E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1) 39

advertisement
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN ORANG TUA BALITA DENGAN
PENYAKIT ISPA DIPUSKESMAS SAGERAT KECAMATAN MATUARI KOTA BITUNG
RELATIONSHIP OF AXIETY LEVEL OF KNOWLEDGE AND PARETNS WITH ARI DISEASE IN
CHILDREN IN HEALTH DISTRICT SAGERAT MATUARI CITY BITUNG
Febiola Dalentang*, Joksan Huragana**, Nursalam**.
Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
Dosen Fakultas Keperawatan Universitas Sariputra Indonesia Tomohon
ABSTRAK
Kasus ISPA menempati urutan pertama dalam jumlah rawat jalan terbanyak di Indonesia, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada anak di
negara sedang berkembang. Sekitar empat dari limabelas juta perkiraan kematian pada anak
berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi
(Winarni, 2009).Orang tua memilik peran yang penting dalam kesehatan anak, karena kesehatan
anak sepenuhnya tergantung pada orang tua. Kecemasan orang tua terhadap suatu penyakit
menentukan bagaimana orang tua bertindak dalam melakukan usaha pencegahan ataupun
pengobatan pada anak. Kecemasan adalah sesuatu yang menimpa hampir setiap orang pada
waktu tertentu dalam kehidupannya. Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap situasi yang
sangat menekan kehidupan seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan
gejala-gejala lain dari berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003). Dengan desain penelitian
Cross-sectional dari hasil Crosstabulation didapatkan responden dengan pengetahuan baik dan
kecemasan ringan yang paling dominan yaitu 23 Orang (57,5%), pengetahuan cukup dengan
kecemasan sedang 6 orang (15%), berpengetahuan cukup dengan kecemasan ringan 4 orang
(10%), cukup dengan kecemasan sedang 6 orang (15%) dan berpengetahuan kurang dengan
kecemasan berat 1 orang (2,5%). Hasil Uji Statistik Spearman Rho melalui SPSS, menunjukan
P=0,006 <α=0,05) Yang artinya bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kecemasan orang tua balita dengan penyakit ispa di Puskesmas Sagerat Kecamatan
Matuari Kota Bitung, dengan tingkat Koefisien Korelasi (r =0,425) yaitu dengan hubungan sedang.
Kata Kunci: ISPA, Orang Tua, Balita, Pengetahuan dan tingkat Kecemasan
ABSTRACT
ARI cases ranks first in the number of outpatient most in Indonesia. About four out of fifteen million
estimate deaths in children under 5 years in each year as many as two thirds of these deaths are
babies (Winarni, 2009) .The old pick an important role in the health of children, because children's
health depends entirely on the parents. Parental anxiety to a disease to determine how parents act
in the prevention or treatment of doing business in children. Anxiety is something that affects
almost everyone at a certain time in his life. Anxiety is a normal reaction to stressful situations a
person's life. Anxiety can appear alone or join with other symptoms of a variety of emotional
disorders (Ramaiah, 2003). With cross-sectional study design Crosstabulation results obtained
from respondents with good knowledge and mild anxiety of the most dominant with 23 people
(57.5%), insufficient knowledge with anxiety are 6 people (15%), mild anxiety knowledgeable
enough with 4 people ( 10%), enough with anxiety are 6 people (15%) and less knowledgeable with
severe anxiety one person (2.5%). Test results through SPSS Statistics Spearman Rho, showed P
= 0.006 <α = 0.05) Which means that there is a significant relationship between knowledge and
anxiety of parents ispa toddlers with the disease in sub-district Puskesmas Sagerat Matuari Bitung,
with the level of correlation coefficient (r = 0.425), namely the relationship being..
Keywords: ARI, Parent, Toddler, knowledge and level of anxiety
PENDAHULUAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA)
merupakan
penyebab
terpenting
morbiditas dan mortalitas pada anak. ISPA
dapat terjadi pada saluran pernapasan atas
maupun saluran pernapasan bawah. Sebagian
besar ISPA biasanya terbatas pada saluran
pernapasan atas saja, tetapi sekitar 5% juga
melibatkan
saluran
pernapasan
bawah
terutama pneumonia. Kasus ISPA menempati
urutan pertama dalam jumlah rawat jalan
terbanyak di Indonesia. Hal ini menunjukkan
angka kesakitan akibat ISPA masih tinggi
(Trisnawati & Khasanah, 2013).
39
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
Menurut WHO (2003), Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) merupakan salah satu
penyebab kematian tersering pada anak di
negara sedang berkembang. Sekitar empat dari
limabelas juta perkiraan kematian pada anak
berusia dibawah 5 tahun pada setiap tahunnya
sebanyak 2/3 kematian tersebut adalah bayi
(Winarni, 2009).
Menurut Hasil RISKESDAS (2013)
menunjukan bahwa ISPA yang tertinggi terjadi
pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%).
