , dirancang untuk
membuat pembeli tertarik untuk melakukan pembelian produk tertentu.
22
2.3.2 Personal Selling
Personal Selling adalah proses penjualan dari penjual terhadap pembeli
secara tatap muka atau langsung dengan cara menawarkan dan menjelaskan
mengenai produk dengan maksud untuk mempengaruhi seseorang untuk membeli.
Personal Selling adalah interpersonal bauran promosi. Iklan sebagian besar
terdiri dari komunikasi non personal dengan kelompok besar konsumen. Sebaliknya,
personal selling melibatkan interaksi interpersonal antara penjual dan individu
pelanggan, tatap wajah, melalui telepon, melalui e-mail, melalui video atau web
konferensi, atau dengan cara lain. Personal selling dapat lebih efektif daripada iklan
dalam situasi penjualan yang lebih kompleks. Penjual dapat menyelidiki pelanggan
untuk mempelajari lebih lanjut tentang masalah mereka dan kemudian menyesuaikan
tawaran pemasaran dan presentasi agar sesuai dengan kebutuhan khusus dari setiap
pelanggan. Peran personal selling bervariasi dari perusahaan ke perusahaan.
Beberapa perusahaan tidak semua memiliki tenaga penjualan, misalnya perusahaan
yang hanya menjual secara online atau melalui catalog atau perusahaan yang
menjual melalui agen penjualan atau broker.
Kegiatan personal selling merupakan bagian dari kegiatan promosi yaitu cara
untuk memperkenalkan dan menarik minat konsumen terhadap produk yang di
tawarkan secara tatap muka. Promosi ini merupakan salah satu variable di dalam
marketing mix yang sangat penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam
menawarkan produknya.
Personal selling merupakan alat promosi yang sifatnya secara lisan, baik
kepada seseorang maupun lebih calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan
terjadinya transaksi pembelian yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak,
dengan menggunakan manusia sebagai alat promosinya. Komunikasi yang dilakukan
kedua belah pihak bersifat interaktif atau komunikasi dua arah sehingga penjual
dapat langsung memperoleh tanggapan sebagai umpan balik tentang keinginan dan
pendapat komsumen. Penyampaian berita atau proses komunikasi dapat dilakukan
dengan sangat fleksibel karena dapat disesuaikan dengan situasi yang ada.
23
Penjualan perseorangan adalah interaksi antarindividu, saling bertemu muka
yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan
hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain. Penjualan
perseorangan ini merupakan alat promosi yang berbeda dari periklanan karena
penjualan perseorangan menggunakan orang atau individu dalam pelaksanaannya.
Dengan demikian, komunikasi yang dilakukan orang secara individu dapat lebih
fleksibel dibandingkan alat-alat promosi lainnya. Hal ini adalah karena terjadi
interaksi personal langsung antara seorang pembeli potensial dan seorang salesman,
dimana salesman dapat mengetahui keinganan, motif, dan perilaku konsumen
sekaligus dapat melihat reaksi konsumen mengenai produk yang ditawarkan oleh
perusahaan.
Alat komunikasi umum yang digunakan pada personal selling adalah:
presentasi penjualan, pertemuan penjualan (gathering), program intensif dan sampel
wiraniaga. Jenis wiraniaga penjualan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
1. Retail Selling, dimana tenaga penjual melakukan penjualan dengan jalan
melayani konsumen yang datang ke toko atau perusahaan.
2. Field Selling, dimana tenaga penjual melakukan penjualan diluarn
perusahaan,
yaitu
dengan
mendatangi
konsumen
kerumah-rumah,
perusahaan, kantor-kantor, dan lain-lain.
3. Excecutif Selling, dimana pimpinan perusahaan bertindak sebagai tenaga
penjualan yang melakukan penjualan.
Prinsip yang paling penting dalam menerapkan strategi personal selling adalah
dengan menjaga hubungan jangka panjang. Usahakanlah tenaga sales tidak hanya
berfungsi sebagai pencari order, tetapi juga berfungsi sebagai konsultan ntuk
pembeli. Ia dapat menyarankan produk apa yang harus dipesan, berapa banyal serta
memberikan rekomendasi dengan harga yang paling sesuai dengan kebutuhan
pembeli. Kalau hubungan jangka panjang sudah baik, pelanggan pasti tidak
keberatan merekomendasikan produk untuk ditawarkan kepada rekan bisnisnya yang
lain. Hal ini sangat menguntungkan sebab rekomendasi dari rekan binsis pasti lebih
manjur dibandingkan dengan menggunakan media iklan yang biayanya sangat
mahal.
24
Salah satu cara memasarkan produk dalam komunitas seperti yang telah
dijelaskan adalah dengan menggunakan strategi personal selling. Tahapannya
adalah:
1. Mengenali pelanggan potensial
2. Mempelajari sebanyak mungkin mengenai karakteristik pelanggan potensial
tersebut
3. Membuat hubungan atau relationship
4. Membuat brosur-brosur atau presentation kit mengenai keberhasilan atau
manfaat produk dan fokus pada masalah yang dihadapi pelanggan. Sebaiknya
penyiapan material ini mengacu pada masalah yang dihadapi calon pembeli.
