BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pesatnya perkembangan di bidang ekonomi menuntut perusahaan untuk dapat terus bertahan dalam persaingan global yang semakin kompetitif. Persaingan dalam industri membuat setiap perusahaan semakin meningkatkan kinerja agar tujuannya dapat tetap tercapai. Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Tujuan ini menjadi landasan bagi pengambilan keputusan dalam perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan, pemegang saham melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga terjadi pemisahan antara fungsi kepemilikan dan fungsi pengelolaan. Manajer yang diberikan kepercayaan oleh pemegang saham untuk mengelola dan menjalankan perusahaannya merupakan kunci kesuksesan suatu perusahaan. Manajer perusahaan memegang peranan penting dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan utama perusahaan termasuk dalam hal pencarian dana dan bagaimana memanfaatkan dana tersebut (Wahidahwati, 2002). Keputusan-keputusan yang dibuat tersebut harus sesuai dengan tujuan utama perusahaan, karena untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya, suatu perusahaan dihadapkan pada kondisi yang mendorong mereka untuk lebih kreatif dalam memperoleh sumber pendanaan yang paling efektif, serta mampu menghasilkan keuntungan 1 http://digilib.mercubuana.ac.id/ 2 untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan perusahaan di masa yang akan datang. Namun kenyataanya, pengambilan keputusan yang dilaksanakan oleh manajer sering bertentangan dengan tujuan utama perusahaan. Keputusan yang diambil manajer cenderung untuk melindungi dan memenuhi kepentingan mereka terlebih dahulu daripada memenuhi kepentingan pemilik, seperti melakukan ekspansi untuk meningkatkan status gaji. Salah satu alternatif manajer untuk memperoleh dana untuk modal operasional perusahaan dan kaitannya dalam rangka ekspansi adalah dengan menaikkan hutang. Akan tetapi, kebijakan hutang rentan terhadap konflik kepentingan antara pemegang saham dan manajer yang biasa disebut dengan konflik keagenan (agency conflict). Kebijakan hutang dilakukan untuk menambah dana perusahaan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Ketersediaan terhadap sumber dana maupun modal sangat mempengaruhi kelangsungan hidup maupun kesempatan berkembang perusahaan. Perusahaan memerlukan dana yang besar dalam mendanai belanja modal perusahaan dimana pendanaan tersebut dapat diperoleh dari internal yaitu laba ditahan atau eksternal dengan melakukan pinjaman dalam bentuk hutang atau menerbitkan saham di pasar modal. Masdupi (2005) mengemukakan bahwa penggunaan hutang sebagai alternatif pendanaan bagi perusahaan yang digunakan dalam kegiatan operasi dan investasi juga akan meningkatkan risiko. Perusahaan yang menggunakan hutang dalam pendanaannya dan tidak mampu melunasi kembali hutang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 3 tersebut akan terancam likuiditasnya sehingga pada akhirnya akan mengancam posisi manajer. Hal ini terjadi disebabkan pemegang saham hanya peduli dengan risiko sistematik dari saham perusahaan, karena mereka berinvestasi pada portofolio yang terverifikasi dengan baik. Sebaliknya manajer peduli pada risiko perusahaan secara keseluruhan, karena menyangkut reputasinya (Wahidahwati, 2002). Konflik kebijakan hutang antara manajer dan kreditor muncul ketika manajer mengambil proyek-proyek yang mempunyai risiko lebih besar dari yang diperkirakan oleh kreditor. Dalam hal ini kreditor tidak mau dirugikan apabila dana yang diinvestasikan pada proyek yang berisiko tinggi, karena akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai perusahaan sebagai akibat menurunnya nilai pasar hutang atau obligasi yang belum jatuh tempo. Sebaliknya jika proyek berisiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus, kompensasi yang diterima kreditor (berupa bunga) tidak ikut naik. Upaya untuk meminimalkan konflik keagenan (agency conflict) dibutuhkan suatu mekanisme pengawasan yang dapat mensejajarkan kepentingan pihak-pihak terkait (Wahidahwati, 2002). Namun, adanya mekanisme pengawasan itu menyebabkan munculnya biaya yang disebut agency cost, meski masalah ini (agency cost) dapat dikurangi dengan beberapa alternatif yang dilakukan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2010), salah satu alternatif untuk mengurangi kelebihan arus kas terkait dengan agency cost adalah dengan penggunaan hutang. Karena dengan adanya hutang http://digilib.mercubuana.ac.id/ 4 maka perusahaan harus melakukan pembayaran secara periodik sehingga akan memaksa manajer menjadi lebih disiplin. Manajer akan memiliki kemungkinan kecil untuk melakukan pengeluaran yang sia-sia jika perusahaan memiliki hutang yang harus dibayar secara periodik terhadap bunga dan pinjaman pokoknya. Penentuan kebijakan hutang, memiliki beberapa faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan pada umumnya, diantaranya adalah profitabilitas, likuiditas, dan kebijakan dividen. Profitabilitas adalah laba yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu. Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang sangat tinggi biasanya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit, karena tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan tersebut melakukan sebagian besar pendanaannya melalui dana yang dihasilkan secara internal (Brigham dan Houston, 2010). Hal ini sesuai dengan pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, hutang dan penerbitan saham sebagai pilihan terakhir. Faktor lain yang dipertimbangkan perusahaan dalam menentukan kebijakan hutang adalah likuiditas. Masalah likuiditas dipandang sebagai masalah penting dilihat dari besarnya dana yang diinvestasikan dalam aktiva lancar. Jika dipandang dari sisi kreditor, perusahaan yang memiliki likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka pendek kreditor yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar. Dengan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 5 demikian perusahaan dapat meningkatkan kepercayaan para kreditor untuk meminjamkan dana kepada perusahaan. Perusahaan dikatakan likuid apabila bisa memenuhi hutang jangka pendeknya. Pada umumnya perusahaan akan mengalami kebangkrutan atau memperoleh kesulitan keuangan karena perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Oleh karena itu sebelum membeli saham seorang investor harus yakin bahwa likuiditas perusahaan tidak menjadi suatu masalah. Perusahaan yang memiliki current ratio tinggi berarti memiliki aktiva lancar yang cukup untuk mengembalikan hutang lancarnya sehingga memberikan peluang untuk mendapatkan kemudahan dalam memperoleh hutang dari kreditor (Mulianti, 2010). Faktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan adalah kebijakan dividen. Murni dan Adriana (2007) mengatakan bahwa pembagian dividen akan menurunkan tingkat hutang perusahaan. Secara definisi kebijakan dividen adalah kebijakan untuk menentukan berapa laba yang harus dibayarkan (dividen) kepada pemegang saham dan berapa banyak yang harus ditanam kembali (laba ditahan). Kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana untuk membayar jumlah dividen yang tetap tersebut sehingga kebutuhan pendanaan perusahaan akan meningkat. Perusahaan yang memiliki dividend payout ratio yang tinggi lebih menyukai pendanaan dengan modal sendiri karena pembayaran dividen akan meningkatkan kewajiban perusahaan dan pembayaran dividen umumnya http://digilib.mercubuana.ac.id/ 6 dilakukan setelah perusahaan melakukan pembayaran terhadap bunga dan cicilan hutang perusahaan yang akan membuat manajer menjadi lebih berhatihati dan efisien dalam menggunakan hutang. Dalam penelitian ini penulis memilih industri property dan real estate karena industri property dan real estate mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir yang dapat dilihat dari kenaikan pertumbuhan industri property dan real estate sebesar 13% pada tahun 2012 dan 20% pada tahun 2013 yang menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan. Perusahaan property dan real estate merupakan perusahaan yang membutuhkan modal operasional yang relatif besar yang tercermin dari meningkatya rata-rata tingkat hutang perusahaan property dan real estate dari 0,65 pada tahun 2012 yang meningkat menjadi 0,78 pada tahun 2013. Dari beberapa uraian yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dan membahas masalah tersebut yang dituangkan dalam judul “PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN PROPERTY DAN REAL ESTATE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 20112013”. http://digilib.mercubuana.ac.id/ 7 B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini: 1. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan hutang? 2. Apakah likuiditas berpengaruh terhadap kebijakan hutang? 3. Apakah kebijakan deviden berpengaruh terhadap kebijakan hutang? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan : 1. Untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap kebijakan hutang. 2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap kebijakan hutang. 3. Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen terhadap kebijakan hutang. D. Kontribusi Penelitian Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi penulis, tetapi juga bagi perusahaan, investor dan peneliti selanjutnya : 1) Kontribusi praktik atau kebijakan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan bisnis yang berkaitan dengan kebijakan hutang yang bukan hanya menguntungkan perusahaan tetapi juga para investor yang memiliki saham perusahaan tersebut. Penelitian ini juga diharapkan http://digilib.mercubuana.ac.id/ 8 dapat dijadikan bahan masukan dalam membuat keputusan investasi pada perusahaan emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Kontribusi akademik Penelitian ini dapat bermanfaat dalam memperluas wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang pada sebuah perusahaan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang akan mengambil topik yang sejenis. http://digilib.mercubuana.ac.id/