Sedangkan pada profil kesehatan provinsi
sulawesi utara 2008, bahwa infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh
Provinsi Sulawesi Utara dengan bervariasi
dengan rerata prevalensi tingkat Provinsi dalam
satu bulan terakhir sebesar 20,5%, dengan
rentang (12,1 – 34,6%). Angka prevalensi ISPA
dalam sebulan di atas 20% ditemukan di 5
kabupaten/ kota (Dinkes Sulut, 2009).
Sedangkan
survey
pendahuluan
yang
dilakukan oleh peneliiti dipuskesmas sagerat
kurun waktu 3 bulan sejak september sampai
novembe, total kunjungan anak dengan ISPA
berjumlah 90 balita.
Hasil
penelitian
Wati
(2005)
menunjukan bahwa Episode ISPA mempunyai
hubungan paling kuat terhadap pertumbuhan
bayi 3 sampai 6 bulan dan bayi yang sering
menderita ISPA mempunyai laju pertumbuhan
sebesar 0,155 SD. Menurut Proses tumbuh
kembang anak dapat berlangsung secara
alamiah, tetapi proses tersebut sangat
tergantung kembang anak adalah masa balita
(Dhamayanti, 2006).
Orang tua memilik peran yang penting
dalam kesehatan anak, karena kesehatan anak
sepenuhnya tergantung pada orang tua.
Kecemasan orang tua terhadap suatu penyakit
menentukan bagaimana orang tua bertindak
dalam melakukan usaha pencegahan ataupun
pengobatan pada anak. Kecemasan adalah
sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
pada waktu tertentu dalam kehidupannya.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri
atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari
berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003).
Hasil penelitian yang dilakukan peneliti
yang berjumlan 40 Responden, responden
dengan pengetahuan baik dan kecemasan
ringan yang paling dominan yaitu 23 Orang
(57,5%),
pengetahuan
cukup
dengan
kecemasan
sedang
6
orang
(15%),
berpengetahuan cukup dengan kecemasan
ringan 4 orang (10%), cukup dengan
kecemasan sedang 6 orang (15%) dan
berpengetahuan kurang dengan kecemasan
berat 1 orang (2,5%). Hasil Uji Statistik
Spearman Rho melalui SPSS, menunjukan
P=0,006 <α=0,05) Yang artinya bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kecemasan orang tua balita dengan
penyakit
ispa
di
Puskesmas
Sagerat
Kecamatan Matuari Kota Bitung i, dengan
tingkat Koefisien Korelasi (r =0,425) yaitu
dengan hubungan sedang.
METODOLOGI
Penelitian ini menggunakan metode
penelitiancross
sectional,
sampel
yang
digunakan adalah orang tua balita berjumlah 40
responden. Pengukuran data dilakukan pada
variabel independen (Pengetahuan) dan
variabel dependen (kecemasan). Instrumen
dalam penelitian ini adalah Kuesioner yang
berisi pertanyaan Pengetahuan tentang ISPA
dan kecemasan orang tua. Analisis statistik
menggunakan uji spermans rho dengan tingkat
kemaknaan <(α) 0,05.
HASIL PENELITIAN
A.
Analisa Univariat
Data Demografi
Usia
Responden,
>40 Tahun (4
Orang),…
Usia Responden
Usia
Responden,
Usia
Responden,<30 Tahun (16
31-40 Tahun Orang),…
(20 Orang),…
<30 Tahun (16 Orang)
31-40 Tahun (20 Orang)
>40 Tahun (4 Orang)
Gambar 1. Frekuensi responden berdasarkan Usia
40
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
Berdasarkan gambar di atas dapat di
jelaskan bahwa usia dari responden yang ikut
dalam penelitian ini bervariasi, adapun usia
responden dalam. Yang berusia di bawah dari
30 Tahun berjumlah 16 Orang (40%), 31-40
Tahun 20 Orang (50%) dan diatas 40 Tahun 4
Orang (10 %) Total keseluruhan responden
berjumlah 40 Orang.
Gambar 2. Frekuensi responden berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar diatas dapat
dijelaskan bahwa responden dalam penelitian
ini adalah orang tua balita , yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 23 orang (57,5%)
dan Perempuan berjumlah 17 Orang
Gambar 3. Frekuensi responden berdasarkan Pendidikan
Berdasakan gambar diatas karakteritik
responden berdasarkan tingkat pendidikannya
dimulai dari SD, SMP, SMA dan D3. SD sekitar
Usia Balita, 36 Thn (Pra
Sekolah) 8
Orang,
20.00%, 20%
20% (8 Orang), SMP 30% (12 Orang), SMA
40% (16 Orang) dan D3 10% (4 Orang).