Melalui produk yang ditawarkan, usahakan memberikan solusi untuk
mengatasi masalah yang dihadapi calon pembeli tersebut dengan berbagai
alternatif solusi.
5. Memberikan penawaran
6. Melakukan kegiatan follow-up sehingga pelanggan merasa diperhatikan,
dipuaskan dan melakukan kegiatan pembelian berulang
Personal selling proses:
1. The opening
2. Need and problem identification
3. Presentation and demonstration
4. Dealing with objections
5. Negotiation
6. Closing the sale
7. Follow- up
Sales people seharusnya membuka dengan senyuman, berjabat tangan dan dalam
situasi dimana mereka belum mengenal pembelinya, sales people memperkenalkan
dirinya dan dari perusahaan mana yang mereka wakili.
Personal selling menyediakan target pasar, characteristics produk, kebijakan
harga. Upaya penjualan perlu diposisikan ke dalam integrated communications
program. Yang berguna untuk menunjukan bagaimana komponen bauran promosi
lainnya, seperti iklan, dukungan yang berhubungan dengan personal selling. Tugas
25
personal selling bertujuan mencapai penjualan. Perusahaan dapat memberikan
insentif kepada tenaga penjualan yang mencapai kuota penjualan mereka. Selain itu
tujuan lain adalah memberikan pelayanan ke pelanggan, mempertahankan pelanggan,
dan memperoleh informasi pasar.
Penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai karakteristik yang sangat
berbeda dengan alat promosi lainnya. Perbedaan karakteristik itu menyebabkan
penjualan tatap muka (personal selling) mempunyai keunggulan – keunggulan
tertentu dibandingkan dengan alat promosi lainnya. Adapun keunggulan –
keunggulan penjualan tatap muka (personal selling) menurut Sutisna ( 2002 : 315 )
sebagai berikut :
1. Penjualan tatap muka (personal selling) melibatkan komunikasi langsung
dengan konsumen (face to face).
2. Pesan dari penjualan tatap muka (personal selling) lebih bisa membujuk
daripada periklanan publisitas di media massa.
3. Proses komunikasi face to face menjadikan konsumen potensial harus
memperhatikan pesan yang disampaikan oleh wiraniaga.
4. Bagi wiraniaga yang berkomunikasi dengan satu konsumen potensial pada
satu waktu, dia dapat merancang pesan secara berbeda pada setiap konsumen
potensial yang didatanginya.
5. Dalam penjualan tatap muka (personal selling) proses alur komunikasi terjadi
dua arah, sehingga konsumen secara langsung bisa bertanya mengenai produk
kepada wiraniaga.
6. Wiraniaga juga bisa menerima umpan balik secara langsung dari konsumen
potensial dalam bentuk keberatan, pertanyaan atau komunikasi non variabel
seperti mengangkat bahu atau menguap.
7. Wiraniaga dapat menyampaikan pesan yang kompleks mengenai karakteristik
produk, yang tidak mungkin disampaikan iklan di media elektronik dan
media cetak.
8. Wiraniaga dapat mendemonstrasikan produk atau menggunakan tampilan
audio visual untuk memperoleh perhatian penuh dari konsumen potensial.
26
Sebuah studi oleh Marshall, Goebel dan Moncrief (2003) mengidentifikasi
faktor- faktor keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi sukses
dalam penjualan:
1. Listening skills
2. Follow- up skills
3. Ability to adapt sales style from situation to situation
4. Tenacity- sticking to the task
5. Organisational skills
6. Verbal communication skills
7. Proficiency in interacting with people at all levels within an organization
8. Demonstrated ability to overcome objections
9. Closing skills
10. Personal planning and time management skills
1.4. Pricing Strategy
Harga menjadi atribut produk dan jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian
besar pelanggan untuk mengevaluasi suatu produk. Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard dalam Sumarwan (2002; 303) menyebutkan tiga atribut penting yang sering
digunakan untuk mengevaluasi, yaitu harga, merek, dan negara asal pembuat produk.
Harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa dari
nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau
menggunakan suatu produk atau jasa (Kotler dan Amstrong, 2008:283). Harga
merupakan salah satu elemen bauran pemasaran yang membutuhkan pertimbangan
cermat. Ini dikarenakan adanya sejumlah dimensi strategik harga dalam hal
(Tjiptono, Chandra dan Adriana, 2008:466):
1. Harga merupakan pernyataan nilai dari suatu produk. Nilai adalah rasio
atau perbandingan antara persepsi terhadap manfaat dengan biaya- biaya
yang dikeluarkan untuk mendapatkan produk.
2. Harga merupakan aspek yang tampak jelas (visible) bagi para pembeli.
3. Harga adalah determinan utama permintaan. Semakin mahal harga
semakin sedikit jumlah permintaan atas produk bersangkutan.
27
4. Harga bersifat fleksibel, artinya dapat disesuaikan dengan cepat. Harga
adalah elemen yang paling mudah diubah dan di adaptasikan dengan
dinamika pasar.
5. Harga mempengaruhi citra dan strategi positioning. Konsumen cenderung
mengasosiasikan harga dengan tingkat kualitas produk.
Tujuan penetapan harga secara umum dapat mencakup bertahan hidup,
memaksimalkan
keuntungan
saat
ini,
kepemimpinan
pangsa
pasar,
atau
mempertahankan pelanggan dan membangun hubungan. Pada tingkat spesifik lagi,
perusahaan dapat menetapkan harga untuk mencari-cari pelanggan baru atau secara
menguntungkan mempertahankan pelanggan yang sudah ada (Kotler dan Amstrong,
2008: 355)
Kebijakan penetapan harga merupakan suatu hal penting. Perusahaan akan
melakukan hal ini dengan penuh pertimbangan karena penetapan harga akan
mempengaruhi pendapatan total dan biaya. Harga merupakan faktor utama
penentuan posisi dan harus diputuskan sesuai dengan pasar sasaran, bauran ragam
produk, dan pelayanan, serta persaingan (Kotler dan Amstrong, 2004:348).
Berdasarkan pertimbangan antara tingkat kualitas dan harga, secara umum Sullivan
and Adcock (2002:195) membagi harga menjadi empat strategi dasar. Nilai yang
diharapkan merupakan nilai yang sebanding diantara seluruh harga yang dibayarkan
dan kualitas yang dirasakan. Keempat strategi tersebut adalah:
1. Strategi premium merupakan perbandingan kesesuaian di antara
dua nilai yang ekstrem, yaitu harga yang tinggi dengan kualitas
yang tinggi.
2. Strategi ekonomis merupakan harga yang rendah dengan kualitas
produk yang rendah pula.
3. Strategi penetrasi (penetration), harga juga dapat dilihat ketika
menawarkan nilai lebih daripada yang diharapkan dan di sisi yang
lain harga cenderung turun. Diharapkan hal tersebut dapat
memenuhi nilai lebih dari kualitas yang dirasakan.
4. Strategi skimming, merupakan nilai harga yang dibayarkan tidak
sesuai dengan kualitas yang dirasakan.
28
Penerapan pricing dapat dilakukan dengan pemilihan strategi pricing di atas
yang mempertimbangkan juga berbagai aspek lainnya seperti tingkat fungsionalpsikologis jasa yang ditawarkan, tingkat persaingan, derajat uniqueness jasa yang
ditawarkan, target market, kombinasi product-service dan cost based.
Menurut Tellis (1994:193-222), pada dasarnya pricing strategies dapat dibagi
dalam kategori sebagai berikut:
1. Differential Pricing Strategies, diterapkan pada konsumen yang
heterogen dan atau kondisi yang menyebabkan terjadinya variasi harga,
pada keadaan ini dapat diterapkan strategi sebagai berikut:
a. Second market discounting
b. Periodic discounts
c. Random discounts
2. Competitive pricing, diterapkan dengan tujuan untuk mengatur posisi
perusahaan sesuai dengan competitive positionnya. Strategi yang dapat
dilakukan adalah:
a. Penetration and experience curve pricing
b. Price signaling
c. Geographic pricing
d. Product line pricing, diterapkan apabila perusahaan memiliki
berbagai set produk/jasa yang ditawarkan, dengan tujuan untuk
memenuhi permintaan pasar yang lebih luas dan memaksimalkan
keuntungan. Producy line pricing ini memungkinkan terjadinya crosssubsidies
di
antara
produk/jasa
yang
ditawarkan.
Dalam
pelaksanaannya dapat berupa: price bundling, premium price atau
complimentary pricing.
Pricing
dapat
dikomunikasikan
kepada
konsumen
melalui
proses
informational melalui advertisements, product labels atau price-list, word of mouth,
magazine articles, dan sekaligus dapat mengkomunikasikan mengenai product
performance, quality, dan feature yang ditawarkan. Informasi harga yang tersedia
bagi konsumen dapat membantu memberikan indikasi terhadap produk/jasa yang
ditawarkan. Harga yang lebih tinggi memberikan persepsi kualitas yang lebih tinggi
pula, dan demikian diharapkan dapat mempengaruhi kurva demand yang bergeser
29
positif. Hal ini juga sering kali teridentifikasi dan terkait dengan brand image produk
atau jasa.
1.4.1
Dimensi harga:
Kotler dan Keller (2006) menyatakan bahwa dimensi harga terdiri dari:
1. Daftar harga
Daftar harga adalah informasi mengenai harga produk yangf ditawarkan agar
konsumen mempertimbangkan untuk membeli.
2. Rabat/ diskon
Diskon adalah tingkat diskon/ potongan harga yang diberikan penjual kepada
konsumen
3. Periode pembayaran
Periode pembayaran adalah kemudahan pembayaran yang diberikan penjual
terhadap konsumennya berupa kelonggaran jangka waktu pembayaran yang
dilakukan konsumen dalam transaksi pembelian.
4. Syarat kredit
Syarat kredit adalah sistem pembayaran secara kredit yang diberikan
produsen / penjual terhadap konsumen dalam jangka waktu yang telah
ditentukan dengan tambahan pembayaran berupa bunga/pajak yang harus
dibayarkan.
1.4.2 Persepsi Harga
Konsumen merupakan individu dengan karakteristik yang berbeda-beda.