Usia Balita
Usia Balita, 01 Thn (Bayi) 0-1 Thn (Bayi) 15 Orang
Usia Balita, 115 Orang,
3 Thn
37.50%, 37%
1-3 Thn (Toddler) 17 Orang
(Toddler) 17
Orang,
42.50%, 43%
3-6 Thn (Pra Sekolah) 8 Orang
Gambar 4. Frekuensi Balita berdasarkan Usia
41
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
Berdasarkan gambar diatas usia balita
yang terbanyak adalah usia pra sekolah (3-6
Tahun 8 Orang (42,5%), diurutan kedua usia
toddler (1-3 Tahun) 17 orang (37,5%) dan Bayi
0-1 Tahun 15 Orang (20%).
Gambar 5. Frekuensi Balita berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan gambar diatas usia balita yang
terbanyak adalah Laki-laki 21 orang (47,5%)
dan perempuan 19 orang (52,5%).
Analisa Univariat
Gambar 6. Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan
gambar
diatas,
pengetahuan responden yang tergolong baik
berjumlah 29 Orang (72,5%), cukup 10 Orang
(25%) dan yang berpengetahuan
sebanyak 1 Orang (2,5%).
Gambar 7. Frekuensi Responden berdasarkan Kecemasan
42
kurang
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
Berdasarkan
gambar
diatas,
kecemasan ringan berjumlah 27 orang (67,5%),
kecemasan sedang berjumlah 12 orang (30%)
dan berat 1 orang (2,5%).
Analisa Bivariat
Tabel. 1. Hasil Uji statistik hubungan pengetahuan dengan kecemasan orang tua balita dengan
penyakit ispa di Puskesmas Sagerat Kecamatan Matuari Kota Bitung
Pengetahuan
Kecemasan
Sedang
%
Ringan
%
Berat
%
Baik
23
57,5
6
15
0
0
Cukup
4
10
6
15
0
0
Kurang
0
0
0
0
1
2,5
Total
27
67,5
12
30
1
2,2
Koefisien Korelasi (r =0,425)
Signifikansi (p = 0,006)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan
bahwa responden ddengan pengetahuan baik
dan kecemasan ringan yang paling dominan
yaitu 23 Orang (57,5%), pengetahuan cukup
dengan kecemasan sedang 6 orang (15%),
berpengetahuan cukup dengan kecemasan
ringan 4 orang (10%), cukup dengan
kecemasan sedang 6 orang (15%) dan
berpengetahuan kurang dengan kecemasan
berat 1 orang (2,5%).
Hasil Uji Statistik Spearman Rho
melalui SPSS, menunjukan P=0,006 <α=0,05)
Yang artinya bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat kecemasan orang tua
dengan penyakit ISPA pada anak balita di
Puskesmas Sagerat Kecamatan Matuari,
dengan tingkat Koefisien Korelasi (r =0,425)
yaitu dengan hubungan sedang.
PEMBAHASAN
kecil dari α=0,05 dan koefisien keorelasinya
memiliki tingkat hubungan yang rendah.
Asusmsi peneliti bahwa kecemasan
yang dialami oleh orang tua balita yang
mengalami kecemasan yaitu diakibatkan oeh
karena kurangnya pengetahuan tentang
seputar penyakit ISPA pada anaknya. Pada
dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar
yang pernah dialami oleh setiap manusia.
Kecemasan sudah dianggap sebagai bagian
dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah
suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana
seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun
wujudnya (Wiramihardja, 2005). Orang tua
memilik peran yang penting dalam kesehatan
anak, karena kesehatan anak sepenuhnya
tergantung pada orang tua. Kecemasan orang
tua terhadap suatu penyakit menentukan
Jumlah responden dalam penelitian ini
yaitu berjumlah 40 Orang, dengan karakteristik
responden berdasarkan Usia yaitu Yang
berusia di bawah dari 30 Tahun berjumlah 16
Orang (40%), 31-40 Tahun 20 Orang (50%)
dan diatas 40 Tahun 4 Orang (10 %) Total
keseluruhan responden berjumlah 40 Orang.
Karakteristik berdasarkan jenis kelamin laki-laki
berjumlah 23 orang (57,5%) dan Perempuan
berjumlah 17 Orang (42,5%). Karakteristik
besdasarkan tingkat pendidikan SD sekitar
20% (8 Orang), SMP 30% (12 Orang), SMA
40% (16 Orang) dan D3 10% (4 Orang).
Hasil uji statsistik Spearman Rho,
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan (ISPA) dengan
kecemasan orang tua. Dengan tingkat
signifakansi yaitu p=0,006 yang berati lebih
43
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
bagaimana orang tua bertindak dalam
melakukan
usaha
pencegahan
ataupun
pengobatan pada anak. Kecemasan adalah
sesuatu yang menimpa hampir setiap orang
pada waktu tertentu dalam kehidupannya.