Penilaian yang dirasakan setiap konsumen terhadap suatu produk maupun jasa yang
mereka terima tidak sama. Persepsi konsumen terhadap suatu harga dapat
mempengaruhi keputusannya dalam membeli suatu produk sehingga suatu
perusahaan harus mampu memberikan persepsi yang baik terhadap produk atau jasa
yang dijual.
Menurut Schiffman dan Kanuk, persepsi adalah suatu proses seorang individu
dalam menyeleksi, mengorganisasikan, dan menterjemahkan stimulus-stimulus
informasi yang datang menjadi suatu gambaran yang menyeluruh. Persepsi
30
mempunyai pengaruh yang kuat bagi konsumen. Salah satu faktor yang berprengaruh
terhadap konsumen yaitu persepsi akan harga.
Ketika barang dagangan yang kita jual bukan barang yang unik, artinya selain
toko kita masih banyak toko lain yang juga menjual barang yang sama maka faktor
harga menjadi faktor yang sangat dominan dalam mempengaruhi penjualan. Dalam
kasus ini maka harga barang-barang yang kita jual secara umum harus terlihat lebih
murah dari pesaing. Tidak semua barang dijual lebih. Pertama, kesulitan untuk
melakukan perbandingan dari ribuan barang yang kita jual dan pesaing jual. Kedua,
konsumen pun tidak akan ingat satu persatu harga di kita dan harga di pesaing. Dua
trik berikut bisa digunakan untuk menciptakan persepsi harga murah di mata
pelanggan.
1. Yang mereka bisa ingat memang harus terlihat murah
Pelanggan hampir tidak mungkin mengingat seluruh barang yang ada di
toko kita. Barang yang paling sering di belilah yang mereka ingat. Barang
yang paling mereka ingat adalah barang-barang yang terletak di urutan
teratas dari daftar penjualan. Jika barang-barang yang paling customer
ingat ini terlihat murah maka customer akan percaya sehingga akan
terbentuk persepsi bahwa barang di toko kita lebih banyak yang murah.
2. Bantu mereka dengan informasi
Pelanggan memerlukan informasi segera akan adanya promosi turun
harga dan penawaran khusus. Makin banyak informasi seperti itu
pelanggan merasa bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk
membeli, dengan kata lain selagi sedang promosi.
Persepsi harga merupakan kecenderungan konsumen untuk menggunakan
harga dalam memberi penilaian tentang kesesuaian manfaat produk. Penilaian
terhadap harga pada suatu manfaat produk dikatakan mahal, murah, atau sedang dari
masing-masing individu tidaklah sama, karena tergantung dari persepsi individu
yang dilatarbelakangi oleh lingkungan dan kondisi individu itu sendiri. Pada
dasarnya konsumen dalam menilai harga suatu produk tidak tergantung hanya dari
31
nilai nominal harga saja namun dari persepsi mereka pada harga. Perusahaan harus
menetapkan harga secara tepat agar dapat sukses dalam memasarkan barang dan jasa.
Harga adalah bagian penting dari strategi positioning, dan keputusan harga
harus dikoordinasikan dengan keputusan untuk semua komponen positioning.
Perspektif harga memahami bagaimana harga dipandang dan dipahami oleh
pelanggan. A.T. Kearney menunjukan bahwa kompleksitas dari harga dinegosiasikan
untuk diskon volume produk bisnis, persyaratan pembayaran, penawaran local,
pelayanan panggilan, dan sebagainya. Sementara, harga mungkin menjadi masalah
dalam positioning karena itu berdampak pada keadaan pilihan pembeli.
1.5. Merek
Berdasarkan Pasal 1 angka (1) Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2001 Tentang
merek , yang dimaksud merek adalah:
“Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka-angka ,
susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya
pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”
Merek merupakan suatu tanda pembeda atas barang atau jasa bagi satu
perusahaan dengan perusahaan lainnya, sebagai tanda pembeda maka merek dalam
satu klasifikasi barang dan atau jasa tidak boleh memiliki persamaan antara satu dan
lainnya baik pada keseluruhan maupun pada pokoknya. Pengertian persamaan pada
keseluruhannya yaitu apabila mempunyai persamaan dalam hal asal, sifat dan cara
pembuatan dan tujuan pemakaiannya. Pengertian persamaan pada pokoknya yaitu
apabila memiliki persamaan dalam hal asal, sifat, dan cara pembuatan, tujuan
pemakaian, persamaan bentuk, dan cara penempatan, persamaan bunyi ucapan.
Menurut Kotler (2003), ada lima keputusan yang perlu diambil dalam
pengelolaan merek. Pertama dan paling mendasar adalah perlu atau tidak
memberikan merek pada produk (pemberian merek). Jika perlu, merek apa yang
dipilih (pemilihan merek). Ketiga, merek yang dipilh itu menggunakan nama siapa
atau perusahaan apa (pensponsoran merek). Keempat, apa strategi perusahaan dalam
memberikan merek untuk berbagai kategori produk (strategi merek). Kelima dan
32
terakhir, perlukah citra merek diubah (brand repositioning atau pengubahan posisi
merek).
1. Pemberian merek
Belakangan ini hampir semua produk diberi merek. Bahkan produkproduk yang sebelumnya tidak memerlukan merek, misalnya jeruk, apel,
beras, dan garam, sekarang sudah ada yang bermerek. Seperti Apel
Washington dan Jeruk Mandarin. kita perlu merek karena jika mereknya
kuat, selain memiliki nilai, merek juga bermanfaat bagi pelanggan,
perantara, produsen maupun publik. Namun demikian, tidak semua
produk memerlukan merek. Ada produk-produk generik yang cukup
dibveri label saja, seperti makanan burung, obat generik, garam
beryodium. Keuntungan produk-produk generik adalah memiliki harga
rendah dengan cara mengurangi kualitas kandungan, mengurangi biaya
kemasan dan mengurangi biaya iklan. Selain produk-produk generik,
banyak juga produk-produk industri yang tidak memerlukan merek,
seperti bahan baku maupun komponen. Sebab dalam pemasaran industri,
identifikasi produk melalui merek tidak sepenting pada produk konsumen,
karena penjual dan pembeli memiliki hubungan yang lebih erat. Jadi yang
paling penting adalah identifikasi penjualnya, bukan produknya.
2. Pemilihan merek
Setelah diputuskan untuk memberikan merek pada produk, maka
ditentukanlah merek apa yang digunakan. Merek apa pun itu, selayaknya
mengandung sifat-sifat berikut:
-
Mencerminkan manfaat dan kualitas
-
Singkat dan sederhana
-
Mudah diucapkan, di dengar, dibaca, dan di ingat
-
Memiliki kesan berbeda dari merek-merek yang sudah ada
(distinctive)
-
Mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing dan tidak mengandung
konotasi negatif dalam bahasa asing
-
Dapat didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum sebagai hak
paten
3. Pensponsoran merek
33
Ada empat pilihan sponsor merek. Merek bisa diluncurkan sebagai merek
produsen, seperti IBM, Indomie, Sosro dan lain-lain. Merek juga bisa
menggunakan nama perantara, ini disebut merek privat (private brand),
atau merek toko (store brand) atau merek distibutor (distributor brand).
Misalnya, Gula Hero dan Beras Hero (keduanya dari supermarket Hero),
toti Aro (dari Makro), dll. Cara lainnya adalah merek bersama (cobranding), yaitu dengan menggabungkan merek yang sudah mapan dari
dua perusahaan yang berbeda.
4. Strategi Merek
Ada empat pilihan yaitu:
-
Merek baru (new brand), yaitu menggunakan merek baru untuk
kategori produk baru. Banyak perusahaan menggunakan pendekatan
ini.
-
Perluasan lini (line extension), yaitu menggunakan merek lama untuk
kategori produk lama.
-
Perluasan merek (brand extension), yaitu menggunakan merek yang
sudah ada untuk produk baru, atau strategi menjadikan semua produk
memiliki merek yang sama.
-
Multi merek (multibrand), yaitu menggunakan merek baru untuk
kategori produk lama. Dalam pendekatan ini produknya sama, tetapi
mereknya berbeda sehingga sebuah perusahaan bisa memiliki
beberapa merek untuk produk yang sama.
1.5.1 Jenis Merek
1. Manufacturer Brand
Merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau
jasa. Contohmya seperti Soffel, Ultraflu, So Klin, Philips, Vit, Vitacharm,
Vitacimin, dan lain-lain
2. Private Brand atau merek pribadi
Merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa
seperti hipermarket Giant yang menjual kapas merek Giant.
Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang
dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan
34
produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur,
minyak goreng cuah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan
lain sebagainya.
Merek dapat meciptakan nilai bagi bisnis dalam berbagai cara dan
mempertahankan pangsa pasar. Beberapa hal yang dapat diberikan dari sumber
merek yang kuat:
1. Merek yang kuat menguasai pangsa pasar
Penelitian menujukkan bahwa kekuatan merek berkorelasi dengan pangsa
pasar, dan pangsa pasar juga terkait dengan profitabilitas.
2. Merek yang kuat dapat menghambat pesaing untuk masuk
Merek bisa memainkan peran defensif. Biaya yang berkaitan dengan
membangun merek yang kuat di kategori tertentu sehingga mencegah
pesaing potensial untuk memasuki pasar.
3. Merek yang kuat dapat meluas ke daerah- daerah baru
Merek menyediakan bisnis dengan petumbuhan melalui perluasan merek.
Ini dapat memungkinkan akses ke aliran pendapatan baru, atau membantu
bisnis untuk merespon perubahan pasar.
4. Merek yang kuat dapat memasuki pasar baru
Pasar luar negeri dapat menjadi sumber pendapatan yang signifikan.
5. Merek yang kuat memiliki elastisitas harga yang rendah
Merek dapat meningkatkan harga tanpa menghilangkan volume yang
signifikan.
6. Merek yang kuat dapat memerintah merek premium
Konsumen ingin membayar harga yang lebih tinggi menciptakan rasa
keyakinan pada keunggulan kualitas.
7. Merek yang kuat dapat menangani gangguan pasar
Merek dapat membantu perusahaan untuk mempertahankan kinerja.
8. Merek yang kuat dapat menarik dan mempertahankan bakat
Merek meciptakan keunggulan kompetitif yang menarik karyawan yang
berbakat. Ini juga mengurangi biaya merekrut.