Kecemasan merupakan reaksi normal terhadap
situasi yang sangat menekan kehidupan
seseorang. Kecemasan bisa muncul sendiri
atau bergabung dengan gejala-gejala lain dari
berbagai gangguan emosi (Ramaiah, 2003).
KESIMPULAN
1)
Tingkat pengetahuan orang tua yaitu baik
berjumlah 29 Orang (72,5%), cukup 10
Orang (25%) dan yang berpengetahuan
kurang sebanyak 1 Orang (2,5%),
sedangan kecemasan orang tua dengan
penyakit ISPA pada anak balita di wilayah
kerja Puskesmas Sagerat Kecamatan
Matuari Kota Bitung yaitu kecemasan
ringan berjumlah 27 orang (67,5%),
kecemasan sedang berjumlah 12 orang
(30%) dan berat 1 orang (2,5%).
2)
Ada hubungan yang signifikan antara
tingkat kecemasan orang tua dengan
penyakit ISPA pada anak Balita di wilayah
kerja Puskesmas Sagerat Kecamatan
Matuari Kota Bitung, melalui Uji Statistik
Spearman Rho melalui SPSS, menunjukan
P=0,006
<α=0,05)
dengan
tingkat
Koefisien Korelasi (r =0,425) yaitu dengan
hubungan sedang.
SARAN
1) Bagi profesi keperawatan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
merupakan penyebab terpenting morbiditas
dan mortalitas pada anak. ISPA dapat
terjadi pada saluran pernapasan atas
maupun saluran pernapasan bawah.
Sebagian besar ISPA biasanya terbatas
pada saluran pernapasan atas saja, tetapi
sekitar 5% juga melibatkan saluran
pernapasan bawah terutama pneumonia.
Kasus ISPA menempati urutan pertama
dalam jumlah rawat jalan terbanyak di
Indonesia, oleh karena itu Perawat perlu
memberikan pendidikan dan penyuluhan
kesehatan setiap saat khususnya orang tua
demi tercapainya indonesia sehat 2015.
dorongan dan motivasi kepada sesama
masyarakat untuk lebih giat mencari
informasi tentang kesahatan di fasilitas
pelayanan kesehatan terdekat.
3) Bagi peneliti dan peneliti lainnya
a. Bagi peneliti
Bagi peneliti disarankan untuk lebih
memperhatikan keterbatasan dalam
penelitian
b. Bagi peneliti lainnya
Bagi peneliti lainnya, penelitian ini cukup
menarik namun karena keterbatasan
yang
ada,
mempengaruhi
hasil
penelitian.
Sebaiknya
penelitian
selanjutnya
dapat
dikembangkan
dengan menggunakan intensitas waktu
observasi setiap hari dalam sebulan
untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat lagi.
2) Bagi pemerintah dan masyarakat setempat
Bagi pemerintah dan masyarakat setempat
diharapkan
agar
dapat
memberikan
DAFTAR PUSTAKA
Depkes R.I., (2002), Pedoman Pemberantasan
Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Untuk Penanggulangan Pneumonia Pada
Balita Dalam Pelita VI, Dirjen PPM & PLP.
berpengaruh terhadap Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) Pada balita tahun
2013.
Jurnal
diakses
dari
http://eprints.undip.ac.id/17420/1/Erna_Ku
suma_Wati.pdf
Trisnawati Yuli & Khasanah Kuswatin (2013).
Analisis faktor intrinsik dan ekstrinsik yang
44
E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)
Winarni (2009). Hubungan antara perilaku
merokok orang tua dan Anggota keluarga
yang tinggal dalam satu rumah dengan
Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah
Kerja Puskesmas Sempor II Kabupaten
Kebumen Tahun 2009. Jurnal diakses dari
http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id/ind
ex.php/JIKK/article/view/42/40
Rasmaliah, 2004. Infeksi Saluran Pernafasan
Akut ( ISPA ) dan tanda tanda bahaya
ISPA.
Diperoleh
dari
:
http://repository.usu.ac.id/download/fkm/fk
mrasmaliah9.pdf.
diakses
pada
2
November 2014
Riyanto Agus (2011). Aplikasi Metodologi
Penelitian Kesehatan. Nuha Medika
Yogyakarta
Hidayat A.A
(2008). Metode Penelitian
Keperawatan dan Teknik Analisis. Data.
Salemba Medika: Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif
dan Kualitatif. CV. Alfabeta : Bandung.
Hidayat A.A.A (2012). Riset Keperawatan dan
Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta, Salemba
Medika
Saydam Gouzali (2011) Memahami Berbagai
Penyakit. Alfa Beta; Bandung
Nursalam (2008) “Konsep dan Penerapan
Metodologi
Penelitian
Keperawatan”
Salemba Medika; Jakarta
Djodjodibroto Darmanto (2009). Respirologi
(Respiratory
Medicine).
EGC,Jakarta.
45
Download