9. Merek yang kuat adalah kepercayaan
35
Merek menimbulkan kepercayaan dan pada akhirnya merek adalah
sumber nilai bisnis yang nyata.
10. Merek yang kuat dapat merangsang inovasi
Merek dapat membantu untuk menciptakan ide- ide baru untuk produk
dan layanan.
1.5.2 Brand Image
Citra merek (brand image) merupakan representasi dari keseluruhan persepsi
terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap
merek itu. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan
dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif
terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian.
Setiadi (2003) berpendapat: Citra merek mengacu pada skema memori akan
sebuah merek, yang berisikan interpretasi konsumen atas atribut, kelebihan,
penggunaan, situasi, para pengguna, dan karakteristik pemasar dan/atau karakteristik
pembuat dari produk/merek tersebut. Citra merek adalah apa yang konsumen
pikirkan dan rasakan ketika mendengar atau melihat nama suatu merek
Image konsumen yang positif terhadap suatu brand lebih memungkinkan
konsumen untuk melakukan pembelian. Brand yang lebih baik juga menjadi dasar
untuk membangun citra perusahaan yang positif. Pengertian citra menurut Kotler
(2002) bahwa, citra adalah seperngkat keyakinan, ide, dan kesan, yang dimiliki oleh
seseorang terhadap suatu objek.
Menurut Kotler dalam Simamora (2003) “syarat merek yang kuat adalah
brand image”. Namun ia mempertajam brand image itu sebagai posisi merek (brand
position), yaitu brand image yang jelas berbeda unggul secara relatif dibanding
pesaing. Citra akhirnya akan menjadi baik, ketika konsumen mempunyai penaglaman
yang cukup dengan realitas baru.
1.6. Segmentasi Targeting Positioning
Pada dasarnya, segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu
produk atau jasa ke dalam beberapa segmen. Dengan melakukan segmentasi pasar,
36
pemasaran akan lebih terarah dan efektif sehingga dapat memberikan kepuasan
kepada konsumen.
Ada beberapa variable segmentasi yaitu:
1. Demografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompokkelompok berdasarkan variable demografis seperti usia, jenis kelamin,
pendapatan, pendidikan, pekerjaan, geografis
2. Psikografis
Segmentasi ini dilakukan dengan membagi pasar ke dalam kelompokkelompok yang berlainan menurut kelas sosial, gaya hidup, kepribadian,
latar belakang, dan lain-lain. Informasi demografis sangat berguna, tetapi
tidak selalu menyediakan informasi yang cukup untuk membagi
konsumen ke dalam segmen-segmen, sehingga diperlukan segmen
berdasarkan psikografis untuk lebih memahami karakteristik konsumen.
Setelah perusahaan memilih segmen pasar yang akan dimasuki, strategi
selanjutnya adalah menentukan target pasar atau pasar sasaran. Definisi umum dari
targeting adalah proses memilih target market yang tepat bagi produk dan jasa
perusahaan. Philip Kotler dkk (2003) dalam bukunya rethinking marketing, targeting
adalah strategi mengalokasikan sumber daya perusahaan secara efektif.Tiga kriteria
yang harus dipenuhi perusahaan dalam mengevaluasi dan menentukan segmen yang
akan ditarget, yaitu:
1. Memastikan bahwa segmen pasar yang dipilih cukup besar dan akan cukup
menguntungkan bagi perusahaan.
2. Strategi targeting itu harus didasarkan pada keunggulan kompetitif
perusahaan yang bersangkutan. Keunggulan kompetitif merupakan cara untuk
mengukur apakah perusahaan itu memiliki kekuatan untuk mendominasi
segmen pasar yang dipilih.
3. Segmen pasar yang dibidik itu harus didasarkan pada situasi persaingannya
yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi daya tarik target
segmen.
37
1.6.1 Positioning
Positioning adalah suatu usaha atau strategi yang dilakukan suatu perusahaan
untuk menguasai benak konsumen mengenai produk yang akan ditawarkan.
Positioning adalah salah satu faktor yang sangat menentukan untuk target pemasaran
suatu perusahaan. Keuntungan dari positioning ini adalah jika positioning ini berhasil
dan mendapat citra yang baik di masyarakat, biasanya produk yang ditawarkan oleh
perusahaan tersebut akan terus diingat dan akan dibeli secara terus menerus oleh
konsumen.
Menurut Kotler, “Positioning is the act of designing the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya,
mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran
nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa
yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan
suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Sedangkan menurut Cravens (1991:255),keputusan pemilihan target pasar
merupakan titik vokal dari strategi pemasaran itu sendiri dan menjadi dasar dalam
menentukan tujuan dan pengembangan strategi positioning. Oleh karena itu, strategi
positioning merupakan faktor utama dalam meningkatkan kekuatan posisi pasar
perusahaan di suatu pasar tertentu dibanding pesaing-pesaingnya. Dari definisi diatas
terkandung pengertian bahwa positioning berorientasi pada pikiran atau persepsi
konsumen. Jadi positioning adalah usaha untuk menemukan suatu celah di benak
konsumen agar konsumen mempunyai image yang khusus terhadap produk atau
merk produk atau bahkan terhadap perusahaan.
Menurut Kegen J. Waren (1999) yang dikutip dalam Freddy Rangkuti (2004),
produk positioning adalah strategi komunikasi yang didasarkan atas kondisi mental
spase. Positioning ini mengacu pada kegiatan menempatkan merek atau produk di
benak pelanggan dengan produk pesaing lainnya dalam kaitannya dengan atribut
produk dan keuntungan yang ditawarkan oleh produk tersebut.
38
Strategi positioning diformulasikan dengan menghitungkan kriteria atau
manfaat yang dipertimbangkan pembeli, apa dan bagaimana perusahaan dapat
dibedakan dengan para pesaingnya, dan keterbatasan dalam persaingan produk.
Positioning pasar sebaiknya berdasarkan pada operasional intern bisnis serta
kemampuan dalam memberikan manfaat produk yang secara jelas berbeda dengan
yang diberikan oleh para pesaing.
Kotler dan Hermawan, (2007) dalam buku-buku pemasarannya, menyatakan
bahwa sebuah merek (Produk) harus membangun citra yang positif di benak
pelanggan. Ketika pelanggan semakin pintar dengan beredarnya banyak merek, maka
prinsipal pun juga harus pintar-pintar mencari celah kosong di otak pelanggan, agar
selalu menjadi merek pilihan pertama pelanggan. Inilah pesan positioning. Dengan
fungsi produk yang hampir serupa, maka pelanggan sekarang akan mencari benefit
yang lain.
Positioning adalah cara yang dilakukan oleh marketer untuk membangun
citra atau identitas di benak konsumen untuk produk, merek atau lembaga tertentu.
Positioning adalah membangun persepsi relatif satu produk dibanding produk lain.
Karena penikmat produk adalah pasar, maka yang perlu dibangun adalah persepsi
pasar. (Paul N. Bloom, dan Louise N. Boone : 2006) tujuan positioning pasar adalah
untuk menciptakan citra yang berbeda guna memperkenalkan bisnis dan produk
dibenak para konsumen.
Dalam perkembangannya, perusahaan berlomba-lomba untuk menduduki
posisi pemimpin pasar dan setidaknya selalu menciptakan suatu kepercayaan
konsumen terhadap produknya yang dilakukan dengan mempertajam citra merek.
(Gregorius Chandra : 2005) citra merek yang kuat memberikan sejumlah
keunggulan, seperti posisi pasar yang lebih superior dibandingkan pesaing,
kapabilitas unik yang sulit ditiru, loyalitas pelanggan dan pembelian ulang yang lebih
besar, dan lain-lain. Sehingga dibenak konsumen tidak lupa sebagai suatu produk
yang selalu mengedepankan mutu dan keinginan konsumen, karena diantara para
konsumen memiliki tanggapan yang berbeda terhadap citra perusahaan atau merek.
Kegagalan dalam Positioning:
39
1. Tidak
focus
dalam
merubah
citra.
Banyak produk yang gagal dalam mereposisi diri (menempatkan diri)
karena tidak fokus dalam merubah citra atau product yang di jual tidak
bisa keluar dari positioning produk lama.
2. Salah
menggunakan
media.
Maksunya adalah perusahaan harus mampu memilih media yang tepat
dan sesuai dengan karakteristik produk yang ingin di komunikasikan. Jika
salah, maka positioning tersebut tidak akan berhasil.
3. Salah
Fungsi
menggunakan
bintang
iklan
endoser
(celebrity)
(bintang
sangat
iklan).
penting
dalam
mengkomunikasikan produk yang ingin dijual, agar positioning dapat
berjalan dengan baik dan diterima oleh masyarakat.
4. Positioning atau repositioning yang dilakukan tanpa melalui riset atau
memperhatikan kondisi internal atau eksternal.
Jika tidak dilakukan, maka akan sangat berpengaruh pada point-point tadi,
yaitu tidak fokus dalam merubah citra, salah menggunakan media, dan
salah menggunakan endoser (bintang iklan).
Dari kegagalan positioning tersebut, terdapat juga keunggulan positioning
yang dapat kita ambil, syarat positioning yang baik adalah sebagai berikut:
1. Positioning
mencerminkan
keunggulan
positif.
Maksudnya adalah upaya suatu perusahaan dalam memberikan usaha
untuk mengungguli kompetisi yang terjadi dalam suatu pasar. Jika
perusahaan itu unggul, maka secara jelas dapat memudahkan kesempatan
untuk produk yang dijual itu menjadi dikenal oleh calon konsumen.
2.
Positioning haruslah dipersepsi secara positif oleh konsumen dan
menjadi alasan untuk dibeli (reason to buy).
Maksudnya adalah menyangkut usaha-usaha yang dilakukan perusahaan
untuk setidaknya produk yang dijual dapat dipercaya oleh konsumen.
Sehingga dapat menjadi alasan untuk konsumen dapat membeli produk
perusahaan tersebut.
3. Positioning harus bersifat unik sehingga dapat dengan mudah
membedakan diri dengan pesaing.
40
Maksudnya adalah perusahaan berusaha untuk memberikan suatu
perbedaan
terhadap
produk
yang
dijual,
sehingga
lebih
bisa
dikenal/diingat oleh konsumen.
4. Positioning harus berkelanjutan dan selalu relevan dengan berbagai
perubahan dalam lingkungan bisnis, apakah itu perubahan persaingan,
perubahan perilaku pelanggan, sosial budaya dan sebagainya.
Maksudnya adalah perusahaan harus melakukan repositioning jika terjadi
perubahan lanskap bisnis, agar produk yang terjual tetap laku di pasaran.
Menurut Edi Suwardi mengatakan bahwa positioning dilakukan di pasar
melalui program bauran promosi, dan promosi ini bertujuan agar produk dengan
kualitas perusahaan dikenal, disukai, dan akhirnya dibeli oleh calon konsumen.
Berdasarkan teori tersebut maka dapat dilihat bahwa pelaksanaan strategi positioning
tidak dapat berjalan dengan sendirinya, perlu adanya kegiatan yang dapat
mengkomunikasikan produk dari perusahaan dan memberikan manfaat yang
dibutuhkan pasar sasaran, salah satu cara adalah dengan melakukan personal selling,
dan diharapkan dari kegiatan personal selling ini muncul minset tersendiri dari para
konsumen.
Menurut Tjiptono dan Chandra dalam bukunya Strategik Pemasaran
(2012:158) mengatakan bahwa, dalam rangka menciptakan positioning yang tepat
untuk suatu produk, pemasar harus mengkomunikasikan dan memberikan manfaat
tertentu yang dibutukan pasar sasaran. Salah satu cara mengkomunikasikan suatu
produk pada pasar sasaran adalah dengan promosi. Berdasarkan teori tersebut dapat
dilihat bahwa dengan adanya personal selling yang merupakan salah satu aktivitas
promosi yang baik maka diharapakan dapat menciptakan terbentuknya right
positioning yang baik pula.
Harga pun menjadi pertimbangan dalam keputusan pembelian para konsumen.
Harga menimbulkan berbagai intepretasi di mata konsumen. Konsumen akan
memiliki intepretasi dan persepsi yang berbeda-beda tergantung dari karakteristik
pribadi (motivasi, sikap, konsep diri), latar belakang (sosial, ekonomi, demografi),
pengalaman (belajar), serta pengaruh lingkungannya. Berbagai intepretasi dan
persepsi tentang harga tersebut menimbulkan pengaruh yang berbeda-beda pada
perilaku konsumen. Lichtenstein, Risgway, Netemeyer (1993) dalam penelitiannya
41
mengemukakan nahwa harga menjadi satu isyarat paling dominan dalam pemasaran,
hal tersebut karena harga ada pada semua situasi pembelian. Harga juga merupakan
salah satu isyarat yang digunakan konsumen dalam proses persepsi, dimana harga
akan mempengaruhi penilaian konsumen tentang suatu produk.
1.7. Kerangka Pemikiran
X1
Personal Selling
H1
H3
Z
Y
H6
X2
Pricing
Perception
Brand Image
Right
Positioning
H5
H2
H4
H7
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Sumber: Peneliti 2015
1.8. Hipotesis
1. Untuk mengetahui pengaruh Personal Selling terhadap Brand Image secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Personal Selling terhadap Brand Image secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Personal Selling terhadap Brand Image secara parsial pada
PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
2. Untuk mengetahui pengaruh Pricing Perception terhadap Brand Image secara
parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
42
Ho: Tidak ada pengaruh antara Pricing Perception terhadap Brand Image secara
parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Pricing Perception terhadap Brand Image secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
3. Untuk mengetahui pengaruh Personal Selling terhadap Positioning secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Personal Selling terhadap Positioning secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Personal Selling terhadap Positioning secara parsial pada
PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
4. Untuk mengetahui pengaruh Pricing Perception terhadap Positioning secara
parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Pricing Perception terhadap Positioning secara
parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Pricing Perception terhadap Positioning secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
5. Untuk mengetahui pengaruh Brand Image terhadap Positioning secara parsial
pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Brand Image terhadap Positioning secara parsial pada
PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Brand Image terhadap Positioning secara parsial pada PT.
Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
43
6. Untuk mengetahui pengaruh Personal Selling dan Pricing Perception terhadap
Brand Image secara simultan pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Personal Selling dan Pricing Perception terhadap
Brand Image secara parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh Personal Selling dan Pricing Perception terhadap Brand Image
secara parsial pada PT. Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
7.Untuk mengetahui pengaruh Personal Selling dan Pricing Perception pada Brand
Image dan dampaknya pada terbentuknya Positioning secara simultan pada PT.
Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ho: Tidak ada pengaruh antara Personal Selling dan Pricing Perception pada Brand
Image dan dampaknya pada terbentuknya Positioning secara simultan pada PT.
Walbrik Sindo Sejahtera Makmur
Ha: Ada pengaruh antara Personal Selling dan Pricing Perception pada Brand Image
dan dampaknya pada terbentuknya Positioning secara simultan pada PT. Walbrik
Sindo Sejahtera Makmur
44
1.9. Kerangka Teori
Marketing
Strategy
Marketing
IMC
Pricing Strategy
Personal Selling
Pricing Perception
Brand Image
Positioning
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber: Peneliti 2015
13
Download